133285747 Makalah Gadar

download 133285747 Makalah Gadar

of 23

Transcript of 133285747 Makalah Gadar

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    1/23

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1.LATAR BELAKANG

    Di Indonesia ada sikap seakan - akan pasrah dalam menghadapi masalah

    korban Gawat Darurat. Kalau ada orang meninggal / cacat kita cenderung

    menganggapnya sebagai nasib atau sudah merupakan kehendak Tuhan.

    Sebenarnya angka kejadian, kematian dan kecacatan dapat di cegah dan di

    turunkan bila kita memahami cara- cara penanggulangan Kegawat Daruratan.

    Penderita gawat darurat adalah penderita yang memerlukan pertolongan

    segera dan bila tidak mendapat pertolongan segera dapat mengancam jiwanya

    atau menimbulkan cacat permanent.

    Penanggulangan Penderita Gawat Darurat ( PPGD ) Upaya untuk mengatasi

    keadaan gawat darurat agar pasien tidak meninggal, memburuk keadaannya atau

    mencegah / mengurangi kecacatan.

    .

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    2/23

    2

    1.2.SKENARIO

    KECELAKAAN LALU LINTAS

    Anda adalah Dokter di sebuah Puskesmas. Sepuluh menit yang lalu anda

    diberitahu melalui HP, bahwa ada kecelakaan sepeda motor di wilayah kerja anda.

    Bersama dengan satu perawat terlatih dan seorang asistan perawat, segera dilakukan

    evakuasi terhadap pasien dari tempat kejadian di rumah sakit. Di tempat kejadian

    dijumpai:

    1. Seorang Pria berusia 32 tahun. Pada pemeriksaan dijumpai luka robek danfraktur terbuka pada lengan kiri atas, dan abrasi multipel pada permukaan

    dada.

    2. Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun, pada saat kejadian ia sadar dan dapatberbicara. Cederanya antara lain abrasi multipel dan angulated deformity

    pada tungkai kiri bawah. Terdapat bercak darah yang mengering pada

    hidung dan mulutnya.

    Sebelum dirujuk, tim terlebih dahulu melakukan stabilisasi terhadap pasien-

    pasien tersebut.

    1.3.TUJUAN

    1.3.1 TUJUAN UMUM

    Mahasiswa dapat menerapkan usaha mempertahankan

    kehidupan pasien dalam keadaan gawat darurat

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    3/23

    3

    1.3.2. TUJUAN KHUSUS

    - Mahasiswa menguasai teknik evakuasi dantranportasi

    - Mahasiswa dapat memperioritaskan klien sesuaidengan tingkat kegawatdaruratan

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    4/23

    4

    BAB 11

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. MOBILISASI DAN EVAKUASI

    a. Pengetian1. Pemindahan pasien pasien dari tempat kejadian ketempat yang

    memungkinkan dapat pertolongan yang lebih baik.

    2. Suatu proses usaha memindahkan dari satu tempat ke tempat lain tanpaataupun mempergunakan bantuan alat, tergantung situasi dan kondisi

    lapangan.

    b. Tujuan : memindahkan penderita gawat darurat dengan aman tanpamemperberat keadaan penderita kesarana kesehatan yang memadai.

    c. Sarana transportasi terdiri dari :1. Kendaraan pengangkat2. Peralatan medis dan non medis3. Petugas ( tenaga medis atau paramedic )4. Obatobat life saving dan life support

    d. Persaratan Transportasi Penderita Gawat Darurat1. Sebelum diangkat

    - Gangguan respirasi dan cv telah ditanggulang- Perdarahan telah dihentikan- Lukaluka telah ditutup- Patah tulang telah di fiksasi

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    5/23

    5

    2. Selama perjalanan harus selalu deperhatikan dan dimonitor-

    Kesadaran

    - Pernafasan- Tekanan darah- Denyut nadi- Keadaan luka

    e. Perencanaan Dan Persiapan1. Menentukan jenis transportasi ( mobil, perahu, pesawat )2. Menentukan tenaga kesehatan yang mendampingi pasien3. Menentukan peralatan dan persediaan obat yang diperlukan selama

    perjalanan baik kebutuhan rutin maupun darurat

    4. Menentukan kemungkinan penyulit5. Menentukan pemantauan pasien selama transportasi

    f. Beberapa Aturan Dalam Pengangkatan Dan Pemindahan Korban1. Pemindahan korban dilakukan apabila diperlukan betul dan tidak

    membahayakan penolong.

