Post on 05-Jul-2015
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar Balakang
Program pembangunan nasional beradaptasi dengan era industrialisasi dan
globalisasi yang ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan industri yang
memanfaatkan teknologi canggih, sehingga perlu diimbangi dengan peningkatan
kualitas tenaga kerja, profesionalisme, berdaya saing dan kompetensi tenaga kerja
yang ditujukan pada peningkatan kemandirian, kewirausahaan, etos kerja, disiplin dan
mempunyai keahlian yang sesuai dengan spesifikasi bidangnya.
Sejalan dengan pemikiran tersebut Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
(PPNS) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) sebagai sebuah institusi
perguruan tinggi di Indonesia berupaya untuk mengembangkan sumber daya manusia
dan IPTEK guna menunjang pembangunan industri, serta sebagai research university
untuk membantu pengembangan kawasan timur Indonesia. Output dari PPNS-ITS
diharapkan siap untuk dikembangkan ke dalam bidang yang sesuai dengan
spesifikasinya.
Oleh karena itu kerja sama dengan bidang industri perlu lebih ditingkatkan
agar terdapat keseimbangan dalam penyampaian ilmu kepada mahasiswa, yaitu antara
teori yang disampaikan melalui pemberian materi, yang dilakukan secara rutin di
kelas sebagai salah satu metode kegiatan perkuliahan, dengan praktek yang
merupakan kegiatan mengaplikasikan teori yang telah didapat secara langsung di
dunia kerja. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan study excursie, on the
job training, joint research, praktek kerja lapangan, dan lain sebagainya.
Dengan syarat kelulusan yang ditetapkan, mata kuliah kerja praktek telah
menjadi salah satu pendorong utama bagi tiap-tiap mahasiswa untuk mengenal
kondisi sistem manajemen K3 di lapangan kerja dan untuk melihat keselarasan antara
ilmu pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah dengan aplikasi praktis di dunia
kerja.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 1
I. 2. Tujuan
Tujuan pelaksanan On The Job Training ini adalah :
1. Untuk memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh
sebagai persyaratan akademis di Program Studi D-4 Teknik Keselamatan dan
Kesehatan Kerja PPNS-ITS.
2. Mengenal secara khusus bidang yang menjadi minat peserta yakni tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. PETROWIDADA.
3. Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir konstruktif yang lebih
berwawasan bagi mahasiswa.
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami implementasi K3 di dunia industri
sekaligus mampu mengadakan pendekatan masalah secara utuh serta
menganalisa kekurangan dan kelebihannya.
5. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui, memahami dan
mengembangkan pelaksanaan aplikasi teoretis ilmunya ke dalam praktek secara
nyata di dunia industri sehingga mahasiswa mampu menyerap dan berasosiasi
dengan dunia kerja secara utuh.
6. Mengenal lebih jauh tentang pemanfaatan serta pengoperasian teknologi yang
sesuai dengan bidang yang dipelajari di Program Studi D-4 Teknik Keselamatan
dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS.
7. Mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan individunya dengan terjun
langsung mempraktekkan pelaksanaan tugas sebagai seorang Ahli K3 yang
diharapkan akan diemban nantinya
8. Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas dan terarah antara dunia
perguruan tinggi dengan dunia kerja sebagai pengguna outputnya.
9. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia usaha dalam memberikan
kontribusinya pada sistem pendidikan nasional.
10. Membuka kesempatan bagi dunia kerja dalam hal ini industri sebagai user dari
output perguruaan tinggi untuk dapat melihat secara langsung kemampuan
sesungguhnya dari mahasiswa sebagai calon karyawan dimana hal tersebut
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 2
diharapkan merupakan bagian dari proses seleksi sehingga dapat terjadi
penyerapan tenaga kerja.
11. Mahasiswa dapat mengenal, mempelajari dan memahami aplikasi bidang-
bidang yang menjadi minatnya sehingga mampu melakukan analisis masalah.
I. 3. Manfaat
1. Bagi Perusahaan
a) Perusahaan dapat melakukan sharing dengan mahasiswa mengenai
perkembangan teori terbaru berkaitan dengan bidang yang diambil
mahasiswa dalam hal ini adalah teknik keselamatan dan kesehatan kerja.
b) Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa untuk
melaksananakan tugas-tugas operasional sebagai sarjana sains terapan.
2. Bagi PPNS-ITS
Melalui kerjasama yang dibangun dengan dunia industri akan dapat menjadi
ajang promosi mengenai keberadaan PPNS-ITS sebagai penyelenggara
pendidikan. Selain itu manfaat lain yang dapat diperoleh adalah :
a) Sebagai sarana pengenalan, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai pertimbangan dalam penyusunan program di Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya ITS.
b) Sebagai bahan masukan dan evaluasi program pendidikan di Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya ITS untuk menghasilkan tenaga terampil
sesuai dengan kebutuhan dalam dunia industri.
3. Bagi Mahasiswa
a) Membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk dapat melihat aplikasi teori
yang telah didapat kedalam dunia kerja.
b) Merupakan media bagi mahasiswa untuk dapat melakukan praktek kerja
secara langsung di dunia industri sehingga dapat mengatasi
kecanggungannya dalam berinteraksi dengan dunia kerja setelah lulus.
c) Merupakan sarana bagi mahasiswa untuk dapat mengenal
keanekaragaman, pemanfaatan, sekaligus aplikasi K3 yang digunakan
dalam sistem manajemen K3 di industri guna menunjang pelaksanaan
tugasnya sebagai Sarjana Sains Terapan ahli K3.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
II. 1. Umum
PT. Petrowidada merupakan perusahaan yang bergerak di industri kimia
penghasil Phthalic Anhydride (PA). Atas lisensi dari Lurgi GMBH yang berpusat di
Jerman Barat, berdiri pabrik PT. Petrowidada yang letaknya di kota Gresik, Jawa
Timur. Tujuan utama didirikannya pabrik ini, untuk mencukupi kebutuhan dalam
negeri akan Phthalic Anhydride.
Perusahaan ini berbentuk perseroan dengan status Penanaman Modal Asing
(PMA), yang didirikan berdasarkan Surat Pemberitahuan tentang Persetujuan Presiden
(SPTPP) No. 12/1/PMA/1985 tertanggal 23 Mei 1985, dengan komposisi modal total
untuk pendirian pabrik (total investment) adalah sebagai berikut :
1. PT. Petrokimia Gresik : 30%
2. PT. Witulan : 30%
3. Daewoo Corp. : 40%
Tetapi setelah berjalan beberapa tahun, komposisi sahamnya mengalami
perubahan, bahkan ada investor baru yang masuk ke dalam perseroan ini, yaitu :
1. PT. Petrokimia Gresik : 10,2%
2. PT. Witulan : 5,1%
3. Daewoo Corp. : 13,6%
4. Justus Corp. : 5,1%
5. PT. Eterindo Wahanatama: 66%
PT. Petrowidada sendiri mulai mengoperasikan perdagangan Phtalic
Anhydride (PA) seri pertama dengan kapasitas 30.000 MTPY pada Januari 1987 dan
mengoperasikan Phtyalic Anhydride (PA) seri ke dua dengan kapasitas 40.000 MTPY
pada November 1996 yang bersamaan dengan pengoperasikan Maleic Anhydride
(MA) dengan kapasitas 3.000 MTPY. Sedangkan untuk pengoperasian Phtalic
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 4
Anhydride (PA) seri ke tiga dengan kapasitas 70.000 MTPY pada Februari 2002, dan
plastisizer dengan kapasitas 30.000 MTPA.
Pada 20 Januari 2004, PT. Petrowidada mengalami ledakan yang diakibatkan
oleh kelalaian karyawan sehingga mengakibatkan pemusnahan Phtalic Anhydride
(PA) seri pertama dan seri ke dua serta Maleic Anhydride (MA). Pada Agustus 2004
diaktifkan kembali produksi Phtalic Anhydride (PA) seri ke tiga. PT. Petrowidada
memiliki sertifikat ISO 9002 pada tahun 1995 dan ISO 9001 pada tahun 2002.
II. 2. Lokasi
Lokasi dari perusahaan memegang peranan penting, karena akan
mempengaruhi kedudukan perusahaan tersebut dalam persaingannya dengan
perusahaan lainnya, dalam usaha mempertahankan kelangsungan perusahaan itu.
Pemilihan lokasi pabrik harus dipikirkan secara hati-hati dengan mempertimbangkan
baik dari teknis maupun dari segi ekonomis.
PT. Petrowidada terletak pada wilayah Kawasan Industri Gresik (KIG), Kota
Gresik, tepatnya 20 km Surabaya, 23 km dari pelabuhan tanjung perak Surabaya,4 km
dari pelabuhan petrokimia. Dekat dengan supplier PT. Petrokimia dan PT. Petro Oxo
Nusantara. Lokasi pabrik telah memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
1. Menempati tanah yang tidak subur atau tandus, agar tidak mengurangi areal
pertanian atau perkebunan.
2. Dapat menyerap tenaga kerja di sekitarnya.
3. Dekat dengan pembangkit tenaga listrik.
4. Dekat dengan bengkel untuk keperluan pemeliharaan dan perbaikan peralatan.
5. Dekat dengan pelabuhan untuk memudahkan transportasi, baik waktu pengadaan
maupun pemasaran.
6. Dekat dengan sumber air.
II. 3. Produk
A) Phtyalic Anhidride
Produk utama PT. Petrowidada adalah Phtyalic Anhydride (PA) dan hasil
sampingannya berupa maleic anhydryd. Phtyalic Anhydride adalah bahan baku
utama untuk pebuatan plastik, unsaturated polyester resins, alkyd resins, zat warna
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 5
dan produk-produk kimia lain seperti herbisida. Untuk menghasikan produk-
produk kimia tersebut tidak ada bahan lain pengganti phthalic anhydrid
Reaksi:
C8H10 + 3 O2 C8H4O3 + 3 H2O
Spesifikasi phtyalic anhydride
1. Rumus molekul : C8H4O3
2. Titik didih normal : 284,50C
3. Titik beku :130,80C
4. Panas pembekuan :5,628 kcal/mol
5. Autoignation temperatur : 5800C
6. Flash point open cup : 1520C
7. Bau : menyengat
8. Synonim : - 1,2 Benzedicarboxilic acid
anhydrite
- 1,3 Isobenzofurandione
- 1,3 Dioxophthalan dione
- Phthmaxalic Acid Anhydrite
Produck PA memiliki standart spesifikasi sebagai berikut :
1. Penampakan (bentuk) : - crystal putih
- cairan putih
2. Kemurnian : 99,85%
3. Titik beku : 130,80C
4. Molten colour : max 20 APHA
5. After heating colour : max 50
6. Ash content : max 0,1%
PA yang larut dalam Alcohol, aceton, benzen, maupun Xylene memiliki uap
yang mengandung uap anhydrite, apabila terhirup manusia akan terkonversi
menjadi Phthalic Acid, merupakan reaksi asam dalam air dalam lendir membran.
Debu-debu PA dapat menyababkan iritasi yang keras pada mata dan kulit serta
menyebabkan kebakaran
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 6
B. Maleic anhydrite
Maleic anhydrite pertama kali ditemukan oleh pelouze tahun 1834
diperoleh dari pemanasan Maleic Acid dengan sari buah apel dan beberapa buah
yang lain selanjutnya di peroleh melalui oksidasi benzene atau n-butane, dan
bersifat higroskopos
Spesifikasi maleic Anhydrite adalah sebagai berikut :
1. Rumus molekul :H4H2O3
2. Synonim : - Toxilic Aci
- Cis-Butenedioic Anhydrite
- 2,5 Furandione Toxilic Anhydrite
3. Berat molekul : 98,06
4. Melting point : 52,80C
5. Titik didih : 202,50C
6. Panas penguapan : 13,1 kcal/mol
7. Flash point cup : 1100C
8. Autoignition temperatur :4470C
9. Ambang kebakaran rendah : 1,4% volume
10. Ambang kebakaran tinggi : 7,1% volume
11. Specific gravity : 33,8 (40C)
12. Molten colour : max 50 Hazen
13. Larutan dalam air : ya
14. berbau : menyengat
15. Sp : min 510C
16. Bentuk - keadaan soli : putih
- keadaan liquid : bening
II. 4. Pemasaran
a. Penanganan transaksi pemsaran Export mulai inquiry sampai dengan
penandatanganan kontrak / Potermasuk pembayaran dan waktu pengapalan/
pengiriman dikendalikan oleh CCCPL / PWD jakarta
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 7
b. Setelah deal transaksi,CCPL mengirimkan CO (sales order), PO(purchase
order) & SI (shipping instruction) melalui Fax/e-mail ke bag.FG WH & Exim
di gresik. Atau jika deal transaksi melalui PWD jakarta, pihak jakarta akan
mengirim SO & copy L/C melalui Fax/e-mail
c. Bagian FG WH & Exim (di gresik)menerima dokumen SO/PO serta intruksi
pengapalan / pengiriman dariCCPL / PWD jakarta sebagaiacuan keja
d. Mengevaluasi pembayaran apakah dilakukan dengan LC / Non LC untuk
mengetahui persyaratan yang dikehendaki oleh pelanggan, kemudian
mempersiapkan dokumen yang diperlukan untuk keperluan pengiriman /
pengapalan
e. Atas dasar PO / SI yang diterima dari CCCPL / PWD jakarta, maka bagian
FG, WH & Exim melakukan :
i. mengatur jadwal pengiriman / pengapalan dan memintakan
persetujuan ke CCCPL / PWD jakarta
ii. mempersiapkan dokumen pra pengiriman / pengapalan antara lain :
a) shipping instruction ke seksi gudang barang jadi untuk delevery
barang
b) PEB (pemberitahuan explor barang), PE (persetujuan export :
diterbitkan setelah barang masuk pelabuhan muat) – disiapkan
oleh EMKL, invoice, parking, surat kuasa & DG (dangerous
cargo) declaration
c) Order kerja untuk EMKL dan pelayaran serta surveyor (jika
diperlukan
II. 5. Organisasi dan Karyawan
PT. PETROWIDADA merupakan perusahaan berskala besar dengan jumlah
karyawan sebanyak 145 orang.
Terdapat dalam 9 departemen yaitu :
1. Departemen Finance
2. Departemen Bussiness & Oparational
3. Departemen PGA
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 8
4. Departemen Staff Dir.
5. Departemen Maintenance
6. Departement Produksi
7. Departemen Engineering
8. Departemen Safety, Inspection, & Environment
9. Departemen QC
II.6. 1. Tugas dan tanggung jawab departemen secara umum
Susunan organisasi PT. Petrowidada adalah sebagai berikut :
1. Susunan organisasi Director terdiri dari :
a. President Director
b. Finance Director
c. Bussines Operasional Director
d. Maintenance & Produksi Director
2. Presiden Director membawahi dan mengkoordinasikan Director lainnya,
selain itu President Director juga memimpin dan membawahi langsung,
yaitu Analysis Quality Departement dikepalai setingkat Manager dan
membawahi Analisis Quality Section setingkat Supervisor yang
membawahi :
a. Analysis Quality Foreman
b. Electronic Data Procesing Foreman
3. Susunan organisasi kerja yang bertanggung jawab langsung di bawah
koordinasi Finance Director terdiri dari :
a. Finance administration Departement dipimpin oleh seorang
Manager membawahi Finance And Tax dikepalai oleh seorang
Supervisor yang membawahi Finance & Tax Foreman yang
membawahi Cashier Clerk.
b. Accounting dikepalai oleh seorang Supervisor membawahi :
1. Gen. Acc. Foreman membawahi :
- Book Keeper Clerk
2. Cost. Acc. Foreman membawahi :
- Book Keeper Clerk
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 9
c. Budget dikepalai oleh seorang Supervisor membawahi Budget
Foreman membawahi :
- Budget Clerk
- Book Keeper Clerk
d. Finance & Cashier (PWD Jakarta) dikepalai oleh seorang supervisor
yang membawahi Budget (PWD Jakarta) Foreman membawahi
Book Keeper (PWD Jakarta) Clerk.
e. Marketing Departement oleh Manager yang membawahi Sales
Section dikepalai oleh seorang Ass. Manager yang membawahi
Sales Adm. Dikepalai oleh seorang supervisor membawahi Sales
Adm. (PWD Jakarta) Foreman membawahi Sales Adm. (PWD
Jakarta) Clerk.
4. Susunan oerganisasi kerja yang bertanggung jawab langsung di bawah
koordinasi Prod. & Bussiness Opertaional terdiri dari :
a. Secretary
b. Production Departement dipimpin oleh seorang Manager
membawahi :
1) Secretary
2) Bagian produksi dikepalai oleh seorang Ass. Manager membawahi :
Production Shift Supervisor membawahi :
- Board Panel Operator
- Oxidation Operator
- Sublimation Operator
- Distilation Operator membawahi Bagging PA & MA Ass.
Operator
- Boiler, Diesel & Comp. Operator
- Demin Unit & Tank Yard Operator
- WWT Operator
- Waste solid/Incenerator Operator
Process Engineer Supervisor membawahi Process Engineer
Foreman membawahi Typist Clerk.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 10
3) Safety & Inspection Departement dipimpin oleh seorang Ass. Manager
membawahi Safety & Inspection Section dikepalai oleh seorang Ass.
Manager membawahi :
1. Safety Foreman membawahi Safety Operator
2. Inspection Foreman membawahi Inspection Operator
3. Typist Clerk
4. Maintanance & R/Ddipimpin oleh Maintenance & R/D Director
membawahi :
Secretary
Bagian Maintanance dikepalai oleh seorang Ass. Manager
membawahi:
1. Elect. & Inst. Supervisor membawahi :
a. Electrical Eng. Foreman
b. Instrumen Eng. Foreman
c. Electrical Foreman membawahi Electri Operator
d. Instrument Foreman membawahi Instrument Operator
2. Mechanic Supervisor membawahi Mechanic Foreman
membawahi Mechanin Operator
3. Workshop Supervisor membawahi :
a. P & W Foreman membawahi P & W Operator
b. Workshop Foreman membawahi Workshop Operator
4. Mechanical Eng. Supervisor membawahi :
a. Mechanical Eng. Foreman membawahi Typist Clerk
b. Tool Man Operator
4) Buss. & Operational Departement dipimpin oleh seorang Manager
dengan membawahi :
Secretary
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 11
Pers. & Gen. Aff. Section dikepalai oleh seorang Ass. Manager
membawahi :
a. Pers. & Gen. Aff. (PWD Jakarta) Supervisor membawahi Pers.
& Gen. Aff. (PWD Jakarta) Foreman yang membawahi :
- Driver (PWD Jakarta) Clerk
- Recepcionist (PWD Jakarta) Clerk
- Messenger (PWD Jakarta) Ass. Clerk
b. Personal Supervisor membawahi :
- Personal Clerk
- Librarian Clerk
- Adm/Stationary/Foto Copy Clerk
c. Gen. Aff. Supervisor membawahi Gen. Aff. Foreman
membawahi :
- Receptionist Clerk.
- Gen. Aff. Clerk yang membawahi Cleaning Service Ass.
Clerk dan Mail Boy Ass. Clerk.
d. Driver Foreman membawahi Driver Clerk.
Security Foreman membawahi Security Clerk membawahi
Cleaning Ass. Clerk.
II.6. 2. Jam kerja perusahaan
PT. PETROWIDADA merupakan perusahaan yang beroperasi 24 jam
non-stop. Berdasarkan jam kerjanya, karyawan PT. PETROWIDADA
dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
1. Karyawan daily
Bekerja dari hari senin-jumat dengan jam kerja dari pukul 07.30 - 16.45
WIB. Karyawan daily libur (off) pada hari Minggu atau hari libur
Nasional.
