Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah Di Kab. Nagan Raya

40
Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah LAPORAN PENDAHULUAN 1 1.1 L ATAR B ELAKANG Pertumbuhan pembangunan di segala bidang yang pesat terutama industri dan pemukiman sangat berpengaruh negatif terhadap pengembangan sektor pertanian khususnya produksi padi, karena menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian khususnya lahan sawah menjadi lahan non pertanian atau non sawah yang dapat mengancam ketahanan pangan nasional. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka upaya untuk memperluas baku lahan pertanian menjadi sangat penting dengan memanfaatkan dan mengelola sumberdaya lahan dan air yang ada. Melihat pentingnya peranan ketersediaan sumber daya lahan dan air dalam pembangunan pertanian, maka pemerintah melalui Perpres No. 24 tahun 2010 dan ditindak lanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/10/2010, telah menetapkan pembentukan institusi yang menangani pengelolaan sumber daya lahan dan air yaitu Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan perluasan areal tanaman pangan. BAB 1 PENDAHULUAN

description

Laporan Pendahuluan, Studi Investigasi Design, SID, Cetak Sawah, Pengembangan Sawah Baru, Kab. Nagan Raya

Transcript of Laporan Pendahuluan SID Cetak Sawah Di Kab. Nagan Raya

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    1

    1.1 LATAR BELAKANG Pertumbuhan pembangunan di segala bidang yang pesat terutama industri dan pemukiman

    sangat berpengaruh negatif terhadap pengembangan sektor pertanian khususnya produksi

    padi, karena menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian khususnya lahan sawah

    menjadi lahan non pertanian atau non sawah yang dapat mengancam ketahanan pangan

    nasional.

    Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka upaya untuk memperluas baku lahan pertanian

    menjadi sangat penting dengan memanfaatkan dan mengelola sumberdaya lahan dan air yang

    ada. Melihat pentingnya peranan ketersediaan sumber daya lahan dan air dalam

    pembangunan pertanian, maka pemerintah melalui Perpres No. 24 tahun 2010 dan ditindak

    lanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT.140/10/2010, telah

    menetapkan pembentukan institusi yang menangani pengelolaan sumber daya lahan dan air

    yaitu Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang salah satu tugasnya adalah

    melaksanakan perluasan areal tanaman pangan.

    BAB 1 PENDAHULUAN

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    2

    Mengingat potensi lahan yang tersedia cukup luas di wilayah Nagan Raya, maka masih sangat

    dimungkinkan untuk melaksanakan kegiatan perluasan areal tanaman pangan dengan

    menambah luasan/ baku lahan, melalui kegiatan perluasan areal tanaman pangan yang sering

    disebut dengan perluasan sawah. Kegiatan perluasan sawah secara teknis dimulai dari

    identifikasi calon petani dan calon lokasi, Survei/Investigasi dan Desain (SID), penetapan lokasi

    sampai dengan pelaksanaan konstruksi perluasan sawah dan pemanfaatannya.

    Dalam rangka mendukung peningkatan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi

    pertanian tanaman pangan, khususnya padi sawah, salah satu upaya dilakukan adalah dengan

    melaksanakan perluasan areal tanam.

    Hal tersebut diatas sejalan dengan upaya peningkatan produksi tanaman pangan di Kabupaten

    Nagan Raya yang diharapkan berdampak terhadap peningkatan pendapatan petani yang pada

    akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Nagan Raya. Irigasi

    Teknis dan Amdal perlu memilih lokasi yang benar-benar kurang optimal untuk ditingkatkan

    agar memberikan manfaat yang maksimal sehingga benar-benar bisa menjadi sumber

    peningkatan pembangunan irigasi di Kabupaten Nagan Raya.

    1.2 MAKSUD dan TUJUAN Maksud dilaksanakannya pekerjaan Perencanaan Teknis Survey Investigasi Design (SID)

    Cetak Sawah untuk mengetahui gambaran yang lebih detail dalam rangka pelaksanaan fisik

    pasca detail desain ini.

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    3

    Tujuan kegiatan ini adalah melakukan kegiatan perluasan areal tanaman pangan dengan

    menambah luas baku lahan tanaman pangan, melalui kegiatan perluasan sawah.

    1.3 SASARAN

    Sasaran areal perluasan sawah sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat

    Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian.

    1.4 LOKASI PEKERJAAN Lokasi Perencanaan Survey investigation Desain (SID) Cetak Sawah berlokasi di Kabupaten

    Nagan Raya.

    1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN Laporan Pendahuluan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, lingkup pekerjaan dan

    keterangan awal tentang pekerjaan perencanaan dermaga.

    BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI SID CETAK SAWAH

    Menjelaskan tentang gambaran umum wilayah, kondisi eksisting lokasi SID Cetak Sawah.

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    4

    BAB III METODOLOGI DAN PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

    Menjelaskan tentang metode, data dan analisa data.

    BAB IV PROGRAM KERJA

    Menjelaskan tahapan pelasanaan dan hasil yang terkait dengan program kerja SID Cetak

    Sawah.

    BAB V ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN

    Menjelaskan tentang tenaga pelaksana yangn terkait untuk pekerjaan SID Cetak Sawah,

    struktur organisasi dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.

    BAB VI PENUTUP

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    5

    2.1 GEOGRAFIS Kabupaten Nagan Raya secara geografis terletak pada lokasi 03o40 - 04o38 Lintang Utara dan

    96o11 - 96o48 Bujur Timur dengan luas wilayah 3.363,72 Km2 (336.372 hektar). Kabupaten

    Nagan Raya berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Tengah di sebelah Utara,

    Kabupaten Gayo Luwes dan Aceh Barat Daya di sebelah Timur, Kabupaten Aceh Barat di

    sebelah Barat dan di bagian Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia.

    Berdasarkan Qanun Kabupaten Nagan Raya Nomor 2 dan Nomor 3 Tahun 2011, maka secara

    definitif pada tahun 2011 terdapat 2 (dua) kecamatan yang mengalami pemekaran wilayah.

    Sehingga jumlah kecamatan bertambah dari 8 (delapan) kecamatan menjadi 10 (sepuluh)

    kecamatan. Dua kecamatan yang mengalami pemekaran wilayah adalah Kecamatan Beutong

    dan Kecamatan Darul Makmur. Kecamatan Beutong mengalami pemekaran menjadi

    Kecamatan Beutong dan Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang. Sedangakan Kecamatan

    Darul Makmur mengalami pemekaran menjadi Kecamatan Darul Makmur dan Kecamatan Tipa

    Makmur.

    BAB 2 GAMBARAN UMUM

    LOKASI SID CETAK SAWAH

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    6

    Darul Makmur mempunyai luas wilayah terluas yaitu 1.027,93 Km2 atau 29% dari luas wilayah

    kabupaten. Kemudian diikuti oleh Kecamatan Beutong dengan luas wilayah 1.017,32 Km2 atau

    27,70%. Sedangkan 8 (delapan)kecamatan lainnya secara berurutan yaitu Beutong Ateuh

    Benggalai, Tadu Raya, Seunagan Timur, Tripa Makmur, Kuala, Kuala Pesisir, Seunagan, dan

    Suka Makmue mempunyai luas wilayah masing-masing 11,45%, 9,79%, 7,10%, 5,34%, 3,41%,

    2,15%, 1.60% dan 1,45% dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Nagan Raya.

