Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008
-
Upload
buletin-gju -
Category
Documents
-
view
277 -
download
9
description
Transcript of Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008
Kemelut Ekonomi Indonesiaadalah sebuah tanda,
anomali sebuah bangsa besaryang tak sanggup
mensejahterakan rakyatnya,tergerus kekerdilan nurani yang bekerja demi kepentingan segelintir golongan
dalam semangat neokolonialisme!
Global Justice Update mengundang anda untuk menuliskan gagasan kritis, kreatif, inovatif dan visioner yang berorientasi pada tema-tema yang membangun wacana keadilan global di tengah masyarakat. Naskah 10-15 halaman kwarto, selayaknya dilengkapi dengan referensi acuan maupun pendukung. Redaksi dapat menyunting naskah tanpa mengubah maksud maupun isi.
Kemelut Ekonomi IndonesiaCataran Perjalanan Perekonomian Indonesia 2008tahun ke-6 / edisi khusus akhir tahun 2008
RedaksiPimpinan Redaksi: Bonnie Setiawan Redaktur Pelaksana: Salamuddin Daeng Reporter: veronika, britany Kontributor: ponny anggoro, revitriyoso husodoLayout: Sketsanusa / cin
cover:
cukil lino karya sukamtofinalis trienal seni grafis indonesia 20031) nyalip dari kiri sih, maut kan, 48 x 58 cm2) menjaring rupiah dan menebar maut di pantura, 46 x 56 cm
Institute for Global Justice (IGJ)Jl. Matraman 12A, Jakarta 10430, Indonesiatelp. +62-21-3107578Faks. +62-21-3107586Email. [email protected]. www.globaljust.or
Kemelut Ekonomi 2008
Gurita Pasar Bebas(Paksaan Isu Liberalisasi Pasar dalam G-20,Sidang Umum PBB, Putaran Doha WTO dan APEC)
Putaran Doha tidak akan Mencegah Krisis Pangan
Anarki Kapitalisme Amerikadan Anarki Pasar Politik IndonesiaSepanjang Tahun 2008-2009Oleh: Bonnie Setiawan
Karut Marut Pengelolaan Energi NasionalOleh: Salamuddin Daeng
Konversi Energi 2008“Kebijakan Memperkaya Pebisnis Gas”
Pengakuan Hak Nelayan Tradisional“Untuk Tegaknya Kedaulatan Bangsadan Kesejahteraan Rakyat”Oleh: Muhammad Reza
Perkembangan Krisis Umum Imperialismedan Dampaknya Terhadap Klas Buruh IndonesiaOleh: Rudi HB Daman
Neoliberalisme, Deindustrialisasidan Gerakan Rakyat PekerjaOleh: Adi Rusprianto. Amd
Melegalkan Penjualan Tanah dan Air Ibu PertiwiOleh: Gunawan
Siapakah Arsitek Keruntuhan Ekonomi?
Berakhirnya Pembangunan yang Berkeadilan“Potret Kasus Penggusuran Pasar Tradisional Cimahidan Keterlibatan Bank Dunia”Oleh: Liem Mei Ming
Tergerusnya Ekonomi Negeri Miskin” Studi kasus Dampak Kenaikan BBM bagi KotaKupang Nusa Tenggara Timur”Oleh: Salamuddin Daeng & Mince Simatau
Arbitrase Newmont vs Pemerintah RI“Pelanggaran Kontrak KaryaBerpotensi Merugikan Rakyat Puluhan Triliun”
Hati-hati dengan Kertas!Oleh: Riza Zuhelmy
Rancangan Undang-Undang PrioritasTahun Anggaran 2009Rancangan Undang-Undangyang Sedang Dalam Pembahasan
Redaksi
Globalisasi
Nasional
Gerakan Sosial
Publik
Regional
Program Legislasi Nasional
daft
ar is
i
4
6
12
19
30
47
61
66
78
90
99
112
126
140
147
160
Kemelut ekonomi 2008, diawali dengan krisis pangan (food crisis) melanda
dunia. Harga kebutuhan pokok beras, gandum, jagung, kedelai meningkat tajam
di pasar internasional. Para analis ekonomi menggambarkan krisis ini sebagai the
silent tsunami. Kerusuhan terjadi di berbagai belahan dunia. Di Indonesia ribuan
pengusaha kecil melakukan protes atas kenaikan harga kedelai dan mendesak
pemerintah untuk mengatasinya.
Tak lama berselang, pada Mei 2008, pemerintah menetapkan kebijakan
menaikkan harga BBM 28,7 persen, menciptakan dampak yang kuat terhadap
kenaikan harga-harga di luar inflasi. Kenaikan yang paling terasa adalah kenaikan
harga kebutuhan pokok rakyat, diikuti meningkatnya ongkos produksi perusahaan-
perusahaan, biaya transportasi dan beragam kebutuhan hidup lainnya.
Kebijakan pemerintah tersebut dijalankan di tengah kesulitan ekonomi
yang dihadapi oleh rakyat yang juga disebabkan oleh kebijakan pemerintah SBY-
JK sebelumnya. Pada bulan Maret dan Oktober 2005, beberapa bulan setelah SBY-
JK dilantik sebagai presiden RI, pemerintah langsung mengambil langkah yang
sangat kontroversial: menaikkan harga BBM hingga 120 persen. Alasannya satu,
yaitu untuk menyesuaikan harga BBM dengan harga pasar. Padahal situasi ekonomi
Indonesia saat itu belum cukup membaik akibat terkena hantaman krisis 1997. Tidak
hanya menaikkan harga BBM, pemerintah juga merencanakan menjual sedikitnya
34 BUMN dan cabang-cabang produksi strategis dalam rangka memobilisasi dana
bagi penyelenggaraan kekuasaan. Sementara pada tahun 2005 Bank Dunia merilis
sedikitnya 48 persen rakyat Indonesia terperangkap dalam kemiskinan yaitu
berpendapatan antara 1-2 dolar AS per hari.
Di tengah situasi krisis yang melanda bangsa ini, perekonomian dunia
kembali diguncang oleh krisis keuangan global yang dipicu oleh kredit macet yang
melanda lembaga keuangan AS. Lembaga-lembaga keuangan terkemuka yang
berusia ratusan tahun rontok dihantam krisis seperti rontoknya menara kembar
WTC. Krisis ini menjalar ke seluruh penjuru dunia, menghantam bursa-bursa utama
dan perbankan ternama di dunia. Pemerintah AS menyuntikkan dana sedikitnya
K e m e l u te K o n o m i 2008
4 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
5redaksi
USD 1,000 triliun untuk perbankan dan bursa saham. Langkah bailout tersebut
diikuti oleh negara-negara industri maju di seluruh Eropa, Jepang, dan China yang
terkena dampak krisis. Akan tetapi langkah penyelamatan institusi keuangan, bank
dan bursa saham yang menopang sistem kapitalisme tersebut tidak membuahkan
hasil. Tahun-tahun mendatang dunia akan dilanda kemelut ekonomi yang parah dan
panjang.
Krisis keuangan global ekonomi memberi dampak lebih buruk bagi
Indonesia. Bursa saham nasional rontok seketika, para pemain di pasar keuangan
menyelamatkan uang mereka, melepaskan saham-saham mereka di BEI. Sebagian
besar pelaku pasar keuangan memindahkan aset mereka ke dalam bentuk mata uang
dolar. Keadaan ini segera berimplikasi terhadap menurunnya nilai tukar mata uang
negara ini. Rupiah kembali ambruk terhadap beberapa mata uang asing seperti
dolar AS dan euro. Tidak hanya itu, harga komoditas utama menurun secara tajam,
CPO, minyak, gas, batubara, dan lain-lain yang menjadi andalan ekspor Indonesia
menurun secara tajam. Menurunnya harga komoditas pertanian dan perkebunan
menyerang petani kecil yang terpaksa harus menanggung rugi yang sangat besar.
Pemerintah mencari selamat, menyelamatkan keuangan negara dengan
mengambil utang luar negeri dalam jumlah besar. Kebiasaan lama yang belum
berubah dalam mengatasi masalah. Kebijakan yang terus memerangkap Indonesia
dalam rantai ketergantungan yang semakin panjang terhadap lembaga keuangan
dunia.
Keadaan usaha-usaha nasional yang sudah rapuh akibat kebjakan neoliberal
(pasar bebas) sebagian besar telah bangkrut. Pada situasi yang buruk pemerintah
kembali menjalankan kebijakan yang kontraproduktif dengan meningkatkan suku
bunga dan mempermudah pemutusan hubungan kerja (PHK) melalui Surat Keputusan
Bersama (SKB) empat menteri pada September 2008. Kedua-duanya tidak hanya
menyerang rakyat akan tetapi juga menyerang dunia usaha. Dan pemerintah hendak
melepaskan tanggung jawabnya, membiarkan para pekerja beradu vis-a-vis dengan
pekerja. Para analis meramalkan sedikitnya 1 juta pekerja terancam mengalami PHK
dalam tahun 2008 dan 2009.
Gambaran di atas memperlihatkan gejala makroekonomi Indonesia yang
semakin buruk dan kebijakan pemerintah yang semakin menjerumuskan masyarakat
ke dalam jurang krisis. Memburuknya keadaan telah terasa hampir di seluruh
sektor – tani, buruh, UKM, industri menengah dan besar – yang terjatuh dalam
deindustrialisasi.
Redaks i
reda
ksi
Penyelesaian isu pertanian dan NAMA (Non-Agriculture Market Access) diharapkan dapat tercapai melalui forum Ministerial Meeting WTO. Ini merupakan sinyal politik yang dikirim oleh pertemuan para pemimpin negara yang tergabung dalam kelompok G-20. Gagasan untuk memperjuangkan mencapai persetujuan atas modalitas tahun ini, muncul dari diskusi pertemuan tiga puluh anggota plus WTO di Green Room yang dipimpin Pascal Lamy usai mengikuti pertemuan pemimpin G-20 di Washington pada 15 November 2008. Pertemuan tingkat pemimpin negara tersebut juga mendiskusikan krisis keuangan global.
Gurita Pasar BeBas(Paksaan Isu Liberalisasi Pasar dalam G-20,
Sidang Umum PBB, Putaran Doha WTO dan APEC)
Penegasan untuk menyelesaikan re-
sesi keuangan internasional dengan
mendesakkan agenda proteksionis
dihasilkan dalam pertemuan tersebut.
Di antaranya adalah dalam paragraf 13
komunike yang dihasilkan pemimpin
G-20. Paragraf tersebut membahas
agenda negosiasi Doha. Disebutkan
dalam paragraf tersebut: “Kami
menekankan pentingnya menolak
proteksionis.” Secara langsung mereka
juga menegaskan tidak menginginkan
dalam kondisi ketidakpastian keuangan.
Hal tersebut berarti bahwa negara
yang tergabung dalam kelompok G-20
akan tetap menahan diri untuk tidak
meningkatkan hambatan baru atas tarif
untuk investasi atau untuk perdagangan
barang dan jasa. Mereka juga tidak
menerapkan pembatasan ekspor baru,
atau mengimplementasikan langkah
WTO secara tidak konsisten untuk
merangsang ekspor. Lebih lanjut negara
anggota seharusnya berjuang untuk
mencapai persetujuan tahun ini tentang
modalitas karena dinilai akan membawa
keberhasilan penyelesaian Doha
Development Agenda WTO. Harapan itu
tercetus dengan ambisius. Para pemimpin
juga menginstruksikan menteri
perdagangan mereka untuk mencapai
tujuan ini dan tetap mendampingi secara
langsung proses politik tersebut jika
diperlukan. Mereka mengakui bahwa
negara dalam kelompok G-20 memiliki
taruhan paling besar dalam sistem
perdagangan global dan oleh karenanya
setiap pihak harus memberi kontribusi
positif yang diperlukan demi mencapai
hasil yang diharapkan.
Tuntutan untuk segera
mengakhiri Putaran Doha (Doha Round)
nampaknya sudah menjadi agenda
yang telah dipikirkan sebelumnya. Ide
liberalisasi perdagangan benar-benar
telah direncanakan dan diperjuangkan
oleh segenap epistemic community rezim
pasar bebas pada setiap perundingan
internasional, termasuk pertemuan G-
20. Oleh karena itu pemimpin kelompok
G-20 yang mengadakan pertemuan pada
tanggal 15 November 2008 memang
sudah diharuskan mengambil keputusan
atas kebutuhan untuk menyelesaikan
sesegera mungkin negosiasi perdagangan
multilateral Putaran Doha. Hal ini
disampaikan oleh Menteri Luar Negeri
Brazil, Celso Amorim, pada pertemuan
tersebut. Ia menyatakan bahwa para
pemimpin seharusnya memberi instruksi
untuk para negosiator perdagangan atau
menteri untuk mengakhiri modalitas
(pertanian dan NAMA) dalam waktu
tertentu, dan atas dasar tema yang
didiskusikan pada bulan Juli (20 poin
proposal Lamy yang gagal mendapatkan
konsensus pada mini-Ministerial
yang diinisiasi Lamy pada bulan Juli).
Amorim mengakui bahwa banyak yang
tidak setuju dengan isinya, namun
mempertahankan bahwa “tidak seorang
pun berkeberatan” dengan dua puluh
tema yang ditunjukkan Lamy pada
Green Room (pertemuan kelompok kecil
7gur ita pasar bebas
glo
balis
asi
pada pertemuan menteri di WTO) dan
dari sejumlah itu, delapan atau sepuluh
diseleksi untuk kelompok yang lebih
kecil.
Pada mini-Ministerial bulan
Juli 2008, pembicaraan mengalami
kebuntuan, dan akhirnya gagal saat
merundingkan beberapa isu pokok seperti
pertanian dan NAMA. AS khususnya,
menunjukkan bahwa Special Safeguard
Mechanism (SSM) merupakan titik
yang memperburuk seluruh negosiasi.
Angka 140% diusulkan oleh Pascal Lamy
(dari volume impor dasar) sebelum
SSM dapat diperbolehkan untuk
meningkatkan bea di atas tingkat yang
mengikat pra-Doha. Usul ini ditolak
India, China dan G-33 karena angkanya
jauh terlalu tinggi. Angka ini juga tidak
diterima oleh Susan Schwab, perwakilan
dagang AS, yang menegaskan angka
150% sebagai angka awal (pemicu).
Untuk memecah kebuntuan SSM,
Lamy malah mengusulkan seperangkat
asas, yang membuang model SSM dan
menggantinya dengan model lain yang
nampaknya serupa dengan safeguard
(pengaman) normal. Ini nampaknya juga
ditolak Schwab. Pada penjelasan terpisah
dengan media, Menteri Perdagangan
India Kamal Nath menjelaskan bahwa
proposal isu SSM tidak memuaskan dan
belum cukup dalam kerangka SSM.
Dalam diskusi panel Sidang
Umum PBB tentang krisis keuangan di
New York, AS dan Brazil, dinyatakan
pula dukungan untuk mengadakan
kembali (melanjutkan) dan mengakhiri
Putaran Doha. India berpendapat
bahwa melanjutkan Putaran Doha tanpa
memikirkan solusi di sektor pertanian
untuk SSM bagi negara berkembang,
maka tetap saja tidak akan membawa
hasil.
Amorim yakin bahwa ada
kemungkinan menyelesaikan modalitas
sampai akhir tahun 2008. Ia optimis
dengan pendapatnya sehingga belum
berpikir tentang alternatif Plan B. Sebab
pilihan untuk beralih dari rencana
melanjutkan Putaran Doha berarti
sampai pada posisi kalah. Dengan kata
lain, melanjutkan Putaran Doha masih
merupakan solusi. Amorim dan Lamy
mengatakan bahwa ada hubungan kuat
antara perdagangan dan keuangan.
Tentu saja, di satu sisi terjadilah
kekacauan kredit dan seluruh masalah
di mana krisis keuangan menciptakan
perdagangan. Tetapi di sisi lain juga,
ada tanda positif bahwa penyelesaian
Putaran Doha dapat menunjukkan
aktivitas ekonomi secara umum.
