Post on 30-Oct-2020
PT INDO UDANG MAS LESTARI
LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018
DAN UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
(Mata Uang Rupiah Indonesia)
FINAL DRAFT
Have been reviewed and approved by:
Signed
Name
Position
Date
PT INDO UDANG MAS LESTARI
LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018
DAN UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
(Mata Uang Rupiah Indonesia)
Daftar Isi
Halaman
Surat Pernyataan Direksi
Laporan Auditor Independen
Laporan Posisi Keuangan 1
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain 2
Laporan Perubahan Ekuitas 3
Laporan Arus Kas 4
Catatan atas Laporan Keuangan 5 – 24
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Laporan No. 00010/2.0459/AU.1/01/1487-3/1/I/2019
Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi PT INDO UDANG MAS LESTARI
Kami telah mengaudit laporan keuangan PT Indo Udang Mas Lestari terlampir, yang terdiri dari
laporan posisi keuangan tanggal 31 Oktober 2018, serta laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk periode sepuluh bulan yang
berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi
penjelasan lainnya.
Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan
Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan tersebut
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dan atas pengendalian internal yang
dianggap perlu oleh manajemen untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang bebas
dari kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab kami adalah untuk menyatakan suatu opini atas laporan keuangan tersebut
berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk mematuhi
ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai
tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas dari kesalahan penyajian material.
Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka
dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan
auditor, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, baik
yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut,
auditor mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian
wajar laporan keuangan entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan
kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal
entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang
digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas
penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Kami yakin bahwa bukti audit yang telah kami peroleh adalah cukup dan tepat untuk menyediakan
suatu basis bagi opini audit kami.
Opini
Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan PT Indo Udang Mas Lestari tanggal 31 Oktober 2018, serta kinerja
keuangan dan arus kasnya untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Hal lain
Laporan keuangan PT Indo Udang Mas Lestari untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober 2017 tidak diaudit.
Kantor Akuntan Publik
HELIANTONO DAN REKAN
Charlie Thyawarta, CPA
Surat Izin Akuntan Publik No. AP.1487
11 Januari 2019
PT INDO UDANG MAS LESTARI
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 OKTOBER 2018
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan 31 Oktober 2018 31 Desember 2017
ASET
ASET LANCAR
Kas dan bank 2,4,15 23.148.059 374.277.592
Piutang usaha 2,15 915.912.073 -
Piutang lain-lain 2,8,15 850.000.000 -
Aset biologis 2,5 3.055.136.000 4.201.343.774
Jumlah Aset Lancar 4.844.196.132 4.575.621.366
ASET TIDAK LANCAR
Aset tetap 2,6 37.227.888.356 39.147.032.643
JUMLAH ASET 42.072.084.488 43.722.654.009
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang bank 2,7,15,16 14.835.436.869 14.840.538.745
Utang bank jangka panjang yang
jatuh tempo dalam satu tahun 2,7,15,16 2.641.236.475 2.415.877.836
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 17.476.673.344 17.256.416.581
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Utang bank jangka panjang – setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempo
dalam satu tahun 2,7,15,16 10.173.803.665 12.394.227.869
JUMLAH LIABILITAS 27.650.477.009 29.650.644.450
EKUITAS
Modal saham – nilai nominal
Rp 1.000.000 per saham
Modal dasar – 20.000 saham
Modal ditempatkan dan
disetor penuh – 5.200 saham 9 5.200.000.000 5.200.000.000
Tambahan modal disetor 2,10 15.450.000 15.450.000
Modal disetor lainnya 11 10.000.000.000 10.000.000.000
Defisit ( 793.842.521 ) ( 1.143.440.441 )
JUMLAH EKUITAS 14.421.607.479 14.072.009.559
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 42.072.084.488 43.722.654.009
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
1
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
PT INDO UDANG MAS LESTARI
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 OKTOBER 2018
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2018 2017
Catatan (Sepuluh bulan) (Sepuluh bulan)
PENJUALAN BERSIH 2,12 12.329.649.197 -
BEBAN POKOK PENJUALAN 2,13 ( 8.537.846.607 ) -
LABA KOTOR 3.791.802.590 -
Beban umum dan administrasi 2,14 ( 840.797.345 ) -
Penghasilan keuangan 2 120.467 -
Beban keuangan 2 ( 2.601.527.792 ) -
LABA SEBELUM
BEBAN PAJAK 349.597.920 -
BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2 - -
LABA PERIODE BERJALAN 349.597.920 -
PENGHASILAN KOMPREHENSIF
LAIN - -
JUMLAH PENGHASILAN
KOMPREHENSIF
PERIODE BERJALAN 349.597.920 -
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
2
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
PT INDO UDANG MAS LESTARI
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 OKTOBER 2018
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Modal
Ditempatkan dan Tambahan Modal
Catatan Disetor Penuh Modal Disetor Disetor Lainnya Defisit Jumlah
Saldo 1 Januari 2017 2.000.000.000 15.450.000 - - 2.015.450.000
Penghasilan komprehensif
periode berjalan - - - - -
Saldo 31 Oktober 2017 2.000.000.000 15.450.000 - - 2.015.450.000
Saldo 1 Januari 2018 5.200.000.000 15.450.000 10.000.000.000 ( 1.143.440.441) 14.072.009.559
Penghasilan komprehensif
periode berjalan - - - 349.597.920 349.597.920
Saldo 31 Oktober 2018 5.200.000.000 15.450.000 10.000.000.000 ( 793.842.521) 14.421.607.479
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
3
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
PT INDO UDANG MAS LESTARI
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK PERODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 OKTOBER 2018
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
2018 2017
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Laba sebelum beban pajak 349.597.920 -
Penyesuaian untuk merekonsiliasi laba sebelum
beban pajak menjadi kas bersih yang
diperoleh dari aktivitas operasi:
Penyusutan 1.919.144.287 -
Laba operasi sebelum perubahan aset dan
liabilitas operasi 2.268.742.207 -
Penurunan (kenaikan):
Piutang usaha ( 915.912.073 ) -
Piutang lain-lain ( 850.000.000 ) -
Aset biologis 1.146.207.774 -
Kas Bersih yang Diperoleh dari Aktivitas Operasi 1.649.037.908 -
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran utang bank ( 1.995.065.565 ) -
Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan ( 1.995.065.565 ) -
PENURUNAN BERSIH KAS, BANK
DAN CERUKAN ( 346.027.657 ) -
KAS, BANK DAN CERUKAN AWAL PERIODE ( 14.466.261.153 ) 15.450.000
KAS, BANK DAN CERUKAN AKHIR PERIODE ( 14.812.288.810 ) 15.450.000 15.450.000
Kas, bank, dan cerukan terdiri dari:
Kas 15.450.000 15.450.000
Bank 7.698.059 -
Cerukan ( 14.835.436.869 ) -
KAS, BANK DAN CERUKAN AKHIR PERIODE ( 14.812.288.810 ) 15.450.000
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
4
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
5
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
1. UMUM
a. Pendirian Perusahaan
PT Indo Udang Mitra Lestari (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal 8 Maret 1984
berdasarkan akta notaris Misahardi Wilamarta, S.H., No. 63. Akta pendirian ini telah
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan No. C2-6059.HT.01-01.Th84 tanggal 25 Oktober 1984.
