LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

112
PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 LKIN-01/PW14/1/2016 04 JANUARI 2016

Transcript of LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Page 1: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

LAPORAN KINERJA INSTANSI

PEMERINTAH TAHUN 2015

LKIN-01/PW14/1/2016

04 JANUARI 2016

Page 2: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | i

KATA PENGANTAR

Prinsip manajemen berbasis kinerja mengharuskan setiap instansi pemerintah untuk

mempertanggungjawabkan kinerjanya melalui Laporan Kinerja (LKj) instansi

Pemerintah yang mencakup keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan

kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka

mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja. Hal ini juga

merupakan wujud pemenuhan kewajiban Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat terhadap amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah menyelesaikan sejumlah progam

dan kegiatan yang berkaitan dengan implementasi dari Rencana Kinerja Tahun 2015

yang merupakan masa transisi pelaksanaan Rencana Strategis Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015-2019 yang memberikan arah dan fokus bagi

pelaksanaan program dan kegiatan tersebut.

LKj Instansi Pemerintah menyajikan perspektif keberhasilan dan kegagalan yang

akan menjadi tantangan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat melalui

peningkatan kinerja yang lebih baik, fokus dan terarah, pengembangan kompetensi

SDM serta mengedepankan perspektif stakeholders, sehingga dapat menambah nilai

manfaat hasil audit Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dan sejalan dengan

harapan dari stakeholders.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat ini disusun berdasarkan

data realisasi kinerja yang telah dikelola secara sistematis dengan menggunakan

aplikasi New IPMS, aplikasi SIM-HP dan beberapa informasi lainnya yang diperoleh

berdasarkan Sistem pengumpulan data kinerja yang ada di Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat. Format dan substansi telah disesuaikan dengan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat adalah rata-rata

capaian sasaran program yang diwakili oleh masing-masing indikator yang telah

ditetapkan dalam Renstra dan Revisi Perkin tahun 2015 dengan nilai maksimum

kinerja sebesar 100%.

Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 yang kemudian direvisi dengan adanya

revisi RKA/KL berisikan 22 indikator sasaran program yang harus dicapai oleh 5 unit

eselon III. Capaian kinerja rata-rata yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat pada tahun 2015 adalah sebesar 91,69% dengan kategori “Sangat

Berhasil”.

Page 3: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | ii

Perkembangan tatanan pemerintahan dan tantangan ke depan akan semakin

kompleks dan sulit. Oleh karena itu peningkatan sinergi dan koordinasi dengan

Pemda dan para stakeholders, menjadi kunci bagi Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat untuk dapat lebih berperan dalam peningkatan kualitas

akuntabilitas keuangan di daerah.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi

yang objektif bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam menilai

kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat serta memberikan masukan bagi

peningkatan dan penguatan peran BPKP di daerah untuk memenuhi harapan

masyarakat, yaitu terwujudnya good governance dan clean government.

Kepala Perwakilan Arman Sahri Harahap NIP 19670110 199303 1 001

Page 4: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... iii

RINGKASAN EKSEKUTIF ...................................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1

A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi .............................................................................. 1

B. Aspek Strategis Organisasi ..................................................................................................... 4

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi .............................................................................. 5

D. Struktur Organisasi ................................................................................................................. 6

E. Sistematika Penyajian ............................................................................................................ 7

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ........................................................................... 8

A. Rencana Strategis 2015 -2019 ................................................................................................ 8

1. Pernyataan Visi ................................................................................................................... 8

2. Pernyataan Misi ................................................................................................................14

3. Tujuan ................................................................................................................................19

4. Sasaran Strategis ...............................................................................................................19

5. Indikator Kinerja Utama ...................................................................................................19

B. Perjanjian Kinerja 2015 ........................................................................................................ 23

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .......................................................................................................... 25

A. Capaian Kinerja Organisasi ................................................................................................... 25

Program Strategis 1 “Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan

Nasional serta Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah” ........... 26

1. Rekomendasi Hasil Pengawasan ......................................................................................... 29

a) Capaian Kinerja Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan

Umum Negara ...................................................................................................................29

b) Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi. ............................35

c) Capaian Kinerja Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan ....................40

d) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan Pemerintah. ..............51

e) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah .............................58

f) Persentase Penyerahan Rekomendasi Keinvestigasian kepada APH .............................59

g) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kelancaran Pembangunan ................................62

h) Tindak lanjut Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi Kementerian/Lembaga ...63

Page 5: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | iv

i) Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi .............................66

j) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat, Daerah

Melalui Penugasan Refocusing (Wilayah Perbatasan) ....................................................68

2. Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Pemerintah Daerah ............................. 69

3. Persentase APIP yang berada Level 2 IA-CM ...................................................................... 70

Program Strategis 2 “Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya” 72

1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi ............................ 73

2. Persentase Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan. ................................................. 74

3. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Kepegawaian. .................... 76

4. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan Sesuai

Prosedur. ............................................................................................................................. 81

5. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Umum Perkantoran ............ 84

B. Realisasi Anggaran ................................................................................................................ 88

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................................... 91

Page 6: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | v

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja (Lkj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari

pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayai kepada setiap instansi pemerintah atas

penggunaan anggarannya. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan

kinerja adalah pengukuran dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara

memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 merupakan

Laporan Kinerja awal periode Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

2015-2019 (masa transisi), yang hanya menyajikan capaian kinerja sasaran program

yang merupakan outcome dari target output yang telah ditetapkan di dalam dokumen

Perjanjian Kinerja dan revisi RKA/KL Tahun 2015.

A. Capaian Kinerja organisasi

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat ini disusun

berdasarkan data realisasi kinerja yang telah dikelola secara sistematis dengan

menggunakan Sistem Aplikasi New IPMS dan Aplikasi SIM-HP. Sedangkan format

telah disesuaikan dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian

Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah.

Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat diukur dengan

merata-ratakan pencapaian keberhasilan Program yang diwakili oleh masing-

masing indikator yang telah ditetapkan dalam Renstra dan Perjanjian Kinerja

tahun 2015 yang dititikberatkan pada indikator outcome dari kegiatan di dalam

masing-masing program yang dilaksanakan tahun 2015.

Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 yang kemudian direvisi dengan

adanya revisi RKA/KL berisikan 22 indikator sasaran program yang harus dicapai

oleh 5 unit eselon III. Capaian kinerja rata-rata yang dilaksanakan Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2015 adalah sebesar 91,69% dengan

kategori “Sangat Berhasil”, dengan rincian sebagai berikut:

Rata-rata Capaian Kinerja Program

No Uraian Program Rata-rata Capaian

Kinerja (%)

1. Program pengawasan intern akuntabilitas

keuangan negara dan pembangunan nasional

serta pembinaan penyelenggaraan sistem

pengendalian intern pemerintah

85,61

Page 7: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | vi

2. Program dukungan manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya

97,77

Rata-rata capaian Program Stategis 91,69

Uraian masing-masing capaian indikator sasaran program adalah sebagai berikut :

1) Capaian sasaran Program “Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara

dan Pembangunan Nasional serta Pembinaan Penyelenggaraan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah” dengan rata-rata sebesar 85,61% dengan

kategori “Sangat Berhasil”. Keberhasilan ini didukung oleh 3 (tiga) kelompok

besar indikator yaitu :

a. Capaian Kinerja Indikator Rekomendasi Hasil pengawasan yang diwakili 10

indikator kinerja dengan total indikator sebanyak 15 indikator keberhasilan

dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 87,02% termasuk kategori “Sangat

Berhasil”.

b. Capaian Kinerja Indikator Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP

Pemerintah Daerah sebesar 100% termasuk kategori “Sangat Berhasil”.

c. Capaian Kinerja Indikator Persentase APIP yang berada Level 2 IACM sebesar

50,00% termasuk kategori “Tidak Berhasil”.

Belum optimalnya kinerja indikator sasaran program tersebut disebabkan

kondisi sebagai berikut :

a. Masih rendahnya level IA-CM pada APIP di Wilayah Provinsi Kalimantan

Barat.

b. Tidak dapat dilaksanakan 3 (tiga) penugasan pengawasan yang

menghasilkan 3 (tiga) rekomendasi yaitu Rekomendasi Perbaikan

Pencegahan Korupsi Kementerian dan Lembaga sebanyak 1 (satu)

rekomendasi dan Rekomendasi Perbaikan Kelancaran Pembangunan

sebanyak 2 (dua) rekomendasi.

c. Rekomendasi strategis belum seluruhnya ditindak lanjuti pada tahun 2015.

2) Capaian sasaran Program “Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis

lainnya” dengan rata-rata sebesar 97,77% dengan kategori “Sangat Berhasil”.

Keberhasilan ini didukung oleh 5 (lima) indikator yaitu :

a. Capaian kinerja indikator persentase jumlah rencana penugasan pengawasan

yang terealisasi sebesar 97,67% termasuk kategori “Sangat Berhasil”.

b. Capaian kinerja indikator persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan

sebesar 99,84% termasuk kategori “Sangat Berhasil”.

c. Capaian kinerja indikator persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap

layanan kepegawaian sebesar 96,13% termasuk kategori “Sangat

Berhasil”.

Page 8: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | vii

d. Capaian kinerja indikator persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas

pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur sebesar 99,87%

termasuk kategori “Sangat Berhasil”.

e. Capaian kinerja indikator persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap

layanan umum perkantoran sebesar 95,33% termasuk kategori “Sangat

Berhasil”.

B. Upaya dalam Rangka Peningkatan Kinerja

Capaian kinerja sasaran program tersebut di atas belum merupakan capaian

optimal dan memerlukan perbaikan kinerja di masa yang akan datang dengan

meningkatkan upaya-upaya kegiatan assurance dan consultancy. Selain itu perlu

juga diambil langkah-langkah perbaikan penugasan pengawasan yang disesuaikan

dengan mandat terbaru sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014

tentang BPKP sehingga dapat menjawab tantangan yang dibebankan kepada

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dengan melaksanakan upaya-upaya

konkrit sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas Perencanaan Pengawasan dengan Pendekatan “BPKP

Sentris”, penetapan skala prioritas/strategi fokus, terukur dan jelas tahapannya,

komprehensif, berkesinambungan sehingga terwujud keselarasan tujuan

organisasi (Goals Congcruence).

2. Peningkatan opini BPK atas laporan Keuangan Pemerintah Daerah, opini

BUMN/D serta opini wajar atas laporan dukungan PHLN dengan melakukan

upaya-upaya sebagai berikut:

a. Penguatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Pemerintah

Daerah di Provinsi Kalimantan Barat.

b. Pendampingan penyusunan laporan keuangan dan pendampingan reviu

laporan keuangan Pemda bersama Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota.

c. Pendampingan pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D).

d. Peningkatan kapasitas SDM pada Pemerintah Daerah.

e. Pembenahan sistem dan tata kelola, sistem akuntansi, manajemen aset,

asistensi penyusunan laporan keuangan maupun Good Corporate

Governance (GCG).

f. Kegiatan audit, evaluasi, dan reviu diarahkan kepada kesesuaian

penyelenggaraan risk management, control, dan governance process dengan

kualitas yang digariskan dengan kebijakan manajemen, standar, atau norma

yang diberlakukan untuk praktik yang sehat.

3. Pengawasan pelaksanaan Program Prioritas NAWACITA lebih diarahkan kepada

pencapaian target kinerja NAWACITA khususnya di Provinsi Kalimantan Barat,

dan untuk pengembangan kawasan perbatasan akan dilakukan monitoring dan

evaluasi lanjutan untuk memastikan semua program prioritas pemerintah pusat

Page 9: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | viii

dapat berjalan dengan baik sebagai upaya tindak lanjut evaluasi yang

dilaksanakan tahun 2015.

4. Peningkatan tata kepemerintahan yang baik dan bersih (good public

governance) dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

a. Mendorong Pemerintah Daerah untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat dengan mengoptimalkan Capaian Kinerja penyelenggaraan

Pemerintah Daerah.

b. Mendorong seluruh BUMN/D dan BLUD yang ada di wilayah Provinsi

Kalimantan Barat untuk menerapkan kriteria GCG dengan pembinaan pada

BUMN/BUMD serta BLUD melalui kegiatan evaluasi/ pengembangan sistem

pengelolaan dan bimtek/konsultasi/sosialisasi/asistensi/pendampingan

penerapan GCG.

5. Mewujudkan iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan

pengungkapan kasus yang merugikan keuangan Negara di Wilayah Provinsi

Kalimantan Barat, dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

a. Pre-emptif dan Preventif pada implementasi Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP) serta sistem pencegahan KKN (Fraud Control Plan) di

semua SKPD di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.

b. Peningkatan komunikasi dengan instansi penegak hukum terkait dengan

permintaan audit investigasi mapun PKKN.

c. Melakukan sosialisasi tentang produk-produk Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat yang dapat dimanfaatkan stakeholders sesuai dengan

mandat yang ada, diantaranya dengan produk SIMDA, ekskalasi harga, FCP,

GCG, SIA BLUD, SIA PDAM, Billing System PDAM serta aplikasi SIM-HP.

d. Melakukan penilaian maturitas SPIP sebagai wujud pengujian pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pada seluruh Pemerintah

Daerah di Provinsi Kalimantan Barat.

6. Peningkatan kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional

dan kompeten melalui kegiatan sosialisasi JFA dan tata kelola APIP, sehingga

seluruh Inspektorat Provinsi/ Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Provinsi

Kalimantan Barat dapat ditingkatkan level Internal Audit Capability

Model(IACM).

7. Survey kebutuhan stakeholders agar dapat disinkronkan dengan PKP2T.

8. Pembentukan klinik BLUD dan PDAM di Kantor Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat.

9. Peningkatan kompetensi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

melalui PPM, workshop dan diklat.

10. Peningkatan efektivitas internal quality assurance melalui FGD hasil

pengawasan.

Page 10: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi

Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) mengamanahkan BPKP untuk melakukan

(a) pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dalam kegiatan yang

bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan

penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara dan kegiatan

berdasarkan penugasan oleh presiden, serta (b) pembinaan penyelenggaraan

SPIP. Sesuai dengan kondisi umum penyelenggaraan pemerintahan, sejauh ini,

pelaksanaan tugas BPKP terfokus pada akuntabilitas pelaporan keuangan baik

dari sudut pengawasan intern maupun dalam pembinaan SPIP untuk

peningkatan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.

Selain itu, mandat baru yang diemban BPKP berdasarkan Peraturan Presiden

Nomor 192 Tahun 2014, BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan

pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP

menyelenggarakan dua fungsi utama yaitu fungsi pengarahan dan

pengoordinasian pengawasan intern dan fungsi pengawasan intern. Fungsi

pertama meliputi (a) fungsi perumusan kebijakan nasional pengawasan intern

terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional

meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum

negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum

Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan (b) fungsi

pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap

akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-

sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya.

Fungsi kedua berupa pengawasan intern yang terdiri dari: (a) pelaksanaan audit,

reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap

perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan

negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan negara/daerah serta

pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian

keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi termasuk

badan usaha dan badan lainnya yang di dalamnya terdapat kepentingan

keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah

Daerah, serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/daerah; (b)

pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset

negara/daerah; (c) pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko,

Page 11: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 2

pengendalian intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan

lainnya dan program/kebijakan pemerintah yang strategis; (d) pengawasan

terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan yang dapat

menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian harga, audit

klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi

merugikan keuangan negara/daerah, audit perhitungan kerugian keuangan

negara/daerah, pemberian keterangan ahli dan upaya pencegahan korupsi; (e)

pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat;

dan (f) pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan

sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah

daerah, dan badan lainnya.

Semnetara itu, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat sebagai bagian

integral dari BPKP tertuang dalam Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-

06.00.00.286/K/2001 tanggal 20 Februari 2001 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagaimana

telah diubah dengan Perubahan Ketujuh Keputusan Kepala BPKP Nomor 11

Tahun 2013 tanggal 18 Februari 2013 mempunyai tugas pokok:

“Melaksanakan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan serta

Penyelenggaraan Akuntabilitas di Daerah Sesuai dengan Peraturan

Perundang-undangan yang Berlaku”.

Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, fungsi Perwakilan BPKP adalah:

1. Penyiapan rencana dan program kerja pengawasan.

2. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara

dan pengurusan barang milik/kekayaan negara.

3. Pengawasan terhadap pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

dan pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan

daerah.

4. Pengawasan terhadap penyelenggaraan tugas pemerintah yang bersifat

strategis dan/atau lintas Departemen/Lembaga/Wilayah.

5. Pemberian asistensi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Pusat dan Daerah.

6. Evaluasi atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pusat dan

Daerah.

7. Pemeriksaan terhadap badan usaha milik negara, pertamina, cabang usaha

pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak kerja sama, badan-badan lain

yang didalamnya terdapat kepentingan Pemerintah, pinjaman/bantuan luar

negeri yang diterima pemerintah pusat, dan badan usaha milik daerah atas

permintaan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

8. Evaluasi terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance dan laporan

akuntabilitas kinerja pada badan usaha milik negara, pertamina, cabang usaha

pertamina, kontrak bagi hasil, kontrak kerja sama, badan-badan lain yang di

Page 12: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 3

dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah,

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9. Investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan negara, badan

usaha milik negara, dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat

kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan kelancaran

pembangunan, dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi penyidik

dan instansi pemerintah lainnya.

10. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta

pengendalian mutu pengawasan.

11. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.

Sebagai bagian yang integral dari BPKP, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat sepenuhnya mendukung BPKP dalam menjalankan tugas pemerintahan di

bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Fungsi pengawasan BPKP tersebut, jika dikaitkan dengan fungsi Perwakilan BPKP

pada pasal 3 keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001, PP

60/2008, dan peran auditor internal, maka peran Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat adalah sebagai berikut:

1. Quality assurer bagi pengawalan RPJMD dalam konteks RPJMN.

2. Mitra kerja eksekutif dalam memperbaiki efektivitas manajemen risiko dan tata

kelola (governance) melalui pembangunan sistem pengendalian intern yang

efektif.

3. Promotor bagi pewujudan sinergi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dan

peningkatan kapasitas APIP.

Penyelenggaraan peran di atas, menekankan efektivitas dan efisiensi sebagai dasar

pencapaian tujuan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat. Untuk itu, disusun

strategi dalam model Balanced Scorecard (BSC) yang memuat rumusan dan

jaringan kinerja yang hendak dicapai. Model tersebut dilandasi oleh pemahaman

dan pengembangan tentang peningkatan modal SDM (kompetensi), perbaikan

modal organisasi (iklim kerja dan manajerial) dan peningkatan modal informasi.

Melalui proses internal akan terwujud kegiatan pengawasan yang berbasis risiko,

terbangunnya pola kemitraan yang efektif dengan stakeholders, serta terpenuhinya

kepatuhan terhadap kebijakan dan aturan.

Stakeholders Perwakilan BPKP terdiri dari stakeholders internal, serta eksternal

yaitu Pemerintah Daerah (Gubernur dan Bupati/Walikota), masyarakat

(beneficiaries), pelaksana kebijakan (Pemda, Instansi Vertikal, BUMN/D,

Universitas Negeri), komunitas profesi, BPK-RI Perwakilan, DPRD, dan para mitra

kerja (Inspektorat, Polri, Kejaksaan, dan KPK).

Pada perspektif stakeholders, kegiatan pengawasan yang dilaksanakan oleh

Perwakilan BPKP harus menghasilkan laporan/dokumen yang bermanfaat dan

Page 13: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 4

tepat waktu bagi stakeholders dan mendorong terwujudnya tata kelola

kepemerintahan yang baik.

B. Aspek Strategis Organisasi

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi pengawalan pencapaian target rencana

jangka menengah pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah

menyusun Rencana Strategis (Renstra) 2015–2019 yang memuat visi, misi,

tujuan, program, dan kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2015 – tahun2019

berikut target output dan outcome yang akan dicapai.

Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat periode 2015–2019 telah

diselaraskan dengan restrukturisasi program yang dilakukan oleh Bappenas dan

adanya mandat baru BPKP seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP)

Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

dan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP.

Mandat baru yang diemban BPKP adalah sebagai auditor Presiden yang memiliki

tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara

dan sebagai pembina SPIP untuk seluruh instansi pemerintah. Peran pembina

SPIP terkait erat dengan peran pengawasan intern, karena dengan penguatan

SPIP maka pengendalian pelaksanaan kegiatan pemerintahan menjadi semakin

terjaga dari penyimpangan dan penyalahgunaan.

Mandat baru tersebut ditindaklanjuti dengan reposisi dan revitalisasi BPKP

melalui paradigma baru sebagai Auditor Presiden dengan menunjukkan kinerja

BPKP yang nyata dalam membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan-

permasalahan yang dihadapi. Strategi penguatan (reposisi) BPKP ke depan

adalah:

Product Differences

Kekuatan BPKP tergantung pada kualitas produk yang dihasilkan. Kualitas

produk BPKP harus bersifat strategis, makro, nasional (lintas sektoral) yang

merupakan jiwa pasal 49 PP Nomor 60 Tahun 2008. Tugas BPKP bersifat

spesifik yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara

oleh para pengguna anggaran agar tercapai tujuan akuntabilitas Presiden

yang menjalankan amanah rakyat.

Market Differences

Agar produk BPKP menjadi bernilai, maka harus dikenali market BPKP. BPKP

memiliki pasar pengawasan yang jelas, yaitu Presiden sebagai stakeholders

utama dan stakeholders birokrasi yang lain yang terdiri dari legislatif,

yudikatif, organisasi pendidikan dan organisasi profesi. Banyak pihak yang

sudah terbantu oleh kinerja BPKP dan membutuhkan BPKP.

Methodology Differences

Page 14: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 5

Dengan new BPKP perlu terus dikembangkan metodologi pengawasan yang

spesifik dan membawa manfaat misalnya program evaluations, policy

analysis, forensic audit, performance audit, dan internal control review.

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

BPKPmelaksanakan kegiatan-kegiatan pengawasan sebagai berikut:

Pre-emptif

Kegiatan pre-emptif bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang

diperlukan untuk pengembangan good governance, pelayanan publik, dan

pemberantasan KKN. Sasaran kegiatan ini adalah berkurangnya penyakit

birokrasi yang bersifat laten.

Preventif

Kelompok kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultansi manajemen

untuk memecahkan permasalahan kesisteman yang mempengaruhi

penciptaan peringatan dini (early warning system) atas proses governance,

manajemen risiko, dan pencegahan KKN, berdasarkan pola kemitraan

dengan unsur-unsur manajemen pemerintah. Sasarannya adalah

meminimalisasi peluang terjadinya moral hazard di birokrasi.

Represif

Kelompok kegiatan represif berupa audit investigatif untuk menjustifikasi

perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak

diketemukannya indikasi melawan hukum/tindak pidana korupsi.

Sasarannya adalah terungkap dan terselesaikannya kasus penyimpangan dan

perbuatan melawan hukum.

Tiga strategi tersebut kemudian diefektifkan pada dua peran yaitu assurance dan

consultancy. Peran assurance selanjutnya dispesifikkan lagi menjadi quality

assurance.

Peran assurance dilakukan melalui kegiatan audit, evaluasi, dan reviu. Peran ini

meminta para auditor intern untuk memberikan pendapatnya tentang

kesesuaian penyelenggaraan risk management, control, dan governance process

dengan kualitas yang digariskan dengan kebijakan manajemen, standar, atau

norma yang diberlakukan untuk praktik dimaksud.

Consulting dilakukan dengan sosialisasi, asistensi/bimbingan teknis,

pengembangan sistem. Pada peran consulting BPKP mempunyai keunggulan

untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan. Hal ini tercermin dari

kepercayaan instansi-instansi pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah

dan BUMN/D menggunakan produk dan jasa BPKP dalam rangka membenahi

sistem dan tata kelolanya, antara lain sistem akuntansi, asistensi penyusunan

laporan keuangan maupun Good Corporate Governance (GCG).

Page 15: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 6

Peran BPKP tersebut kemudian dipertegas dengan terbitnya dua Instruksi

Presiden (Inpres), yaitu Inpres Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan

Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Fungsi Pengawasan Intern

dalam rangka mewujudkan Kesejahteraan Rakyat dan Inpres Nomor 7 Tahun

2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2015. Kedua

inpres tersebut sangat strategis dalam mengukuhkan peran dan partisipasi BPKP

untuk meningkatkan kualitas, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

pembangunan nasional dan pelaksanaan APBN/APBD guna mempercepat

peningkatan kesejahteraan rakyat melalui penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah (SPIP) sekaligus pencegahan dan pemberantasan KKN.

D. Struktur Organisasi

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari Kepala Perwakilan, 1

Kepala Bagian, 4 (empat) Kepala Bidang, dan Kelompok Jabatan Fungsional.

Tugas masing-masing bagian/bidang adalah sebagai berikut :

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan

program pengawasan, urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, urusan dalam,

perlengkapan, rumah tangga, pengelolaan perpustakaan, dan pelaporan hasil

pengawasan.

Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana, program, pelaksanaan pengawasan instansi

pemerintah pusat, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah

pusat serta pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas instansi pemerintah

pusat dan evaluasi hasil pengawasan.

Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana, program, dan pengawasan instansi pemerintah daerah atas

permintaan daerah serta pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan

akuntabilitas, dan evaluasi hasil pengawasan.

Bidang Akuntan Negara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana,

program, dan pelaksanaan pemeriksaan serta evaluasi pelaksanaan Good

Corporate Governance dan laporan akuntabilitas kinerja badan usaha milik

negara, pertamina, cabang usaha pertamina, kontraktor bagi hasil, dan kontrak

kerja sama, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan

pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan daerah serta evaluasi

hasil pengawasan.

Bidang Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana,

program, dan pelaksanaan pemeriksaan terhadap indikasi penyimpangan yang

merugikan negara, badan usaha milik negara, dan badan-badan lain yang di

dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pemeriksaan terhadap hambatan

kelancaran pembangunan dan pemberian bantuan pemeriksaan pada instansi

penyidik dan instansi pemerintah lainnya.

Page 16: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 7

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai

dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Gambar 1 Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

E. Sistematika Penyajian

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015

melaporkan pencapaian kinerja selama tahun 2015. Capaian kinerja 2015

diukur dan dinilai berdasarkan Penetapan Kinerja (Tapkin) 2015 sebagai tolok

ukur keberhasilan tahunan organisasi. Tapkin merupakan penjabaran Renstra

BPKP 2015–2019. Berikut sistematika Laporan Kinerja Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015.

Gambar 2 Sistematika Penyajian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Thun 2015

AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III

PENUTUP

BAB IV

PENDAHULUAN BAB I

RENCANA STRATEGIS 2015-2019

PERJANJIAN KINERJA 2015

BAB II

Page 17: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 8

BAB II PERENCANAAN DAN

PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Strategis 2015 -2019

1. Pernyataan Visi

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat merupakan unit kerja eselon II BPKP

dimana dalam menyusun rencana strategis selalu mengacu kepada Rencana

Strategis BPKP 2015-2019. Penyusunan rencana strategis dilaksanakan secara

sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan

kendala yang ada atau yang mungkin timbul.

Perubahan paradigma, dari paradigma lama yaitu BPKP yang hanya sekedar

watchdog menuju ke paradigma baru, yaitu menjadi Auditor Presiden yang

mampu memberikan pengawalan terhadap target-target pembangunan nasional

yang tertuang dalam RPJMN/D dan RKP/RKPD, tidak terlepas dari pengaruh

pelaksanaan otonomi daerah yang diikuti dengan pemberian kewenangan

pengawasan kepada daerah yang bersangkutan.

Selain itu, terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP) dan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP

memberikan mandat baru kepada BPKP menjadi Pembina SPIP bagi seluruh

Instansi Pemerintah baik Pusat maupun Daerah. Tanggung jawab sebagai Pembina

SPIP merupakan tantangan yang harus dijawab oleh Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat. Untuk mencapai hal tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat menetapkan Visi:

“Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di

Wilayah Provinsi Kalimantan Barat”

Pernyataan visi ini sekaligus mengartikan bahwa visi BPKP ini telah konsisten

dengan visi Presiden yang telah berwujud menjadi visi pembangunan nasional.

Sebagai gambaran yang diimpikan tahun 2019 atau setelahnya, visi Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat diharapkan menjadi acuan bagi setiap pegawai

BPKP di semua tingkatan untuk melaksanakan tugasnya. Terdapat beberapa kata

kunci yang perlu diberi makna secara khusus agar dapat membangun persepsi

yang sama di antara insan pegawai di lingkungan BPKP.

a. Auditor Internal Pemerintah RI

Terdapat dua kata kunci dalam frase auditor internal pemerintah RI yaitu

audit intern dan auditor pemerintah RI.

Page 18: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 9

1) Audit Intern

Terdapat dua sifat aktifitas peran BPKP dalam melaksanakan pengawasan

intern yaitu sebagai pemberi jasa assurance dan pemberi jasa consultancy.

Melihat pendekatannya, pengawasan intern dimaksud menuntut jasa

assurance dan consultancy yang diperoleh dengan pendekatan yang

sistematis dan metodologis untuk mengevaluasi dan meningkatkan

efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian dan proses governance. Lebih

spesifik lagi, untuk program atau kebijakan pembangunan nasional,

pengawasan intern BPKP menuntut penerapan pendekatan evaluasi (riset

sosial) untuk menghasilkan rekomendasi perbaikan atas ketiga hal tersebut.

2) Auditor Pemerintah RI

Auditor pemerintah RI mengacu kepada posisi BPKP sebagai aparat

pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada

Presiden sebagai pemegang kekuasaan Pemerintah RI dalam bingkai

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagai Auditor Pemerintah RI, BPKP

merupakan mata dan telinga Presiden yang difungsikan untuk melihat dan

mendengar secara langsung fakta lapangan dan memberikan respon berupa

informasi assurance melalui suatu sistem pengawasan, dalam hal ini sistem

informasi akuntabilitas.

Dalam posisi sebagai Auditor Presiden, BPKP mengemban amanah dan

tanggung jawab yang besar karena dituntut mampu mendeteksi berbagai

potensi ataupun simtom-simtom kelemahan maupun penyimpangan di

bidang keuangan negara. Dalam konteks tersebut, BPKP harus konsekuen

untuk meyakini bahwa alasan keberadaannya terutama bukan hanya untuk

melaksanakan fungsi atestasi terhadap asersi manajemen, tetapi juga

menekankan upaya perbaikan manajemen risiko, sistem pengendalian dan

proses governance.

Visi BPKP sebagai Auditor Internal Pemerintah RI merupakan visi yang

strategis dalam rangka meningkatkan prinsip independensi, baik in fact

maupun in appearance terhadap semua instansi di bawah Presiden yaitu

kementerian, lembaga dan pemerintah daerah dan korporasi. Dengan

demikian, informasi yang dihasilkan dari proses/kegiatan pengawasan oleh

BPKP diharapkan bersifat obyektif, tidak bias dan tidak diintervensi oleh

pihak-pihak lain yang menciderai penegakan prinsip independensi.

b. Auditor Berkelas Dunia

Terdapat tiga aspek yang menunjukkan kualitas BPKP sebagai auditor internal

berkelas dunia yaitu aspek SDM, aspek organisasi dan aspek produk.

1) Profesionalisme Sumber Daya Manusia

Sumber daya Manusia (SDM) BPKP wajib menerapkan due professional care

dalam setiap pelaksanaan penugasan pengawasan dan wajib memenuhi

persyaratan minimal. Kedua persyaratan tersebut biasanya ditetapkan

Page 19: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 10

dalam standar pengawasan yang berlaku bagi BPKP sebagai organisasi

profesi.

SDM BPKP yang memiliki kompetensi bidang pengawasan, diarahkan

menjadi personel yang lebih memiliki kompetensi sesuai tujuan dan

sasaran strategis BPKP. Kompetensi yang memungkinkan kemahiran

profesional dalam pelaksanaan pengawasan intern, berdasarkan standard

operating procedure (SOP) yang berlaku dan memperhatikan standar audit

dari AAIPI atau IIA, dengan quality assurance berjenjang untuk memastikan

kualitas proses pelaksanaan pengawasan. Pemilihan obyek pengawasan

dilakukan sejak perencanaan stratejik sampai dengan perencanaan tahunan

dengan memperhatikan risiko (risk based planning). Demikian juga,

pelaksanaan pengawasannya tetap memperhatikan risiko pengawasan (risk

based audit) untuk melindungi timbulnya gugatan pihak ketiga.

2) Kewenangan dan Kapabilitas Organisasi

Kewenangan BPKP dalam pengawasan program lintas di kementerian,

lembaga dan pemerintah daerah diwujudkan dalam pemberian kualitas

yang independen dan obyektif atas pengendalian intern yang diterapkan

dalam sertifikasi profesi pengawasan. Setiap auditor BPKP memiliki

keahlian dan kapasitas yang memadai dalam melakukan koordinasi dan

kerjasama tim, paham atas budaya organisasi serta sistem dan proses yang

berlaku di BPKP. Di samping itu, BPKP selalu mengusahakan peningkatan

kompetensi dalam berbagai bidang terkait sehingga meningkatkan

kemampuan dalam mengidentifikasi masalah dan solusinya serta

memahami perubahan peraturan terkait dan standar baru di bidang

pengawasan.

Pengelolaan sumber daya manusia BPKP telah direncanakan untuk

memenuhi kebutuhan pengawasan dalam mencapai pengelolaan risiko,

proses governance yang efektif dan efisien serta tercapainya tujuan dan

sasaran. Laporan yang disampaikan kepada Menteri, Kepala Lembaga atau

Kepala Daerah yang bertanggung jawab langsung terhadap keberhasilan

program, diarahkan agar dapat memenuhi harapan Presiden sebagai Kepala

Pemerintahan RI terkait dengan kebijakan stratejik yang perlu diperbaiki

dari pelaksanaan program pembangunan nasional. Pelaksanaan peran

pengawasan intern tersebut telah dinyatakan dalam audit charter yang

telah mendefinisikan kewenangan, ruang lingkup dan tanggung jawab

BPKP. Pelaksanaan peran tersebut telah disetujui Presiden sebagaimana

tertuang dalam berbagai peraturan yang mendukung peran BPKP serta

menjadi landasan dan pedoman pelaksanaan peran pengawasan intern.

Untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pengawasan selalu

dilakukan reviu dan melakukan pembelajaran dari proses pengawasan yang

berlangsung di negara-negara lain (best practices benchmarking) melalui

studi literatur maupun studi ke organisasi internal audit negara yang

Page 20: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 11

bersangkutan. Dengan perbaikan yang terus-menerus tersebut, diharapkan

BPKP dapat menjadi pembina yang lebih kompeten bagi aparat pengawasan

pemerintah lainnya.

Kapabilitas pengelolaan organisasi dan profesional pengawasan BPKP

diarahkan pada kerangka penilaian Internal Audit Capability Model (IA-

CM)dengan target minimal kapabilitas pada level 3 pada tahun 2019,

dengan karakteristik sebagai berikut:

1) Peran dan jasa pengawasan BPKP saat ini berupa jasa assurance &

consulting diarahkan menuju kepada peran sebagai penggerak

perubahan (Service and Role of Internal Audit Element).

2) Pengelolaan SDM BPKP diarahkan untuk membangun pegawai yang

profesional, meningkatkan koordinasi serta meningkatkan kompetensi

dan kerjasama tim (People Management Element).

3) Pengawasan intern BPKP dalam rencana strategi pengawasan berfokus

pada kebutuhan shareholder dan stakeholder dengan memperhatikan

fokus prioritas dan risiko. Memperbaiki metodologi pengawasan

berdasarkan perbaikan proses internal maupun praktek-praktek

terbaik pengawasan (Professional Practices Element).

4) Mengembangkan manajemen kinerja pengawasan baik organisasi

maupun individu, melalui SIM HP dan SIM Monev Pengawasan untuk

kepentingan manajemen hasil pengawasan maupun untuk manajemen

sumber daya pengawasan (Performance Management and

Accountability Element).

5) Sinergitas dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya dalam

melakukan pengawasan lintas sektor dan menjadi mitra pemerintah

dalam tindak lanjut perbaikan manajemen hasil pemeriksaan BPK RI.

Sementara itu, hasil pengawasan BPKP berupa rekomendasi kepada

Presiden, pimpinan KLPK (kementerian/lembaga/pemprov/pemkab/

pemkot) dalam rangka mewujudkan hubungan yang harmonis dan

efektif dengan mitra kerja (Organizational Relationship and Culture

Element).

6) Dalam kedudukannya sebagai auditor Presiden, BPKP aktif untuk

melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan pengendalian

intern dalam memitigasi risiko, meningkatkan kepatuhan dan

mendorong tercapainya tujuan organisasi (Governance Structure

Element).

Pengembangan kapabilitas dan kapasitas pengawasan intern BPKP

senantiasa dilakukan dengan penerapan sistem pengendalian intern

pemerintah, untuk memberi keyakinan bahwa tujuan BPKP dapat tercapai.

Penerapan sistem pengendalian intern diarahkan pada penyelenggaraan

yang efektif dengan kerangka penilaian kematangan implementasi SPIP.

Maturitas penyelenggaraan SPIP ditargetkan berada padal level 3, dengan

Page 21: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 12

karakteristik bahwa BPKP telah menetapkan kebijakan dan prosedur

pengendalian untuk semua kegiatan pokok BPKP, sebagai media

pengendalian (control design). Kebijakan dan prosedur atas kegiatan

pengelolaan keuangan dan atas beberapa kegiatan operasional telah mulai

dilaksanakan dan didokumentasikan secara konsisten.

3) Leverage Rekomendasi Hasil Pengawasan

Dari sudut perannya, hasil pengawasan internal BPKP dapat berupa

informasi assurance dan/atau consultancy. Informasi assurance

memberikan jaminan kepada Presiden dan pembantunya bahwa tata kelola

pemerintahan atas seluruh program-program prioritas pembangunan telah

dijalankan sesuai dengan standar, aturan, kebijakan atau instrumen

operasional manajemen risiko dan governance lainnya. Informasi

consultancy berwujud rekomendasi tentang perbaikan manajemen risiko,

aktivitas pengendalian dan proses governance dalam penyelenggaraan

pemerintahan dan program pembangunan. Kualitas informasi assurance

dan rekomendasi strategis tersebut harus sedemikian rupa sehingga

mempunyai daya ungkit (leverage) yang cukup signifikan dalam

meningkatkan kinerja pemerintahan dan program pembangunan.

c. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional

Terdapat dua ruang lingkup utama terkait dengan akuntabilitas pengelolaan

keuangan dan pembangunan. Pertama, terkait dengan fungsi manajemen

lingkup pengawasan intern yang meliputi perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, pelaporan dan pertanggungjawaban. Kedua, terkait dengan

lingkup APBN, pengawasan intern akan meliputi fungsi penerimaan, program

prioritas nasional dan kebijakan fiskal. Pengawasan BPKP dilakukan untuk

merespon permasalahan yang mengemuka pada pembangunan nasional yang

menjadi perhatian Presiden atau masyarakat luas. Uraian lebih rinci dapat

dilihat di tujuan dan sasaran strategis.

Peran penting BPKP sebagai auditor internal pemerintah RI yang selalu hadir

dalam membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif dan

terpercaya tersebut dapat diuraikan secara rinci sebagai berikut:

1) Auditor Internal Pemerintah RI yang Selalu Hadir

Selalu hadir mempunyai makna suatu tindakan proaktif yang sudah sampai

pada tataran sebuah kebiasaan untuk berada pada suatu tempat, setiap saat

dibutuhkan oleh pemerintah dan masyarakat. Dalam pemahaman ini, selalu

hadir diartikan sebagai keberadaan BPKP sebagai auditor internal

pemerintah selalu ada atau hadir untuk memberikan jawaban kepada

masyarakat dan pemerintah di bidang pengawasan pembangunan dan

pembangunan pengawasan.

Kehadiran fungsi pengawasan dalam pelaksanaan pembangunan tersebut;

baik program lintas sektoral maupun program yang masuk dalam kategori

current issue mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan sampai pada

Page 22: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 13

pelaporan akuntabilitasnya diharapkan menghasilkan informasi hasil

pengawasan yang sifatnya strategis sebagai masukan penting bagi Presiden

dan Wakil Presiden, beserta kabinetnya. Kehadiran fungsi pengawasan

internal yang dilakukan oleh BPKP pada akhirnya diharapkan dapat

memberikan nilai tambah atau added value yang mempunyai makna

mendorong pencapaian Sasaran Pokok Pembangunan.

2) Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih

Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih didefinisikan sebagai

membangun suatu kondisi pemerintahan yang para penyelenggaranya

menjaga diri dari perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dengan

tools pengawasan berupa sosialiasi, bimbingan teknis, diklat, audit, evaluasi,

verifikasi dan pemantauan. Terkait dengan Agenda Pembangunan Nasional,

fungsi pengawasan internal BPKP dilakukan melalui tindakan represif

untuk preventif, membantu Aparat Penegak Hukum dalam memberantas

Tindak Pidana Korupsi (TPK).

Untuk membangun sebuah tata kelola pemerintahan yang bersih, BPKP

dapat memfasilitasi dan mendorong kementerian/lembaga/pemprov/

pemkab/pemkot dengan cara membangun SPIP serta mendorong

peningkatan level maturitas SPIP pada setiap kementerian/lembaga/

pemda. Hal penting lainnya yang harus dilakukan adalah SPIP juga harus

diterapkan pada Program Lintas. Di samping itu, tindakan lain yang dapat

dilakukan adalah mendorong dan memfasilitasi APIP untuk meningkatkan

kapabilitas pengawasan intern masing-masing APIP. Jika beberapa upaya

penting di atas dapat terlaksana dengan baik maka tata kelola

pemerintahan di Indonesia akan semakin baik.

3) Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Efektif

Membangun tata kelola pemerintahan yang efektif didefinisikan sebagai

upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mewujudkan hasil

pelaksanaan pembangunan sesuai dengan tujuan dan sasaran

pembangunan serta mampu memenuhi kebutuhan masyarakat luas.

Terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam bentuk penyediaan

barang/jasa dalam jumlah yang memadai dan berkualitas merupakan salah

satu indikator pemerintahan yang efektif.

Kehadiran fungsi pengawasan internal yang dilakukan oleh BPKP

hendaknya dapat memastikan bahwa program dan kegiatan pembangunan

nasional dapat menghasilkan output yang tepat secara jumlah dan kualitas

yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam kondisi demikian, pengawasan

internal sejak tahap perencanaan menjadi sangat penting dilakukan oleh

BPKP. Upaya ini dilakukan untuk menghindari terjadinya missing link

antara kebutuhan masyarakat dengan barang/jasa yang tersedia. Di

samping itu, pengawasan internal oleh BPKP dilakukan untuk memastikan

efektivitas pelaksanaan program tersebut.

Page 23: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 14

d. Membangun Tata Kelola Pemerintahan yang Terpercaya

Membangun tata kelola pemerintahan yang terpercaya didefinisikan sebagai

upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka memulihkan

kepercayaan publik pada instansi pemerintah. Praktek birokrasi selama ini

dirasakan oleh sebagian masyarakat sebagai profil yang lambat dalam

memberikan pelayanan, berbelit dan berbudaya koruptif. Pemerintah pun

berupaya keras melakukan perbaikan agar kesan negatif tersebut tidak terus-

menerus menguat yang pada akhirnya menurunkan kepercayaan masyarakat

terhadap pemerintah.

Kehadiran fungsi pengawasan internal yang dilakukan oleh BPKP diharapkan

dapat mengurangi perilaku koruptif para penyelenggara pemerintahan dan

mendorong aparatur pemerintah untuk memberikan pelayanan prima kepada

masyarakat.

2. Pernyataan Misi

Dalam rangka mencapai visi, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

menetapkan 3 (tiga) misi, yaitu:

a. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas

Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung

Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif di

Wilayah Provinsi Kalimantan Barat

Misi ini mengandung dua hal yaitu tugas dan fungsi BPKP serta manfaat BPKP.

Tugas dimaksud adalah “Pengawasan intern terhadap akuntabilitas

pengelolaan keuangan dan pembangunan” dan manfaatnya yaitu “mendukung

tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan efektif, yang

tercermin dari :

1) Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan

Pembangunan

a) Akuntabilitas

Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan

Pembangunan dalam misi ini akan bermuara pada pemberian informasi

assurance dan rekomendasi atas penyelenggaraan akuntabilitas

pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Prinsip

dari akuntabilitas adalah kesiapan pemerintah untuk merespon

pertanyaan (scrutiny) masyarakat dan stakeholder lainnya tentang

pelaksanaan mandat dan penggunaan sumber daya yang diamanatkan

kepada penyelenggara pemerintahan.

Untuk kesiapan ini, dan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192

Tahun 2014, serta peraturan perundang-undangan lainnya tentang fungsi

pengawasan, BPKP menjadi mitra kerja KLPK melalui jasa assurance, jasa

consultancy. Jasa assurance mencakup pemberian informasi kepada

Presiden tentang capaian pelaksanaan tugas dari para mitra kerja BPKP

Page 24: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 15

tersebut. Sedangkan jasa consultancy berwujud rekomendasi yang

mempunyai daya ungkit dalam peningkatan kinerja KLPK sebagai mitra

kerja BPKP. Perwujudan peran pengawasan intern tersebut sekurang-

kurangnya harus memberikan keyakinan yang memadai melalui informasi

assurance atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian

tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dan sasaran

pembangunan nasional.

Jasa assurance dan consultancy dihasilkan melalui pelaksanaan kegiatan

assurance dan konsultansi. Kegiatan dimaksud dapat mengacu kepada PP

60 Tahun 2008, Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 dan Instruksi

Presiden Nomor 9 tahun 2014. PP 60/2008 memberi batasan pengawasan

intern sebagai seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan,

dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi

organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa

kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah

ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam

mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

b) Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan

Sebagai auditor internal yang bertanggung jawab kepada Presiden, BPKP

melaksanakan fungsi pengawasan intern terhadap akuntabilitas

pengelolaan keuangan dan pembangunan. Dalam periode sebelumnya

fokus pengawasannya banyak diarahkan pada aspek pengelolaan

keuangan antara lain meliputi : pelaporan keuangan, kebijakan fiskal,

kebijakan alokasi atau transfer daerah, maka pada periode 2015 2019,

sesuai misi ini, sasaran program pengawasan intern BPKP termasuk

mengawal dan mendorong bagaimana program pembangunan nasional

dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien.

c) Pengelolaan Keuangan Negara dan Daerah

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan mengikuti

kerangka APBN. Dalam hal pengelolaan keuangan, pengawasan intern

BPKP akan berupaya meningkatkan kualitas akuntabilitas Presiden

sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan tertinggi di bidang keuangan

dan atau Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.

Dalam hal pengawasan intern atas kualitas pelaporan, BPKP mendorong

mitra kerjanya untuk memenuhi persyaratan minimal kualitas laporan

keuangan (LK) yang direpresentasikan oleh opini WTP dari audit BPK atas

LK KLPK. Kegiatan pengawasan intern ini akan diarahkan bagi KLPK yang

LK-nya belum mendapatkan opini WTP dari BPK.

Pengawasan intern atas kualitas kebijakan fiskal diarahkan baik kepada

penerimaan negara dan belanja negara termasuk kebijakan yang

diterapkan untuk mengalokasikan belanja negara dan kebijakan

Page 25: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 16

pembiayaan. Dalam kaitan ini pengawasan intern diarahkan untuk

menghasilkan rekomendasi perbaikan kebijakan Kebendaharaan Umum

Negara baik dari substansi formulasi maupun implementasi kebijakan

pengelolaan keuangan negara/daerah termasuk korporasinya. Kegiatan

pengawasan atas pengelolaan keuangan negara/daerah ini akan

mencakup antara lain kebijakan: (a) Pengawasan terhadap Peningkatan

Penerimaan Negara/ Daerah untuk meningkatkan ruang fiskal, (b)

Kebijakan Alokasi Anggaran (transfer) daerah, (c) Perencanaan dan

Pelaksanaan Pemanfaatan Aset dan Kekayaan Negara/Daerah, (d)

Pengelolaan Hutang, (e) Pengelolaan Subsidi, dan (f) Pengelolaan

Korporasi.

d) Pengelolaan Pembangunan Nasional

Terkait dengan pembangunan nasional, pengawasan intern dilakukan

secara menyeluruh mengikuti tahapan pengelolaan keuangan negara,

namun terfokus pada implementasi strategi pembangunan nasional.

Strategi pembangunan nasional membedakan tiga dimensi pembangunan,

yaitu: (1) dimensi pembangunan manusia yang sifatnya wajib, (2) dimensi

pembangunan sektor unggulan yang sifatnya prioritas; dan (3) dimensi

pemerataan dan kewilayahan.

Dengan kebijakan ini, pengawasan nasional pemerintah diarahkan untuk

melakukan pengawasan keuangan negara, keuangan daerah dan

pembangunan nasional secara komprehensif, sinergis dan integratif. BPKP

bersama APIP terkait mengawal pencapaian sasaran pembangunan lintas

sektor dalam RPJMN, APIP mengawal pencapaian sasaran pembangunan

terkait KLPK-nya masing-masing, sedangkan BPKP meningkatkan

kapabilitas pengawasan intern APIP.

Fokus pengawasan pada sasaran pembangunan nasional harus konsisten

dan sejalan dengan amanah pengawasan yang ditugaskan kepada BPKP

yaitu program atau kegiatan yang bersifat lintas sektor. Dengan

melakukan pengawasan intern terfokus pada pembangunan nasional dan

yang menjadi prioritas dan perhatian pemerintah, BPKP berkontribusi

pada pencapaian tujuan pemerintah dan pembangunan yaitu peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

Tiga Strategi Pembangunan Nasional, Sembilan Agenda Prioritas

(Nawacita) dan Enam Sasaran Pokok Pembangunan merupakan sarana

untuk mewujudkan tujuan pemerintah. Dalam program ini terdapat dua

atau lebih KLPK yang bertanggung jawab mengelola keuangan untuk

pembangunan nasional. Masing-masing dibebankan tanggung jawab untuk

menyukseskan tujuan pembangunan nasional. Tanggung jawab ini

mengikuti struktur dan birokrasi KLPK sesuai dengan kewenangan

masing-masing. Pelaksanaan kewenangan ini sering menghambat

sinergisitas yang pada akhirnya menghambat pencapaian tujuan semula.

Page 26: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 17

Kehadiran peran pengawasan intern yang berkualitas dari BPKP

diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi untuk peningkatan kinerja

program pembangunan pusat, daerah dan korporasi, termasuk

rekomendasi perbaikan untuk mengatasi hambatan kelancaran

pembangunan.

2) Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan

Pembangunan

Pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan dan

pembangunan diselenggarakan untuk mendukung tata kelola pemerintah

yang bersih dan efektif, termasuk tata kelola korporasi. Pengawasan

intern BPKP diarahkan untuk memastikan bahwa governance process

dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan telah berjalan

secara partisipatif, akuntabel, transparan dan efektif. Di samping itu,

terdapat struktur organisasi dan mekanisme yang melibatkan stakeholder

kunci dalam menetapkan dan mengawasi (oversee) tujuan pemerintah dan

pembangunan termasuk korporasi.

Masyarakat juga diberi akses yang cukup terhadap informasi anggaran

dan target pemerintahan dan pembangunan serta laporan

pertanggungjawaban yang memungkinkan mereka mengetahui sejauh

mana tujuan pemerintahan dan pembangunan tercapai. Dengan kerangka

transparansi tersebut, para penyelenggara menyiapkan diri untuk

menjelaskan capaian targetnya dan menjelaskan jika terjadi kegagalan,

alasan kegagalan pengelolaan keuangan dan pembangunan atau

menjelaskan ukuran pencapaian efektivitas pencapaian tujuan dimaksud.

Dengan menjaga partisipasi masyarakat, transparansi dan akuntabilitas

tersebut diharapkan tercipta tata kelola pemerintahan dan korporasi yang

bersih dan efektif.

b. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang

Efektif di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat

Untuk menjamin pelaksanaan seluruh program dan kegiatan adalah dalam

rangka mencapai tujuan suatu organisasi, termasuk organisasi pemerintahan

dan pembangunan, dibutuhkan suatu sistem pengendalian intern yang dapat

memberi keyakinan memadai bahwa kegiatan berjalan efektif dan efisien,

diikuti dengan pelaporan keuangan yang handal, penanganan aset yang aman

dan taat terhadap peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PP 60 Tahun

2008, sistem yang dimaksud adalah SPIP. Sesuai dengan PP tersebut, BPKP

diberikan mandat untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Pada periode 2015 – 2019, pembinaan penyelenggaraan SPIP diarahkan untuk

meningkatkan maturitas SPIP seluruh tingkat tatanan pemerintahan bahkan

hingga tingkat program (prioritas) pembangunan nasional. Penyelenggaraan

SPIP KLPK memang bukan tanggung jawab BPKP, tetapi tanggung jawab

Page 27: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 18

masing-masing KLPK. BPKP sebagai pembina penyelenggaraan SPIP maka

seluruh insan pengawasan di BPKP diarahkan untuk meningkatkan kualitas

pembinaan dari sekedar pelaksanaan tugas penyusunan pedoman dan

pelatihan SPIP, menjadi pengawal implementasi seluruh elemen SPIP di

seluruh kegiatan utama dan tindakan manajemen pemerintah. Hal tersebut

dilakukan dengan membudayakan pengenalan dan pengendalian risiko oleh

semua personel dan pimpinan dalam pelaksanaan kegiatan utamanya yang

dituangkan dalam kebijakan dan prosedur pelaksanaan kegiatan (SOP).

Pengkomunikasian dan evaluasi reguler terhadap konsistensi kebijakan dan

pelaksanaan kegiatan sesuai SOP diharapkan menyadarkan personel dan

pimpinan akan pencapaian tujuan pemerintahan dan pembangunan, yang

pada akhirnya akan meningkatkan kematangan implementasi SPIP secara

keseluruhan.

Dengan demikian, misi pembinaan penyelenggaraan SPIP ini terkait langsung

dengan misi 1 yaitu pengawasan intern terhadap akuntabilitas pengelolaan

keuangan dan pembangunan guna mewujudkan tata kelola pemerintahan dan

korporasi yang bersih dan efektif. Akan tetapi, terdapat perbedaan

karakteristik antara keduanya. Misi 1 menyangkut penggunaan sumber daya

pengawasan untuk penyelenggaraan fungsi pengawasan keuangan dan

pembangunan (pengawasan fungsional), sedangkan misi 2 menyangkut

penggunaan sumber daya pengawasan untuk membangun sistem pengawasan

itu sendiri, dalam hal ini Sistem Pengendalian Intern. Sistem pengendalian

intern, dalam sejarahnya adalah bentuk lanjutan dari pengawasan melekat.

c. Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang

Profesional dan Kompeten di Wialyah Provinsi Kalimantan Barat

Salah satu unsur penting SPIP, yaitu Lingkungan Pengendalian, mewajibkan

setiap pimpinan instansi pemerintah untuk membentuk dan memelihara

lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif

untuk menerapkan budaya pengendalian di lingkungan organisasinya. Upaya

pembentukan budaya kendali ini antara lain diselenggarakan melalui

perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah (APIP) yang efektif.

Untuk mewujudkan peran APIP sebagai aparat pengawasan intern diperlukan

kapabilitas untuk menjalankan tugas dan fungsinya.

Melanjutkan pembinaan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya,

tugas dan fungsi pengembangan kapabilitas pengawasan intern tersebut,

sesuai dengan PP 60 Tahun 2008, difokuskan pada peningkatan kapabilitas

APIP. Kapabilitas APIP diarahkan untuk peningkatan kapasitas organisasi APIP

maupun peningkatan kompetensi auditornya. Peningkatan kapabilitas APIP

diarahkan pada peningkatan enam elemen kapabilitas APIP yaitu (a) peran

APIP dalam organisasi; (b) pola pengembangan auditor APIP; (c) praktek

profesionalisme pengawasan intern; (d) eksistensi manajemen kinerja dan

akuntabilitas; (e) kualitas hubungan Inspektur dengan pimpinan/atasan dan

Page 28: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 19

pimpinan satuan kerja lainnya; dan (f) struktur tata kelola APIP termasuk

kualitas independensi APIP.

3. Tujuan

Dalam menyelenggarakan misinya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

menetapkan tiga tujuan, yaitu kondisi yang ingin dicapai dalam periode 2015-

2019 yaitu:

1) Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan

Nasional yang Bersih dan Efektif;

2) Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah; dan

3) Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan

Kompeten.

4. Sasaran Strategis

Terdapat 3 Sasaran strategis yang dilaksanakan guna mendukung tercapainya

tujuan yang telah ditetapkan yaitu :

1) Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan

Pembangunan Nasional di Wilayah Kalimantan Barat.

2) Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Daerah,

Korporasi dan Program Prioritas Pembangunan Nasional di wilayah Provinsi

Kalimantan Barat.

3) Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian,

Lembaga dan Pemerintah Daerah serta Korporasi di Wilayah Kalimantan

Barat”.

5. Indikator Kinerja Utama

a. Indikator Kinerja Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang

akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima

tahun. Tujuan dan indikator pengukurannya adalah sebagai berikut :

No Uraian Tujuan Indikator Kinerja Tujuan

Uraian Target 2019 1 Peningkatan Kualitas

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat

Minimal 73% Laporan Keuangan pemerintah daerah di Provinsi Kalimantan Barat memperoleh opini WTP

11 dari 15 Pemda

95% Laporan Keuangan PHLN yang diaudit di Provinsi Kalimantan Barat memperoleh opini dukungan wajar

95% dari seluruh Kegiatan PHLN yang diaudit

50% BUMD yang didampingi penyelenggaraan

50% dari seluruh BUMD yang didampingi penyelenggaraan

Page 29: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 20

No Uraian Tujuan Indikator Kinerja Tujuan

Uraian Target 2019 akuntansinya mendapat opini WTP

akuntansinya mendapat opini WTP

80% Pemerintah Daerah di Provinsi kalimantan Barat menerapkan prinsip Kepemerintahan Good Public Governance

12 dari 15 Pemda Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah kategori sangat tinggi

100% BUMN/BUMD di Provinsi Kalimantan Barat memenuhi kriteria Good Corporate Governance (GCG)

Seluruh BUMN/BUMD yang dibina memenuhi kriteria GCG

95% permintaan bantuan dari Instansi Penegak Hukum dalam penanganan kasus korupsi dapat ditindaklanjuti.

95% dari seluruh permintaan APH

Terpenuhi Indikator Proses dan Hasil Provinsi Kalimantan Barat sebagai Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM)

100% terpenuhi indikator proses WBK dan WBBM

2 Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat

Level Maturitas SPIP Pemda

3 dari skala 5

Efektivitas SPI Korporasi

3 dari skala 5

3 Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten di Wilayah Kalimantan Barat

Level APIP Pemda 85% APIP berada di level 3

b. Indikator Kinerja Sasaran

Terdapat tiga sasaran strategis sebagai indikator pencapaian tujuan BPKP.

Pencapaian sasaran strategis ini merupakan cermin dari dampak yang

ditimbulkan dari pemanfaatan atau capaian outcome program yang

diselenggarakan. Untuk mengetahui dan dapat menilai keberhasilan atau

kegagalan pencapaian sasaran strategis ditetapkan target sasaran strategis

sebagai kondisi nyata pada tahun 2019 untuk tiga sasaran strategis BPKP yaitu :

No Uraian Sasaran Indikator Kinerja Sasaran

Uraian Target 2019 1 Peningkatan Kualitas

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional yang Bersih dan Efektif di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat

Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan

3 dari skala 5

Persentase Tindak Lanjut rekomendasi hasil pengawasan

90%

Page 30: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 21

No Uraian Sasaran Indikator Kinerja Sasaran

Uraian Target 2019 2 Meningkatnya Maturitas SPIP

pada KLPK dan Program Prioritas Pembangunan Nasional

Level Maturitas SPIP K/L/Pemda

75% Pemda level 3 maturitas SPIP

Efektivitas SPI Korporasi

75% Korporasi level 3 maturitas SPIP

3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawas Intern K/L/Pemda

Level APIP Pemda 85% Pemda kapabilitas APIP level 3

6. Program dan Kegiatan Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat

Program BPKP merupakan penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi

BPKP yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi BPKP dan berisikan

kegiatan untuk mencapai hasil pengawasan dengan indikator kinerja yang terukur.

Kegiatan-kegiatan ini sekaligus penjabaran tugas dan fungsi BPKP untuk

mewujudkan sasaran strategis yang telah ditetapkan sebelumnya. Program BPKP

tersebut terdiri dari:

1) Program pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan

nasional serta pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern

pemerintah (Program 06);

2) Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

Perwakilan BPKP (Program 01).

Program 01 bersifat generik antar K/L yaitu, Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP. Program ini ditujukan untuk

memastikan terciptanya kondisi yang diperlukan dalam melaksanakan tugas

teknis pengawasan oleh kedeputian teknis. Baik program teknis pengawasan

(Program 06) maupun program dukungan (Program 01) akan dilaksanakan dalam

bentuk kegiatan-kegiatan oleh unit kerja atau satuan kerja di lingkungan BPKP.

No Uraian Program Indikator Kinerja Program

Uraian Target 2019 1 Program pengawasan

intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan nasional serta pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah

Persentase tindak lanjut Rekomendasi Hasil pengawasan

90%

Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan SPIP

90%

Peningkatan Kapabilitas APIP level 3 IA-CM

85%

2 Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

100%

Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan (saldo TPB)

90%

Page 31: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 22

No Uraian Program Indikator Kinerja Program

Uraian Target 2019

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

8,0 skala Likert

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur

8,0 skala Likert

Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras

8,0 skala Likert

Sedangkan target kinerja sasaran kegiatan per indikator kinerja disajikan sebagai

berikut :

Sasaran Kegiatan Indikator

Kinerja Output Satuan

Target 2015

Target 2016

Target 2017

Target 2018

Target 2019

1 Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tata kelola, perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan negara/daerah dan peningkatan kapabilitas APIP

Rekomendasi Hasil Pengawasan

Rek 122 155 155 156 156

Rekomendasi Hasil Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah

Rek - 4 4 5 5

Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP

Rek 2 34 34 35 35

Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP

Rek 2 - 3 3 3

2 Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan

Laporan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP

Lap 60 80 80 80 80

3 Termanfaatkannya aset secara optimal dalam mencapai kepuasan layanan pegawai

Tersedianya sarana dan prasarana BPKP

Unit M2

43 1.846

- 746

35 800

36 800

40 800

Page 32: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 23

Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan 2 program tersebut di atas

sebanyak 13 kegiatan pengawasan (program 06) dan 3 kegiatan dukungan

manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Perwakilan BPKP (program 01),

yaitu:

1. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara

Kementerian/Lembaga Bidang Perekonomian;

2. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara

Kementerian/Lembaga Bidang Politik, Hukum dan Keamanan;

3. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara Bidang

Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

4. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara Bidang

Akuntan Negara;

5. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara Bidang

Investigasi;

6. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan

Pembangunan Nasional program Nawacita Bidang Perekonomian dan

Kemaritiman;

7. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan

Pembangunan Nasional program Nawacita Bidang Politik, Hukum dan

Keamanan;

8. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan

Pembangunan Nasional program Nawacita Bidang Penyelenggaraan Pemerintah

Daerah;

9. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan

Pembangunan Nasional program Nawacita Bidang Investigasi;

10. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan

Pembangunan Nasional program Nawacita Regional Kedaerahan;

11. Pelaksanaan Pembinaan SPIP Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah

12. Pelaksanaan Pembinaan SPIP Bidang Akuntan Negara.

13. Pelaksanaan Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur serta

Kapabilitas APIP Daerah;

14. Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan serta pembeyaran

gaji/tunjangan;

15. Fasilitasi Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat;

16. Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana BPKP.

B. Perjanjian Kinerja 201 5

Penetapan indikator kinerja pada tingkat program dan kegiatan merupakan prasyarat

bagi pengukuran kinerja. Kriteria pengukuran yang dipakai adalah target kinerja yang

ditetapkan. Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota

Page 33: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 24

organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap program dan kegiatan

yang dilakukan.

Indikator kinerja kegiatan terdiri atas indikator input dan output. Sedangkan indikator

kinerja program diukur dengan indikator hasil (outcome) yang pada umumnya

dikaitkan dengan capaian outcome kegiatan yang dianggap sebagai penggerak kinerja

utama atau mempunyai kontribusi terbesar untuk pencapaian program.

Indikator kinerja input terdiri atas besarnya dana yang digunakan dan pemakaian

Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihitung dengan penggunaan Orang Hari (OH).

Indikator kinerja output berupa hasil yang diperoleh setelah kegiatan selesai

dilaksanakan, antara lain jumlah rekomendasi, jumlah laporan, dan jumlah aset.

Indikator kinerja outcome merupakan hasil atau manfaat dari output.

Sesuai dengan Perjajanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun

2015 dapat diuraikan indikator kinerja yaitu sebagai berikut :

Target Indikator Kinerja Kegitan tahun 2015

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan Target

1. Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tatakelola, perbaikan system pengendalian intern pengelolaan keuangan Negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas APIP

Rekomendasi Hasil Pengawasan 121

Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP

2

Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP 2

2. Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan

Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

60

3. Termanfaatkannya aset secara optimal dalam mencapai kepuasaan layanan ke Tata-usahaan 7 skala likert

Tersedianya alat pengolah data BPKP 11

Tersedianya alat rumah tangga BPKP 20

Namun berdasarkan RKA/KL tahun 2015 yang telah direvisi beberapa target kinerja

kegiatan pengawasan bertambah 1 rekomendasi sehingga rekomendasi hasil

pengawasan menjadi 122 rekomendasi dan terjadi perubahan target pada kegiatan

dukungan pengawasan. Secara lengkap Perjanjian Kinerja beserta dengan output yang

harus di capai pada tahun 2015 disajikan dalam Lampiran 1.

Page 34: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 25

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari

pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayai kepada setiap instansi pemerintah atas

penggunaan anggarannya. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan

kinerja adalah pengukuran dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara

memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Pengukuran kinerja merupakan kegiatan membandingkan antara target kinerja yang

telah ditetapkan dengan realisasinya. Melalui perbandingan tersebut dapat diketahui

celah kinerja, yang merupakan selisih antara realisasi hasil program utama dengan

targetnya indikator yang diwakili masing-masing sasaran di dalamnya. Celah kinerja

tersebut kemudian dianalisis untuk dicari penyebab ketidakberhasilan yang dijadikan

dasar penetapan strategi peningkatan kinerja di masa datang.

Laporan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015

menggambarkan capaian kinerja sasaran program dan kegiatan. Indikator kinerja

sasaran program mencerminkan manfaat/hasil dari output yang pada umumnya

dikaitkan dengan capaian kegiatan yang dianggap sebagai penggerak kinerja terdekat

atau mempunyai kontribusi terbesar untuk pencapaian program. Sedangkan indikator

kinerja kegiatan terdiri atas indikator input dan output, indikator kinerja input terdiri

atas jumlah dana yang digunakan dan pemakaian sumber daya manusia (SDM) yang

dihitung dengan penggunaan orang hari (OH) dan indikator kinerja output berupa hasil

yang diperoleh dari kegiatan yang dilaksanakan.

