KEKUASAAN KEHAKIMAN

52
KEKUASAAN KEHAKIMAN KEKUASAAN KEHAKIMAN MATERI PERKULIAHAN MATERI PERKULIAHAN HUKUM TATA NEGARA HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS HUKUM UI FAKULTAS HUKUM UI

description

KEKUASAAN KEHAKIMAN. MATERI PERKULIAHAN HUKUM TATA NEGARA FAKULTAS HUKUM UI. Perbedaan Sistem Hukum. Negara2 di dunia mengenal adanya perbedaan sistem hukum yang karenanya sangat menentukan tatanan kehidupan kenegaraan yang tercakup di dalamnya. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of KEKUASAAN KEHAKIMAN

Page 1: KEKUASAAN KEHAKIMAN

KEKUASAAN KEHAKIMAN KEKUASAAN KEHAKIMAN

MATERI PERKULIAHAN MATERI PERKULIAHAN HUKUM TATA NEGARAHUKUM TATA NEGARAFAKULTAS HUKUM UIFAKULTAS HUKUM UI

Page 2: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Perbedaan Sistem HukumPerbedaan Sistem Hukum Negara2 di dunia mengenal adanya perbedaan sistem hukum yang karenanya

sangat menentukan tatanan kehidupan kenegaraan yang tercakup di dalamnya.Sistem Hukum yang berlaku di dunia antara lain: Sistem Hukum Civil Law (Eropa Kontinental) Rechtsstaat Sistem Hukum Common Law (Anglo Saxon) Rule of Law Sistem Hukum Islam Nomokrasi Islam Sistem Hukum Sosialis Socialist Legality Sistem Hukum Adat

Perbedaan sistem hukum ini menimbulkan konsekwensi pada mazhab hukum yang dianut pada wilayah tertentu, terkait dengan sistem peradilan dan kekuasaan kehakiman yang berlaku di dalamnya.

Page 3: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Rechtsstaat Rechtsstaat (Negara Hukum)(Negara Hukum)

Gagasan konstitusionalisme Negara Hukum (RechtsStaat) di Eropa Kontinental (tempat berlakunya sistem hukum civil law) pada abad ke 19 hingga permulaan abad 20, oleh ditandai dengan Ciri2: Jaminan atas perlindungan HAM; Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin HAM

trias politica; Pemerintahan berdasarkan peraturan perundang2an (Wetmatigheid van Bestuur); Peradilan Administrasi.

(Friedrich Julius Stahl)

Page 4: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Rule of Law

Sementara pada wilayah negara-negara Anglo Saxon, berkembang prinsip Rule of Law: Supremasi Hukum, dalam arti tidak boleh ada kesewenang-

wenangan, sehingga seseorang hanya boleh dihukum jika melanggar hukum;

Kedudukan yang sama di depan hukum baik bagi rakyat biasa maupun bagi pejabat;

Terjaminnya HAM oleh UUD dan keputusan pengadilan.

(A.V. Dicey)

Page 5: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Negara Kemakmuran (Welvaarts Staat atau Welfare State)Berkembang pada abad XXWetmatigheid menjadi rechtmatigheidPaul Scholten dan Scheltema (Eropa Kontinental)Wade dan Philip (Anglo Saxon)

Page 6: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Negara Hukum Konsep International Commision of Jurist di Bangkok (1965)

Unsur-unsur dari rule of law:oAdanya proteksi konstitusionaloAdanya pengadilan yang bebas dan tidak memihakoAdanya pemilihan umum yang bebasoAdanya kebasan untuk menyatakan pendapat dan berserikatoAdanya tugas oposisioAdanya pendidikan civic

Page 7: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Teori Pemisahan KekuasaanMontesquieu The Spirit of Laws (1748)Montesquieu memisahkan 3 (tiga) jenis kekuasaan, yaitu kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif dan kekuasaan yudikatif. Berbeda dengan John Locke yang memasukkan kekuasaan yudisial dalam kekuasaan eksekutif, Montesquieu memandang kekuasaan pengadilan sebagai kekuasaan yang berdiri sendiri.

Page 8: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Teori Pemisahan KekuasaanMontesquieu The Spirit of Laws (1748)Bila kekuasaan legislatif dan eksekutif dipegang oleh satu orang atau oleh sebuah badan, maka tidak akan ada kebebasan karena warga negara akan khawatir jika raja atau senat yang membuat UU tirani akan memerintah mereka secara tiran.

