Post on 30-Nov-2021
1
BAB I
KEMENTERIAN SOSIAL RI TAHUN 2016
LAPORAN KINERJA
(LKj)
PANTI SOSIAL
BINA RUNGU WICARA “EFATA” KUPANG
2016
2
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum
Penyusunan LAKIN PSBRW Efata dilaksanakan berdasarkan Peraturan
Presiden Nomor 9 tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi,
dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia yang mewajibkan setiap
Kementerian untuk menerapkan sistem akuntabilitas kinerja aparatur dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Instansi Pemerintah (AKIP) diikuti dengan Surat Keputusan Kepala
Lembaga Administrasi Negara Nomor 589/IX/6/Y/1999 tentang Pedoman Penyusunan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan disempurnakan dengan
Keputusan Kepala Lembaga Adminstrasi Negara nomor 239/9/6/8/2003 tentang
Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
menegaskan bahwa Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dilaksanakan untuk
mewujudkan akuntabilitas kinerja melalui perbaikan manajemen kepemerintahan
termasuk sistem perencanaan kinerja, pengukuran, dan pelaporan.
Mengacu pada pedoman yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah serta Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi yang antara lain mewajibkan seluruh pejabat pemerintahan
untuk membuat penetapan kinerja, menuntut usaha keras lembaga pemerintahan dalam
mewujudkan good governance.
Reformasi birokrasi yang dicanangkan pemerintah untuk perbaikan pelayanan
kepada publik yang mengarah pada sistem pelayanan prima mengharuskan lembaga
untuk menyampaikan informasi kinerjanya bukan hanya kepada pemerintah yang di
atasnya melainkan juga kepada masyarakat luas. PSBRW Efata Kupang dalam
mewujudkan reformasi birokrasi melakukan penyempurnaan standar operasional
prosedur, pengkajian program bimbingan, pengembangan jejaring kerja, penyampaian
informasi kepada masyarakat yang kesemuanya bermuara pada peningkatan kualitas
pelayanan.
Dalam rangka pencapaian reformasi birokrasi tentunya PSBRW Efata Kupang
mengalami berbagai macam kendala antara lain:
3
1. Sumber daya manusia yang kurang memahami tugas pokok dan fungsinya sehingga
proses pelayanan kurang maksimal.
2. Sistem manajemen kepegawaian belum mampu mendorong pencapaian kerja yang
profesional sesuai dengan beban kerja dan tanggung jawab yang diberikan.
3. Kurang berlakunya etos kerja yang tinggi sehingga berpengaruh kepada disiplin dan
produktivitas pegawai.
Salah satu pemecahan masalah dari hal-hal tersebut di atas adalah dengan
penerapan manajemen berbasis kinerja yang berorientasi pada hasil. Agar penerapan
manajemem berbasis kinerja berjalan lebih maksimal, perlu dikembangkan sistem
evaluasi atau penilaian kinerja. Oleh karena itu LAKIN adalah salah satu cara untuk
mengevaluasi dan menilai kinerja suatu lembaga. Selain itu, LAKIN juga mempunyai
fungsi ganda, di satu sisi merupakan alat kendali, alat penilai kinerja secara kuantitatif,
dan sebagai wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi PSBRW Efata Kupang
dalam rangka mendukung terwujudnya good governance, yang didasarkan pada
peraturan perundang‐undangan yang berlaku, kebijakan yang transparan, dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Di sisi lain, LAKIN merupakan salah satu
alat untuk memacu peningkatan kinerja setiap seksi yang ada di lingkungan PSBRW
Efata Kupang.
B. Gambaran Tentang Lembaga
Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Efata” Kupang merupakan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) di bawah koordinasi langsung Dirjen Rehabilitasi Sosial Kementerian
Sosial RI yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Secara teknis, PSBRW Efata
Kupang memberikan pelayanan dan rehabilitasi bagi Penyandang Disabilitas Rungu
Wicara (PDRW).
Dalam melaksanakan pelayanan dan rehabilitasi sosial terhadap Penyandang
Disabilitas Rungu Wicara (PDRW), fungsi PSBRW Efata Kupang adalah:
1. Penyusunan rencana dan program, evaluasi dan laporan.
2. Pelaksanaan registrasi, observasi, identifikasi, diagnosa sosial dan perawatan
3. Pelaksanaan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang meliputi bimbingan sosial,
mental, fisik dan keterampilan.
4. Pelaksanaan resosialisasi, penyaluran dan bimbingan lanjut.
5. Pelaksanaan pemberian perlindungan sosial, advokasi, informasi dan rujukan.
4
6. Pelaksanaan pusat model pelayanan rehabilitasi dan perlindungan sosial
7. Pelaksanaan urusan tata usaha.
Berdasarkan kedudukan, tugas dan fungsi sebagaimana dikemukakan terlihat
bahwa PSBRW Efata Kupang memegang peran penting dalam mewujudkan
kesejahteraan sosial khususnya kesejahteraan sosial penyadang disabilitas sebagaimana
diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
serta pencapaian program rehabilitasi kesejahteraan sosial untuk meningkatkan
pelayanan penerima manfaat sebagai salah satu program prioritas nasional tahun 2016.
Pelaksanaan tugas dan fungsi PSBRW Efata Kupang secara lebih konkrit
dijabarkan melalui Renstra yang didalamnya tertuang visi, misi, tujuan, sasaran strategis
dan target kinerja dan diukur dengan indikator kinerja berupa output dan outcome beserta
target tahunan yang jelas. Fokus dari Renstra periode 2015-2019 PSBRW “Efata”
Kupang adalah meningkatnya kualitas dan profesionalisme penyelenggaraan pelayanan
dan rehabilitasi sosial terhadap PDRW yang memiliki daya saing (competitive
advantage) dan berorientasi kepada kepuasan penerima pelayanan (customer satisfaction)
dengan menerapkan standarisasi pelayanan, mengembangkan jangkauan pelayanan
(outreach), peningkatan profesionalisme petugas dan peningkatan aksesibilitas informasi
serta peningkatan dukungan manajemen yang transparan dan akuntabel.
Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial Nomor 106/HUK/2009, tanggal 30
September 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial di Lingkungan
Departemen Sosial. PSBRW Efata Kupang terdiri dari Kepala Panti, Subbag Tata
Usaha, seksi Program dan Advokasi Sosial, seksi Rehabilitasi Sosial dan dan kelompok
jabatan fungsional ditambah dengan sheltered workshop. Struktur Organisasi dan Tata
Kerja PSBRW Efata Kupang terlihat pada gambar di bawah ini:
5
K E P A L A
SUB.BAG. TATA USAHA
SEKSI PROGRAM DAN
ADVOKASI SOSIAL SEKSI REHABILITASI
SOSIAL
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
INSTALASI PRODUKSI ( SHELTER WORKSHOP )
Gambar 1. Struktur Organisasi PSBRW Efata Kupang.
Uraian tugas dari masing-masing seksi sesuai Peraturan Menteri Sosial RI Nomor
106/HUK/2009, tanggal 30 September 2009 terdiri dari : 1. Subbag Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan penyusunan rencana
anggaran, urusan surat menyurat, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga
serta kehumasan.
2. Seksi Program dan Advokasi Sosial mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana
program pelayanan rehabilitasi sosial, pemberian informasi, advokasi sosial dan
kerjasama, penyiapan bahan standarisasi pelayanan, resosialisasi, pemantauan serta
evaluasi pelaporan.
3. Seksi Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas melakukan observasi, identifikasi, registrasi,
pemeliharaan jasmani dan penetapan diagnosa, perawatan, bimbingan pengetahuan dasar
pendidikan, mental, sosial, fisik, keterampilan, penyaluran dan bimbingan lanjut.
4. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai jabatan
fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Sheltered workshop di PSBRW Efata Kupang mempunyai tugas kegiatan keterampilan
kerja yang bersifat ekonomis, produktif bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial
pasca rehabilitasi agar mampu berperan aktif dalam masyarakat.
6
Memperhatikan Struktur Organisasi dan Tata Kerja sebagaimana tersaji
pada Gambar 1 terlihat bahwa PSBRW Efata Kupang ini mempunyai kelengkapan
manajemen dan organisasi yang mamadai untuk melaksanakan kebijakan,
strategi, sasaran dan program rehabilitasi sosial yang ditetapkan. Kelengkapan
organisasi yang memadai disertai kejelasan dan legalisasi tugas pokok dan fungsi,
memungkinkan terlaksananya prinsip tugas dibagi habis, sehingga pelaksanaan
pelayanan dapat terlaksana secara sistemik, efektif dan efisien. Namun demikian,
dengan terbaginya kegiatan dalam seksi menuntut koordinasi dan sinergi diantara unit-
unit pelayanan.
Untuk mendukung penyelenggaraan rehabilitasi sosial penyandang disabilitas
rungu wicara dengan hukum sesuai tugas pokok dan fungsi, ketersediaan SDM
PSBRW “Efata” Kupang memiliki komposisi yang multidisipliner. Setiap pegawai
pada umumnya sudah memiliki keterampilan dan pengalaman kerja yang
sangat memadai dan dapat diandalkan, selain itu secara kuantitatif cukup untuk
mendukung optimalisasi tugas pokok dan fungsi lembaga dalam mendukung
terlaksananya kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
C. Peran Strategis
Era globalisasi semakin menuntut negara-negara bersaing untuk berkiprah di
kancah internasional. Untuk dapat bersaing, bukan hanya dengan sumber daya alam
yang melimpah tetapi negara diharuskan mempunyai sumber daya manusia yang
berkualitas. Karenanya pembinaan dan peningkatan kesejahteraan penerima manfaat
sangat diperlukan, hal ini dilandasi adanya kenyataan bahwa dalam masyarakat masih
terdapat penerima manfaat yang mengalami hambatan kesejahteraan baik rohani,
jasmani, sosial maupun ekonominya.
