Lesi Non Neoplastik 2

Post on 06-Dec-2015

47 views 3 download

description

lesi non neoplastik

Transcript of Lesi Non Neoplastik 2

Lesi non neoplastik pada gigi dan mulut

Dr. Desi Aliefia, SpPA

• Karies (Pembusukan Gigi)

Akibat degradasi fokal struktur gigi, kasus yg tersering dan penyebab tersering tanggalnya gigi sebelum usia 35 tahun.

• Gingivitis kronik

Ditandai dengan adanya kemerahan, edema, perdarahan dan perubahan kontur gingiva, disertai hilangnya adaptasi jaringan lunak terhadap gigi. Sering dan parah waktu remaja. Bersifat reversibel

• Periodontitis

Proses peradangan yang mengenai struktur penunjang gigi spt ligamentum periodontal, tulang alveolar dan sementum. Periodontitis dapat menyebabkan lenyapnya perlekatan akibat kerusakan total ligamentum periodontal dan tulang alveolar. Gigi dapat melonggar dan tanggal.

Kelainan kongenital• Bibir hare (sumbing).

kel yang disebabkan oleh kegagalan fusi prosessus nasalis dan maksilaris yang membentuk bibir atas dan dibawah.

• Palatum bercelahBerkaitan dengan bibir sumbing dan derajat yang variabel. Kasus yang lengkap mengenai palatum durum dan mole. Fissura membentuk hubungan langsung antara mulut dan hidung.

• Kelainan stomamakrostoma: fisura yg meluas ke arah telingamikrostomia : Perkembangan bibir meluas jauh kearah garis tengah.

• Kelainan rahang Jarang, termasuk tidak ada rahang –agathia

Kurang berkembangnya mandibula dan maksila - mikrogathia

• Peradangan rongga mulutInfeksi Vincent – mulut trench

Suatu infeksi berulserasi, maksimal pada gusi dan sekitar gigi. Kelainan tidak terjadi pada mulut yang sudah tidak bergigi.Etiologi adalah spirochaeta Vincent basili fusiform. Faktor patogenesis tidak jelas.

• Makroskopik Ulserasi yang luas, iregular, nyeri dengan pembentukan pengelupasan, melibatkan tepi gusi dan pada kasus yg tidak diobati menyebabkan destruksi progresif dari jaringan gusi.

• Mikroskopik Terdapat peradangan akut, nekrotikans non

spesifik, terdapat sel pus dan spirochaeta dan basilum fusiform sebagai penyebab.

Hal ini cepat menghilang dengan terapi antibiotik, tetapi sering relaps.

• Stomatitis herpetikaEtio Virus dari herpes simplek.PatogenesisSeringkali berkaitan dengan infeksi saluran pernafasan atas dan pneumonia. Diduga virus ditemukan dalam keadaan tidak aktif didalam sel skuamosa dari banyak individu, diaktifasi oleh penyakit yg disertai demam.

Makroskopikvesikel multipel, kecil, jernih, berbatas jelas pada mukosa bibir, gusi dan mulut, yang setelah 24 jam mengalami ruptur membentuk ulkus yang dalam. Ulkus ini mengalami enkrustasi dan sering mengalami infeksi sekunder.

MIKROSKOPIKPembentukan vesikel intra-epidermal dengan pembengkakan dan pembesaran dari sel skuamosa, dimana ditemukan beberapa inklusi inti.HASILVirus ini jarang sekali pembentukan vesikel pada kornea, yang sembuh dengan pembentukan jaringan parut. Kadang2 terjadi ensefalitis.

• Stomatitis aftosaETIOLOGI : tidak diketahui

MAKROSKOPIKUlkus multipel, kecil, nyeri, dangkal pada ujung dan dasar lidah atau pada tempat lain didalam mulut.

• MIKROSKOPIKUlserasi peradangan yang non spesifikHASILSeringkali resisten terhadap pengobatan, ulkus ini mengalami perjalanan kronis, tetapi tidak mempunyai sekuele yang bermakna.

• Moniliasis oralETIOLOGIDisebabkan Candida albicans, patogenesis yg tepat belum jelas. Banyak terjadi pada anak2 tetapi jika terjadi pada orang dewasa terinfeksi seringkali tidak berdaya atau keadaan ini terjadi setelah pemberian antibiotik, imunosupresif atau pemberian steroid terlalu lama.

MAKROSKOPIKBercak2 putih multipel pada permukaan mukosa, terutama pada tonsil, yang menyebabkan suatu permukaan dengan perdarahan pada kerokan-trush.MIKROSKOPIKTerdapat suatu reaksi peradangan akut dengan jamur yg dapat dilihat pada pemeriksaan langsung atau pada biakan.

