Post on 25-Oct-2015
Bab I
Pendahuluan
1. KEKUASAAN DAN DISTRIBUSI WEWENANG
1.1 Kekuasaan
A. Pengertian kekuasaan
Max Weber mengatakan kekuasaan adalah kesempatan seseorang atau sekelompok orang untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauan sendiri dengan sekaligus menerapkannya terhadap tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan-golongan tertentu.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk memberikan pengaruh pada orang lain artinya suatu kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok. Di suatu organisasi, manajer menggunakan kekuasaan kemudian ia akan memberikan pengaruh kepada karyawan di bawahnya. Akan tetapi Para manajer juga harus menyadari bahwa kekuasaan bukan hanya dimiliki oleh mereka melainkan di tingkat bawah para anggota organisasi juga mempunyai kekuasaan informal yang cukup besar yang didasari oleh pengetahuan, keterampilan atau sumber daya yang mereka miliki.
UNSUR-UNSUR SALURAN KEKUASAAN DAN DIMENSINYA
Kekuasaan yang dapat dijumpai pada interaksi sosial antara manusia maupun antarakelompok mempunyai beberapa unsur pokok yaitu:
1) Rasa takut
2) Rasa cinta
3) Kepercayaan
4) PemujaanApabila dilihat dalam masyarakat,
Maka kekuasaan di dalam pelaksanaannya melaluis aluran-saluran, sebagai berikut:
1) Saluran Militer
2) Saluran Ekonomi
3) Saluran Politik
4) Saluran Tradisional
5) Saluran Idiologi
b. Sumber kekuasaan
Ada 5 sumber kekuasaan menurut John Brench dan Bertram Raven, yaitu :
1. Kekuasaan menghargai (reward power)
Kekuasaan yang didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk memberi penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah. (bonus sampai senioritas atau persahabatan). Misalnya adalah kekuasaan seorang supervisor untuk memberi tugas kepada karyawannya.
2. Kekuasaan memaksa (coercive power)
Kekuasaan berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum
orang yang dipengaruhi kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan.
(teguran sampai hukuman).
3. Kekuasaan sah (legitimate power)
Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang
timbul dari pengakuan seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh
berhak menggunakan pengaruh sampai pada batas tertentu. Kekuasan sah
terbentuk dari nilai – nilai intern karena seseorang tersebut telah diangkat
menjadi pemimpinnya.
4. Kekuasaan keahlian (expert power)
Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa
pemberi pengaruh mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang
tidak dimiliki oleh orang yang dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli).
Misalnya kita melakukan apa yg diperintah oleh dokter kita, kita mengakui
akan kekuasaan keahlian mereka.
5. Kekuasaan rujukan (referent power)
Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang
didasarkan pada indentifikasi pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau
panutan bagi yang dipengaruhi. (karisma, keberanian, simpatik dan lain-lain).
6. Kekuasaan pengendalian informasi (control of information)
Kekuasaan ini berasal dari pengetahuan di mana orang lain tidak
memilikinya. Cara ini digunakan dengan pemberian atau penahanan informasi
yang dibutuhkan
c. Aspek budaya kekuasaan
Bentuk – bentuk kekuasaan:
1. Kekuasaan pribadi (personal power)
Kekuasaan yang di dapat dari pengikut dan didasarkan pada seberapa
besar pengikut tersebut mengagumi, respek dan terikat pada pemimpin.
Yang termasuk kekuasaan personal adalah kakuasaan keahlian dan kekuasan
rujukan.
2. Kekuasaan posisi (position power)
Kekuasaan yang di dapat dari wewnang formal organisasi. Besarnya
tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang menduduki posisi
tersebut. Yang termasuk dalam kekuasaan posisi adalah kekuasaan
memaksa, kekuasaan menghagai, kekuasaan sah dan kekuasaan pengendali
informasi.
d. Pandangan kekuasaan
1. Pandangan negatif
Kekuasaan untuk mempunyai kekuasaan atas diri orang lain yang
kurang beruntung dan mengaggap orang lain sebagai pion untuk
digunakan atau di korbankan untuk memenuhi kebutuhan tertentu.
Pandangan ini akan menyebabkan kegagalan bagi pemilik kekuasaan
karena orang yang dijadikan pion cenderung akan menentang dan akan
menerima dengan sangat pasif.
2. Pandangan positif
Kekuasaan yang paling baik dicirikan dengan perhatian untuk stuktur
kelompok. Manajer akan mendorong anggota kelompok untuk
mengembangkan kekuatan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk
menjadi sukses sebagai individu dan sebagai anggota dari organisasi.
E. BEBERAPA BENTUK LAPISAN KEKUASAAN
Bentuk-bentuk kekuasaan pada masyarakat-masyarakat tertentu di
dunia ini beraneka macam dengan masing-masing polanya. Biasanya ada
satu pola yang berlaku umum pada setiap mayarakat. Menrut Mac Lver
ada tiga pola umum sistem lapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan,
yaitu:
1. Tipe pertama (tipe kata) adalah sistem lapisan kekuasaan dengan
garis pemisah yang tgas dan kaku. Tipe semacam ini biasanya dijumpai
pada masyarakat berkasta, di mana hampir-hampir tak terjadi gerak social
vertical. Garis pemisah antara masing –masing lapisan hampir tak
mungkin ditembus. Pada puncak piramida di atas, duduk penguasa
tertinggi (misalnya maharaja, raja dan sebaginya) dengan lingkungannya,
yang didukung oleh kaum bangsawan, tentara dan, para pendeta. Lapisan
kedua terdiri dari para petani dan buruh tani yang kemudian diikuti dengan
lapiasan terendah dalam masyarakt yang terdiri dari para budak.