Amorim mencatat bahwa kebijakan
yang harus dilakukan oleh pemerintah
negara sekarang ini adalah menerapkan
proteksionis. Sebab pilihan sistem
ekonomi politik proteksionis dianggap
Amorim mampu meningkatkan pajak
dan tepat untuk membatasi investasi
dan konsumsi. ’Obat’ ini yang harus
diinjeksikan dalam sistem ekonomi
politik internasional lewat penyelesaian
sesegera mungkin Putaran Doha.
8 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
G-20 yang dibentuk oleh 7 negara
terkaya (G7 – richest countries), 12 negara
berkembang (emerging countries) dan
Uni Eropa sebagai bloc-heads of state
di Washington menghasilkan sejumlah
konsensus dan akan memberlakukannya.
Mereka bertemu untuk mempersiapkan
landasan untuk pertemuan anti-krisis
yang menjadi bagian utuh dalam
pertemuan tersebut.
G-20 yang dinilai sebagai
representasi luas dalam sistem ekonomi
politik dunia memiliki peran kritis
dalam menjamin stabilitas ekonomi dan
keuangan. Pertemuan G-20 meminta
reformasi “komprehensif” institusi
multilateral yang lahir dari konferensi
Bretton Woods 1944, seperti IMF dan
Bank Dunia, sehingga mereka dapat
lebih merefleksikan persoalan ekonomi
yang berubah dalam perekonomian
dunia dan menjadi lebih responsif
untuk tantangan di masa depan. Dalam
pertemuan tersebut diperoleh kesamaan
pemikiran tentang penyebab krisis yang
sedang terjadi, yakni sebagian besar
merupakan hasil pengambilan risiko
yang eksesif (excessive risk taking)
dan praktik manajemen risiko yang
salah dalam pasar keuangan, kebijakan
makroekonomi yang salah, yang
meningkatkan imbalance internal dan
eksternal, seperti juga defisiensi dalam
regulasi keuangan dan pengawasan di
sejumlah negara maju.
Gagasan Brazil mendapat
resistensi dari Menteri dan Presiden Bank
Sentral yang mendesak seluruh negara
”untuk melawan tekanan proteksionis”
dalam perdagangan dan investasi, dan
menyatakan dukungan mereka untuk
”konklusi ambisius dan serta merta”
dalam pembicaraan perdagangan
multilateral Putaran Doha WTO.
Namun Menteri Keuangan Brazil Guido
Mantega yang mengetuai pertemuan itu,
menyatakan bahwa sejumlah persoalan
akan muncul ketika mekanisme
peraturan konkret (concrete regulatory
mechanism) didiskusikan. Kekhawatiran
itu bisa jadi tidak berlebihan mengingat
belum adanya kesamaan di tingkatan
gagasan dasarnya.
G-20 terdiri dari anggota G-7
(Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang,
Inggris dan AS), 12 negara berkembang
(Argentina, Australia, Brazil, China,
India, Indonesia, Meksiko, Rusia, Saudi
Arabia, Afrika Selatan, Korea Selatan
dan Turki), dan Uni Eropa sebagai bloc.
Tetapi G-20, walaupun anggotanya
9gur ita pasar bebas
tercatat dari dua per tiga penduduk
dunia, pertemuan ini tidak mewakili
negara termiskin secara langsung. Ini
diakui Menteri Keuangan Afrika Selatan
Trevor Manuel yang juga turut mengikuti
acara konferensi press.
G-20 menggarisbawahi tentang
diperlukannya aturan internasional
karena intensifikasi aliran modal yang
bersifat lintas batas, dan membuat
kerjasama internasional makin kuat.
Selain itu, kebutuhan sistem peringatan
lebih awal untuk mencegah krisis juga
merupakan faktor penting diciptakannya
regulasi internasional tersebut.
Tindakan pemerintah seharusnya tidak
berdasarkan konsep ideologi namun
lebih pada pragmatisme dan kebijakan
anti-siklis harus diadopsi, dengan
fleksibilitas fiskal, dan juga meluaskan
investasi dan belanja publik untuk
mencegah resesi yang makin panjang
atau bahkan depresi, demikian ditulis
pemerintah Brazil.
Kelompok bipartisan empat
pejabat Kongres AS telah mengirim
surat kepada Presiden George W. Bush.
Surat tersebut berisi desakan untuk
tidak mengikuti agenda yang menggiring
negosiasi (WTO) lewat usaha tergesa-
gesa untuk membuat jadwal pertemuan
setingkat menteri, tanpa dasar
pemikiran dan analisis yang cukup.
Surat yang dikirim kepada Bush tersebut
menyatakan bahwa proposal yang
sekarang ini ada di meja perundingan
tidak akan memberikan akses pasar baru
untuk pertanian dan barang industri AS,
dan memperingatkan pemerintahan
Bush untuk tidak membuat konsesi demi
mengamankan perjanjian tahun ini.
“Aliran perdagangan internasional dan
rezim perdagangan yang berdasarkan
aturan yang kuat dapat berkontribusi
pada pertumbuhan ekonomi global dan
AS, yang secara khusus diperlukan untuk
masa krisis besar ini.
Untuk memenangkan dukungan
Kongres, hasil negosiasi ini harus
memfasilitasi peningkatan yang berarti
dalam aliran perdagangan internasional
dan lebih lanjut memperkuat sistem
yang berdasarkan aturan perdagangan
internasional. Surat tersebut datang
justru ketika negosiasi WTO makin
meningkat intensitasnya baik untuk
sektor pertanian dan NAMA. Pemimpin
Kongres AS dalam suratnya pada Bush
itu menyatakan bahwa panggilan
untuk segera mengakhiri perundingan
Doha akhir tahun ini dalam rangka
menyelesaikan krisis adalah terlalu
prematur. “No deal is better than bad
deal” menjadi isyarat pada pemerintahan
Bush untuk tidak menginisiasi dan
mengambil bagian dalam Putaran Doha.
Deal di meja perundingan
WTO tidak akan menciptakan aliran
perdagangan yang baru untuk
menstabilkan perekonomian global.
Pemerintahan Bush seharusnya tidak
menyetujui kesepakatan yang tidak
membawa kesejahteraan untuk petani
dan perusahaan AS pada saat ini. Dalam
10 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
suratnya, pejabat Kongres menegaskan
bahwa sejak Putaran Doha WTO
diluncurkan pada tahun 2001, telah
mendukung usaha pemerintah untuk
mencapai hasil yang balance yang akan
memberikan akses pasar baru yang
berharga untuk produk pertanian dan
barang industri dan pelayanan AS,
khususnya dari pasar (negara) yang baru
lahir yang utama dan pasar (negara)
maju.
Kongres mengingatkan bahwa
kemungkinan hasil perjanjian di
perundingan itu tidak berpihak kepada
petani, buruh dan perusahaan AS
atau dengan kata lain, justru hasilnya
akan merugikan pihak tersebut dan
juga perekonomian global serta WTO
sendiri. Di sini nampak jelas bahwa
pemerintah AS yang menjadi motor
rezim pasar bebas justru mendapatkan
tekanan dari Kongres untuk lebih
berhati-hati pada pilihan kebijakan
liberalisasi pasar. Dengan kata lain,
Kongres justru melihat bahwa peran
dan kontrol negara amat diperlukan
untuk kondisi depresi keuangan
internasional. Liberalisasi pasar hanya
mitos. Terbukti bahwa asumsi ’negara
harus keluar dari perdagangan’ hanya
dalih untuk justifikasi negara pemodal
besar menjalankan praktik imperialisme
di negara Dunia Ketiga.
Desakan untuk segera
mengakhiri Putaran Doha dilakukan
juga melalui forum APEC. Kerja sama
ekonomi regional Asia Pasifik ini juga
menekankan bahwa Putaran Doha
harus segera diakhiri dan menghasilkan
keputusan liberalisasi sebagai jawaban
atas krisis keuangan internasional.
Presiden Bush yang menghadiri
pertemuan di Peru juga berperan aktif
dalam menggiring forum ini untuk
membuka katup perdagangan masing-
masing negara seluas-luasnya dengan
landasan asumsi keunggulan komparatif
(comparative advantage).
Epistemic community yang
terdiri dari sejumlah ilmuwan dan
korporasi nampaknya cukup berhasil
mengonstruksi diskursus liberalisasi
dalam beberapa forum perundingan
internasional. Tercatat beberapa
forum perundingan internasional sejak
kebuntuan Putaran Doha pada Juli 2008
adalah G-20, Sidang Dewan Umum PBB
dan APEC, menggarisbawahi liberalisasi
pasar sebagai jawaban atas resesi
moneter internasional sekarang ini.
Kekuatan hegemonik
membangun wacana dilakukan secara
masif oleh segenap mesin politik
termasuk perundingan dan perjanjian
internasional. Bahkan pemberian utang
luar negeri (lagi) oleh Bank Dunia dan
ADB pada sejumlah negara berkembang
termasuk Indonesia pun dilakukan
sebagai sarana jeratan ekonomi pasar
bebas. Liberalisasi, privatisasi dan
deregulasi yang sebenarnya adalah
jebakan rezim ekonomi pasar bebas
nampaknya belum disadari.
11gur ita pasar bebas
Bloc history pun selalu dibangun untuk melayani ekspansi
pemodal raksasa dalam mempertahankan model produksi
pengisapan atas kaum buruh di negara maju dan terutama di
negara berkembang. WTO, ADB dan PBB merupakan struktur
internasional yang dibangun dengan dalih ‘kerja sama’ namun
sebenarnya bertujuan untuk melegalisasi upaya penjajahan
ekonomi atas Dunia Ketiga. (vero)
Sumber: • SUNS #6592 18 November 2008• SUNS # 6584 6 November 2008• Third World Network (www.twnside.org.sg), TWN Info Service
on Trade and WTO Issues, 5 Desember 2008
12 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Demikian kesimpulan Pelapor Khusus PBB (UN Special Rapporteur) Prof Olivier De Schutter dalam penelitian awal dari laporan yang disusunnya mengenai pemenuhan untuk Hak atas Pangan.
Putaran Doha tiDak akan Mencegah krisis Pangan
Prof. De Schutter mengatakan bahwa WTO (Organisasi
Perdagangan Dunia – World Trade Organisation) tidak akan
mencegah krisis pangan. Karena itu dia menyerukan negara-
negara anggota untuk hanya menerima keputusan-keputusan
di bawah kerangka WTO yang sesuai dengan hak mereka untuk
memenuhi kewajiban atas pangan.
Ahli hak asasi tersebut mengatakan bahwa negara-
negara harus menentukan posisi-posisinya dalam perundingan
perdagangan yang sesuai dengan strategi nasional untuk memenuhi
hak atas pangan warga negaranya dan selalu melakukan kajian
hak asasi manusia pada perjanjian-perjanjian perdagangan.
Dalam presentasinya di depan media di kantor PBB
di Jenewa ketika perundingan rutin di WTO sedang dilakukan
Desember lalu, ahli independen tersebut mengatakan, sampai
sekarang, perjanjian perdagangan telah gagal untuk mengatasi
kelaparan di dunia. Dia menunjuk masih ada 963 juta orang yang
keleparan di dunia. Jumlah itu telah bertambah sebanyak 100 juta
pada tahun 2006 akibat krisis pangan global. Sebelumnya pada
tahun 2005 terdapat 852 juta orang yang kelaparan.
Prof. De Schutter mengatakan saat ini ada semacam
konsensus bahwa kita tidak sukses memastikan bahwa perdagangan
bekerja untuk pembangunan dan bisa memerangi kemiskinan.
Dia mencatat, bahwa ada semacam keyakinan “kita belum cukup
jauh berjalan, kita harus lebih banyak menghilangkan mekanisme
perdagangan yang mendistorsi, menghilangkan sebagian besar
subsidi dan kita harus memperbaiki akses pasar untuk negara
berkembang”.
Pelapor khusus PBB juga mengkritik kebijakan pertanian
yang berlangsung di negara-negara maju di OECD (organisasi
negara-negara maju). ”Kita semua tahu, dampak yang sangat
buruk terjadi di pertanian negara-negara berkembang akibat
skema subsidi dan dukungan domestik di negara-negara OECD.
Kita tahu ini adalah masalah serius yang harus diatasi dan masih
banyaknya hambatan tarif dan non-tarif yang menghalangi negara
berkembang mendapatkan keuntungan dari perdagangan produk-
produk mereka.
14
...negara seharusnya
menghindari ketergantungan yang berlebihan
dalam perdagangan internasional
untuk memenuhi ketahanan
pangan
(De Schutter)
GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Dia menekankan bahwa implementasi yang lebih
jauh dari program reformasi, “didasarkan atas ilusi bahwa
dengan menghilangkan distorsi, kita akan mencapai level yang
sama”. “Itu tidak benar,” kata Prof. De Schutter. ” Bahkan tanpa
subsidi di negara-negara maju, produktivitas di negara maju
dan negara berkembang sangat berbeda, dan itu perlu menjadi
perhatian”. Kecuali di negara anggota Cairns Group (kelompok
negara eksportir pertanian seperti Australia dan Selandia Baru) di
mana mereka telah mempersiapkan diri dan memiliki keunggulan
kompetitif di pertanian.
Di tahun 2006, produktivitas tenaga kerja di negara
kurang terkembang (LDCs) hanya 46 persen dari produktivitas
tenaga kerja di negara berkembang dan kurang dari 1 persen
dari negara maju. Dalam konteks ini, ide untuk meningkatkan
‘lapangan permainan yang sama’ tidak berarti, demikian dalam
ditulis dalam laporan. Ditambahkan, dengan memperdalam
liberalisasi perdagangan tidak akan menjadikan petani di
negara-negara berkembang dapat berkompetisi dengan level
yang sama dengan negara maju, kecuali upah dan harga produk
pertanian di negara-negara Selatan ditekan rendah sekali untuk
mengompensasi rendahnya produktivitas per tenaga kerja. Inilah
alasan yang menjustifikasi perlakuan berbeda dan khusus untuk
negara berkembang, demikian kata Prof. De Schutter.
Pesan inti yang ingin disampaikan dalam laporan
Pelapor Khusus PBB adalah perdagangan bukanlah pengganti
dari pengembangan kapasitas dari setiap negara untuk memberi
makan populasi warganya.
Laporan tersebut berpendapat bahwa jika perdagangan
bekerja untuk pembangunan dan berkontribusi pada realisasi hak
atas kecukupan pangan, maka perlu untuk mengakui kekhususan
masing-masing produk pertanian dan tidak menyamakan
seperti komoditas lainnya. Serta memperbolehkan fleksibilitas
kepada negera-negara berkembang, untuk melindungi produsen
pertanian mereka dari kompetisi dari negara yang petaninya
sudah maju. ”Kita seharusnya tidak percaya bahwa perdagangan
internasional akan mencapai keamanan pangan dengan cara yang
berkelanjutan”, demikian dikatakan oleh De Schutter.
15putaran doha tidak akan mencegah krisis pangan
glo
balis
asi
Laporan pelapor khusus ini mengkaji liberalisasi
perdagangan di sektor pertanian dari persektif hak asasi untuk
mendapatkan kecukupan pangan, seperti yang diakui dalam
Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia dan Kovenan Internasional
dalam Hak Ekonomi, Sosial dan Kultural. Ini memiliki empat
implikasi, demikian kata De Schuter:
Pertama, proses liberalisasi mengharuskan negara
memerlukan strategi nasional untuk pelaksanaan hak atas
pangan, di mana peran dari perdagangan harus ditentukan dengan
mengacu pada hak asasi manusia dan tujuan pembangunan.
Kedua, ini juga menekankan perlunya sistem perdagangan
multilateral yang kolaboratif, dan tidak memaksa komitmen
negara yang bertentangan dengan kewajiban pemenuhan hak
asasi, dan karenanya menekankan pentingnya negera memilliki
ruang kebijakan yang cukup.
Ketiga, menurut laporan tersebut, perspektif hak untuk
mendapatkan pangan, memerlukan perubahan pengukuran
yang saat ini cenderung abstrak (seperti nilai pendapatan bersih
bruto atau GDP) menjadi ke arah yang lebih memfokuskan pada
kerentanan dan ketidaktahanan pangan.
Keempat, laporan Pelapor Khusus mengingatkan nilai
khusus mengenai pangan yang aman, bergizi, secara budaya layak
dan pangan yang berkelanjutan sebagai hak dasar bagi semua,
Karenanya, dampak pada kesehatan nutrisi dan lingkungan
seharusnya menjadi sesuatu yang terintegrasi dengan diskusi
mengenai perdagangan.
