Post on 17-Sep-2015
description
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
1
1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan pembangunan di segala bidang yang pesat terutama industri dan pemukiman
sangat berpengaruh negatif terhadap pengembangan sektor pertanian khususnya produksi
padi, karena menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian khususnya lahan sawah
menjadi lahan non pertanian atau non sawah yang dapat mengancam ketahanan pangan
nasional.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka upaya untuk memperluas baku lahan pertanian
menjadi sangat penting dengan memanfaatkan dan mengelola sumberdaya lahan dan air yang
ada. Melihat pentingnya peranan ketersediaan sumber daya lahan dan air dalam
pembangunan pertanian, maka pemerintah melalui Perpres No. 24 tahun 2010 dan ditindak
lanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/10/2010, telah
menetapkan pembentukan institusi yang menangani pengelolaan sumber daya lahan dan air
yaitu Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang salah satu tugasnya adalah
melaksanakan perluasan areal tanaman pangan.
BAB 1 PENDAHULUAN
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
2
Mengingat potensi lahan yang tersedia cukup luas di wilayah Nagan Raya, maka masih sangat
dimungkinkan untuk melaksanakan kegiatan perluasan areal tanaman pangan dengan
menambah luasan/ baku lahan, melalui kegiatan perluasan areal tanaman pangan yang sering
disebut dengan perluasan sawah. Kegiatan perluasan sawah secara teknis dimulai dari
identifikasi calon petani dan calon lokasi, Survei/Investigasi dan Desain (SID), penetapan lokasi
sampai dengan pelaksanaan konstruksi perluasan sawah dan pemanfaatannya.
Dalam rangka mendukung peningkatan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi
pertanian tanaman pangan, khususnya padi sawah, salah satu upaya dilakukan adalah dengan
melaksanakan perluasan areal tanam.
Hal tersebut diatas sejalan dengan upaya peningkatan produksi tanaman pangan di Kabupaten
Nagan Raya yang diharapkan berdampak terhadap peningkatan pendapatan petani yang pada
akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Nagan Raya. Irigasi
Teknis dan Amdal perlu memilih lokasi yang benar-benar kurang optimal untuk ditingkatkan
agar memberikan manfaat yang maksimal sehingga benar-benar bisa menjadi sumber
peningkatan pembangunan irigasi di Kabupaten Nagan Raya.
1.2 MAKSUD dan TUJUAN Maksud dilaksanakannya pekerjaan Perencanaan Teknis Survey Investigasi Design (SID)
Cetak Sawah untuk mengetahui gambaran yang lebih detail dalam rangka pelaksanaan fisik
pasca detail desain ini.
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
3
Tujuan kegiatan ini adalah melakukan kegiatan perluasan areal tanaman pangan dengan
menambah luas baku lahan tanaman pangan, melalui kegiatan perluasan sawah.
1.3 SASARAN
Sasaran areal perluasan sawah sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.
1.4 LOKASI PEKERJAAN Lokasi Perencanaan Survey investigation Desain (SID) Cetak Sawah berlokasi di Kabupaten
Nagan Raya.
1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN Laporan Pendahuluan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, lingkup pekerjaan dan
keterangan awal tentang pekerjaan perencanaan dermaga.
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI SID CETAK SAWAH
Menjelaskan tentang gambaran umum wilayah, kondisi eksisting lokasi SID Cetak Sawah.
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
4
BAB III METODOLOGI DAN PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Menjelaskan tentang metode, data dan analisa data.
BAB IV PROGRAM KERJA
Menjelaskan tahapan pelasanaan dan hasil yang terkait dengan program kerja SID Cetak
Sawah.
BAB V ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN
Menjelaskan tentang tenaga pelaksana yangn terkait untuk pekerjaan SID Cetak Sawah,
struktur organisasi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
BAB VI PENUTUP
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
5
2.1 GEOGRAFIS Kabupaten Nagan Raya secara geografis terletak pada lokasi 03o40 - 04o38 Lintang Utara dan
96o11 - 96o48 Bujur Timur dengan luas wilayah 3.363,72 Km2 (336.372 hektar). Kabupaten
Nagan Raya berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Tengah di sebelah Utara,
Kabupaten Gayo Luwes dan Aceh Barat Daya di sebelah Timur, Kabupaten Aceh Barat di
sebelah Barat dan di bagian Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Berdasarkan Qanun Kabupaten Nagan Raya Nomor 2 dan Nomor 3 Tahun 2011, maka secara
definitif pada tahun 2011 terdapat 2 (dua) kecamatan yang mengalami pemekaran wilayah.
Sehingga jumlah kecamatan bertambah dari 8 (delapan) kecamatan menjadi 10 (sepuluh)
kecamatan. Dua kecamatan yang mengalami pemekaran wilayah adalah Kecamatan Beutong
dan Kecamatan Darul Makmur. Kecamatan Beutong mengalami pemekaran menjadi
Kecamatan Beutong dan Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang. Sedangakan Kecamatan
Darul Makmur mengalami pemekaran menjadi Kecamatan Darul Makmur dan Kecamatan Tipa
Makmur.
BAB 2 GAMBARAN UMUM
LOKASI SID CETAK SAWAH
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
6
Darul Makmur mempunyai luas wilayah terluas yaitu 1.027,93 Km2 atau 29% dari luas wilayah
kabupaten. Kemudian diikuti oleh Kecamatan Beutong dengan luas wilayah 1.017,32 Km2 atau
27,70%. Sedangkan 8 (delapan)kecamatan lainnya secara berurutan yaitu Beutong Ateuh
Benggalai, Tadu Raya, Seunagan Timur, Tripa Makmur, Kuala, Kuala Pesisir, Seunagan, dan
Suka Makmue mempunyai luas wilayah masing-masing 11,45%, 9,79%, 7,10%, 5,34%, 3,41%,
2,15%, 1.60% dan 1,45% dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Nagan Raya.
Grafik 1. Persentase Luas Wilayah Kabupaten Nagan Raya Menurut Kecamatan Tahun 2011 (Total Luas Wilayah = 3.544,90 Km2)
Secara topografis, sebagai besar desa-desa yang ada di Kabupaten Nagan Raya merupakan
wilyah daratan. Sisanya merupaka desa yang memiliki topografi lembah/DAS dan lereng.
Terdapat 17 desa yang berbatasan dengan laut tersebar di empat kecamatan, yaitu Kecamatan
Darul Makmur, Tipa Makmur, Kuala Pesisir, dan Tadu Raya.
