Post on 11-Jan-2017
PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT
LAPORAN KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH TAHUN 2015
LKIN-01/PW14/1/2016
04 JANUARI 2016
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | i
KATA PENGANTAR
Prinsip manajemen berbasis kinerja mengharuskan setiap instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan kinerjanya melalui Laporan Kinerja (LKj) instansi
Pemerintah yang mencakup keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan
kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka
mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja. Hal ini juga
merupakan wujud pemenuhan kewajiban Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat terhadap amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah menyelesaikan sejumlah progam
dan kegiatan yang berkaitan dengan implementasi dari Rencana Kinerja Tahun 2015
yang merupakan masa transisi pelaksanaan Rencana Strategis Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015-2019 yang memberikan arah dan fokus bagi
pelaksanaan program dan kegiatan tersebut.
LKj Instansi Pemerintah menyajikan perspektif keberhasilan dan kegagalan yang
akan menjadi tantangan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat melalui
peningkatan kinerja yang lebih baik, fokus dan terarah, pengembangan kompetensi
SDM serta mengedepankan perspektif stakeholders, sehingga dapat menambah nilai
manfaat hasil audit Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dan sejalan dengan
harapan dari stakeholders.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat ini disusun berdasarkan
data realisasi kinerja yang telah dikelola secara sistematis dengan menggunakan
aplikasi New IPMS, aplikasi SIM-HP dan beberapa informasi lainnya yang diperoleh
berdasarkan Sistem pengumpulan data kinerja yang ada di Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat. Format dan substansi telah disesuaikan dengan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat adalah rata-rata
capaian sasaran program yang diwakili oleh masing-masing indikator yang telah
ditetapkan dalam Renstra dan Revisi Perkin tahun 2015 dengan nilai maksimum
kinerja sebesar 100%.
Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 yang kemudian direvisi dengan adanya
revisi RKA/KL berisikan 22 indikator sasaran program yang harus dicapai oleh 5 unit
eselon III. Capaian kinerja rata-rata yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat pada tahun 2015 adalah sebesar 91,69% dengan kategori “Sangat
Berhasil”.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | ii
Perkembangan tatanan pemerintahan dan tantangan ke depan akan semakin
kompleks dan sulit. Oleh karena itu peningkatan sinergi dan koordinasi dengan
Pemda dan para stakeholders, menjadi kunci bagi Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat untuk dapat lebih berperan dalam peningkatan kualitas
akuntabilitas keuangan di daerah.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi
yang objektif bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam menilai
kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat serta memberikan masukan bagi
peningkatan dan penguatan peran BPKP di daerah untuk memenuhi harapan
masyarakat, yaitu terwujudnya good governance dan clean government.
Kepala Perwakilan Arman Sahri Harahap NIP 19670110 199303 1 001
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... iii
RINGKASAN EKSEKUTIF ...................................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi .............................................................................. 1
B. Aspek Strategis Organisasi ..................................................................................................... 4
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi .............................................................................. 5
D. Struktur Organisasi ................................................................................................................. 6
E. Sistematika Penyajian ............................................................................................................ 7
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ........................................................................... 8
A. Rencana Strategis 2015 -2019 ................................................................................................ 8
1. Pernyataan Visi ................................................................................................................... 8
2. Pernyataan Misi ................................................................................................................14
3. Tujuan ................................................................................................................................19
4. Sasaran Strategis ...............................................................................................................19
5. Indikator Kinerja Utama ...................................................................................................19
B. Perjanjian Kinerja 2015 ........................................................................................................ 23
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .......................................................................................................... 25
A. Capaian Kinerja Organisasi ................................................................................................... 25
Program Strategis 1 “Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan
Nasional serta Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah” ........... 26
1. Rekomendasi Hasil Pengawasan ......................................................................................... 29
a) Capaian Kinerja Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan
Umum Negara ...................................................................................................................29
b) Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi. ............................35
c) Capaian Kinerja Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan ....................40
d) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan Pemerintah. ..............51
e) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah .............................58
f) Persentase Penyerahan Rekomendasi Keinvestigasian kepada APH .............................59
g) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kelancaran Pembangunan ................................62
h) Tindak lanjut Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi Kementerian/Lembaga ...63
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | iv
i) Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi .............................66
j) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat, Daerah
Melalui Penugasan Refocusing (Wilayah Perbatasan) ....................................................68
2. Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Pemerintah Daerah ............................. 69
3. Persentase APIP yang berada Level 2 IA-CM ...................................................................... 70
Program Strategis 2 “Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya” 72
1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi ............................ 73
2. Persentase Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan. ................................................. 74
3. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Kepegawaian. .................... 76
4. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Sesuai
Prosedur. ............................................................................................................................. 81
5. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Umum Perkantoran ............ 84
B. Realisasi Anggaran ................................................................................................................ 88
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................................... 91
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | v
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Kinerja (Lkj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayai kepada setiap instansi pemerintah atas
penggunaan anggarannya. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan
kinerja adalah pengukuran dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara
memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 merupakan
Laporan Kinerja awal periode Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
2015-2019 (masa transisi), yang hanya menyajikan capaian kinerja sasaran program
yang merupakan outcome dari target output yang telah ditetapkan di dalam dokumen
Perjanjian Kinerja dan revisi RKA/KL Tahun 2015.
A. Capaian Kinerja organisasi
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat ini disusun
berdasarkan data realisasi kinerja yang telah dikelola secara sistematis dengan
menggunakan Sistem Aplikasi New IPMS dan Aplikasi SIM-HP. Sedangkan format
telah disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat diukur dengan
merata-ratakan pencapaian keberhasilan Program yang diwakili oleh masing-
masing indikator yang telah ditetapkan dalam Renstra dan Perjanjian Kinerja
tahun 2015 yang dititikberatkan pada indikator outcome dari kegiatan di dalam
masing-masing program yang dilaksanakan tahun 2015.
Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 yang kemudian direvisi dengan
adanya revisi RKA/KL berisikan 22 indikator sasaran program yang harus dicapai
oleh 5 unit eselon III. Capaian kinerja rata-rata yang dilaksanakan Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2015 adalah sebesar 91,69% dengan
kategori “Sangat Berhasil”, dengan rincian sebagai berikut:
Rata-rata Capaian Kinerja Program
No Uraian Program Rata-rata Capaian
Kinerja (%)
1. Program pengawasan intern akuntabilitas
keuangan negara dan pembangunan nasional
serta pembinaan penyelenggaraan sistem
pengendalian intern pemerintah
85,61
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | vi
2. Program dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya
97,77
Rata-rata capaian Program Stategis 91,69
Uraian masing-masing capaian indikator sasaran program adalah sebagai berikut :
1) Capaian sasaran Program “Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara
dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah” dengan rata-rata sebesar 85,61% dengan
kategori “Sangat Berhasil”. Keberhasilan ini didukung oleh 3 (tiga) kelompok
besar indikator yaitu :
a. Capaian Kinerja Indikator Rekomendasi Hasil pengawasan yang diwakili 10
indikator kinerja dengan total indikator sebanyak 15 indikator keberhasilan
dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 87,02% termasuk kategori “Sangat
Berhasil”.
b. Capaian Kinerja Indikator Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP
Pemerintah Daerah sebesar 100% termasuk kategori “Sangat Berhasil”.
c. Capaian Kinerja Indikator Persentase APIP yang berada Level 2 IACM sebesar
50,00% termasuk kategori “Tidak Berhasil”.
Belum optimalnya kinerja indikator sasaran program tersebut disebabkan
kondisi sebagai berikut :
a. Masih rendahnya level IA-CM pada APIP di Wilayah Provinsi Kalimantan
Barat.
b. Tidak dapat dilaksanakan 3 (tiga) penugasan pengawasan yang
menghasilkan 3 (tiga) rekomendasi yaitu Rekomendasi Perbaikan
Pencegahan Korupsi Kementerian dan Lembaga sebanyak 1 (satu)
rekomendasi dan Rekomendasi Perbaikan Kelancaran Pembangunan
sebanyak 2 (dua) rekomendasi.
c. Rekomendasi strategis belum seluruhnya ditindak lanjuti pada tahun 2015.
2) Capaian sasaran Program “Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya” dengan rata-rata sebesar 97,77% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
Keberhasilan ini didukung oleh 5 (lima) indikator yaitu :
a. Capaian kinerja indikator persentase jumlah rencana penugasan pengawasan
yang terealisasi sebesar 97,67% termasuk kategori “Sangat Berhasil”.
b. Capaian kinerja indikator persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
sebesar 99,84% termasuk kategori “Sangat Berhasil”.
c. Capaian kinerja indikator persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap
layanan kepegawaian sebesar 96,13% termasuk kategori “Sangat
Berhasil”.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | vii
d. Capaian kinerja indikator persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas
pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur sebesar 99,87%
termasuk kategori “Sangat Berhasil”.
e. Capaian kinerja indikator persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap
layanan umum perkantoran sebesar 95,33% termasuk kategori “Sangat
Berhasil”.
B. Upaya dalam Rangka Peningkatan Kinerja
Capaian kinerja sasaran program tersebut di atas belum merupakan capaian
optimal dan memerlukan perbaikan kinerja di masa yang akan datang dengan
meningkatkan upaya-upaya kegiatan assurance dan consultancy. Selain itu perlu
juga diambil langkah-langkah perbaikan penugasan pengawasan yang disesuaikan
dengan mandat terbaru sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014
tentang BPKP sehingga dapat menjawab tantangan yang dibebankan kepada
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dengan melaksanakan upaya-upaya
konkrit sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas Perencanaan Pengawasan dengan Pendekatan “BPKP
Sentris”, penetapan skala prioritas/strategi fokus, terukur dan jelas tahapannya,
komprehensif, berkesinambungan sehingga terwujud keselarasan tujuan
organisasi (Goals Congcruence).
2. Peningkatan opini BPK atas laporan Keuangan Pemerintah Daerah, opini
BUMN/D serta opini wajar atas laporan dukungan PHLN dengan melakukan
upaya-upaya sebagai berikut:
a. Penguatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Pemerintah
Daerah di Provinsi Kalimantan Barat.
b. Pendampingan penyusunan laporan keuangan dan pendampingan reviu
laporan keuangan Pemda bersama Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota.
c. Pendampingan pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D).
d. Peningkatan kapasitas SDM pada Pemerintah Daerah.
e. Pembenahan sistem dan tata kelola, sistem akuntansi, manajemen aset,
asistensi penyusunan laporan keuangan maupun Good Corporate
Governance (GCG).
f. Kegiatan audit, evaluasi, dan reviu diarahkan kepada kesesuaian
penyelenggaraan risk management, control, dan governance process dengan
kualitas yang digariskan dengan kebijakan manajemen, standar, atau norma
yang diberlakukan untuk praktik yang sehat.
3. Pengawasan pelaksanaan Program Prioritas NAWACITA lebih diarahkan kepada
pencapaian target kinerja NAWACITA khususnya di Provinsi Kalimantan Barat,
dan untuk pengembangan kawasan perbatasan akan dilakukan monitoring dan
evaluasi lanjutan untuk memastikan semua program prioritas pemerintah pusat
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | viii
dapat berjalan dengan baik sebagai upaya tindak lanjut evaluasi yang
dilaksanakan tahun 2015.
4. Peningkatan tata kepemerintahan yang baik dan bersih (good public
governance) dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Mendorong Pemerintah Daerah untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dengan mengoptimalkan Capaian Kinerja penyelenggaraan
Pemerintah Daerah.
b. Mendorong seluruh BUMN/D dan BLUD yang ada di wilayah Provinsi
Kalimantan Barat untuk menerapkan kriteria GCG dengan pembinaan pada
BUMN/BUMD serta BLUD melalui kegiatan evaluasi/ pengembangan sistem
pengelolaan dan bimtek/konsultasi/sosialisasi/asistensi/pendampingan
penerapan GCG.
5. Mewujudkan iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan
pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara di Wilayah Provinsi
Kalimantan Barat, dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Pre-emptif dan Preventif pada implementasi Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) serta sistem pencegahan KKN (Fraud Control Plan) di
semua SKPD di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.
b. Peningkatan komunikasi dengan instansi penegak hukum terkait dengan
permintaan audit investigasi mapun PKKN.
c. Melakukan sosialisasi tentang produk-produk Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat yang dapat dimanfaatkan stakeholders sesuai dengan
mandat yang ada, diantaranya dengan produk SIMDA, ekskalasi harga, FCP,
GCG, SIA BLUD, SIA PDAM, Billing System PDAM serta aplikasi SIM-HP.
d. Melakukan penilaian maturitas SPIP sebagai wujud pengujian pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pada seluruh Pemerintah
Daerah di Provinsi Kalimantan Barat.
6. Peningkatan kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional
dan kompeten melalui kegiatan sosialisasi JFA dan tata kelola APIP, sehingga
seluruh Inspektorat Provinsi/ Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Provinsi
Kalimantan Barat dapat ditingkatkan level Internal Audit Capability
Model(IACM).
7. Survey kebutuhan stakeholders agar dapat disinkronkan dengan PKP2T.
8. Pembentukan klinik BLUD dan PDAM di Kantor Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat.
9. Peningkatan kompetensi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
melalui PPM, workshop dan diklat.
10. Peningkatan efektivitas internal quality assurance melalui FGD hasil
pengawasan.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) mengamanahkan BPKP untuk melakukan
(a) pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dalam kegiatan yang
bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan
penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dan kegiatan
berdasarkan penugasan oleh presiden, serta (b) pembinaan penyelenggaraan
SPIP. Sesuai dengan kondisi umum penyelenggaraan pemerintahan, sejauh ini,
pelaksanaan tugas BPKP terfokus pada akuntabilitas pelaporan keuangan baik
dari sudut pengawasan intern maupun dalam pembinaan SPIP untuk
peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.
Selain itu, mandat baru yang diemban BPKP berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 192 Tahun 2014, BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan
pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP
menyelenggarakan dua fungsi utama yaitu fungsi pengarahan dan
pengoordinasian pengawasan intern dan fungsi pengawasan intern. Fungsi
pertama meliputi (a) fungsi perumusan kebijakan nasional pengawasan intern
terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional
meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum
negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan (b) fungsi
pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-
sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya.
Fungsi kedua berupa pengawasan intern yang terdiri dari: (a) pelaksanaan audit,
reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap
perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan
negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/daerah serta
pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian
keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk
badan usaha dan badan lainnya yang di dalamnya terdapat kepentingan
keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah
Daerah, serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/daerah; (b)
pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset
negara/daerah; (c) pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko,
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 2
pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan
lainnya dan program/kebijakan pemerintah yang strategis; (d) pengawasan
terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat
menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit
klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi
merugikan keuangan negara/daerah, audit perhitungan kerugian keuangan
negara/daerah, pemberian keterangan ahli dan upaya pencegahan korupsi; (e)
pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat;
dan (f) pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan
sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan badan lainnya.
Semnetara itu, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat sebagai bagian
integral dari BPKP tertuang dalam Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-
06.00.00.286/K/2001 tanggal 20 Februari 2001 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagaimana
telah diubah dengan Perubahan Ketujuh Keputusan Kepala BPKP Nomor 11
Tahun 2013 tanggal 18 Februari 2013 mempunyai tugas pokok:
“Melaksanakan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan serta
Penyelenggaraan Akuntabilitas di Daerah Sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan yang Berlaku”.
Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, fungsi Perwakilan BPKP adalah:
1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan.
2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara
dan pengurusan barang milik/kekayaan negara.
3. Pengawasan terhadap pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
dan pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan
daerah.
4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintah yang bersifat
strategis dan/atau lintas Departemen/Lembaga/Wilayah.
5. Pemberian asistensi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Pusat dan Daerah.
6. Evaluasi atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat dan
Daerah.
7. Pemeriksaan terhadap badan usaha milik negara, pertamina, cabang usaha
pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan-badan lain
yang didalamnya terdapat kepentingan Pemerintah, pinjaman/bantuan luar
negeri yang diterima pemerintah pusat, dan badan usaha milik daerah atas
permintaan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
8. Evaluasi terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance dan laporan
akuntabilitas kinerja pada badan usaha milik negara, pertamina, cabang usaha
pertamina, kontrak bagi hasil, kontrak kerja sama, badan-badan lain yang di
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 3
dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah,
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9. Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara, badan
usaha milik negara, dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat
kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran
pembangunan, dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik
dan instansi pemerintah lainnya.
10. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta
pengendalian mutu pengawasan.
11. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.
Sebagai bagian yang integral dari BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat sepenuhnya mendukung BPKP dalam menjalankan tugas pemerintahan di
bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Fungsi pengawasan BPKP tersebut, jika dikaitkan dengan fungsi Perwakilan BPKP
pada pasal 3 keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001, PP
60/2008, dan peran auditor internal, maka peran Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat adalah sebagai berikut:
1. Quality assurer bagi pengawalan RPJMD dalam konteks RPJMN.
2. Mitra kerja eksekutif dalam memperbaiki efektivitas manajemen risiko dan tata
kelola (governance) melalui pembangunan sistem pengendalian intern yang
efektif.
3. Promotor bagi pewujudan sinergi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dan
peningkatan kapasitas APIP.
Penyelenggaraan peran di atas, menekankan efektivitas dan efisiensi sebagai dasar
pencapaian tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat. Untuk itu, disusun
strategi dalam model Balanced Scorecard (BSC) yang memuat rumusan dan
jaringan kinerja yang hendak dicapai. Model tersebut dilandasi oleh pemahaman
dan pengembangan tentang peningkatan modal SDM (kompetensi), perbaikan
modal organisasi (iklim kerja dan manajerial) dan peningkatan modal informasi.
Melalui proses internal akan terwujud kegiatan pengawasan yang berbasis risiko,
terbangunnya pola kemitraan yang efektif dengan stakeholders, serta terpenuhinya
kepatuhan terhadap kebijakan dan aturan.
Stakeholders Perwakilan BPKP terdiri dari stakeholders internal, serta eksternal
yaitu Pemerintah Daerah (Gubernur dan Bupati/Walikota), masyarakat
(beneficiaries), pelaksana kebijakan (Pemda, Instansi Vertikal, BUMN/D,
Universitas Negeri), komunitas profesi, BPK-RI Perwakilan, DPRD, dan para mitra
kerja (Inspektorat, Polri, Kejaksaan, dan KPK).
Pada perspektif stakeholders, kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh
Perwakilan BPKP harus menghasilkan laporan/dokumen yang bermanfaat dan
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 4
tepat waktu bagi stakeholders dan mendorong terwujudnya tata kelola
kepemerintahan yang baik.
B. Aspek Strategis Organisasi
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi pengawalan pencapaian target rencana
jangka menengah pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah
menyusun Rencana Strategis (Renstra) 2015–2019 yang memuat visi, misi,
tujuan, program, dan kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2015 – tahun2019
berikut target output dan outcome yang akan dicapai.
Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat periode 2015–2019 telah
diselaraskan dengan restrukturisasi program yang dilakukan oleh Bappenas dan
adanya mandat baru BPKP seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
dan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP.
Mandat baru yang diemban BPKP adalah sebagai auditor Presiden yang memiliki
tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara
dan sebagai pembina SPIP untuk seluruh instansi pemerintah. Peran pembina
SPIP terkait erat dengan peran pengawasan intern, karena dengan penguatan
SPIP maka pengendalian pelaksanaan kegiatan pemerintahan menjadi semakin
terjaga dari penyimpangan dan penyalahgunaan.
Mandat baru tersebut ditindaklanjuti dengan reposisi dan revitalisasi BPKP
melalui paradigma baru sebagai Auditor Presiden dengan menunjukkan kinerja
BPKP yang nyata dalam membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan-
permasalahan yang dihadapi. Strategi penguatan (reposisi) BPKP ke depan
adalah:
Product Differences
Kekuatan BPKP tergantung pada kualitas produk yang dihasilkan. Kualitas
produk BPKP harus bersifat strategis, makro, nasional (lintas sektoral) yang
merupakan jiwa pasal 49 PP Nomor 60 Tahun 2008. Tugas BPKP bersifat
spesifik yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara
oleh para pengguna anggaran agar tercapai tujuan akuntabilitas Presiden
yang menjalankan amanah rakyat.
Market Differences
Agar produk BPKP menjadi bernilai, maka harus dikenali market BPKP. BPKP
memiliki pasar pengawasan yang jelas, yaitu Presiden sebagai stakeholders
utama dan stakeholders birokrasi yang lain yang terdiri dari legislatif,
yudikatif, organisasi pendidikan dan organisasi profesi. Banyak pihak yang
sudah terbantu oleh kinerja BPKP dan membutuhkan BPKP.
Methodology Differences
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 5
Dengan new BPKP perlu terus dikembangkan metodologi pengawasan yang
spesifik dan membawa manfaat misalnya program evaluations, policy
analysis, forensic audit, performance audit, dan internal control review.
C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi
BPKPmelaksanakan kegiatan-kegiatan pengawasan sebagai berikut:
Pre-emptif
Kegiatan pre-emptif bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang
diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik, dan
pemberantasan KKN. Sasaran kegiatan ini adalah berkurangnya penyakit
birokrasi yang bersifat laten.
Preventif
Kelompok kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultansi manajemen
untuk memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi
penciptaan peringatan dini (early warning system) atas proses governance,
manajemen risiko, dan pencegahan KKN, berdasarkan pola kemitraan
dengan unsur-unsur manajemen pemerintah. Sasarannya adalah
meminimalisasi peluang terjadinya moral hazard di birokrasi.
Represif
Kelompok kegiatan represif berupa audit investigatif untuk menjustifikasi
perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak
diketemukannya indikasi melawan hukum/tindak pidana korupsi.
Sasarannya adalah terungkap dan terselesaikannya kasus penyimpangan dan
perbuatan melawan hukum.
Tiga strategi tersebut kemudian diefektifkan pada dua peran yaitu assurance dan
consultancy. Peran assurance selanjutnya dispesifikkan lagi menjadi quality
assurance.
Peran assurance dilakukan melalui kegiatan audit, evaluasi, dan reviu. Peran ini
meminta para auditor intern untuk memberikan pendapatnya tentang
kesesuaian penyelenggaraan risk management, control, dan governance process
dengan kualitas yang digariskan dengan kebijakan manajemen, standar, atau
norma yang diberlakukan untuk praktik dimaksud.
Consulting dilakukan dengan sosialisasi, asistensi/bimbingan teknis,
pengembangan sistem. Pada peran consulting BPKP mempunyai keunggulan
untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan. Hal ini tercermin dari
kepercayaan instansi-instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah
dan BUMN/D menggunakan produk dan jasa BPKP dalam rangka membenahi
sistem dan tata kelolanya, antara lain sistem akuntansi, asistensi penyusunan
laporan keuangan maupun Good Corporate Governance (GCG).
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 6
Peran BPKP tersebut kemudian dipertegas dengan terbitnya dua Instruksi
Presiden (Inpres), yaitu Inpres Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan
Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Fungsi Pengawasan Intern
dalam rangka mewujudkan Kesejahteraan Rakyat dan Inpres Nomor 7 Tahun
2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015. Kedua
inpres tersebut sangat strategis dalam mengukuhkan peran dan partisipasi BPKP
untuk meningkatkan kualitas, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
pembangunan nasional dan pelaksanaan APBN/APBD guna mempercepat
peningkatan kesejahteraan rakyat melalui penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah (SPIP) sekaligus pencegahan dan pemberantasan KKN.
D. Struktur Organisasi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari Kepala Perwakilan, 1
Kepala Bagian, 4 (empat) Kepala Bidang, dan Kelompok Jabatan Fungsional.
Tugas masing-masing bagian/bidang adalah sebagai berikut :
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan
program pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan dalam,
perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan, dan pelaporan hasil
pengawasan.
Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan rencana, program, pelaksanaan pengawasan instansi
pemerintah pusat, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah
pusat serta pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah
pusat dan evaluasi hasil pengawasan.
Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan rencana, program, dan pengawasan instansi pemerintah daerah atas
permintaan daerah serta pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan
akuntabilitas, dan evaluasi hasil pengawasan.
Bidang Akuntan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana,
program, dan pelaksanaan pemeriksaan serta evaluasi pelaksanaan Good
Corporate Governance dan laporan akuntabilitas kinerja badan usaha milik
negara, pertamina, cabang usaha pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak
kerja sama, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan
pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan daerah serta evaluasi
hasil pengawasan.
Bidang Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana,
program, dan pelaksanaan pemeriksaan terhadap indikasi penyimpangan yang
merugikan negara, badan usaha milik negara, dan badan-badan lain yang di
dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan
kelancaran pembangunan dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi
penyidik dan instansi pemerintah lainnya.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 7
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Gambar 1 Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
E. Sistematika Penyajian
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015
melaporkan pencapaian kinerja selama tahun 2015. Capaian kinerja 2015
diukur dan dinilai berdasarkan Penetapan Kinerja (Tapkin) 2015 sebagai tolok
ukur keberhasilan tahunan organisasi. Tapkin merupakan penjabaran Renstra
BPKP 2015–2019. Berikut sistematika Laporan Kinerja Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015.
Gambar 2 Sistematika Penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Thun 2015
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III
PENUTUP
BAB IV
PENDAHULUAN BAB I
RENCANA STRATEGIS 2015-2019
PERJANJIAN KINERJA 2015
BAB II
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 8
BAB II PERENCANAAN DAN
PERJANJIAN KINERJA
A. Rencana Strategis 2015 -2019
1. Pernyataan Visi
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat merupakan unit kerja eselon II BPKP
dimana dalam menyusun rencana strategis selalu mengacu kepada Rencana
Strategis BPKP 2015-2019. Penyusunan rencana strategis dilaksanakan secara
sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan
kendala yang ada atau yang mungkin timbul.
Perubahan paradigma, dari paradigma lama yaitu BPKP yang hanya sekedar
watchdog menuju ke paradigma baru, yaitu menjadi Auditor Presiden yang
mampu memberikan pengawalan terhadap target-target pembangunan nasional
yang tertuang dalam RPJMN/D dan RKP/RKPD, tidak terlepas dari pengaruh
pelaksanaan otonomi daerah yang diikuti dengan pemberian kewenangan
pengawasan kepada daerah yang bersangkutan.
Selain itu, terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) dan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP
memberikan mandat baru kepada BPKP menjadi Pembina SPIP bagi seluruh
Instansi Pemerintah baik Pusat maupun Daerah. Tanggung jawab sebagai Pembina
SPIP merupakan tantangan yang harus dijawab oleh Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat. Untuk mencapai hal tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat menetapkan Visi:
“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di
Wilayah Provinsi Kalimantan Barat”
Pernyataan visi ini sekaligus mengartikan bahwa visi BPKP ini telah konsisten
dengan visi Presiden yang telah berwujud menjadi visi pembangunan nasional.
Sebagai gambaran yang diimpikan tahun 2019 atau setelahnya, visi Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Barat diharapkan menjadi acuan bagi setiap pegawai
BPKP di semua tingkatan untuk melaksanakan tugasnya. Terdapat beberapa kata
kunci yang perlu diberi makna secara khusus agar dapat membangun persepsi
yang sama di antara insan pegawai di lingkungan BPKP.
a. Auditor Internal Pemerintah RI
Terdapat dua kata kunci dalam frase auditor internal pemerintah RI yaitu
audit intern dan auditor pemerintah RI.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 9
1) Audit Intern
Terdapat dua sifat aktifitas peran BPKP dalam melaksanakan pengawasan
intern yaitu sebagai pemberi jasa assurance dan pemberi jasa consultancy.
Melihat pendekatannya, pengawasan intern dimaksud menuntut jasa
assurance dan consultancy yang diperoleh dengan pendekatan yang
sistematis dan metodologis untuk mengevaluasi dan meningkatkan
efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Lebih
spesifik lagi, untuk program atau kebijakan pembangunan nasional,
pengawasan intern BPKP menuntut penerapan pendekatan evaluasi (riset
sosial) untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan atas ketiga hal tersebut.
2) Auditor Pemerintah RI
Auditor pemerintah RI mengacu kepada posisi BPKP sebagai aparat
pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada
Presiden sebagai pemegang kekuasaan Pemerintah RI dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai Auditor Pemerintah RI, BPKP
merupakan mata dan telinga Presiden yang difungsikan untuk melihat dan
mendengar secara langsung fakta lapangan dan memberikan respon berupa
informasi assurance melalui suatu sistem pengawasan, dalam hal ini sistem
informasi akuntabilitas.
Dalam posisi sebagai Auditor Presiden, BPKP mengemban amanah dan
tanggung jawab yang besar karena dituntut mampu mendeteksi berbagai
potensi ataupun simtom-simtom kelemahan maupun penyimpangan di
bidang keuangan negara. Dalam konteks tersebut, BPKP harus konsekuen
untuk meyakini bahwa alasan keberadaannya terutama bukan hanya untuk
melaksanakan fungsi atestasi terhadap asersi manajemen, tetapi juga
menekankan upaya perbaikan manajemen risiko, sistem pengendalian dan
proses governance.
Visi BPKP sebagai Auditor Internal Pemerintah RI merupakan visi yang
strategis dalam rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in fact
maupun in appearance terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu
kementerian, lembaga dan pemerintah daerah dan korporasi. Dengan
demikian, informasi yang dihasilkan dari proses/kegiatan pengawasan oleh
BPKP diharapkan bersifat obyektif, tidak bias dan tidak diintervensi oleh
pihak-pihak lain yang menciderai penegakan prinsip independensi.
b. Auditor Berkelas Dunia
Terdapat tiga aspek yang menunjukkan kualitas BPKP sebagai auditor internal
berkelas dunia yaitu aspek SDM, aspek organisasi dan aspek produk.
1) Profesionalisme Sumber Daya Manusia
Sumber daya Manusia (SDM) BPKP wajib menerapkan due professional care
dalam setiap pelaksanaan penugasan pengawasan dan wajib memenuhi
persyaratan minimal. Kedua persyaratan tersebut biasanya ditetapkan
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 10
dalam standar pengawasan yang berlaku bagi BPKP sebagai organisasi
profesi.
SDM BPKP yang memiliki kompetensi bidang pengawasan, diarahkan
menjadi personel yang lebih memiliki kompetensi sesuai tujuan dan
sasaran strategis BPKP. Kompetensi yang memungkinkan kemahiran
profesional dalam pelaksanaan pengawasan intern, berdasarkan standard
operating procedure (SOP) yang berlaku dan memperhatikan standar audit
dari AAIPI atau IIA, dengan quality assurance berjenjang untuk memastikan
kualitas proses pelaksanaan pengawasan. Pemilihan obyek pengawasan
dilakukan sejak perencanaan stratejik sampai dengan perencanaan tahunan
dengan memperhatikan risiko (risk based planning). Demikian juga,
pelaksanaan pengawasannya tetap memperhatikan risiko pengawasan (risk
based audit) untuk melindungi timbulnya gugatan pihak ketiga.
2) Kewenangan dan Kapabilitas Organisasi
Kewenangan BPKP dalam pengawasan program lintas di kementerian,
lembaga dan pemerintah daerah diwujudkan dalam pemberian kualitas
yang independen dan obyektif atas pengendalian intern yang diterapkan
dalam sertifikasi profesi pengawasan. Setiap auditor BPKP memiliki
keahlian dan kapasitas yang memadai dalam melakukan koordinasi dan
kerjasama tim, paham atas budaya organisasi serta sistem dan proses yang
berlaku di BPKP. Di samping itu, BPKP selalu mengusahakan peningkatan
kompetensi dalam berbagai bidang terkait sehingga meningkatkan
kemampuan dalam mengidentifikasi masalah dan solusinya serta
memahami perubahan peraturan terkait dan standar baru di bidang
pengawasan.
Pengelolaan sumber daya manusia BPKP telah direncanakan untuk
memenuhi kebutuhan pengawasan dalam mencapai pengelolaan risiko,
proses governance yang efektif dan efisien serta tercapainya tujuan dan
sasaran. Laporan yang disampaikan kepada Menteri, Kepala Lembaga atau
Kepala Daerah yang bertanggung jawab langsung terhadap keberhasilan
program, diarahkan agar dapat memenuhi harapan Presiden sebagai Kepala
Pemerintahan RI terkait dengan kebijakan stratejik yang perlu diperbaiki
dari pelaksanaan program pembangunan nasional. Pelaksanaan peran
pengawasan intern tersebut telah dinyatakan dalam audit charter yang
telah mendefinisikan kewenangan, ruang lingkup dan tanggung jawab
BPKP. Pelaksanaan peran tersebut telah disetujui Presiden sebagaimana
tertuang dalam berbagai peraturan yang mendukung peran BPKP serta
menjadi landasan dan pedoman pelaksanaan peran pengawasan intern.
Untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pengawasan selalu
dilakukan reviu dan melakukan pembelajaran dari proses pengawasan yang
berlangsung di negara-negara lain (best practices benchmarking) melalui
studi literatur maupun studi ke organisasi internal audit negara yang
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 11
bersangkutan. Dengan perbaikan yang terus-menerus tersebut, diharapkan
BPKP dapat menjadi pembina yang lebih kompeten bagi aparat pengawasan
pemerintah lainnya.
Kapabilitas pengelolaan organisasi dan profesional pengawasan BPKP
diarahkan pada kerangka penilaian Internal Audit Capability Model (IA-
CM)dengan target minimal kapabilitas pada level 3 pada tahun 2019,
dengan karakteristik sebagai berikut:
1) Peran dan jasa pengawasan BPKP saat ini berupa jasa assurance &
consulting diarahkan menuju kepada peran sebagai penggerak
perubahan (Service and Role of Internal Audit Element).
2) Pengelolaan SDM BPKP diarahkan untuk membangun pegawai yang
profesional, meningkatkan koordinasi serta meningkatkan kompetensi
dan kerjasama tim (People Management Element).
3) Pengawasan intern BPKP dalam rencana strategi pengawasan berfokus
pada kebutuhan shareholder dan stakeholder dengan memperhatikan
fokus prioritas dan risiko. Memperbaiki metodologi pengawasan
berdasarkan perbaikan proses internal maupun praktek-praktek
terbaik pengawasan (Professional Practices Element).
4) Mengembangkan manajemen kinerja pengawasan baik organisasi
maupun individu, melalui SIM HP dan SIM Monev Pengawasan untuk
kepentingan manajemen hasil pengawasan maupun untuk manajemen
sumber daya pengawasan (Performance Management and
Accountability Element).
5) Sinergitas dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya dalam
melakukan pengawasan lintas sektor dan menjadi mitra pemerintah
dalam tindak lanjut perbaikan manajemen hasil pemeriksaan BPK RI.
Sementara itu, hasil pengawasan BPKP berupa rekomendasi kepada
Presiden, pimpinan KLPK (kementerian/lembaga/pemprov/pemkab/
pemkot) dalam rangka mewujudkan hubungan yang harmonis dan
efektif dengan mitra kerja (Organizational Relationship and Culture
Element).
6) Dalam kedudukannya sebagai auditor Presiden, BPKP aktif untuk
melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan pengendalian
intern dalam memitigasi risiko, meningkatkan kepatuhan dan
mendorong tercapainya tujuan organisasi (Governance Structure
Element).
Pengembangan kapabilitas dan kapasitas pengawasan intern BPKP
senantiasa dilakukan dengan penerapan sistem pengendalian intern
pemerintah, untuk memberi keyakinan bahwa tujuan BPKP dapat tercapai.
Penerapan sistem pengendalian intern diarahkan pada penyelenggaraan
yang efektif dengan kerangka penilaian kematangan implementasi SPIP.
Maturitas penyelenggaraan SPIP ditargetkan berada padal level 3, dengan
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 12
karakteristik bahwa BPKP telah menetapkan kebijakan dan prosedur
pengendalian untuk semua kegiatan pokok BPKP, sebagai media
pengendalian (control design). Kebijakan dan prosedur atas kegiatan
pengelolaan keuangan dan atas beberapa kegiatan operasional telah mulai
dilaksanakan dan didokumentasikan secara konsisten.
3) Leverage Rekomendasi Hasil Pengawasan
Dari sudut perannya, hasil pengawasan internal BPKP dapat berupa
informasi assurance dan/atau consultancy. Informasi assurance
memberikan jaminan kepada Presiden dan pembantunya bahwa tata kelola
pemerintahan atas seluruh program-program prioritas pembangunan telah
dijalankan sesuai dengan standar, aturan, kebijakan atau instrumen
operasional manajemen risiko dan governance lainnya. Informasi
consultancy berwujud rekomendasi tentang perbaikan manajemen risiko,
aktivitas pengendalian dan proses governance dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan program pembangunan. Kualitas informasi assurance
dan rekomendasi strategis tersebut harus sedemikian rupa sehingga
mempunyai daya ungkit (leverage) yang cukup signifikan dalam
meningkatkan kinerja pemerintahan dan program pembangunan.
c. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional
Terdapat dua ruang lingkup utama terkait dengan akuntabilitas pengelolaan
keuangan dan pembangunan. Pertama, terkait dengan fungsi manajemen
lingkup pengawasan intern yang meliputi perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Kedua, terkait dengan
lingkup APBN, pengawasan intern akan meliputi fungsi penerimaan, program
prioritas nasional dan kebijakan fiskal. Pengawasan BPKP dilakukan untuk
merespon permasalahan yang mengemuka pada pembangunan nasional yang
menjadi perhatian Presiden atau masyarakat luas. Uraian lebih rinci dapat
dilihat di tujuan dan sasaran strategis.
Peran penting BPKP sebagai auditor internal pemerintah RI yang selalu hadir
dalam membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan
terpercaya tersebut dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut:
1) Auditor Internal Pemerintah RI yang Selalu Hadir
Selalu hadir mempunyai makna suatu tindakan proaktif yang sudah sampai
pada tataran sebuah kebiasaan untuk berada pada suatu tempat, setiap saat
dibutuhkan oleh pemerintah dan masyarakat. Dalam pemahaman ini, selalu
hadir diartikan sebagai keberadaan BPKP sebagai auditor internal
pemerintah selalu ada atau hadir untuk memberikan jawaban kepada
masyarakat dan pemerintah di bidang pengawasan pembangunan dan
pembangunan pengawasan.
Kehadiran fungsi pengawasan dalam pelaksanaan pembangunan tersebut;
baik program lintas sektoral maupun program yang masuk dalam kategori
current issue mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pada
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 13
pelaporan akuntabilitasnya diharapkan menghasilkan informasi hasil
pengawasan yang sifatnya strategis sebagai masukan penting bagi Presiden
dan Wakil Presiden, beserta kabinetnya. Kehadiran fungsi pengawasan
internal yang dilakukan oleh BPKP pada akhirnya diharapkan dapat
memberikan nilai tambah atau added value yang mempunyai makna
mendorong pencapaian Sasaran Pokok Pembangunan.
2) Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih
Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih didefinisikan sebagai
membangun suatu kondisi pemerintahan yang para penyelenggaranya
menjaga diri dari perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dengan
tools pengawasan berupa sosialiasi, bimbingan teknis, diklat, audit, evaluasi,
verifikasi dan pemantauan. Terkait dengan Agenda Pembangunan Nasional,
fungsi pengawasan internal BPKP dilakukan melalui tindakan represif
untuk preventif, membantu Aparat Penegak Hukum dalam memberantas
Tindak Pidana Korupsi (TPK).
Untuk membangun sebuah tata kelola pemerintahan yang bersih, BPKP
dapat memfasilitasi dan mendorong kementerian/lembaga/pemprov/
pemkab/pemkot dengan cara membangun SPIP serta mendorong
peningkatan level maturitas SPIP pada setiap kementerian/lembaga/
pemda. Hal penting lainnya yang harus dilakukan adalah SPIP juga harus
diterapkan pada Program Lintas. Di samping itu, tindakan lain yang dapat
dilakukan adalah mendorong dan memfasilitasi APIP untuk meningkatkan
kapabilitas pengawasan intern masing-masing APIP. Jika beberapa upaya
penting di atas dapat terlaksana dengan baik maka tata kelola
pemerintahan di Indonesia akan semakin baik.
3) Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif
Membangun tata kelola pemerintahan yang efektif didefinisikan sebagai
upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan hasil
pelaksanaan pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran
pembangunan serta mampu memenuhi kebutuhan masyarakat luas.
Terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam bentuk penyediaan
barang/jasa dalam jumlah yang memadai dan berkualitas merupakan salah
satu indikator pemerintahan yang efektif.
Kehadiran fungsi pengawasan internal yang dilakukan oleh BPKP
hendaknya dapat memastikan bahwa program dan kegiatan pembangunan
nasional dapat menghasilkan output yang tepat secara jumlah dan kualitas
yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam kondisi demikian, pengawasan
internal sejak tahap perencanaan menjadi sangat penting dilakukan oleh
BPKP. Upaya ini dilakukan untuk menghindari terjadinya missing link
antara kebutuhan masyarakat dengan barang/jasa yang tersedia. Di
samping itu, pengawasan internal oleh BPKP dilakukan untuk memastikan
efektivitas pelaksanaan program tersebut.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 14
d. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Terpercaya
Membangun tata kelola pemerintahan yang terpercaya didefinisikan sebagai
upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memulihkan
kepercayaan publik pada instansi pemerintah. Praktek birokrasi selama ini
dirasakan oleh sebagian masyarakat sebagai profil yang lambat dalam
memberikan pelayanan, berbelit dan berbudaya koruptif. Pemerintah pun
berupaya keras melakukan perbaikan agar kesan negatif tersebut tidak terus-
menerus menguat yang pada akhirnya menurunkan kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah.
Kehadiran fungsi pengawasan internal yang dilakukan oleh BPKP diharapkan
dapat mengurangi perilaku koruptif para penyelenggara pemerintahan dan
mendorong aparatur pemerintah untuk memberikan pelayanan prima kepada
masyarakat.
2. Pernyataan Misi
Dalam rangka mencapai visi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
menetapkan 3 (tiga) misi, yaitu:
a. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung
Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di
Wilayah Provinsi Kalimantan Barat
Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi BPKP serta manfaat BPKP.
Tugas dimaksud adalah “Pengawasan intern terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan” dan manfaatnya yaitu “mendukung
tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif, yang
tercermin dari :
1) Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan
a) Akuntabilitas
Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan dalam misi ini akan bermuara pada pemberian informasi
assurance dan rekomendasi atas penyelenggaraan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Prinsip
dari akuntabilitas adalah kesiapan pemerintah untuk merespon
pertanyaan (scrutiny) masyarakat dan stakeholder lainnya tentang
pelaksanaan mandat dan penggunaan sumber daya yang diamanatkan
kepada penyelenggara pemerintahan.
Untuk kesiapan ini, dan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192
Tahun 2014, serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang fungsi
pengawasan, BPKP menjadi mitra kerja KLPK melalui jasa assurance, jasa
consultancy. Jasa assurance mencakup pemberian informasi kepada
Presiden tentang capaian pelaksanaan tugas dari para mitra kerja BPKP
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 15
tersebut. Sedangkan jasa consultancy berwujud rekomendasi yang
mempunyai daya ungkit dalam peningkatan kinerja KLPK sebagai mitra
kerja BPKP. Perwujudan peran pengawasan intern tersebut sekurang-
kurangnya harus memberikan keyakinan yang memadai melalui informasi
assurance atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian
tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dan sasaran
pembangunan nasional.
Jasa assurance dan consultancy dihasilkan melalui pelaksanaan kegiatan
assurance dan konsultansi. Kegiatan dimaksud dapat mengacu kepada PP
60 Tahun 2008, Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 dan Instruksi
Presiden Nomor 9 tahun 2014. PP 60/2008 memberi batasan pengawasan
intern sebagai seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan,
dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
b) Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Sebagai auditor internal yang bertanggung jawab kepada Presiden, BPKP
melaksanakan fungsi pengawasan intern terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan dan pembangunan. Dalam periode sebelumnya
fokus pengawasannya banyak diarahkan pada aspek pengelolaan
keuangan antara lain meliputi : pelaporan keuangan, kebijakan fiskal,
kebijakan alokasi atau transfer daerah, maka pada periode 2015 2019,
sesuai misi ini, sasaran program pengawasan intern BPKP termasuk
mengawal dan mendorong bagaimana program pembangunan nasional
dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien.
c) Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan mengikuti
kerangka APBN. Dalam hal pengelolaan keuangan, pengawasan intern
BPKP akan berupaya meningkatkan kualitas akuntabilitas Presiden
sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan tertinggi di bidang keuangan
dan atau Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.
Dalam hal pengawasan intern atas kualitas pelaporan, BPKP mendorong
mitra kerjanya untuk memenuhi persyaratan minimal kualitas laporan
keuangan (LK) yang direpresentasikan oleh opini WTP dari audit BPK atas
LK KLPK. Kegiatan pengawasan intern ini akan diarahkan bagi KLPK yang
LK-nya belum mendapatkan opini WTP dari BPK.
Pengawasan intern atas kualitas kebijakan fiskal diarahkan baik kepada
penerimaan negara dan belanja negara termasuk kebijakan yang
diterapkan untuk mengalokasikan belanja negara dan kebijakan
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 16
pembiayaan. Dalam kaitan ini pengawasan intern diarahkan untuk
menghasilkan rekomendasi perbaikan kebijakan Kebendaharaan Umum
Negara baik dari substansi formulasi maupun implementasi kebijakan
pengelolaan keuangan negara/daerah termasuk korporasinya. Kegiatan
pengawasan atas pengelolaan keuangan negara/daerah ini akan
mencakup antara lain kebijakan: (a) Pengawasan terhadap Peningkatan
Penerimaan Negara/ Daerah untuk meningkatkan ruang fiskal, (b)
Kebijakan Alokasi Anggaran (transfer) daerah, (c) Perencanaan dan
Pelaksanaan Pemanfaatan Aset dan Kekayaan Negara/Daerah, (d)
Pengelolaan Hutang, (e) Pengelolaan Subsidi, dan (f) Pengelolaan
Korporasi.
d) Pengelolaan Pembangunan Nasional
Terkait dengan pembangunan nasional, pengawasan intern dilakukan
secara menyeluruh mengikuti tahapan pengelolaan keuangan negara,
namun terfokus pada implementasi strategi pembangunan nasional.
Strategi pembangunan nasional membedakan tiga dimensi pembangunan,
yaitu: (1) dimensi pembangunan manusia yang sifatnya wajib, (2) dimensi
pembangunan sektor unggulan yang sifatnya prioritas; dan (3) dimensi
pemerataan dan kewilayahan.
Dengan kebijakan ini, pengawasan nasional pemerintah diarahkan untuk
melakukan pengawasan keuangan negara, keuangan daerah dan
pembangunan nasional secara komprehensif, sinergis dan integratif. BPKP
bersama APIP terkait mengawal pencapaian sasaran pembangunan lintas
sektor dalam RPJMN, APIP mengawal pencapaian sasaran pembangunan
terkait KLPK-nya masing-masing, sedangkan BPKP meningkatkan
kapabilitas pengawasan intern APIP.
Fokus pengawasan pada sasaran pembangunan nasional harus konsisten
dan sejalan dengan amanah pengawasan yang ditugaskan kepada BPKP
yaitu program atau kegiatan yang bersifat lintas sektor. Dengan
melakukan pengawasan intern terfokus pada pembangunan nasional dan
yang menjadi prioritas dan perhatian pemerintah, BPKP berkontribusi
pada pencapaian tujuan pemerintah dan pembangunan yaitu peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Tiga Strategi Pembangunan Nasional, Sembilan Agenda Prioritas
(Nawacita) dan Enam Sasaran Pokok Pembangunan merupakan sarana
untuk mewujudkan tujuan pemerintah. Dalam program ini terdapat dua
atau lebih KLPK yang bertanggung jawab mengelola keuangan untuk
pembangunan nasional. Masing-masing dibebankan tanggung jawab untuk
menyukseskan tujuan pembangunan nasional. Tanggung jawab ini
mengikuti struktur dan birokrasi KLPK sesuai dengan kewenangan
masing-masing. Pelaksanaan kewenangan ini sering menghambat
sinergisitas yang pada akhirnya menghambat pencapaian tujuan semula.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 17
Kehadiran peran pengawasan intern yang berkualitas dari BPKP
diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi untuk peningkatan kinerja
program pembangunan pusat, daerah dan korporasi, termasuk
rekomendasi perbaikan untuk mengatasi hambatan kelancaran
pembangunan.
2) Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan
Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan
pembangunan diselenggarakan untuk mendukung tata kelola pemerintah
yang bersih dan efektif, termasuk tata kelola korporasi. Pengawasan
intern BPKP diarahkan untuk memastikan bahwa governance process
dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan telah berjalan
secara partisipatif, akuntabel, transparan dan efektif. Di samping itu,
terdapat struktur organisasi dan mekanisme yang melibatkan stakeholder
kunci dalam menetapkan dan mengawasi (oversee) tujuan pemerintah dan
pembangunan termasuk korporasi.
Masyarakat juga diberi akses yang cukup terhadap informasi anggaran
dan target pemerintahan dan pembangunan serta laporan
pertanggungjawaban yang memungkinkan mereka mengetahui sejauh
mana tujuan pemerintahan dan pembangunan tercapai. Dengan kerangka
transparansi tersebut, para penyelenggara menyiapkan diri untuk
menjelaskan capaian targetnya dan menjelaskan jika terjadi kegagalan,
alasan kegagalan pengelolaan keuangan dan pembangunan atau
menjelaskan ukuran pencapaian efektivitas pencapaian tujuan dimaksud.
Dengan menjaga partisipasi masyarakat, transparansi dan akuntabilitas
tersebut diharapkan tercipta tata kelola pemerintahan dan korporasi yang
bersih dan efektif.
b. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang
Efektif di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat
Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah dalam
rangka mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan
dan pembangunan, dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang dapat
memberi keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan efisien,
diikuti dengan pelaporan keuangan yang handal, penanganan aset yang aman
dan taat terhadap peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PP 60 Tahun
2008, sistem yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut, BPKP
diberikan mandat untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP.
Pada periode 2015 – 2019, pembinaan penyelenggaraan SPIP diarahkan untuk
meningkatkan maturitas SPIP seluruh tingkat tatanan pemerintahan bahkan
hingga tingkat program (prioritas) pembangunan nasional. Penyelenggaraan
SPIP KLPK memang bukan tanggung jawab BPKP, tetapi tanggung jawab
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 18
masing-masing KLPK. BPKP sebagai pembina penyelenggaraan SPIP maka
seluruh insan pengawasan di BPKP diarahkan untuk meningkatkan kualitas
pembinaan dari sekedar pelaksanaan tugas penyusunan pedoman dan
pelatihan SPIP, menjadi pengawal implementasi seluruh elemen SPIP di
seluruh kegiatan utama dan tindakan manajemen pemerintah. Hal tersebut
dilakukan dengan membudayakan pengenalan dan pengendalian risiko oleh
semua personel dan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan utamanya yang
dituangkan dalam kebijakan dan prosedur pelaksanaan kegiatan (SOP).
Pengkomunikasian dan evaluasi reguler terhadap konsistensi kebijakan dan
pelaksanaan kegiatan sesuai SOP diharapkan menyadarkan personel dan
pimpinan akan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan, yang
pada akhirnya akan meningkatkan kematangan implementasi SPIP secara
keseluruhan.
Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait langsung
dengan misi 1 yaitu pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan
keuangan dan pembangunan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan dan
korporasi yang bersih dan efektif. Akan tetapi, terdapat perbedaan
karakteristik antara keduanya. Misi 1 menyangkut penggunaan sumber daya
pengawasan untuk penyelenggaraan fungsi pengawasan keuangan dan
pembangunan (pengawasan fungsional), sedangkan misi 2 menyangkut
penggunaan sumber daya pengawasan untuk membangun sistem pengawasan
itu sendiri, dalam hal ini Sistem Pengendalian Intern. Sistem pengendalian
intern, dalam sejarahnya adalah bentuk lanjutan dari pengawasan melekat.
c. Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang
Profesional dan Kompeten di Wialyah Provinsi Kalimantan Barat
Salah satu unsur penting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian, mewajibkan
setiap pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara
lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif
untuk menerapkan budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya
pembentukan budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui
perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif.
Untuk mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan
kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
Melanjutkan pembinaan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya,
tugas dan fungsi pengembangan kapabilitas pengawasan intern tersebut,
sesuai dengan PP 60 Tahun 2008, difokuskan pada peningkatan kapabilitas
APIP. Kapabilitas APIP diarahkan untuk peningkatan kapasitas organisasi APIP
maupun peningkatan kompetensi auditornya. Peningkatan kapabilitas APIP
diarahkan pada peningkatan enam elemen kapabilitas APIP yaitu (a) peran
APIP dalam organisasi; (b) pola pengembangan auditor APIP; (c) praktek
profesionalisme pengawasan intern; (d) eksistensi manajemen kinerja dan
akuntabilitas; (e) kualitas hubungan Inspektur dengan pimpinan/atasan dan
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 19
pimpinan satuan kerja lainnya; dan (f) struktur tata kelola APIP termasuk
kualitas independensi APIP.
3. Tujuan
Dalam menyelenggarakan misinya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
menetapkan tiga tujuan, yaitu kondisi yang ingin dicapai dalam periode 2015-
2019 yaitu:
1) Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
Nasional yang Bersih dan Efektif;
2) Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah; dan
3) Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan
Kompeten.
4. Sasaran Strategis
Terdapat 3 Sasaran strategis yang dilaksanakan guna mendukung tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan yaitu :
1) Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan
Pembangunan Nasional di Wilayah Kalimantan Barat.
2) Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Daerah,
Korporasi dan Program Prioritas Pembangunan Nasional di wilayah Provinsi
Kalimantan Barat.
3) Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian,
Lembaga dan Pemerintah Daerah serta Korporasi di Wilayah Kalimantan
Barat”.
5. Indikator Kinerja Utama
a. Indikator Kinerja Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang
akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima
tahun. Tujuan dan indikator pengukurannya adalah sebagai berikut :
No Uraian Tujuan Indikator Kinerja Tujuan
Uraian Target 2019 1 Peningkatan Kualitas
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat
Minimal 73% Laporan Keuangan pemerintah daerah di Provinsi Kalimantan Barat memperoleh opini WTP
11 dari 15 Pemda
95% Laporan Keuangan PHLN yang diaudit di Provinsi Kalimantan Barat memperoleh opini dukungan wajar
95% dari seluruh Kegiatan PHLN yang diaudit
50% BUMD yang didampingi penyelenggaraan
50% dari seluruh BUMD yang didampingi penyelenggaraan
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 20
No Uraian Tujuan Indikator Kinerja Tujuan
Uraian Target 2019 akuntansinya mendapat opini WTP
akuntansinya mendapat opini WTP
80% Pemerintah Daerah di Provinsi kalimantan Barat menerapkan prinsip Kepemerintahan Good Public Governance
12 dari 15 Pemda Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah kategori sangat tinggi
100% BUMN/BUMD di Provinsi Kalimantan Barat memenuhi kriteria Good Corporate Governance (GCG)
Seluruh BUMN/BUMD yang dibina memenuhi kriteria GCG
95% permintaan bantuan dari Instansi Penegak Hukum dalam penanganan kasus korupsi dapat ditindaklanjuti.
95% dari seluruh permintaan APH
Terpenuhi Indikator Proses dan Hasil Provinsi Kalimantan Barat sebagai Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)
100% terpenuhi indikator proses WBK dan WBBM
2 Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat
Level Maturitas SPIP Pemda
3 dari skala 5
Efektivitas SPI Korporasi
3 dari skala 5
3 Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Kalimantan Barat
Level APIP Pemda 85% APIP berada di level 3
b. Indikator Kinerja Sasaran
Terdapat tiga sasaran strategis sebagai indikator pencapaian tujuan BPKP.
Pencapaian sasaran strategis ini merupakan cermin dari dampak yang
ditimbulkan dari pemanfaatan atau capaian outcome program yang
diselenggarakan. Untuk mengetahui dan dapat menilai keberhasilan atau
kegagalan pencapaian sasaran strategis ditetapkan target sasaran strategis
sebagai kondisi nyata pada tahun 2019 untuk tiga sasaran strategis BPKP yaitu :
No Uraian Sasaran Indikator Kinerja Sasaran
Uraian Target 2019 1 Peningkatan Kualitas
Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat
Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan
3 dari skala 5
Persentase Tindak Lanjut rekomendasi hasil pengawasan
90%
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 21
No Uraian Sasaran Indikator Kinerja Sasaran
Uraian Target 2019 2 Meningkatnya Maturitas SPIP
pada KLPK dan Program Prioritas Pembangunan Nasional
Level Maturitas SPIP K/L/Pemda
75% Pemda level 3 maturitas SPIP
Efektivitas SPI Korporasi
75% Korporasi level 3 maturitas SPIP
3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawas Intern K/L/Pemda
Level APIP Pemda 85% Pemda kapabilitas APIP level 3
6. Program dan Kegiatan Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat
Program BPKP merupakan penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi
BPKP yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi BPKP dan berisikan
kegiatan untuk mencapai hasil pengawasan dengan indikator kinerja yang terukur.
Kegiatan-kegiatan ini sekaligus penjabaran tugas dan fungsi BPKP untuk
mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan sebelumnya. Program BPKP
tersebut terdiri dari:
1) Program pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan
nasional serta pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintah (Program 06);
2) Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Perwakilan BPKP (Program 01).
Program 01 bersifat generik antar K/L yaitu, Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP. Program ini ditujukan untuk
memastikan terciptanya kondisi yang diperlukan dalam melaksanakan tugas
teknis pengawasan oleh kedeputian teknis. Baik program teknis pengawasan
(Program 06) maupun program dukungan (Program 01) akan dilaksanakan dalam
bentuk kegiatan-kegiatan oleh unit kerja atau satuan kerja di lingkungan BPKP.
No Uraian Program Indikator Kinerja Program
Uraian Target 2019 1 Program pengawasan
intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan nasional serta pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah
Persentase tindak lanjut Rekomendasi Hasil pengawasan
90%
Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan SPIP
90%
Peningkatan Kapabilitas APIP level 3 IA-CM
85%
2 Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
100%
Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan (saldo TPB)
90%
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 22
No Uraian Program Indikator Kinerja Program
Uraian Target 2019
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
8,0 skala Likert
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur
8,0 skala Likert
Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras
8,0 skala Likert
Sedangkan target kinerja sasaran kegiatan per indikator kinerja disajikan sebagai
berikut :
Sasaran Kegiatan Indikator
Kinerja Output Satuan
Target 2015
Target 2016
Target 2017
Target 2018
Target 2019
1 Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tata kelola, perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan negara/daerah dan peningkatan kapabilitas APIP
Rekomendasi Hasil Pengawasan
Rek 122 155 155 156 156
Rekomendasi Hasil Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah
Rek - 4 4 5 5
Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP
Rek 2 34 34 35 35
Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP
Rek 2 - 3 3 3
2 Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan
Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP
Lap 60 80 80 80 80
3 Termanfaatkannya aset secara optimal dalam mencapai kepuasan layanan pegawai
Tersedianya sarana dan prasarana BPKP
Unit M2
43 1.846
- 746
35 800
36 800
40 800
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 23
Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan 2 program tersebut di atas
sebanyak 13 kegiatan pengawasan (program 06) dan 3 kegiatan dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Perwakilan BPKP (program 01),
yaitu:
1. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara
Kementerian/Lembaga Bidang Perekonomian;
2. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara
Kementerian/Lembaga Bidang Politik, Hukum dan Keamanan;
3. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara Bidang
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
4. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara Bidang
Akuntan Negara;
5. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara Bidang
Investigasi;
6. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembangunan Nasional program Nawacita Bidang Perekonomian dan
Kemaritiman;
7. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembangunan Nasional program Nawacita Bidang Politik, Hukum dan
Keamanan;
8. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembangunan Nasional program Nawacita Bidang Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah;
9. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembangunan Nasional program Nawacita Bidang Investigasi;
10. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembangunan Nasional program Nawacita Regional Kedaerahan;
11. Pelaksanaan Pembinaan SPIP Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah
12. Pelaksanaan Pembinaan SPIP Bidang Akuntan Negara.
13. Pelaksanaan Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur serta
Kapabilitas APIP Daerah;
14. Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan serta pembeyaran
gaji/tunjangan;
15. Fasilitasi Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat;
16. Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana BPKP.
B. Perjanjian Kinerja 201 5
Penetapan indikator kinerja pada tingkat program dan kegiatan merupakan prasyarat
bagi pengukuran kinerja. Kriteria pengukuran yang dipakai adalah target kinerja yang
ditetapkan. Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 24
organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap program dan kegiatan
yang dilakukan.
Indikator kinerja kegiatan terdiri atas indikator input dan output. Sedangkan indikator
kinerja program diukur dengan indikator hasil (outcome) yang pada umumnya
dikaitkan dengan capaian outcome kegiatan yang dianggap sebagai penggerak kinerja
utama atau mempunyai kontribusi terbesar untuk pencapaian program.
Indikator kinerja input terdiri atas besarnya dana yang digunakan dan pemakaian
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihitung dengan penggunaan Orang Hari (OH).
Indikator kinerja output berupa hasil yang diperoleh setelah kegiatan selesai
dilaksanakan, antara lain jumlah rekomendasi, jumlah laporan, dan jumlah aset.
Indikator kinerja outcome merupakan hasil atau manfaat dari output.
Sesuai dengan Perjajanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun
2015 dapat diuraikan indikator kinerja yaitu sebagai berikut :
Target Indikator Kinerja Kegitan tahun 2015
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target
1. Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tatakelola, perbaikan system pengendalian intern pengelolaan keuangan Negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas APIP
Rekomendasi Hasil Pengawasan 121
Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP
2
Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP 2
2. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan
Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
60
3. Termanfaatkannya aset secara optimal dalam mencapai kepuasaan layanan ke Tata-usahaan 7 skala likert
Tersedianya alat pengolah data BPKP 11
Tersedianya alat rumah tangga BPKP 20
Namun berdasarkan RKA/KL tahun 2015 yang telah direvisi beberapa target kinerja
kegiatan pengawasan bertambah 1 rekomendasi sehingga rekomendasi hasil
pengawasan menjadi 122 rekomendasi dan terjadi perubahan target pada kegiatan
dukungan pengawasan. Secara lengkap Perjanjian Kinerja beserta dengan output yang
harus di capai pada tahun 2015 disajikan dalam Lampiran 1.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 25
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayai kepada setiap instansi pemerintah atas
penggunaan anggarannya. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan
kinerja adalah pengukuran dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara
memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
Pengukuran kinerja merupakan kegiatan membandingkan antara target kinerja yang
telah ditetapkan dengan realisasinya. Melalui perbandingan tersebut dapat diketahui
celah kinerja, yang merupakan selisih antara realisasi hasil program utama dengan
targetnya indikator yang diwakili masing-masing sasaran di dalamnya. Celah kinerja
tersebut kemudian dianalisis untuk dicari penyebab ketidakberhasilan yang dijadikan
dasar penetapan strategi peningkatan kinerja di masa datang.
Laporan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015
menggambarkan capaian kinerja sasaran program dan kegiatan. Indikator kinerja
sasaran program mencerminkan manfaat/hasil dari output yang pada umumnya
dikaitkan dengan capaian kegiatan yang dianggap sebagai penggerak kinerja terdekat
atau mempunyai kontribusi terbesar untuk pencapaian program. Sedangkan indikator
kinerja kegiatan terdiri atas indikator input dan output, indikator kinerja input terdiri
atas jumlah dana yang digunakan dan pemakaian sumber daya manusia (SDM) yang
dihitung dengan penggunaan orang hari (OH) dan indikator kinerja output berupa hasil
yang diperoleh dari kegiatan yang dilaksanakan.
Laporan kinerja tahun 2015 merupakan pengukuran kinerja awal dari masa Rencana
Strategis (Renstra) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2015-2019. Oleh
karena itu, untuk memudahkan mendapatkan gambaran umum capaian kinerja program
dan kegiatan secara keseluruhan dilakukan kategori capaian kinerja berdasarkan skala
ordinal pengukuran kinerja yaitu sebagai berikut:
No Rentang Capaian Kategori Capaian
1. 85%≤ capaian < 100% Sangat Berhasil
2. 70%≤ capaian < 85% Berhasil
3. 55%≤ capaian < 70% Cukup Berhasil
4. Capaian < 55% Tidak Berhasil
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 26
Untuk menyimpulkan keberhasilan kinerja program dan kegiatan dilakukan dengan
merata-ratakan setiap capaian indikator kinerja masing-masing dengan batas nilai
kinerja tertinggi adalah 100%.
Dalam tahun 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat melaksanakan 2 (dua)
Program Strategis dengan 3 (kegiatan) utama dengan Indikator Kinerja Utama
sebagaimana dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2015.
Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 yang kemudian berubah dengan adanya
revisi RKA/KL berisikan 22 indikator sasaran program yang harus dicapai oleh 5 unit
eselon III. Capaian kinerja rata-rata yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat pada tahun 2015 adalah sebesar 91,69% dengan kategori “Sangat
Berhasil”, dengan rincian sebagai berikut:
Rata-rata Capaian Kinerja Program
No Uraian Program Rata-rata Capaian
Kinerja (%)
1. Program pengawasan intern akuntabilitas
keuangan negara dan pembangunan nasional
serta pembinaan penyelenggaraan sistem
pengendalian intern pemerintah
85,61
2. Program dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya
97,77
Rata-rata capaian Program Stategis 91,69
Adapun uraian capaian kinerja masing-masing Program berserta indikator kinerja
adalah sebagai berikut:
Program Strategis 1 “Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembangunan Nasional serta Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah”
Program BPKP merupakan penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi BPKP
yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi BPKP dan berisikan kegiatan untuk
mencapai hasil pengawasan dengan indikator kinerja yang terukur. Kegiatan-kegiatan
ini sekaligus penjabaran tugas dan fungsi BPKP untuk mewujudkan sasaran strategis
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Secara rata-rata capaian kinerja indikator sasaran program ini adalah sebesar 85,61%
dengan kategori “Sangat Berhasil”, dengan penggunaan dana sebesar
Rp2.353.559.293,00 atau mencapai 64,08% dari target PKP2T sebesar
Rp3.672.932.000,00 sehingga terjadi efisiensi, sementara itu sisi penggunaan SDM
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 27
mencapai 13.920 OH atau mencapai 69,92% dari target PKP2T sebesar 19.910 OH
sehingga telah terjadi efisiensi.