Laporan kinerja tahun 2015 merupakan pengukuran kinerja awal dari masa Rencana

Strategis (Renstra) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2015-2019. Oleh

karena itu, untuk memudahkan mendapatkan gambaran umum capaian kinerja program

dan kegiatan secara keseluruhan dilakukan kategori capaian kinerja berdasarkan skala

ordinal pengukuran kinerja yaitu sebagai berikut:

No Rentang Capaian Kategori Capaian

1. 85%≤ capaian < 100% Sangat Berhasil

2. 70%≤ capaian < 85% Berhasil

3. 55%≤ capaian < 70% Cukup Berhasil

4. Capaian < 55% Tidak Berhasil

Page 35: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 26

Untuk menyimpulkan keberhasilan kinerja program dan kegiatan dilakukan dengan

merata-ratakan setiap capaian indikator kinerja masing-masing dengan batas nilai

kinerja tertinggi adalah 100%.

Dalam tahun 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat melaksanakan 2 (dua)

Program Strategis dengan 3 (kegiatan) utama dengan Indikator Kinerja Utama

sebagaimana dituangkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2015.

Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 yang kemudian berubah dengan adanya

revisi RKA/KL berisikan 22 indikator sasaran program yang harus dicapai oleh 5 unit

eselon III. Capaian kinerja rata-rata yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat pada tahun 2015 adalah sebesar 91,69% dengan kategori “Sangat

Berhasil”, dengan rincian sebagai berikut:

Rata-rata Capaian Kinerja Program

No Uraian Program Rata-rata Capaian

Kinerja (%)

1. Program pengawasan intern akuntabilitas

keuangan negara dan pembangunan nasional

serta pembinaan penyelenggaraan sistem

pengendalian intern pemerintah

85,61

2. Program dukungan manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya

97,77

Rata-rata capaian Program Stategis 91,69

Adapun uraian capaian kinerja masing-masing Program berserta indikator kinerja

adalah sebagai berikut:

Program Strategis 1 “Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan

Pembangunan Nasional serta Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah”

Program BPKP merupakan penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi BPKP

yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi BPKP dan berisikan kegiatan untuk

mencapai hasil pengawasan dengan indikator kinerja yang terukur. Kegiatan-kegiatan

ini sekaligus penjabaran tugas dan fungsi BPKP untuk mewujudkan sasaran strategis

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Secara rata-rata capaian kinerja indikator sasaran program ini adalah sebesar 85,61%

dengan kategori “Sangat Berhasil”, dengan penggunaan dana sebesar

Rp2.353.559.293,00 atau mencapai 64,08% dari target PKP2T sebesar

Rp3.672.932.000,00 sehingga terjadi efisiensi, sementara itu sisi penggunaan SDM

Page 36: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 27

mencapai 13.920 OH atau mencapai 69,92% dari target PKP2T sebesar 19.910 OH

sehingga telah terjadi efisiensi.

Tingkat efisensi pada program tersebut dipergunakan untuk melaksanakan penugasan

pengawasan yang tidak direncanakan dengan menyerap dana sebesar

Rp1.113.387.177,00 atau 30,31% dari anggaran dan penggunaan SDM sebanyak 3.343

OH atau 16,79% dari target OH di dalam PKP2T.

Adapun Rincian keberhasilan pelaksanaan program tersebut adalah sebagai berikut:

Uraian Program

Indikator Kinerja Sasaran Program

Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

Program pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan nasional serta pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah

A. Capaian Kinerja Rekomendasi Hasil Pengawasan :

1.a Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara (AN)

% 100,00 95,00 95,00

1.b Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara (IPP)

% 90,00 100,00 100,00

1.c Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara (APD)

% 90,00 100,00 100,00

2 Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi

% 100,00 95,00 95,00

3.a Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Korporasi

% 100,00 95,00 95,00

3.b Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Daerah

% 90,00 75,00 83,33

3.c Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat

% 90,00 80,00 88,89

4.a Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan Pemerintah Daerah

% 90,00 100,00 100,00

4.b Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan Instansi Pusat

% 90,00 100,00 100,00

5 Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah

% 90,00 100,00 100,00

6 Persentase Penyerahan Rekomendasi Keinvestigasian kepada APH

% 90,00 100,00 100,00

Page 37: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 28

Uraian Program

Indikator Kinerja Sasaran Program

Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

7 Persentase Penyerahan Rekomendasi Perbaikan Kelancaran Pembangunan

% 90,00 50,00 55,56

8 Persentase Penyerahan Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi K/L

% 90,00 83,33 92,59

9 Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi Pemerintah Daerah

% 90,00 100,00 100,00

10 Tindak lanjut Rekomendasi Perbaikan Pelaksanaan Penugasan Refocusing (Wilayah Perbatasan)

% 90,00 0,00 0,00

B. Tindak Lanjut Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Pemerintah Daerah

% 90,00 100,00 100,00

C. Persentase APIP yang berada di Level 2 IACM

% 13,33 6,66 50,00

Rata-rata Capaian Kinerja Program 85,61

Keseluruhan capaian Indikator kinerja tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan

tahun sebelumnya dikarenakan indikator tersebut baru digunakan di Tahun 2015

sebagaimana tertuang di dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

tahun 2015 – 2019, indikator tersebut berbeda dengan indikator yang tertuang di dalam

Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2010 – 2014.

Keberhasilan kinerja sasaran program di atas tidak terlepas dari keberhasilan

pelaksanaan kegiatan yang menghasilkan output rekomendasi sebagai berikut :

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tatakelola, perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas APIP

A. Rekomendasi Hasil Pengawasan :

1.a Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara (AN)

Rekomendasi 1 1 100

1.b Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara (IPP)

Rekomendasi 4 4 100

1.c Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara (APD)

Rekomendasi 1 1 100

2 Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi

Rekomendasi 22 22 100

3.a Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Korporasi

Rekomendasi 11 11 100

3.b Rekomendasi Perbaikan Rekomendasi 4 4 100

Page 38: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 29

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian

(%) Kinerja Program Pembangunan Daerah

3.c Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat

Rekomendasi 10 10 100

4.a Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan Pemerintah Daerah

Rekomendasi 3 3 100

4.b Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan Instansi Pusat

Rekomendasi 2 2 100

5 Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah

Rekomendasi 3 3 100

6 Rekomendasi Keinvestigasian

Rekomendasi 49 49 100

7 Rekomendasi Perbaikan Kelancaran Pembangunan

Rekomendasi 4 2 50

8 Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi K/L

Rekomendasi 6 5 83,33

9 Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi Pemerintah Daerah

Rekomendasi 1 1 100

10. Rekomendasi Perbaikan Pelaksanaan Penugasan Refocusing (Wilayah Perbatasan)

Rekomendasi 1 1 100

B. Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Pemerintah Daerah

Rekomendasi 2 2 100

C. Rekomendasi pembinaan Kapabilitas APIP

Rekomendasi 2 2 100

Rata-rata Capaian Kinerja Output 126 123 97,62

Uraian masing-masing capaian indikator kinerja program adalah sebagai berikut :

1. Rekomendasi Hasil Pengawasan

Sebagaimana dijelaskan dalam tabel di atas terdapat 10 (sepuluh) kelompok besar

rekomendasi yang terbagi dalam 15 jenis rekomendasi dengan capaian masing-masing

rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:

a) Capaian Kinerja Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola

Kebendaharaan Umum Negara

Capaian kinerja ini dikontribusikan oleh 3 (tiga) bidang pengawasan yaitu Bidwas

Akuntan Negara (AN), Bidwas Instansi Pemerintah Pusat (IPP) dan Bidwas

Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD), dengan penjelasan masing-masing

capaiannya adalah sebagai berikut:

Page 39: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 30

1) Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola

Kebendaharaan Umum Negara (AN)

Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidang Pengawasan Akuntan Negara.

Ditargetkan sebanyak 1 (satu) rekomendasi dengan pelaksanaan penugasan yang

tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 2 penugasan pengawasan.

Indikator ini diukur dengan cara melakukan survey kepada mitra kerja atas

pemanfaatan laporan hasil pengawasan untuk perbaikan kebijakan manajemen

dibandingkan dengan target kinerjanya.

Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 95% dengan kategori

“Sangat Berhasil” dari target kinerja 100%. Hasil ini diperoleh dari rekapitulasi

kuesioner atas tingkat pemanfaatan rekomendasi pengawasan tahun 2015.

Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 2 (dua) kegiatan penugasan

pengawasan yaitu asistensi penyusunan laporan keuangan BLUD RSUD Dr. Abdul

Aziz Singkawang dan narasumber sosialisasi penyusunan dokumen laporan

keuangan BLUD Puskesmas Tahun 2015 dengan 1 (satu) rekomendasi strategis

yang dihasilkan berupa penyusunan laporan keuangan BLUD sesuai ketentuan

BLUD dan SAK sebagaimana tertuang di dalam kedua laporan penugasan

tersebut.

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan

dana sebesar Rp26.351.000,00 atau sebesar 90,28% dari target sebesar

Rp29.189.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari

sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk

melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 67 OH atau 45,89% dari

rencana di dalam PKP2T sebanyak 146 OH, sehingga dapat disimpulkan

penggunaan SDM telah efisien.

Tingkat efisien baik keuangan maupun SDM dimanfaatkan untuk pelaksanaan

penugasan pengawasan yang tidak direncanakan (NPKP2T) sebanyak 4 (empat)

penugasan pengawasan dengan menyerap dana sebesar Rp10.180.000,00 dengan

penggunaan SDM sebanyak 43 OH yaitu sebagai berikut :

1. Pendampingan Ekspose Terkait BLUD RSUD Sultan Syarief Mohamad Alkadrie

Kota Pontianak dengan DPRD Kota Pontianak

2. Asistensi Penyusunan Neraca Awal BLUD RSUD Dokter Soedarso

3. Asistensi Implementasi SIA BLUD Pada RSUD dr. Soedarso

4. Bimbingan Teknis Implementasi SIA BLUD Pada RSUD Kabupaten Sanggau

2) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola

Kebendaharaan Umum Negara (IPP)

Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Instansi Pemerintah Pusat

(IPP). Ditargetkan sebanyak 4 (empat) rekomendasi dengan pelaksanaan

penugasan yang tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 28 penugasan

Page 40: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 31

pengawasan. Indikator ini diukur dengan cara membandingkan tindak lanjut atas

rekomendasi yang diberikan kepada auditan dengan target kinerja yang

ditetapkan.

Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 100 % dengan kategori

“Sangat Berhasil” dari target sebesar 90,00%. Keberhasilan tersebut didukung

dengan pelaksanaan 28 kegiatan penugasan pengawasan yaitu sebagai berikut :

(1) Audit dukungan atas laporan keuangan CCDP pada Kabupaten Kubu Raya.

(2) Pelaksanaan audit dukungan atas laporan keuangan PAMSIMAS III Provinsi

Kalimantan Barat sebanyak 12 penugasan pengawasan.

(3) Pelaksanaan audit PNPM Generasi di Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 10

penugasan pengawasan.

(4) Pelaksanaan audit PNPM Perkotaan di Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 3

penugasan pengawasan

(5) Audit Dukungan atas Kegiatan Ruar Settlement and Kabupaten Strategic Area

Development (RSIKD/RISE II) LOAN JKA IP 564 Tahun Anggaran 2014

Kabupaten Landak.

(6) Pelaksanaan rapat koodinasi audit PHLN sebanyak 1 penugasan.

Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 28 penugasan tersebut

sebanyak 4 rekomendasi strategis yaitu :

(1) Memberikan teguran tertulis kepada tim fasilitator masyarakat desa seburing

dan desa jelutung karena lalai melaksanakan tugasnya serta KKM dan Satlak

di desa jelutung dan desa seburing yang tidak melaksanakan tugas sesuai

pedoman.

(2) Kepada PPK selaku Pejabat Operasional Kabupaten (PjOKab) menegur UPK

Putussibau Selatan untuk melakukan pencatatan pada buku kas DOK Pelmas

sesuai bukti yang sah dan menyusun laporan pertanggung-jawaban

keuangannya/pengeluarannya sebesar Rp1.554.550,00.

(3) Kepala BPMPD agar berkoordinasi dengan Dirjen Pemberdayaan Masyarakat

dan Desa sebagai pengampu program melalui satker PNPM GSC untuk

mendapatkan kepastian pemanfaatan BLM.

(4) Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Provinsi

Kalimantan Barat agar memberikan teguran secara tertulis kepada Pejabat

Pembuat Komitmen (PPK) dan pejabat pengadaan barang/jasa terkait dengan

mekanisme pengadaan yang dilaksanakan serta panitia pelaksana rapat

koordinasi atas kelalaiannya yang tidak memberikan informasi kepada

narasumber untuk menyiapkan materi sesuai ruang lingkup kegiatan yang

dipersyaratkan untuk rapat koordinasi.

Seluruh rekomendasi tersebut berdasarkan informasi data dari aplikasi SIM-HP

telah ditindaklanjuti sebanyak 4 (empat) rekomendasi strategis berupa :

Page 41: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 32

(1) Surat teguran dari Kepala Satker PIP Kabupaten Sambas Nomor

600/189/PAMSIMAS-CK/2015 tanggal 14 April 2015.

(2) Surat pengantar dari kepala BPMPD nomor 414.2/147/BPMPD/KSED-A

tanggal 6 Mei 2015, dan laporan pertanggungjawaban atas pengeluaran

Rp1.554.550,00 telah dilampirkan dan laporan pertanggungjawaban atas

kegiatan yang tidak ada dalam SPC telah dilampirkan..

(3) Koordinasi secara langsung dengan Satker PNPM MPd GSC Provinsi

Kalimantan Barat, dan berdasarkan hasil koordinasi s/d tanggal 26 Maret

2015 belum ada instruksi/petunjuk lebih lanjut mengenai pemanfaatan dana

BLM PNPM MPd GSC., serta Surat Kepala BPMPD Kab. Kubu Raya Nomor

414.2/289/BPMPD-B tanggal 25 Maret 2015 kepada UPK, Faskec dan Pokja.

(4) Teguran secara tertulis kepada pejabat pembuat komitmen (PPK) dan pejabat

pengadaan barang/jasa terkait dengan mekanisme pengadaan yang

dilaksanakan, sesuai Surat Kepala BPMPD Provinsi Kalimantan Barat Nomor :

400/277.1/BPMPD/2015 Tanggal 19-05-2015 serta Surat teguran kepada

panitia pelaksana rapat koordinasi atas kelalaiannya, sesuai Surat Kepala

BPMPD Provinsi Kalimantan Barat Nomor : 400/275.2/BPMPD-D/2015,

Tgl.19-05-2015.

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan

dana sebesar Rp358.660.264,00 atau sebesar 74,75% dari target sebesar

Rp479.824.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari

sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk

melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 1.666 OH atau 98,41% dari

rencana di dalam PKP2T sebanyak 1.693 OH, sehingga dapat disimpulkan

penggunaan SDM telah efisien.

Tingkat efisien baik keuangan maupun SDM dimanfaatkan untuk pelaksanaan

penugasan pengawasan yang tidak direncanakan (NPKP2T) sebanyak 4 (empat)

penugasan pengawasan yang menyerap dana sebesar Rp41.441.400,00 dengan

penggunaan SDM sebanyak 53 OH yaitu sebagai berikut :

1. Audit Dukungan Laporan Keuangan Tahun 2014 PNPM MPd Generasi Sehat

dan Cerdas pada Provinsi Kalimantan Barat.

2. Audit Dukungan atas Kegiatan Ruar Settlement and Kabupaten Strategic Area

Development (RSIKD/RISE II) LOAN JKA IP 564 Tahun Anggaran 2014

Kabupaten Kapuas Hulu.

3. Mengikuti Workshop World Bank Procurment Guidlines Training.

4. Pengumpulan Data Evaluasi Pengelolaan dan Peran Fasilitator PNPM Mandiri

Perdesaan sebagai Pembelajaran Pelaksanaan Dana Desa Kabupaten

Mempawah dan Landak.

Page 42: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 33

3) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola

Kebendaharaan Umum Negara (APD)

Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Akuntabilitas Pemerintah

Daerah (APD). Ditargetkan sebanyak 1 (satu) rekomendasi dengan pelaksanaan

penugasan yang tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 55 penugasan

pengawasan. Indikator ini diukur dengan cara membandingkan tindak lanjut atas

rekomendasi yang diberikan kepada auditan dengan target kinerja yang

ditetapkan.

Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 100% dengan kategori

“Sangat Berhasil” dari target kinerja sebesar 90,00%. Keberhasilan tersebut

didukung dengan pelaksanaan 55 kegiatan penugasan pengawasan yaitu

pengawasan atas pengelolaan dana DAK pada 3 (tiga) Kabupaten yaitu

Kabupaten Sintang, Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Kayong Utara.

Rekomendasi yang dihasilkan atas penugasan tersebut sebanyak 1 (satu)

rekomendasi yaitu pemerintah daerah agar mematuhi Juknis pelaksanaan DAK

dari Kementerian Keuangan dan Kementerian Teknis .

Rekomendasi tersebut sudah ditindak lanjuti dengan adanya hasil Monev DAK

sesuai dengan Berita Acara Hasil Kesepakatan berupa Tindak Lanjut Hasil

Pengawasan dengan masing-masing objek pemeriksaan atas pekerjaan tambah

kurang dan penagihan atas kelebihan volume dan kesiapan peran serta APIP

dalam pengawasan dana DAK pada masa yang akan datang.

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan

dana sebesar Rp149.271.000,00 atau sebesar 42,41% dari target sebesar

Rp351.990.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari

sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk

melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 4.119 OH atau 144,02% dari

rencana di dalam PKP2T sebanyak 2.860 OH, sehingga dapat disimpulkan

penggunaan SDM tidak efisien.

Tingkat efisien baik keuangan dimanfaatkan untuk pelaksanaan penugasan

pengawasan yang tidak direncanakan (NPKP2T) sebanyak 3 (tiga) penugasan

pengawasan dengan menyerap dana sebesar Rp52.103.336,41 dengan

penggunaan SDM sebanyak 35 OH yaitu sebagai berikut :

1. Kegiatan diseminasi Pedoman Reviu DAK Tambahan Usulan Daerah TA 2015

dan FGD serta WS Aplikasi SIMDA.

2. Exit Meeting Monitoring dan Evaluasi dana Alokasi Khusus Bidang

Pendidikan: SD, SMP, SMK, SMA.

3. Kompilasi Laporan hasil monitoring Pengelolaan DAK TA 2014.

Selama tahun 2015, telah dilaksanakan reviu atas DAK Tambahan Usulan Daerah

sesuai dengan Surat Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian

Keuangan Nomor-228/PK/2015 tanggal 13 Mei 2015. Riviu didasarkan pada

Page 43: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 34

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.07/2015 tentang Pelaksanaan

Dana Alokasi Khusus Tambahan Usulan Daerah (DAK TUD) pada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2015 pada Provinsi dan 9 (sembilan)

Kabupaten yaitu :

1. Provinsi Kalimantan Barat.

2. Kabupaten Mempawah.

3. Kabupaten Sintang.

4. Kabupaten Bengkayang.

5. Kabupaten Kayong Utara.

6. Kabupaten Kapuas Hulu.

7. Kabupaten Landak.

8. Kabupaten Sanggau.

9. Kabupaten Sambas, dan

10. Kabupaten Melawi.

Alokasi DAK Tambahan Usulan Daerah terbagi dalam bidang/subbidang

kesehatan, infrastruktur jalan dan infrastruktur irigasi serta pasar. Reviu

meliputi penilaian eligibilitas atas :

1. Keberadaan usulan dalam bentuk proposal;

2. Waktu penyampaian usulan ;

3. Kesesuaian bidang/subbidang kegiatan DAK yang diusulkan;

4. Besaran usulan alokasi DAK Tambahan Usulan Daerah .

Hasil reviu atas DAK tambahan usulan daerah tahun 2015 pada Kabupaten/Kota

telah dapat memberikan masukan kepada Kementerian Keuangan atas kelayakan

pagu alokasi dana DAK tambahan yang dapat disalurkan yaitu dari pagu sebesar

Rp569.711.100.000,00 menjadi sebesar Rp431.926.100.000,00 dengan rincian

sebagai berikut :

No Kabupaten/Kota Nilai Sesuai

Permenkeu (Rp) Hasil Reviu (Rp) Ket

1. Prov.kalimantan Barat

35.000.000.000,00 35.000.000.000,00

2. Kab. Kayong Utara 9.500.000.000,00 9.500.000.000,00

3. Kab. Kapuas Hulu 42.433.700.000,00 42.433.700.000,00

4. Kab. Landak 15.000.000.000,00 15.000.000.000,00

5. Kab. Sambas 64.997.500.000,00 64.997.500.000,00

6. Kab. Sintang 99.998.000.000,00 99.998.000.000,00

7. Kab.Sanggau 9.996.900.000,00 9.996.900.000,00

8. Kab.Mempawah 90.000.000.000,00 90.000.000.000,00

9. Kab.Bengkayang 82.000.000.000,00 65.000.000.000,00 infrastruktur irigasi tidak dipenuhi

10. Kab.Melawi 120.785.000.000,00 0,00 infrastruktur jalan dan irigasi tidak dipenuhi

Jumlah 569.711.100.000,00 431.926.100.000,00

Page 44: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 35

Sedangkan penugasan dana DAK telah dilaksanakan pada 3 (tiga) Kabupaten

yaitu Kabupaten Mempawah, Sintang, Kayong Utara untuk 18 (delapan belas)

bidang DAK Reguler dan 4 (empat) bidang tambahan dengan uraian sebagai

berikut :

1. Bidang DAK Reguler meliputi :

a. Bidang Pendidikan ( SD, SMP, SMA dan SMK)

b. Bidang Kesehatan (pelayanan dasar, pelayanan rujukan dan pelayanan

farmasi)

c. Bidang Infrastruktur Jalan

d. Bidang Infrastruktur Irigasi

e. Bidang Infrastruktur Air Minum

f. Bidang Infrastruktur Sanitasi

g. Bidang Prasarana Pemerintah Daerah

h. Bidang Kelautan dan Perikanan

i. Bidang Pertanian

j. Bidang Lingkungan Hidup

k. Bidang Keluarga Berencana (KB)

l. Bidang Kehutanan

m. Bidang Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal

n. Bidang Keselamatan Transportasi Darat

2. Bidang DAK Tambahan ;

a. Bidang Infrastruktur Jalan

b. Bidang Infrastruktur Irigasi

c. Bidang Infrastruktur Air Minum

d. Bidang Infrastruktur Sanitasi

Setiap pemda diwajibkan menyediakan Dana Pendamping minimal 10% dari

APBD Tahun Anggaran atas Dana DAK yang bersumber dari APBN yang

diterimanya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36

Tahun 2009 Pasal 171 ayat (2) yang berbunyi “Besar anggaran kesehatan

pemerintah daerah provinsi, kab/kota dialokasikan minimal 10% dari APBD di

luar gaji

b) Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi.

Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Akuntan Negara (AN). Ditargetkan

sebanyak 22 rekomendasi dengan pelaksanaan penugasan yang ditetapkan dalam

PKP2T Tahun 2015 sebanyak 27 penugasan pengawasan. Indikator ini diukur

dengan cara melakukan survey kepada mitra kerja atas pemanfaatan laporan hasil

pengawasan untuk perbaikan kebijakan manajemen dibandingkan dengan target

kinerjanya.

Page 45: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 36

Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 95% dengan kategori

“Sangat Berhasil” dari target kinerja 100%. Hasil ini diperoleh dari rekapitulasi

kuesioner atas tingkat pemanfaatan rekomendasi pengawasan tahun 2015.

Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 27 kegiatan penugasan

pengawasan yaitu sebagai berikut :

1. Asistensi Penyusunan Code of Conduct PDAM Kabupaten Bengkayang, PDAM

Gunung Poteng Kota Singkawang dan PDAM Tirta Pancur Aji Kabupaten

Sanggau.

2. Pendampingan Penyusunan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa BLUD pada

RSUD dr. Soedarso

3. Pembenahan dan Inventarisasi Aset PDAM Kabupaten Sanggau dan Asistensi

Terhadap Manajemen Aset PDAM Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak

4. Asistensi Penyusunan Corporate Plan PDAM Kabupaten Ketapang

5. Audit dengan Tujuan Tertentu dalam Rangka Likuidasi pada PD Kapuas Indah

Kota Pontianak Tahun 2015

6. Evaluasi Kinerja PD Aneka Usaha

7. Evaluasi/Bimtek Pengembangan dan Penerapan SIA dan Billing System PDAM

8. Penyusunan Profil BUMD dan RSUD se Kalimatan Barat

9. Rapat Koordinasi Pengawasan Deputi Bidang Akuntan Neara belum

dilaksanakan

10. Assesment Penerapan GCG pada PTPN XIII Tahun 2014

11. Asistensi Penyusunan Code of Conduct PDAM Tirta Raya Kabupaten Kubu Raya

12. Asistensi Implementasi SIA-BLUD pada RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie

Pontianak

13. Asistensi Implementasi SIA BLUD pada RSUD Landak Tahun Buku 2014

14. Narasumber Penyusunan Dokumen Rencana Strategis Bisnis (RSB) BLUD

Puskesmas Dinas Kesehatan Kota Pontianak tahun 2015

15. Narasumber FGD atas Draft RSB BLUD untuk 19 Puskesmas Tahun 2015

16. Narasumber Sosialisasi Penyusunan Dokumen SPM BLUD Tahun 2015

17. Narasumber FGD Pemantapan Dokumen SPM BLUD Puskesmas Tahun 2015

18. Narasumber Sosialisasi Pemantapan RSB BLUD atas 6 UPTD Puskesmas

19. Narasumber FGD atas Draft Tata Kelola BLUD untuk 19 Puskesmas Tahun 2015

20. Asistensi Penyusunan Rencana Bisnis dan Anggaran (RBA) Tahun 2016 pada

RSUD dr. Abdul Aziz Kota Singkawang

21. Asistensi Penyusunan RBA Sekadau

22. Diagnostic Assessment GCG pada PD BPR Bank Pasar Kota Pontianak

23. Evaluasi terhadap penerapan Sistem Pengendalian Intern pada PDAM Gunung

Poteng Kota Singkawang

Page 46: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 37

Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 27 penugasan tersebut

sebanyak 22 rekomendasi strategis yaitu :

1. Melaksanakan Sosialisasi/internalisasi, penerapan Code of Conduct serta

pemberian sanksi terhadap pelanggaran Code of Conduct untuk seluruh insan

PDAM Kabupaten Bengakayang

2. Menginstruksikan kepada Pejabat Pengadaan atau Panitia Pengadaan untuk

melakukan pendalaman pemahaman pedoman pengadaan barang dan jasa ini

dengan melakukan diskusi intern, diskusi panel serta melakukan benchmark

dengan RSUD yang sekelas yang telah menyusun dan menerapkan pedoman

pengadaan barang dan jasa dengan tetap melakukan konsultasi dengan Tim

dari Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

3. Mengimplementasikan code of conduct dalam setiap aktivitas dengan para

stakeholders PDAM Tirta Pancur Aji Kabupaten Sanggau.

4. Melakukan upaya-upaya penelusuran kembali secara maksimal terhadap aset

tetap yang tidak diketemukan fisiknya dan menelusuri penyebab selisih nilai

perolehan aset tetap antara hasil inventarisasi dengan laporan keuangan per 31

Desember 2013

5. Menyusun pengelolaan aplikasi sistem informasi terkait pengelolaan aset

sebagai alat bantu dalam meningkatkan efektifitas implementasi manajemen

aset di PDAM Tirta Khatulistiwa

6. Memedomani Corporate Plan sebagai dokumen sumber dalam penyusunan

anggaran PDAM

7. Menetapkan pejabat pengelola dengan mempertimbangkan aspek kapabilitas

untuk pengembangan usaha dan sumber daya manusia.

8. Melakukan upgrade atau install ulang Billing System beserta database ke dalam

SIA PDAM

9. Meningkatkan capaian kinerja Direksi meliputi capaian laba dan tingkat

kesehatan perusahaan

10. Mengimplementasikan code of conduct dalam setiap aktivitas dengan para

stakeholders PDAM Tirta Raya

11. Melaksanakan pelatihan serta pendampingan kepada bendahara penerimaan

BLUD, bendahara Pengeluaran BLUD, Bagian Utang, Bagian Piutang dan Bagian

Akuntansi RSUD selaku operator aplikasi SIA BLUD dan pejabat serta staf yang

terkait agar dapat lebih memahami proses akuntansi dan implementasi SIA

BLUD.

12. Melaksanakan proses akuntansi dan proses penyusunan laporan keuangan

berdasarkan SAK yang berlaku.

13. Meningkatkan kompetensi SDM terkait segala hal yang berhubungan dengan

BLUD, khususnya untuk Puskesmas dengan kondisi saat ini yang belum

memiliki SDM yang berkompeten dalam bidang akuntansi.

Page 47: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 38

14. Meningkatkan kompetensi SDM terkait segala hal yang berhubungan dengan

BLUD (penyusunan dan implementasi RSB).

15. Meningkatkan kompetensi SDM terkait segala hal yang berhubungan dengan

BLUD (penyusunan dan pengukuran SPM).

16. Meningkatkan kompetensi SDM terkait segala hal yang berhubungan dengan

BLUD (penyusunan dan impelementasi tata kelola).

17. Meningkatkan kompetensi SDM terkait segala hal yang berhubungan dengan

BLUD (penyusunan laporan keuangan).

18. Meningkatkan kompetensi SDM terkait segala hal yang berhubungan dengan

BLUD (penyusunan RBA).

19. Memedomani RBA dalam pelaksanaan operasional sehari-hari.

20. Berkoordinasi dengan Dinas PPKAD Kabupaten Sekadau untuk mempercepat

penyusunan RBA RSUD Sekadau tahun 2016.

21. Menyusun infrastruktur utama dan pendukung dalam penerapan GCG.

22. Menyusun Key Performance Indicator (KPI) sebagai dasar penilaian kinerja

perusahaan dan penilaian kinerja masing-masing pegawai dalam rangka

pencapaian tujuan dan sasaran dalam rencana strategis perusahaan.

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan

dana sebesar Rp145.425.100,00 atau sebesar 47,15% dari target sebesar

Rp308.432.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari

sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk melaksanakan

indikator tersebut adalah sebanyak 927 OH atau 50,55% dari rencana di dalam

PKP2T sebanyak 1.834 OH, sehingga dapat disimpulkan penggunaan SDM telah

efisien.

Tingkat efisien baik keuangan maupun SDM dimanfaatkan untuk pelaksanaan

penugasan pengawasan yang tidak direncanakan (NPKP2T) sebanyak 35 penugasan

pengawasan dengan menyerap dana sebesar Rp127.312.621,00 dengan penggunaan

SDM sebanyak 434 OH yaitu sebagai berikut :

1. Pelatihan Singkat Sistem Akuntansi dan Tata Kelola

2. Sosialisasi Tata Kelola untuk 19 Puskesmas

3. Sosialisasi Pemantapan Tata Kelola BLUD atas 6 UPTD Puskesmas Tahun 2015

4. Sosialisasi BLUD Puskesmas pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya Tahun

2015

5. Pendampingan Proses Penghapusan Aktiva Tetap Gedung Terminal Bnadara

Supadio Pontianak

6. Ekspose Hasil Asistensi Penyusunan Corporate Plan PDAM Kabupaten Ketapang

7. Sosialisasi Persiapan BLUD Puskesmas se kabupaten Kapuas Hulu

8. Pendampingan Penyusunan Business Plan tahun 2016-2020 pada PDAM Gunung

Poteng Kota Singkawang

9. Asistensi Penyusunan Corporate Plan PDAM Kabupaten Bengkayang

Page 48: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 39

10. FGD Pemantapan Laporan Keuangan BLUD atas 6 UPTD Puskesmas Tahun 2015

11. FGD Pemantapan Laporan Keuangan BLUD atas 6 UPTD Puskesmas Tahun 2015

12. Pendampingan Penyusunan Pedoman Akuntansi BLUD RSUD Dokter Soedarso

13. Asistensi Penyusunan Dokumen Rencana Strategis Bisnis (RSB) Puskesmas dan

Rumah Sakit Bergerak Badau Kabupaten Kapuas Hulu

14. FGD atas Draft SPM BLUD Dinas Kesehatan Kota Pontianak

15. FGD atas Draft Laporan Keuangan BLUD Dinas Kesehatan Kota Pontianak

16. FGD RSB Dinas Kesehatan Kota Pontianak

17. Sosialisasi PPK-BLUD pada Pemerintah Kabupaten Mempawah

18. Asistensi Penyusunan Dokumen Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Laporan

Keuangan Puskesmas dan Rumah Sakit Bergerak Badau Kabupaten Kapuas Hulu

19. Asistensi Penyusunan Neraca Awal BLUD RSUD Kabupaten Sekadau Per 1 Januari

2015

20. Asistensi Penyusunan Pedoman Akuntansi BLUD RSUD Kabupaten Sekadau

21. Asistensi Penyusunan Rencana Stategis Bisnis (RSB) pada RSUD Kabupaten

Bengkayang

22. Pengendalian Penugasan Evaluasi Sistem Pengendalian Intern PDAM Berbasis

COSO Pada PDAM Gunung Poteng Kota Singkawang

23. Bimbingan Teknis Penyusunan RBA pada RSUD Kabupaten Bengkayang

24. Asistensi Penilaian Dokumen Persyaratan Administrasi Penerapan PPK-BLUD

25. Bimtek Penyusunan RBA RSUD Soedarso

26. Bimtek Penyusunan RBA RSUD Kabupaten Landak

27. Pemantauan Penugasan Asistensi Penilaian Dokumen Persyaratan Administrasi

Penerapan PPK BLUD

28. Bimtek Penyusunan RBA Tahun 2016 pada RSUD Sultan Syah Moh. Alkadri

29. Bimtek Implementasi SIA BLUD pada RSUD Kabupaten Sekadau

30. Bimtek Penyusunan RBA RSUD Kabupaten Sanggau tahun 2016

31. Bimtek Penyusunan RBA 6 UPTD Tahun 2016

32. Bimbingan Teknis Penyusunan RBA pada Puskesmas di Lingkungan Pemerintah

Kabupaten Kubu Raya

33. Penilaian Dokumen Puskesmas PPK BLUD pada Kabupaten Kubu Raya

34. Bimtek Penyusunan Corporate Plan PDAM Kabupaten Melawi

35. Bimtek Penyusunan Pedoman PBJ RSUD Kabupaten Sekadau

Opini atas laporan keuangan merupakan ukuran kualitas penyajian laporan keuangan

yang menunjukkan apakah laporan keuangan korporasi telah disajikan secara wajar

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Adapun opini atas laporan

keuangan BUMD dalam periode tahun 2010 s.d tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Page 49: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 40

No Badan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014

1 PDAM Kota Pontianak WTP WTP WTP WTP WTP

2 PDAM Kabupaten Mempawah

WDP WDP WDP WDP Tidak

Diaudit

3 PDAM Kabupaten Bengkayang

WDP Tidak

Diaudit Tidak

Diaudit Tidak

Diaudit Tidak

Diaudit

4 PDAM Kabupaten Melawi

Disclaimer Tidak

Diaudit Tidak

Diaudit Tidak

Diaudit WDP

5 PDAM Kabupaten Sambas

WDP WDP WDP Tidak

Diaudit WDP

6 PDAM Kota Singkawang

WDP WDP Tidak

Diaudit Tidak

Diaudit WTP

7 PDAM Kabupaten Sintang

Disclaimer Tidak

Diaudit Tidak

Diaudit Tidak

Diaudit WDP

8 PDAM Kabupaten Sanggau

WTP WTP WTP Dalam Proses

Dalam Proses

9 PDAM Kabupaten Kapuas Hulu

WDP Tidak

Diaudit Tidak

Diaudit WDP WDP

10 PDAM Kabupaten Kubu Raya

WDP WDP WDP Tidak

Diaudit WDP

11 PDAM Kabupaten Ketapang

Tidak Diaudit

WDP Tidak

Diaudit Tidak

Diaudit WDP

12 PDAM Kabupaten Landak

Tidak Diaudit

Tidak Diaudit

Tidak Diaudit

Tidak Diaudit

WDP

13 PT Bank Kalbar Tidak

Diaudit Tidak

Diaudit WTP WTP WTP

14 PD Aneka Usaha Tidak

Diaudit Tidak

Diaudit WDP WDP WDP

15 PD Bank Pasar Tidak

Diaudit Tidak

Diaudit WTP WTP WTP

16 PD Uncak Kapuas Tidak

Diaudit Tidak

Diaudit WDP WDP WDP

17 PD Kapuas Indah Pontianak

WTP WTP WTP WTP Tidak

Diaudit

c) Capaian Kinerja Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan

Capaian kinerja ini dikontribusikan oleh 3 (tiga) bidang pengawasan yaitu Bidwas

Akuntan Negara (AN), Bidwas Instansi Pemerintah Pusat (IPP) dan Bidwas

Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD) dengan penjelasan masing-masing

capaiannya adalah sebagai berikut :

1) Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program

Pembangunan Korporasi

Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Pengawasan Akuntan Negara.

