Post on 20-Jan-2016
LAPORAN TETAP
TEKNOLOGI PEMANFAATAN BATUBARA
Pembuatan Bio-Briket Batubara Lignit dengan Biomassa
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Abdul Wahid Erlangga 0611 4041 1492
Dyan Mentari D.O. 0611 4041 1498
Lintang Putri Mahardika 0611 4041 1501
Nova Rachmadona 0611 4041 1508
Olwan Putera Nanda 0611 4041 1510
Zurriyati 0611 4041 1515
KELAS 5 EGA
Dosen Mata Kuliah : Zulkarnain, S.T M.T
TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI S1 (TERAPAN) TEKNIK ENERGI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2013
Pembuatan Bio-Briket Batubara Lignit dengan Biomassa
I. Tujuan Percobaan
- Mampu membuat briket batubara dengan dan tanpa proses karbonisasi
- Mampu menganalisa lamanya waktu penyalaan, kadar air, kadar abu dan
kadar zat terbang di dalam briket batubara
II. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan :
- Beaker Glass 4 buah
- Hot Plate 1 buah
- Spatula 2 buah
- Neraca Analitik 1 buah
- Oven 1 buah
- Furnace 1 buah
- Cawan Porselen 2 buah
- Krusibel 4 buah
- Alat Press 1 buah
- Cetakan Briket 1 buah
- Desikator 1 buah
- Botol Aquadest
Bahan yang digunakan :
- Batubara hasil preparasi sampel ukuran 170 mesh 100 gr
- Batubara ukuran 170 mesh yang telah dikarbonisasi 75 gr
- Tepung Tapioka 35 gr
- Sekam Padi 15 gr
- Aquades secukupnya
III. Dasar Teori
Akhir-akhir ini harga baha bakar minyak dunia meningkat pesat yang
berdampak pada meningkatnya harga jual bahan bakar minyak termasuk Minyak
Tanah di Indonesia. Minyak Tanah di Indonesia yang selama ini di subsidi
menjadi beban yang sangat berat bagi pemerintah Indonesia karena nilai
subsidinya meningkat pesat menjadi lebih dari 49 trilun rupiah per tahun dengan
penggunaan lebih kurang 10 juta kilo liter per tahun. Untuk mengurangi beban
subsidi tersebut maka pemerintah berusaha mengurangi subsidi yang ada
dialihkan menjadi subsidi langsung kepada masyarakat miskin. Namun untuk
mengantisipasi kenaikan harga BBM dalam hal ini Minyak Tanah diperlukan
bahan bakar alternatif yang murah dan mudah didapat.
Briket Batubara merupakan bahan bakar padat yang terbuat dari Batubara,
bahan bakar padat ini murupakan bahan bakar alternatif atau merupakan
pengganti Minyak Tanah yang paling murah dan dimungkinkan untuk
dikembangkan secara masal dalam waktu yang relatif singkat mengingat teknologi
dan peralatan yang digunakan relatif sederhana.
A. Briket Batubara
Briket Batubara adalah bahan bakar padat yang terbuat dari Batubara
dengan sedikit campuran seperti tanah liat dan tapioka. Briket Batubara mampu
menggantikan sebagian dari kegunaan Minyak Tanah sepeti untuk : Pengolahan
Makanan, Pengeringan, Pembakaran dan Pemanasan. Bahan baku utama Briket
Batubara adalah Batubara yang sumbernya berlimpah di Indonesia dan
mempunyai cadangan untuk selama lebih kurang 150 tahun. Teknologi pembuatan
Briket tidaklah terlalu rumit dan dapat dikembangkan oleh masyarakat maupun
pihak swasta dalam waktu singkat. Sebetulnya di Indonesia telah mengembangkan
Briket Batubara sejak tahun 1994 namun tidak dapat berkembang dengan baik
mengingat Minyak Tanah masih disubsidi sehingga harganya masih sangat murah,
sehingga masyarakat lebih memilih Minyak Tanah untuk bahan bakar sehari-hari.
