Post on 05-Aug-2015
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
“Teknik Analisis dalam perencanaan Pembangunan: Teknik Pemetaan Potensi Masalah dan Analisis Wilayah Pelayanan”
Kelompok 7:
Bayu Eki Putra 1010842006
Muhammad Fadli 1010842007
Rivo Dhio Suhenda 1010842009
Suciana Septini Putri 1010842010
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS
2012
1
a. Pendahuluan
Pembangunan merupakan agenda rutin yang harus dilakukan oleh negara berkembang.
Pembangunan yang dimaksudkan pada implementasinya bukan sekadar pembangunan fisik
namun pembangunan non fisik pun penting untuk dilakukan. Pentingnya pembangunan bagi
negara berkembang dalam menata kehidupan bangsa dan negaranya adalah demi terwujudnya
perkembangan kearah yang lebih baik. Terpenuhinya semua kebutuhan masyarakat akan sarana
dan prasarana (infrastruktur) dan terwujudnya suatu pertumbuhan ekonomi merupakan salah
satu indakator pemenuhan kesejahteraan masyarakat. Tujuan nasional suatu bangsa adalah
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya. Untuk itu perwujudan dari tujuan tersebut
diimplementasikan melalui pembangunan .
Pembangunan yang dilakukan membutuhkan adanya suatu perencanaan pembangunan.
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan yang tepat pada masa yang akan
datang melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dengan
demikian prencanaan pembangunan merupakan suatu pedoman dalam melakukan pembangunan
agar pembangunan tersebut dapat mencapai tujuan yang dikehendaki. Karena perencanaan
pembangunan diarahkan pada penyelesaikan masalah dengan cara sistematis dan menyediakan
berbagai alternatif solusi guna memperoleh tujuan yang diinginkan.
Pada dasarnya pembangunan merupakan salah satu wujud tugas pemerintah terhadap
masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan tersebut akan mengarah
pada tingkat kepuasan masyarakat, yang dalam hal ini sangat dipengaruhi oleh kulaitas
pelayanan yang diberikan pemerintah. Untuk dapat mencapai hal itu, konsep pembangunan yang
diawali perencanaan pembangunan harus diarahkan pada perwujudan pusat-pusat pelayanan
secara adil dan merata. Untuk itu diperlukan teknik-teknik dalam perencanaan pembangunan
yang akan bermanfaat saat membuat suatu perencanaan pembangunan
b. Aspek-Aspek Perencanaan Pembangunan Daerah
Pembangunan yang dilakukan suatu bangsa merupakan pemenuhan salah satu tujuan
negara dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Sukses tidaknya suatu bangsa dalam melalukan
pembangunan sebagian besar ditentukan oleh kapasitas administratif daripada pelaksana
pembangunan itu. Karenanya peningkatan kapasitas administratif yang dihubungkan dari
2
berbagai aspek merupakan hal yang sangat penting bagi berhasilnya usaha-usaha pembangunan.
Adapun aspek-aspek perencanaan pembangunan daerah antara lain:
1. Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan perlu diperhatikan secara serius oleh setiap perencana pembangunan.
Hal ini penting karena lingkungan memiliki dampak yang sangat besar terhadap berhasil-
tidaknya program pembangunan. Pembangunan yang kurang memprhatikan masalah lingkungan
akan memiliki nilai relevansi yang rendah terhadap perubahan, terutama yang terkait dengan
masalah-masalah kemasyarakatan sebagai hal penting dalam proses pembangunan.
Lingkungan disini tidak hanya dilihat dari lingkungan secara internal tetapi juga
lingkungan eksternal sehingga kebijakan perencana dalam membuat kebijakan dan
menerapkannya dilapangan sehingga tidak menurunkan dan merusak kualitas lingkungan
kedepannya.
Berdasarkan ruang lingkupnya, aspek lingkungan dapat terbagi menjadi dua bagian yaitu
lingkungan internal yakni lingkungan yang berada di dalam “populasi” di mana perencanaan
pembangunan daerah dilaksanakan dan lingkungan eksternal yaitu lingkungan yang berada diluar
“populasi” tetapi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap tingkat keberhasilan suatu program
pembangunan seperti aspek social, ekonomi, budaya, politik.
