Post on 19-Dec-2015
description
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH‘’Pengujian Vigor Benih Menggunakan NaCl’’
OLEH :
CINDRA ALIMRANNIM. D1B1 13 005
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2015
1. PENDAHULUAN
Vigor merupakan kemampuan benih untuk tumbuh dan berkecambah
normal pada kondisi sub optimum (kisaran lingkungan luas). Tolak ukurnya
adalah indeks vigor, keserempakan tumbuh, laju pertumbuhan kecambah.
Kekutan tumbuh benih adalah kemampuan benih untuk berkecambah
normal dalam kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, sehingga
diharapkan benih tersebut dapat menjadi tanaman normal meskipun kondisi
lingkungan sub optimum. Semakin tinggi konsentrasi atau kental larutan itu
(garam/NaCl) maka tekanan osmose yang semakin tinggi, dengan demikin
semakin banyak molekul-molekul air diikat oleh NaCl tersebut, sehingga semakin
sedikit air yang masuk ke dalam benih dalam proses imbisinya.
Metode tekanan osmose tinggi dapat digunakan untuk menduga ketahanan
benih terhadap salinitas. Benih yang kuat dapat tumbuh dengan kuat dan baik
serta merata dalam kondisi kekurangan air, sedangkan benih yang tidak kuat tidak
akan tumbuh. Penilaian kekuatan tumbuh benih digolongkan atas kecambah kuat,
kurang kuat, abnormal, dan mati, untuk memudahkan penilaian kelompok
kecambah yang dinilai, terlebih dahulu digolongkan atas kecambah kuat dan
kurang kuat, kecambah yang abnomal digolongkan sebagai benih yang mati.
Pengujian benih dapat dilakukan mengikuti aturan ISTA (International
Seed Testing Association) atau OASA (Assocation Official Seed Analysts) deng
an beberapa penyesuaian. Penyesuaian tersebut antara lain penyederhanakan
prosedur pengujian benih, yang salah satunya adalah pengujian mutu fisiologis
benih. Pengujian mutu fisiologis benih dapat dilakukan melalui uji vigor benih.
Uji vigor benih meliputi uji NaCl dan aquadest. Pengujian-pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan sampel benih yang mewakili lot (kumpulan)
benih.
2. TUJUAN DAN KEGUNAAN
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mempelajari uji vigor kekuatan
tumbuh benih pada kondisi kekeringan (VKT kekeringan).
Kegunaan dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui cara
uji vigor kekuatan benih pada kondisi kekeringan (VKT kekeringan).
3. TINJAUAN PUSTAKA
Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan
kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar
dalam keadaan biofisik lapangan yang serba optimum. Parameter yang digunakan
dapat berupa persentase kecambah normal berdasarkan penilaian terhadap struktur
tumbuh embrio yang diamati secara langsung atau secara tidak langsung dengan
hanya melihat gejala metabolism benih yang berkaitan dengan kehidupan benih.
Persentase perkecambahan adalah persentase kecambah normal yang dapat
dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka
waktu yang sudah ditetapkan (Reivan, 2013).
Metode perkecambahan dengan pengujian di laboratorium hanya menentukan
persentase perkecambahan total, dan dibatasi pada pemunculan dan
perkembangan struktur-struktur penting dari embrio, yang menunjukkan
kemampuan untuk menjadi tanaman normal pada kondisi lapangan yang
optimum. Sedangkan kecambah yang tidak menunjukkan kemampuan tersebut
dinilai sebagai kecambah yang abnormal. Benih yang tidak dorman tetapi tidak
tumbuh setelah periode pengujian tertentu dinilai sebagai mati, agar hasil
persentase perkecambahan yang didapat dengan metoda uji daya kecambah di
laboratorium mempunyai korelasi positif dengan kenyataan nantinya di lapangan
maka perlu diperhatikan faktor-faktor berikut ini yaitu kondisi lingkungan di
laboratorium harus menguntungkan bagi perkecambahan benih dan
terstandardisasi, pengamatan dan penilaian baru dilakukan pada saat kecambah
mencapai suatu fase perkembangan, di mana dapat dibedakan antara kecambah
normal dan kecambah abnormal, pertumbuhan dan perkembangan kecambah
harus sedemikian sehingga dapat dinilai mempunyai kemampuan tumbuh menjadi
tanaman normal dan kuat pada keadaan yang menguntungkan di lapangan, lama
pengujian harus dalam jangka waktu yang telah ditentukan, umumnya
pelaksanaan uji perkecambahan berlangsung selama beberapa hari atau minggu
sehingga kesimpulan dari suatu uji perkecambahan secara langsung tidak dapat
segera diketahui (syahrul, 2010).
Uji salinitas merupakan suatu cara pengujian daya kecambah benih di
lingkungan yang tertekan atau merugikan bagi benih. Salah satunya dengan
menggunakan larutan garam yang disemprotkan pada substrat tempat tumbuh
benih sehingga lingkungan tempat tumbuh menjadi tidak menguntungkan bagi
benih. Biasanya benih juga direndam dahulu ke dalam larutan garam, dari
pengujian ini kita dapat mengetahui persentase vigor benih, deterioasi benih, dan
kualitas benih. Pengamatan terhadap benih dilakukan pada FDC sesuai dengan
masing-masing jenis benih, misalnya untuk padi dari hari ke-4 hingga hari ke-8.