2. Tipe yang kedua (tipe oligarkis) masih mempunyai garis pemisah
yang tegas. Akan tetapi dasar pembedaan kelas-kelas social ditentukan
oleh kebudayaan masyarakat, terutama pada kesempatan yang diberikan
kepada para warga untuk memperoleh kekuasaan-kekuasaan tertentu.
Bedanya dengan tipe yang pertama adalah, walaupun kedudukan para
warga pada tipe kedua masih didasarkan pad kelahiran ascribed status
tetapi individu masih diberi kesempatan untuk naik lapisan. Disetiap
lapisan juga masih dijumpai lapisan-lapisan yang lebih khusus lagi,
sedangkan perbedaan antara satu lapisan dengan lapisan yan lain tidak
begitu mencolok.
Kelas menengah lazimya mempunyai warga yang paling banyak: kaum
industri, perdagangan dan keuangan memegang peranan penting. Ada
bermacam-macam cara dimana warga dari lapisan bawah naik tingkat
lapisan dan juga ada kesempatan bagi warga lapisan menengah untuk
menjadi penguasa. Tipe semacam di atas dijumpai pada masyarakat feudal
yang telah berkembang. Variasi tipe kedua tersebut di atas dijumpai pada
negara-negara yang didasarkan pada aliran fasisime dan juga pada negara-
negara totaliter (seperti misalnya Soviet, Rusia). Bedanya adalah bahwa
kekuasaan yang sebenarnya, berada di tangan partai politik yang
mempunyai kekuasaan menentukan.
3. Tipe yang ketiga (tipe demokratis) menunujukkan kenyataan akan adanya
garis pemisah antara lapisan yang siftnya mobil sekali. Kelahiran tidak
menentukan seseorang, yang terpenting adalah kemampuan dan kadang-
kadang juga factor keberuntungan. Yang terakhir ini terbukti dari anggota-
angota paratai politik, yang dalam suatu masyarakat demokratis dapat
mencapai kedudukan-kedudukan tertentu melalui partai.
CARA-CARA MEMPERTAHANKAN KEKUASAAN.
Cara-cara atau usaha-usaha yang dapat dilakkan antara lain:
2) Dengan jalan menghilangkan segenap peraturan-peraturan lama,
terutama dalam bidang politik, yang merugikan kedudukan penguasa.
Peraturan-peraturan tersebut akan digantikan dengan peraturan-peraturan
baru yang akan menguntungkan penguasa. Keadaan tersebut biasanya
terjadi pada waktu ada pergantian kekuasaan dari seseorang penguasa
kepada penguasa lain (yang baru).
3) Mengadakan sistem-sistem kepercayaan (belif-system) yang akan dapat
memperkokoh kedudukan penguasa atau golongannya. Sistem
kepercayaan ini meliputi agama, idiologi dan seterusnya.
4) Pelaksanaan administrasi dan birokrasi yang baik.
5) Mengadakan konsolidasi horizontal dan verikal.
1.2 WEWENANG
a. Pengertian wewenang
Wewenang adalah hak untuk memerintah orang lain untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu agar tujuan dapat tercapai. Memberi wewenang termasuk
memberikan kebebasan dan tanggung jawab kepada karyawan utntuk melakukan
pekerjaannya menurut cara terbaik menurutnya, tanpa harus meminta petunjuk
orang yang mempunyai wewenang lebih tinggi.
b. Dasar wewenang
1. Wewenang formal (pandangan klasik / classical view)
Wewenang pemberian atau pelimpahan dari suatu tingkat yang tinggi ke
tingkat yang lebih rendah.
2. Wewenang penerimaan (acceptance theory of authority)
Sudut pandang wewenang adalah penerima perintah, bukan pemberi perintah.
Pandangan ini berarti bahwa tidak semua perintah dipatuhi oleh penerima
perintah. Penerima perintah akan menentukan apakah akan menerima perintah
atau tidak.
cPembagian wewenang
1. Wewenang Lini
Wewenang Lini yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada
bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai
rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.
Wewenang ini diiliki oleh menejer lini yg mengambil keputusan untuk
mencapai tujuan organisasi secara langsung. Dalam bagan organisasi,
wewenang lini digambarkan oleh garis yg menghubungkan menejemen pusat
sampai ke menejemen tingkat bawah.
2. Wewenang Staf
Wewenang staf dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang
memberikan jasa atau nasehat kepada manajer lini. Staf ahli biasanya
merupakan istilah yang menggambarkan posisi tersebut. Staf ahi memberikan
nasehat berdasarkan keahlian, pengalaman atau riset dan analisis yang
diperlukan , termasuk bantuan pelaksanaan kebijakan, monitor dan
pengendalian. Staf di dalam melaksanakan fungsinya tidak secara langsung
terlibat dalam kegiatan utama perusahaan atau organisasi. Contoh dari anggota
wewenang staf adalah anggota depaartemen akuntansi dan personalia.
3. Wewenang Fungsional
Wewenang fungsional adalah wewenang anggota staf departemen
untuk mengendalikan akivitas departemen lain karena berkaitan dengan
tanggung jawab staf spesifik. Wewenang ini biasanya diberikan kepada
individu untuk melengkapi wewenang lini dan wewenang staf yg telah
dimiliki.Fungsi keuangan dan akuntansi sering diberikan wewenang
fungsional
S