Wilayah Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah yang sangat cocok untuk berbagai
budidaya komoditi pertanian kerena didukung oleh iklim yang bagus. Salah satu faktor yang
menentukan untuk budidaya komoditi pertanian adalah tingkat curah hujan. Sepanjang tahun
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
7
2010 rata-rata jumlah curah hujan per bulan adalah sebesar 328 mm dengan jumlah hari hujan
rata-rata 16 hari setiap bulannya. Sepanjang tahun 2011 terjadi hujan sebanyak 188 hari atau
sekitar 51,51% dari jumlah hari dalam setahun. Jika dilihat dari kecendrungan hujan dalam
setahun, maka pada sepanjang tahun 2011 memiliki jumlah hari hujan yang relatif stabil.
Jumlah Curah Hujan mengalami fluktuatif dalam satu tahun, pada Agustus terdapat curah
hujan tertinggi, yaitu 774 mm, sedangkan pada bulan Mei hanya 136 mm.
Grafik 2. Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011
Suhu Udara dan Kelembaban udara sepanjang tahun tidak terlalu berfluktuasi, dengan suhu
udara dan kelembaban udara rata-rata per bulan 26,2% dan 88%. Suhu udara minimum rata-
rata berkisar antara 20,5 s/d 23,00 C dan suhu udara maksimum rata-rata berkisar antara 29,6
s/d 32,00 C. Rata-rata penyinaran matahari adalah sebesar 5,2% per hari.
2.2 PEMERITAHAN Kabupaten Nagan Raya yang terbentuk pada tahun 2002 yaitu pemekaran dari Kabupaten
Aceh Barat, terdiri dari 10 wilayah kecamatan, 30 mukim dan 222 desa definitif, dengan ibukota
kabupaten terletak di Suka Makmue.
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
8
Lembaga Eksekutif yaitu Pemerintahan Daerah Kabupaten Nagan Raya, secara susunan
organisasi pada tahun 2011 terdiri dari 16 dinas, 12 lembaga teknis (badan dan kantor) dan 10
sekretariat kecamatan. Instansi berupa dinas dan badan dikepalai oleh pejabat eselon II,
sementara kantor dikepalai oleh pejabat eselon III.
Jumlah keseluruhan pegawai negeri sipil (PNS) daerah yang bertugas di jajaran pemerintahan
Kabupaten Nagan Raya pada Oktober 2011 sebanyak 3.836 orang atau kenaikan sebesar
10,04% dibandingkan dengan tahun 2009 (Januari) yang berjumlah 3.486 orang. Hal ini
disebabkan adanya penerimaan pegawai negri sipil daerah yang setiap tahun dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan aparatur pemerintah daerah sejak terbentuknya kabupaten ini pada
tahun 2002. Selain itu juga terdapat penambahan 2 instansi baru dan 2 sekretariat kecamatan
pada tahun 2011, yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan
Satu Pintu dan Kecamatan Beutong Ateuh Benggalang dan Kecamatan Tripa Makmur.
Grafik 3. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten Nagan Raya Menurut
Golongan Pada Januari 2009 dan Oktober 2011
Untuk menunjang tenaga aparatur pemerintah daerah, maka sangat dibutuhkan tenaga
kontrak/honorer. Jumlah pegawai kontrak/honor pada Oktober 2011 mencapai 2.595 orang,
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
9
mengalami peningkatan sebesar 32,60% dibanding pada Januari 2009 yang berjumlah 1.957
orang. Hal ini menunjukkan masih besarnya kebutuhan pegawai untuk memperlancar kegiatan
roda kepemerintahan setelah mengalami pemekaran dari tahun 2002.
Sementara itu jumlah wakil rakyat yang duduk pada lembaga legislatif yaitu Dewan Perwakilan
Rakyat Kabupaten (DPRK) Nagan Raya pada tahun 2011 sebanyak 25 orang (1 orang
meninggal dunia). Jumlah keseluruhan anggota DPRK menurut jenis kelamin terdiri dari 22
orang laki-laki dan 3 orang perempuan.
Secara organisasi pada tahun 2011, lembaga wakil rakyat ini terdiri dari tiga fraksi yaitu fraksi
Aceh sebanyak 5 orang, Fraksi Bersama Demokrat 8 orang dan Fraksi Bangun Bersama 11
orang.
Sedangkan dalam menjalankan fungsinya, dibantuk 4 komisi yaitu Komisi A Bidang
Pemerintahan dengan anggota 5 orang, Komisi B Bidang Perekonomian dan Keuangan
dengan anggota 5 orang, Komisi C Bidang Pembangunan dengan anggota 5 orang dan
Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat den Keitimewaan Aceh dengan anggota 5 orang.
Disamping komisi-komisi, terdapat susunan tugas fungsi berupa Badan Anggaran, Badan
Musyawarah dengan susunan anggota sebanyak 14 orang dan 14 orang. Juga telah dibentuk
Badan Legislatif dan Badan Kehormatan dengan anggota sebanyak 6 orang dan 4 orang.
2.3 PENDUDUK Berdasarkan hasil estimasi BPS, pada tahun 2011 jumlah penduduk Nagan Raya adalah
sebanyak 142.861 jiwa dengan rincian jumlah laki-laki sebanyak 72.223 jiwa dan perempuan
sebanyak 70.638 jiwa.
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
10
Distribusi penduduk menurut kecamatan pada tahun 2010 mengalami perubahan sering
dengan pemekaran wilayah kecamatan seperti dapat dilihat pada Grafik 4. Distribusi jumlah
penduduk Kecamatan Darul Makmur menempati urutan pertama yaitu 27,96% dari jumlah
penduduk keseluruhan, diikuti oleh Kecamatan Kuala sebanyak 13,28%.
Distribusi penduduk pada Kecamatan Seunagan dan Kecamatan Kuala Pesisir secara
berurutan adalah sebesar 10,36% dan 10,10%. Sedangkan distribusi jumlah penduduk pada
Kecamatan Beutong. Kecamatan Seunagan Timur dan Kecamatan Tadu Raya adalah sebesar
8,98%, 8,71%, dan 8,01%. Kecamatan Suka Makmue dan Kecamatan Tripa Makmur memiliki
distribusi sebesar 5,74% dan 5,66%. Sedangkan Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang
memiliki distribusi terkecil yaitu sebesar 1,21%.
Grafik 4. Distribusi/Persentase Jumlah Penduduk Kabupaten Nagan Raya Menurut Kecamatan Tahun 2011 (Total 1.42.861 jiwa)
Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat dari pada Grafik
5. Grafik berupa piramida menggambarkan jumlah penduduk semakin berkurang pada
kelompok umur tua, baik laki-laki maupun perempuan. Kondisi ini juga tidak jauh berbeda
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
11
dengan keadaan pada tahun-tahun sebelumnya. Dari grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa Kabupaten Nagan Raya saat ini mempunyai penduduk yang banyak pada usia balita
dan remaja, yang suatu saat akan berada pada posisi usia produktif. Pada saat itu berbagai
masalah kependudukan akan timbul seperti pendidikan, penggangguran, kesehatan dan lain-
lain, jika tidak dipersiapkan dari awal seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi juga
mempersiapkan lapangan pekerjaan yang dapat menampung tenaga kerja.