Namun dengan kenaikan harga BBM per 1 Oktober 2005, mau tidak mau
masyasrakat harus berpaling pada bahan bakar alternatif yang lebih murah seperti
Briket Batubara.
B. Bahan Campuran dan Fungsi
1. Batubara, sebagai bahan utama pembuatan briket batubara.
Semakin tinggi nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin tinggi
Semakin tinggi nilai kalorinya, pembakaran akan semakin lama karena
unsur zat yang mudah terbakar (volatile matter) yang dikandungnya akan
semakin sedikit
Semakin banyak komposisi batubaranya, pembakaran yang dihasilkan
akan semakin panas dan semakin lama
Semakin tinggi nilai kalorinya semakin sulit menyala, karena kadar
volatile matternya akan semakin sedikit
Semakin rendah nilai kalorinya, panas yang dihasilkan akan semakin
berkurang dan lama pembakaran akan semakin cepat. Batubara dengan
nilai kalori rendah juga mengandung banyak air sehingga menyulitkan
dalam penyalaan, berasap dan panas yang berkurang. Solusinya dengan
cara pengeringan (mengurangi kadar air) dan dengan cara karbonisasi
(menaikkan kadar kalori batubara)
2. Biomassa (serbuk kayu keras), sebagai bahan untuk mempercepat dan
memudahkan proses pembakaran
Semakin banyak komposisi biomassa maka briket akan semakin mudah
terbakar dan pencapaian suhu maksimalnya akan semakin cepat
Kelemahannya semakin banyak komposisi biomassanya, lama pembakaran
menjadi semakin berkurang
Biomassa dapat diubah / diolah menjadi bio arang, yang merupakan bahan
bakar dengan tingkat nilai kalor yang cukup tinggi dan dapat digunakan
dalam kehidupan sehari-hari
Semakin besar komposisi biomassa, maka kandungan emisi polutan CO
dan polusi HC akan semakin berkurang
3. Tanah liat, sebagai bahan pengeras sekaligus perekat
Jenis tanah liat yang dipilih, harus mengandung unsur Kaulinik yaitu unsur
yang mempengaruhi kerekatan, kekerasan dan kekeringan
Semakin banyak komposisinya, briket yang dihasilkan akan semakin keras
Semakin banyak komposisinya, gas CO yang dihasilkan akan semakin
sedikit
Dari hasil uji coba untuk ketahanan dan lama pembakaran, komposisi yang
terbaik untuk tanah liat adalah 10%
4. Tepung tapioka, sebagai bahan perekat utama
Pemilihan tepung tapioka yang baik juga diperlukan untuk mendapatkan
daya rekat yang kuat dan tidak mudah hancur
Pembuatan "adonan perekat" dari tepung tapioka dengan air juga harus
diperhatikan sehingga benar-benar matang dan kental. Setelah adonan jadi
sebaiknya didinginkan terlebih dahulu sehingga adonan tersebut benar-
benar kental dan rekat
5. Kapur (lime), sebagai bahan imbuhan yang digunakan untuk mengikat racun
dan mengurangi bau belerang
Dari hasil uji coba, komposisi yang terbaik untuk kapur adalah 1%
Komposisi kapur juga perlu diperhatikan, karena apabila terlalu banyak
akan membuat panas pembakaran briket menjadi berkurang
C. Jenis Briket Batubara
1. Jenis Berkarbonisasi (super), jenis ini mengalami terlebih dahulu proses
dikarbonisasi sebelum menjadi Briket. Dengan proses karbonisasi zat-zat
terbang yang terkandung dalam Briket Batubara tersebut diturunkan serendah
mungkin sehingga produk akhirnya tidak berbau an berasap, namun biaya
produksi menjadi meningkat karena pada Batubara tersebut terjadi rendemen
sebesar 50%. Briket ini cocok untuk digunakan untuk keperluan rumah
tangga serta lebih aman dalam penggunaannya.
