Post on 05-Jul-2020
LAPORAN KINERJA TRIWULAN I DIREKTORAT
PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN
TAHUN 2018
KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN
2018
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN
DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN
Telp : 021 – 7805652, 7806213
Fax : 021 – 7805652
Email : perlindungan_pangan@yahoo.co.id
Homepage : http://ditjentan.deptan.go.id/ditlintp
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
1 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kementerian Pertanian pada Tahun 2018 telah menetapkan kebijakan
untuk mencapai sasaran yang dicanangkan dengan mengangkat tema
"Pengembangan Infrastruktur dan Penguatan Investasi untuk Percepatan
Peningkatan Produksi dan Ekspor Pangan. Arah kebijakan Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2018 yaitu program percepatan
pencapaian swasembada padi, jagung serta peningkatan produksi kedelai
dan komoditas tanaman pangan lainnya. Untuk mendukung kebijakan
tersebut ditetapkan sasaran produksi Padi 82,5 Juta Ton, Jagung 30 Juta
Ton, dan Kedelai 2,2 Juta Ton, sasaran tersebut tertuang dalam Indikator
Kinerja Utama (IKU) Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2018. Upaya yang dapat
dilakukan untuk mencapai sasaran tersebut antara lain mengoptimalkan
semua sumber daya yang dimiliki khususnya sumber daya lahan melalui
pengembangan lahan baru dan fasilitasi atau bantuan kepada pelaku usaha
(petani). Upaya lainnya yaitu meminimalkan kehilangan hasil produksi melalui
pengamanan pertanaman dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT) serta Dampak Perubahan Iklim (DPI).
Salah satu agenda NAWA CITA terkait sektor pertanian adalah
mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik, melalui dua program aksi strategis yang
dicanangkan yaitu membangun kedaulatan pangan berbasis agribisnis
kerakyatan serta membangun sentra produksi dan mempertahankan lahan
produktif. Strategi pembangunan pertanian yang dilakukan antara lain
meningkatkan produksi dalam negeri, peningkatan kualitas distribusi pangan
dan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan, perbaikan kualitas konsumsi
pangan dan gizi masyarakat, mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan
terutama mengantisipasi bencana alam, dampak perubahan iklim (DPI) serta
serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan penyakit hewan
serta peningkatan kesejahteraan pelaku utama penghasil bahan pangan
(petani).
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
2 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Upaya pengamanan areal pertanaman dari gangguan OPT
dilaksanakan dengan menerapkan Sistem Pengendalian Hama Terpadu
(PHT), sedangkan penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI) diupayakan
melalui antisipasi dan mitigasi terjadinya banjir, kekeringan dan bencana alam
lainnya. Selain itu, juga dilakukan peningkatan kapasitas sumber daya
manusia, inovasi dan diseminasi teknologi, serta penguatan kelembagaan
pengendalian OPT.
Pengamanan areal pertanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI
(banjir dan kekeringan) merupakan bagian penting dalam upaya peningkatan
produksi tanaman pangan baik kuantitas maupun kualitas. Sesuai amanat
Undang-Undang Nomor : 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman
yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 1995 tentang
Perlindungan Tanaman (Lembaran Negara Tahun 1995. Tambahan
Lembaran Negara Nomor : 258.6) serta Keputusan Menteri Pertanian Nomor :
887/Kpts/OT.210/9/1997 tentang Pedoman Pengendalian OPT Perlindungan
Tanaman Pangan dilaksanakan dengan Sistem Pengendalian Hama Terpadu
(PHT) bahwa pelaksanaannya menjadi tanggungjawab masyarakat bersama
pemerintah.
Pencapaian produksi pertanian tidak terlepas dari gangguan-gangguan
sistem produksi yang dialami di lapang. Berbagai gangguan OPT dan DPI
sering mengakibatkan kerugian hasil yang cukup besar. Dengan semakin
berkembangnya kesadaran manusia terhadap bahaya penggunaan pestisida,
terutama bagi lingkungan hidup dan kesejahteraan manusia, maka
pengendalian OPT mengedepankan pengendalian secara pre-emptif dengan
menerapkan prinsip-prinsip PHT yang mengutamakan penerapan budidaya
tanaman sehat, pengamatan rutin, pemanfaatan musuh alami dan petani
sebagai ahli PHT. Apabila dalam pelaksanaan pengamanan pertanaman terjadi
peningkatan populasi yang tidak dapat diatasi dengan cara pre-emptif maka
dilakukan pengamanan dengan cara responsif menggunakan bahan pengendali
kimia secara bijaksana sesuai dengan kaidah 6 (enam) tepat yaitu tepat sasaran,
jenis, dosis, cara, waktu dan mutu.
Dalam pelaksanaanya kebijakan di atas diimplementasikan melalui
berbagai kegiatan antara lain Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT),
Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI) dalam rangka
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
3 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
adaptasi perubahan iklim, Dem Area Budidaya Tanaman Sehat, Gerakan
Pengendalian OPT, Penguatan Agroekosistem, serta fasilitasi sarana
pengendalian OPT.
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan sebagai institusi yang
bertanggungjawab mengamankan pertanaman tanaman pangan dari
gangguan OPT/DPI, menetapkan target pengamanan pertanaman dari
serangan OPT dan terkena DPI masing-masing sebesar OPT 97% dan 98%
dari luas tanam. Untuk mendukung target sasaran pengamanan pertanaman
dimaksud, diperlukan sinergi dari berbagai instansi terkait baik di tingkat pusat
maupun daerah.
B. Tugas dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :
43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian hama
penyakit dan perlindungan tanaman pangan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1) Pengelolaan data dan informasi organisme pengganggu tumbuhan;
2) Peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan;
3) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta
penanggulangan dampak perubahan iklim;
4) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan
dampak perubahan iklim;
5) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta
penanggulangan dampak perubahan iklim;
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
4 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
6) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta
penanggulangan dampak perubahan iklim;
7) Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta
penanggulangan dampak perubahan iklim; dan
8) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
C. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor :
43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan terdiri atas 4 (empat) Subdirektorat, yaitu:
1. Subdirektorat Data dan Kelembagaan Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan.
2. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Serealia.
3. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka
Kacang dan Umbi.
4. Subdirektorat Penanggulangan Dampak Perubahan Iklim.
Dalam melaksanakan kegiatan perlindungan tanaman pangan,
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan juga didukung oleh Subbagian
Tata Usaha, dan Kelompok Jabatan Fungsional.
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
5 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. Perencanaan Kinerja
Dengan mencermati hasil evaluasi selama periode 5 (lima) tahun
terakhir dan perubahan paradigma sebagaimana tertuang dalam Strategi
Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015 - 2045, maka sasaran strategis
Kementerian Pertanian (Kementan) Tahun 2015-2019 adalah : 1) Pencapaian
Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai serta peningkatan produksi gula dan
daging, (2) Peningkatan diversifikasi pangan, (3) Peningkatan komoditas
bernilai tambah dan berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan
substitusi impor, (4) Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi, (5)
Peningkatan pendapatan keluarga petani, serta (6) Akuntabilitas kinerja
aparatur pemerintah yang baik.
Mengacu pada Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2018 sasaran
produksi komoditi strategis yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan pada Tahun 2018 yaitu 1) padi sebesar 82,5 juta ton, b)
jagung sebesar 30 juta ton, dan c) kedelai sebesar 2,2 juta ton. Untuk
mencapai sasaran produksi dimaksud, pengamanan areal pertanaman dari
gangguan OPT dan DPI perlu dilakukan dengan tetap memperhatikan
kelestarian lingkungan.
Untuk memberikan arah dalam pelaksanaan upaya diatas, telah
disusun Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan Tahun 2015 - 2019. Renstra tersebut merupakan dokumen
perencanaan lima tahunan yang memuat Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang
ingin dicapai, termasuk strategi, kebijakan, program yang akan dilaksanakan
dalam kurun lima tahun serta memberikan arah pembangunan organisasi
jangka menengah. Keselarasan Rencana Strategis Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan Tahun 2015-2019 dengan Rencana Strategis Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, diharapkan dapat mendorong pencapaian
sasaran produksi.
Pada tahun 2018, pelaksanaan kegiatan Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan di pusat didukung dengan anggaran yang tertuang dalam
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
6 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja (Satker) Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, sedangkan di daerah didukung dengan anggaran
yang tertuang dalam DIPA Dana Dekonsentrasi melalui Satker Balai Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH). Alokasi kegiatan utama
Penguatan Sistem Perlindungan Tanaman dari Gangguan OPT dan DPI pada
Tahun 2018 sebagaimana tabel berikut.
Tabel 1. Kegiatan Utama Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2018
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2018
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan
Iklim (DPI) merupakan resiko yang harus dihadapi dan diperhitungkan dalam
setiap usaha pembudidayaan tanaman pangan. Pengendalian yang kurang
baik terhadap OPT dapat berakibat pada penurunan/pengurangan produksi
dan produktivitas tanaman.
Pencapaian produksi pertanian tidak terlepas dari dari gangguan-
gangguan sistem produksi yang dialami di lapang. Berbagai gangguan OPT
dan DPI sering mengakibatkan kerugian hasil yang cukup besar.
Perlindungan tanaman merupakan suatu cara pendekatan atau cara berfikir
pertimbangan ekologi dan ekonomi melalui pengamanan produksi tanaman
pangan yang berwawasan lingkungan berkelanjutan. Pelaksanaan
FisikKeuangan
Rp.000,-)
1 Pemantapan Penerapan PHT (Ha) 10.845 18.895.756
2 Penerapan Penanganan DPI (ha) 400 1.853.825
3 Gerakan Pengendalian OPT (Kali) 863 5.609.500
4 Penguatan Agroekosistem (Ha) 2.695 1.333.500
5Pengujian Mutu Produk Tanaman
(LHP/sertifikat)2.385 7.000.000
6 Dem Area Budidaya Tanaman Sehat (Ha) 24.000 41.100.000
7 Pengadaan Pestisida (Paket) 1 10.661.500
8 Petani Pengamat (orang) 3.923 14.122.800
Kegiatan Utama
Target
Kegiatan
Penguatan
Perlindungan
Tanaman Pangan
dari Gangguan
OPT/DPI
Program/Kegiatan
PrioritasIndikator Kinerja
Rasio Luas Serangan OPT
terhadap Luas Tanam Tanaman
Pangan
Rasio Luas Serangan DPI
terhadap Luas Tanam Tanaman
Pangan
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
7 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
perlindungan tanaman pangan ditujukan guna mencegah terjadinya
pengurangan hasil produksi tanaman pangan.