Memisahkan diskusi antara dampak perjanjian WTO
dari faktor-faktor yang melemahkan kapasitas negara dalam
mengimplementasikan kewajiban hak asasi manusia merupakan
merupakan hal yang tidak mungkin, karena aturan yang
diterapkan di bawah perjanjian pertanian akan memberikan
dampak kombinasi di perdagangan, fiskal dan kebijakan sosial di
tingkat domestik.
Laporan tersebut dihasilkan dari ahli independen yang
melakukan konsultasi dari berbagai sektor termasuk para duta
besar perwakilan negara-negara anggota WTO. Ini juga pertama
kali WTO menerima permintaan dari Pelapor Khusus untuk
16 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
melakukan misi menilai perjanjian pertanian dari perspketif hak
asasi manusia.
Misi Prof. Olivier De Schutter ke WTO telah membawanya
ke diskusi kontroversial seperti mekanisme pengaman khusus
(special safeguard mechanisms) dan ‘kekhususan’ produk-produk
pertanian yang menjadi kunci dan perdebatan dalam perundingan
pertanian dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam laporan tersebut, aturan pengamanan (safeguard)
dalam perdagangan pertanian adalah krusial. Negara khususnya
negara berkembang sesuai dengan prinsip perlakuan khusus
dan berbeda, harus mendapatkan kebebasan untuk menetapkan
aturan yang melindungi pasar domestik dari kerentanan harga
pasar internasional.
Meskipun hanya sekitar 15 persen dari seluruh pangan
yang diproduksi diperdagangkan, harga di pasar internasional
memiliki dampak pada petani di dunia untuk mendapatkan hidup
yang layak. Dan, sekarang ada kecenderungan kesamaan harga di
tingkat domestik dan harga internasional, akibat dari liberalisasi
perdagangan. Kecuali dan sampai ada mekanisme yang cukup
telah beroperasi di level internasional untuk mengatasi masalah
volatilitas harga, sangat penting bagi negara untuk memiliki
fleksibilitas penuh untuk melindungi pasarnya dari banjir impor.
Skema manajemen suplai dan mekanisme pemasaran yang terarah
memiliki peran dalam hal ini.
Pelapor Khusus menggarisbawahi pentingnya konsultasi
yang terlibat dan terbuka. Misalnya disebutkan, dengar pendapat
dengan parlemen nasional. Organisasi petani akan memainkan
peran penting dalam merancang strategi nasional hak atas pangan,
dan strategi tersebut akan mencakup lebih luas dari konteks isu
WTO, sebagai dukungan bagi posisi pemerintah dalam berdiskusi
dengan lembaga keuangan internasional, dengan negara dan
lembaga donor serta dalam perundingan bilateral.
De Schutter menyarankan, negara seharusnya menghindari
ketergantungan yang berlebihan dalam perdagangan internasional
untuk memenuhi ketahanan pangan. Dalam membangun kapasitas
produksi pangan yang dibutuhkan untuk memenuhi konsumsi,
negara harus mendukung petani-petani skala kecil.
17putaran doha tidak akan mencegah krisis pangan
Karena di seluruh negara-negara berkembang, pertanian
merupakan penyumbang setengah dari angkatan kerja. Di negara
yang kurang berkembang, pertanian bahkan menyumbang 70
persen angkatan kerja, sehingga pemenuhan hak atas pangan tidak
punya alternatif kecuali memperkuat sektor pertanian dengan
tekanan pada petani skala kecil.
Salah satu fakta yang diajukan oleh Prof. De Schutter
adalah ketidakseimbangan dalam rezim perdagangan saat ini di
mana, pembatasan dilakukan di tingkat negara, tidak berlaku
untuk perusahaan transnasional. Sehingga perusahaan justru
memperoleh kebebasan yang lebih banyak, serta tidak menjadi
subjek dari kewajiban apapun berkaitan dengan kekuasaaan yang
berlebihan di pasar internasional.
Pelapor Khusus ini secara resmi akan memberikan
presentasi temuan-temuannya pada Maret 2009 dalam sesi
Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa.
Sumber: • “Doha Round will not prevent another food crisis” oleh Kanaga Raja, dari South-North Development Monitor (SUNS) #6614, 19 Desember 2008.
• Laporan lengkap dari Prof. Prof Olivier De Schutter yang berjudul Building Resilience : A Human Rights Framework for World Food and Nutrition Security (A/HCR/9/23) bisa diunduh dari situs: http://ap.ohchr.org/documents/dpage_e.aspx?m=101 atau http://daccessdds.un.org/doc/UNDOC/GEN/G08/155/08/PDF/G0815508.pdf?OpenElement
18 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
ANARKI KAPITALISME
AMERIKA DAN ANARKI
PASAR POLITIK INDONESIA SEPANJANG
TAHUN 2008-2009
Oleh: Bonnie Setiawan
ANARKI KAPITALISME
Krisis global menandai peristiwa paling penting sepanjang
tahun 2008. Yang lebih hebat lagi sebenarnya adalah sebelum
krisis di bulan Oktober tersebut, sejak awal tahun 2008 telah
terjadi kenaikan harga minyak, komoditas pangan dan pertanian
serta komoditas pertambangan. Di satu pihak, ini juga merupakan
krisis harga yang luar biasa, tetapi di lain pihak juga merupakan
windfall profit (keuntungan yang jatuh dari langit) yang luar
biasa. Dan sebagaimana biasa, yang menjadi korban adalah kaum
miskin. Krisis harga di satu pihak mengharu-biru konsumen,
terutama warga miskin, karena harga pangan yang melonjak; dan
di lain pihak produsen kecil termasuk petani tidak mendapat apa-
apa dari kenaikan harga. Yang menikmati adalah para pedagang
dan produsen besar, akibat pasar yang telah dimonopoli dan
dikuasai pemain-pemain besar. Ini ciri khas pasar kapitalistik.
Kenaikan harga beras, jagung, gandum dan lainnya; naiknya harga
minyak, batu bara, timah, bijih besi dan lainnya; hanya dinikmati
oleh penguasa-penguasa modal (baik asing maupun domestik).
Ini memperlihatkan dengan jelas, siapa yang selalu diuntungkan
di dalam sistem kapitalisme pasar bebas.
Namun, sebagaimana hukum besi kapitalisme,
kapitalisme adalah anarki. Modal selalu berada dalam krisis yang
satu ke krisis yang lainnya. Krisis adalah inheren di dalam tubuh
kapitalisme. Hanya pengusaha yang tidak memahami kapitalisme
yang akan frustrasi dengan naik-turunnya krisis. Anarki dalam
krisis kapitalisme dibenarkan, karena merupakan waktu bagi
penyingkiran atas pihak-pihak yang lemah serta konsolidasi bagi
pihak-pihak yang kuat.
Pada Oktober 2008, krisis melanda jatungnya kapitalisme
dunia, Amerika Serikat. Hanya dalam hitungan detik, semua
saham berguguran, tumbang satu persatu tanpa bisa dihentikan.
Jerit dan panik melanda para penghuni bursa, yang mewakili
detak nadi dan perputaran darah kapitalisme. Saham jatuh antara
30-50%. Hanya dalam hitungan detik pula, krisis bursa saham
menyebar bagai virus di tubuh manusia ke berbagai pusat bursa
saham di seluruh dunia. London, Shanghai, Tokyo, Moskow,
Singapura, semua terkena hebatnya badai topan krisis. Tiba-tiba
20
Mesin kapitalisme tidak hanya
dialiri oleh minyak dan
oli dan chip-chip komputer, tapi juga dialiri
oleh darah dari korban-korban
manusia.
GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
kekayaan para kapitalis dan spekulan keuangan terpotong hampir
separuhnya.
Di Asia, sebagai pusat pertumbuhan dunia yang baru,
indeks bursa saham melorot separuhnya. Kerugian terbesar dicatat
di bursa Shenzhen dan Shanghai di China sebesar 62,72%, disusul
oleh bursa Mumbai di India sebesar 53,83% dan bursa Indonesia
sebesar 51,17%. Selanjutnya disusul Singapura 50,21%, Hong
Kong 42,91%, Filpina 48,29%, Thailand 47,95%, Jepang 42,91%
dan Malaysia 39,98%. Demikian pula Forbes Asia mencatat bahwa
kekayaan para 480 orang super-kaya (Tycoons) di Asia, turun
drastis dari US$ 940 miliar tinggal menjadi US$ 779 miliar hanya
dalam hitungan hari.a
Hancurnya bursa saham dunia mematikan aliran darah
keuangan dunia. Terpaksa darah-darah mengalir kembali ke
jantung-jantung kapital dunia, agar kapitalisme pusat tidak
mengalami pendarahan lebih parah. Akibatnya outflow capital
(keluarnya modal) dari pasar negara-negara emerging markets
(pasar bertumbuh) membuahkan krisis baru di negara-negara
kapitalisme pinggiran. Ini seperti yang terjadi di Indonesia, Malaysia,
Thailand, Brazil, Argentina, Turki, India dan lainnya. Krisis bursa
saham di AS langsung menyebar luas dan memukul seluruh bursa
saham dunia. Dan selanjutnya, bisa ditebak, memukul perbankan
dan sektor keuangan, dan selanjutnya memukul ekonomi riil,
sektor riil. Ini semua seperti penyakit menular di tubuh kapitalisme
dunia. Kerusakan aliran darah, akan menghentikan kerja jantung,
paru-paru, otak, ginjal; dan selanjutnya melumpuhkan kaki,
tangan dan badan secara keseluruhan. Raksasa kapitalisme global
sedang terhuyung-huyung kesakitan, karena kanker atau tumor
yang diidapnya kini bereaksi hebat. Kanker dan tumor yang sudah
bertahun-tahun diidapnya tersebut, masuk dalam fase stadium
keempat, mengakibatkan penderitanya kesakitan luar biasa. Kini
ia menunggu operasi besar.
Inilah krisis terhebat dalam kapitalisme. Semenjak
Depresi Besar (the great depression) tahun 1929-1930, inilah krisis
terbesar yang terburuk di awal abad ke-21, yang lebih sistemis dan
besarannya jauh melampaui krisis-krisis sebelumnya.
21anarki kapitalisme amerika dan anarki pasar politik indonesia
nasi
ona
l
HAKIKAT KAPITALISME
Bagi yang memahami hakikat kapitalisme, baik dari
kubu kiri maupun kanan, ini adalah hal yang tak terelakkan dan
seharusnya sudah bisa dibaca sebelumnya. Sejak dua tahun lalu,
saya sudah ‘miris’ dengan kondisi keuangan di AS, yang rasanya
mustahil bisa berjalan terus. Dengan utang luar negerinya yang
terus membengkak, defisit anggarannya yang juga tambah besar
– terutama karena harus membiayai perang Irak dan Afghanistan
yang jumlahnya mencapai triliunan dollar AS, dan kerakusan gaya
hidup warga Amerika yang luar biasa – sehingga menolak konsep
perubahan iklim sekalipun; membuat hati saya merinding. Apakah
memang kapitalisme tanpa batas? Apakah tidak ada batas-batas
dari ekonomi modal? Jawabannya bisa kita temukan sekarang.
Kapitalisme ada batasnya yang paling jauh sekalipun. Nun di satu
tempat, ada perbatasannya, yang berupa jurang menganga, yang
akan membawa kehancuran bagi yang meluncur ke arahnya.
Mesin kapitalisme adalah mesin penuh kontradiktif,
yang terus dipacu dengan berbagai pertumbuhan ekonomi
dan ekspansi modal. Tapi di dalam mesin itu, ada sesuatu yang
tidak bisa dimengerti oleh kaum kapitalis itu sendiri dan sangat
dimengerti oleh kebanyakan analis kiri. Apa itu? Itu adalah darah
manusia. Mesin kapitalisme tidak hanya dialiri oleh minyak
dan oli dan chip-chip komputer, tapi juga dialiri oleh darah dari
korban-korban manusia. Itu kontradiksinya. Laksana mesin robot
modern dengan teknologi canggih super multi-conductor, tapi
sesungguhnya di dalamnya berupa campuran daging dan darah
manusia ala Frankenstein. Tidak percaya? Silahkan lihat sendiri.
Menarik sekali melihat terungkapnya skandal Madoff.
Bernard Madoff, adalah pemilik perusahaan sekuritas investasi
Bernard L. Madoff Investment Securities LLC, yang telah berdiri
sejak tahun 1960, di samping juga sebagai hedge fund. Madoff kini
dijuluki sebagai penipu terbesar abad ini. Ia memang benar-benar
penipu superkomplet dari kapitalisme global. Madoff ditangkap
pada 11 Desember 2008 dengan tuduhan mengadakan penipuan
besar-besaran sebesar US$ 50 miliar dengan “skema Ponzi”. Skema
Ponzi adalah semacam investasi yang membayarkan keuntungan
besar kepada para investornya, yang sesungguhnya berasal dari
22 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
uang yang dibayarkan oleh investor lainnya yang bergabung
belakangan. Para investor percaya, karena pembayarannya terus
dilakukan tanpa ada masalah. Lagipula Madoff adalah orang
terhormat dalam jajaran kapitalisme. Ia adalah bekas ketua bursa
saham Nasdaq, dan sampai sekarang masih menjabat anggota
salah satu komite Nasdaq OMX Group. Madoff juga pernah
menjadi anggota S&EC (Securities and Exchange Commission),
badan pengawas usaha di AS. Perusahaannya termasuk pemimpin
pasar dari 350 bursa Nasdaq, dimana di dalamnya termasuk
perusahaan besar semacam Apple, eBay dan Dell. Ketika bursa
saham berjatuhan, dan para investornya meminta balik uangnya,
maka ia tidak bisa lagi membayari seluruh nasabahnya. Terbukalah
kedok Madoff yang sebenarnya.b Ini sungguh-sungguh kejadian
yang tak masuk di akal, tapi benar-benar terjadi di dalam sistem
kapitalisme.
Kapitalisme hidup dari nilai keserakahan dan mekanisme
pengisapan. Segala bentuk pengisapan apapun, bisa dilakukan
di dalam sistem kapitalisme. Hal ini yang selalu disangkal oleh
para ekonom penganut paham pasar bebas kapitalistik. Mereka
beranggapan bahwa ide kapitalisme adalah dari hukum alam,
yaitu pasar bebas sebagai takdir. Mereka tidak mau melihat bahwa
kapitalisme dibangun dari korban-korban manusia dan dari
pengisapan manusia yang satu ke manusia lainnya. Semua ekses
dari ekspansi modal atau pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai
eksternalitas saja, sesuatu yang tidak penting atau bermakna
pinggiran. Karena itulah apa yang disebut sebagai “nilai lebih”
dari Marx, merupakan corengan terhadap ilmu ekonomi yang
mereka anggap agung dan natural. Sejak itulah ekonomi borjuis
bersimpang jalan dengan ekonomi klasik, termasuk sebenarnya
dengan Adam Smith, dan mendirikan sendiri ilmu ekonomi yang
kita kenal sekarang, neoklasik dan neo-liberal.
Hakikat penipuan yang tersingkap dari kasus Madoff
mencoreng keseluruhan bursa Wallstreet dan sistem keuangan
AS. Tapi skandal ini akan kembali dimaknai sebagai ulah kriminal
perseorangan, bukan bagian intrinsik dari sistem. Hakikat
penipuan dalam sistem kapitalisme adalah kontradiksi dasar dari
sistem ini, yang tidak mau diakui para ekonom kapitalis. Sama
23anarki kapitalisme amerika dan anarki pasar politik indonesia
seperti kaum spekulan yang menempati tempat terhormat dalam
sistem keuangan global, sebagai para hedge fund. Atau sama
seperti para trader di bursa-bursa komoditas, yang sesungguhnya
mengakali dan mengkadali para petani di seluruh dunia, sehingga
sebagian besar keuntungan pangan dan pertanian tidak akan
pernah bisa dimiliki petani, dan itu sudah terjadi selama puluhan
tahun hingga sekarang.