Larutan garam yang digunakan tergantung pada penguji, misalnya dibandingkan
antara benih yang dibasahi substrat media tumbuh atau direndam larutan garam
0,5% dengan 1%. Pengujian dapat dilakukan dengan metode UKDp. Prosedur
pengujiannya sama, kecuali kertas merang dibasahi dengan larutan garam saja
(Pitojo, 2006).
Mengevaluasi kecambah digunakan kriteria sebagai berikut kecambah
normal yaitu kecambah yang memiliki perkembangan system perakaran yang baik
terutama akar primer dan untuk tanaman yang secara normal menghasilkan akar
seminal maka akar ini tidak boleh kurang dari dua, perkembangan hipokotil yang
baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan-jaringannya, pertumbuhan
plumula yang sempurna dengan daun hijau dan tumbuh baik, di dalam ata muncul
dari koleoptil atau pertumbuhan epikotil yang sempurna dengan kuncp yang
normal, memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi
dikotil (Wahyuni, 2008).
Kekurangan lain yang masih dapat diterima untuk dinyatakan sebagai
kecambah normal adalah untuk kecambah dari benih-benih Pisum, Vicia faba,
Phaseolus, Lupinus, Vigna, Glycine, Arachis, Gossypium, Zea, dan
Cucurbitaceae, tanpa akar primer atau dengan akar primer yang pendek ditambah
dua akar seminal yang kuat, hipokotil boleh memperlihatkan sedikit kerusakan
atau kebusukan yang terbatas asalkan jaringan-jaringan penting tidak terganggu
fungsinya, untuk dikotil yang kehilangan satu kotiledonnya, untuk benih pohon-
pohonan dengan tipe perkecambahan epigeal dikatakan normal apabila panjang
akar 4 x panjang benih dan mempunyai perkembangan struktur yang normal,
kecambah yang busuk karena infeksi oleh kecambah lain masih dianggap normal,
kalau jelas bahwa sebelumnya bagian-bagian penting dari kecambah itu semua
ada. Kecambah abnormal seperti kecambah yang rusak, tanpa kotiledon, embrio
yang pecah dan akar primer yang pendek, kecambah yang bentuknya cacat,
perkembangannya lemah atau kurang seimbang dari bagian-bagian yang penting.
Plumula yang teputar, hipokotil, epikotil, kotiledon yang membengkok, akar yang
pendek. Koleoptil yang pecah atau tidak mempunyai daun; kecambah yang kerdil,
kecambah yang tidak membentuk klorofil, kecambah yang lunak, untuk benih
pepohonan bila dari mikrofil keluar daun dan bukannya akar, apabila mati maka
criteria ini ditujukan untuk benih-benih yang busuk sebelum berkecambah atau
tidak tumbuh setelah jangka waktu pengujian yang ditentukan, tetapi bukan dalam
keadaan dorman (Rouf, 2010).
4. METODE PENELITIAN
a. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 10 April 2015, pukul 13.30
WITA sampai selesai, bertempat di Laboratorium Agroteknologi Unit Agronomi
Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.
b. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih padi sawah
(Oryza sativa L.) varietas tinggi dan padi sawah (Oryza sativa L.) varietas rendah.
Alat yang digunakan kertas merang, label, larutan NaCl, aquadest,
germinator IPB 72-1 dan talang.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam praktikum ini, yaitu:
1. Menuangkan larutan NaCl dan aquadest masing- masing kedalam talang.
2. Melembabkan kertas merang kedalam aruttan NaCl dan aquadest sebanyak 3
lembar masing-masinng perlakuan dilakukan 3 ulangan.
3. Menyusun benih padi di atas kertas sebanyak 20 bulir.
4. Setelah itu melipat bagian salah satu ujung kertas yang telah di masukkan
benih lalu menggulung kertas tersebut.
5. Memasukkan gulungan kertas tadi kedalam germinator IPB 72-1.
6. Pengamatan dilakukan pada hari ke-5 dan menghitung jumlah kecambah
normal, abnormal dan mati. Membandingkan pertumbuhan kecambah pada
kedua perlakuan lot benih padi tersebut.
a. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum ini disajikan pada Tabel 1 sebagai
berikut :
Tabel 1. Hasil pengukuran kadar air benih
b. Pembahasan
b. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Adriyani. 2009. Pengukuran Kadar Air Benih. Rineka Cipta. Jakarta.
Bonner, F. T., 2005. Measurement and Management of Tree Seed Moisture. Technical Note. No. 1. Danida Forest Seed Centre.
Poulsen. 2006. Pengukuran kadar air benih. http://nasrudin.blog-spot.com/2009/08/-kadar air benih.html. Diakses pada tanggal 20 Maret 2015.
Justice. 2005. The Life of The Green Plant. The Mc. Millan Inc. New York.
Kuswanto, H. 2007. Analisis Benih. Grasindo. Jakarta.
LAMPIRAN
1. Proses penimbangan awal benih yang akan ditumbuk
2. Proses penghancuran/penumbukan benih
3. Proses penimbangan cawan petri beserta penutup tanpa isi/kosong
4. Proses penimbangan awal sebelum dimasukan kedalam oven
5. Proses pengeluaran dari oven
6. Proses pendinginan
7. Proses penimbangan berat M2 dan M3