    Grafik 1. Persentase Luas Wilayah Kabupaten Nagan Raya Menurut Kecamatan Tahun 2011 (Total Luas Wilayah = 3.544,90 Km2)

    Secara topografis, sebagai besar desa-desa yang ada di Kabupaten Nagan Raya merupakan

    wilyah daratan. Sisanya merupaka desa yang memiliki topografi lembah/DAS dan lereng.

    Terdapat 17 desa yang berbatasan dengan laut tersebar di empat kecamatan, yaitu Kecamatan

    Darul Makmur, Tipa Makmur, Kuala Pesisir, dan Tadu Raya.

    Wilayah Kabupaten Nagan Raya merupakan daerah yang sangat cocok untuk berbagai

    budidaya komoditi pertanian kerena didukung oleh iklim yang bagus. Salah satu faktor yang

    menentukan untuk budidaya komoditi pertanian adalah tingkat curah hujan. Sepanjang tahun

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    7

    2010 rata-rata jumlah curah hujan per bulan adalah sebesar 328 mm dengan jumlah hari hujan

    rata-rata 16 hari setiap bulannya. Sepanjang tahun 2011 terjadi hujan sebanyak 188 hari atau

    sekitar 51,51% dari jumlah hari dalam setahun. Jika dilihat dari kecendrungan hujan dalam

    setahun, maka pada sepanjang tahun 2011 memiliki jumlah hari hujan yang relatif stabil.

    Jumlah Curah Hujan mengalami fluktuatif dalam satu tahun, pada Agustus terdapat curah

    hujan tertinggi, yaitu 774 mm, sedangkan pada bulan Mei hanya 136 mm.

    Grafik 2. Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2011

    Suhu Udara dan Kelembaban udara sepanjang tahun tidak terlalu berfluktuasi, dengan suhu

    udara dan kelembaban udara rata-rata per bulan 26,2% dan 88%. Suhu udara minimum rata-

    rata berkisar antara 20,5 s/d 23,00 C dan suhu udara maksimum rata-rata berkisar antara 29,6

    s/d 32,00 C. Rata-rata penyinaran matahari adalah sebesar 5,2% per hari.

    2.2 PEMERITAHAN Kabupaten Nagan Raya yang terbentuk pada tahun 2002 yaitu pemekaran dari Kabupaten

    Aceh Barat, terdiri dari 10 wilayah kecamatan, 30 mukim dan 222 desa definitif, dengan ibukota

    kabupaten terletak di Suka Makmue.

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    8

    Lembaga Eksekutif yaitu Pemerintahan Daerah Kabupaten Nagan Raya, secara susunan

    organisasi pada tahun 2011 terdiri dari 16 dinas, 12 lembaga teknis (badan dan kantor) dan 10

    sekretariat kecamatan. Instansi berupa dinas dan badan dikepalai oleh pejabat eselon II,

    sementara kantor dikepalai oleh pejabat eselon III.

    Jumlah keseluruhan pegawai negeri sipil (PNS) daerah yang bertugas di jajaran pemerintahan

    Kabupaten Nagan Raya pada Oktober 2011 sebanyak 3.836 orang atau kenaikan sebesar

    10,04% dibandingkan dengan tahun 2009 (Januari) yang berjumlah 3.486 orang. Hal ini

    disebabkan adanya penerimaan pegawai negri sipil daerah yang setiap tahun dilakukan untuk

    memenuhi kebutuhan aparatur pemerintah daerah sejak terbentuknya kabupaten ini pada

    tahun 2002. Selain itu juga terdapat penambahan 2 instansi baru dan 2 sekretariat kecamatan

    pada tahun 2011, yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan

    Satu Pintu dan Kecamatan Beutong Ateuh Benggalang dan Kecamatan Tripa Makmur.

    Grafik 3. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten Nagan Raya Menurut

    Golongan Pada Januari 2009 dan Oktober 2011

    Untuk menunjang tenaga aparatur pemerintah daerah, maka sangat dibutuhkan tenaga

    kontrak/honorer. Jumlah pegawai kontrak/honor pada Oktober 2011 mencapai 2.595 orang,

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    9

    mengalami peningkatan sebesar 32,60% dibanding pada Januari 2009 yang berjumlah 1.957

    orang. Hal ini menunjukkan masih besarnya kebutuhan pegawai untuk memperlancar kegiatan

    roda kepemerintahan setelah mengalami pemekaran dari tahun 2002.

    Sementara itu jumlah wakil rakyat yang duduk pada lembaga legislatif yaitu Dewan Perwakilan

    Rakyat Kabupaten (DPRK) Nagan Raya pada tahun 2011 sebanyak 25 orang (1 orang

    meninggal dunia). Jumlah keseluruhan anggota DPRK menurut jenis kelamin terdiri dari 22

    orang laki-laki dan 3 orang perempuan.

    Secara organisasi pada tahun 2011, lembaga wakil rakyat ini terdiri dari tiga fraksi yaitu fraksi

    Aceh sebanyak 5 orang, Fraksi Bersama Demokrat 8 orang dan Fraksi Bangun Bersama 11

    orang.

    Sedangkan dalam menjalankan fungsinya, dibantuk 4 komisi yaitu Komisi A Bidang

    Pemerintahan dengan anggota 5 orang, Komisi B Bidang Perekonomian dan Keuangan

    dengan anggota 5 orang, Komisi C Bidang Pembangunan dengan anggota 5 orang dan

    Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat den Keitimewaan Aceh dengan anggota 5 orang.

    Disamping komisi-komisi, terdapat susunan tugas fungsi berupa Badan Anggaran, Badan

    Musyawarah dengan susunan anggota sebanyak 14 orang dan 14 orang. Juga telah dibentuk

    Badan Legislatif dan Badan Kehormatan dengan anggota sebanyak 6 orang dan 4 orang.

    2.3 PENDUDUK Berdasarkan hasil estimasi BPS, pada tahun 2011 jumlah penduduk Nagan Raya adalah

    sebanyak 142.861 jiwa dengan rincian jumlah laki-laki sebanyak 72.223 jiwa dan perempuan

    sebanyak 70.638 jiwa.

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    10

    Distribusi penduduk menurut kecamatan pada tahun 2010 mengalami perubahan sering

    dengan pemekaran wilayah kecamatan seperti dapat dilihat pada Grafik 4. Distribusi jumlah

    penduduk Kecamatan Darul Makmur menempati urutan pertama yaitu 27,96% dari jumlah

    penduduk keseluruhan, diikuti oleh Kecamatan Kuala sebanyak 13,28%.

    Distribusi penduduk pada Kecamatan Seunagan dan Kecamatan Kuala Pesisir secara

    berurutan adalah sebesar 10,36% dan 10,10%. Sedangkan distribusi jumlah penduduk pada

    Kecamatan Beutong. Kecamatan Seunagan Timur dan Kecamatan Tadu Raya adalah sebesar

    8,98%, 8,71%, dan 8,01%. Kecamatan Suka Makmue dan Kecamatan Tripa Makmur memiliki

    distribusi sebesar 5,74% dan 5,66%. Sedangkan Kecamatan Beutong Ateuh Banggalang

    memiliki distribusi terkecil yaitu sebesar 1,21%.

