Post on 21-Jan-2016
MAKALAHPENANGANAN KERACUNAAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pelajaran GADAR
Disusun oleh :
Andri Sutiawan Nurul Fitriani
Eva Afriani M. Ilham
M. Taufiq Arif Ramdani
Arif Rijaludin Ine Wulan
Giska Amitiawati Yuli
Prodi D3 Keperawatan
STIKes Karsa Husada Garut
KATA PENGANTAR
Allhamdulillah, segala fuji dan syukur bagi Allah SWT Tuhan seluruh alam, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugan makalah dengan tepat waktu, tidak
lupa shalawat beserta salam kami curahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, kepada
keluarga nya, sahabat, sampai kepada kita sebagai umatnya.
Makalah ini telah disusun sebagai tugas pelajaran GADAR dengan judul
PENANGANAN KERACUNAN.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, hal ini
dikarenakan keterbatasan dan kemampuan yang kami miliki, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya
bagi pembaca.
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI………..………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi............................................................................................................ 2
B. Gejala - Gejalanya......................................................................................... 2
C. Macam-macam keracunan yang sering terjadi di masyarakat dan
pertolongannya ............................................................................................................... 5
D Pemeriksaan Penunjang.................................................................................. 13
E.Penatalaksanaan............................................................................................... 13
BAB III PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………………………………… 16
DAFTARPUSTAKA.………………………………………………………………..... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keracunan makanan bisa terjadi pada siapa saja, baik anak-anak hingga dewasa.
Keracunan makanan terjadi jika ada sejenis racun/toxic yang tidak sengaja terkandung dalam
makanan/minuman yang dikonsumsi oleh tubuh.
Keracunan makanan hendaknya jangan dianggap enteng, karena bisa berakibat fatal dan
bahkan sering berujung pada kematian. Sebenarnya tanda-tanda keracunan dapat dideteksi sejak
awal. Apa saja deteksi dini keracunan?
Benda-benda di sekeliling kita ternyata bisa menjadi sumber racun yang mematikan.Lalu,
apa yang harus dilakukan untuk menangkal keracunan, terutama pada anak-anak?Pasti kita
sering mendengar, puluhan siswa sekolah dasar mengalami keracunan setelah mengonsumsi susu
bantal dari penjual dagang keliling, atau sejumlah pekerja pabrik keracunan setelah
mengonsumsi nasi bungkus. Untungnya, nyawa para korban tadi masih dapat ditolong.
Berbagai kasus tadi telah membuktikan, keracunan bisa terjadi kapan dan di mana saja,
tanpa peringatan terlebih dahulu. Dan meskipun contoh tadi hanya menunjukkan dua peristiwa
keracunan yang diakibatkan makanan, namun sebenarnya terdapat sejumlah jenis keracunan lain
yang tak kalah berbahaya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Keracunan adalah masuknya suatu zat dalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat
menyebabkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan bahkan dapat menimbulkan kematian.
Keracunan juga bisa dikatakan sebagai reaksi kimia yang merusak jaringan tubuh atau
mengganggu fungsi tubuh. Namun keracunan harus dibedakan dengan reaksi obat.
Keracunan pada manusia dapat terjadi karena beberapa hal yaitu: Sengaja, dilakukan
karena ingin bunuh diri. Tidak sengaja, keracunan terjadi karena pencemaran, salah minum,
keracunan makanan dan keracunan udara seperti polusi atau gas beracun.
Racun bisa masuk kedalam tubuh manusia melalui mulut/alat pencernaan, pernapasan,
kontak atau penyerapan (kulit, suntikan / gigitan).
B. Gejala - gejalanya
1. Keracunan melalui mulut
Mual, muntah.
Nyeri perut.
Diare.
Napas/mulut berbau.
Suara parau, nyeri di saluran cerna (mulut dan kerongkongan).
Luka bakar pada daerah mulut atau sisa racun di daerah mulut
Produksi liur berlebihan, mulut menjadi seperti berbusa
2. Keracunan melalui pernapasan
Gangguan pernapasan dan sesak napas.
Kulit sianosis (kebiruan)
Napas berbau.
Batuk,
2
3. Keracunan melalui kulit
Reaksi kulit : daerah kontak berwarna kemerahan, nyeri, melepuh dan meluas.