Ditargetkan sebanyak 11 rekomendasi dengan pelaksanaan penugasan yang

tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 20 penugasan pengawasan.

Page 50: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 41

Indikator ini diukur dengan cara melakukan survey kepada mitra kerja atas

pemanfaatan laporan hasil pengawasan untuk perbaikan kebijakan manajemen

dibandingkan dengan target kinerjanya.

Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 95% dengan kategori

“Sangat Berhasil” dari target kinerja 100%. Hasil ini diperoleh dari rekapitulasi

kuesioner atas tingkat pemanfaatan rekomendasi pengawasan tahun 2015.

Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 20 kegiatan penugasan

pengawasan yaitu sebagai berikut :

1. Asistensi Penyusunan Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Sintang,

Mempawah, Kubu Raya, Sambas Tahun Anggaran 2014

2. Kompilasi Evaluasi Kinerja PDAM

3. Evaluasi Kinerja PDAM Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak, Kota Singkawang,

Kabupaten Kapuas Hulu, Melawi, Mempawah, Landak, Sambas, Ketapang,

Bengkayang, Sanggau, Kubu Raya, dan Sintang untuk Tahun Buku 2014

4. Evaluasi Kinerja RSD PPK-BLUD pada RSUD dr Abdul Aziz Kota Singkawang,

RSUD dr Agoesdjam Kabupaten Ketapang dan RSUD Kab. Sanggau untuk

Tahun Buku 2014.

Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 20 penugasan tersebut

sebanyak 11 rekomendasi strategis yaitu :

1. Mengusulkan kenaikan tarif kepada Pemerintah Kabupaten Pontianak untuk

dapat menutupi biaya produksi (full cost recovery)

2. Melakukan inventarisasi terhadap pengadaan/pembelian dan pemeliharaan

aset tetap tahun 2014 dan menyusun Daftar Saldo Piutang Langganan

(DSPL) sesuai dengan kondisi sebenarnya

3. Melanjutkan proses penyusunan laporan keuangan tahun buku 2014 yang

terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan

Catatan atas Laporan Keuangan sesuai arahan tim asistensi

4. Menekan tingkat kehilangan air dengan cara mengganti pipa asbes,

menertibkan sambungan ilegal dan mengindentifikasi penyebab rekening

yang bernilai 0

5. Melakukan upaya meningkatkan pendapatan melalui penambahan

sambungan baru pada wilayah yang potensial.

6. Meningkatkan cakupan pelayanan dengan memanfaatkan jaringan pipa

distribusi yang tersedia yang pada akhirnya akan meningkatkan penjualan

air dan non air

7. Melakukan upaya meningkatkan pendapatan melalui penambahan

sambungan baru pada wilayah yang potensial dan peningkatan keakurasian

pembacaan meter pelanggan

8. Mengurangi tingkat kebocoran air mendekati 20% dengan cara

mengupayakan agar seluruh meter air pelanggan berfungsi baik, perbaikan

Page 51: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 42

jaringan transmisi dan distribusi, perbaikan/pemasangan water meter induk

dan penggantian water meter pelanggan secara berkala

9. Meningkatkan kualitas air dengan melakukan pengujian mandiri yang

dilakukan secara berkala

10. Melakukan optimalisasi dan pengembangan jaringan transmisi dan distribusi

serta peningkatan upaya pemasaran dan pelayanan sambungan baru

11. Melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesehatan rumah sakit dan

capaian SPM

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan

dana sebesar Rp200.233.279,00 atau sebesar 75,57% dari target sebesar

Rp264.956.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari

sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk

melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 1.025 OH atau 75,42% dari

rencana di dalam PKP2T sebanyak 1.359 OH, sehingga dapat disimpulkan

penggunaan SDM telah efisien.

Tingkat efisien baik keuangan maupun SDM dimanfaatkan untuk pelaksanaan

penugasan pengawasan yang tidak direncanakan (NPKP2T) sebanyak 13

penugasan pengawasan dengan menyerap dana sebesar Rp93.075.000,00 dengan

penggunaan SDM sebanyak 237 OH yaitu sebagai berikut :

1. Asistensi Penyusunan Tarif Air Minum pada PDAM Kabupaten Bengkayang.

2. Asistensi Kajian Tarif Air Minum PDAM Kabupaten Sanggau.

3. Pembahasan Kajian Tarif Air Minum PDAM Bengkayang.

4. Audit Tujuan Tertentu pada PT Sang Hyang Seri.

5. Evaluasi Atas Peran Korporasi pada PT Pertani Cabang Kalbar.

6. Evaluasi Atas Peran Korporasi pada PT Pupuk Kaltim.

7. Evaluasi Atas Peran Korporasi pada PT Pupuk Sriwijaya.

8. Evaluasi Atas Peran Korporasi pada PT Pupuk Iskandar Muda (Persero)

Wilayah Kalimantan Barat.

9. Audit Atas Kelayakan Usulan Penyelesaian Piutang Negara Kepada Petani

PIR/NES VII Monterado/Sambas Kalimantan Barat

10. Reviu Atas Proses dan Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi Pembangunan

Instalasi Pengolahan Air Kapasitas 500 l/det (Tahap I Reviu Atas Proses

Penyusunan Dokumen Lelang)

11. Validasi dan Kompilasi Hasil Pengawasan Atas Peran BUMN Dalam

Mendukung Program Ketahanan Pangan nasional Dan Audit Tujuan Tertentu

Atas Cash Flow Pada PT. Sang Hyang Seri (Persero)

12. Pemantauan Program Kelistrikan pada PLTU Kabupaten Sintang (3 X 7 MW)

per 30 November 2015

13. Pemantauan Program Kelistrikan pada PLTU Kabupaten Ketapang per 30

November 2015.

Page 52: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 43

2) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan

Daerah

Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Akuntabilitas Pemerintah

Daerah. Ditargetkan sebanyak 4 (empat) rekomendasi dengan pelaksanaan

penugasan yang tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 27 penugasan

pengawasan. Indikator ini diukur dengan cara membandingkan tindak lanjut atas

rekomendasi yang diberikan kepada auditan dengan target kinerja yang

ditetapkan.

Realisasi Kinerja indikator tersebut adalah 75% atau mencapai 83,33% dari

target kinerja sebesar 90,00% dengan kategori “Berhasil”. Hasil ini diperoleh

dari jumlah rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti yaitu sebanyak 3 (tiga)

rekomendasi dari 4 (empat) rekomendasi yang diberikan kepada auditan.

Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 27 penugasan pengawasan

yaitu :

1. Asistensi/Bimtek Pengelolaan Keuangan Desa sebanyak 5 (lima) kabupaten.

2. Evaluasi kebijakan Pemerintah Daerah sebanyak 3 (tiga) kabupaten.

3. Evaluasi Pelaksanaan Standar Pelayanan Publik pada pada 2 (dua) Pos Lintas

Batas.

4. Evaluasi SAKIP.

5. Kajian Permasalahan PBJ dan Pemantauan Transparansi PBJ.

6. Evaluasi Kinerja Pelayanan Bidang Pendidikan pada 2 (dua) kabupaten.

7. Evaluasi Kinerja Pelayanan Bidang Kesehatan pada 2 (dua) kabupaten.

8. Evaluasi Kinerja Pelayanan Bidang Perhubungan/Kemaritiman pada 2 (dua)

kabupaten.

9. Evaluasi Kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.

10. Pencegahan/ Pemberantasan Korupsi dalam PBJ dan Peningkatan Kinerja

pada 2 (dua) kabupaten.

11. Penyusunan Database Permasalahan Hibah/Bansos.

12. Perencanaan Pembangunan Daerah

13. Probity Audit Pengadaan Barang dan Jasa pada 3 (tiga) objek probity.

Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 27 penugasan tersebut

sebanyak 4 (empat) rekomendasi strategis yaitu :

1. Pengelolaan Dana Desa harus sesuai dengan ketentuan dengan menggunakan

aplikasi pada 3 Kabupaten (Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Landak dan

Kabupaten Kubu Raya) sehingga memudahkan penyusunan LPJ Dana Desa).

2. Melakukan perbaikan dan dokumen perencanaan tahunan (RKPD, RKA) di

Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Kayong Utara

3. Mengusulkan Perbaikan sarana dan prasarana pelabuhan, Tempat Pendaratan

Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) ditingkat Provinsi, dan tempat

Page 53: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 44

Pelelangan Ikan (TPI) serta Penanganan praktek illegal fishing dengan

membuat laporan pelaksanaan kegiatan sehingga dapat diketahui

data/informasi penanganan permasalahan praktek Illegal fishing baik kegiatan

pencegahan maupun penindakan (sanksi) yang telah dilakukan.

4. Menyusun sistem dan prosedur di tingkat Pemerintah Daerah yang dapat

menguatkan peran masing-masing SKPD/unit dalam PBJ untuk mendukung

kebenaran setiap pembayaran termin pengadaan barang dan jasa.

Terhadap 4 (empat) rekomendasi tersebut telah ditindaklanjuti :

Diimplementasikan SIMDA Desa pada 3 Kabupaten (Kabupaten Kayong Utara,

Kabupaten Landak dan Kabupaten Kubu Raya).

Revisi Dokumen Perencananan sesuai dengan ketentuan (Kabupaten Sanggau

dan Kabupaten Kayong Utara)

Dipenuhinya rekomendasi Berita Acara hasil pemeriksaan sebelum dilakukan

pembayaran pada RSUd Sultan Syarief Mohamad Alkadrie.

Sementara untuk rekoemndasi mengusulkan Perbaikan sarana dan prasarana

pelabuhan, Tempat Pendaratan Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) ditingkat

Provinsi, dan tempat Peleleangan Ikan (TPI) serta Penanganan praktek illegal

fishing dengan membuat laporan pelaksanaan kegiatan sehingga dapat diketahui

data/informasi penanganan permasalahan praktek Illegal fishing baik kegiatan

pencegahan maupun penindakan (sanksi) yang telah dilakukan akan ditindak

lanjuti di tahun 2016.

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan

dana sebesar Rp149.443.000,00 atau sebesar 88,13% dari target sebesar

Rp169.563.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari

sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk

melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 610 OH atau 53,32% dari

rencana di dalam PKP2T sebanyak 1.144 OH, sehingga dapat disimpulkan

penggunaan SDM telah efisien.

Tingkat efisien baik keuangan maupun SDM dimanfaatkan untuk pelaksanaan

penugasan pengawasan yang tidak direncanakan (NPKP2T) sebanyak 6 (enam)

penugasan pengawasan dengan menyerap dana sebesar Rp26.211.824,00 dengan

penggunaan SDM sebanyak 38 OH yaitu sebagai berikut :

1. Disiminasi Tata Kelola Keuangan Desa , Aplikasi SIMDA Desa

2. Probity audit pada RSUD Sultan Syarief Mohamad Alkadrie sebanyak 2 (dua)

kali, RSUD dr. Abdul Azis Singkawang sebanyak 2 (dua) kali.

3. Bimtek Peningkatan Kapasitas Tim Teknis Daerah EPPD Tahun 2015

Berdasarkan hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah tahun

2014 untuk 14 (empat belas) kabupaten/kota se-Provinsi Kalimantan Barat yang

dievaluasi pada tahun 2015 yaitu sebagai berikut:

Page 54: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 45

No. Kabupaten/Kota Skor Status

1 Kabupaten Sekadau 3,0923 Sangat Tinggi

2 Kabupaten Landak 3,0779 Sangat Tinggi

3 Kabupaten Sanggau 3,0382 Sangat Tinggi

4 Kota Singkawang 2,8203 Tinggi

5 Kabupaten Kayong Utara 2,7552 Tinggi

6 Kabupaten Sintang 2,7272 Tinggi

7 Kabupaten Melawi 2,7130 Tinggi

8 Kabupaten Bengkayang 2,6967 Tinggi

9 Kabupaten Kapuas Hulu 2,6898 Tinggi

10 Kabupaten Sambas 2,5471 Tinggi

11 Kota Pontianak 2,4452 Tinggi

12 Kabupaten Mempawah 2,3508 Tinggi

13 Kabupaten Ketapang 1,7981 Sedang

14 Kabupaten Kubu Raya 1,7969 Sedang

3) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan

Pusat

Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Instansi Pemerintah Pusat.

Ditargetkan sebanyak 10 rekomendasi dengan pelaksanaan penugasan yang

tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 44 penugasan pengawasan.

Indikator ini diukur dengan cara membandingkan tindak lanjut atas rekomendasi

yang diberikan kepada auditan dengan target kinerja yang ditetapkan.

Realisasi kinerja untuk indikator tersebut adalah 80,00% atau mencapai

88,89% dari target kinerja sebesar 90,00% dengan kategori “Sangat Berhasil”.

Hasil ini diperoleh dari jumlah rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti yaitu

sebanyak 8 (delapan) rekomendasi dari 10 rekomendasi yang diberikan kepada

auditan.

Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 39 penugasan pengawasan

dikarenakan 3 (tiga) penugasan dibatalkan deputi rendal yaitu Audit Kinerja

Bawaslu di Provinsi Kalimantan Barat, Audit Program Ketahanan Energi dan

Evaluasi Penyerapan Anggaran pada Nakertrans. Penugasan yang dilaksanakan

dalam tahun 2015 adalah sebagai berikut :

1. Audit Kinerja atas Aksesibilitas dan Standar Pelayanan Kesehatan Primer pada

Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama pada Provinsi Kalimantan Barat pada 4

(empat) Kabupaten/Kota.

2. Audit Kinerja Program Pengendalian Penduduk pada BKKBN Provinsi

Kalimantan Barat pada 3 (tiga) Kabupaten.

3. Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional Kementerian Sosial pada 4

(empat) Kabupaten/Kota.

Page 55: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 46

4. Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan dan Kementerian Agama pada 4 (empat) Kabupaten/Kota.

5. Evaluasi/Audit Tunjangan Profesi Guru Daerah Terpencil Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan pada 6 (enam) Kabupaten/Kota.

6. Monitoring Evaluasi bantuan Sosial Sarana Prasarana Pendidikan pada 4

(empat) Kabupaten/Kota.

7. Monev agenda pembangunan tahap I pada 4 (empat) Saker.

8. Audit Program PPIP Provinsi Kalimantan Barat pada 6 (enam)

Kabupaten/Kota.

9. Evaluasi Pengelolaan Benda sitaan dan Barang Rampasan Negara pada 3 (tiga)

Kejaksaan Negeri di Provinsi Kalimantan Barat.

10. Evaluasi Penyerapan Anggaran Kementerian/Lembaga Semester I Tahun 2015

pada 3 (tiga) Satker.

11. Monitoring Program Pencegahan dan Pemberantasan Peredaran Gelap

Narkoba

Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 27 penugasan tersebut

sebanyak 10 rekomendasi strategis yaitu :

1. Mengusulkan kepada Menteri Kesehatan untuk merevisi ketentuan

mekanisme pemutakhiran data agar melibatkan Dinas Kesehatan dan

berkoordinasi dengan BPJS Cabang Pontianak atas kelebihan bayar iuran

kepesertaan PBI .

2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya segera melaporkan dan

mengusulkan penambahan fasilitas Rumah Sakit Rujukan kepada Bupati Kubu

Raya dan Kementerian Kesehatan dan berkoordinasi dengan tim anggaran

supaya mencantumkan penerimaan dana kapitasi dan non kapitasi ke batang

tubuh APBD dan menyusun Perda tentang pemanfaatan dana tersebut untuk

Puskesmas di Kabupaten Kubu Raya.

3. Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas agar menginformasikan

permasalahan tersebut kepada Kepala BPJS Cabang Singkawang untuk segera

menerbitkan Kartu BPJS Kesehatan/ Kartu Jaminan Kesehatan Nasional dan

mendistribusikannya kepada yang berhakKepada Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten Sambas agar menginformasikan permasalahan tersebut kepada

Kepala BPJS Cabang Singkawang untuk segera menerbitkan Kartu BPJS

Kesehatan/ Kartu Jaminan Kesehatan Nasional dan mendistribusikannya

kepada yang berhak

4. Kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas agar menginformasikan

permasalahan tersebut kepada Kepala BPJS Cabang Singkawang untuk segera

menerbitkan Kartu BPJS Kesehatan/ Kartu Jaminan Kesehatan Nasional dan

mendistribusikannya kepada yang berhak

Page 56: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 47

5. Menginstruksikan kepada Tim Pelaksana TP Guru PNSD untuk melakukan

koreksi negatif atas jumlah tunggakan TP Guru PNSD TA 2014 Kabupaten

Sintang terhadap 4 (empat) guru yang mengambil cuti di luar cuti tahunan

sebesar Rp14.531.500,00 dan mengusulkan kepada Direktorat Jenderal Guru

dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk

menerbitkan SKTP Kekurangan bayar berdasarkan hasil koreksi BPKP atas

Daftar Kekurangan Bayar TP Guru PNSD Tahun 2014.

6. Menarik kembali pembayaran TPGuru PNSD Tahun 2014 kepada 5 (lima)

orang Guru sebesar Rp30.319.100,00 untuk disetorkan ke Kas Daerah

Kabupaten Kapuas Hulu dan mengirimkan copy bukti setor tersebut ke

perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat.

7. Menyesuaikan daftar kurang bayar TP Guru PNSD Tahun Anggaran 2014 di

Kabupaten Sambas terhadap 6 (enam) guru yang cuti bersalin dan guru yang

meninggal dunia sebesar Rp33.343.800,00 dan mengusulkan kepada

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan untuk menerbitkan SKTP kekurangan bayar TP Guru PNSD

sesuai dengan hasil audit.

8. Kepada Kepala Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman dan

Penataan Bangunan Provinsi Kalimantan Barat agar menginstruksikan PPK

Program PPIP untuk mempertanggungjawabkan dan menyetorkan ke kas

negara atas kelebihan pembayaran tersebut sebesar Rp31.522.200,00.

9. PPK PPIP agar menginstruksikan kepada KPP di 6 desa sasaran untuk

melakukan penghimpunan dana swadaya (Desa Sungai Burung; Peniti Dalam;

Peniti Besar; Sungai Batang; Bakau Besar Darat; Bakau Besar Laut) dan

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mempawah melalui Bupati

Kebupaten Mempawah agar menginformasikan kepada Menteri Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat dengan tembusan kepada Gubernur Provinsi

Kalimantan Barat agar tidak menetapkan lokasi sasaran penerima PPIP tanpa

mempertimbangkan usulan dari Bupati Kabupaten Mempawah.

10. Kepada kepala satker PPIP Kabupaten Sanggau direkomendasikan agar

melaporkan fasilitator masyarakat kepada satker PIP provinsi kalimantan

barat untuk dikenakan teguran karena lemah dalam melakukan

pendampingan proses pemilihan penyedia barang/ jasa sesuai pedoman

kepada pengurus OMS.

Seluruh rekomendasi tersebut berdasarkan informasi data dari aplikasi SIM-HP

telah ditindaklanjuti sebanyak 8 (delapan) rekomendasi strategis berupa :

1. Telah ditindaklanjuti dengan surat dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Landak kepada Kementerian Kesehatan Nomor 800/3277.B/UM/VIII/2015

tanggal 10 Agustus 2015 perihal Usulan Program JKN dan berkoordinasi

dengan Kepala BPJS Kesehatan Cabang Pontianak perihal Penjelasan Kinerja

Program JKN 2014.

Page 57: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 48

2. Telah ditindaklanjuti dengan Surat dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Kubu Raya kepada Kementerian Kesehatan RI Cq. Inspektorat Jenderal di

Jakarta Nomor 440/1915/Dinkes-B tanggal 20 Mei 2015 dan Surat dari

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya kepada Ketua TAPD

Kabupaten Kubu Raya Nomor 440/1912/Dinkes-B tanggal 20 Mei 2015.

3. Telah ditindaklanjuti dengan surat dari Kepala BPJS Cabang Singkawang

kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas Nomor 1052/XIII.03/

0615 tanggal 16 Juni 2015, dan berdasarkan Surat Kepala Grup Kepesertaan

BPJS Kesehatan Kantor Pusat Nomor 2801/VII.2/0414 tanggal 8 April 2014

perihal Kebijakan Pemberlakuan Kartu Lama (Askes Sosial dan Jamkesmas)

maka Kartu Jamkesmas masih berlaku dan dapat digunakan untuk pelayanan

kesehatan. Hal ini juga telah diinformasikan oleh BPJS Kesehatan di awal

tahun 2014 dan telah dibuatkan spanduk di setiap puskesmas untuk

memperluas informasi tersebut kepada masyarakat. BPJS Kesehatan akan

mengganti Kartu Jamkesmas tersebut dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS) di

Tahun 2015.

4. Kepala Dinas Pendidikan Kota Pontianak telah berkirim surat kepada

Direktorat Jenderal PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

dengan Surat Nomor 800/2247/PTKP/2015 tanggal 13 Agustus 2015 perihal

Kekurangan Bayar TP Guru TK Non PNS Kota Pontianak Tahun Anggaran

2014.

5. Telah ditarik kembali pembayaran TPGuru PNSD Tahun 2014 kepada 5 (lima)

orang Guru dan telah disetorkan ke Kas Daerah Kabupaten Kapuas Hulu

pada Bank Kalbar Cabang Putussibau No.Rek.No.6001003906 sebesar

Rp30.319.100,00 tanggal 14 Desember 2015.

6. Telah ditindaklanjuti dengan penyetoran ke kas negara sebesar

Rp31.522.200,00 dengan rincian :

Sebesar Rp14.300.000,00 NTPN : BC2D01TOUNV61TA9.

Sebesar Rp9.375.000,00 NTPN: BC2D01TOUNV61TA9.

Sebesar Rp6.240.000,00 NTPN 69DBA44C5QG1U8RP. NTB:

000000050456.

Sebesar Rp1.607.200,00 NTPN: 2418F11AEAA6DDA9.

7. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mempawah, telah

menginstruksikan kepada 6 (enam) KPP untuk penghimpunan dana swadaya,

sesuai Surat Nomor 600/928/PU-A tanggal 6 Oktober dan Surat Nomor

600/1060/PU-A tanggal 22 Desember 2015 kepada Ditjen Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Satker PIP

Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Barat agar mempertimbangkan

usulan lokasi desa sasaran penerima PPIP dari Pemda Kabupaten Mempawah

pada tahun anggaran berikutnya.

Page 58: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 49

8. Telah ditindaklanjuti dengan surat dari Kastker PPIP Kabupaten Sanggau

kepada Satker PIP Provinsi Kalimantan Barat Nomor 600/59/DPU-CK tanggal

22 Desember 2015 yang meminta Satker PIP Provinsi Kalimantan Barat untuk

menegur fasilitator yang bertugas di Desa Penyelimau Jaya dan Desa Sei

Tekam.

Sisanya sebanyak 2 (dua) rekomendasi sesuai dengan Berita Acara Kesepakatan

Tindak Lanjut akan dilaksanakan di Tahun 2016 yaitu :

1. Menyesuaikan daftar kurang bayar TP Guru PNSD Tahun Anggaran 2014 di

Kabupaten Sambas terhadap 6 (enam) guru yang cuti bersalin dan guru yang

meninggal dunia sebesar Rp33.343.800,00 dan mengusulkan kepada

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan untuk menerbitkan SKTP kekurangan bayar TP Guru PNSD

sesuai dengan hasil audit.

2. Menginstruksikan kepada Tim Pelaksana TP Guru PNSD untuk melakukan

koreksi negatif atas jumlah tunggakan TP Guru PNSD TA 2014 Kabupaten

Sintang terhadap 4 (empat) guru yang mengambil cuti di luar cuti tahunan

sebesar Rp14.531.500,00 dan mengusulkan kepada Direktorat Jenderal Guru

dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk

menerbitkan SKTP Kekurangan bayar berdasarkan hasil koreksi BPKP atas

Daftar Kekurangan Bayar TP Guru PNSD Tahun 2014.

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan

dana sebesar Rp353.124.200,00 atau sebesar 56,97% dari target sebesar

Rp619.793.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari

sisi pendanaan telah efisien. Penggunaan SDM untuk melaksanakan indikator

tersebut adalah sebanyak 1.148 OH atau 44,48% dari rencana di dalam PKP2T

sebanyak 2.581 OH, sehingga dapat disimpulkan penggunaan SDM telah efisien.

Tingkat efisien baik keuangan maupun SDM dimanfaatkan untuk pelaksanaan

penugasan pengawasan yang tidak direncanakan (NPKP2T) sebanyak 44

penugasan pengawasan dengan menyerap dana sebesar Rp340.700.229,00

dengan penggunaan SDM sebanyak 972 OH yaitu sebagai berikut :

1. Probity Audit yang dilaksanakan pada Gedung Kejaksaan, Rumah Sakit

Pendidikan Untan, Pembangunan Gedung Fakultas MIPA Untan.

2. Rapat Koordinasi Rencana Pelaksanaan Audit Kinerja Program Jaminan

Kesehatan Nasional dan Audit Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Kantor

Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan.

3. Audit Kinerja Program JKN Tahun 2014 dan validasi Pelaksanaan Audit

Kinerja Program JKN Tahun 2015 pada 2 (dua) Kabupaten Kota.

4. Audit Tujuan Tertentu atas Paket Pembangunan Jalan Akses Jembatan Tayan,

Paket Peningkatan Struktur Jalan Batas Kota Sanggau-Sekadau I, Paket

Peningkatan Struktur Jalan Balai Karangan Entikong-Batas Serawak,

Page 59: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 50

Komposisi Pendanaan Izin MYC Tahun 2012 sampai dengan 2015 Paket

Supervisi Pembangunan Jembatan dan Akses Tayan.

5. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Direktorat Jenderal PSP Kementerian

Pertanian pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi

Kalimantan Barat.

6. Audit PNBP Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pontianak Tahun Anggaran

2013 dan 2014 pada 4 (empat) Satuan Kerja.

7. Audit Tujuan Tertentu atas Pengelolaan Aset Sitaan Hasil Korupsi, Benda

Sitaan, dan Barang Rampasan Kanwil Kemenkumham Prov. Kalimantan Barat

pada 4 (empat) Satuan Kerja.

8. Evaluasi Penyelenggaraan Terpadu Satu Pintu Bidang Penanaman Modal

Daerah Kota Pontianak Tahun 2014 dan 2015 sampai dengan 31 Agustus

2015 pada 2 (dua) Satuan Kerja.

9. Sosialisasi dan Validasi Hasil Pengawasan Program Prioritas pembangunan

Nasional Lingkup Kedeputian Perekonomian dan Kemaritiman dan

Kedeputian Polhukam, PMK.

10. Monitoring atas Pelaksanaan Program Akselerasi Swasembada Pangan pada

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat

Tahun 2015 (Periode sampai dengan 30 Nopember 2015) sebanyak 5 (lima)

kali penugasan.

11. Audit Kinerja Aksesibilitas dan Mutu Layanan Kesehatan di Daerah Tertinggal

Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) Tahun 2014 di Kabupaten Landak,.

12. Audit Operasional Dana Rehabilitasi dan Rekonstruksi (DRR) Tahun 2013

pada BPBD Kabupaten Sekadau, Mempawah.

13. Monitoring Prioritas Pembangunan Nasional Kementerian Kelautan dan

Perikanan serta Kementerian Perhubungan di Provinsi Kalimantan Barat

Tahun 2015.

14. Pemantauan atas Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Bantuan Sosial Sarana

Prasarana Pendidikan di Kabupaten Sambas.

15. Audit Operasional atas Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Tahun 2014 dan 2015 pada BPN Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak.

16. Evaluasi Penyerapan Anggaran di Lingkungan Kepolisian Daerah Provinsi

Kalimantan Barat.

17. Pendampingan Tertib Administrasi dan Akuntabilitas Pengelolaan Dana

Bantuan Asap Akibat Pembakaran Lahan dan Hutan Tahun 2015.

18. Evaluasi atas Pembangunan Bidang Kelautan dan Perikanan pada Pelabuhan

Perikanan Nusantara Pemangkat Tahun 2015.

19. Penugasan Rakor Sinergi atas Pengawasaan Anggaran Fungsi Pendidikan.

20. Verifikasi PNBP Kawasan Kehutanan Kabupaten Ketapang.

Page 60: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 51

d) Capaian Kinerja Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan

Pemerintah.

Capaian kinerja ini dikontribusikan oleh 2 (dua) bidang pengawasan yaitu Bidwas

Instansi Pemerintah Pusat (IPP) dan Bidwas Akuntabilitas Pemerintah Daerah

(APD) dengan penjelasan masing-masing capaiannya adalah sebagai berikut :

1) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan

Pemerintah Daerah

Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Akuntabilitas Pemerintah

Daerah. Ditargetkan sebanyak 3 (tiga) rekomendasi dengan pelaksanaan

penugasan yang tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 21 penugasan

pengawasan. Indikator ini diukur dengan cara membandingkan tindak lanjut atas

rekomendasi yang diberikan kepada auditan dengan target kinerja yang

ditetapkan.

Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 100% dengan kategori

“Sangat Berhasil” dari target kinerja 90%. Hasil ini diperoleh dari jumlah tindak

lanjut atas rekomendasi yang dihasilkan pada kelompok penugasan indikator

tersebut.

Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 21 penugasan pengawasan

yaitu:

1. Asistensi/Bimtek Pengelolaan Keuangan dengan Aplikasi SIMDA pada

5 (lima) Kabupaten/Kota.

2. Asistensi/Bimtek Penyusunan Rencana Aksi Hasil Temuan BPK pada 5 (lima)

Kabupaten/Kota.

3. Asistensi/Bimtek Reviu LKPD Berbasis Akrual pada 5 (lima) Kabupaten/Kota.

4. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD pada 5 (lima) Kabupaten/Kota.

5. Kompilasi LKPD dan Analisis Kinerja Keuangan Pemda.

Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 21 penugasan tersebut

sebanyak 3 (tiga) rekomendasi strategis yaitu :

1. Menginstruksikan kepada Kepala SKPD untuk melaksanakan action plan

terkait tindak lanjut temuan BPK secara tuntas dan melaporkan progresnya

kepada Bupati Kepala Daerah.

2. Kepala Daerah agar menginstruksikan Kepala Bappeda, Sekretaris Daerah

selaku Ketua TAPD dan Koordinator TAPD untuk melakukan perbaikan agar

proses penyusunan dan penetapan APBD tidak mengalami keterlambatan.

3. Melakukan pendampingan kepada PPKD maupun SKPD dilingkungan

Pemerintah Daerah untuk semakin mampu dan mandiri dalam menjalankan

aplikasi SIMDA versi terbaru yang sudah menyesuaikan dengan SAP berbasis

akrual serta menyajikan Laporan Keuangan berbasis akrual secara real time.

Terhadap 3 (tiga) rekomendasi tersebut telah ditindaklanjuti yaitu :

Page 61: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 52

1) Instruksi Kepala Daerah untuk melaksankanan rencana aksi yang sudah

disepakati.