2. Aspek Potensi dan Masalah
Potensi dan masalah merupakan dua hal yang sangat penting dan perlu diketahui oleh
setiap perencana dalam upaya menyusunperencanaan pembangunan. Potensi dan masalah
merupakan fakta yang ada dilapangan dan sangat berpengaruh terhadap rposes pembangunan.
Bahkan hal tersebut dapat menjadi suatu pijakan awal dalam proses penyusunan perencanaan
yang dapat menjadi dasar analisis selanjutnya.
3. Aspek Institusi Perencana
Institusi perencana merupakan organisasi pemerintah yang bertanggung jawab melakukan
perencanaan pembangunan. Karena pada dasarnya pembangunan merupakan tugas pemerintah
dalam rangka memenuhi kewajiban-kewajibannya pada masyarakat yang dimulai dari
3
perencanaan hingga evaluasinya. Dibutuhkan koordinasi antar institusi perencana karena
perencanaan pembangunan merupakan pekerjaan yang sangat kompleks dilihat dari segi
permasalahan maupun kebutuhan, sehingga diperlukan satu institusi yang bertanggung jawab
untuk melaksanakannya/mengkoordinasikannya.
4. Aspek Ruang dan Waktu
Perencanaan pembangunan sebagai suatu tahapan dalam proses pembangunan memiliki
ketergantungan dengan tahapan-tahapan berikutnya bahkan dapaty menjadi landasan awal bagi
pelaksanaan tahapan berikutnya sehingga terikat dengan dimensi ruang dan waktu.
5. Aspek Legalitas Kebijakan
Aspek ini penting ketika hasil perencanaan pembangunan daerah dipandang sebagai suatu keputusan dari suatu kebijakan yang harus dilaksanakan.
c. Teknik Pemetaan Potensi Masalah (Photo Mapping)
Teknik Pemetaan Potensi dan Masalah merupakan proses teknik perencanaan
pembangunan daerah. Secara harafiah photo mapping diartikan sebagai pemetaan dengan foto
yang dalam penerapannya digunakan foto-foto . Dalam pengertian luas diartikan sebagai suatu
proses atau teknik dalam perencanaan pembangunan daerah dengan memetakan atau
menggambarkan berbagai potensi dan masalah yang ada dalam suatu wilayah pembangunan.
Pemetaan potensi dan masalah adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka
memvisualisasikan potensi dan masalah yang ada pada suatu wilayah atau daerah di ke dalam
peta. Pemetaan ini pada umumnya dilakukan dengan cara pemotretan, pemberian simbol-simbol
dan deskripsi dari visualisasi kedalam bentuk narasi. Foto mapping bermanfaat untuk
mendukung data dan informasi yang berupa narasi kedalam gambar-gambar yang dapat dilihat
secara langsung “sesuai warna aslinya”, sehingga foto mapping dapat memudahkan perencana
melihat potensi dan masalah yang dapat dikaitkan dengan lokasi secara spasial dalam peta1.
1 http://ahsanulminan.webs.com/Modul/Modul%20Training%20Pengorganisiran%20Masyarakat.pdf akses pada 2 November 2012
4
Dalam penerapannya dapat digunakan alat-alat sebagai bahan pemetaan, seperti : foto-
foto peta wilayah. Pemetaan dapat dilakukan sesuai dengan alat yang menggambarkan potensi
dan masalah yang dituangkan di sekeliling peta suatu wilayah, atau dapat berupa symbol atau
tanda yang dilengkapi dengan keterangan secara lengkap yang mendeskripsikan potensi masalah
pada suatu wilayah pembangunan.
Manfaat photo mapping dalam proses perencanaan pembangunan daerah adalah :
Untuk melihat secara jelas potensi dan masalah yang berada dalam suatu lokasi di
wilayah pembangunan.
Dengan diketahuinya potensi dan masalah tersebut , perencana dapat menyusun
perencanaan pembangunan yang sesuai dengan potensi dan masalah tersebut
Dapat membantu meminimalisir kemungkinan dan kesalahan dalam pelaksanaan
pembangunan.
Tujuan dari pemetaan potensi dan masalah (photo mapping) adalah untuk mengetahui
keadaan wilayah yang akan dilaksanakan pembangunan. Selain itu, photo mapping juaga
membantu pihak perencana dalam menemukan data dan fakta yang ada di lokasi pembangunan
sehingga dapat dilakukan analisis dampak dan masalah yang akan ditimbulkan jika suatu proyek
pembangunan dilaksanakan.