Untuk menanggulangi permasalahan kesejahteraan sosial penyandang disabilitas
rungu wicara perlu adanya suatu wadah yang presentatif yang dapat memberikan
penanganan secara profesional dan terpadu sehingga permasalahan yang dihadapi
penerima manfaat dapat tertangani dengan baik.
Penanganan permasalahan penerima manfaat tidak dapat dilakukan sendiri oleh
seseorang atau oleh satu lembaga saja karena permasalahan penerima manfaat dalam hal
ini Penyandang Disabilitas Rungu Wicara (PDRW) memiliki sifat yang kompleks
sehingga didalam penanganan masalah penerima manfaat diperlukan suatu kerja sama
antar lembaga. Salah satu lembaga yang memberikan penanganan terhadap permasalahan
PDRW adalah PSBRW Efata Kupang yang merupakan satu-satunya Unit Pelayanan
Teknis (UPT) dari Kementerian Sosial RI yang berada di Nusa Tenggara Timur yang
menangani permasalahan kesejahteraan sosial penyandang disabilitas rungu wicara.
7
Pada awalnya segmen pelayanan rehabilitasi sosial yang diberikan PSBRW Efata Kupang
adalah kepada penerima manfaat diwilayah Nusa Tenggara Timur.
Dalam perkembangannya sejalan dengan era globalisasi, maka jangkauan
pelayanan lebih di luas meliputi Nusa Tenggara barat, Bali, Ternate, dan Papua.
PSBRW Efata Kupang mempunyai tugas untuk memberikan bimbingan,
pelayanan dan rehabilitasi yang bersifat preventif, kuratif, rehabilitatif, promotif dalam
bentuk bimbingan fisik, mental, sosial, dan pelatihan ketrampilan, resosialisasi, serta
bimbingan lanjut agar penerima manfaat memiliki sikap, perilaku dan kepribadian secara
wajar dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pelayanan rehabilitasi sosial bagi penyandang
disabilitas rungu wicara (PDRW) di PSBRW Efata Kupang dilaksanakan dalam bentuk
sistem panti.
Secara Teknis Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Efata” Kupang menangani dan
merehabilitasi Penyandang Disabilitas Rungu Wicara melalui pelayanan dalam panti dan
luar panti. Pelayanan Rehabilitasi Sosial yang dilaksanakan oleh PSBRW Efata Kupang
merupakan suatu upaya pemerintah dalam menangani suatu permasalahan kesejahteraan
sosial (PMKS) yang dasarkan pada Peraturan Menteri Sosial Nomor 106/HUK/2009,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial di Lingkungan Departemen Sosial pada
pasal 19 tentang Jenis dan Tugas Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Efata” Kupang yaitu
memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat kuratif,
rehabilitative, promotif dalam bentuk bimbingan pengetahuan dasar pendidikan, fisik,
mental, sosial, pelatihan ketrampilan, resosialisasi bimbingan lanjut bagi pdrw agar
mampu mandiri dan berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta pengkajian dan
penyiapan standar pelayanan dan rujukan.
Adapun peran strategis dari PSBRW “Efata” Kupang berdasarkan dari
Peraturan menteri Sosial RI yaitu :
1. Memberikan Pelayanan Rehabilitasi Sosial bagi PDRW.
2. Menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat terkait dengan pelaksanaan
Pelayanan Rehabilitasi Sosial bagi PDRW.
3. Melaksanakan sosialisasi dengan instansi terkait dalam penanganan dan rujukan
PDRW.
Dengan demikian peran dan posisi yang strategis ini maka PSBRW Efata
merupakan unsur yang sangat penting keberadaannya dalam rangka menangani
permasalahan-permasalahan kesejahteraan sosial di area lingkup kerjanya.
8
BAB II
PERENCANAAN STRATEGIS DAN PERJANJIAN KINERJA
AA.. RReennccaannaa SSttrraatteeggiiss 22001155 ––– 22001199
Rencana Strategis 2015–2019 PSBRW Efata Kupang disusun dalam rangka pelaksanaan
tugas dan fungsi PSBRW “Efata” Kupang sesuai Permensos RI No.
106/HUK/2009 serta dalam kerangka Renstra Kementerian Sosial dan Renstra Ditjen
Rehabilitasi Sosial 2015-2019. Dengan adanya Renstra ini, pelaksanaan tugas PSBRW
Efata Kupang diharapkan lebih terarah, sistemik dan sistematik, sehingga tujuan dan
hasil yang diharapkan dapat tercapai secara optimal.
Sebagai lembaga pelayanan sosial yang akan mengimplementasikan manajemen berbasis
kinerja (Performance Based Management), PSBRW Efata Kupang bertekad untuk
mewujudkan pelayanan prima (excellence service), pelayanan yang memuaskan, terbaik,
mengungguli pelayanan yang diberikan pihak lain atau lebih baik daripada pelayanan
waktu yang lalu. Tekad ini di ditegaskan dengan visi:
“Mewujudkan PSBRW Efata Kupang Sebagai Lembaga Pelayanan dan Rehabilitasi
Sosial Penyandang Disabilitas Rungu Wicara Yang
Bermutu, Terpercaya dan Profesional”
Sebagai penjabaran dari visi ini, ditetapkankanlah lima misi yang menggambarkan
kegiatan yang akan dilaksanakan guna mewujudkannya, yaitu:
1. Peningkatan profesionalitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam melaksanaan tugas
pokok dan fungsinya.
2. Peningkatan penyelenggaraan pelayanan rehabilitasi sosial sesuai Standar
Operasional Prosedur (SOP).
3. Peningkatkan dan optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana dalam
penyelenggaraan pelayanan rehabilitasi sosial.
4. Mengembangan jaringan kerja dalam penyelenggaraan rehabilitasi sosial.
5. Penyelenggaraan fungsi promotif lembaga secara optimal
Selanjutnya dalam rangka melaksanakan misi dirumuskan tujuan (goals) organisasi ke
dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional. Tujuan ini merupakan penjabaran atau
implementasi dari pernyataan misi yang akan dilaksanakan atau dihasilkan dalam jangka
9
waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Dengan diformulasikannya tujuan ini maka apa
yang harus dilaksanakan oleh PSBRW Efata dalam melaksanakan visi dan misinya
dapat secara tepat diketahui.
Dalam Renstra PSBRW “Efata” Kupang tahun 2015-2019, tujuan PSBRW “Efata”
Kupang dalam rangka melaksanakan rehabilitasi sosial, adalah:
1. Meningkatnya kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pegawai pelayanan dan
rehabilitasi sosial
2. Meningkatnya kualitas pelayanan dan rehabilitasi sosial Penyandang Disabilitas
Rungu Wicara(PDRW).
3. Meningkat dan optimalnya pemanfaatan sarana dan prasarana dalam
penyelenggaraan pelayanan dan rehabilitasi sosial PDRW .
4. Berkembangnya jejaring kerja/networking dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
sosial PDRW.
5. Terselenggaranya fungsi promotif lembaga secara optimal.
6. Terlaksananya advokasi sosial bagi PDRW.
Tujuan tersebut dijabaran ke dalam sasaran yang lebih spesifik dan terukur, yang
menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun dan
dialokasikan dalam lima periode tahunan melalui serangkaian kegiatan yang dijabarkan
dalam Rencana Kinerja (Performance Plan). Penetapan sasaran strategis digunakan
untuk menentukan fokus kegiatan dan alokasi sumber daya dalam operasional organisasi
tiap-tiap tahun. Sasaran strategis sesuai Renstra PSBRW Efata Kupang adalah:
1. Meningkatnya kemandirian Penyandang Disabilitas.
2. Terlaksananya Rehabilitasi Sosial.
3. Terlaksananya perencanaan program rehabilitasi sosial.
4. Terpecahkannya kasus-kasus yang dihadapi Penerima manfaat.
5. Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan sosial dalam panti.
Mengacu pada visi, misi, tujuan dan sasaran strategis serta mempertimbangkan sumber
daya yang ada, kegiatan pokok PSBRW “Efata” Kupang Tahun 2015-2019 terdiri
dari:
10
1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia petugas pelayanan
Sebagai Unit Pelaksana Teknis yang menyelenggarakan pelayanan dan rehabilitasi
sosial, kualitas pelayanan merupakan tujuan utama kegiatan PSBRW “Efata”
Kupang. Beberapa prasyarat yang perlu dipenuhi agar pelayanan dan rehabilitasi
yang diselenggarakan PSBRW “Efata” Kupang mencapai kualitas sesuai harapan
masyarakat, yaitu: 1) Responsiveness yaitu kemampuan dan kesediaan untuk melayani
dengan baik; 2) Reliability yaitu kemampuan untuk melakukan pelayanan sesuai
dengan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan; 3) Empathy yaitu rasa
peduli untuk memberikan perhatian dan memahami kebutuhan penerima pelayanan;
4) Assurance yaitu jaminan pengetahuan, kesopanan, keramahan petugas serta sifat
dapat dipercaya sehingga penerima pelayanan merasa aman dan terbebas dari risiko;
dan 5) Tangibles, yaitu semua kenampakan fisik yang langsung terlihat seperti
fasilitas fisik, perlengkapan peralatan, penampilan karyawan, serta berbagai sarana
dan prasarana.