ANARKI PASAR POLITIK
Dari sistem ekonomi, eksternalitas merambah ke bidang
politik. Berbeda dengan ekonom neoklasik yang memakai konsep
eksternalitas, kaum Marxis menggunakan analisa ekonomi
politik untuk menjelaskan kaitan erat antara kekuasaan ekonomi
dengan kekuasaan politik. Dalam kasus Madoff di atas, maka
“madoff-madoff” di dalam sistem kapitalisme terjamin hidup dan
keberadaannya, karena dijaga dengan baik oleh aparat politik,
hukum dan pemerintahan. Seluruh perangkat undang-undang
dan berbagai peraturan, membentengi para madoff-madoff dari
gugatan publik maupun tuntutan dari rakyat. Ini hal yang lazim di
dalam sistem kapitalisme, apakah itu di AS, Eropa, Jepang, juga
di Indonesia.
Contoh paling jelas dari oligarki ekonomi politik dalam
krisis di AS adalah bagaimana Menteri Keuangan Henry Paulson,
yang adalah juga bekas CEO Goldman Sachs, langsung mengambil
tindakan menyelamatkan bank-bank yang sebenarnya hanya
menguntungkan para pemilik bank (bankir). Proses penyelamatan
ini dengan cepat meningkatkan konsentrasi kepemilikan bank di
sektor keuangan, karena bank-bank terbesar lalu merger satu sama
lain dan mendapatkan suntikan dana yang besar dan sekaligus
dukungan baru dari pemerintah pusat.c
Indonesia adalah negara yang semenjak krisis keuangan
1998, menjalankan reformasi politik secara besar-besaran. Hasil
yang didapat saat ini adalah sebuah “Pasar Bebas Politik” untuk
sekadar mengistilahkan bagaimana hiruk-pikuknya sebuah
pasar bebas di dalam ranah politik. Saat ini adalah menjelang
dilangsungkannya pemilu legislatif dan eksekutif tahun 2009, yang
merupakan pemilu ketiga setelah reformasi 1998. Ciri yang paling
24 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
terlihat dari pemilu kali ini adalah terbentuknya pasar politik.
Ini istilah untuk menggambarkan bagaimana proses dari ribuan
orang yang saling berebut untuk mendapatkan tiket dan kursi
sebagai calon anggota legislatif; sebagai calon walikota, bupati dan
gubernur; sebagai calon senator (DPD), dan tentunya sebagai calon
presiden dan wakil presiden. Belum lagi dihitung hiruk-pikuk para
penggembira dan pendukung yang dimobilisasi ke sana kemari.
Akhirnya, memakai istilah ‘Pasar’, karena ini mengenai uang yang
jumlah peredarannya bisa mencapai triliunan rupiah. Setiap orang
yang terlibat di dalamnya, kini haruslah memobilisasi sejumlah
uang tertentu, agar dia bisa mendapat tiket untuk menjadi calon;
dan setiap calon juga harus memobilisasi sejumlah uang lagi yang
lebih besar agar bisa mendapat tiket untuk memperoleh jabatan.
Gambaran ini menjadi ironis, ketika kita bandingkan
dengan masa Demokrasi Liberal (Parlementer) Indonesia di tahun
1950-an. Ketika itu yang terjadi adalah mobilisasi massa karena
perjuangan ideologis. Massa termobilisasi bukan karena uang atau
beredarnya uang, tetapi karena ikatan dan perasaan seideologis
dengan berbagai partai politik yang ada. Calon-calon legislatif
dipilih berdasarkan kaderisasi atau karena kemampuannya yang
menonjol di masyarakat. Perjuangannya di dalam parlemen atau
pemerintahan, juga mencerminkan program-program politik yang
disusun masing-masing partai, yang mengacu kepada kepentingan
masyarakat banyak yang diwakilinya, apapun isi dan ideologi
programnya.
Perbandingannya dengan masa Demokrasi Pancasila ala
Orde Baru, adalah tidak ada kemerdekaan dan kebebasan. Seluruh
anggota parlemen ditunjuk oleh penguasa Orde Baru dan hanya
menjalankan fungsi stempel atas semua kebijakan pemerintah.
Seluruh tindak-tanduk anggota parlemen dan eksekutif dikontrol
oleh polisi, militer dan intelijen, sehingga seluruh sistem mengabdi
kepada satu penguasa Orde Baru. Pemilu dan masa kampanye
pemilu merupakan ritualitas lima tahunan dari tiga partai yang
itu-itu juga, dan pemenangnya selalu adalah Golongan Karya, yang
sebenarnya bukanlah partai politik, tapi tunggangan penguasa
satu-satunya.
25anarki kapitalisme amerika dan anarki pasar politik indonesia
...kita kelompok progresif harus terus- menerus berupaya meng-hidupkan dunia alternatif yang mau kita bangun. Sebuah tawaran bagi dunia yang lain dan berbeda dengan dunia neo-Orba yang sungguh-sungguh korup, busuk dan tak punya masa depan.
Lalu apakah periode sekarang lebih baik dari periode Orde
Baru? Tentu saja dibandingkan dengan masa Demokrasi Liberal
1950-an, saat ini kalah jauh dari segi kualitas dan kuantitas.
Demokrasi Liberal 1950-an “is the best in Indonesia history
ever”. Tapi dibandingkan dengan Orde Baru? Saya melihat bahwa
Pasar Politik yang terjadi sekarang adalah kelanjutan saja dari
masa rezim Orde Baru. Pasar politik ini tercipta karena dua hal,
tuntutan kapitalisme global dan akomodasi terhadap sisa-sisa
rezim Orde Baru yang masih ingin terus berkuasa. Kapitalisme
global memberikan kepada Indonesia sebuah pilihan akan
reformasi politik yang intinya dua hal juga: penyingkiran Suharto
dari kekuasaan dan sebuah rezim baru yang ramah pasar bebas.
Hal ini disetujui oleh para reformis, yang melihat adanya peluang
bagi berbagi-bagi kekuasaan di antara mereka, dan juga peluang
bagi terus hidupnya Partai Golkar dan rezim Orde Baru generasi
baru. Ini adalah akomodasi pasar bebas dunia atas kekuasaan
neo-Orde Baru.
Jadi tidak heran bila yang sekarang tercipta, adalah sebuah
pasar politik. Pasar Politik ini mengakomodasi seluruh kepentingan
“Oligarki Penguasa”, yaitu para sisa Orde Baru, komplet dengan
aparat birokrasi dan militernya; para pengusaha konglomerat
Orde Baru dan generasi barunya; dan seluruh masyarakat politik
(political society) yang dibentuk oleh Orde Baru, termasuk
massanya (dulu disebut sebagai massa mengambang) dan para
preman politik binaan militer.
POSISI KELOMPOK PEMBARU
Bagaimana posisi kelompok prodemokrasi dan kelompok
progresif dalam pasar politik ini? Tentu sebagaimana telah kita
saksikan, ada dua pilihan bagi mereka. Satu, ikut serta masuk
di dalam pasar politik tersebut; dan kedua, tetap berdiri di luar
pasar politik tersebut. Salah satu itulah yang kini dimasuki oleh
kelompok-kelompok ini. Lalu bagaimana prospeknya ke depan?
26 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Daftar 40 orang terkaya Indonesia tahun 2008 menurut Forbes Asiad
Rangking NamaKekayaan bersih (US$ miliar)
dan umur1 Sukanto Tanoto 2,000 58 2 R. Budi Hartono 1,720 67 3 Michael Hartono 1,680 69 4 Putera Sampoerna 1,500 60 5 Martua Sitorus 1,300 48 6 Peter Sondakh 1,050 56 7 Eddy William Katuari 1,040 57 8 Eka Tjipta Widjaja 950 85 9 Aburizal Bakrie 850 62 10 Murdaya Poo 825 67 11 Anthoni Salim 690 59 12 Wonowidjojo family 640 NA 13 Chairul Tanjung 625 46 14 Trihatma Haliman 470 56 15 Arifin Panigoro 430 63 16 Sjamsul Nursalim 425 67 17 Mochtar Riady 420 79 18 Harjo Sutanto 340 82 19 Husein Djojonegoro 300 59 20 Soegiharto Sosrodjojo 275 78 21 Aksa Mahmud 260 63 22 Hary Tanoesoedibjo 240 43 23 Garibaldi Thohir 216 43 24 Theodore Rachmat 215 NA 25 Low Tuck Kwong 214 60 26 Edwin Soeryadjaya 210 59 27 Prajogo Pangestu 200 57 28 Paulus Tumewu 190 56 29 Jusuf Kalla 185 66 30 Tan Kian 175 51 31 Sutanto Djuhar 165 79 32 Kartini Muljadi 130 78 33 Soegiarto Adikoesoemo 120 70 34 Alim Markus 115 57 35 George & Sjakon Tahija 110 NA 36 Kris Wiluan 105 60 37 Jakob Oetama 80 77 38 Hadi Surya 70 72 39 Eka Tjandranegara 60 62 40 Ciputra 55 77
27anarki kapitalisme amerika dan anarki pasar politik indonesia
Bisa dibayangkan, bahwa di tahun 2009 ini, mereka yang
larut masuk ke dalam sistem pasar politik, harus mengikuti logika
pasar tersebut. Mereka harus memobilisasi daya dan dana yang
cukup banyak agar bisa masuk terpilih ke dalamnya. Dan itu
tidak mudah. Daya dan dana ini yang nampaknya tidak sepadan,
apalagi bila kita bandingkan dengan logika perjuangan politik
sebagaimana di dalam Demokrasi Liberal 1950. Daya dan dana ini
nampaknya tidak akan memperkuat kelompok-kelompok rakyat di
pedesaan-pedesaan dan juga kaum miskin perkotaan. Logika yang
sudah pasti bekerja, seluruh daya dan dana ini akan larut ke dalam
sebuah pusaran pasar politik yang memelihara dan memperkuat
oligarki kekuasaan yang sekarang.
Karenanya, memang agak sulit untuk mengharapkan
terjadi sesuatu yang signifikan dalam politik pasca-Pemilu 2009.
Pastilah drama politik Pemilu 2009 akan berujung kepada,
meminjam istilah Dr. Rizal Ramli, 4-L (lu-lagi-lu-lagi). Karena
sifat pertarungan politik yang tidak signifikan sebelum dan selama
proses pemilu, maka hasil yang terjadi juga tidak signifikan.
Jadi tulisan ini memang membuat pesimis para caleg dari kubu
kelompok prodemokrasi atau progresif yang sudah berjuang untuk
masuk ke dalam sistem pemilu. Hasilnya, tidaklah signifikan. Kalau
dianggap akan mewarnai, iya tentu saja. Tetapi hitungannya adalah
jangka panjang. Dan perjuangan politik bukanlah menyangkut
jangka panjang saja, tetapi mengenai perubahan demi perubahan
secara lebih signifikan. Dan ini hanya terjadi bila kaum oposisi
dan progresif betul-betul memperjuangkan sesuatu yang berada
di luar sistem, mewujudkan organisasi dan partai alternatif yang
akan segera menjadi pengganti organisasi-organisasi jadul (jaman
dulu), dan berbagai hal yang betul-betul merupakan alternatif bagi
masa depan yang lebih sehat dan lebih manusiawi.
Catatan saya bagi tahun krisis dan tahun pasar politik ini,
adalah kita kelompok progresif harus terus- menerus berupaya
menghidupkan dunia alternatif yang mau kita bangun. Sebuah
tawaran bagi dunia yang lain dan berbeda dengan dunia neo-Orba
yang sungguh-sungguh korup, busuk dan tak punya masa depan.
Dunia alternatif itu ada dan masih banyak dijumpai di
kalangan rakyat biasa, seperti tradisi dan adat lokal, produk-
28 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
produk budaya nasional dan lokal, pengetahuan tradisional,
kearifan lokal, penemuan-penemuan sederhana yang tepat guna
bagi usaha kecil, pertanian non-organik, pangan lokal, organisasi
kolektif dan gotong royong, kegigihan sektor informal dan usaha
kecil/mikro, berbagai hasil uji coba gerakan sosial, dan macam-
macam bentuk dan variasi lainnya. Tinggal menunggu pemikiran,
konsepsi dan praktik baru yang lebih berdaya guna untuk
tantangan di masa depan. Indonesia kaya akan ragam alternatif,
meskipun masih secara tradisional dan konvensional. Tinggal
menunggu perumusan dan konseptualisasi baru, menghadapi
krisis kapitalisme global dan sistem politik yang membusuk.
Idenya memperkuat berbagai alternatif di luar sistem busuk
tersebut, sehingga lama-kelamaan hal-hal alternatif ini akan
menggantikan sistem yang sudah semakin membusuk ini dan
yang sudah diperkirakan tidak akan bertahan lama.
Kita ada dalam koeksistensi dengan mereka. Memang
masih sulit untuk mengalahkan mereka saat ini, tetapi juga
mereka tidak akan dapat mengalahkan kita. Keberuntungannya,
kita merupakan sesuatu yang sifatnya baru dan sedang bangkit
merekah, sedangkan mereka merupakan sesuatu yang sudah
primitif dan sedang membusuk menuju kematiannya. ***
Jakarta, 7 Januari 2009
--------------------------
a “Indonesian Stock Index Falls by 51 Percent in 2008”, Tuesday, 30 December, 2008 | 20:29 WIB, di http://www.tempointeractive.com/hg/nasional/2008/12/30/brk,20081230-153163,uk.html; Indonesia’s 40 Richest, Suzanne Nam, 12.04.08, 05:00 PM EST, Forbes Magazine dated December 22, 2008 di http://www.forbes.com/global/2008/1222/045.html b “Bernard Madoff arrested over alleged $50 billion fraud”, oleh Edith Honan, Dan Wilchins Edith Honan dan Dan Wilchins – Fri Dec 12, 12:40 am ET Reuters, di http://news.yahoo.com/s/nm/20081212/bs_nm/us_madoff_arrestc Lihat “Crisis and Neoliberal Capitalism” oleh David Kotz, di http://www.dollarsandsense.org/archives/2008/1108kotz.htmld “Indonesia’s 40 Richest” oleh Suzanne Nam, 12.04.08, 05:00 PM EST Forbes Magazine dated December 22, 2008, di http://www.forbes.com/global/2008/1222/045.html
29anarki kapitalisme amerika dan anarki pasar politik indonesia
Karut-Marut Pengelolaan e n e r g i n a s i o n a l
Salamuddin Daeng
Sket
sanu
sa /
Pete
r Joha
n
Awal tahun 2009, menjelang pemilu
legislative (pemilihan anggota
DPR–RI dan DPRD), pemerintah
SBY-JK memberi hadiah tahun baru
bagi rakyat Indonesia, pemerintahan
ini kembali menurunkan harga BBM
untuk yang ke tiga kali di saat-saat ahir
masa jabatannya. Partai pengusungnya
kemudian memasang iklan kampanye
di media massa “terima kasih SBY” yang
sebanyak tiga kali menurunkan harga
BBM.
Pemerintah memang beruntung,
pada saat yang sama harga minyak
dunia telah berada pada tingkat yang
paling rendah, antara US $ 30-40 per
barel. Ditambah dengan keyakinan pada
logika liberalsiasi pasar migas, memberi
landasan pada pemerintah menaik-
turunkan harga BBM sesuai kehendak
pasar, bukan kehendak pemerintah atau
negara.
Tapi masyarakat juga
sepertinya tidak lupa dan juga tidak
keliru menghitung, bahwa di masa
pemerintahan SBY-JK harga BBM telah
mengalami kenaikan sebanyak tiga
kali juga. Dan naiknya tidak tanggung-
tanggung hingga hampir empat kali lipat
dari harga BBM dimasa pemerintahan
sebelumnya.
Kebijakan pemerintah
menaikkan harga BBM hingga hampir
250% menimbulkan kepanikan. Para
pengusaha panik dikarenakan tidak
dapat merencanakan usahanya dengan
baik karena kebijakan harga bahan
bakar yang merupakan komponen
utama produksi yang berubah-ubah
dan semakin tinggi. Demikian pula
dengan masyarakat umum yang
semakin panik, ditengah rendahnya
pendapatan dan penghasilan, kenaikan
harga BBM memicu kenaikan harga
bahan-bahan kebutuhan pokok yang
menguras sumber-sumber pendapatan
masyarakat.
