Laporan Kematian

8
PENDAHULUAN Laringitis kronik adalah inflamasi kronik dimukosa laring. Penyebab laringitis Kronik dibagi menjadi dua bagian, endogen dan eksogen. Penyebab eksogen antara lain : kimia dan inhalan. Inhalan yang paling banyak berpengaruh adalah asap rokok. Gejala laringitis antara lain serak, batuk, sesak nafas, terasa kering ditenggorokan, nyeri. Keluhan sulit menelan (disfagi) jarang dijumpai pada penderita laringitis kronik. Kami melaporkan suatu kasus kematian pada seorang pasien yang mengeluh sulit menelan sejak 3 bulan dan riwayat iskemi miokard. Penderita ini dirawat di bangsal THT selama 5 hari. Hari kelima pasien meninggal dan penyebabnya belum diketahui secara pasti. Maksud dan tujuan penulisan laporan kematian ini adalah menganalisa penderita laringitis kronis dengan keluhan sulit menelan, karena kasusnya jarang sekali ditemukan , serta menganalisa penyebab kematiannya. Laporan Kematian A. Anamnesa (Autoanamnesis), 25 Mei 2004 Keluhan Utama : Rujukan dari Rumah sakit Umum Kota Semarang

Transcript of Laporan Kematian

Laporan Kematian

PENDAHULUAN

Laringitis kronik adalah inflamasi kronik dimukosa laring. Penyebab laringitis

Kronik dibagi menjadi dua bagian, endogen dan eksogen. Penyebab eksogen antara lain : kimia dan inhalan. Inhalan yang paling banyak berpengaruh adalah asap rokok.

Gejala laringitis antara lain serak, batuk, sesak nafas, terasa kering ditenggorokan, nyeri. Keluhan sulit menelan (disfagi) jarang dijumpai pada penderita laringitis kronik.

Kami melaporkan suatu kasus kematian pada seorang pasien yang mengeluh sulit menelan sejak 3 bulan dan riwayat iskemi miokard. Penderita ini dirawat di bangsal THT selama 5 hari. Hari kelima pasien meninggal dan penyebabnya belum diketahui secara pasti.

Maksud dan tujuan penulisan laporan kematian ini adalah menganalisa penderita laringitis kronis dengan keluhan sulit menelan, karena kasusnya jarang sekali ditemukan , serta menganalisa penyebab kematiannya.

Laporan Kematian

A. Anamnesa (Autoanamnesis), 25 Mei 2004

Keluhan Utama : Rujukan dari Rumah sakit Umum Kota Semarang

dengan suspek tumor laring.

Perjalanan penyakit : sejak 3 bulan yang lalu penderita mengeluh sulit menelan makanan padat, makanan terasa berhenti di tenggorok dan harus dibantu dengan minum air untuk melancarkannya. Makanan lunak dan air tidak dirasakan mengganggu. Kesulitan menelan makanan lunak dan minuman mulai dirasakan dalam 2 minggu terakhir. Kadang-kadang Serak , kadang-kadang sesak. Riwayat mual-muntah tidak ada, terasa sebah diperut tidak ada, kencing berwarna hitam kecoklatan tidak ada, nyeri perut tidak ada. Terdapat benjolan pertengahan leher kanan, tidak nyeri, telinga tidak gembrebeg, hidung tidak tersumbat, pandangan kabur tetapi tidak melihat dobel, tidak pusing, terdapat riwayat penyakit jantung berdebar dan nyeri dada yang kambuh-kambuhan sejak 1 bulan yang lalu, mempunyai kebiasaan merokok sejak umur muda dan baru berhenti 2 tahun yang lalu. Riwayat batuk lama tidak ada. Penderita kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Kota Semarang kemudian dirujuk ke RSDK.