2. Karyawan shift
Bekerja dengan sistem 3 shift yang terbagi sebagai berikut :
Shift I = Bekerja pada pukul 07.00-15.00 WIB
Shift II = Bekerja pada pukul 15.00-23.00 WIB
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 12
Shift III = Bekerja pada pukul 23.00-07.00 WIB
BAB III
KEGIATAN OJT
Kegiatan OJT selama 4 (empat) bulan di PT. Petrowidada, yaitu :
Minggu ke-1, tanggal 02 Agustus 2010 sampai dengan 06 Agustus 2010
Hari Kegiatan Tempat
SeninSafety talk dan pengenalan departemen safety
Ruang rapat PT.ENG
SelasaPengenalan perusahaan secara umum
Kantor departemen safety di PT. ENG
RabuPengenalan pabrik dan proses produksi PA secara umum
Plant PA di PT. Petrowidada
KamisPengenalan pabrik dan proses produksi DOP, alkyd, dan latex secara umum
Plant DOP, alkyd, dan latex di PT. ENG
JumatPengenalan pabrik dan proses produksi biodiesel secara umum
Plant biodiesel di PT. AG
Senin, tanggal 02 Agustus 2010, peserta OJT diterima oleh pihak HRD dan diberi
pembekalan safety secara umum di perusahaan oleh kru safety. Safety talk berisi
mengenai produk hasil pabrik, bahan kimia, bahaya, dan cara penanganan yang ada di
perusahaan, alat pelindung yang harus digunakan, serta jalur evakuasi jika terjadi
kebakaran.
Selasa, tanggal 03 Agustus 2010, peserta OJT diperkenalkan profil dan organisasi
secara umum. Profil dan organisasi perusahaan dijelaskan oleh HRD perusahaan dan
manajemen. Peserta OJT juga diperkenalkan kepada seluruh departemen di PT.
Petrowidada, PT. ENG, dan PT. AG.
Rabu, tanggal 04 Agustus 2010, peserta OJT diperkenalkan pabrik dan proses
produksi PA secara umum oleh kru produksi PT. Petrowidada. Proses produksi PA dari
bahan baku sampai menjadi barang jadi. Tapi penjelasan ini belum detail, masih secara
umum.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 13
Kamis, tanggal 05 Agustus 2010, peserta OJT diperkenalkan pabrik dan proses
produksi DOP, alkyd, dan latex secara umum oleh kru produksi PT. ENG. Proses
produksi DOP dijelaskan dari bahan baku sampai menjadi barang jadi, begitu juga
dengan proses produksi alkyd dan latex
Jumat, tanggal 06 Agustus 2010, peserta OJT diperkenalkan pabrik dan proses
produksi biodiesel dan methanol recovery secara umum oleh kru produksi PT. AG.
Proses produksi biodiesel dari bahan baku sampai menjadi barang jadi. Serta proses hasil
sampingannya sampai menuju proses methanol recovery.
Minggu ke-2, tanggal 09 Agustus 2010 sampai dengan 13 Agustus 2010
Hari Kegiatan Tempat
SeninCek rupture disc di outlet reaktor
Plant PT. Petrowidada
Selasa
Inspeksi heat condensor Thickness test di dalam
ruang bakar boiler Penetrant test pipa boiler
Plant PT. Petrowidada
Rabu Hidro test di water tank DOP Plant DOP PT. ENG
KamisThickness test tangki TK-9301, TK-9302, TK-9304 (dyke 2)
Tank yard PT. ENG
Jumat
Thickness test tangki TK-9304 (bottom)
Thickness test storage tank ortho-xylene shell T1D & T1C
Tank yard PT. ENG Plant PT. Petrowidada
Senin, tanggal 09 Agustus 2010, peserta OJT diberi tugas untuk mengikuti pekerjaan
yang dilakukan oleh kru safety di perusahaan. Hal ini bertujuan agar peserta OJT dapat
langsung tahu dan memahami praktek safety kondisi di pabrik. Kegiatan cek rupture disc
dilakukan di reaktor di PT. Petrowidada, yang merupakan kegiatan rutin yang dilakukan
departemen safety setiap 3 bulan. Pengecekan rupture disc dilakukan dengan cek visual
dan thickness test. Setelah pengecekan dilakukan pembuatan laporan yang disimpan di
data base perusahaan
Selasa, tanggal 10 Agustus 2010, peserta OJT melakukan pekerjaan yang dilakukan
olrh kru safety, yaitu inspeksi heat condensor, thickness test coil ruang bakar boiler,
penetrant test pipa boiler di plant PT. Petrowidada. Inspeksi heat condensor merupakan
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 14
kegiatan rutin yang dilakukan oleh departemen safety. Heat condensor dicek secara
visual, hidro test, dan thickness test. Thickness test pada ruang bakar boiler dilakukan
khusus karena ada penurunan performance pada boiler. Kemungkinan pertama adanya
kebocoran pada coil atau pada hasil lasan. Penetrant test pipa boiler dilakukan setelah
dilakukan pengelasan pada sambungan pipa boier dan pipa water tank. Setelah dilakukan
pekerjaan ini, dibuat laporan yang disimpan di database perusahaan.
Rabu, tanggal 11 Agustus 2010, peserta OJT melakukan hidro test water tank DOP di
plant PT. ENG. Hidro test water tank ini dilakukan khusus karena ada kemungkinan
terjadi kebocoran yang dapat menyebabkan penurunan performance. Setelah dilakukan
hidro test, diketahui bahwa tdak ada coil atau hasil lasan yang bocor, tetapi
manometernya yang kurang akurat. Setelah dilakukan pekerjaan ini, dibuat laporan yang
disimpan di database perusahaan.
Kamis, tanggal 12 Agustus 2010, peserta OJT melakukan thickness test tangki TK-
9301, TK-9302, TK-9304 (dyke 2) di tank yard PT. ENG. Thickness test yang dilakukan
merupakan kegiatan rutin yang dilakukan departemen safety setiap 6 (enam) bulan
sekali. Setelah dilakukan pekerjaan di atas, dibuat laporan dan dianalisa apakah ada
perubahan ketebalan tangki yang melebihi batas yang diijinkan atau tidak. Pada tangki
TK-9301, TK-9302, TK-9304 memiliki ketebalan yang masih diijinkan (toleransi).
Setelah itu, dibuat laporan yang disimpan di database perusahaan.
Jumat, tanggal 13 Agustus 2010, peserta OJT melakukan thickness test tangki TK-
9304 (bottom) di tank yard PT. ENG dan melakukan thickness test storage tank ortho-
xylene shell T1D & T1C di tank yard PT. Petrowidada. Kegiatan ini merupakan kegiatan
rutin yang dilakukan oleh departemen safety setiap 6 bulan sekali. Tangki TK-9304
merupakan tangki yang berisi gliserin murni yang menjadi bahan baku dari DOP.
Gliserin memiliki tingkat keasaman yang tinggi sehingga harus selalu dikontrol
ketebalan tangki (bottom). Storage tank ortho-xylene merupakan tangki yang berisi
cairan ortho-xylene yang memiliki karakteristik mudah korosif dan mudah terbakar, yang
merupakan bahan baku pembuatan PA. Setelah melakukan pekerjaan ini, dibuat laporan
yang disimpan di database perusahaan.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 15
Minggu ke-3, tanggal 16 Agustus 2010 sampai dengan 20 Agustus 2010
Hari Kegiatan TempatSenin Inspeksi reaktor 1 dan 2 latex Plant water base PT. ENGSelasa LIBUR 17 AGUSTUS -
Rabu
Cleaning rupture disc tangki TK-101
Cek reaktor R-1101 & R-1201
Tank yard dyke II PT. ENG
Plant water base PT. ENG
Kamis
Thickness test tangki TK-2820, T2, T1A, dan T1B
Pengukuran kebisingan turbin
Plant PA PT. Petrowidada
JumatKonsultasi dan pengenalan cara pengetesan dan instrumentasi laboratorium
Laboratorium Quality Control (QC)PT. ENG
Senin, tanggal 16 Agustus 2010, peserta OJT melakukan inspeksi reaktor 1 dan 2 di
plant water base PT. ENG. Inspeksi khusus ini dilakukan karena adanya kemungkinan
terjadi korosi pada agigator reaktor yang menyebabkan penurunan performance. Inspeksi
dilakukan dengan cara me-nonaktif-kan reaktor dan memberi sekat pada line-line yang
berhubungan dengan reaktor. Lalu dilakukan pengecekan kandungan CO, dan O2 di
dalam reaktor. Setelah memenuhi syarat, maka kru safety siap untuk melakukan
thickness test pada agigator dan shell reaktor. Didapatkan hasil bahwa agigator sudah
mengalami deformasi dan perlu dilakukan perbaikan. Setelah melakukan pekerjaan ini,
dibuat laporan yang disimpan di database perusahaan.
Selasa, tanggal 17 Agustus 2010, libur 17 Agustus.
Rabu, tanggal 18 Agustus 2010, peserta OJT melakukan pekerjaan cleaning rupture
disc tangki TK-101 dan pengecekan reaktor R-1101 & R-1201 di plant water base dan
tank yard PT. ENG. Cleaning rupture disc tangki TK-101 merupakan kegiatan rutin
departemen safety setiap 6 bulan sekali. Pengecekan reaktor R-1101 & R-1201
merupakan kegiatan lanjutan dari pekerjaan yang dilakukan kemarin. Agigator reaktor
dilas ulang dan dilakukan thickness test lagi. Setelah melakukan pekerjaan ini, dibuat
laporan yang disimpan di database perusahaan.
Kamis, tanggal 19 Agustus 2010, peserta OJT melakukan thickness test tangki TK-
2820, T2, T1A, dan T1B serta pengukuran kebisingan turbin di plant PA PT.
Petrowidada. Pekerjaan thickness test merupakan kegiatan rutin depaartemen safety.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 16
Pengukuran kebisingan juga kegiatan rutin departemen safety. Dari 6 titik yang
dilakukan pengukuran kebisingan, terdapat 3 titik yang melebihi NAB. Maka, dibuat
peraturan, jika melakukan pekerjaan di sekitar turbin, harap menggunakan earplug.
Setelah melakukan pekerjaan ini, dibuat laporan yang disimpan di database perusahaan.
Jumat, tanggal 20 Agustus 2010, peserta OJT konsultasi serta pengenalan cara
pengetesan dan instrumentasi laboratorium. Peserta OJT belajar mengenai material apa
saja yang dites di laboratorium QC dan diperkenalkan alat-alat yang dipakai untuk
melakukan analisa laboratorium. Sample laboratorium di dapatkan dari tangki bahan
baku, saat terjadi proses produksi, tangki bahan jadi, inlet limbah, dan outlet limbah.
Minggu ke-4, tanggal 23 Agustus 2010 sampai dengan 27 Agustus 2010
Hari Kegiatan Tempat
SeninPembelajaran data-data yang berhubungan dengan K3
Kantor departemen safety PT. ENG
SelasaCek ulang tangki TK-9304 dyke 2
Tank yard dyke 2 PT. ENG
RabuCek visual dan hidro test tangki DT-3101
Plant Solvent Base PT. ENG
KamisThickness test tangki DT-3101
Plant Solvent Base PT. ENG
JumatPembelajaran dan pemahaman data yang berhubungan dengan K3
Kantor departemen safety PT. ENG
Senin, tanggal 23 Agustus 2010, peserta OJT mempelajari data-data yang
berhubungan dengan K3 di kantor departemen safety PT. ENG. Data yang dipelajari
berupa kebijakan perusahaan, manual, prosedur, dan instruksi kerja yang berlaku di
perusahaan. Data ini berpedoman pada ISO 9001. Data ini juga dicantumkan pada
laporan OJT.
Selasa, tanggal 24 Agustus 2010, peserta OJT malakukan pengecekan ulang tangki
TK-9304 di tank yard dyke 2 PT. ENG. Pengecekan ulang ini dilakukan setelah
dilakukan pengelasan pada bottom tangki TK-9304. Thickness test dilakukan untuk
mengetahui ketebalan tangki pada batas yang diijinkan. Setelah melakukan pekerjaan ini,
dibuat laporan yang disimpan di database perusahaan.
Rabu, tanggal 25 Agustus 2010, peserta OJT melakukan pengecekan visual dan hidro
test tangki DT-3101 di plant solvent base PT. ENG. Pengecekan dilakukan karena
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 17
adanya kemungkinan kebocoran yang menyebabkan penurunan performance. Dari
pengecekan didapatkan hasil bahwa tercadi kebocoran pada coil DT-3101 dan perlu
dilakukan pengelasan. Setelah melakukan pekerjaan ini, dibuat laporan yang disimpan di
database perusahaan.
Kamis, tanggal 26 Agustus 2010, peserta OJT melakukan thickness test tangki DT-
3101 di plant solvent base PT. ENG. Thickness test dilakukan setelah dilakukan
pengelasan coil DT-3101 yang mengalami kebocoran kemarin. Dari pengecekan,
didapatkan hasil bahwa ketebalan coil DT-3101 masih pada batas yang diijinkan. Setelah
melakukan pekerjaan ini, dibuat laporan yang disimpan di database perusahaan.
Jumat, tanggal 27 Agustus 2010, peserta OJT mempelajari dan memahami data yang
berhubungan dengan K3. Peserta OJT mempelajari tentang P&ID plant PA bersama
pembimbing OJT di perusahaan.
Minggu ke-5, tanggal 30 Agustus 2010 sampai dengan 03 September 2010
Hari Kegiatan Tempat
Senin Safety patrol seluruh plant
Plant DOP, Alkyd, dan Latex PT. ENG
Plant Biodiesel dan methanol recovery PT. AG
SelasaPembelajaran dan pemahaman data yang berhubungan dengan K3
Kantor departemen safety PT. ENG
RabuPengawasan pengelasan tangki TK-9304
Tank yard dyke 2 PT. ENG
KamisPembelajaran biological proses waste water treatment (WWT)
WWT PT. ENG
Jumat Pengelasan line alkyd Plant Solvent Base PT. ENGSenin, tanggal 30 Agustus 2010, peserta OJT melakukan safety patrol di plant PA DI
PT. Petrowidada, plant DOP, plant alkyd, dan plant latex di PT. ENG, plant biodiesel dan
plant methanol recovery di PT. AG. Safety patrol merupakan kegiatan rutin departemen
safety setiap 6 bulan sekali. Hasil safety patrol akan dirapatkan dan dicarikan solusinaya,
lalu akan diberikan kepada departemen yang bersangkutan dan direalisasikan.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 18
Selasa, tanggal 31 Agustus 2010, peserta OJT mempelajari data yang yang
berhubungan dengan K3. Peserta OJT mempelajari P&ID plant PA yang merupakan
lanjutan dari hari sebelumnya.
Rabu, tanggal 01 September 2010, peserta OJT melakukan pengawasan pengelasan
tangki TK-9304 di tank yard dyke 2 PT. ENG. Pengelasan dilakukan karena dari hasil
pengecekan ditemukan adanya lubang di bottom tangki TK-9304, maka perlu dilakukan
pengelasan. Setelah melakukan pekerjaan ini, dibuat laporan dan disimpan di database
perusahaan.
Kamis, tanggal 02 September 2010, peserta OJT mempelajari mengenai biological
process waste water treatment di WWT PT. ENG. Proses biological dijelaskan oleh kru
WWT secara teori dan praktek. Proses dimulai dari inlet sampai ke proses biological dan
bagaimana cara menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan proses biological.
Jumat, tanggal 03 September 2010, peserta OJT melakukan pengawasan pengelasan
line di plant solvent base PT. ENG. Line DT-3201 merupakan line yang menghubungkan
condensor dengan reaktor. Modifikasi ini diharapkan membuat pekerjakan semakin
mudah dan efisien. Yang perlu diperhatikan saat dilakukan pengelasan adalah grounding
dan APD yang dipakai.
Minggu ke-6, tanggal 06 September 2010 sampai dengan 10 September 2010
Hari Kegiatan TempatSenin Cleaning tangki TK-806 Plant PT. AGSelasa Libur idul fitri -Rabu Libur idul fitri -Kamis Libur idul fitri -Jumat Libur idul fitri -Senin, tanggal 06 September 2010, peserta OJT melakukan cleaning tangki TK-806.
Tangki TK-806 berisi methanol murni yang akan dilakukan modifikasi pada line yang
menghubungkan dengan reaktor biodiesel. Modifikasi ini diharapkan membuat pekerjaan
semakin mudah dan efisien.
Selasa, tanggal 07 September 2010, peserta OJT mengajukan ijin untuk pulang
kampung.
Rabu, tanggal 08 September 2010, peserta OJT mengajukan ijin untuk pulang
kampung.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 19
Kamis, tanggal 09 September 2010, libur cuti bersama Idul Fitri.
Jumat, tanggal 10 September 2010, libur cuti bersama Idul Fitri
Minggu ke-7, tanggal 13 September 2010 sampai dengan 17 September 2010
Hari Kegiatan TempatSenin Libur Idul Fitri -Selasa Libur Idul Fitri -Rabu Libur Idul Fitri -
KamisMengawasi pekerjaan modifikasi handreel S-801
Plant PT. AG
JumatMengawasi pembuatan dan pengelasan handreel S-801
Plant PT. AG
Senin, tanggal 13 September 2010, libur cuti bersama Idul Fitri.
Selasa, tanggal 14 September 2010, peserta OJT mengajukan ijin untuk pulang
kampung.
Rabu, tanggal 15 September 2010, peserta OJT mengajukan ijin untuk pulang
kampung.
Kamis, tanggal 16 September 2010, peserta OJT mengawasi pekerjaan modifikasi
handreel S-801. Modifikasi handreel dilakukan sebagai bentuk pengaman yang dibuat
agar terhindar dari bahaya jatuh. Modifikasi masih dalam progres dan akan dilanjutkan
besok.
Jumat, tanggal 17 September 2010, peserta OJT mengawasi pembuatan dan
pengelasan handreel S-801. Modifikasi ini adalah modifikasi lanjutan dari kemarin.
Pengelasan dilakukan oleh kru mekanik dan setelah pekerjaan ini selesai, dibuat laporan
dan disimpan di database perusahaan.
Minggu ke-8, tanggal 20 September 2010 sampai dengan 24 September 2010
Hari Kegiatan TempatSenin Persiapan shut down PT. Petrowidada
SelasaPersiapan shutdown(colling down steam)
PT. Petrowidada
RabuPengujian tekanan (test press) switch condensor
PT. Petrowidada
KamisPengawasan pengangkatan rupture disk dan atap reaktor
PT. Petrowidada
JumatPengawasan maintenance turbin
PT. Petrowidada
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 20
Senin, tanggal 20 September 2010, peserta OJT melakukan persiapan shut down di
PT. Petrowidada. Mulai pukul 07.00 WIB, plant PA tidak melakukan proses produksi.
Proses produksi yang telah berjalan dilanjutkan sampai menjadi produk jadi dan
melakukan pendinginan pada switch condensor HE-3210 A/B/C.
Selasa, tanggal 21 September 2010, peserta OJT melakukan persiapan shut down di
PT. Petrowidada. Persiapan shut down untuk cooling down reaktor. Pekerjaan ini
mencangkup pendinginan reaktor dengan BFW dari temperatur 365oC menjadi 200oC,
mengosongkan salt ke DV-3130, membuka bottom manhole reaktor, dan pendinginan
reaktor dengan udara dari temperatur 200oC sampai suhu kamar. Setiap pekerjaan shut
down dilakukan sesuai jadwal yang sudah dibuat (terlampir).
Rabu, tanggal 22 September 2010, peserta OJT melakukan pengujian tekanan pada
switch condensor di PT. Petrowidada. Press test yang dilakukan sesuai dengan program
shut down. Pekerjaan ini diharapkan membanyu untuk meningkatkan performance saat
plant berjalan kembali.
Kamis, tanggal 23 September 2010, peserta OJT melakukan pengawasan
pengangkatan rupture disc dan atap reaktor. Pengangkatan rupture disc dan atap reaktor
dilakukan oleh crane yang telah mendapat ijin melakukan pekerjaan tersebut. Saat
pekerjaan ini berlangsung, tidak boleh ada pekerja di sekitar area crane bekerja (radius
10 meter).
Jumat, tanggal 24 September 2010, peserta OJT melakukan pengawasan perbaikan
turbin di Petrowidada. Perbaikan turbin dilakukan oleh vendor yang telah mendapat ijin
kerja dari safety PT. Petrowidada. Perbaikan ini merupakan kegiatan rutin yang
dilakukan vendor setiap 2 tahun sekali untuk mengetahui adanya kerusakan atau
penurunan performance turbin.