Terdapat beberapa istilah dalam photo mapping yaitu
Masalah adalah perbedaan antara yang seharusnya dengan yang sesungguhnya
Kebutuhan adalah sesutu jika tidak dipenuhi akan menimbulkan masalah yang berkaitan
dengan kelangsungan hidup
Keinginan adalah sesuatu jika tidak dipenuhi tidak menimbulkan masalah
Potensi Adalah sumber daya yang tersedia yang mungkin dapat digunakan untuk
mengatasi masalah
Photo mapping akan memberikan gambaran terkait dengan potensi yang terdapat pada
wilayah yang yang akan direncanakan untuk dilaksanakan pembangunan seperti sumber daya
alam,struktur tanah, keadaan lokasi, keadaan lingkungan, pemukiman masyarakat disekitar
lokasi pembangunan dan lain sebagainya.
5
Jenis-jenis analisis potensi dan masalah yaitu
Sketsa Desa
Sketsa desa adalah gambaran desa secara kasar/umum mengenai keadaan sumber daya fisik
(alam dan buatan ). Tujuan Penggunaan Sketsa Desa adalah :
Memahami akan jenis, jumlah dan sumber daya di desa.
Sebagai alat untuk menggali / menjaring masalah yang ada di tingkat dusun
(Permasalahan Pengembangan Wilayah, Sosial budaya dan Ekonomi)
Sebagai alat untuk menggali / menjaring potensi yang ada di tingkat dusun
Menyamakan presepsi tentang masalah dan potensi
Diagram Kelembagaan
Diagram Kelembagaan adalah gambaran keadaan lembaga yang ada serta peran dan pola
hubungan dengan masyarakat. Tujuan diagram kelembagaan :
Untuk mengetahui jenis dan jumlah lembaga yang berperan di desa
Untuk mengetahui lembaga-lembaga yang mempunyai peranan / manfaat bagi
masyarakat
Untuk mengetahui pola hubungan lembaga-lembaga yang ada dengan masyarakat
Untuk mengetahui masalah dan potensi pada lembaga-lembaga yang ada
Penjaringan masalah dan potensi dengan kalender musim
Kalender musim adalah alat kajian untuk mengetahui kejadian / kegiatan dalam
kehidupan masyarakat berkaitan dengan perubahan waktu. Tujuannya adalah
Untuk Mengetahui kegiatan – kegiatan masyarakat berdasarkan perubahan waktu
Untuk mengetahui kejadian – kejadian yang berkaitan dengan kebutuhan dasar
yang terjadi secara berulang dalam kehidupan masyarakat
Untuk mengetahui masa - masa kritis dalam kehidupan masyarakat
6
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat photo mapping adalah sebagai berikut :
Siapkan foto daerah yang akan menjadikan objek perencanaan pembangunan daerah
dengan skala 1: 100.000
Identifikasi potensi dan masalah secara cermat dan teliti.
Tentukan teknik viasualisasi yang akan digunakan (baik berupa symbol, oto atau
denskripsi)
Letakkan symbol, foto atau deskripsi dalam peta sesuai dnegan lokasi dimana potensi dan
masalah ditemukan atau ditempatkan disamping peta kemudian diberikan garis
penghubung pada lokasi terkait.Garis yang menunjukan potensi harus dibedakan dengan
garis yang menunjukan masalah.
Berikan uraian tentang maksud dan tujuan dari visualisasi dalam kaitannya dnegan
perencanaan pembangunan daerah yang sedang dilakukan. Berikut contoh Photo
Mappinng :
7
Keterangan :
: Foto (gambar) sesuai subjek “masalah atau potensi”
: Garis tanda masalah
: Garis tanda potensi
: Lokasi atau tempat
Maksud : untuk melihat gambaran peta tentang potensi masalah yang ada diwilayah “X” sebaagi
bahan untuk menentukan prioritas pembangunan didaerah tersebut.