Syok anafilaktik
Ciri-ciri keracunan umumnya tidak khas dan dipengaruhi oleh cara pemberian, apakah
melalui kulit, mata, paru, lambung, atau suntikan, karena hal ini mungkin mengubah tidak hanya
kecepatan absorpsi dan distribusi suatu bahan toksik, tetapi juga jenis dan kecepatan
metabolismenya. Pertimbangan lain meliputi perbedaan respons jaringan.
Hanya beberapa racun yang menimbulkan gambaran khas seperti adanya bau gas batu
bara (saat ini jarang), pupil sangat kecil (pinpoint), muntah, depresi, dan hilangnya pernafasan
pada keracunan akut morfin dan alkaloidnya. Pupil pinpoint merupakan satu-satunya tanda,
karena biasanya pupil berdilatasi pada pasien keracunan akut. Kecuali pada pasien yang sangat
rendah tingkat kesadaranya, pupilnya mungkin menyempit tetapi tidak sampai berukuran
pinpoint.
Kulit muka merah, banyak berkeringat, tinitus, tuli, takikardi, dan hiperventilasi sangat
mengarah pada keracunan salisilat akut (aspirin).Luka bakar berwarna putih pucat pada mukosa
mulut dan luka bakar keabu-abuan pada bibir dan dagu menunjukkan pasien telah minum bahan
kaustik atau korosif; dan bau lisol adalah cirri khas intoksikasi derifat fenol.
Ditemukannya bula pada kulit pasien yang tidak sadarkan diri, terutama pada daerah kulit
yang eritema, sangat mengarah pada dosis barbiturate berlebih sebagai penyebab koma.
Frekuensi terjadinya lesi-lesi ini sampai 6%, terutama bila menggunakan preparat-preparat
barbiturate dengan masa kerja sedang. Lesi ini paling sering ditemukan pada lipatan diantara dua
permukaan kulit yang mengalami tekanan, seperti celah antar jari dan bagian dalam lipatan lutut.
Lesi jarang pada daerah dengan tekanan maksimum. Bila dijumpai, biasanya terjadi pada
keracunan akut lain, terutama glutetimid, antidepresan trisiklik, metakualon, meprobamat, dan
karbon monoksida.
Penting pula diperiksa adanya tanda-tanda tusukan jarum suntik terutama dipunggung
tangan, fosa kubiti, lengan bawah dan dibagian dalam betis serta fleksus vena regtum, vagina,
dan sublingual. Luka-luka tusuk ini sering disertai infeksi.
3
Ciri lain adalah mainlining, terutama pada penggunaan metakualon dan barbiturate,
berupa ulkus dangkal di vena superficial karena tercecernya obat ke dalam jaringan subkutan.
Kombinasi hipertonik, refleksi ekstermitas yang meningkat, sering disertai dengan klonus,
respons ekstensor, dan mioklonik disamping menurunnya kesadaran menyokong diagnosis
keracunan Mandrax (difenhidramin dan metakualon).
Hilangnya kesadaran dengan pupil berdilatasi lebar, distansi vesika urinaria, bising usus
negative, aritmia jantung dan gejala-gejala traktus piramidalis sering merupakan akibat dosis
berlebih obat antidepresan trisiklik.
Riwayat menurunnya kesadaran yang jelas dan cepat, disertai dengan gangguan
pernafasan dan kadang-kadang henti jantung pada orang muda sering dihubungkan dengan
keracunan akut dekstropropoksifen, terutama bila digunakan bersama alcohol.
Anak remaja, yang menunjukkan cirri-ciri yang mengarah pada intoksikasi alcohol tapi
dengan nafas yang berbau pelarut seperti aseton atau toluene, harus dicurigai telah melakukan
solfent sniffing, biasanya karena menghirup perekat buatan pabrik.