Minggu ke-9, tanggal 27 September 2010 sampai dengan 01 Oktober 2010
Hari Kegiatan TempatSenin Pembersihan reaktor katalis Plant PT. PetrowidadaSelasa Hidro test di PA plant Plant PT. PetrowidadaRabu Hidro test switch condensor Plant PT.PetrowidadaKamis Pengisian katalis ke reaktor Plant PT. PetrowidadaJumat Pengisian katalis ke reaktor Plant PT. Petrowidada
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 21
Senin, tanggal 27 September 2010, peserta OJT diberi tugas untuk mengikuti
pekerjaan yang dilakukan oleh kru safety, untuk ikut mengawasi pembersihan reactor
katalist di PT. Petrowidada. Hal ini bertujuan agar peserta OJT dapat langsung tahu dan
memahami praktek safety kondisi secara langsung untuk proses pembersihan reaktor.
Selasa & Rabu, tanggal 28 & 29 September 2010, peserta OJT melakukan pekerjaan
yang dilakukan olrh kru safety, yaitu Hidro test di plant PA dan Switch Condensor. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kebecoran pipa maupun coil yang ada
pada plant PA dan switch Condensor. Pada pengecekan hydrotest dilakukan selama
minimal 30 menit dengan kekuatan tekanan air 1-3 bar, yang dilakukan pada tiap-tiap
titik yang dilakukan hydrotest. Setelah dilakukan pekerjaan di atas, dibuat laporan yang
disimpan di database perusahaan.
Kamis & Jumat, tanggal 30 September dan 1 Oktober 2010, peserta OJT mengikuti
pekerjan yang dilakuakn oleh para pekerja produksi di PT.Petrowidada untuk melakukan
pengisian katalist ke reaktror. Pengisian katalist ini di pandu langsung oleh orang dari
pihak suplyer katalist PA yaitu perusahaan asing dari Jerman. Setelah itu, dibuat laporan
yang disimpan di database perusahaan.
Minggu ke-10, tanggal 04 Oktober 2010 sampai dengan 08 Oktober 2010
Hari Kegiatan TempatSenin Pengisian katalis ke reaktor Plant PT. Petrowidada
Selasa Pengecekan visual Thickness test
Plant PT. Petrowidada
RabuPengawasan pemasangan atap reaktor dan rupture disk
Plant PT. Petrowidada
KamisHydro test condensor untuk pompa vaccum (DOP Plant)
Plant DOP PT. ENG
JumatPemahaman data-data K3 07 dikantor
Kantor departemen safety di PT. ENG
Senin, tanggal 4 Oktober 2010, peserta OJT masih mengikuti proses pekerjan yang
dilakuakn oleh para pekerja produksi di PT. Petrowidada untuk melakukan pengisian
katalist ke reaktror. Pengisian katalist ini di pandu langsung oleh orang dari pihak
suplyer katalist PA yaitu perusahaan asing dari Jerman. Setelah itu, dibuat laporan yang
disimpan di database perusahaan.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 22
Selasa, tanggal 5 Oktober 2010, peserta OJT membantu kru safety untuk melakukan
pengecekan visual dan thicnees test pada reactor. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kesiapan reactor untuk ditutup dan difungsikan kembali. Setelah selesai melakukan
pengecekan, dibuat laporan yang disimpan di database perusahaan.
Rabu, tanggal 6 Oktober 2010, peserta OJT bersama dengan kru Safety ikut
melakukan persiapan dan pengawasan pemasangan atap reactor dan rupture disk.
Pemasangan kembali ini dilakukan dengan bantuan mobile crane jadi pelaksanaan dan
pengawasanya ini dilakukan dengan pengawsan k3 kontruksi. Dimana pekerjaan
menggunakan pesawat angkat dan angkut, setelah itu dibuat laporan yang disimpan di
database perusahaan.
Kamis 7 Oktober 2010, peserta OJT melakukan pekerjaan yang dilakukan olrh kru
safety, yaitu Hydro test condensor untuk pompa vaccum (DOP Plant). Pompa vacuum di
DOP saat itu mengalami beberapa kebocoran kecil san tipis, oleh karena itu diperlukan
hydrotest untuk mengetahui kebocoran. Setelah kebocoran terditeksi, maka giliran
tukang las perusahaan yang akan mengelas kebocoran tersebu. Pekerjaan ini
membutuhkan dua safety permit dari Dep.SIE yaitu coll permit untuk hydrotest dan hot
permit untuk pekerjaan pengelasan. Setelah dilakukan pekerjaan di atas, dibuat laporan
yang disimpan di database perusahaan.
Jumat 8 Oktober 2010, peserta OJT hanya melakukan pemahaman dan pembelajaran
k3 di dalam ruangan kantor SIE. Pembelajaran ini bertujuan untuk lebih memahami
safety di PT. Petrowidada, PT. Eterindo Nusa Graha, dan PT. Anugerahinti Gemanusa,
sebagai referensi tambahan ilmu untuk penyusunan laporan OJT.
Minggu ke-11, tanggal 11 Oktober 2010 sampai dengan 15 Oktober 2010
Hari Kegiatan Tempat
SeninBelajar mengenai kearsipan dan laporan dikantor
Kantor departemen safety PT. ENG
SelasaPengawasan pengelasan (modif line drain) water base
Plant PT. ENG
RabuPengawasan pengelasan latex plant (water base)
Plant PT. ENG
KamisPembelajaran data-data k3 dikantor
Kantor departemen safety di PT. ENG
Jumat Pengawasan pengelasan Plant PT. AG
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 23
tangga di AGSenin, tanggal 11 Oktober 2010, peserta OJT hanya melakukan pemahaman dan
pembelajaran mengenai kearsipan dan bentuk-bentuk laporan k3 di dalam ruangan kantor
SIE. Pembelajaran ini bertujuan untuk lebih memahami safety di PT. Petrowidada, PT.
Eterindo Nusa Graha dan PT. Anugerahinti Gemanusa. Dan sebagai referensi tambahan
ilmu untuk penyusunan laporan OJT.
Selasa, tanggal 12 Oktober 2010, peserta OJT membantu kru safety untuk melakukan
pengawasan terhadap pengelasan (modifline drain) water base. Modifline ini dilakukan
bertujuan untuk memudahkan akses jalanya proses waterbase. Pekerjaan modifline ini
memerlukan hot permit dari Dep.SIE karena menggunakan peralatan pengelasan.
Rabu, tanggal 13 Oktober 2010, peserta OJT bersama dengan kru Safety ikut
melakukan pengawasan pekerjaan pengelasan di water base (latex plant) yang masih
meneruskan pekerjaan modief line pada hari selasa. Setelah selesai melakukan
pengawasan itu dibuat laporan yang disimpan di database perusahaan.
Kamis 14 Oktober 2010, , peserta OJT hanya melakukan pemahaman dan
pembelajaran k3 di dalam ruangan kantor SIE. Pembelajaran ini bertujuan untuk lebih
memahami safety di PT. Petrowidada, PT. Eterindo Nusa Graha, dan PT. Anugerahinti
Gemanusa, sebagai referensi tambahan ilmu untuk penyusunan laporan OJT.
Jumat 15 Oktober 2010, peserta OJT hanya melakukan pemahaman dan pembelajaran
k3 di dalam ruangan kantor SIE. Pembelajaran ini bertujuan untuk lebih memahami
safety di PT. Petrowidada, PT. Eterindo Nusa Graha dan PT. Anugerahinti Gemanusa.
Dan sebagai referensi tambahan ilmu untuk penyusunan laporan OJT.
Minggu ke-12, tanggal 18 Oktober 2010 sampai dengan 22 Oktober 2010
Hari Kegiatan Tempat
SeninPengawasan dan Thicness test line TK-601
PT. AG
SelasaPengumpulan data untuk laporan
Kantor departemen safety di PT. ENG
RabuBelajar proses produksi biodiesel berbahan baku PFAD & stearine
Plant PT. AG
KamisBelajar proses biodiesel berbahan baku PFAD secara teoritis
Kantor PT. AG dan CCR
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 24
JumatBelajar proses produksi biodiesel berbahan baku stearine secara teoritis
Kantor PT. AG
Senin, tanggal 18 Oktober 2010, peserta OJT melakukan thickness test line tangki
TK-601 tank yard PT. AG. Thickness test yang dilakukan merupakan kegiatan rutin yang
dilakukan departemen safety setiap 6 (enam) bulan sekali. Setelah dilakukan pekerjaan di
atas, dibuat laporan dan dianalisa apakah ada perubahan ketebalan tangki yang melebihi
batas yang diijinkan atau tidak. Pada tangki TK-601 memiliki ketebalan yang masih
diijinkan (toleransi). Setelah itu, dibuat laporan yang disimpan di database perusahaan.
Selasa, 19 Oktober 2010, peserta OJT mencari dan pengumpulan data k3 di dalam
ruangan kantor SIE di PT. Eterindo Nusa Graha. Pengumpulan data ini bertujuan untuk
lebih memahami safety di PT. Petrowidada, PT. Eterindo Nusa Graha dan PT.
Anugerahinti Gemanusa. Dan sebagai referensi tambahan ilmu untuk penyusunan
laporan OJT.
Rabu, 20 Oktober 2010, peserta OJT belajar proses produksi biodiesel berbahan
PFAD dan stearin secara langsung ke lapangan. Di PT. Anugerahinti Gemanusa terdapat
plant pengolahan biodiesel dimana biodesel sendiri dapat diolah dari beberapa bahan
baku. Pada hari ini peserta OJT belajar proses biodiesel berbahan PFAD dan STEARIN.
Dimana peserta OJT diajak langsung menmgelilingi plant biodesl dan ditunjukan secara
langsung hasil dari PFAD dan Stearin, dan ternyata hasil biodiesel Stearin lebih jernih
dan berkualitas dibandingkan dengan hasil dari PFAD. Untuk pemasaranya sendiri
biodiesel Stearin di khususkan untuk di Ekspor ke luar negeri seperti Eropa, Amerika,
dan Jepang. Sedangkan biodiesel PFAD di gunakan untuk konsumsi dalam Negeri.
Kamis & Jumat , 21 - 22 Oktober 2010, Pesrta OJT belajar proses produksi biodiesel
PFAD & Stearin secara teoritis di control room bersama dengan supervisior produksi
dari PT. Anugerahinti Gemanusa. Di jelaskan melalui P&ID dari proses awal hingga
hasil akhir dari biodiesel. Setelah itu peserta OJT mencatat hasil diskusi yang dilakukan
bersama dengan supervisior produksi.
Minggu ke-13, tanggal 25 Oktober 2010 sampai dengan 29 Oktober 2010
Hari Kegiatan TempatSenin Belajar proses produksi
biodiesel berbahan baku Plant PT AG
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 25
soyabean
SelasaBelajar proses produksi biodiesel berbahan baku soyabean
Plant PT. AG
RabuBelajar proses biodiesel berbahan baku soyabean secara teoritis
Kantor PT. AG
KamisBelajar proses methanol recovery
Plant PT. AG
JumatBelajar proses methanol recovery
Kantor PT. AG
Senin & Selasa, 25-26 Oktober 2010, peserta OJT belajar proses produksi biodiesel
berbahan baku Soyabean (minyak kedelai) secara langsung ke lapangan. Di PT.
Anugerahinti Gemanusa terdapat plant pengolahan biodiesel dimana biodesel sendiri
dapat diolah dari beberapa bahan baku. Pada hari ini peserta OJT belajar proses biodiesel
berbahan Soyabean (minyak kedelai). Dimana peserta OJT diajak langsung
menmgelilingi plant biodesl dan ditunjukan secara langsung hasil dari Soyabean, dan
ternyata hasil biodiesel Soyabean sangatlah jernih dan berkualitas tinggi. Pemasaranya
sendiri di khususkan untuk di Ekspor ke luar negeri seperti Eropa, Amerika, dan Jepang.
Rabu, 27 Oktober 2010, Pesrta OJT belajar proses produksi biodiesel Soyabean
(minyak kedelai) secara teoritis di control room bersama dengan supervisior produksi
dari PT. Anugerahinti Gemanusa. Di jelaskan melalui P&ID dari proses awal hingga
hasil akhir dari biodiesel. Setelah itu peserta OJT mencatat hasil diskusi yang dilakukan
bersama dengan supervisior produksi.
Kamis & Jumat, 28-29 Oktober 2010, Peserta OJT belajar tentang proses methanol
recovery di PT. Anugerahinti Gemanusa.
Minggu ke-14, tanggal 01 November 2010 sampai dengan 05 November 2010
Hari Kegiatan Tempat
SeninMenyelesaikan laporan bulanan untuk safety permit
Kantor departemen safety di PT.ENG
SelasaMemasukkan data untuk laporan analisa limbah bulanan
Kantor departemen safety di PT. ENG
RabuBelajar proses produksi PA Kantor produksi di PT.
PetrowidadaKamis Pengawasan pengelasan line Plant PT. AG
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 26
ART-101 ke T-403
JumatKonsultasi TA dan laporan OJT pada pembimbing
Kantor departemen safety di PT. ENG
Senin, 01 November 2010, peserta OJT membantu Dep.SIE dalam menyelesaikan
laporan bulanan untuk safety permit. Dimana laporan ini mencakup semua kegiatan
produksi maupun maintenance yang pekerjaanya membutuhkan persetujuan dari pihak
SIE. Persetujuan itu berupa safety permit yang terdiri dari cold permit dan hot permit
yang hasil pelaporanya akan di rekap dan di dokumentasikan di Dep.SIE yang berada di
kantor PT.Eterindo Nusa Graha.
Selasa, 02 November 2010, peserta OJT membantu Dep.SIE dalam menyelesaikan
laporan bulanan untuk data analisa limbah bulanan. Dimana data analisa yang dilaporkan
ini adalah data dari satu bulan Oktober. Yang laporan analisa itu adalah dari pihak QC
yang mengambil sample dari WWT (Waste Water Treatment). Dan hasil dari analisa satu
bulan itu akan di rekap dan di dokumentasikan di Dep.SIE yang berada di kantor
PT.Eterindo Nusa Graha.
Rabu, 03 November 2010, peserta OJT belajar produksi PA yang ada di PT.
Petrowidada bersama dengan Supervisior produksi PA. pembelajaran dimulai dari P&ID
yang dikendalikan melalui control room palnt PA 3, penjelasan dimulai dari awal proses
sampai hinga hasil PA akhir yang berupa liquid dan padatan. Sampai pada proses drain
dan baging yang dilakukan di loading dan gudang baging.
Kamis, 04 November 2010, peserta OJT ikut membantu kru safety untuk pengawasan
pekerjaan pengelasan line ART-101 ke T-403. Pengawasan menggunakan hot permit
karena harus mengijinkan pekerjaan las.
Jumat, 05 November 2010, peserta OJT melakukan konsultasi untuk proses
pengerjaan laporan OJT dan konsultasi TA kepada Pembimbing OJT. Untuk proses
pencarian data dan kelengkapan-kelengkapan dokumen untuk pengerjaan proposal OJT.
Minggu ke-15, tanggal 08 November 2010 sampai dengan 12 November 2010
Hari Kegiatan Tempat
SeninMengawasi pekerjaan modifikasi Line TK-805 A ke line feed R-101
Plant PT. AG
SelasaObservasi dan pengambilan data untuk TA
Plant PT. Petrowidada
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 27
RabuObservasi dan pengambilan data untuk TA
Kantor departemen safety di PT. ENG
KamisMengawasi pekerjaan modifikasi line TK- 805 A ke P-601
Plant PT. AG
JumatObservasi dan pengambilan data untuk TA
Kantor departemen safety di PT. ENG
Senin, 08 November 2010, peserta OJT ikut membantu kru safety untuk pengawasan
pekerjaan pengelasan untuk modifikasi line TK-805A yang berisikan Stearin menuju ke
line feed R-101 yaitu agigator. Untuk memudahkan proses pemindahan steari dari tangki
penyimpanan menuju reactor pengaduk (agigator). Pengawasan menggunakan hot
permit karena harus mengijinkan pekerjaan las. Setelah selesai pengawasan hasil dicatat
untuk di dokumentasikan pada laporan Dep.SIE.
Selasa & Rabu, 09 -10 November 2010, peserta OJT melakukan observasi dan
pengambilan data TA di perusahaan. Dengan masing-masing observasi dan pengambilan
data yang diperlukan peserta OJT adalah, SMK3 PT.Petrowidada , Layout gudang B3
PT. Petrowidada dan Layout sistem hydrant di PT. Petrowidada, PT.Eterindo Nusa
Graha, dan PT. Anugerahinti Gemanusa. Juga beberapa data lainya yang mendukung
untuk pengerjaan TA para peserta OJT.
Kamis, 11 November 2010, peserta OJT ikut membantu kru safety untuk pengawasan
pekerjaan pengelasan untuk modifikasi line TK-805A yang berisikan Stearin menuju ke
P-601 . Untuk memudahkan proses pemindahan stearin dari tangki penyimpanan menuju
P-601. Pengawasan menggunakan hot permit karena harus mengijinkan pekerjaan las.
Setelah selesai pengawasan hasil dicatat untuk di dokumentasikan pada laporan Dep.SIE.
Jumat, 12 November 2010, peserta OJT melakukan observasi dan pengambilan data
TA di perusahaan. Dengan masing-masing observasi dan pengambilan data yang
diperlukan peserta OJT adalah, SMK3 PT.Petrowidada , Layout gudang B3 PT.
Petrowidada dan Layout sistem hydrant di PT. Petrowidada, PT.Eterindo Nusa Graha,
dan PT. Anugerahinti Gemanusa. Juga beberapa data lainya yang mendukung untuk
pengerjaan TA para peserta OJT.
Minggu ke-16, tanggal 15 November 2010 sampai dengan 19 November 2010
Hari Kegiatan TempatSenin Pengerjaan laporan OJT Kantor PT. ENG
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 28
SelasaObservasi dan pengumpulan data di Perusahaan
Plant PT. Petrowidada, PT. ENG, dan PT. AG
Rabu Libur Idul Adha -
KamisPengerjaan laporan OJT Kantor departemen safety di
PT. ENG
JumatAsistensi dan konsultasi laporan OJT pada koordinator OJT
Kampus PPNS-ITS
Senin, 15 November 2010, peserta OJT mulai mengerjakan laporan OJT di dalam
ruangan Dep.SIE, yang dibantu oleh Pembimbing OJT dan data-data yang mendukung
untuk pengerjaan laporan OJT.
Selasa, 16 November 2010, peserta OJT melakukan observasi dan pengumpulan data
yang mendukung untuk pengerjaan laporan OJT. Dan tentunya untuk mengambil data di
perusahaan harus menggunakan surat ijin pengambilan data yang diberikan oleh Dep.SIE
kepada peserta OJT, agar bisa mengambil data di semua Departemen di PT. Petrowidada,
PT. Eterindo Nusa Graha, dan PT. Anugerahinti Gemanusa.
Rabu, 17 November 2010, Libur Idul Adha
Kamis, 18 November 2010, peserta OJT melanjutkan mengerjakan laporan OJT di
dalam ruangan Dep.SIE, yang dibantu oleh Pembimbing OJT dan data-data yang
mendukung untuk pengerjaan laporan OJT.
Jumat, 19 November 2010, peserta OJT melakukan asistensi dan konsulti laporan OJT
kepada koordinator OJT di Kampus PPNS-ITS. Dan ada beberapa koreksi dan revisi
yang disarankan oleh dosen koordinator OJT untuk diperbaiki kembali.
Minggu ke-17, tanggal 22 November 2010 sampai dengan 26 November 2010
Hari Kegiatan Tempat
SeninPengerjaan laporan Kantor departemen safety di
PT. ENG
SelasaPengerjaan laporan Kantor departemen safety di
PT. ENG
RabuMengerjakan laporan OJT dan asistensi pada pembimbing perusahan
Kantor departemen safety di PT. ENG
KamisMengerjakan laporan OJT Kantor departemen safety di
PT. ENG
JumatMengerjakan laporan OJT Kantor departemen safety di
PT. ENG
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 29
Senin & Selasa, 22-23 November 2010, peserta OJT kembali mengerjakan laporan
OJT yang telah di revisi oleh dosen koordinasi OJT dari kampus. Untuk di selesaikan
pada tahap pengerjaan terakhir.
Rabu, 24 November 2010, peserta OJT melakukan asistensi kepada pembimbing OJT,
untuk laporan OJT dan mendapatkan sedikit revisi yang akan diperbaiki untuk
penyelesaian laporan OJT.
Kamis & Jumat, 25-26 November 2010, peserta OJT melanjutkan mengerjakan
laporan OJT yang telah direvisi oleh pembimbing OJT di perusahaan untuk diselesaikan.