Kegiatan peningkatan kapasitas diarahkan pada peningkatan profesionalisme petugas
pelayanan melalui penumbuhan dan pengembangan disiplin kerja, etos kerja,
pengetahuan dan keterampilan teknis serta administrasi pelayanan, mencakup:
a. Pembinaan kesadaran, motivasi, disiplin dan tanggungjawab
b. Pengembangan karir
c. Peningkatan kesejahteraan
d. Pendidikan dan pelatihan
e. Bimbingan teknis
f. Kesempatan belajar
Indikator kinerja peningkatan kapasitas SDM yaitu meningkatnya kompetensi,
motivasi dan kinerja pegawai. Bisa dilihat dari DP3 dan jumlah pegawai yang
mendapatkan kesempatan belajar atau pendidikan dan pelatihan.
2. Rehabilitasi Sosial bagi penerima manfaat yang memperoleh perlindungan dan
rehabilitasi sosial di dalam panti.
Rehabilitasi sosial merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan fisik,
mental, sosial dan keterampilan bagi penerima manfaat untuk menuju keberfungsian
sosialnya. Pelaksanaan rehabilitasi sosial sesuai tahapan sebagaimana diatur dalam
Keputusan Menteri Sosial Nomor 40/HUK/2004 tentang tahapan rehabilitasi sosial di
dalam panti, meliputi:
11
a. Pendekatan awal
b. Penerimaan
c. Pengasramaan
d. Orientasi
e. Asesmen
f. Perumusan rencana intervensi
g. Bimbingan sosial, mental, fisik, dan keterampilan
h. Resosialisasi
i. Penyaluran
j. Bimbingan lanjut
k. Terminasi
3. Rehabilitasi Sosial bagi penerima manfaat yang memperoleh perlindungan dan
rehabilitasi sosial di luar panti.
Dalam rangka memperluas meningkatkan kualitas pelayanan rehabilitasi panti bagi
penerima manfaat yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan pelayanan dalam
panti dan juga pelayanan yang sifatnya kedaruratan. Maka PSBRW “Efata” Kupang
melaksanakan kegiatan berupa:
a. Penjangkauan
b. TRC
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan yang berorientasi pada kepuasan
penerima pelayanan, rehabilitasi sosial yang diselenggarakan dilaksanakan sesuai
standar pelayanan baik dalam proses maupun capaian hasilnya. Standar yang
digunakan antara lain:
a. Ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku
b. Standar pelayanan minimal (SPM)
c. Standar operasional prosedur (SOP)
d. Buku-buku panduan
e. Standar lain yang ditetapkan.
12
Indikator kinerja rehabilitasi sosial adalah penerima manfaat menjadi berfungsi sosial,
yaitu mandiri dengan pengertian dapat mengatasi masalahnya dengan memanfaatkan
potensi dan sistem sumber yang ada serta melaksanakan tugas dan perannya sebagai
anak sesuai dengan usia perkembangannya di masyarakat.
4. Peningkatan dan optimalisasi sarana dan prasarana
Tujuan peningkatan dan optimalisasi sarana dan prasarana adalah memberikan akses /
kemudahan bagi penerima manfaat dalam memanfaatkan sarana dan prasarana untuk
mendukung pelayanan rehabilitasi sosial yang didapatnya. Peningkatan dan
optimalisasi sarana dan prasarana, kegiatannya meliputi:
a. Penyediaan sarana dan prasarana
b. Perawatan sarana dan prasarana
c. Peningkatan nilai manfaat sarana dan prasarana
Indikator kinerja kegiatan peningkatan aksesibilitas adalah tersedianya sarana dan
prasarana bagi penerima manfaat untuk menjangkau dan memanfaatkan pelayanan
dan rehabilitasi sosial serta sumber-sumber yang mendukung tercapainya
kesejahteraan sosial.
5. Pengembangan jejaring dan peran pemangku kepentingan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan sosial PDRW
Pengembangan jejaring dan peran stakeholders diarahkan pada kerja sama dengan
berbagai pihak untuk mengoptimalkan pelaksanaan dan tindak lanjut hasil rehabilitasi
sosial. Kegiatan pengembangan tersebut sebagai berikut:
a. Kerja sama dengan unit-unit usaha dalam rangka pelaksanaan Praktek Belajar
Kerja (PBK)
b. Kerja sama dengan instansi pemerintah, organisasi sosial, dan masyarakat dalam
rangka penyelenggaraan penyelenggaraan kewirausahaan.
Indikator dari kegiatan ini adalah meningkatnya jalinan kerja sama dan peran berbagai
pihak dalam mendukung pelaksanaan, pencapaian hasil dan pemeliharaan hasil-hasil
pelayanan dan rehabilitasi sosial.
13
6. Penyebaran informasi kepada lembaga dan masyarakat tentang penanganan
Penyandang Disabilitas Rungu Wicara.
Penyebaran informasi tentang penanganan PDRW bertujuan selain mempromosikan
lembaga dalam hal ini pelayanan rehabilitasi sosial yang diberikan, juga memberikan
pemahaman mengenai PDRW. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dan lembaga
mengetahui bahwa terdapat lembaga rehabilitasi sosial yang menangani permasalahan
Penyandang Disabilitas Rungu Wicara, sehingga akses masyarakat ataupun lembaga
mengenai permasalahan tersebut dapat terpenuhi. Kegiatan penyebaran
informasi tersebut meliputi:
a. Sosialisasi lembaga dan program rehabilitasi sosial.
b. Penyediaan dan penyebaran informasi melalui media cetak diantaranya leaflet dan
profil lembaga.
c. Pemasangan spanduk kegiatan pada berbagai kegiatan pelayanan dan rehabilitasi
sosial.
Indikator kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan sosialisasi, penyediaan informasi
melalui media cetak, dan tersebarnya informasi kepada masyarakat dan lembaga.
7. Advokasi Sosial
Advokasi sosial diarahkan pada perlindungan penerima manfaat dan keluarganya
terhadap perlakuan salah dan resiko pelayanan serta menjamin terpenuhinya hak-hak
penerima manfaat dengan fokus kegiatan pada penyadaran, pembelaan dan
pemenuhan hak.
Kegiatan advokasi sosial mencakup:
a. Penyadaran hak dan kewajiban
b. Pendampingan penerima manfaat oleh pekerja sosial
c. Pendampingan penerima manfaat yang bermasalah
Indikator hasil advokasi sosial adalah terlindungi dan terpenuhinya hak-hak penerima
manfaat selama mengikuti rehabilitasi sosial.
14
8. Kajian, penyiapan standar dan pengembangan program pelayanan PDRW.
Tujuan kegiatan kajian, penyiapan standar dan pengembangan program pelayanan
adalah untuk menggali informasi obyektif dan ilmiah tentang pelaksanaan dan
hasil rehabilitasi sosial serta perumusan solusi permasalahan dan penggalian
inovasi baru untuk mengembangkan model, metodologi dan teknologi pelayanan.
Kegiatan kajian, penyiapan standar dan pengembangan program pelayanan
meliputi:
a. Pengkajian dan penyusunan program pengembangan;
b. Pengkajian dan penyiapan standar pelayanan,
c. Pengkajian dan penyiapan acuan kerja teknis.
Indikator outcome kajian dan pengembangan pelayanan adalah terimplementasinya
hasil kajian, rekomendasi kebijakan/program, acuan kerja teknis, model, metode
dan teknologi pelayanan.
BB.. RReennccaannaa KKeerrjjaa TTaahhuunn 22001166
1. Sasaran Strategis Tahun 2016
a. Meningkatnya kemandirian penyandang disabilitas.
b. Terlaksananya r ehabilitasi sosial.
c. Terencananya perencanaan program rehabilitasi sosial.
d. Terpecahkannya kasus – kasus yang dihadapi penerima manfaat.
e. Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan sosial dalam panti.
2. Program, Indikator Kinerja Utama dan Outcome
a. Program : Program Rehabilitasi Sosial
b. IKU program : Persentase (%) Penerima manfaat yang
meningkat kemandiriannya..
c. Outcome : Meningkatnya tingkat kemandirian penerima manfaat
melalui pelaksanaan pelayanan, perlindungan dan rehabilitasi sosial.
3. Kegiatan, Indikator Kinerja Utama dan Output Kegiatan
a. Kegiatan: Rehabilitasi Sosial Bagi Penyandang Disabilitas
b. Indikator Kinerja Utama Kegiatan:
1) Orang dengan Kecacatan Rungu Wicara yang memperoleh rehabilitasi dan
perlindungan kesejahteraan sosial di Panti Sosial Bina Rungu Wicara "Efata"
Kupang dengan target 70 orang.
15
2) Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial Orang dengan Kecacatan cacat rungu
wicara dengan target 185 orang.
3) SDM yang mendapatkan bimbingan teknis bidang Rehabilitasi dan
Perlindungan Sosial Orang dengan target 31 orang.