Wajar kemudian Bank Dunia,
sebuah lembaga keuangan yang terus
membenamkan utang pada negara ini
bahkan menyatakan bahwa hampir
separuh rakyat Indonesia adalah miskin
atau berpendapatan antara US$ 1-2
per hari (World Bank, 2006). Tidak
hanya itu, ratusan ribu bayi dan balita
di seluruh Indonesia mengalami krisis
gizi dan bahkan busung lapar. Pekerjaan
menjadi sangat langka, hanya satu dari
3 orang Indonesia yang bekerja, lebih
dari separuh pekerja di sektor formal
termasuk pekerja miskin. Keadaan
Indonesia tersebut tidak kunjung
membaik sejak krisis ekonomi 1999,
bahkan dari beberapa sisi cenderung
memburuk. Suatu kondisi yang tidak
perlu terjadi jika melihat besarnya
sumber daya yang dimiliki Indonesia
khususnya migas.
Untuk Apa Kaya Minyak ?
Dunia mencatat bahwa di sektor
migas Indonesia termasuk dalam jajaran
20 besar negara-negara penghasil minyak
terbesar di dunia. Tahun 2005 indonesia
31karut-marut pengelolaan energi nas ional
nasi
ona
l
adalah produsen gas alam terbesar dibandingkan dengan seluruh
negara di Asia Oceania, Afrika, (2.606 Trilion Cubic Feet), dan
termasuk dalam 10 Negara penghasil gas terbesar di dunia (Rusia,
US, Canada, Iran, Algeria, UK, Norway, Montenegro, Netherlands,
Indonesia). Data lainnya menyebutkan bahwa Tahun 2008,
Indonesia berada pada urutan 7 negara eksporter gas terbesar
di dunia.a Selain itu, Indonesia termasuk dalam 20 besar negara
pengasil minyak mentah terbesar di dunia.b
Meski ekayaan minyak bumi Indonesia telah dieksploitasi
selama lebih dari 100 tahun, akan tetapi negara ini masih memiliki
kekayaan migas yang besar. Tambang Telaga Said merupakan
tambang minyak pertama yang ditemukan di Indonesia pada
tahun 1885,c kemudian dieksploitasi oleh sebuah perusahaan milik
Inggris dan Belanda Royal Dutchd dan mulai beroperasi pada tahun
1892, sekaligus mengawali sejarah dimulainya pengeksplorasian
sumber daya alam migas di Indonesia. Kemudian pada tahun 1944,
sumur minyak Minas ditemukan oleh Caltexe di Riau, merupakan
sumur terbesar di Asia Tenggara pada masa itu.f
Kekayaan alam minyak Indonesia terus menjadi incaran
korporasi-korporasi besar dunia. Selain itu, di Indonesia ada sekitar
60 ladang minyak (basins), 38 di antaranya telah dieksplorasi,
sementara sisanya masih belum. Di dalamnya terdapat sumber
daya energi yang luar biasa, kira-kira mencapai 77 miliar barel
minyak dan 332 triliun kaki kubik (TCF) gas.g Perusahaan miyak
asing seperti Exon, Chevron, bahkan mengumumkan dirinya
melalui media massa nasional sebagai perusahaan paling tua,
telah beroperasi selama lebih dari 100 tahun dan bahkan menjadi
pelaku utama kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia hingga
saat ini.
Indonesia juga adalah kekuatan utama dalam hal
penyediaan sumber energi lainya di dunia. Negara ini termasuk
produsen batubara urutan 10 besar dunia, bahkan Indonesia
berada dalam urutan ke 7 dari 10 negara penghasil batubara.
Perbedaanya adalah Negara Negara penghasil batubara yang
posisinya diatas Indonesia telah menggunakan sumber energy
mereka secara maksimal untuk memenuhi keutuhan energy
dalam negeri. Indonesia adalah eksporter Batubara teresar kedua
32 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
di dunia setelah Australia, lebih tinggi dibandingkan Cina, AS dan
Rusia. Sebagian besar ekspor Indonesisa diserap oleh Negara-
negara Industri seperti Jepang dan Negara Industri lainnya untuk
memenuhi kebutuhan energy mereka.h
Gambaran diatas mamperlihatkan bahwa Indonesia
memiliki kekayaan energi yang sangat besar. Masyarakatnya
seharusnya dapat memperoleh energi yang murah seandainya
sumber-sumber energi yang ada di bumi Indonesia dikelola sebagai
sumber energi nasional. Sayangnya sumber-sumber energi yang
ada tersebut telah diobral secara murah kepada modal asing, yang
menyebabkan bangsa ini harus berhadapan dengan krisis energi
berkepanjangan. Baik krisis kelangkaan energi maupun krisis
tingginya harga energi yang harus dibayarkan oleh masyarakat.
Kebijakan yang Mengabdi Pada Modal Asing
Saat ini, kendali sektor migas dipegang oleh Badan
Pelaksana kegiatan Hulu minyak dan gas Bumi atau disingkat BP
Migasi yang didirikan melalui UU No. 22/2001 tentang minyak
dan gas bumi serta PP No. 42/2002 tentang BP MIGAS. BP MIGAS
selanjutnya menjalin kerjasama dengan kontraktor dalam bentuk
bagi hasil kegiatan eksploitasi migas. Kegiatan kontrak kerjasama
yang sebelumnya dikerjakan oleh Pertamina selanjutnya ditangani
langsung oleh BP MIGAS sebagai wakil pemerintah. Sementara,
kedudukan Pertamina adalah perusahaan swasta seperti
perusahaan kontraktor migas lainnya.
Berdasarkan undang-undang tersebut, kegiatan usaha
minyak dan gas bumij saat ini ditujukan untuk mencari keuntungan
semata melalui skema Production Sharing Contract (PSC)k
atau Kontrak Bagi Hasil.l Dalam skema PSC, kontraktor migas
mengeluarkan biaya untuk kegiatan eksplorasi, pembangunan
infrastruktur proyek, pengelolaan dan penggunaan tenaga-tenaga
asing yang diakumulasi sebagai nilai total investasi. Kemudian,
setelah perusahaan tersebut benar-benar berproduksi, pemerintah
harus membayar kembali seluruh nilai yang diinvestasikan melalui
mekanisme Cost Recovery. yang dimaksud dengan cost recovery
adalah biaya untuk mengangkat minyak dari dalam bumi yang
terdiri atas dua komponen: biaya produksi pengangkatan minyak
33karut-marut pengelolaan energi nas ional
Lahirnya Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas bumi menandai berakhirnya penyediaan BBM do-mestik oleh Pertamina pada sejak tanggal 23 November 2005. Undang-undang tersebut mengakhiri monopoli Pertamina dan menyerahkan urusan perdagangan BBM kepada meka-nisme pasar.
(lifting) dan biaya investasi yang dikeluarkan kontraktor. Dengan
skema pengelolaan migas di sektor hulu semacam itu, perusahaan
yang megeksploitasi minyak tidak menanggung biaya sama
sekali karena seluruh nilai yang diinvetasikan digantikan oleh
pemerintah.
Jumlah Perusahaan yang Terlibatdalam Kegiatan Bisnis Minyak di Indonesia
Tahun Kontrak Kerja Sama Produksi
Kontrak Kerja Sama Non Produksi
Total
2000 3.605 326 3.3912001 3.783 419 4.0202002 4.703 735 5.4382003 5.305 432 5.7372004 5.032 528 5.5602005 5.245 974 6.219
Sumber : Laporan Tahunan BPMIGAS, Tahun 2005
Laporan tahunan BP migas menyebutkan bahwa sampai
dengan januari 2005, terdapat 131 wilayah kerja perminyakan yang
terdiri atas 55 wilayah kerja produksi (40 wilayah di Indonesia
bagian barat dan 15 wilayah di Indonesia bagian timur) dan 76
wilayah kerja eksplorasi (39 di wilayah Indonesia Indonesia bagian
barat dan 37 wilayah di Indonesia bagian timur). Sepanjang tahun
2005 telah dilakukan penandatanganan 11 wilayah kerja baru
(8 di Indonesia bagian barat dan 3 di Indonesia bagian timur).
Maka, pada tanggal 31 Desember tahun 2005, jumlah wilayah
kerja menjadi 142, terdiri dari 55 wilayah kerja produksi (40 di
Indonesia bagian barat dan 15 di wilayah Indonesia bagian timur)
dan 87 wilayah kerja eksplorasi (47 di Indonesia bagian barat dan
40 di Indonesia bagian Timur).
Sementara, dalam laporan Kedutaan Besar Amerika
Serikat “Petrolium report Indonesia Suplement“ tahun 2005,
menyebutkan 160 kontrak kerja dengan dengan perusahaan-
perusahaan minyak telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia,
dengan luas wilayah 95,45 juta hektar. sebanyak 85 persen lebih
kontrak migas tersebut dikuasai modal asing. Sesuai dengan
prinsip Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS),m setiap wilayah
kerja hanya dikelola oleh suatu entitas bisnis.
34 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Sejak diberlakukan skema PSC, nilai investasi migas
mengalami peningkatan signifikan. Berdasarkan data yang
dikeluarkan BP Migas, investasi migas, baik dalam aktivitas
eksplorasi, produksi dan kegiatan nonproduksi di sektor hulu
mengalami peningkatan besar selama tujuh tahun terakhir. Nilai
investasi sektor migas terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama
kurun waktu enam tahun, nilai investasi hulu migas mencapai
pertumbuhan 83% dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 13,83
% per tahun. Hal ini bertentangan dengan pernyataan pemerintah
yang sering kali mengatakan bahwa investasi ke Indonesia terus
mengalami penurunan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Purnomo Yusgiantoro, dalam evaluasi kinerja kerja sektor ESDM
tahun 2006, menyampaikan investasi ESDM termasuk migas bisa
mencapai 15,8 miliar Dolar atau lebih dari Rp 140 triliun. Investasi
tersebut di bidang migas sebesar 9,76 miliar Dolar dan ditanamkan
di kegiatan hulu migas 8,62 miliar Dolar AS. Investasi migas pada
tahun 2005 sejumlah 8,51 milyar Dolar, sebesar 8,16 milyar Dolar
AS di kegiatan hulu. Sedangkan, investasi migas di tahun 2004
hanya sebesar 5,91 miliar Dolar AS.n Diproyeksikan investasi
migas di tahun 2008 akan memenuhi target 20,352 milyar Dolar
AS. Dari target tersebut, sektor hulu diharapkan meraih target
11.215 miliar Dolar AS dan sektor hilir meraih 3.570 Dolar AS.o
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
2002 2003 2004 2005 2006 2007
Investasi Cost Recovery
35karut-marut pengelolaan energi nas ional
Walau terjadi peningkatan dalam realisasi investasi
migas, baik dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas
di sektor hulu, maupun dalam kegiatan pengelolaan dan
perdagangannya di sektor hilir, tetapi kemampuan produksi migas
tidak mengalami peningkatan. Berbagai alasan dan argumen
dilontarkan pemerintah dalam menyikapi hal ini, antara lain:
mahalnya biaya pengelolaan migas serta sumur-sumur minyak
telah semakin tua dan semakin tidak produktif. Anehnya, minat
penguasaan perusahaan-perusahaan swasta terutama perusahaan
swasta asing terhadap blok-blok migas potensial, justru semakin
menguat. Bahkan, lahan-lahan konsesi kontrak yang sebagian
besar dikuasai perusahaan asing tersebut tidak terkelola dengan
baik sehingga menyulitkan perusahaan-perusahaan.
Peningkatan investasi pada sektor migas ternyata tidak
membuahkan peningkatan produksi. Antara tahun 1995 sampai
2004, produksi minyak Indonesia merosot hingga 46,71%
atau mengalami penurunan rata-rata sebesar 5,91% per tahun.
Selanjutnya, berdasarkan laporan pemerintah, produksi minyak
ditahun-tahun berikutnya terus mengalami penurunan. Laporan
ESDM menyebutkan bahwa selama empat tahun terakhir,
jumlah produksi crude oil menurun sebesar 14% dengan rata-
rata penurunan sebesar 4,67% per tahun. Sedangkan produksi
condensat mengalami penurun sebesar 8% atau rata-rata 2,67%
per tahun.
Hal serupa terjadi pada jumlah produksi gas yang selama
10 tahun terakhir terus menurun tajam ditengah meningkatnya
jumlah kontrak yang disetujui serta nilai investasi. Tidak banyak
yang dijelaskan oleh pemerintah, dalam hal ini BP MIGAS, dalam
menyikapi hal tersebut. Tingkat penurunan produksi minyak
Investasi Hulu Sektor Migas (Juta Us Dolar)
Tahun Investasi (juta US $)
Cost Recovery (juta US $) Produksi (barel)
2002 5.438 4.338 455,738,915.002003 5.737 5.517 415,814,157.002004 5.560 5.603 400,486,234.002005 6.219 7.684 385,497,959.002006 9.660 8.112 359,289,337.002007 10.100 10.400 347,493,172.00
Sumber : Laporan Tahunan BPMIGAS, Tahun 2005
36 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
mentah dari tahun 1996 sampai tahun 2005 mencapai 29,60%
atau rata-rata 3,29% per tahun. Penurunan tingkat condesate
mencapai 33,42% atau rata-rata 3,71% per tahun. Sementara
tingkat penurunan produksi gas alam dalam kurum waktu yang
sama mencapai 8,57% atau rata-rata 0,59% per tahun.
Data ESDM menyebutkan bahwa hingga tahun 2007,
produksi gas bumi, LNG dan kondesat terus mengalami penurunan.
Data tersebut menyebutkan bahwa antara tahun 2004 hingga
2007, produksi gas bumi mengalami penurunan sebesar 8,14%,
dari 544,17 juta SBM (Setara barrel minyak) per hari menjadi
499,86 SBM. Dalam rentang waktu yang sama, produksi LPG
menurun menurun menjadi 2,17 juta metrik ton dari 2,95 metrik
ton atau rata-rata 9,7% per tahun. Demikian pula produksi LNG
mengalami penurunan dari 1.3 miliar MBTU (Mectric British
Thermal Unit) menjadi 1,079 miliar MBTU atau menurun sebesar
5,74% per tahun.
Namun demikian, produksi minyak masih mencukupi
sebagai sumber pemenuhan energi dalam negeri. Jumlah
kemampuan produksi dalam negeri masih lebih tinggi
dibandingkan dengan tingkat konsumsi nasional. Sementara
dalam hal perdagangan minyak, posisi Indonesia hingga tahun
2007 masih mengalami surplus. Hal ini terlihat dari perbandingan
jumlah ekspor dengan impor minyak.
Meski produksi migas merosot tajam, pengeluaran
pemerintah untuk membiaya kegiatan produksi minyak di sektor
hulu dalam bentuk cost recovery justru meningkat. Banyak pihak
mencurigai terjadinya praktek korupsi besar-besaran dalam bisnis
pemerintah dengan swasta, terutama swasta asing. Berbagai
kalangan mendesak pemerintah agar transparan dalam masalah
ini termasuk membuka akses seluruh informasi bagi publik.
Biaya cost recovery yang dikeluarkan pemerintah untuk
perusahaan-perusahaan sub kontraktor termasuk Pertamina
membengkak dalam 5 tahun terakhir. Cost recovery adalah
pembiayaan keseluruhan yang harus ditanggung oleh pemerintah
atas pengadaan migas. Pemerintah, melalui BP Migas mengatakan
bahwa kenaikan cost recovery disebabkan oleh kenaikan harga
minyak dunia.
37karut-marut pengelolaan energi nas ional
Pada tahun 2005, nilai cost
recovery yang harus ditanggung
pemerintah atas biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam
status kontrak kerja, lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai investasi pada
tahun yang sama. Nilai cost recovery
sebesar 7,18 Dolar AS, sedangkan
nilai investasi hanya sebesar AS 6,219
miliar Dolar AS. Berarti, kontraktor
migas telah mendapat keuntungan
langsung secara cuma-cuma sebesar
961 juta Dolar dari skema PSC tersebut.