Dalam rangka mengukur capaian upaya pengamanan produksi
tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI, Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan menetapkan indikator kinerja, sebagai berikut :
Tabel 2. Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun
2018
Program/Kegiatan Prioritas Target
1Rasio Luas Serangan OPT terhadap Luas Tanam Tanaman
Pangan3%
2Rasio Luas Serangan DPI terhadap Luas Tanam Tanaman
Pangan2%
Indikator Kinerja
Meningkatnya
Penganggulangan OPT dan DPI
Luas Tanam Tanaman Pangan
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
8 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
III. AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Kinerja
Pengukuran capaian indikator kinerja Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan diperoleh dengan membandingkan luas aman dari
serangan OPT dan DPI dengan luas areal tanaman pangan seluruhnya. Data
luas serangan OPT dan DPI diperoleh dari hasil pengamatan Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) tingkat kecamatan yang
dilaporkan ke Koordinator POPT di tingkat kabupaten/kota setiap dua minggu
sekali. Setelah direkap kemudian Koordinator POPT melaporkan ke
Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP) selanjutnya
disampaikan ke Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) di
tingkat provinsi. Rekap data serangan OPT, banjir dan kekeringan per
kabupaten selanjutnya dilaporkan oleh BPTPH ke Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan.
Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2018, telah ditetapkan target
indikator kinerja dengan capaian sebagaimana tabel berikut :
Tabel 3. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tahun 2018
Berdasarkan indikator kinerja diatas maka target luas aman dari
serangan OPT dan DPI masing-masing adalah 97% dan 98%. Sedangkan
realisasinya masing-masing adalah 97,95% dan 98,10% sehingga capaian
kinerjanya masing-masing adalah 100,98% dan 100,10%. Persen luas
serangan OPT sebesar 2,05% berasal dari total luas serangan OPT utama
Program/Kegiatan Prioritas Target RealisasiTarget Areal
Aman
Realisasi
Areal Aman
Capaian
Kinerja
1Rasio Luas Serangan OPT terhadap Luas
Tanam Tanaman Pangan3% 2,05% 97,00% 97,95% 100,98%
2Rasio Luas Serangan DPI terhadap Luas
Tanam Tanaman Pangan2% 1,90% 98,00% 98,10% 100,10%
Indikator Kinerja
Meningkatnya
Penganggulangan OPT dan DPI
Luas Tanam Tanaman Pangan
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
9 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
padi, jagung dan kedelai sebesar 112.538 ha dibandingkan dengan total luas
tanam padi, jagung dan kedelai sebesar 5.478.649 ha. Sedangkan persen
luas terkena DPI (banjir dan kekeringan) sebesar 1,90% berasal dari total luas
terkena DPI pada tanaman padi, jagung dan kedelai sebesar 104.206 ha
dibandingkan dengan total luas tanam padi, jagung dan kedelai sebesar
5.478.649 ha.
Penilaian terhadap capaian target indikator kinerja dilakukan dengan
metode scoring yang dibagi dalam beberapa kategori sebagai berikut :
1. Sangat Berhasil = capaian realisasi >100%
2. Berhasil = capaian realisasi 80 – 100%
3. Cukup Berhasil = capaian realisasi 60 – 79%
4. Kurang Berhasil = capaian realisasi <60%
Dengan metode scoring di atas maka capaian indicator kinerja triwulan
I DIrektorat Perlindungan Tanaman Pangan masuk dalam kategori Sangat
Berhasil (>100%).
B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja
Secara rinci, capaian pelaksanaan kegiatan pengamanan tanaman dari
serangan OPT dan dampak perubahan iklim (banjir dan kekeringan) adalah
sebagai berikut :
1. Pengamanan Tanaman Padi
Pada Triwulan I (Januari-Maret) Tahun 2018, luas areal pertanaman
padi yang terkena serangan OPT utama seluas 105.694 ha atau 2,56% dari
luas tanam 4.131.694 ha. Dari total luas terkena OPT tersebut seluas 842 ha
diantaranya mengalami puso (0,02% dari luas tanam). Dengan demikian,
realisasi luas areal pertanaman padi yang dapat diamankan dari serangan
OPT pada Triwulan I Tahun 2018 seluas 4.026.000 ha atau mencapai
97,44% dari total luas tanam.
Sedangkan luas areal pertanaman padi yang terkena DPI seluas
92.562 ha atau 2,24% dari luas tanam 4.131.694 ha. Dari total luas terkena
DPI tersebut seluas 18.857 ha diantaranya mengalami puso (0,46% dari luas
tanam). Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman padi yang dapat
diamankan dari terkena DPI pada Triwulan I Tahun 2018 seluas 4.039.132
ha atau mencapai 97,76% dari total luas tanam. Bila dibandingkan dengan
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
10 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
target sebesar 97% untuk OPT, realisasi tersebut mencapai 100,46%
sedangkan untuk DPI realisasinya mencapai 99,75% dari target sebesar 98%.
Perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 4. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Padi Triwulan I (Januari – Maret) Tahun 2018, 2017 dan Rerata 5
Tahun.
Apabila dibandingkan dengan Triwulan I Tahun 2017, areal tanaman
yang terkena serangan OPT Triwulan I Tahun 2018 lebih rendah seluas
48.854 ha (31,61%) dan DPI lebih rendah seluas 58.941 ha (38,90%). Apabila
dibandingkan dengan Rerata 5 Tahun, areal tanaman yang terkena serangan
OPT Triwulan I Tahun 2018 lebih rendah 60.521 ha (36,41%) dan DPI lebih
rendah seluas 86.996 ha (48,45%).
2. Pengamanan Tanaman Jagung
Pada Triwulan I (Januari-Maret) Tahun 2018, luas areal pertanaman
jagung yang terkena serangan OPT utama seluas 5.776 ha atau 0,52% dari
luas tanam 1.115.530 ha. Dari total luas terkena OPT tersebut seluas 58 ha
diantaranya mengalami puso (0,01% dari luas tanam). Dengan demikian,
realisasi luas areal pertanaman jagung yang dapat diamankan dari serangan
OPT pada Triwulan I Tahun 2018 seluas 1.109.754 ha atau mencapai 99,48%
dari total luas tanam.
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 166.215 634 154.548 1.490 105.694 842
BANJIR (ha) 139.854 44.254 108.439 28.229 71.064 17.699
KEKERINGAN (ha) 39.703 5.263 43.064 16.469 21.497 1.159
OPT 166.215 634 154.548 1.490 105.694 842
Banjir & Kekeringan (DPI) 179.557 49.517 151.503 44.698 92.562 18.857
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 4,35 0,02 3,74 0,04 2,56 0,02
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 4,70 1,30 3,67 1,08 2,24 0,46
Areal Aman (%) OPT 95,65 96,26 97,44
Areal Aman (%) DPI 95,30 96,33 97,76
TARGET (%) OPT 93 97
TARGET (%) DPI 93 98
Capaian (%) OPT 103,50 100,46
Capaian (%) DPI 103,58 99,75
3.819.045 4.128.115 4.131.694
OPT & DPITAHUN 2017 TAHUN 2018RERATA 5 TAHUN
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
11 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Sedangkan luas areal pertanaman jagung yang terkena DPI seluas
11.043 ha atau 0,99% dari luas tanam 1.115.530 ha. Dari total luas terkena
DPI tersebut seluas 2.143 ha diantaranya mengalami puso (0,19% dari luas
tanam). Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman jagung yang dapat
diamankan dari terkena DPI pada Triwulan I Tahun 2018 seluas 1.104.487 ha
atau mencapai 99,01% dari total luas tanam. Bila dibandingkan dengan target
sebesar 97% untuk OPT, realisasi tersebut mencapai 102,56% sedangkan
untuk DPI realisasinya mencapai 101,03% dari target sebesar 98%.
Perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 5. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada Tanaman
Jagung Triwulan I (Januari-Maret) Tahun 2018, 2017 dan Rerata 5
Tahun
Apabila dibandingkan dengan Triwulan I Tahun 2017, areal tanaman
yang terkena serangan OPT Triwulan I Tahun 2018 lebih tinggi 643 ha
(12,52%) dan DPI lebih tinggi 3.462 ha (45,67%). Apabila dibandingkan
dengan Rerata 5 Tahun, areal tanaman yang terkena serangan OPT Triwulan
I Tahun 2018 lebih rendah 829 ha (12,55%) dan DPI lebih rendah seluas
7.174 ha (39,38%).
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 6.605 20 5.133 10 5.776 58
BANJIR (ha) 4.487 1.975 3.673 1.720 1.474 443
KEKERINGAN (ha) 13.730 4.114 3.908 537 9.570 1.700
OPT 6.605 20 5.133 10 5.776 58
Banjir & Kekeringan (DPI) 18.217 6.088 7.581 2.257 11.043 2.143
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 0,72 0,002 0,44 0,001 0,52 0,01
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 2,00 0,67 0,65 0,19 0,99 0,19
Areal Aman (%) OPT 99,28 99,56 99,48
Areal Aman (%) DPI 98,00 99,35 99,01
TARGET (%) OPT 98 97
TARGET (%) DPI 98 98
Capaian (%) OPT 101,59 102,56
Capaian (%) DPI 101,38 101,03
OPT & DPITAHUN 2017 TAHUN 2018Rerata 5 Tahun
911.434 1.163.961 1.115.530
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
12 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
3. Pengamanan Tanaman Kedelai
Pada Triwulan I (Januari-Maret) Tahun 2018, luas areal pertanaman
kedelai yang terkena serangan OPT utama seluas 1.068 ha atau 0,46% dari
luas tanam 231.425 ha. Dari total luas terkena OPT tersebut tidak ada puso.
Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman kedelai yang dapat
diamankan dari serangan OPT pada Triwulan I Tahun 2018 seluas 230.357
ha atau mencapai 99,54% dari total luas tanam.