4) Laporan keuangan/kinerja/monitoring/evaluasi/publikasi serta
kegiatan pendukung pelaksanaan rehabilitasi dan perlindungan sosial
p e n y a n d a n g d i s a b i l i t a s dengan target 8 laporan.
5) Dokumen perencanaan/program/anggaran/data dan informasi/kebijakan
bidang rehabilitasi dan perlindungan sosial p e n y a n d a n g
d i s a b i l i t a s dengan target 2 dokumen.
6) Layanan perkantoran dengan target 12 bulan layanan.
16
Rencana Kinerja
Tabel 1
Rencana Kinerja PSBRW Efata Kupang Tahun 2016
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target
1 Meningkatnya kemandirian Penyandang Disabilitas
Persentase penyandang disabilitas yang meningkat kemandiriannya
Dalam Panti 70 Orang
Luar Panti 185 Orang
Jumlah PM yang terlayani 255 Orang
Tingkat es IV(Kasie Rehabilitasi Sosial)
2 Terlaksananya Rehabilitasi Sosial
Jumlah PM yang mendapatkan rehabilitasi , Jumlah PM yang diasesment
70 Orang
Tingkat es IV(Kasie Program dan Advokasi)
4 Terlaksanaya perencanaan program Rehabilitasi Sosial
Jumlah kab/kota yang didata dan divalidasi
15 Kab/Kota
Jumlah PM yang disosialisasi
375 Orang
Jumlah PM yang diseleksi 20 Orang
Jumlah PM yang dijemput 20 Orang
Jumlah PM yang diresosialisasi dan disalurkan
20 Orang
5 Terpecahkanya kasus-kasus yang dihadapi PM
Persentase kasus yang diselesaikan
1 Kegiatan
Jumlah PM yang dimonitoring dan dievaluasi
10 Orang
Tingkat es IV(Ka Sub Bag Tata Usaha)
6 Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan sosial dalam panti.
Persentase arsip yang terdokumentasi dan tertata rapi
1 Keg
Jumlah dokumen perencanan
2 Dokumen
Jumlah laporan 38 Laporan
17
Jumlah bangunan yang terawat
22 Unit
Jumlah kendaraan dinas dalam kondisi baik
9 Unit
Persentase administrasi kepegawaian yang tepat waktu
1 Keg
18
c. PPeerrnnyyaattaaaann PPeenneettaappaann KKiinneerrjjaa
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PANTI SOSIAL BINA RUNGU WICARA “EFATA” KUPANG
Jl. Timor Raya Km 36 Naibonat, Kupang – Nusa Tenggara E mail : psbrwefata@kemsos.go.id homepage: efata.kemsos.go.id
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2016
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan
akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : John Elfis
Jabatan : Kepala Panti Sosial Bina Rungu Wicara “Efata” Kupang
Selanjutnya disebut pihak pertama.
Nama : Marzuki
Jabatan : Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI Selaku atasan
pihak pertama
Selanjutnya disebut pihak kedua.
Pihak pertama pada tahun 2016 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan
sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah
seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan atau kegagalan
pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama.
Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap pencapaian target kinerja dari perjanjian ini dan mengambil
tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Kupang, 1 Juni 2016
Pihak kedua Pihak pertama
M a r z u k i J o h n E l f i s
19
LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA
PSBRW EFATA TAHUN 2016
Kementerian : Kementerian Sosial Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial
Tahun Anggaran : 2016
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target
1 Meningkatnya kemandirian Penyandang Disabilitas
Persentase penyandang disabilitas yang meningkat kemandiriannya
Dalam Panti 70 Orang
Luar Panti 185 Orang
Jumlah PM yang terlayani 255 Orang
Tingkat es IV(Kasie Rehabilitasi Sosial)
2 Terlaksananya Rehabilitasi Sosial
Jumlah PM yang mendapatkan rehabilitasi , Jumlah PM yang diasesment
70 Orang
Tingkat es IV(Kasie Program dan Advokasi)
4 Terlaksanaya perencanaan program Rehabilitasi Sosial
Jumlah kab/kota yang didata dan divalidasi
15 Kab/Kota
Jumlah PM yang disosialisasi
375 Orang
Jumlah PM yang diseleksi 20 Orang
Jumlah PM yang dijemput 20 Orang
Jumlah PM yang diresosialisasi dan disalurkan
20 Orang
5 Terpecahkanya kasus-kasus yang dihadapi PM
Persentase kasus yang diselesaikan
1 Kegiatan
Jumlah PM yang dimonitoring dan dievaluasi
10 Orang
Tingkat es IV(Ka Sub Bag Tata Usaha)
6 Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan sosial dalam panti.
Persentase arsip yang terdokumentasi dan tertata rapi
1 Keg
20
Jumlah dokumen perencanan
2 Dokumen
Jumlah laporan 38 Laporan
Jumlah bangunan yang terawat
22 Unit
Jumlah kendaraan dinas dalam kondisi baik
9 Unit
Persentase administrasi kepegawaian yang tepat waktu
1 Keg
Kupang, 1 Juni 2016
Mengetahui
Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial
Kepala
PSBRW “Efata” Kupang
M a r z u k i J o h n E l f i s
21
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja
Kinerja PSBRW “Efata” Kupang ditetapkan dalam delapan sasaran kinerja. Tolak
ukur penilaian kinerja tersebut dihitung berdasarkan indikator kinerja dari setiap output.
Berdasarkan indikator output tersebut, capaian kinerja pelaksanaan kegiatan Tahun 2016
hampir seluruhnya dapat tercapai. Secara lebih lengkap, capaian kinerja yang telah
dicapai oleh PSBRW “Efata” Kupang Tahun 2016 berdasarkan indikator output tersaji
pada tabel di bawah ini:
Tabel 2
Capaian Kinerja PSBRW “Efata” Kupang
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Target
1 Meningkatnya kemandirian Penyandang Disabilitas
Persentase penyandang disabilitas yang meningkat kemandiriannya
Dalam Panti 70 Orang
Luar Panti 185 Orang
Jumlah PM yang terlayani 255 Orang
Tingkat es IV(Kasie Rehabilitasi Sosial)
2 Terlaksananya Rehabilitasi Sosial
Jumlah PM yang mendapatkan rehabilitasi , Jumlah PM yang diasesment
70 Orang
Tingkat es IV(Kasie Program dan Advokasi)
4 Terlaksanaya perencanaan program Rehabilitasi Sosial
Jumlah kab/kota yang didata dan divalidasi
15 Kab/Kota
Jumlah PM yang disosialisasi
375 Orang
Jumlah PM yang diseleksi 20 Orang
Jumlah PM yang dijemput 20 Orang
Jumlah PM yang diresosialisasi dan disalurkan
20 Orang
5 Terpecahkanya kasus-kasus yang dihadapi PM
Persentase kasus yang diselesaikan
1 Kegiatan
22
Jumlah PM yang dimonitoring dan dievaluasi
10 Orang
Tingkat es IV(Ka Sub Bag Tata Usaha)
6 Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan sosial dalam panti.
Persentase arsip yang terdokumentasi dan tertata rapi
1 Keg
Jumlah dokumen perencanan
2 Dokumen
Jumlah laporan 38 Laporan
Jumlah bangunan yang terawat
22 Unit
Jumlah kendaraan dinas dalam kondisi baik
9 Unit
Persentase administrasi kepegawaian yang tepat waktu
1 Keg
23
B. Realisasi Keuangan
Realisasi keuangan Tahun Anggaran 2016 yaitu Rp 7.372.978.558 (94.50%) dari pagu
yang telah ditetapkan sebanyak Rp. 7.802.229.000,-. Secara lebih rinci, realisasi
keuangan per output kegiatan tersaji pada tabel di bawah ini:
Tabel 7
Realisasi Keuangan Per Output Kegiatan Tahun Anggaran 2016
No Kode Uraian Pagu Realisasi Persen
1. 2243.002 Orang dengan Kecacatan Rungu
Wicara yang memperoleh rehabilitasi
dan perlindungan kesejahteraan sosial
di Panti Sosial Bina Rungu Wicara
"Efata" Kupang
Rp. 1,712,380,000 Rp. 1,686,331,996 99,86
2. 2243.069 Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial
Orang dengan Kecacatan tubuh dan
bekas penderita penyakit kronis,
cacat rungu wicara, cacat netra,
cacat mental, cacat fisik dan mental
Rp. 522,910,000 Rp. 522,910,000 100
3. 2243.101 SDM yang mendapatkan bimbingan
teknis bidang Rehabilitasi dan
Perlindungan Sosial Orang dengan
Kecacatan
Rp. 23,206,000 Rp. 22,806,000 98,28
4. 2243.105 Laporan
Keuangan/Kinerja/Monitoring/Evaluasi/Pu
blikasi serta Pelaksanaan Rehabilitasi dan
Perlindungan Sosial Orang dengan
Kecacatan
Rp. 1,396,794,000 Rp. 1,383,540,625 99,05
5. 2243.106 Dokumen
Perencanaan/Program/Anggaran/Data
dan Informasi/Kebijakan bidang
Rehabilitasi dan Perlindungan Sosial
Orang dengan Kecacatan
Rp. 53,910,000 Rp. 53,583,000 99,39
6. 2243.994 Layanan Perkantoran Rp. 4,116,769,000 Rp. 3,703,806,937 90,01
Jumlah Rp. 7,802,229,000 Rp. 7,372,978,558 94,50
24
C. Evaluasi Capaian Kinerja
Berdasarkan capaian kinerja sebagaimana dikemukakan dalam Tabel 7 terlihat bahwa
sebagian besar target kinerja PSBRW “Efata” Kupang Tahun 2016 tercapai. Namun
demikian, dalam beberapa aspek perlu peningkatan lebih lanjut dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan. Secara lebih detil, gambaran tentang
penilaian kinerja setiap sasaran dijelaskan sebagai berikut:
1. Terlaksananya program rehabilitasi sosial sesuai dengan SOP baik dalam
proses maupun capaian hasilnya untuk meningkatkan kemandirian penerima
manfaat.