8
Tujuan : agar prioritas lokasi tersebut daiarahkan pada upaya pemanfaatan potensi yang dimiliki
dan mengatasi masalah-masalah dengan tetap memperhatikan kebutuhan dan kepentingan
masyarakat sekitarnya.
d. Analisis Wilayah Pelayanan (Isoline)
Analisis wilayah pelayanan merupakan suatu analisis mengenai tingkat aksesibilitas satu wilayah
terhadap fungsi-fungsi pelayanan yang ada disekitar pusat perkotaan/pelayanan. Menurut Jensen
(1995), untuk lebih melengkapi akurasi informasi yang tekah diperoleh melalui matriks
kesempatan terdekat perlu dibentuk isoline, yaitu suatu alat yang dapat digunakan untuk
menganalisis tingkat aksesibilitas suatu wilayah terhadap fungsi-fungsi pelayanan2. Kegunaan
Isoline adalah :
untuk mengukur sampai sejauh mana fungsi pelayanan dapat menjangkau pemukiman-
pemukiman yang ada dikaitkan dengan sarana dan prasarana, misalnya transportasi
untuk mengetahui dan membedakan daerah yang terintegrasi (terjangkau fungsi
pelayanan) dan yang tidak terintegrasi
sebagai penaksiran untuk mengetahui sampai sejauh mana daerah pelayanan yang harus
dijangkau oleh suatu unit pelayanan tertentu.
Membentuk isoline membutuhkan keputusan tentang waktu tempuh maksimum yang disasarkan
pada perkiraan kebutuhan waktu bagi orang-orang diluar perkotaan dalam upaya memperoleh
barang atau pelayanan dari pusat perkotaan/ pelayanan tertentu. Untuk orientasi, dapat digunakan
nilai kemampuan interaksi rata-rata wilayah. Untuk setiap pusat pelayanan sebaiknya dibuat
beberapa isoline dengan jarak tempuh yang berbeda-beda. Isoline dapat digambarkan untuk
pelayanan-pelayanan seperti sekolah, puskesmas , pasar, kantor camat dan sebagainya.
Manfaat Isoline
Manfaat yang diperoleh dengan melakukan analisis wilayah dengan menggunakan isoline bagi
proses perencanaan pembangunan adalah :
2 Dedy, Riyadi dan Supriadi Bratakusumah. 2005. Perencanaan pembangunan daerah: menggali potensi dalam mewujudkan otonomi daerah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. hlmn. 132
9
1. untuk melihat aksesibilitas masyarakat disuatu daerah atau wilayah terhadap
fungsi-fungsi pelayanan berdasarkan fasilitas jalan yang ada.
2. Untuk melihat apakah suatu daerah terlayani oleh fungsi-fungsi pelayanan yang
ada dalah batas waktu tertentu.
3. Untuk memberikan informasi kepada perencana dalam merencanakan
pembanguna infrastruktur pada masa yang akan datang dengan melihaat daerah-
daerah dna aksesibilitasnya. Dengan demikian menghilang resiko terjadinya
pembangunan infrastruktur yang tidak dapat dimanfaatkan oleh masyarkat.
4. Untuk memaksimalkan pemanfaatan fungsi pelayanan dimasa yang akan datang,
sehingga akan mendoronng efektifitas dan efisiensi terhadap pembangunan yang
dilakukan.
Langkah Pembuatan Isoline
Adapun langkah langkah menyusun isoline adalah sebagai berikut :
1. Siapkan peta untuk suatu daerah/ wilayah lengkap dengan skalanya. Skala ini diperlukan
untuk memudahkan perencana dalam menentukan dan menghitung jarak sebenarnya
dilapangan dengan jarak pada peta sehingga dapat memepermudah untuk
mengkonversikan ke waktu tempuh dilapangan.
2. Ketahui dengan baik jenis-jeis jalan yang sering dan mungkin dapat dipergunakan
sebagai prasarana mobilitas penduduk, baik menggunakan sarana transportasi maupun
tidak. Penentuan jenis jalan dapat dilakukan tersendiri oleh perencana dnegan criteria
yang jelas tanpa harus mengikuti pengklasifikasian yang umum.
3. Tentukan kecepatan tempuh kendaraan (KM/jam)secara wajar berdasarkan kelancaran
jalan dalam siatuasi normal. Biasanya ditetapkan berdasarkan asumsi kondisi jalan
masing-masing. Misalnya jalan negara dapat ditempuh dengan kecepatan kendaraan 60
Km/jam , sedangkan limit wkatu maksimum bagi masyarakat untuk memperoleh
pelayanan adalah 30 menit, maka daerah yang harus menjadi target jangkauan pelayanan
disekitar jalan negara adalah sejauh 30 Km ((30:60) x 60 km = 30 KM). Jalan provinsi
dnegan kecepatan 50km/jam, maka jangkauan wilayahnya adalah sepanjang 25 Km
((30:60) x 50 km = 25 km)
10
4. Tentukan batas waktu maksimum bagi masyaraat untuk mendapatkan pelayanan. Limit
waktu diperhitungkan sama untuk seluruh jenis jalan, dengan asumsi lama kira-kira
waktu yang wajah yang dibutuhkan masyarakat untuk menempuh perjalanan ketempat
pelayanan yang dituju.