Anggaran dasar Perusahaan mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta
No. 13 tanggal 18 November 2017 oleh notaris Anna Maria, S.H., M.Kn., antara lain
mengenai peningkatan modal dasar, modal ditempatkan dan disetor Perusahaan. Akta
perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-0024200-AH.01.02.Tahun 2017 tanggal 20
November 2017.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan Perusahaan adalah
berusaha dalam bidang pertanian termasuk perikanan, budidaya pertambakan, peternakan
dan perdagangan umum. Perusahaan berkedudukan di Surabaya dengan lokasi tambak di
Probolinggo. Perusahaan memulai kegiatan operasionalnya pada akhir tahun 2017.
b. Komisaris, Direksi dan Karyawan
Susunan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 31 Oktober 2018 dan 31 Desember
2017 adalah sebagai berikut:
Komisaris : Surya Atmadinata
Direktur : Djaja Santoso
Perusahaan tidak memiliki karyawan tetap masing-masing pada tanggal 31 Oktober 2018 dan
31 Desember 2017 (tidak diaudit).
c. Tanggal Penyelesaian Laporan Keuangan
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang
diotorisasi untuk diterbitkan pada tanggal 11 Januari 2019.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia (“SAK”), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar
Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntan Indonesia.
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
6
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (Lanjutan)
Kecuali untuk laporan arus kas, laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual, dan
dasar pengukuran dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk akun tertentu
yang diukur dengan menggunakan dasar seperti yang disebutkan dalam catatan yang relevan.
Laporan arus kas yang disusun dengan menggunakan metode tidak langsung, menyajikan
penerimaan dan pengeluaran kas dan bank yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan pada laporan keuangan adalah Rupiah (“Rp”), yang
merupakan mata uang fungsional Perusahaan.
b. Standar dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Baru Beserta Revisi
Standar akuntansi dan interpretasi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (“DSAK”), untuk laporan keuangan tahun berjalan diungkapkan di bawah ini.
Perusahaan bermaksud untuk menerapkan standar tersebut, jika dipandang relevan, saat telah
menjadi efektif.
Berlaku efektif 1 Januari 2018:
Amandemen PSAK No. 2: Laporan Arus Kas tentang Prakarsa Pengungkapan, berlaku
efektif 1 Januari 2018 dengan penerapan dini diperkenankan. Amandemen ini mensyaratkan
entitas untuk menyediakan pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan
untuk mengevaluasi perubahan pada liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan, termasuk
perubahan yang timbul dari arus kas maupun perubahan non kas.
Amandemen PSAK No. 16: Aset Tetap tentang Agrikultur Tanaman Produktif, berlaku
efektif 1 Januari 2018. Amandemen ini mengklarifikasi bahwa aset biologis yang memenuhi
definisi tanaman produktif (bearer plants) masuk dalam ruang lingkup PSAK No. 16: Aset
Tetap.
Amandemen PSAK No. 46: Pajak Penghasilan tentang Pengakuan Aset Pajak Tangguhan
untuk Rugi yang Belum Direalisasi, berlaku efektif 1 Januari 2018 dengan penerapan dini
diperkenankan. Amandemen ini mengklarifikasi bahwa untuk menentukan apakah laba kena
pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dapat
dimanfaatkan, estimasi atas kemungkinan besar laba kena pajak masa depan dapat mencakup
pemulihan beberapa aset entitas melebihi jumlah tercatatnya.
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
7
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
b. Standar dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan Baru Beserta Revisi (Lanjutan)
Berlaku efektif 1 Januari 2018: (Lanjutan)
PSAK No. 69: Agrikultur dan PSAK No. 16: Aset Tetap – Amandemen atas Tanaman
Produktif (Bearer Plants). Amandemen ini memperkenalkan akuntansi atas aset biologis,
termasuk yang memenuhi kriteria sebagai tanaman produktif. Dalam amandemen tersebut,
aset biologis yang memenuhi definisi sebagai tanaman produktif tidak diatur oleh PSAK No.