Sasaran ini merupakan kegiatan utama dan menjadi program prioritas
nasional/ bidang yang dilaksanakan oleh PSBRW “Efata” Kupang sebagai
lembaga rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas rungu wicara “efata” kupang
. Pelaksanaan rehabilitasi sosial sesuai prosedur dan standar pelayanan menegaskan
bahwa rehabilitasi sosial yang dilaksanakan tidak sekedar memenuhi kewajiban
sebagai UPT Kementerian Sosial, melainkan terkandung makna untuk memberikan
pelayanan berkualitas dan memenuhi harapan penerima pelayanan.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009, rehabilitasi sosial
diberikan dalam bentuk a) motivasi dan diagnosis psikososial; b) perawatan dan
pengasuhan; c) pelatihan keterampilan dan kewirausahaan; d) bimbingan fisik,
mental, sosial; d) konseling psikososial; e) pelayanan aksesibilitas; f) bantuan dan
asistensi sosial; g) bimbingan resosialisasi; h) bimbingan lanjut dan atau rujukan.
Rehabilitasi sosial dilaksanakan secara bertahap mulai dari penerimaan sampai
terminasi.
Indikator utama kegiatan ini adalah jumlah penerima manfaat yang berhasil
teregistrasi 100 persen pada tahun 2016, sebanyak 70 PDRW Yang dilayani
dilindungi dan direhabilitasi sosial di PSBRW “Efata” Kupang . Berdasarkan
indikator ini, capaian kinerja PSBRW “Efata” Kupang, membina Penerima Manfaat
sampai dengan akhir tahun anggaran mencapai 100 persen yaitu sejumlah 70 Orang.
Pencapaian kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran
terlaksananya pelayananan dan rehabilitasi sosial sesuai norma, prosedur dan standar
pelayanan sebagai berikut :
a. Penerima manfaat yang diterima sesuai eligibilitas pelayanan penerima
manfaat yang diterima sejumlah 70 Orang atau 100 persen.
Penerimaan calon penerima manfaat mensyaratkan kriteria tertentu agar
dapat mengikuti rehabilitasi sosial. Karena itu, indikator ini digunakan untuk
25
mengukur ketaatan lembaga dalam menerima calon penerima manfaat sesuai
eligibilitas dan standar pelayanan yang telah ditetapkan. Berdasarkan jumlah
calon penerima manfaat yang diterima memenuhi eligibilitas
pelayanan, tingkat pencapaian kinerja penerimaan mencapai 100 persen yaitu
calon penerima manfaat berjumlah 70 orang.
Seluruh penerima manfaat yang diterima untuk mengikuti rehabilitasi sosial
dengan target 70 orang memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu mampu didik
dan berusia 15 s/d 30 tahun serta memenuhi persyaratan lain yang ditetapkan.
b. Dokumen registrasi, asesmen dan perumusan rencana pelayanan (PRP) yang
diselesaikan tepat prosedur, tepat waktu dan tepat sasaran sebanyak 70
dokumen sesuai penerima manfaat yang diterima.
Indikator ini ditetapkan untuk mengetahui ketepatan waktu penyelesaian
dan keakuratan asesmen dan PRP. Target penyusunan asesmen dan PRP
berdasarkan indikator ini tercapai 100 persen. Semua dokumen asesmen dan
PRP yang telah disusun telah melalui prosedur yang ditetapkan, telah divalidasi
melalui temu bahas oleh Tim Rehabilitasi yang melibatkan berbagai unsur
dengan latar belakang profesi dan kompetensi sesuai bidangnya. Dokumen
asesmen dan PRP dapat diselesaikan tiga bulan sejak penerima manfaat diterima
serta semua dokumen diterima dan diterapkan sebagai landasan pemberian
pelayanan oleh pihak yang berkepentingan.
c. PM reguler yang berhasil terpenuhi kebutuhan dasar sesuai kondisinya
dengan capaian 70 orang atau 100 persen dari target PM 70 anak atau 100
persen.
Indikator ini untuk mengukur konsistensi PSBRW “Efata” Kupang dalam
memenuhi kebutuhan dasar sesuai kondisi penerima manfaat. Termasuk dalam
pemenuhan kebutuhan dasar adalah pelayanan akomodasi, kebutuhan
pengasramaan (papan), makan (pangan) dan pakaian (sandang). Berdasarkan
indikator ini, tingkat pencapaian kinerja pemenuhan kebutuhan dasar. Seluruh
penerima manfaat yang mengikuti program rehabilitasi sosial program reguler di
dalam panti sebanyak 70 orang penerima pelayanan dasar dan akomodasi,
meliputi:
a. Penempatan pada asrama
b. Makan tiga kali sehari ditambah snack
c. Pemenuhan kebutuhan pakaian dan perlengkapan:
1) Pakaian seragam harian: dua stel per orang
2) Pakaian seragam keterampilan (wearpack): satu stel per orang
3) Pakaian seragam olah raga: satu stel per orang
26
4) Pakaian dan perlengkapan ibadah
5) Pakaian dalam
6) Sepatu: dua pasang per orang
7) Kaos kaki
8) Sandal: satu pasang per orang
9) Topi dan ikat pinggang
10) Tas
d. Pemenuhan perlengkapan pemeliharaan kebersihan diri dan kebutuhan
sehari-hari, meliputi:
1) Sabun mandi, sabun cuci, sikat gigi, pasta gigi dan peralatan mandi.
2) Bahan-bahan dan peralatan kebersihan
3) Handuk: satu buah per orang
4) Selimut: satu buah.
5) Sprei: satu buah.
e. Penguatan bimbingan, kegiatan rekreatif dan pengisian waktu luang.
f. Pendampingan sesuai kondisi masing-masing.
Pemenuhan kebutuhan dasar dan pelayanan akomodasi dilakukan dengan
sistem pengasramaan. Penempatan PM pada masing-masing asrama dilakukan
dengan mengumpulkan PM yang berasal dari berbagai daerah kota/ kabupaten
menjadi satu asrama dengan tujuan agar PM dapat saling berinteraksi dan
berbagi kebudayaan dari masing-masing daerah. Data dalam Tabel 8 berikut
menggambarkan kondisi penerima manfaat dalam kaitannya dengan pemenuhan
kebutuhan dasar.
Tabel 10
Penerima Manfaat Berdasarkan Penempatan di Asrama
NO
ASRAMA
Total
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Asrama Putra Normalisasi
Asrama Putra Rehabilitasi A
Asrama Putra Rehabilitasi B
Asrama Putra Resosialisasi
Asrama Putri Normalisasi
Asrama Putri Rehabilitasi
Asrama Putri Resosialisasi
11 orang
6 orang
10 orang
8 orang
12 orang
13 orang
10 orang
d. Penerima manfaat yang memperoleh pelayanan kesehatan dan terapi khusus
Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan pelayanan
kesehatan dan terapi perilaku. Target pelayanan kesehatan berjumlah 70 orang,
dengan indikator seluruh PM yang membutuhkan layanan kesehatan tertangani.
27
Berdasarkan indikator ini, capaian kinerja mencapai 100 persen. Seluruh
PM menerima pelayanan kesehatan, meliputi:
a. Pencegahan, mencakup: penimbangan berat badan, pengukuran tinggi
badan, pemberian vitamin daya tahan tubuh, tes urin, cek darah, pemeriksaan
gula darah dan pemeriksaan tekanan darah.
b. Penyembuhan, mencakup pemberian P3K, pengobatan PM sakit, pemberian
obat umum, rujukan rumah sakit.
Berikut jenis pelayanan dan jumlah PM yang menerima pelayanan kesehatan:
a. Pemeriksaan kesehatan rutin: 70 orang
b. Rujukan ke rumah sakit: 10 orang
.
Terapi khusus diberikan kepada penerima manfaat yang mengalami
gangguan perilaku dan permasalahan khusus lainnya. Tabel 11 berikut adalah
jenis terapi dan jumlah penemerima manfaat penerima pelayanan terapi.
Tabel 11
Jenis Pelayanan Terapi dan Penerima Pelayanan Terapi
No Jeni
s
Ter
api
Target PM Yang dilayani
1
2
3
Terapi Kelompok
Terapi Psikososial
Terapi Obat
70 orang
70 orang
70 orang
70 orang
70 orang
70 orang
Tingkat capaian kinerja untuk terapi kelompok, terapi psikososial,
dan terapi obat sebanyak 100 persen dari target 70 penerima manfaat yang
dilayani
e. PM yang dapat menyelesaikan program rehabilitasi sosial dan kembali ke
lingkungan keluarga dengan target 20 PM yang disalurkan.
