Post on 29-Oct-2015
description
A. KEADAAN GEOGRAFI WILAYAH KOTA TARAKAN
Secara geografis, Kota Tarakan yang terletak pada posisi 3o14'30" - 3o25’
Lintang Utara dan 117o31'45" - 117o38' Bujur Timur mencakup dua pulau yaitu
Pulau Tarakan dan Pulau Sadau. Wilayah administrasi Kota Tarakan berdasarkan
UU No. 29 Tahun 1997 dan Peraturan Daerah No. 23 Tahun 1999 meliputi
4 kecamatan dan 18 Kelurahan dengan luas total wilayah daratan kurang lebih
25.080 Ha, dan laut sepanjang 4 mil yang mengelilinginya seluas 40.653 ha.
Pembangunan kelautan dan perikanan yang telah dilaksanakan dan yang
tengah berlangsung dapat secara langsung mampu memberikan kontribusi kepada
negara berupa penerimaan devisa, pendapatan asli daerah dan penyerapan
tenaga kerja, namun nilai yang dihasilkan dirasakan masih sangat kecil dan
belum/tidak sebanding dengan potensi yang tersedia apabila dikelola dan
dimanfaatkan secara optimal.
Pengelolaan sumberdaya ikan khususnya dalam menjaga kelestarian
sumberdaya ikan dan lingkungan merupakan tanggung jawab bersama, maka
dalam upaya pengelolaan sumberdaya ikan (aspek pengendalian) secara optimal,
bertanggung jawab dan lestari, maka dipandang perlu melaksanakan pengawasan
sumber daya kelautan dan perikanan dengan melibatkan pemerintah dan
masyarakat.
Sumberdaya manusia yang bergerak disektor perikanan khusus nelayan
dan pembudidaya ikan tahun 2007 sebanyak 2.005 orang dengan jumlah
armada/kapal penangkap ikan sebanyak 1.878 buah serta jumlah alat tangkap
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tarakan 1
sebanyak 3.227 unit yang terdiri dari jaring insang hanyut dan tetap, trammel net,
(gondrong), pancing, serok, rawai, jermal, jala, alat perangkap dan lainnya.
Dengan meningkatnya armada perikanan dan jumlah alat tangkap,
berakibat sering timbul konflik antar pemanfaat sumberdaya kelautan dan
perikanan. Disektor penangkapan ikan sering terjadi konflik antar nelayan, yaitu
antara nelayan kecil dengan nelayan besar yang tidak lain yakni perebutan
lahan/daerah penangkapan.
Penangkapan ikan dengan pukat harimau/trawl yang menggunakan kapal
berukuran besar, walau ini merupakan pelanggaran terhadap Kepres 39/1980
banyak ditemui demikian juga perhitungan GT yang dimanipulasi serta tidak sesuai
dengan keadaan sebenarnya, pelanggaran izin alat tangkap maupun pelanggaran
jalur penangkapan hal inilah yang menjadi polemik dikalangan nelayan.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tarakan maupun Pemeritah Kota
Tarakan sangat konsen terhadap pelaksanaan Kepres 39/1980, hal ini dibuktikan
bahwa sampai dengan sekarang, Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tarakan
tidak pernah mengeluarkan izin terhadap kapal penangkap ikan yang
menggunakan trawl atau lampara dasar.
I. Jumlah Nelayan Kota Tarakan
Perkembangan jumlah nelayan di Kota Tarakan Tahun 2003 – 2007
berdasarkan data yang ada di Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tarakan,
adalah sebagi berikut:
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tarakan 2
Tabel 1. Jumlah nelayan di Kota Tarakan tahun 2003 - 2007
No Jumlah NelayanTAHUN
2003 2004 2005 2006 2007
1 Nelayan tangkap 1.977 1.997 2.002 2.005 2.005
2 Budidaya tambak 175 175 175 180 180
3 Budidaya kolam 95 97 100 100 100
Jumlah 2.247 2.269 2.279 2.285 2.285
II. Jumlah armada perikanan tangkap
Perkembangan jumlah armada perikanan tangkap di Kota Tarakan Tahun
2003 – 2007 berdasarkan data yang ada di Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
tarakan, adalah sebagi berikut :
Tabel 2. Jumlah armada perikanan tangkap di Kota Tarakan tahun 2003 – 2007
Satuan : unit
No Jenis ArmadaTAHUN
2003 2004 2005 2006 2007
1 Kapal Penangkap 1.855 1.865 1.118 1.878 1.878
Jumlah 1.855 1.865 1.118 1.878 1.878
Kapal penangkap yang ada di Kota Tarakan kebanyakan menggunakan
motor tempel sedangkan yang lainnya menggunakan Inboard motor dan ada yang
tidak menggunakan tenaga penggerak motor atau menggunakan layar.