2. Jenis Non Karbonisasi (biasa), jenis yang ini tidak mengalamai dikarbonisasi
sebelum diproses menjadi Briket dan harganyapun lebih murah. Karena zat
terbangnya masih terkandung dalam Briket Batubara maka pada
penggunaannya lebih baik menggunakan tungku (bukan kompor) sehingga
akan menghasilkan pembakaran yang sempurna dimana seluruh zat terbang
yang muncul dari Briket akan habis terbakar oleh lidah api dipermukaan
tungku. Briket ini umumnya digunakan untuk industri kecil.
Produsen terbesar Briket Batubara di Indonesia saat ini adalah PT. Tambang
Batubara Bukit Asam (Persero), atau PT. BA yang mempunyai 3 pabrik yaitu di
Tanjung Enim Sumatera Selatan, Bandar Lampung dan Gresik Jawa Timur
dengan kapasitas terpasang 115.000 ton per tahun. Disamping PT. BA terdapat
beberpa perusahaan swasta lain yang meproduksi Briket Batubara namun
jumlahnya jauh lebih kecil dibanding PT. BA dan belum berproduksi secara
kontinyu. Dengan adanya kenaikan BBM khususnya Minyak Tanah dan Solar,
tentunya penggunaan Briket Batubara oleh kalangan rumah tangga maupun
industri kecil/menengah akan lebih ekonomis dan menguntungkan, namun
demikian kemampuan produksi dari PT. BA. masih sangat kecil, untuk mengatasi
kekurangan tersebut diharapkan partisipasi serta keikutsertaan pihak swasta untuk
memproduksi dan mensosialisasikan penggunaan Briket Batubara disetiap daerah.
D. Keunggulan Briket Batubara
Lebih murah
Panas yang tinggi dan kontinyu sehingga sangat baik untuk pembakaran yang
lama
Tidak beresiko meledak/terbakar
Sumber Batubara berlimpah
Namun demikian Briket memiliki keterbatasan yaitu waktu penyalaan awal
memakan waktu 5 – 10 menit dan diperlukan sedikit penyiraman minyak tanah
sebagai penyalaan awal, Briket Batubara hanya efisien jika digunakan untuk
jangka waktu datas 2 jam. (sumber ; pt. ba, bppt)
Parameter Antara Minyak Tanah dan Briket
ParameterMinyak
TanahBriket
Nilai
Kalori 9.000 kkal/ltr 5.400 kkal/kg
Ekivalen 1 ltr 1,60 kg
Biaya Rp. 2.800 Rp. 1.300
Proses Pembuatan Briket Batubara Non Karbonisasi (Tipe Biasa)
Proses Pembuatan Briket Batubara Karbonisasi (Tipe Super)
E. Jenis dan Ukuran Briket Batubara
Bentuk telur : sebesar telu ayam
Bentuk kubus : 12,5 x 12,5 x 5 cm
Bentuk selinder : 7 cm (tinggi) x 12 cm garis tengah
Briket bentuk telur cocok untuk keperluan rumah tangga atau rumah makan,
sedangkan bentuk kubus dan selinder digunakan untuk kalangan industri
kecil/menengah.
F. Kelemahan Briket Batubara dan Solusinya
1. Sulit dalam penyalaan, solusinya :
Bahan baku batubara dan tanah liat dalam keadaan kering (dijemur terlebih
dahulu), sehingga kadar airnya rendah.