Sedangkan luas areal pertanaman kedelai yang terkena DPI seluas
602 ha atau 0,26% dari luas tanam 231.425 ha. Dari total luas terkena DPI
tersebut seluas 228 ha diantaranya mengalami puso (0,10% dari luas tanam).
Dengan demikian, realisasi luas areal pertanaman kedelai yang dapat
diamankan dari terkena DPI pada Triwulan I Tahun 2018 seluas 230.823 ha
atau mencapai 99,74% dari total luas tanam. Bila dibandingkan dengan target
sebesar 97% untuk OPT, realisasi tersebut mencapai 102,62% sedangkan
untuk DPI realisasinya mencapai 101,78%dari target sebesar 98%.
Perbandingan capaian dengan tahun sebelumnya disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 6. Perbandingan Luas Serangan OPT Utama dan DPI pada
Tanaman Kedelai Triwulan I (Januari-Maret) Tahun 2018, 2017 dan
Rerata 5 Tahun
TERKENA PUSO TERKENA PUSO TERKENA PUSO
OPT (ha) 1.184 2 291 0 1.068 0
BANJIR (ha) 1.462 847 363 148 235 67
KEKERINGAN (ha) 434 19 0 0 367 161
OPT 1.184 2 291 0 1.068 0
Banjir & Kekeringan (DPI) 1.896 866 363 148 602 228
Luas Tanam (ha)
% OPT thd Luas Tanam 1,04 0,002 0,41 - 0,46 -
% Banjir & Kekeringan (DPI) thd Luas Tanam 1,67 0,76 0,51 0,21 0,26 0,10
Areal Aman (%) OPT 98,96 99,59 99,54
Areal Aman (%) DPI 98,33 99,49 99,74
TARGET (%) OPT 97 97
TARGET (%) DPI 97 98
Capaian (%) OPT 102,67 102,62
Capaian (%) DPI 102,57 101,78
OPT & DPITAHUN 2017 TAHUN 2018RERATA 5 TAHUN
113.776 71.097 231.425
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
13 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Apabila dibandingkan dengan Triwulan I Tahun 2017, areal tanaman
yang terkena serangan OPT Triwulan I Tahun 2018 lebih tinggi seluas 776 ha
(266,38%) dan DPI lebih tinggi seluas 239 ha (65,70%). Apabila dibandingkan
dengan Rerata 5 Tahun, areal tanaman yang terkena serangan OPT Triwulan
I Tahun 2018 lebih rendah 117 ha (9,87%) dan DPI lebih rendah seluas 1.294
ha (68,28%).
C. Pelaksanaan Kegiatan Utama
a) Realisasi Kegiatan Utama
Capaian indikator kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
merupakan hasil dari pelaksanaan beberapa kegiatan utama perlindungan
tanaman pangan sebagaimana tabel berikut :
Tabel 7. Realisasi Kegiatan Utama Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Triwulan I (Januari-Maret) Tahun 2018
Realisasi pelaksanaan kegiatan utama yang dilakukan dalam rangka
pencapian target indikator kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
adalah sebagai berikut :
FisikKeuangan
Rp.000,-)Fisik
Keuangan
Rp.000,-)Fisik Keuangan
1 Pemantapan Penerapan PHT (Ha) 10.845 18.895.756 790 97.380 7,28 0,52
2 Penerapan Penanganan DPI (ha) 400 1.853.825 40 13.333 10,00 0,72
3 Gerakan Pengendalian OPT (Kali) 863 5.609.500 20 53.400 2,32 0,95
4 Penguatan Agroekosistem (Ha) 2.695 1.333.500 - - - -
5Pengujian Mutu Produk Tanaman
(LHP/sertifikat)2.385 7.000.000 496 351.416 20,80 5,02
6 Dem Area Budidaya Tanaman Sehat (Ha) 24.000 41.100.000 - - - -
7 Pengadaan Pestisida (Paket) 1 10.661.500 - - - -
8 Petani Pengamat (orang) 3.923 14.122.800 - - - -
Realisasi Capaian (%)Program/Kegiatan
PrioritasKegiatan Utama
Kegiatan
Penguatan
Perlindungan
Tanaman Pangan
dari Gangguan
OPT/DPI
Indikator Kinerja
Target
Rasio Luas Serangan DPI
terhadap Luas Tanam Tanaman
Pangan
Rasio Luas Serangan OPT
terhadap Luas Tanam Tanaman
Pangan
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
14 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
a. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)
Sistem PHT mengedepankan pengelolaan agroekosistem dan
pengendalian OPT yang berbasis sumberdaya alam yang ramah lingkungan
antara lain penggunaan agens pengendali hayati (APH), pestisida nabati,
penanaman tanaman refugia (tanaman perdu berbunga) sebagai mikro
habitat musuh alami, dan pengendalian spesifik lokasi lainnya.
Tujuan dari PPHT adalah memberdayakan petani alumni Sekolah
Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT), PPHT dan petani yang
memahami PHT untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilan kepada
petani yang belum pernah dilatih, menumbuhkan prakarsa, motivasi dan
kemampuan petani/kelompok tani dalam mengelola agroekosistem dan
melaksanakan gerakan pengendalian OPT sesuai prinsip PHT secara
bersama-sama antar petani/kelompok tani satu hamparan,
mengimplementasikan prinsip PHT skala luas (hamparan) dalam upaya
pengamanan pertanaman dari serangan OPT untuk mendukung peningkatan
produksi tanaman pangan.
Sasaran utama kegiatan pemasyarakatan penerapan PHT pada Skala
Luas diharapkan untuk mempertahankan produksi pertanian pada taraf tinggi,
baik secara kuantitas maupun kualitasnya, menurunkan intensitas serangan
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), menurunkan frekuensi aplikasi
pestisida kimia, meningkatkan produktivitas, meningkatkan populasi musuh
alami, dan meningkatkan keuntungan petani (B/C Ratio). Realisasi kegiatan
Penerapan PHT sebagaimana tabel berikut.
Tabel 8. Rencana dan Realisasi Kegiatan Penerapan Pengendalian Hama
Terpadu (PPHT) Triwulan I Tahun 2018
Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %
PPHT 10.845 790 7,28 18.895.756 97.380 0,52
1 Padi 8.525 750 8,80 13.714.656 82.581 0,60
2 Jagung 1.560 30 1,92 3.354.600 10.150 0,30
3 Kedelai 760 10 1,32 1.826.500 4.649 0,25
Fisik (Ha) Keuangan (Rp.000,-)No Kegiatan
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
15 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Realisasi kegiatan PPHT padi, jagung dan kedelai Triwulan I Tahun
2018 yaitu 7,28%. Capaian ini lebih rendah dari capaian tahun sebelumnya
pada periode yang sama yaitu 18,83%. Hal ini disebabkan karena
pelaksanaan kegiatan harus menunggu proses revisi DIPA Refocusing
selesai serta adanya hambatan dalam identifikasi lokasi (lahan baru) yang
sesuai dengan kriteria calon penerima bantuan.
b. Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI)
Kegiatan Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi resiko kehilangan hasil
akibat dampak perubahan iklim (banjir dan kekeringan) yang dilaporkan setiap
tahun. Dengan kegiatan ini diharapkan petani mampu mengatasi
permasalahan akibat iklim yang tidak kondusif ketika usahatani tengah
berlangsung. Petani dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas usahatani
melalui pengelolaan budidaya sesuai iklim setempat/spesifik lokasi yang
optimal sehingga dapat meningkatkan produksi.
Kegiatan PPDPI bertujuan memberdayakan petani untuk menerapkan
upaya antisipasi kerusakan tanaman akibat dampak perubahan iklim (banjir
dan kekeringan) di lahan usahataninya sesuai dengan iklim setempat
terutama pada daerah rawan terkena banjir dan kekeringan, memberdayakan
petani untuk melakukan mitigasi sederhana akibat DPI pada lahan
usahataninya, mengurangi resiko kehilangan hasil akibat dampak perubahan
iklim (banjir/kekeringan) dan meningkatkan pengamanan produksi tanaman
padi dari dampak perubahan iklim (banjir/kekeringan).
Alokasi kegiatan PPDPI pada Tahun 2018 sebanyak 40 unit (400 ha) di
18 Provinsi. Realisasi kegiatan PPDPI Triwulan I (Januari-Maret) Tahun 2018
yaitu 40 ha (10,00%). Capaian ini hampir sama dengan capaian tahun
sebelumnya pada periode yang sama (11,43%).
c. Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Pengendalian OPT agar berhasil dengan baik harus bersifat spesifik
lokasi dengan memperhatikan kondisi setempat dan dilaksanakan secara
bersama-sama dan terus menerus pada areal yang luas. Kepedulian petani
terhadap keberadaan OPT di areal usahataninya merupakan salah satu kunci
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
16 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
keberhasilan pengendalian OPT. Upaya pengendalian yang dilakukan selama
ini masih terbatas pada lahan usahatani masih dengan wilayah yang terbatas,
namun jika dilakukan secara serentak bersama-sama dalam suatu wilayah
yang luas akan memberikan hasil yang lebih baik.
Dalam rangka mengantisipasi terjadinya peningkatan serangan OPT
perlu dilakukan gerakan pengendalian OPT yang dilakukan secara bersama-
sama. Untuk memberikan motivasi dan kepedulian kepada masyarakat petani
akan pentingnya pengendalian OPT yang dilakukan secara bersama-sama
dan berkesinambungan maka perlu dilakukan gerakan massal pengendalian
OPT.
Tujuan dilaksanakannya Gerakan Pengendalian OPT adalah
meminimalkan kerusakan, memberdayakan dan meningkatkan kepedulian
masyarakat tani akan pentingnya pengendalian OPT serta meningkatkan
kerjasama antar kelompok tani dan memudahkan monitoring dan evaluasi
sehingga kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik, efektif, efisien dan
akuntabel. Realisasi Gerakan Pengendalian OPT Tahun 2018 disajikan dalam
tabel berikut :
Tabel 9. Rencana dan Realisasi Kegiatan Gerakan Pengendalian Triwulan I
Tahun 2018
Capaian kinerja gerakan pengendalian OPT pada Triwulan III (Januari-
Maret) tahun 2018 yaitu 2,32%. Capaian ini lebih rendah bila dibandingkan
dengan capaian tahun sebelumnya pada periode yang sama (5,18%). Hal ini
disebabkan karena serangan OPT pada Triwulan I tahun 2018 tidak seluas
serangan pada tahun sebelumnya di periode yang sama sehingga gerakan
pengendalian yang dilakukan juga tidak sebanyak tahun lalu.
Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %
Gerakan Pengendalian OPT 863 20 2,32 5.609.500 53.400 0,95
1 Padi 686 18 2,62 4.459.000 46.900 1,05
2 Jagung 112 1 0,89 728.000 - -
3 Kedelai 65 1 1,54 422.500 6.500 1,54
No KegiatanFisik Keuangan (Rp.000,-)
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
17 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
d. Penguatan Agroekosistem
Penguatan agroekosistem merupakan faktor utama yang
mempengaruhi keberhasilan pertanaman mulai dari pra tanam sampai panen.
Kondisi agroekosistem sangat berpengaruh terhadap perlindungan tanaman.
Perencanaan agroekosistem merupakan langkah awal yang perlu dilakukan
dalam upaya pengendalian OPT. Agroekosistem yang direncanakan harus
dapat meningkatkan peran layanan ekologi antara lain melalui
pengembangan refugia sebagai tempat berlindung dan penyedia nectar
tanaman untuk sumber makanan musuh alami sehingga ekosistem yang
tercipta mampu memberikan kesempatan bagi APH (agens pengendali
hayati) dapat bekerja optimal dan perkembangan OPT dapat terkendali.
Pendekatan perencanaan agroekosistem pertanian dilakukan dengan
menyederhanakan model perencanaan sehingga petani mampu memahami
dan melaksanakannya. Pengelolaan agroekosistem pertanian secara
menyeluruh bertujuan untuk menjaga keseimbangan hubungan antara
berbagai komponen dalam agroekosistem pertanian pada berbagai stadia
tumbuh tanaman agar tidak terjadi lonjakan populasi OPT. Kegiatan
penguatan agroekosistem belum direalisasikan pada Triwulan I tahun 2018
karena pelaksanaan kegiatan harus menunggu proses revisi DIPA Refocusing
selesai.
e. Dem Area Budidaya Tanaman Sehat
Budidaya padi intensif berpotensi meningkatkan serangan OPT,
diantaranya Wereng Batang Coklat (WBC) serta penyakit yang ditularkannya
yaitu Kerdil Rumput/Hampa. Untuk mengatasi serangan OPT tersebut
dilakukan upaya-upaya pengelolaan sesuai prinsip Pengendalian Hama
Terpadu, antara lain budidaya tanaman sehat dan pelestarian musuh alami.
Dalam melakukan budidaya tanaman sehat, perlu dilakukan
pengolahan tanah secara baik dan benar untuk mengembalikan kesuburan
tanah. Upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan pemberian pupuk
organik dan mengembalikan pH tanah menjadi netral. Untuk mengembalikan
pH tanah asam agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman padi, dapat
dilakukan dengan pemberian dolomit/kapur pertanian (kaptan). Disamping itu,
pemberian dolomit/kaptan dan pupuk organik juga mampu memperbaiki sifat
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
18 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
fisik, biologi dan kimia tanah sehingga dapat menginduksi ketahanan tanaman
terhadap serangan OPT, termasuk WBC dan penyakit kerdil rumput/hampa.
Teknologi budidaya tanaman sehat dan pelestarian musuh alami dapat
diadopsi petani dalam skala yang luas, oleh karena itu perlu dilakukan
percontohan teknologi terapan dalam bentuk Demontrasi Area (Dem Area).
Dem area dialokasikan seluas 23.000 ha untuk dem area padi dan 1.000 ha
untuk dem area PPDPI, dengan total anggaran Rp. 41,1 M. Realisasi kegiatan
dem area Triwulan I (Januari – Maret) Tahun 2018 masih dalam tahap
penetapan calon petani dan calon lokasi (CPCL) penerima bantuan.
f. Pemberdayaan Petani Pengamat
Pengawalan areal pertanaman dari gangguan OPT dan DPI dilakukan
melalui kegiatan pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT dan
penanganan DPI yang dilakukan oleh petugas Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan (POPT) bersama dengan masyarakat terutama
petani.
Pada tahun 2018, jumlah POPT di Indonesia baik sebagai Aparatur
Sipil Negara (ASN) maupun Tenaga Harian Lepas (THL) berjumlah 3.731
orang dan berkurang karena memasuki purna tugas. Hal ini dirasakan cukup
berat mengingat jadwal tugas pengamatan dan pelaporan yang harus
dilakukan secara rutin tiap dua minggu dan sebagian besar kondisi geografis
wilayah yang tidak mudah dijangkau.
Salah satu solusi alternatif menghadapi masalah tersebut adalah
melakukan perekrutan petani pengamat untuk membantu tugas POPT dalam
melakukan pengamatan terutama di wilayah desa petani tersebut atau yang
disepakati bersama antara POPT dengan Petani Pengamat. Hal tersebut
sekaligus wujud keterlibatan petani dalam melakukan penagaman areal
tanam dari gangguan OPT dan DPI.
Pada tahun 2018, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan telah mengalokasikan 3.923 orang
Petani Pengamat di seluruh wilayah Indonesia. Petani Pengamat diharapkan
mampu melakukan pengamatan OPT dan malaporkan hasil pengamatannya
kepada petugas POPT di wilayahnya. Realisasi kegiatan pemberdayaan
petani pengamat hingga Triwulan I telah memasuki proses penetapan calon
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
19 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
petani pengamat oleh Dinas Pertanian Provinsi sebanyak 1.152 orang
(29,37% dari target).
g. Pengujian Mutu Produk Tanaman (LHP/Sertifikat)
Pestisida dan pupuk merupakan sarana produksi yang diperlukan
dalam upaya mengamankan pertanaman dari gangguan OPT. Pestisida dan
pupuk yang digunakan harus berkualitas baik dan diaplikasikan dengan tepat
sehingga produk tanaman yang dihasilkan akan bermutu baik dan aman
dikonsumsi.
Untuk mengetahui mutu pestisida, pupuk dan produk tanaman,
laboratorium pengujian mutu mempunyai peran sangat penting dalam
melakukan pengujian dan menerbitkan Laporan/Sertifikat Hasil Pengujian.
Berdasarkan hasil pengujian mutu produk tanaman dapat diketahui tingkat
keamanan produk dari cemaran pestisida, aflatoksin atau logam berat,
sedangkan data hasil pengujian mutu pestisida dan pupuk digunakan untuk
mengetahui apakah kualitas kandungannya masih sesuai dengan informasi
yang tercantum dalam kemasannya.
Kegiatan pengujian mutu meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan,
pengujian dan pemantauan mutu pestisida, pupuk serta produk tanaman.
Pengujian yang dilaksanakan meliputi pengujian mutu pestisida, mutu pupuk
dan mutu produk tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan. Selain itu
juga dilakukan pemantauan mutu pestisida. Tujuan dari pemantauan mutu
pestisida adalah untuk mengetahui seberapa jauh mutu pestisida dan pupuk
yang beredar dan meminimalisir terjadinya penyimpangan mutu pestisida dan
pupuk sehingga pestisida dan pupuk yang beredar dan digunakan oleh petani
dapat terjamin mutu dan efektivitasnya sesuai formula yang terdaftar,
sedangkan pengujian residu pestisida, cemaran mikrobiologi dan cemaran
logam berat dalam rangka melindungi dari cemaran yang melebihi Batas
Maksimum Residu Pestisida.
Pagu anggaran untuk pengujian mutu sebesar Rp 7.000.000.000,- dan
terealisasi sebesar Rp 351.416.468,- dengan capaian 5,02%. Sedangkan
output yang dihasilkan berupa sertifikat LHP pada Triwulan I (Januari-Maret)
Tahun 2018 sebanyak 496 dengan capaian 20,80 % dari target 2.385 LHP.
Capaian ini lebih rendah bila dibandingkan dengan capaian tahun
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
20 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
sebelumnya pada periode yang sama (28,60%), hal ini disebabkan adanya
instrumen alat untuk pengujian mutu yang tertunda pengadaannya karena
barang harus indent dan impor dari luar negeri serta adanya bahan kimia
yang tertahan di bea cukai. Selain itu proses pengadaan barang
menggunakan e-katalog memerlukan waktu yang relative lama.
h. Pestisida
Dalam rangka pengawalan pertanaman dari serangan Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT), Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
mengadakan dan menyalurkan bantuan Pestisida. Pada Tahun 2018,
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mengalokasikan bantuan pestisida
sebesar Rp. 10.661.500.000,- yang pelaksanaannya terbagi dalam duan (2)
tahap kegiatan. Hingga Triwulan I bantuan pestisida memasuki tahap
pengadaan barang.
i. Realisasi Keuangan
Pada Tahun 2018, pelaksanaan kegiatan Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan di pusat didukung dengan anggaran yang tertuang dalam
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja (Satker) Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, sedangkan di daerah didukung dengan anggaran
yang tertuang dalam DIPA Dana Dekonsentrasi melalui Satker Balai Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH).
Jumlah anggaran untuk kegiatan Penguatan Sistem Perlindungan
Tanaman dari Gangguan OPT dan DPI pada Tahun 2018 sesuai Perjanjian
Kinerja sebesar Rp. Rp. 208.370.201.000,-. Pada Triwulan I mendapat
tambahan anggaran (refocusing) sehingga menjadi Rp. 248.853.654.000,-.
Sampai dengan Triwulan I (Januari-Maret) Tahun 2018, realisasi anggaran
mencapai Rp. 10.277.388.605,- atau 4,13% dari pagu anggaran setelah
refocusing.
Realisasi anggaran yang tertuang dalam DIPA dekonsentrasi yang
dilaksanakan oleh Satker Dinas Pertanian Tahun 2018 sebesar Rp.
9.024.602.900,- atau 8,37% dari pagu anggaran setelah refocusing Rp.