Target kinerja untuk penyaluran/resosialisasi tahun 2016 bagi PM yang
telah menyelesaikan rehabilitasi sosial berjumlah 20 orang dengan indikator
seluruh PM yang menyelesaikan rehabilitasi dapat kembali ke lingkungan
keluarga. Beradasarkan indikator ini, tingkat pencapaian kinerja mencapai 100
persen atau tercapai 20 orang.
f. PM yang diresosialisasi dapat bekerja di lapangan kerja/usaha dengan target
20 PM yang diresosilisasi.
Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan pelaksanaan
rehabilitasi sosial sesuai moto mandiri, berkembang dan berakhlak mulia.
Kemandirian akan tercapai apabila penerima manfaat berkurang atau hilang
28
ketergantungan dengan orang lain ketika berada di lingkungan masyarakat,
termasuk dalam aspek ekonomi. Indikator keberhasilan yang mudah diukur dari
tingkat kemandirian dalam aspek ekonomi adalah PM dapat bekerja baik di
lapangan kerja maupun bekerja secara mandiri.
Sesuai rencana kinerja, target penerima manfaat yang telah selesai
mengikuti bimbingan dan dapat bekerja di lapangan kerja/usaha sebanyak 15
orang. Target ini tercapai 80 persen.
Jumlah penerima manfaat yang telah selesai mengikuti bimbingan dan
dapat bekerja di lapangan kerja/usaha kinerja ini mengalami peningkatan dari
tahun 2015 yang hanya 10 orang.
g. PM purna rehabilitasi sosial yang berhasil diberikan bimbingan lanjut
dengan target seluruh PM yang diresosialisasi tahun 2015.
Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan kegiatan
bimbingan lanjut. Sesuai penetapan kinerja, seluruh PM yang diresosialisasi
diberikan bimbingan lanjut untuk memelihara dan meningkatkan kemandirian di
lingkungan keluarga baik dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam
melaksanakan usaha/ kerja.
Berdasarkan indikator ini, target bimbingan lanjut terealisasi 50 persen.
Bagi PM yang telah memperoleh bimbingan lanjut tahun 2015 dilakukan
terminasi. Pada tahun 2016, terminasi dilakukan kepada 10 orang.
h. Tercapainya perubahan aspek sosial, fisik, mental spiritual, psikologi anak
Indikator ini untuk mengukur keberhasilan bimbingan fisik, mental, sosial dan
keterampilan dalam rangka mencapai kemandirian penerima manfaat. Sesuai standar
pelayanan, indikator keberhasilan bimbingan adalah persentase penerima manfaat
yang mengikuti bimbingan dari awal sampai akhir proses layanan.
Keberhasilan bimbingan diukur dari persentase penerima manfaat yang berhasil
mengikuti bimbingan dari awal sampai akhir proses layanan yaitu:
a. Bimbingan fisik: 100 persen
b. Bimbingan mental: 100 persen
c. Bimbingan sosial: 100 persen
d. Bimbingan keterampilan: 100 persen
e. PBK: 100 persen
f. Kewirausahaan: 100 persen
Pada tahun 2016, capaian keberhasilan bimbingan masing-masing jenis
bimbingan tersaji pada Tabel 12, Tabel 13, Tabel 14, Tabel 15 dan Tabel 16
berikut: Tabel 12
29
dibawah ini;
Tabel 3
Capaian Kinerja Bimbingan
Fisik
No
Jenis Bimbingan Fisik
Target
PM
PM mengikuti
kegiatan
sampai akhir
% Capaian
Target
1
2
3
Perawatan diri dan
lingkungan.
Olahraga
Baris berbaris
70
70
70
70
70
70
100
100
100
Tabel 4
Capaian Kinerja Bimbingan Mental
No
Jenis Bimbingan
Mental
Target
PM
PM mengikuti
kegiatan sampai
akhir tahun
% Capaian
Target
1
2
3
Bim. Agama islam
Bim. Agama Kristen
Bim. Agama Katolik
9
33
38
9
33
38
100
100
100
30
Tabel 5
Capaian Kinerja Bimbingan Sosial
No
Jenis Bimbingan
Sosial
Target
PM
PM mengikuti
kegiatan sampai
akhir tahun
% Capaian
Target
1 Dinamika
kelompok
70
70
100
2
Bimbingan
kedisplinan,etik
a, dan budi
pekerti
70
70
100
3 Bimbingan
rekreasi
70
70
100
4 Bimbingan
pramuka
70
70
100
Tabel 6
Capaian Kinerja Kecerdasan
No
Jenis Bimbingan
Sosial
Target
PM
PM mengikuti
kegiatan sampai
akhir tahun
% Capaian
Target
1 Bimbingan
Calistung
70
70
100
2
Bimbingan
SIBI
70
70
100
3 Bimbingan
Komtal
70
70
100
4 Bimbingan
privat
diasrama
70
70
100
31
Tabel 7
Capaian Kinerja Bimbingan Keterampilan pokok
No
Jenis Bimbingan
Sosial
Target
PM
PM mengikuti
kegiatan sampai
akhir tahun
% Capaian
Target
1 Bengkel motor
11
11
100
2
Pertukangan
Batu
10
10
100
3 Pertukangan Kayu
8
8
100
4 Pertukangan
Las
3
3
100
5
Salon
5
5
100
6 Tenun ikan
7
7
100
7 Menjahit
70
26
100
Tabel 8
Capaian Kinerja Bimbingan Keterampilan penunjang
No
Jenis Bimbingan
Sosial
Target
PM
PM mengikuti
kegiatan sampai
akhir tahun
% Capaian
Target
1 Tata Boga
26
26
100
2 Komputer 17 17
100
3 Kerajinan Tangan
27
27
100
32
Kegiatan Bimbingan Fisik, Sosial, Mental agama dilaksanakan mulai bulan Januari
s/d Desember 2016. Kegiatan bimbingan Teori keterampilan dilaksanakan mulai bulan
Januari s/d Desember 2016. Kegiatan bimbingan Ekstrakurikuler dimulai sejak bulan
Januari s/d Desember 2016. Kegiatan Bimbingan mental agama dilaksanakan mulai
bulan Januari s/d Desember 2016.
Adapun jenis oleh raga dilaksanakan mulai bulan Januari 2016 setiap hari J u m a t
, jenis olahraga yang dilakuakan oleh penerima Manfaat antara lain Voly Ball dan Sepak
Bola.
Secara umum, capaian kinerja bimbingan fisik, mental, sosial, keterampilan dan
kewirausahaan tahun 2016 sebesar 100 persen. Beberapa faktor yang pendukung
peningkatan capaian kinerja bimbingan yaitu:
a. Tersedianya sarana pendukung berupa buku-buku paket bimbingan, kurikulum dan
peralatan/perlengkapan bimbingan yang memadai.
b. Tersusunnya jadwal pembimbingan bagi PM
c. Meningkatnya komitmen pembimbing untuk memberikan pelayanan yang
berorientasi kepuasan penerima manfaat
d. Dukungan dana yang memadai
e. Adanya kerja sama dan koordinasi yang baik dengan seksi/sub bagian yang terkait.
Disamping melalui berbagai kegiatan tersebut, untuk mengembangkan
dan meningkatkan kualitas bimbingan juga dilakukan:
a. Persami (Perkemahan Sabtu dan Minggu) yang diikuti 70 penerima manfaat
b. Widyawisata seluruh penerima manfaat
c. Kegiatan ekstrakurikuler.
i. PM yang berhasil melalui kegiatan penjangkauan (Outreach) dan TRC (Tim
Reaksi Cepat, dengan Target 185 .
Maksud dari kegiatan outreach ini adalah untuk mewujudkan program dan
kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi Penyandang Disabilitas Rungu Wicara
33
(PDRW) melalui program khusus outreach (penjangkauan) penerima manfaat,
sebagai bagian dari pelaksanaan pengembangan program multi layanan, yang
diarahkan pada peningkatan, perluasan dan pemerataan pelayanan rehabilitasi sosial
bagi PDRW yang tidak terlayani secara regular di dalam Panti. Tujuannya yaitu
Mendapatkan gambaran permasalahan dan data tentang PDRW dan Memberikan
kesempatan bagi PDRW untuk memperoleh pelayanan rehabilitasi sosial yang sama
yang disediakan Panti. Waktu pelaksanaan outreach ini adalah Juli - September 2016
di 7 Kab/kota de Provinsi NTT, NTB, dan Bali.
Target Penerima manfaat pada kegiatan outreach sebanyak 175 Orang, tetapi yang
berhasil sebanyak 52 orang atau Cuma sekitar 29,71 persen. Informasi ini diapatkan
melalui kegiatan monitoring dan evaluasi.
- Kegiatan Tim Reaksi Cepat
34
Tujuan dari kegiatan TRC ini adalah tersedianya satuan ekstra/tim khusus yang
memiliki kemampuan penanganan kasus atau masalah dengan cepat, terukur dan
tuntas. Target kegiatan TRC sebanyak 10 Orang dan realisasi penerima manfaat yang
dilayani adalah 100 persen.
2. Terlaksananya perencanaan program rehabilitasi.
Sasaran ini merupakan salah satu kegiatan utama dan menjadi program
prioritas nasional/ bidang yang dilaksanakan oleh PSBRW “Efata” Kupang
sebagai lembaga rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas rungu wicara “efata”
kupang .