Grafik 5. Komposisi Jumlah Penduduk Kabupaten Nagan Raya Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2011
Komposisi jumlah penduduk menurut usia sekolah di Kabupaten Nagan Raya tahun 2011
terdapat 17.603 jiwa usia sekolah Dasar (7-12 tahun), 8.388 jiwa usia SLTP (13-15 tahun) dan
7.563 jiwa usia SLTA (16-18 tahun), 14.953 jiwa usia 19-24 tahun (Perguruan Tinggi).
Berdasarkan angka estimasi, jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang berstatus
bekerja pada tahun 2011 terdapat sebanyak 61.607 orang yaitu 39.942 laki-laki dan 21.665
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
12
perempuan. Sementara itu estimasi jumlah angkatan kerja pada tahun 2011 adalah sebesar
66.339 orang, sehingga angka tingkat pertisipasi angkatan kerja pada tahun 2011 sebesar
66,44%. Tingkat Pengangguran Terbuka adalah sebesar 4,74%.
Grafik 6. Komposisi Penduduk Kabupaten Nagan Raya menurut Tingkatan Keluarga Sejahtera Tahun 2011 (Persen)
Pada tahun 2011 terdapat penduduk dengan klasifikasi Keluarga Pra Sejahtera sebanyak
6.903 KK (11,99%), Keluarga Sejahtera I sebanyak 9.779 KK (25,49%), Keluarga Sejahtera II
sebanyak 13.450 KK (35,06%), Keluarga Sehatera III sebayak 6.069 KK (15,82%) dan
Keluarga Sejahtera Plus sebanyak 2.161 KK (5,63%). Jika kelompok Keluarga Pra Sejahtera
dan Keluarga Sejahtera I dikategorikan sebagai penduduk miskin, maka pada tahun 2011
terdapat jumlah keluarga miskin di Kabupaten Nagan Raya sebanyak 16.682 KK atau
sebanyak 43,49% dari jumlah seluruh keluarga yang ada di kabupaten ini. Angka ini mengalami
penurunan dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, yaitu sebesar 43,85% pada tahun
2010 dan 54,50% pada tahun 2009.
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
13
2.4 SOSIAL Pada tahun 2010 sarana yang ada di Kabupaten Nagan Raya sudah tersedia baik mulai pada
tingkat pendidikan dasar sampai pada tingkat pendidikan menengah atas, baik yang dikelola
oleh pemerintah maupun pihak swasta. Disamping sekolah umum juga terdapat sekolah
agama atau madrasah yang tersedia mulai dari tingkat dasar yaitu Madrasah Ibtidaiyah sampai
tingkat Madrasah Aliyah.
Jumlah Sekolah Dasar pada tahun 2011 terdapat 129 unit berstatus negeri dan 3 swasta, SLTP
sebanyak 31 unit dengan status negeri dan 2 swasta, SMA sebanyak 17 unit negeri dan 1
swasta, serta SMK negeri dan swasta masing-masing 1 unit. Sementara itu untuk madrasah
terdapat MI sebanyak 14 unit berstatus negeri dan 5 swasta, MTs sebanyak 2 unit negeri dan 7
unit swasta, serta MA sebanyak 1 unit negeri dan 2 unit swasta.
Untuk melihat ketersediaan tenaga pendidik dibanding dengan jumlah murid yang harus dididik,
terutama untuk sekolah yang dikelola oleh pemerintah yang (berstatus negeri), dapat dilihat
dari angka rasio murid-guru. Pada tahun 2011, rata-rata perbandingan guru dan murid untuk
tingkat SD sebesar 1:9, tingkat SLTP sebesar 1:11 dan pada tingkat SMA sebesar 1:12, tingkat
SMK 1:8. Sedangkan untuk sekolah madrasah, tingkat MI sebesar 1:14, tingkat MTs 1:13,
tingkat MA 1:14 (lihat Grafik 7).
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
14
Grafik 7. Rasio Antara Murid dengan Guru dan Kelas Pada Sekolah Negeri di Kabupaten Nagan Raya
Tahun 2011
Sementara itu untuk menilai kewajaran jumlah murid dalam satu kelas pada sekolah yang
dikelola oleh pemerintah dapat dilihat dari rasio jumlah kelas dengan jumlah murid yaitu untuk
sekolah tingkat SD sebesar 1:19, tingkat SLTP sebesar 1:29 dan SMA sebesar 1:36, tingkat
SMK 1:20. Sedangkan untuk sekolah madrasah, tingkat MI sebesar 1:25, tingkat MTs sebesar
1:28, dan tingkat MA 1:30.
Penduduk Nagan Raya adalah mayoritas memeluk Islam. Pada tahun 2011, sebanyak 222
mesjid telah tersebar di semua kecamatan sebagai sarana peribadatan. Selain Mesjid juga
terdapat meunasah, yaitu sebanyak 250. Telah tersedia juga pondok pesantren yaitu sebanyak
50 pondok pesantren. Jumlah santri diperkirakan adalah sebanyak 5.333 santri dengan tenaga
pengajar/teungku sebanyak 150 orang.
Untuk semua sarana kesehatan, pada tahun 2012 terdapat sarana berupa puskesmas dan
puskesmas pembantu (pustu) yang masing-masing sebanyak 12 unit dan 44 unit yang tersebar
diseluruh kecamatan. Disamping puskesmas juga terdapat Rumah Sakit Umum Daerah yang
berlokasi di Kecamatan Kuala (tepatnya di Desa Ujung Fatihah).
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
15
Jumlah tenaga medis yang berada di puskesmas maupun pustu di Kabupaten Nagan Raya
pada tahun 2011 adalah sebanyak 449 orang dengan rincian 35 orang dokter, 304 orang bidan
dan 110 orang tenaga perawat. Sementara itu pada RS Umum Daerah terdapat 20 orang
dokter dengan rincian 3 orang dokter spesialis (spesialis bedah, spesialis bedah dan spesialis
penyakit dalam) dan 15 orang dokter umum serta 2 orang dokter gigi.
2.5 PERTANIAN Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu daerah yang menjadi sentra produksi berbagai
jenis komoditi pertanian, baik jenis tanaman pangan seperti padi, palawija, buah-buahan, dan
sayuran, maupun jenis tanaman perkebunan seperti kelapa sawit, kakao, karet, dan kelapa.