    Grafik 4. Distribusi/Persentase Jumlah Penduduk Kabupaten Nagan Raya Menurut Kecamatan Tahun 2011 (Total 1.42.861 jiwa)

    Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat dari pada Grafik

    5. Grafik berupa piramida menggambarkan jumlah penduduk semakin berkurang pada

    kelompok umur tua, baik laki-laki maupun perempuan. Kondisi ini juga tidak jauh berbeda

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    11

    dengan keadaan pada tahun-tahun sebelumnya. Dari grafik tersebut dapat ditarik kesimpulan

    bahwa Kabupaten Nagan Raya saat ini mempunyai penduduk yang banyak pada usia balita

    dan remaja, yang suatu saat akan berada pada posisi usia produktif. Pada saat itu berbagai

    masalah kependudukan akan timbul seperti pendidikan, penggangguran, kesehatan dan lain-

    lain, jika tidak dipersiapkan dari awal seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi juga

    mempersiapkan lapangan pekerjaan yang dapat menampung tenaga kerja.

    Grafik 5. Komposisi Jumlah Penduduk Kabupaten Nagan Raya Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2011

    Komposisi jumlah penduduk menurut usia sekolah di Kabupaten Nagan Raya tahun 2011

    terdapat 17.603 jiwa usia sekolah Dasar (7-12 tahun), 8.388 jiwa usia SLTP (13-15 tahun) dan

    7.563 jiwa usia SLTA (16-18 tahun), 14.953 jiwa usia 19-24 tahun (Perguruan Tinggi).

    Berdasarkan angka estimasi, jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang berstatus

    bekerja pada tahun 2011 terdapat sebanyak 61.607 orang yaitu 39.942 laki-laki dan 21.665

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    12

    perempuan. Sementara itu estimasi jumlah angkatan kerja pada tahun 2011 adalah sebesar

    66.339 orang, sehingga angka tingkat pertisipasi angkatan kerja pada tahun 2011 sebesar

    66,44%. Tingkat Pengangguran Terbuka adalah sebesar 4,74%.

    Grafik 6. Komposisi Penduduk Kabupaten Nagan Raya menurut Tingkatan Keluarga Sejahtera Tahun 2011 (Persen)

    Pada tahun 2011 terdapat penduduk dengan klasifikasi Keluarga Pra Sejahtera sebanyak

    6.903 KK (11,99%), Keluarga Sejahtera I sebanyak 9.779 KK (25,49%), Keluarga Sejahtera II

    sebanyak 13.450 KK (35,06%), Keluarga Sehatera III sebayak 6.069 KK (15,82%) dan

    Keluarga Sejahtera Plus sebanyak 2.161 KK (5,63%). Jika kelompok Keluarga Pra Sejahtera

    dan Keluarga Sejahtera I dikategorikan sebagai penduduk miskin, maka pada tahun 2011

    terdapat jumlah keluarga miskin di Kabupaten Nagan Raya sebanyak 16.682 KK atau

    sebanyak 43,49% dari jumlah seluruh keluarga yang ada di kabupaten ini. Angka ini mengalami

    penurunan dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, yaitu sebesar 43,85% pada tahun

    2010 dan 54,50% pada tahun 2009.

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    13

    2.4 SOSIAL Pada tahun 2010 sarana yang ada di Kabupaten Nagan Raya sudah tersedia baik mulai pada

    tingkat pendidikan dasar sampai pada tingkat pendidikan menengah atas, baik yang dikelola

    oleh pemerintah maupun pihak swasta. Disamping sekolah umum juga terdapat sekolah

    agama atau madrasah yang tersedia mulai dari tingkat dasar yaitu Madrasah Ibtidaiyah sampai

    tingkat Madrasah Aliyah.

    Jumlah Sekolah Dasar pada tahun 2011 terdapat 129 unit berstatus negeri dan 3 swasta, SLTP

    sebanyak 31 unit dengan status negeri dan 2 swasta, SMA sebanyak 17 unit negeri dan 1

    swasta, serta SMK negeri dan swasta masing-masing 1 unit. Sementara itu untuk madrasah

    terdapat MI sebanyak 14 unit berstatus negeri dan 5 swasta, MTs sebanyak 2 unit negeri dan 7

    unit swasta, serta MA sebanyak 1 unit negeri dan 2 unit swasta.

    Untuk melihat ketersediaan tenaga pendidik dibanding dengan jumlah murid yang harus dididik,

    terutama untuk sekolah yang dikelola oleh pemerintah yang (berstatus negeri), dapat dilihat

    dari angka rasio murid-guru. Pada tahun 2011, rata-rata perbandingan guru dan murid untuk

    tingkat SD sebesar 1:9, tingkat SLTP sebesar 1:11 dan pada tingkat SMA sebesar 1:12, tingkat

    SMK 1:8. Sedangkan untuk sekolah madrasah, tingkat MI sebesar 1:14, tingkat MTs 1:13,

    tingkat MA 1:14 (lihat Grafik 7).

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    14

    Grafik 7. Rasio Antara Murid dengan Guru dan Kelas Pada Sekolah Negeri di Kabupaten Nagan Raya

    Tahun 2011

    Sementara itu untuk menilai kewajaran jumlah murid dalam satu kelas pada sekolah yang

    dikelola oleh pemerintah dapat dilihat dari rasio jumlah kelas dengan jumlah murid yaitu untuk

    sekolah tingkat SD sebesar 1:19, tingkat SLTP sebesar 1:29 dan SMA sebesar 1:36, tingkat

    SMK 1:20. Sedangkan untuk sekolah madrasah, tingkat MI sebesar 1:25, tingkat MTs sebesar

    1:28, dan tingkat MA 1:30.

    Penduduk Nagan Raya adalah mayoritas memeluk Islam. Pada tahun 2011, sebanyak 222

    mesjid telah tersebar di semua kecamatan sebagai sarana peribadatan. Selain Mesjid juga

    terdapat meunasah, yaitu sebanyak 250. Telah tersedia juga pondok pesantren yaitu sebanyak

    50 pondok pesantren. Jumlah santri diperkirakan adalah sebanyak 5.333 santri dengan tenaga

    pengajar/teungku sebanyak 150 orang.

    Untuk semua sarana kesehatan, pada tahun 2012 terdapat sarana berupa puskesmas dan

    puskesmas pembantu (pustu) yang masing-masing sebanyak 12 unit dan 44 unit yang tersebar

    diseluruh kecamatan. Disamping puskesmas juga terdapat Rumah Sakit Umum Daerah yang

    berlokasi di Kecamatan Kuala (tepatnya di Desa Ujung Fatihah).