Belum lagi, keuntungan yang diperoleh
secara langsung dari hasil penjualan
migas. Pada tahun 2006, pemerintah
menyetujui cost recovery senilai 9 milyar
Dolar AS bagi 45 kontraktor minyak
atau naik sebesar 26% dibanding tahun
2005.p Perhitungan cost recovery migas
yang diajukan kepada DPR pada tahun
2007, menyebutkan beban yang harus
dikembalikan kepada KKKS mencapai
10,4 miliar.q
Skema eksploitasi migas
semacam ini, jelas menambah beban
pengeluaran pemerintah dalam
pengelolaan kekayaan migas. Sementara
perusahaan-perusahaan yang menjadi
mitra pemerintah sesungguhnya
tidak mengeluarkan biaya apapun
karena skema contract production
sharing (PCS) mewajibkan pemerintah
menanggung semua biaya yang
dikeluarkan perusahaan migas dalam
kegiatan eksploitasi dan eksplorasinya.
P e r u s a h a a n - p e r u s a h a a n
yang menjadi kontraktor BP Migas
memperoleh keuntungan dari sistem
pengelolaan migas yang ditopang oleh
undang-undang migas.r Kontraktor
migas di sektor hulu mendapat
keuntungan langsung dari cost recovery,
dana bagi hasil. Pengusaha migas di
sektor hilir memperoleh keuntungan dari
perdagangan migas baik dari kegiatan
ekspor, impor migas dan kegiatan
perdagangan migas di dalam negeri.
Jika penerimaan ekspor
dan impor para kontraktor migas
diakumulasi dengan penerimaan
langsung dari cost recovery dan dana
bagi hasil, maka kita menemukan angka
penerimaan perusahaan minyak yang
sangat fantastis. Pada tahun 2005,
Indonesia mengeluarkan Rp. 167,62
trilyun untuk cost recovery, bagi hasil
migas kepada sub kontraktor di sektor
hulu dan pembayaran subsidi kepada
perusahaan-perusahaan di sektor hilir.
Nilai tersebut tiga kali lipat lebih besar
dibandingkan dengan nilai yang investasi
perusahaan migas pada tahun 2005.
Sementara, revenue keseluruhan yang
diterima kontraktor migas di sektor hulu
dan hilir mencapai Rp. 517,59 trilyun.
Nilai tersebut lebih besar dibandingkan
dengan aliran uang yang masuk dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) tahun 2005, sebesar Rp
511 trilyun.
38 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Kebijakan yang Menyengsarakan
Rakyat
Penetapan harga minyak
pada tingkat harga internasional
diberlakukan tanpa mengindahkan
kondisi obyektif perekonomian nasional.
Kebijakan liberalisasi sektor energi ini
dijalankan sesuai keinginan lembaga-
lembaga pemberi hutang (Internasional
Monetary Fund dan World Bank).
Langkah liberalisasi yang ditempuh
adalah menata sistem pasar terbuka di
sektor hilir migas, dalam hal ini adalah
perdagangan migas dengan mengubah
Undang-Undang Migas yang semula
mengatur tata penguasaan, produksi
dan distribusi migas di dalam negeri.
Lahirnya Undang-Undang No.
22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
bumi menandai berakhirnya penyediaan
BBM domestik oleh Pertamina pada sejak
tanggal 23 November 2005. Undang-
undang tersebut mengakhiri monopoli
Pertamina dan menyerahkan urusan
perdagangan BBM kepada mekanisme
pasar.
Sepanjang tahun 2005, telah
terjadi dua kali kenaikan harga BBM
yakni di bulan Maret dan Oktober.
Pemerintah melalui Peraturan Presiden
No. 22 Tahun 2005 menaikan harga
Bahan Bakar Minyak (BBM) rata-rata
29% per 1 Maret 2005. Harga BBM
kembali mengalami kenaikan pada
tanggal 23 mei 2008. Pemerintahan SBY-
JK kembali menaikan harga BBM hingga
28,7% dari harga pada tahun 2005.
Kenaikan harga ini berimplikasi
langsung terhadap mahalnya biaya yang
dikeluarkan rakyat untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Belum lagi pada
kondisi tidak normal seperti kelangkaan
BBM yang sering terjadi beberapa
waktu terakhir sehingga rakyat harus
membayar lebih tinggi dari patokan
harga pemerintah. Ironisnya, kelangkaan
BBM justru terjadi di daerah-daerah
kaya minyak. Seperti kelangkaan
minyak tanah yang melanda wilayah
Riau selama bulan Desember 2006
hingga Januari 2007 yag menyebabkan
rakyat membeli dengan harga Rp 8,000
per liter. Padahal harga eceran tertinggi
(HET) minyak tanah di pangkalan hanya
Rp 2600 liter.s
Gambaran diatas mencerminkan
bahwa BBM adalah barang konsumsi
yang kedudukannya semakin penting,
tidak ubahnya seperti barang kebutuhan
pokok lainnya. Masyarakat dan
usaha ekonomi mutlak memerlukan
ketersediaan bahan bakar minyak agar
dapat bertahan dan berproduksi. Dan
untuk membiayai pemenuhan kebutuhan
energi yang harganya semakin tinggi
yaitu mencapai Rp. 103.646 perkapita per
bulan, masyarakat harus mengorbankan
hampir separuh (47,93 %) dari
pendapatan perkapita setiap bulannya
yang hanya sebesar Rp. 266.751 (BPS,
2005). Jika ditambah dengan konsumsi
energi listrik rata-rata sebesar Rp
24.203/ bulant yang terkait erat dengan
BBM, maka nilai konsumsi per kapita
39karut-marut pengelolaan energi nas ional
energi masyarakat Indonesia mencapai
Rp 127.849/bulan. Nilai tersebut hampir
setara dengan nilai konsumsi makanan
per kapita penduduk Indonesia atau
mencapai 88,99 % konsumsi makanan
per kapita.
Obral Kekayaan Rakyat Kepada
Asing
Orientasi produksi minyak
untuk eksport belum berubah selama
puluhan tahun terakhir. Di tengah
fenomena kelangkaan minyak nasional,
ekspor migas yang besar telah menjadi
tujuan utama ekploitasi minyak di
Indonesia. Kegiatan ekspor dilakukan
oleh perusahaan-perusahaan minyak
asing yang beroperasi di Indonesia dalam
rangka mendukung kemajuan ekonomi
negara –negara maju.
Pada tahun 2004, Caltek menjadi
perusahaan dengan jumlah produksi
minyak paling besar, menguasai
56 persen produksi dibandingkan
perusahaan besar lainnya seperti
CNOOC, Total Fina / ELF, Unocal,
EXSPAN, BP, dll. Sepuluh perusahaan
asing terbesar tersebut menguasai
persen produksi minyak di Indonesia.
Nilai produksi sebesar miliar dolar atau
mencapai kali lipat dibandingkan seluruh
investasi sektor migas pada tahun 2004
yang hanya sebesar 5,560 miliar dolar
AS.
Pendapatan ekspor yang
besar telah memperkuat alasan bagi
perusahaan-perusahaan untuk tetap
mengekspor produksi mereka ke negara-
negara Industri maju yang menjadi asal
dari investasi minyak. Kepala divisi
komunikasi dan hubungan masyarakat
Total E&P Indonesie, Ananda Idris tanpa
ragu-ragu menyatakan bahwa mereka
mengembangkan lapangan-lapangan
baru semata untuk menjaga produksi gas
agar bisa memenuhi kebutuhan ekspor.u
Kebijakan semacam itu
muncul karena perusahaan minyak
asing dibiayai oleh lembaga-lembaga
keuangan yang ditugaskan oleh
pemerintah mereka dalam rangka
melakukan investasi pencarian minyak
di negara lain. Hasil yang diperoleh
oleh perusahaan-perusahaan tersebut
sudah pasti akan diprioritaskan untuk
memenuhi kebutuhan energi di negeri-
negeri mereka.
Sampai tahun 2004, Jepang
adalah negara penerima minyak mentah
dan kondensat terbesar dari Indonesia.
Selain memastikan ketersediaan sumber
energi untuk menopang Industri di
negara tersebut, Jepang juga mengambil
keuntungan besar dari perdagangan
BBM selanjutnya ke Indonesia. Jepang
mendapat 75 persen dari total pengiriman
gas LPG perusahaan-perusahaan besar
asing dari Indonesia. selain itu Jepang
memperoleh 64 persen dari total pasokan
LNG yang dikirim dari Indonesia,
sementara 10 perusahaan terbesar di
Indonesia tersebut menguasasi separuh
dari produksi migas Indonesia adalah
perusahaan asing.
40 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Memperbesar Keuntungan
Pebisnis Migas
Keadaan tersebut semakin
mempersulit keadaan yang dialami
rakyat yang sedang berada dalam
situasi krisis yang akut. Rakyat dipaksa
mensubsidi pemerintahnya agar tetap
memiliki uang untuk dapat membiayai
penyelenggaraan negara. Masyarakat
Indonesia harus membeli minyaknya
sendiri dengan harga yang relatif mahalv
agar pemerintah dapat memperoleh
pendapatan dari sumber daya alam migas
dalam jumlah besar untuk menutup
defisit dalam APBN.
Meski telah diketahui se-
demikian besarnya uang yang harus
dikeluarkan oleh seluruh rakyat Indonesia
untuk pembelian BBM, pemerintah
tidak mengubah cara Indonesia dalam
memenuhi kebutuhan energinya dari
berbagai sumber energi fosil lain,
yang masih tersedia cukup banyak.
Gas menjadi komoditas penting bagi
perdagangan perusahaan-perusahaan
besar di Indonesia yang mengeksploitasi
gas sebanyak-banyaknya untuk
diekspor.
Liberalisasi migas tidak
hanya menguntungkan perusahan-
perusahaan migas di sektor hulu. Ribuan
perusahaan memperoleh keuntungan
atas perubahan sistem pengelolaan
migas, sejak penguasaan berpindah dari
tangan negara ke tangan perusahaan-
perusahaan swasta. Sedikitnya ada 16
jenis kegiatan di sektor hilir (distribusi
dan perdagangan minyak) menjadi
sumber keuntungan bagi perusahaan-
perusahaan swasta yang memperoleh
izin usaha dari pemerintah. Perusahaan-
perusahaan tersebut memanfaatkan
setiap margin keuntungan yang dapat
diraih dalam seluruh tahapan produksi-
distribusi hingga minyak tersebut sampai
di tangan konsumen.
Kenaikan harga BBM sudah
pasti menjadi sumber keuntungan
bagi perusahaan-perusahaan minyak,
baik yang beroperasi di sektor hulu
maupun perusahaan-perusahaan yang
bergerak di sektor distribusi. Ini sudah
menjadi logika yang umum dalam
ekonomi, bahwa kenaikan harga akan
meningkatkan keuntungan produsen dan
distributor, apalagi jika kenaikan harga
tersebut diciptakan atau direkayasa
oleh perusahaan-perusahaan minyak
itu sendiri dengan cara mengurangi
produksi. Hal tersebut sangat mungkin
terjadi dengan asumsi bahwa revenue
yang dapat diperoleh pada tingkat
produksi rendah jauh lebih besar
dibandingkan dengan revenue pada
tingkat produksi yang tinggi.
Perusahaan bisnis negara
Pertamina 2008 memperoleh laba
Rp 25 triliun, meski lebih rendah dari
target awal sekitar Rp 34 triliun yang
dipicu oleh penurunan harga minyak
mentah Indonesia. Dirut Pertamina Ari
Hernanto Soemarno mengatakan hingga
kuartal ketiga tahun ini, laba bersih
unaudited mencapai Rp 24,90 triliun.
41karut-marut pengelolaan energi nas ional
Perolehan laba itu, tuturnya, telah melampaui laba bersih yang
ditorehkan perseroan tahun lalu yang mencapai Rp 24,46 triliun.
“Masih ada tambahan beberapa triliun lagi hingga akhir tahun
nanti. Setidaknya hingga akhir tahun Pertamina memastikan
mendapatkan laba bersih setelah pajak di atas Rp 25 triliun.”w
Data menunjukkan nilai penjualan yang diperoleh oleh
perusahaan minyak di Indonesia, baik penjualan BBM bersubsidi
maupun Non Subsidi. Perhitungan dibuat dengan mengalikan
jumlah konsumsi BBM tahun 2007 dengan harga BBM yang telah
diberlakukan oleh pemerintah tahun 2008. Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa nilai konsumsi berbagai produk BBM orang
Indonesia mencapai Rp. 502,741 triliun. Dengan mendasarkan pada
asumsi bahwa bahan BBM dikonsumsi oleh seluruh masyarakat
Indonesia baik secara langsung, seperti untuk sektor transportasi,
listrik dan konsumsi rumah tangga, maka masing-masing orang
Indonesia mengkonsumsi BBM sebesar Rp 2.285.189,74 setiap
tahunnya atau sebesar Rp 190.432,48 perkapita setiap bulannya.
Dasar asumsinya adalah jumlah penduduk Indonesia hingga saat
ini mencapai 220 juta Jiwa. Besaran nilai konsumsi perkapita
BBM tersebut, jauh melebihi jumlah Bantuan Lansung Tunai
(BLT) yang diserahkan kepada 19 juta rumah tangga miskin di
Indonesia, sebagai kompensasi atas dinaikkannya harga BBM.
Tingginya pengeluaran untuk pembelian BBM tersebut
memperkuat argumentasi bahwa kenaikan harga BBM akan sangat
berhubungan dengan kenaikan harga-harga barang maupun jasa
yang dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat. Keadaan tersebut
dibuktikan oleh perbandingan antara nilai konsumsi BBM dengan
nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Jika dibandingkan antara
nilai konsumsi BBM dengan nilai Produk Domestik Bruto (PDB)
tanpa migas Indonesia tahun 2007 yaitu sebesar Rp 3.540.950,1
juta, maka nilai konsumsi BBM mencapai 14,20 % dari PDB. Hal
ini berarti bahwa dalam setiap barang dan jasa yang diproduksi
atau yang dikonsumsi oleh masyarakat terdapat sedikitnya
14,20 % pengeluaran bahan bakar minyak. Sehingga dapat
diperkirakan bahwa kenaikan harga BBM sebesar 28,7 % yang
dilakukan pemerintah Mei 2008 akan mendorong kenaikan harga-
harga karena kenaikan biaya produksi barang dan jasa.
42 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Jumlah Perusahaan Dalam Bisnis Migas Tahun 2008
I KONTRAK KERJASAMA PERUSAHAAN1 KKS 1002 Hilir 443 Pertamina EP 34 Unit Bisnis Pertamina 5
II HILIR 6 Izin Usaha Pengelolaan Minyak Bumi 77 Izin Usaha Pengelolaan Gas Bumi 78 Daftar Perusahaan pengangkutan LPG (izin usaha tetap) 29 Perusahaan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa
( izin Usaha tetap)10 Daftar perusahaan yang telah mendapatkan izin usaha
pengangkutan bahan bakar minyak33
11 Perusahaan yang telah mendapatkan izin usaha penyimpananbahan bakar minyak
6
12 Perusahaan Niaga 613 Perusahaan pemilik NPT 210III JASA TEHNIK1 Perusahaan jasa inspeksi teknik yang telah mendapatkan
persetujuan direktur jenderal migas23
2 Konsultan lingkungan dan laboratorium 113 Daftar keagenan alat ukur minyak dan gas bumi 234 Perakit perekayasa sistem alat ukur minyak dan gas bumi 135 Perusahaan jasa penunjang migas 6626 Pengangkatan penyelidik / wakil pada kegiatan eksplorasi 2007
7 Perusahaan Seismic 348 Perusahaan jasa pemboran 47JUMLAH PERUSAHAAN 1314
Sumber : www.esdm.go.id, tahun 2008
Pendapatan Pebisnis Migas di Indonesia
Jenis BBM PSO Keterangan
Jumlah Penjualan BBM 2007 (kilo
liter)
Harga BBM
2008 (Rp.)
Nilai
(Rp.)