Disamping itu lahan yang tersedia untuk budidaya pertanian masih cukup luas. Sub sektor
peternakan juga sangat menjanjikan untuk lebih ditingkatkan di daerah ini mengingat wilayah
berupa padang rumput yang masih luas tersedia. Untuk perikanan laut juga menjadi andalan
daerah ini dengan adanya empat kecamatan yang berbatasan langsung dengan Samudera
Indonesia, yaitu Kecamatan Kuala Pesisir, Tadu Raya, dan Darul Makmur serta Tripa Makmur.
Grafik 8. Perkembangan Produksi dan Produktifitas Padi Sawah di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2011
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
16
Pada tahun 2011 produksi padi sawah tercatat sebesar 96.670 ton gabah. Angka ini
mengalami penurunan sebesar 3,60% dibanding produksi tahun 2009 yang mencapai 100.282
ton gabah. Penurunan ini disebabkan oleh semakin menurunnya tingkat produktifitas padi adri
6,01 ton/hektar pada tahun 2010 menjadi 5,77 ton/hektar pada tahun 2011. Sedangkan luas
tanam dan luas panen mengalami kenaikan dari 16.698 hektar pada tahun 2010 menjadi
16.744 hektar (lihat Grafik 9).
Grafik 9. Perkembangan Luas dan Produksi Kelapa Sawit pada Perkebunan Rakyat di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2011
Sementara itu sub sektor perkebunan telah memberikan andil yang sangat besar bagi
pembangunan masyarakat di kabupaten ini dimana sejak zaman Belanda daerah ini sudah
terkenal sebagai penghasil kelapa sawit. Hal ini dibuktikan dengan tetap eksisnya tiga
perusahaan besar pengolahan kelapa sawit menjadi minyak mentah (CPO) yaitu di Kecamatan
Darul Makmur, Kuala Pesisir dan Tadu Raya.
Disamping perusahaan berskala besar, di Kabupaten Nagan Raya juga terdapat perkebunan
rakyat yang mengusahakanberbagai jenis tanaman perkebunan diantaranya kelapa sawit,
karet, coklat,kelapa dalam, pinang, kopi, kemiri dan lain-lain.
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
17
Pada tahun 2010 produksi tanaman kelapa sawit dari perkebunan rakyat mencapai 130.501
ton, produksi karet 3.304 ton, coklat/kakao sebesar 1,415 ton, kelapa dalam sebesar 670 ton
juga terdapat pinang dengan produksi sebesar 220 ton. Lima jenis tanaman perkebunan
tersebut merupakan komoditi andalan yang banyak dibudayakan pada perkebunan rakyat
sebagai sumber penghasilan masyarakat di Nagan Raya.
2.6 INDUSTRI Di Nagan Raya terdapat empat jenis industri dengan skala mikro, yaitu industri tradisional,
industri makanan dan minuman, industri jasa dan industri bahan bangunan.
Pada tahun 2011 jumlah industri tradisonal di Nagan Raya adalah sebanyak 391 unit,
mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 366 unit.
Penyumbang terbanyak pada industri ini adalah tukang jahit bordir, yaitu sebanyak 205 unit.
Jumlah industri makanan dan minuman adalah sebanyak 295 unit, mengalami peningkatan dari
tahun sebelumny, yaitu sebanyak 239 unit. Pentumbang terbanyak pada insdustri ini adalah
industri tempe dan tahu, yaitu sebanyak 118 unit dan 137 unit.
Sedangkan jumlah industri Jasa pada tahun 2011 adalah sebanyak 295 unit, mengalami
penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 304 unit. Penyumbang
terbanyak pada jenis industri ini adalah reparasi sepeda motor da tambal ban, yaitu sebanyak
127 unit dan 45 unit.
Industri bahan Bnagunan pada tahun 2011 adalah sebanyak 135 unit. Industri ini didominasi
oleh industri batu bata, yaitu sebanyak 134 unit.
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
18
2.7 PERHUBUNGAN dan KOMUNIKASI Pada tahun 2010 panjang jalan yang melintasi Nagan Raya diperkirakan adalah sepanjang
592,35 Km, yaitu terdiri dari 82,00 Km jalan negara, 117,60 jalan provinsi dan 392,75 Km jalan
kabupaten. Mengalami kenaikan sebesar 2,60% dari tahun sebelumnya, yaitu 577,35 Km.
Dengan kondisi jalan 69% dalam keadaan baik, sedangkan sisanya, yaitu sebanyak 31%
masih dalam kondisi rusak.
2.8 KEUANGAN DAERAH Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah pada APBD Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2011
tercatat sebesar 487,70 milyar rupiah, mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yaitu sebesar 22,90% dari 396,82 milyar rupiah pada tahun 2010. Sedangkan
Realisasi Anggaran Belanja Daerah adalah sebesar 545,07 milyar rupiah, mengalami kenaikan
dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 13,10% dari 481,95 milyar rupiah pada tahun 2010.
Grafik 10. Persentase Anggaran Pendapatan Daerah Dalam APBD Menurut Jenis Pendapatan di Kabupaten Nagan Raya, 2011
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
19
Realisasi Anggaran Pendapatan masih didominasi oleh Pos Dana Perimbangan yaitu sebesar
82,37% dari total anggaran pendapatan. Sementara itu pendapatan asli daerah (PAD) baru
memberikan kontribusi sebesar 3,23%. Sedangkan pos pendapatan yang ketiga yaitu Pos
Lain-Lain Pendapatan yang Sah yang memberikan kontribusi sebesar 14,40%.
Pada tahun 2011 Realisasi Anggaran Belanja Daerah yang terbagi menjadi Belanja Tidak
Langsung dan Belanja Langsung masing-masing mempunyai komposisi 54% (274,69 milyar
rupiah) untuk Belanja Tidak Langsung dan 46% (227,44 milyar rupiah) untuk Belanja
Langsung. Sementara realisasi anggaran belanja tahun 2010 untuk kedua pos belanja yaitu
61% realisasi Belanja Tidak Langsung dan 39% untuk realisasi Belanja Langsung.
Grafik 11. Persentase Anggaran Belanja Daerah Dalam APBD Menurut Jenis Pengeluaran di Kabupaten Nagan Raya, 2011
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
20
3.1 U M U M Dalam beberapa tahun terakhir, kebutuhan produksi pangan terus meningkat sedangkan alih
fungsi lahan sawah setiap tahun terjadi secara masif pada areal persawahan yang cukup luas.