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    15

    Jumlah tenaga medis yang berada di puskesmas maupun pustu di Kabupaten Nagan Raya

    pada tahun 2011 adalah sebanyak 449 orang dengan rincian 35 orang dokter, 304 orang bidan

    dan 110 orang tenaga perawat. Sementara itu pada RS Umum Daerah terdapat 20 orang

    dokter dengan rincian 3 orang dokter spesialis (spesialis bedah, spesialis bedah dan spesialis

    penyakit dalam) dan 15 orang dokter umum serta 2 orang dokter gigi.

    2.5 PERTANIAN Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu daerah yang menjadi sentra produksi berbagai

    jenis komoditi pertanian, baik jenis tanaman pangan seperti padi, palawija, buah-buahan, dan

    sayuran, maupun jenis tanaman perkebunan seperti kelapa sawit, kakao, karet, dan kelapa.

    Disamping itu lahan yang tersedia untuk budidaya pertanian masih cukup luas. Sub sektor

    peternakan juga sangat menjanjikan untuk lebih ditingkatkan di daerah ini mengingat wilayah

    berupa padang rumput yang masih luas tersedia. Untuk perikanan laut juga menjadi andalan

    daerah ini dengan adanya empat kecamatan yang berbatasan langsung dengan Samudera

    Indonesia, yaitu Kecamatan Kuala Pesisir, Tadu Raya, dan Darul Makmur serta Tripa Makmur.

    Grafik 8. Perkembangan Produksi dan Produktifitas Padi Sawah di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2011

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    16

    Pada tahun 2011 produksi padi sawah tercatat sebesar 96.670 ton gabah. Angka ini

    mengalami penurunan sebesar 3,60% dibanding produksi tahun 2009 yang mencapai 100.282

    ton gabah. Penurunan ini disebabkan oleh semakin menurunnya tingkat produktifitas padi adri

    6,01 ton/hektar pada tahun 2010 menjadi 5,77 ton/hektar pada tahun 2011. Sedangkan luas

    tanam dan luas panen mengalami kenaikan dari 16.698 hektar pada tahun 2010 menjadi

    16.744 hektar (lihat Grafik 9).

    Grafik 9. Perkembangan Luas dan Produksi Kelapa Sawit pada Perkebunan Rakyat di Kabupaten Nagan Raya Tahun 2007-2011

    Sementara itu sub sektor perkebunan telah memberikan andil yang sangat besar bagi

    pembangunan masyarakat di kabupaten ini dimana sejak zaman Belanda daerah ini sudah

    terkenal sebagai penghasil kelapa sawit. Hal ini dibuktikan dengan tetap eksisnya tiga

    perusahaan besar pengolahan kelapa sawit menjadi minyak mentah (CPO) yaitu di Kecamatan

    Darul Makmur, Kuala Pesisir dan Tadu Raya.

    Disamping perusahaan berskala besar, di Kabupaten Nagan Raya juga terdapat perkebunan

    rakyat yang mengusahakanberbagai jenis tanaman perkebunan diantaranya kelapa sawit,

    karet, coklat,kelapa dalam, pinang, kopi, kemiri dan lain-lain.

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    17

    Pada tahun 2010 produksi tanaman kelapa sawit dari perkebunan rakyat mencapai 130.501

    ton, produksi karet 3.304 ton, coklat/kakao sebesar 1,415 ton, kelapa dalam sebesar 670 ton

    juga terdapat pinang dengan produksi sebesar 220 ton. Lima jenis tanaman perkebunan

    tersebut merupakan komoditi andalan yang banyak dibudayakan pada perkebunan rakyat

    sebagai sumber penghasilan masyarakat di Nagan Raya.

    2.6 INDUSTRI Di Nagan Raya terdapat empat jenis industri dengan skala mikro, yaitu industri tradisional,

    industri makanan dan minuman, industri jasa dan industri bahan bangunan.

    Pada tahun 2011 jumlah industri tradisonal di Nagan Raya adalah sebanyak 391 unit,

    mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 366 unit.

    Penyumbang terbanyak pada industri ini adalah tukang jahit bordir, yaitu sebanyak 205 unit.

    Jumlah industri makanan dan minuman adalah sebanyak 295 unit, mengalami peningkatan dari

    tahun sebelumny, yaitu sebanyak 239 unit. Pentumbang terbanyak pada insdustri ini adalah

    industri tempe dan tahu, yaitu sebanyak 118 unit dan 137 unit.

    Sedangkan jumlah industri Jasa pada tahun 2011 adalah sebanyak 295 unit, mengalami

    penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 304 unit. Penyumbang

    terbanyak pada jenis industri ini adalah reparasi sepeda motor da tambal ban, yaitu sebanyak

    127 unit dan 45 unit.

    Industri bahan Bnagunan pada tahun 2011 adalah sebanyak 135 unit. Industri ini didominasi

    oleh industri batu bata, yaitu sebanyak 134 unit.

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    18

    2.7 PERHUBUNGAN dan KOMUNIKASI Pada tahun 2010 panjang jalan yang melintasi Nagan Raya diperkirakan adalah sepanjang

    592,35 Km, yaitu terdiri dari 82,00 Km jalan negara, 117,60 jalan provinsi dan 392,75 Km jalan

    kabupaten. Mengalami kenaikan sebesar 2,60% dari tahun sebelumnya, yaitu 577,35 Km.

    Dengan kondisi jalan 69% dalam keadaan baik, sedangkan sisanya, yaitu sebanyak 31%

    masih dalam kondisi rusak.

    2.8 KEUANGAN DAERAH Realisasi Anggaran Pendapatan Daerah pada APBD Kabupaten Nagan Raya pada tahun 2011

    tercatat sebesar 487,70 milyar rupiah, mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun

    sebelumnya yaitu sebesar 22,90% dari 396,82 milyar rupiah pada tahun 2010. Sedangkan

    Realisasi Anggaran Belanja Daerah adalah sebesar 545,07 milyar rupiah, mengalami kenaikan

    dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 13,10% dari 481,95 milyar rupiah pada tahun 2010.

    Grafik 10. Persentase Anggaran Pendapatan Daerah Dalam APBD Menurut Jenis Pendapatan di Kabupaten Nagan Raya, 2011

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    19

    Realisasi Anggaran Pendapatan masih didominasi oleh Pos Dana Perimbangan yaitu sebesar

    82,37% dari total anggaran pendapatan. Sementara itu pendapatan asli daerah (PAD) baru

    memberikan kontribusi sebesar 3,23%. Sedangkan pos pendapatan yang ketiga yaitu Pos

    Lain-Lain Pendapatan yang Sah yang memberikan kontribusi sebesar 14,40%.

    Pada tahun 2011 Realisasi Anggaran Belanja Daerah yang terbagi menjadi Belanja Tidak

    Langsung dan Belanja Langsung masing-masing mempunyai komposisi 54% (274,69 milyar

    rupiah) untuk Belanja Tidak Langsung dan 46% (227,44 milyar rupiah) untuk Belanja

    Langsung. Sementara realisasi anggaran belanja tahun 2010 untuk kedua pos belanja yaitu

    61% realisasi Belanja Tidak Langsung dan 39% untuk realisasi Belanja Langsung.