Premium 17.929.843 6000 107.579.058.000.000 Minyak Tanah 9.851.812 2500 24.629.530.000.000 Solar 10.883.740 5500 59.860.570.000.000 Sub Total 38.665.395 189.424.514.052.000 Jenis BBM Non PSO Premium 16.582.173 7870 130.501.701.510.000 Minyak Tanah 9.591.264 9572 91.807.579.008.000 Solar 9.857.880 9232 91.007.948.160.000 Sub Total 36.031.317 8891 313.317.228.678.000 Total 74.696.712 502.741.742.730.000
Sumber : diolah dari berbagai Sumber ; Pertamina, ESDM, Tahun 2008
43karut-marut pengelolaan energi nas ional
Biaya pengolahan BBM Tahun 2007
No. Biaya(miliar)
Nilai(Rp. triliun)
%
1. Bahan Baku 213.474 92.12. Biaya Angkutan 2.149 0.93. Biaya Pengolahan 5.615 2.44. Biaya Refinery Fuel 8.267 3.65. Biaya Defresiasi 2.127 0.96. Biaya Bunga 29 0
Jumlah 231.662 100
Sumber : Pertamina, Tahun 2008, disampikan dalam sidang komisi 7 DPRRI,Juni 2008
Manpulasi ataukah Kebohongan? Sama Saja!
Sesungguhnya tidak ada subsidi BBM yang diterima rakyat
sebagaimana sebagaimana yang di katakan pemerintah, yang
dimaksud dengan subsidi oleh pemerintah adalah selisih antara
harga jual pasar BBM dengan harga yang dijual di dalam negeri.
Padahal tidak semua produk minyak yang dikonsumsi nasional
diperoleh diperoleh dari sumber impor. Selain itu perusahaan
nasional dalam hal ini pertamina beroperasi sebagai perusahaan
swasta pada tingkat ekonomi yang menguntungkan.
Banyak pihak mempertanyakan berapa besarnya biaya
produksi BBM. Kwik Kian Gie, seorang pengamat dan juga mantan
menteri perekonomian pada masa pemerintahan Megawati
menyatakan bahwa biaya produksi BBM, dari proses eksplorasi
hingga tiba di tangan konsumen sesungguhnya sangat rendah
dan berbeda sekali dengan logika umum yang diwacanakan
oleh kalangan bisnis dan pemerintah. Berdasarkan data seluruh
produksi Pertamina pada tahun 2007, sebesar 392 juta barel,
maka biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi setiap liter
BBM hanya sebesar Rp 3.740 per liter. Angka tersebut diperoleh
dari pembagian antara seluruh biaya produksi yang dikeluarkan
dalam proses produksi BBM dengan jumlah produksi BBM.
Komponen terbesar dalam biaya produksi BBM adalah
penyediaan bahan baku. Bahan baku diperoleh Pertamina dari
perusahaan asing di sektor hulu yang memproduksi minyak
mentah. Seperti diketahui, kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
di sektor hulu oleh perusahaan-perusahaan baik Pertamina
maupun perusahaan asing di Indonesia dibiayai oleh pemerintah.
44 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Perusahaan-perusahaan itu memperoleh pengganti seluruh biaya
produksi mereka melalui cost recovery.
Jika kita menganggap biaya cost recovery yang dikelurkan
oleh Negara sebagai biaya bahan baku yang ditanggung oleh
Pertamina, maka biaya pengadaan BBM untuk setiap liternya
hanya sebesar Rp 293,6. Nilai itu diperoleh dengan membagi
jumlah produksi dengan biaya yang dikeluarkan Pertamina,
di luar biaya bahan baku. Sementara jika komponen crude oil
import saja yang dimasukkan sebagai komponen bahan baku yang
harus dikeluarkan Pertamina, yaitu nilai pembelian 166 juta barel
minyak mentah, maka biaya produksi BBM hanya Rp 2.361 per
liter.
Memperhatikan struktur biaya dan pendapatan
perusahaan yang bergerak dalam pengusahaan BBM di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa perusahaan produsen BBM yang saat
ini seluruhnya adalah entitas bisnis adalah perusahaan dengan
perolehan keuntungan yang sangat besar. Didukung oleh daya
serap pasar yang besar bagi produk BBM yang sangat luas dan
tingkat ketergantungan masyarakat yang sangat tinggi, maka
dapat dipastikan bahwa BBM yang diproduksi sudah pasti terjual
habis, menghasilkan triliunan rupiah bagi pengusaha BBM akan
tetapi semakin menjerumuskan rakyat dalam kemiskinan.
----------------------a http://import-export.suite101.com/article.cfmb British geological Survey, 2002-2006.c Tahun 1885 untuk pertama kali diproduksi minyak bumi secara komersial di sumur Telaga Tunggal-1, Sumatera Utara. Daerah konsesi ini secara resmi dinamakan Telaga Said.d Royal Dutch Shell plc adalah sebuah perusahaan energi utama, salah satu peringkat 4 atas perusahaan swasta minyak dan gas di dunia (bersama dengan BP, ExxonMobil, dan Total). Shel juga memiliki bisnis petrokimia yang cukup besar Shell Chemicals dan sektor energi terbaharui mengembangkan tenaga angin dan surya. Markas besar perusahaan ini berada di Den Haag, Belanda dengan markas besar legal di London, Britania Raya.
e Caltex adalah Perusahaan minyak asal Amerika Serikat, sebuah perusahaan modal bersama antara Texaco dan Chevron, adalah produser minyak terbesar di Indonesia dengan hasil sekitar 690.000 barel perhari.f Yayasan TIFA, dalam sebuah hasil studi tentang Transparansi Ekonomi, Ekstraktif Di Indonesia” Tanggal 12 Juli 2005.g Liberalisasi Sektor Migas Indonesia, Oleh Hady Sutjipto, S.E., M.Si. Senin, 18 Juli 2005, dari tulisan Dr. Kurtubi “The impact of oil industry liberalization on the efficiency of petroleum fuels supply for the
45karut-marut pengelolaan energi nas ional
domestic market in Indonesia,”, head office Pertamina dan Pusat Kajian Minyak dan Energi.h h t t p : / / w w w . w o r l d c o a l . o r g / p a g e s / c o n t e n t / i n d e x .asp?PageID=188i Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (disingkat BP MIGAS) adalah lembaga yang dibentuk Pemerintah RI pada 16 Juli 2002 sebagai pembina dan pengawas Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam menjalankan kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan pemasaran migas Indonesia.j Secara umum kegiatan usaha migas tersebut terdiri atas 1) Kegiatan usaha hulu yang mencakup kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. 2) Kegiatan usaha hilir yang mencakup kegiatan pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga. Kegiatan usaha hulu dilaksanakan dan dikendalikan melalui kontrak kerjasama, sedangkan kegiatan usaha hilir dijalankan dengan memberikan izin usaha terhadap badan usaha untuk melaksanakan pengolahan. Pengangkutan, penyimpanan dan/atau niaga dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba.k http://dtwh.esdm.go.id/index.php?page=others_data&data_type=4l http://id.wikipedia.org/wiki/Kontrak_Bagi_Hasilm Contractor Production Sharing (CPS) terdiri dari perusahaan luar dan dalam negeri, serta joint-venture antara perusahaan luar dan dalam negeri. Daftar ini selalu berkembang mengikuti tender konsesi yang dilakukan oleh BP Migas setiap tahunnya.n http://www.sinarharapan.co.id/berita/0612/29/eko10.htmlo http://www.esdm.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=714&Itemid=94p Tempo Interaktif, BP Migas Akui Biaya Produksi Minyak Membengkak, Senin, 30 Oktober 2006 | 18:57 WIBq http://www.sinarharapan.co.id/berita/0707/24/uang06.htmlr Sesuai dengan yang dicita-citakan promotor lahirnya Undang-Undang Migas No 22 tahun 2001. Peraturan yang lahir sebagai peryaratan ditandatanganinya LoI Indonesia dengan IMF, juga asistensi USAID senilai USD 9 jutas Media Indonesia online, “Kelangkaan Minyak Tanah di Riau kian Parah”, Jum’at, 05 Januari 2007 18:32 WIB, NUSANTARA , Sumatera. t Indonesia konsumsi listrik mencapai 530 kWh per tahun. Harga listrik per KWh sebesar Rp. 584. Namun, jumlah ini masih di bawah rata-rata konsumsi listrik per kapita di negara-negara maju yang mencapai 3.600 kWh per tahun. (Kompas, 9 Desember 2006 PLTN Pilih Sumber Energi Masa Depan)u Selasa, 12 Desember 2006, Kompas, Energi Indonesia untuk Siapa?v Kenaikan harga BBM misalnya , telah menyebabkan negeri-negeri Miskin seperti NTT dan NTB harus membayar cukup mahal untuk dapat memenuhi kebutuhan energi mereka. Sepanjang bulan Maret 2005 sampai dengan Februari 2006 masyarakat NTT mengeluarkan Rp. 1.6 triliun untuk pembelian solar dan premium, jauh lebih tinggi melampaui (APBD ) NTT untuk TA 2006 yang hanya Rp. 673.034 miliar. Sementara NTB harus mengeluarkan sedikitnya 1.215 triliun setiap tahunnya dari konsumsi premium saja Jumlah tersebut lebih dari 4 kali lipat APBD NTB setiap tahun.w Title: Laba Pertamina 2008 hanya Rp25 triliun, Media: Bisnis Indonesia, Date: Thursday, December 11, 2008.
46 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Konversi energi 2008
“Kebijakan Memperkaya Pebisnis Gas”
Tahun 2008 adalah masa yang sulit bagi rakyat Indonesia.Setelah pemerintah menetapkan kebijakan kenaikan harga BBM
masyarakat kian resah. Kebijakan tersebut berimplikasi sangat luas terhadap kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, tarif transportasi,
tarif listrik, dan harga berbagai kebutuhan hidup lainnya.
Sepanjang pemerintahan SBY-
JK sudah 3 kali pemerintah menaikkan
harga BBM. Kenaikan pertama pada
Maret 2005 besarnya sekitar 30%, kedua
pada Oktober 2005 besarnya sekitar
120% dan ketiga Mei 2008 sebesar
28,7%. Sejak awal tahun 2005 harga
BBM meningkat dari 1810 menjadi Rp
6000 Mei 2008.
Tidak hanya masyarakat
umum, kalangan dunia usaha terkecuali
pengusaha di sektor migas juga
mengalami kesulitan yang sama. BBM
merupakan komponen utama dalam
kegiatan produksi mereka. Keadaan
ini tidak hanya menyebabkan ongkos
produksi yang sudah mahal menjadi
bertambah mahal, akan tetapi juga
sulitnya merencanakan usaha dalam
jangka panjang dikarenakan fluktuasi
harga sangat mengganggu stabilitas
ekonomi dan usaha mereka.
Sementara bagi perusahaan
migas kenaikan harga migas adalah
sumber keuntungan bagi mereka. PT
Pertamina memperkirakan laba bersih
tahun 2008 akan mencapai Rp 27,6 triliun
($ 2,98 miliar). Sebelumnya Pertamina
memperkirakan, laba perusahaan
akan mencapai Rp 25,4 triliun, namun
angka tersebut direvisi naik sebesar 8%
menyusul naiknya harga minyak mentah
dan efisiensi perusahaan. Target baru itu
lebih tinggi 12,6% dari tahun lalu, pada
saat perusahaan mencatat laba bersih
sebesar Rp 24,5 triliun - angka terbesar
yang pernah dicetak oleh perusahaan
Indonesia.a Demikian pula dengan
perusahaan-perusahaan asing yang
mendominasi sektor hulu migas, dapat
dipastikan meraih keuntungan yang
besar akibat kenaikan harga minyak
dunia.
Sektor rumah tangga merupakan
adalah sektor yang paling tertekan oleh
berbagai kebijakan pemerintah. Kenaikan
harga minyak mentah mendorong
pemerintah untuk melakukan konversi
BBM ke bahan Bahan Bakar Gas (BBG).
Sektor rumah tangga yang selama ini
paling banyak mengkonsumsi BBM
jenis minyak tanah langsung terkena
dampaknya. Tidak hanya karena harga
minyak tanah yang semakin mahal, akan
tetapi jumlah minyak tanah yang dipasok
ke pasar berkurang. Alasan pemerintah
48 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
mengurangi pasokan minyak tanah
adalah dikarenakan harga minyak tanah
di pasaran internasional lebih tinggi,
sehingga lebih menguntungkan kalau
bahan bakar tersebut diekspor.
Tindakan pemerintah menim-
bulkan kepanikan di mana-mana.
Ribuan orang antre untuk mendapatkan
minyak tanah yang sudah langka. Di
pasaran harga minyak tanah melonjak
tinggi di atas harga normal yang
ditetapkan pemerintah. Masyarakat
harus mengorbankan pendapatan
mereka untuk membayar kebijakan yang
serampangan.
Kelangkaan Gas di Dalam Negeri
Untuk menggantikan minyak
tanah, pemerintah melakukan konversi
bahan bakar tersebut dengan gas LPG
(elpiji) secara besar-besaran. Kebijakan
ini pun diambil tanpa persiapan yang
matang baik menyangkut pengadaan
elpiji, infrastuktur distribusi, tabung gas
dan tempat pengisian elpiji. Keadaan ini
juga berakibat sama, masyarakat sulit
mendapatkan bahan bakar pengganti
minyak tanah tersebut. Kepanikan terjadi
di mana-mana. Antrean panjang untuk
mendapatkan bahan bakar gas terjadi
di berbagai kota besar di Indonesia.
Kelangkaan selalu menyebabkan
harga BBG lebih tinggi dari harga
yang ditetapkan pemerintah. Lagi-lagi
masyarakat yang dikorbankan akibat
tidak siapnya para penyelenggara negara
dalam penyelenggaraan ekonomi.
Pihak PT Pertamina sendiri
mengaku kewalahan pasokan gas.
“Konsumsi elpiji berjalan sangat cepat
setelah konversi berjalan,” ujar Direktur
Utama PT Pertamina Ari H. Soemarno,
dalam jumpa pers, Rabu (10/12), di
Jakarta. Pertamina, menurut Ari, perlu
menambah fasilitas kapal pengisian
elpiji untuk mengamankan pasokan elpiji
tahun depan.b Keadaan ini menunjukkan
bahwa Pertamina sebagai produsen
dan distributor utama BBG memang
belum siap melaksanakan kebijakan
pemerintah tersebut.
Menanggapi hal tersebut,
Yayasan Lembaga Konsumen Indone-
sia (YLKI) menuntut peme rintah untuk
menjamin ke langsungan pasokan elpiji.
Ini agar masyarakat tidak di rugikan
akibat kenaikan har ga yang tak ter-
kontrol di tingkat eceran.
Pengurus ha-rian YLKI, Tu lus
Abadi, mengungkapkan, pemerintah
harus memberi kan penjelasan
penyebab pa sokan elpiji terganggu.
Tulus menambahkan, YLKI tidak dapat
menerima alasan pa sokan langka
disebabkan per baikan rutin di kilang Ba-
longan dan cuaca buruk yang menghambat
tanker peng angkut elpiji impor merapat
di pelabuhan. “Semua faktor itu kan ter-
prediksi. Sebagai operator pemerintah,
Pertamina ha rusnya dapat memastikan
persediaan untuk jangka waktu tertentu,
termasuk su dah memperhitungkan ber-
bagai hambatannya,” ujar Tu lus, Rabu
(10/12).c
49konvensi energi 2008
nasi
ona
l
Akibat kelangkaan gas yang
terjadi sepanjang bulan Desember 2008,
harga gas 3 kilogram yang disebut-sebut
pemerintah sebagai harga subsidi dapat
mencapai Rp 10.000,00, dua kali lipat
dibandingkan dengan harga normal
yang ditetapkan pemerintah yaitu
Rp 4.250,00. Itupun dapat diperoleh
dengan susah payah. Di beberapa tempat
di Jakarta dan Bogor masyarakat harus
menunggu hingga 3 sampai 4 hari untuk
mendapatkan BBG.
Tidak hanya sektor rumah-
tangga, produsen pupuk resah
dikarenakan tidak adanya jaminan
pasokan gas. Produsen pupuk meminta
jaminan pasokan gas untuk menambah
produksi pupuk pada 2009 menjadi 7
juta ton. Dari jumlah itu, 5,5 juta ton
untuk pupuk bersubsidi.