Oleh karena itu, upaya penambahan baku lahan tanaman pangan melalui perluasan sawah
menjadi menjadi sangat penting dalam upaya mempercepat pencapaian surplus beras 10 juta
ton pada tahun 2014.
Kegiatan perluasan sawah secara teknis harus dilaksanakan berurutan mulai dari identifikasi
dan penetapan lokasi, survei/investigasi, desain, konstruksi sampai dengan pemanfaatan
sawah baru. Mengingat perluasan sawah sesuai sifatnya merupakan investasi publik maka
pembiayaannya terutama menjadi tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah, yang
diupayakan dari dana APBN, APBD I, APBD II, BUMN dan Swasta. Di lain pihak pelaksanaan
perluasan sawah akan melibatkan berbagai instansi terkait di pusat maupun di daerah serta
BAB 3 METODOLOGI dan
PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
21
stake holder terkait, oleh karena itu perlu dilakukan koordinasi secara baik dengan berbagai
pihak terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut maka disusun Pedoman Teknis Perluasan Sawah sebagai
acuan umum bagi petugas di pusat dan daerah dalam melaksanakan kegiatan perluasan areal
sawah yang dibiayai dari dana Tugas Perbantuan, agar dapat dilaksanakan dengan baik dan
benar sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Berdasar dari lingkup pekerjaan yang telah disampaikan melalui Kerangka Acuan Kerja agar
didapat hasil yang sesua dengan tujuan utama pekerjaan, maka dalam penyusunan desain ini
akan dilakukan metode :
1. Studi Observasi
Studi ini berupa pengumpulan data untuk diolah dalam perancangan ini. Pada
proses pekerjaan perencanaan ini data yang dibutuhkan antara lain, diagram
rancangan kebutuhan ruang, satuan keperluan ruang sehingga didapatkan
luas bangunan yang dibutuhkan, dan penggunaan ruang.
2. Analisa data dan Perancangan
Pengolahan data dan analisa data yang kemudian digunakan sebagai
masukan dalam penghitungan secara manual dan dengan program simulasi
bangunan seperti Autodesk Ecotect Analysis maupun Design Builder untuk
menganalisi kesesuaian suhu dengan kebutuhan serta perancangan instalasi
dengan program AutoCad.
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
22
3.2 PENDEKATAN YANG DITEMPUH
Berdasarkan tujuan dan sasaran serta hasil pengkajian/studi yang diharuskan dari setiap
pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Kerangka Acuan Kerja, maka pendekatan yang
ditempuh adalah :
1. Mempelajari dokumen Rencana Induk data sekunder tentang rencana dan
program kebijakan pembangunan tahunan Departemen pertanian.
2. Mengadakan observasi awal kelokasi Obyek Perencanaan dan lingkungan
binaan fisik yang ada. Mengadakan pencatatan dan pemotretan guna
menyusun data dan kendala serta potensi lokasi.
3. Mengadakan pengumpulan opini dan masukan lembaga terkait, terutama
yang terkait mengenai pemanfaatan lahan dan perijinan. Bersama dengan
Instansi terkait memberikan penjelasaan tentang program dan pengembangan
dengan upaya peningkatan sarana & prasarana sesuai potensi yang
dimilikinya untuk dikembangkan.
3. Melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan keinginan pemilik
4. Melakukan Proses Design
Selanjutnya pendekatan yang diusulkan oleh konsultan untuk melaksanakan
pekerjaan setelah konsultan mempelajari dengan seksama Kerangka Acuan
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
23
Penetapan dan Penunjukkan Perencanaan
KONSULTAN PERENCANA
Informasi Awal/ Data Sekunder
PERUMUSAN DESIGN
PEMDA, DINAS PU Bappeda
dll
REVIEW MASTER
PLAN (OUT LINE PLAN)
PROSES DED
PEMERINTAH KABUPATEN Nagan Raya Dinas Pertanian Nagan Raya
TIM TEKNIS
Tuntutan dan Fungsi
Kerja (KAK) dan Berita Acara Aanwijzing pekerjaan Perencanaan Survey
investigation Desain (SID) Cetak Sawah,
Gambar 3.1. Bagan Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan
3.3 METODOLOGI PELAKSANAAN Pendekatan dan Metodologi ini disusun sesuai dengan komponen tahapan kegiatan dan pihak
yang akan terkait sebagai berikut :
Tahap Konsep Rencana Teknis
Tahap Pra Rencana Teknis
Tahap Pengembangan Rencana
Tahap Rencana Detail
Tahap Pelelangan
Tahap Pengawasan Berkala
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
24
Sesuai dengan batasan waktu dan lingkup serta tahapan pekerjaan yang harus dikerjakan,
pada prinsipnya antara tahap-tahap kegiatan pelaksanaan pekerjaan perencanaan bisa
dilaksanakan secara simultan artinya kegiatan satu dengan lainnya, waktu pelaksanaan bisa
saling overlapping.
Selanjutnya mengingat lokasi lahan, maka sebagaimana yang diuraikan dalam bab Tanggapan
dan pemahaman terhadap KAK terhadap kegiatan, konsultan merencanakan waktu yang
diperlukan untuk pengumpulan data lapangan (Survey dan Pengukuran) dapat dilaksanakan
pada tahap awal sehingga proses justifikasi perencanaan dapat dilaksanakan sesuai waktu
yang disediakan.
Namun begitu hirarki tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan perencanaan tetap harus ditaati,
dimana ada tahap perencanaan yang belum bisa dilaksanakan sebelum tahap sebelumnya
dianggap final, agar dihasilkan hasil Perencanaan Sehingga dalam penanganan pekerjaan ini
Konsultan akan menerapkan sistem pendekatan dan metodologi dengan sistem Kajian Umpan
Balik (Feed Back Control) dengan pengendalian dari segala aspek dengan cermat. Metode
pembahasan ini berdasarkan atas dua faktor utama, yaitu:
1. Design determinant, yaitu aspek-aspek yang dibutuhkan dalam suatu
perancangan meliputi Peta Lokasi dll.
2. Design requirement, yaitu persyaratan-persyaratan yang mendasari suatu
perencanaan agar aspek-aspek yang dibutuhkan dalam perancangan dapat
menjadi sesuai.