    Grafik 11. Persentase Anggaran Belanja Daerah Dalam APBD Menurut Jenis Pengeluaran di Kabupaten Nagan Raya, 2011

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    20

    3.1 U M U M Dalam beberapa tahun terakhir, kebutuhan produksi pangan terus meningkat sedangkan alih

    fungsi lahan sawah setiap tahun terjadi secara masif pada areal persawahan yang cukup luas.

    Oleh karena itu, upaya penambahan baku lahan tanaman pangan melalui perluasan sawah

    menjadi menjadi sangat penting dalam upaya mempercepat pencapaian surplus beras 10 juta

    ton pada tahun 2014.

    Kegiatan perluasan sawah secara teknis harus dilaksanakan berurutan mulai dari identifikasi

    dan penetapan lokasi, survei/investigasi, desain, konstruksi sampai dengan pemanfaatan

    sawah baru. Mengingat perluasan sawah sesuai sifatnya merupakan investasi publik maka

    pembiayaannya terutama menjadi tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah, yang

    diupayakan dari dana APBN, APBD I, APBD II, BUMN dan Swasta. Di lain pihak pelaksanaan

    perluasan sawah akan melibatkan berbagai instansi terkait di pusat maupun di daerah serta

    BAB 3 METODOLOGI dan

    PENDEKATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    21

    stake holder terkait, oleh karena itu perlu dilakukan koordinasi secara baik dengan berbagai

    pihak terkait.

    Sehubungan dengan hal tersebut maka disusun Pedoman Teknis Perluasan Sawah sebagai

    acuan umum bagi petugas di pusat dan daerah dalam melaksanakan kegiatan perluasan areal

    sawah yang dibiayai dari dana Tugas Perbantuan, agar dapat dilaksanakan dengan baik dan

    benar sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

    Berdasar dari lingkup pekerjaan yang telah disampaikan melalui Kerangka Acuan Kerja agar

    didapat hasil yang sesua dengan tujuan utama pekerjaan, maka dalam penyusunan desain ini

    akan dilakukan metode :

    1. Studi Observasi

    Studi ini berupa pengumpulan data untuk diolah dalam perancangan ini. Pada

    proses pekerjaan perencanaan ini data yang dibutuhkan antara lain, diagram

    rancangan kebutuhan ruang, satuan keperluan ruang sehingga didapatkan

    luas bangunan yang dibutuhkan, dan penggunaan ruang.

    2. Analisa data dan Perancangan

    Pengolahan data dan analisa data yang kemudian digunakan sebagai

    masukan dalam penghitungan secara manual dan dengan program simulasi

    bangunan seperti Autodesk Ecotect Analysis maupun Design Builder untuk

    menganalisi kesesuaian suhu dengan kebutuhan serta perancangan instalasi

    dengan program AutoCad.

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    22

    3.2 PENDEKATAN YANG DITEMPUH

    Berdasarkan tujuan dan sasaran serta hasil pengkajian/studi yang diharuskan dari setiap

    pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Kerangka Acuan Kerja, maka pendekatan yang

    ditempuh adalah :

    1. Mempelajari dokumen Rencana Induk data sekunder tentang rencana dan

    program kebijakan pembangunan tahunan Departemen pertanian.

    2. Mengadakan observasi awal kelokasi Obyek Perencanaan dan lingkungan

    binaan fisik yang ada. Mengadakan pencatatan dan pemotretan guna

    menyusun data dan kendala serta potensi lokasi.

    3. Mengadakan pengumpulan opini dan masukan lembaga terkait, terutama

    yang terkait mengenai pemanfaatan lahan dan perijinan. Bersama dengan

    Instansi terkait memberikan penjelasaan tentang program dan pengembangan

    dengan upaya peningkatan sarana & prasarana sesuai potensi yang

    dimilikinya untuk dikembangkan.

    3. Melakukan wawancara untuk mendapatkan informasi mengenai hal-hal yang

    berkaitan dengan keinginan pemilik

    4. Melakukan Proses Design

    Selanjutnya pendekatan yang diusulkan oleh konsultan untuk melaksanakan

    pekerjaan setelah konsultan mempelajari dengan seksama Kerangka Acuan

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    23

    Penetapan dan Penunjukkan Perencanaan

    KONSULTAN PERENCANA

    Informasi Awal/ Data Sekunder

    PERUMUSAN DESIGN

    PEMDA, DINAS PU Bappeda

    dll

    REVIEW MASTER

    PLAN (OUT LINE PLAN)

    PROSES DED

    PEMERINTAH KABUPATEN Nagan Raya Dinas Pertanian Nagan Raya

    TIM TEKNIS

    Tuntutan dan Fungsi

    Kerja (KAK) dan Berita Acara Aanwijzing pekerjaan Perencanaan Survey

    investigation Desain (SID) Cetak Sawah,

    Gambar 3.1. Bagan Pendekatan Pelaksanaan Pekerjaan

    3.3 METODOLOGI PELAKSANAAN Pendekatan dan Metodologi ini disusun sesuai dengan komponen tahapan kegiatan dan pihak

    yang akan terkait sebagai berikut :

    Tahap Konsep Rencana Teknis

    Tahap Pra Rencana Teknis

    Tahap Pengembangan Rencana

    Tahap Rencana Detail

    Tahap Pelelangan

    Tahap Pengawasan Berkala

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    24

    Sesuai dengan batasan waktu dan lingkup serta tahapan pekerjaan yang harus dikerjakan,

    pada prinsipnya antara tahap-tahap kegiatan pelaksanaan pekerjaan perencanaan bisa

    dilaksanakan secara simultan artinya kegiatan satu dengan lainnya, waktu pelaksanaan bisa

    saling overlapping.

    Selanjutnya mengingat lokasi lahan, maka sebagaimana yang diuraikan dalam bab Tanggapan

    dan pemahaman terhadap KAK terhadap kegiatan, konsultan merencanakan waktu yang

    diperlukan untuk pengumpulan data lapangan (Survey dan Pengukuran) dapat dilaksanakan

    pada tahap awal sehingga proses justifikasi perencanaan dapat dilaksanakan sesuai waktu

    yang disediakan.

    Namun begitu hirarki tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan perencanaan tetap harus ditaati,

    dimana ada tahap perencanaan yang belum bisa dilaksanakan sebelum tahap sebelumnya

    dianggap final, agar dihasilkan hasil Perencanaan Sehingga dalam penanganan pekerjaan ini

    Konsultan akan menerapkan sistem pendekatan dan metodologi dengan sistem Kajian Umpan

    Balik (Feed Back Control) dengan pengendalian dari segala aspek dengan cermat. Metode

    pembahasan ini berdasarkan atas dua faktor utama, yaitu:

    1. Design determinant, yaitu aspek-aspek yang dibutuhkan dalam suatu

    perancangan meliputi Peta Lokasi dll.

    2. Design requirement, yaitu persyaratan-persyaratan yang mendasari suatu

    perencanaan agar aspek-aspek yang dibutuhkan dalam perancangan dapat

    menjadi sesuai.