69, namun oleh PSAK No. 16. Setelah pengakuan awal, tanaman produktif diukur sesuai
PSAK No. 16 pada akumulasi biaya sebelum menghasilkan, dan menggunakan antara model
biaya atau model revaluasi setelah menghasilkan. Amandemen tersebut juga mensyaratkan
produk agrikultur yang tumbuh pada tanaman produktif tetap diatur oleh PSAK No. 69 dan
diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik panen.
Perusahan telah mengevaluasi dampak dari standar akuntansi tersebut di atas dan
menentukan dampaknya tidak signifikan terhadap laporan keuangan.
Berlaku efektif 1 Januari 2020:
PSAK No. 71 - Instrumen Keuangan, berlaku efektif 1 Januari 2020 dengan penerapan dini
diperkenankan. PSAK ini mengatur klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan
berdasarkan karakteristik dari arus kas kontraktual dan model bisnis entitas; metode kerugian
kredit yang diharapkan untuk penurunan nilai yang menghasilkan informasi yang lebih tepat
waktu, relevan dan dimengerti oleh pemakai laporan keuangan; akuntansi untuk lindung nilai
yang merefleksikan manajemen risiko entitas lebih baik dengan memperkenalkan persyaratan
yang lebih umum berdasarkan pertimbangan manajemen.
PSAK No. 72 - Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan. Standar akuntansi ini
mengharuskan Perusahaan menerapkan model 5-langkah dalam mengakui pendapatan.
Perusahaan harus mengindentifikasi pelaksanaan obligasi yang disyaratkan tiap kontrak dengan
pelanggan, termasuk pertimbangan variabel, dan hanya mengakui pendapatan sesuai harga
transaksi yang dialokasi/ditentukan pada saat pelaksanaan obligasi dipenuhi. PSAK No. 72
efektif pada tanggal 1 Januari 2020 dan dapat diadopsi retrospektif penuh atau retrospektif
yang dimodifikasi.
PSAK No. 73 - Sewa, yang diadopsi dari IFRS No. 16, berlaku efektif 1 Januari 2020 dengan
penerapan dini diperkenankan untuk entitas yang juga telah menerapkan PSAK No. 72
(Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan). PSAK ini menetapkan prinsip pengakuan,
pengukuran, penyajian, dan pengungkapan atas sewa dengan memperkenalkan model
akuntansi tunggal dengan mensyaratkan untuk mengakui aset hak-guna (right-of-use-assets)
dan liabilitas sewa. Terdapat 2 pengecualian opsional dalam pengakuan aset dan liabilitas
sewa, yakni untuk: (i) sewa jangka-pendek dan (ii) sewa yang aset pendasarnya (underlying
assets) bernilai rendah.
Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi tersebut di atas dan belum
menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan.
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
8
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
c. Aset dan Liabilitas Keuangan
Aset dan liabilitas keuangan diakui saat Perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan
pada kontrak instrumen tersebut. Aset keuangan dihentikan pengakuannya saat hak Perusahaan
untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir atau saat seluruh
risiko dan manfaat dari aset keuangan tersebut ditransfer secara substansial kepada pihak lain.
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya saat liabilitas Perusahaan kadaluwarsa atau
dilepaskan atau dibatalkan.
Aset keuangan Perusahaan terdiri dari kas dan bank, piutang usaha dan piutang lain-lain, yang
dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
"Pinjaman yang diberikan dan piutang" pada awal pengakuannya diukur berdasarkan nilai
wajar, ditambah biaya transaksi signifikan yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah
pengakuan awal, aset keuangan ini diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi, dikurangi
dengan penyisihan penurunan nilai, bila diperlukan.
Liabilitas keuangan Perusahaan adalah utang bank, yang dikategorikan sebagai liabilitas
keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
Liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajar dan, dalam hal liabilitas keuangan
yang diukur pada biaya diamortisasi, ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara
langsung.
Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan yang dikenakan bunga diukur pada biaya
perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Laba atau rugi harus
diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain ketika liabilitas keuangan
tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasinya.
d. Pengukuran Nilai Wajar
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan
dibayarkan untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada
tanggal pengukuran. Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk menjual
suatu aset atau mengalihkan liabilitas terjadi. Jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang
paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut. Perusahaan harus memiliki akses ke
pasar utama.
Nilai wajar aset atau liabilitas diukur menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar
ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut, dengan asumsi bahwa pelaku pasar
bertindak dalam kepentingan ekonomi terbaiknya.
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
9
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
d. Pengukuran Nilai Wajar (Lanjutan)
Perusahaan menggunakan teknik penilaian yang tepat sesuai keadaan dan di mana tersedia
kecukupan data untuk mengukur nilai wajar, memaksimalkan penggunaan input yang dapat
diobservasi yang relevan dan meminimalisir penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
Semua aset dan liabilitas di mana nilai wajar diukur atau diungkapkan dalam laporan keuangan
dapat dikategorikan pada level hirarki nilai wajar, berdasarkan tingkatan input terendah yang
signifikan atas pengukuran nilai wajar secara keseluruhan:
Tingkat 1: Nilai wajar diukur berdasarkan pada harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas sejenis.
Tingkat 2: Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi di mana seluruh input
yang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Tingkat 3: Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi di mana seluruh input
yang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar tidak berdasarkan data
pasar yang dapat diobservasi.
Untuk aset dan liabilitas yang diakui pada laporan keuangan secara berulang, Perusahaan
menentukan apakah terjadi transfer antara Tingkat di dalam hirarki dengan cara mengevaluasi
kategori (berdasarkan input level terendah yang signifikan dalam pengukuran nilai wajar)
setiap akhir periode pelaporan.