Bahan baku batubara dan tanah liat "di-crusher" dan "di-screen" terlebih
dahulu dengan menggunakan lubang saringan yang kecil dari 3 mm2
Memperbesar komposisi biomassa (serbuk kayu keras), karena biomassa
dapat membantu mempercepat proses penyalaan
Briket batubara yang sudah dicetak harus dikeringkan terlebih dahulu
dengan cara dijemur atau dipanaskan dengan "oven" sebelum dikemas
dalam karung. Hal ini untuk menghindari briket lembab saat digunakan
nantinya
2. Berasap dan berbau, solusinya :
Semua bahan diusahakan dalam keadaan kering, karena kelembaban dan
kadar air yang banyak menyebabkan asap yang banyak dan berbau
Pemberian angin atau menggunakan cerobong pada saat penyalaan awal
akan membantu briket cepat menjadi bara sehingga asap dan bau yang
dihasilkan dari pembakaran briket tersebut juga akan berkurang
Penambahan unsur kapur dalam komposisi briket. komposisi terbaik untuk
kapur 1%. Hal ini juga akan mengurangi kadar asap dan bau
Pemberian biomassa juga akan membantu mempercepat batubara menjadi
bara sehingga asap dan bau akan cepat berkurang
Dengan cara batubara dikarbonisasi terlebih dahulu, karena dengan proses
karbonisasi, telah membuang sebagian zat terbang dan gas-gas sisa
pembakaran
3. Panas dan lama pembakaran, solusinya :
Pemilihan batubara dengan kalori tinggi atau dengan cara dikarbonisasi
Dengan memperbesar komposisi batubara. Karena semakin banyak
komposisi batubaranya maka akan semakin lama dan semakin panas hasil
pembakarannya
Penentuan komposisi tanah liat dan jenis tanah liat juga berpengaruh
terhadap lama pembakaran. Pemilihan tanah liat yang baik akan membuat
briket lebih rekat, padat dan keras yang akhirnya juga memperlama proses
pembakaran
Pengeringan hasil briket. Karena briket yang lembab dan basah akan
berpengaruh besar terhadap panas yang dihasilkan
4. Kepadatan dan kekerasan, solusinya :
Pemilihan tanah liat yang baik yang mengandung unsur kaulinik sehingga
mempunyai daya rekat dan kekerasan yang tinggi serta cepat kering
Penghancuran (crusher) dan penyaringan (screen) bahan baku juga
berpengaruh terhadap kekerasan hasil cetak. Semakin kecil partikel bahan
baku akan membuat partikel tercampur (mixer) lebih merata dan padat
serta tidak mudah hancur
Pemilihan tepung tapioka dan pembuatan "adonan tapioka" yang baik
sehingga didapatkan campuran adonan tapioka yang kental dan
mempunyai daya rekat yang baik
Penjemuran atau peng-oven-an hasil briket sampai benar-benar kering
sebelum dikemas dalam karung. Untuk mengurangi briket yang hancur dan
mutu yang buruk saat pengiriman dan pemakaian
5. Harga jual produk, solusinya :
Pemilihan lokasi pabrik yang dekat dengan sumber bahan baku dan
konsumen. Hal ini akan mempengaruhi harga jual sehingga lebih mudah
bersaing di pasar
Proses produksi yang baik dan benar, untuk mengurangi kegagalan
produksi atau "complain" dari konsumen
"Quantity" produksi yang besar akan menurunkan biaya produksi
IV. Prosedur Kerja
IV.1 Proses Pembuatan Briket
A. Tanpa Karbonisasi
- Batubara ukuran 170 mesh ditimbang sebanyak 100 gr dan ditampung di
dalam beaker glass 400 ml
- Sekam padi ditimbang sebanyak 20 gr, lalu dicampurkan dengan beaker
glass yang sama dengan batubara
- Adonan tepung tapioka dibuat dengan cara mencampurkan air sebanyak
30ml dan 5 gr tepung tapioka. Adonan dibuat hingga menyerupai lem.
- Dilakukan pencampuran antara ketiga jenis bahan tersebut dan diaduk rata,
selanjutnya ditempatkan pada cetakan briket batubara yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
- Campuran tersebut dicetak dengan menggunakan alat press, setelah jadi
maka briket tersebut dijemur selama 1 jam baru kemudian siap digunakan.