2) Penyusunan APBD Thn 2016 sudah tepat waktu.

3) 5 Pemda telah melakukan restatement dan telah mengimplemenatsikan SAP

Berbasis Akrual.

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan

dana sebesar Rp125.231.200,00 atau sebesar 105,77% dari target sebesar

Rp118.405.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari

sisi pendanaan tidak efisien. Sementara itu pengguaan SDM untuk melaksanakan

indikator tersebut adalah sebanyak 513 OH atau 123,61% dari rencana di dalam

PKP2T sebanyak 415 OH, sehingga dapat disimpulkan penggunaan SDM tidak

efisien.

Selain kegiatan PKP2T juga dilaksanakan kegiatan yang tidak direncanakan

(NPKP2T) sebanyak 5 (lima) penugasan pengawasan dengan menyerap dana

sebesar Rp49.700.000,00 dengan penggunaan SDM sebanyak 35 OH yaitu sebagai

berikut :

1. Sosialisasi implementasi akrual basis di Balikpapan.

2. Forum Akuntabilitas Pemda dan Workshop Program Aplikasi SIMDA MBD

Versi 2.68.

3. Pendampingan Rencana Aksi Hasil Audit BPK

4. Bimbingan Teknis Integrasi/Koneksi Aplikasi SIMDA BMD dengan SIMDA

Keuangan untuk Keandalan LKPD Berbasis Akural.

5. Restatement Laporan keuangan pada Pemerintah daerah Kabupaten

Bengkayang

Adapun informasi peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah

yang ditunjukkan dengan opini dari BPK yaitu sebagai berikut :

Perkembangan Opini atas Laporan Keuangan Pemda Tahun 2011-2014

No.

Opini

Jumlah Pemda

2011 2012 2013 2014

Jml % Jml % Jml % Jml %

1. WTP 1 7 4 27 5 33 8 54

2. WDP 13 87 11 73 10 67 7 46

3. TMP 0 0 0 0 0 0 0 0

4. TW 1 6 0 0 0 0 0 0

Jumlah 15 100 15 100 15 100 15 100

Dari tabel di atas terlihat adanya perkembangan terhadap opini BPK atas laporan

keuangan pemerintah daerah di Provinsi Kalimantan Barat, meskipun indikator

ini belum tercapai secara optimal. Perkembangan terlihat dengan meningkatnya

opini WTP dari tahun 2011 sebanyak 1 (7%) Pemda menjadi 5 (33%) Pemda.

Page 62: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 53

Kelima Pemda yang telah mencapai opini WTP atas laporan keuangan tahun 2013

adalah :

1) Provinsi Kalimantan Barat,

2) Kota Pontianak,

3) Kabupaten Sekadau,

4) Kabupaten Sintang, dan

5) Kabupaten Landak,

Sedangkan 10 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (67%) memperoleh opini

WDP yaitu:

1) Kabupaten Pontianak,

2) Kabupaten Kubu Raya,

3) Kabupaten Sambas,

4) Kabupaten Sanggau,

5) Kabupaten Bengkayang,

6) Kabupaten Kapuas Hulu,

7) Kabupaten Ketapang,

8) Kota Singkawang,

9) Kabupaten Kayong Utara dan

10) Kabupaten Melawi.

Untuk tahun 2014 jumlah opini WTP atas laporan keuangan pemerintah daerah

di wilayah Provinsi Kalimantan Barat meningkat sebanyak 3 (tiga) Pemda

dibandingkan dengan tahun 2013. Jumlah opini WTP adalah sebanyak 8 (54.%)

Pemda yaitu :

1) Provinsi Kalimantan Barat,

2) Kota Pontianak,

3) Kabupaten Sekadau,

4) Kabupaten Sintang

5) Kabupaten Landak

6) Kabupaten Sanggau

7) Kabupaten Kubu Raya

8) Kabupaten Ketapang.

Sedangkan 7 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (46%) memperoleh opini

WDP yaitu:

1) Kabupaten Mempawah

2) Kabupaten Sambas

3) Kabupaten Bengkayang

4) Kabupaten Kapuas Hulu

5) Kota Singkawang

6) Kabupaten Kayong Utara

Page 63: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 54

7) Kabupaten Melawi.

Masih adanya Pemda yang belum memperoleh opini WTP menunjukkan bahwa

akuntabilitas pelaporan keuangan pemda masih belum sepenuhnya dapat

diyakini kewajarannya oleh BPK, disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain

adanya kelemahan sistem pengendalian intern, pengelolaan aset pemda belum

tertib, tidak sesuainya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan ketentuan

yang berlaku, penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan Standar

Akuntansi Pemerintah (SAP), kelemahan dalam sistem penyusunan laporan

keuangan, serta kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan pada

pemda.

Oleh karena itu, peran Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat sangat lah

penting untuk mengatasi faktor-faktor penyebab tidak diperolehnya opini WTP

tersebut. Dalam Tahun 2015 pelaksanaan kegiatan untuk mendukung

tercapainya opini WTP adalah sebagai berikut :

1) Penguatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)

Upaya penguatan SPIP Pemda pada tahun 2015 merupakan upaya kelanjutan

dari tahapan implementasi SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, dan

difokuskan pada pencapaian salah satu tujuan SPIP, yaitu dapat diandalkannya

laporan keuangan. Selain itu, upaya penguatan SPIP bertujuan untuk

meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, yang

berarti dapat meminimalisir terjadinya praktik-praktik KKN.

Dalam tahun 2015, kegiatan penguatan SPIP yang dilaksanakan adalah berupa

narasumber sosialisasi SPIP di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sambas

dan Kabupaten Landak dan Kabupaten Kubu Raya.

2) Pendampingan Penyusunan dan Pendampingan Reviu LKPD Bersama

Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota

Untuk meningkatkan kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD),

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah melakukan Sosialisasi

Pengelolaan Keuangan Daerah dan Bimbingan Teknis/ Asistensi Pengelolaan

Keuangan Daerah. Pada tahun 2015, kegiatan bimbingan

teknis/asistensi/pendampingan penyusunan LKPD tahun 2014 yang telah

dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:

1. Bimtek Aplikasi SIMDA Kabupaten Kubu Raya Tahun Anggaran 2015.

2. Asistensi Penyusunan Rencana Aksi atas Hasil Temuan BPK Tahun 2014

pada Pemerintah Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Kayong Utara,

Kabupaten Landak Tahun, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Kubu Raya.

3. Reviu Peraturan Kepala Daerah (Perkada) Kebijakan Akuntansi dan Sistem

Akuntansi Pemerintah Kabupaten Kubu Raya

Page 64: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 55

4. Bimbingan Teknis (Bimtek) penyusunan laporan keuangan SKPD pada

Kabupaten Landak

Pelaksanaan kegiatan pendampingan penyusunan LKPD dilakukan dalam

bentuk bimbingan teknis dan pemberian bantuan dalam penyusunan LKPD,

sehingga dapat menghasilkan LKPD yang sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP).

Sesuai dengan Pasal 57 ayat 2 dan ayat 3 PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah, bahwa Inspektorat Provinsi/

Kabupaten/Kota melakukan reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota sebelum disampaikan kepada Badan Pemeriksa

Keuangan. Dalam hal ini, BPKP melakukan pendampingan kepada Inspektorat

Provinsi/Kabupaten/Kota untuk melakukan reviu atas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (LKPD) dengan tujuan untuk memberikan keyakinan

memadai atas kualitas laporan keuangan.

Selain melakukan bimbingan teknis/asistensi penyusunan LKPD, Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat dalam tahun 2015 juga berperan sebagai

narasumber dan pendampingan reviu LKPD bersama Inspektorat

Kabupaten/Kota yaitu dengan Inspektorat Kabupaten Sanggau, Kabupaten

Mempawah dan Kota Singkawang.

3) Fasilitasi dan Asistensi Penerapan Program Aplikasi SIMDA

Untuk meningkatkan akurasi dan kecepatan dalam pengelolaan keuangan

daerah, khususnya dalam hal pengolahan data, BPKP menyediakan Aplikasi

SIMDA. Aplikasi ini terdiri atas:

SIMDA Keuangan mencakup pengelolaan keuangan meliputi fungsi mulai

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, dan pelaporan

keuangan.

SIMDA BMD digunakan untuk penatausahaan pengelolaan Barang Milik

Daerah (BMD) khususnya aset tetap.

SIMDA Gaji digunakan untuk penatausahaan gaji antara lain membuat

daftar gaji.

SIMDA Pendapatan digunakan untuk mengadministrasikan pendapatan

pajak daerah dan retribusi daerah.

Sebagai lanjutan dari fasilitasi penerapan program aplikasi SIMDA pada tahun

sebelumnya, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat melakukan asistensi

pengelolaan keuangan daerah dengan menggunakan Aplikasi SIMDA pada 5

(lima) Pemda, yaitu:

Kabupaten Bengkayang menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan, SIMDA

BMD, SIMDA Gaji, dan SIMDA Pendapatan;

Kabupaten Sanggau menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan;

Page 65: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 56

Kabupaten Kayong Utara menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan dan

SIMDA BMD;

Kabupaten Landak menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan, SIMDA BMD,

dan SIMDA Gaji; dan

Kabupaten Kubu Raya menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan dan SIMDA

BMD.

tahun 2015, kegiatan fasilitasi dan asistensi penerapan program aplikasi

SIMDA akrual dilaksanakan pada Pemerintah Kabupaten Kubu Raya,

Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Landak, Kabupaten Kayong Utara dan

Kabupaten Sanggau.

Hasil yang diharapkan dengan diterapkannya program aplikasi SIMDA adalah

tercapainya proses penganggaran, penatausahaan, dan pelaporan dengan

menghasilkan 7 (tujuh) jenis Laporan Keuangan yaitu Laporan Realisasi

Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Neraca, Laporan

Perubahan Kas, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan Atas Laporan

Keuangan.

4) Pendampingan Penataan Barang Milik Daerah (BMD)

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah melakukan kegiatan

pendampingan berupa bimbingan teknis pengelolaan BMD pada beberapa

pemerintah daerah dengan hasil yang diharapkan adalah dapat diidentifikasi

seluruh aset yang dikelola oleh pemerintah daerah tersebut dengan kegiatan

sebagai berikut :

1. Narasumber asistensi penyusunan nilai kapasitas aset pada pemerintah

Kabupaten Sanggau.

2. Fasilitasi rekonsiliasi BMD Kabupaten Landak.

3. Pendampingan program kegiatan sensus barang milik Pemerintah

Kabupaten Sambas.

4. Narasumber bintek manajemen pengelolaan aset daerah bagi seluruh SKPD

di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya.

5. Narasumber bimbingan teknis pengelolaan barang milik daerah pada Dinas

Pendidikan Kabupaten Ketapang.

2) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan

Pemerintah Pusat

Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Pengawasan Instansi

Pemerintah Pusat. Ditargetkan sebanyak 2 (dua) rekomendasi dengan

pelaksanaan penugasan yang tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 13

penugasan pengawasan. Indikator ini diukur dengan cara membandingkan tindak

lanjut atas rekomendasi yang diberikan kepada auditan dengan target kinerja

yang ditetapkan.

Page 66: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 57

Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 100% dengan kategori

“Sangat Berhasil” dari target yang ditetapkan sebesar 90,00%. Keberhasilan

tersebut didukung dengan pelaksanaan 11 kegiatan penugasan pengawasan yaitu

sebagai berikut :

Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 11 penugasan pengawasan

dikarenakan 2 (dua) penugasan dibatalkan deputi rendal yaitu Penilaian

risiko/penyusunan RTP/monitoring dan evaluasi pada 9 K/L Bawaslu di Provinsi

Kalimantan Barat dan Audit Operasional Bantuan Operasional PTN Kementerian

Dikti Riset dan Teknologi. Penugasan yang dilaksanakan dalam tahun 2015

adalah sebagai berikut :

1. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Bawaslu, KPU, BNP2TKI,

Nakertrans.

2. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Satker Ditjen Bina Marga,

Ditjen Cipta Karya, Ditjen SDA dan Kompilasi Pendampingan Penyusunan

Laporan Keuangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

3. Pendampingan Akuntabilitas Kinerja/Pelaporan Keuangan K/L pada K/L A

pada 3 (tiga) objek pendampingan

4. Penilaian Risiko/Penyusunan RTP/ Monitoring dan Evaluasi pada 9 K/L di

Bawaslu dan KPU.

Dari penugasan pengawasan tersebut diperoleh 2 (dua) rekomendasi yaitu :

1. CaLK Laporan Keuangan Tahun 2014 Polda Kalimantan Barat telah disusun

sesuai SAP dan Opini BPK RI atas Laporan Keuangan WTP

2. CaLK Laporan Keuangan Tahun 2014 Kanwil Kementerian Hukum dan HAM

Kalimantan Barat telah disusun sesuai SAP dan Opini BPK RI atas Laporan

Keuangan WTP.

Atas kedua rekomendasi tersebut seluruhnya telah ditindak lanjuti pada

perbaikan laporan keuangan yang dilakukan pendampingan.

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan

dana sebesar Rp41.091.000,00 atau sebesar 53,84% dari target sebesar

Rp76.324.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari

sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk

melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 469 OH atau 68,37% dari

rencana di dalam PKP2T sebanyak 686 OH, sehingga dapat disimpulkan

penggunaan SDM telah efisien.

Tingkat efisien baik keuangan maupun SDM seluruhnya telah dimanfaatkan

untuk penugasan pengawasan yang mendukung tindak lanjut Rekomendasi

Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat (butir c).3)).

Page 67: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 58

e) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah

Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Akuntabilitas Pemerintah Daerah.

Ditargetkan sebanyak 3 (tiga) rekomendasi dengan pelaksanaan penugasan yang

tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 26 penugasan pengawasan.

Indikator ini diukur dengan cara membandingkan tindak lanjut atas rekomendasi

yang diberikan kepada auditan dengan target kinerja yang ditetapkan.

Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 100% dengan kategori

“Sangat Berhasil” dari target kinerja 90%. Hasil ini diperoleh dari jumlah tindak

lanjut atas rekomendasi yang dihasilkan pada kelompok penugasan indikator

tersebut .

Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 21 penugasan pengawasan

yaitu :

1. Pendampingan Penyusunan Revisi Perkada Kebijakan Akuntansi pada

5 (lima) Kabupaten/Kota.

2. Pengawasan atas Advance Payment DAK Reimbursement (Verifikasi Advance

Payment DAK R TA 2015).

3. Pengawasan atas Kepemilikan, Pemanfaatan dan Pengelolaan Aset Public Private

Patnership (P3) Daerah pada 5 (lima) Kabupaten/Kota.

4. Pengawasan atas Lintas Sektoral dengan Fokus (per tahun: kemiskinan,

ketahanan pangan, percepatan dan pemerataan pembangunan/infrastruktur

(MP3EI), ketahanan energi, maritim, infrastruktur) pada 5 (lima)

Kabupaten/Kota.

5. Pengawasan atas Pendapatan Asli Daerah pada 4 (empat) Kabupaten/Kota

6. Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemda pada 5 (lima) Kabupaten/Kota

7. Penyusunan Database Permasalahan Aset Daerah.

Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 21 penugasan tersebut

sebanyak 3 (tiga) rekomendasi strategis yaitu :

1. Pemerintah Daerah agar segera mengambil langkah-langkah percepatan

penyerapan anggaran dalam rangka merealisasikan rencana pembangunan

daerah tahun 2015.

2. Penyesuaian Perda tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah terhadap

pos Pendapatan-LO, Beban, dan Aset Tetap.

3. Kepala Daerah agar menginstruksikan Kepala BPKAD/DPPKAD dan Kepala

SKPD Pemungut Retribusi Daerah melakukan pendataan potensi daerah dan

potensi retribusi daerah secara berkala sebelum penetapan target PAD; serta

Mengusulkan Perda dan menetapkan Perbup/Perwako atas jenis penerimaan

retribusi potensial.

Terhadap 3 (tiga) rekomendasi tersebut telah ditindaklanjuti berupa :

1. Surat Edaran dari Bupati/Sekda tentang langkah-langkah penyerapan anggaran

tahun 2015.

Page 68: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 59

2. Revisi peraturan Bupati tentang Kebijakan Akuntansi Pemda terhadap Pos

Pendapatan –LO, beban dan Aset Tetap,.

3. Penyusunan SOP tentang PAD di Kota Singkawang.

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan

dana sebesar Rp156.256.640,00 atau sebesar 101,11% dari target sebesar

Rp154.544.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari

sisi pendanaan tidak efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk melaksanakan

indikator tersebut adalah sebanyak 650 OH atau 824% dari rencana di dalam

PKP2T sebanyak 650 OH, sehingga dapat disimpulkan penggunaan SDM telah

efisien.

f) Persentase Penyerahan Rekomendasi Keinvestigasian kepada APH

Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidang Investigasi, dengan target yang

ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja sebanyak 49 rekomendasi. Pelaksanaan

penugasan yang ditetapkan dalam PKP2T Tahun 2015 sebanyak 49 penugasan

pengawasan. Indikator ini diukur dengan cara membandingkan laporan yang telah

diserahkan kepada Aparat Penegak Hukum (APH) dengan rekomendasi yang telah

diberikan pada setiap penugasan pengawasan.

Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 100% dengan kategori

“Sangat Berhasil” dari target sebesar 90%, yaitu seluruh laporan (rekomendasi)

telah diserahkan kepada Aparat Penegak Hukum (APH). Keberhasilan tersebut

didukung dengan pelaksanaan 49 kegiatan penugasan pengawasan yaitu sebagai

berikut :

1) Audit investigasi telah dilaksanakan sebanyak 5 penugasan pengawasan.

2) Audit dalam rangka perhitungan kerugian keuangan negara telah dilaksanakan

sebanyak 14 penugasan pengawasan.

3) Pemberian keterangan ahli baik kepada penyidik atau dipersidangan tindak

pidana korupsi telah dilaksanakan sebanyak 26 penugasan pengawasan

4) Rapat koordinasi pengawasan dengan APH di seluruh wilayah provinsi

Kalimantan Barat telah dilaksanakan sebanyak 4 kali.

Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 49 penugasan tersebut

sebanyak 49 rekomendasi strategis yaitu :

1) Hasil Audit Investigatif menjadi rekomendasi dan pertimbangan pihak penyidik

dari berbagai kasus tindak pidana korupsi yang ditangani sebanyak 5

rekomendasi.

2) Hasil Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara menjadi rekomendasi dan

pertimbangan pihak penyidik dari berbagai kasus tindak pidana korupsi yang

ditangani sebanyak 14 rekomendasi.

Page 69: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 60

3) Pemberian Keterangan Ahli menjadi rekomendasi dan pertimbangan pihak

majelis hakim dari berbagai kasus tindak pidana korupsi yang ditangani

sebanyak 26 rekomendasi.

4) Koordinasi Hasil Pengawasan menjadi sumber informasi posisi kasus yang telah

diaudit dan juga bahan masukan bagi penyidik mengenai kasus yang sedang

ditangani sebanyak 4 rekomendasi.

Dari seluruh rekomendasi yang telah diberikan dan diserahkan kepada APH, dapat

simpulkan tindak lanjutnya yaitu :

1) Penyerahan laporan audit investigasi dan audit penghitungan kerugian keuangan

negara dan kepada masing-masing APH sebanyak 19 laporan dari berbagai kasus

korupsi, sehingga capaian indikator kinerjanya sebesar 100%.

2) Keterangan ahli telah disampaikan di depan penyidik dan persidangan sebanyak

26 keterangan ahli, sehingga capaian kinerjanya 100%.

3) Koordinasi penyamaan persepsi dan efektivitas serta efisiensi dalam penugasan

keinvestigasian dengan seluruh APH di wilayah Provinsi Kalimantan Barat

dengan tindak lanjut seluruh APH sepakat melakukan penangan kasus korupsi

dengan mempertimbangkan efektif dan efisiensi, sehingga capaian kinerjanya

adalah 100%.

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan

dana sebesar Rp256.798.800,00 atau sebesar 49,14% dari target sebesar

Rp522.539.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari

sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk melaksanakan

indikator tersebut adalah sebanyak 1.248 OH atau 48,43% dari rencana di dalam

PKP2T sebanyak 2.577 OH, sehingga dapat disimpulkan penggunaan SDM telah

efisien.

Realisasi dana tersebut belum termasuk menghadiri sidang sebagai kuasa kepala

Perwakilan BPKP Kalimantan Barat atas gugatan perdata terhadap Laporan

Penghitungan Kerugian Keuangan Negara di Pengadilan Negeri Sintang dan

pembahasan penyusunan jawaban Sidang Tata Usaha Negara sebesar

Rp72.927.900,00.

Tingkat efisiensi penggunaan dana dan SDM dimanfaatkan untuk kegiatan yang

tidak direncanakan (NPKP2T) yaitu audit investigasi sebanyak 2 penugasan, audit

dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara sebanyak 4 penugasan,

pemberian keterangan ahli baik kepada penyidik maupun di persidangan sebanyak

79 penugasan, atas berbagai kasus korupsi yang diminta oleh Aparat Penegak

Hukum (APH) yang juga menghasilkan rekomendasi strategis sebanyak 85

rekomendasi kepada Aparat Penegak Hukum yang menyerap anggaran sebesar

Rp198.072.060,00 dan penggunaan sumber dana sebanyak 828 OH.

Adapun perbandingan penanganan kasus korupsi Selama Tahun 2014 dan tahun

2015 adalah sebagai berikut :

Page 70: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 61

Penyerahan Kasus kepada Instansi Penegak Hukum

Kegiatan Jumlah Laporan Jumlah Kasus yang Ditangani % Real 2015 2015 2014 Jumlah 2015 2014 Jumlah

Audit Investigasi

7 8 15 7 8 15 100

Audit PKKN

18 18 36 18 18 36 100

PKA 105 83 188 105 83 188 100

Jumlah 130 109 239 130 109 239 100

Uraian lebih lanjut dari masing-masing kegiatan di atas adalah sebagai berikut:

1) Audit Investigasi

Selama tahun 2105, jumlah penangan kasus korupsi yang dilakukan adalah

sebanyak 7 kasus dengan jumlah kerugian keuangan negara sebesar

Rp17.627.598.013,89 dengan rincian sebagai berikut : Laporan Hasil Audit Investigasi yang Diserahkan ke Instansi Penyidik

Nama Instansi Penyidik Kasus % Jumlah Kerugian Keuangan Negara

Rupiah

Kejaksaan - - -

Kepolisian 7 100 17.627.598.013,89

KPK - - -

Jumlah 7 100 17.627.598.013,89

Dari 7 Kasus tersebut telah dilalui tahapan-tahapan tindak lanjut khusus sampai

dengan akhir tahun 2015 yaitu sebagai berikut:

Laporan Hasil Audit Investigasi Berdasarkan Tahapan Tindak Lanjut Kasus

Tahapan Tindak Lanjut Kasus Kasus %

Jumlah Kerugian Keuangan Negara

Rp

Penyelidikan 7 100 17.627.598.013,89

Dihentikan Penyelidikan - - -

Penyidikan - 0 -

Dilimpahkan ke Pengadilan - - -

Penuntutan

Diputus - - -

Jumlah 7 100 17.627.598.013,89

2) Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara

Selama tahun 2105, jumlah penanganan kasus korupsi yang ditangani dengan

Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) adalah sebanyak 18 kasus

dengan jumlah kerugian keuangan negara sebesar Rp36.490.177.356,01 dengan

rincian sebagai berikut :

Page 71: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 62

LHPKKN yang Diserahkan ke Instansi Penegak Hukum

Nama Instansi Penyidik

Kasus Jumlah Kerugian Keuangan Negara

Rupiah

Kejaksaan 7 10.427.754.104,82

Kepolisian 11 26.062.423.250,89

KPK - - Jumlah 18 36.490.177.356,01

Dari jumlah 18 kasus tersebut telah dilalui tahapan-tahapan tindak lanjut khusus

sampai dengan akhir tahun 2015 yaitu sebagai berikut :

LHPKKN Berdasarkan Tahapan Tindak Lanjut Kasus

Tahapan Tindak Lanjut Kasus

Kasus % Jumlah Kerugian Keuangan Negara

Rupiah

Dihentikan Penyelidikan - -

Penyidikan 18 100 36.490.177.356,01

Dihentikan Penyidikan - - -

Dilimpahkan ke Pengadilan - - -

Penuntutan - - -

Diputus - -

Jumlah 18 100 36.490.177.356,01

3) Pemberian Keterangan Ahli

Selama tahun 2015, pelaksanaan pemberian keterangan ahli kepada penyidik dan

di persidangan telah dilakukan sebanyak 105 kali dan telah diterbitkan laporan

sebanyak 105 laporan dan seluruh keterangan ahli di persidangan Tipikor telah

menjadi pertimbangan majelis hakim dalam memutuskan perkara korupsi

tersbut.

g) Persentase Penyerahan Rekomendasi Perbaikan Kelancaran Pembangunan

Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidang Investigasi, dengan target yang

ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja sebanyak 4 rekomendasi dengan pelaksanaan

penugasan yang ditetapkan dalam PKP2T Tahun 2015 sebanyak 4 penugasan

pengawasan. Indikator ini diukur dengan cara membandingkan rekomendasi yang

telah diserahkan kepada pihak yang meminta dibandingkan dengan target

rekomendasi yang telah diberikan pada setiap penugasan pengawasan.

Realisasi indikator kinerja tersebut adalah sebesar 50,00% dengan capaian kinerja

55,56% dari target sebesar 90,00% dengan kategori “Cukup Berhasil”. Hal ini

dinilai berdasarkan jumlah rekomendasi yang dapat dihasilkan untuk diserahkan

kepada stakeholders yaitu sebanyak 2 rekomendasi dibandingkan dengan target

sebnayak 4 rekomendasi strategis yaitu:

1) Rekomendasi atas Kontrak Pekerjaan Pembangunan Jalan Akses Jembatan

Tayan berupa nilai koreksi penyesuaian harga sebesar Rp2.851.377.044,66 dari

Page 72: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 63

nilai penyesuaian harga yang diajukan oleh SatkerPelaksana Jembatan Tayan

sebesar Rp3.682.790.806,79, berdasarkan hasil audit penyesuaian harga adalah

sebesar Rp Rp831.413.762,13;

2) Rekomendasi Hambatan Kelancaran Pembangunan pada Mesjid Raya Mujahidin

Pontianak telah diberikan rekomendasi berupa para pihak agar menyelesaikan

permasalahan hambatan kelancaran pembangunan Mesjid Mujahidin Pontianak

sesuai dengan kesepakatan para pihak.

Terhadap 2 rekomendasi tersebut telah disampaikan kepada pihak-pihak yang

meminta dilakukannya penugasan pengawasan tersebut. Terdapat 2 rekomendasi

dari 2 penugasan pengawasan yaitu; satu audit penyesuaian dan satu audit klaim,

tidak dilaksanakan sampai dengan akhir tahun 2015 disebabkan permintaan dari

stakeholder tidak ada.

Pelaksanaan indikator tersebut menggunakan dana sebesar Rp33.521.000,00 atau

sebesar 27,12% dari target sebesar Rp123.611.000,0 dan penggunaan SDM

sebanyak 75 OH atau 17,90% dari rencana di dalam PKP2T sebanyak 419 OH. Untuk

pelaksanaan indikator ini tidak dapat dinilai efisiensinya dikarenakan capaian

kinerja indikatornya tidak optimal hanya 50%.

Sisa anggaran dari pelaksanaan kegiatan pada indikator ini juga dipergunakan

untuk kegiatan menghadiri sidang sebagai kuasa khusus Kepala Perwakilan dan

koordinasi sebesar Rp36.712.100,00.

h) Persentase Penyerahan Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi

Kementerian/Lembaga

Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidang Investigasi, dengan target yang

ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja sebanyak 6 (enam) rekomendasi dengan

pelaksanaan penugasan yang ditetapkan dalam PKP2T Tahun 2015 sebanyak 6

penugasan pengawasan. Indikator ini diukur dengan cara membandingkan jumlah

rekomendasi atas tingkat pemahaman/implementasi masukan perbaikan yang telah

disampaikan dibandingkan dengan dari target rekomendasi yang diberikan dalam

pelaksanaan penugasan .

Realisasi indikator kinerja tersebut adalah sebesar 83,88% dengan capaian kinerja

92,59% dari target sebesar 90,00% dengan kategori “Sangat Berhasil”.

Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 5 (lima) penugasan

pengawasan dari 6 (enam) penugasan yang direncanakan dikarenakan 1 (satu)

penugasan yaitu Kajian Hasil Pengawasan sampai dengan akhir tahun 2015 tidak

dapat dilaksanakan. Rekomendasi yang dihasilkan dari 5 (lima) penugasan tersebut

adalah sebagai berikut :

1) Forum investigasi yang telah merumuskan langkah-langkah perbaikan pedoman

penugasan bidang investigasi, tukar-menujar informasi, penyamaan persepsi

pencegahan korupsi pada instansi pemerintah dan korporasi.

Page 73: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 64

2) Pelaksanaan Fraud Control Plan (FCP) pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdul

Azis Singkawang sebanyak 3 (tiga) kali yang meliputi sosialisasi, pemetaan

(Diagnostic assesment) serta bimbingan teknis implementasi FCP, dengan

rekomendasi yang dihasilkan berupa implementasi Fraud Control Plan (FCP)

dengan sepuluh atribut dijadikan sebagai sistem pencegahan dan pengendalian

tindak pidana korupsi (fraud) pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Abdul Azis

Singkawang.

Dalam rangka penerapan strategi preventif/pencegahan KKN, BPKP telah

melakukan pengembangan terhadap sistem pengendalian yang secara khusus

dirancang untuk mencegah, menangkal dan memudahkan pengungkapan fraud

(korupsi) yang disebut sebagai Fraud Control Plan (FCP) guna mengidentifikasi

kemungkinan adanya kelemahan yang membuka peluang, motif, dan pembenaran

terjadinya KKN.

Kegiatan sosialisasi FCP bertujuan untuk memberikan gambaran kepada

pimpinan entitas pemerintahan mengenai instrumen yang dapat memperkuat

pengendalian intern instansi pemerintah yang dirancang secara spesifik untuk

mencegah, menangkal, dan memudahkan pengungkapan kejadian yang

berindikasi korupsi, yang meliputi :

Pengertian fraud atau korupsi.

Jenis-jenis/ bentuk-bentuk Fraud atau korupsi.

Penyebab terjadinya Fraud atau korupsi.

Dampak Fraud atau korupsi.

Strategi pemberantasan korupsi.

Pengertian Fraud Control Plan (FCP).

Alasan/latar belakang/alur pengembangan FCP.

Keterkaitan FCP dengan Pengendalian Intern (SPIP).

Sasaran FCP.

Siklus FCP yang meliputi: sosialisasi, komitmen, diagnostic assessment,

asistensi implementasi FCP, penerapan FCP, evaluasi atas penerapan FCP,

tindak lanjut dan monitoring.

Atribut-atribut FCP, yang terdiri atas kebijakan makro terintegrasi, struktur

pertanggungjawaban, penilaian risiko fraud, kepedulian pegawai, kepedulian

masyarakat, perlindungan pelapor, sistem pelaporan fraud, pelaporan eksternal,

standar investigasi, standar perilaku dan disiplin.

Diagnostic Assesment (pemetaan) Fraud Control Plan (FCP) bertujuan untuk

memetakan keberadaan (eksistensi) dan implementasi atribut FCP. Hasil

pemetaan berupa simpulan mengenai tingkat kemungkinan (risiko) terjadinya

fraud dan area-area yang memerlukan perbaikan.

Page 74: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 65

Berdasarkan simpulan hasil pemetaan tersebut dilakukan pendampingan

implementasi Fraud Control Plan (FCP) berupa pendampingan pemenuhan

atribut-atribut FCP dan implementasinya sebagai sistem pencegahan dan

pengendalian fraud.

3) Sosialisasi Program Anti Korupsi (SosPAK) dengan rekomendasi yang dihasilkan

berupa meningkatnya pemahaman peserta Program Anti Korupsi tentang

korupsi.

Sosialisasi Program Anti Korupsi dilaksanakan sebagai bagian dari strategi

pencegahan KKN dengan memberikan edukasi kepada masyarakat, berlandaskan

pemikiran bahwa kejadian korupsi dapat dimulai, difasilitasi, didorong,

dilaksanakan, dipengaruhi, dihambat, dicegah, oleh masyarakat di sekitar pelaku

korupsi.

Penyelenggaraan sosialisasi PAK dimaksudkan untuk memberikan pemahaman

kepada masyarakat dan menggugah kepedulian masyarakat terhadap

permasalahan korupsi. Kepedulian tersebut diharapkan ada pada setiap

komponen masyarakat setelah memahami mengenai pengertian, penyebab dan

dampak korupsi.

Kepedulian publik (public awareness) perlu dibangun dan ditingkatkan agar

dapat berperan dalam pencegahan korupsi melalui upaya edukatif. Tujuan akhir

dari edukasi masyarakat adalah terciptanya masyarakat yang mempunyai budaya

malu untuk melakukan korupsi, masyarakat yang proaktif dalam mencegah dan

memberantas korupsi. Program edukasi anti korupsi dilakukan dengan harapan

dapat memberikan efek akumulatif yang signifikan dalam merubah budaya

masyarakat dari cenderung permisif terhadap korupsi menjadi anti korupsi.

Materi sosialisasi program anti korupsi disesuaikan dengan focus group yang

menjadi peserta sosialisasi mencakup persepsi peserta terhadap kondisi korupsi

di Indonesia, pengertian dan bentuk-bentuk korupsi, penyebab dan dampak

korupsi, strategi dan metode penanggulangan korupsi serta peran dari masing-

masing focus group dalam mencegah dan memberantas korupsi.