    2. Terangkan secara jelas pada korban apa yang akan dilakukan agarkorban kooperatif.

    3. Libatkan ponolong lain, yakinkan penolong lain mengerti apa yang akandikerjakan.

    4. Pertolongan pemindahann korban dibawah satu komando agar dapatdikerjakan bersamaan.

    5. Pakailah cara mengangkat korban dengan teknik yang benar agar tidakmembuat cidera punggung penolong

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    6/23

    6

    2.2 JENIS ALAT TRANSPORTASI

    Adalah proses memindahkan kasus gawat darurat dari satu tempat

    ketempat lain.

    Alat :

    1. Tenaga Manusia : Satu orang, dua orang, tiga orang, empat orang2. Tandu kasur : Kasur, papan, dahan/bambu, matras3. Kendaraan : Darat, laut, udara

    Satu orang ; terutama untuk anggota pemadam kebakaran kalau

    menolong korban yang tidak sadar didalam gedung yang terbakar

    atau yang melewati jalan / lorong sempit. Catatan: Cara seperti ini

    tidak boleh dilakukan pada penderita yang mengalami patah tulang

    punggung.

    Dua orang ; kedua tangan korban pada bahu penolong yang berdiri

    di kanan dan dikiri, posisi setengah duduk pada keempat tangan

    penolong dapat juga menggunakan kursi.

    Tiga orang ; tiga penolong saling berhadapan dan berpegangan

    tangan dibawah si korban

    Empat orang ; empat penolong saling berhadapan dan berpegangan

    tangan dibawah si korban

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    7/23

    7

    Enam orang ; cara mengangkat korban dengan menggunakan kain

    sprei, terutama kalau ada kecurigaan adanya patah tulang punggung.

    Sarana transportasi terdiri dari :

    a. Kendaraan pengangkatb. Peralatan medis dan non medisc. Petugas (tenaga medis/ paramedis)d. Obat-obat life saving dan life support

    2.3. CARA MELAKUKAN EVAKUASI DENGAN ATAU TANPA

    ALAT

    1. Tanpa alat : proses pemindahan atau transportasi dilakukan oleh satupenolong, dua penolong atau lebih tanpa menggunakan alat- alat bantu .

    1 penolong :

    - Dipapah ( human crutch )- Diseret ( drag )- Ditimang ( cradle )- Digendong di punggung ( pick a back )

    1 penolong dapat dilakukan dengan cara :- dua tangan menyangga paha korban dan dua tangan yang lain

    menyangga punggung korban

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    8/23

    8

    - satu penolong mengangkat korban dari arah punggung korbansedangkan penolong yang lain menyangga tungkai korban.

    - Oleh tiga atau 4 penolong dapat dilakukan dengan cara korban diangkatbersamasama dengan kondisi korban terbaring

    2. Dengan bantuan alat- Dengan mengguanakan kursi kayu- Dengan mengguanakan tandu atau usungan- Dengan menggunakan usungan beroda atau tempat tidur beroda.- Dengan menggunakan kendaraan berupa : motor, mobil umum,

    ambulance, pesawat terbang dll.

    2.4 FRAKTUR DAN DISOKASI

    PENGERTIAN

    Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai

    jenis dan luasnya, fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar

    dari yang dapat diabsorbsinya. (Smelter&Bare,2002).

    Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, kebanyakan fraktur

    akibat dari trauma, beberapa fraktur sekunder terhadap proses penyakit

    seperti osteoporosis, yang menyebabkan fraktur yang patologis (Barret dan

    Bryant, 1990).