Tingkat efisensi pada program tersebut dipergunakan untuk melaksanakan penugasan
pengawasan yang tidak direncanakan dengan menyerap dana sebesar
Rp1.113.387.177,00 atau 30,31% dari anggaran dan penggunaan SDM sebanyak 3.343
OH atau 16,79% dari target OH di dalam PKP2T.
Adapun Rincian keberhasilan pelaksanaan program tersebut adalah sebagai berikut:
Uraian Program
Indikator Kinerja Sasaran Program
Satuan Target Realisasi Capaian
(%)
Program pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan nasional serta pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah
A. Capaian Kinerja Rekomendasi Hasil Pengawasan :
1.a Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara (AN)
% 100,00 95,00 95,00
1.b Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara (IPP)
% 90,00 100,00 100,00
1.c Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara (APD)
% 90,00 100,00 100,00
2 Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi
% 100,00 95,00 95,00
3.a Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Korporasi
% 100,00 95,00 95,00
3.b Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Daerah
% 90,00 75,00 83,33
3.c Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat
% 90,00 80,00 88,89
4.a Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan Pemerintah Daerah
% 90,00 100,00 100,00
4.b Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan Instansi Pusat
% 90,00 100,00 100,00
5 Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah
% 90,00 100,00 100,00
6 Persentase Penyerahan Rekomendasi Keinvestigasian kepada APH
% 90,00 100,00 100,00
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 28
Uraian Program
Indikator Kinerja Sasaran Program
Satuan Target Realisasi Capaian
(%)
7 Persentase Penyerahan Rekomendasi Perbaikan Kelancaran Pembangunan
% 90,00 50,00 55,56
8 Persentase Penyerahan Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi K/L
% 90,00 83,33 92,59
9 Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi Pemerintah Daerah
% 90,00 100,00 100,00
10 Tindak lanjut Rekomendasi Perbaikan Pelaksanaan Penugasan Refocusing (Wilayah Perbatasan)
% 90,00 0,00 0,00
B. Tindak Lanjut Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Pemerintah Daerah
% 90,00 100,00 100,00
C. Persentase APIP yang berada di Level 2 IACM
% 13,33 6,66 50,00
Rata-rata Capaian Kinerja Program 85,61
Keseluruhan capaian Indikator kinerja tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan
tahun sebelumnya dikarenakan indikator tersebut baru digunakan di Tahun 2015
sebagaimana tertuang di dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
tahun 2015 – 2019, indikator tersebut berbeda dengan indikator yang tertuang di dalam
Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2010 – 2014.
Keberhasilan kinerja sasaran program di atas tidak terlepas dari keberhasilan
pelaksanaan kegiatan yang menghasilkan output rekomendasi sebagai berikut :
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian
(%)
Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas APIP
A. Rekomendasi Hasil Pengawasan :
1.a Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara (AN)
Rekomendasi 1 1 100
1.b Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara (IPP)
Rekomendasi 4 4 100
1.c Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara (APD)
Rekomendasi 1 1 100
2 Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi
Rekomendasi 22 22 100
3.a Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Korporasi
Rekomendasi 11 11 100
3.b Rekomendasi Perbaikan Rekomendasi 4 4 100
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 29
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian
(%) Kinerja Program Pembangunan Daerah
3.c Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat
Rekomendasi 10 10 100
4.a Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan Pemerintah Daerah
Rekomendasi 3 3 100
4.b Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan Instansi Pusat
Rekomendasi 2 2 100
5 Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah
Rekomendasi 3 3 100
6 Rekomendasi Keinvestigasian
Rekomendasi 49 49 100
7 Rekomendasi Perbaikan Kelancaran Pembangunan
Rekomendasi 4 2 50
8 Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi K/L
Rekomendasi 6 5 83,33
9 Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi Pemerintah Daerah
Rekomendasi 1 1 100
10. Rekomendasi Perbaikan Pelaksanaan Penugasan Refocusing (Wilayah Perbatasan)
Rekomendasi 1 1 100
B. Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Pemerintah Daerah
Rekomendasi 2 2 100
C. Rekomendasi pembinaan Kapabilitas APIP
Rekomendasi 2 2 100
Rata-rata Capaian Kinerja Output 126 123 97,62
Uraian masing-masing capaian indikator kinerja program adalah sebagai berikut :
1. Rekomendasi Hasil Pengawasan
Sebagaimana dijelaskan dalam tabel di atas terdapat 10 (sepuluh) kelompok besar
rekomendasi yang terbagi dalam 15 jenis rekomendasi dengan capaian masing-masing
rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:
a) Capaian Kinerja Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola
Kebendaharaan Umum Negara
Capaian kinerja ini dikontribusikan oleh 3 (tiga) bidang pengawasan yaitu Bidwas
Akuntan Negara (AN), Bidwas Instansi Pemerintah Pusat (IPP) dan Bidwas
Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD), dengan penjelasan masing-masing
capaiannya adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 30
1) Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola
Kebendaharaan Umum Negara (AN)
Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidang Pengawasan Akuntan Negara.
Ditargetkan sebanyak 1 (satu) rekomendasi dengan pelaksanaan penugasan yang
tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 2 penugasan pengawasan.
Indikator ini diukur dengan cara melakukan survey kepada mitra kerja atas
pemanfaatan laporan hasil pengawasan untuk perbaikan kebijakan manajemen
dibandingkan dengan target kinerjanya.
Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 95% dengan kategori
“Sangat Berhasil” dari target kinerja 100%. Hasil ini diperoleh dari rekapitulasi
kuesioner atas tingkat pemanfaatan rekomendasi pengawasan tahun 2015.
Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 2 (dua) kegiatan penugasan
pengawasan yaitu asistensi penyusunan laporan keuangan BLUD RSUD Dr. Abdul
Aziz Singkawang dan narasumber sosialisasi penyusunan dokumen laporan
keuangan BLUD Puskesmas Tahun 2015 dengan 1 (satu) rekomendasi strategis
yang dihasilkan berupa penyusunan laporan keuangan BLUD sesuai ketentuan
BLUD dan SAK sebagaimana tertuang di dalam kedua laporan penugasan
tersebut.
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan
dana sebesar Rp26.351.000,00 atau sebesar 90,28% dari target sebesar
Rp29.189.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari
sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk
melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 67 OH atau 45,89% dari
rencana di dalam PKP2T sebanyak 146 OH, sehingga dapat disimpulkan
penggunaan SDM telah efisien.
Tingkat efisien baik keuangan maupun SDM dimanfaatkan untuk pelaksanaan
penugasan pengawasan yang tidak direncanakan (NPKP2T) sebanyak 4 (empat)
penugasan pengawasan dengan menyerap dana sebesar Rp10.180.000,00 dengan
penggunaan SDM sebanyak 43 OH yaitu sebagai berikut :
1. Pendampingan Ekspose Terkait BLUD RSUD Sultan Syarief Mohamad Alkadrie
Kota Pontianak dengan DPRD Kota Pontianak
2. Asistensi Penyusunan Neraca Awal BLUD RSUD Dokter Soedarso
3. Asistensi Implementasi SIA BLUD Pada RSUD dr. Soedarso
4. Bimbingan Teknis Implementasi SIA BLUD Pada RSUD Kabupaten Sanggau
2) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola
Kebendaharaan Umum Negara (IPP)
Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Instansi Pemerintah Pusat
(IPP). Ditargetkan sebanyak 4 (empat) rekomendasi dengan pelaksanaan
penugasan yang tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 28 penugasan
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 31
pengawasan. Indikator ini diukur dengan cara membandingkan tindak lanjut atas
rekomendasi yang diberikan kepada auditan dengan target kinerja yang
ditetapkan.
Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 100 % dengan kategori
“Sangat Berhasil” dari target sebesar 90,00%. Keberhasilan tersebut didukung
dengan pelaksanaan 28 kegiatan penugasan pengawasan yaitu sebagai berikut :
(1) Audit dukungan atas laporan keuangan CCDP pada Kabupaten Kubu Raya.
(2) Pelaksanaan audit dukungan atas laporan keuangan PAMSIMAS III Provinsi
Kalimantan Barat sebanyak 12 penugasan pengawasan.
(3) Pelaksanaan audit PNPM Generasi di Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 10
penugasan pengawasan.
(4) Pelaksanaan audit PNPM Perkotaan di Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 3
penugasan pengawasan
(5) Audit Dukungan atas Kegiatan Ruar Settlement and Kabupaten Strategic Area
Development (RSIKD/RISE II) LOAN JKA IP 564 Tahun Anggaran 2014
Kabupaten Landak.
(6) Pelaksanaan rapat koodinasi audit PHLN sebanyak 1 penugasan.
Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 28 penugasan tersebut
sebanyak 4 rekomendasi strategis yaitu :
(1) Memberikan teguran tertulis kepada tim fasilitator masyarakat desa seburing
dan desa jelutung karena lalai melaksanakan tugasnya serta KKM dan Satlak
di desa jelutung dan desa seburing yang tidak melaksanakan tugas sesuai
pedoman.
(2) Kepada PPK selaku Pejabat Operasional Kabupaten (PjOKab) menegur UPK
Putussibau Selatan untuk melakukan pencatatan pada buku kas DOK Pelmas
sesuai bukti yang sah dan menyusun laporan pertanggung-jawaban
keuangannya/pengeluarannya sebesar Rp1.554.550,00.
(3) Kepala BPMPD agar berkoordinasi dengan Dirjen Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa sebagai pengampu program melalui satker PNPM GSC untuk
mendapatkan kepastian pemanfaatan BLM.
(4) Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi
Kalimantan Barat agar memberikan teguran secara tertulis kepada Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) dan pejabat pengadaan barang/jasa terkait dengan
mekanisme pengadaan yang dilaksanakan serta panitia pelaksana rapat
koordinasi atas kelalaiannya yang tidak memberikan informasi kepada
narasumber untuk menyiapkan materi sesuai ruang lingkup kegiatan yang
dipersyaratkan untuk rapat koordinasi.
Seluruh rekomendasi tersebut berdasarkan informasi data dari aplikasi SIM-HP
telah ditindaklanjuti sebanyak 4 (empat) rekomendasi strategis berupa :
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 32
(1) Surat teguran dari Kepala Satker PIP Kabupaten Sambas Nomor
600/189/PAMSIMAS-CK/2015 tanggal 14 April 2015.
(2) Surat pengantar dari kepala BPMPD nomor 414.2/147/BPMPD/KSED-A
tanggal 6 Mei 2015, dan laporan pertanggungjawaban atas pengeluaran
Rp1.554.550,00 telah dilampirkan dan laporan pertanggungjawaban atas
kegiatan yang tidak ada dalam SPC telah dilampirkan..
(3) Koordinasi secara langsung dengan Satker PNPM MPd GSC Provinsi
Kalimantan Barat, dan berdasarkan hasil koordinasi s/d tanggal 26 Maret
2015 belum ada instruksi/petunjuk lebih lanjut mengenai pemanfaatan dana
BLM PNPM MPd GSC., serta Surat Kepala BPMPD Kab. Kubu Raya Nomor
414.2/289/BPMPD-B tanggal 25 Maret 2015 kepada UPK, Faskec dan Pokja.
(4) Teguran secara tertulis kepada pejabat pembuat komitmen (PPK) dan pejabat
pengadaan barang/jasa terkait dengan mekanisme pengadaan yang
dilaksanakan, sesuai Surat Kepala BPMPD Provinsi Kalimantan Barat Nomor :
400/277.1/BPMPD/2015 Tanggal 19-05-2015 serta Surat teguran kepada
panitia pelaksana rapat koordinasi atas kelalaiannya, sesuai Surat Kepala
BPMPD Provinsi Kalimantan Barat Nomor : 400/275.2/BPMPD-D/2015,
Tgl.19-05-2015.
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan
dana sebesar Rp358.660.264,00 atau sebesar 74,75% dari target sebesar
Rp479.824.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari
sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk
melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 1.666 OH atau 98,41% dari
rencana di dalam PKP2T sebanyak 1.693 OH, sehingga dapat disimpulkan
penggunaan SDM telah efisien.
Tingkat efisien baik keuangan maupun SDM dimanfaatkan untuk pelaksanaan
penugasan pengawasan yang tidak direncanakan (NPKP2T) sebanyak 4 (empat)
penugasan pengawasan yang menyerap dana sebesar Rp41.441.400,00 dengan
penggunaan SDM sebanyak 53 OH yaitu sebagai berikut :
1. Audit Dukungan Laporan Keuangan Tahun 2014 PNPM MPd Generasi Sehat
dan Cerdas pada Provinsi Kalimantan Barat.
2. Audit Dukungan atas Kegiatan Ruar Settlement and Kabupaten Strategic Area
Development (RSIKD/RISE II) LOAN JKA IP 564 Tahun Anggaran 2014
Kabupaten Kapuas Hulu.
3. Mengikuti Workshop World Bank Procurment Guidlines Training.
4. Pengumpulan Data Evaluasi Pengelolaan dan Peran Fasilitator PNPM Mandiri
Perdesaan sebagai Pembelajaran Pelaksanaan Dana Desa Kabupaten
Mempawah dan Landak.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 33
3) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola
Kebendaharaan Umum Negara (APD)
Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Akuntabilitas Pemerintah
Daerah (APD). Ditargetkan sebanyak 1 (satu) rekomendasi dengan pelaksanaan
penugasan yang tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 55 penugasan
pengawasan. Indikator ini diukur dengan cara membandingkan tindak lanjut atas
rekomendasi yang diberikan kepada auditan dengan target kinerja yang
ditetapkan.
Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 100% dengan kategori
“Sangat Berhasil” dari target kinerja sebesar 90,00%. Keberhasilan tersebut
didukung dengan pelaksanaan 55 kegiatan penugasan pengawasan yaitu
pengawasan atas pengelolaan dana DAK pada 3 (tiga) Kabupaten yaitu
Kabupaten Sintang, Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Kayong Utara.
Rekomendasi yang dihasilkan atas penugasan tersebut sebanyak 1 (satu)
rekomendasi yaitu pemerintah daerah agar mematuhi Juknis pelaksanaan DAK
dari Kementerian Keuangan dan Kementerian Teknis .
Rekomendasi tersebut sudah ditindak lanjuti dengan adanya hasil Monev DAK
sesuai dengan Berita Acara Hasil Kesepakatan berupa Tindak Lanjut Hasil
Pengawasan dengan masing-masing objek pemeriksaan atas pekerjaan tambah
kurang dan penagihan atas kelebihan volume dan kesiapan peran serta APIP
dalam pengawasan dana DAK pada masa yang akan datang.
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan
dana sebesar Rp149.271.000,00 atau sebesar 42,41% dari target sebesar
Rp351.990.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari
sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk
melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 4.119 OH atau 144,02% dari
rencana di dalam PKP2T sebanyak 2.860 OH, sehingga dapat disimpulkan
penggunaan SDM tidak efisien.
Tingkat efisien baik keuangan dimanfaatkan untuk pelaksanaan penugasan
pengawasan yang tidak direncanakan (NPKP2T) sebanyak 3 (tiga) penugasan
pengawasan dengan menyerap dana sebesar Rp52.103.336,41 dengan
penggunaan SDM sebanyak 35 OH yaitu sebagai berikut :
1. Kegiatan diseminasi Pedoman Reviu DAK Tambahan Usulan Daerah TA 2015
dan FGD serta WS Aplikasi SIMDA.
2. Exit Meeting Monitoring dan Evaluasi dana Alokasi Khusus Bidang
Pendidikan: SD, SMP, SMK, SMA.
3. Kompilasi Laporan hasil monitoring Pengelolaan DAK TA 2014.
Selama tahun 2015, telah dilaksanakan reviu atas DAK Tambahan Usulan Daerah
sesuai dengan Surat Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian
Keuangan Nomor-228/PK/2015 tanggal 13 Mei 2015. Riviu didasarkan pada
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 34
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.07/2015 tentang Pelaksanaan
Dana Alokasi Khusus Tambahan Usulan Daerah (DAK TUD) pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2015 pada Provinsi dan 9 (sembilan)
Kabupaten yaitu :
1. Provinsi Kalimantan Barat.
2. Kabupaten Mempawah.
3. Kabupaten Sintang.
4. Kabupaten Bengkayang.
5. Kabupaten Kayong Utara.
6. Kabupaten Kapuas Hulu.
7. Kabupaten Landak.
8. Kabupaten Sanggau.
9. Kabupaten Sambas, dan
10. Kabupaten Melawi.
Alokasi DAK Tambahan Usulan Daerah terbagi dalam bidang/subbidang
kesehatan, infrastruktur jalan dan infrastruktur irigasi serta pasar. Reviu
meliputi penilaian eligibilitas atas :
1. Keberadaan usulan dalam bentuk proposal;
2. Waktu penyampaian usulan ;
3. Kesesuaian bidang/subbidang kegiatan DAK yang diusulkan;
4. Besaran usulan alokasi DAK Tambahan Usulan Daerah .
Hasil reviu atas DAK tambahan usulan daerah tahun 2015 pada Kabupaten/Kota
telah dapat memberikan masukan kepada Kementerian Keuangan atas kelayakan
pagu alokasi dana DAK tambahan yang dapat disalurkan yaitu dari pagu sebesar
Rp569.711.100.000,00 menjadi sebesar Rp431.926.100.000,00 dengan rincian
sebagai berikut :
No Kabupaten/Kota Nilai Sesuai
Permenkeu (Rp) Hasil Reviu (Rp) Ket
1. Prov.kalimantan Barat
35.000.000.000,00 35.000.000.000,00
2. Kab. Kayong Utara 9.500.000.000,00 9.500.000.000,00
3. Kab. Kapuas Hulu 42.433.700.000,00 42.433.700.000,00
4. Kab. Landak 15.000.000.000,00 15.000.000.000,00
5. Kab. Sambas 64.997.500.000,00 64.997.500.000,00
6. Kab. Sintang 99.998.000.000,00 99.998.000.000,00
7. Kab.Sanggau 9.996.900.000,00 9.996.900.000,00
8. Kab.Mempawah 90.000.000.000,00 90.000.000.000,00
9. Kab.Bengkayang 82.000.000.000,00 65.000.000.000,00 infrastruktur irigasi tidak dipenuhi
10. Kab.Melawi 120.785.000.000,00 0,00 infrastruktur jalan dan irigasi tidak dipenuhi
Jumlah 569.711.100.000,00 431.926.100.000,00
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 35
Sedangkan penugasan dana DAK telah dilaksanakan pada 3 (tiga) Kabupaten
yaitu Kabupaten Mempawah, Sintang, Kayong Utara untuk 18 (delapan belas)
bidang DAK Reguler dan 4 (empat) bidang tambahan dengan uraian sebagai
berikut :
1. Bidang DAK Reguler meliputi :
a. Bidang Pendidikan ( SD, SMP, SMA dan SMK)
b. Bidang Kesehatan (pelayanan dasar, pelayanan rujukan dan pelayanan
farmasi)
c. Bidang Infrastruktur Jalan
d. Bidang Infrastruktur Irigasi
e. Bidang Infrastruktur Air Minum
f. Bidang Infrastruktur Sanitasi
g. Bidang Prasarana Pemerintah Daerah
h. Bidang Kelautan dan Perikanan
i. Bidang Pertanian
j. Bidang Lingkungan Hidup
k. Bidang Keluarga Berencana (KB)
l. Bidang Kehutanan
m. Bidang Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal
n. Bidang Keselamatan Transportasi Darat
2. Bidang DAK Tambahan ;
a. Bidang Infrastruktur Jalan
b. Bidang Infrastruktur Irigasi
c. Bidang Infrastruktur Air Minum
d. Bidang Infrastruktur Sanitasi
Setiap pemda diwajibkan menyediakan Dana Pendamping minimal 10% dari
APBD Tahun Anggaran atas Dana DAK yang bersumber dari APBN yang
diterimanya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36
Tahun 2009 Pasal 171 ayat (2) yang berbunyi “Besar anggaran kesehatan
pemerintah daerah provinsi, kab/kota dialokasikan minimal 10% dari APBD di
luar gaji
b) Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi.
Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Akuntan Negara (AN). Ditargetkan
sebanyak 22 rekomendasi dengan pelaksanaan penugasan yang ditetapkan dalam
PKP2T Tahun 2015 sebanyak 27 penugasan pengawasan. Indikator ini diukur
dengan cara melakukan survey kepada mitra kerja atas pemanfaatan laporan hasil
pengawasan untuk perbaikan kebijakan manajemen dibandingkan dengan target
kinerjanya.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 36
Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 95% dengan kategori
“Sangat Berhasil” dari target kinerja 100%. Hasil ini diperoleh dari rekapitulasi
kuesioner atas tingkat pemanfaatan rekomendasi pengawasan tahun 2015.
Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 27 kegiatan penugasan
pengawasan yaitu sebagai berikut :
1. Asistensi Penyusunan Code of Conduct PDAM Kabupaten Bengkayang, PDAM
Gunung Poteng Kota Singkawang dan PDAM Tirta Pancur Aji Kabupaten
Sanggau.
2. Pendampingan Penyusunan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa BLUD pada
RSUD dr. Soedarso
3. Pembenahan dan Inventarisasi Aset PDAM Kabupaten Sanggau dan Asistensi
Terhadap Manajemen Aset PDAM Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak
4. Asistensi Penyusunan Corporate Plan PDAM Kabupaten Ketapang
5. Audit dengan Tujuan Tertentu dalam Rangka Likuidasi pada PD Kapuas Indah
Kota Pontianak Tahun 2015
6. Evaluasi Kinerja PD Aneka Usaha
7. Evaluasi/Bimtek Pengembangan dan Penerapan SIA dan Billing System PDAM
8. Penyusunan Profil BUMD dan RSUD se Kalimatan Barat
9. Rapat Koordinasi Pengawasan Deputi Bidang Akuntan Neara belum
dilaksanakan
10. Assesment Penerapan GCG pada PTPN XIII Tahun 2014
11. Asistensi Penyusunan Code of Conduct PDAM Tirta Raya Kabupaten Kubu Raya
12. Asistensi Implementasi SIA-BLUD pada RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie
Pontianak
13. Asistensi Implementasi SIA BLUD pada RSUD Landak Tahun Buku 2014
14. Narasumber Penyusunan Dokumen Rencana Strategis Bisnis (RSB) BLUD
Puskesmas Dinas Kesehatan Kota Pontianak tahun 2015
15. Narasumber FGD atas Draft RSB BLUD untuk 19 Puskesmas Tahun 2015
16. Narasumber Sosialisasi Penyusunan Dokumen SPM BLUD Tahun 2015
17. Narasumber FGD Pemantapan Dokumen SPM BLUD Puskesmas Tahun 2015
18. Narasumber Sosialisasi Pemantapan RSB BLUD atas 6 UPTD Puskesmas
19. Narasumber FGD atas Draft Tata Kelola BLUD untuk 19 Puskesmas Tahun 2015
20. Asistensi Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Tahun 2016 pada
RSUD dr. Abdul Aziz Kota Singkawang
21. Asistensi Penyusunan RBA Sekadau
22. Diagnostic Assessment GCG pada PD BPR Bank Pasar Kota Pontianak
23. Evaluasi terhadap penerapan Sistem Pengendalian Intern pada PDAM Gunung
Poteng Kota Singkawang
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 37
Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 27 penugasan tersebut
sebanyak 22 rekomendasi strategis yaitu :
1. Melaksanakan Sosialisasi/internalisasi, penerapan Code of Conduct serta
pemberian sanksi terhadap pelanggaran Code of Conduct untuk seluruh insan
PDAM Kabupaten Bengakayang
2. Menginstruksikan kepada Pejabat Pengadaan atau Panitia Pengadaan untuk
melakukan pendalaman pemahaman pedoman pengadaan barang dan jasa ini
dengan melakukan diskusi intern, diskusi panel serta melakukan benchmark
dengan RSUD yang sekelas yang telah menyusun dan menerapkan pedoman
pengadaan barang dan jasa dengan tetap melakukan konsultasi dengan Tim
dari Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
3. Mengimplementasikan code of conduct dalam setiap aktivitas dengan para
stakeholders PDAM Tirta Pancur Aji Kabupaten Sanggau.
4. Melakukan upaya-upaya penelusuran kembali secara maksimal terhadap aset
tetap yang tidak diketemukan fisiknya dan menelusuri penyebab selisih nilai
perolehan aset tetap antara hasil inventarisasi dengan laporan keuangan per 31
Desember 2013
5. Menyusun pengelolaan aplikasi sistem informasi terkait pengelolaan aset
sebagai alat bantu dalam meningkatkan efektifitas implementasi manajemen
aset di PDAM Tirta Khatulistiwa
6. Memedomani Corporate Plan sebagai dokumen sumber dalam penyusunan
anggaran PDAM
7. Menetapkan pejabat pengelola dengan mempertimbangkan aspek kapabilitas
untuk pengembangan usaha dan sumber daya manusia.
8. Melakukan upgrade atau install ulang Billing System beserta database ke dalam
SIA PDAM
9. Meningkatkan capaian kinerja Direksi meliputi capaian laba dan tingkat
kesehatan perusahaan
10. Mengimplementasikan code of conduct dalam setiap aktivitas dengan para
stakeholders PDAM Tirta Raya
11. Melaksanakan pelatihan serta pendampingan kepada bendahara penerimaan
BLUD, bendahara Pengeluaran BLUD, Bagian Utang, Bagian Piutang dan Bagian
Akuntansi RSUD selaku operator aplikasi SIA BLUD dan pejabat serta staf yang
terkait agar dapat lebih memahami proses akuntansi dan implementasi SIA
BLUD.
12. Melaksanakan proses akuntansi dan proses penyusunan laporan keuangan
berdasarkan SAK yang berlaku.
13. Meningkatkan kompetensi SDM terkait segala hal yang berhubungan dengan
BLUD, khususnya untuk Puskesmas dengan kondisi saat ini yang belum
memiliki SDM yang berkompeten dalam bidang akuntansi.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 38
14. Meningkatkan kompetensi SDM terkait segala hal yang berhubungan dengan
BLUD (penyusunan dan implementasi RSB).
15. Meningkatkan kompetensi SDM terkait segala hal yang berhubungan dengan
BLUD (penyusunan dan pengukuran SPM).
16. Meningkatkan kompetensi SDM terkait segala hal yang berhubungan dengan
BLUD (penyusunan dan impelementasi tata kelola).
17. Meningkatkan kompetensi SDM terkait segala hal yang berhubungan dengan
BLUD (penyusunan laporan keuangan).
18. Meningkatkan kompetensi SDM terkait segala hal yang berhubungan dengan
BLUD (penyusunan RBA).
19. Memedomani RBA dalam pelaksanaan operasional sehari-hari.
20. Berkoordinasi dengan Dinas PPKAD Kabupaten Sekadau untuk mempercepat
penyusunan RBA RSUD Sekadau tahun 2016.
21. Menyusun infrastruktur utama dan pendukung dalam penerapan GCG.
22. Menyusun Key Performance Indicator (KPI) sebagai dasar penilaian kinerja
perusahaan dan penilaian kinerja masing-masing pegawai dalam rangka
pencapaian tujuan dan sasaran dalam rencana strategis perusahaan.
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan
dana sebesar Rp145.425.100,00 atau sebesar 47,15% dari target sebesar
Rp308.432.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari
sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk melaksanakan
indikator tersebut adalah sebanyak 927 OH atau 50,55% dari rencana di dalam
PKP2T sebanyak 1.834 OH, sehingga dapat disimpulkan penggunaan SDM telah
efisien.
Tingkat efisien baik keuangan maupun SDM dimanfaatkan untuk pelaksanaan
penugasan pengawasan yang tidak direncanakan (NPKP2T) sebanyak 35 penugasan
pengawasan dengan menyerap dana sebesar Rp127.312.621,00 dengan penggunaan
SDM sebanyak 434 OH yaitu sebagai berikut :
1. Pelatihan Singkat Sistem Akuntansi dan Tata Kelola
2. Sosialisasi Tata Kelola untuk 19 Puskesmas
3. Sosialisasi Pemantapan Tata Kelola BLUD atas 6 UPTD Puskesmas Tahun 2015
4. Sosialisasi BLUD Puskesmas pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya Tahun
2015
5. Pendampingan Proses Penghapusan Aktiva Tetap Gedung Terminal Bnadara
Supadio Pontianak
6. Ekspose Hasil Asistensi Penyusunan Corporate Plan PDAM Kabupaten Ketapang
7. Sosialisasi Persiapan BLUD Puskesmas se kabupaten Kapuas Hulu
8. Pendampingan Penyusunan Business Plan tahun 2016-2020 pada PDAM Gunung
Poteng Kota Singkawang
9. Asistensi Penyusunan Corporate Plan PDAM Kabupaten Bengkayang
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 39
10. FGD Pemantapan Laporan Keuangan BLUD atas 6 UPTD Puskesmas Tahun 2015
11. FGD Pemantapan Laporan Keuangan BLUD atas 6 UPTD Puskesmas Tahun 2015
12. Pendampingan Penyusunan Pedoman Akuntansi BLUD RSUD Dokter Soedarso
13. Asistensi Penyusunan Dokumen Rencana Strategis Bisnis (RSB) Puskesmas dan
Rumah Sakit Bergerak Badau Kabupaten Kapuas Hulu
14. FGD atas Draft SPM BLUD Dinas Kesehatan Kota Pontianak
15. FGD atas Draft Laporan Keuangan BLUD Dinas Kesehatan Kota Pontianak
16. FGD RSB Dinas Kesehatan Kota Pontianak
17. Sosialisasi PPK-BLUD pada Pemerintah Kabupaten Mempawah
18. Asistensi Penyusunan Dokumen Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Laporan
Keuangan Puskesmas dan Rumah Sakit Bergerak Badau Kabupaten Kapuas Hulu
19. Asistensi Penyusunan Neraca Awal BLUD RSUD Kabupaten Sekadau Per 1 Januari
2015
20. Asistensi Penyusunan Pedoman Akuntansi BLUD RSUD Kabupaten Sekadau
21. Asistensi Penyusunan Rencana Stategis Bisnis (RSB) pada RSUD Kabupaten
Bengkayang
22. Pengendalian Penugasan Evaluasi Sistem Pengendalian Intern PDAM Berbasis
COSO Pada PDAM Gunung Poteng Kota Singkawang
23. Bimbingan Teknis Penyusunan RBA pada RSUD Kabupaten Bengkayang
24. Asistensi Penilaian Dokumen Persyaratan Administrasi Penerapan PPK-BLUD
25. Bimtek Penyusunan RBA RSUD Soedarso
26. Bimtek Penyusunan RBA RSUD Kabupaten Landak
27. Pemantauan Penugasan Asistensi Penilaian Dokumen Persyaratan Administrasi
Penerapan PPK BLUD
28. Bimtek Penyusunan RBA Tahun 2016 pada RSUD Sultan Syah Moh. Alkadri
29. Bimtek Implementasi SIA BLUD pada RSUD Kabupaten Sekadau
30. Bimtek Penyusunan RBA RSUD Kabupaten Sanggau tahun 2016
31. Bimtek Penyusunan RBA 6 UPTD Tahun 2016
32. Bimbingan Teknis Penyusunan RBA pada Puskesmas di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Kubu Raya
33. Penilaian Dokumen Puskesmas PPK BLUD pada Kabupaten Kubu Raya
34. Bimtek Penyusunan Corporate Plan PDAM Kabupaten Melawi
35. Bimtek Penyusunan Pedoman PBJ RSUD Kabupaten Sekadau
Opini atas laporan keuangan merupakan ukuran kualitas penyajian laporan keuangan
yang menunjukkan apakah laporan keuangan korporasi telah disajikan secara wajar
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Adapun opini atas laporan
keuangan BUMD dalam periode tahun 2010 s.d tahun 2014 adalah sebagai berikut :
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 40
No Badan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014
1 PDAM Kota Pontianak WTP WTP WTP WTP WTP
2 PDAM Kabupaten Mempawah
WDP WDP WDP WDP Tidak
Diaudit
3 PDAM Kabupaten Bengkayang
WDP Tidak
Diaudit Tidak
Diaudit Tidak
Diaudit Tidak
Diaudit
4 PDAM Kabupaten Melawi
Disclaimer Tidak
Diaudit Tidak
Diaudit Tidak
Diaudit WDP
5 PDAM Kabupaten Sambas
WDP WDP WDP Tidak
Diaudit WDP
6 PDAM Kota Singkawang
WDP WDP Tidak
Diaudit Tidak
Diaudit WTP
7 PDAM Kabupaten Sintang
Disclaimer Tidak
Diaudit Tidak
Diaudit Tidak
Diaudit WDP
8 PDAM Kabupaten Sanggau
WTP WTP WTP Dalam Proses
Dalam Proses
9 PDAM Kabupaten Kapuas Hulu
WDP Tidak
Diaudit Tidak
Diaudit WDP WDP
10 PDAM Kabupaten Kubu Raya
WDP WDP WDP Tidak
Diaudit WDP
11 PDAM Kabupaten Ketapang
Tidak Diaudit
WDP Tidak
Diaudit Tidak
Diaudit WDP
12 PDAM Kabupaten Landak
Tidak Diaudit
Tidak Diaudit
Tidak Diaudit
Tidak Diaudit
WDP
13 PT Bank Kalbar Tidak
Diaudit Tidak
Diaudit WTP WTP WTP
14 PD Aneka Usaha Tidak
Diaudit Tidak
Diaudit WDP WDP WDP
15 PD Bank Pasar Tidak
Diaudit Tidak
Diaudit WTP WTP WTP
16 PD Uncak Kapuas Tidak
Diaudit Tidak
Diaudit WDP WDP WDP
17 PD Kapuas Indah Pontianak
WTP WTP WTP WTP Tidak
Diaudit
c) Capaian Kinerja Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan
Capaian kinerja ini dikontribusikan oleh 3 (tiga) bidang pengawasan yaitu Bidwas
Akuntan Negara (AN), Bidwas Instansi Pemerintah Pusat (IPP) dan Bidwas
Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD) dengan penjelasan masing-masing
capaiannya adalah sebagai berikut :
1) Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program
Pembangunan Korporasi
Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Pengawasan Akuntan Negara.