B. Dengan Karbonisasi
- Batubara ukuran 170 mesh yang telah dikarbonisasi ditimbang sebanyak
75gr dan ditampung di dalam beaker glass 400 ml
- Sekam padi ditimbang sebanyak 15 gr, lalu dicampurkan dengan beaker
glass yang sama dengan batubara
- Adonan tepung tapioka dibuat dengan cara mencampurkan air sebanyak
30ml dan 5 gr tepung tapioka. Adonan dibuat hingga menyerupai lem.
- Dilakukan pencampuran antara ketiga jenis bahan tersebut dan diaduk rata,
selanjutnya ditempatkan pada cetakan briket batubara yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
- Campuran tersebut dicetak dengan menggunakan alat press, setelah jadi
maka briket tersebut dijemur selama 1 jam baru kemudian siap digunakan.
IV.2 Pengujian Kadar Air
- Cawan porselen dipanaskan pada suhu 110oC selama 1 jam dan setelah
selesai kemudian didinginkan di dalam desikator selama 15 menit
- Sebanyak 1 gr sampel briket batubara ditimbang dan dimasukkan ke dalam
cawan porselen
- Cawan porselen kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu yang sama
yaitu 110oC selama 2 jam
- Setelah pemanasan maka cawan dikeluarkan lalu didinginkan di dalam
desikator kemudian ditimbang
IV.3 Pengujian Kadar Abu
- Sebanyak 1 gr sampel briket batubara ditimbang dan dimasukkan ke dalam
krusibel
- Krusibel beserta tutup dimasukkan ke dalam furnace dan dilakukan
pemanasan secara perlahan hingga suhu 500oC selama 1 jam
- Setelah pemanasan pertama selesai maka dilanjutkan pemanasan hingga
suhu mencapai 750oC selama 1 jam
- Setelah selesai krusibel dikeluarkan lalu didinginkan di dalam desikator
kemudian ditimbang
IV.4 Pengujian Kadar Zat Terbang
- Sebanyak 1 gr sampel briket batubara ditimbang dan dimasukkan ke dalam
krusibel
- Furnace dipanaskan hingga suhu mencapai 900oC
- Setelah suhu furnace telah mencapai 900oC maka krusibel dimasukkan
kedalam furnace selama 7 menit
- Setelah selesai krusibel dikeluarkan lalu didinginkan di dalam desikator
kemudian ditimbang
IV.5 Pengujian Waktu Nyala Briket
- Briket batubara dipersiapkan dan plat kawat serta ranting-ranting pohon dan
batubata dipersiapkan dan dikondisikan sebagaimana tungku untuk
membakar briket
- Ranting pohon dituangkan oli agar lebih mudah untuk terbakar
- Setelah persiapan selesai dilakukan pembakaran briket batubara dan
digunakan stopwatch untuk mengukur lamanya waktu penyalaan batubara
- Saat batubara telah mulai menyala, waktu yang diperlukan batubara tersebut
dicatat dan dilakukan analisa.