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    9/23

    9

    DISLOKASI

    Pengertian

    Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi

    berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi). (brunner&suddarth).

    Keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi

    merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif

    Mansyur, dkk. 2000).

    ETIOLOGI FRAKTUR

    Fraktur dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :

    Trauma Langsung : Kecelakaan lalu lintasTrauma tidak langsung: Jatuh

    dari ketinggian dengan berdiri atau duduk sehingga terjadi fraktur tulang

    belakang.Proses penyakit (osteoporosis yang menyebabkan fraktur yang

    patologis).

    Menurut Oswari E (1993), fraktur terjadi karena adanya :

    a. Kekerasan langsung Terkena pada bagian langsung trauma.

    b. Kekerasan tidak langsung Terkena bukan padabagian yang terkena

    trauma.

    c. Kekerasan akibat tarikan otot.

    Sedangkan MenurutBarbaraCLong(1996), fraktur terjadi karena adanya :

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    10/23

    10

    a. Benturan & cedera (jatuh, kecelakaan)

    b. Fraktur patofisiologi (oleh karena patogen, kelainan)

    c. Patah karena letih

    Etiologi Dislokasi

    Dislokasi terjadi saat ligarnen memberikan jalan sedemikian rupa

    sehingga tulang berpindah dari posisinya yang normnal di dalam sendi.

    Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena dapatan

    (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital).

    Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang/fraktur yang

    disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya

    trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.

    Dislokasi disebabkan oleh :

    1. Cedera Olah Raga : Olah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi

    adalah sepak bola, hoki, serta olah raga yang beresiko jauth misalnya :

    terperosok akibat bermain ski, senam, volley. Pemain basket dan pemain sepak

    bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari kaki karena

    secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.

    2. Trauma yamg tidak berhubungan dengan olah raga, benturan keras pada

    sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    11/23

    11

    3. Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin.

    4. Patologis, terjadinya tear ligament dan kapsul articuler yang

    merupakan komponen vital penghubung tulang.

    TANDA DAN GEJALA FRAKTUR

    a. LookDeformitas

    - Penonjolan yang abnormal misalnya fraktur condylus lateralis humerus

    - Angulasi

    - Rotasi

    - Pemendekan

    - Odema

    - Echymosis

    - Laserasi

    - Fungsi laesa : Hilangnya fungsi misalnya pada fraktur cruris tidak

    dapat berjalan dan pada fraktur antebrachi tidak dapat menggunakan

    lengan.

    b. Feel

    - Terdapat nyeri tekan dan nyeri sumbu

    - Kejang otot

    - Hilang sensasi

    c. Move Krepitasi

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    12/23

    12

    Terasa krepitasi bila fraktur digerakkan tetapi ini bukan cara yang baik

    dan kurang halus. Krepitasi timbul oleh pergeseran / beradunya ujung-

    ujung tulang kortikal. Pada tulang spongiosa atau tulang rawan epifisis

    tidak terasa krepitasi.

    d. Nyeri

    Nyeri bila digerakkan, baik pada gerakan aktif maupun pasif.

    Gangguan Fungsi

    Gerakan yang tidak normal

    Gerakan yang terjadi tidak pada sendi misalnya pertenganhan femur

    dapat digerakkan. Ini adalah bukti yang paling penting adanya fraktur

    yang membuktikan adanya putusnya kontuinitas tulang sesuai defenisi

    fraktur. Hal ini penting untuk membuat visum misalnya bila tidak ada

    fasilitas pemeriksaan rontgen.

    DISLOKASI

    a. Deformitas Hilangnya tonjolan tulang yang normal, misalnya trauma

    ekstensi dan eksorotasi pada dislokasi anterior sendi bahu. Pemendekan

    astau pemanjangan (misalnya dislokasi anterior sendi panggul)

    Kedudukan yang khas untuk dislokasi tertentu, misalnya dislokasi

    posterior sendi panggul kedudukan endorotasi, fleksi dan aduksi.

    b. Nyeri

    c. Functio Laesa, misalnya bahu tidak darat endorotasi pada dislokasi

    anterior bahu.