Untuk tujuan pengungkapan nilai wajar, Perusahaan telah menentukan kelas aset dan liabilitas
berdasarkan sifat, karakteristik, dan risiko aset atau liabilitas, dan level hirarki nilai wajar
seperti dijelaskan di atas.
e. Aset Tetap
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah dinyatakan berdasarkan biaya
perolehan dan tidak disusutkan. Biaya perolehan aset tetap meliputi: (a) harga pembelian, (b)
biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan
kondisinya sekarang, dan (c) estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan dan
restorasi lokasi aset (jika ada). Setiap bagian dari aset tetap dengan biaya perolehan yang
signifikan terhadap jumlah biaya perolehan aset, disusutkan secara terpisah.
Pada saat pembaruan dan perbaikan yang signifikan dilakukan, biaya tersebut diakui ke
dalam nilai tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi
kriteria pengakuan. Semua biaya perbaikan dan pemeliharaan lainnya yang tidak memenuhi
kriteria pengakuan dibebankan langsung pada operasi berjalan.
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
10
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Aset Tetap (Lanjutan)
Penyusutan dimulai saat aset tetap tersedia untuk digunakan dan dihitung menggunakan
metode garis lurus dengan taksiran masa manfaat aset sebagai berikut:
Tahun
Prasarana tanah dan bangunan 20
Bangunan 20
Mesin dan peralatan 4 - 8
Kendaraan 4 - 8
Peralatan dan perabot kantor 4
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, masa manfaat dan metode penyusutan aset tetap
ditelaah, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
Berdasarkan ISAK No. 25 “Hak atas Tanah”, tanah dan hak atas tanah tidak didepresiasikan
kecuali Perusahaan sudah mendapatkan bukti bahwa hak penggunaan tanah tidak dapat
diperbaharui atau diperpanjang. Biaya yang terjadi untuk mendapatkan hak atas tanah
melalui Hak Guna Usaha (“HGU”), Hak Guna Bangunan (“HGB”), dan Hak Pakai (“HP”)
diakui sebagai bagian dari biaya akuisisi atas tanah dan tidak diamortisasi.
Biaya yang terjadi sehubungan dengan perpanjangan atau pembaharuan hak-hak tersebut di
atas diakui sebagai aset yang ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak atau
umur manfaat ekonomis tanah, periode mana yang lebih pendek.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada
manfaat ekonomis masa datang yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba
atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara
jumlah neto hasil pelepasan dan nilai tercatat dari aset) dikreditkan atau dibebankan pada
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain dalam tahun aset tersebut dihentikan
pengakuannya.
f. Aset Biologis
Aset biologis Perusahaan merupakan aset hewan berupa udang. Aset biologis diukur pada
nilai wajar dikurangi dengan biaya untuk menjual. Keuntungan atau kerugian yang timbul
saat pengakuan awal dan perubahan nilai wajar dicatat dalam laba rugi pada saat periode
terjadinya.
Nilai wajar dari aset hewan ditentukan menggunakan pendekatan pasar (market approach)
dengan menerapkan estimasi volume produksi dengan estimasi harga pasar yang berlaku
pada tanggal pelaporan. Biaya untuk menjual adalah biaya inkremental yang diatribusikan
secara langsung untuk pelepasan aset, tidak termasuk beban pembiayaan dan pajak
penghasilan.
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
11
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
g. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset
mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, maka jumlah terpulihkan diestimasi
untuk aset individual.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset adalah nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar
aset dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya. Jika nilai tercatat aset lebih besar
daripada jumlah terpulihkannya, maka aset tersebut dipertimbangkan mengalami penurunan
nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilainya menjadi sebesar jumlah terpulihkannya. Rugi
penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain sebagai “rugi penurunan nilai”.
Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini
dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar
kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Jika tidak terdapat transaksi tersebut,
model penilaian yang sesuai digunakan Perusahaan untuk menentukan nilai wajar aset.
Perhitungan-perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda (valuation multiples) atau
indikator nilai wajar yang tersedia. Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia.
Penilaian dilakukan pada akhir setiap periode pelaporan apakah terdapat indikasi bahwa rugi
penurunan nilai yang telah diakui dalam periode sebelumnya untuk aset selain goodwill
mungkin tidak ada lagi atau mungkin telah menurun. Jika indikasi dimaksud ditemukan, maka
Perusahaan mengestimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.
Kerugian penurunan nilai yang telah diakui pada periode sebelumnya untuk aset akan dibalik
hanya jika terdapat perubahan asumsi-asumsi yang digunakan untuk menentukan jumlah
terpulihkan aset tersebut sejak rugi penurunan nilai terakhir diakui. Dalam hal ini, nilai tercatat
aset dinaikkan ke jumlah terpulihkannya.
Pembalikan tersebut dibatasi sehingga nilai tercatat aset tidak melebihi jumlah terpulihkannya
maupun nilai tercatat, neto setelah penyusutan, seandainya tidak ada rugi penurunan nilai yang
telah diakui untuk aset tersebut pada tahun sebelumnya.
Pembalikan rugi penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain. Setelah pembalikan tersebut, penyusutan aset tersebut disesuaikan di periode mendatang
untuk mengalokasikan nilai tercatat aset yang direvisi, dikurangi nilai sisanya, dengan dasar
yang sistematis selama sisa umur manfaatnya.
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
12
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
h. Perpajakan
Pajak kini diakui berdasarkan laba kena pajak untuk tahun yang bersangkutan, sesuai dengan
peraturan perpajakan yang berlaku.
Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan
pajaknya diakui sebagai pajak tangguhan dengan metode liabilitas (liability method). Pajak
tangguhan diukur dengan tarif pajak yang berlaku.
Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan, apabila besar
kemungkinan jumlah laba fiskal di masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi.
Perubahan terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat ketetapan pajak diterima atau, jika
Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah
ditetapkan atau, jika Perusahaan mengajukan proses hukum yang lebih tinggi, pada saat
keputusan atas proses hukum yang lebih tinggi tersebut ditetapkan.
i. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Perusahaan mengungkapkan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk
komitmen, dalam laporan keuangan.
Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, di
mana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan
pihak-pihak yang tidak berelasi.
Seluruh transaksi dan saldo signifikan dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan yang relevan.
j. Pengakuan Penghasilan dan Beban
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Perusahaan
dan jumlahnya dapat diukur secara andal. Pendapatan diukur pada nilai wajar imbalan yang
diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Pendapatan diakui ketika risiko dan manfaat yang signifikan telah dipindahkan kepada
pembeli, bersamaan dengan waktu pengiriman dan penerimaannya.
Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
13
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
k. Aset dan Liabilitas Pengampunan Pajak
Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 70 yang memberikan dua kriteria opsi terkait
pencatatan, penyajian dan pengakuan dalam laporan keuangan.
Kriteria opsi pertama:
Perusahaan mengakui aset dan liabilitas pengampunan pajak berdasarkan nilai perolehan
yang dilaporkan dalam surat keterangan pengampunan pajak.
Selisih antara aset dan liabilitas pengampunan pajak dicatat sebagai tambahan modal disetor.
Beban pajak yang dibayarkan sebagai uang tebusan dicatat dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Pengukuran atas aset dan liabilitas setelah pengakuan awal mengacu pada PSAK yang
relevan dan dapat diukur kembali ke nilai wajar tetapi tidak diharuskan.
Perusahaan menyajikan aset dan liabilitas pengampunan pajak secara terpisah dari akun lainnya tetapi menyediakan opsi untuk mereklasifikasi ke akun-akun tertentu jika
memenuhi persyaratan tertentu berdasarkan PSAK No. 70.
Sedangkan opsi kedua memberikan opsi untuk mengikuti PSAK lain yang relevan dan bersifat
retrospektif. Perusahaan telah memilih untuk menggunakan opsi pertama dan berlaku secara
prospektif.
l. Provisi
Provisi diakui jika Perusahaan memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat
konstruktif) jika, sebagai akibat peristiwa masa lalu, yang besar kemungkinan penyelesaian
kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat
ekonomi dan jumlah kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal.
Seluruh provisi ditelaah pada setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan
estimasi terbaik yang paling kini. Jika kemungkinan besar tidak terjadi arus keluar sumber daya
yang mengandung manfaat ekonomi untuk menyelesaikan kewajiban tersebut, maka provisi
dibatalkan.
3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN
Penyusunan laporan keuangan Perusahaan mensyaratkan manajemen untuk membuat
pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah atas pendapatan, beban, aset dan
liabilitas yang dilaporkan, serta pengungkapan liabilitas kontinjensi, pada akhir periode pelaporan.
Namun, ketidakpastian estimasi dan asumsi ini dapat menyebabkan penyesuaian material atas nilai
tercatat aset dan liabilitas yang berdampak pada masa mendatang.
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
14
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN
(Lanjutan)
a. Pertimbangan
Penentuan Mata Uang Fungsional
Mata uang fungsional Perusahaan adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer di mana
Perusahaan beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi penjualan
dan beban pokok penjualan serta beban langsung terkait.
Klasifikasi Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Perusahaan menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan
liabilitas keuangan berdasarkan definisi yang ditetapkan PSAK No. 55. Analisis aset dan
liabilitas keuangan Perusahaan diungkapkan dalam Catatan 15.
b. Estimasi dan Asumsi
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal
pelaporan yang memiliki risiko signifikan mengakibatkan penyesuaian yang material terhadap
nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini.
Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan
keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan mungkin berubah
akibat perubahan pasar atau situasi yang berada di luar kendali Perusahaan. Perubahan-
perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
Nilai Wajar dari Instrumen Keuangan
Ketika nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat dalam laporan posisi keuangan
tidak dapat diperoleh dari pasar yang aktif, maka nilai wajarnya ditentukan dengan
menggunakan teknik penilaian termasuk model discounted cash flow. Masukan untuk model
tersebut dapat diambil dari pasar yang dapat diobservasi, tetapi apabila hal ini tidak
dimungkinkan, sebuah tingkat pertimbangan disyaratkan dalam menetapkan nilai wajar.
Pertimbangan tersebut mencakup penggunaan masukan seperti risiko likuiditas, risiko kredit dan volatilitas. Perubahan dalam asumsi mengenai faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi
nilai wajar dari instrumen keuangan yang dilaporkan. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan
dalam Catatan 16.
Penyusutan Aset Tetap
Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan
taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat ekonomis aset
tetap antara 4 sampai dengan 20 tahun. Ini adalah umur yang secara umum diharapkan dalam
industri di mana Perusahaan menjalankan bisnisnya.
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
15
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN
(Lanjutan)
b. Estimasi dan Asumsi (Lanjutan)
Penyusutan Aset Tetap (Lanjutan)
Perubahan tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi masa manfaat
ekonomis dan nilai sisa aset, dan karenanya biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi.
Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 6.
Ketidakpastian Liabilitas Perpajakan
Dalam situasi tertentu, Perusahaan tidak dapat menentukan secara pasti jumlah liabilitas pajak
mereka pada saat ini atau masa depan karena proses pemeriksaan oleh, atau negosiasi dengan,
otoritas perpajakan. Ketidakpastian timbul terkait dengan interpretasi dari peraturan perpajakan
yang kompleks dan jumlah dan waktu dari penghasilan kena pajak di masa depan.