Adapun kegiatan SosPAK yang dilaksanakan di tahun 2015 adalah sebagai

berikut :

Kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi

Tanggal Kegiatan Narasumber Peserta (Orang)

23 dan 15 Juli 2015 Sosialisasi Anti Korupsi Fokus Grup Siswa

Kabid Investigasi

426

4 Mei 2015 Nara Sumber Anti Korupsi Dies Natalis Politeknik Negeri Pontianak

Kabid Investigasi

150

Pada saat kegiatan Sospak juga dilakukan pengukuran tingkat pemahaman dan

kepedulian peserta (focus group) terhadap permasalahan korupsi, dilakukan

Page 75: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 66

penyebaran kuesioner/daftar pertanyaan kepada peserta yang mengikuti

SosPAK. Semakin besar nilai yang dihasilkan menunjukan semakin setuju

responden dan responden memahami materi yang diberikan.

Hasil pengisian pertanyaan untuk mengukur tingkat pemahaman kelompok

(focus group) setelah dirata-ratakan yaitu sebagai berikut berikut:

Tingkat Pemahaman Kelompok

Focus Group Siswa Jumlah Skala

Pemahaman

Tingkat

Pemahaman

(1) (2) (3) (4)

SMA N 7 dan SMA N 8

Pontianak

426 1 s.d.6 5,4

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan

dana sebesar Rp78.455.300,00 atau sebesar 96,72% dari target sebesar

Rp81.112.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari sisi

pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk melaksanakan

indikator tersebut adalah sebanyak 131 OH atau 38,64% dari rencana di dalam

PKP2T sebanyak 339 OH sehingga dapat disimpulkan penggunaan SDM telah

efisien.

i) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi Pemerintah

Daerah

Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Akuntabilitas Pemerintah Daerah

(APD). Ditargetkan sebanyak 1 (satu) rekomendasi dengan pelaksanaan penugasan

yang ditetapkan dalam PKP2T Tahun 2015 sebanyak 10 penugasan pengawasan.

Indikator ini diukur dengan cara membandingkan tindak lanjut dari rekomendasi

yang diberikan untuk perbaikan tatanan pelaksanaan kegiatan dengan target kinerja

yang ditetapkan.

Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 100% dengan kategori

“Sangat Berhasil” dari target kinerja 90%. Hasil ini diperoleh dari jumlah tindak

lanjut atas rekomendasi yang dihasilkan pada kelompok penugasan indikator

tersebut.

Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 10 penugasan pengawasan

yaitu Koordinasi dan Supervisi Pencegahan Korupsi KPK – BPKP di 2 (dua)

Kabupaten/Kota yaitu Kota Singkawang dan Kabupaten Ketapang dengan dengan

hasil sebagai berikut :

1) Pengelolaan APBD

Program prioritas nasional belum sepenuhnya diimplementasikan dalam

RPJMD.

Page 76: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 67

APBD Tahun Anggaran 2014 dan 2015 terlambat ditetapkan (Kota

Singkawang).

Penyusunan RKA SKPD belum didukung dengan data yang memadai.

Pemberian hibah tidak sesuai dengan ketentuan.

Pertanggungjawaban dana hibah belum memadai.

2) Pengadaan Barang dan Jasa

Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) di Dinas Bina Marga, Sumber

Daya Air, dan ESDM.

Penyusunan RKA tidak berdasarkan analisis standar belanja dan satuan harga

standar.

Identifikasi kebutuhan barang belum disusun.

Proses pengadaan barang/jasa tidak sesuai dengan ketentuan.

3) Bidang Pendapatan

Pemerintah Kota Singkawang tidak memiliki database potensi penerimaan

pajak daerah yang memadai.

Penyetoran pajak penerangan jalan (PPJ) PLN belum didukung dengan bukti

yang akurat.

Data obyek pajak dan piutang PBB-P2 yang diserahterimakan dari KPP

Pratama Singkawang kepada Walikota Singkawang tidak akurat.

Pemerintah Kota Singkawang belum memiliki prosedur operasional baku

(SOP) dalam rangka menetapkan target, melakukan pemungutan dan

pelaporan pajak daerah.

Penyetoran pajak daerah (hotel, restoran dan hiburan) tidak tertib.

Nilai perolehan yang dilaporan pada pengajuan BPHTB terlalu rendah.

Rekomendasi perbaikan atas kegiatan Pengamatan, Koordinasi, dan Supervisi

Pencegahan Korupsi (Korsupgah) yaitu :

1) Bidang Pengelolaan APBD dan Hibah Bansos berupa :

Proses penyusunan APBD belum sesuai dengan ketentuan

Pengelolaan Hibah Bansos belum sesuai dengan ketentuan

2) Bidang Pengadaan Barang dan Jasa yaitu pengelolaan belum sesuai dengan

ketentuan.

3) Bidang Pendapatan yaitu Infrastrukur PAD belum memadai ( Peraturan, database

potensi PAD belum ada)

Page 77: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 68

Rekomendasi tersebut diatas telah ditindak lanjuti sesuai dengan rencana aksi yang

sudah disusun oleh Pemerintah Kota singkawang dan Kabupaten Ketapang tanggal

23 November 2015.

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan

dana sebesar Rp104.935.800,00 atau sebesar 135,51% dari target sebesar

Rp77.438.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari sisi

pendanaan tidak efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk melaksanakan

indikator tersebut adalah sebanyak 710 OH atau 139,22% dari rencana di dalam

PKP2T sebanyak 510 OH, sehingga dapat disimpulkan penggunaan SDM tidak

efisien.

Selain pelaksanaan PKP2T juga dilaksanakan kegiatan yang tidak direncanakan

(NPKP2T) sebanyak 3 (tiga) penugasan dengan penyerapan anggaran sebesar

Rp19.257.000,00 dan penggunaan SDM sebanyak 18 OH yaitu :

1. Koordinasi, Supervisi, dan Pencegahan Korupsi pada Kota Singkawang

2. Exit Metting Pengamatan, Evaluasi dan Pengujian bid. Penglelolaan APBD tahun

2014 dan 2015 Kab. Ketapang.

3. Monitoring dan evaluasi atas TL dan hasil koordinasi supervisi pencegahan

korupsi.

j) Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Pelaksanaan Penugasan Refocusing

(Wilayah Perbatasan)

Indikator kinerja ini dikoordinasikan pelaksanaannya oleh Bidwas Akuntabilitas

Pemerintah Daerah. Ditargetkan sebanyak 1 (satu) rekomendasi dengan

pelaksanaan penugasan yang tertuang di dalam PKP2T tahun 2015 sebanyak 4

(empat) penugasan pengawasan. Indikator ini diukur dengan cara membandingkan

tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan kepada auditan dengan target kinerja

yang ditetapkan.

Capaian kinerja untuk indikator tersebut masih 0,00% dengan kategori “Tidak

Berhasil”. Hal ini disebabkan pelaksanaan penugasan untuk mendukung

rekomendasi tersebut baru diselesaikan Minggu IV Desember 2015, dan tindak

lanjut atas rekomendasinya akan dilaksanakan pada tahun 2016.

Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 4 (empat) penugasan

pengawasan yaitu kegiatan pengawasan perbatasan di 4 (empat) pintu perbatasan

yaitu Badau Kabupaten Kapuas Hulu, Entikong Kabupaten Sanggau, Jagoi Babang

Kabupaten Bengkayang dan Aruk Kabupaten Sambas.

Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari penugasan tersebut sebanyak 1

(satu) rekomendasi strategis yaitu memerintahkan Pimpinan UPT di PLB Badau,

Entikong, Jagoi Babang dan Aruk agar mengusulkan anggaran pemeliharaan

bangunan/ruang kerja untuk tempat kerja pelayanan Imigrasi, rehab tempat kerja

terkait pelayanan fungsi keamanan (ruang kerja Dinas Perhubungan dan

Kepolisian); dan mengusulkan anggaran pembangunan/ modal untuk pengadaan

Page 78: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 69

portal otomatis, pengadaan alat pemindai yang mampu mendeteksi adanya narkoba

yang masuk melalui PLB Nanga Badau, Entikong, Jagoi Babang dan Aruk pengadaan

peralatan laboratorium sekaligus juga penyediaan SDM Analis Laboratorium;

pembangunan Instalasi Karantina (tempat bongkar muat) dan pembangunan In Port

Land kepada Pemerintah Indonesia melalui kementeriannya masing-masing.

Terhadap rekomendasi tersebut belum diperoleh tindak lanjutnya dikarenakan

pelaksanaan kegiatan tersebut baru diselesaikan Minggu IV Desember 2015, namun

telah disepakati untuk ditindaklanjuti pada tahun 2016 .

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan

dana sebesar Rp95.543.710,00 atau sebesar 43,48% dari target sebesar

Rp219.725.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari

sisi pendanaan telah efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk melaksanakan

indicator tersebut adalah sebanyak 251 OH atau 11,87% dari rencana di dalam

PKP2T sebanyak 2.115 OH, sehingga dapat disimpulkan penggunaan SDM telah

efisien.

Tingkat efisien baik keuangan maupun SDM dimanfaatkan untuk pelaksanaan

penugasan pengawasan refocusing lainnya yang merupakan kegiatan NPKP2T yaitu

Program ketahan pangan, Program penanggulangan asap, pengawasan perikanan

dan maritim serta pelaksanaan audit PNBP yang dilaksanakan oleh beberapa

Bidwas Pengawasan dengan penyerapan anggaran Rp45.693.707,00 dan

penggunaan SDM sebanyak 650 OH.

2. Tindak Lanjut Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Pemerintah

Daerah

Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Akuntabilitas Pemerintah Daerah

dengan target rekomendasi sebanyak 2 (dua) dengan pelaksanaan penugasan yang

ditetapkan dalam PKP2T Tahun 2015 sebanyak 8 (delapan) penugasan pengawasan.

Indikator ini diukur dengan cara membandingkan tindak lanjut dari rekomendasi yang

diberikan untuk perbaikan tatanan pelaksanaan kegiatan dengan target kinerja yang

ditetapkan.

Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 100% dengan kategori

“Sangat Berhasil” dari target kinerja 90%. Hasil ini diperoleh dari jumlah tindak

lanjut atas rekomendasi yang dihasilkan pada kelompok penugasan indikator tersebut.

Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 8 (delapan) penugasan

pengawasan yaitu :

1. Penataan Sisdur PBJ di Tingkat Pemda.

2. Pengendalian pengadaan barang/jasa melalui Pelaksanaan Probity Audit pada 3

(tiga) objek probity.

3. Penilaian Risiko Tertentu di Tingkat Pemda.

4. Peningkatan Kualitas LAKIP.

5. Penyusunan RTP Penyusunan LAKIP pada 2 (dua) pemerintah daerah

Page 79: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 70

Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 8 (delapan) penugasan tersebut

sebanyak 2 (dua) rekomendasi strategis yaitu :

1. Meningkatkan maturitas SPIP secara bertahap di lingkungan Pemerintah Daerah

melalui pemenuhan unsur-unsur fokus penilaian SPIP

2. Memperbaiki Sistim Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah dari proses

Perencanaan, Penetapan, Pengukuran sampai dengan Pertanggungjawaban kinerja.

Dengan menyusun RTP peningkatan Kualitas LAKIP.

Terhadap 2 (dua) rekomendasi tersebut telah ditindaklanjuti dengan adanya Surat

Inspektur Kota Pontianak untuk memenuhi unsur penilaian SPIP dan adanya RTP

peningkatan kualitas LAKIP Kabupaten Kubu Raya.

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan dana

sebesar Rp47.937.000,00 atau sebesar 93,78% dari target sebesar Rp51.116.000,00

sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari sisi pendanaan telah

efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk melaksanakan indikator tersebut adalah

sebanyak 248 OH atau 74.70% dari rencana di dalam PKP2T sebanyak 332 OH,

sehingga dapat disimpulkan penggunaan SDM telah efisien.

3. Persentase APIP yang berada Level 2 IA-CM

Indikator kinerja ini dikontribusikan oleh Bidwas Akuntabilitas Pemerintah Daerah

dengan target rekomendasi sebanyak 2 (dua) dengan pelaksanaan penugasan yang

ditetapkan dalam PKP2T Tahun 2015 sebanyak 4 (empat) penugasan pengawasan.

Indikator ini diukur dengan cara melakukan assesment tata kelola APIP di Wilayah

Provinsi Kalimantan Barat dibandingkan dengan target kinerjanya.

Capaian kinerja untuk indikator tersebut telah mencapai 6,66% atau sebesar 50,00%

dengan kategori “Tidak Berhasil” dari target kinerja 13,33%. Hasil ini diperoleh dari

jumlah APIP yang telah berada di level 2 IA-CM sampai dengan akhir tahun 2015 baru

1 (satu) APIP yaitu Inspektorat Kabupaten Sintang.

Keberhasilan tersebut didukung dengan pelaksanaan 4 (empat) penugasan

pengawasan yaitu Pembinaan Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemda

pada 4 (empat) pemerintah daerah.

Adapun rekomendasi strategis yang dihasilkan dari 4 (empat) penugasan tersebut

sebanyak 2 (dua) rekomendasi strategis yaitu :

1. Inspektorat agar menerapkan standar kendali mutu, menerapkan Permenpan RB

Nomor 13 Tahun 2010, menyusun rancangan internal audit charter, melakukan

analisis kebutuhan pegawai, menyusun rencana pengembangan SDM (auditor), dan

merujuk pada Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-1633/K/JF/2011 guna

meningkatkan kapabilitasnya ke level 2 (infrastructure).

2. Melakukan serangkaian kegiatan pendidikan latihan, workshop, pelatihan di kantor

sendiri di lingkungan Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota serta melengkapi

persyaratan dokumen yang harus ada seperti serangakain SOP, Kode Etik perilaku

Page 80: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 71

dan Audit Charter, sehingga secara bertahap akan meningkatkan leveling IACM dari

level 1 (initial) menjadi level 2 (infrastructure) yang secara bertahap bisa

ditingkatkan menjadi level 3 (integrated)

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan dana

sebesar Rp31.281.000,00 atau sebesar 128,35% dari target sebesar Rp24.371.000,00

sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari sisi pendanaan tidak

efisien. Sementara itu penggunaan SDM untuk melaksanakan indikator tersebut adalah

sebanyak 63 OH atau 82,89% dari rencana di dalam PKP2T sebanyak 76 OH, sehingga

dapat disimpulkan penggunaan SDM telah efisien.

Selain kegiatan PKP2T juga dilaksanakan penugasan pengawasan yang tidak

direncanakan (NPKP2T) yaitu mengikuti Forum Komunikasi JFA dan Workshop

Penerapan Perangkat AAIPI yang menyerap dana sebesar Rp6.069.200,00 dengan

penggunaan SDM sebanyak 5 OH.

Sampai dengan akhir tahun 2015, hasil Assessment Tata Kelola APIP yang diukur

dengan level IA-CM adalah sebagai berikut :

No Nama Inspektorat/APIP Level IA-CM 1 Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat 1

2 Inspektorat Kota Pontianak 1

3 Inspektorat Kota Singkawang 1

4 Inspektorat Kabupaten Mempawah 1

5 Inspektorat Kabupaten Sambas 1

6 Inspektorat Kabupaten Bengkayang 1

7 Inspektorat Kabupaten Landak 1

8 Inspektorat Kabupaten Sanggau 1

9 Inspektorat Kabupaten Sekadau 1

10 Inspektorat Kabupaten Sintang 2

11 Inspektorat Kabupaten Melawi 1

12 Inspektorat Kabupaten Kapuas Hulu 1

13 Inspektorat Kabupaten Ketapang 1

14 Inspektorat Kabupaten Kayong Utara 1

15 Inspektorat Kabupaten Kubu Raya 1

Page 81: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 72

Program Strategis 2 “Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya”

Program ini bersifat generik yang ditujukan untuk memastikan terciptanya kondisi yang

diperlukan dalam melaksanakan tugas teknis pengawasan yang dibebankan deputi

rendal BPKP.

Secara rata-rata capaian kinerja indikator sasaran program ini adalah sebesar 97,77%

dengan kategori “Sangat Berhasil”, dengan penggunaan dana sebesar

Rp17.803.110.303,00 atau mencapai 91,60% dari target di dalam RKA/KL tahun 2015

sebesar Rp19.435.608.000,00 sehingga terjadi efisiensi, sementara itu sisi penggunaan

SDM mencapai 829 OH atau mencapai 98,22% dari target PKAU sebesar 844 OH

sehingga telah terjadi efisiensi penggunaan SDM. Adapun Rincian keberhasilan

pelaksanaan program tersebut adalah sebagai berikut:

Uraian Program

Indikator Kinerja Sasaran Program

Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

1 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi

% 100 97,67 97,67

2 Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan

% 90,00 89,86 99,84

3 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian

Skala Likert

7,5 7,21 96,13

4 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur

Skala Likert

7,75 7,74 99,87

5 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan umum perkantoran

Skala Likert

7,5 7,15 95,33

Rata-rata Capaian Kinerja 97,77

Sedangkan kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung keberhasilan program

tersebut adalah sebagai berikut :

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian

(%)

Tersedianya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya dalam mencapai kepuasan layanan

1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

Laporan 74 74 100

Termanfaatkannya aset secara optimal dalam mencapai

1 Tersedianya alat pengolah data BPKP

Unit 35 35 100

2 Tersedianya alat rumah tangga BPKP

Unit 31 31 100

Page 82: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 73

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian

(%) kepuasaan layanan ke Tata-usahaan 7 skala likert

3 Terlaksananya rehabilitasi rumah negara dan gedung kantor

M2 1846 1846 100

Rata-rata Capaian Kinerja Output 100

Uraian masing-masing capaian indikator kinerja program adalah sebagai berikut :

1. Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi

Indikator tersebut dimaksudkan untuk menilai tingkat keberhasilan penugasan

pengawasan yang direalisasikan sebagaimana ditargetkan di dalam PKP2T. Sehingga

perhitungan pencapaian outcome dilakukan dengan membandingkan antara jumlah

penugasan dalam PKP2T yang terealisasi dengan rencana penugasan dalam PKP2T.

Berdasarkan data Aplikasi New IPMS, realisasi penugasan pengawasan sampai dengan

31 Desember 2015 adalah sebanyak 336 penugasan pengawasan dari 344 penugasan

pengawasan atau 97,67% dengan penyerapan anggaran sebesar Rp2.353.559.293,00

atau 64,08% dari anggaran sebesar Rp3.672.932.000,00 dengan penggunaan sumber

daya pengawasan sebanyak 13.920 OH atau 69,92% dari target PKP2T sebanyak

19.910 OH.

Terdapat 8 (delapan) penugasan pengawasan yang tidak dilaksanakan diantaranya 5

(lima) penugasan Bidwas IPP dibatalkan dari deputi rendal yaitu sebagai berikut :

1. Audit Kinerja Bawaslu dan Penilaian risiko/penyusunan RTP/monitoring dan

evaluasi pada 9 K/L Bawaslu dibatalkan deputi rendal sesuai Surat Nomor S-

143/D2/04/2015 tanggal 23 Februari 2015.

2. Audit Operasional Bantuan Operasional PTN Kementerian Dikti Riset dan Teknologi

sesuai surat nomor S-198/D2/03/2015 tanggal 11 Maret 2015.

3. Evaluasi penyerapan anggaran pada Nakertrans sesuai surat nomor S-814/D1/

05/2015 tanggal 27 Oktober 2015.

4. Program ketahanan energi sesuai surat nomor S-150/D1/02/2015 tanggal 17

Nopember 2015.

Sedangkan penugasan yang tidak dapat dilaksanakan selama sesuai dengan PKP2T

tahun 2015 adalah Audit Klaim, Audit Penyesuaian Harga dan Kajian Hasil Pengawasan

masing-masing 1 (satu) penugasan Pengawasan.

Dengan demikian capaian kinerja indikator tersebut adalah sebesar 97,67% dengan

kategori “Sangat Berhasil”. Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan

tahun 2014 terjadi penurunan sebesar 1,84% yang mana capaian tahun 2014 adalah

sebesar 99,51%.

Selain itu, juga terdapat penugasan pengawasan yang tidak direncanakan (NPKP2T)

sebanyak 193 penugasan pengawasan yang menyerap anggaran sebesar

Page 83: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 74

Rp1.113.387.177,00 dan penggunaan SDM sebesar 3.343 OH yang didominasi

penugasan atas permintaan berupa bimbingan teknis, sosialisasi, dan evaluasi.

Sedangkan laporan-laporan kegiatan pendukung selain kegiatan PKP2T dan non

PKP2T seluruhnya telah dikirimkan kepada Biro Perencanaan Pengawasan dan

pemangku laporan di BPKP secara tepat waktu yaitu sebagai berikut :

Target dan Realisasi Kegiatan Pendukung Penugasan Pengawasan

Kegiatan Sasaran Target Realisasi Capaian

(%)

1. Penyusunan RKT Tahun 2016 Dokumen 1 1 100 2. Penyusunan Tapkin Dokumen 1 1 100

3. Penyusunan Laporan Realisasi RKT Laporan 12 12 100 4. Penyusunan Laporan Realisasi Kinerja

Triwulanan Laporan 4 4 100

5. Penyusunan LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

Laporan 1 1 100

6. Penyusunan Laporan PP 39 Laporan 4 4 100 7. Penyusunan Laporan Penyelenggaraan

SPIP Laporan 4 4 100

8. Laporan kehumasan Laporan 4 4 100 9. Laporan hasil pengawasan semester 1 Laporan 1 1 100

10. Laporan SIM-HP Laporan 12 12 100

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan dana

sebesar Rp83.696.677,00 atau sebesar 92,41% dari target sebesar Rp90.570.000,00

sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari sisi pendanaan tidak

efisien. Penggunaan SDM untuk melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 60

OH atau 96,77% dari target PKAU sebanyak 62 OH sehingga dapat disimpulkan

penggunaan SDM telah efisien.

2. Persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan.

Indikator tersebut dimaksudkan untuk menilai tingkat tindak lanjut hasil pengawasan

yang dapat dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dengan

kegiatan Monitoring Tindak Lanjut yang dilaksanakan setiap bulan. Indikator ini

dihitung dengan merata-ratakan tindak lanjut hasil pengawasan sampai dengan tahun

2015 yang dapat ditindak lanjuti baik dari sisi kejadian ataupun nilai rupiah nya yang

dibandingkan dengan target kinerja tahun 2015.

Berdasarkan data dari Aplikasi SIM–HP sampai dengan akhir tahun 2015 terlihat

kondisi temuan sebanyak 4.764 kejadian dengan nilai sebesar Rp109.986.172.154,45

telah ditindak lanjuti sebanyak 4.239 kejadian atau sebesar 88,89% dari jumlah

kejadian dengan nilai Rp99.811.701.673,63 atau sebesar 90,75% dari nilai temuan

dengan rincian sebagai berikut :

Page 84: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 75

No. Instansi

Temuan Tindak Lanjut Saldo

Kej Nilai (Rp)

Kej Nilai (Rp)

Kej Nilai (Rp)

1. Kementerian/ Lembaga

3576 54.657.936.642,02

3180 46,913,741,153.05

396 2,672,174,769.35

2. Pemda 781 44,120,027,888.11 721 42,461,608,717.88 60 1,658,419,170.23

3. BUMN 187 3,925,441,814.77 160 3,565,900,349.75 27 359,541,465.02

4. BUMD 220 7,282,765,809.55 178 6,870,451,452.95 42 412,314,356.60

Jumlah 4764 109.986.172.154,45

4239 99,811,701,673.63 525 10.174.470.480,82

Berdasarkan tabel di atas, tindak lanjut berdasarkan jumlah kejadian telah mencapai

88,89% dan berdasarkan nilai temuan telah mencapai 90,75. Apabila dirata-ratakan

nilai capaian kinerja indikator persentase tindak lanjut hasil pengawasan adalah

sebesar 89,86% dan apabila dibandingkan dengan target kinerja di dalam Renstra

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat untuk Tahun 2015 sebesar 90%, maka

capaian kinerja indikator tersebut adalah sebesar 99,84% dengan kategori “Sangat

Berhasil”.

Capaian kinerja tersebut sudah termasuk adanya hasil pemeriksaan tahun 2015 atas

pelaksananaan penugasan yang diminta oleh beberapa Satker pada Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang bukan pelaksanaan PKP2T tahun 2015

yang digolongkan ke dalam temuan hasil pemeriksaan yang tindak lanjutnya menjadi

tanggung jawab Satker yang meminta penugasan pengawasan tersebut (pengelolaan

SIM-HP masuk kategori 09) yaitu atas penugasan sebagai berikut :

1. Laporan LATT-341/PW14/2/2015 tanggal 11 Agustus 2015 yaitu Audit Tujuan

Tertentu Atas Paket Pembangunan Jalan Akses Jembatan Tayan Pada Satuan Kerja

Pembangunan Jembatan Tayan Provinsi Kalimantan Barat Tahun Anggaran 2012-

2014 dengan temuan sebanyak 3 (tiga) kejadian sebesar Rp27.949.982,00.

2. Laporan LATT-479/PW14/2/2015 tanggal 27Oktober 2015 yaitu Audit Paket

Peningkatan Struktur Jalan Batas Kota Sanggau-Sekadau I dengan temuan sebanyak

2 (dua) kejadian sebesar Rp 5.044.070.737,62.

3. Laporan LATT-528/PW14/2/2015 tanggal 23 Nopember 2015 yaitu Audit Paket

Peningkatan Struktur Jalan Balai karangan - Entikong - bts. Sarawak Tahun

Anggaran 2014 sebanyak 1 (satu) kejadian.

Keberhasilan kinerja indikator tersebut tidak terlepas dari pelaksanaan kegiatan

monitoring tindak lanjut yang telah dilaksanakan selama tahun 2015 yaitu sebanyak

13 kali dari target didalam RKA/KL sebanyak 12 kali dengan rincian sebagai berikut :

1. Satker di Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 2 (dua) Kali.

2. Satker di Kota Pontianak sebanyak 2 (dua) Kali.

3. Satker di Kabupaten Mempawah sebanyak 2 (dua) kali.

4. Satker di Kabupaten Kubu Raya sebanyak 1 (satu) kali.

5. Satker di Kabupaten Sintang sebanyak 1 (satu) kali.

Page 85: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 76

6. Satker di Kabupaten Sanggau sebanyak 1 (satu) kali.

7. Satker di Kabupaten Melawi sebanyak 1 (satu) kali.

8. Satker di Kabupaten Kapuas Hulu sebanyak 1 (satu) kali.

9. Satker di Kabupaten Bengkayang sebanyak 1 (satu) kali.

10. Satker Kementerian Pendidikan Nasional di seluruh Provinsi Kalimantan Barat

sebanyak 1 (satu) kali.

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan dana

sebesar Rp102.840.000,00 atau sebesar 99,77% dari target sebesar Rp103.080.000,00

sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari sisi pendanaan telah

efisien. Penggunaan SDM untuk melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 340

OH atau 97,70% dari target PKAU sebanyak 348 OH sehingga dapat disimpulkan

penggunaan SDM telah efisien.

Capaian Indikator tersebut tidak dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya

dikarenakan indikator tersebut baru digunakan di Tahun 2015 sebagaimana tertuang

di dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2015 – 2019 yang

mana indikator tersebut berbeda dengan indikator yang tertuang di dalam Renstra

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tahun 2010 – 2014.

3. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Kepegawaian.

Indikator tersebut dimaksudkan untuk menilai persepsi kepuasan terhadap pelayanan

pengelola kepegawaian. Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan pada Subbagian

Kepegawaian, diukur dengan menyebarkan kuesioner kepada pegawai Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat, dengan indeks kepuasan sebagaimana skor berikut:

Tidak Puas (0 – 5,49)

Cukup Puas (5,50 –6,99)

Puas (7,00 –8,49)

Sangat Puas (8,50 –10,00)

Terhadap seluruh jawaban kuesioner yang masuk selanjutnya dirata-ratakan untuk

memberikan suatu kesimpulan terhadap 11 pertanyaan yang akan dinilai, yaitu:

1) Apakah anda merasa puas atas pelayanan pengurusan/penetapan angka kredit?

2) Apakah anda merasa puas atas pelayanan terhadap kenaikan pangkat?

3) Apakah anda merasa puas dengan perlakuan penerapan disiplin di lingkungan

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat?

4) Apakah anda merasa puas dengan perlakuan penerapan sanksi pelanggaran disiplin

pegawai di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat?

5) Apakah anda merasa puas dengan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

dalam memberikan penghargaan bagi setiap pegawai yang berprestasi?

6) Apakah anda merasa puas atas pelayanan terhadap pengurusan hak cuti?

Page 86: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 77

7) Apakah anda merasa puas atas pelayanan hak-hak kepegawaian lainnya seperti

askes, sertifikat dan pensiun telah berjalan dengan baik?

8) PKS yang dilaksanakan telah memberikan manfaat bagi peningkatan wawasan dan

pengetahuan pegawai?

9) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah memberikan kesempatan yang

sama bagi pegawai untuk mengikuti diklat?

10) Bagaimana menurut pendapat anda atas pengaturan kesempatan bagi pegawai

untuk mengikuti diklat apakah telah dilaksanakan dengan baik?

11) Secara umum, apakah pelayanan kepegawaian telah memuaskan pegawai?

Berdasarkan olah data atas jawaban kuesioner yang telah diterima dari 53 responden

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan/penetapan angka

kredit,diperoleh angka sebesar 7,32 .

2) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan kenaikan pangkat, diperoleh angka

sebesar 7,38 .

3) Indeks kepuasan pegawai terhadap perlakuan penerapan disiplin di lingkungan

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, diperoleh angka sebesar 7,15 .

4) Indeks kepuasan pegawai terhadap perlakuan penerapan sanksi pelanggaran

disiplin di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, diperoleh angka

sebesar 7,06 .

5) Indeks kepuasan pegawai terhadap penghargaan yang diberikan oleh Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat, diperoleh angka sebesar 6,42 .

6) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan hak cuti, diperoleh angka

sebesar 7,71 .

7) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan hak-hak kepegawaian lainnya (Askes,

Sertifikat, Pensiun, dan lain-lain), diperoleh angka sebesar 7,43 .

8) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan atas pelaksanaan PKS, diperoleh

angka sebesar 7,58 .

9) Indeks kepuasan pegawai atas kesempatan untuk memperoleh diklat, diperoleh

angka sebesar 6,94 .

10) Indeks kepuasan pegawai atas pengaturan kesempatan untuk memperoleh diklat

bagi JFA, diperoleh angka sebesar 6,94 .

11) Indeks pelayanan kepegawaian secara umum, diperoleh angka sebesar 7,40.

Secara rata-rata, maka capaian realisasi untuk indeks kepuasan kepegawaian ini

mencapai 7,21 dan apabila dibandingkan dengan target kinerja tahun 2015 sebesar

7,5% maka capaian indikator “Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap

layanan kepegawaian” tercapai sebesar 96,13% atau dengan predikat “sangat

berhasil”.

Page 87: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 78

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan dana

sebesar Rp165.160.000,00 atau sebesar 91,08% dari target sebesar Rp181.340.000,00

sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari sisi pendanaan tidak

efisien. Penggunaan SDM untuk melaksanakan indikator tersebut adalah sebanyak 150

OH atau 98,68% dari target PKAU sebanyak 152 OH sehingga dapat disimpulkan

penggunaan SDM telah efisien.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami

peningkatan sebesar 1,33%. Untuk mencapai indikator kinerja outcome tersebut

didukung dengan kegiatan sebagai berikut:

1) Penyusunan Laporan Triwulanan PKS

Realisasi penyusunan laporan triwulanan Pelaksanaan PKS dan Evaluasi

Pelaksanaan PKS selama tahun 2015 sebanyak 4 laporan atau 100 % dari target

sebanyak 4 laporan.

2) Penyusunan Laporan Semesteran Budaya Kerja

Realisasi penyusunan laporan Semesteran Budaya Kerja selama tahun 2015

sebanyak 2 laporan atau 100 % dari target sebanyak 2 laporan.

3) Penilaian Angka Kredit

DUPAK yang diterima oleh Sekretariat Tim Penilai Angka Kredit JFA selama tahun

2014 sampai dengan 2015 berjumlah 152 DUPAK yang terdiri dari 75 untuk masa

penilaian semester II tahun 2014 dan 77 untuk semester I tahun 2015. Dari jumlah

tersebut seluruhnya telah dinilai oleh Tim Penilai Angka Kredit JFA.

4) SK Pengangkatan, Pemberhentian, Pembebasan dan Alih Jabatan PFA

Selama tahun 2015 terdapat pengangkatan pertama PFA sebanyak 20 orang,

pembebasan sementara sebagai PFA sebanyak 20 orang, kenaikan jabatan PFA

(Auditor Madya) sebanyak 3 orang, dan pengangkatan kembali sebagai PFA

sebanyak 2 orang. Dalam tahun 2015 tersebut tidak terdapat pemberhentian dan

alih jabatan PFA.

5) Pemrosesan DP3

Selama tahun 2015 telah dilaksanakan Penilaian Prestasi Kerja (SKP) sebanyak 105

pegawai atau 100%.

6) Pembuatan Surat Izin Cuti

Dari 105 jumlah pegawai yang mengajukan cuti selama tahun 2015 sebanyak 219

kali termasuk didalamnya pegawai yang mengajukan cuti lebih dari 1 kali dalam

setahun dan seluruhnya telah dikeluarkan surat izin cutinya. Pengajuan cuti PNS

sebanyak 219 kali tersebut terdiri atas cuti tahunan sebanyak 195, cuti alasan

penting 17, cuti besar 2, cuti bersalin 3, dan cuti sakit 2 .

7) Pemrosesan Inpassing/Penyesuaian/KGB Gaji Pokok PNS

Page 88: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 79

Selama tahun 2015 telah dilaksanakan pemrosesan inpassing/penyesuaian gaji

pokok PNS sesuai Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2015 tentang Penyesuaian

Gaji Pokok PNS sebanyak 110 SK inpassing.