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    13/23

    13

    Bagaimana Mengetahui Adanya Patah Tulang

    1. Riwayat: Setiap patah tulang umumnya mempunyai riwayat

    trauma yang diikuti pengurangan kemampuan anggota gerak yang terkena.

    Ingat bahwa fraktur tidak selalu terjadi pada daerah yang mengalami trauma

    (tekanan).

    2. Pemeriksaan:

    Inspeksi (Lihat) bandingkan dengan sisi yang normal, dan

    perhatikan hal-hal dibawah ini:

    1. Adanya perubahan asimetris kanan-kiri2. Adanya Deformitas seperti Angulasi (membentuk sudut) atau; Rotasi

    (memutar)dan Pemendekan

    3. Jejas (tanda yang menunjukkan bekas trauma);4. Pembengkakan5. Terlihat adanya tulang yang keluar dari jaringan lunak;

    Palpasi (Meraba dan merasakan)

    Perlu dibandingkan dengan sisi yang sehat sehingga penolong dapat

    merasakan perbedaannya. Rabalah dengan hati-hati !

    a. Adanya nyeri tekan pada daerah cedera (tenderness);

    b. Adanya crepitasi (suara dan sensasi berkeretak) pada perabaan yang

    sedikit kuat;

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    14/23

    14

    c. Adanya gerakan abnormal dengan perabaan agak kuat.

    Perhatian:

    Jangan lakukan pemeriksaan yang sengaja untuk mendapat bunyi

    crepitasi atau gerakan abnormal, misal meraba dengan kuat sekali.

    3. Gerakan

    Terdapat dua gerakan yaitu :

    Aktif: Adalah pemeriksaan gerakan dimana anda meminta korban

    menggerakkan bagian yang cedera.

    Pasif: Dimana penolong melakukan gerakan pada bagian yang cedera.

    Pada pemeriksaan ini dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut:

    Terdapat gerakan abnormal ketika menggeerakkan bagian yang cedera

    Korban mengalami kehilangan fungsi pada bagian yang cedera.

    Apabila korban mengalami hal ini, maka dapat disebabkan oleh dua

    kemungkinan yaitu akibat nyeri karena adanya fraktur atau akibat kerusakan

    saraf yang mempersarafi bagian tersebut (ini diakibatkan oleh karena

    patahan tulang merusak saraf tersebut).

    Pemeriksaan Komplikasi

    Periksalah di bawah daerah patah tulang, Anda akan menemukan:

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    15/23

    15

    1. kulit berwarna kebiruan dan pucat;

    2. denyut nadi tak teraba.

    3. Selain itu pada bagian yang mengalami fraktur, otot-otot disekitarnya

    mengalami spasme

    JENIS FRAKTUR

    a. Fraktur komplet : patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya

    mengalami pergeseran.

    b. Fraktur tidak komplet: patah hanya pada sebagian dari garis tengah tulang

    c. Fraktur tertutup: fraktur tapi tidak menyebabkan robeknya kulit

    d. Fraktur terbuka: fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa

    sampai ke patahan tulang.

    e. Greenstick: fraktur dimana salah satu sisi tulang patah,sedang sisi lainnya

    membengkak.

    f. Transversal: fraktur sepanjang garis tengah tulang

    g. Kominutif: fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa frakmen

    h. Depresi: fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam

    i. Kompresi: Fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada

    tulang belakang)

    j. Patologik: fraktur yang terjadi pada daerah tulang oleh ligamen atau tendo

    pada daerah perlekatannnya.

    http://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatankulitpenyakit-kuliteritrodermapemfigusslesindrom-steven-jhonsonssjhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatankulitpenyakit-kuliteritrodermapemfigusslesindrom-steven-jhonsonssjhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatanaskep-penyakit-dalamsistem-pernafasansisetm-endokrinsistem-cardiovaskulerjantungparuicugerontikhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatankulitpenyakit-kuliteritrodermapemfigusslesindrom-steven-jhonsonssjhttp://blog.ilmukeperawatan.com/category/askepasuhan-keperawatankulitpenyakit-kuliteritrodermapemfigusslesindrom-steven-jhonsonssj
  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    16/23

    16

    PEMBIDAIAN

    Pertolongan Pertama pada Patah Tulang

    Prinsip Pertolongan

    1.mengurangi dan menghilangkan rasa nyeri;2.mencegah gerakan patah tulang yang dapat mengakibatkan kerusakan

    jaringan lunak sekitarnya seperti: pembuluh darah, otot, saraf dan

    lainnya.