Ditargetkan sebanyak 11 rekomendasi dengan pelaksanaan penugasan yang
tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 20 penugasan pengawasan.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 41
Indikator ini diukur dengan cara melakukan survey kepada mitra kerja atas
pemanfaatan laporan hasil pengawasan untuk perbaikan kebijakan manajemen
dibandingkan dengan target kinerjanya.
Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 95% dengan kategori
“Sangat Berhasil” dari target kinerja 100%. Hasil ini diperoleh dari rekapitulasi
kuesioner atas tingkat pemanfaatan rekomendasi pengawasan tahun 2015.
Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 20 kegiatan penugasan
pengawasan yaitu sebagai berikut :
1. Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Sintang,
Mempawah, Kubu Raya, Sambas Tahun Anggaran 2014
2. Kompilasi Evaluasi Kinerja PDAM
3. Evaluasi Kinerja PDAM Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak, Kota Singkawang,
Kabupaten Kapuas Hulu, Melawi, Mempawah, Landak, Sambas, Ketapang,
Bengkayang, Sanggau, Kubu Raya, dan Sintang untuk Tahun Buku 2014
4. Evaluasi Kinerja RSD PPK-BLUD pada RSUD dr Abdul Aziz Kota Singkawang,
RSUD dr Agoesdjam Kabupaten Ketapang dan RSUD Kab. Sanggau untuk
Tahun Buku 2014.
Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 20 penugasan tersebut
sebanyak 11 rekomendasi strategis yaitu :
1. Mengusulkan kenaikan tarif kepada Pemerintah Kabupaten Pontianak untuk
dapat menutupi biaya produksi (full cost recovery)
2. Melakukan inventarisasi terhadap pengadaan/pembelian dan pemeliharaan
aset tetap tahun 2014 dan menyusun Daftar Saldo Piutang Langganan
(DSPL) sesuai dengan kondisi sebenarnya
3. Melanjutkan proses penyusunan laporan keuangan tahun buku 2014 yang
terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan
Catatan atas Laporan Keuangan sesuai arahan tim asistensi
4. Menekan tingkat kehilangan air dengan cara mengganti pipa asbes,
menertibkan sambungan ilegal dan mengindentifikasi penyebab rekening
yang bernilai 0
5. Melakukan upaya meningkatkan pendapatan melalui penambahan
sambungan baru pada wilayah yang potensial.
6. Meningkatkan cakupan pelayanan dengan memanfaatkan jaringan pipa
distribusi yang tersedia yang pada akhirnya akan meningkatkan penjualan
air dan non air
7. Melakukan upaya meningkatkan pendapatan melalui penambahan
sambungan baru pada wilayah yang potensial dan peningkatan keakurasian
pembacaan meter pelanggan
8. Mengurangi tingkat kebocoran air mendekati 20% dengan cara
mengupayakan agar seluruh meter air pelanggan berfungsi baik, perbaikan
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 42
jaringan transmisi dan distribusi, perbaikan/pemasangan water meter induk
dan penggantian water meter pelanggan secara berkala
9. Meningkatkan kualitas air dengan melakukan pengujian mandiri yang
dilakukan secara berkala
10. Melakukan optimalisasi dan pengembangan jaringan transmisi dan distribusi
serta peningkatan upaya pemasaran dan pelayanan sambungan baru
11. Melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesehatan rumah sakit dan
capaian SPM
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan
dana sebesar Rp200.233.279,00 atau sebesar 75,57% dari target sebesar
Rp264.956.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari
sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk
melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 1.025 OH atau 75,42% dari
rencana di dalam PKP2T sebanyak 1.359 OH, sehingga dapat disimpulkan
penggunaan SDM telah efisien.
Tingkat efisien baik keuangan maupun SDM dimanfaatkan untuk pelaksanaan
penugasan pengawasan yang tidak direncanakan (NPKP2T) sebanyak 13
penugasan pengawasan dengan menyerap dana sebesar Rp93.075.000,00 dengan
penggunaan SDM sebanyak 237 OH yaitu sebagai berikut :
1. Asistensi Penyusunan Tarif Air Minum pada PDAM Kabupaten Bengkayang.
2. Asistensi Kajian Tarif Air Minum PDAM Kabupaten Sanggau.
3. Pembahasan Kajian Tarif Air Minum PDAM Bengkayang.
4. Audit Tujuan Tertentu pada PT Sang Hyang Seri.
5. Evaluasi Atas Peran Korporasi pada PT Pertani Cabang Kalbar.
6. Evaluasi Atas Peran Korporasi pada PT Pupuk Kaltim.
7. Evaluasi Atas Peran Korporasi pada PT Pupuk Sriwijaya.
8. Evaluasi Atas Peran Korporasi pada PT Pupuk Iskandar Muda (Persero)
Wilayah Kalimantan Barat.
9. Audit Atas Kelayakan Usulan Penyelesaian Piutang Negara Kepada Petani
PIR/NES VII Monterado/Sambas Kalimantan Barat
10. Reviu Atas Proses dan Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi Pembangunan
Instalasi Pengolahan Air Kapasitas 500 l/det (Tahap I Reviu Atas Proses
Penyusunan Dokumen Lelang)
11. Validasi dan Kompilasi Hasil Pengawasan Atas Peran BUMN Dalam
Mendukung Program Ketahanan Pangan nasional Dan Audit Tujuan Tertentu
Atas Cash Flow Pada PT. Sang Hyang Seri (Persero)
12. Pemantauan Program Kelistrikan pada PLTU Kabupaten Sintang (3 X 7 MW)
per 30 November 2015
13. Pemantauan Program Kelistrikan pada PLTU Kabupaten Ketapang per 30
November 2015.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 43
2) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan
Daerah
Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Akuntabilitas Pemerintah
Daerah. Ditargetkan sebanyak 4 (empat) rekomendasi dengan pelaksanaan
penugasan yang tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 27 penugasan
pengawasan. Indikator ini diukur dengan cara membandingkan tindak lanjut atas
rekomendasi yang diberikan kepada auditan dengan target kinerja yang
ditetapkan.
Realisasi Kinerja indikator tersebut adalah 75% atau mencapai 83,33% dari
target kinerja sebesar 90,00% dengan kategori “Berhasil”. Hasil ini diperoleh
dari jumlah rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti yaitu sebanyak 3 (tiga)
rekomendasi dari 4 (empat) rekomendasi yang diberikan kepada auditan.
Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 27 penugasan pengawasan
yaitu :
1. Asistensi/Bimtek Pengelolaan Keuangan Desa sebanyak 5 (lima) kabupaten.
2. Evaluasi kebijakan Pemerintah Daerah sebanyak 3 (tiga) kabupaten.
3. Evaluasi Pelaksanaan Standar Pelayanan Publik pada pada 2 (dua) Pos Lintas
Batas.
4. Evaluasi SAKIP.
5. Kajian Permasalahan PBJ dan Pemantauan Transparansi PBJ.
6. Evaluasi Kinerja Pelayanan Bidang Pendidikan pada 2 (dua) kabupaten.
7. Evaluasi Kinerja Pelayanan Bidang Kesehatan pada 2 (dua) kabupaten.
8. Evaluasi Kinerja Pelayanan Bidang Perhubungan/Kemaritiman pada 2 (dua)
kabupaten.
9. Evaluasi Kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.
10. Pencegahan/ Pemberantasan Korupsi dalam PBJ dan Peningkatan Kinerja
pada 2 (dua) kabupaten.
11. Penyusunan Database Permasalahan Hibah/Bansos.
12. Perencanaan Pembangunan Daerah
13. Probity Audit Pengadaan Barang dan Jasa pada 3 (tiga) objek probity.
Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 27 penugasan tersebut
sebanyak 4 (empat) rekomendasi strategis yaitu :
1. Pengelolaan Dana Desa harus sesuai dengan ketentuan dengan menggunakan
aplikasi pada 3 Kabupaten (Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Landak dan
Kabupaten Kubu Raya) sehingga memudahkan penyusunan LPJ Dana Desa).
2. Melakukan perbaikan dan dokumen perencanaan tahunan (RKPD, RKA) di
Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Kayong Utara
3. Mengusulkan Perbaikan sarana dan prasarana pelabuhan, Tempat Pendaratan
Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) ditingkat Provinsi, dan tempat
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 44
Pelelangan Ikan (TPI) serta Penanganan praktek illegal fishing dengan
membuat laporan pelaksanaan kegiatan sehingga dapat diketahui
data/informasi penanganan permasalahan praktek Illegal fishing baik kegiatan
pencegahan maupun penindakan (sanksi) yang telah dilakukan.
4. Menyusun sistem dan prosedur di tingkat Pemerintah Daerah yang dapat
menguatkan peran masing-masing SKPD/unit dalam PBJ untuk mendukung
kebenaran setiap pembayaran termin pengadaan barang dan jasa.
Terhadap 4 (empat) rekomendasi tersebut telah ditindaklanjuti :
Diimplementasikan SIMDA Desa pada 3 Kabupaten (Kabupaten Kayong Utara,
Kabupaten Landak dan Kabupaten Kubu Raya).
Revisi Dokumen Perencananan sesuai dengan ketentuan (Kabupaten Sanggau
dan Kabupaten Kayong Utara)
Dipenuhinya rekomendasi Berita Acara hasil pemeriksaan sebelum dilakukan
pembayaran pada RSUd Sultan Syarief Mohamad Alkadrie.
Sementara untuk rekoemndasi mengusulkan Perbaikan sarana dan prasarana
pelabuhan, Tempat Pendaratan Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) ditingkat
Provinsi, dan tempat Peleleangan Ikan (TPI) serta Penanganan praktek illegal
fishing dengan membuat laporan pelaksanaan kegiatan sehingga dapat diketahui
data/informasi penanganan permasalahan praktek Illegal fishing baik kegiatan
pencegahan maupun penindakan (sanksi) yang telah dilakukan akan ditindak
lanjuti di tahun 2016.
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan
dana sebesar Rp149.443.000,00 atau sebesar 88,13% dari target sebesar
Rp169.563.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari
sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk
melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 610 OH atau 53,32% dari
rencana di dalam PKP2T sebanyak 1.144 OH, sehingga dapat disimpulkan
penggunaan SDM telah efisien.
Tingkat efisien baik keuangan maupun SDM dimanfaatkan untuk pelaksanaan
penugasan pengawasan yang tidak direncanakan (NPKP2T) sebanyak 6 (enam)
penugasan pengawasan dengan menyerap dana sebesar Rp26.211.824,00 dengan
penggunaan SDM sebanyak 38 OH yaitu sebagai berikut :
1. Disiminasi Tata Kelola Keuangan Desa , Aplikasi SIMDA Desa
2. Probity audit pada RSUD Sultan Syarief Mohamad Alkadrie sebanyak 2 (dua)
kali, RSUD dr. Abdul Azis Singkawang sebanyak 2 (dua) kali.
3. Bimtek Peningkatan Kapasitas Tim Teknis Daerah EPPD Tahun 2015
Berdasarkan hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah tahun
2014 untuk 14 (empat belas) kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Barat yang
dievaluasi pada tahun 2015 yaitu sebagai berikut:
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 45
No. Kabupaten/Kota Skor Status
1 Kabupaten Sekadau 3,0923 Sangat Tinggi
2 Kabupaten Landak 3,0779 Sangat Tinggi
3 Kabupaten Sanggau 3,0382 Sangat Tinggi
4 Kota Singkawang 2,8203 Tinggi
5 Kabupaten Kayong Utara 2,7552 Tinggi
6 Kabupaten Sintang 2,7272 Tinggi
7 Kabupaten Melawi 2,7130 Tinggi
8 Kabupaten Bengkayang 2,6967 Tinggi
9 Kabupaten Kapuas Hulu 2,6898 Tinggi
10 Kabupaten Sambas 2,5471 Tinggi
11 Kota Pontianak 2,4452 Tinggi
12 Kabupaten Mempawah 2,3508 Tinggi
13 Kabupaten Ketapang 1,7981 Sedang
14 Kabupaten Kubu Raya 1,7969 Sedang
3) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan
Pusat
Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Instansi Pemerintah Pusat.
Ditargetkan sebanyak 10 rekomendasi dengan pelaksanaan penugasan yang
tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 44 penugasan pengawasan.
Indikator ini diukur dengan cara membandingkan tindak lanjut atas rekomendasi
yang diberikan kepada auditan dengan target kinerja yang ditetapkan.
Realisasi kinerja untuk indikator tersebut adalah 80,00% atau mencapai
88,89% dari target kinerja sebesar 90,00% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
Hasil ini diperoleh dari jumlah rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti yaitu
sebanyak 8 (delapan) rekomendasi dari 10 rekomendasi yang diberikan kepada
auditan.
Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 39 penugasan pengawasan
dikarenakan 3 (tiga) penugasan dibatalkan deputi rendal yaitu Audit Kinerja
Bawaslu di Provinsi Kalimantan Barat, Audit Program Ketahanan Energi dan
Evaluasi Penyerapan Anggaran pada Nakertrans. Penugasan yang dilaksanakan
dalam tahun 2015 adalah sebagai berikut :
1. Audit Kinerja atas Aksesibilitas dan Standar Pelayanan Kesehatan Primer pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama pada Provinsi Kalimantan Barat pada 4
(empat) Kabupaten/Kota.
2. Audit Kinerja Program Pengendalian Penduduk pada BKKBN Provinsi
Kalimantan Barat pada 3 (tiga) Kabupaten.
3. Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional Kementerian Sosial pada 4
(empat) Kabupaten/Kota.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 46
4. Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan dan Kementerian Agama pada 4 (empat) Kabupaten/Kota.
5. Evaluasi/Audit Tunjangan Profesi Guru Daerah Terpencil Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan pada 6 (enam) Kabupaten/Kota.
6. Monitoring Evaluasi bantuan Sosial Sarana Prasarana Pendidikan pada 4
(empat) Kabupaten/Kota.
7. Monev agenda pembangunan tahap I pada 4 (empat) Saker.
8. Audit Program PPIP Provinsi Kalimantan Barat pada 6 (enam)
Kabupaten/Kota.
9. Evaluasi Pengelolaan Benda sitaan dan Barang Rampasan Negara pada 3 (tiga)
Kejaksaan Negeri di Provinsi Kalimantan Barat.
10. Evaluasi Penyerapan Anggaran Kementerian/Lembaga Semester I Tahun 2015
pada 3 (tiga) Satker.
11. Monitoring Program Pencegahan dan Pemberantasan Peredaran Gelap
Narkoba
Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 27 penugasan tersebut
sebanyak 10 rekomendasi strategis yaitu :
1. Mengusulkan kepada Menteri Kesehatan untuk merevisi ketentuan
mekanisme pemutakhiran data agar melibatkan Dinas Kesehatan dan
berkoordinasi dengan BPJS Cabang Pontianak atas kelebihan bayar iuran
kepesertaan PBI .
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya segera melaporkan dan
mengusulkan penambahan fasilitas Rumah Sakit Rujukan kepada Bupati Kubu
Raya dan Kementerian Kesehatan dan berkoordinasi dengan tim anggaran
supaya mencantumkan penerimaan dana kapitasi dan non kapitasi ke batang
tubuh APBD dan menyusun Perda tentang pemanfaatan dana tersebut untuk
Puskesmas di Kabupaten Kubu Raya.
3. Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas agar menginformasikan
permasalahan tersebut kepada Kepala BPJS Cabang Singkawang untuk segera
menerbitkan Kartu BPJS Kesehatan/ Kartu Jaminan Kesehatan Nasional dan
mendistribusikannya kepada yang berhakKepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Sambas agar menginformasikan permasalahan tersebut kepada
Kepala BPJS Cabang Singkawang untuk segera menerbitkan Kartu BPJS
Kesehatan/ Kartu Jaminan Kesehatan Nasional dan mendistribusikannya
kepada yang berhak
4. Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas agar menginformasikan
permasalahan tersebut kepada Kepala BPJS Cabang Singkawang untuk segera
menerbitkan Kartu BPJS Kesehatan/ Kartu Jaminan Kesehatan Nasional dan
mendistribusikannya kepada yang berhak
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 47
5. Menginstruksikan kepada Tim Pelaksana TP Guru PNSD untuk melakukan
koreksi negatif atas jumlah tunggakan TP Guru PNSD TA 2014 Kabupaten
Sintang terhadap 4 (empat) guru yang mengambil cuti di luar cuti tahunan
sebesar Rp14.531.500,00 dan mengusulkan kepada Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk
menerbitkan SKTP Kekurangan bayar berdasarkan hasil koreksi BPKP atas
Daftar Kekurangan Bayar TP Guru PNSD Tahun 2014.
6. Menarik kembali pembayaran TPGuru PNSD Tahun 2014 kepada 5 (lima)
orang Guru sebesar Rp30.319.100,00 untuk disetorkan ke Kas Daerah
Kabupaten Kapuas Hulu dan mengirimkan copy bukti setor tersebut ke
perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat.
7. Menyesuaikan daftar kurang bayar TP Guru PNSD Tahun Anggaran 2014 di
Kabupaten Sambas terhadap 6 (enam) guru yang cuti bersalin dan guru yang
meninggal dunia sebesar Rp33.343.800,00 dan mengusulkan kepada
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan untuk menerbitkan SKTP kekurangan bayar TP Guru PNSD
sesuai dengan hasil audit.
8. Kepada Kepala Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman dan
Penataan Bangunan Provinsi Kalimantan Barat agar menginstruksikan PPK
Program PPIP untuk mempertanggungjawabkan dan menyetorkan ke kas
negara atas kelebihan pembayaran tersebut sebesar Rp31.522.200,00.
9. PPK PPIP agar menginstruksikan kepada KPP di 6 desa sasaran untuk
melakukan penghimpunan dana swadaya (Desa Sungai Burung; Peniti Dalam;
Peniti Besar; Sungai Batang; Bakau Besar Darat; Bakau Besar Laut) dan
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mempawah melalui Bupati
Kebupaten Mempawah agar menginformasikan kepada Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat dengan tembusan kepada Gubernur Provinsi
Kalimantan Barat agar tidak menetapkan lokasi sasaran penerima PPIP tanpa
mempertimbangkan usulan dari Bupati Kabupaten Mempawah.
10. Kepada kepala satker PPIP Kabupaten Sanggau direkomendasikan agar
melaporkan fasilitator masyarakat kepada satker PIP provinsi kalimantan
barat untuk dikenakan teguran karena lemah dalam melakukan
pendampingan proses pemilihan penyedia barang/ jasa sesuai pedoman
kepada pengurus OMS.
Seluruh rekomendasi tersebut berdasarkan informasi data dari aplikasi SIM-HP
telah ditindaklanjuti sebanyak 8 (delapan) rekomendasi strategis berupa :
1. Telah ditindaklanjuti dengan surat dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Landak kepada Kementerian Kesehatan Nomor 800/3277.B/UM/VIII/2015
tanggal 10 Agustus 2015 perihal Usulan Program JKN dan berkoordinasi
dengan Kepala BPJS Kesehatan Cabang Pontianak perihal Penjelasan Kinerja
Program JKN 2014.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 48
2. Telah ditindaklanjuti dengan Surat dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Kubu Raya kepada Kementerian Kesehatan RI Cq. Inspektorat Jenderal di
Jakarta Nomor 440/1915/Dinkes-B tanggal 20 Mei 2015 dan Surat dari
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya kepada Ketua TAPD
Kabupaten Kubu Raya Nomor 440/1912/Dinkes-B tanggal 20 Mei 2015.
3. Telah ditindaklanjuti dengan surat dari Kepala BPJS Cabang Singkawang
kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas Nomor 1052/XIII.03/
0615 tanggal 16 Juni 2015, dan berdasarkan Surat Kepala Grup Kepesertaan
BPJS Kesehatan Kantor Pusat Nomor 2801/VII.2/0414 tanggal 8 April 2014
perihal Kebijakan Pemberlakuan Kartu Lama (Askes Sosial dan Jamkesmas)
maka Kartu Jamkesmas masih berlaku dan dapat digunakan untuk pelayanan
kesehatan. Hal ini juga telah diinformasikan oleh BPJS Kesehatan di awal
tahun 2014 dan telah dibuatkan spanduk di setiap puskesmas untuk
memperluas informasi tersebut kepada masyarakat. BPJS Kesehatan akan
mengganti Kartu Jamkesmas tersebut dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS) di
Tahun 2015.
4. Kepala Dinas Pendidikan Kota Pontianak telah berkirim surat kepada
Direktorat Jenderal PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dengan Surat Nomor 800/2247/PTKP/2015 tanggal 13 Agustus 2015 perihal
Kekurangan Bayar TP Guru TK Non PNS Kota Pontianak Tahun Anggaran
2014.
5. Telah ditarik kembali pembayaran TPGuru PNSD Tahun 2014 kepada 5 (lima)
orang Guru dan telah disetorkan ke Kas Daerah Kabupaten Kapuas Hulu
pada Bank Kalbar Cabang Putussibau No.Rek.No.6001003906 sebesar
Rp30.319.100,00 tanggal 14 Desember 2015.
6. Telah ditindaklanjuti dengan penyetoran ke kas negara sebesar
Rp31.522.200,00 dengan rincian :
Sebesar Rp14.300.000,00 NTPN : BC2D01TOUNV61TA9.
Sebesar Rp9.375.000,00 NTPN: BC2D01TOUNV61TA9.
Sebesar Rp6.240.000,00 NTPN 69DBA44C5QG1U8RP. NTB:
000000050456.
Sebesar Rp1.607.200,00 NTPN: 2418F11AEAA6DDA9.
7. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mempawah, telah
menginstruksikan kepada 6 (enam) KPP untuk penghimpunan dana swadaya,
sesuai Surat Nomor 600/928/PU-A tanggal 6 Oktober dan Surat Nomor
600/1060/PU-A tanggal 22 Desember 2015 kepada Ditjen Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Satker PIP
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat agar mempertimbangkan
usulan lokasi desa sasaran penerima PPIP dari Pemda Kabupaten Mempawah
pada tahun anggaran berikutnya.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 49
8. Telah ditindaklanjuti dengan surat dari Kastker PPIP Kabupaten Sanggau
kepada Satker PIP Provinsi Kalimantan Barat Nomor 600/59/DPU-CK tanggal
22 Desember 2015 yang meminta Satker PIP Provinsi Kalimantan Barat untuk
menegur fasilitator yang bertugas di Desa Penyelimau Jaya dan Desa Sei
Tekam.
Sisanya sebanyak 2 (dua) rekomendasi sesuai dengan Berita Acara Kesepakatan
Tindak Lanjut akan dilaksanakan di Tahun 2016 yaitu :
1. Menyesuaikan daftar kurang bayar TP Guru PNSD Tahun Anggaran 2014 di
Kabupaten Sambas terhadap 6 (enam) guru yang cuti bersalin dan guru yang
meninggal dunia sebesar Rp33.343.800,00 dan mengusulkan kepada
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan untuk menerbitkan SKTP kekurangan bayar TP Guru PNSD
sesuai dengan hasil audit.
2. Menginstruksikan kepada Tim Pelaksana TP Guru PNSD untuk melakukan
koreksi negatif atas jumlah tunggakan TP Guru PNSD TA 2014 Kabupaten
Sintang terhadap 4 (empat) guru yang mengambil cuti di luar cuti tahunan
sebesar Rp14.531.500,00 dan mengusulkan kepada Direktorat Jenderal Guru
dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk
menerbitkan SKTP Kekurangan bayar berdasarkan hasil koreksi BPKP atas
Daftar Kekurangan Bayar TP Guru PNSD Tahun 2014.
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan
dana sebesar Rp353.124.200,00 atau sebesar 56,97% dari target sebesar
Rp619.793.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari
sisi pendanaan telah efisien. Penggunaan SDM untuk melaksanakan indikator
tersebut adalah sebanyak 1.148 OH atau 44,48% dari rencana di dalam PKP2T
sebanyak 2.581 OH, sehingga dapat disimpulkan penggunaan SDM telah efisien.
Tingkat efisien baik keuangan maupun SDM dimanfaatkan untuk pelaksanaan
penugasan pengawasan yang tidak direncanakan (NPKP2T) sebanyak 44
penugasan pengawasan dengan menyerap dana sebesar Rp340.700.229,00
dengan penggunaan SDM sebanyak 972 OH yaitu sebagai berikut :
1. Probity Audit yang dilaksanakan pada Gedung Kejaksaan, Rumah Sakit
Pendidikan Untan, Pembangunan Gedung Fakultas MIPA Untan.
2. Rapat Koordinasi Rencana Pelaksanaan Audit Kinerja Program Jaminan
Kesehatan Nasional dan Audit Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan.
3. Audit Kinerja Program JKN Tahun 2014 dan validasi Pelaksanaan Audit
Kinerja Program JKN Tahun 2015 pada 2 (dua) Kabupaten Kota.
4. Audit Tujuan Tertentu atas Paket Pembangunan Jalan Akses Jembatan Tayan,
Paket Peningkatan Struktur Jalan Batas Kota Sanggau-Sekadau I, Paket
Peningkatan Struktur Jalan Balai Karangan Entikong-Batas Serawak,
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 50
Komposisi Pendanaan Izin MYC Tahun 2012 sampai dengan 2015 Paket
Supervisi Pembangunan Jembatan dan Akses Tayan.
5. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Direktorat Jenderal PSP Kementerian
Pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi
Kalimantan Barat.
6. Audit PNBP Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pontianak Tahun Anggaran
2013 dan 2014 pada 4 (empat) Satuan Kerja.
7. Audit Tujuan Tertentu atas Pengelolaan Aset Sitaan Hasil Korupsi, Benda
Sitaan, dan Barang Rampasan Kanwil Kemenkumham Prov. Kalimantan Barat
pada 4 (empat) Satuan Kerja.
8. Evaluasi Penyelenggaraan Terpadu Satu Pintu Bidang Penanaman Modal
Daerah Kota Pontianak Tahun 2014 dan 2015 sampai dengan 31 Agustus
2015 pada 2 (dua) Satuan Kerja.
9. Sosialisasi dan Validasi Hasil Pengawasan Program Prioritas pembangunan
Nasional Lingkup Kedeputian Perekonomian dan Kemaritiman dan
Kedeputian Polhukam, PMK.
10. Monitoring atas Pelaksanaan Program Akselerasi Swasembada Pangan pada
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2015 (Periode sampai dengan 30 Nopember 2015) sebanyak 5 (lima)
kali penugasan.
11. Audit Kinerja Aksesibilitas dan Mutu Layanan Kesehatan di Daerah Tertinggal
Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) Tahun 2014 di Kabupaten Landak,.
12. Audit Operasional Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi (DRR) Tahun 2013
pada BPBD Kabupaten Sekadau, Mempawah.
13. Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional Kementerian Kelautan dan
Perikanan serta Kementerian Perhubungan di Provinsi Kalimantan Barat
Tahun 2015.
14. Pemantauan atas Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Bantuan Sosial Sarana
Prasarana Pendidikan di Kabupaten Sambas.
15. Audit Operasional atas Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Tahun 2014 dan 2015 pada BPN Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak.
16. Evaluasi Penyerapan Anggaran di Lingkungan Kepolisian Daerah Provinsi
Kalimantan Barat.
17. Pendampingan Tertib Administrasi dan Akuntabilitas Pengelolaan Dana
Bantuan Asap Akibat Pembakaran Lahan dan Hutan Tahun 2015.
18. Evaluasi atas Pembangunan Bidang Kelautan dan Perikanan pada Pelabuhan
Perikanan Nusantara Pemangkat Tahun 2015.
19. Penugasan Rakor Sinergi atas Pengawasaan Anggaran Fungsi Pendidikan.
20. Verifikasi PNBP Kawasan Kehutanan Kabupaten Ketapang.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 51
d) Capaian Kinerja Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan
Pemerintah.
Capaian kinerja ini dikontribusikan oleh 2 (dua) bidang pengawasan yaitu Bidwas
Instansi Pemerintah Pusat (IPP) dan Bidwas Akuntabilitas Pemerintah Daerah
(APD) dengan penjelasan masing-masing capaiannya adalah sebagai berikut :
1) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan
Pemerintah Daerah
Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Akuntabilitas Pemerintah
Daerah. Ditargetkan sebanyak 3 (tiga) rekomendasi dengan pelaksanaan
penugasan yang tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 21 penugasan
pengawasan. Indikator ini diukur dengan cara membandingkan tindak lanjut atas
rekomendasi yang diberikan kepada auditan dengan target kinerja yang
ditetapkan.
Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 100% dengan kategori
“Sangat Berhasil” dari target kinerja 90%. Hasil ini diperoleh dari jumlah tindak
lanjut atas rekomendasi yang dihasilkan pada kelompok penugasan indikator
tersebut.
Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 21 penugasan pengawasan
yaitu:
1. Asistensi/Bimtek Pengelolaan Keuangan dengan Aplikasi SIMDA pada
5 (lima) Kabupaten/Kota.
2. Asistensi/Bimtek Penyusunan Rencana Aksi Hasil Temuan BPK pada 5 (lima)
Kabupaten/Kota.
3. Asistensi/Bimtek Reviu LKPD Berbasis Akrual pada 5 (lima) Kabupaten/Kota.
4. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD pada 5 (lima) Kabupaten/Kota.
5. Kompilasi LKPD dan Analisis Kinerja Keuangan Pemda.
Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 21 penugasan tersebut
sebanyak 3 (tiga) rekomendasi strategis yaitu :
1. Menginstruksikan kepada Kepala SKPD untuk melaksanakan action plan
terkait tindak lanjut temuan BPK secara tuntas dan melaporkan progresnya
kepada Bupati Kepala Daerah.
2. Kepala Daerah agar menginstruksikan Kepala Bappeda, Sekretaris Daerah
selaku Ketua TAPD dan Koordinator TAPD untuk melakukan perbaikan agar
proses penyusunan dan penetapan APBD tidak mengalami keterlambatan.
3. Melakukan pendampingan kepada PPKD maupun SKPD dilingkungan
Pemerintah Daerah untuk semakin mampu dan mandiri dalam menjalankan
aplikasi SIMDA versi terbaru yang sudah menyesuaikan dengan SAP berbasis
akrual serta menyajikan Laporan Keuangan berbasis akrual secara real time.
Terhadap 3 (tiga) rekomendasi tersebut telah ditindaklanjuti yaitu :
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 52
1) Instruksi Kepala Daerah untuk melaksankanan rencana aksi yang sudah
disepakati.
2) Penyusunan APBD Thn 2016 sudah tepat waktu.
3) 5 Pemda telah melakukan restatement dan telah mengimplemenatsikan SAP
Berbasis Akrual.
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan
dana sebesar Rp125.231.200,00 atau sebesar 105,77% dari target sebesar
Rp118.405.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari
sisi pendanaan tidak efisien. Sementara itu pengguaan SDM untuk melaksanakan
indikator tersebut adalah sebanyak 513 OH atau 123,61% dari rencana di dalam
PKP2T sebanyak 415 OH, sehingga dapat disimpulkan penggunaan SDM tidak
efisien.