• HASILBiasanya merupakan infeksi superfisial, yang seringkali sukar disembuhkan. Jarang terjadi penyebaran ke esofagus atau saluran pernafasan.TuberkulosisManifestasi bukal jarang terjadi, akibat infeksi dari fokus tuberkulosis primer. Suatu ulkus tuberkulosa dapat ditemukan di bibir, lidah atau tonsil dan menimbulkan ulkus yg nyeri, berair

iregular dengan tepi2 yg agak tidak jelas. Biasanya dilakukan biopsi jika dicurigai TB, dengan metode apusan dan biakan dapat memperlihatkan adanya mikroorganisme.AktinomikosisInsidensAktinomikosis serviko fasial mencakup paling sedikit 50 persen dari semua kasus infeksi oleh Actinomyces israeli.

MAKROSKOPIKTempat primer pada mulut atau rahang, seringkali soket gigi, dengan perluasan langsung yg melibatkan permukaan kulit. Tampak adanya nodul keras multipel dan indurasi padat yg jelas disekitarnya berwarna merah-biru. Timbul sinus-sinus multipel pada wajah, mulut, rahang, atau leher, yg secara patognomonik mengeluarkan granula sulfur.

• MIKROSKOPIKInfiltrasi polimorf yang berat disekitar koloni2 jamur dan dikelilingi oleh fibrosis yang padat.HASILDari tempat2 seviko fasial ini, proses bisa menetap, menyebar ke paru-paru, atau menyebar melalui aliran darah. Deformitas setempat biasanya terjadi kecuali jika diobati dengan terapi yg sesuai.

• Cancrum orisETIOLOGISuatu keadaan gangrenosa pada mulut, kasus yang jarang, biasanya pada anak2 dimana diawali dengan kondisi penurunan daya tahan tubuh atau malnutrisi. Organisme yang terlibat merupakan komensal normal dari daerah ini dan kadang2 ditambah streptokokus anaerob yg mempunyai efek sinergis.

• MAKROSKOPIKProses ini dimulai pada membran mukosa oral dan dengan cepat menembus kulit wajah yang menimbulkan daerah2 gangren dengan perubahan warna.MIKROSKOPIKTerdapat daerah nekrosis jaringan yang luas dengan hanya sedikit respon sel perdangan.

HASILDeformitas yang luas dari mulut yg progresif dan terbukti dapat fatal pada kasus2 yg tidak diobati.SIFILISPrimerDapat terjadi pada bibir, lidah atau tonsil.

SekunderUlkus superfisial linear dengan tepi-tepi ireguler terjadi pada membran mukosa- ulkus jalur siput.TersierTiga lesi dari sifilis tersier dapat mempengaruhi lidah :

1. Leukoplakia2. Gumma. Suatu ulkus yg khas yg menganga

dengan suatu pengelupasan wash-leather pada dasarnya, paling sering pada dorsum lidah.

3. Peradangan intersisial kronik. Lidah kemungkinan keras dan terlibat oleh suatu reaksi peradangan granulomatosa sifilitik yg difus.

KongenitalRagade pada sudut mulut dan kadang2 terdapat gumma

KISTA Kista dentigerosaDi definisikan sebagai kista yg berasal dari sekitar mahkota gigi yang belum tumbuh dan diduga akibat pemisahan folikel gigi. Secara radiografis kista ini adalah lesi unilokular dan paling sering berkaitan dengan impaksi gigi molar ketiga (geraham bungsu).Secara histologis kista dilapisi oleh lapisan tipis epitel skuamosa berlapis. Sering terdapat infiltrat sel radang kronik yang sangat padat di stroma jaringan ikat. Pengangkatan seluruh kista bersifat kuratif. Hal ini penting karena eksisi inkomplit dapat menyebabkan kekambuhan atau meskipun jarang transformasi neoplastik menjadi ameloblastoma atau karsinoma sel skuamosa.

• Epulis FibromatosaEpulis jenis ini lebih sering ditemui dari jenis epulis lainnya dan sering rekuren bila penangkatan tidak sempurna.

• Epulis Granulomatosa Epulis sebenarnya bukan tumor sejati, tetapi

merupakan suatu pertumbuhan jaringan gusi yg menyerupai tumor. Faktor predisposisi adalah iritasi kronis lokal misal kalkulus, karies servikal, sisa akar gigi.

• Kista radikular Kista periodontal apilal, kista periapikal. Sering

dijumpai pada apeks gigi. Kista radikular berasal dari sisa epitel Malassez yg berproliferasi. Pertumbuhannya sering didahului oleh granuloma gigi. Bila granuloma tertinggal sesudah pencabutan gigi, maka dapat menimbulkan kista residual.