Untuk zat aditif, gejala terdiri dari dua kelompok besar yaitu:
1. kelompok sindrom simpetomimetik, gejala yang sering ditemui, paranoid, takikardi,
hipertensi, hiperpireksia, keringat banyak, midriasis, hiperefleksi, kejang (pada kasus berat),
hipotensi (pada kasus berat), dan aritmia (pada kasus berat). Obat-obatan dengan gejala
tersebut adalah:
amfetamin
MDMA dan derivatnya
Kokain
Dekongestan
Intoksikasi teofilin
Intoksikasi kafein
2. golongan opiate (morfin, petidin, heroin, kodein) dan sedative, tanda dan gejala yang sering
ditemukan adalah koma, depresi nefas, miosis, hipotensi, bradikardi, hipotermia, edema paru,
bising usus menurun, hiporefleksi, dan kejang (pada kasus yang berat). Pada kelompok ini
dimasukkan beberapa obat, yaitu: narkotika,barbiturate,benzodiazepine,meprebamat,etanol.
4
C. Macam-macam keracunan yang sering terjadi di masyarakat dan pertolongannya
Bila Racun ditelan, prinsipnya cuma dua: Keracunan Alkohol Gejala keracunan alkohol :
Kekacauan mentalPupil mata dilatasi (melebar)Sering muntah-muntahBau alcohol
Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan awal :Upayakan muntah bila pasien sadarPertahankan agar pernapasan baikBila sadar, beri minum kopi hitam
Penatalaksanaan di sarana kesehatan:Beri cairan IntravenaPasang Urine Kateter untuk memantau cairanBeri bantuan OksigenKolaborasi dalam pemberian obatPantau secara kontinyu kesadaran penderita.
Keracunan asetosal (aspirin)
Gejala keracunan asetosal (aspirin) :Nafas dan nadi cepatGelisahNyeri perutMuntah (sering bercampur darah)Sakit kepala
Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :Upayakan pertolongan dengan membuat nyaman pasienBila sadar beri minum air atau susuBawa ke sarana kesehatan
Penatalaksanaan di sarana kesehatan:Beri cairan IntravenaPasang Urine Kateter untuk memantau cairanBeri bantuan OksigenKolaborasi dalam pemberian obatPantau secara kontinyu kesadaran penderita
5
Keracunan luminal dan obat tidur sejenisnya
Gejala keracunan luminal dan obat tidur sejenisnya :Refleks berkurangDepresi pernapasanPupil kecil akhirnya dilatasi (melebar)Shock bisa koma
Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan Pertama :Bila penderita sadar, berikan minum hangat serta upayakan agar penderita muntahBila penderita tidak sadar, bersihkan saluran pernapasanPenderita dibawa ke sarana kesehatan terdekat
Penatalaksanaan di sarana kesehatan:Beri cairan IntravenaLakukan Bilas LambungPasang Urine Kateter untuk memantau cairanBeri bantuan OksigenKolaborasi dalam pemberian obatPantau secara kontinyu kesadaran penderita
Keracunan arsen/racun tikus :
Gejala keracunan arsen/racun tikus :Perut dan tenggorokan terasa terbakarMuntah, mulut keringBuang air besar seperti air cucian beras.Nafas dan kotoran berbau bawangKejang atau syok
Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :Usahakan agar dimuntahkanBeri minum hangat /susu atau larutan noritSegera kirim ke puskesmas/rumah sakit
Penatalaksanaan di sarana kesehatan:Beri cairan IntravenaLakukan Bilas LambungPasang Urine Kateter untuk memantau cairanBeri bantuan OksigenKolaborasi dalam pemberian obatPantau secara kontinyu kesadaran penderita
6
Keracunan bensin/minyak tanah
Gejala keracunan bensin/minyak tanah :Inhalasi : nyeri kepala, mual,lemah, sesak nafasDitelan : Muntah,diare, sangat berbahaya jika terjadi aspirasi (terhisap saluran pernafasan)
Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :Jangan lakukan muntah buatanBeri minum air hangat
Penatalaksanaan di sarana kesehatan:Beri cairan IntravenaPasang Urine Kateter untuk memantau cairanBeri bantuan OksigenKolaborasi dalam pemberian obatPantau secara kontinyu kesadaran penderita
Keracunan makanan laut
Beberapa jenis makanan laut seperti kepiting, rajungan dan ikan lautnya dapat menyebabkan keracunan ;Gejala :
Masa laten 1/3 – 4 jamRasa panas disekitar mulutRasa baal pada ekstremitasLemahMual, muntahNyeri perut dan diare
Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama:Netralisir dengan cairanUpayakan muntah
Keracunan jengkol
Keracunan jengkol terjadi karena terbentuknya kristal asam jengkol dalam saluran kencing. Ada beberapa hal yang diduga mempengaruhi timbulnya keracunan yaitu jumlah yang dimakan, cara penghidangan dan makanan penyerta lainnya.