Selain kegiatan PKP2T juga dilaksanakan kegiatan yang tidak direncanakan
(NPKP2T) sebanyak 5 (lima) penugasan pengawasan dengan menyerap dana
sebesar Rp49.700.000,00 dengan penggunaan SDM sebanyak 35 OH yaitu sebagai
berikut :
1. Sosialisasi implementasi akrual basis di Balikpapan.
2. Forum Akuntabilitas Pemda dan Workshop Program Aplikasi SIMDA MBD
Versi 2.68.
3. Pendampingan Rencana Aksi Hasil Audit BPK
4. Bimbingan Teknis Integrasi/Koneksi Aplikasi SIMDA BMD dengan SIMDA
Keuangan untuk Keandalan LKPD Berbasis Akural.
5. Restatement Laporan keuangan pada Pemerintah daerah Kabupaten
Bengkayang
Adapun informasi peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah
yang ditunjukkan dengan opini dari BPK yaitu sebagai berikut :
Perkembangan Opini atas Laporan Keuangan Pemda Tahun 2011-2014
No.
Opini
Jumlah Pemda
2011 2012 2013 2014
Jml % Jml % Jml % Jml %
1. WTP 1 7 4 27 5 33 8 54
2. WDP 13 87 11 73 10 67 7 46
3. TMP 0 0 0 0 0 0 0 0
4. TW 1 6 0 0 0 0 0 0
Jumlah 15 100 15 100 15 100 15 100
Dari tabel di atas terlihat adanya perkembangan terhadap opini BPK atas laporan
keuangan pemerintah daerah di Provinsi Kalimantan Barat, meskipun indikator
ini belum tercapai secara optimal. Perkembangan terlihat dengan meningkatnya
opini WTP dari tahun 2011 sebanyak 1 (7%) Pemda menjadi 5 (33%) Pemda.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 53
Kelima Pemda yang telah mencapai opini WTP atas laporan keuangan tahun 2013
adalah :
1) Provinsi Kalimantan Barat,
2) Kota Pontianak,
3) Kabupaten Sekadau,
4) Kabupaten Sintang, dan
5) Kabupaten Landak,
Sedangkan 10 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (67%) memperoleh opini
WDP yaitu:
1) Kabupaten Pontianak,
2) Kabupaten Kubu Raya,
3) Kabupaten Sambas,
4) Kabupaten Sanggau,
5) Kabupaten Bengkayang,
6) Kabupaten Kapuas Hulu,
7) Kabupaten Ketapang,
8) Kota Singkawang,
9) Kabupaten Kayong Utara dan
10) Kabupaten Melawi.
Untuk tahun 2014 jumlah opini WTP atas laporan keuangan pemerintah daerah
di wilayah Provinsi Kalimantan Barat meningkat sebanyak 3 (tiga) Pemda
dibandingkan dengan tahun 2013. Jumlah opini WTP adalah sebanyak 8 (54.%)
Pemda yaitu :
1) Provinsi Kalimantan Barat,
2) Kota Pontianak,
3) Kabupaten Sekadau,
4) Kabupaten Sintang
5) Kabupaten Landak
6) Kabupaten Sanggau
7) Kabupaten Kubu Raya
8) Kabupaten Ketapang.
Sedangkan 7 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (46%) memperoleh opini
WDP yaitu:
1) Kabupaten Mempawah
2) Kabupaten Sambas
3) Kabupaten Bengkayang
4) Kabupaten Kapuas Hulu
5) Kota Singkawang
6) Kabupaten Kayong Utara
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 54
7) Kabupaten Melawi.
Masih adanya Pemda yang belum memperoleh opini WTP menunjukkan bahwa
akuntabilitas pelaporan keuangan pemda masih belum sepenuhnya dapat
diyakini kewajarannya oleh BPK, disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain
adanya kelemahan sistem pengendalian intern, pengelolaan aset pemda belum
tertib, tidak sesuainya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan ketentuan
yang berlaku, penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP), kelemahan dalam sistem penyusunan laporan
keuangan, serta kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan pada
pemda.
Oleh karena itu, peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat sangat lah
penting untuk mengatasi faktor-faktor penyebab tidak diperolehnya opini WTP
tersebut. Dalam Tahun 2015 pelaksanaan kegiatan untuk mendukung
tercapainya opini WTP adalah sebagai berikut :
1) Penguatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Upaya penguatan SPIP Pemda pada tahun 2015 merupakan upaya kelanjutan
dari tahapan implementasi SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, dan
difokuskan pada pencapaian salah satu tujuan SPIP, yaitu dapat diandalkannya
laporan keuangan. Selain itu, upaya penguatan SPIP bertujuan untuk
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, yang
berarti dapat meminimalisir terjadinya praktik-praktik KKN.
Dalam tahun 2015, kegiatan penguatan SPIP yang dilaksanakan adalah berupa
narasumber sosialisasi SPIP di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sambas
dan Kabupaten Landak dan Kabupaten Kubu Raya.
2) Pendampingan Penyusunan dan Pendampingan Reviu LKPD Bersama
Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota
Untuk meningkatkan kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD),
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah melakukan Sosialisasi
Pengelolaan Keuangan Daerah dan Bimbingan Teknis/ Asistensi Pengelolaan
Keuangan Daerah. Pada tahun 2015, kegiatan bimbingan
teknis/asistensi/pendampingan penyusunan LKPD tahun 2014 yang telah
dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:
1. Bimtek Aplikasi SIMDA Kabupaten Kubu Raya Tahun Anggaran 2015.
2. Asistensi Penyusunan Rencana Aksi atas Hasil Temuan BPK Tahun 2014
pada Pemerintah Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Kayong Utara,
Kabupaten Landak Tahun, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Kubu Raya.
3. Reviu Peraturan Kepala Daerah (Perkada) Kebijakan Akuntansi dan Sistem
Akuntansi Pemerintah Kabupaten Kubu Raya
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 55
4. Bimbingan Teknis (Bimtek) penyusunan laporan keuangan SKPD pada
Kabupaten Landak
Pelaksanaan kegiatan pendampingan penyusunan LKPD dilakukan dalam
bentuk bimbingan teknis dan pemberian bantuan dalam penyusunan LKPD,
sehingga dapat menghasilkan LKPD yang sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP).
Sesuai dengan Pasal 57 ayat 2 dan ayat 3 PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, bahwa Inspektorat Provinsi/
Kabupaten/Kota melakukan reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah
Provinsi/Kabupaten/Kota sebelum disampaikan kepada Badan Pemeriksa
Keuangan. Dalam hal ini, BPKP melakukan pendampingan kepada Inspektorat
Provinsi/Kabupaten/Kota untuk melakukan reviu atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) dengan tujuan untuk memberikan keyakinan
memadai atas kualitas laporan keuangan.
Selain melakukan bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKPD, Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Barat dalam tahun 2015 juga berperan sebagai
narasumber dan pendampingan reviu LKPD bersama Inspektorat
Kabupaten/Kota yaitu dengan Inspektorat Kabupaten Sanggau, Kabupaten
Mempawah dan Kota Singkawang.
3) Fasilitasi dan Asistensi Penerapan Program Aplikasi SIMDA
Untuk meningkatkan akurasi dan kecepatan dalam pengelolaan keuangan
daerah, khususnya dalam hal pengolahan data, BPKP menyediakan Aplikasi
SIMDA. Aplikasi ini terdiri atas:
SIMDA Keuangan mencakup pengelolaan keuangan meliputi fungsi mulai
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, dan pelaporan
keuangan.
SIMDA BMD digunakan untuk penatausahaan pengelolaan Barang Milik
Daerah (BMD) khususnya aset tetap.
SIMDA Gaji digunakan untuk penatausahaan gaji antara lain membuat
daftar gaji.
SIMDA Pendapatan digunakan untuk mengadministrasikan pendapatan
pajak daerah dan retribusi daerah.
Sebagai lanjutan dari fasilitasi penerapan program aplikasi SIMDA pada tahun
sebelumnya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat melakukan asistensi
pengelolaan keuangan daerah dengan menggunakan Aplikasi SIMDA pada 5
(lima) Pemda, yaitu:
Kabupaten Bengkayang menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan, SIMDA
BMD, SIMDA Gaji, dan SIMDA Pendapatan;
Kabupaten Sanggau menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan;
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 56
Kabupaten Kayong Utara menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan dan
SIMDA BMD;
Kabupaten Landak menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan, SIMDA BMD,
dan SIMDA Gaji; dan
Kabupaten Kubu Raya menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan dan SIMDA
BMD.
tahun 2015, kegiatan fasilitasi dan asistensi penerapan program aplikasi
SIMDA akrual dilaksanakan pada Pemerintah Kabupaten Kubu Raya,
Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Kayong Utara dan
Kabupaten Sanggau.
Hasil yang diharapkan dengan diterapkannya program aplikasi SIMDA adalah
tercapainya proses penganggaran, penatausahaan, dan pelaporan dengan
menghasilkan 7 (tujuh) jenis Laporan Keuangan yaitu Laporan Realisasi
Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Neraca, Laporan
Perubahan Kas, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan Atas Laporan
Keuangan.
4) Pendampingan Penataan Barang Milik Daerah (BMD)
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah melakukan kegiatan
pendampingan berupa bimbingan teknis pengelolaan BMD pada beberapa
pemerintah daerah dengan hasil yang diharapkan adalah dapat diidentifikasi
seluruh aset yang dikelola oleh pemerintah daerah tersebut dengan kegiatan
sebagai berikut :
1. Narasumber asistensi penyusunan nilai kapasitas aset pada pemerintah
Kabupaten Sanggau.
2. Fasilitasi rekonsiliasi BMD Kabupaten Landak.
3. Pendampingan program kegiatan sensus barang milik Pemerintah
Kabupaten Sambas.
4. Narasumber bintek manajemen pengelolaan aset daerah bagi seluruh SKPD
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya.
5. Narasumber bimbingan teknis pengelolaan barang milik daerah pada Dinas
Pendidikan Kabupaten Ketapang.
2) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan
Pemerintah Pusat
Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Pengawasan Instansi
Pemerintah Pusat. Ditargetkan sebanyak 2 (dua) rekomendasi dengan
pelaksanaan penugasan yang tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 13
penugasan pengawasan. Indikator ini diukur dengan cara membandingkan tindak
lanjut atas rekomendasi yang diberikan kepada auditan dengan target kinerja
yang ditetapkan.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 57
Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 100% dengan kategori
“Sangat Berhasil” dari target yang ditetapkan sebesar 90,00%. Keberhasilan
tersebut didukung dengan pelaksanaan 11 kegiatan penugasan pengawasan yaitu
sebagai berikut :
Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 11 penugasan pengawasan
dikarenakan 2 (dua) penugasan dibatalkan deputi rendal yaitu Penilaian
risiko/penyusunan RTP/monitoring dan evaluasi pada 9 K/L Bawaslu di Provinsi
Kalimantan Barat dan Audit Operasional Bantuan Operasional PTN Kementerian
Dikti Riset dan Teknologi. Penugasan yang dilaksanakan dalam tahun 2015
adalah sebagai berikut :
1. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Bawaslu, KPU, BNP2TKI,
Nakertrans.
2. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Satker Ditjen Bina Marga,
Ditjen Cipta Karya, Ditjen SDA dan Kompilasi Pendampingan Penyusunan
Laporan Keuangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
3. Pendampingan Akuntabilitas Kinerja/Pelaporan Keuangan K/L pada K/L A
pada 3 (tiga) objek pendampingan
4. Penilaian Risiko/Penyusunan RTP/ Monitoring dan Evaluasi pada 9 K/L di
Bawaslu dan KPU.
Dari penugasan pengawasan tersebut diperoleh 2 (dua) rekomendasi yaitu :
1. CaLK Laporan Keuangan Tahun 2014 Polda Kalimantan Barat telah disusun
sesuai SAP dan Opini BPK RI atas Laporan Keuangan WTP
2. CaLK Laporan Keuangan Tahun 2014 Kanwil Kementerian Hukum dan HAM
Kalimantan Barat telah disusun sesuai SAP dan Opini BPK RI atas Laporan
Keuangan WTP.
Atas kedua rekomendasi tersebut seluruhnya telah ditindak lanjuti pada
perbaikan laporan keuangan yang dilakukan pendampingan.
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan
dana sebesar Rp41.091.000,00 atau sebesar 53,84% dari target sebesar
Rp76.324.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari
sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk
melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 469 OH atau 68,37% dari
rencana di dalam PKP2T sebanyak 686 OH, sehingga dapat disimpulkan
penggunaan SDM telah efisien.
Tingkat efisien baik keuangan maupun SDM seluruhnya telah dimanfaatkan
untuk penugasan pengawasan yang mendukung tindak lanjut Rekomendasi
Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat (butir c).3)).
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 58
e) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah
Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Akuntabilitas Pemerintah Daerah.
Ditargetkan sebanyak 3 (tiga) rekomendasi dengan pelaksanaan penugasan yang
tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 26 penugasan pengawasan.
Indikator ini diukur dengan cara membandingkan tindak lanjut atas rekomendasi
yang diberikan kepada auditan dengan target kinerja yang ditetapkan.
Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 100% dengan kategori
“Sangat Berhasil” dari target kinerja 90%. Hasil ini diperoleh dari jumlah tindak
lanjut atas rekomendasi yang dihasilkan pada kelompok penugasan indikator
tersebut .
Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 21 penugasan pengawasan
yaitu :
1. Pendampingan Penyusunan Revisi Perkada Kebijakan Akuntansi pada
5 (lima) Kabupaten/Kota.
2. Pengawasan atas Advance Payment DAK Reimbursement (Verifikasi Advance
Payment DAK R TA 2015).
3. Pengawasan atas Kepemilikan, Pemanfaatan dan Pengelolaan Aset Public Private
Patnership (P3) Daerah pada 5 (lima) Kabupaten/Kota.
4. Pengawasan atas Lintas Sektoral dengan Fokus (per tahun: kemiskinan,
ketahanan pangan, percepatan dan pemerataan pembangunan/infrastruktur
(MP3EI), ketahanan energi, maritim, infrastruktur) pada 5 (lima)
Kabupaten/Kota.
5. Pengawasan atas Pendapatan Asli Daerah pada 4 (empat) Kabupaten/Kota
6. Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemda pada 5 (lima) Kabupaten/Kota
7. Penyusunan Database Permasalahan Aset Daerah.
Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 21 penugasan tersebut
sebanyak 3 (tiga) rekomendasi strategis yaitu :
1. Pemerintah Daerah agar segera mengambil langkah-langkah percepatan
penyerapan anggaran dalam rangka merealisasikan rencana pembangunan
daerah tahun 2015.
2. Penyesuaian Perda tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah terhadap
pos Pendapatan-LO, Beban, dan Aset Tetap.
3. Kepala Daerah agar menginstruksikan Kepala BPKAD/DPPKAD dan Kepala
SKPD Pemungut Retribusi Daerah melakukan pendataan potensi daerah dan
potensi retribusi daerah secara berkala sebelum penetapan target PAD; serta
Mengusulkan Perda dan menetapkan Perbup/Perwako atas jenis penerimaan
retribusi potensial.
Terhadap 3 (tiga) rekomendasi tersebut telah ditindaklanjuti berupa :
1. Surat Edaran dari Bupati/Sekda tentang langkah-langkah penyerapan anggaran
tahun 2015.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 59
2. Revisi peraturan Bupati tentang Kebijakan Akuntansi Pemda terhadap Pos
Pendapatan –LO, beban dan Aset Tetap,.
3. Penyusunan SOP tentang PAD di Kota Singkawang.
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan
dana sebesar Rp156.256.640,00 atau sebesar 101,11% dari target sebesar
Rp154.544.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari
sisi pendanaan tidak efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk melaksanakan
indikator tersebut adalah sebanyak 650 OH atau 824% dari rencana di dalam
PKP2T sebanyak 650 OH, sehingga dapat disimpulkan penggunaan SDM telah
efisien.
f) Persentase Penyerahan Rekomendasi Keinvestigasian kepada APH
Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidang Investigasi, dengan target yang
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja sebanyak 49 rekomendasi. Pelaksanaan
penugasan yang ditetapkan dalam PKP2T Tahun 2015 sebanyak 49 penugasan
pengawasan. Indikator ini diukur dengan cara membandingkan laporan yang telah
diserahkan kepada Aparat Penegak Hukum (APH) dengan rekomendasi yang telah
diberikan pada setiap penugasan pengawasan.
Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 100% dengan kategori
“Sangat Berhasil” dari target sebesar 90%, yaitu seluruh laporan (rekomendasi)
telah diserahkan kepada Aparat Penegak Hukum (APH). Keberhasilan tersebut
didukung dengan pelaksanaan 49 kegiatan penugasan pengawasan yaitu sebagai
berikut :
1) Audit investigasi telah dilaksanakan sebanyak 5 penugasan pengawasan.
2) Audit dalam rangka perhitungan kerugian keuangan negara telah dilaksanakan
sebanyak 14 penugasan pengawasan.
3) Pemberian keterangan ahli baik kepada penyidik atau dipersidangan tindak
pidana korupsi telah dilaksanakan sebanyak 26 penugasan pengawasan
4) Rapat koordinasi pengawasan dengan APH di seluruh wilayah provinsi
Kalimantan Barat telah dilaksanakan sebanyak 4 kali.
Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 49 penugasan tersebut
sebanyak 49 rekomendasi strategis yaitu :
1) Hasil Audit Investigatif menjadi rekomendasi dan pertimbangan pihak penyidik
dari berbagai kasus tindak pidana korupsi yang ditangani sebanyak 5
rekomendasi.
2) Hasil Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara menjadi rekomendasi dan
pertimbangan pihak penyidik dari berbagai kasus tindak pidana korupsi yang
ditangani sebanyak 14 rekomendasi.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 60
3) Pemberian Keterangan Ahli menjadi rekomendasi dan pertimbangan pihak
majelis hakim dari berbagai kasus tindak pidana korupsi yang ditangani
sebanyak 26 rekomendasi.
4) Koordinasi Hasil Pengawasan menjadi sumber informasi posisi kasus yang telah
diaudit dan juga bahan masukan bagi penyidik mengenai kasus yang sedang
ditangani sebanyak 4 rekomendasi.
Dari seluruh rekomendasi yang telah diberikan dan diserahkan kepada APH, dapat
simpulkan tindak lanjutnya yaitu :
1) Penyerahan laporan audit investigasi dan audit penghitungan kerugian keuangan
negara dan kepada masing-masing APH sebanyak 19 laporan dari berbagai kasus
korupsi, sehingga capaian indikator kinerjanya sebesar 100%.
2) Keterangan ahli telah disampaikan di depan penyidik dan persidangan sebanyak
26 keterangan ahli, sehingga capaian kinerjanya 100%.
3) Koordinasi penyamaan persepsi dan efektivitas serta efisiensi dalam penugasan
keinvestigasian dengan seluruh APH di wilayah Provinsi Kalimantan Barat
dengan tindak lanjut seluruh APH sepakat melakukan penangan kasus korupsi
dengan mempertimbangkan efektif dan efisiensi, sehingga capaian kinerjanya
adalah 100%.
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan
dana sebesar Rp256.798.800,00 atau sebesar 49,14% dari target sebesar
Rp522.539.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari
sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk melaksanakan
indikator tersebut adalah sebanyak 1.248 OH atau 48,43% dari rencana di dalam
PKP2T sebanyak 2.577 OH, sehingga dapat disimpulkan penggunaan SDM telah
efisien.
Realisasi dana tersebut belum termasuk menghadiri sidang sebagai kuasa kepala
Perwakilan BPKP Kalimantan Barat atas gugatan perdata terhadap Laporan
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Pengadilan Negeri Sintang dan
pembahasan penyusunan jawaban Sidang Tata Usaha Negara sebesar
Rp72.927.900,00.
Tingkat efisiensi penggunaan dana dan SDM dimanfaatkan untuk kegiatan yang
tidak direncanakan (NPKP2T) yaitu audit investigasi sebanyak 2 penugasan, audit
dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara sebanyak 4 penugasan,
pemberian keterangan ahli baik kepada penyidik maupun di persidangan sebanyak
79 penugasan, atas berbagai kasus korupsi yang diminta oleh Aparat Penegak
Hukum (APH) yang juga menghasilkan rekomendasi strategis sebanyak 85
rekomendasi kepada Aparat Penegak Hukum yang menyerap anggaran sebesar
Rp198.072.060,00 dan penggunaan sumber dana sebanyak 828 OH.
Adapun perbandingan penanganan kasus korupsi Selama Tahun 2014 dan tahun
2015 adalah sebagai berikut :
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 61
Penyerahan Kasus kepada Instansi Penegak Hukum
Kegiatan Jumlah Laporan Jumlah Kasus yang Ditangani % Real 2015 2015 2014 Jumlah 2015 2014 Jumlah
Audit Investigasi
7 8 15 7 8 15 100
Audit PKKN
18 18 36 18 18 36 100
PKA 105 83 188 105 83 188 100
Jumlah 130 109 239 130 109 239 100
Uraian lebih lanjut dari masing-masing kegiatan di atas adalah sebagai berikut:
1) Audit Investigasi
Selama tahun 2105, jumlah penangan kasus korupsi yang dilakukan adalah
sebanyak 7 kasus dengan jumlah kerugian keuangan negara sebesar
Rp17.627.598.013,89 dengan rincian sebagai berikut : Laporan Hasil Audit Investigasi yang Diserahkan ke Instansi Penyidik
Nama Instansi Penyidik Kasus % Jumlah Kerugian Keuangan Negara
Rupiah
Kejaksaan - - -
Kepolisian 7 100 17.627.598.013,89
KPK - - -
Jumlah 7 100 17.627.598.013,89
Dari 7 Kasus tersebut telah dilalui tahapan-tahapan tindak lanjut khusus sampai
dengan akhir tahun 2015 yaitu sebagai berikut:
Laporan Hasil Audit Investigasi Berdasarkan Tahapan Tindak Lanjut Kasus
Tahapan Tindak Lanjut Kasus Kasus %
Jumlah Kerugian Keuangan Negara
Rp
Penyelidikan 7 100 17.627.598.013,89
Dihentikan Penyelidikan - - -
Penyidikan - 0 -
Dilimpahkan ke Pengadilan - - -
Penuntutan
Diputus - - -
Jumlah 7 100 17.627.598.013,89
2) Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara
Selama tahun 2105, jumlah penanganan kasus korupsi yang ditangani dengan
Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) adalah sebanyak 18 kasus
dengan jumlah kerugian keuangan negara sebesar Rp36.490.177.356,01 dengan
rincian sebagai berikut :
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 62
LHPKKN yang Diserahkan ke Instansi Penegak Hukum
Nama Instansi Penyidik
Kasus Jumlah Kerugian Keuangan Negara
Rupiah
Kejaksaan 7 10.427.754.104,82
Kepolisian 11 26.062.423.250,89
KPK - - Jumlah 18 36.490.177.356,01
Dari jumlah 18 kasus tersebut telah dilalui tahapan-tahapan tindak lanjut khusus
sampai dengan akhir tahun 2015 yaitu sebagai berikut :
LHPKKN Berdasarkan Tahapan Tindak Lanjut Kasus
Tahapan Tindak Lanjut Kasus
Kasus % Jumlah Kerugian Keuangan Negara
Rupiah
Dihentikan Penyelidikan - -
Penyidikan 18 100 36.490.177.356,01
Dihentikan Penyidikan - - -
Dilimpahkan ke Pengadilan - - -
Penuntutan - - -
Diputus - -
Jumlah 18 100 36.490.177.356,01
3) Pemberian Keterangan Ahli
Selama tahun 2015, pelaksanaan pemberian keterangan ahli kepada penyidik dan
di persidangan telah dilakukan sebanyak 105 kali dan telah diterbitkan laporan
sebanyak 105 laporan dan seluruh keterangan ahli di persidangan Tipikor telah
menjadi pertimbangan majelis hakim dalam memutuskan perkara korupsi
tersbut.
g) Persentase Penyerahan Rekomendasi Perbaikan Kelancaran Pembangunan
Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidang Investigasi, dengan target yang
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja sebanyak 4 rekomendasi dengan pelaksanaan
penugasan yang ditetapkan dalam PKP2T Tahun 2015 sebanyak 4 penugasan
pengawasan. Indikator ini diukur dengan cara membandingkan rekomendasi yang
telah diserahkan kepada pihak yang meminta dibandingkan dengan target
rekomendasi yang telah diberikan pada setiap penugasan pengawasan.
Realisasi indikator kinerja tersebut adalah sebesar 50,00% dengan capaian kinerja
55,56% dari target sebesar 90,00% dengan kategori “Cukup Berhasil”. Hal ini
dinilai berdasarkan jumlah rekomendasi yang dapat dihasilkan untuk diserahkan
kepada stakeholders yaitu sebanyak 2 rekomendasi dibandingkan dengan target
sebnayak 4 rekomendasi strategis yaitu:
1) Rekomendasi atas Kontrak Pekerjaan Pembangunan Jalan Akses Jembatan
Tayan berupa nilai koreksi penyesuaian harga sebesar Rp2.851.377.044,66 dari
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 63
nilai penyesuaian harga yang diajukan oleh SatkerPelaksana Jembatan Tayan
sebesar Rp3.682.790.806,79, berdasarkan hasil audit penyesuaian harga adalah
sebesar Rp Rp831.413.762,13;
2) Rekomendasi Hambatan Kelancaran Pembangunan pada Mesjid Raya Mujahidin
Pontianak telah diberikan rekomendasi berupa para pihak agar menyelesaikan
permasalahan hambatan kelancaran pembangunan Mesjid Mujahidin Pontianak
sesuai dengan kesepakatan para pihak.
Terhadap 2 rekomendasi tersebut telah disampaikan kepada pihak-pihak yang
meminta dilakukannya penugasan pengawasan tersebut. Terdapat 2 rekomendasi
dari 2 penugasan pengawasan yaitu; satu audit penyesuaian dan satu audit klaim,
tidak dilaksanakan sampai dengan akhir tahun 2015 disebabkan permintaan dari
stakeholder tidak ada.
Pelaksanaan indikator tersebut menggunakan dana sebesar Rp33.521.000,00 atau
sebesar 27,12% dari target sebesar Rp123.611.000,0 dan penggunaan SDM
sebanyak 75 OH atau 17,90% dari rencana di dalam PKP2T sebanyak 419 OH. Untuk
pelaksanaan indikator ini tidak dapat dinilai efisiensinya dikarenakan capaian
kinerja indikatornya tidak optimal hanya 50%.
Sisa anggaran dari pelaksanaan kegiatan pada indikator ini juga dipergunakan
untuk kegiatan menghadiri sidang sebagai kuasa khusus Kepala Perwakilan dan
koordinasi sebesar Rp36.712.100,00.
h) Persentase Penyerahan Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi
Kementerian/Lembaga
Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidang Investigasi, dengan target yang
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja sebanyak 6 (enam) rekomendasi dengan
pelaksanaan penugasan yang ditetapkan dalam PKP2T Tahun 2015 sebanyak 6
penugasan pengawasan. Indikator ini diukur dengan cara membandingkan jumlah
rekomendasi atas tingkat pemahaman/implementasi masukan perbaikan yang telah
disampaikan dibandingkan dengan dari target rekomendasi yang diberikan dalam
pelaksanaan penugasan .
Realisasi indikator kinerja tersebut adalah sebesar 83,88% dengan capaian kinerja
92,59% dari target sebesar 90,00% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 5 (lima) penugasan
pengawasan dari 6 (enam) penugasan yang direncanakan dikarenakan 1 (satu)
penugasan yaitu Kajian Hasil Pengawasan sampai dengan akhir tahun 2015 tidak
dapat dilaksanakan. Rekomendasi yang dihasilkan dari 5 (lima) penugasan tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Forum investigasi yang telah merumuskan langkah-langkah perbaikan pedoman
penugasan bidang investigasi, tukar-menujar informasi, penyamaan persepsi
pencegahan korupsi pada instansi pemerintah dan korporasi.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 64
2) Pelaksanaan Fraud Control Plan (FCP) pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdul
Azis Singkawang sebanyak 3 (tiga) kali yang meliputi sosialisasi, pemetaan
(Diagnostic assesment) serta bimbingan teknis implementasi FCP, dengan
rekomendasi yang dihasilkan berupa implementasi Fraud Control Plan (FCP)
dengan sepuluh atribut dijadikan sebagai sistem pencegahan dan pengendalian
tindak pidana korupsi (fraud) pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdul Azis
Singkawang.
Dalam rangka penerapan strategi preventif/pencegahan KKN, BPKP telah
melakukan pengembangan terhadap sistem pengendalian yang secara khusus
dirancang untuk mencegah, menangkal dan memudahkan pengungkapan fraud
(korupsi) yang disebut sebagai Fraud Control Plan (FCP) guna mengidentifikasi
kemungkinan adanya kelemahan yang membuka peluang, motif, dan pembenaran
terjadinya KKN.
Kegiatan sosialisasi FCP bertujuan untuk memberikan gambaran kepada
pimpinan entitas pemerintahan mengenai instrumen yang dapat memperkuat
pengendalian intern instansi pemerintah yang dirancang secara spesifik untuk
mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kejadian yang
berindikasi korupsi, yang meliputi :
Pengertian fraud atau korupsi.
Jenis-jenis/ bentuk-bentuk Fraud atau korupsi.
Penyebab terjadinya Fraud atau korupsi.
Dampak Fraud atau korupsi.
Strategi pemberantasan korupsi.
Pengertian Fraud Control Plan (FCP).
Alasan/latar belakang/alur pengembangan FCP.
Keterkaitan FCP dengan Pengendalian Intern (SPIP).
Sasaran FCP.
Siklus FCP yang meliputi: sosialisasi, komitmen, diagnostic assessment,
asistensi implementasi FCP, penerapan FCP, evaluasi atas penerapan FCP,
tindak lanjut dan monitoring.
Atribut-atribut FCP, yang terdiri atas kebijakan makro terintegrasi, struktur
pertanggungjawaban, penilaian risiko fraud, kepedulian pegawai, kepedulian
masyarakat, perlindungan pelapor, sistem pelaporan fraud, pelaporan eksternal,
standar investigasi, standar perilaku dan disiplin.
Diagnostic Assesment (pemetaan) Fraud Control Plan (FCP) bertujuan untuk
memetakan keberadaan (eksistensi) dan implementasi atribut FCP. Hasil
pemetaan berupa simpulan mengenai tingkat kemungkinan (risiko) terjadinya
fraud dan area-area yang memerlukan perbaikan.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 65
Berdasarkan simpulan hasil pemetaan tersebut dilakukan pendampingan
implementasi Fraud Control Plan (FCP) berupa pendampingan pemenuhan
atribut-atribut FCP dan implementasinya sebagai sistem pencegahan dan
pengendalian fraud.
3) Sosialisasi Program Anti Korupsi (SosPAK) dengan rekomendasi yang dihasilkan
berupa meningkatnya pemahaman peserta Program Anti Korupsi tentang
korupsi.
Sosialisasi Program Anti Korupsi dilaksanakan sebagai bagian dari strategi
pencegahan KKN dengan memberikan edukasi kepada masyarakat, berlandaskan
pemikiran bahwa kejadian korupsi dapat dimulai, difasilitasi, didorong,
dilaksanakan, dipengaruhi, dihambat, dicegah, oleh masyarakat di sekitar pelaku
korupsi.
Penyelenggaraan sosialisasi PAK dimaksudkan untuk memberikan pemahaman
kepada masyarakat dan menggugah kepedulian masyarakat terhadap
permasalahan korupsi. Kepedulian tersebut diharapkan ada pada setiap
komponen masyarakat setelah memahami mengenai pengertian, penyebab dan
dampak korupsi.
Kepedulian publik (public awareness) perlu dibangun dan ditingkatkan agar
dapat berperan dalam pencegahan korupsi melalui upaya edukatif. Tujuan akhir
dari edukasi masyarakat adalah terciptanya masyarakat yang mempunyai budaya
malu untuk melakukan korupsi, masyarakat yang proaktif dalam mencegah dan
memberantas korupsi. Program edukasi anti korupsi dilakukan dengan harapan
dapat memberikan efek akumulatif yang signifikan dalam merubah budaya
masyarakat dari cenderung permisif terhadap korupsi menjadi anti korupsi.
Materi sosialisasi program anti korupsi disesuaikan dengan focus group yang
menjadi peserta sosialisasi mencakup persepsi peserta terhadap kondisi korupsi
di Indonesia, pengertian dan bentuk-bentuk korupsi, penyebab dan dampak
korupsi, strategi dan metode penanggulangan korupsi serta peran dari masing-
masing focus group dalam mencegah dan memberantas korupsi.