Page 9: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Teori Pemisahan KekuasaanMontesquieu The Spirit of Laws (1748)Kebebasan pun tidak ada jika kekuasaan kehakiman

tidak dipisahkan dari kekuasaan legislatif dan kekuasaan eksekutif, maka kekuasaan atas kehidupan dan kebebasan warga negara akan dijalankan sewenang-wenang karena hakim akan menjadi pembuat hukum, dan jika hakim disatukan dengan kekuasaan eksekutif maka hakim bisa menjadi penindas

Page 10: KEKUASAAN KEHAKIMAN

TNI/POLRI

dewan pertimbanga

n

kementerian negara badan-badan

lain yang fungsinya berkaitan dengan

kekuasaan kehakiman

KY

UUD 1945

kpu bank sentra

l

DPR DPDMPR

LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAANmenurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BPK MA MKPresiden

PUSAT

DAERAH

Lingkungan Peradilan TUN

Lingkungan Peradilan Militer

Lingkungan Peradilan Agama

Lingkungan Peradilan Umum

Perwakilan BPK

Provinsi

Pemerintahan Daerah Provinsi

DPRDGubernur

Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota

DPRDBupati/

Walikota

5

Page 11: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Pasal 24 Perubahan Ketiga UUD Negara R.I. Tahun 1945:

(1) Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.

(2) Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara; dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.

Page 12: KEKUASAAN KEHAKIMAN

MAHKAMAH KONSTITUSI

Page 13: KEKUASAAN KEHAKIMAN

MAHKAMAH KONSTITUSI

Pasal 24C Perubahan Ketiga UUD Negara R.I. Tahun 1945:a.Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji UU terhadap UUDb.Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUDc.Memutus pembubaran Parpold.Memutus perselisihan tentang hasil Pemilue.Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wapres

Page 14: KEKUASAAN KEHAKIMAN

MAHKAMAH KONSTITUSI

Pasal 29 ayat (1) UU Nomor 48 Tahun 2009: Kewenangan lain yang diberikan UU

Memeriksa dan memutus sengketa hasil pemilihan kepala daerah (UU No 12 Tahun 2008)

Page 15: KEKUASAAN KEHAKIMAN

MAHKAMAH AGUNGMAHKAMAH AGUNG

Page 16: KEKUASAAN KEHAKIMAN

MAHKAMAH AGUNGMAHKAMAH AGUNG

Pasal 24A ayat (1) Perubahan Ketiga UUD Negara R.I. Tahun 1945: “Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji perundang-undangan di bawah UU terhadap UU dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh UU.”

Page 17: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Hierarki Peraturan Perundang-undangan

Tata Urut Peraturan Perundang-undangan menurut Tap MPR No. III tahun 2000:

UUD 1945;Tap MPR;UU;Perpu;PP;Keppres;Perda.

Page 18: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Hierarki Peraturan Perundang-undangan

Tata Urut Peraturan Perundang-undangan menurut UU No. 10 tahun 2004:

UUD NRI tahun 1945;UU/Perpu;Peraturan Pemerintah;Peraturan Presiden;Peraturan Daerah Tingkat Provinsi, Kabupaten/kota dan Desa

Page 19: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Hierarki Peraturan Perundang-undangan

Tata Urut Peraturan Perundang-undangan menurut UU No. 12 tahun 2011:

UUD NRI tahun 1945;Tap MPR;UU/Perpu;Peraturan Pemerintah;Peraturan Presiden;Peraturan Daerah Tingkat Provinsi, Kabupaten/kota dan Desa

Page 20: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Hierarki Peraturan Hierarki Peraturan PPerundang-undanganerundang-undangan

Tata Urut Peraturan Perundang-undangan menurut Ketetuan Pasal 7 UU No. 12 tahun 2011:(1) Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas:

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;d. Peraturan Pemerintah;e. Peraturan Presiden;f. Peraturan Daerah Provinsi; dang. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Page 21: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Pengujian Peraturan Perundang-undangan

Pengujian Undang-undang dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi;

Pengujian Peraturan Perundang-undangan di bawah Undang-undang dilakukan oleh Mahkamah Agung; Khusus untuk Peraturan Daerah, pengujiaannya dapat pula dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri selaku bagian dari pemerintah pusat yang berwenang membina pemerintahan daerah.

Page 22: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Hak Asasi Manusia dan Hak Asasi Manusia dan Kewajiban Dasar ManusiaKewajiban Dasar Manusia

Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia;

Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksananya dan tegaknya hak asasi manusia.