7
Gejala :
Nafas, mulut dan air kemih penderita berbau jengkolSakit pinggang yang diserta sakit perutNyeri waktu buang air kecilBuang air kecil disertai darah.
Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama:minum air putih yang banyakObat penghilang rasa sakit dapat diberikan untuk menghilangkan rasa sakitnya.
Penatalaksanaan di sarana kesehatan:Beri cairan IntravenaPasang Urine Kateter untuk memantau cairanKolaborasi dalam pemberian obat (Meylon)
Keracunan jamur
Gejala alam yang muncul dalam jarakbeberapa menit sampai 2 jam.
Gejala :
Sakit perutMuntahDiareBerkeringat banyak
Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama:Netralisasi dengan cairanUpayakan pasien muntah
Keracunan Makanan
Penyebab adalah staphylococcus atau bakteri lainnya. Seringkali menyebabkan keracunan dengan masa laten 2-8 jam.
Gejala :
Mual, muntahDiareNyeri perutNyeri kepala, demamDehidrasiDapat menyerupai disentri
8
Apa yang dapat dilakukan sebagai pertolongan pertama :Muntah buatanBeri minuman yang banyakPemberian antibiotik jika diperlukan
Ditinjau dari penyebabnya, keracunan makanan disebabkan oleh tiga hal yaitu :
Keracunan makanan secara kimiawi
Keracunan makanan secara kimiawi disebabkan terdapatnya bahan kimia beracun dalam
makanan. Keracunan tersebut dapat berasal dari bahan kimia pertanian, yang sengaja
dipergunakan untuk kegiatan produksi. Penggunaan pembasmi rumput dan insektisida sangat
penting untuk memperoleh hasil yang baik, tetapi beberapa dari senyawa ini dapat
membahayakan jika digunakan tidak sesuai dengan aturan karena dapat bersifat toksis jika
dikonsumsi dalam dosis yang tinggi. Sedangkan pada jumlah yang kecil biasanya tidak
menimbulkan pengaruh bahaya di dalam tubuh.
Bahan kimia pembasmi rumput dan insektisida harus diuji terlebih dahulu sebelum
dipasarkan dan petani harus diberi instruksi yang rinci tentang cara-cara penggunaannya yang
baik. Keracunan juga dapat disebabkan oleh bahan-bahan yang berasal dari logam tertentu
(misalnya timah, merkuri, dan kadmium) di dalam tubuh. Kadar kadmium dan merkuri yang
tinggi telah ditemukan pada ikan yang ditangkap dari perairan yang mengalami cemaran bahan
buangan industri. Keracunan timah dapat timbul oleh air minum yang melewati pipa yang terbuat
dari timah hitam.
Keracunan makanan secara biologis.
Keracunan makanan secara biologik karena memakan tumbuhan yang mengandung
substansi yang terdapat secara alami dan bersifat membahayakan. Ada beberapa spesies jamur
beracun, seperti Amanda phalloides dan A. Virosa, yang dapat menyebabkan sakit dan juga
dapat menyebabkan kematian. "Deadly nightshade " adalah sejenis tanaman semak yang tumbuh
di selurula Eropa dan Asia . Semua bagian tanaman tersebut mengandung obat "Belladonna",
yang kadang-kadang digunakan dalam pengobatan untuk penyembuhan asma, penyakit paru-
paru, dan penyakit jantung. Tetapi obat tersebut juga dapat menyebabkan kematian, jika dosisnya
terlalu tinggi, kematian juga dapat terjadi pada anak-anak yang keracunan akibat memakan buah
dari tanaman tersebut.
9
Jenis-jenis kentang yang merupakan anggota keluarga "nightshade", salah satunya adalah
kentang hijau yang mengandung bahan yang disebut solanin, yang menyebabkan sakit bahkan
kematian bila dimakan dalam jumlah yang banyak.
Asam oksalat dalam bentuk kalium oksalat, terdapat di dalam getah tanaman seperti bayam.