Adapun kegiatan SosPAK yang dilaksanakan di tahun 2015 adalah sebagai
berikut :
Kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi
Tanggal Kegiatan Narasumber Peserta (Orang)
23 dan 15 Juli 2015 Sosialisasi Anti Korupsi Fokus Grup Siswa
Kabid Investigasi
426
4 Mei 2015 Nara Sumber Anti Korupsi Dies Natalis Politeknik Negeri Pontianak
Kabid Investigasi
150
Pada saat kegiatan Sospak juga dilakukan pengukuran tingkat pemahaman dan
kepedulian peserta (focus group) terhadap permasalahan korupsi, dilakukan
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 66
penyebaran kuesioner/daftar pertanyaan kepada peserta yang mengikuti
SosPAK. Semakin besar nilai yang dihasilkan menunjukan semakin setuju
responden dan responden memahami materi yang diberikan.
Hasil pengisian pertanyaan untuk mengukur tingkat pemahaman kelompok
(focus group) setelah dirata-ratakan yaitu sebagai berikut berikut:
Tingkat Pemahaman Kelompok
Focus Group Siswa Jumlah Skala
Pemahaman
Tingkat
Pemahaman
(1) (2) (3) (4)
SMA N 7 dan SMA N 8
Pontianak
426 1 s.d.6 5,4
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan
dana sebesar Rp78.455.300,00 atau sebesar 96,72% dari target sebesar
Rp81.112.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari sisi
pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk melaksanakan
indikator tersebut adalah sebanyak 131 OH atau 38,64% dari rencana di dalam
PKP2T sebanyak 339 OH sehingga dapat disimpulkan penggunaan SDM telah
efisien.
i) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi Pemerintah
Daerah
Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Akuntabilitas Pemerintah Daerah
(APD). Ditargetkan sebanyak 1 (satu) rekomendasi dengan pelaksanaan penugasan
yang ditetapkan dalam PKP2T Tahun 2015 sebanyak 10 penugasan pengawasan.
Indikator ini diukur dengan cara membandingkan tindak lanjut dari rekomendasi
yang diberikan untuk perbaikan tatanan pelaksanaan kegiatan dengan target kinerja
yang ditetapkan.
Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 100% dengan kategori
“Sangat Berhasil” dari target kinerja 90%. Hasil ini diperoleh dari jumlah tindak
lanjut atas rekomendasi yang dihasilkan pada kelompok penugasan indikator
tersebut.
Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 10 penugasan pengawasan
yaitu Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi KPK – BPKP di 2 (dua)
Kabupaten/Kota yaitu Kota Singkawang dan Kabupaten Ketapang dengan dengan
hasil sebagai berikut :
1) Pengelolaan APBD
Program prioritas nasional belum sepenuhnya diimplementasikan dalam
RPJMD.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 67
APBD Tahun Anggaran 2014 dan 2015 terlambat ditetapkan (Kota
Singkawang).
Penyusunan RKA SKPD belum didukung dengan data yang memadai.
Pemberian hibah tidak sesuai dengan ketentuan.
Pertanggungjawaban dana hibah belum memadai.
2) Pengadaan Barang dan Jasa
Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) di Dinas Bina Marga, Sumber
Daya Air, dan ESDM.
Penyusunan RKA tidak berdasarkan analisis standar belanja dan satuan harga
standar.
Identifikasi kebutuhan barang belum disusun.
Proses pengadaan barang/jasa tidak sesuai dengan ketentuan.
3) Bidang Pendapatan
Pemerintah Kota Singkawang tidak memiliki database potensi penerimaan
pajak daerah yang memadai.
Penyetoran pajak penerangan jalan (PPJ) PLN belum didukung dengan bukti
yang akurat.
Data obyek pajak dan piutang PBB-P2 yang diserahterimakan dari KPP
Pratama Singkawang kepada Walikota Singkawang tidak akurat.
Pemerintah Kota Singkawang belum memiliki prosedur operasional baku
(SOP) dalam rangka menetapkan target, melakukan pemungutan dan
pelaporan pajak daerah.
Penyetoran pajak daerah (hotel, restoran dan hiburan) tidak tertib.
Nilai perolehan yang dilaporan pada pengajuan BPHTB terlalu rendah.
Rekomendasi perbaikan atas kegiatan Pengamatan, Koordinasi, dan Supervisi
Pencegahan Korupsi (Korsupgah) yaitu :
1) Bidang Pengelolaan APBD dan Hibah Bansos berupa :
Proses penyusunan APBD belum sesuai dengan ketentuan
Pengelolaan Hibah Bansos belum sesuai dengan ketentuan
2) Bidang Pengadaan Barang dan Jasa yaitu pengelolaan belum sesuai dengan
ketentuan.
3) Bidang Pendapatan yaitu Infrastrukur PAD belum memadai ( Peraturan, database
potensi PAD belum ada)
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 68
Rekomendasi tersebut diatas telah ditindak lanjuti sesuai dengan rencana aksi yang
sudah disusun oleh Pemerintah Kota singkawang dan Kabupaten Ketapang tanggal
23 November 2015.
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan
dana sebesar Rp104.935.800,00 atau sebesar 135,51% dari target sebesar
Rp77.438.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari sisi
pendanaan tidak efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk melaksanakan
indikator tersebut adalah sebanyak 710 OH atau 139,22% dari rencana di dalam
PKP2T sebanyak 510 OH, sehingga dapat disimpulkan penggunaan SDM tidak
efisien.
Selain pelaksanaan PKP2T juga dilaksanakan kegiatan yang tidak direncanakan
(NPKP2T) sebanyak 3 (tiga) penugasan dengan penyerapan anggaran sebesar
Rp19.257.000,00 dan penggunaan SDM sebanyak 18 OH yaitu :
1. Koordinasi, Supervisi, dan Pencegahan Korupsi pada Kota Singkawang
2. Exit Metting Pengamatan, Evaluasi dan Pengujian bid. Penglelolaan APBD tahun
2014 dan 2015 Kab. Ketapang.
3. Monitoring dan evaluasi atas TL dan hasil koordinasi supervisi pencegahan
korupsi.
j) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Pelaksanaan Penugasan Refocusing
(Wilayah Perbatasan)
Indikator kinerja ini dikoordinasikan pelaksanaannya oleh Bidwas Akuntabilitas
Pemerintah Daerah. Ditargetkan sebanyak 1 (satu) rekomendasi dengan
pelaksanaan penugasan yang tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 4
(empat) penugasan pengawasan. Indikator ini diukur dengan cara membandingkan
tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan kepada auditan dengan target kinerja
yang ditetapkan.
Capaian kinerja untuk indikator tersebut masih 0,00% dengan kategori “Tidak
Berhasil”. Hal ini disebabkan pelaksanaan penugasan untuk mendukung
rekomendasi tersebut baru diselesaikan Minggu IV Desember 2015, dan tindak
lanjut atas rekomendasinya akan dilaksanakan pada tahun 2016.
Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 4 (empat) penugasan
pengawasan yaitu kegiatan pengawasan perbatasan di 4 (empat) pintu perbatasan
yaitu Badau Kabupaten Kapuas Hulu, Entikong Kabupaten Sanggau, Jagoi Babang
Kabupaten Bengkayang dan Aruk Kabupaten Sambas.
Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari penugasan tersebut sebanyak 1
(satu) rekomendasi strategis yaitu memerintahkan Pimpinan UPT di PLB Badau,
Entikong, Jagoi Babang dan Aruk agar mengusulkan anggaran pemeliharaan
bangunan/ruang kerja untuk tempat kerja pelayanan Imigrasi, rehab tempat kerja
terkait pelayanan fungsi keamanan (ruang kerja Dinas Perhubungan dan
Kepolisian); dan mengusulkan anggaran pembangunan/ modal untuk pengadaan
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 69
portal otomatis, pengadaan alat pemindai yang mampu mendeteksi adanya narkoba
yang masuk melalui PLB Nanga Badau, Entikong, Jagoi Babang dan Aruk pengadaan
peralatan laboratorium sekaligus juga penyediaan SDM Analis Laboratorium;
pembangunan Instalasi Karantina (tempat bongkar muat) dan pembangunan In Port
Land kepada Pemerintah Indonesia melalui kementeriannya masing-masing.
Terhadap rekomendasi tersebut belum diperoleh tindak lanjutnya dikarenakan
pelaksanaan kegiatan tersebut baru diselesaikan Minggu IV Desember 2015, namun
telah disepakati untuk ditindaklanjuti pada tahun 2016 .
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan
dana sebesar Rp95.543.710,00 atau sebesar 43,48% dari target sebesar
Rp219.725.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari
sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk melaksanakan
indicator tersebut adalah sebanyak 251 OH atau 11,87% dari rencana di dalam
PKP2T sebanyak 2.115 OH, sehingga dapat disimpulkan penggunaan SDM telah
efisien.
Tingkat efisien baik keuangan maupun SDM dimanfaatkan untuk pelaksanaan
penugasan pengawasan refocusing lainnya yang merupakan kegiatan NPKP2T yaitu
Program ketahan pangan, Program penanggulangan asap, pengawasan perikanan
dan maritim serta pelaksanaan audit PNBP yang dilaksanakan oleh beberapa
Bidwas Pengawasan dengan penyerapan anggaran Rp45.693.707,00 dan
penggunaan SDM sebanyak 650 OH.
2. Tindak Lanjut Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Pemerintah
Daerah
Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Akuntabilitas Pemerintah Daerah
dengan target rekomendasi sebanyak 2 (dua) dengan pelaksanaan penugasan yang
ditetapkan dalam PKP2T Tahun 2015 sebanyak 8 (delapan) penugasan pengawasan.
Indikator ini diukur dengan cara membandingkan tindak lanjut dari rekomendasi yang
diberikan untuk perbaikan tatanan pelaksanaan kegiatan dengan target kinerja yang
ditetapkan.
Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 100% dengan kategori
“Sangat Berhasil” dari target kinerja 90%. Hasil ini diperoleh dari jumlah tindak
lanjut atas rekomendasi yang dihasilkan pada kelompok penugasan indikator tersebut.
Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 8 (delapan) penugasan
pengawasan yaitu :
1. Penataan Sisdur PBJ di Tingkat Pemda.
2. Pengendalian pengadaan barang/jasa melalui Pelaksanaan Probity Audit pada 3
(tiga) objek probity.
3. Penilaian Risiko Tertentu di Tingkat Pemda.
4. Peningkatan Kualitas LAKIP.
5. Penyusunan RTP Penyusunan LAKIP pada 2 (dua) pemerintah daerah
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 70
Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 8 (delapan) penugasan tersebut
sebanyak 2 (dua) rekomendasi strategis yaitu :
1. Meningkatkan maturitas SPIP secara bertahap di lingkungan Pemerintah Daerah
melalui pemenuhan unsur-unsur fokus penilaian SPIP
2. Memperbaiki Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah dari proses
Perencanaan, Penetapan, Pengukuran sampai dengan Pertanggungjawaban kinerja.
Dengan menyusun RTP peningkatan Kualitas LAKIP.
Terhadap 2 (dua) rekomendasi tersebut telah ditindaklanjuti dengan adanya Surat
Inspektur Kota Pontianak untuk memenuhi unsur penilaian SPIP dan adanya RTP
peningkatan kualitas LAKIP Kabupaten Kubu Raya.
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan dana
sebesar Rp47.937.000,00 atau sebesar 93,78% dari target sebesar Rp51.116.000,00
sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari sisi pendanaan telah
efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk melaksanakan indikator tersebut adalah
sebanyak 248 OH atau 74.70% dari rencana di dalam PKP2T sebanyak 332 OH,
sehingga dapat disimpulkan penggunaan SDM telah efisien.
3. Persentase APIP yang berada Level 2 IA-CM
Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Akuntabilitas Pemerintah Daerah
dengan target rekomendasi sebanyak 2 (dua) dengan pelaksanaan penugasan yang
ditetapkan dalam PKP2T Tahun 2015 sebanyak 4 (empat) penugasan pengawasan.
Indikator ini diukur dengan cara melakukan assesment tata kelola APIP di Wilayah
Provinsi Kalimantan Barat dibandingkan dengan target kinerjanya.
Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 6,66% atau sebesar 50,00%
dengan kategori “Tidak Berhasil” dari target kinerja 13,33%. Hasil ini diperoleh dari
jumlah APIP yang telah berada di level 2 IA-CM sampai dengan akhir tahun 2015 baru
1 (satu) APIP yaitu Inspektorat Kabupaten Sintang.
Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 4 (empat) penugasan
pengawasan yaitu Pembinaan Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda
pada 4 (empat) pemerintah daerah.
Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 4 (empat) penugasan tersebut
sebanyak 2 (dua) rekomendasi strategis yaitu :
1. Inspektorat agar menerapkan standar kendali mutu, menerapkan Permenpan RB
Nomor 13 Tahun 2010, menyusun rancangan internal audit charter, melakukan
analisis kebutuhan pegawai, menyusun rencana pengembangan SDM (auditor), dan
merujuk pada Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-1633/K/JF/2011 guna
meningkatkan kapabilitasnya ke level 2 (infrastructure).
2. Melakukan serangkaian kegiatan pendidikan latihan, workshop, pelatihan di kantor
sendiri di lingkungan Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota serta melengkapi
persyaratan dokumen yang harus ada seperti serangakain SOP, Kode Etik perilaku
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 71
dan Audit Charter, sehingga secara bertahap akan meningkatkan leveling IACM dari
level 1 (initial) menjadi level 2 (infrastructure) yang secara bertahap bisa
ditingkatkan menjadi level 3 (integrated)
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan dana
sebesar Rp31.281.000,00 atau sebesar 128,35% dari target sebesar Rp24.371.000,00
sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari sisi pendanaan tidak
efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk melaksanakan indikator tersebut adalah
sebanyak 63 OH atau 82,89% dari rencana di dalam PKP2T sebanyak 76 OH, sehingga
dapat disimpulkan penggunaan SDM telah efisien.
Selain kegiatan PKP2T juga dilaksanakan penugasan pengawasan yang tidak
direncanakan (NPKP2T) yaitu mengikuti Forum Komunikasi JFA dan Workshop
Penerapan Perangkat AAIPI yang menyerap dana sebesar Rp6.069.200,00 dengan
penggunaan SDM sebanyak 5 OH.
Sampai dengan akhir tahun 2015, hasil Assessment Tata Kelola APIP yang diukur
dengan level IA-CM adalah sebagai berikut :
No Nama Inspektorat/APIP Level IA-CM 1 Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat 1
2 Inspektorat Kota Pontianak 1
3 Inspektorat Kota Singkawang 1
4 Inspektorat Kabupaten Mempawah 1
5 Inspektorat Kabupaten Sambas 1
6 Inspektorat Kabupaten Bengkayang 1
7 Inspektorat Kabupaten Landak 1
8 Inspektorat Kabupaten Sanggau 1
9 Inspektorat Kabupaten Sekadau 1
10 Inspektorat Kabupaten Sintang 2
11 Inspektorat Kabupaten Melawi 1
12 Inspektorat Kabupaten Kapuas Hulu 1
13 Inspektorat Kabupaten Ketapang 1
14 Inspektorat Kabupaten Kayong Utara 1
15 Inspektorat Kabupaten Kubu Raya 1
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 72
Program Strategis 2 “Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya”
Program ini bersifat generik yang ditujukan untuk memastikan terciptanya kondisi yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas teknis pengawasan yang dibebankan deputi
rendal BPKP.
Secara rata-rata capaian kinerja indikator sasaran program ini adalah sebesar 97,77%
dengan kategori “Sangat Berhasil”, dengan penggunaan dana sebesar
Rp17.803.110.303,00 atau mencapai 91,60% dari target di dalam RKA/KL tahun 2015
sebesar Rp19.435.608.000,00 sehingga terjadi efisiensi, sementara itu sisi penggunaan
SDM mencapai 829 OH atau mencapai 98,22% dari target PKAU sebesar 844 OH
sehingga telah terjadi efisiensi penggunaan SDM. Adapun Rincian keberhasilan
pelaksanaan program tersebut adalah sebagai berikut:
Uraian Program
Indikator Kinerja Sasaran Program
Satuan Target Realisasi Capaian
(%)
Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya
1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi
% 100 97,67 97,67
2 Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
% 90,00 89,86 99,84
3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian
Skala Likert
7,5 7,21 96,13
4 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur
Skala Likert
7,75 7,74 99,87
5 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan umum perkantoran
Skala Likert
7,5 7,15 95,33
Rata-rata Capaian Kinerja 97,77
Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung keberhasilan program
tersebut adalah sebagai berikut :
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian
(%)
Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan
1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Laporan 74 74 100
Termanfaatkannya aset secara optimal dalam mencapai
1 Tersedianya alat pengolah data BPKP
Unit 35 35 100
2 Tersedianya alat rumah tangga BPKP
Unit 31 31 100
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 73
Sasaran Kegiatan
Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian
(%) kepuasaan layanan ke Tata-usahaan 7 skala likert
3 Terlaksananya rehabilitasi rumah negara dan gedung kantor
M2 1846 1846 100
Rata-rata Capaian Kinerja Output 100
Uraian masing-masing capaian indikator kinerja program adalah sebagai berikut :
1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi
Indikator tersebut dimaksudkan untuk menilai tingkat keberhasilan penugasan
pengawasan yang direalisasikan sebagaimana ditargetkan di dalam PKP2T. Sehingga
perhitungan pencapaian outcome dilakukan dengan membandingkan antara jumlah
penugasan dalam PKP2T yang terealisasi dengan rencana penugasan dalam PKP2T.
Berdasarkan data Aplikasi New IPMS, realisasi penugasan pengawasan sampai dengan
31 Desember 2015 adalah sebanyak 336 penugasan pengawasan dari 344 penugasan
pengawasan atau 97,67% dengan penyerapan anggaran sebesar Rp2.353.559.293,00
atau 64,08% dari anggaran sebesar Rp3.672.932.000,00 dengan penggunaan sumber
daya pengawasan sebanyak 13.920 OH atau 69,92% dari target PKP2T sebanyak
19.910 OH.
Terdapat 8 (delapan) penugasan pengawasan yang tidak dilaksanakan diantaranya 5
(lima) penugasan Bidwas IPP dibatalkan dari deputi rendal yaitu sebagai berikut :
1. Audit Kinerja Bawaslu dan Penilaian risiko/penyusunan RTP/monitoring dan
evaluasi pada 9 K/L Bawaslu dibatalkan deputi rendal sesuai Surat Nomor S-
143/D2/04/2015 tanggal 23 Februari 2015.
2. Audit Operasional Bantuan Operasional PTN Kementerian Dikti Riset dan Teknologi
sesuai surat nomor S-198/D2/03/2015 tanggal 11 Maret 2015.
3. Evaluasi penyerapan anggaran pada Nakertrans sesuai surat nomor S-814/D1/
05/2015 tanggal 27 Oktober 2015.
4. Program ketahanan energi sesuai surat nomor S-150/D1/02/2015 tanggal 17
Nopember 2015.
Sedangkan penugasan yang tidak dapat dilaksanakan selama sesuai dengan PKP2T
tahun 2015 adalah Audit Klaim, Audit Penyesuaian Harga dan Kajian Hasil Pengawasan
masing-masing 1 (satu) penugasan Pengawasan.
Dengan demikian capaian kinerja indikator tersebut adalah sebesar 97,67% dengan
kategori “Sangat Berhasil”. Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan
tahun 2014 terjadi penurunan sebesar 1,84% yang mana capaian tahun 2014 adalah
sebesar 99,51%.
Selain itu, juga terdapat penugasan pengawasan yang tidak direncanakan (NPKP2T)
sebanyak 193 penugasan pengawasan yang menyerap anggaran sebesar
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 74
Rp1.113.387.177,00 dan penggunaan SDM sebesar 3.343 OH yang didominasi
penugasan atas permintaan berupa bimbingan teknis, sosialisasi, dan evaluasi.
Sedangkan laporan-laporan kegiatan pendukung selain kegiatan PKP2T dan non
PKP2T seluruhnya telah dikirimkan kepada Biro Perencanaan Pengawasan dan
pemangku laporan di BPKP secara tepat waktu yaitu sebagai berikut :
Target dan Realisasi Kegiatan Pendukung Penugasan Pengawasan
Kegiatan Sasaran Target Realisasi Capaian
(%)
1. Penyusunan RKT Tahun 2016 Dokumen 1 1 100 2. Penyusunan Tapkin Dokumen 1 1 100
3. Penyusunan Laporan Realisasi RKT Laporan 12 12 100 4. Penyusunan Laporan Realisasi Kinerja
Triwulanan Laporan 4 4 100
5. Penyusunan LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Laporan 1 1 100
6. Penyusunan Laporan PP 39 Laporan 4 4 100 7. Penyusunan Laporan Penyelenggaraan
SPIP Laporan 4 4 100
8. Laporan kehumasan Laporan 4 4 100 9. Laporan hasil pengawasan semester 1 Laporan 1 1 100
10. Laporan SIM-HP Laporan 12 12 100
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan dana
sebesar Rp83.696.677,00 atau sebesar 92,41% dari target sebesar Rp90.570.000,00
sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari sisi pendanaan tidak
efisien. Penggunaan SDM untuk melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 60
OH atau 96,77% dari target PKAU sebanyak 62 OH sehingga dapat disimpulkan
penggunaan SDM telah efisien.
2. Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan.
Indikator tersebut dimaksudkan untuk menilai tingkat tindak lanjut hasil pengawasan
yang dapat dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dengan
kegiatan Monitoring Tindak Lanjut yang dilaksanakan setiap bulan. Indikator ini
dihitung dengan merata-ratakan tindak lanjut hasil pengawasan sampai dengan tahun
2015 yang dapat ditindak lanjuti baik dari sisi kejadian ataupun nilai rupiah nya yang
dibandingkan dengan target kinerja tahun 2015.
Berdasarkan data dari Aplikasi SIM–HP sampai dengan akhir tahun 2015 terlihat
kondisi temuan sebanyak 4.764 kejadian dengan nilai sebesar Rp109.986.172.154,45
telah ditindak lanjuti sebanyak 4.239 kejadian atau sebesar 88,89% dari jumlah
kejadian dengan nilai Rp99.811.701.673,63 atau sebesar 90,75% dari nilai temuan
dengan rincian sebagai berikut :
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 75
No. Instansi
Temuan Tindak Lanjut Saldo
Kej Nilai (Rp)
Kej Nilai (Rp)
Kej Nilai (Rp)
1. Kementerian/ Lembaga
3576 54.657.936.642,02
3180 46,913,741,153.05
396 2,672,174,769.35
2. Pemda 781 44,120,027,888.11 721 42,461,608,717.88 60 1,658,419,170.23
3. BUMN 187 3,925,441,814.77 160 3,565,900,349.75 27 359,541,465.02
4. BUMD 220 7,282,765,809.55 178 6,870,451,452.95 42 412,314,356.60
Jumlah 4764 109.986.172.154,45
4239 99,811,701,673.63 525 10.174.470.480,82
Berdasarkan tabel di atas, tindak lanjut berdasarkan jumlah kejadian telah mencapai
88,89% dan berdasarkan nilai temuan telah mencapai 90,75. Apabila dirata-ratakan
nilai capaian kinerja indikator persentase tindak lanjut hasil pengawasan adalah
sebesar 89,86% dan apabila dibandingkan dengan target kinerja di dalam Renstra
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat untuk Tahun 2015 sebesar 90%, maka
capaian kinerja indikator tersebut adalah sebesar 99,84% dengan kategori “Sangat
Berhasil”.
Capaian kinerja tersebut sudah termasuk adanya hasil pemeriksaan tahun 2015 atas
pelaksananaan penugasan yang diminta oleh beberapa Satker pada Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang bukan pelaksanaan PKP2T tahun 2015
yang digolongkan ke dalam temuan hasil pemeriksaan yang tindak lanjutnya menjadi
tanggung jawab Satker yang meminta penugasan pengawasan tersebut (pengelolaan
SIM-HP masuk kategori 09) yaitu atas penugasan sebagai berikut :
1. Laporan LATT-341/PW14/2/2015 tanggal 11 Agustus 2015 yaitu Audit Tujuan
Tertentu Atas Paket Pembangunan Jalan Akses Jembatan Tayan Pada Satuan Kerja
Pembangunan Jembatan Tayan Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2012-
2014 dengan temuan sebanyak 3 (tiga) kejadian sebesar Rp27.949.982,00.
2. Laporan LATT-479/PW14/2/2015 tanggal 27Oktober 2015 yaitu Audit Paket
Peningkatan Struktur Jalan Batas Kota Sanggau-Sekadau I dengan temuan sebanyak
2 (dua) kejadian sebesar Rp 5.044.070.737,62.
3. Laporan LATT-528/PW14/2/2015 tanggal 23 Nopember 2015 yaitu Audit Paket
Peningkatan Struktur Jalan Balai karangan - Entikong - bts. Sarawak Tahun
Anggaran 2014 sebanyak 1 (satu) kejadian.
Keberhasilan kinerja indikator tersebut tidak terlepas dari pelaksanaan kegiatan
monitoring tindak lanjut yang telah dilaksanakan selama tahun 2015 yaitu sebanyak
13 kali dari target didalam RKA/KL sebanyak 12 kali dengan rincian sebagai berikut :
1. Satker di Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 2 (dua) Kali.
2. Satker di Kota Pontianak sebanyak 2 (dua) Kali.
3. Satker di Kabupaten Mempawah sebanyak 2 (dua) kali.
4. Satker di Kabupaten Kubu Raya sebanyak 1 (satu) kali.
5. Satker di Kabupaten Sintang sebanyak 1 (satu) kali.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 76
6. Satker di Kabupaten Sanggau sebanyak 1 (satu) kali.
7. Satker di Kabupaten Melawi sebanyak 1 (satu) kali.
8. Satker di Kabupaten Kapuas Hulu sebanyak 1 (satu) kali.
9. Satker di Kabupaten Bengkayang sebanyak 1 (satu) kali.
10. Satker Kementerian Pendidikan Nasional di seluruh Provinsi Kalimantan Barat
sebanyak 1 (satu) kali.
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan dana
sebesar Rp102.840.000,00 atau sebesar 99,77% dari target sebesar Rp103.080.000,00
sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari sisi pendanaan telah
efisien. Penggunaan SDM untuk melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 340
OH atau 97,70% dari target PKAU sebanyak 348 OH sehingga dapat disimpulkan
penggunaan SDM telah efisien.
Capaian Indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya
dikarenakan indikator tersebut baru digunakan di Tahun 2015 sebagaimana tertuang
di dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2015 – 2019 yang
mana indikator tersebut berbeda dengan indikator yang tertuang di dalam Renstra
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2010 – 2014.
3. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Kepegawaian.
Indikator tersebut dimaksudkan untuk menilai persepsi kepuasan terhadap pelayanan
pengelola kepegawaian. Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan pada Subbagian
Kepegawaian, diukur dengan menyebarkan kuesioner kepada pegawai Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Barat, dengan indeks kepuasan sebagaimana skor berikut:
Tidak Puas (0 – 5,49)
Cukup Puas (5,50 –6,99)
Puas (7,00 –8,49)
Sangat Puas (8,50 –10,00)
Terhadap seluruh jawaban kuesioner yang masuk selanjutnya dirata-ratakan untuk
memberikan suatu kesimpulan terhadap 11 pertanyaan yang akan dinilai, yaitu:
1) Apakah anda merasa puas atas pelayanan pengurusan/penetapan angka kredit?
2) Apakah anda merasa puas atas pelayanan terhadap kenaikan pangkat?
3) Apakah anda merasa puas dengan perlakuan penerapan disiplin di lingkungan
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat?
4) Apakah anda merasa puas dengan perlakuan penerapan sanksi pelanggaran disiplin
pegawai di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat?
5) Apakah anda merasa puas dengan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
dalam memberikan penghargaan bagi setiap pegawai yang berprestasi?
6) Apakah anda merasa puas atas pelayanan terhadap pengurusan hak cuti?
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 77
7) Apakah anda merasa puas atas pelayanan hak-hak kepegawaian lainnya seperti
askes, sertifikat dan pensiun telah berjalan dengan baik?
8) PKS yang dilaksanakan telah memberikan manfaat bagi peningkatan wawasan dan
pengetahuan pegawai?
9) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah memberikan kesempatan yang
sama bagi pegawai untuk mengikuti diklat?
10) Bagaimana menurut pendapat anda atas pengaturan kesempatan bagi pegawai
untuk mengikuti diklat apakah telah dilaksanakan dengan baik?
11) Secara umum, apakah pelayanan kepegawaian telah memuaskan pegawai?
Berdasarkan olah data atas jawaban kuesioner yang telah diterima dari 53 responden
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan/penetapan angka
kredit,diperoleh angka sebesar 7,32 .
2) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan kenaikan pangkat, diperoleh angka
sebesar 7,38 .
3) Indeks kepuasan pegawai terhadap perlakuan penerapan disiplin di lingkungan
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, diperoleh angka sebesar 7,15 .
4) Indeks kepuasan pegawai terhadap perlakuan penerapan sanksi pelanggaran
disiplin di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, diperoleh angka
sebesar 7,06 .
5) Indeks kepuasan pegawai terhadap penghargaan yang diberikan oleh Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Barat, diperoleh angka sebesar 6,42 .
6) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan hak cuti, diperoleh angka
sebesar 7,71 .
7) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan hak-hak kepegawaian lainnya (Askes,
Sertifikat, Pensiun, dan lain-lain), diperoleh angka sebesar 7,43 .
8) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan atas pelaksanaan PKS, diperoleh
angka sebesar 7,58 .
9) Indeks kepuasan pegawai atas kesempatan untuk memperoleh diklat, diperoleh
angka sebesar 6,94 .
10) Indeks kepuasan pegawai atas pengaturan kesempatan untuk memperoleh diklat
bagi JFA, diperoleh angka sebesar 6,94 .
11) Indeks pelayanan kepegawaian secara umum, diperoleh angka sebesar 7,40.
Secara rata-rata, maka capaian realisasi untuk indeks kepuasan kepegawaian ini
mencapai 7,21 dan apabila dibandingkan dengan target kinerja tahun 2015 sebesar
7,5% maka capaian indikator “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap
layanan kepegawaian” tercapai sebesar 96,13% atau dengan predikat “sangat
berhasil”.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 78
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan dana
sebesar Rp165.160.000,00 atau sebesar 91,08% dari target sebesar Rp181.340.000,00
sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari sisi pendanaan tidak
efisien. Penggunaan SDM untuk melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 150
OH atau 98,68% dari target PKAU sebanyak 152 OH sehingga dapat disimpulkan
penggunaan SDM telah efisien.
Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami
peningkatan sebesar 1,33%. Untuk mencapai indikator kinerja outcome tersebut
didukung dengan kegiatan sebagai berikut:
1) Penyusunan Laporan Triwulanan PKS
Realisasi penyusunan laporan triwulanan Pelaksanaan PKS dan Evaluasi
Pelaksanaan PKS selama tahun 2015 sebanyak 4 laporan atau 100 % dari target
sebanyak 4 laporan.
2) Penyusunan Laporan Semesteran Budaya Kerja
Realisasi penyusunan laporan Semesteran Budaya Kerja selama tahun 2015
sebanyak 2 laporan atau 100 % dari target sebanyak 2 laporan.
3) Penilaian Angka Kredit
DUPAK yang diterima oleh Sekretariat Tim Penilai Angka Kredit JFA selama tahun
2014 sampai dengan 2015 berjumlah 152 DUPAK yang terdiri dari 75 untuk masa
penilaian semester II tahun 2014 dan 77 untuk semester I tahun 2015. Dari jumlah
tersebut seluruhnya telah dinilai oleh Tim Penilai Angka Kredit JFA.
4) SK Pengangkatan, Pemberhentian, Pembebasan dan Alih Jabatan PFA
Selama tahun 2015 terdapat pengangkatan pertama PFA sebanyak 20 orang,
pembebasan sementara sebagai PFA sebanyak 20 orang, kenaikan jabatan PFA
(Auditor Madya) sebanyak 3 orang, dan pengangkatan kembali sebagai PFA
sebanyak 2 orang. Dalam tahun 2015 tersebut tidak terdapat pemberhentian dan
alih jabatan PFA.
5) Pemrosesan DP3
Selama tahun 2015 telah dilaksanakan Penilaian Prestasi Kerja (SKP) sebanyak 105
pegawai atau 100%.
6) Pembuatan Surat Izin Cuti
Dari 105 jumlah pegawai yang mengajukan cuti selama tahun 2015 sebanyak 219
kali termasuk didalamnya pegawai yang mengajukan cuti lebih dari 1 kali dalam
setahun dan seluruhnya telah dikeluarkan surat izin cutinya. Pengajuan cuti PNS
sebanyak 219 kali tersebut terdiri atas cuti tahunan sebanyak 195, cuti alasan
penting 17, cuti besar 2, cuti bersalin 3, dan cuti sakit 2 .
7) Pemrosesan Inpassing/Penyesuaian/KGB Gaji Pokok PNS
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 79
Selama tahun 2015 telah dilaksanakan pemrosesan inpassing/penyesuaian gaji
pokok PNS sesuai Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2015 tentang Penyesuaian
Gaji Pokok PNS sebanyak 110 SK inpassing.