Dalam menentukan jumlah yang harus diakui terkait dengan liabilitas pajak yang tidak pasti,
Perusahaan menerapkan pertimbangan yang sama yang akan mereka gunakan dalam
menentukan jumlah cadangan yang harus diakui sesuai dengan PSAK No. 57, “Provisi,
Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. Perusahaan membuat analisa untuk semua posisi
pajak terkait dengan pajak penghasilan untuk menentukan jika liabilitas pajak untuk manfaat
pajak yang belum diakui harus diakui.
Pajak Penghasilan
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan penyisihan atas pajak penghasilan
badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak
pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan
badan berdasarkan estimasi apakah akan terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan
Penurunan nilai muncul saat nilai tercatat aset atau Unit Penghasil Kas (“UPK”) melebihi nilai
terpulihkannya, yang lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai
pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada ketersediaan data dari
perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau
harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan
dengan pelepasan aset.
Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Arus kas masa
depan yang diproyeksikan tidak termasuk aktivitas restrukturisasi yang belum ada perikatannya
atau investasi signifikan di masa depan yang akan meningkatkan kinerja dari UPK yang diuji.
Nilai terpulihkan paling sensitif terhadap tingkat diskonto yang digunakan untuk model arus
kas yang didiskontokan seperti halnya dengan arus kas masuk masa depan yang diharapkan
dan tingkat pertumbuhan yang digunakan untuk tujuan ekstrapolasi.
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
16
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
4. KAS DAN BANK
Akun ini terdiri dari:
31 Oktober 2018 31 Desember 2017
Kas 15.450.000 15.450.000
Bank
PT Bank Nationalnobu Tbk 7.698.059 358.827.592
Jumlah 23.148.059 374.277.592
5. ASET BIOLOGIS
Mutasi aset biologis adalah sebagai berikut:
31 Oktober 2018 31 Desember 2017
Saldo awal 4.201.343.774 -
Penambahan 7.391.638.833 4.201.343.774
Pengurangan ( 8.537.846.607 ) -
Saldo akhir 3.055.136.000 4.201.343.774
Nilai wajar atas aset hewan udang ditentukan menggunakan pendekatan pasar (market
approach) berdasarkan harga pasar dari produk sebagaimana diterapkan pada estimasi volume
produk.
6. ASET TETAP
Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:
2018
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Tanah 8.033.848.421 - - 8.033.848.421
Prasarana tanah dan
bangunan 21.235.260.000 - - 21.235.260.000
Bangunan 1.048.000.000 - - 1.048.000.000
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
17
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
6. ASET TETAP (Lanjutan)
2018
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya Perolehan
(Lanjutan)
Mesin dan peralatan 8.090.500.000 - - 8.090.500.000
Kendaraan 881.000.000 - - 881.000.000
Peralatan dan perabot
kantor 223.740.579 - - 223.740.579
Jumlah 39.512.349.000 - - 39.512.349.000
Akumulasi Penyusutan
Prasarana tanah dan
bangunan 174.877.167 884.802.500 - 1.059.679.667
Bangunan 3.575.000 43.666.666 - 47.241.666
Mesin dan peralatan 168.333.333 843.854.167 - 1.012.187.500
Kendaraan 9.208.333 100.208.333 - 109.416.666
Peralatan dan perabot
kantor 9.322.524 46.612.621 - 55.935.145
Jumlah 365.316.357 1.919.144.287 - 2.284.460.644
Nilai Buku 39.147.032.643 37.227.888.356
2017
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Biaya Perolehan
Tanah 4.533.848.421 3.500.000.000 - 8.033.848.421
Prasarana tanah dan bangunan - 21.235.260.000 - 21.235.260.000
Bangunan - 1.048.000.000 - 1.048.000.000
Mesin dan peralatan - 8.090.500.000 - 8.090.500.000
Kendaraan - 881.000.000 - 881.000.000
Peralatan dan perabot
kantor - 223.740.579 - 223.740.579
Jumlah 4.533.848.421 34.978.500.579 - 39.512.349.000
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
18
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
6. ASET TETAP (Lanjutan)
2017
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Saldo Akhir
Akumulasi Penyusutan
Prasarana tanah dan
bangunan - 174.877.167 - 174.877.167
Bangunan - 3.575.000 - 3.575.000
Mesin dan peralatan - 168.333.333 - 168.333.333
Kendaraan - 9.208.333 - 9.208.333
Peralatan dan perabot
kantor - 9.322.524 - 9.322.524
Jumlah - 365.316.357 - 365.316.357
Nilai Buku 4.533.848.421 39.147.032.643
Penyusutan aset tetap untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada tanggal 31 Oktober 2018
dibebankan pada akun-akun sebagai berikut:
Aset biologis 542.272.000
Beban pokok penjualan 1.265.301.333
Beban umum dan administrasi (Catatan 14) 111.570.954
Jumlah 1.919.144.287
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan manajemen, tidak terdapat kejadian atau perubahan
keadaan yang menunjukkan adanya penurunan nilai aset tetap pada tanggal 31 Oktober 2018 dan
31 Desember 2017.
7. UTANG BANK
a. Utang Bank
Pada tanggal 24 November 2017, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman rekening koran
(PRK) dari PT Bank Nationalnobu Tbk dengan batas maksimum sebesar Rp 15.000.000.000.
Fasilitas ini yang dibebani bunga sebesar 10,75% per tahun masing-masing pada tahun 2018
dan 2017 dan akan jatuh tempo pada tanggal 24 November 2018. Saldo utang pada tanggal
31 Oktober 2018 dan 31 Desember 2017 adalah masing-masing sebesar Rp 14.835.436.869
dan Rp 14.840.538.745.