Senyawa tersebut juga terdapat dalam tubuh manusia dalam jumlah yang sangat kecil. Tetapi jika
dalam jumlah yang banyak senyawa tersebut dapat berbahaya, dan mengkonsumsi bayam dalam
jumlah yang banyak juga dapat membahayakan tubuh manusia.
Keracunan makanan karena mikroorganisme
Pada dasarnya mikroorganisme dapat membantu kehidupan makhluk hidup yang lain,
tetapi mikroorganisme juga dapat membahayakan karena beberapa dari jenis mikroorganisme
tersebut dapat menyebabkan sakit yang cukup serius pada makhluk hidup yang lain ( Gaman dan
Sherrington, 2000 : 255 ).
Keracunan makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme ini, disebabkan oleh :
Orang yang menangani atau mengolah makanan
Staphyloccocus aureus, Salmonella, dan Clostridium perfringens semua dapat
dibawa oleh orang yang terlibat dalam penyiapan makanan.
Lingkungan atau area dan peralatan
Spora Clostridium perfringens dan Bacillus cereus dapat dijumpai pada debu di
ruangan tempat menyimpan bahan makanan. Juga, semua bakteri penyebab keracunan
makan dapat menyebar dengan kontaminasi silang.
Bahan makanan
Bahan makanan sendiri juga mengandung bakteri penyebab keracunan pada saat
dibawa ke dapur, atau bakteri dapat masuk ke bahan makanan karena kegagalan
pengolahan selama persiapan.
10
Banyak hal yang bisa menjadi penyebab keracunan makanan, yaitu:
Norovirus.
Norovirus masuk kedalam tubuh melalui air, sayuran serta kerang yang terkontaminasi feses/kotoran tinja.
Rotavirus.
Rotavirus merupakan penyebab utama kasus keracunan makanan pada bayi dan anak-anak. Rotavirus dapat masuk kedalam tubuh melalui kontaminasi feses/tinja pada makanan ataupun saat mereka berbagi tempat bermain.
Salmonella.
Bakteri salmonella dapat masuk ketubuh melalui makanan yang tidak dimasak hingga matang, seperti telur unggas, makanan laut ataupun produk susu.
Campylobacter.
Bakteri campylobacter masuk kedalam tubuh melalui konsumsi unggas mentah, susu mentah ataupun air yang terkontaminasi kotoran hewan.
Escherichia coli/E. Coli.
Bakteri Escherichia coli/E. Coli masuk kedalam tubuh melalui konsumsi daging yang kurang matang, susu yang tidak ter-pasteurisasi atau air minum yang terkontaminasi tinja.
Listeria Monocytogenes.
Bakteri Listeria Monocytogenes masuk kedalam tubuh bersama sajian yang tidak di masak, misalnya lalapan.
Clostridium Botulinum/Botulism.
Bakteri ini masuk ke dalam tubuh melalui makanan dalam kemasan kaleng yang mengandung toksin.
11
Apabila keracunan makanan sudah terlanjur terjadi, penanggulangan keracunan makanan dapat dilakukan dengan cara:
Konsumsi Norit.
Konsumsi norit merupakan cara efektif sebagai salah satu penyerap apapun dalam perut karena bersifat arang aktif. Konsumsi norit hanya efektif untuk keracunan makanan yang terjadi didalam usus atau lambung saja, namun tidak efektif pada racun yang sudah terlanjur menyebar pada aliran darah. Selain itu norit juga menyerap sari-sari makanan yang diperlukan tubuh, yang tentu saja merugikan.
Konsumsi air kelapa hijau.
Konsumsi air kelapa hijau dimaksudkan untuk mengganti cairan dan elektrolit yang keluar bersama muntah dan diare.
Minum susu.
Susu bersifat mengikat racun dalam tubuh agar tidak beredar lebih jauh, selain itu susu bisa memicu muntah agar dapat mengeluarkan racun dalam makanan lebih banyak. Namun perlu diketahui bahwa susu tidak dianjurkan bagi mereka yang memiliki intoleransi laktosa ataupun alergi laktosa.
Tidak memberikan makanan padat kepada penderita.