Pada tahun 2015 pemrosesan Kenaikan Gaji Berkala dilakukan untuk 37 pegawai
atau 100 % dari usulan, dengan rincian sebagai berikut:
Periode Januari 2015 : 2 orang
Periode Februari 2015 : 1 orang
Periode Maret 2015 : 22 orang
Periode April 2015
Periode Agustus 2015
:
:
1 orang
1 orang
Periode Oktober 2015 : 9 orang
Periode Desember 2015 : 1 orang
Jumlah : 37 Orang
8) Pemrosesan Pengangkatan PNS
Dalam tahun 2015, telah diusulkan pengangkatan CPNS menjadi PNS sebanyak 20
PNS. Dari usulan tersebut telah diterima SK pengangkatan sebagai PNS sebanyak 20
PNS.
Rincian SK pengangkatan PNS tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Periode Per 1 Maret 2015
Usulan Pengangkatan PNS : 17 orang
SK Pengangkatan PNS : 17 orang
Periode per 1 April 2015
Usulan Pengangkatan PNS : 2 orang
SK Pengangkatan PNS : 2 orang
Periode per 1 Agustus 2015
Usulan Pengangkatan PNS : 1 orang
SK Pengangkatan PNS : 1 orang
9) Pemrosesan Kenaikan Pangkat Terpadu
Dalam tahun 2015, telah diusulkan kenaikan pangkat sebanyak 28 PNS. Dari usulan
tersebut telah diterima SK kenaikan pangkat sebanyak 28 PNS.
Rincian SK kenaikan pangkat tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Periode Per 1 April 2015
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 80
Usulan Kenaikan Pangkat : 2 orang
SK Kenaikan Pangkat : 2 orang
Periode per 1 Oktober 2015
Usulan Kenaikan Pangkat : 26 orang
SK Kenaikan Pangkat : 26 orang
10) Kelompok Budaya Kerja
Kelompok Budaya Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dibentuk
sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Perwakilan Nomor KEP-872/PW14/1/2015
tanggal 28 September 2015 tentang Satuan Tugas Penggerak Budaya Kerja
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, terdiri dari:
Satgas Penggerak Budaya Kerja Perwakilan BPKP.
Satgas Penggerak Budaya Kerja Bidang Peningkatan Akhlak dan Etika.
Satgas Penggerak Budaya Kerja Bidang Peningkatan Kebersamaan dan
Kesejahteraan.
Satgas Penggerak Budaya Kerja Bidang Peningkatan Efektivitas Kebijakan Serta
Kepemimpinan yang Visioner dan Inspiratif.
Satgas Penggerak Budaya Kerja Bidang Peningkatan Komitmen terhadap
Ketepatan Waktu dan Transparansi Organisasi.
Satgas Penggerak Budaya Kerja Bidang Peningkatan Organisasi yang Responsif
dan Antisipasif.
Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat juga menetapkan Role Model; Pelaksanaan
Budaya Kerja sesuai Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
Nomor KEP-871/PW14/1/2015 tanggal 28 September 2015.
Pelaksanakan kegiatan Program Budaya Kerja adalah sebagai diantaranya
dilaksanakan dengan :
Program Peningkatan Akhlak dan Etika, yaitu kegiatan keagamaan, publikasi
peningkatan akhlak dan etika, bhakti sosial ke yayasan yatim piatu, pelatihan
dan pemilihan pegawai teladan dan doa bersama sebelum dan sesudah bekerja.
Peningkatan Kebersamaan dan Kesejahteraan, yaitu kegiatan pertemuan antar
pegawai, senam pagi, kegiatan perayaan hari besar keagamaan, donor darah,
menjenguk pegawai yang sakit, ucapan bela sungkawa ketika pegawai dan
keluarganya mengalami musibah, menyediakan Poliklinik Kantor dengan seorang
dokter dan satu tenaga medis.
Peningkatan Efektifitas Kebijakan serta Kepemimpinan yang Visioner dan
Inspiratif, yaitu pengarahan Kepala BPKP kepada seluruh pegawai Perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Barat perihal perlunya kebersamaan seluruh pegawai
untuk mencapai tujuan organisasi dan peningkatan kinerja perwakilan; rapat staf
dan pimpinan (auditor madya); dan pelaksanaan internal quality assurance hasil
penugasan audit.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 81
Peningkatan Komitmen terhadap Ketepatan Waktu dan Transparansi Organisasi,
yaitu kegiatan melaksanakan GDN, monitoring ketepatan RPL dari LHA/E/I,
monitoring ketepatan pengiriman laporan Tata Usaha, monitoring tindak lanjut
hasil pengawasan, sosialisasi RKT dan PKAU, dan penyampaian informasi ke
dalam website BPKP.
Kegiatan yang juga rutin dilakukan yaitu knowledge management untuk
mendokumentasikan file-file dari peserta diklat, pelaksanaan kegiatan PKS, PKS
yang menunjang kegiatan Total Quality Control, pengelolaan internet, mailing list,
forum yang ada di Lotus Note, kursus/diklat/forum, serta berlangganan majalah dan
surat kabar.
4. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan
Sesuai Prosedur.
Indikator ini diukur melalui hasil pengisian kuesioner oleh pegawai mengenai
pelayanan Subbagian Keuangan. Indikator ini diukur dengan skala likert 1-10 dan
berdasarkan hasil survey nilai yang diperoleh oleh Subbagian Keuangan secara rata-
rata adalah 7,74 skala likert. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2015 sebesar
7,75 skala likert, maka capaian indikator kinerja “Persepsi kepuasan pegawai
perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur” adalah
sebesar 99,87% atau dengan predikat “sangat berhasil”.
Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami
peningkatan sebesar 2,99.
Indeks persepsi kepuasan pegawai atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai
prosedur sebesar 7,74 skala likert tersebut diperoleh dengan menyebarkan kuesioner
atas 7 pertanyaan kepada 53 pegawai. Hasil kuesioner tersebut dirata-ratakan dengan
urutan tingkat kepuasan sebagai berikut:
Tidak Puas (0 – 5,49)
Cukup Puas (5,50 – 6,99)
Puas (7,00 – 8,49)
Sangat Puas (8,50 – 10,00)
Kuesioner yang disampaikan kepada para pegawai terkait dengan hal sebagai berikut:
1) Kepuasan atas pelayanan pengurusan gaji;
2) Kepuasan atas pelayanan pengurusan tunjangan kinerja;
3) Kepuasan atas pelayanan terhadap pengurusan rapel gaji/tunjangan kinerja;
4) Kepuasan atas pelayanan terhadap pengurusan uang makan;
5) Kepuasan atas pelayanan pemrosesan kenaikan gaji berkala;
6) Kepuasan atas pelayanan pengurusan biaya perjalanan dinas; dan
7) Kepuasan atas pelayanan subbagian keuangan secara umum.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 82
Hasil tabulasi terhadap persepsi kepuasan terhadap pelayanan Subbagian Keuangan
adalah sebagai berikut:
1) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan gaji, capaian indeks
kepuasan mencapai 7,91.
2) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan tunjangan kinerja,
capaian indeks kepuasan mencapai 7,94.
3) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan, capaian indeks
kepuasan mencapai 7,77.
4) Indeks Kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan uang, capaian indeks
kepuasan mencapai 7,83.
5) Indeks Kepuasan pegawai terhadap pelayanan pemrosesan kenaikan gaji berkala,
capaian indeks kepuasan mencapai 7,77.
6) Indeks Kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan biaya perjalanan dinas,
capaian indeks kepuasan mencapai 7,27.
7) Indeks Kepuasan pegawai terhadap pelayanan keuangan secara, capaian indeks
kepuasan mencapai 7,68.
Dari tabulasi tersebut dapat diketahui bahwa persepsi tertinggi/indeks tingkat
kepuasan pelayanan, diberikan atas jasa pelayanan pengurusan tunjangan kinerja,
yaitu dengan skor 7,94. Sedangkan indeks terendah berkenaan dengan pelayanan
terhadap pengurusan biaya perjalanan dinas dan rapel dengan skor 7,27.
Selain itu Subbagian Keuangan juga melaksanakan kegiatan lainnya yang terkait
dengan administrasi keuangan, yaitu:
1) Pembayaran gaji sebanyak 13 kali pembayaran (Laporan SPJ);
2) Tunjangan kinerja bulanan sebanyak 13 kali pembayaran (Laporan SPJ);
3) Pembayaran uang makan sebanyak 12 kali (Laporan SPJ); dan
4) Pembayaran honor pada pegawai honorer 13 kali.
Pada Tahun anggaran 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat mendapatkan
Alokasi Anggaran berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA) Tahun Anggaran 2015 Nomor : DIPA-089.01.2.450598/2015 tanggal 14
Nopember 2014 dengan alokasi anggaran sebesar Rp19.392.717.000,00 dan setelah
beberapa kali revisi mengalami peningkatan anggaran menjadi Rp23.108.540.000,00
yang keseluruhan digunakan untuk pelaksanaan kegiatan rutin kantor.
Selama tahun anggaran 2015, terhadap DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat telah mengalami 5 (lima) kali revisi dengan uraian sebagai berikut :
1) Revisi Pertama pada tanggal 6 Februari 2015, pelaksanaan revisi karena hal hal
sebagai berikut :
Dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden RI Nomor 2 tahun 2015
tanggal 29 Januari 2015 tentang Langkah-langkah Penghematan dan
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 83
Pemanfaatan Anggaran Belanja Perjalanan Dinas dan Meeting/Konsinyering
Kementerian/Lembaga dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun Anggaran 2015.
Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan.
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem
Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern
dalam rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat.
Adanya perubahan kebijakan dan penugasan yang dinamis.
Antisipasi terhadap kondisi dan prioritas kebutuhan dan mempercepat
pencapaian kinerja
Atas revisi tersebut, mengalami perubahan pagu anggaran yang semula
Rp19.392.717.000,00 menjadi Rp22.273.540.000,00.
2) Revisi Kedua pada tanggal 27 Mei 2015, pelaksanaan revisi karena hal hal sebagai
berikut :
Mencukupi kebutuhan anggaran belanja langganan air.
Memenuhi kebutuhan belanja jasa profesi dalam rangka pemberian keterangan
ahli dalam persidangan Tindak Pidana Korupsi.
Memenuhi kebutuhan belanja bahan dalam rangka Sosialisasi Program Anti
Korupsi.
Memenuhi anggaran dalam rangka kegiatan Rapat Dalam Kantor (RDK).
Mencukupi kebutuhan Perjalanan Dinas Dalam Kota.
Memenuhi kebutuhan anggaran honorarium tim penyusunan Majalah Sentarum.
Perubahan Bendahara Pengeluaran.
Atas revisi tersebut tidak merubah pagu anggaran.
3) Revisi Ketiga pada tanggal 6 Agustus 2015, pelaksanaan revisi karena berkenaan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPKP dalam rangka mengawal program
pemerintah berdasarkan pada empat fokus pengawasan dan persetujuan
penambahan alokasi belanja perjalanan dinas yang berasal dari akun nonperjalanan
dinas sebesar Rp1.279.175.000,00.
4) Revisi Keempat pada tanggal 10 September 2015, pelaksanaan Revisi karena adanya
Optimalisasi Belanja Modal tahun 2015 dari sisa anggaran pembangunan gedung
pada Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Riau, serta anggaran
refocusing perjalanan dinas.
Atas revisi ke empat tersebut, Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
mendapat tambahan belanja modal senilai Rp835.000.000,00 Pagu anggaran semula
Rp22.273.540.000,00 berubah menjadi Rp23.108.540.000,00.
5) Revisi Kelima pada tanggal 8 Oktober 2015, pelaksanaan revisi karena hal – hal
sebagai berikut :
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 84
Memenuhi kebutuhan anggaran kegiatan Pengawasan Intern Akuntabilitas
Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah sampai dengan bulan Desember 2015.
Memenuhi kebutuhan anggaran belanja Pegawai sampai dengan bulan
Desember 2015.
Memenuhi kebutuhan anggaran belanja operasional yaitu Belanja obat-obatan,
Belanja pemeliharaan peralatan dan mesin serta belanja pemeliharaan gedung
dan bangunan sampai dengan bulan Desember 2015.
Memenuhi kebutuhan anggaran persiapan penyusunan laporan keuangan TA
2015 dan penyusunan RKA TA 2016.
Perubahan Kuasa Pengguna Anggaran
Atas revisi tersebut tidak merubah pagu anggaran.
Berdasarkan dari Revisi Kelima tersebut DIPA Perwakilan BPKP sebesar
Rp23.108.540.000,00 yang digunakan untuk kegiatan rutin kantor sampai dengan 31
Desember 2015 dengan realisasi penyerapan sebesar Rp21.270.056.773,00 atau
92,04%.
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan dana
sebesar Rp16.231.420,626,00 atau sebesar 91,39% dari target sebesar
Rp17.761.518.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari
sisi pendanaan efisien. Penggunaan SDM untuk melaksanakan indikator tersebut
adalah sebanyak 150 OH atau 98,68% dari target PKAU sebanyak 152 OH sehingga
dapat disimpulkan penggunaan SDM juga telah efisien.
5. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Umum Perkantoran
Fungsi dukungan manajemen BPKP diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan
pengelolaan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan di lingkungan BPKP.
Indikator ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan
umum perkantoran yang dapat diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab
atas pengelolaan sarpras.
Keberhasilan capaian IKU ditunjukkan dengan tingginya tingkat kepuasan penerima
layanan atas penyediaan sarana dan prasarana aparatur negara. Target yang
ditetapkan pada 2015 di dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat
tahun 2015-2019 adalah sebesar 7,50 dari skala likert 1-10. Dari target yang
ditetapkan tersebut, terealisasi sebesar 7,15 yaitu berdasarkan nilai yang diberikan
oleh pegawai atas pelayanan Subbagian Umum, sehingga capaian kinerja indikator
tersebut adalah sebesar 95,33% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami
peningkatan sebesar 10,51.%.
Secara umum capaian kegiatan Pengadaan Inventaris Kantor dan
Rehabilitasi/Perbaikan Sarana dan Prasarana Kantor telah sesuai dengan tergetnya.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 85
Namun berdasarkan persepsi kepuasan pegawai atas terpenuhinya sarana dan
prasarana yang diukur dengan menyebarkan kuesioner untuk dijawab oleh 53
pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat atas 7 pernyataan dengan hasil
sebagai berikut :
1) Gedung kantor telah terawat dengan baik dengan nilai 7,32.
2) Pemeliharaan dan kebersihan lingkungan kantor telah berjalan dengan baik
dengan nilai 7,34.
3) Sarana dan prasarana telah terpelihara dengan baik dengan nilai 7,26.
4) Layanan surat-menyurat telah dilaksanakan dengan baik dengan nilai 6,91.
5) Penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung tugas dan fungsi kantor telah
memenuhi harapan pegawai dengan nilai 6,87.
6) Subbagian umum peduli atas masukan, keluhan, dan pengaduan terkait layanan
terhadap pegawai dengan nilai 7,11.
7) Secara umum, pelayanan umum telah memuaskan pegawai dengan nilai 7,21.
Dibandingkan dengan targetnya sebesar 7,5 terlihat bahwa kinerja indikator tersebut
telah baik, namun demikian tetap diperlukan kearifan dari para pegawai penerima
layanan dalam hal:
1) Pemanfaatan listrik kantor terkait dengan penghematan energi. Dengan telah
dilaksanakannya pekerjaan tambah daya listrik kantor dari 53.000 VA menjadi
155.000 VA maka kebutuhan listrik kantor sudah tercukupi, namun demikian
penggunaaan listrik kantor harus dilakukan sesuai kebutuhan dan mematikan AC,
listrik ruangan dan mematikan peralatan listrik lainnya apabila telah digunakan.
2) Pemanfaatan rumah negara telah di manfaatkan sesuai peruntukannya dan rumah
negara tersebut di manfaatkan oleh pegawai yang memenuhi syarat yang telah
ditetapkan oleh Perwakilan sebab jumlah rumah negara yang tersedia tidak
sebanding dengan kebutuhan yang ada.
Selain tingkat kepuasan atas pelayanan umum perkantoran, perlu juga dilihat tingkat
Pemanfaatan Aset digunakan untuk mengukur penggunanaan, pengelolaan, dan
pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat yang dilaksanakan Bagian Tata Usaha.
Jumlah aset yang digunakan untuk menunjang kegiatan kantor diluar aset tanah yang
pemanfaatannya tidak mengalami perubahan (statis) adalah 7 unit kendaraan roda
empat dan 1 unit kendaraan roda dua dan yang tidak digunakan sebanyak 1 unit roda
empat karena kondisinya rusak berat (RB) dari kelompok aset Peralatan dan Mesin;
Gedung dan Bangunan; Jaringan dan Aset Tetap Lainnya.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 86
Daftar SIMAK BMN tahun 2015 yang dimanfaatkan dan yang rusak
No Kelompok Aset Total Aset
Unit/M2
Terpakai
Unit/M2
Rusak Berat
Unit/M2 Keterangan
1 Tanah 23.336.454.920 22.086 - Meter 2
2 Peralatan dan Mesin 3.758.346.612 1.431 - Unit/buah
3 Gedung dan Bangunan 11.544.718.149 39 - Unit
4 Jaringan 89.307.600 1 - Unit
5 Aset Tetap Lainnya 33.988.100 203 - buah
Keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama tersebut didukung dengan kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
1) Belanja Operasional Perkantoran
Kegiatan yang terkait dengan belanja operasional perkantoran terinci
sebagaimana pada tabel di bawah ini.
Output Belanja Operasional Perkantoran
Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian
Poliklinik/Obat-Obatan Paket 4 4 100%
Pengadaan Peralatan dan Fasilitas
Perkantoran
Unit 31 31 100%
Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan
Komunikasi
Unit 35 35 100%
Rehabilitasi Komplek Rumah Dinas Paket 1 1 100%
Langganan Daya dan Jasa Bulan 12 12 100%
Jasa Keamanan/Kebersihan Bulan 12 12 100%
Jasa Pos Giro dan Sertifikat Bulan 12 12 100%
Belanja Keperluan Perkantoran OT 114 114 100%
Pengadaan Pakaian Satpam, Sopir, Cleaning
Service dan Teknis/Administrasi
Stel 23 23 100%
Uraian atas pelaksanaan kegiatan Belanja Operasional Perkantoran tersebut
adalah sebagai berikut:
Untuk kegiatan yang berkaitan dengan poliklinik/obat-obatan disiapkan untuk
dapat melayani 120 pegawai dan telah terealisasi seluruhnya.
Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran dan Pengadaan perangkat
pengolah data dan komunikasi diantaranya AC sebanyak 10 unit, Personal
komputer sebanyak 4 unit, Notebook 4 unit, LCD Projektor 2 unit, Printer 9 unit,
Mesin hitung uang 1 unit, Ipad 1 unit, All in personal komputer 4 unit, Printer
laser jet 4 unit, Scanner 4 unit, UPS 5 KVA 1 unit, Kamera Digital 1 unit, Televisi
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 87
3 unit, Sice 1 Unit, Meja Kerja 8 unit, Kursi kerja 8 unit dan Sound system 1 unit,
dan telah terealisasi seluruhnya.
Langganan daya dan jasa tahun 2015 untuk menunjang kegiatan kantor sehari-
hari, telah dilakukan pembayaran listrik, telepon, dan PDAM selama 12 bulan.
Demikian juga untuk jasa keamanan/kebersihan dan jasa pos giro untuk
pengiriman dokumen melalui Kantor Pos dan jasa expedisi lainnya.
Belanja keperluan perkantoran selama tahun 2015 telah dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan yang telah ditentukan.
Pengadaan pakaian kerja untuk pakaian seragam satpam telah dilaksanakan dan
diberikan kepada 6 orang Satpam, Sopir 2 orang, Cleaning Service 8 orang dan
Administrasi 8 Orang.
2) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
Secara umum kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilaksanakan
selama tahun 2015 telah sesuai dengan yang ditargetkan, yaitu :
Output Belanja Pemeliharaan
Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian
Pemeliharaan Gedung dan Halaman Kantor
m2 9.386 9.386 100%
Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
Unit 262 262 100%
Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 4
Unit 7 7 100%
Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 2
Unit 1 1 100%
Untuk menjaga tingkat keandalan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada,
dilakukan uji pemanfaatan atas APAR (Alat Pemadam Kebakaran) dengan
melakukan sosilalisasi penggunaan APAR dan Demo penggunaannya kepada
segenap pegawai. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk “Disaster
Management” untuk mengeliminir risiko apabila ada bencana kebakaran yang ada
di kantor.
3) Pembinaan Administrasi Perkantoran
Pembinaan administrasi perkantoran dilaksanakan melalui berbagai kegiatan
sebagai berikut:
(1) Penyusunan laporan semester dan tahunan BMN dan penyusunan Laporan
Persediaan ATK; penyusunan Laporan Hasil Inventaris dan Validasi Daftar
Barang Milik Negara dalam Rangka Penghapusan BMN; Penyusunan Neraca
Semester I dan II Tahun 2015 dan Penyusunan telah dilaksanakan sesuai
dengan target.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 88
(2) Penyusunan laporan konservasi energi dan penyusunan laporan sarpras telah
dilaksanakan sesuai dengan target yaitu setiap 4 bulan sekali.
(3) Scanning dan proses PDF laporan telah dilaksanakan sesuai dengan laporan
yang diterbitkan dan digandakan di Sub bagian Umum.
(4) Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan telah dilaksanakan
pelaporan bulanan selama 12 bulan yang meliputi antara lain surat masuk,
surat keluar, surat tugas yang terbit, LHA yang terbit, KKA yang diserahkan
oleh Tim ke Sekretaris bidang, KKA yang diserahkan oleh Sekretaris bidang ke
arsiparis, nota dinas/surat perintah yang terbit, surat keputusan, scanner ST,
pembuatan laporan penggandaan LHA Bidang-bidang dan penggandaan
lainnya, laporan penggunaan ruang rapat, penggunaan aula, pemeliharaan
inventaris kantor, pemeliharaan gedung kantor, pemeliharaan kendaraan
dinas, penggunaan sound system; serta laporan surat yang terkirim, LHA yang
terkirim, dan pengiriman lainnya.
(5) Pembinaan Tenaga Harian Lepas (THL), Supir dan Cleaning Service yang ada
di Bagian Tata Usaha Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah
dilakukan dengan baik.
(6) Pembinaan kearsipan untuk menunjang pembinaan administrasi perkantoran.
Pembinaan arsiparis dan sekretaris bidang telah dilaksanakan guna
menunjang arsip perwakilan yang andal.
(7) Evaluasi pembahasan rencana kebutuhan sarpras tahun 2015 dilakukan dalam
rangka penyusunan RKA-KL tahun 2016 dan telah dilaksanakan sesuai
dengan targetnya.
Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan dana
sebesar Rp1.219.993.000,00 atau sebesar 93,91% dari target sebesar
Rp1.299.100.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari sisi
pendanaan tidak efisien. Penggunaan SDM untuk melaksanakan indikator tersebut
adalah sebanyak 129 OH atau 99,23% dari target PKAU sebanyak 130 OH sehingga
dapat disimpulkan penggunaan SDM telah efisien.
B. Realisasi Anggaran
1. Realisasi DIPA 2015
Realisasi belanja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat adalah sebesar
Rp23.108.540.000,00 atau 92,04% dari anggaran yaitu sebesar
Rp21.270.056.773,00 dengan rincian sebagai berikut:
a. Realisasi belanja per jenis program, yaitu sebagai berikut:
Kode Program
Uraian Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP
19.435.608.000 17.803.110.303 91,60
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 89
06 Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP
3.672.932.000 3.466.946.470 94,39
Jumlah 23.108.540.000 21.270.056.773 92,04
b. Realisasi belanja perjenis belanja yaitu sebagai berikut:
No Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
1 Belanja Pegawai 15.084.894.000 13.771.929.261 91,30
2 Belanja Barang 6.724.546.000 6.278.134.512 93,36
3 Belanja Modal 1.299.100.000 1.219.993.000 93,91
Jumlah 23.108.540.000 21.270.056.773 92,04
Belanja pegawai merupakan pengeluaran yang dibayarkan langsung kepada
pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, dengan rincian sebagai
berikut:
No Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
1 Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 7.036.657.000 6.642.804.091 94,40
2 Belanja Lembur 124.320.000,00 101.555.000 81,69
3 Belanja Tunjangan Khusus 7.923.917.000,00 7.027.570.170 88,69
Jumlah 15.084.894.000 13.771.929.261 91,30
Belanja Barang merupakan pengeluaran rutin kantor berupa pembelian barang
habis pakai, perjalanan dinas, dan jasa, dengan rincian sebagai berikut:
No Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
1 Belanja Barang Operasional 1.065.951.000 992.805.795 93,14
2 Belanja Barang non Operasional 115.130.000 35.454.900 30,80 3 Belanja Jasa 422.804.000 352.441.750 83,36 4 Belanja Pemeliharaan 871.207.000 824.464.677 94,63 5 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Negeri 4.249.454.000 4.071.917.390 95,82
Jumlah 6.724.546.000 6.277.084.512 93,35
Belanja Modal merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
penambahan sarana dan prasarana kantor yang menambah nilai aset, dengan
rincian sebagai berikut :
No Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % 1 Belanja Modal Peralatan dan
Mesin 471.600.000 419.324.000 88,92
2 Belanja Modal Gedung dan Bangunan
827.500.000 800.669.000 96,76
Jumlah 1.299.100.000 1.219.993.000 93,91
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 90
2. Biaya Penugasan Beban Pihak Ketiga
Perwakilan BPKP provinsi Kaliamantan Barat dalam menjalankan tugas yang
dimanatkan juga menggunakan pembiayaan dari dana mitra yang bersumber dari
Kementerin/Lembaga, dan Pemerintah Daerah dengan menerbitkan 125 penugasan
dengan 68 laporan dengan nilai sebesar Rp1.474.990.704,00 dengan rincian sebagai
berikut :
a. Bidang Instansi Pemerintah Pusat dengan penugasan sebanyak 18 dan
menerbitkan laporan sebanyak 18 dengan nilai sebesar Rp180.289.704,00.
b. Bidang Akuntabilitas Keuangan Daerah dengan penugasan sebanyak 50 dan
menerbitkan laporan sebanyak 107 dengan nilai sebesar Rp1.294.701.000,00.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 91
BAB IV PENUTUP
Dalam menjalankan mandat yang diamanahkan sebagaimana tercantum dalam Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) dan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP yang mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan
negara/daerah dan pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP
menyelenggarakan dua fungsi utama yaitu fungsi pengarahan dan pengoordinasian
pengawasan intern dan fungsi pengawasan intern. Amanah tersebut dituangkan dalam
Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tersebut mengacu kepada
Rencana Strategis (Renstra) BPKP 2015 – 2019 yang berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun 2015 – 2019.
Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas
penggunaan anggarannya. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan
kinerja adalah pengukuran dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai
hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.
A. Capaian Kinerja organisasi
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat ini disusun berdasarkan
data realisasi kinerja yang telah dikelola secara sistematis dengan menggunakan Sistem
Aplikasi New IPMS dan Aplikasi SIM-HP. Sedangkan format telah disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat diukur dengan merata-
ratakan pencapaian keberhasilan Program yang diwakili oleh masing-masing indikator
yang telah ditetapkan dalam Renstra dan Perjanjian Kinerja tahun 2015 yang
dititikberatkan pada indikator outcome dari kegiatan di dalam masing-masing program
yang dilaksanakan tahun 2015.
Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 yang kemudian berubah dengan adanya
revisi RKA/KL berisikan 22 indikator sasaran program yang harus dicapai oleh 5 unit
eselon III. Capaian kinerja rata-rata yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat pada tahun 2015 adalah sebesar 91,69% dengan kategori “Sangat
Berhasil”, dengan rincian sebagai berikut:
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 92
Rata-rata Capaian Kinerja Program
No Uraian Program Rata-rata Capaian
Kinerja (%)
1. Program pengawasan intern akuntabilitas
keuangan negara dan pembangunan nasional
serta pembinaan penyelenggaraan sistem
pengendalian intern pemerintah
85,61
2. Program dukungan manajemen dan
pelaksanaan tugas teknis lainnya
97,77
Rata-rata capaian Program Stategis 91,69
Uraian masing-masing capaian indikator sasaran program adalah sebagai berikut :
1. Capaian sasaran Program “Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan
Pembangunan Nasional serta Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah” dengan rata-rata sebesar 85,61% dengan kategori “Sangat
Berhasil”. Keberhasilan ini didukung oleh 3 (tiga) kelompok besar indikator yaitu :
a. Capaian Kinerja Indikator Rekomendasi Hasil pengawasan yang diwakili 10
indikator kinerja dengan total indikator sebanyak 15 indikator keberhasilan
dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 87,02% termasuk kategori “Sangat
Berhasil”.
b. Capaian Kinerja Indikator Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP
Pemerintah Daerah sebesar 100% termasuk kategori “Sangat Berhasil”.
c. Capaian Kinerja Indikator Persentase APIP yang berada Level 2 IACM sebesar
50,00% termasuk kategori “Tidak Berhasil”.
Belum optimalnya kinerja indikator sasaran program tersebut disebabkan kondisi
sebagai berikut :
a. Masih rendahnya level IA-CM pada APIP di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat.
b. Tidak dapat dilaksanakan 3 (tiga) penugasan pengawasan yang menghasilkan 3
(tiga) rekomendasi yaitu Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi
Kementerian dan Lembaga sebanyak 1 (satu) rekomendasi dan Rekomendasi
Perbaikan Kelancaran Pembangunan sebanyak 2 (dua) rekomendasi.
c. Rekomendasi strategis belum seluruhnya ditindaklanjuti pada tahun 2015.
2. Capaian sasaran Program “Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya” dengan rata-rata sebesar 97,77% dengan kategori “Sangat Berhasil”.
Keberhasilan ini didukung oleh 5 (lima) indikator yaitu :
a. Capaian kinerja indikator persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang
terealisasi sebesar 97,67% termasuk kategori “Sangat Berhasil”.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 93
b. Capaian kinerja indikator persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan sebesar
99,84% termasuk kategori “Sangat Berhasil”.
c. Capaian kinerja indikator persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap
layanan kepegawaian sebesar 96,13% termasuk kategori “Sangat Berhasil”.
a. Capaian kinerja indikator persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan
anggaran yang diajukan sesuai prosedur sebesar 99,87% termasuk kategori “Sangat
Berhasil”.
b. Capaian kinerja indikator Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan
umum perkantoran sebesar 95,33% termasuk kategori “Sangat Berhasil”.
B. Upaya dalam Rangka Peningkatan Kinerja
Capaian kinerja sasaran program tersebut di atas belum merupakan capaian optimal
dan memerlukan perbaikan kinerja di masa yang akan datang dengan meningkatkan
upaya-upaya kegiatan assurance dan consultancy. Selain itu perlu juga diambil langkah-
langkah perbaikan penugasan pengawasan yang disesuaikan dengan mandat terbaru
sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP sehingga dapat
menjawab tantangan yang dibebankan kepada Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat dengan melaksanakan upaya-upaya konkrit sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas Perencanaan Pengawasan dengan Pendekatan “BPKP Sentris”,
penetapan skala prioritas/strategi fokus, terukur dan jelas tahapannya,
komprehensif, berkesinambungan sehingga terwujud keselarasan tujuan organisasi
(Goals Congcruence).
2. Peningkatan opini BPK atas laporan Keuangan Pemerintah Daerah, opini BUMN/D
serta opini wajar atas laporan dukungan PHLN dengan melakukan upaya-upaya
sebagai berikut:
a. Penguatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Pemerintah
Daerah di Provinsi Kalimantan Barat.
b. Pendampingan penyusunan laporan keuangan dan pendampingan reviu laporan
keuangan Pemda bersama Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota.
c. Pendampingan pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D).
d. Peningkatan kapasitas SDM pada Pemerintah Daerah.
e. Pembenahan sistem dan tata kelola, sistem akuntansi, majajemen aset, asistensi
penyusunan laporan keuangan maupun Good Corporate Governance (GCG).
f. Kegiatan audit, evaluasi, dan reviu diarahkan kepada kesesuaian penyelenggaraan
risk management, control, dan governance process dengan kualitas yang
digariskan dengan kebijakan manajemen, standar, atau norma yang diberlakukan
untuk praktik yang sehat.
3. Pengawasan pelaksanaan Program Prioritas NAWACITA lebih diarahkan kepada
pencapaian target kinerja NAWACITA khususnya di Provinsi Kalimantan Barat, dan
untuk pengembangan kawasan perbatasan akan dilakukan monitoring dan evaluasi
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 94
lanjutan untuk memastikan semua program prioritas pemerintah pusat dapat
berjalan dengan baik sebagai upaya tindak lanjut evaluasi yang dilaksanakan tahun
2015.