Berdasarkan hal tersebut, PSBRW “Efata” Kupang melaksanakan kegiatan
sesuai dengan sasaran strategis yang telah disusun, dalam bentuk a) sosialisasi /
pendekatan awal; b) pemanggilan/penjemputan; c) pemulangan/penyaluran;
Indikator utama kegiatan ini adalah Jumlah kab/kota yang didata dan
divalidasi yang berhasil didata 100 persen pada tahun 2016 sebanyak 15
Kab/Kota , Jumlah PM yang disosialisasi dan diseleksi yang berhasil didata 100
persen pada tahun 2016 sebanyak 375 orang, Jumlah PM yang dijemput yang
berhasil didata 100 persen pada tahun 2016 sebanyak 20 orang, dan Jumlah PM
yang diresosialisasi dan disalurkan yang berhasil didata 100 persen pada tahun
2016 sebanyak 20 Orang. Berdasarkan indikator ini, capaian kinerja PSBRW
“Efata” Kupang, dalam mendukung pelaksanaan perencanaan program rehabilitasi
sosial yang dilaksanakan antara bulan janari – desember mencapai 100 persen.
Pencapaian kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran
terlaksananya pelayananan dan rehabilitasi sosial sesuai norma, prosedur dan standar
pelayanan sebagai berikut :
a. Jumlah kab/kota yang didata dan divalidasi sejumlah 15 kab/kota atau
100 persen.
Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah kab/kota jangkauan
.pelayanan panti. Target kab/kota berdasarkan indicator ini tercapai 100
persen. Berikut nama-nama kab/kota yang telah didata dan divalidasi.
35
Tabel 9
No. Lokasi Jumlah Kab/kota
1 Alor 1
2 Sabu Raijua 1
3 Rote Ndao 1
4 Daratan Flores 3
5 Daratan Manggarai 3
6 Daratan Sumba 3
7 Bali 1
8 NTB 1
9 TTS 1
Jumlah 15
b. Jumlah penerima manfaat yang disosialisasi dan diseleksi, sejumlah
375 orang atau 100 persen.
Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah penerima manfaat yang
disosialisasi dan diseleksi melalui kegiatan pendekatan awal yang bertujuan
untuk mengenalkan program panti dan mendata jumlah pdrw pada kab/kota
tempat kegiatan berlangsung. Target penerima manfaat berdasarkan
indicator ini tercapai 100 persen.
c. Jumlah penerima manfaat yang dijemput, sejumlah 20 orang atau 100
persen.
Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah penerima manfaat yang
dijemput setelah dilakukan seleksi melalui kegiatan pendekatan awal dan
memenuhi syarat. Target penerima manfaat berdasarkan indicator ini
tercapai 100 persen.
36
Berikut nama- nama penerima manfaat yang di jemput:
Tabel 10
No. Nama Daerah Asal
1 Afriana Anitaf Ende
2 Aunur Rofiqi Lombok Barat
3 Fauzi Sumba Timur
4 Harjan Lombok Barat
5 Harianto Raga Welo Sumba Barat Daya
6 Krisantus Rowa Dua Ende
7 Maria Fatima Manik Manggarai
8 Mairanu Dairo Billy Sumba Barat
9 Marlince Billy Sumba Barat Daya
10 Nicolaus Ricard Pala Ende
11 Raehannum Kupang
12 Sayful Fahmi Mataram
13 Sipriani Maria D.B Belu
14 Sofia Loru Lede Sumba Barat
15 Stefani Fiti Sumba Barat
16 Sudirman Lombok Barat
17 Yasinta Wara Lembata
18 Yahanes Wardima Manggarai Timur
19 Damaris Nuban Soe
20 Maryons Iki Soe
d. Jumlah penerima manfaat yang disalurkan, sejumlah 20 orang atau 100
persen.
Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah penerima manfaat yang
disalurkan setelah mengikuti rehabilitasi selama 3 tahun dan telah mampu
didik dan mampu latih. Target penerima manfaat berdasarkan indicator ini
tercapai 100 persen.
Berikut nama- nama penerima manfaat yang di jemput:
Tabel 11
No. Nama Daerah Asal
1 Marianu Dopo Ngada
2 Melkianus Bulang Sumba Barat Daya
3 Petrus Danuisang Alor
4 Mario Irwan Bau Sumba Barat
37
5 Hermanus Haki Peku Sumba Barat
6 Petrus Mawu Ate Sumba Barat Daya
7 Jamal Evento Subuh Kab. Kupang
8 Janaidin Ende
9 Hironimus Hans Way Sikka
10 Debora Kanu Sumba Barat
11 Maria Ervina Mawu Manggarai
12 Kristina Pede Barokah Sumba Barat Daya
13 Emiliana Hartati Manggarai Barat
14 Katarina Lamong Nagakeo
15 Debrina M.V. Kudu Nagakeo
16 Loisa Gomangani Alor
17 Petronela Pawe Ende
18 Sepriana Ndun Rote Ndao
19 Martina Sarce Sinagula Manggarai
20 Aventius Garut Manggarai
3. Terpecahkannya kasus – kasus yang dihadapi penerima manfaat.
Sasaran ini merupakan salah satu kegiatan utama dan menjadi program
prioritas nasional/ bidang yang dilaksanakan oleh PSBRW “Efata” Kupang
sebagai lembaga rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas rungu wicara “efata”
kupang .
Berdasarkan hal tersebut, PSBRW “Efata” Kupang melaksanakan kegiatan
sesuai dengan sasaran strategis yang telah disusun, dalam bentuk a) persentase
kasus yang di selesaikan; b) monitoring dan evaluasi.
Indikator utama kegiatan ini adalah persentase kasus yang diselesaikan yang
berhasil didata 100 persen pada tahun 2016 sebanyak 7 Kasus , Jumlah PM yang
dimonitoring dan di evaluasi sebanyak 10 Orang.. Berdasarkan indikator ini,
capaian kinerja PSBRW “Efata” Kupang, dalam mendukung terpecahkannya kasus –
kasus yang dihadapi penerima manfaat dalam pelaksanaannya antara bulan januari –
desember mencapai 100 persen.
Pencapaian kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran
terlaksananya pelayananan dan rehabilitasi sosial sesuai norma, prosedur dan standar
pelayanan sebagai berikut :
38
a. Presentase kasus – kasus yang diselesaikan, sejumlah 7 Kasus atau 100
persen.
Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah penerima manfaat yang
berkasus baik itu mengenai perilaku, kecelakaan, atau sakit. Target
penerima manfaat berdasarkan indicator ini tercapai 100 persen.
Berikut nama – nama penerima manfaat yang telah diselesaikan kasusnya:
Tabel 12
No. Nama Keterangan
1
Stefanus Dairo Mogo Meninggal akibat asma akut,
dan telah dipulangkan ke
daerah asal dan jenasahnya
diantar oleh kepala seksi
rehsos dan staf PAS.
2
Marianus Dairo Billy Ditabrak oleh sepeda motor
saat melakukan olah raga di
luar kompleks panti dan
langsung dilarikan kerumah
sakit untuk dirawat,
didampingi oleh pegawai dan
pengasuh, saat ini telah dapat
beraktifitas dengan normal
kembali.
3
Aventius Sakit akibat kekurangan
kalium, langsung dirawat
dirumah sakit dan telah dapat
beraktifitas seperti semula.
4
Herlina golo Sakit batuk darah, langsung
dirawat dirumah sakit dan
telah dapat beraktifitas seperti
semula.
5
Saiful Pame Kejang – kejang saat
mengikuti bimbingan
keterampilan, telah ditangani
oleh perawat.
6
Harjan Mengalami kecelakaan kerja,
dan langsung ditangani oleh
perawat.
39
7
Krisantus Mengalami cedera saat
mengikuti bimbingan olah
raga, dan telah ditangani oleh
perawat.
b. Jumlah penerima manfaat yang dimonitoring dan di evaluasi , sejumlah
10 Orang atau 100 persen.
Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah penerima manfaat yang
berhasil menjalankan usahanya setelah mengikuti rehabilitasi dipanti
selama 3 tahun dan mengetahui kendala – kendala apa yang dihadapi eks
penerima manfaat ditempat asal. Target penerima manfaat berdasarkan
indicator ini tercapai 100 persen.
Berikut nama- nama penerima manfaat yang di monev:
Tabel 13
No. Nama Daerah Asal
1 Yofindo Hiwa Redung Sumba Barat Daya
2 Frengki Amah Sumba Timur
3 Aprianti Nona Radja Sumba Timur
4 Damasus Wedan Wejak Lembata
5 Mace Imarene Kato Kota Kupang
6 Heri Bertus Nuri Nagekeo
7 Jesica Elcianty Irene R. Sumba Barat
8 Ruth Bela Wawo Sumba Barat
9 Arif Munandar Alor
10 Nofianus Koti Suban Alor
40
4. Meningkatnya kualitas administrasi pelayanan sosial dalam panti.
Sasaran ini merupakan salah satu kegiatan utama dan menjadi program
prioritas nasional/ bidang yang dilaksanakan oleh PSBRW “Efata” Kupang
sebagai lembaga rehabilitasi sosial bagi penyandang disabilitas rungu wicara “efata”
kupang .