V. Data Pengamatan
V.1 Data Pembuatan Briket Batubara
Sampel Briket Tanpa Karbonisasi
Berat Batubara 170 mesh = 100 gr
Berat Sekam Padi = 20 gr
Berat Tepung Tapioka = 5 gr
Berat Total = 118 gr
Sampel Briket Dengan Karbonisasi
Berat Batubara 170 mesh = 75 gr
Berat Sekam Padi = 15 gr
Berat Tepung Tapioka = 5 gr
Berat Total = 83 gr
V.2 Data Analisa Briket Batubara
a. Tabel Pengujian Kadar Air
SampelBerat Cawan
Kosong (gr)
Berat Smapel
(gr)
Berat Cawan
+ Sampel (gr)
Berat Akhir
(gr)
1 48,4 1,0 49,4 49,2
2 49,7 1,0 50,7 50,6
b. Tabel Pengujian Kadar Abu
SampelBerat Cawan
Kosong (gr)
Berat Smapel
(gr)
Berat Cawan
+ Sampel (gr)
Berat Akhir
(gr)
1 23,2 1,0 24,2 23,4
2 16,6 1,0 17,6 16,7
c. Tabel Pengujian Kadar Zat Terbang
SampelBerat Cawan
Kosong (gr)
Berat Smapel
(gr)
Berat Cawan
+ Sampel (gr)
Berat Akhir
(gr)
1 20,9 1,0 21,9 21,5
2 21,8 1,0 22,8 22,4
d. Waktu Penyalaan
Waktu penyalaan briket adalah 7 menit
VI. Perhitungan
Neraca Massa Pembuatan Briket Batuabara
NO KomponenMassa Masuk
(gr)
Massa Keluar
(gr)
Sampel Briket Non Karbonisasi
1 Batubara 170 mesh 100 -
2 Tepung Tapioka 5 -
3 Sekam Padi 20 -
4 Briket - 118
5 Berat yang Hilang 125 gr – 118 gr = 7 gr
Sampel Briket Karbonisasi
1 Batubara 170 mesh 70 -
2 Tepung Tapioka 5 -
3 Sekam Padi 15 -
4 Briket - 83
5 Berat yang Hilang 95 gr – 83 gr = 12 gr
Perhitungan Tiga Parameter Batubara
1. Kadar Air
Sampel Briket Non Karbonisasi
Dik :
Berat Sampel Awal = 1,0 gr
Berat Sampel Akhir = (Berat Cawan+Sampel) – (Berat Akhir)
= 49,4 gr – 49,2 gr
= 0,2 gr
Maka,
% kadar air (moisture) = 0,2 x 100%
1,0
= 20%
Sampel Briket Karbonisasi
Dik :
Berat Sampel Awal = 1,0 gr
Berat Sampel Akhir = (Berat Cawan+Sampel) – (Berat Akhir)
= 50,7 gr – 50,6 gr
= 0,1 gr
Maka,
% kadar air (moisture) = 0,1 x 100%
1,0
= 10%
2. Kadar abu
Sampel Briket Non Karbonisasi
Dik :
Berat Sampel Awal = 1,0 gr
Berat Sampel Akhir = (Berat Cawan+Sampel) – (Berat Akhir)
= 24,2 gr – 23,4 gr
= 0,8 gr
Maka,
% kadar abu = (1,0 – 0,8) x 100%
1,0
= 20%
Sampel Briket Karbonisasi
Dik :
Berat Sampel Awal = 1,0 gr
Berat Sampel Akhir = (Berat Cawan+Sampel) – (Berat Akhir)
= 17,6 gr – 16,7 gr
= 0,9 gr
Maka,
% kadar abu = (1,0 – 0,9) x 100%
1,0
= 10 %
3. Kadar Zat Terbang
Sampel Briket Non Karbonisasi
Dik :
Berat Sampel Awal = 1,0 gr
Berat Sampel Akhir = (Berat Akhir) – (Berat Cawan Kosong)
= 21,5 gr – 20,9 gr
= 0,6 gr
Maka,
% kadar zat terbang = (1,0 – 0,6) x 100%
1,0
= 40%
Sehingga % VM = % sampel terbakar - % moisture
= 40 % - 20 %
= 20 %
Sampel Briket Karbonisasi
Dik :
Berat Sampel Awal = 1,0 gr
Berat Sampel Akhir = (Berat Cawan+Sampel) – (Berat Akhir)
= 22,4 gr – 21,8 gr
= 0,6 gr
Maka,
% kadar zat terbang = (1,0 – 0,6) x 100%
1,0
= 40%
Sehingga % VM = % sampel terbakar - % moisture
= 40 % - 10 %
= 30 %
4. Perhitungan Nilai Ekonomis Briket Batubara
Asumsi :
1 kg batubara = Rp 400,- 100 gr = Rp 40,-
1 kg sekam padi = Rp 1.000,- 20 gr = Rp 20,-
1 kg tepung tapioka = Rp 5.000,- 5 gr = Rp 25,-
Maka biaya yang dibutuhkan untuk membuat briket dengan campuran 100 gr
batubara + 20 gr sekam padi + 5 gr tepung tapioka adalah Rp 15,-
Jika 125 gr briket batubara dibuat menjadi 5 potong briket, maka berat 1 potong
briket = 25 gr sehingga apabila ada 1000 gr briket maka dapat dihasilkan 40
potong briket maka biaya yang dibutuhkan adalah :
Rp 85,- x 1000 gr125 gr
= Rp 680,-
VII. Analisa Data
Percobaan pertama dalam praktikum teknologi pemanfaatan batubara
adalah pembuatan briket batubara. Sebagaimana yang diketahui, briket batubara
merupakan suatu bahan bakar alternatif pengganti BBM yang terbuat dari suatu
campuran tertentu. Pada praktikum yang dilakukan ini, campuran dalam
pembuatan briket terdiri dari 100gr batubara ukuran 170 mesh, 20 gr sekam padi
dan 5 gr tepung tapioka.