Page 23: KEKUASAAN KEHAKIMAN

a. Fungsi Peradilana. Fungsi Peradilan Peradilan kasasi Peradilan untuk sengketa tentang: (a) kewenangan mengadili (b) perampasan kapal asing dan muatannya oleh kapal perang R.I. (Pasal 33 UU No. 14 Tahun 1985) Peradilan untuk permohonan PK Peradilan untuk pengujian per-UU-an di bawah UU terhadap UU Peradilan di bidang Penyelesaian Perselisihan di Daerah: Permohonan keberatan terhadap pembatalan Peraturan Daerah dan

Keputusan Kepala Daerah oleh Pemerintah (Pasal 145 UU No. 32 Tahun 2004)

Page 24: KEKUASAAN KEHAKIMAN

b. Fungsi Pengawasan

i. Pengawasan terhadap perbuatan para Pejabat Pengadilanii. Pengawasan tertinggi terhadap jalannya peradilaniii.Pengawasan yang dilakukan bersama-sama dengan

Pemerintah terhadap Penasihat Hukum dan Notaris

Page 25: KEKUASAAN KEHAKIMAN

c. Fungsi Mengatur

a. SEMA: yaitu suatu bentuk edaran dari Mahkamah Agung ke seluruh jajaran peradilan yang isinya merupakan bimbingan dalam penyelenggaraan peradilan yang lebih bersifat administrasi.

b. PERMA: yaitu suatu bentuk peraturan dari prinsip Mahkamah Agung ke seluruh jajaran peradilan tertentu yang isinya merupakan ketentuan bersifat hukum beracara

Page 26: KEKUASAAN KEHAKIMAN

d. Fungsi PenasehatPasal 22 UU No 48 Tahun 2009“MA dapat memberi keterangan, pertimbangan, dan nasihat masalah

hukum kepada lembaga negara dan lembaga pemerintahan”Pasal 37 UU No 14 Tahun 1985““MA dapat memberi pertimbangan2 dalam bidang hukum baik diminta

maupun tidak kepada Lembaga Tinggi Negara yang lain.”Pasal 35 UU No 5 Tahun 2004“MA memberikan pertimbangan hukum kepada Presiden dalam

permohonan grasi dan rehabilitasi.”

Page 27: KEKUASAAN KEHAKIMAN

e. Fungsi Administratif

Pasal 21 ayat (1) UU No 48 Tahun 2009“Organisasi, administrasi, dan finansial MA dan badan

peradilan yg berada di bawahnya berada di bawah kekuasaan MA.”

Page 28: KEKUASAAN KEHAKIMAN

f. Tugas dan kewenangan lainPasal 39 dan penjelasannya UU No 14 Tahun 1985

Page 29: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Badan Peradilan Umum

Merupakan lingkungan kekuasaan kehakiman yang bersifat umum (the ordinary court) yang memutus semua perkara pidana dan perdata atau permohonan yg tidak menjadi kompetensi badan peradilan khusus (peradilan agama, peradilan militer, peradilan tata usaha negara)

Page 30: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Badan Peradilan Umum

UU No 8 Tahun 2004 ttg Peradilan Umum Kek keh dalam lingkungan badan peradilan umum dilaksanakan 2

badan peradilan:a. PN sbg peradilan tingkat pertamab. PT sbg peradilan tingkat banding

Page 31: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Badan Peradilan Umum

Pasal 27 ayat (1) UU No 48 Th 2009“Pengadilan khusus hanya dapat dibentuk dalam salah satu

lingkungan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung” Penjelasan:“Yang dimaksud dengan “pengadilan khusus” dalam ketentuan ini,

antara lain, adalah pengadilan anak, pengadilan niaga, pengadilan HAM, pengadilan tindak pidana korupsi, pengadilan hubungan industrial yg berada di lingkungan peradilan umum, dan pengadilan pajak di lingkungan peradilan tata usaha negara.”

Page 32: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Badan Peradilan Agama

Pasal 2 UU No 3 Th 2006“Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi

rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana dimaksud dalam UU ini.”

Page 33: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Badan Peradilan Agama

Pasal 49 UU No 3 Th 2006“Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:

Perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, ZIS, dan ekonomi syar’iyah”

Page 34: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Badan Peradilan Agama

Pasal 3A UU No 3 Th 2006“Di lingkungan Peradilan Agama dapat diadakan pengkhususan

pengadilan yang diatur dengan UU.”Penjelasan:“Pengadilan khusus dalam lingkungan Peradilan Agama adalah

pengadilan syari’ah Islam yg diatur dengan UU. Mahkamah Syar’iyah di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yg dibentuk berdasarkan UU Otonomi Khusus bagia Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam…”

Page 35: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Badan Peradilan Agama

Dihapusnya kalimat yang terdapat dalam Penjelasan Umum UU No. 7 Tahun 1989: “Para pihak sebelum berperkara dapat mempertimbangakn untuk memilih hukum apa yang dipergunakan dalam pembagian warisan.”