107.814.400.000,-. Realisasi anggaran pada satker pusat Tahun 2018
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
21 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
sebesar Rp. 1.252.785.705,- atau 0,89% dari pagu anggaran setelah
refocusing Rp. 141.039.254.000,-. Capaian realisasi keuangan kegiatan
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Triwulan I disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 10. Realisasi Keuangan Output Kegiatan Perlindungan Tanaman
Pangan Triwulan I (Januari-Maret) Tahun 2018
Tabel 11. Realisasi Keuangan Kegiatan Utama Perlindungan Tanaman
Pangan Triwulan I (Januari – Maret) Tahun 2018
b) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya
Analisis efisiensi penggunaan sumber daya dilakukan dengan
menghitung penghematan anggaran dalam mencapai output kegiatan,
dengan rumus sebagai berikut:
Program/Kegiatan Prioritas Indikator Kinerja Pagu Anggaran Realisasi Anggaran %
1 Pemantapan Penerapan PHT 18.895.756.000 97.380.200 0,52
2 Penerapan Penanganan DPI 1.853.825.000 13.333.000 0,72
3 Gerakan Pengendalian OPT 5.609.500.000 53.400.000 0,95
4 Penguatan Agroekosistem 1.333.500.000 - -
5 Pengujian Mutu Produk Tanaman 7.000.000.000 351.416.468 5,02
6 Dem Area Budidaya Tanaman Sehat 41.100.000.000 - -
7 Pengadaan Pestisida 40.661.500.000 - -
Kegiatan Penguatan
Perlindungan Tanaman
Pangan dari Gangguan
OPT/DPI
Rasio Luas Serangan
OPT yang Dapat
Dikendalikan
Dibanding Luas Tanam
Rasio Luas Serangan
DPI yang Dapat
Dikendalikan
Dibanding Luas Tanam
Tanaman Pangan
Kegiatan Utama
1764 PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI 248.853.654.000 10.277.388.605 4,13
I PUSAT 141.039.254.000 1.252.785.705 0,89
642DOKUMEN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT
DAN DPI32.184.900.000 765.503.437 2,38
643 HASIL PENGUJIAN MUTU PRODUK TANAMAN 7.000.000.000 448.792.268 6,41
645 SARANA DAN BAHAN PENGENDALIAN OPT 101.854.354.000 38.490.000 0,04
II DEKONSENTRASI 107.814.400.000 9.024.602.900 8,37
641 FASILITAS PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT 105.960.575.000 8.994.272.900 8,49
644 PENERAPAN PENANGANAN DPI 1.853.825.000 30.330.000 1,64
NO KEGIATAN/SUB KEGIATAN/URAIAN/INDIKATOR OUTPUT PAGU ANGGARAN REALISASI ANGGARAN %
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
22 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Gambar 1. Rumus Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
Keterangan :
• E : Efisiensi
• RVK : Realisasi volume keluaran
• RAK : Realisasi anggaran per keluaran
• TVK : Target volume keluaran
• PAK : Pagu anggaran per keluaran
• n : Jumlah jenis keluaran
Semakin sedikit anggaran yang digunakan untuk mencapai indikator
kinerja yang maksimal maka nilai efisiensi samakin tinggi atau dalam definisi
lain, jika rasio penggunaan anggaran lebih rendah dari rasio pagu anggaran
untuk menghasilkan satu satuan capaian output kegiatan maka menunjukkan
penggunaan anggaran efisien, dan sebaliknya. Hasil analisis efisiensi
penggunaan sumber daya untuk setiap capaian output kegiatan ditunjukkan
pada tabel berikut.
Tabel 12. Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Kegiatan Utama Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan Triwulan I Tahun 2018
n
ikeTVKikePAK
ikeRVKikeRAK
E
n
i
%100_/_
_/_1
1
Item keluaranSatuan
keluaran
Target
Volume
Keluaran
(TVK)
Realisasi
Volume
Keluaran
(RVK)
Pagu Anggaran
per Keluaran
(PAK)
Realisasi
Anggaran per
Keluaran
(RAK)
1 PPHT Padi Ha 8.525 750 13.714.656 82.581 93,16%
2 PPHT Jagung Ha 1.560 30 3.354.600 10.150 84,27%
3 PPHT Kedelai Ha 760 10 1.826.500 4.649 80,66%
4 PPDPI Ha 400 40 1.853.825 13.333 92,81%
5 Gerdal Padi Kali 686 18 4.459.000 46.900 59,91%
6 Gerdal Jagung Kali 112 1 728.000 - 100,00%
7 Gerdal Kedelai Kali 65 1 422.500 6.500 0,00%
8Pengujian Mutu
Produk Tanaman
LHP/Sert
ifikat2.385 496 7.000.000 351.416 75,86%
73,33%
1-
(RAK/RVK)/
(PAK/TVK)
Realisasi Fisik (Rata-rata) 7,83
Rata - Rata Efisiensi
No
Keluaran (output ) Volume keluaran Anggaran (000 Rp)
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
23 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
c) Permasalahan Dan Upaya Tindak Lanjut
a. Permasalahan
Beberapa permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan
Triwulan I antara lain :
1. Pelaksanaan kegiatan tertunda karena menunggu proses revisi
DIPA Refocusing.
2. Penetapan Calon Petani dan Calon Lokasi (CPCL) terkendala
kesulitan dalam pencarian lahan baru yang sesuai dengan kriteria.
3. Pengadaan barang, mesin dan bahan pengujian (standar, reagen
dan solvent) terhambat karena beberapa barang harus indent dan
impor dari luar negeri.
4. Penyediaan bahan kimia untuk kebutuhan pengujian laboratorium
terhambat karena alasan keamanan (wajib masuk jalur merah yang
pemeriksaannya lebih mendetail) sehingga bahan tersebut tertahan
di bea cukai.
5. Proses pengadaan barang menggunakan e-katalog memerlukan
waktu yang relatif lama.
b. Upaya Tindak Lanjut
Upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan efektifitas
pelaksanaan kegiatan dan memberikan solusi terhadap permasalahan di
atas antara lain :
1. Verifikasi CPCL dilakukan sejak awal tahun berjalan dan
bekerjasama dengan semua pihak dan petugas terkait di daerah
untuk menemukan dan menetapkan CPCL sesuai dengan kriteria
yang disyaratkan.
2. Melakukan koordinasi intensif dengan Sekretariat Direktorat
Jenderal untuk mendorong percepatan penyelesaian proses revisi
DIPA refocusing.
3. Mempercepat penyelesaian petunjuk teknis/pelaksanaan kegiatan
dan mensosialisasikannya secara intensif kepada petugas dan
petani di daerah untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan
efektifitas pelaksanaan kegiatan.
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
24 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
4. Menyempurnakan petunjuk pelaksanaan pengamatan dan
pelaporan OPT/DPI untuk mendapatkan informasi perkembangan
OPT/DPI yang lebih cepat dan akurat sebagai bahan pertimbangan
dalam meingkatkan efisiensi dan efektifitas pengendalian OPT dan
penanggulangan DPI.
5. Melakukan pengadaan peralatan laboratorium melalui lelang Unit
Layanan Pengadaan (ULP) dan melakukan pemantauan terhadap
proses pengadaan barang, mesin dan bahan pengujian (standar,
reagen dan solvent).
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
25 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
IV. PENUTUP
Berdasarkan pengukuran capaian kinerja kegiatan perlindungan tanaman
pangan yang dilakukan pada periode Triwulan I (Januari-Maret) 2018, disimpulkan
bahwa kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dalam pengamanan
tanaman pangan dari gangguan OPT/DPI selama triwulan I termasuk dalam kategori
Sangat Berhasil. Keberhasilan tersebut merupakan hasil dari kegiatan pengamatan,
pencegahan dan pengendalian serangan OPT/DPI yang beberapa diantaranya telah
direalisasikan pada triwulan I antara lain : PPHT padi, jagung dan kedelai dengan
realisasi sebesar 7,28%, PPDPI telah direalisasikan sebesar 10%, gerakan
pengendalian padi, jagung dan kedelai direalisasikan sebesar 2,32% serta pengujian
mutu produk tanaman sebesar 20,80%.
Selain hasil dari pelaksanaan beberapa kegiatan utama, keberhasilan
pengamanan tanaman pangan dari gangguan OPT/DPI pada triwulan I tahun 2018
juga tak lepas dari peran aktif seluruh petugas baik di pusat maupun daerah dalam
melakukan monitoring dan pembinaan terhadap para petani untuk senantiasa
mengedepankan prinsip budidaya tanaman sehat, pengelolaan hama terpadu dan
respon cepat terhadap penanggulangan dampak perubahan iklim dengan tetap
memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Laboratorium pengujian mutu produk
juga berperan dalam memastikan sarana pengendali OPT yang tersedia selalu
terjamin mutu dan efektifitasnya. Realisasi pelaksanaan kegiatan dan capaian
kinerja tersebut menggunakan anggaran sebesar Rp. 10.277.388.605,- atau 4,13%
dari pagu anggaran setelah refocusing sebesar Rp. 248.853.654.000,-.
Dalam rangka mempertahankan capaian kinerja pada triwulan I maka
permasalahan-permasalahan yang dihadapi harus segera diantisipasi untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan kegiatan di bulan-bulan
berikutnya. Keputusan untuk melakukan revisi DIPA harus mempertimbangkan
dampak lamanya proses revisi terhadap pelaksanaan kegiatan di lapangan, jangan
sampai proses revisi yang terlalu lama justru menghambat pelaksanaan kegiatan
dan mengurangi efektifitas kegiatan. Identifikasi Calon Petani dan Calon Lokasi
(CPCL) harus dilakukan dengan cermat menggunakan data dan informasi yang
lengkap dan akurat serta melibatkan berbagai pihak terkait baik pusat maupun
daerah untuk mempercepat proses penetapan CPCL dan penyaluran bantuan.
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
26 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Selain itu sosialisasi petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan khususnya mengenai
kriteria dan persyaratan CPCL harus dilakukan secara massif dan intensif kepada
semua petugas dan petani sehingga pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan tepat
waktu dan tepat sasaran.
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
27 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
LAMPIRAN
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
28 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 1.