4. Peningkatan tata kepemerintahan yang baik dan bersih (good public governance)
dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Mendorong Pemerintah Daerah untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dengan mengoptimalkan Capaian Kinerja penyelenggaraan
Pemerintah Daerah.
b. Mendorong seluruh BUMN/D dan BLUD yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan
Barat untuk menerapkan kriteria GCG dengan pembinaan pada BUMN/BUMD serta
BLUD melalui kegiatan evaluasi/ pengembangan sistem pengelolaan dan
bimtek/konsultasi/sosialisasi/asistensi/pendampingan penerapan GCG.
5. Mewujudkan iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan
kasus yang merugikan keuangan Negara di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat,
dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a. Pre-emptif dan Preventif pada implementasi Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) serta sistem pencegahan KKN (Fraud Control Plan) di semua
SKPD di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.
b. Peningkatan komunikasi dengan instansi penegak hukum terkait dengan
permintaan audit investigasi mapun PKKN.
c. Melakukan sosialisasi tentang produk-produk Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat yang dapat dimanfaatkan stakeholders sesuai dengan mandat
yang ada, diantaranya dengan produk SIMDA, ekskalasi harga, FCP, GCG, SIA BLUD,
SIA PDAM, Billing System PDAM serta aplikasi SIM-HP.
d. Melakukan penilaian maturitas SPIP sebagai wujud pengujian pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pada seluruh Pemerintah Daerah di
Provinsi Kalimantan Barat.
6. Peningkatan kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan
kompeten melalui kegiatan sosialisasi JFA dan tata kelola APIP, sehingga seluruh
Inspektorat Provinsi/ Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan
Barat dapat ditingkatkan level Internal Audit Capability Model(IACM).
7. Survey kebutuhan stakeholders agar dapat disinkronkan dengan PKP2T.
8. Pembentukan klinik BLUD dan PDAM di Kantor Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat.
9. Peningkatan kompetensi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat melalui
PPM, workshop dan diklat.
10. Peningkatan efektivitas internal quality assurance melalui FGD hasil pengawasan.
Sebagai akhir kata, kiranya Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat tahun 2015 ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi yang objektif bagi pihak-
pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam menilai kinerja Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Barat serta memberikan masukan bagi peningkatan dan penguatan
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 95
peran BPKP di daerah untuk memenuhi harapan masyarakat, yaitu terwujudnya good
governance dan clean government.
La
mp
iran
: 1 /1
- 8
Un
it Ese
lon
II:
Pe
rwak
ilan
BP
KP
Pro
vin
si Ka
lima
nta
n B
ara
t
Ta
hu
n A
ng
ga
ran
:
20
15
Satuan
Jum
lah
34
1In
dikato
r Kin
erja Kegiatan
:
1R
ekom
end
asi Hasil P
engaw
asanR
ekom
end
asi1
22
2R
ekom
end
asi Pem
bin
aan P
enyelen
ggaraan SP
IP/SP
IR
ekom
end
asi2
3R
ekom
end
asi pem
bin
aan K
apab
ilitas AP
IPR
ekom
end
asi2
2In
dikato
r Kin
erja Kegiatan
:
1Ju
mlah
Layanan
Du
kun
gan M
anajem
en P
erwakilan
BP
KP
Pro
vinsi K
aliman
tan B
aratLap
oran
74
3In
dikato
r Kin
erja Kegiatan
:
1Tersed
ianya alat p
engo
lah d
ata BP
KP
Un
it3
5
2Tersed
ianya alat ru
mah
tangga B
PK
PU
nit
31
3Terlaksan
anya reh
abilitasi ru
mah
negara d
an ged
un
g kanto
rM
21
84
8
Terman
faatkann
ya asset
secara op
timal d
alam
men
capai kep
uasaan
layanan
ke Tata-usah
aan
Total A
nggaran
2
3.1
08
.54
0.0
00
Jum
lah A
nggaran
Kegiatan
Pelaksan
aan P
engaw
asan In
tern d
an P
emb
inaan
Pen
yelenggaraan
SPIP
3
.67
2.9
32
.00
0
Jum
lah A
nggaran
Kegiatan
Fasilitasi Du
kun
gan M
anajem
en
18
.13
6.5
08
.00
0
Jum
lah A
nggaran
Kegiatan
Pen
gadaan
dan
Pen
yaluran
Sarana d
an P
rasarana
1.2
99
.10
0.0
00
Tersedian
ya info
rmasi h
asil
pen
gawasan
dalam
men
capai
perb
aikan tatakelo
la,
perb
aikan sistem
pen
gend
alian in
tern
pen
gelolaan
keuan
gan
negara/d
aerah, d
an
pen
ingkatan
kapab
ilitas AP
IP
Tersedian
ya du
kun
gan
man
ajemen
dan
pelaksan
aan
tugas tekn
is lainn
ya dalam
men
capai kep
uasan
layanan
12
PE
RJA
NJIA
N K
INE
RJA
TA
HU
N 2
01
5
TIN
GK
AT
SA
TU
AN
KE
RJA
BA
DA
N P
EN
GA
WA
SA
N K
EU
AN
GA
N D
AN
PE
MB
AN
GU
NA
N
SASA
RA
N K
EGIA
TAN
IND
IKA
TOR
KIN
ERJA
OU
TPU
TTA
RG
ET
BE
RD
AS
AR
KA
N R
KA
/KL
RE
VIS
I TE
RA
KH
IR
Lamp
iran : 2
/ 2 -8
Pe
ng
gu
na
an
Da
na
Pe
ng
gu
na
an
SD
M
AN
GG
AR
AN
RE
AL
ISA
SI
%R
EN
CA
NA
RE
AL
ISA
SI
%E
fisien
si/ Tid
ak
Efisie
n
Efisie
nsi/ T
ida
k
Efisie
n
1R
ekom
end
asi Hasil P
engaw
asan :
aR
ekom
end
asi Perb
aikan K
ebijakan
dan
Tata
Kelo
la Keb
end
aharaan
Um
um
Negara (A
N)
Reko
men
dasi
11
10
0,0
0 2
9.1
89
.00
0
26
.35
1.0
00
9
0,2
8 1
46
6
7
45
,89
Efisiensi
Efisiensi
Reko
men
dasi P
erbaikan
Keb
ijakan d
an Tata
Kelo
la Keb
end
aharaan
Um
um
Negara (IP
P)
Reko
men
dasi
44
10
0,0
0 4
79
.82
4.0
00
3
58
.66
0.2
64
7
4,7
5 1
.69
3
1.6
66
9
8,4
1Efisien
si Efisien
si
Reko
men
dasi P
erbaikan
Keb
ijakan d
an Tata
Kelo
la Keb
end
aharaan
Um
um
Negara (A
PD
)R
ekom
end
asi1
11
00
,00
35
1.9
90
.00
0
14
9.2
71
.00
0
42
,41
2.8
60
4
.11
9
14
4,0
2Efisien
si Tid
ak Efisien
bR
ekom
end
asi Perb
aikan K
ebijakan
Ko
rpo
rasiR
ekom
end
asi22
22
10
0,0
03
08
.43
2.0
00
1
45
.42
5.1
00
4
7,1
5 1
.83
4
92
7
50
,55
Efisiensi
Efisiensi
cR
ekom
end
asi Perb
aikan K
inerja P
rogram
Pem
ban
gun
an K
orp
orasi
Reko
men
dasi
111
11
00
,00
26
4.9
56
.00
0
20
0.2
33
.27
9
75
,57
1.3
59
1
.02
5
75
,42
Efisiensi
Efisiensi
Reko
men
dasi P
erbaikan
Kin
erja Pro
gram
Pem
ban
gun
an D
aerahR
ekom
end
asi4
41
00
,00
16
9.5
63
.00
0
14
9.4
43
.00
0
88
,13
1.1
44
6
10
5
3,3
2Efisien
si Efisien
si
Reko
men
dasi P
erbaikan
Kin
erja Pro
gram
Pem
ban
gun
an P
usat
Reko
men
dasi
101
01
00
,00
61
9.7
93
.00
0
35
3.1
24
.20
0
56
,97
2.5
81
1
.14
8
44
,48
Efisiensi
Efisiensi
dR
ekom
end
asi Perb
aikan A
kun
tabilitas P
elapo
ran
Pem
erintah
Daerah
Reko
men
dasi
33
10
0,0
01
18
.40
5.0
00
1
25
.23
1.2
00
1
05
,77
41
5
51
3
12
3,6
1Tid
ak Efisien Tid
ak Efisien
Reko
men
dasi P
erbaikan
Aku
ntab
ilitas Pelap
oran
Instan
si Pu
satR
ekom
end
asi2
21
00
,00
76
.32
4.0
00
4
1.0
91
.00
0
53
,84
68
6
46
9
68
,37
Efisiensi
Efisiensi
eR
ekom
end
asi Perb
aikan K
ebijakan
Keu
angan
Daerah
Reko
men
dasi
33
10
0,0
01
54
.54
4.0
00
1
56
.25
6.6
40
1
01
,11
82
4
65
0
78
,88
Tidak Efisien
si Efisien
si
fR
ekom
end
asi Kein
vestigasianR
ekom
end
asi49
49
10
0,0
05
22
.53
9.0
00
2
56
.79
8.8
00
4
9,1
4 2
.57
7
1.2
48
4
8,4
3Efisien
si Efisien
si
gR
ekom
end
asi Perb
aikan K
elancaran
Pem
ban
gun
anR
ekom
end
asi4
25
0,0
01
23
.61
1.0
00
3
3.5
21
.00
0
27
,12
41
9
75
1
7,9
0Efisien
si Efisien
si
hR
ekom
end
asi Perb
aikan P
encegah
an K
oru
psi K
/LR
ekom
end
asi6
58
3,3
38
1.1
12
.00
0
78
.45
5.3
00
9
6,7
2 3
39
1
31
3
8,6
4Efisien
si Efisien
si
iR
ekom
end
asi Perb
aikan P
encegah
an K
oru
psi
Pem
erintah
Daerah
Reko
men
dasi
11
10
0,0
07
7.4
38
.00
0
10
4.9
35
.80
0
13
5,5
1 5
10
7
10
1
39
,22
Tidak Efisien
Tidak Efisien
jR
ekom
end
asi Perb
aikan P
elaksanaan
Pen
ugasan
Refo
cusin
g (W
ilayah P
erbatasan
)R
ekom
end
asi1
11
00
,00
21
9.7
25
.00
0
95
.54
3.7
10
4
3,4
8 2
.11
5
25
1
11
,87
Efisiensi
Efisiensi
12
21
19
97
,54
3.5
97
.44
5.0
00
2
.27
4.3
41
.29
3
63
,22
19
.50
2
13
.60
9
69
,78
Efisien
Efisien
2R
ekom
end
asi Pem
bin
aan P
enyelen
ggaraan SP
IP
Pem
erintah
Daerah
Reko
men
dasi
22
,00
10
0,0
05
1.1
16
.00
0
47
.93
7.0
00
9
3,7
8 3
32
2
48
7
4,7
0Efisien
Efisien
3R
ekom
end
asi Pem
bin
aan K
apab
ilitas AP
IPR
ekom
end
asi2
2,0
01
00
,00
24
.37
1.0
00
3
1.2
81
.00
0
12
8,3
5 7
6
63
8
2,8
9Tid
ak EfisienEfisienEfisien
Re
kom
en
dasi
12
61
23
97
,62
3.6
72
.93
2.0
00
2
.35
3.5
59
.29
3
64
,08
19
.91
0
13
.92
0
69
,92
Efisien
Efisien
Sub
Jum
lah re
kom
en
dasi H
asil Pe
ngaw
asan
1T
ersedian
ya in
form
asi
hasil p
engaw
asan d
alam
men
capai p
erbaik
an
tatakelo
la, perb
aikan
sistem p
engen
dalian
intern
pen
gelolaan
keu
angan
negara/d
aerah,
dan
pen
ingk
atan
kap
abilitas A
PIP
Jum
lah
Re
ko
me
nd
asi
KE
UA
NG
AN
SD
M (O
H)
CA
PA
IAN
IND
IKA
TO
R K
INE
RJA
IND
IKA
TO
R K
EG
IAT
AN
TA
HU
N 2
01
5
PE
RW
AK
ILA
N B
PK
P P
RO
VIN
SI K
AL
IMA
NT
AN
BA
RA
T
No
Sa
sa
ran
Ke
gia
tan
SA
TU
AN
TA
RG
ET
RE
AL
ISA
SI
% C
AP
AIA
N
KIN
ER
JAIn
dik
ato
r Kin
erja
Ke
gia
tan
Lamp
iran : 2
/ 3 -8
Pe
ng
gu
na
an
Da
na
Pe
ng
gu
na
an
SD
M
AN
GG
AR
AN
RE
AL
ISA
SI
%R
EN
CA
NA
RE
AL
ISA
SI
%E
fisien
si/ Tid
ak
Efisie
n
Efisie
nsi/ T
ida
k
Efisie
n
KE
UA
NG
AN
SD
M (O
H)
No
Sa
sa
ran
Ke
gia
tan
SA
TU
AN
TA
RG
ET
RE
AL
ISA
SI
% C
AP
AIA
N
KIN
ER
JAIn
dik
ato
r Kin
erja
Ke
gia
tan
21
Jum
lah Layan
an D
uku
ngan
Man
ajemen
Perw
akilan B
PK
P P
rovin
si Kalim
antan
Barat
Lapo
ran7
47
41
00
,00
18
.13
6.5
08
.00
0
16
.58
3.1
17
.30
3
91
,44
70
2
70
0
99
,72
EfisienEfisien
31
Tersed
ianya alat p
engo
lah d
ata BP
KP
Un
it3
53
51
00
,00
29
4.1
00
.00
0
27
6.0
29
.00
0
93
,86
60
5
4
90
,00
Efisiensi
Efisiensi
2Terse
dian
ya alat rum
ah tan
gga BP
KP
Un
it3
13
11
00
,00
17
7.5
00
.00
0
14
3.2
95
.00
0
80
,73
52
5
0
96
,15
Efisiensi
Efisiensi
3T
erlaksan
any
a rehab
ilitasi rum
ah n
egara dan
gedu
ng k
anto
rM
21
84
61
84
61
00
,00
82
7.5
00
.00
0
80
0.6
69
.00
0
96
,76
30
2
5
83
,33
Efisiensi
Efisiensi
23
.10
8.5
40
.00
0
20
.15
6.6
69
.59
6
87
,23
84
4
82
9
98
,22
- Ju
mla
h
Tersed
iany
a du
ku
ngan
man
ajemen
dan
pelak
sanaan
tug
as
tekn
is lainn
ya d
alam
men
capai k
epu
asan
layan
an
Term
anfaatk
ann
ya aset
secara op
timal d
alam
men
capai k
epu
asaan
layan
an k
e Tata-
usah
aan
Lam
piran
: 3/ 4
- 8
Pe
ng
gu
na
an
Da
na
Pe
ng
gu
na
an
SD
M
Re
nca
na
R
ea
lisasi
%T
arg
et
Re
alisa
si%
Efisie
nsi/ T
ida
k
Efisie
n
Efisie
nsi/ T
ida
k
Efisie
n
1C
apaian
Kin
erja Reko
men
dasi H
asil Pen
gawasan
:%
aTin
gkat Pem
anfaatan
Reko
men
dasi P
erbaikan
Keb
ijakan
dan
Tata Kelo
la Keb
end
aharaan
Um
um
Negara (A
N)
%1
00
95
95
,00
29
.18
9.0
00
2
6.3
51
.00
0
90
,28
14
6
67
4
5,8
9Efisien
siEfisien
si
Tind
ak Lanju
t Reko
men
dasi P
erbaikan
Keb
ijakan d
an Tata
Kelo
la Keb
end
aharaan
Um
um
Negara (IP
P)
%9
01
00
10
0,0
0 4
79
.82
4.0
00
3
58
.66
0.2
64
7
4,7
5 1
.69
3
1.6
66
9
8,4
1Efisien
siEfisien
si
Tind
ak Lanju
t Reko
men
dasi P
erbaikan
Keb
ijakan d
an Tata
Kelo
la Keb
end
aharaan
Um
um
Negara (A
PD
)%
90
10
01
00
,00
35
1.9
90
.00
0
14
9.2
71
.00
0
42
,41
2.8
60
4
.11
9
14
4,0
2Efisien
siTid
ak efisien
bTin
gkat Pem
anfaatan
Reko
men
dasi P
erbaikan
Keb
ijakan
Ko
rpo
rasi%
10
09
59
5,0
03
08
.43
2.0
00
1
45
.42
5.1
00
4
7,1
51
.83
4
92
7
50
,55
Efisiensi
Efisiensi
cTin
gkat Pem
anfaatan
Reko
men
dasi P
erbaikan
Kin
erja
Pro
gram P
emb
angu
nan
Ko
rpo
rasi%
10
09
59
5,0
02
64
.95
6.0
00
2
00
.23
3.2
79
7
5,5
71
.35
9
1.0
25
7
5,4
2Efisien
siEfisien
si
Tind
ak Lanju
t Reko
men
dasi P
erbaikan
Kin
erja Pro
gram
Pem
ban
gun
an D
aerah
%9
07
58
3,3
31
69
.56
3.0
00
1
49
.44
3.0
00
8
8,1
31
.14
4
61
0
53
,32
Efisiensi
Efisiensi
Tind
ak Lanju
t Reko
men
dasi P
erbaikan
Kin
erja Pro
gram
Pem
ban
gun
an P
usat
%9
08
08
8,8
96
19
.79
3.0
00
3
53
.12
4.2
00
5
6,9
72
.58
1
1.1
48
4
4,4
8Efisien
siEfisien
si
dTin
dak Lan
jut R
ekom
end
asi Perb
aikan A
kun
tabilitas
Pelap
oran
Pem
erintah
Daerah
%9
01
00
10
0,0
01
18
.40
5.0
00
1
25
.23
1.2
00
1
05
,77
41
5
51
3
12
3,6
1Tid
ak efisienTid
ak efisien
Tind
ak Lanju
t Reko
men
dasi P
erbaikan
Aku
ntab
ilitas
Pelap
oran
Instan
si Pu
sat %
90
10
01
00
,00
76
.32
4.0
00
4
1.0
91
.00
0
53
,84
68
6
46
9
68
,37
Efisiensi
Efisiensi
eTin
dak R
ekom
end
asi Perb
aikan K
ebijakan
Keu
angan
Daerah
%9
01
00
10
0,0
01
54
.54
4.0
00
1
56
.25
6.6
40
1
01
,11
82
4
65
0
78
,88
Tidak Efisien
siEfisien
si
fP
ersentase P
enyerah
an R
ekom
end
asi Kein
vestigasian
kepad
a AP
H%
90
10
01
00
,00
52
2.5
39
.00
0
25
6.7
98
.80
0
49
,14
2.5
77
1
.24
8
48
,43
Efisiensi
Efisiensi
gP
ersentase P
enyerah
an R
ekom
end
asi Perb
aikan
Kelan
caran P
emb
angu
nan
%9
05
05
5,5
61
23
.61
1.0
00
3
3.5
21
.00
0
27
,12
41
9
75
1
7,9
0Efisien
siEfisien
si
hP
ersen
tase P
enyerah
an R
ekom
end
asi Perb
aikan
Pen
cegahan
Ko
rup
si K/L
%9
08
3,3
39
2,5
98
1.1
12
.00
0
78
.45
5.3
00
9
6,7
23
39
1
31
3
8,6
4Efisien
siEfisien
si
iTin
dak Lan
jut R
ekom
end
asi Perb
aikan P
encegah
an K
oru
psi
Pem
erintah
Daerah
%9
01
00
10
0,0
07
7.4
38
.00
0
10
4.9
35
.80
0
13
5,5
15
10
7
10
1
39
,22
Tidak efisien
Tidak efisien
jTin
dak Lan
jut R
ekom
end
asi Perb
aikan P
elaksanaan
Pen
ugasan
Refo
cusin
g (W
ilayah P
erbatasan
)%
90
00
,00
21
9.7
25
.00
0
95
.54
3.7
10
4
3,4
82
.11
5
25
1
11
,87
Efisiensi
Efisiensi
87
,02
3.5
97
.44
5.0
00
2
.27
4.3
41
.29
3
63
,22
19
.50
2
13
.60
9
69
,78
Efisien
siEfisie
nsi
2Tin
dak Lan
jut R
ekom
end
asi Pem
bin
aan P
enyelen
ggaraan
SPIP
Pem
erintah
Daerah
%9
01
00
10
0,0
05
1.1
16
.00
0
47
.93
7.0
00
9
3,7
8 3
32
2
48
7
4,7
0Efisien
siEfisien
3P
ersentase A
PIP
yang b
erada d
i Level 2 IA
CM
%1
3,3
36
,66
55
0,0
02
4.3
71
.00
0
31
.28
1.0
00
1
28
,35
76
6
3
82
,89
Tidak efisen
Efisien
85
,61
3.6
72
.93
2.0
00
2.3
53
.55
9.2
93
64
,08
19
.91
0
13
.92
0
69
,92
Efisie
nsi
Efisien
Ra
ta-ra
ta C
ap
aia
n K
ine
rja P
rog
ram
1
Re
alisa
si
RA
TA
-RA
TA
CA
PA
IAN
KIN
ER
JA R
EK
OM
EN
DA
SI H
AS
IL P
EN
GA
WA
SA
N
Ta
rge
t
1Tersed
ianya in
form
asi hasil
pen
gawasan
dalam
men
capai
perb
aikan tatakelo
la, perb
aikan
sistem p
engen
dalian
intern
pen
gelolaan
keuan
gan
negara/d
aerah, d
an p
enin
gkatan
kapab
ilitas AP
IP
CA
PA
IAN
IND
IKA
TO
R K
INE
RJA
UT
AM
A (IK
U) S
AS
AR
AN
PR
OG
RA
MP
ER
WA
KIL
AN
BP
KP
PR
OV
INS
I KA
LIM
AN
TA
N B
AR
AT
TA
HU
N 2
01
5
Ca
pa
ian
(%)
Da
na
IND
IKA
TO
R K
INE
RJA
SA
SA
RA
N P
RO
GR
AM
No
.S
AS
AR
AN
PR
OG
RA
MS
atu
an
SD
M (O
H)
Lam
piran
: 3/ 5
- 8
Pe
ng
gu
na
an
Da
na
Pe
ng
gu
na
an
SD
M
Re
nca
na
R
ea
lisasi
%T
arg
et
Re
alisa
si%
Efisie
nsi/ T
ida
k
Efisie
n
Efisie
nsi/ T
ida
k
Efisie
n
Re
alisa
si T
arg
et
Ca
pa
ian
(%)
Da
na
IND
IKA
TO
R K
INE
RJA
SA
SA
RA
N P
RO
GR
AM
No
.S
AS
AR
AN
PR
OG
RA
MS
atu
an
SD
M (O
H)
1P
ersentase ju
mlah
rencan
a pen
ugasan
pen
gawasan
yang
terealisasi%
10
09
7,6
79
7,6
79
0.5
70
.00
0
83
.69
6.6
77
9
2,4
16
2
60
9
6,7
7Efisien
siEfisien
si
2P
ersentase Tin
dak Lan
jut H
asil Pen
gawasan
%9
08
9,8
69
9,8
41
03
.08
0.0
00
1
02
.84
0.0
00
9
9,7
73
48
3
40
9
7,7
0Efisien
siEfisien
si
3P
ersepsi kep
uasan
pegaw
ai perw
akilan terh
adap
layanan
kepegaw
aianSk
ala Likert
7,5
7,2
19
6,1
31
81
.34
0.0
00
1
65
.16
0.0
00
9
1,0
81
52
1
50
9
8,6
8Efisien
siEfisien
si
4P
ersepsi kep
uasan
pegaw
ai perw
akilan atas p
encairan
anggaran
yang d
iajukan
sesuai p
rosed
ur
Skala L
ikert7
,75
7,7
49
9,8
71
7.7
61
.51
8.0
00
1
6.2
31
.42
0.6
26
9
1,3
91
52
1
50
9
8,6
8Efisien
siEfisien
si
5P
ersepsi kep
uasan
pegaw
ai perw
akilan terh
adap
layanan
um
um
perkan
toran
Skala L
ikert7
,57
,15
95
,33
1.2
99
.10
0.0
00
1
.21
9.9
93
.00
0
93
,91
13
0
12
9
99
,23
Efisiensi
Efisiensi
97
,77
19
.43
5.6
08
.00
0
17
.80
3.1
10
.30
3
91
,60
84
4
82
9
98
,22
Efisie
nsi
Efisien
si
91
,69
23
.10
8.5
40.0
0020.1
56.669.5
9687,23
20.754
14.749
71,07
Efisien
siEfisie
nsi
Ra
ta-ra
ta C
ap
aia
n K
ine
rja P
rog
ram
2
2P
rogram
du
kun
gan m
anajem
en d
an
pelaksan
aan tu
gas teknis lain
nya
Ra
ta-ra
ta C
ap
aia
n K
ine
rja S
asa
ran
Pro
gra
m
Lam
piran
: 4/ 6
- 8
20
14
20
15
20
14
20
15
1C
apaian
Kin
erja R
ekom
end
asi Hasil P
engaw
asan :
%N
A8
4,8
9N
AN
A8
7,0
2N
A
aTin
gkat Pem
anfaatan
Reko
men
dasi P
erbaikan
Keb
ijakan
dan
Tata Kelo
la Keb
end
aharaan
Um
um
Negara (A
N)
%N
A9
5,0
0N
AN
A9
5,0
0N
A
Tind
ak Lanju
t Reko
men
dasi P
erbaikan
Keb
ijakan d
an Tata
Kelo
la Keb
end
aharaan
Um
um
Negara (IP
P)
%N
A1
00
,00
NA
NA
10
0,0
0N
A
Tind
ak Lanju
t Reko
men
dasi P
erbaikan
Keb
ijakan d
an Tata
Kelo
la Keb
end
aharaan
Um
um
Negara (A
PD
)%
NA
10
0,0
0N
AN
A1
00
,00
NA
bTin
gkat Pem
anfaatan
Reko
men
dasi P
erbaikan
Keb
ijakan
Ko
rpo
rasi%
NA
95
,00
NA
NA
95
,00
NA
cTin
gkat Pem
anfaatan
Reko
men
dasi P
erbaikan
Kin
erja
Pro
gram P
emb
angu
nan
Ko
rpo
rasi%
NA
95
,00
NA
NA
95
,00
NA
Tind
ak Lanju
t Reko
men
dasi P
erbaikan
Kin
erja P
rogram
Pem
ban
gun
an D
aerah%
NA
75
,00
NA
NA
83
,33
NA
Tind
ak Lanju
t Reko
men
dasi P
erbaikan
Kin
erja P
rogram
Pem
ban
gun
an P
usat
%N
A8
0,0
0N
AN
A8
8,8
9N
A
dTin
dak Lan
jut R
ekom
end
asi Perb
aikan A
kun
tabilitas
Pelap
oran
Pem
erintah
Daerah
%N
A1
00
,00
NA
NA
10
0,0
0N
A
Tind
ak Lanju
t Reko
men
dasi P
erbaikan
Aku
ntab
ilitas
Pelap
oran
Instan
si Pu
sat %
NA
10
0,0
0N
AN
A1
00
,00
NA
eTin
dak R
ekom
end
asi Perb
aikan K
ebijakan
Keu
angan
Daerah
%N
A1
00
,00
NA
NA
10
0,0
0N
A
fP
ersentase P
enyerah
an R
ekom
end
asi Kein
vestigasian
kepad
a AP
H%
NA
10
0,0
0N
AN
A1
00
,00
NA
gP
ersentase P
enyerah
an R
ekom
end
asi Perb
aikan
Kelan
caran P
emb
angu
nan
%N
A5
0,0
0N
AN
A5
5,5
6N
A
hP
ersentase P
enyerah
an R
ekom
end
asi Perb
aikan
Pen
cegahan
Ko
rup
si K/L
%N
A8
3,3
3N
AN
A9
2,5
9N
A
iTin
dak Lan
jut R
ekom
end
asi Perb
aikan P
encegah
an
Ko
rup
si Pem
erintah
Daerah
%N
A1
00
,00
NA
NA
10
0,0
0N
A
jR
ekom
end
asi Perb
aikan P
elaksanaan
Pen
ugasan
Refo
cusin
g (W
ilayah P
erbatasan
)%
NA
0,0
0N
AN
A0
,00
NA
PE
RB
AN
DIN
GA
N C
AP
AIA
N IN
DIK
AT
OR
KIN
ER
JA U
TA
MA
(IKU
) SA
SA
RA
N P
RO
GR
AM
PE
RW
AK
ILA
N B
PK
P P
RO
VIN
SI K
AL
IMA
NT
AN
BA
RA
TT
AH
UN
20
14
DA
N T
AH
UN
20
15
1Tersed
ianya in
form
asi hasil
pe
ngaw
asan d
alam m
encap
ai
pe
rbaikan
tatakelola, p
erb
aikan
sistem p
en
gend
alian in
tern
pe
ngelo
laan keu
angan
ne
gara/daerah
, dan
pe
nin
gkatan
kapab
ilitas AP
IP
No
.S
AS
AR
AN
PR
OG
RA
MIN
DIK
AT
OR
KIN
ER
JA S
AS
AR
AN
PR
OG
RA
MS
atu
an
Na
ik/
(Tu
run
)N
aik
/ (T
uru
n)
Re
alisa
si C
ap
aia
n K
ine
rja
Lam
piran
: 4/ 7
- 8
20
14
20
15
20
14
20
15
No
.S
AS
AR
AN
PR
OG
RA
MIN
DIK
AT
OR
KIN
ER
JA S
AS
AR
AN
PR
OG
RA
MS
atu
an
Na
ik/
(Tu
run
)N
aik
/ (T
uru
n)
Re
alisa
si C
ap
aia
n K
ine
rja
%8
4,8
98
7,0
2
2Tin
dak Lan
jut R
ekom
end
asi Pem
bin
aan P
enyele
nggaraan
SPIP
Pem
erintah
Daerah
%N
A1
00
,00
NA
NA
10
0,0
0N
A
3P
ersentase A
PIP
yang b
erad
a di Level 2
IAC
M%
NA
6,6
7N
AN
A5
0,0
0N
A
85
,61
1P
ersentase ju
mlah
ren
cana p
en
ugasan
pe
ngaw
asan yan
g
tere
alisasi%
99
,51
97
,67
(1,8
4)
99
,51
97
,67
(1,8
4)
2P
ersentase Tin
dak Lan
jut H
asil Pen
gawasan
%N
A8
9,8
6N
AN
A9
9,8
4N
A
3P
ersepsi kep
uasan
pe
gawai p
erw
akilan te
rhad
ap layan
an
kepegaw
aianSk
ala Likert
7,1
17
,21
0,1
0
94
,89
6,1
31
,33
4P
ersepsi kep
uasan
pe
gawai p
erw
akilan atas p
en
cairan
anggaran
yang d
iajukan
sesuai p
rosed
ur
Skala L
ikert7
,75
7,7
4(0
,01
)9
99
,87
90
,87
5P
ersepsi kep
uasan
pe
gawai p
erw
akilan te
rhad
ap layan
an
um
um
pe
rkanto
ranSk
ala Likert
7,0
47
,15
0,1
1
84
,82
95
,33
10
,51
97
,77
91,69
2P
rogram
du
kun
gan m
anajem
en
dan
pe
laksanaan
tugas te
knis
lainn
ya
RA
TA
-RA
TA
CA
PA
IAN
KIN
ER
JA R
EK
OM
EN
DA
SI H
AS
IL P
EN
GA
WA
SA
N
RA
TA
-RA
TA
CA
PA
IAN
KIN
ER
JA R
EK
OM
EN
DA
SI H
AS
IL P
EN
GA
WA
SA
N
RA
TA
-RA
TA
CA
PA
IAN
KIN
ER
JA P
ER
WA
KIL
AN
BP
KP
KA
LB
AR
Lampiran : 5/1-1
No NAMA INSPEKTORAT (APIP) Level IA-CM
1 Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat 1
2 Inspektorat Kota Pontianak 1
3 Inspektorat Kota Singkawang 1
4 Inspektorat Kabupaten Mempawah 1
5 Inspektorat Kabupaten Sambas 1
6 Inspektorat Kabupaten Bengkayang 1
7 Inspektorat Kabupaten Landak 1
8 Inspektorat Kabupaten Sanggau 1
9 Inspektorat Kabupaten Sekadau 1
10 Inspektorat Kabupaten Sintang 2
11 Inspektorat Kabupaten Melawi 1
12 Inspektorat Kabupaten Kapuas Hulu 1
13 Inspektorat Kabupaten Ketapang 1
14 Inspektorat Kabupaten Kayong Utara 1
15 Inspektorat Kabupaten Kubu Raya 1
HASIL ASSESSMENT TATA KELOLA APIP
SAMPAI DENGAN 2015