III.Jumlah Alat Tangkap Ikan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tarakan 3
Perkembangan alat tangkap ikan di Kota Tarakan tahun 2003 – 2007
berdasarkan data yang ada pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tarakan
adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Jumlah dan jenis alat tangkap ikan di Kota Tarakan tahun 2003– 2007
Satuan : unit
No Jenis Alat TangkapTAHUN
2003 2004 2005 2006 2007
1 Dogol 192 205 225 240 242
2 Jaring Insang Hanyut 312 330 339 339 342
3 Jaring Insang Tetap 345 360 367 370 370
4 Jaring Gondrong 486 506 494 507 508
5 Serok/Sodok 236 236 257 267 267
6 Pancing 169 177 196 196 206
7 Sero/Belat 265 265 280 280 283
8 Jermal/Tugu 433 436 437 437 437
9 Jaring Angkat 158 158 168 168 171
10 Perangkap lainnya 404 417 398 398 401
Jumlah 2.913 3.000 3.161 3.202 3.227
IV. Jumlah produksi perikanan Kota Tarakan
Perkembangan jumlah produksi perikanan di Kota Tarakan tahun
2003 – 2007 berdasarkan data yang ada di Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
tarakan, adalah sebagi berikut :
Tabel 4: Jumlah hasil produksi Kota Tarakan tahun 2003-2007
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tarakan 4
Satuan : ton
No Jenis IkanTAHUN
2003 2004 2005 2006 2007
1 Perairan laut 3.353,20 3.452,60 3.556 3.662,6 3.735,80
2 Air Payau 646,50 665,90 685.4 713,4 741,90
3 Air Tawar 14,30 14,70 15.1 16,2 17,50
Jumlah 4.014,00 4.133,20 4.256.50 4.392,2 4.495,2
B. Pelaksanaan Pengawasan Sumberdaya Perkanan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tarakan 5
I. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Tujuan dilaksanakan Pengawasan Sumberdaya Perikanan adalah sebagai berikut :
a. Melestarikan sumberdaya kelautan dan Perikanan terutama
Sumberdaya Ikan.
b. Menjaga penggunaan alat tangkap yang tidak sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku (Ilegal fishing)
c. Menjaga terjadinya konflik antara nelayan yang menggunakan alat
tangkap yang berbeda.
2. Sasaran
Sasaran pengawasan yang dilakukan diperairan Kota Tarakan adalah
sebagai berikut :
a. Kapal-kapal besar diatas 30 GT yang beroperasi di bawah 4 Mil
b. Kapal-kapal asing yang beroperasi diperairan Indonesia khususnya
diperairan Kota Tarakan
c. Kapal nelayan yang menggunakan alat tangkap yang dilarang.
II. Hasil Operasi Pengawasan Sumberdaya Perikanan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tarakan 6
Hasil pelaksanaan pengawasan yang telah dilaksanakan oleh petugas
Pengawasan Ikan maupun oleh Petugas PPNS (Penyidik Pegawai Negeri Sipil
Perikanan selama tahun 2008 dapat dilihat pada table 5.
Tabel 5. Data kapal – kapal yang mendapat pembinan oleh petugas pengawasan PPNS perikanan Kota Tarakan Tahun 2008
NO NAMA KAPAL POSISI GT Keterangan
1.2.3.4.5.6.7.8.9.
KMN. DELIMAKMN. UTAMA JAYA VKMN. KAMBUNA IXKMN. DEWA RUCI AKBAR IIKMN. ASIAN STARKMN. KARYA BARU IIKMN. BUDI HARAPANKMN. SINAR HARAPAN JAYA VKMN. CITRA INDAH
Perairan TarakanPerairan TarakanPerairan TarakanPerairan TarakanPerairan TarakanPerairan TarakanPerairan TarakanPerairan TarakanPerairan Tarakan
5129
6112965555
SIPI tidak adaIjin Kapal pengangkutSIPI tidak adaSIPI dalam prosesIjin Kapal pengangkutSIPI tidak sesuai fisik SIPI tidak sesuai fisikSIPI tidak sesuai fisikSIPI tidak sesuai fisik
Dari hasil pengawasan kapal-kapal yang tertangkap hampir semua tidak
dilengkapi dengan dokumen baik dari perhubungan maupun dari Perikanan.
Kapal-kapal hasil operasi pengawasan tidak diproses ke pengadilan akan tetapi
diberi pembinaan yaitu dengan diambil surat-suratnya dan alat tangkap yang tidak
sesuai dengan perundang-undangan.
III. Pendanaan Kegiatan
Salah satu komponen yang juga memiliki peranan yang penting dalam
mendukung suksesnya pelaksanaan kegiatan Pengawasan Sumberdaya
Kelautan dan Perikanan ini adalah aspek pendanaan. Untuk pelaksanaan
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tarakan 7
Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Tahun 2008 Kota Tarakan,
pendanaan bersumber dari APBD Tingkat ll, dengan perincian sebagai berikut :
I. Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Kota Tarakan 2006
1. Honorarium Rp. 21.000.000,-
2. Belanja Barang dan Jasa Rp. 34.974.000,-
3. Belanja Modal Rp. 20.408.000,-
J u m l a h Rp. 76.382.000,-
C. KESIMPULAN DAN SARAN
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tarakan 8
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya dapat ditarik kesimpulan
bahwa kapal nelayan yang beroperasi di perairan Kota Tarakan masih banyak
yang belum memilki ijin dan masih menggunakan alat tangkap ikan yang tidak
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku yang dapat mengganggu
kelestarian Sumberdaya Ikan. Nelayan Kota Tarakan masih mengandalkan
daerah penangkapan dibawah 4 mil, sehingga hasil tangkapannya kurang
maksimal.
B. Saran
Penggunaan alat tangkap yang tidak sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku diharapkan segera diganti dengan alat tangkap yang
diijinkan, karena alat tangkap yang dilarang dapat merusak kelestarian
sumberdaya periaran terutama sumberdaya ikan. Untuk kapal-kapal nelayan
dalam melakukan operasi penangkapan ikan harus dilengkapi dengan
dokumen baik dari Syahbandar mapun dari Dinas Kelautan dan Perikanan, dan
setiap kapal nelayan diharapkan melengkapi peralatan keselamatan berlayar.
D. P E N U T U P
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tarakan 9
Demikian laporan akhir pelaksanaan Pengawasan Sumberdaya Perikanan
dan Kelautan dibuat sebagai pertanggung jawaban serta bahan masukan untuk
kesempurnaan pada pelaksanaan kegiatan serupa di masa yang akan datang.
Tarakan, Januari 2009
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tarakan
Hj. SYAHRINTAH, S.PiPembina
NIP. 550 014 236
DOKUMENTASI
Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tarakan 10