B. Pemeriksaan fisik: 25 Mei 2004

Status generalis: Keadaan Umum: Compos mentis

Tensi

: 110/80 mmHg

Nadi

: 88 x /menit

Suhu Badan

: 36,7 o C

Paru

: dbn

Jantung

: SI-II dbn

RR

: 16 x/menit

Status Lokalis

Telinga: fistel preaurikula - /-

abses retoaurikula - / -

serumen - / -

MT

: intak + / +

Reflek cahaya + / +

Hidung : ( Hidung luar: Deformitas - / -

Masa tumor - / -

( Rongga hidung: Konkha tdk hipertrofi

Septum deviasi - / -

Hiperemis - / -

Masa tumor - / -

Tenggorok

: T1-1, hiperemis

Kripte tak melebar

Detritus - / -

Masa - / -

Palatum bomban - / -

Leher

: benjolan dileher anterior, kenyal, tidak nyeri tekan,

Immobil, ukuran 5 x 5 cm.

C. Pemeriksaan Laborat

Darah rutin: Hb

: 13,40 gr% Leko

: 4.200/ mmk

Trombo: 132.000/mmk

Kimia klinik: SGOT: 33 U/I

SGPT

: 38 U/I

Na

: 133 mmol/L

K

: 4,3 mmol /L

D. Diagnosa Sementara : Tumor Supra Glotis Rencana Program LD dan Biopsi

Terapi

: infus RL 20 tetes / menit

Imboost 2 x 1 tab

Vioxy 1 x 1 tab

E. Follow Up

Tanggal 26 Mei 2004

Keluhan Utama : nyeri telan , tidak sesak

PF: Vital sign: dbn

Terapi: imboost 2 x 1 tab

Vioxy 1 x 1 tab

Konsul Anestesi dan penyakit dalam

Rencana LD dan Biopsi

Hasil konsul penyakit dalam : sinus bradikardi dan infark lama

Tanggal 27 Mei 2004

Keluhan: sulit menelan

PF

: tidak serak, tidak sesak

Tensi: 130/80 mmHg

Nadi : 80 x / menit

Suhu : 36 0 C

Dilakukan LD dan Biopsi, terapi post operasi : Sharox 2 x 750 mg

Ditranex 3 x 1 ampul

Dexa 3 x 1 ampul

Trasik 3 x 1 ampul

Post operasi didapatkan stridor inspirasi, advis bagian anestesi dipasang nasofaringoskopi tube no 32 karena curiga oedem supraglotis.

Jam 14.15 penderita sesak, stridor, sianosis dan terdapat retraksi,

dilakukan trakeostomi cito

Tanggal 28 Mei 2004

Keluhan : sulit menelan, selang infus dicabut sendiri oleh penderita, penderita minta makan .

PF : tidak sesak, kanul trakea terpasang baik

Terapi : infus RL/D5 30 tetes / menit

Sharox inj. 2 x 750 mg

Dexa inj 3 x 1 ampul

Ditranex inj. 3 x 500 mg

Trasik inj. 3 x 50 mg

Tanggal 29 Mei 2004

Keluhan : tetap, penderita menolak diinfus

Terapi : infus RL/D5 30 tetes / menit

Sharox inj 2 x 750 mg

Dexa 3 x 1 ampul

Ditrenex inj 3 x 500 mg

Trasik inj 3 x 50 mg

Tanggal 30 Mei 2004 Keluhan : sulit menelan, mau makan 2 sendok dan hanya minum

Menolak diinfus

Terapi : infus RL/D5 30 tetes / menit

Sharox inj 2 x 750 mg

Dexa 3 x 1 ampul

Ditranex inj 3 x 500 mg

Trasik inj 3 x 50 mg

Jam 13.00 : penderita gelisah, terasa badan panas, berjalan ke kamar

mandi.

Jam 13.15 : penderita merasa lelah kemudian berbaring ditempat tidur

Jam 13.30 KU : lemah kesadaran menurun

PF : Tensi : sulit dinilai

Nadi : irreguler

RR : sulit dinilai

Terapi : infus D5 % lost klem

Jam 13.45 KU : Kesadaran menurun

PF : T, N, RR : sulit dinilai, pupil midriasis

Palpasi a. carotis eksterna : -

Terapi : Resusitasi jantung

Inj. adrenalin 1 cc

Evaluasi 15 menit : tak ada respon

Jam 14.00 : penderita dinyatakan meninggal

PEMBAHASAN

Laringitis kronis