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
25
FEED BACK
DIAGRAM METODE PELAKSANAAN PERENCANAAN
DASAR PERTIMBANGAN PERENCANAAN
KAK dan BA Penjelasan KAK
Rencana Induk Lingkungan / Kota dan Master Plan
Hasil Keputusan Rapat oleh Pemberi
Tugas bersama-sama Team Proyek
TAHAP PERSIAPAN INTERPRETASI KAK, SURVEY TOPOGRAFI DAN LETAK Lokasi
TAHAP PRA RENCANA
Lokasi
Luasan Lokasi survey
Jaringan Irigasi
BESARAN
LAPORAN PERENCANAAN, LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN
Lokasi
GAMBAR Pra RENCANA Lay Out
KONSULTASI PEMBERI TUGAS
EVALUASI DAN REVISI
PERKIRAAN ANGGARAN
BIAYA LANJUTAN
TAHAP PEMBUATAN GAMBAR
Lay Out Plan
KONSULTASI PEMBERI TUGAS
EVALUASI DAN REVISI LAPORAN PERENCANAAN
FINAL PERENCANAAN
PENGGANDAAN DOKUMEN LELANG
TAHAP PELELANGAN
LEGALISASI DOKUMEN LELANG
PENYELESAIAN DOKUMEN LELANG
GAMBAR RENCANA
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
26
3.4 METODOLOGI PENGUMPULAN DATA Pekerjaan Perencanaan Perencanaan Survey investigation Desain (SID) Cetak Sawah ini
menggunakan pendekatan positif yaitu berupa observasi lapangan yang didukung oleh
gabungan beberapa metoda lain, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang
digunakan secara paralel dan simultan.
Secara garis besar sistimatika pengumpulan data yang digunakan terdiri dari beberapa
kelompok, yaitu melalui :
1. Metode Observasi Lapangan
2. Metode Pengukuran Lapangan
3. Metode Wawancara
4. Metode Pengumpulan Data Sekunder
Metoda Observasi Lapangan
Observasi lapangan berupa tinjauan langsung ke lapangan untuk
mendapatkan data mengenai kondisi eksisting objek pekerjaan, dengan
demikian akan diperoleh gambaran nyata mengenai realita objek pekerjaan,
seperti :
- Akses jalan masuk,
- Sumber Air,
- Lingkungan.
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
27
Metoda Pengukuran Lapangan
Melalui pengukuran lapangan akan diperoleh data-data kuantitatif yang
terukur, baik dalam bentuk peta maupun data-data statistik yang sangat
berguna untuk mendapatkan kondisi objek perencanaan secara akurat, antara
lain :
- Data ukuran Lahan
- Bentuk site dan batasan lokasi
- Ketinggian muka tanah (topografi), dll
Metoda Wawancara.
Metoda wawancara ini berguna untuk mendapatkan informasi mengenai lahan.
Metoda Pengumpulan Data Sekunder
Data-data sekunder yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini meliputi data-data kelembagaan, data-data SDM, peralatan, data-data meteorologi (iklim, curah hujan dll).
3.5 ANALISA PERMASALAHAN Permasalahan-permasalahan yang biasanya timbul pada pelaksanaan pekerjaan perancangan
pada proyek ini adalah :
Masalah Internal
a) Bila kriteria perencanaan tidak jelas atau lengkap, maka dapat
mengakibatkan koordinasi antar disiplin dalam penanganan perencanaan
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
28
terutama dalam hal lingkup pekerjaan masing-masing disiplin yang sering
menjadi rancu.
b) Bila tidak ditetapkan prosedur koordinasi dan persetujuan dengan pihak
Tim Proyek dari Pemberi Tugas maka dapat mengakibatkan keterlambatan
dalam penyelesaian pekerjaan perencanaan oleh Konsultan Perencana.
Masalah Eksternal
Perubahan kebijakan atau kriteria perencanaan oleh Pemberi Tugas dapat
mengakibatkan pengulangan pekerjaan perencanaan, serta keterlambatan
penyelesaian pekerjaan.
3.6 PEMECAHAN MASALAH Dalam proses perancangan/design perencanaan kegiatannya bergerak menelusuri berbagai
masalah baru yang dihadapai, diketemukan maupun yang dicari, untuk dimasukkan dan
diperhatikan. Berbagai masalah yang bertalian yang dapat di tinjau, dianalisa melalui berbagai
aspek sudut pandang serta dan hal pemecahan masalah yang berkaitan dengan perbandingan
yang diprioritaskan.
Tindakan dan analisa dapat melalui proses penggunaan perangkat antara lain:
- Diagram-diagram
- Intensitas hubungan-hubungan aktivitas-aktivitas yang diprogramkan
- Sirkulasi
- Aktivitas komunikasi
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
29
- Matriks (tabel analisa program)
o Pertalian ruang / kegunaan
o Sub sistem-sub sistem bangunan
- Pemilihan/pemilihan alternatif design
- Jaringan Network
Pemecahan masalah Rancangan / Design secara pararel dilakukan pengembangan atau
eksplorasi (penjajagan) melalui faktor-faktor perubahan penentu yaitu :
1. Fungsi / Function Unsur-unsur/ elemen untuk kerja antara lain kapasitas dan daya
tampak, lahan
2. Bentuk / Form kontur
3. Kaitan / konteks di kaitkan dengan unsur :
a) Biaya/pendanaan
b) Unsur bahan
c) Unsur prestise/simbol atau citra yang digunakan
Ketiga unsur perubahan yaitu Fungsi, bentuk dan konteks merupakan tolok ukur pemecahan
masalah yang saling berkaitan.
3.7 PERENCANAAN MULTI DISIPLIN
Menintegrasikan perencanaan multidsisiplin untuk mencegah kerancuan dalam tahap
konstruksi.
Integrasi Antar Disiplin akan dilakukan oleh Konsultan Perencana dengan cara
koordinasi pada:
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
30
Rapat mingguan proyek (tetap) sehingga masalah-masalah yang timbul diselesaikan
secara bersama.
Prosedur pengecekan antar disiplin, yaitu selama proses disain pada saat-saat yang
telah dipakai perlu membuat copy gambar untuk di check, diberi masukan-masukan,
koreksi, dll. dari disiplin-disiplin lainnya (Inter-division Checking Prosedure Manual).
1. Koordinasi Pengendalian Pekerjaan
Koordinasi Tim Perancangan atas pekerjaan teknis dilaksanakan sesuai lingkup,
tahapan pelaksanaan dan jadwal pekerjaan, akan disusun Tata Gatra Standar
Keteknikan/Standard , Detail Work Plan, untuk mempermudah pengecekan,
pemeriksaan dan pengesahan hasil-hasil rancangan.
Tata Gatra Standar Keteknikan yang menggambarkan prosedur dan alur kerja
perancangan dari proses awal hingga konstruksi ditunjukkan pada lampiran 6.
Engineering Procedure Manual (EPM)
Dibuatnya EPM ini agar masing-masing disiplin memakai prosedur/cara yang sama
dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan, sehingga seluruh gambar, spesifikasi
teknik, BoQ menjadi satu kesatuan.