Berdasarkan hal tersebut, PSBRW “Efata” Kupang melaksanakan kegiatan
sesuai dengan sasaran strategis yang telah disusun, dalam bentuk a) persentase
arsip yang terdokumentasi dan tertata rapi; b) Jumlah dokumen perencanaan;
c) Jumlah Laporan; d) Jumlah bangunan yang terawat; e) Jumlah kendaraan
dinas dalam kondisi baik; f) persentase administrasi kepegawaian yang tepat
waktu.
Indikator utama kegiatan ini adalah persentase arsip yang terdokumentasi
dan tertata rapi yang berhasil didata 100 persen pada tahun 2016 sebanyak 1
kegiatan, jumlah dokumen perencanaan yang berhasil didata 100 persen pada
tahun 2016 sebanyak 2 dokumen, jumlah laporan yang berhasil diselesaikan 100
persen pada tahun 2016 sebanyak 38 laporan, jumlah bangunan yang terawatt
yang berhasil direnovasi 100 persen pada tahun 2016 sebanyak 22 unit, jumlah
kendaraan dinas dalam kondisi baik yang berhasil didata 100 persen pada tahun
2016 sebanyak 9 unit, persentase administrasi kepegawaian yang tepat waktu
sebanyak 1 kegiatan. Berdasarkan indikator ini, capaian kinerja PSBRW “Efata”
Kupang, dalam mendukung peningkatan kualitas administrasi pelayanan sosial dalam
panti, pelaksanaannya antara bulan januari – desember mencapai 100 persen.
Pencapaian kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran
terlaksananya pelayananan dan rehabilitasi sosial sesuai norma, prosedur dan standar
pelayanan sebagai berikut :
a. Persentase arsip yang terdokumentasi dan tertata rapi. Sejumlah 1
Kegiatan atau 100 persen.
Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah arsip atau dokumen yang
telah terdokumentasi dan telah ditata rapi.. Target arsip atau dokumen
berdasarkan indicator ini tercapai 100 persen.
b. Jumlah dokumen perencanaan yang dibuat. Sejumlah 2 dokumen atau
100 persen.
41
Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah dokumen dari kegiatan
yang telah dilaksanakan. Target dokumen berdasarkan indicator ini
tercapai 100 persen. Berikut 2 dokumen dari kegiatan yang dilaksanakan
tersebut:
Tabel 14
No Nama Kegiatan Keterangan
1 Penyusunan program dan
anggaran
Telah diselesaikan
2 Dokumen program data dan
informasi
Telah diselesaikan
c. Jumlah laporan yang telah diselesaikan. Sejumlah 38 Laporan atau 100
persen.
Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah laporan dari kegiatan
yang telah dilaksanakan. Target dokumen berdasarkan indicator ini
tercapai 100 persen. Berikut data laporan yang telah dilaksanakan tersebut:
Tabel 15
No Nama Kegiatan Jumlah Laporan Keterangan
1 Laporan
Keuangan
(Satker)
1.Laporan bulanan
(rekon)
2.Laporan triwulan
3.Laporan semesteran
4.Laporan tahunan
(Wilayah) 5.Laporan bulanan
6.Laporan triwulan
7.Laporan semesteran
8.Laporan tahunan
2 BMN (satker) 9.Laporan semester 1
10.Laporan semester 2
11.Laporan tahunan
12.Laporan RKBMN
(wilayah) 13.laporan semester 1
14.laporan semester 2
15.laporan tahunan
42
3 PMK 249 16.laporan pmk 249
4 PP 39 17.laporan PP 39
5 Kinerja 18.Laporan kinerja
6 Rencana
Strategis
19.laporan renstra
7 SIRUP 20.Laporan aplikasi
SIRUP
8 Kinerjaku 21.Laporan aplikasi
kinerjaku
9 Kegiatan 22.laporan tahunan
10 POK 23.laporan POK
11 Ekotip 24.laporan ekotif
12 Persediaan
25.laporan semester 1
26.laporan tahunan
13 Lelang 27.laporan lelang
14 Monev 28.laporan monitoring
dan evaluasi
15 Laporan
pembinaan
pegawai
29.laporan pembinaan
pegawai
16 Koordinasi 30.laporan koordinasi
17 Publikasi 31.laporan publikasi
18 Sosialisasi
program
32.laporan sosialisasi
program
19 Pelayanan luar
panti
33.laporan pelaksanaan
pelayanan luar panti
20 Kewirausahaan 34.laporan
kewirausahaan
21 PBK 35.Laporan PBK
22
Evaluasi
36.laporan evaluasi
23 Perencanaan 37.laporan perencanaan
24 SPIP 38.Laporan SPIP
43
d. Jumlah bangunan yang terawat. Sejumlah 22 Unit atau 100 persen.
Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah bangunan yang terawat
pada tahun 2016 . Target dokumen berdasarkan indicator ini tercapai 100
persen. Berikut detail kegiatan pemeliharaan gedung dan bangunan yang
dilaksanakan tersebut:
Tabel 16
No Nama Kegiatan Jumlah Luas
1 Pemeliharaan gedung
kantor
1 Unit 324 M2
2 Pemeliharaan Asrama 7 Unit 950 M2
3. Pemeliharaan Rumah
Dinas
10 Unit 394 M2
4. Pemeliharaan gedung
kecerdasan
1 Unit 200 M2
5. Pemeliharaan gedung
poliklinik
1 Unit 70 M2
6. Pemeliharaan garasi II 1 Unit 100 M2
7. Pemeliharaan halaman
panti
1 Unit 9000 M2
e. Jumlah kendaraan dinas dalam kondisi baik. Sejumlah 9 Unit atau 100
persen.
Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui jumlah kendaraan dinas yang
terawat pada tahun 2016 . Target dokumen berdasarkan indicator ini
tercapai 100 persen. Berikut detail kegiatan pemeliharaan kendaraan dinas
yang dilaksanakan tersebut:
Tabel 17
No Nama Kegiatan Jumlah Keterangan
1 Pemeliharaan
kendaraan dinas roda 4
5 Unit Baik
2 Pemeliharaan
kendaraan dinas roda 6
1 Unit
Baik
3. Pemeliharaan
kendaraan dinas roda 2
3 Unit Baik
44
f. Persentase administrasi kepegawaian yang tepat waktu.
Indicator ini ditetapkan untuk mengetahui persentase administrasi
kepegawaian yang telah di laksanakan selama tahun 2016. Berikut detail
kegiatan kepegawaian yang dilaksanakan tersebut:
Tabel 18
Jumlah Pegawai PNS berdasarkan Jenis kelamin
1 Laki – Laki 24 Orang
2 Perempuan 7 Orang
Tabel 19
Jumlah Pegawai PNS berdasarkan Golongan
1 Gol I 3 Orang
2 Gol II 8 Orang
3 Gol III 20 Orang
Tabel 20
Jumlah Pegawai Non PNS
1 Tenaga Kontrak 12 Orang
2 Instruktur 8 Orang
3 Pengasuh 6 Orang
Tabel 21
Daftar pegawai yang naik pangkat tahun 2016
No. Nama TMT
1 Eligius Adit 1 April 2016
2 Dudi Herjana 1 April 2016
3 Asrullah 1 April 2016
Tabel 22
Daftar pegawai yang mendapat kenaikan gaji berkala tahun 2016
No. Nama TMT
1 Alexander Z. Lona Januari
2 Dudi Herjana Januari
3 Harry Wiliams Lico Januari
4 Pramufita Hernawati JAnuari
5 Anang Suriansjah Maret
6 Daniel Nenobais Maret
45
7 Herman Dopen April
8
Lourenco Marques
Oktober
9 Kurnia Akbar Dani Desember
10 Muhammad Amri Desember
Tabel 23
Daftar pegawai yang mutasi keluar tahun 2016
No. Nama Jabatan
1 Anjas Penyuluh Sosial
2 June E. Simanjuntak Psikolog
3 Sutini Calon Peksos
4 John Elfis Kepala PSBRW
“Efata”
Tabel 24
Daftar pegawai yang mutasi masuk tahun 2016
No. Nama Jabatan
1 Dardi Kepala PSBRW
“Efata”
46
BAB IV
PENUTUP
Keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan tantangan bagi PSBRW Efata
Kupang untuk mengintegrasikan sistem AKIP dengan sistem perencanaan,
perbendaharaan, akuntansi pemerintah dan sistem lainnya dengan harapan adanya
keselarasan antara norma perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban.
Diberlakukannya SAKIP sebagai implementasi reformasi birokrasi dan
wujud kemauan pemerintah untuk menuju tatakelola kepemerintahan yang baik telah
mendorong PSBRW “Efata” Kupang untuk menyusun LAKIN yang tidak semata
berisikan laporan keuangan, melainkan lebih luas mencakup akuntabilitas kinerja.
LAKIN tahun 2016 ini menyajikan keberhasilan dan kekurangan pencapaian
kerja PSBRW Efata Kupang dalam menjalankan tugas dan fungsi melaksanakan
rehabilitasi sosial penyandang disabilitas rungu wicara. Walaupun disadari bahwa
laporan akuntabilitas ini belum sempurna dalam menyajikan laporan sebagaimana
prinsip transparansi dan akuntabilitas seperti yang diharapkan, namun setidaknya
berbagai pihak berkepentingan dan masyarakat dapat memperoleh gambaran tentang
hasil rehabilitasi sosial yang dilakukan oleh jajaran PSBRW Efata Kupang tahun 2016.
Kupang, Januari 2017
Kepala
D a r d i