Setelah pengerjaan laporan selesai, laporan dicetak secara hard copy untuk di kumpulkan
kepada pihak perusahaan dan pihak kampus.
Minggu ke-18, tanggal 29 November2010 sampai dengan 30 November 2010
Hari Kegiatan Tempat
SeninAsistensi laporan OJT kepada pembimbing perusahaan
Kantor departemen safety di PT. ENG
SelasaPenyerahan laporan OJT dan perpisahan
PT. Petrowidada, PT. ENG dan PT AG
RabuKamisJumat
Senin, 29 November 2010, peserta OJT melakukan Asistensi terhadap pihak
perusahaan, dengan meminta persetujuan dan tandatangan dari Manager Safety
Inspections & Envioremental Bp. Eddy Sulistyo P., IR dan Supervisior Safety
Inspections & Envioremental Bp. Arief Widodo, ST selaku pembimbing OJT peserta
OJT selama empat bulan lamanya.
Selasa, 30 November 2010, Peserta OJT menyerahkan hasil laporan OJT yang telah
dikerjakan kepada pihak perusahaan untuk didokumentasikan. Dan peserta OJT
berpamitan serta perpisahan, mengucapkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada seluruh staff dan karyawan yang telah membantu peserta dalam
menyelesaikan tugas belajar semester VII, yaitu On The Job Training yang dilakukan
selama empat bulan lamanya di PT. Petrowidada, PT. Eterindo Nusa Graha, dan PT.
Anugerahinti Gemanusa.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 30
BAB IV
ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
IV. 1. Proses Produksi
a) Reaksi oksidasi
Reaksi umum Oksidasi yaitu berkontaknya Ortho xylene dengan oksigen dan
katalis Vanadium Pentoksida (V2O5) hingga menjadi Phthalic Anhydride adalah
C8H10 + 3O2 PA + 3H2O
PA = Phthalic Anhydride (C8H4O3)
Dengan hasil samping reaksi oksidasi sebagai berikut :
1. Maleic Anhydride (C4H2O3)
2. Benzoic Acid (C7H6O2)
3. Citraconic Anhydride (C5H4O3)
4. Phthalide (C8H6O4)
5. CO
6. CO2
Macam – macam reaksinya sebagai berikut :
1) C8H10 + 15/2 O2 C4H2O3 + 4CO2 + 4H2O
2) C8H10 + 5/2 O2 C7H6O2 + CO2 + H2O
3) C8H10 + 2 O2 C8H6O4 + 2H2O
4) C8H10 + 6 O2 C5H4O3 + 3CO2 + 3H2O
5) C8H10 + 13/2 O2 8CO + 5H2O
6) C8H10 + 21/2 O2 8CO2 + 5H2O
b) Deskripsi proses
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 31
Dalam proses pembuatan Phthalic Anhydride (PA) di PT. Petrowidada
menggunakan proses Van Heyden. Proses ini dipilih karena mempunyai energi
yang cukup rendah serta mempunyai beberapa keuntungan, antara lain :
1. Konsumsi utilitas yang rendah, karena proses Van Heyden mampu
meminimalisasi kebutuhan steam, air, dan listrik dari luar.
2. Operasinya aman dengan efisiensi yang tinggi.
Proses ini terbagi menjadi 3 unit proses utama dan 1 unit finishing (Flaker and
Bagging), yaitu :
1) Oxidation Unit
Ortho-Xylene Tank (T-1B) pada suhu 250C dipompa masuk ke Ortho-
xylene Filter (SE-3120) untuk menghilangkan impurities seperti Fe, dll.
Kemudian ortho-xylene masuk Heater (HT-3120) untuk dipanaskan
hingga 1400C. Udara di ambil menggunakan blower (BL – 3110) yang
digerakkan oleh electric generator (GE – 3110) dengan menggunakan
steam turbin (TU – 3110) dan difilter dengan udara filter (SE-3110),
kemudian dipompa menuju Heater bertingkat (HT-3110 – HT-3112)
dengan tekanan 2 bar, 4 bar, dan 5 bar dengan suhu outlet sebesar 180 0C,
udara yang telah difilter masuk dihembuskan ke dalam Air Mixer (MX-
3130) bersamaan dengan Ortho-Xylene yang masuk dari atas. Ortho –
xylen yang masuk ke Air Mixer akan didorong dari belakang oleh udara,
sehingga dua komponen ini bercampur. Campuran Ortho-Xylene dan
udara dari Mixer (MX-3130) masuk ke dalam Reaktor Multi Tube (RE-
3130) pada suhu 1600C dalam wujud seperti kabut (fox). Campuran
komponen masuk ke reaktor pada tube-tube, kemudian terjadi oksidasi
secara parsial dengan bantuan katalis V2O5 (Vanadium Pentoksida), reaksi
terjadi pada suhu 4500C dan merupakan reaksi eksothermis.
Untuk menjaga suhu reaksi agar tetap stabil, maka digunakan salt
solution (campuran potassium nitrat, sodium nitrat, sodium nitrit) yang
dipompa dari tangki storage salt menuju ke salt circulator (PU-3120) dan
dilakukan pengadukan. Dalam salt circulator ini dapat diperoleh sirkulasi
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 32
salt yang bagus, yaitu salt dapat melewati reaktor (RE-3130), boiler (HE-
3131), dan Electrical Salt Heater (HT-3130). Salt solution ini bersikulasi
pada bagian shell reaktor, untuk menjaga suhu salt agar tetap stabil dan
salt tetap cair, maka digunakan Electrical Salt Heater (HT-3130). Salt
solution ini berfungsi untuk menyerap panas yang timbul akibat reaksi
eksothermis yang terjadi pada saat reaksi sedang berlangsung di dalam
reaktor. Hasil reaksi dari reaktor berupa vapour pada suhu 350 0C masuk
dalam Superheater dengan suhu keluaran 287 0C kemudian menuju
Economizer sehingga suhu turun menjadi 170 0C. sebelum masuk ke
Switch Condenser gas melewati Liquid Condenser (HE-3200) dengan
suhu keluar 140 0C.
2) Sublimation Unit
Fungsi Liquid Condensor (HE-3200) ini untuk mengurangi beban pada
Switch Condenser, karena di dalam Liquid Condensor ini terjadi kondensasi
PA gas sehingga sebagian inlet dari Liquid Condenser kira – kira sebesar
11% - 15% nya langsung ke Crude PA Tank (DV-3210) dan sisanya ke
Switch Condensor (HE-3210) yang akan mengalami proses sublimasi
(perubahan dari gas menjadi padat kemudian cair). Dalam sublimasi unit ini
terbagi menjadi 3 fase :
a. Fase receiver/ Fase kondensasi
Vapour yang tidak terkondensasi di liquid condensor masuk dalam
fase receiver. Pada tahap ini, vapour menempel pada fin tube yang dialiri
dengan cold oil dengan suhu operasi ± 56 0C. Pada fase ini, terjadi
perubahan gas PA dari gas menjadi padat. Padatan-padatan PA
menempel pada fin tube. Waktu yang dibutuhkan untuk fase receiver ini
adalah 120 menit. Vapour yang tidak terkondensasi mengandung
sebagian kecil PA, MA, BA, dll keluar dari switch condensor sebagai off
gas dan ditarik oleh jet venturi scrubber (MX-3220) menuju scrubber
(TW-3220), dengan sprayer air demin pada scrubber maka MA
ditampung dalam MA storage tank, dan sisanya dibuang ke udara. Selain
ke scrubber, off gas yang berlebih dibakar pada insenerator.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 33
b. Fase melting
Padatan PA yang menempel pada fin tube, kemudian dipanaskan
sampai meleleh dengan menggunakan hot oil dengan suhu ± 175 0C dan
produk keluar sebagai CPA pada suhu 140 0C dan ditampung dalam
Raw PA Tank (DV-3210). Waktu yang diperlukan dalam proses melting
ini adalah 40 menit.
c. Fase cooling
Setelah proses melting, switch condensor didinginkan dengan
menggunakan cold oil pada temperatur 560C dan posisi valve hot oil
tertutup dan valve cold oil terbuka. Proses ini dilakukan untuk persiapan
menerima PA gas yang masuk (fase receiver). Waktu yang diperlukan
dalam fase cooling ini adalah 20 menit.
3) Distilation unit
CPA dari Raw PA Tank (DV-3210) dipompa oleh Raw PA Pump (PU-
3210) menuju proses distilasi. Proses distilasi dari CPA sampai menjadi PA
murni melalui beberapa tahapan yaitu: proses pada Ageing Tank, proses pada
Topping Coloumn, dan proses pada Distilasi Coloumn.
a. Proses pada ageing tank
CPA (Crude Phthalic Anhydride) dari proses sublimasi dengan suhu
150 0C dipompa ke dalam Ageing Tank (RE-3310). Di dalam ageing
tank ini terjadi proses penguapan air yang awalnya bercampur dalam
CPA dan air yang menguap dikondensasikan pada Topping Column
Condenser (HE-3321). Dalam proses ini dilakukan injeksi nitrogen
untuk menghilangkan oksigen dalam tank, hal ini merupakan safety
untuk proses-proses utama (batasan oksigen harus < 2%). Untuk
mempertahankan suhu pada Ageing Tank dilengkapi dengan pipa
pemanas yang dialiri hot oil therm yang disebut tracing. Agar PA tetap
tercampur sempurna, pada Ageing Tank dilengkapi dengan 2 pengaduk.
Proses ini berjalan dengan waktu tinggal minumum 8 jam.
b. Topping coloumn
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 34
PA dari Agieng Tank dengan suhu 285 0C menuju ke Topping
Coloumn (TW-3320). Topping Coloumn (TW-3320) adalah colomn
distilasi yang terdiri dari 34 tray dan PA sebagai feed masuk pada tray ke
19. Dalam coloumn ini, komponen yang boiling pointnya lebih rendah
dari PA akan teruapkan dari puncak coloumn dan disebut LBR (Low
Boiling Residu) atau Light Ends seperti MA, BA, CA, dll, kemudian
ditampung dalam Storage Tank (DV-3410). Sedangkan heavy produk
berupa PA pada suhu 295 0C menuju ke Distilasi Coluomn. Dalam
proses ini juga di injeksikan nitrogen. Pada bagian bawah coloumn
digunakan Topping Coloumn Reboiler (HE-3320) dengan media
pemanas hot oil therm, jika telah dicapai kondisi optimal produk
dikeluarkan dari bottom. Topping Coloumn beroperasi dengan tekanan
atmosfer.
c. Distilasi coloumn
Heavy Produk dari TW – 3320 masuk ke Distillation Coloumn (TW
– 3330) melalui bagian bawah coloumn distilasi yang terdiri dari 24 tray.
Dalam coloumn ini, komponen yang boiling pointnya lebih tinggi dari
PA akan ditampung dalam Storage Tank (DV-3410) dijadikan satu
dengan light ends dari Topping Coloumn dan disebut HBR (High
Boiling Residu) sebagai bottom produk. Sedangkan destilat produk
berupa pure PA dikondensasikan terlebih dahulu oleh Distillation
Coloumn Condensor (HE-3331) sebelum ditampung dalam Storage Tank
(TK-3510). Dalam proses ini juga di injeksikan nitrogen. Pada bagian
bawah coloumn digunakan Distillation Coloumn Reboiler (HE-3330)
dengan media pemanas HT oil (High Temperature Oil) atau hot oil
therm yang dapat mencapai suhu 330 0C. Sebagian PA yang tidak
terkondensasi masuk Distillation Vent Condensor (HE-3332) untuk
dikembalikan ke scrubber. Karena Distillation Coloumn ini beroperasi
dengan tekanan vacuum maka penarikan distilat (PA murni) dilakukan
dengan Distillation Coloumn Vacuum Ejector (EJ-3333).
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 35
Produk residu yaitu HBR dan LBR yang dikumpulkan jadi satu di
dalam Storage Tank (DV-3410), dijadikan sebagai media pembakar
untuk hot oil therm (High Temperature Oil) di dalam furnace (FN –
3420). Produk residu ini termasuk limbah yang dapat dimanfaatkan
untuk mengurangi kebutuhan natural gas pada furnace. Furnace ini
digunakan untuk menaikkan temperatur hot oil therm (High Temperature
Oil) sebagai media pemanas pada ageing tank, topping coloumn, dan
destilasi coloumn.
4) Finishing unit
PA murni dari Storage Tank (TK-3510) dipompa menuju ke PA
Flaker (FA-3520) yang didalam proses ini terdapat pan sebagai tempat PA
murni, drum berputar, dan pisau. PA murni yang masuk dalam pan kemudian
menempel pada drum berputar dengan kecepatan putar yang disesuaikan
dengan kapasitas produksi dan PA yang menempel pada drum dispray
dengan cooling water dengan suhu 26 0C sehingga terbentuk padatan PA
seperti potongan – potongan kristal putih, kemudian masuk dalam PA
Bagging Machine (PE-3520) atau hopper dan siap untuk dikemas menjadi 2
macam kemasan yaitu 25 kg dan 600 kg. Untuk debu – debu yang dihasilkan
flaker ditarik oleh kompressor dan ditangkap oleh PA flaker Deduster. Debu
tersebut dikemas tersendiri dan dikembalikan ke proses remelting. PA murni
akan dijual dalam 2 macam bentuk yaitu molten dan flake. Untuk yang
molten dari tangki TK-3510 yang bekapasitas 1000 ton langsung di
distribusikan ke konsumen. Pendistribusian produk ke konsumen ada 3
macam :
Pipa
Pendistribusian ini berlaku untuk produk molten PA. Pendistribusian jalur
ini ditujukan untuk konsumen yang berada dekat dengan PT.
PETROWIDADA yaitu PT. PETRONIKA dengan range waktu 4 jam
sekali pengiriman dan PT. ETERINDO NUSA GRAHA.
Truk
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 36
Pendistribusian ini berlaku untuk produk flake Phthalic Anhydride dengan
kemasan. Pendistribusian jalur ini ditujukan untuk konsumen yang berada
jauh dari PT. PETROWIDADA seperti ke jakarta atau untuk di ekspor ke
luar negeri.
Tank Truck
Pendistribusian ini berlaku untuk produk molten Phthalic Anhydride.
Pendistribusian jalur ini ditujukan untuk konsumen yang berada jauh dari
PT. PETROWIDADA seperti ke jakarta atau untuk di ekspor ke luar
negeri yang membutuhkan PA dalam bentuk liquid. Namun tidak menutup
kemungkinan pendistribusian ke PT. PETRONIKA dan PT. ETERINDO
NUSA GRAHA bila ada kerusakan di pipa distribusi.
IV. 2. Penerapan K3 di PT. Petrowidada
IV.2. 1. Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri adalah peralatan safety yang dipakai karyawan
untuk melindungi dirinya dari kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.
Alat pelindung diri di PT. Petrowidada dikategorikan menjadi dua yaitu :
1. Umum
Alat pelindung diri yang menjadi persyaratn minimal untuk masuk
ke area plant, meliputi safety helmet dan safety shoes.
2. Khusus
Alat pelindung diri yang dipakai sesuai dengan kebutuhan karyawan
di tempat kerja berdasarkan jenis pekerjaan dan petensi bahaya yang
ada. Jenis-jenis APD sebagai berikut :
Alat pelindung kepala (Head Protection)
Alat pelindung diri yang dipakai untuk melindungi kepala dari
benturan dan kejatuhan benda. Contoh : safety helmet.
Bagian-bagian helm terdiri dari :
- Cap/topi terbuat dari bahan yang keras
- Tali penahan/net berfungsi sebagai peredam
- Tali dagu/chainstrap berfungsi untuk menjaga agar helm
tidak jatuh.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 37
Alat pelindung mata (Eye Protection)
Alat pelindung diri yang dipakai untuk melindungi mata dari
debu, serbuk gerinda/geram, cahaya UV atau bahan kimia
berbahaya. Jenis-jenis eye protection :
- Spectacle yang berupa kacamata (googles)
- Dust/chemical splash googles
- Impact googles
- Face shield (pelindung muka)
Alat bantu dan pelindung pernafasan (Respirator)
Alat pelindung diri yang dipakai untuk melindungi pernafasan
dari debu fisik atau uap/gas kimia. Terdiri dari :
- Respirator fisik (masker debu) untuk melindungi
pernafasan dari debu fisik.
- Respirator kimia untuk melindungi pernafasan dari
debu/uap/gas kimia.
- Self contained breathing apparatus (SCBA) untuk
melindungi pernafasan dari kekurangan suplai Oksigen.
- Airline hose untuk digunakan pekerja yang memasuki
confined space dalam jangka waktu yang lama dengan
memanfaatkan udara bersih.
Pelindung kaki (Safety Shoes)
Alat pelindung diri yang dipakai untuk melindungi kaki dari
cedera akibat tertimpa benda, tersandung, atau terkena cairan
kimia. Jenis-jenis safety shoes :
- Metal free shoes, dipakai untuk pekerjaan yang beresiko
terkena aliran listrik.
- Congress/gaiter type, dipakai untuk melindungi kaki dari
percikan bunga api. Biasanya dipakai oleh pengelas.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 38
- Reinforces, sepatu yang memiliki sel khusus yang tahan
terhadap tusukan paku atau benda tajam. Biasanya dipakai
di area konstruksi.
- For wet work, sepatu yang terbuat dari karet atau material
khusus lain dan digunakan untuk pekerjaan yang
berhubungan dengan cairan kimia atau pekerjaan basah
lainnya.
- Safety shoes with metal guard, sepatu yang dilengkapi
dengan metal pelindung pada ujungnya yang bertujuan
untuk melindungi kaki dari cedera karena tertimpa benda
maupun tersandung.
Alat pelindung jatuh (Safety Belt)
Digunakan untuk pekerjaan yang memiliki resiko jatuh dari
tempat ketinggian, yaitu ketinggian lebih dari 2 meter dengan
posisi tempat kerja tidak tetap. Jenis-jenisnya antara lain :
- Safety belt, digunakan pada tempat kerja dengan ketinggian
diatas 2 meter dan tempat kerja yang tidak tetap.
- Body harness, digunakan pada tempat kerja dengan tingkat
perindungan lebih baik dibandingkan dengan safety belt.
Pelindung tubuh (Body Protection)
Alat pelindung diri yang dipakai untuk melindungi badan dari
potensi bahaya yang ada (bahan kimia, panas, dll.). Alat
pelindung tubuh antara lain :
- Appron, digunakan untuk pekerjaan yang memiliki potensi
bahaya panas. Biasanya dipakai oleh pengelas.
- Chemical coat, digunakan untuk pekerjaan penanganan
bahan kimia dan di laboratorium.
Alat pelindung telinga (Ear Protection)
Alat pelindung diri yang digunakan untuk melindungi telinga
dari bahaya kebisingan yang melebihi NAB (Nilai Ambang
Batas). Jenis-jenisnya antara lain :
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 39
- Ear plug
- Ear muff
Setiap departemen memiliki jenis pekerjaan yang beragam
dan berbeda. PT. Petrowidada telah membuat prosedur umum
dalam pemilihan APD berdasarkan jenis pekerjaan yang dilakukan
IV.2. 2. Kebersihan lingkungan (Housekeeping)
Kebersihan lingkungan kerja (Plant Housekeeping) memegang peranan
yang penting sehubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja para
karyawan. Tempat kerja yang kotor, licin, bererakan, tidak teratur, dan
sejenisnya merupakan salah satu sumber bahaya, baik sebagai penyebab
timbulnya penyakit, bahaya kecelakaan, maupun bahaya kebakaran. Tempat
kerja yang rapi dan bersih dapat membangkitkan perasaan tenang, nyaman,
dan aman serta dapat meningkatkan produktifitas kerja yang lebih optimal
bagi seluruh karyawan.