Page 36: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Badan Peradilan Militer

Baru diadakan kembali dengan UU No 7 Tahun 1946

Page 37: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Susunan Pengadilan

Pasal 12 UU No. 31 Th 1997Pengadilan dalam lingkungan peradilan militer terdiri dari:a. Pengadilan Militerb. Pengadilan Militer Tinggic. Pengadilan Militer Utamad. Pengadilan Militer Pertempuran

Page 38: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Badan Peradilan Militer

Berdasarkan pasal 29 UU No 2 Tahun 2002 ttg Kepolisian Negara RI, anggota kepolisian tunduk pada kekuasaan peradilan umum (Peradilan Kepolisian masuk ke Peradilan Militer berdasarkan Kepres No. 290/1964, Pen.Pres No. 3 Tahun 1965 diganti Pen.Pres No. 23/1965)

Page 39: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Badan Peradilan Militer

Pasal 16 UU No 48 Tahun 2009 jo pasal 198 UU No 31 Tahun 1997Peradilan koneksitas dilakukan di peradilan umum kecuali dalam keadaan

tertentu yang ditentukan menurut keputusan ketua MA.

Page 40: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Badan Peradilan Tata Usaha NegaraPasal 1 Angka 3 UU No. 5 Tahun 1986“Keputusan TUN adalah suatu penetapan tertulis yg

dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat TUN yg berisi tindakan hkm TUN yg berdasarkan peraturan per-UU-an yg berlaku, yg bersifat konkret, indivudual, dan final yg menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.”

Page 41: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Badan Peradilan Tata Usaha NegaraPenjelasan:Bersifat konkret: obyek yg diputuskan dalam

Keputusan TUN itu tidak abstrak, tetapi berwujud, tertentu, atau dapat ditentukan

Bersifat indivudual: Keputusan TUN tidak ditujukan utk umum, ttp tertentu baik alamat maupun hal yg dituju

Bersifat final: sdh definitif dan karenanya dapat menimbulkan akibat hukum

Page 42: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Badan Peradilan Tata Usaha NegaraPasal 9A UU No 9 Th 2004“Di lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara dapat

diadakan pengkhususan pengadilan yang diatur dengan UU.”

Penjelasan:“Yg dimaksud dengan “pengkhususan” adalah

diferensiasi atau spesialisasi di lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara, misalnya pengadilan pajak.”

Page 43: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Badan Peradilan Tata Usaha NegaraPerubahan penting:1. Syarat untuk menjadi hakim, dihilangkannya syarat PNS menjadi

sehat jasmani dan rohani, dan hanya diperbolehkan lulusan SH (sebelumnya SH atau sarjana lain yang memiliki keahlian di bidang TUN)

2. Batas umur pengangkatan hakim dan pemberhentian hakim3. Pengaturan tata cara pengangkatan dan pemberhentian hakim 4. Pengaturan pengawasan terhadap hakim5. Penghapusan ketentuan hukum acara yang mengatur masuknya

pihak ketiga dalam sengketa6. Adanya sanksi thdp pejabat karena tidak dilaksanakannya putusan

pengadilan yg telah memperoleh kekuatan hukum tetap

Page 44: KEKUASAAN KEHAKIMAN

KOMISI YUDISIAL

Page 45: KEKUASAAN KEHAKIMAN

KOMISI YUDISIAL

Pasal 24B ayat (1) Perubahan Ketiga UUD Negara R.I. Tahun 1945:“Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan hakim

agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat, serta prilaku hakim.”

Page 46: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Komisi Yudisial; Pasal 30 ayat (1) UU Nomor 48 Tahun 2009Pengangkatan hakim agung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih

oleh Dewan Perwakilan Rakyat dari nama calon yang diusulkan oleh Komisi Yudisial.

Page 47: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Komisi Yudisial

Pasal 40 ayat (1) UU Nomor 48 Tahun 2009(1) Dalam rangka menjaga dan menegakkan

kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim dilakukan pengawasan eksternal oleh Komisi Yudisial.

(2) Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Komisi Yudisial mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap perilaku hakim berdasarkan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim.

Page 48: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Komisi YudisialPasal 41 UU Nomor 48 Tahun 2009(1) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 39 dan Pasal 40, Komisi Yudisial dan/atau Mahkamah Agung wajib:

a. menaati norma dan peraturan perundang-undangan;b. berpedoman pada Kode Etik dan Pedoman PerilakuHakim;

danc. menjaga kerahasiaan keterangan atau informasi yang

diperoleh.

Page 49: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Komisi Yudisial(2) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh

mengurangi kebebasan hakim dalam memeriksa dan memutus perkara.(3) Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b ditetapkan oleh Komisi Yudisial dan Mahkamah Agung.

Page 50: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Komisi Yudisial Pasal 42 UU Nomor 48 Tahun 2009 Dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran

martabat, serta perilaku hakim, Komisi Yudisial dapat menganalisis putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap sebagai dasar rekomendasi untuk melakukan mutasi hakim.

Page 51: KEKUASAAN KEHAKIMAN

Komisi Yudisial Pasal 43 UU Nomor 48 Tahun 2009Hakim yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap Kode Etik dan

Pedoman Perilaku Hakim diperiksa oleh Mahkamah Agung dan/atau Komisi Yudisial.

Page 52: KEKUASAAN KEHAKIMAN

end of session…end of session…