Sebaiknya tidak memberikan makanan padat kepada penderita, terutama jika penderita masih mual/muntah. Akan lebih baik jika penderita diberikan cairan sedikit demi sedikit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat muntah/diare. Makanan boleh diberikan kepada penderita jika penderita berhenti mual/muntah. Makanan yang diberikan hendaknya yang bersifat lunak dan dalam porsi kecil agar mudah dicerna, misalnya bubur.
Hindari memberikan minuman berkafein dan yang terlalu manis. Hindari memberikan makanan dan minuman yang memicu alergi penderita
12
D.Pemeriksaan Penunjang
Satu-satunya diagnosis pasti keracunan diperoleh melalui analisis laboratorium. Bahan
analisis dapat berasal dari cairan tubuh, cairan lambung, atau urin. Pemeriksaan penyaring yang
cepat dan sederhana menggunakan kromatografi lapisan tipis dapat dilakukan pada 90%
keracunan umum yang terjadi.
E.Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kasus keracunan adalah sebagai berikut:
Penatalaksanaan kegawatan
Setiap keracunan dapat mengancam nyawa. Walaupun tidak dijumpai adanya kegawatan,
setiap kasus keracunan harus diperlakukan seperti keadaan kegawatan yang mengancam nyawa.
Penilaian terhadap tanda vital seperti jalan nafas/pernafasan, sirkulasi, dan penurunan kesadaran
harus dilakukan secara cepat dan seksama sehingga tindakan resusitasi yang meliputi ABC
(airway, breathing, circulatory) tidak terlambat dimulai.
Penilaian klinis
Penatalaksanaan keracunan harus segera dilakukan tanpa menunggu hasil penapisan
toksikologi. Walaupun dalam sebagian kasus, diagnosis etiologi sulit ditegakkan, dengan
penilaian dan pemeriksaan klinis yang cermat dapat ditemukan beberapa kelompok kelainan
yang memberi arah pada diagnosis etiologi. Oleh karena itu, pada kasus keracunan, bukan hasil
laboratorium toksikologi saja yang harus diperhatikan, standar pemeriksaan kasus di tiap rumah
sakit juga perlu dibuat untuk memudahkan penanganan tepat guna.
Beberapa keadaan klinis yang perlu mendapat perhatian karena dapat mengancam nyawa
adalah koma, kejang, henti jantung, henti nafas, dan syok.
Upaya yang paling penting adalah anamnesis atau aloanamnesis yang rinci. Beberapa
pegangan anamnesis yang penting dalam upaya mengatasi keracunan, ialah:
Kumpulkan informasi selengkapnya tentang seluruh obat yang digunakan, termasuk yang
sering dipakai.
13
Kumpulkan informasi dari anggota keluarga, teman, dan petugas tentang obat yang
digunakan.
Tanyakan dan simpan sisa obat dan muntahan yang masih ada untuk pemeriksaan
toksikologi.
Tanyakan riwayat alergi obat atau syok anafilaktik.
Pada pemeriksaan fisik diupayakan untuk menemukan tanda/kelainan fungsi autonom
(sindrom autonom), yaitu pemeriksaan tekanan darah, nadi, ukuran pupil, keringat, air liur dan
aktivitas peristaltic usus. Misalnya, pada gejala simpatis akan ditemukan delirium, paranoid,
takikardi, hipertensi, hiperpireksia, diaforesis, midriasis, hiperefleksi, aritmia, dan kejang.
Umumnya keadaan ini sering ditemukan pada keracunan kokain dan amfetamin serta derivatnya.
Efek utama obat hipnotik sedtif dan psikotropik, sebagai penyebab terbanyak kejadian
keracunan, adalah pada system saraf pusat dengan akibat penurunan tingkat kesadaran dan
depresi pernafasan. Fungsi kardiovaskuler mungkin juga terganggu, sebagian karena efek toksik
langsung pada miokard dan pembuluh darah perifer, dan sebagian lagi karena depresi pusat
kardiovaskuler di otak. Hipotensi yang terjadi mungkin berat dan bila berlangsung lama dapat
menyebabkan kerusakan ginjal. Hipotermia terjadi bila ada depresi mekanisme pengaturan suhu
tubuh. Gambaran khas syok mungkin tidak tampak karena adanya depresi system saraf pusat dan
hipotermia. Hipotermia yang terjadi akan memperberat syok, asidemia, dan hipoksia.