    Penanganan Secara Umum

    1.DRABC2.Atasi perdarahan dan tutup seluruh luka3.Korban tidak boleh menggerakkan daerah yang terluka atau fraktur4.Imobilisasi fraktur dengan penyandang, pembalut atau bidai5.Tangani dengan hati-hati6.Observasi dan atasi syok bila perlu7.Segera cari pertolongan medis

    Fraktur dan dislokasi harus diimobilisasi untuk mencegah memburuknya

    cedera. Tetapi situasi yang memerlukan Resusitasi baik pernafasan maupun

    jantung dan cedera kritis yang multipel harus ditangani terlebih dahulu.

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    17/23

    17

    Prioritas dalam menangani fraktur:

    1. fraktur spinal;2. fraktur tulang kepala dan tulang rusuk;3. fraktur extremitas

    Perhatian:

    Dalam menangani fraktur, jangan hanya terpaku pada frakturnya saja

    tetapi selalu mulai dengan DRABCH dan lakukan monitoring secara periodik.

    Dan selalu ingat jika Anda tidak terlatih dan tidak berpengalaman

    jangan melakukan reposisi baik pada fraktur mapun pada dislokasi.

    Pembidaian adalah proses yang digunakan untuk imobilisasi fraktur dan

    dislokasi. Pembidaian harus memfixasi tulang yang patah dan persendian yang

    berada di atas dan dibawah tulang yang fraktur. Jika yang cedera adalah sendi,

    bidai harus memfixasi sendi tersebut beserta tulang disebelah distal dan

    proximalnya.

    Tipe-tipe bidai:

    1. Bidai Rigid adalah bidai yang terbuat dari kayu, plastik, alumunium ataubahan lainyang keras.

    2. Bidai Soft adalah bidai dari bantal, selimut, handuk atau pembalut ataubahan yang lunak lainnya.

    3.

    Bidai Traksi

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    18/23

    18

    Digunakan untuk imobilisasi ujung tulang yang patah dari fraktur femur

    sehingga dapat terhindari kerusakan yang lebih lanjut. Traksi merupakan

    aplikasi dari kekuatan yang cukup untuk menstabilkan patah tulang yang patah,

    traksi bukanlah meregangkan atau menggerakkan tulang yang patah sampai

    ujung-ujung tulang yang patah menyatu.

    Prinsip Pembidaian

    a. Lakukan pembidaian pada bagian badan yang mengalamai cedera;

    b. Lakukan juga pembidaian pada kecurigaan patah tulang, jadi tidak perlu

    harus dipastikan dulu ada atau tidaknya patah tulang;

    c. Melewati minimal 2 sendi yang berbatasan.

    Syarat Pembidaian

    1. Bidai harus meliputi dua sendi, sebelum dipasang diukur terlebih dahulupada anggota badan yang tidak sakit;

    2. Ikatan jangan terlalu ketat dan jangan terlalu kendor;3. Bidai dibalut/ dilapisi sebelum digunakan;4. Ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat

    yang patah;

    5. Jika mungkin naikkan anggota gerak tersebut setelah dibidai;6. Sepatu, cincin, gelang, jam dan alat yang mengikat tubuh lainnya perlu

    dilepas.