5. Hitung jarang tempuh masing-masing ruas jalan sesuai jenisnya berdasarkan pada batas
waktu yang ditentukan dengan dan dimulai dari setiap simpangan jalan yang dilalui.
Kemudian jaarak tempuh dilapangan dihitung untuk disesuaikan dengan skala yang
ditetapkan dalam peta wilayah.
6. Kemudian berikan tanda titik pada batas tempuh maksimum tersebut dan hubungkan
antara satu titik dan yang lainnya dengan garis lurus. Dan berikan tanda arsir pada ruang
yang berada didalam, yang terbentuk dari titik-titik yang dihubungkan tersebut.
7. Berdasarkan gambar tersebut akan dapat diketahui daerah mana saja yang tingkat
aksesibilitasnya rendah atau tinggi.
Contoh Isoline
Sumber : Hasil latihan sendiri,2002
11
Keterangan :
A = jalan negara :Jpp= 10 cmB = jalan propinsi : Jpp = 8,33 cmC = jalan kabupaten/kota : Jpp = 6,67 cmD = Jalan kecamatan : Jpp= 5 cmE = Jalan Desa : Jpp= 3,33 cmF = Jalan setapak : Jpp = 1,67 cm
Dari contoh isoline diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa daya jangkan pelayanan
dapat diukur dari pusat pelayanan (ibukota) dan simpangan ruas-ruas jalan yang ada meliputi
lingkup wilayah seluas peta yang diarsir. Ini juga berarti bahwa pembangunan pusat-pusat
pelayanan akan berfungsi secara efektif dalam melayani kebutuhan masyarakat bial
dibangun di area yang ada didalam arsir tersebut. Diupayakan pembangunan setra pelayanan
benar-benar memperhitungkan tingkat aksesibilitas penduduknya yang diperitungkan
berdasarkan kondisi jalan/ prasarana tranportasi yang ada. Sehingga pelayanan yang
dilaaksanakan dapat lebih optimal.
Kesimpulan
Perencanaan pembangunan dibutuhkan agar pembangunan yang dilakukan dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk itu perencanaan pembangunan harus diarahkan pada
perwujudan pusat-pusat pelayanan secara adil dan merata. Untuk itu diperlukan teknik-teknik
dalam perencanaan pembangunan yang akan bermanfaat saat membuat suatu perencanaan
pembangunan.
Teknik analisis pemetaan potensi dan masalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam
rangka memvisualisasikan potensi dan masalah yang ada pada suatu wilayah atau daerah di ke
dalam peta. Pemetaan ini pada umumnya dilakukan dengan cara pemotretan, pemberian simbol-
simbol dan deskripsi dari visualisasi kedalam bentuk narasi. Teknik ini bermanfaat untuk melihat
secara jelas potensi dan masalah yang berada dalam suatu lokasi di wilayah pembangunan.
Sedangkan analisis Isoline merupakan analisis mengenai tingkat aksesibilitas satu wilayah
terhadap fungsi-fungsi pelayanan yang ada disekitar pusat perkotaan/pelayanan. Analisis isoline
ini bermanfaat untuk mengukur sampai sejauh mana fungsi pelayanan dapat menjangkau
pemukiman-pemukiman yang ada dikaitkan dengan sarana dan prasarana.
12
DAFTAR PUSTAKA
Dedy, Riyadi dan Supriadi Bratakusumah. Perencanaan pembangunan daerah:
menggali potensi dalam mewujudkan otonomi daerah. PT Gramedia Pustaka
Potensi. Jakarta: 2005
Artikel ”Perencanaaan Pembangunan Daerah Aspek Praktek Dalam Perencanaan
Pembangunan Daerah (PPD)” selasa, 23 maret 2010, Oleh Toto Gunarto,SE,M.Si
http://ahsanulminan.webs.com/Modul/Modul%20Training%20Pengorganisiran
%20Masyarakat.pdf
13