2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Perancangan
Sebagai salah satu alat kendali dan monitor pelaksanaan pekerjaan dibuat jadwal
pelaksanaan pekerjaan perancangan sehingga selain untuk menstrukturkan tahapan
kerja juga untuk mengetahui setiap saat status bobot kemajuan dan problematiknya.
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
31
3. Jadwal Keterlibatan Personil
Berdasarkan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Perancangan, maka sesuai dengan
tahapan dan bobot pekerjaan pengaturan keterlibatan personil yang terkait disusun
Jadwal Keterlibatan Personil sebagaimana terlampir
4. Overlapping Waktu
Pada prinsipnya untuk menghemat waktu antara tahap-tahap kegaitan pelaksanaan
pekerjaan perencanaan bisa dilaksanakan secara simultan artinya kegiatan satu
dengan lainnya bisa saling overlapping, dengan tetap memperhatikan hirarkhi tahap-
tahap pelaksanaan pekerjaan perencanaan.
5. Cost Monitoring
Monitoring biaya proyek perlu dilakukan selama proses perencanaan karena apabila
terjadi lonjakan biaya dari budget segera diketahui dan masih ada waktu untuk
memperbaiki rencana gambar.
Tentunya dalam cost monitoring ini sesuai dengan tahapan dalam perencanaan untuk
tingkat akurasinya.
6. Drawing List dan Spesification List
Sebelum melaksanakan pekerjaan, sesuai dengan pengalaman kami, Konsultan harus
membuat Detail Work Plan (DWP) yang isinya antara lain drawing list dan specification
list beserta jadwal penyelesaiannya.
Dengan berpatokan pada drawing list dan specification list ini tim perencana dapat
mengatur alokasi manpower, skedul penyelesaian pekerjaan.
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
32
7. Penggambaran memakai Komputer (AutoCAD.
Untuk kemudahan integrasi antar disiplin, filing yang bagus, kemudahan revisi,
penggantian skala (perbesaran dan perkecilan) maka penggambaran secara
komputerisasi (bukan cara manual dalam media computer) adalah salah satu cara
untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan meng-kostumisasi-kan antara standar
penggambaran dengan kemampuan software yang digunakan, yang meliputi :
- Layer + warna + line type
- Elevasi layer (option)
- Library
- Nama dokumen
Dan ditunjang dengan management layer dalam satu jaringan melalui pengaturan alur
data. Untuk menguji kelayakan desain kami melakukan pemodelan dengan
menggunakan 3DS Max sehingga dapat melakukan evaluasi terhadap penggunaan
material, suasanan dan sebagainya.
Selain ketersediaan software, kami juga memiliki pendukung berupa perangkat
hardware berupa, ploter, scanner, digitizer dan printer untuk memaksimalkan
penggunaan otomatisasi pekerjaan.
8. Hubungan dengan Pemilik Proyek
Menyusun jadwal pertemuan dengan pihak Pemilik Proyek terutama atau pihak-pihak
lain yang pernah terlibat atau akan terlibat pada proyek ini (Tim Proyek). Didalam
proses perancangan proyek ini Pemilik Proyek / Tim Proyek harus sesering mungkin
dihubungi Konsultan pada saat programming dan pra-rancangan.
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
33
9. Pelaporan Pelaksanaan Pekerjaan
PT. Caixa Consultant akan selalu melaporkan kemajuan (progress) pekerjaannya,
yang dibuat sesuai dengan tahapan pekerjaan atau sesuai dengan jadwal yang
dibicarakan dengan Pemberi Tugas.
10. Kualitas Pekerjaan
Sesuai keinginan dan kebutuhan Pemilik Proyek yang telah dirumuskan dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka tuntutan-tuntutan didalamnya harus menjadi
perhatian utama untuk menjaga konsistensi hasil pekerjaan sehingga memberikan
tingkat akurasi keteknikan yang tinggi dan biaya yang terjaga maka pada tiap tahap
pelaksanaan pekerjaan sebelum hasil kerja diserahkan pada Pemilik Proyek,
Perusahaan melakukan Audit Mutu oleh Dewan Keteknikan (Technical Board) yang
perangkatnya telah melekat pada Organisasi Perusahaan sebagai Lembaga Tertinggi
Keteknikan (periksa Organisasi Proyek).
3.8 METODE KERJA
3.8.1 TAHAP PERSIAPAN DAN KONSEPSI PERENCANAAN
Kegiatan ini dilakukan dengan cara mencari informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan
lokasi, luas, batas, prasarana-sarana yang ada, antara lain :
- melakukan konsultasi baik dengan User, Tim Teknis maupun Pemerintah Daerah
setempat.
- Melakukan pengukuran langsung di lokasi perencanaan.
- Menyusun program kerja perencanaan.
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
34
- Melakukan recheck dan evaluasi terhadap Dokumen yang sudah ada untuk menjaga
kemungkinan adanya perubahan permintaan dari pihak pemakai.
- Melibatkan tenaga-tenaga teknis dan tenaga penunjang yang telah disebutkan diatas.
Data data yang dikumpulkan meliputi :
1. Data Lahan
a) Luasan
b) Batasan-batasan
2. Data Petani
a) Jumlah Petani
b) Macam perlengkapan dan peralatan
3. Data Kebutuhan persawahan
Jumlah penduduk yang ada di sekitar perencanaan
3.8.2 PENYUSUNAN KONSEP RANCANGAN
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menganalisa data lapangan dan data masukan dari pihak
user, menterjemahkan ke dalam bahasa teknis serta mengestimasikan biaya yang tersedia
melalui prakiraan anggaran biaya global/kasar
Produk gambar yang dihasilkan dengan skala yang sesuai dan dapat terbaca dengan jelas
sesuai dengan kejelsan informasi yang ingin disampaikan.
- Gambar meliputi :
o Lay Out
o Peta Lokasi
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
35
- Laporan
Laporan teknis yang berisi penjelasan tentang ;
o Laporan terperinci mengenai data lapangan
3.9 HASIL PERENCANAAN Hasil pekerjaan perencanaan Konsultan Perencana pada Tahap Penyesuaian Perencanaan Desain adalah :
3.9.1 LAPORAN STUDI INVESTIGASI DESIGN (SID)
Laporan Studi Investigasi Design (SID) antara lain akan mencakup :
1. Survey Data.
a. Data Primer :
- Topografi
- Soil Test untuk mengetahui komposisi tanah, daya dukung tanah, dsb.
b. Data Sekunder:
- Master Plan
- Peta-peta
- Studi Perbandingan dan Literatur
- Data-data Kondisi Eksisting
2. Interpretasi terhadap KAK, sehingga dapat diperoleh informasi tentang lokasi, antara
lain:
a. Lokasi
b. Ukuran lahan yang jelas batas-batasnya.
c. Topografi
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
36
d. Kondisi dan curah hujan.
e. Status lahan, hubungannya dengan Pemberi Tugas.