Kebersihan lingkungan di PT. Petrowidada cara pelaksanaannya diatur
dalam beberapa hal, yaitu :
Kotoran, sampah, dan lain sebagainya yang isebabkan adanya kegiatan
produksi merupakan tugas dan tanggung jawab pihak produksi untuk
membersihkannya
Kotoran sisa pekerjaan yang disebabkan adanya kegiatan perbaikan
dari bagian pemeliharaan merupakan tugas dan tanggung jawab bagian
pemeliharaan untuk membersihkannya, meskipun saat itu berada di
area lain
Setiap pimpinan unit kerja bertanggung jawab dalam hal kebersihan
dan kerapian lingkungan kerjanya
Sampah yang terkumpul di unit-unit kerja (di bak sampah) setiap hari
diangkut untuk dibakar/ dibuang di tempat yang telah ditentukan
IV. 3. Kecelakaan Kerja dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di PT.
Petrowidada
IV.3. 1. Kecelakaan Kerja
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 40
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang dialami oleh seorang karyawan,
semenjak ia meninggalkan rumah kediaman menuju ke tempat
pekerjaannya, selama jam kerja dan jam istirahat, maupun sekembalinya
dari tempet kerjanya menuju rumah kediamannya, melalui jalan yang biasa
ditempuh/ wajar.
PT. Petrowidada menetapkan prosedur tetap untuk setiap terjadi kecelakaan
kerja, yaitu :
1. Setiap kecelakaan kerja yang dialami atau diderita oleh seorang
karyawan, PT. Petrowidada, baik ringan mauun berat harus dilaporkan
secara tertulis ke Bagian Keselamatan Kerja dalam waktu tidak lebih
dari 24 jam dengan mempergunakan formulir laporan dan Penyidikan
Kecelakaan Kerja yang telah disediakan oleh Departemen Safety,
Inspection & Environment.
2. Bagian Keselamatan Kerja sesuai dengan pasal 27 Undang-undang
Kecelakaan Tahun 1947 no. 33, diharuskan melaporkan setiap
kecelakaan kerja yang dialami atau diderita oleh seorang karyawan ke
Kantor Departemen Tenaga Kerja setempat dalam waktu tidak lebih
dari 2 X 24 jam
3. Dokter perusahaan diharuskan pula melaporkan keadaan korban
dengan mengisi formulir Laporan Kecelakaan dan mengirimkan aslinya
ke Departemen Safety, Inspection & Environment serta tembusan/
tindasannya ke Bagian Administrasi Personalia
4. Setiap kecelakaan diluar hubungan kerja agar dibuat laporan tertulis
oleh atasan langsung penderita yang ditujukan kepada atasannya dan
tembusan/ tindasannya dikirimkan ke Bagian Keselamatan Kerja.
Selanjutnya Bagian Keselamatan Kerja akan membentuk Tim yang
terdiri dari unsur atasan penderita, Personalia, Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Kerja untuk menuju ke lokasi kejadian/ perawatan
sementara penderita guna melakukan penyidikan kecelakaan
IV.3. 2. Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
Prosedur penanganan P3K di PT. Petrowidada
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 41
1. Apabila ada seseorang pingsan atau shock pada waktu menjalankan
tugas karena sebab lain,maka haruslah ia segetra mendapatkan
pertolongan pertama dari karyawan lainnya, karyawan lainnya yang
bertugas di daerah tersebut harus segera menelepon pesawat
(031)3951945 Ext.582 atau HT frekuensi safety departemen
S.I.E.untuk segera mendapatkan bantuan transfortasi/ ambulance,
anggota safety Representative atau karyawan lainnya harus melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
Bawalah korban ketempat yang teduh dan aman dimana cukup
tersedia udara bersih
Longgarkan semua pakaian
Lakukan pernapasan buatan
Panasilah dengan botol air panas pada ujung-ujung jari kaki dan
tangan, punggungnya dan perutnya
Berilah dia minum yang panas dan bau-bauan yang merangsang
2. Tanda-Tanda Bahwa Orang Itu Pingsan Adalah :
Keringat dingin
Pucat, mual dan muntah
Pusing
Sering menguap
Penglihatan brkunang-kunang
Denyut nadi cepat/ tidak teraba
Tidak sadar
3. Tanda-Tanda Orang Itu Terkena Shock Adalah :
Keringat dingin
Pucat, mual dan muntah
Gelisah/ apatis
Badan dingin
Nadi kecil cepat kadang-kadang tidak teraba
Nafas panjang dan lambat
Reflek orang-orang mata menurun
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 42
Tidak sadar
4. Apabila seseorang mendapatkan kecelakaan yang mengakibatkan
pendarahan, haruslah ia segera mendapatkan pertolongan
pertama,karyawan yang lain bertugas di daerah tersebut harus segera
menelpon pesawt : 3951945 Ext.582 atau HT frekuensi safety untuk
segera mendapatkan bantuan dan atau transfortasi.
Pada waktu menunggu datangnya transfortasi / ambulance,
anggota pada waktu safety reprevresentative atau karyawan lain harus
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Tekan dengan perban steril di tempat perdarahan dan balut kuat-
kuat untuk mencegah perdarahan lebih lanjut
Apabila pendarahan terjadi dikepala, segera ditutup dengan kasa
atau peban steril pada tempat lukanya,segera bawa kerumah sakit
Rujukan perusahaan
Apabila pendarahan terjadi dileher, segera tekan dengan perban
steril ditempat perdarahan dan dibalut (jangan terlampau kuat)
kemudian segara bawa kerumah sakit Rujukan perusahaan
Apabila perdarahan terjadi dibagian dada, punggung tekanlah
dengan perban steril di tempat perdarahan dan agar dibalut,
kemudian segera bawa kerumah sakit Rujukan perusahaan
Apabila pendarahan terjadi dibagian perut dan ususnya keluar,
tutuplah dengan perban steril,dilarang keras berusaha memasukan
usus kembali kedalam perut
5. Apabila seseorang terbakar badannya dan kemudian pingsan, maka
pertama-tamayang harus diatasi adalah pingsannya terlebih dahulu
seperti pada butir 1, kemudian tempat terbakar agar diolesi dengan
vasekin atau levertraan zalf yang tersedia dosetiap kotak P3K dan
penderita diselimuti, jangan sekali-sekali memecah kulit yang bengkak
berisi air, setelah itu penderita dibawa kerumah sakit Rujukan
perusahaan.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 43
Apabila ada orang terbakar bajunya,maka orang tersebut harus
berguling-guling dipasir untuk mematikan apinya, baru kemudian
ditolong seperti prosedur.
6. Apabila terjadi sebuah kecelakaan yang mengakibatkan patah tulang,
maka pada tempat yang patah dipasang dua papan (spalk) dan
kemudian diperban dan selanjutnya dibawa kerumah sakit Rujukan
Perusahaan
a) Patah tulang pahanya :
Spalk dipasang dikiri & kanan dari betis dan kemudian dibalut
b) Patah tulang kering betis :
Spalk dipasang di kiri & kanan dari betis dan kemudian dibalut
c) Patah tulang lengan:
Spalk dipasang dikiri & kanan dari tangan dan kemudian dibalut,
setelah itu digendong dengan kain yang diikat pada leher
d) Patah tulang lengan :
Spalk dipasang di kiri & kanan dari lengan dan kemudian dibalut,
setelah itu digendong dengan kain yang diikat pada leher
e) Patah tulang belakang :
Terlentangkan penderita menengadah pada tempat yang keras dan
rata, kemudian segera dibawan kerumah sakit Rujukan Perusahaan
f) Patah tulang leher :
Terlentangkan penderita menengadah, letakkan bantal dibawah
tulang leher yang patah kemudian segera dibawa kerumah sakit
Rujukan perusahaan
g) Patah tulang dan tulang terlihat keluar dari kulit :
Mula-mula tutup tempat tulangyang keluar dengan perban steril,
kemudian dibalut, baru dipasang spalk seperti cara-cara tersebut
diatas
7. Tebakar karna asam
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 44
Apabila seseorang terpecik, atau tersiram bahan kimia asam pada
bagian mata, kulit, baju segera siram dengan air sebanyak-banyaknya
selama 15 menit atau menggunakan safety shower dan eye-wash
fountain yang tersedia. Olesi dengan vaseline atau leveltraan zalf pada
bagian yang terbakar. Kemudian panggil ambulance untuk membawa
penderita kerumah sakit rujukan perusahaan. Semua alat-alat
keselamatan kerja yang terkena asam harus dibersihkan dengan air
sebanyak-banyaknya, kemudian dikeringkan pada udara terbuka dan
selanjutnya disiapkan ditempat penyimpanan
8. Terkena gas / cairan bahan kimia :
Bila terkena segera cuci dengan air bersih banyak-banyak minimum 15
menit dan segera bawa ke dokter, bila keracunan pernafasan segera beri
pertolongan dengan pernafasan buatan dan segera bawa kedokter
9. Kontaminasi Alkali :
Apabila terjadi alkali memercik/ tertumpah kena mata, kulit, baju
segera siram denga air banyak-banyak selama 15 menit atau
menggunakan safety shower dan eyewash fountain yang tersedia. Olesi
dengan vaselin atau levartraan zalf pada bagian yang terbakar.
Kemudian memanggil ambulance untuk membawa penderita kerumah
sakit rujukan perusahaan
10. Shock akibat aliran listrik
a) Bebaskan korban dari aliran listrik dengan jalan memutus switch
yang langsung mengalirkan aliran listrik tersebut. Apabila aliran
listrik tidak dapat diputus, usahakan agar penderita ditarik dengan
tangan, tetapi harus memakai sarung tangan karet anti listrik yang
tersedia di unit produksibdan harus berdiri diatas papan yang
kering, bisa juga ditarik dengan pertolongan tongkat anti listrik,
bisa juga ditarik dengan tali,tetaoi semua alat-alat pertolongan
tersebut harus kering
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 45
b) Setelah bebas dari aliran listrik, segera angkat korban ketempat
yang aman, setelah itu dilihat pernafasannya,bila tidak bernafas
segera ditolong dengan pernafasan buatan
c) Bila denyut jantung berhenti, beri pacu jantung / cardiac massage
11. Pernafasan buatan :
Apabila terjadi kecelakaan dan korban tidak bernafas, maka segera
dilakukan pernafasan buatan. Adapun pernafasan buatan ada macam-
macam cara sebagai berikut dibawah ini:
a) Dari mulut ke mulut :
- Terlentangkan korban dengan kepala menengadah
- Tarik dagu keatas
- Tarik nafas dalam-dalam
- Dekatkan mulut saudara kemulut korban
- Hembuskanlah udara dari mulut saudara kedalam mulut korban
kuat-kuat sampai udara keluar dari hidung korban
- Pada waktu udara keluar dari hidung tersebut, hembuskan udara
yang kedua kedalam mulut korban
- Kira-kira 15 kali hembuskan tiap-tiap satu menit
b) Methode holger & nielsel :
- Korban diletakkan terlentang
- Penolong jongkok dengan kaki membuka sedemikian rupa
sehingga kepal korban ada diantara kaki 8 penolong
- Letakkan kedua tangan korban pada dada
- Tekan kedua tangan korban tersebut kuat-kuat pada hitungan
1,2,3,4
- Lepaskan tekanan tangan korban pada hitungan keempat
- Ini dilakukan berkali-kali 12 kali dalam satu menit
c) Methode schafer :
- Korban diletakkan terlentang
- Penolong duduk pada sisi korban dan tekan perutnya dengan
kedua belah tangan
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 46
- Penekanan dihentikan,tunggu udara keluar dari hidung
- Tekan lagi masing-masing dua detik dan biarkan udata keluar
masing-masing tiga detik
d) Metode schester :
- Letakkan korban terlentang dengan tangan tengkurap
menyentuh tanah
- Penolong jongkok diatas korban
- Angkat kedua tangan sampai membuat setengah lingkaran dan
menyentuh ditanah lagi pada kiri dan kanan sipenolong
- Kembali lagi pada posisi semula
- Dilakukan berkali-kali
e) Methode EVE :
- Letakkan korban pada papan dimana papan tersebut digerakkan
naik turun pada sumbu di tengah-tengah papan
- Ikat korban pada papan
- Gerakkan papan naik turun 4 detik kebawah 3 detik keatas
f) Methode umum :
- Terlungkupkan korban dan kepala diatas kedua tangannya
- Kepala korban diputar 900
- Penolong jongkok sedemikian rupa sehingga badan korban
berada diantara kedua kakinya
- Tekan punggung korban selama 2 1/2 detik
- Angkat pada punggungnya selama 2 1/2 detik
Sakit
1. Setiap karyawan yang sakit atau merasa adanya gejala-gejala sakit
harus segera melaporkan kepada atasannya
2. Atasan akan mengirim karyawan tersebut kerumah sakit Rujukan
perusahaan untuk mendapat perawatan
3. Apabila karyawan yang sakit tersebut, karena keadaannya yang tidak
mampu berjalan, pimpinan korban akan langsung meminta
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 47
transportasi/ ambulance untuk membawa penderita ke rumah sakit
rujukan perusahaan
4. Apabila menurut pertimbangan dokter perusahaan, penderita harus
beristirahat maka ia akan mendapatkan istirahat dirumah ataupun di
rumah sakit
5. Dokter akan memberitahukan kepada pimpinan korban tentang
keadaan pasien yang dirawat melalui telepon/ melalui personalia
Kotak P3K
1. Kotak P3K ditempatkan diberbagai unit instalasi pabrik, pergudangan
kantor administrasi dan tempat-tempat strategis lainnya
2. Kotak-kotak P3K tersebut berisi obat-obatan berikut alat-alatnya
3. Kunci kotak P3K dipegang oleh pimpinan unit kerja. Apabila
persediaan obat-obatantersebut hampir habis, maka pimpinan unit
kerja wajib meminta obat-obatan tersebut kepada departemen S.I & E
sehingga isi kotak P3K senmantiasa cukup
Pimpinan unit kerja bertanggung jawab atas administrasi dan
kelengkapan seluruh isi kotak P3K tersebut
IV. 4. Sistem Pencegahan dan Proteksi Kebakaran di PT. Pertowidada
IV.4. 1. Bahaya Kebakaran
Kebakaran merupakan salah satu dari bentuk kecelakaan yang
merugikan baik secara materiil maupun immateriil. Karena kecelakaan ini
dapat menghilangkan barang, bangunan, harta, bahkan nyawa manusia. Jika
dipandang dari sudut industri kecelakaan ini berakibat dapat menghentikan
proses produksi atau aktivitas yang menimbulkan kerugian secara financial
yang cukup besar terhadap perusahan terkait. PT. PETROWIDADA
merupakan klasifikasi bangunan bahaya kebakaran berat, karena termasuk
industri kimia yang memproduksi Phthalic Anhydride (C8H4O3) yang
mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan apabila terjadi kebakaran
melepaskan panas tinggi dan perjalanan api cepat, dan mengakibatkan
kebakaran yang besar.
IV.4. 2. Teori Segitiga Api
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 48
Api terjadi dari 3 unsur, yaitu:
Bahan bakar
Panas
Oksigen
Bahan-bahan mudah terbakar contohnya:
Bahan padat: kayu, kertas, plastic, karet, dsb.
Bahan cair: bensin, spirtus, solar, oli, dsb.
Bahan gas: Acetilyn ( C2H2), propan ( C3H8 ), butan ( C4H10 )
Prosentase oksigen diudara bebas adalah 21 % dan suatu tempat
dinyatakan masih memiliki keaktifan pembakaran bila kadar oksigennya
lebih dari 15 %. Sedang pembakaran tidak akan terjadi bila kadar oksigennya
kurang dari 12 %. Nyala api terjadi karena adanya reaksi dari 3 unsur, yaitu
bahan baker, panas, dan oksigen yang berjalan dengan cepat dan seimbang.
Ketiga unsur tersebut adalah yang menbentuk api yang digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 4.1 Segitiga Api
Dasar-dasar system pemadaman api adalah merusak keseimbangan reaksi
api. Hal ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
Cara penguraian, yaitu dengan memisahkan atau menyingkirkan bahan-
bahan yang mudah terbakar.
Cara pendinginan, yaitu dengan menurunkan panas sehingga temperature
bahan yang terbakar turun sampai dibawah titik normalnya
Cara isolasi, yaitu dengan menurunkan kadar oksigen sampai dibawah
12 % atau mencegah reaksi dengan oksigen.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 49
Pencegahan bahaya kebakaran dapat diartikan mencegah terjadinya
penyalaan api dan dapat juga mengendalikan api dan dapat juga
mengendalikan api yang telah ada agar tidak meluas. Terdapat beberapa
sebab kebakaran, yaitu kelalaian, peristiwa alam, kebakaran yang terjadi
dengan sendirinya (auto-ignition), dan kebakaran karena adanya unsur
kesengajaan (sabotase). Jika terjadi kebakaran, maka sangat diperlukan
kemampuan untuk mempergunakan alat dan perlengkapan pemadam
kebakaran dengan baik, serta kemampuan untuk menganalisa situasi,
sehingga dapat berindak dengan cepat untuk menghindari korban jiwa atau
kerugian material yang besar.
IV.4. 3. Klasifikasi bangunan
PT. PETROWIDADA merupakan klasifikasi bangunan bahaya
kebakaran berat, karena termasuk industri kimia yang memproduksi Phtyalic
Anhydride (C8H4O3) yang mempunyai nilai kemudahan terbakar tinggi dan
apabila terjadi kebakaran melepaskan panas tinggi dan perjalanan api cepat,
dan mengakibatkan kebakaran yang besar. Dengan data Umum dan data
bangunan Plant area PA sebagai berikut:
DATA UMUM
Nama Gedung : Plant Area PA-III
Jenis kegiatan : Industri Kimia
Alamat : Jl.Prof. Dr. Moh. Yamin, Sh Gresik
Pemilik : PT.PETROWIDADA
Pengelola : Dep. Safety Insp. & Fire
Nama Pengurus : Yan Pieter H
DATA BANGUNAN
1. Luas lahan :
2. Luas bangunan :
3. Kontruksi bangunan
- Struktur utama : Beton
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 50
- Struktur lantai : Tegel
- Dinding luar : Tembok
- Dinding dalam (penyekat) : Tembok
- Rangka plapond : Kayu
- Penutup plapond : Tripleks
- Rangka atap : Besi
- Penutup atap : Asbes Gelombang
4. Tinggi bangunan :
5. Jumlah lantai :
6. Jumlah luas lantai :
7. Dibangun tahun :
IV.4. 4. Peralatan Proteksi Kebakaran di PT. Petrowidada
Jika ada potensi kebakaran yang mengancam dan membahayakan bagi
perusahan, sangat tentulah PT. Petrowidada membutuhkan berbagai alat dan
instalas proteksi kebakaran. Di PT. Petrowidada untuk mengidentifikasi,
mencegah dan memadamkan jika terjadi kebakaran, sedangkan di PT.
Petrowidada sendiri sudah tersedia peralatan proteksi kebakaran yang terdiri
dari :
a. Fire Alarm (smoke and heat Detektor )
1. Detektor Panas
Adalah alat yang mendeteksi temperatur tinggi atau laju kenaikan
temperatur yang tidak normal. Macam detektor panas:
a) Detektor temperatur tetap
Adalah suatu alat yang akan bereaksi apabila elemen kerjanya
menjadi panas sampai kesuatu tingkat yang ditentukan.
b) Detektor laju kompensasi
Adalah suatu alat yang bereaksi bila temperatur udara sekeliling
alat tersebut mencapai tingkat yang ditentukan, tanpa dipengaruhi
laju kenaikan temperatur.
c) Detektor laju kenaikan
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 51
Suatu alat yang akan merespon jika kenaikan temperatur pada laju
yang melebihi jumlah yang telah ditentukan.
Untuk merencanakan sistem instalasi detektor harus berdasarkan
standart yang berlaku yaitu SNI 03-3985-2000 dan Permenaker
02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatik Letak dan jarak
antara dua detektor panas harus sedemikian rupa sehingga merupakan letak
yang terbaik untuk pendeteksian adanya kebakaran yaitu :
a) Setiap 46 m2 luas lantai dengan tinggi langit-langit dalam keadaan rata
tidak lebih 3m harus dipasang satu detektor panas.
b) Jarak antara detektor dengan detektor harus tidak lebih 7m untuk ruang
biasa dan tidak boleh lebih 10m dalam koridor.
c) Jarak detektor panas dengan dinding pembatas paling jauh 3m pada
ruang biasa dan 6m dalam koridor serta paling dekat 30cm.
2. Detektor Asap
Adalah alat yang mendeteksi partikel yang terlihat atau tidak terlihat
dari suatu pembakaran.
3. Detektor Nyala Api
Alat yang mendeteksi sinar inframerah, ultraviolet atau radiasi yang
terlihat yang ditimbulkan oleh suatu kebakaran.