Pada praktikum ini, hal pertama yang dianalisa adalah faktor yang
mempengaruhi proses pembuatan briket. Faktor pertama adalah ukuran batubara
(dalam mesh). Semakin kecil ukuran batubara maka briket yang dihasilkan akan
mudah rapuh karena struktur penyusun briket tersebut yang sangat halus. Faktor
kedua adalah pembuatan lem yang berfungsi sebagai perekat. Adonan lem ini
harus ditambahkan sedikit demi sedikit agar lem pada batubara rata sehingga
ketika direkatkan akan baik.
Hal kedua yang dianalisa yaitu mengenai hasil perhitungan kadar air, abu
dan volatile matter yang sering disebut sebagai analisa proksimat. Setelah
dilakukan terhadap 2 sampel yaitu satu yang mengalami proses karbonisasi dan
yang tidak mengalami proses karbonisasi, dapat dianalisa bahwa kadar air pada
batubara yang dikarbonisasi lebih rendah dibandingkan yang tanpa karbonisasi,
begitu pula dengan kadar abu. Akan tetapi untuk kandungan volatile matternya
batubara karbonisasi memiliki kadar VM yang tinggi dibandingkan tanpa
karbonisasi.
Hal terakhir yang dianalisa adalah nilai ekonomis dari pembuatan briket.
Sebagaimana perhitungan yang dilakukan didapatkan bahwa harga 1 kg briket
batubara adalah Rp 680,-. Banndingkan dengan harga minyak tanah yang
mencapai harga Rp 8.000,-/liter. Dari asumsi tersebut dapat terlihat bahwa harga
briket lebih murah dibandingkan harga minyak tanah. Akan tetapi, waktu untuk
menyalakan briket ini relatif lama sehingga tidak cocok untuk jangka pendek dan
juga untuk menyalakannya harus diberi sedikit oli untuk memicu api.
VIII. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
- Briket merupakan bahan bakar padat alternatif yang dibuat dari campuran
batubara, sekam padi dan tepung tapioka. Komposisi ketiganya sangatlah
berpengaruh terhadap kekerasan briket yang dihasilkan.
- Waktu penyalaan briket yang cukup lama yakni 7 menit membuat briket
kurang efektif jika digunakan untuk keperluan pemanasan yang hanya
memerlukan waktu singkat.
- Briket karbonisasi dan briket non karbonisasi memiliki beberapa perbedaan,
jika ditinjau dari tiga parameter yang dianalisa yaitu pertama kadar air dan
kedua zat terbang, dimana dari dua parameter ini briket karbonisasi memiliki
nilai yang lebih rendah dari briket non karbonisasi. Ketiga kadar abu, briket
karbonisasi memiliki kadar abu yang hampir sama dengan briket non
karbonisasi.
IX. Daftar Pustaka
Jobsheet Praktikum Pemanfaatan Batubara. 2013. POLSRI