Pada tahun 2015 pemrosesan Kenaikan Gaji Berkala dilakukan untuk 37 pegawai

atau 100 % dari usulan, dengan rincian sebagai berikut:

Periode Januari 2015 : 2 orang

Periode Februari 2015 : 1 orang

Periode Maret 2015 : 22 orang

Periode April 2015

Periode Agustus 2015

:

:

1 orang

1 orang

Periode Oktober 2015 : 9 orang

Periode Desember 2015 : 1 orang

Jumlah : 37 Orang

8) Pemrosesan Pengangkatan PNS

Dalam tahun 2015, telah diusulkan pengangkatan CPNS menjadi PNS sebanyak 20

PNS. Dari usulan tersebut telah diterima SK pengangkatan sebagai PNS sebanyak 20

PNS.

Rincian SK pengangkatan PNS tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Periode Per 1 Maret 2015

Usulan Pengangkatan PNS : 17 orang

SK Pengangkatan PNS : 17 orang

Periode per 1 April 2015

Usulan Pengangkatan PNS : 2 orang

SK Pengangkatan PNS : 2 orang

Periode per 1 Agustus 2015

Usulan Pengangkatan PNS : 1 orang

SK Pengangkatan PNS : 1 orang

9) Pemrosesan Kenaikan Pangkat Terpadu

Dalam tahun 2015, telah diusulkan kenaikan pangkat sebanyak 28 PNS. Dari usulan

tersebut telah diterima SK kenaikan pangkat sebanyak 28 PNS.

Rincian SK kenaikan pangkat tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Periode Per 1 April 2015

Page 89: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 80

Usulan Kenaikan Pangkat : 2 orang

SK Kenaikan Pangkat : 2 orang

Periode per 1 Oktober 2015

Usulan Kenaikan Pangkat : 26 orang

SK Kenaikan Pangkat : 26 orang

10) Kelompok Budaya Kerja

Kelompok Budaya Kerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat dibentuk

sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Perwakilan Nomor KEP-872/PW14/1/2015

tanggal 28 September 2015 tentang Satuan Tugas Penggerak Budaya Kerja

Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, terdiri dari:

Satgas Penggerak Budaya Kerja Perwakilan BPKP.

Satgas Penggerak Budaya Kerja Bidang Peningkatan Akhlak dan Etika.

Satgas Penggerak Budaya Kerja Bidang Peningkatan Kebersamaan dan

Kesejahteraan.

Satgas Penggerak Budaya Kerja Bidang Peningkatan Efektivitas Kebijakan Serta

Kepemimpinan yang Visioner dan Inspiratif.

Satgas Penggerak Budaya Kerja Bidang Peningkatan Komitmen terhadap

Ketepatan Waktu dan Transparansi Organisasi.

Satgas Penggerak Budaya Kerja Bidang Peningkatan Organisasi yang Responsif

dan Antisipasif.

Perwakilan Provinsi Kalimantan Barat juga menetapkan Role Model; Pelaksanaan

Budaya Kerja sesuai Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

Nomor KEP-871/PW14/1/2015 tanggal 28 September 2015.

Pelaksanakan kegiatan Program Budaya Kerja adalah sebagai diantaranya

dilaksanakan dengan :

Program Peningkatan Akhlak dan Etika, yaitu kegiatan keagamaan, publikasi

peningkatan akhlak dan etika, bhakti sosial ke yayasan yatim piatu, pelatihan

dan pemilihan pegawai teladan dan doa bersama sebelum dan sesudah bekerja.

Peningkatan Kebersamaan dan Kesejahteraan, yaitu kegiatan pertemuan antar

pegawai, senam pagi, kegiatan perayaan hari besar keagamaan, donor darah,

menjenguk pegawai yang sakit, ucapan bela sungkawa ketika pegawai dan

keluarganya mengalami musibah, menyediakan Poliklinik Kantor dengan seorang

dokter dan satu tenaga medis.

Peningkatan Efektifitas Kebijakan serta Kepemimpinan yang Visioner dan

Inspiratif, yaitu pengarahan Kepala BPKP kepada seluruh pegawai Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Barat perihal perlunya kebersamaan seluruh pegawai

untuk mencapai tujuan organisasi dan peningkatan kinerja perwakilan; rapat staf

dan pimpinan (auditor madya); dan pelaksanaan internal quality assurance hasil

penugasan audit.

Page 90: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 81

Peningkatan Komitmen terhadap Ketepatan Waktu dan Transparansi Organisasi,

yaitu kegiatan melaksanakan GDN, monitoring ketepatan RPL dari LHA/E/I,

monitoring ketepatan pengiriman laporan Tata Usaha, monitoring tindak lanjut

hasil pengawasan, sosialisasi RKT dan PKAU, dan penyampaian informasi ke

dalam website BPKP.

Kegiatan yang juga rutin dilakukan yaitu knowledge management untuk

mendokumentasikan file-file dari peserta diklat, pelaksanaan kegiatan PKS, PKS

yang menunjang kegiatan Total Quality Control, pengelolaan internet, mailing list,

forum yang ada di Lotus Note, kursus/diklat/forum, serta berlangganan majalah dan

surat kabar.

4. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan atas Pencairan Anggaran yang Diajukan

Sesuai Prosedur.

Indikator ini diukur melalui hasil pengisian kuesioner oleh pegawai mengenai

pelayanan Subbagian Keuangan. Indikator ini diukur dengan skala likert 1-10 dan

berdasarkan hasil survey nilai yang diperoleh oleh Subbagian Keuangan secara rata-

rata adalah 7,74 skala likert. Apabila dibandingkan dengan target tahun 2015 sebesar

7,75 skala likert, maka capaian indikator kinerja “Persepsi kepuasan pegawai

perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur” adalah

sebesar 99,87% atau dengan predikat “sangat berhasil”.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami

peningkatan sebesar 2,99.

Indeks persepsi kepuasan pegawai atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai

prosedur sebesar 7,74 skala likert tersebut diperoleh dengan menyebarkan kuesioner

atas 7 pertanyaan kepada 53 pegawai. Hasil kuesioner tersebut dirata-ratakan dengan

urutan tingkat kepuasan sebagai berikut:

Tidak Puas (0 – 5,49)

Cukup Puas (5,50 – 6,99)

Puas (7,00 – 8,49)

Sangat Puas (8,50 – 10,00)

Kuesioner yang disampaikan kepada para pegawai terkait dengan hal sebagai berikut:

1) Kepuasan atas pelayanan pengurusan gaji;

2) Kepuasan atas pelayanan pengurusan tunjangan kinerja;

3) Kepuasan atas pelayanan terhadap pengurusan rapel gaji/tunjangan kinerja;

4) Kepuasan atas pelayanan terhadap pengurusan uang makan;

5) Kepuasan atas pelayanan pemrosesan kenaikan gaji berkala;

6) Kepuasan atas pelayanan pengurusan biaya perjalanan dinas; dan

7) Kepuasan atas pelayanan subbagian keuangan secara umum.

Page 91: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 82

Hasil tabulasi terhadap persepsi kepuasan terhadap pelayanan Subbagian Keuangan

adalah sebagai berikut:

1) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan gaji, capaian indeks

kepuasan mencapai 7,91.

2) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan tunjangan kinerja,

capaian indeks kepuasan mencapai 7,94.

3) Indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan, capaian indeks

kepuasan mencapai 7,77.

4) Indeks Kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan uang, capaian indeks

kepuasan mencapai 7,83.

5) Indeks Kepuasan pegawai terhadap pelayanan pemrosesan kenaikan gaji berkala,

capaian indeks kepuasan mencapai 7,77.

6) Indeks Kepuasan pegawai terhadap pelayanan pengurusan biaya perjalanan dinas,

capaian indeks kepuasan mencapai 7,27.

7) Indeks Kepuasan pegawai terhadap pelayanan keuangan secara, capaian indeks

kepuasan mencapai 7,68.

Dari tabulasi tersebut dapat diketahui bahwa persepsi tertinggi/indeks tingkat

kepuasan pelayanan, diberikan atas jasa pelayanan pengurusan tunjangan kinerja,

yaitu dengan skor 7,94. Sedangkan indeks terendah berkenaan dengan pelayanan

terhadap pengurusan biaya perjalanan dinas dan rapel dengan skor 7,27.

Selain itu Subbagian Keuangan juga melaksanakan kegiatan lainnya yang terkait

dengan administrasi keuangan, yaitu:

1) Pembayaran gaji sebanyak 13 kali pembayaran (Laporan SPJ);

2) Tunjangan kinerja bulanan sebanyak 13 kali pembayaran (Laporan SPJ);

3) Pembayaran uang makan sebanyak 12 kali (Laporan SPJ); dan

4) Pembayaran honor pada pegawai honorer 13 kali.

Pada Tahun anggaran 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat mendapatkan

Alokasi Anggaran berdasarkan Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

(DIPA) Tahun Anggaran 2015 Nomor : DIPA-089.01.2.450598/2015 tanggal 14

Nopember 2014 dengan alokasi anggaran sebesar Rp19.392.717.000,00 dan setelah

beberapa kali revisi mengalami peningkatan anggaran menjadi Rp23.108.540.000,00

yang keseluruhan digunakan untuk pelaksanaan kegiatan rutin kantor.

Selama tahun anggaran 2015, terhadap DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat telah mengalami 5 (lima) kali revisi dengan uraian sebagai berikut :

1) Revisi Pertama pada tanggal 6 Februari 2015, pelaksanaan revisi karena hal hal

sebagai berikut :

Dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden RI Nomor 2 tahun 2015

tanggal 29 Januari 2015 tentang Langkah-langkah Penghematan dan

Page 92: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 83

Pemanfaatan Anggaran Belanja Perjalanan Dinas dan Meeting/Konsinyering

Kementerian/Lembaga dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara Tahun Anggaran 2015.

Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan.

Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem

Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern

dalam rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat.

Adanya perubahan kebijakan dan penugasan yang dinamis.

Antisipasi terhadap kondisi dan prioritas kebutuhan dan mempercepat

pencapaian kinerja

Atas revisi tersebut, mengalami perubahan pagu anggaran yang semula

Rp19.392.717.000,00 menjadi Rp22.273.540.000,00.

2) Revisi Kedua pada tanggal 27 Mei 2015, pelaksanaan revisi karena hal hal sebagai

berikut :

Mencukupi kebutuhan anggaran belanja langganan air.

Memenuhi kebutuhan belanja jasa profesi dalam rangka pemberian keterangan

ahli dalam persidangan Tindak Pidana Korupsi.

Memenuhi kebutuhan belanja bahan dalam rangka Sosialisasi Program Anti

Korupsi.

Memenuhi anggaran dalam rangka kegiatan Rapat Dalam Kantor (RDK).

Mencukupi kebutuhan Perjalanan Dinas Dalam Kota.

Memenuhi kebutuhan anggaran honorarium tim penyusunan Majalah Sentarum.

Perubahan Bendahara Pengeluaran.

Atas revisi tersebut tidak merubah pagu anggaran.

3) Revisi Ketiga pada tanggal 6 Agustus 2015, pelaksanaan revisi karena berkenaan

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPKP dalam rangka mengawal program

pemerintah berdasarkan pada empat fokus pengawasan dan persetujuan

penambahan alokasi belanja perjalanan dinas yang berasal dari akun nonperjalanan

dinas sebesar Rp1.279.175.000,00.

4) Revisi Keempat pada tanggal 10 September 2015, pelaksanaan Revisi karena adanya

Optimalisasi Belanja Modal tahun 2015 dari sisa anggaran pembangunan gedung

pada Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Riau, serta anggaran

refocusing perjalanan dinas.

Atas revisi ke empat tersebut, Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

mendapat tambahan belanja modal senilai Rp835.000.000,00 Pagu anggaran semula

Rp22.273.540.000,00 berubah menjadi Rp23.108.540.000,00.

5) Revisi Kelima pada tanggal 8 Oktober 2015, pelaksanaan revisi karena hal – hal

sebagai berikut :

Page 93: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 84

Memenuhi kebutuhan anggaran kegiatan Pengawasan Intern Akuntabilitas

Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah sampai dengan bulan Desember 2015.

Memenuhi kebutuhan anggaran belanja Pegawai sampai dengan bulan

Desember 2015.

Memenuhi kebutuhan anggaran belanja operasional yaitu Belanja obat-obatan,

Belanja pemeliharaan peralatan dan mesin serta belanja pemeliharaan gedung

dan bangunan sampai dengan bulan Desember 2015.

Memenuhi kebutuhan anggaran persiapan penyusunan laporan keuangan TA

2015 dan penyusunan RKA TA 2016.

Perubahan Kuasa Pengguna Anggaran

Atas revisi tersebut tidak merubah pagu anggaran.

Berdasarkan dari Revisi Kelima tersebut DIPA Perwakilan BPKP sebesar

Rp23.108.540.000,00 yang digunakan untuk kegiatan rutin kantor sampai dengan 31

Desember 2015 dengan realisasi penyerapan sebesar Rp21.270.056.773,00 atau

92,04%.

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan dana

sebesar Rp16.231.420,626,00 atau sebesar 91,39% dari target sebesar

Rp17.761.518.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari

sisi pendanaan efisien. Penggunaan SDM untuk melaksanakan indikator tersebut

adalah sebanyak 150 OH atau 98,68% dari target PKAU sebanyak 152 OH sehingga

dapat disimpulkan penggunaan SDM juga telah efisien.

5. Persepsi Kepuasan Pegawai Perwakilan Terhadap Layanan Umum Perkantoran

Fungsi dukungan manajemen BPKP diantaranya dilaksanakan melalui penyediaan dan

pengelolaan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan di lingkungan BPKP.

Indikator ini diukur dari tingkat persepsi kepuasan terhadap pelayanan pengelolaan

umum perkantoran yang dapat diberikan oleh unit layanan yang bertanggung jawab

atas pengelolaan sarpras.

Keberhasilan capaian IKU ditunjukkan dengan tingginya tingkat kepuasan penerima

layanan atas penyediaan sarana dan prasarana aparatur negara. Target yang

ditetapkan pada 2015 di dalam Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat

tahun 2015-2019 adalah sebesar 7,50 dari skala likert 1-10. Dari target yang

ditetapkan tersebut, terealisasi sebesar 7,15 yaitu berdasarkan nilai yang diberikan

oleh pegawai atas pelayanan Subbagian Umum, sehingga capaian kinerja indikator

tersebut adalah sebesar 95,33% dengan kategori “Sangat Berhasil”.

Capaian kinerja indikator tersebut dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami

peningkatan sebesar 10,51.%.

Secara umum capaian kegiatan Pengadaan Inventaris Kantor dan

Rehabilitasi/Perbaikan Sarana dan Prasarana Kantor telah sesuai dengan tergetnya.

Page 94: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 85

Namun berdasarkan persepsi kepuasan pegawai atas terpenuhinya sarana dan

prasarana yang diukur dengan menyebarkan kuesioner untuk dijawab oleh 53

pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat atas 7 pernyataan dengan hasil

sebagai berikut :

1) Gedung kantor telah terawat dengan baik dengan nilai 7,32.

2) Pemeliharaan dan kebersihan lingkungan kantor telah berjalan dengan baik

dengan nilai 7,34.

3) Sarana dan prasarana telah terpelihara dengan baik dengan nilai 7,26.

4) Layanan surat-menyurat telah dilaksanakan dengan baik dengan nilai 6,91.

5) Penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung tugas dan fungsi kantor telah

memenuhi harapan pegawai dengan nilai 6,87.

6) Subbagian umum peduli atas masukan, keluhan, dan pengaduan terkait layanan

terhadap pegawai dengan nilai 7,11.

7) Secara umum, pelayanan umum telah memuaskan pegawai dengan nilai 7,21.

Dibandingkan dengan targetnya sebesar 7,5 terlihat bahwa kinerja indikator tersebut

telah baik, namun demikian tetap diperlukan kearifan dari para pegawai penerima

layanan dalam hal:

1) Pemanfaatan listrik kantor terkait dengan penghematan energi. Dengan telah

dilaksanakannya pekerjaan tambah daya listrik kantor dari 53.000 VA menjadi

155.000 VA maka kebutuhan listrik kantor sudah tercukupi, namun demikian

penggunaaan listrik kantor harus dilakukan sesuai kebutuhan dan mematikan AC,

listrik ruangan dan mematikan peralatan listrik lainnya apabila telah digunakan.

2) Pemanfaatan rumah negara telah di manfaatkan sesuai peruntukannya dan rumah

negara tersebut di manfaatkan oleh pegawai yang memenuhi syarat yang telah

ditetapkan oleh Perwakilan sebab jumlah rumah negara yang tersedia tidak

sebanding dengan kebutuhan yang ada.

Selain tingkat kepuasan atas pelayanan umum perkantoran, perlu juga dilihat tingkat

Pemanfaatan Aset digunakan untuk mengukur penggunanaan, pengelolaan, dan

pengembangan kapasitas sarana dan prasarana di Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat yang dilaksanakan Bagian Tata Usaha.

Jumlah aset yang digunakan untuk menunjang kegiatan kantor diluar aset tanah yang

pemanfaatannya tidak mengalami perubahan (statis) adalah 7 unit kendaraan roda

empat dan 1 unit kendaraan roda dua dan yang tidak digunakan sebanyak 1 unit roda

empat karena kondisinya rusak berat (RB) dari kelompok aset Peralatan dan Mesin;

Gedung dan Bangunan; Jaringan dan Aset Tetap Lainnya.

Page 95: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 86

Daftar SIMAK BMN tahun 2015 yang dimanfaatkan dan yang rusak

No Kelompok Aset Total Aset

Unit/M2

Terpakai

Unit/M2

Rusak Berat

Unit/M2 Keterangan

1 Tanah 23.336.454.920 22.086 - Meter 2

2 Peralatan dan Mesin 3.758.346.612 1.431 - Unit/buah

3 Gedung dan Bangunan 11.544.718.149 39 - Unit

4 Jaringan 89.307.600 1 - Unit

5 Aset Tetap Lainnya 33.988.100 203 - buah

Keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama tersebut didukung dengan kegiatan-

kegiatan sebagai berikut:

1) Belanja Operasional Perkantoran

Kegiatan yang terkait dengan belanja operasional perkantoran terinci

sebagaimana pada tabel di bawah ini.

Output Belanja Operasional Perkantoran

Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian

Poliklinik/Obat-Obatan Paket 4 4 100%

Pengadaan Peralatan dan Fasilitas

Perkantoran

Unit 31 31 100%

Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan

Komunikasi

Unit 35 35 100%

Rehabilitasi Komplek Rumah Dinas Paket 1 1 100%

Langganan Daya dan Jasa Bulan 12 12 100%

Jasa Keamanan/Kebersihan Bulan 12 12 100%

Jasa Pos Giro dan Sertifikat Bulan 12 12 100%

Belanja Keperluan Perkantoran OT 114 114 100%

Pengadaan Pakaian Satpam, Sopir, Cleaning

Service dan Teknis/Administrasi

Stel 23 23 100%

Uraian atas pelaksanaan kegiatan Belanja Operasional Perkantoran tersebut

adalah sebagai berikut:

Untuk kegiatan yang berkaitan dengan poliklinik/obat-obatan disiapkan untuk

dapat melayani 120 pegawai dan telah terealisasi seluruhnya.

Pengadaan peralatan dan fasilitas perkantoran dan Pengadaan perangkat

pengolah data dan komunikasi diantaranya AC sebanyak 10 unit, Personal

komputer sebanyak 4 unit, Notebook 4 unit, LCD Projektor 2 unit, Printer 9 unit,

Mesin hitung uang 1 unit, Ipad 1 unit, All in personal komputer 4 unit, Printer

laser jet 4 unit, Scanner 4 unit, UPS 5 KVA 1 unit, Kamera Digital 1 unit, Televisi

Page 96: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 87

3 unit, Sice 1 Unit, Meja Kerja 8 unit, Kursi kerja 8 unit dan Sound system 1 unit,

dan telah terealisasi seluruhnya.

Langganan daya dan jasa tahun 2015 untuk menunjang kegiatan kantor sehari-

hari, telah dilakukan pembayaran listrik, telepon, dan PDAM selama 12 bulan.

Demikian juga untuk jasa keamanan/kebersihan dan jasa pos giro untuk

pengiriman dokumen melalui Kantor Pos dan jasa expedisi lainnya.

Belanja keperluan perkantoran selama tahun 2015 telah dilaksanakan sesuai

dengan kebutuhan yang telah ditentukan.

Pengadaan pakaian kerja untuk pakaian seragam satpam telah dilaksanakan dan

diberikan kepada 6 orang Satpam, Sopir 2 orang, Cleaning Service 8 orang dan

Administrasi 8 Orang.

2) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Secara umum kegiatan pemeliharaan sarana dan prasarana yang dilaksanakan

selama tahun 2015 telah sesuai dengan yang ditargetkan, yaitu :

Output Belanja Pemeliharaan

Kegiatan Satuan Target Realisasi Capaian

Pemeliharaan Gedung dan Halaman Kantor

m2 9.386 9.386 100%

Pemeliharaan Peralatan dan Mesin

Unit 262 262 100%

Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 4

Unit 7 7 100%

Perawatan Kendaraan Bermotor Roda 2

Unit 1 1 100%

Untuk menjaga tingkat keandalan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada,

dilakukan uji pemanfaatan atas APAR (Alat Pemadam Kebakaran) dengan

melakukan sosilalisasi penggunaan APAR dan Demo penggunaannya kepada

segenap pegawai. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk “Disaster

Management” untuk mengeliminir risiko apabila ada bencana kebakaran yang ada

di kantor.

3) Pembinaan Administrasi Perkantoran

Pembinaan administrasi perkantoran dilaksanakan melalui berbagai kegiatan

sebagai berikut:

(1) Penyusunan laporan semester dan tahunan BMN dan penyusunan Laporan

Persediaan ATK; penyusunan Laporan Hasil Inventaris dan Validasi Daftar

Barang Milik Negara dalam Rangka Penghapusan BMN; Penyusunan Neraca

Semester I dan II Tahun 2015 dan Penyusunan telah dilaksanakan sesuai

dengan target.

Page 97: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 88

(2) Penyusunan laporan konservasi energi dan penyusunan laporan sarpras telah

dilaksanakan sesuai dengan target yaitu setiap 4 bulan sekali.

(3) Scanning dan proses PDF laporan telah dilaksanakan sesuai dengan laporan

yang diterbitkan dan digandakan di Sub bagian Umum.

(4) Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan telah dilaksanakan

pelaporan bulanan selama 12 bulan yang meliputi antara lain surat masuk,

surat keluar, surat tugas yang terbit, LHA yang terbit, KKA yang diserahkan

oleh Tim ke Sekretaris bidang, KKA yang diserahkan oleh Sekretaris bidang ke

arsiparis, nota dinas/surat perintah yang terbit, surat keputusan, scanner ST,

pembuatan laporan penggandaan LHA Bidang-bidang dan penggandaan

lainnya, laporan penggunaan ruang rapat, penggunaan aula, pemeliharaan

inventaris kantor, pemeliharaan gedung kantor, pemeliharaan kendaraan

dinas, penggunaan sound system; serta laporan surat yang terkirim, LHA yang

terkirim, dan pengiriman lainnya.

(5) Pembinaan Tenaga Harian Lepas (THL), Supir dan Cleaning Service yang ada

di Bagian Tata Usaha Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah

dilakukan dengan baik.

(6) Pembinaan kearsipan untuk menunjang pembinaan administrasi perkantoran.

Pembinaan arsiparis dan sekretaris bidang telah dilaksanakan guna

menunjang arsip perwakilan yang andal.

(7) Evaluasi pembahasan rencana kebutuhan sarpras tahun 2015 dilakukan dalam

rangka penyusunan RKA-KL tahun 2016 dan telah dilaksanakan sesuai

dengan targetnya.

Keberhasilan pelaksanaan indikator tersebut juga tidak terlepas dari penggunaan dana

sebesar Rp1.219.993.000,00 atau sebesar 93,91% dari target sebesar

Rp1.299.100.000,00 sehingga dapat dipastikan pelaksanaan kegiatan tersebut dari sisi

pendanaan tidak efisien. Penggunaan SDM untuk melaksanakan indikator tersebut

adalah sebanyak 129 OH atau 99,23% dari target PKAU sebanyak 130 OH sehingga

dapat disimpulkan penggunaan SDM telah efisien.

B. Realisasi Anggaran

1. Realisasi DIPA 2015

Realisasi belanja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat adalah sebesar

Rp23.108.540.000,00 atau 92,04% dari anggaran yaitu sebesar

Rp21.270.056.773,00 dengan rincian sebagai berikut:

a. Realisasi belanja per jenis program, yaitu sebagai berikut:

Kode Program

Uraian Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

01 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP

19.435.608.000 17.803.110.303 91,60

Page 98: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 89

06 Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP

3.672.932.000 3.466.946.470 94,39

Jumlah 23.108.540.000 21.270.056.773 92,04

b. Realisasi belanja perjenis belanja yaitu sebagai berikut:

No Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1 Belanja Pegawai 15.084.894.000 13.771.929.261 91,30

2 Belanja Barang 6.724.546.000 6.278.134.512 93,36

3 Belanja Modal 1.299.100.000 1.219.993.000 93,91

Jumlah 23.108.540.000 21.270.056.773 92,04

Belanja pegawai merupakan pengeluaran yang dibayarkan langsung kepada

pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat, dengan rincian sebagai

berikut:

No Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1 Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 7.036.657.000 6.642.804.091 94,40

2 Belanja Lembur 124.320.000,00 101.555.000 81,69

3 Belanja Tunjangan Khusus 7.923.917.000,00 7.027.570.170 88,69

Jumlah 15.084.894.000 13.771.929.261 91,30

Belanja Barang merupakan pengeluaran rutin kantor berupa pembelian barang

habis pakai, perjalanan dinas, dan jasa, dengan rincian sebagai berikut:

No Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1 Belanja Barang Operasional 1.065.951.000 992.805.795 93,14

2 Belanja Barang non Operasional 115.130.000 35.454.900 30,80 3 Belanja Jasa 422.804.000 352.441.750 83,36 4 Belanja Pemeliharaan 871.207.000 824.464.677 94,63 5 Belanja Perjalanan Dinas Dalam

Negeri 4.249.454.000 4.071.917.390 95,82

Jumlah 6.724.546.000 6.277.084.512 93,35

Belanja Modal merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka

penambahan sarana dan prasarana kantor yang menambah nilai aset, dengan

rincian sebagai berikut :

No Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % 1 Belanja Modal Peralatan dan

Mesin 471.600.000 419.324.000 88,92

2 Belanja Modal Gedung dan Bangunan

827.500.000 800.669.000 96,76

Jumlah 1.299.100.000 1.219.993.000 93,91

Page 99: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 90

2. Biaya Penugasan Beban Pihak Ketiga

Perwakilan BPKP provinsi Kaliamantan Barat dalam menjalankan tugas yang

dimanatkan juga menggunakan pembiayaan dari dana mitra yang bersumber dari

Kementerin/Lembaga, dan Pemerintah Daerah dengan menerbitkan 125 penugasan

dengan 68 laporan dengan nilai sebesar Rp1.474.990.704,00 dengan rincian sebagai

berikut :

a. Bidang Instansi Pemerintah Pusat dengan penugasan sebanyak 18 dan

menerbitkan laporan sebanyak 18 dengan nilai sebesar Rp180.289.704,00.

b. Bidang Akuntabilitas Keuangan Daerah dengan penugasan sebanyak 50 dan

menerbitkan laporan sebanyak 107 dengan nilai sebesar Rp1.294.701.000,00.

Page 100: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 91

BAB IV PENUTUP

Dalam menjalankan mandat yang diamanahkan sebagaimana tercantum dalam Peraturan

Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP) dan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP yang mempunyai

tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan

negara/daerah dan pembangunan nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP

menyelenggarakan dua fungsi utama yaitu fungsi pengarahan dan pengoordinasian

pengawasan intern dan fungsi pengawasan intern. Amanah tersebut dituangkan dalam

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat tersebut mengacu kepada

Rencana Strategis (Renstra) BPKP 2015 – 2019 yang berorientasi pada hasil yang ingin

dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun 2015 – 2019.

Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari

pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas

penggunaan anggarannya. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan

kinerja adalah pengukuran dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai

hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

A. Capaian Kinerja organisasi

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat ini disusun berdasarkan

data realisasi kinerja yang telah dikelola secara sistematis dengan menggunakan Sistem

Aplikasi New IPMS dan Aplikasi SIM-HP. Sedangkan format telah disesuaikan dengan

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata

Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat diukur dengan merata-

ratakan pencapaian keberhasilan Program yang diwakili oleh masing-masing indikator

yang telah ditetapkan dalam Renstra dan Perjanjian Kinerja tahun 2015 yang

dititikberatkan pada indikator outcome dari kegiatan di dalam masing-masing program

yang dilaksanakan tahun 2015.

Berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 yang kemudian berubah dengan adanya

revisi RKA/KL berisikan 22 indikator sasaran program yang harus dicapai oleh 5 unit

eselon III. Capaian kinerja rata-rata yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat pada tahun 2015 adalah sebesar 91,69% dengan kategori “Sangat

Berhasil”, dengan rincian sebagai berikut:

Page 101: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 92

Rata-rata Capaian Kinerja Program

No Uraian Program Rata-rata Capaian

Kinerja (%)

1. Program pengawasan intern akuntabilitas

keuangan negara dan pembangunan nasional

serta pembinaan penyelenggaraan sistem

pengendalian intern pemerintah

85,61

2. Program dukungan manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya

97,77

Rata-rata capaian Program Stategis 91,69

Uraian masing-masing capaian indikator sasaran program adalah sebagai berikut :

1. Capaian sasaran Program “Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan

Pembangunan Nasional serta Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah” dengan rata-rata sebesar 85,61% dengan kategori “Sangat

Berhasil”. Keberhasilan ini didukung oleh 3 (tiga) kelompok besar indikator yaitu :

a. Capaian Kinerja Indikator Rekomendasi Hasil pengawasan yang diwakili 10

indikator kinerja dengan total indikator sebanyak 15 indikator keberhasilan

dengan rata-rata capaian kinerja sebesar 87,02% termasuk kategori “Sangat

Berhasil”.

b. Capaian Kinerja Indikator Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP

Pemerintah Daerah sebesar 100% termasuk kategori “Sangat Berhasil”.

c. Capaian Kinerja Indikator Persentase APIP yang berada Level 2 IACM sebesar

50,00% termasuk kategori “Tidak Berhasil”.

Belum optimalnya kinerja indikator sasaran program tersebut disebabkan kondisi

sebagai berikut :

a. Masih rendahnya level IA-CM pada APIP di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat.

b. Tidak dapat dilaksanakan 3 (tiga) penugasan pengawasan yang menghasilkan 3

(tiga) rekomendasi yaitu Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi

Kementerian dan Lembaga sebanyak 1 (satu) rekomendasi dan Rekomendasi

Perbaikan Kelancaran Pembangunan sebanyak 2 (dua) rekomendasi.

c. Rekomendasi strategis belum seluruhnya ditindaklanjuti pada tahun 2015.

2. Capaian sasaran Program “Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis

lainnya” dengan rata-rata sebesar 97,77% dengan kategori “Sangat Berhasil”.

Keberhasilan ini didukung oleh 5 (lima) indikator yaitu :

a. Capaian kinerja indikator persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang

terealisasi sebesar 97,67% termasuk kategori “Sangat Berhasil”.

Page 102: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 93

b. Capaian kinerja indikator persentase Tindak Lanjut Hasil Pengawasan sebesar

99,84% termasuk kategori “Sangat Berhasil”.

c. Capaian kinerja indikator persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap

layanan kepegawaian sebesar 96,13% termasuk kategori “Sangat Berhasil”.

a. Capaian kinerja indikator persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan

anggaran yang diajukan sesuai prosedur sebesar 99,87% termasuk kategori “Sangat

Berhasil”.

b. Capaian kinerja indikator Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan

umum perkantoran sebesar 95,33% termasuk kategori “Sangat Berhasil”.

B. Upaya dalam Rangka Peningkatan Kinerja

Capaian kinerja sasaran program tersebut di atas belum merupakan capaian optimal

dan memerlukan perbaikan kinerja di masa yang akan datang dengan meningkatkan

upaya-upaya kegiatan assurance dan consultancy. Selain itu perlu juga diambil langkah-

langkah perbaikan penugasan pengawasan yang disesuaikan dengan mandat terbaru

sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP sehingga dapat

menjawab tantangan yang dibebankan kepada Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat dengan melaksanakan upaya-upaya konkrit sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas Perencanaan Pengawasan dengan Pendekatan “BPKP Sentris”,

penetapan skala prioritas/strategi fokus, terukur dan jelas tahapannya,

komprehensif, berkesinambungan sehingga terwujud keselarasan tujuan organisasi

(Goals Congcruence).

2. Peningkatan opini BPK atas laporan Keuangan Pemerintah Daerah, opini BUMN/D

serta opini wajar atas laporan dukungan PHLN dengan melakukan upaya-upaya

sebagai berikut:

a. Penguatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Pemerintah

Daerah di Provinsi Kalimantan Barat.

b. Pendampingan penyusunan laporan keuangan dan pendampingan reviu laporan

keuangan Pemda bersama Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota.

c. Pendampingan pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (BMN/D).

d. Peningkatan kapasitas SDM pada Pemerintah Daerah.

e. Pembenahan sistem dan tata kelola, sistem akuntansi, majajemen aset, asistensi

penyusunan laporan keuangan maupun Good Corporate Governance (GCG).

f. Kegiatan audit, evaluasi, dan reviu diarahkan kepada kesesuaian penyelenggaraan

risk management, control, dan governance process dengan kualitas yang

digariskan dengan kebijakan manajemen, standar, atau norma yang diberlakukan

untuk praktik yang sehat.