4. Detektor Gas Kebakaran
Alat yang mendeteksi gas-gas yang terbentuk oleh suatu kebakaran.
5. Detektor Kebakaran Lainnya
Alat yang mendeteksi suatu gejala selain panas, asap, nyala api atau gas
yang ditimbulkan oleh suatu kebakaran.
Alarm Kebakaran
Alarm kebakaran adalah komponen dari sistem yang memberikan isyarat
atau tanda adanya suatu kebakaran yang dapat berupa:
Alarm kebakaran yang memberikan tanda atau isyarat berupa bunyi
khusus (Audible Alarm)
Alarm kebakaran yang memberikan tanda atau isyarat yang tertangkap
oleh pandangan mata secara jelas (Visible Alarm)
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 52
Alarm lamp
Alarm pada fire-voice-communication system
Firefighter phone, untuk komunikasi dengan fire brigade
Graphic display, untuk mengetahui lokasi kebakaran secara tepat
Gambar 4.6. Alarm Kebakaran
Sebuah sistem alarm kebakaran dirancang untuk mendeteksi adanya
api yang tidak dikehendaki dengan cara melakukan monitoring terhadap
perubahan lingkungan yang berhubungan dengan pembakaran. Secara umum
alarm kebakaran dibagi menjadi 3, yaitu otomatis, manual, dan semi-
otomatis. Sistem alarm kebakaran bertujuan untuk mengingatkan orang yang
ada di dalam gedung agar berevakuasi ke tempat aman akibat oleh adanya
kebakaran.
Alarm kebakaran harus mempunyai bunyi serta irama yang khas
hingga mudah dikenal sebagai alarm kebakaran. Bunyi alarm tersebut
mempunyai frekuensi kerja antara 500 -1000 Hz dengan tingkat kekerasan
suara minimal 65 dB (A).
b. Instalasi Hydrant
Instalasi Hydrant yang ada di PT. Petrowidada adalah hydranty gedung dan
halaman yang memancarkan air dan busa (foam).
Istilah - istilah yang ada di dalam instalasi hydrant kebakaran,yaitu :
Instalasi hydrant kebakaran : suatu system pemadam kebakaran yang
tetap menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan
melalui pipa 12
Pipa dan selang kebakaran. Sistem ini terdiri dari system persediaan air,
pompa, perpipaan, kopling outlet dan inlet serta selang dan nozzle.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 53
Sistem instalasi hydrant kering : suatu system hydrant yang pipa-pipanya
tidak berisi air, dan akan berisi air manakala hydrant tersebut digunakan.
Sistem instalasi hydrant basah : suatu system hydrant yang pipa-pipanya
selalu berisi air
Hydrant gedung : hydrant yang terletak dalam suatu bangunan/ gedung
dan system serta peralatannya disediakan serta dipasang dalam
bangunan/ gedung tersebut
Hydrant halaman : Hydrant yang terletak diluar bangunan, sedang
instalasi dan peralatannya disediakan serta dipasang dilingkungan
bangunan tersebut
Hydrant pilar : bagian peralatan dari instalasi pipa hydrant yang terletak
diluar bangunan yang dapat dihubungkan dengan selang kebakaran
Hydrant box : bagian peralatan dari system hydrant yang berisi kran,
selang dan nozzle.
Siamese connection: bagian peralatan dari instalasi pipa hydrant yang
terletak di luar bangunan dan digunakan untuk mensuplay air dari mobil
kebakaran.
Nozle : suatu alat penyemprot yang terletak pada bagian ujung dari
selang yang didunakan untuk penagturan pengeluaran air.
Slang hydrant : alat yang digunakan untuk mengalirkan air yang bersifat
fleksibel.
Hose reel : slang yang digunakan untuk mengalirkan air yang pada
bagian ujungnya selalu terpasang nozzle secara tetap dihubungkan secara
permanent dengan sumber air bertekanan.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 54
Gambar 4.7 Instalasi Hydrant PT. Petrowidada
c. Sprinkler Sistem
Pada PT. Petrowidada terdapat sprinkler yang diletakkan pada plant,
yang biasa difungsikan untuk pendinginan plant jika terjadi pemanasan yang
berlebihan dan yang mungkin saja bias menimbulkan kebakaran. Sistem
sprinkler adalah suatu sistem yang bekerja secara otomatis dengan
memancarakan air bertekanan ke segala arah untuk memadamkan kebakaran
atau setidak-tidaknya mencegah meluasnya kebakaran. Instalasi springkler
ini dipasang secara tetap/ permanen di dalam bangunan yang dapat
memadamkan kebakaran secara otomatis dengan menyemprotkan air di
tempat mula terjadi kebakaran. Sistem sprinkler ini terdiri dari:
Penyedia air yang cukup
Jaringan pipa yang cukup
Perlengkapan sprinkler
Sistem sprinkler harus mengacu pada standar yang telah ditentukan
untuk menjamin kualitas dan keandalannya.
Gambar 4.8 Sprinkler di PT. Petrowidada
d. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 55
Alat pemadam api ringan (APAR) ialah alat yang ringan serta mudah
dilayani oleh satu orang untuk memadamkan pai pada mula terjadi
kebakaran. Kebaran dapat digolongkan :
a. Kebakaran bahan padat kecuali logam (golongan A)
b. Kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar (golongan B)
c. Kebakaran instalasi listrik bertegangan (golongan C)
d. Kebakaran logam (golongan D)
Jenis alat pemadam kebakaran
a. Jenis cairan (air)
b. Jenis busa
c. Jenis tepung kering
d. Jenis gas (hydro carbon, berhalogen CO2, dsb)
Komponen – komponen APAR
Fungsi :
1. Safety pin :Sebagai kunci APAR
2. Hose and/or nozzle :Jalan keluarnya isi APAR
3. Label :Sebagai petunjuk
4. Tank :Tempat isi APAR
5. Handle/tigger :Untuk mengatur keluaran APAR
6. Idicator/pressure gauge :Untuk melihat isi dalam APAR
7. Inspection tag :Keterangan mengenai APAR
Pada PT. Petrowidada sendiri terdapat APAR jenis Air , Busa , Serbuk
kimia kering dan karbon dioksida (CO2). Setiap jenis media pemadam api
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 56
memiliki karakteristik-karakteristik dalam memadamkan api, mempunyai
keunggulan untuk klas tertentu dan mungkin dapat berbahaya untuk jenis
kebakaran lainnya.
1. Air
Air digunakan sebagai media pemadam kebakaran telah digunakan dari
zaman dahulu sampai sekarang. Sifat air dalam memadamkan kebakaran
adalah secara fisik mengambil panas (coling) dan sangat tepat untuk
memadamkan bahan padat (klas A) karena dapat menembus sampai
bagian dalam.
Ada 3 (tiga) macam APAR air ialah :
a. Air dengan pompa tangan
b. Air bertekanan
c. Asam soda/soda acid.
Air tidak dapat digunakan untuk :
a. Kebakaran pada aparat listrik yang bertegangan (klas C)
b. Kebakaran minyak (klas B)
c. Kebaran bahan yang reaktif terhadap air (klas B)
d. Kebakaran logam (klas D)
2. Busa
Ada 2 (dua) macam busa, busa kimia dan busa mekanik. Busa kimia
dibuat dari gelembung yang berisi antara lain zat arang dan
carbondioksida, sedangkan busa mekanik dibuat dari campuran zat arang
udara. Busa memadamkan api melalui kombinasi tiga aksi pemadaman
yaitu menutupi, melemahkan dan mendinginkan.
- Menutupi yaitu membuat selimut busa di atas bahan yang terbakar,
sehingga kontak dengan oxygen (udara) terputus
- Melemahkan yaitu mencegah penguapan cairan yang mudah
terbakar
- Mendinginkan yaitu menyerap kalori cairan yang mudah terbakar
sehingga suhunya turun
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 57
Busa kimia dihasilkan oleh reaksi larutan 2 (dua) macam bahan
kimia yaitu larutan A dan berisi ALSO4 (alumunium sulfat) dan larutan
B yang berisi NaHCO3 (sodium bikarbonat) serta tambahan bahan kimia
lainnya untuk keseimbangan. Reaksi kedua larutan tersebut kalau
dicampurkan akan menghasilkan gas CO2 (karbondioksida).
Ada 2 (dua) macam sistem busa kimia, yaitu sistem larutan dan
sistem serbuk. Kehilangan tekanan dapat digantikan kembali dengan
menambahkan karbon dioksida pada bagian yang masih tertinggal.
3. Serbuk kimia kering
Serbuk kimia kering mempunyai berat 0,91, ukuran serbuk halus
kelembaban kurang dari 0,2% dan bila serbuk kimia kering ditebarkan di
permukaan air, maka serbuk tidak akan tenggelam dalam waktu 1 jam.
Sebagian besar bahan serbuk kimia kering terdiri dari phosphoric acid
bihydrogenate ammonium 95% dan garam silicic acid ditambahkan
untuk menghindarikan jangan sampai mengeras serta menambah sifat-
sifat mengalir dan juga tiap permukaan butir serbuk dibungkus dengan
silicone agar anti air. Sifat serbuk kimia ini tidak beracun tetapi dapat
menyebabkan untuk semantara sesak napas dan pandangan mata menjadi
terhalang.
Ammonium hydro phosphat merupakan serbuk kimia kering
serbaguna, dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran golongan A,
B dan C sedangkan natrium bikarbonat dan kalsium bikarbonat
merupakan serbuk kimia kering biasa dapat dipergunakan untuk
memadamkan kebakaran golongan B dan C. Cara kerja kimia serbuk
kimia kering adalah secara fisik dan kimia.
Daya pemadam dari serbuk kimia kering bergantung kepada jumlah
serbuk yang dapat menutupi permukaan yang terbakar. Makin halus
butir-butir serbuk kimia kering makin luas permukaan yang dapat
ditutupi.
4. Karbon dioksida (CO2)
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 58
Media pemadam api CO2 didalam tabung harus dalam keadaan fase
cair bertekanan tinggi. Prinsip kerja CO2 dalam memadamkan api ialah
reaksi dengan oxygen (O2) sehingga konsentrasinya di dalam udara
berkurang dari 21% menjadi sama dengan atau lebih kecil dari 14%,
sehingga api akan padam. Hal ini disebut pemadaman dengan cara
menutup.
Pada kondisi udara kamar titik didih CO2 adalah 80 derajat C
sedangkan titik kritis CO2 adalah 26 derajat dimana di atas suhu tersebut
CO2 tidak dapat dicairkan walaupun diberi tekanan dingin. Untuk
mencairkan gas CO2 terlebih dahuu suhunya harus diturunkan di bawah
titik kritis baru kemudian diberi tekanan tinggi. CO2 yang keluar melalui
melalui corong alat pemadam api 75% langsung menguap menjadi gas
mengikat dan mendesak oxygen dari udara, sedangkan sisanya yang 25%
menjadi beku dan berbentuk butiran es. Media pemadam api CO2 tidak
beracun tetapi dapat membuat orang pingsan atau meninggal karena
kekurangan oxygen. CO2 dapat juga dipergunakan sebagai alat pemadam
otomatis. Salah satu kelemahan CO2 ialah bahwa media pemadam api
tersebut tidak dapat mencegah terjadinya kebakaran kembali setelah api
padam (reignitasi). Hal ini disebabkan CO2 tersebut tidak dapat mengikat
oxygen (O2) secara terus menerus tetapi dalat mengikat O2 sebanding
dengan jumlah CO2 yang tersedia sedang supply oxygen di sekitar
tempat kebakaran terus berlangsung.
e. Jalur Evakuasi (Emergency Response Plan)
Jalur evakuasi adalah sarana proteksi kebakaran pasif yang dibuat untuk jalan
atau jalur darurat yang bisa ditempuh oleh penghuni dalam suatu gedung jika
terjadi keadaan darurat seperti kebakaran atau gempa bumi. Jalur evakuasi
tersebut mempunyai berbagai tanda dan tujuan darurat seperti :
1. Pintu darurat
2. Tangga darurat
3. Lampu penerangan darurat
4. Tanda jalur evakuasi
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 59
Prosedur Penanggulangan Bencana Pabrik atau Keadaan Darurat Pabrik
PT. PETROWIDADA
Untuk mengatasi kejadian secaa tepat dan cepat, efektif dan efisien serta
mencegah kejadian yang berakibat fatal, perlu disusun suatu prosedur
penanggulangan bencana pabrik atau keadaan darurat pabrik, yaitu
sebagai berikut :
1. Barang siapa (karyawan/karyawati PT. Petrowidada) yang
mengetahui adanya bencana pabrik atau keadaan darurat pabrik
(kebakaran, ledakan, kebocoran, dll) yang terjadi di pabrik, segera
menanggulangi sendiri bencana sedini mungkin dan yang lain
segera melaporkan (tempat kejadian dan macam kejadian) kepada
Supervisior/kepala shift dan petugas safety, yang harus segera
datang ke tempat kejadian untuk melihat keadan dan mengkoordinir
karyawan melakukan tindakan/ langkah-langkah penanggulangan.
Dalam hal bencana masih pada kategori/tingkatan “bencana kecil &
sedang” sedini mungkin ditanggulangi misalnya kebakaran kecil
segera dipadamkan dengan alat pemadam yang ada, kebocoran
gas/cairan segera line diblok dan diamankan lokasinya, dll. Dan
penanggulangan selesai dilaksanakan , segera dalam waktu 1 x 24
jam Supervisior/kepala shift yang bersangkutan membuat laporan
kronologi kegiatan secara tertulis kepada pimpinan/Manager
Departement Safety & Inspection & Env.
2. Apabila Supervisior/kepala shift yang bersangkutan bersama-sama
dengan anak buahnya tidak mampu melakukan penanggulangan
sendiri, dan bencana telah masuk kategori “Bencana Besar”, maka
Supervisior/kepala shift pimpinan/Manager Departemennya
dan/atau Direksi selaku Incident Commander kapan saja, baik pada
hari kerja (shift I, II, dan III) maupun hari libur dan Direksi selaku
Incident Commander memerintahkan kepada Supervisior/kepala
shift tersebut untuk memanggil seluruh anggota Team Tanggap
Darurat PT. Petrowidada.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 60
3. Bidang safety segera menetapkan pembagian wilayah/zone di
sekitar lokasi bencana menjadi 3 (tiga) wilayah dan membuat
batasan-batasanya, 3 (tiga) wilayah/zone yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
a) HOT ZONE yaitu : Area disekitar pusat bencana dengan radius
tertentu yang dianggap dan dinyatakan sebagai area berbahaya
bagi keselamatan dan kesehatan manusia dan terlarang bagi
siapapun kecuali petugas Team Operational yang sudah
diperlengkapi dangan perlengkapan keselamatan.
b) WARM ZONE yaitu : Area diluar area “Hot Zone” (lebih jauh
dari pusat bencana) dengan radius tertentu yang masih dianggap
dan dinyatakan sebagai area berbahaya bagi keselamatan dan
kesehatan manusia dan terlarang bagi siapapun kecuali petugas
team operational yang sudah diperlengkapi dengan
perlengkapan keelamatan.
c) COLD ZONE yaitu : Area diluar area “Warm Zone” (paling
jauh dari pusat bencana) yang dianggap dan dinyatakan sebagai
daerah aman dan tidak berbahaya bagi keselamatan dan
kesehatan manusia.
4. Sementara itu bidang logistic segera menyiapkan sarana dan
prasarana penanggulangan bencana (misalnya : peralatan
penanggulangan bencana, peralatan komunikasi , dll. Juga pos
komando yang lokasinyaditentukan oleh Incident commander,
kalau memungkinkan yang bisa langsug melihat bencana di area
“Cold Zone” yang sebelumnya telah ditetapkan oleh bidang safety).
5. Team tanggap darurat segera menempati pos masing-masing
dengan tugas-tugas seperti yang diuraikan dalam struktur organisasi
team tanggap darurat PT. Petrowidada (Bab. V) dengan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 61
a) Incident Commander, bidang sains/ilmiah, bidang safety &
sekertaris, bidang Humas siap berada di pos komando yang
terletak di area “Cold Zone”
b) Ketua team operasi dan team-teamnya siap pada posisinya, yang
memungkinkan dapat langsung melihat dan mengawai pusat
bencana, namun masih berada dibatas area “Cold Zone”. Team-
team yang beroperasi saja yang diijinkan berada di “Hot Zone”.
c) Team Dekontaminasi (bila diperlukan) siap di posnya di area
“Warm Zone” dengan segala perlengkapanya.
d) Team-team/Bidang lainy siap di posnya masing-masing yang
ditetapkan di area “Cold Zone”
e) Setiap team operational yang meninggalkan/keluar dari area
“Hot Zone” (bila diperlukan, sebelumnya harus diadakan
tindakan dekontaminasi yang dilakukan oleh team
dekontaminasi area “Warm Zone” sebelum mereka
diperbolehkan masuk area “ Cold Zone”
f) Bagi petugas dekontaminasi sendiri apabila ingin keluar dari
“Warm Zone” sebelum memasuki area “Cold Zone”. Mereka
harus melakukan tindakan dokumentasi terhadap dirinya
mereka sendiri.
Seluruh karyawan harus bersikap siap siaga untuk menerima instruksi
(terutama anggota team tanggap darurat yang telah ditunjuk). Team
tanggap darurat segera berusaha menanggulangi bencana dengan segala
kemampuan dan potensi yang ada. System komunikasi dalam situasi
bencana pabrik atau keadaan darurat pabrik harus ditetapkan agar tidak
terjadi kesimpangan siuran perinda dan komando, yaitu sebagai
berikut:
Incident Commander hanya berkomunikasi dengan pimpinan team/
bidang
Anggota team hanya boleh berkomunikasi/hubungan dengan
pimpinan team masing-masing
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 62
Tidak dibenarkan Incident commandeer berkomunikasi dengan
anggota team, atau sebaliknya
1. Apabila Incident Commandeer menilai keadaan bencana sudah
kategori/tingkatan “Bencana Tidak Terkendali”, maka Incident
Commandeer memerintahkan kepada petugas bidang humas untuk
meminta pantauan dari pihak luar dengan menyebutkan bantuan
apa yang diperlukan, dan petugas humas harus segera
melaksanakan. Dengan dinyatakan bencana sudah pada
kategori/tingkatan “Bencana Tidak Terkendali”, maka humas
segera berhubungan dengan pihak luar yang terkait antara lain :
Muspika ( Pejabat Kecamatan, Koramil, Polsek), Media Massa,dll
terutama dalam hal menenangkan penduduk sekitarnya.
2. Apabila dengan segala pertimbangan bencana tidak mungkin dapat
diatasi dan akan menimbulkan akibat buruk bagi karyawan. Maka
Incident Commandeer harus memerintahkan tindakan evakuasi.
Dengan adanya perintah tindakan evakuasi, maka segera matikan
sumber api, rokok, las, gerinda, burner lampu dan matikan pabrik
dais umber listrik. Semua karyawan yang tidak ikut dalam
penaggulangan harus segera meninggalkan pabrik dengan tenang,
jangan panic menuju tempat evakuasi. Anggota Team Tanggap
darurat tetap ditempat untuk mengatasi bencana dan hanya dalam
keadaan betul-betul terpaksa sajalah anggota team tersebut boleh
meninggalkan tempat bencana dengan seijin Incident commander.
Apabila penduduk perlu di evakuasi, perlu bekerjasama dengan
pemerintah daerah.
3. Apabila keadaan bencana dapat teratasi dan dinyatakan aman, maka
segera team keamanaan menbuat garis/batas isolasi dan
mengamankan lokasi bekas bencana.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 63
Gambar 4.8 Jalur Evakuasi PT. Petrowidada
IV. 5. Kegiatan Pencegahan Kecelakaan Kerja
Kegiatan PT. Petrowidada dalam mencegah kecelakaan kerja, pada saat ini
sudah sangat baik dalam manajemen maupun penerapanya dalam lingkungan kerja
sehari-hari. Ditandai dengan adanya bermacam kegiatan dan peraturan tentang K3
seperti :
1. Safety sign
2. Safety standart
3. Safety work permit
4. Safety report
Yang dimana dapat mengatur dan mengontrol kegiatan pekerja dan pekerjaan
di perusahaan agar terhindar dan meminimalisasi kecelakaan kerja.