RENCANA DAN REALISASI ANGGARAN
DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2018
KEWENANGAN NO PROPINSI OUTPUT PAGU DIPA
1764.642 Fasilitas Dukungan Teknis
Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan
dari Gangguan OPT
1764.643 Hasil Pengujian Mutu Produk
Tanaman
1764.645 Sarana dan Bahan Pengendalian
OPT
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
1764.644 Penerapan Penanganan DPI
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
1764.644 Penerapan Penanganan DPI
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
1764.644 Penerapan Penanganan DPI
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
1764.644 Penerapan Penanganan DPI
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
1764.644 Penerapan Penanganan DPI
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
1764.644 Penerapan Penanganan DPI
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
1764.644 Penerapan Penanganan DPI
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
1764.644 Penerapan Penanganan DPI
10 JAMBI1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT1.905.980.000 30.000.000 1,57%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
1764.644 Penerapan Penanganan DPI
12 LAMPUNG1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT4.788.688.000 595.076.400 12,43%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
1764.644 Penerapan Penanganan DPI
14 KALIMANTAN TENGAH1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT1.975.796.000 259.900.000 13,15%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
1764.644 Penerapan Penanganan DPI
16 KALIMANTAN TIMUR1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT2.071.214.000 159.484.000 7,70%
17 SULAWESI UTARA1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT3.089.744.000 302.708.000 9,80%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
1764.644 Penerapan Penanganan DPI
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
1764.644 Penerapan Penanganan DPI
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
1764.644 Penerapan Penanganan DPI
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
1764.644 Penerapan Penanganan DPI
22 BALI1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT1.362.348.000 151.469.000 11,12%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
1764.644 Penerapan Penanganan DPI
24 NUSA TENGGARA TIMUR1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT2.818.846.000 93.000.000 3,30%
25 PAPUA1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT1.342.616.000 - 0,00%
26 BENGKULU1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT1.135.064.000 94.000.000 8,28%
28 MALUKU UTARA1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT1.390.316.000 224.800.000 16,17%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
1764.644 Penerapan Penanganan DPI
30 BANGKA BELITUNG1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT603.116.000 49.650.000 8,23%
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT
1764.644 Penerapan Penanganan DPI
32 KEPULAUAN RIAU1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT31.000.000 - 0,00%
33 PAPUA BARAT1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT1.522.816.000 - 0,00%
34 SULAWESI BARAT1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT1.351.232.000 - 0,00%
248.853.654.000 10.277.388.605 4,13%
1. KANTOR PUSAT
2. DEKONSENTRASI
REALISASI SP2D
0,00%
7,10%
5,57%
3,00%137.729.500
0,00%
1.901.133.000 49.900.000 2,62%
-
9,84%
3.590.986.000 501.144.700 13,96%
2.887.964.000 260.340.000 9,01%
3.062.105.000 78.408.350 2,56%
1.656.034.000 213.784.000 12,91%
2.725.713.000 354.975.000 13,02%
6.608.262.000 1.059.209.150 16,03%
3.524.909.000 346.817.800
120.910.000
250.000.000
- 6.489.158.000
3.519.892.000
2.171.683.000
4.592.943.000
3.078.427.000
11.205.724.000 1.415.047.800 12,63%
4.881.762.000 409.880.000 8,40%
10.123.874.000 - 0,00%
1.913.366.000 389.510.700 20,36%
DKI JAKARTA1
8.491.689.000 1.476.858.500 17,39%
141.039.254.000 1.252.785.705 0,89%
NUSA TENGGARA BARAT23
BANTEN29
GORONTALO31
SULAWESI SELATAN19
SULAWESI TENGGARA20
MALUKU21
KALIMANTAN BARAT13
KALIMANTAN SELATAN15
SULAWESI TENGAH18
8
RIAU9
SUMATERA SELATAN11
JUMLAH
JAWA BARAT2
JAWA TENGAH3
DI YOGYAKARTA4
JAWA TIMUR5
ACEH6
SUMATERA UTARA7
SUMATERA BARAT
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
29 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 2.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PANGAN DI INDONESIA
TAHUN 2013 – 2018 dan RERATA 5 TAHUN
ha
Ket : periode laporan 18 Mei 2018
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 2013 3.204.173 202.175 329 6,31 0,01 830.325 6.860 1 0,83 0,0002 115.976 1.581 1 1,36 0,001
2 2014 3.238.782 175.800 772 5,43 0,02 740.224 6.998 15 0,95 0,002 129.440 1.356 9 1,05 0,007
3 2015 3.854.571 137.615 224 3,57 0,01 808.073 6.318 29 0,78 0,004 135.638 1.255 0 0,93 0
4 2016 4.669.584 160.939 352 3,45 0,01 1.014.202 7.774 45 0,77 0,004 116.730 1.439 - 1,23 -
5 2017 4.128.115 154.548 1.490 3,74 0,04 1.164.346 5.075 10 0,44 0,001 71.097 291 - 0,41 -
3.819.045 166.215 634 4,35 0,02 911.434 6.605 20 0,72 0,002 113.776 1.184 2 1,04 0,002
6 2018 4.131.694 105.694 842 2,56 0,02 1.115.530 5.776 58 0,52 0,005 231.425 1.068 - 0,46 -
Rerata
No Tahun
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS)
Padi
Luas Serangan (LS)
Komoditas
Kedelai
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LTRasio LS thd LT
Jagung
Luas Tanam (LT)Rasio LS thd LT
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
30 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 3.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN PADI DI INDONESIA
TAHUN 2018
ha
Ket : periode laporan 18 Mei 2018
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 109.241 6.255 81 5,73 0,07
2 Sumatera Utara 289.637 2.231 - 0,77 -
3 Sumatera Barat 134.052 642 33 0,48 0,02
4 R i a u 8.011 350 - 4,37 -
5 J a m b i 41.959 295 11 0,70 0,03
6 Sumatera Selatan 185.027 6.420 25 3,47 0,01
7 Bengkulu 40.090 1.038 2 2,59 0,00
8 Lampung 239.302 5.697 8 2,38 0,003
9 Kep. Bangka Belitung 2.847 160 27 5,63 0,95
10 Kep. Riau 45 - -
11 DKI Jakarta 186 38 - 20,65 -
12 Jawa Barat 517.276 18.885 60 3,65 0,01
13 Jawa Tengah 554.616 17.599 114 3,17 0,02
14 DI Yogyakarta 37.425 1.883 - 5,03 -
15 Jawa Timur 602.187 12.778 355 2,12 0,06
16 Banten 92.858 6.238 35 6,72 0,04
17 B a l i 45.811 1.247 8 2,72 0,02
18 Nusa Tenggara Barat 165.345 2.081 - 1,26 -
19 Nusa Tenggara Timur 145.090 1.661 8 1,14 0,01
20 Kalimantan Barat 50.194 1.219 7 2,43 0,01
21 Kalimantan Tengah 61.843 367 - 0,59 -
22 Kalimantan Selatan 251.406 388 1 0,15 0,0003
23 Kalimantan Timur 15.541 2.157 1 13,88 0,004
24 Kalimantan Utara 325 0 - 0,06 -
25 Sulawesi Utara 42.203 880 - 2,08 -
26 Sulawesi Tengah 78.236 1.573 26 2,01 0,03
27 Sulawesi Selatan 260.010 3.204 19 1,23 0,01
28 Sulawesi Tenggara 66.232 3.665 11 5,53 0,02
29 Gorontalo 29.059 992 - 3,41 -
30 Sulawesi Barat 35.459 3.910 10 11,03 0,03
31 M a l u k u 3.003 443 - 14,74 -
32 Maluku Utara 5.933 258 - 4,35 -
33 Papua Barat 697 528 1 75,71 0,07
34 Papua 20.550 612 - 2,98 -
4.131.694 105.694 842 2,56 0,02 Jumlah
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LTNo Provinsi
2018
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
31 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 4.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN JAGUNG DI INDONESIA
TAHUN 2018
ha
Ket : periode laporan 18 Mei 2018
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 15.534 254 - 1,63 -
2 Sumatera Utara 77.531 132 - 0,17 -
3 Sumatera Barat 32.247 6 - 0,02 -
4 R i a u 1.294 55 - 4,27 -
5 J a m b i 2.231 18 - 0,78 -
6 Sumatera Selatan 22.918 134 - 0,58 -
7 Bengkulu 4.023 3 - 0,08 -
8 Lampung 96.889 189 - 0,20 -
9 Kep. Bangka Belitung 212 1 - 0,34 -
10 Kep. Riau 85 - -
11 DKI Jakarta - - -
12 Jawa Barat 29.149 200 - 0,69 -
13 Jawa Tengah 144.842 515 - 0,36 -
14 DI Yogyakarta 5.274 11 - 0,21 -
15 Jawa Timur 251.565 133 3 0,05 0,001
16 Banten 2.903 - - - -
17 B a l i 789 - -
18 Nusa Tenggara Barat 71.569 256 - 0,36 -
19 Nusa Tenggara Timur 39.492 393 - 1,00 -
20 Kalimantan Barat 7.601 21 - 0,27 -
21 Kalimantan Tengah 1.263 - -
22 Kalimantan Selatan 30.238 - -
23 Kalimantan Timur 3.387 55 - 1,61 -
24 Kalimantan Utara 50 - -
25 Sulawesi Utara 51.183 260 - 0,51 -
26 Sulawesi Tengah 16.778 162 - 0,96 -
27 Sulawesi Selatan 64.819 423 1 0,65 0,002
28 Sulawesi Tenggara 10.004 344 - 3,43 -
29 Gorontalo 72.812 1.655 47 2,27 0,06
30 Sulawesi Barat 21.154 417 - 1,97 -
31 M a l u k u 2.947 5 - 0,18 -
32 Maluku Utara 33.688 15 - 0,04 -
33 Papua Barat 117 63 8 53,82 6,44
34 Papua 946 59 - 6,20 -
1.115.530 5.776 58 0,52 0,01 Jumlah
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
2018
No Provinsi
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
32 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 5.