3. Pengawasan pelaksanaan Program Prioritas NAWACITA lebih diarahkan kepada

pencapaian target kinerja NAWACITA khususnya di Provinsi Kalimantan Barat, dan

untuk pengembangan kawasan perbatasan akan dilakukan monitoring dan evaluasi

Page 103: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 94

lanjutan untuk memastikan semua program prioritas pemerintah pusat dapat

berjalan dengan baik sebagai upaya tindak lanjut evaluasi yang dilaksanakan tahun

2015.

4. Peningkatan tata kepemerintahan yang baik dan bersih (good public governance)

dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

a. Mendorong Pemerintah Daerah untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat dengan mengoptimalkan Capaian Kinerja penyelenggaraan

Pemerintah Daerah.

b. Mendorong seluruh BUMN/D dan BLUD yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan

Barat untuk menerapkan kriteria GCG dengan pembinaan pada BUMN/BUMD serta

BLUD melalui kegiatan evaluasi/ pengembangan sistem pengelolaan dan

bimtek/konsultasi/sosialisasi/asistensi/pendampingan penerapan GCG.

5. Mewujudkan iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan

kasus yang merugikan keuangan Negara di Wilayah Provinsi Kalimantan Barat,

dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

a. Pre-emptif dan Preventif pada implementasi Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP) serta sistem pencegahan KKN (Fraud Control Plan) di semua

SKPD di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.

b. Peningkatan komunikasi dengan instansi penegak hukum terkait dengan

permintaan audit investigasi mapun PKKN.

c. Melakukan sosialisasi tentang produk-produk Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat yang dapat dimanfaatkan stakeholders sesuai dengan mandat

yang ada, diantaranya dengan produk SIMDA, ekskalasi harga, FCP, GCG, SIA BLUD,

SIA PDAM, Billing System PDAM serta aplikasi SIM-HP.

d. Melakukan penilaian maturitas SPIP sebagai wujud pengujian pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 pada seluruh Pemerintah Daerah di

Provinsi Kalimantan Barat.

6. Peningkatan kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan

kompeten melalui kegiatan sosialisasi JFA dan tata kelola APIP, sehingga seluruh

Inspektorat Provinsi/ Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Provinsi Kalimantan

Barat dapat ditingkatkan level Internal Audit Capability Model(IACM).

7. Survey kebutuhan stakeholders agar dapat disinkronkan dengan PKP2T.

8. Pembentukan klinik BLUD dan PDAM di Kantor Perwakilan BPKP Provinsi

Kalimantan Barat.

9. Peningkatan kompetensi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat melalui

PPM, workshop dan diklat.

10. Peningkatan efektivitas internal quality assurance melalui FGD hasil pengawasan.

Sebagai akhir kata, kiranya Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan

Barat tahun 2015 ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi yang objektif bagi pihak-

pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam menilai kinerja Perwakilan BPKP

Provinsi Kalimantan Barat serta memberikan masukan bagi peningkatan dan penguatan

Page 104: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2015 | 95

peran BPKP di daerah untuk memenuhi harapan masyarakat, yaitu terwujudnya good

governance dan clean government.

Page 105: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

La

mp

iran

: 1 /1

- 8

Un

it Ese

lon

II:

Pe

rwak

ilan

BP

KP

Pro

vin

si Ka

lima

nta

n B

ara

t

Ta

hu

n A

ng

ga

ran

:

20

15

Satuan

Jum

lah

34

1In

dikato

r Kin

erja Kegiatan

:

1R

ekom

end

asi Hasil P

engaw

asanR

ekom

end

asi1

22

2R

ekom

end

asi Pem

bin

aan P

enyelen

ggaraan SP

IP/SP

IR

ekom

end

asi2

3R

ekom

end

asi pem

bin

aan K

apab

ilitas AP

IPR

ekom

end

asi2

2In

dikato

r Kin

erja Kegiatan

:

1Ju

mlah

Layanan

Du

kun

gan M

anajem

en P

erwakilan

BP

KP

Pro

vinsi K

aliman

tan B

aratLap

oran

74

3In

dikato

r Kin

erja Kegiatan

:

1Tersed

ianya alat p

engo

lah d

ata BP

KP

Un

it3

5

2Tersed

ianya alat ru

mah

tangga B

PK

PU

nit

31

3Terlaksan

anya reh

abilitasi ru

mah

negara d

an ged

un

g kanto

rM

21

84

8

Terman

faatkann

ya asset

secara op

timal d

alam

men

capai kep

uasaan

layanan

ke Tata-usah

aan

Total A

nggaran

2

3.1

08

.54

0.0

00

Jum

lah A

nggaran

Kegiatan

Pelaksan

aan P

engaw

asan In

tern d

an P

emb

inaan

Pen

yelenggaraan

SPIP

3

.67

2.9

32

.00

0

Jum

lah A

nggaran

Kegiatan

Fasilitasi Du

kun

gan M

anajem

en

18

.13

6.5

08

.00

0

Jum

lah A

nggaran

Kegiatan

Pen

gadaan

dan

Pen

yaluran

Sarana d

an P

rasarana

1.2

99

.10

0.0

00

Tersedian

ya info

rmasi h

asil

pen

gawasan

dalam

men

capai

perb

aikan tatakelo

la,

perb

aikan sistem

pen

gend

alian in

tern

pen

gelolaan

keuan

gan

negara/d

aerah, d

an

pen

ingkatan

kapab

ilitas AP

IP

Tersedian

ya du

kun

gan

man

ajemen

dan

pelaksan

aan

tugas tekn

is lainn

ya dalam

men

capai kep

uasan

layanan

12

PE

RJA

NJIA

N K

INE

RJA

TA

HU

N 2

01

5

TIN

GK

AT

SA

TU

AN

KE

RJA

BA

DA

N P

EN

GA

WA

SA

N K

EU

AN

GA

N D

AN

PE

MB

AN

GU

NA

N

SASA

RA

N K

EGIA

TAN

IND

IKA

TOR

KIN

ERJA

OU

TPU

TTA

RG

ET

BE

RD

AS

AR

KA

N R

KA

/KL

RE

VIS

I TE

RA

KH

IR

Page 106: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Lamp

iran : 2

/ 2 -8

Pe

ng

gu

na

an

Da

na

Pe

ng

gu

na

an

SD

M

AN

GG

AR

AN

RE

AL

ISA

SI

%R

EN

CA

NA

RE

AL

ISA

SI

%E

fisien

si/ Tid

ak

Efisie

n

Efisie

nsi/ T

ida

k

Efisie

n

1R

ekom

end

asi Hasil P

engaw

asan :

aR

ekom

end

asi Perb

aikan K

ebijakan

dan

Tata

Kelo

la Keb

end

aharaan

Um

um

Negara (A

N)

Reko

men

dasi

11

10

0,0

0 2

9.1

89

.00

0

26

.35

1.0

00

9

0,2

8 1

46

6

7

45

,89

Efisiensi

Efisiensi

Reko

men

dasi P

erbaikan

Keb

ijakan d

an Tata

Kelo

la Keb

end

aharaan

Um

um

Negara (IP

P)

Reko

men

dasi

44

10

0,0

0 4

79

.82

4.0

00

3

58

.66

0.2

64

7

4,7

5 1

.69

3

1.6

66

9

8,4

1Efisien

si Efisien

si

Reko

men

dasi P

erbaikan

Keb

ijakan d

an Tata

Kelo

la Keb

end

aharaan

Um

um

Negara (A

PD

)R

ekom

end

asi1

11

00

,00

35

1.9

90

.00

0

14

9.2

71

.00

0

42

,41

2.8

60

4

.11

9

14

4,0

2Efisien

si Tid

ak Efisien

bR

ekom

end

asi Perb

aikan K

ebijakan

Ko

rpo

rasiR

ekom

end

asi22

22

10

0,0

03

08

.43

2.0

00

1

45

.42

5.1

00

4

7,1

5 1

.83

4

92

7

50

,55

Efisiensi

Efisiensi

cR

ekom

end

asi Perb

aikan K

inerja P

rogram

Pem

ban

gun

an K

orp

orasi

Reko

men

dasi

111

11

00

,00

26

4.9

56

.00

0

20

0.2

33

.27

9

75

,57

1.3

59

1

.02

5

75

,42

Efisiensi

Efisiensi

Reko

men

dasi P

erbaikan

Kin

erja Pro

gram

Pem

ban

gun

an D

aerahR

ekom

end

asi4

41

00

,00

16

9.5

63

.00

0

14

9.4

43

.00

0

88

,13

1.1

44

6

10

5

3,3

2Efisien

si Efisien

si

Reko

men

dasi P

erbaikan

Kin

erja Pro

gram

Pem

ban

gun

an P

usat

Reko

men

dasi

101

01

00

,00

61

9.7

93

.00

0

35

3.1

24

.20

0

56

,97

2.5

81

1

.14

8

44

,48

Efisiensi

Efisiensi

dR

ekom

end

asi Perb

aikan A

kun

tabilitas P

elapo

ran

Pem

erintah

Daerah

Reko

men

dasi

33

10

0,0

01

18

.40

5.0

00

1

25

.23

1.2

00

1

05

,77

41

5

51

3

12

3,6

1Tid

ak Efisien Tid

ak Efisien

Reko

men

dasi P

erbaikan

Aku

ntab

ilitas Pelap

oran

Instan

si Pu

satR

ekom

end

asi2

21

00

,00

76

.32

4.0

00

4

1.0

91

.00

0

53

,84

68

6

46

9

68

,37

Efisiensi

Efisiensi

eR

ekom

end

asi Perb

aikan K

ebijakan

Keu

angan

Daerah

Reko

men

dasi

33

10

0,0

01

54

.54

4.0

00

1

56

.25

6.6

40

1

01

,11

82

4

65

0

78

,88

Tidak Efisien

si Efisien

si

fR

ekom

end

asi Kein

vestigasianR

ekom

end

asi49

49

10

0,0

05

22

.53

9.0

00

2

56

.79

8.8

00

4

9,1

4 2

.57

7

1.2

48

4

8,4

3Efisien

si Efisien

si

gR

ekom

end

asi Perb

aikan K

elancaran

Pem

ban

gun

anR

ekom

end

asi4

25

0,0

01

23

.61

1.0

00

3

3.5

21

.00

0

27

,12

41

9

75

1

7,9

0Efisien

si Efisien

si

hR

ekom

end

asi Perb

aikan P

encegah

an K

oru

psi K

/LR

ekom

end

asi6

58

3,3

38

1.1

12

.00

0

78

.45

5.3

00

9

6,7

2 3

39

1

31

3

8,6

4Efisien

si Efisien

si

iR

ekom

end

asi Perb

aikan P

encegah

an K

oru

psi

Pem

erintah

Daerah

Reko

men

dasi

11

10

0,0

07

7.4

38

.00

0

10

4.9

35

.80

0

13

5,5

1 5

10

7

10

1

39

,22

Tidak Efisien

Tidak Efisien

jR

ekom

end

asi Perb

aikan P

elaksanaan

Pen

ugasan

Refo

cusin

g (W

ilayah P

erbatasan

)R

ekom

end

asi1

11

00

,00

21

9.7

25

.00

0

95

.54

3.7

10

4

3,4

8 2

.11

5

25

1

11

,87

Efisiensi

Efisiensi

12

21

19

97

,54

3.5

97

.44

5.0

00

2

.27

4.3

41

.29

3

63

,22

19

.50

2

13

.60

9

69

,78

Efisien

Efisien

2R

ekom

end

asi Pem

bin

aan P

enyelen

ggaraan SP

IP

Pem

erintah

Daerah

Reko

men

dasi

22

,00

10

0,0

05

1.1

16

.00

0

47

.93

7.0

00

9

3,7

8 3

32

2

48

7

4,7

0Efisien

Efisien

3R

ekom

end

asi Pem

bin

aan K

apab

ilitas AP

IPR

ekom

end

asi2

2,0

01

00

,00

24

.37

1.0

00

3

1.2

81

.00

0

12

8,3

5 7

6

63

8

2,8

9Tid

ak EfisienEfisienEfisien

Re

kom

en

dasi

12

61

23

97

,62

3.6

72

.93

2.0

00

2

.35

3.5

59

.29

3

64

,08

19

.91

0

13

.92

0

69

,92

Efisien

Efisien

Sub

Jum

lah re

kom

en

dasi H

asil Pe

ngaw

asan

1T

ersedian

ya in

form

asi

hasil p

engaw

asan d

alam

men

capai p

erbaik

an

tatakelo

la, perb

aikan

sistem p

engen

dalian

intern

pen

gelolaan

keu

angan

negara/d

aerah,

dan

pen

ingk

atan

kap

abilitas A

PIP

Jum

lah

Re

ko

me

nd

asi

KE

UA

NG

AN

SD

M (O

H)

CA

PA

IAN

IND

IKA

TO

R K

INE

RJA

IND

IKA

TO

R K

EG

IAT

AN

TA

HU

N 2

01

5

PE

RW

AK

ILA

N B

PK

P P

RO

VIN

SI K

AL

IMA

NT

AN

BA

RA

T

No

Sa

sa

ran

Ke

gia

tan

SA

TU

AN

TA

RG

ET

RE

AL

ISA

SI

% C

AP

AIA

N

KIN

ER

JAIn

dik

ato

r Kin

erja

Ke

gia

tan

Page 107: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Lamp

iran : 2

/ 3 -8

Pe

ng

gu

na

an

Da

na

Pe

ng

gu

na

an

SD

M

AN

GG

AR

AN

RE

AL

ISA

SI

%R

EN

CA

NA

RE

AL

ISA

SI

%E

fisien

si/ Tid

ak

Efisie

n

Efisie

nsi/ T

ida

k

Efisie

n

KE

UA

NG

AN

SD

M (O

H)

No

Sa

sa

ran

Ke

gia

tan

SA

TU

AN

TA

RG

ET

RE

AL

ISA

SI

% C

AP

AIA

N

KIN

ER

JAIn

dik

ato

r Kin

erja

Ke

gia

tan

21

Jum

lah Layan

an D

uku

ngan

Man

ajemen

Perw

akilan B

PK

P P

rovin

si Kalim

antan

Barat

Lapo

ran7

47

41

00

,00

18

.13

6.5

08

.00

0

16

.58

3.1

17

.30

3

91

,44

70

2

70

0

99

,72

EfisienEfisien

31

Tersed

ianya alat p

engo

lah d

ata BP

KP

Un

it3

53

51

00

,00

29

4.1

00

.00

0

27

6.0

29

.00

0

93

,86

60

5

4

90

,00

Efisiensi

Efisiensi

2Terse

dian

ya alat rum

ah tan

gga BP

KP

Un

it3

13

11

00

,00

17

7.5

00

.00

0

14

3.2

95

.00

0

80

,73

52

5

0

96

,15

Efisiensi

Efisiensi

3T

erlaksan

any

a rehab

ilitasi rum

ah n

egara dan

gedu

ng k

anto

rM

21

84

61

84

61

00

,00

82

7.5

00

.00

0

80

0.6

69

.00

0

96

,76

30

2

5

83

,33

Efisiensi

Efisiensi

23

.10

8.5

40

.00

0

20

.15

6.6

69

.59

6

87

,23

84

4

82

9

98

,22

- Ju

mla

h

Tersed

iany

a du

ku

ngan

man

ajemen

dan

pelak

sanaan

tug

as

tekn

is lainn

ya d

alam

men

capai k

epu

asan

layan

an

Term

anfaatk

ann

ya aset

secara op

timal d

alam

men

capai k

epu

asaan

layan

an k

e Tata-

usah

aan

Page 108: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Lam

piran

: 3/ 4

- 8

Pe

ng

gu

na

an

Da

na

Pe

ng

gu

na

an

SD

M

Re

nca

na

R

ea

lisasi

%T

arg

et

Re

alisa

si%

Efisie

nsi/ T

ida

k

Efisie

n

Efisie

nsi/ T

ida

k

Efisie

n

1C

apaian

Kin

erja Reko

men

dasi H

asil Pen

gawasan

:%

aTin

gkat Pem

anfaatan

Reko

men

dasi P

erbaikan

Keb

ijakan

dan

Tata Kelo

la Keb

end

aharaan

Um

um

Negara (A

N)

%1

00

95

95

,00

29

.18

9.0

00

2

6.3

51

.00

0

90

,28

14

6

67

4

5,8

9Efisien

siEfisien

si

Tind

ak Lanju

t Reko

men

dasi P

erbaikan

Keb

ijakan d

an Tata

Kelo

la Keb

end

aharaan

Um

um

Negara (IP

P)

%9

01

00

10

0,0

0 4

79

.82

4.0

00

3

58

.66

0.2

64

7

4,7

5 1

.69

3

1.6

66

9

8,4

1Efisien

siEfisien

si

Tind

ak Lanju

t Reko

men

dasi P

erbaikan

Keb

ijakan d

an Tata

Kelo

la Keb

end

aharaan

Um

um

Negara (A

PD

)%

90

10

01

00

,00

35

1.9

90

.00

0

14

9.2

71

.00

0

42

,41

2.8

60

4

.11

9

14

4,0

2Efisien

siTid

ak efisien

bTin

gkat Pem

anfaatan

Reko

men

dasi P

erbaikan

Keb

ijakan

Ko

rpo

rasi%

10

09

59

5,0

03

08

.43

2.0

00

1

45

.42

5.1

00

4

7,1

51

.83

4

92

7

50

,55

Efisiensi

Efisiensi

cTin

gkat Pem

anfaatan

Reko

men

dasi P

erbaikan

Kin

erja

Pro

gram P

emb

angu

nan

Ko

rpo

rasi%

10

09

59

5,0

02

64

.95

6.0

00

2

00

.23

3.2

79

7

5,5

71

.35

9

1.0

25

7

5,4

2Efisien

siEfisien

si

Tind

ak Lanju

t Reko

men

dasi P

erbaikan

Kin

erja Pro

gram

Pem

ban

gun

an D

aerah

%9

07

58

3,3

31

69

.56

3.0

00

1

49

.44

3.0

00

8

8,1

31

.14

4

61

0

53

,32

Efisiensi

Efisiensi

Tind

ak Lanju

t Reko

men

dasi P

erbaikan

Kin

erja Pro

gram

Pem

ban

gun

an P

usat

%9

08

08

8,8

96

19

.79

3.0

00

3

53

.12

4.2

00

5

6,9

72

.58

1

1.1

48

4

4,4

8Efisien

siEfisien

si

dTin

dak Lan

jut R

ekom

end

asi Perb

aikan A

kun

tabilitas

Pelap

oran

Pem

erintah

Daerah

%9

01

00

10

0,0

01

18

.40

5.0

00

1

25

.23

1.2

00

1

05

,77

41

5

51

3

12

3,6

1Tid

ak efisienTid

ak efisien

Tind

ak Lanju

t Reko

men

dasi P

erbaikan

Aku

ntab

ilitas

Pelap

oran

Instan

si Pu

sat %

90

10

01

00

,00

76

.32

4.0

00

4

1.0

91

.00

0

53

,84

68

6

46

9

68

,37

Efisiensi

Efisiensi

eTin

dak R

ekom

end

asi Perb

aikan K

ebijakan

Keu

angan

Daerah

%9

01

00

10

0,0

01

54

.54

4.0

00

1

56

.25

6.6

40

1

01

,11

82

4

65

0

78

,88

Tidak Efisien

siEfisien

si

fP

ersentase P

enyerah

an R

ekom

end

asi Kein

vestigasian

kepad

a AP

H%

90

10

01

00

,00

52

2.5

39

.00

0

25

6.7

98

.80

0

49

,14

2.5

77

1

.24

8

48

,43

Efisiensi

Efisiensi

gP

ersentase P

enyerah

an R

ekom

end

asi Perb

aikan

Kelan

caran P

emb

angu

nan

%9

05

05

5,5

61

23

.61

1.0

00

3

3.5

21

.00

0

27

,12

41

9

75

1

7,9

0Efisien

siEfisien

si

hP

ersen

tase P

enyerah

an R

ekom

end

asi Perb

aikan

Pen

cegahan

Ko

rup

si K/L

%9

08

3,3

39

2,5

98

1.1

12

.00

0

78

.45

5.3

00

9

6,7

23

39

1

31

3

8,6

4Efisien

siEfisien

si

iTin

dak Lan

jut R

ekom

end

asi Perb

aikan P

encegah

an K

oru

psi

Pem

erintah

Daerah

%9

01

00

10

0,0

07

7.4

38

.00

0

10

4.9

35

.80

0

13

5,5

15

10

7

10

1

39

,22

Tidak efisien

Tidak efisien

jTin

dak Lan

jut R

ekom

end

asi Perb

aikan P

elaksanaan

Pen

ugasan

Refo

cusin

g (W

ilayah P

erbatasan

)%

90

00

,00

21

9.7

25

.00

0

95

.54

3.7

10

4

3,4

82

.11

5

25

1

11

,87

Efisiensi

Efisiensi

87

,02

3.5

97

.44

5.0

00

2

.27

4.3

41

.29

3

63

,22

19

.50

2

13

.60

9

69

,78

Efisien

siEfisie

nsi

2Tin

dak Lan

jut R

ekom

end

asi Pem

bin

aan P

enyelen

ggaraan

SPIP

Pem

erintah

Daerah

%9

01

00

10

0,0

05

1.1

16

.00

0

47

.93

7.0

00

9

3,7

8 3

32

2

48

7

4,7

0Efisien

siEfisien

3P

ersentase A

PIP

yang b

erada d

i Level 2 IA

CM

%1

3,3

36

,66

55

0,0

02

4.3

71

.00

0

31

.28

1.0

00

1

28

,35

76

6

3

82

,89

Tidak efisen

Efisien

85

,61

3.6

72

.93

2.0

00

2.3

53

.55

9.2

93

64

,08

19

.91

0

13

.92

0

69

,92

Efisie

nsi

Efisien

Ra

ta-ra

ta C

ap

aia

n K

ine

rja P

rog

ram

1

Re

alisa

si

RA

TA

-RA

TA

CA

PA

IAN

KIN

ER

JA R

EK

OM

EN

DA

SI H

AS

IL P

EN

GA

WA

SA

N

Ta

rge

t

1Tersed

ianya in

form

asi hasil

pen

gawasan

dalam

men

capai

perb

aikan tatakelo

la, perb

aikan

sistem p

engen

dalian

intern

pen

gelolaan

keuan

gan

negara/d

aerah, d

an p

enin

gkatan

kapab

ilitas AP

IP

CA

PA

IAN

IND

IKA

TO

R K

INE

RJA

UT

AM

A (IK

U) S

AS

AR

AN

PR

OG

RA

MP

ER

WA

KIL

AN

BP

KP

PR

OV

INS

I KA

LIM

AN

TA

N B

AR

AT

TA

HU

N 2

01

5

Ca

pa

ian

(%)

Da

na

IND

IKA

TO

R K

INE

RJA

SA

SA

RA

N P

RO

GR

AM

No

.S

AS

AR

AN

PR

OG

RA

MS

atu

an

SD

M (O

H)

Page 109: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Lam

piran

: 3/ 5

- 8

Pe

ng

gu

na

an

Da

na

Pe

ng

gu

na

an

SD

M

Re

nca

na

R

ea

lisasi

%T

arg

et

Re

alisa

si%

Efisie

nsi/ T

ida

k

Efisie

n

Efisie

nsi/ T

ida

k

Efisie

n

Re

alisa

si T

arg

et

Ca

pa

ian

(%)

Da

na

IND

IKA

TO

R K

INE

RJA

SA

SA

RA

N P

RO

GR

AM

No

.S

AS

AR

AN

PR

OG

RA

MS

atu

an

SD

M (O

H)

1P

ersentase ju

mlah

rencan

a pen

ugasan

pen

gawasan

yang

terealisasi%

10

09

7,6

79

7,6

79

0.5

70

.00

0

83

.69

6.6

77

9

2,4

16

2

60

9

6,7

7Efisien

siEfisien

si

2P

ersentase Tin

dak Lan

jut H

asil Pen

gawasan

%9

08

9,8

69

9,8

41

03

.08

0.0

00

1

02

.84

0.0

00

9

9,7

73

48

3

40

9

7,7

0Efisien

siEfisien

si

3P

ersepsi kep

uasan

pegaw

ai perw

akilan terh

adap

layanan

kepegaw

aianSk

ala Likert

7,5

7,2

19

6,1

31

81

.34

0.0

00

1

65

.16

0.0

00

9

1,0

81

52

1

50

9

8,6

8Efisien

siEfisien

si

4P

ersepsi kep

uasan

pegaw

ai perw

akilan atas p

encairan

anggaran

yang d

iajukan

sesuai p

rosed

ur

Skala L

ikert7

,75

7,7

49

9,8

71

7.7

61

.51

8.0

00

1

6.2

31

.42

0.6

26

9

1,3

91

52

1

50

9

8,6

8Efisien

siEfisien

si

5P

ersepsi kep

uasan

pegaw

ai perw

akilan terh

adap

layanan

um

um

perkan

toran

Skala L

ikert7

,57

,15

95

,33

1.2

99

.10

0.0

00

1

.21

9.9

93

.00

0

93

,91

13

0

12

9

99

,23

Efisiensi

Efisiensi

97

,77

19

.43

5.6

08

.00

0

17

.80

3.1

10

.30

3

91

,60

84

4

82

9

98

,22

Efisie

nsi

Efisien

si

91

,69

23

.10

8.5

40.0

0020.1

56.669.5

9687,23

20.754

14.749

71,07

Efisien

siEfisie

nsi

Ra

ta-ra

ta C

ap

aia

n K

ine

rja P

rog

ram

2

2P

rogram

du

kun

gan m

anajem

en d

an

pelaksan

aan tu

gas teknis lain

nya

Ra

ta-ra

ta C

ap

aia

n K

ine

rja S

asa

ran

Pro

gra

m

Page 110: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Lam

piran

: 4/ 6

- 8

20

14

20

15

20

14

20

15

1C

apaian

Kin

erja R

ekom

end

asi Hasil P

engaw

asan :

%N

A8

4,8

9N

AN

A8

7,0

2N

A

aTin

gkat Pem

anfaatan

Reko

men

dasi P

erbaikan

Keb

ijakan

dan

Tata Kelo

la Keb

end

aharaan

Um

um

Negara (A

N)

%N

A9

5,0

0N

AN

A9

5,0

0N

A

Tind

ak Lanju

t Reko

men

dasi P

erbaikan

Keb

ijakan d

an Tata

Kelo

la Keb

end

aharaan

Um

um

Negara (IP

P)

%N

A1

00

,00

NA

NA

10

0,0

0N

A

Tind

ak Lanju

t Reko

men

dasi P

erbaikan

Keb

ijakan d

an Tata

Kelo

la Keb

end

aharaan

Um

um

Negara (A

PD

)%

NA

10

0,0

0N

AN

A1

00

,00

NA

bTin

gkat Pem

anfaatan

Reko

men

dasi P

erbaikan

Keb

ijakan

Ko

rpo

rasi%

NA

95

,00

NA

NA

95

,00

NA

cTin

gkat Pem

anfaatan

Reko

men

dasi P

erbaikan

Kin

erja

Pro

gram P

emb

angu

nan

Ko

rpo

rasi%

NA

95

,00

NA

NA

95

,00

NA

Tind

ak Lanju

t Reko

men

dasi P

erbaikan

Kin

erja P

rogram

Pem

ban

gun

an D

aerah%

NA

75

,00

NA

NA

83

,33

NA

Tind

ak Lanju

t Reko

men

dasi P

erbaikan

Kin

erja P

rogram

Pem

ban

gun

an P

usat

%N

A8

0,0

0N

AN

A8

8,8

9N

A

dTin

dak Lan

jut R

ekom

end

asi Perb

aikan A

kun

tabilitas

Pelap

oran

Pem

erintah

Daerah

%N

A1

00

,00

NA

NA

10

0,0

0N

A

Tind

ak Lanju

t Reko

men

dasi P

erbaikan

Aku

ntab

ilitas

Pelap

oran

Instan

si Pu

sat %

NA

10

0,0

0N

AN

A1

00

,00

NA

eTin

dak R

ekom

end

asi Perb

aikan K

ebijakan

Keu

angan

Daerah

%N

A1

00

,00

NA

NA

10

0,0

0N

A

fP

ersentase P

enyerah

an R

ekom

end

asi Kein

vestigasian

kepad

a AP

H%

NA

10

0,0

0N

AN

A1

00

,00

NA

gP

ersentase P

enyerah

an R

ekom

end

asi Perb

aikan

Kelan

caran P

emb

angu

nan

%N

A5

0,0

0N

AN

A5

5,5

6N

A

hP

ersentase P

enyerah

an R

ekom

end

asi Perb

aikan

Pen

cegahan

Ko

rup

si K/L

%N

A8

3,3

3N

AN

A9

2,5

9N

A

iTin

dak Lan

jut R

ekom

end

asi Perb

aikan P

encegah

an

Ko

rup

si Pem

erintah

Daerah

%N

A1

00

,00

NA

NA

10

0,0

0N

A

jR

ekom

end

asi Perb

aikan P

elaksanaan

Pen

ugasan

Refo

cusin

g (W

ilayah P

erbatasan

)%

NA

0,0

0N

AN

A0

,00

NA

PE

RB

AN

DIN

GA

N C

AP

AIA

N IN

DIK

AT

OR

KIN

ER

JA U

TA

MA

(IKU

) SA

SA

RA

N P

RO

GR

AM

PE

RW

AK

ILA

N B

PK

P P

RO

VIN

SI K

AL

IMA

NT

AN

BA

RA

TT

AH

UN

20

14

DA

N T

AH

UN

20

15

1Tersed

ianya in

form

asi hasil

pe

ngaw

asan d

alam m

encap

ai

pe

rbaikan

tatakelola, p

erb

aikan

sistem p

en

gend

alian in

tern

pe

ngelo

laan keu

angan

ne

gara/daerah

, dan

pe

nin

gkatan

kapab

ilitas AP

IP

No

.S

AS

AR

AN

PR

OG

RA

MIN

DIK

AT

OR

KIN

ER

JA S

AS

AR

AN

PR

OG

RA

MS

atu

an

Na

ik/

(Tu

run

)N

aik

/ (T

uru

n)

Re

alisa

si C

ap

aia

n K

ine

rja

Page 111: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Lam

piran

: 4/ 7

- 8

20

14

20

15

20

14

20

15

No

.S

AS

AR

AN

PR

OG

RA

MIN

DIK

AT

OR

KIN

ER

JA S

AS

AR

AN

PR

OG

RA

MS

atu

an

Na

ik/

(Tu

run

)N

aik

/ (T

uru

n)

Re

alisa

si C

ap

aia

n K

ine

rja

%8

4,8

98

7,0

2

2Tin

dak Lan

jut R

ekom

end

asi Pem

bin

aan P

enyele

nggaraan

SPIP

Pem

erintah

Daerah

%N

A1

00

,00

NA

NA

10

0,0

0N

A

3P

ersentase A

PIP

yang b

erad

a di Level 2

IAC

M%

NA

6,6

7N

AN

A5

0,0

0N

A

85

,61

1P

ersentase ju

mlah

ren

cana p

en

ugasan

pe

ngaw

asan yan

g

tere

alisasi%

99

,51

97

,67

(1,8

4)

99

,51

97

,67

(1,8

4)

2P

ersentase Tin

dak Lan

jut H

asil Pen

gawasan

%N

A8

9,8

6N

AN

A9

9,8

4N

A

3P

ersepsi kep

uasan

pe

gawai p

erw

akilan te

rhad

ap layan

an

kepegaw

aianSk

ala Likert

7,1

17

,21

0,1

0

94

,89

6,1

31

,33

4P

ersepsi kep

uasan

pe

gawai p

erw

akilan atas p

en

cairan

anggaran

yang d

iajukan

sesuai p

rosed

ur

Skala L

ikert7

,75

7,7

4(0

,01

)9

99

,87

90

,87

5P

ersepsi kep

uasan

pe

gawai p

erw

akilan te

rhad

ap layan

an

um

um

pe

rkanto

ranSk

ala Likert

7,0

47

,15

0,1

1

84

,82

95

,33

10

,51

97

,77

91,69

2P

rogram

du

kun

gan m

anajem

en

dan

pe

laksanaan

tugas te

knis

lainn

ya

RA

TA

-RA

TA

CA

PA

IAN

KIN

ER

JA R

EK

OM

EN

DA

SI H

AS

IL P

EN

GA

WA

SA

N

RA

TA

-RA

TA

CA

PA

IAN

KIN

ER

JA R

EK

OM

EN

DA

SI H

AS

IL P

EN

GA

WA

SA

N

RA

TA

-RA

TA

CA

PA

IAN

KIN

ER

JA P

ER

WA

KIL

AN

BP

KP

KA

LB

AR

Page 112: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015

Lampiran : 5/1-1

No NAMA INSPEKTORAT (APIP) Level IA-CM

1 Inspektorat Provinsi Kalimantan Barat 1

2 Inspektorat Kota Pontianak 1

3 Inspektorat Kota Singkawang 1

4 Inspektorat Kabupaten Mempawah 1

5 Inspektorat Kabupaten Sambas 1

6 Inspektorat Kabupaten Bengkayang 1

7 Inspektorat Kabupaten Landak 1

8 Inspektorat Kabupaten Sanggau 1

9 Inspektorat Kabupaten Sekadau 1

10 Inspektorat Kabupaten Sintang 2

11 Inspektorat Kabupaten Melawi 1

12 Inspektorat Kabupaten Kapuas Hulu 1

13 Inspektorat Kabupaten Ketapang 1

14 Inspektorat Kabupaten Kayong Utara 1

15 Inspektorat Kabupaten Kubu Raya 1

HASIL ASSESSMENT TATA KELOLA APIP

SAMPAI DENGAN 2015