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    25

    FEED BACK

    DIAGRAM METODE PELAKSANAAN PERENCANAAN

    DASAR PERTIMBANGAN PERENCANAAN

    KAK dan BA Penjelasan KAK

    Rencana Induk Lingkungan / Kota dan Master Plan

    Hasil Keputusan Rapat oleh Pemberi

    Tugas bersama-sama Team Proyek

    TAHAP PERSIAPAN INTERPRETASI KAK, SURVEY TOPOGRAFI DAN LETAK Lokasi

    TAHAP PRA RENCANA

    Lokasi

    Luasan Lokasi survey

    Jaringan Irigasi

    BESARAN

    LAPORAN PERENCANAAN, LAPORAN HASIL PENYELIDIKAN

    Lokasi

    GAMBAR Pra RENCANA Lay Out

    KONSULTASI PEMBERI TUGAS

    EVALUASI DAN REVISI

    PERKIRAAN ANGGARAN

    BIAYA LANJUTAN

    TAHAP PEMBUATAN GAMBAR

    Lay Out Plan

    KONSULTASI PEMBERI TUGAS

    EVALUASI DAN REVISI LAPORAN PERENCANAAN

    FINAL PERENCANAAN

    PENGGANDAAN DOKUMEN LELANG

    TAHAP PELELANGAN

    LEGALISASI DOKUMEN LELANG

    PENYELESAIAN DOKUMEN LELANG

    GAMBAR RENCANA

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    26

    3.4 METODOLOGI PENGUMPULAN DATA Pekerjaan Perencanaan Perencanaan Survey investigation Desain (SID) Cetak Sawah ini

    menggunakan pendekatan positif yaitu berupa observasi lapangan yang didukung oleh

    gabungan beberapa metoda lain, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang

    digunakan secara paralel dan simultan.

    Secara garis besar sistimatika pengumpulan data yang digunakan terdiri dari beberapa

    kelompok, yaitu melalui :

    1. Metode Observasi Lapangan

    2. Metode Pengukuran Lapangan

    3. Metode Wawancara

    4. Metode Pengumpulan Data Sekunder

    Metoda Observasi Lapangan

    Observasi lapangan berupa tinjauan langsung ke lapangan untuk

    mendapatkan data mengenai kondisi eksisting objek pekerjaan, dengan

    demikian akan diperoleh gambaran nyata mengenai realita objek pekerjaan,

    seperti :

    - Akses jalan masuk,

    - Sumber Air,

    - Lingkungan.

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    27

    Metoda Pengukuran Lapangan

    Melalui pengukuran lapangan akan diperoleh data-data kuantitatif yang

    terukur, baik dalam bentuk peta maupun data-data statistik yang sangat

    berguna untuk mendapatkan kondisi objek perencanaan secara akurat, antara

    lain :

    - Data ukuran Lahan

    - Bentuk site dan batasan lokasi

    - Ketinggian muka tanah (topografi), dll

    Metoda Wawancara.

    Metoda wawancara ini berguna untuk mendapatkan informasi mengenai lahan.

    Metoda Pengumpulan Data Sekunder

    Data-data sekunder yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini meliputi data-data kelembagaan, data-data SDM, peralatan, data-data meteorologi (iklim, curah hujan dll).

    3.5 ANALISA PERMASALAHAN Permasalahan-permasalahan yang biasanya timbul pada pelaksanaan pekerjaan perancangan

    pada proyek ini adalah :

    Masalah Internal

    a) Bila kriteria perencanaan tidak jelas atau lengkap, maka dapat

    mengakibatkan koordinasi antar disiplin dalam penanganan perencanaan

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    28

    terutama dalam hal lingkup pekerjaan masing-masing disiplin yang sering

    menjadi rancu.

    b) Bila tidak ditetapkan prosedur koordinasi dan persetujuan dengan pihak

    Tim Proyek dari Pemberi Tugas maka dapat mengakibatkan keterlambatan

    dalam penyelesaian pekerjaan perencanaan oleh Konsultan Perencana.

    Masalah Eksternal

    Perubahan kebijakan atau kriteria perencanaan oleh Pemberi Tugas dapat

    mengakibatkan pengulangan pekerjaan perencanaan, serta keterlambatan

    penyelesaian pekerjaan.

    3.6 PEMECAHAN MASALAH Dalam proses perancangan/design perencanaan kegiatannya bergerak menelusuri berbagai

    masalah baru yang dihadapai, diketemukan maupun yang dicari, untuk dimasukkan dan

    diperhatikan. Berbagai masalah yang bertalian yang dapat di tinjau, dianalisa melalui berbagai

    aspek sudut pandang serta dan hal pemecahan masalah yang berkaitan dengan perbandingan

    yang diprioritaskan.

    Tindakan dan analisa dapat melalui proses penggunaan perangkat antara lain:

    - Diagram-diagram

    - Intensitas hubungan-hubungan aktivitas-aktivitas yang diprogramkan

    - Sirkulasi

    - Aktivitas komunikasi

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    29

    - Matriks (tabel analisa program)

    o Pertalian ruang / kegunaan

    o Sub sistem-sub sistem bangunan

    - Pemilihan/pemilihan alternatif design

    - Jaringan Network

    Pemecahan masalah Rancangan / Design secara pararel dilakukan pengembangan atau

    eksplorasi (penjajagan) melalui faktor-faktor perubahan penentu yaitu :

    1. Fungsi / Function Unsur-unsur/ elemen untuk kerja antara lain kapasitas dan daya

    tampak, lahan

    2. Bentuk / Form kontur

    3. Kaitan / konteks di kaitkan dengan unsur :

    a) Biaya/pendanaan

    b) Unsur bahan

    c) Unsur prestise/simbol atau citra yang digunakan

    Ketiga unsur perubahan yaitu Fungsi, bentuk dan konteks merupakan tolok ukur pemecahan

    masalah yang saling berkaitan.

    3.7 PERENCANAAN MULTI DISIPLIN

    Menintegrasikan perencanaan multidsisiplin untuk mencegah kerancuan dalam tahap

    konstruksi.

    Integrasi Antar Disiplin akan dilakukan oleh Konsultan Perencana dengan cara

    koordinasi pada:

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    30

    Rapat mingguan proyek (tetap) sehingga masalah-masalah yang timbul diselesaikan

    secara bersama.

    Prosedur pengecekan antar disiplin, yaitu selama proses disain pada saat-saat yang

    telah dipakai perlu membuat copy gambar untuk di check, diberi masukan-masukan,

    koreksi, dll. dari disiplin-disiplin lainnya (Inter-division Checking Prosedure Manual).

    1. Koordinasi Pengendalian Pekerjaan

    Koordinasi Tim Perancangan atas pekerjaan teknis dilaksanakan sesuai lingkup,

    tahapan pelaksanaan dan jadwal pekerjaan, akan disusun Tata Gatra Standar

    Keteknikan/Standard , Detail Work Plan, untuk mempermudah pengecekan,

    pemeriksaan dan pengesahan hasil-hasil rancangan.

    Tata Gatra Standar Keteknikan yang menggambarkan prosedur dan alur kerja

    perancangan dari proses awal hingga konstruksi ditunjukkan pada lampiran 6.