LUAS SERANGAN OPT UTAMA PADA TANAMAN KEDELAI DI INDONESIA
TAHUN 2018
ha
Ket : periode laporan 18 Mei 2018
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 3.680 193 - 5,24 -
2 Sumatera Utara 18.346 64 - 0,35 -
3 Sumatera Barat 625 - -
4 R i a u 3.738 90 - 2,42 -
5 J a m b i 2.973 11 - 0,36 -
6 Sumatera Selatan 2.220 60 - 2,70 -
7 Bengkulu 808 14 - 1,70 -
8 Lampung 10.450 164 - 1,57 -
9 Kep. Bangka Belitung 1 - -
10 Kep. Riau 0 - -
11 DKI Jakarta - - -
12 Jawa Barat 13.129 20 - 0,15 -
13 Jawa Tengah 12.301 40 - 0,32 -
14 DI Yogyakarta 3.433 - -
15 Jawa Timur 72.804 2 - 0,002 -
16 Banten 7.415 - -
17 B a l i 428 6 - 1,40 -
18 Nusa Tenggara Barat 16.443 30 - 0,18 -
19 Nusa Tenggara Timur 17.732 127 - 0,71 -
20 Kalimantan Barat 560 - -
21 Kalimantan Tengah 21 - -
22 Kalimantan Selatan 9.232 - -
23 Kalimantan Timur 19 - -
24 Kalimantan Utara 0 - -
25 Sulawesi Utara 9.456 78 - 0,82 -
26 Sulawesi Tengah 11.166 8 - 0,07 -
27 Sulawesi Selatan 6.296 13 - 0,21 -
28 Sulawesi Tenggara 2.237 88 - 3,92 -
29 Gorontalo 725 - - - -
30 Sulawesi Barat 4.989 45 - 0,90 -
31 M a l u k u 76 - -
32 Maluku Utara 25 - -
33 Papua Barat 17 7 - 40,46 -
34 Papua 80 10 - 12,81 -
231.425 1.068 - 0,46 - Jumlah
2018
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LTNo Provinsi
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
33 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 6.
LUAS BANJIR PADA TANAMAN PANGAN DI INDONESIA
TAHUN 2013 – 2018 DAN RERATA 5 TAHUN
ha
Ket : periode laporan 18 Mei 2018
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 2013 3.204.173 162.854 35.335 5,08 1,10 830.325 7.281 4.196 0,88 0,51 115.976 1.571 600 1,35 0,52
2 2014 3.238.782 242.980 115.549 7,50 3,57 740.224 6.115 2.158 0,83 0,29 129.440 570 434 0,44 0,34
3 2015 3.854.571 71.181 15.240 1,85 0,40 808.073 1.078 194 0,13 0,02 135.638 119 57 0,09 0,04
4 2016 4.669.584 113.818 26.916 2,44 0,58 1.014.202 4.289 1.606 0,42 0,16 116.730 4.686 2.998 4,01 2,57
5 2017 4.128.115 108.439 28.229 2,63 0,68 1.164.346 3.673 1.720 0,32 0,15 71.097 363 148 0,51 0,21
3.819.045 139.854 44.254 3,66 1,16 911.434 4.487 1.975 0,49 0,22 113.776 1.462 847 1,28 0,74
6 2018 4.131.694 71.064 17.699 1,72 0,43 1.115.530 1.474 443 0,13 0,04 231.425 235 67 0,10 0,03
Rerata
No Tahun
Komoditas
Padi Jagung Kedelai
Luas
Tanam (LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT Luas
Tanam (LT)
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT Luas
Tanam
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
34 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 7.
LUAS KEKERINGAN PADA TANAMAN PANGAN DI INDONESIA
TAHUN 2013 – 2018 DAN RERATA 5 TAHUN
ha
Ket : periode laporan 18 Mei 2018
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 2013 3.204.173 8.887 17 0,28 0,001 830.325 3.177 12 0,38 0,001 115.976 3 - 0,00 -
2 2014 3.238.782 95.073 7.515 2,94 0,23 740.224 10.429 864 1,41 0,12 129.440 443 46 0,34 0,04
3 2015 3.854.571 5.785 107 0,15 0,003 808.073 2.554 66 0,32 0,01 135.638 109 - 0,08 -
4 2016 4.669.584 45.705 2.209 0,98 0,05 1.014.202 48.581 19.090 4,79 1,88 116.730 1.617 50 1,39 0,04
5 2017 4.128.115 43.064 16.469 1,04 0,40 1.164.346 3.908 537 0,34 0,05 71.097 - - - -
3.819.045 39.703 5.263 1,04 0,14 911.434 13.730 4.114 1,51 0,45 113.776 434 19 0,38 0,02
6 2018 4.131.694 21.497 1.159 0,52 0,03 1.115.530 9.570 1.700 0,86 0,15 231.425 367 161 0,16 0,07
Komoditas
Padi Jagung Kedelai
Rerata
No TahunRasio LS thd LT
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS)
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
35 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 8.
LUAS BANJIR DAN KEKERINGAN PADA TANAMAN PADI DI INDONESIA
TAHUN 2018
ha
Ket : periode laporan 18 Mei 2018
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 109.241 3.215 6 2,94 0,01 16.477 502 15,08 0,46
2 Sumatera Utara 289.637 201 48 0,07 0,02 134 3 0,05 0,00
3 Sumatera Barat 134.052 28 4 0,02 0,00 84 5 0,06 0,00
4 R i a u 8.011 66 34 0,82 0,42 2 - 0,02 -
5 J a m b i 41.959 335 92 0,80 0,22 689 - 1,64 -
6 Sumatera Selatan 185.027 996 319 0,54 0,17 107 - 0,06 -
7 Bengkulu 40.090 - - - - - - - -
8 Lampung 239.302 19.123 8.847 7,99 3,70 - - - -
9 Kep. Bangka Belitung 2.847 36 - 1,26 - 32 12 1,12 0,42
10 Kep. Riau 45 - - - - - - - -
11 DKI Jakarta 186 - - - - - - - -
12 Jawa Barat 517.276 11.025 1.103 2,13 0,21 87 - 0,02 -
13 Jawa Tengah 554.616 16.738 3.466 3,02 0,62 - - - -
14 DI Yogyakarta 37.425 - - - - - - - -
15 Jawa Timur 602.187 7.209 1.471 1,20 0,24 438 32 0,07 0,01
16 Banten 92.858 874 118 0,94 0,13 382 - 0,41 -
17 B a l i 45.811 27 0 0,06 0,00 - - - -
18 Nusa Tenggara Barat 165.345 1.124 196 0,68 0,12 - - - -
19 Nusa Tenggara Timur 145.090 - - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 50.194 467 15 0,93 0,03 - - - -
21 Kalimantan Tengah 61.843 98 47 0,16 0,08 - - - -
22 Kalimantan Selatan 251.406 3.221 154 1,28 0,06 - - - -
23 Kalimantan Timur 15.541 902 459 5,80 2,95 5 - 0,03 -
24 Kalimantan Utara 325 - - - -
25 Sulawesi Utara 42.203 - - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 78.236 10 2 0,01 0,00 15 - 0,02 -
27 Sulawesi Selatan 260.010 4.702 1.280 1,81 0,49 3.009 603 1,16 0,23
28 Sulawesi Tenggara 66.232 41 - 0,06 - - - - -
29 Gorontalo 29.059 388 27 1,33 0,09 5 - 0,02 -
30 Sulawesi Barat 35.459 105 10 0,30 0,03 - - - -
31 M a l u k u 3.003 31 - 1,03 - - - - -
32 Maluku Utara 5.933 - - - - - - - -
33 Papua Barat 697 - - - - - - - -
34 Papua 20.550 106 3 0,52 0,01 32 1 0,15 0,00
4.131.694 71.064 17.699 1,72 0,43 21.497 1.159 0,52 0,03
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
2018
KEKERINGAN
Jumlah
No Provinsi
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS)
BANJIR
Rasio LS thd LT
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
36 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 9.
LUAS BANJIR DAN KEKERINGAN PADA TANAMAN JAGUNG DI INDONESIA
TAHUN 2018
ha
Ket : periode laporan 18 Mei 2018
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 15.534 140 10 0,90 0,06 37 - 0,24 -
2 Sumatera Utara 77.531 130 - 0,17 - 1.018 - 1,31 -
3 Sumatera Barat 32.247 1 - 0,00 - 8 - 0,02 -
4 R i a u 1.294 5 1 0,37 0,08 - - - -
5 J a m b i 2.231 88 39 3,92 1,73 26 5 1,17 0,22
6 Sumatera Selatan 22.918 1 - 0,00 - - - - -
7 Bengkulu 4.023 - - - - - - - -
8 Lampung 96.889 268 88 0,28 0,09 - - - -
9 Kep. Bangka Belitung 212 - - - - - - - -
10 Kep. Riau 85 - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 29.149 2 2 0,01 0,01 - - - -
13 Jawa Tengah 144.842 137 30 0,09 0,02 - - - -
14 DI Yogyakarta 5.274 - - - - - - - -
15 Jawa Timur 251.565 319 168 0,13 0,07 - - - -
16 Banten 2.903 - - - - - - - -
17 B a l i 789 - - - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat 71.569 11 4 0,02 0,01 8.441 1.695 11,79 2,37
19 Nusa Tenggara Timur 39.492 - - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 7.601 - - - - - - - -
21 Kalimantan Tengah 1.263 - - - - - - - -
22 Kalimantan Selatan 30.238 3 - 0,01 - - - - -
23 Kalimantan Timur 3.387 - - - - - - - -
24 Kalimantan Utara 50 - - - - - - - -
25 Sulawesi Utara 51.183 - - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 16.778 10 - 0,06 - - - - -
27 Sulawesi Selatan 64.819 - - - - - - - -
28 Sulawesi Tenggara 10.004 - - - - - - - -
29 Gorontalo 72.812 58 55 0,08 0,08 5 - 0,01 -
30 Sulawesi Barat 21.154 302 47 1,43 0,22 - - - -
31 M a l u k u 2.947 - - - - - - - -
32 Maluku Utara 33.688 - - - - - - - -
33 Papua Barat 117 - - - - - - - -
34 Papua 946 - - - - 35 - 3,65 -
1.115.530 1.474 443 0,13 0,04 9.570 1.700 0,86 0,15
Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Jumlah
No Provinsi
2018
BANJIR KEKERINGAN
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
37 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 10.