IV.5. 1. Safety Sign
Safety sign dipasang pada tempat-tempat tertentu yang rawan kecelakaan
kerja. Contoh safety sign yang dipasang antara lain :
Dilarang merokok. Tanda ini dipasang di area plant.
Gunakan safety helmet dan safety shoes (APD) yang sesuai untuk
pekerjaan.
Kecepatan maximum 4.5 Km/jam dipasang pada pintu masuk pabrik.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 64
IV.5. 2. Safety Standart
Pengawasan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja mulai dari tahap
perencanaan proyek sampai dengan jalannya proses unit tersebut. Sesuai
dengan Surat Keputusan tanggal 11 Maret 1988 tentang tanggung jawab K3
khususnya seksi safety atas nama manajemen pabrik bertanggung jawab
untuk mempromosikan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan
mengeluarkan peraturan-peraturan, standar-standar, dan prosedur
keselamatan. Seksi safety harus mengetahui dengan pasti bahwa kondisi di
lapangan aman atau tidak dan harus mengambil tindakan yang pertama dalam
kondisi darurat. Untuk itu dibuat regulasi dan prosedur keselamatan kerja
yang harus dipatuhi dan dijalankan dalam setiap melakukan kegiatan kerja
untuk meminimalisir terjadinya risiko kecelakaan kerja.
IV.5. 3. Safety Work Permit
Safety work permit adalah tanda bukti tertulis yang resmi dan juga
menunjukkan tindakan pencegahan minimal dan bahaya yang harus dikontrol
untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Safety work permit yang baru harus
diminta atau diperpanjang maksimal 1 kali, dan diperlukan sebelum
melakukan pekerjaan. Safety work permit terdiri dari 3 lembar untuk
ditandatangani oleh masing-masing departemen yang berkaitan dengan jenis
pekerjaan yang akan dikerjakan, dengan pembagian kertas asli berwarna
putih untuk Safety Departement, kuning untuk Area Depertement, Merah
untuk pekerja. Sistem perijinan kerja dilakukan dengan tetap mengacu pada
ISO-9002. berikut jenis-jenis safety work permit yang ada di PT.
Petrowidada :
a. Hot Work Permit (HWP)
Ijin kerja untuk pekerjaan yang menggunakan atau yang dapat
menimbulkan sumber panas/api
b. Cold Work Permit (CWP)
Ijin kerja untuk pekerjaan yang tidak memantulkan atau menimbulkan
sumber panas/api
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 65
IV.5. 4. Safety Report
Safety report berkaitan dengan semua kejadian yang terjadi di area PT.
Petrowidada dan akan digunakan sebagai data oleh seksi safety untuk
mengnalisis semua kejadian agar kecelakaan yang sama tidak terulang
kembali. Safety report meliputi :
a. Incident report
Form laporan kecelakaan yang terjadi/menimpa pekerja di area PT.
Petrowidada, baik untuk karyawan maupun kontraktor.
b. Accident report
Form laporan kejadian/insiden yang terjadi di PT. Petrowidada yang
berhubungan dengan peralatan dan barang-barang selain manusia.
Data kecelakaan dan kejadian wajib dilaporkan dengan tujuan untuk
mencari cara pencegahan agar kecelakaan/kejadian yang sama tidak
terulang lagi. Seksi safety akan menggunakan safety report dalam
penghitungan safety record berupa “Safety Continuous Hours” (total hari
kerja tanpa kecelakaan yang menyebabkan hilangnya hari kerja).
Semakin besar Safety Continuous Hours dan Safety Continuous Days
berarti semakin berkurang kecelakaan kerja.
IV. 6. Faktor-faktor bahaya di PT. Petrowidada
Faktor-faktor bahaya adalah bahaya potensial yang ditimbulkan oleh adanya
timbunan energi atau proses yang disebabkan oleh human factor maupun lingkungan.
Faktor-faktor bahaya yang berasal dari proses produksi bisa berasal dari raw material
yang digunakan, ditunjang dengan jumlah tenaga kerja yang mempengaruhi tingkat
kecelakaan kerja sehingga pemantauan dan penilaian sangat diperlukan baik dari segi
kuantitas maupun kualitas melalui pengukuran secara berkala sebagai dasar untuk
melakukan tindakan korektif dan preventif terhadap lingkungan kerja yang sesuai
dengan peraturan perundangan. Pembinaan tenaga kerja dapat mengurangi tingkat
angka kecelakaan kerja. Faktor-faktor bahaya tersebut :
1) Kebakaran
Kebakaran adalah suatu reaksi kimia suatu zat dengan Oksigen yang
terjadi pada suhu tertentu. Peristiwa kimia yang terlihat secara fisik adanya zat
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 66
terbakar dan berubah bentuk dengan menghasilkan panas dan cahaya. PT.
Petrowidada dapat dikategorikan dalam perusahaan yang memiliki potensi
bahaya kebakaran tinggi. Hal ini didukung dengan penggunaan raw material
yang merupakan bahan kimia berbahaya dan mudah terbakar. Sesuai dengan
standar NFPA, maka klasifikasi kebakaran di PT. Petrowidada adalah kelas B.
2) Kebisingan
Sumber kebisingan yang terdapat di PT. Petrowidada adalah mesin-mesin
produksi. Pengukuran secara periodik telah dilakukan di PT. Petrowidada,
pengukuran yang dilakukan yaitu pengukuran kebisingan internal dan
pengukuran kebisingan eksternal. Pengukuran kebisingan internal yaitu
pengukuran yang digunakan untuk internal perusahaan yang dilaksanakan tiap 3
bulan sekali. Sedangkan pengukuran kebisingan eksternal adalah pengukuran
yang akan dilaporkan ke Dinas Tenaga Kerja.
Pengendalian kebisingan yang dapat dilakukan dengan penggunaan alat
pelindung diri berupa ear muff dan ear plug yang diberikan kepada karyawan
PT. Petrowidada. Data pengukuran kebisingan yang telah dilakukan untuk
periode bulan April 2010 dengan menggunakan Sound Level Meter-CEL 254
tersedia pada tabel dibawah ini :
CHECK LIST SOUND LEVEL INCENERATOR PA. NO. 3
NOTE
RATIO : 92 UDARA : 91.140 NM3/JAM O – X : 8.33 T / JAM RATE OP. : 100 %
U 4
1 3
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 67
2
5
CHEK LIST SOUND LEVEL TURBINE PA. NO. 3
NOTE
RATIO : 83 UDARA : 88200 NM3/JAM O – X : 7320 T / JAM RATE OP. : 87.7 % SPEED : 13441 RPM
5
1
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 68
HE
4 3110TU 3110
2
U
3
6
3) Debu
Faktor bahaya debu yang dihasilkan dari PT. Petrowidada sangat kecil
karena pada proses produksi yang ada di PT. Petrowidada menggunakan raw
material yang tidak berpotensi menghasilkan debu. Sebagian besar debu berasal
dari pabrik lain yang bertetangga dengan PT. Petrowidada. Untuk pengukuran
debu di PT. Petrowidada belum pernah dilakukan sehingga belum didapatkan
tingkat potensi bahaya debu.
Pencegahan yang dilakukan untuk potensi bahaya debu di PT. Petrowidada
dengan menggunakan APD yang berupa masker, dust respirator.
4) Penerangan
Kondisi lingkungan kerja yang aman dan nyaman akan mempengaruhi
tingkat produktivitas kerja. Penerangan yang kurang baik dan tidak optimal
dapat memicu timbulnya kecelakaan kerja bahkan merusak indera penglihatan.
Penerangan di PT. Petrowidada menggunakan penerangan buatan yaitu lampu
untuk di dalam ruangan dan untuk penerangan pada malam hari di area plant.
Untuk pengukuran penerangan dilakukan tiap 3 bulan sekali menggunakan alat
Luxmeter. Hasil pengukuran penerangan untuk periode bulan Juli 2010 bisa
dilihat pada tabel dibawah ini.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 69
BL 3110
GE 3110
CHEKLIST INTENSITAS CAHAYA RUANGAN
(PENGUKURAN SIANG HARI)
TANGGAL : 25-07-2010 PUKUL : 16.00
GORDEN : Buka / Tutup KONDISI CUACA : Mendung
NO RUANGANINTENSITAS
( LUX )KONDISI LAMPU
( Buah )KETERANGAN.
I Standart 300 s/d 700 lux.LampuNyala
LampuMati
LampuMati
JumlahLampu
1 Ruang DCS PA 3 230 1.6 23 482 Ruang Shift Supervisor. 80 0.4 1 43 Ruang MCC 52 0.5 20 484 Ruang Marsaling 46 0 15 265 Ruang Produksi 124 4 4 126 Ruang Mgr. Produksi 168 7 - 37 Ruang Maintenance. 179 21 2 98 Ruang Mgr.Maintenance 227 14 - 39 Ruang Safety, Insp & Env. 340 12 1 610 Ruang foto copy 170 - 2 611 Ruang Laboratorium 172 4 - 612 Ruang sekretaris Direksi 96 3 - 4 Tabir tertutup13 Ruang Adm PGA & QM PT.PWD 90 25 - 8 Tabir tertutup14 Ruang IT 170 40 - 4 Tabir tertutup15 Ruang Kasir ENG 247 130 - 4 Tabir terbuka16 Ruang Finance 269 224 - 6 Tabir tertutup17 Ruang Mgr Finance 325 198 - 2 Tabir tertutup18 Ruang Adm PGA & QM PT.ENG 395 375 2 12 Tabir tertutup19 Ruang Direktur Buss & Op. 209 105 - 12 Tabir tertutup20 Ruang Rapat 187 - 1 16 Tabir tertutup21 Ruang Direktur 109 23 - 8 Tabir tertutup22 Ruang Adm.dangsar 67 4 1 16 Tidak ada lampu 323 Ruang Staff Direksi 150 66 1 4 Tidak ada tabir24 Ruang Driver 182 38 - 4 Tabir partial25 Ruang Dismantling 233 14 4 16 Tabir partial26 Ruang Maintenance Timur 145 47 - 3 Tidak ada lampu 1II Standart 80 s/d 170 Lux1 Ruang Operator PA.3 30 3 4 82 Ruang Mushola PA.3 35 4 - 13 Ruang Dapur PA.1 375 345 - 14 Ruang Toilet Pria PA.1 275 280 - 15 Ruang Toilet Wanita PA.1 260 240 - 16 Ruang Toilet Pria PA.3 44 4 2 57 Ruang Toilet Wanita PA.3 - 4 - 2 Lampu tidak nyala
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 70
semua8 Ruang Dapur PA.3 75 - - 19 Ruang Operator WWT 40 1 - 210 Ruang PMK. 37 3 1 211 Ruang Tempat Merokok 28 4 - 112 Area Gudang bahan jadi 40 - 16 3013 Ruang Pengantongan. 25 2 - 214 Area Flaker. 30 - 1 315 Pos Security 630 556 - 2 Tidak ada tabir16 Ruang civil 46 22 - 217 Ruang PW Shop - - - -18 Ruang Gudang Spare part 107 2 - 2
FM.SIE / PMK.08
CHECK LIST INTENSITAS CAHAYA RUANGAN/ AREA PABRIK
PENGUKURAN MALAM HARI
TANGGAL : 25-07-2010 PUKUL : 20.00
I Standart 300 s/d 700 lux.Intensitas
( Lux )
Lampu
mati
Jumlah
lampuKeterangan.
1 Ruang DCS PA 3 74 22 48
2 Ruang MCC 65 20 42
3 Ruang Marsaling 19 17 26
4 Ruang Pengantongan. 20 1 2
5 Ruang Laboratorium 16 - 8
6 Work Shop 28 1 2
7 Ruang PW 21 - -
II Standart 80 s/d 170 Lux
1 Ruang Operator PA3 65 9 12
2 Ruang Operator WWT 50 - 4
3 Ruang PMK. 34.7 - 2
4 Ruang Tempat Merokok 86.3 - 1
5 Area Gudang bahan jadi 18 11 28
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 71
6 Area Flaker. 27 - 3
7 Pos Security 102 - 2
8 Ruang Mushola 10 - 2
9 Lorong office PA 3 44 7 10
10 Shelter Bagging PA 3 16 1 5
11 Lobi kantor Administrasi 45 - 6
III Standart 20 s/d 50 Lux.
1 Area Jalan depan DCS 26.5 - 3
2 Area Jalan utara Oksidasi PA 3 4 3 3
3 Area Panel S.T.G 125 - 2
4 Area Jalan Timur STG 20 2 4
5 Area Furn. /C.Tower / TK 3510 13 - 2
6 Area Tangga naik Distilasi. 28 - 1
7 Area Jalan Demin PA3 8 1 2
8 Area Jalan Utility PA 1.2 10 1 3
9 Area Depan Gedung Adm 10 1 3
10 Area Fire water pump. 14 1 4
11 Area Foam chamber 8 - 1
12 Area Jembatan PA 3 4 - 2
13 Parkir dalam 61 - 20
14 Parkir luar 146 - 12
IV. 7. Ergonomi
Ergonomi merupakan suatu keilmuan yang multi mempelajari pengetahuan
dari ilmu kedokteran, biologi, ilmu psikologi, dan sosiologi. Pada prinsipnya disiplin
ergonomi akan mempelajari apa akibat-akibat jasmani, kejiwaan, dan sosial dari
teknologi dan produk-produknya terhadap manusia melalui pengetahuan tersebut pada
jenjang mikro maupun makro.
Tujuan dari mempelajari ergonomi adalah mendapatkan suatu pengetahuan
tentang permasalahan interaksi manusia dengan alat sehingga dimungkinkan adanya
suatu rancangan sistem manusia-mesin yang optimal. Dengan demikian disiplin
ergonomi melihat permasalahan interaksi tersebut sebagai suatu sistem dengan
pemecahan masalahnya melalui proses pendekatan sistem dan perancangan mesin.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 72
Fokus perhatian ergonomi di PT. Petrowidada adalah berkaitan dengan
ergonomi dan intensitas kerja karyawan. Maka, secara sistematis pendekatan
ergonomi kemudian akan memanfaatkan informasi tersebut untuk tujuan rancang
bangun sehingga akan tercipta produk, sistem atau lingkungan kerja yang lebih sesuai
dengan manusia. Pada gilirannya rancangan yang ergonomis akan dapat
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja, serta dapat menciptakan
sistem serta lingkungan kerja yang cocok, aman, nyaman, dan sehat.
Dengan penggunaan teknologi, semua proses produksi di PT. Petrowidada
dikendalikan dengan sistem kontrol sehingga sikap tubuh tenaga kerja sebagian besar
dilakukan dengan sikap duduk, kecuali pada bagian maintenance yang pekerjanya
lebih sering bekerja dengan sikap jongkok atau biasanya membungkuk. Tetapi secara
umum sikap pekerja tidak monoton dan sering berubah. Untuk mengurangi beban
kerja, tenaga kerja dalam mengangkat atau mengangkut barang atau material
disediakan forklift sebagai alat bantu angkat dan angkut.
IV. 8. Manajemen Resiko
Manajemen resiko adalah pengelolaan resiko, perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pemantauan aset perusahaan, meminimalisir opersional yang
merugikan (efek finansial yang negatif). PT. Petrowidada yang merupakan industri
kimia yang mempunyai potensi bahaya besar. Secara garis besar telah menerapkan
manajemen resiko di perusahaan. Hal itu antara lain safety briefing yang dalam
kegiatannya telah mencakup hazard identification, risk assessment, dan risk control.
IV.8. 1. Hazard Operability Study (HAZOP)
HAZOP merupakan salah satu metode identifikasi hazard yang
digunakan untuk mengidentifikasi bahaya. HAZOP dibuat oleh perusahaan
untuk menunjukkan kemungkinan-kemungkinan kerusakan yang terjadi pada
peralatan dan sistem yang beroperasi di perusahaan. HAZOP mencangkup
keseluruhan alat, mesin, serta pengaman yang digunakan. Identifikasi hazard
ini dilakukan hanya sekali dan akan dirubah bila ada perubahan atau
modifikasi yang dilakukan perusahaan.
IV.8. 2. Job Safety Analysis (JSA)
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 73
Job Safety Analysis dibuat untuk pekerjaan yang sifatnya baru dan
sementara, maka sebelum pekerjaan dimulai. Analisis pekerjaan JSA ini
dimaksudkan agar pekerjaan dapat terlaksana dengan aman dan selamat. JSA
berisi mengenai
IV.8. 3. Safety Review
Dalam pelaksanaan safety review akan menemukan bahaya baru serta
melakukan evaluasi dalam penanganan bahaya. Hasil dari safety review
merupakan analisis kualitatif yang terdiri dari permasalahan safety dan
rekomendasi yang disarankan. Identifikasi yang dilakukan umumnya
mengacu pada major risk situation.
Sumber data yang digunakan untuk melakukan safety review adalah
sebagai berikut :
Kode dan standar-standar yang berkaitan
Dokumen serta sejarah peralatan dan mesin
Piping and Instrumentation Diagrams (P&ID)
Process Flow Diagram
Prosedur kerja
Rekaman perbaikan dan kecelakaan
Material Safety Data Sheet (MSDS)
Tahapan untuk melakukan safety review/safety briefing meliputi :
Persiapan review
Pelaksanaan review
Dokumentasi hasil review
IV. 9. Penerapan Sisten Manajemen K3 di Petrowidada
Penerapan SMK3 merupakan bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan K3,
guna terciptanya tempat kerja yang aman, nyaman, efisien, dan produktif. Adapun
SMK3 yang diterapkan di PT. Petrowidada meliputi :
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 74
1. Kebijakan Perusahaan
Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
A. Manajemen PT. Petrowidada berkomitmen mengutamakan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) diatas kepentingan produksi dan bisnis.
B. Manajemen PT. Petrowidada memenuhi peraturan perundangan dan
standart Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang berlaku dengan
melaksanakan training serta peninjauan ulang.
C. Seluruh karyawan/ karyawati sanggup menaati dan melaksanakan semua
peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang berlaku serta
memakai APD yang dipersyaratkan di tempat kerja.
Kebijakan Lingkungan
A. Perusahaan berkewajiban melaksanakan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan secara berkesinambungan sesuai peraturan pemerintah yang
berlaku.
B. Perusahaan berkewajiban melakukan kepedulian lingkungan terhadap
masyarakat sekitar.
C. Kepala departemen bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan kerja
masing-masing.
2. Perencanaan
2.1. Perencanaan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko
Departemen Safety, Inspection & Environmental PT. Petrowidada
melakukan identifikasi penilaian dan pengendalian terhadap sumber bahaya
dan resiko dari kegiatan produksi yang dilakukan di dalam perusahaan. Tata
cara untuk melakukan identifikasi dan penilaian tersebut didokumentasikan
dalam prosedur tersendiri.
2.2. Peraturan Perundangan dan Persyaratan lainnya
Departemen Safety, Inspectin & Environmental mengidentifikasi dan
Departemen PGA/ QM menginventarisasai peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lain yang berkaitan dengan peraturan di
bidang K3 dan harus diikuti.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 75
Setiap karyawan PT. Petrowidada memahami peraturan perundangan
dan persyaratan lain yang relevan dengan kegiatan kerjanya.