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
19
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
7. UTANG BANK (Lanjutan)
b. Utang Bank Jangka Panjang
31 Oktober 2018 31 Desember 2017
PT Bank Nationalnobu Tbk
Pinjaman Tetap Angsuran 12.815.040.140 14.810.105.705
Dikurangi: bagian yang jatuh
tempo dalam satu tahun 2.641.236.475 2.415.877.836
Bagian jangka Panjang – setelah
dikurangi bagian yang jatuh
tempo dalam satu tahun 10.173.803.665 12.394.227.869
Pada tanggal 24 November 2017, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman tetap angsuran
(PTA) dari PT Bank Nationalnobu Tbk dengan batas maksimum sebesar Rp 15.000.000.000.
Fasilitas ini yang dibebani bunga sebesar 10,75% per tahun masing-masing pada tahun 2018
dan 2017 dan terutang dalam angsuran bulanan sampai tanggal 24 November 2022.
Fasilitas ini dijamin dengan aset tetap berupa tanah milik direktur Perusahaan.
8. SALDO DAN TRANSAKSI SIGNIFIKAN DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan melakukan transaksi non-usaha dengan pihak-pihak
berelasi. Sifat hubungan dengan pihak-pihak berelasi tersebut adalah sebagai berikut:
Pihak-pihak Berelasi Sifat Hubungan Transaksi
Djaja Santoso Pemegang saham Perusahaan Piutang lain-lain
Transaksi signifikan yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi adalah transaksi non-usaha
dengan saldo sebagai berikut:
31 Oktober 2018 31 Desember 2017
Piutang lain-lain
Djaja Santoso 850.000.000 -
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
20
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
9. MODAL SAHAM
Rincian pemegang saham Perusahaan dan persentase kepemilikannya pada tanggal
31 Oktober 2018 dan 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
Jumlah Saham
Ditempatkan dan Persentase
Pemegang Saham Disetor Penuh Kepemilikan Jumlah
Surya Atmadinata 1.000 19% 1.000.000.000
Djaja Santoso 1.000 19% 1.000.000.000
Melda Ladya Santoso 3.200 62% 3.200.000.000
Jumlah 5.200 100% 5.200.000.000
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan yang telah diaktakan oleh
notaris Anna Maria, S.H., M.Kn., No. 13 tanggal 18 November 2017, para pemegang saham
menyetujui penjualan seluruh saham milik Adi Singgih kepada Surya Atmadinata dan penjualan
seluruh saham milik Hasen Sugianto kepada Djaja Santoso. Selain itu para pemegang saham
menyetujui untuk meningkatkan modal dasar Perusahaan dari Rp 2 milyar menjadi Rp 20 milyar,
dan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 2 milyar menjadi Rp 5,2 milyar yang
seluruhnya diambil bagian oleh Melda Ladya Santoso.
Pengelolaan Modal
Tujuan utama dari pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio
modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan nilai bagi pemegang saham.
Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, bila diperlukan,
berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur
permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham,
menerbitkan saham baru dan mencari sumber pendanaan yang kompetitif.
10. PERPAJAKAN
Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak yang disajikan pada laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain dan laba fiskal untuk periode sepuluh bulan yang berakhir pada
tanggal 31 Oktober 2018 dan 2017 adalah sebagai berikut:
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
21
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
10. PERPAJAKAN (Lanjutan)
2018 2017
Laba sebelum beban pajak 349.597.920 -
Beda tetap:
Penghasilan bunga yang sudah dikenakan
pajak bersifat final ( 120.467 ) -
Jumlah laba fiskal 349.477.453 -
Rugi fiskal 2017 ( 1.145.681.533 ) -
Jumlah akumulasi rugi fiskal ( 796.204.080 ) -
Perusahaan memutuskan untuk tidak mengakui aset pajak tangguhan dari saldo rugi fiskal karena
ketidakpastian pemulihan nilainya di masa yang akan datang sebelum manfaatnya berakhir.
Berdasarkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak No. KET-17931/PP/WPJ.11/2017 yang
diterbitkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia tanggal 6 April 2017, Perusahaan telah
mengikuti program Pengampunan Pajak dengan penambahan aset berupa kas sebesar
Rp 15.450.000.
11. MODAL DISETOR LAINNYA
Berdasarkan perjanjian penerbitan obligasi wajib konversi tanggal 21 November 2017,
Perusahaan telah menerbitkan obligasi wajib konversi atas unjuk (mandatory convertible bond –
bearer note) sebesar Rp 10.000.000.000. Utang tersebut tidak dikenakan bunga dan akan jatuh
tempo pada tanggal 21 November 2037. Sesuai dengan perjanjian, pemegang hak atas utang
dapat mengkonversi jumlah saldo pinjaman menjadi saham biasa dengan nilai nominal
Rp 1.000.000 setiap saham, yaitu sebanyak 80% dari modal ditempatkan dan disetor penuh
Perusahaan.
Manajemen berpendapat bahwa semua utang konversi tersebut merupakan komponen ekuitas
pada tanggal 21 November 2017, sehingga disajikan sebagai modal disetor lainnya pada ekuitas.
12. PENJUALAN BERSIH
Penjualan bersih seluruhnya merupakan penjualan atas hasil tambak udang.
13. BEBAN POKOK PENJUALAN
Beban pokok penjualan terdiri dari biaya benur, pakan, obat-obatan, vitamin, dan beban
pabrikasi.