    Engineering Procedure Manual (EPM)

    Dibuatnya EPM ini agar masing-masing disiplin memakai prosedur/cara yang sama

    dalam melaksanakan pekerjaan perencanaan, sehingga seluruh gambar, spesifikasi

    teknik, BoQ menjadi satu kesatuan.

    2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Perancangan

    Sebagai salah satu alat kendali dan monitor pelaksanaan pekerjaan dibuat jadwal

    pelaksanaan pekerjaan perancangan sehingga selain untuk menstrukturkan tahapan

    kerja juga untuk mengetahui setiap saat status bobot kemajuan dan problematiknya.

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    31

    3. Jadwal Keterlibatan Personil

    Berdasarkan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Perancangan, maka sesuai dengan

    tahapan dan bobot pekerjaan pengaturan keterlibatan personil yang terkait disusun

    Jadwal Keterlibatan Personil sebagaimana terlampir

    4. Overlapping Waktu

    Pada prinsipnya untuk menghemat waktu antara tahap-tahap kegaitan pelaksanaan

    pekerjaan perencanaan bisa dilaksanakan secara simultan artinya kegiatan satu

    dengan lainnya bisa saling overlapping, dengan tetap memperhatikan hirarkhi tahap-

    tahap pelaksanaan pekerjaan perencanaan.

    5. Cost Monitoring

    Monitoring biaya proyek perlu dilakukan selama proses perencanaan karena apabila

    terjadi lonjakan biaya dari budget segera diketahui dan masih ada waktu untuk

    memperbaiki rencana gambar.

    Tentunya dalam cost monitoring ini sesuai dengan tahapan dalam perencanaan untuk

    tingkat akurasinya.

    6. Drawing List dan Spesification List

    Sebelum melaksanakan pekerjaan, sesuai dengan pengalaman kami, Konsultan harus

    membuat Detail Work Plan (DWP) yang isinya antara lain drawing list dan specification

    list beserta jadwal penyelesaiannya.

    Dengan berpatokan pada drawing list dan specification list ini tim perencana dapat

    mengatur alokasi manpower, skedul penyelesaian pekerjaan.

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    32

    7. Penggambaran memakai Komputer (AutoCAD.

    Untuk kemudahan integrasi antar disiplin, filing yang bagus, kemudahan revisi,

    penggantian skala (perbesaran dan perkecilan) maka penggambaran secara

    komputerisasi (bukan cara manual dalam media computer) adalah salah satu cara

    untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan meng-kostumisasi-kan antara standar

    penggambaran dengan kemampuan software yang digunakan, yang meliputi :

    - Layer + warna + line type

    - Elevasi layer (option)

    - Library

    - Nama dokumen

    Dan ditunjang dengan management layer dalam satu jaringan melalui pengaturan alur

    data. Untuk menguji kelayakan desain kami melakukan pemodelan dengan

    menggunakan 3DS Max sehingga dapat melakukan evaluasi terhadap penggunaan

    material, suasanan dan sebagainya.

    Selain ketersediaan software, kami juga memiliki pendukung berupa perangkat

    hardware berupa, ploter, scanner, digitizer dan printer untuk memaksimalkan

    penggunaan otomatisasi pekerjaan.

    8. Hubungan dengan Pemilik Proyek

    Menyusun jadwal pertemuan dengan pihak Pemilik Proyek terutama atau pihak-pihak

    lain yang pernah terlibat atau akan terlibat pada proyek ini (Tim Proyek). Didalam

    proses perancangan proyek ini Pemilik Proyek / Tim Proyek harus sesering mungkin

    dihubungi Konsultan pada saat programming dan pra-rancangan.

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    33

    9. Pelaporan Pelaksanaan Pekerjaan

    PT. Caixa Consultant akan selalu melaporkan kemajuan (progress) pekerjaannya,

    yang dibuat sesuai dengan tahapan pekerjaan atau sesuai dengan jadwal yang

    dibicarakan dengan Pemberi Tugas.

    10. Kualitas Pekerjaan

    Sesuai keinginan dan kebutuhan Pemilik Proyek yang telah dirumuskan dalam

    Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka tuntutan-tuntutan didalamnya harus menjadi

    perhatian utama untuk menjaga konsistensi hasil pekerjaan sehingga memberikan

    tingkat akurasi keteknikan yang tinggi dan biaya yang terjaga maka pada tiap tahap

    pelaksanaan pekerjaan sebelum hasil kerja diserahkan pada Pemilik Proyek,

    Perusahaan melakukan Audit Mutu oleh Dewan Keteknikan (Technical Board) yang

    perangkatnya telah melekat pada Organisasi Perusahaan sebagai Lembaga Tertinggi

    Keteknikan (periksa Organisasi Proyek).

    3.8 METODE KERJA

    3.8.1 TAHAP PERSIAPAN DAN KONSEPSI PERENCANAAN

    Kegiatan ini dilakukan dengan cara mencari informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan

    lokasi, luas, batas, prasarana-sarana yang ada, antara lain :

    - melakukan konsultasi baik dengan User, Tim Teknis maupun Pemerintah Daerah

    setempat.

    - Melakukan pengukuran langsung di lokasi perencanaan.

    - Menyusun program kerja perencanaan.

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    34

    - Melakukan recheck dan evaluasi terhadap Dokumen yang sudah ada untuk menjaga

    kemungkinan adanya perubahan permintaan dari pihak pemakai.

    - Melibatkan tenaga-tenaga teknis dan tenaga penunjang yang telah disebutkan diatas.

    Data data yang dikumpulkan meliputi :

    1. Data Lahan

    a) Luasan

    b) Batasan-batasan

    2. Data Petani

    a) Jumlah Petani

    b) Macam perlengkapan dan peralatan

    3. Data Kebutuhan persawahan

    Jumlah penduduk yang ada di sekitar perencanaan

    3.8.2 PENYUSUNAN KONSEP RANCANGAN

    Kegiatan ini dilakukan dengan cara menganalisa data lapangan dan data masukan dari pihak

    user, menterjemahkan ke dalam bahasa teknis serta mengestimasikan biaya yang tersedia

    melalui prakiraan anggaran biaya global/kasar

    Produk gambar yang dihasilkan dengan skala yang sesuai dan dapat terbaca dengan jelas

    sesuai dengan kejelsan informasi yang ingin disampaikan.

    - Gambar meliputi :

    o Lay Out

    o Peta Lokasi

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    35

    - Laporan

    Laporan teknis yang berisi penjelasan tentang ;

    o Laporan terperinci mengenai data lapangan

    3.9 HASIL PERENCANAAN Hasil pekerjaan perencanaan Konsultan Perencana pada Tahap Penyesuaian Perencanaan Desain adalah :

    3.9.1 LAPORAN STUDI INVESTIGASI DESIGN (SID)

    Laporan Studi Investigasi Design (SID) antara lain akan mencakup :

    1. Survey Data.

    a. Data Primer :

    - Topografi

    - Soil Test untuk mengetahui komposisi tanah, daya dukung tanah, dsb.

    b. Data Sekunder:

    - Master Plan

    - Peta-peta

    - Studi Perbandingan dan Literatur

    - Data-data Kondisi Eksisting

    2. Interpretasi terhadap KAK, sehingga dapat diperoleh informasi tentang lokasi, antara

    lain:

    a. Lokasi

    b. Ukuran lahan yang jelas batas-batasnya.

    c. Topografi

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    36

    d. Kondisi dan curah hujan.

    e. Status lahan, hubungannya dengan Pemberi Tugas.