Dekontaminasi
Umumnya bahan kimia tertentu dapat dengan cepat diserap melalui kulit sehingga
dekontaminasi permukaan sangat diperlukan. Disamping itu, dilakukan dekontaminasi saluran
cerna agar bahan yang tertelan hanya sedikit diabsorbsi. Biasanya dapat diberikan arang aktif,
pencahar, obat perangsang muntah, dan bilas lambung.
Induksi muntah atau bilas lambung tidak boleh dilakukan pada keracunan paraffin,
minyak tanah, dan hasil sulingan minyak mentah lainnya. Muntah hanya boleh dibangkitkan bila
pasien sadar dan berbaring pada sisi tubuhnya dengan kepala agak direndahkan. Cara yang masih
terbukti sangat efektif untuk induksi adalah melalui perangsangan faring dengan memasukkan
jari atau tangkai sendok. Penggunaan larutan garam berbahaya dan tidak efektif. Bermacam-
macam obat, termasuk apomorfin, beberapa preparat tembaga dan sirop ipekak, telah dianjurkan
terutama untuk anak-anak.
14
Apomorfin dapat menyebabkan muntah yang berlarut-larut dan syok sehingga sebaiknya
dihindari.Bila zat yang ditelan sangat berbahaya, mungkin masih diperlukan bilas lambung. Pada
anak-anak sirop ipekak adalah satu-satunya obat yang diperlukan dan merupakan obat terpilih.
Aspirasi dan bilas lambung tidak dianjurkan dilakukan di luar rumah sakit.
Prosedur ini hanya boleh dilakukan bila pasien memiliki refleks batuk yang memadai,
kesadaran menurun sedikit, dan racun baru tertelan dalam 4 jam. Kecuali dalam kasus keracunan
salisilat dimana lambung pasien harus dibersihkan kapan pun juga, atau keracunan antidepresan
trisiklik yang masih diperbolehkan terlambat sampai 8 jam, atau pada pasien sakit berat yang
kesadarannya sangat menurun dan telah diintubasi, serta pada pasien yang kegiatan
gastrointestinalnya sangat melambat.Yang diperlukan dalam bilas lambung adalah air hangat,
kecuali untuk bayi kecil, dimana harus digunakan larutan garam fisiologis. Bila pasien diperiksa
segera setelah menelan racun, norit (karbon aktif) yang diberikan peroral mungkin efektif dalam
mengurangi beratnya keracunan. Ini terutama berlaku untuk keracunan aspirin akut, barbiturate,
glutetimid, propoksifen, etklorvinol, dan minyak tanah. Kolestiramin oral juga telah terbukti
mengurangi absorpsi parasetamol.
Uapaya lain untuk mengeluarkan bahan/obat adalah dengan dialysis, tapi kadang-kadang
peralatannya tidak tersedia di rumah sakit, sehingga sebagai tindakan pengganti dapat dicoba
dengan pemberian deuretik.
Pemberian antidote/penawar
Tidak semua racun ada penawarnya sehingga prinsip utama adalah mengatasi keadaan
sesuai dengan besarnya masalah. Prinsip ini sangat diperlukan karena antidote belum tentu
tersedia setiap saat.
Terapi suportif, konsultasi, dan rehabilitasi
Terapi suportif, konsultasi, dan rehabilitasi medik harus dilihat secara holistic dan efektif
dalam biaya, disesuaikan dengan kondisi tiap pelayanan kesehatan.
Observasi dan konsultasi
Rehabilitasi
15
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Keracunan adalah masuknya suatu zat dalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat
menyebabkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan bahkan dapat menimbulkan kematian.
Keracunan juga bisa dikatakan sebagai reaksi kimia yang merusak jaringan tubuh atau
mengganggu fungsi tubuh. Namun keracunan harus dibedakan dengan reaksi obat.
Keracunan pada manusia dapat terjadi karena beberapa hal yaitu: Sengaja, dilakukan
karena ingin bunuh diri. Tidak sengaja, keracunan terjadi karena pencemaran, salah minum,
keracunan makanan dan keracunan udara seperti polusi atau gas beracun.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://indahkeluargaku.blogspot.com/2012/05/keracunan-makanan-penyebab-dan.
17