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
22
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
14. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Akun ini terdiri atas:
2018 2017
(Sepuluh bulan) (Sepuluh bulan)
Gaji dan kesejahteraan 378.950.000 -
Listrik, telepon, dan air 349.589.891 -
Penyusutan (Catatan 6) 111.570.954 -
Lain-lain 686.500 -
Jumlah 840.797.345 -
15. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN
Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah di mana instrumen tersebut dapat dipertukarkan di
dalam transaksi jangka pendek antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang
memadai melalui suatu transaksi yang wajar, selain di dalam penjualan terpaksa atau penjualan
likuidasi. Nilai wajar didapatkan dari kuotasi harga pasar, model arus kas diskonto dan model
penentuan harga opsi yang sewajarnya.
Instrumen keuangan yang disajikan di dalam laporan posisi keuangan dicatat sebesar nilai wajar,
atau sebaliknya, disajikan dengan jumlah tercatat apabila jumlah tersebut mendekati nilai
wajarnya atau nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal. Nilai wajar untuk kas dan bank,
piutang usaha, piutang lain-lain dan utang bank jangka pendek mendekati nilai tercatatnya
karena bersifat jangka pendek.
Utang bank jangka panjang disajikan pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode suku bunga efektif, dan tingkat diskonto yang digunakan mengacu kepada suku bunga
pinjaman pasar saat itu bagi pinjaman yang serupa.
Nilai tercatat dan nilai wajar instrumen keuangan pada tanggal 31 Oktober 2018 dan
31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
31 Oktober 2018 31 Desember 2017
Nilai Tercatat Nilai Wajar Nilai Tercatat Nilai Wajar
Aset Keuangan Pinjaman yang diberikan dan piutang
Kas dan bank 23.148.059 23.148.059 374.277.592 374.277.592
Piutang usaha 915.912.073 915.912.073 - -
Piutang lain-lain 850.000.000 850.000.000 - -
Jumlah Aset Keuangan 1.789.060.132 1.789.060.132 374.277.592 374.277.592
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
23
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
15. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (Lanjutan)
31 Oktober 2018 31 Desember 2017
Nilai Tercatat Nilai Wajar Nilai Tercatat Nilai Wajar
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan yang diukur
pada biaya perolehan diamortisasi
Utang bank 27.650.477.009 27.650.477.009 29.650.644.450 29.650.644.450
Jumlah Liabilitas Keuangan 27.650.477.009 27.650.477.009 29.650.644.450 29.650.644.450
16. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Risiko utama dari instrumen keuangan Perusahaan adalah risiko suku bunga, risiko kredit dan
risiko likuiditas. Penelaahan direktur dan kebijakan yang disetujui untuk mengelola masing-
masing risiko ini dijelaskan sebagai berikut:
Risiko suku bunga
Risiko suku bunga adalah risiko di mana nilai wajar atau arus kas masa datang dari suatu
instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Perusahaan
terhadap risiko perubahan suku bunga pasar terutama terkait dengan pinjaman bank jangka
pendek dan pinjaman jangka panjangnya. Fluktuasi suku bunga mempengaruhi biaya atas
pinjaman baru dan bunga atas saldo pinjaman Perusahaan yang dikenakan suku bunga
mengambang.
Kebijakan Perusahaan terkait dengan risiko suku bunga adalah dengan mengelola biaya bunga
melalui kombinasi pinjaman dengan suku bunga tetap dan variabel. Perusahaan mengevaluasi
perbandingan suku bunga tetap terhadap suku bunga mengambang dari pinjaman bank jangka
pendek dan pinjaman jangka panjang sejalan dengan perubahan suku bunga yang relevan di
pasar uang. Berdasarkan penilaian manajemen, pembiayaan baru akan dinilai harganya pada
suku bunga tetap atau mengambang.
Risiko kredit
Risiko kredit adalah risiko di mana salah satu pihak atas instrumen keuangan gagal memenuhi
liabilitasnya dan menyebabkan pihak lain mengalami kerugian keuangan. Risiko kredit berasal
dari saldo pada bank dikelola dengan menempatkan kelebihan dana hanya pada bank dengan
peringkat kredit yang tinggi. Nilai maksimal eksposur saat ini adalah sebesar nilai tercatat
sebagaimana diungkapkan pada Catatan 4.
PT INDO UDANG MAS LESTARI
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
TANGGAL 31 OKTOBER 2018 DAN
UNTUK PERIODE SEPULUH BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan Dalam Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
24
FINAL DRAFT Approved by:
Date:
16. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISISKO KEUANGAN (Lanjutan)
Risiko likuiditas
Risiko likuiditas didefinisikan sebagai risiko saat posisi arus kas Perusahaan menunjukkan
bahwa penerimaan jangka pendek tidak cukup menutupi pengeluaran jangka pendek.
Dalam mengelola risiko likuiditas, Perusahaan memantau dan menjaga tingkat kas dan bank
yang dianggap memadai untuk membiayai operasi Perusahaan dan untuk mengatasi dampak dari
fluktuasi arus kas. Perusahaan juga secara rutin mengevaluasi proyeksi arus kas dan arus kas
aktual, termasuk jadwal jatuh tempo utang jangka panjang mereka dan terus menelaah kondisi
pasar keuangan untuk memelihara fleksibilitas pendanaan dengan cara menjaga ketersediaan
komitmen fasilitas kredit melalui pinjaman bank.
Tabel di bawah ini merupakan jadwal jatuh tempo liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal
31 Oktober 2018:
Satu Tahun
Kurang dari sampai Lebih dari
Satu Tahun Lima Tahun Lima Tahun Jumlah
Liabilitas Keuangan
Utang bank 17.476.673.344 10.173.803.665 - 27.650.477.009
Jumlah Liabilitas Keuangan 17.476.673.344 10.173.803.665 - 27.650.477.009