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    19/23

    19

    Aturan dasar yang harus diingat ketika melakukan pembidaian:

    1. Jika ragu-ragu fraktur atau tidak Bidai2. Bidai Rigid sebelum digunakan harus dilapisi dulu;3. Ikatlah bidai dari distal ke proximal4. Periksalah denyut nadi distal dan fungsi saraf sebelum dan sesudah

    pembidaian dan perhatikan warna kulit ditalnya;

    5. Jika mungkin naikkan bagian tubuh yang mengalami patah tulang.

    PEMBALUTAN

    Pembalut harus dipasang cukup kuat untuk mencegah pergerakan tapi

    tidak terlalu kencang sehingga mengganggu sirkulasi atau menyebabkan nyeri.

    Dalam usaha untuk mencegah pergesekan dan ketidaknyamanan pada kulit,

    penggunaan bantalan lunak dianjurkan sebelum melakukan balutan. Pengikatan

    selalu dilakukan di atas bidai atau pada sisi yang tidak cedera, kalau kedua kaki

    bawah mengalami cedera, pengikatan dilakukan di depan dan diantara bagian

    yang cedera.

    Periksa dengan interval 15 menit untuk menjamin bahwa pembalut tidak

    terlalu kencang akibat pembengkakan dari jaringan yang cedera. Lewatkan

    pembalut pada bagian lekuk tubuh seperti leher, lutut dan pergelangan kaki jika

    diperlukan.

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    20/23

    20

    CARA IMOBILISASI FRAKTUR

    Dengan Pembalut

    Gunakan pembalut lebar bila ada;

    1. Taruh pembalut dibawah bagian tubuh yang terjadi fraktur;2. Topang lengan atau tungkai dengan bidai sampai pembalut cukup

    memfixasi

    3. Setiap 15 menit periksa agar pembalut tudak terlalu ketat4. Periksa pembalut supaya tidak longgar

    Dengan Bi dai

    1. Dapat dipakai benda apa saja yang kaku dan cukup panjang melewati sendidan ujung tulang yang patah;

    2. Pakai perban bantal diantara bidai dan bagian tubuh yang dibidai;3. Ujung-ujung lengan/tungkai dibalut di atas dan dibawah daerah fraktur.

    Ikatan harus cukup kuat pada daerah yang sehat.

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    21/23

    21

    BAB III

    PENUTUP

    Evakuasi adalah Memindahkan korban ke lingkungan yang lebih aman dan nyaman

    untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut. dengan cara-cara yang

    sederhana di lakukan di daerah-daerah yang sulit dijangkau dimulai setelah keadaan

    darurat

    Prinsip dasar:

    1. Dilakukan jika mutlak perlu2. Menggunakan teknik yang baik dan benar3. Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih4. Penolong harus bisa melakukan perawatan darurat selama dalam perjalanan

    Proses pengangkutan:

    Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alatbantu,

    Tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi korbanketersediaan alat).

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    22/23

    22

    Rangkaian pemindahan korban:

    1. Persiapan,2. Pengangkatan korban ke atas tandu,3. Pemberian selimut pada korban4. Tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.

    Transportasi:

    Merupakan kegiatan pemindahan korban dari tempat darurat ke tempat yangfasilitas perawatannya lebih baik, seperti rumah sakit.

    Biasanya dilakukan bagi pasien/ korban cedera cukup parah sehingga harusdirujuk ke dokter

    Syarat pemindahan korban: keadaan umum cukup baik tidak ada gangguan pernapasan pendarahan sudah di atasi luka sudah dibalut patah tulang sudah dibidai

  • 7/28/2019 133285747 Makalah Gadar

    23/23

    23

    DAFTAR PUSTAKA

    Perry & Potter . 2006 . Fundamental Keperawatan Volume II . Indonesia : Penerbit

    Buku Kedokteran EGC

    Suparmi Yulia, dkk . 2008 . Panduan Praktik Keperawatan . Indonesia : PT Citra

    Aji Parama

    Perry, Petterson, Potter . 2005 . Keterampilan Prosedur Dasar . Indonesia : Penerbit

    Buku Kedokteran EGC

    John A. Boswick, Ir., MD . Perawatan Gawat Darurat . Indonesia : Penerbit Buku

    Kedokteran EGC