2.3. Tujuan dan Sasaran
PT. Petrowidada menetapkan tujuan dan sasaran dibidang K3 yang
konsisten dengan kebijakan K3
Dalam penetapan tujuan dan sasaran, PT. Petrowidada melibatkan
karyawan, ahli K3, dan pihak-pihak lain yang terkait
Tujuan dan sasaran K3 didokumentasikan dalam program manajemen
K3 yang secara periodik dikaji ulang sesuai dengan perkembangan
2.4. Indikator Kerja
PT. Petrowidada menggunakan indikator kinerja yang terukur sebagai dasar
penilaian kinerja K3
2.5. Perencanaan Awal dan Perencanaan Kegiatan yang Sedang Berlangsung
PT. Petrowidada menyusun rencana yang dapat dikembangkan secara
berkelanjutan supaya penerapan SMK3 berhasil, melalui :
Penetapan sistem pertanggungjawaban dalam mencapai tujuan dan
sasaran sesuai dengan fungsi dan tingkat manajemen
Penetapan sarana dan jangka waktu pencapaian tujuan dan sasaran
3. Penerapan
3.1. Jaminan Kemampuan
a. Sumber daya manusia, sarana, dan dana
PT. Petrowidada menyediakan personil yang memiliki kualifikasi,
sarana, dan dana yang memadai untuk penerapan dan pengendalian
SMK3 melalui :
Penyediaan sumber daya yang sesuai dengan ukuran dan
kebutuhan
Identifikasi kompetensi kerja yang diperlukan pada setiap tingkat
manajemen, serta menyelenggarakan pelatihan yang dibutuhkan
Konsultasi/ komunikasi mengenai K3 dengan karyawan dan para
ahli
b. Integrasi
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 76
SMK3 diintegrasikan ke dalam sistem manajemen PT. Petrowidada
secara umum agar dapat lebih membudaya
c. Tanggung jawab dan tanggung gugat
Departmenen Safety, Inspection & Environmental memiliki
tanggung jawab dan tanggung gugat dalam bidang K3 dan
berwenang untuk bertindak dan menjelaskan hubungan pelaporan
untuk semua tingkatan manajemen, karyawan, kontraktor,
subkontraktor dan pengunjung/ tamu perusahaan
Perubahan tanggung jawab dan tanggung gugat dipantau
Direksi menunjuk wakil manajemen yang memiliki wewenang dan
tanggung jawab penuh untuk pemecahan permasalahan dalam
SMK3
d. Konsultasi, motivasi dan kesadaran
PT. Petrowidada melakukan konsultasi dengan tenaga kerja
maupun pihak lain yang terkait
Seluruh karyawan dimotivasi dan disadarkan agar mendukung
tujuan dan sasaran SMK3 serta memahami sumber bahaya di unit
kerja
e. Pelatihan dan kompetensi kerja
Departemen Safety, Inspectin & Environment setiap tahun
menentukan kebutuhan pelatihan untuk para karyawan yang
pekerjaannya mungkin dapat mempengaruhi K3
Pihak eksternal yang memberikan jasa dan aktifitasnya memiliki
resiko K3 akan mendapatkan penjelasan persyaratan dan informasi
K3 oleh unit kerja terkait
Departemen PGA/QM bertanggungjawab terhadap perencanaan
dan pelaksanaan program serta pemeliharaan rekaman dari seluruh
hasil pendidikan dan pelatihan baik internal maupun eksternal
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 77
Kompetensi karyawan ditingkatkan melaluui pelatihan dan
pengalaman
3.2. Kegiatan Pendukung
a. Komunikasi
Semua informasi tentang K3 yang terbaru akan selalu dikomunikasikan
kepada semua pihak di PT. Petrowidada
b. Pelaporan
PT. Petrowidada selalu menyusun laporan tentang penerapan, baik
untuk keperluan internal maupun eksternal
c. Pendokumentasian
Dokumentasi SMK3 dibagi menjadi empat, yaitu :
Panduan K3
Prosedur
Instruksi Kerja
Dokumen pendukung (internal maupun eksternal)
d. Pengendalian dokumen
Document Controller bertanggung jawab terhadap tata cara
pengendalian dokumen yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
- Pembuatan/ penerbitan
- Peemeriksaan dan pengesahan
- Distribusi, pengendalian, dan penyimpanan
- Klasifikasi dan identifikasi
- Perubahan, penggantian maupun pemusnahan
Tanggung jawab dan wewenang pengendalian dokumen SMK3
ditentukan sebagai berikut :
- Document Controller mengendalikan dokumen panduan K3 dan
prosedur
- Masing-masing unit kerja mengendalikan dokumen instruksi
kerja dan dokumen pendukung
e. Pencatatan dan manajemen informasi
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 78
Departeman Safety, Inspection & Environmen malakukan pancatatan
yang mencangkup :
Persyaratan eksternal dan internal, peraturan perundangan, dan
indikator kinerja K3
Ijin kerja
Resiko sumber bahaya
Kegiatan pelatihan K3
Kegiatan inspeksi kalibrasi dan pemeliaraan
Pemantauan data
Perincian insiden, keluhan, dan tindak lanjut
Identifikasi produk
Audit dan Kaji Ulang SMK3
Pemantauan sistem pengaman pabrik yang berpotensi bahaya
Melaksanakan pelatihan Sistem Tanggap Darurat Lokal
Pada prinsipnya informasi lengkap tentang pemasok dan kontraktor
dikelolah oleh Bagian Pengadaan yang bertugas menyediakan
pengadaan barang dan/ atau jasa. Dalam rangka pemantauan terhadap
penerapan ketentuan-ketentuan mengenai K3 oleh para pemasok/
kontraktor. Departemen Safety, Inspecton & Environment
berkewajiban memperoleh data tentang pemasok/ kontraktor yang
secara fisik sedang melakukan pekerjaan di dalam area PT.
Petrowidada
3.3. Identifikasi Sumber Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko
a. Identifikasi sumber bahaya
Departemen Safety, Inspection & Environment bersama-sama dengan
Departemen PGA/ QM, Departemen Warehouse, Departemen Produksi
& Departemen Maintenance mengidentifikasi sumber bahaya dengan
mempertimbangkan kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan
potensi bahaya serta jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang
mungkin dapat terjadi
b. Penilaian resiko
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 79
Departemen Safety, Inspection & Environment dan Departemen PGA/
QM melakukan penilaian resiko kecelakaan atau penyakit akibat kerja
c. Tindakan pengendalian
Departemen Safety, Inspection & Environment dan Departemen PGA/
QM menyusun rencana pengendalian dan pencegahan kegiatan-
kegiatan yang memiliki resiko kecelakaan kerja tinggi
d. Perancangan (design) dan rekayasa
Departemen Produksi dan Departemen Maintenance mengidentifikasi
sumber bahaya di setiap siklus perancangan
e. Pengendalian administratif
Prosedur dan instruksi kerja yang dibuat mempertimbangkan aspek K3
pada setiap tahapan. Ecara periodik prosedur ditinjau ulang terutama
jika terjadi perubahan peralatan, proses, dan bahan baku
f. Kaji ulang kontrak
Departemen Pemasaran & Keuangan dan Departemen Safety,
Inspection & Environment meninjau ulang kontrak pengadaan barang
dan jasa untuk menjamin kemampuan pemenuhan persyaratan K3 yang
ditentukan.
g. Pembelian
Bagian Pengadaan yang bertugas melakukan pengadaan baran dan/
atau jasa memastikan bahwa setiap barang/ jasa yang dibeli harus
selalu memenuhi persyaratan K3
Bagian Gudang menyampaikan identifikasi, penilaian, dan
pengendalian resiko kecelakaan kepada pemakai dari barang yang
dibeli oleh Bagian Pengadaan dan diterima oleh Bagian Gudang
dari para pemasoknya
h. Prosedur menghadapi keadaan darurat atau bencana
Departemen Safety, Inspection & Environment, Departemen
Produksi, Departemen Maintenance, Departemen Warehouse dan
Departemen PGA/ QM mengidentifikasi potensi timbulnya bahaya
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 80
atau keadaan darurat, dan cara-cara untuk mencegah dan
mengatasinya
Prosedur-prosedur keadaan darurat diuji coba secara berkala dan
apabila diperlukan dilakukan pangkajian dan pembaharuan
i. Prosedur menghadapi insiden
Kepala unit kerja bertanggung jawab untuk mengevaluasi
persediaan P3K di unit kerjanya
Departemen Safety, Inspection & Environment menetapkan
standart dan pedoman teknis sistem P3K
j. Prosedur rencana pemulihan keadaan darurat
Departemen Safety, Inspection & Environment menetapkan pemulihan
keadaan darurat untuk secara cepat mengembalikan pada kondisi
normal dan membantu pemulihan kondisi tenaga kerja yang mengalami
trauma
4. Pengukuran dan Evaluasi
4.1. Inspeksi dan pengujian
Departemen Safety, Inspection & Environmental menetapkan prosedur
inspeksi, pengujian dan pemantauan yang berkaitan dengan tujuan dan
sasaran K3.
4.2. Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Audit SMK3 dilakukan untuk memastikan sistem telah sesuai dengan
rencana dan persyaratan standart serta menyediakan informasi bagi
manajemen
Audit SMK3 internal dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun, sedangkan audit eksternal dilakukan sesuai
kebutuhan
Audit SMK3 dilaksanakan secara sistematik dan independen oleh
personil yang memiliki kompetensi
Program/ perencanaaan audit didasarkan pada tingkat sumber bahaya
dan hasil audit sebelumnya
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 81
Laporan audit SMK3 digunakan manajemen untuk mengkaji ulang
efektifitas dari penerapan SMK3 yang telah ditetapkan
4.3. Tindakan Perbaikan dan Pencegahan
Pelaksanaan tindakan perbaikan yang efektif dan konsisten adalah
penting bagi keberhasilan penerapan SMK3
Untuk mencegah terulangnya kembali ketidaksesuaian, dilakukan
tindakan pencegahan, terutama terhadap kesesuaian yang cenderung
berulang pada tempat atau hal yang sama
Kepala unit kerja bertanggungjawab terhadap pelaksanaan tindakan
perbaikan dan pencegahan atas ketidaksesuaian yang terjadi di unit
kerjanya
Setiap tindakan perbaikan dan pencegahan atas ketidaksesuaian
didokumentasikan
5. Kaji Ulang Manajemen
a. Badan pengarah melakukan Kaji Ulang Manajemen (KUM) untuk
kesesuaian, kecukupan dan keefiktifan dari penerapan SMK3, sekurang-
kurangnya sekali setahun
b. Departemen Safety, Inspection & Environmental mengumpulkan informasi-
informasi penting untuk evaluasi dalam Sidang P2K3 tersebut
c. Kaji Ulang Manajemen menekankan kemungkinan adanya perubahan
kebijakan, tujuan/ sasaran, dan elemen-elemen lain dalam SMK3 atas dasar
hasil audit, perkembangan keadaan pelaporan dan umpan balik dari karyawan
IV. 10. Inspeksi K3
Dalam suatu industri, tidak hanya faktor bahan/material saja yang
mempengaruhi umur suatu alat/ instrumen. Beberapa faktor lain yang juga
mempengaruhi adalah faktor lingkungan, korosi, pemakaian yang tidak normal, dan
faktor tak terduga yang tidak diharapakan misalnya adalah kebakaran atau ledakan
yang membuat alat/ instrumen tersebut harus diganti. Semua faktor tersebut tentunya
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 82
harus dapat dikendalikan agar kondisi pabrik tetap aman dan proses produksi
berjalan lancar.
PT. Petrowidada, khususnya department Safety Inspection & Environment
memiliki jadwal inspeksi tahun 2010 yang telah ditentukan selama 1 tahun
(terlampir). Pelaksanaan inspeksi ini sesuai dengan Permenaker No. Per.
05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Inspeksi tersebut berbentuk inspeksi harian (daily), inspeksi mingguan (weekly), dan
inspeksi bulanan/tahunan (monthly/yearly). Hasil dari kegiatan inspeksi tersebut
dicantumkan dalam form yang sudah tersedia sesuai dengan jenis inspeksi yang
dilakukan. Jenis inspeksi yang terdapat di PT. Petrowidada adalah :
1. Pemeriksaan fire fighting system
2. Pemeriksaan fire exthinguiser
3. Pemeriksaan hydrant system
4. Pemeriksaan berkala fire truck
5. Pemeriksaan ketebalan o-Xylene
6. Pemeriksaan ketebalan pipa steam
7. Perpanjangan ijin piping
8. Pemeriksaan safety valve
9. Pemeriksaan kebocoran sumber radiasi
10. Pelaporan laju dosis ke BATAN
11. Kalibrasi survey meter
12. Perpanjangan ijin pemakaian sumber radiasi
13. Pembekalan safety representative
14. Pelatihan pemadaman/ STDL
15. Safety patrol bersama
16. Pemeriksaan limbah cair
17. Pemeriksaan emisi gas
IV. 11. Penanganan Limbah di PT. Petrowidada
PT. Petrowidada memiliki sistem waste water treatment yang merupakan
sebuah bentuk kewajiban perusahaan dalam prosedur penanganan limbah yang
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 83
berupa penanganan, penyimpanan dan pembuangan. PT. Petrowidada menghasilkan
3 (tiga) jenis limbah, yaitu :
a) Limbah padat
Limbah padat yang dimaksud adalah jenis limbah yang disimpan sebelum
dilakukan pengelolaan lebih lanjut,yaitu phtyalic anhydride dalam bentuk
padatan/ flake kotor yang dihasilkan dari :
- Pengumpulan dari pembersihan ceceran di area bagging gudang
produksi barang jadi
- Pengumpulan dari sisa-sisa sampling laboratorium yang tidak dapat
diproses lagi
- Drain residue padat dari proses produksi (LBR/ HBR), dan ex cleaning
saat plant shut down
Jumlah dari hasil pengumpulan
- Pengumpulan phtyalic anhydride dari sweeping pada kondisi normal
kurang lebih 40 (empat puluh) kg per hari
- Drain dari residue padat dan ex cleaning dihasilkan pada saat tertentu
saja (shut down plant dan dilakukan cleaning), dengan jumlah kurang
lebih 2 (dua) container plastik besar ukuran 500 kg
Pengemasan
- Hasil pembersihan dari area pengantongan, ex cleaning shut down
plant, dan sisa-sisa sampling laboratorium dikumpulkan secara khusus
(tidak dicampr dengan sampah non B3), di dalam jumbo bag/ container
plastik bekas ukuran 500 kg, dan ditempatkan di masing-masing tempat
kegiatan dengan memperhatikan pengaruh hujan maupun keselamatan
kerja
Pengelolaan
- Setelah jumbo bag/ container plastic penuh, selanjutnya dilakukan
serah terima dari unit penghasil limbah PA (Departemen Produksi),
kepada Departemen Warehouse (GBJ) untuk dilakukan pemilahan
antara yang dapat diproses dan sweeping (PA kotor)
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 84
- Departemen Warehouse (GBJ) menyerahkan kembali ke Departemen
Produksi untuk PA yang dapat diproses. Selanjutnya dilakukan
remelting/ pengolahan kembali ke dalam proses
- Untuk PA sweeping kotor dan tidak dapat diproses, Departemen
Warehouse (GBJ) menyerahkan kepada pengelola gudang (Departemen
PGA), dan selanjutnya dilakukan pengaturan posisi limbah didalam
gudang B3 tersebut
- Setelah terkumpul kurang lebih 4 (empat) ton, limbah PA yang sudah
terkumpul tersebut dikirim ke pengelola (pihak III) yang sudah
mempunyai rekomendasi pengelolaan atau dibakar di dalam tungku
bakar
b) Limbah cair
Limbah cair yang dimaksud adalah jenis cair yang disimpan sebelum
dilakukan pengelolaan lebih lanjut, yaitu :
- Pengumpulan dari oil bekas (ex proses, maupundari workshop) yang
sudah tidak terpakai
- Pengumpulan bahan baku o-Xylene dari bekas cleaning tangki/ line
Jumlah dari hasil pengumpulan
- Jumlah dari pengumpulan limbah cair yang disimpan di dalam gudang
B3 tidak ada, hal ini tergantung dari aktifitas plant
Pengemasan
- Hasil dari cleaning tangki, penggantian oil dari area plant dikumpulkan
secara khusus, di dalam drum ukuran 200 liter, dan ditempatkan di
masing-masing tempat kegiatan dengan memperhatikan pengaruh
hujan maupun keselamatan kerja
Pengelolaan
- Drum yang berisi bekas oil/ o-Xylene, selanjutnya dilakukan serah
terima dari unit penghasil limbah (Departemen Produksi/ Departemen
Warehouse Logistik) kepada Departemen PGA
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 85
- Departemen PGA dengan bantuan laboratorium melakukan analisa
terhadap limbah tersebut dan selanjutnya membuat laporan ke Team
Evaluasi Barang Bekas untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut
- Team evaluasi memberikan rekomendasi ke Departemen PGA untuk
dilakukan penjualan ke pihak III
c) Limbah gas/ Emisi gas
Emisi gas PT. Petrowidada diperiksa oleh Dinas Lingkungan Hidup
Pertambangan dan Energi dan dianalisa oleh PT. Envilab Indonesia. Daerah
yang diambil sampel, yaitu :
Tengah pabrik
Depan Pos PMK
Depan Pos Satpam
Incinerator
Furnace
Scrubber
Sampai bulan Agustus 2010, emisi gas PT. Petrowidada dibawah Nilai Ambang
Batas.
IV. 12. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
Berdasarkan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 dan Permenaker No.
04/Men/1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Serta Tata
Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja, maka PT. Petrowidada membentuk
Organisasi P2K3 (terlampir).
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P3K3) PT. Petrowidada
mempunyai tugas dan tanggung jawab mengarahkan kegiatan K3 yang merupakan
penjabaran kebijakan K3 yaitu :
a. Melakukan safety patrol bulanan pada unit kerjanya
b. Melakukan sidang P2K3 secara periodik
c. Memberikan masukan/ saran baik diminta atau tidak kepada manajemen
Dalam menjalankan tugas tersebut, P2K3 mempunyai fungsi yaitu :
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 86
a. Menghimpun dan mengolah data tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
tempat kerja.
b. Membantu menunjukkan dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja :
1. Berbagai faktor di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, termasuk bahaya kebakaran dan
peledakan serta cara penanggulangannya.
2. Faktor yang dapat mempengaruhi efesiensi dan produktifitas kerja.
3. Alat Pelindung Diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
4. Cara dan sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
c. Membantu pengusaha atau pengurus dalam :
1. Mengevaluasi cara kerja, proses, dan lingkungan kerja.
2. Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik.
3. Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
4. Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, Penyakit Akibat Kerja, serta
mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
5. Mengembangkan penyuluhan dan penelitian di bidang keselamatan kerja,
hygiene perusahaan, kesehatan kerja, dan ergonomi.
6. Melakukan pemantauan terhadap gizi kerja dan menyelenggarakan
makanan di perusahaan.
7. Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja.
8. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tenaga kerja.
9. Mengembangkan laboratorium kesehatan dan keselamatan kerja,
melakukan pemeriksaan laboratorium, dan melakukan interpretasi hasil
pemeriksaan.
10. Menyelenggarakan adminiistrasi keselamatan kerja, higien perusahaan, dan
kesehatan kerja.
d. Membantu pimpinan perusahaan menyusun kebijaksanaan manajemen dan
pedoman kerja dalam rangka upaya meningkatkan keselamatan kerja, hygiene
perusahaan, kesehatan kerja, ekonomi, dan gizi tenaga kerja.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V. 1. Kesimpulan
Dari hasil On The Job Training yang dilakukan selama 4 bulan ini dapat
disimpulkan bahwa :
1. Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Safety) di perusahaan mencangkup
banyak hal, termasuk manajemen, perbaikan-perbaikan serta perencanaan.
2. Departemen safety dan kru safety PT. Petrowidada melaksanakan pekerjaannya
sesuai prosedur. Ada beberapa pendekatan yang dilakukan agar pekerja lain
dapat mematuhi kebijakan perusahaan
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 88
3. PT. Petrowidada struktur organisasi yang baik, dimana setiap organisasi
memiliki tanggung jawab dan kewajiban yang besar untuk menjaga kelancaran,
keamanan, dan kesinambungan proses produksi.
4. Semua aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja sudah dimiliki dan dijalankan
dengan baik seperti P2K3, alat proteksi kebakaran, Standart Operational
Procedure (SOP), inspeksi, tes kebocoran gas, dll.
V. 2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan penulis kepada perusahaan (terutama
dalam bidang K3) setelah kegiatan On The Job Training ini adalah :
1. Perlunya sosialisasi terhadap implementasi kebijakan K3 yang rutin dan
berkesinambungan hingga ke tingkat paling bawah untuk membentuk budaya K3
tanpa adanya unsur paksaan/ keharusan melainkan karena unsur kebutuhan
terhadap K3.
2. Pekerjaan-pekerjaan personil safety yang tidak berkaitan dengan K3 sebaiknya
dilakukan oleh tenaga lain seperti tenaga outsourcing. Hal ini untuk memudahkan
personil safety dalam menjalankan tugasnya agar berjalan efektif dan efisien.
3. Jika diperlukan menambah personil safety agar pelaksanaan pekerjaan yang
berkaitan dengan K3 dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
4. Perlunya pelatihan atau kursus mengenai yang diikuti oleh kru safety untuk
menambah perkembangan terbaru tentang pengetahuan dan wawasan K3.
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja PPNS-ITS 89