LUAS BANJIR DAN KEKERINGAN PADA TANAMAN KEDELAI DI INDONESIA
TAHUN 2018
ha
Ket : periode laporan 18 Mei 2018
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 3.680 - - - - 37 - 1,01 -
2 Sumatera Utara 18.346 2 - 0,01 - 16 - 0,09 -
3 Sumatera Barat 625 - - - - 3 - 0,40 -
4 R i a u 3.738 120 25 3,21 0,67 22 - 0,59 -
5 J a m b i 2.973 13 5 0,42 0,16 118 - 3,97 -
6 Sumatera Selatan 2.220 - - - - - - - -
7 Bengkulu 808 - - - - - - - -
8 Lampung 10.450 42 26 0,40 0,25 - - - -
9 Kep. Bangka Belitung 1 - - - - - - - -
10 Kep. Riau 0 - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 13.129 - - - - - - - -
13 Jawa Tengah 12.301 12 2 0,10 0,02 - - - -
14 DI Yogyakarta 3.433 - - - - - - - -
15 Jawa Timur 72.804 10 - 0,01 - - - - -
16 Banten 7.415 - - - - - - - -
17 B a l i 428 - - - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat 16.443 1 - 0,01 - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur 17.732 - - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 560 - - - - - - - -
21 Kalimantan Tengah 21 - - - - 161 161 755,87 755,87
22 Kalimantan Selatan 9.232 - - - - - - - -
23 Kalimantan Timur 19 - - - - - - - -
24 Kalimantan Utara 0 - - - - - -
25 Sulawesi Utara 9.456 - - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 11.166 24 - 0,21 - - - - -
27 Sulawesi Selatan 6.296 - - - - - - - -
28 Sulawesi Tenggara 2.237 - - - - 10 - 0,45 -
29 Gorontalo 725 - - - - - - - -
30 Sulawesi Barat 4.989 12 9 0,24 0,18 - - - -
31 M a l u k u 76 - - - - - - - -
32 Maluku Utara 25 - - - - - - - -
33 Papua Barat 17 - - - - - - - -
34 Papua 80 - - - - - - - -
231.425 235 67 0,10 0,03 367 161 0,16 0,07
Rasio LS thd LT
2018
BANJIR KEKERINGAN
Jumlah
No Provinsi
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT Luas Serangan (LS)
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
38 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 11.
RENCANA DAN REALISASI PPHT TAHUN 2018
Rencana Realisasi % Rencana Realisasi % Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %
1 Aceh 300 - 30 - 20 - 350 - -
2 Sumatera Utara 450 - 30 - 20 10 - 500 10 2,00
3 Sumatera Barat 300 - 45 - - 345 - -
4 Riau 75 - 15 - - 90 - -
5 Jambi 125 - 15 - 20 - 160 - -
6 Sumatera Selatan 450 - 165 - 10 - 625 - -
7 Bengkulu 100 - 15 - - - 115 - -
8 Lampung 450 - 135 - 80 - 665 - -
9 Bangka Belitung 25 - - - - - 25 - -
10 Kep. Riau - - - - - - - - -
11 Banten 225 - 45 - 30 - 300 - -
12 DKI Jakarta - - - - - - - - -
13 Jawa Barat 600 50 8,33 75 15 20,00 20 - 695 65 9,35
14 Jawa Tengah 1100 - 105 - 80 - 1.285 - -
15 DI.Yogyakarta 175 25 14,29 45 - 20 - 240 25 10,42
16 Jawa Timur 1.225 50 4,08 165 15 9,09 100 - 1.490 65 4,36
17 Bali 75 - - - - 75 - -
18 NTB 525 525 100,00 75 - 50 - 650 525 80,77
19 NTT 150 - 60 - 10 - 220 - -
20 Kalimantan Barat 300 - 30 - 20 - 350 - -
21 Kalimantan Tengah 150 - 15 - 20 - 185 - -
22 Kalimantan Selatan 350 - 45 - 30 - 425 - -
23 Kalimantan Timur 100 - 15 - 10 - 125 - -
24 Kalimantan Utara - - - 20 - - - -
25 Sulawesi Utara 225 - 90 - 10 - 325 - -
26 Sulawesi Tengah 200 - 30 - 150 - 380 - -
27 Sulawesi Selatan 425 100 23,53 90 - 30 - 545 100 18,35
28 Sulawesi Tenggara 125 - 90 - 10 - 225 - -
29 Gorontalo 75 - 90 - - 165 - -
30 Sulawesi Barat 50 - 15 - - 65 - -
31 Maluku 100 - 15 - - 115 - -
32 Maluku Utara 25 - - - - 25 - -
33 Papua Barat 25 - - #DIV/0! - - 25 - -
34 Papua 25 - 15 - - 40 - -
8.525 750 8,80 1.560 30 1,92 760 10 1,32 10.825 790 7,30 Jumlah (Ha)
No. Provinsi
PPHT (Ha)
Padi Jagung Kedelai Total
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
39 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 12.
RENCANA DAN REALISASI PPDPI TAHUN 2018
Rencana Realisasi % Capaian
1 Aceh 20 -
2 Sumatera Utara 20 -
3 Sumatera Barat 40 -
4 Riau 20 -
5 Jambi #DIV/0!
6 Sumatera Selatan 30 -
7 Bengkulu #DIV/0!
8 Lampung #DIV/0!
9 Bangka Belitung -
10 Kep. Riau -
11 Banten 20 -
12 DKI Jakarta -
13 Jawa Barat 30 -
14 Jawa Tengah 20 -
15 DI.Yogyakarta 10 10 100,00
16 Jawa Timur 40 -
17 Bali -
18 NTB 10 -
19 NTT -
20 Kalimantan Barat 10 -
21 Kalimantan Tengah -
22 Kalimantan Selatan 10 -
23 Kalimantan Timur -
24 Kalimantan Utara
25 Sulawesi Utara -
26 Sulawesi Tengah 10 -
27 Sulawesi Selatan 40 30 75,00
28 Sulawesi Tenggara 50 -
29 Gorontalo 10 -
30 Sulawesi Barat -
31 Maluku 10 -
32 Maluku Utara -
33 Papua Barat -
34 Papua -
400 40 10,00
No ProvinsiPPDPI (Ha)
Jumlah (Ha)
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
40 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 13.
RENCANA DAN REALISASI GERAKAN PENGENDALIAN TAHUN 2018
Rencana Realisasi % Capaian Rencana Realisasi % Capaian Rencana Realisasi % Capaian Rencana Realisasi%
Capaian
1 Aceh 28 - 4 0,00 2 0,00 34 - -
2 Sumatera Utara 43 - 2 0,00 2 1 50,00 47 1 2,13
3 Sumatera Barat 30 - 2 0,00 2 34 - -
4 Riau 5 - 1 0,00 6 - -
5 Jambi 5 - 1 1 0,00 7 - -
6 Sumatera Selatan 40 - 11 0,00 4 0,00 55 - -
7 Bengkulu 5 1 20,00 1 1 6 2 33,33
8 Lampung 31 - 10 0,00 5 0,00 46 - -
9 Bangka Belitung 1 - 1 - -
10 Kep. Riau 0 -
11 Banten 17 6 35,29 1 0,00 1 0,00 19 6 31,58
12 DKI Jakarta 0 - -
13 Jawa Barat 80 5 6,25 10 0,00 5 0,00 95 5 5,26
14 Jawa Tengah 73 - 7 0,00 5 0,00 85 - -
15 DI.Yogyakarta 5 - 1 0,00 1 0,00 7 - -
16 Jawa Timur 85 2 2,35 10 0,00 95 2 2,11
17 Bali 5 - 5 - -
18 NTB 38 - 5 0,00 7 0,00 50 - -
19 NTT 12 2 16,67 11 0,00 2 25 2 8,00
20 Kalimantan Barat 27 - 2 0,00 1 30 - -
21 Kalimantan Tengah 9 - 1 1 11 - -
22 Kalimantan Selatan 25 - 6 0,00 2 33 - -
23 Kalimantan Timur 6 - 6 - -
24 Kalimantan Utara 0 -
25 Sulawesi Utara 19 - 4 0,00 2 0,00 25 - -
26 Sulawesi Tengah 12 - 3 0,00 1 16 - -
27 Sulawesi Selatan 60 2 3,33 15 0,00 5 0,00 80 2 2,50
28 Sulawesi Tenggara 5 - 5 0,00 2 0,00 12 - -
29 Gorontalo 9 - 4 0,00 1 14 - -
30 Sulawesi Barat 5 - 2 0,00 1 8 - -
31 Maluku 2 - 1 0,00 2 5 - -
32 Maluku Utara 1 - 1 0,00 2 - -
33 Papua Barat 1 - #DIV/0! 1 - -
34 Papua 2 - 1 3 - -
686 18 2,62 112 1 0,89 65 1 1,54 863 20 2,32 JUMLAH
NO PROVINSI
Gerakan Pengendalian (Unit)
Padi Jagung Kedelai Total
Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2018
41 Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Lampiran 14.
PENGADAAN PESTISIDA TAHUN 2018
Volume
Kg/Liter
1 Aceh 3.000
2 Sumatera Utara -
3 Sumatera Barat -
4 Riau -
5 Jambi -
6 Sumatera Selatan 6.500
7 Bengkulu -
8 Lampung 2.200
9 Bangka Belitung -
10 Kep. Riau -
11 Banten 4.105
12 DKI Jakarta -
13 Jawa Barat 11.688
14 Jawa Tengah 11.650
15 DI.Yogyakarta -
16 Jawa Timur 13.200
17 Bali -
18 NTB 2.500
19 NTT -
20 Kalimantan Barat -
21 Kalimantan Tengah -
22 Kalimantan Selatan -
23 Kalimantan Timur -
24 Kalimantan Utara -
25 Sulawesi Utara 2.750
26 Sulawesi Tengah -
27 Sulawesi Selatan -
28 Sulawesi Tenggara -
29 Gorontalo 2.400
30 Sulawesi Barat -
31 Maluku -
32 Maluku Utara -
33 Papua Barat -
34 Papua -
59.993 JUMLAH
NO PROVINSI