3. Informasi dari pemerintah daerah setempat, antara lain :
a. Advis planning (Keterangan Peruntukkan) dari Pemerintah Daerah setempat dan
penjelasan perihal High Control Zone.
b. Standard-standard yang harus digunakan.
c. Peraturan-peraturan yang harus diikuti dalam perencanaan maupun pelaksanaan
bangunan dan lain-lain.
4. Konsep dasar pemikiran, yang mencakup analisa terhadap informasi semua pihak
yang terkait dan penerapannya terhadap rancangan.
3.9.2 JADWAL, NETWORK DIAGRAM DAN BARCHART
Dokumen Pelaksanaan dan Pelelangan dengan harapan telah mengantisipasi waktu yang
dibutuhkan oleh Pemberi Tugas untuk mengambil keputusan/persetujuan atas hasil pekerjaan
Konsultan perencana.
3.9.3 GAMBAR
Meliputi :
1. Gambar Peta Topografi 2. Gambar Peta Ictisar 3. Data ukur 4. Skema pra lay out jaringan sawah 5. Skema pra lay out jaringan pembuang 6. Skema pra lay out jaringan pembawa
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
37
4.1 TAHAP PELAKSANAAN Dalam menyusun Perencanaan Survey Investigasi Desain (Sid) Cetak Sawah ini, akan dibagi
menjadi beberapa tahapan pelaksanaan pekerjaan dimana tahapan-tahapan yang akan dilalui
tersebut merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi dan berkaitan satu sama lain.
Keseluruhan tahapan tersebut mempunyai urutan proses pekerjaan yang saling mendukung
dan berkesinambungan sehingga dapat terwujud program kebijakan perencanaan yang lebih
terarah dan terukur sesuai yang diharapkan.
Secara garis besar tahapan pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan bardasarkan acuan
dan pemahaman dari KAK adalah sebagai berikut :
I. Tahap Pendahuluan
a. Pekerjaan Persiapan, kegiatan yang dilakukan :
1. Observasi Lapangan
- Pengumpulan data
- Wawancara
2. Pengukuran Site
BAB 4 PROGRAM KERJA
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
38
3. Studi literatur
4. Identifikasi kelayakan
- Penetapan titik-titik lokasi test/pendataan
- Mobilisasi tenaga-tenaga peralatan pengetesan
b. Pekerjaan Test Lapangan
1. Survey Pengukuran Lapangan (Topography)
c. Identifikasi Permasalahan
Hasil Pekerjaan pada tahapan ini akan dilaporkan dalam laporan pendahuluan yang akan
diserahkan sebanyak 5 (Lima) Laporan.
II. Tahap Laporan Antara
Pada tahap ini kegiatan yang akan dilakukan :
a. Analisis permasalahan
1. Analisa potensi yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan perencanaan
2. Analisis kendala yang sedang dan akan dihadapi dalam perencanaan
b. Analisis kelembagaan
c. Analisis SDM
d. Analisis peralatan yang ada yang dibutuhkan
e. Analisis lingkungan
1. Analisis pola aktifitas & pola sirkulasi
2. Analisis sarana & prasarana yang ada dan yang akan dibutuhkan
f. Perumusan alternatif pemecahan permasalahan / konsep perancangan
g. Perumusan pra rencana, site plan
h. Perhitungan Estimasi Biaya dan Design Guideline
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
39
Hasil pekerjaan pada tahapan ini akan dilaporkan dalam laporan antara sebanyak 5 (Lima)
laporan.
III. Tahap Laporan Final (Akhir)
Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan meliputi :
1. Album Gambar (A0) 5 Eks
2. RKS
3. BQ
4. RAB
5. Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi
Hasil pekerjaan pada tahapan ini akan dilaporkan dalam laporan akhir/final dan akan
diserahkan paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender sejak SPMK.
Seluruh rencana kerja dari setiap tahapan pelaksanaan akan disesuaikan dengan jadwal induk
pelaksanaan kegiatan yang dimuat pada Bab Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dan Penugasan Personil.
4.2 PELAPORAN Laporan yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Gedung Radiologi dan
Rawat Inap 2 ( dua) Lantai sesuai KAK yang ada adalah sebagai berikut :
NO JENIS LAPORAN JADWAL PENYERAHAN CAKUPAN JUMLAH
1. Lap. Pendahuluan
1 (satu) bulan setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan
Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan
Rincian Rencana Kerja dan Gambaran Umum pekerjaan
5 Eks
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah
LAPORAN PENDAHULUAN
40
2. Lap. Antara/Pra - Rancangan
1.5 (satu setengah) bulan sejak diterbitkan SPMK
Kemajuan Pekerjaan BA Progress termasuk
Serah Terima Pekerjaan
5 Eks
3. Lap. Akhir Perencanaan
Sebelum berakhir masa kontrak
laporan akhir perencanaan ini dibuat setelah konsultan perencana Selesai proses perancangan. 1.Peta situasi 2.Peta ictisar 3. Skema Pra lay out Jaringan Sawah 4. Skema Pra lay out Jaringan pembuang 5. Skema Pra lay out Jaringan pembawa 6.Data Ukur 7. BQ 8.RAB 9.Dokumen Pengadaan jasa konsultansi
5 Eks
Selain laporan dalam bentuk hardcopy, Konsultan menyerahkan pula dokumen Buku Laporan
dan seluruh dokumen rencana teknis Perencanaan Survey Investigation Desain (Sid) Cetak
Sawah dalam bentuk computer file yang dikemas ke dalam CD-ROM.
1_Pendahuluan1.1 Latar Belakang1.2 Maksud dan Tujuan1.3 Sasaran1.4 Lokasi Pekerjaan1.5 Sistematika Pembahasan
2_Gambaran Umum Lokasi2.1 Geografis2.2 Pemeritahan2.3 Penduduk2.4 Sosial2.5 Pertanian2.6 Industri2.7 Perhubungan dan Komunikasi2.8 Keuangan Daerah
3_Metodologi3.1 U m u m3.2 Pendekatan YANG Ditempuh3.3 Metodologi Pelaksanaan3.4 METODOLOGI PENGUMPULAN DATA3.5 ANALISA PERMASALAHAN3.6 PEMECAHAN MASALAH3.7 Perencanaan Multi disiplin3.8 Metode Kerja3.9 HASIL PERENCANAAN
4_Program Kerja4.1 TAHAP PELAKSANAAN4.2 PELAPORAN