    3. Informasi dari pemerintah daerah setempat, antara lain :

    a. Advis planning (Keterangan Peruntukkan) dari Pemerintah Daerah setempat dan

    penjelasan perihal High Control Zone.

    b. Standard-standard yang harus digunakan.

    c. Peraturan-peraturan yang harus diikuti dalam perencanaan maupun pelaksanaan

    bangunan dan lain-lain.

    4. Konsep dasar pemikiran, yang mencakup analisa terhadap informasi semua pihak

    yang terkait dan penerapannya terhadap rancangan.

    3.9.2 JADWAL, NETWORK DIAGRAM DAN BARCHART

    Dokumen Pelaksanaan dan Pelelangan dengan harapan telah mengantisipasi waktu yang

    dibutuhkan oleh Pemberi Tugas untuk mengambil keputusan/persetujuan atas hasil pekerjaan

    Konsultan perencana.

    3.9.3 GAMBAR

    Meliputi :

    1. Gambar Peta Topografi 2. Gambar Peta Ictisar 3. Data ukur 4. Skema pra lay out jaringan sawah 5. Skema pra lay out jaringan pembuang 6. Skema pra lay out jaringan pembawa

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    37

    4.1 TAHAP PELAKSANAAN Dalam menyusun Perencanaan Survey Investigasi Desain (Sid) Cetak Sawah ini, akan dibagi

    menjadi beberapa tahapan pelaksanaan pekerjaan dimana tahapan-tahapan yang akan dilalui

    tersebut merupakan satu kesatuan yang saling melengkapi dan berkaitan satu sama lain.

    Keseluruhan tahapan tersebut mempunyai urutan proses pekerjaan yang saling mendukung

    dan berkesinambungan sehingga dapat terwujud program kebijakan perencanaan yang lebih

    terarah dan terukur sesuai yang diharapkan.

    Secara garis besar tahapan pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan bardasarkan acuan

    dan pemahaman dari KAK adalah sebagai berikut :

    I. Tahap Pendahuluan

    a. Pekerjaan Persiapan, kegiatan yang dilakukan :

    1. Observasi Lapangan

    - Pengumpulan data

    - Wawancara

    2. Pengukuran Site

    BAB 4 PROGRAM KERJA

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    38

    3. Studi literatur

    4. Identifikasi kelayakan

    - Penetapan titik-titik lokasi test/pendataan

    - Mobilisasi tenaga-tenaga peralatan pengetesan

    b. Pekerjaan Test Lapangan

    1. Survey Pengukuran Lapangan (Topography)

    c. Identifikasi Permasalahan

    Hasil Pekerjaan pada tahapan ini akan dilaporkan dalam laporan pendahuluan yang akan

    diserahkan sebanyak 5 (Lima) Laporan.

    II. Tahap Laporan Antara

    Pada tahap ini kegiatan yang akan dilakukan :

    a. Analisis permasalahan

    1. Analisa potensi yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan perencanaan

    2. Analisis kendala yang sedang dan akan dihadapi dalam perencanaan

    b. Analisis kelembagaan

    c. Analisis SDM

    d. Analisis peralatan yang ada yang dibutuhkan

    e. Analisis lingkungan

    1. Analisis pola aktifitas & pola sirkulasi

    2. Analisis sarana & prasarana yang ada dan yang akan dibutuhkan

    f. Perumusan alternatif pemecahan permasalahan / konsep perancangan

    g. Perumusan pra rencana, site plan

    h. Perhitungan Estimasi Biaya dan Design Guideline

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    39

    Hasil pekerjaan pada tahapan ini akan dilaporkan dalam laporan antara sebanyak 5 (Lima)

    laporan.

    III. Tahap Laporan Final (Akhir)

    Pada tahapan ini kegiatan yang akan dilakukan meliputi :

    1. Album Gambar (A0) 5 Eks

    2. RKS

    3. BQ

    4. RAB

    5. Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi

    Hasil pekerjaan pada tahapan ini akan dilaporkan dalam laporan akhir/final dan akan

    diserahkan paling lambat 60 (enam puluh) hari kalender sejak SPMK.

    Seluruh rencana kerja dari setiap tahapan pelaksanaan akan disesuaikan dengan jadwal induk

    pelaksanaan kegiatan yang dimuat pada Bab Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dan Penugasan Personil.

    4.2 PELAPORAN Laporan yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Gedung Radiologi dan

    Rawat Inap 2 ( dua) Lantai sesuai KAK yang ada adalah sebagai berikut :

    NO JENIS LAPORAN JADWAL PENYERAHAN CAKUPAN JUMLAH

    1. Lap. Pendahuluan

    1 (satu) bulan setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) diterbitkan

    Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan

    Rincian Rencana Kerja dan Gambaran Umum pekerjaan

    5 Eks

  • Studi Investigasi Desain (SID) Cetak Sawah

    LAPORAN PENDAHULUAN

    40

    2. Lap. Antara/Pra - Rancangan

    1.5 (satu setengah) bulan sejak diterbitkan SPMK

    Kemajuan Pekerjaan BA Progress termasuk

    Serah Terima Pekerjaan

    5 Eks

    3. Lap. Akhir Perencanaan

    Sebelum berakhir masa kontrak

    laporan akhir perencanaan ini dibuat setelah konsultan perencana Selesai proses perancangan. 1.Peta situasi 2.Peta ictisar 3. Skema Pra lay out Jaringan Sawah 4. Skema Pra lay out Jaringan pembuang 5. Skema Pra lay out Jaringan pembawa 6.Data Ukur 7. BQ 8.RAB 9.Dokumen Pengadaan jasa konsultansi

    5 Eks

    Selain laporan dalam bentuk hardcopy, Konsultan menyerahkan pula dokumen Buku Laporan

    dan seluruh dokumen rencana teknis Perencanaan Survey Investigation Desain (Sid) Cetak

    Sawah dalam bentuk computer file yang dikemas ke dalam CD-ROM.

    1_Pendahuluan1.1 Latar Belakang1.2 Maksud dan Tujuan1.3 Sasaran1.4 Lokasi Pekerjaan1.5 Sistematika Pembahasan

    2_Gambaran Umum Lokasi2.1 Geografis2.2 Pemeritahan2.3 Penduduk2.4 Sosial2.5 Pertanian2.6 Industri2.7 Perhubungan dan Komunikasi2.8 Keuangan Daerah

    3_Metodologi3.1 U m u m3.2 Pendekatan YANG Ditempuh3.3 Metodologi Pelaksanaan3.4 METODOLOGI PENGUMPULAN DATA3.5 ANALISA PERMASALAHAN3.6 PEMECAHAN MASALAH3.7 Perencanaan Multi disiplin3.8 Metode Kerja3.9 HASIL PERENCANAAN

    4_Program Kerja4.1 TAHAP PELAKSANAAN4.2 PELAPORAN