Post on 24-Sep-2015
Laporan Kematian
PENDAHULUAN
Laringitis kronik adalah inflamasi kronik dimukosa laring. Penyebab laringitis
Kronik dibagi menjadi dua bagian, endogen dan eksogen. Penyebab eksogen antara lain : kimia dan inhalan. Inhalan yang paling banyak berpengaruh adalah asap rokok.
Gejala laringitis antara lain serak, batuk, sesak nafas, terasa kering ditenggorokan, nyeri. Keluhan sulit menelan (disfagi) jarang dijumpai pada penderita laringitis kronik.
Kami melaporkan suatu kasus kematian pada seorang pasien yang mengeluh sulit menelan sejak 3 bulan dan riwayat iskemi miokard. Penderita ini dirawat di bangsal THT selama 5 hari. Hari kelima pasien meninggal dan penyebabnya belum diketahui secara pasti.
Maksud dan tujuan penulisan laporan kematian ini adalah menganalisa penderita laringitis kronis dengan keluhan sulit menelan, karena kasusnya jarang sekali ditemukan , serta menganalisa penyebab kematiannya.
Laporan Kematian
A. Anamnesa (Autoanamnesis), 25 Mei 2004
Keluhan Utama : Rujukan dari Rumah sakit Umum Kota Semarang
dengan suspek tumor laring.
Perjalanan penyakit : sejak 3 bulan yang lalu penderita mengeluh sulit menelan makanan padat, makanan terasa berhenti di tenggorok dan harus dibantu dengan minum air untuk melancarkannya. Makanan lunak dan air tidak dirasakan mengganggu. Kesulitan menelan makanan lunak dan minuman mulai dirasakan dalam 2 minggu terakhir. Kadang-kadang Serak , kadang-kadang sesak. Riwayat mual-muntah tidak ada, terasa sebah diperut tidak ada, kencing berwarna hitam kecoklatan tidak ada, nyeri perut tidak ada. Terdapat benjolan pertengahan leher kanan, tidak nyeri, telinga tidak gembrebeg, hidung tidak tersumbat, pandangan kabur tetapi tidak melihat dobel, tidak pusing, terdapat riwayat penyakit jantung berdebar dan nyeri dada yang kambuh-kambuhan sejak 1 bulan yang lalu, mempunyai kebiasaan merokok sejak umur muda dan baru berhenti 2 tahun yang lalu. Riwayat batuk lama tidak ada. Penderita kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Kota Semarang kemudian dirujuk ke RSDK.
B. Pemeriksaan fisik: 25 Mei 2004
Status generalis: Keadaan Umum: Compos mentis
Tensi
: 110/80 mmHg
Nadi
: 88 x /menit
Suhu Badan
: 36,7 o C
Paru
: dbn
Jantung
: SI-II dbn
RR
: 16 x/menit
Status Lokalis
Telinga: fistel preaurikula - /-
abses retoaurikula - / -
serumen - / -
MT
: intak + / +
Reflek cahaya + / +
Hidung : ( Hidung luar: Deformitas - / -
Masa tumor - / -
( Rongga hidung: Konkha tdk hipertrofi
Septum deviasi - / -
Hiperemis - / -
Masa tumor - / -
Tenggorok
: T1-1, hiperemis
Kripte tak melebar
Detritus - / -
Masa - / -
Palatum bomban - / -
Leher
: benjolan dileher anterior, kenyal, tidak nyeri tekan,
Immobil, ukuran 5 x 5 cm.
C. Pemeriksaan Laborat
Darah rutin: Hb
: 13,40 gr% Leko
: 4.200/ mmk
Trombo: 132.000/mmk
Kimia klinik: SGOT: 33 U/I
SGPT
: 38 U/I
Na
: 133 mmol/L
K
: 4,3 mmol /L
D. Diagnosa Sementara : Tumor Supra Glotis Rencana Program LD dan Biopsi
Terapi
: infus RL 20 tetes / menit
Imboost 2 x 1 tab
Vioxy 1 x 1 tab
E. Follow Up
Tanggal 26 Mei 2004
Keluhan Utama : nyeri telan , tidak sesak
PF: Vital sign: dbn
Terapi: imboost 2 x 1 tab
Vioxy 1 x 1 tab
Konsul Anestesi dan penyakit dalam
Rencana LD dan Biopsi
Hasil konsul penyakit dalam : sinus bradikardi dan infark lama
Tanggal 27 Mei 2004
Keluhan: sulit menelan
PF
: tidak serak, tidak sesak
Tensi: 130/80 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Suhu : 36 0 C
Dilakukan LD dan Biopsi, terapi post operasi : Sharox 2 x 750 mg
Ditranex 3 x 1 ampul
Dexa 3 x 1 ampul
Trasik 3 x 1 ampul
Post operasi didapatkan stridor inspirasi, advis bagian anestesi dipasang nasofaringoskopi tube no 32 karena curiga oedem supraglotis.
Jam 14.15 penderita sesak, stridor, sianosis dan terdapat retraksi,
dilakukan trakeostomi cito
Tanggal 28 Mei 2004
Keluhan : sulit menelan, selang infus dicabut sendiri oleh penderita, penderita minta makan .
PF : tidak sesak, kanul trakea terpasang baik
Terapi : infus RL/D5 30 tetes / menit
Sharox inj. 2 x 750 mg
Dexa inj 3 x 1 ampul
Ditranex inj. 3 x 500 mg
Trasik inj. 3 x 50 mg
Tanggal 29 Mei 2004
Keluhan : tetap, penderita menolak diinfus
Terapi : infus RL/D5 30 tetes / menit
Sharox inj 2 x 750 mg
Dexa 3 x 1 ampul
Ditrenex inj 3 x 500 mg
Trasik inj 3 x 50 mg
Tanggal 30 Mei 2004 Keluhan : sulit menelan, mau makan 2 sendok dan hanya minum
Menolak diinfus
Terapi : infus RL/D5 30 tetes / menit
Sharox inj 2 x 750 mg
Dexa 3 x 1 ampul
Ditranex inj 3 x 500 mg
Trasik inj 3 x 50 mg
Jam 13.00 : penderita gelisah, terasa badan panas, berjalan ke kamar
mandi.
Jam 13.15 : penderita merasa lelah kemudian berbaring ditempat tidur
Jam 13.30 KU : lemah kesadaran menurun
PF : Tensi : sulit dinilai
Nadi : irreguler
RR : sulit dinilai
Terapi : infus D5 % lost klem
Jam 13.45 KU : Kesadaran menurun
PF : T, N, RR : sulit dinilai, pupil midriasis
Palpasi a. carotis eksterna : -
Terapi : Resusitasi jantung
Inj. adrenalin 1 cc
Evaluasi 15 menit : tak ada respon
Jam 14.00 : penderita dinyatakan meninggal
PEMBAHASAN
Laringitis kronis