Direktur Jenderal Agro dan
Kimia Departemen Perindustrian Benny
Wahyudi menjelaskan, kebutuhan gas
pabrik pupuk PT Pupuk Iskandar Muda
sebesar 110 juta kaki kubik, PT Pupuk
Kalimantan Timur 275 juta kaki kubik,
PT Petrokimia Gresik 60 juta kaki kubik,
dan PT Pupuk Kujang sekitar 50 juta kaki
kubik. Saat ini pabrik Pupuk Iskandar
Muda telah berhenti produksi karena
kekurangan pasokan gas. Dengan adanya
tambahan pasokan gas, pemerintah
berharap pabrik tersebut bisa beroperasi
kembali dan memproduksi sekitar 40
ribu ton.d
Ekspor Gas Berlanjut
Indonsia tercatat sebagai negara
pengekspor gas terbesar di dunia. Setiap
tahun rata-rata ekspor gas alam cair
Indonesia mencapai 30 juta ton. Meski
di dalam negeri terjadi kelangkaan
gas baik LPG maupun LNG (liquefied
natural gas), kebijakan ekspor gas terus
berlanjut. Praktek semacam ini sama
dengan yang terjadi dalam manajemen
pengelolaan minyak. Meskipun minyak
mentah di dalam negeri semakin kurang,
pemerintah tetap menerapkan kebijakan
ekspor.
Sebagian besar masyarakat
kurang mengerti mengapa hal semacam
ini dapat terjadi. Seharusnya dengan
kemampuan produksi gas yang ada saat
ini tidak perlu terjadi kelangkaan gas
di dalam negeri. Terutama disebabkan
oleh tidak adanya pasokan. Hal ini
dikarenakan kemampuan produksi gas
sangat besar dan belum separuhnya
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Kebijakan ekspor minyak
dan gas sesungguhnya terkait dengan
kontrak perusahaan-perusahaan minyak
dengan perusahaan di negara-negara
maju. Umumnya perusahaan migas pada
saat melakukan investasi telah menjalin
kontrak penjualan jangka panjang hasil
ekploitasi minyak. Kontrak penjualan
tersebut terkait dengan pembiayaan
investasi oleh lembaga keuangan dari
negara-negara yang menginginkan
pasokan gas. Bahkan kontrak penjualan
tersebut telah menetapkan besarnya
50 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
penjualan setiap tahun dan harga jualnya
jauh sebelum perusahaan melakukan
kegiatan produksi migas.
Belajar dari kasus ekploitasi
gas British Petroleum (BP) Indonesia
yang beroperasi di Lapangan Tangguh,
Provinsi Papua, di mana rencana
produksi mereka difokuskan untuk
ekspor ke empat negara yaitu Amerika
Serikat (AS), China, Korea Selatan,
dan Jepang. Keempat pembeli meliputi
Fujian LNG China sebanyak 2,6 juta
ton per tahun, K-Power Korea hingga
0,6 juta ton per tahun, POSCO Korea
sebanyak 0,55 juta ton per tahun, dan
Sempra Energy Meksiko sebesar 3,6
juta ton per tahun. Selain itu, BP juga
telah menyepakati prinsip-prinsip
perjanjian jual beli gas dengan Tohoku
Jepang. Dengan kontrak pembelian
dari Tohoku, jumlah permintaan
mencapai kapasitas kilang LNG
Tangguh untuk dua train, yakni rata-
rata 7,6 juta ton per tahun. Keseluruhan
kontrak tersebut berhubungan dengan
komitmen pendanaan sebesar 2,6 miliar
dolar AS dari 9 lembaga keuangan yang
kesepakatannya ditandatangani pada
Agustus 2006.e
Padahal pada tahun 2006
dari penjualan LNG sebesar 27,2 juta
ton per tahun, Jepang membeli 18,49
juta ton atau mencapai 68 persen.f
Pada tahun 2004 Indonesia memasok
sepertiga kebutuhan gas alam cair
negeri para samurai itu. Dua puluh
tahun silam Indonesia menguasai lebih
dari separuh kebutuhan gas Jepang.
Osaka Gas Co., misalnya, perusahaan
yang terikat kontrak pembelian 1,3 juta
ton per tahun hingga 2010 dari lapangan
Bontang, Kalimantan Timur. Tokyo
Electric Power Co., yang menguasai 30
persen belanja LNG Jepang (16 juta ton
per tahun), membeli 130 ribu ton untuk
perpanjangan kontrak hingga 2009.
Kontraknya sendiri sudah diteken pada
2000. Volume ini berkurang 74 persen
dari kontrak sebelumnya dari lapangan
Arun II dengan lama kontrak 20 tahun.
Produsen listrik lain, Tohoku Electric
Power Co., mengambil 800 ribu ton per
tahun, sebelumnya 2,1 juta ton. Sama
halnya dengan Tokyo Electric, Tohoku
selama 20 tahun juga membeli gas alam
cair dari Arun II. Jepang merupakan
pasar potensial bagi Indonesia dengan
kontrak pembelian kebanyakan habis
pada 2010. Indonesia menargetkan bisa
menjual gas ke Jepang sampai 12 juta
ton setahun. Sejauh ini Indonesia baru
berhasil mempertahankan penjualan 6
juta ton.g
Hingga tahun 2007 sebanyak
65,94 persen LNG diekspor. Padahal
jika gas tersebut diolah di dalam negeri
dan dijadikan sebagai bahan bakar
untuk berbagai sektor baik transportasi,
industri maupun rumah tangga maka
kelangkaan gas adalah sesuatu yang
tidak perlu terjadi. Berdasarkan angka
di atas, produksi LNG pada tahun 2007
jika dikonversi menjadi bahan bakar gas
liquid maka akan dihasilkan sedikitnya
51konvensi energi 2008
24,65 juta ton gas. Sementara konsumsi
LPG dalam negeri tahun 2007 yang
diperoleh dari selisih antara produksi LPG
dengan ekspor LPG sebesar 1.718.926,39
metrik ton. Jumlah konsumsi dalam negeri
hanya sebesar 7 persen dari potensi gas
nasional, dengan asumsi seluruh gas diolah
untuk menjadi sumber energi.
Upaya untuk mengalihkan
produksi ekspor ke pemenuhan kebutuhan
dalam negeri dilakukan melalui kontrak
baru antara perusahaan produsen migas
di hulu dengan konsumen dalam negeri.
Hal tersebut dapat terjadi jika konsumen
dalam negeri memiliki kemampuan untuk
membeli gas pada tingkat harga pasar.
Misalnya, PLN untuk dapat memperoleh
pasokan gas harus terlebih dahulu menjalin
kontrak pembelian dengan perusahaan-
perusahaan penghasil gas. Demikian juga dengan perusahaan-
perusahaan lainnya seperti pabrik pupuk, perusahaan gas harus
terlebih dahulu menjalin kontrak untuk memperoleh pasokan gas.
Hal ini merupakan konsekuenasi dari liberalisasi sektor migas, di
mana pengusahaan migas saat ini dikelola sebagai suatu entitas
bisnis yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. terlebih lagi
sebagian besar perusahaan migas yang beroperasi di hulu adalah
perusahaan-perusahaan asing.
Seringkali untuk mendapatkan BBM perusahaan di dalam
negeri harus membayar dengan harga yang lebih mahal. Misalnya
kontrak penjualan antara PT Medco E&P Indonesia untuk PLTG
Kramasan, Sumatera Selatan; Kodeco Energi Ltd untuk PLTG
Gresik, Jawa Timur; dan Amerada Hess Jambi Merang untuk
PLTG Payo Selincah, Jambi (20/1/2006) PLN masih mendapat
harga sekitar 3 dolar AS per MMBTU. Sementara kontrak untuk
suplai gas ke luar negeri antara CNOOC ke Fujian China mulai
tahun 2008, harga jual gas ditetapkan 2,4 dolar AS per MMBTU
free on board.
52 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Produksi dan Ekspor Gas Indonesia
Tahun
PRODUKSI
EKSPORLPG LNG
BUTANA (Metrik
Ton)
PROPANA (Metrik
Ton)
TOTAL (Metrik
Ton)PRODUKSI (MMBTU)
LPG(Metrik
TON)LNG
(MMBTU)
2004 1.472.658,53 468.616,12 2.945.317,06 1.303.917.204,36 971.496,56 1.322.415.280,0
2005 1.371.587,29 451.617,77 2.743.174,58 1.226.594.961,15 733.331,84 1.217.817.190,0
2006 887.291,56 47.628,97 1.774.583,12 1.162.769.909,70 291.313,41 1.176.287.570,0
2007 1.058.559,85 288.536,33 2.117.119,70 1.079.571.013,16 398.193,31 711.870.310,0
Sumber : Departemen ESDM, 2008 Keterangan : 52,89 MBTU gas LNG = 1 metric ton liquid
Pertamina Impor Gas ?
Dalam rangka memenuhi kontrak penjualan yang telah
ditandatangani dengan pihak luar, seringkali perusahaan nasional
harus mencari sumber dari luar negeri (impor) dikarenakan
kemampuan produksinya tidak cukup untuk memenuhi kontrak
penjualan tersebut. Sebagai contoh adalah upaya Pertamina
untuk memdapatkan gas alam cair atau LNG dari Oman tahun
2006. LNG dari Oman tersebut direncanakan untuk menutupi
kekurangan pasokan kepada pembeli Jepang, Korea Selatan dan
Taiwan yang telah disepakati perusahaan tersebut.
Padahal kita tahu bahwa produksi gas dalam negeri saat
itu sebagian besar telah dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan
ekspor dan hanya sebagian kecil saja untuk memenuhi kebutuhan
nasional. Kenyataan tersebut memang sungguh ironis, akan tetapi
inilah konsekuensi dari liberalisasi sektor migas sebagaimana yang
diatur dalam UU No. 22 Tahun 2001 tentang Migas dan seluruh
kesepakatan kontrak antara pemerintah dengan perusahaan migas
di sektor hulu dan hilir.
Diserahkannya mekanisme pengelolaan migas pada pasar
sebegaimana yang diatur dalam undang-undang migas maupun
kesepakatan kontrak pengelolaan migas, impor dan ekspor migas
menjadi suatu yang lumrah. Pasar tidak membedakan harga, di
mana pun harga berlaku sama. Harga minyak mentah dan produk
minyak di negara penghasil minyak tidak berbeda dengan negara
53konvensi energi 2008
yang tidak memiliki minyak. Harga
minyak bagi sektor industri di Singapura
sama dengan harga minyak di sektor
yang sama di Indonesia. Dalam sistem
pengelolaan migas semacam ini negara
penghasil sumber migas dapat saja
menjadi negara importir. Sementara
negara yang tidak memiliki kekayaan
migas justru menjadi negara eksportir.
Contoh kasus juga dapat dilihat dari
apa yang dilakukan Singapura. Negara
tersebut adalah negara eksportir produk
minyak (BBM) yang besar, sementara
Indonesia adalah negara importir BBM
dari Singapura. Bahkan penetapan
harga keekonomian BBM di Indonesia
di dasarkan pada harga faktor-faktor
produksi migas yang berlaku di
Singapura.
Tidak hanya impor BBM,
Indonesia adalah negara importir BBG.
Meskipun negara ini adalah negara
pengekspor gas terbesar di dunia,
akan tetapi untuk kebutuhan dalam
negeri harus mengimpor dari negara
lain. Salah satu contoh adalah rencana
Pertamina dalam mengatasi krisis
BBG pada penghujung tahun 2008.
Pertamina sebagai perusahaan pemasok
gas kemasan untuk rumah tangga
berencana melakukan impor gas LPG
dalam rangka memenuhi kebutuhan
permintaan dalam negeri. Sebagaimana
disampaikan Direktur Pe masaran dan
Niaga Perta mina Ahmad Faisal di sela
rapat dengar pendapat dengan Komisi
VII DPR di Jakarta, Kamis (11/12/2008),
PT Pertamina telah menunjuk
perusahaan dagang (trader company)
un tuk pengadaan impor satu juta ton
elpiji per tahun dari Timur Tengah mulai
2009. Pasokan elpiji impor tersebut
berlangsung selama 10 tahun hingga
2019 untuk memenuhi peningkatan
kebutuhan domestik.h
Yang lebih parah lagi adalah
dalam sistem pengelolaan kekayaan
alam semacam ini, tidak ada kaitan
antara kekayaan migas suatu negara
dengan harga yang harus dibayarkan
oleh masyarakatnya dalam rangka
memenuhi kebutuhan energi. Meskipun
suatu negara seperti Indonesia memiliki
kekayaan gas yang melimpah, tetap
saja masyarakatnya harus membayar
pada harga pasar (harga keekonomian).
Harga keekonomian adalah harga
yang didasarkan pada prinsip bisnis di
mana perusahaan penghasil minyak
menginginkan harga yang tinggi.
Inilah risiko yang harus diterima oleh
masyarakat dikarenakan pengelolaan
kekayaan migas tidak lagi berada di
tangan negara akan tetapi diusahakan
oleh perusahaan swasta atau BUMN
yang berorientasi pada pencapaian
keuntungan yang besar.
Mekanisme pengelolaan sumber
energi semacam ini menjadi tidak efisien
bagi negeri kaya sumber daya migas
seperti Indonesia. Mekanisme semacam
ini hanya akan menguntungkan segelintir
pengusaha minyak dan menciptakan
kesulitan yang besar bagi rakyat. Akan
54 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
sangat berbeda jika kekayaan alam
yang melimpah dikelola oleh negara
dan digunakan sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat. Pengelolaan
kekayaan migas sebagaimana amanat
konstitusi akan menyelamatkan
perusahaan energi nasional, industri
nasional dan perekonomian rakyat
secara keseluruhan.
Gas Mahal untuk Rakyat
Pengelolaan migas yang
diserahkan kepada mekanisme pasar
telah menyebabkan mahalnya biaya
yang harus ditanggung masyarakat.
Tingginya harga jual BBM sejak
tahun 2005 (pemerintahan SBY-JK)
menimbulkan pengeluaran yang besar
dari masyarakat. Sementara pada saat
yang sama pendapatan rumah tangga
tidak mengalami kenaikan, bahkan
cenderung menurun disebabkan oleh
laju kenaikan harga-harga akibat inflasi,
depresiasi nilai mata uang dan kebijakan
makroekonomi lainnya yang kurang
berpihak kepada kepentingan ekonomi
nasional.
Total pengeluaran masyarakat
di seluruh sektor ekonomi (industri,
transportasi, rumah tangga, listrik, dan
lainnya) dalam rangka membeli BBM
tahun 2005 mencapai Rp 272,6 triliun.
Jumlah itu jika dibagi dengan jumlah
penduduk Indonesia sebanyak 219,2
juta jiwa, maka pengeluaran per kapita
rakyat Indonesia untuk mendapat BBM
mencapai Rp 103.646.89 per kapita per
bulan atau 39 persen dari total konsumsi
per kapita per bulan atau setara dengan
72 persen nilai konsumsi makanan
per kapita per bulan. Pada tahun 2008
nilai konsumsi BBM masyarakat dapat
mencapai Rp 500 triliun, mengalami
peningkatan hampir dua kali lipat dari
nilai konsumsi BBM 2005.
Nilai konsumsi energi
masyarakat sebagaimana tergambar
dalam tabel di bawah hanya konsumsi
energi jenis BBM saja (solar, premium
dan minyak tanah), belum termasuk
konsumsi energi dari sumber lainnya
seperti gas dan batubara. Sementara dari
total energi yang dikonsumsi masyarakat,
konsumsi BBM hanya mencapai 19,89%
dari total konsumsi energi nasional.
Rincian konsumsi energi final menurut
jenis masing-masing adalah BBM sebesar
56.168 ribu SBM (19,89%), gas sebesar
84.444 ribu SBM (29,90%), batubara
sebesar 113.751 ribu SBM (40,3%) dan
listrik sebesar 28.077 ribu SBM (9,9%).i
Data memperlihatkan betapa
energi adalah sumber ekonomi yang
sangat berkait dengan hajat hidup orang
banyak dan menentukan hidup matinya
suatu negara. Sehingga sangat aneh
kalau ada pendapat yang menyatakan
bahwa swastanisasi sektor pengelolaan
energi tidak melanggar konstitusi negara
khususnya Pasal 33 UUD 1945 yang
menegaskan agar negara telibat langsung
mengelola cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan menguasai hajat
hidup orang banyak.
55konvensi energi 2008
Pengeluaran Per Kapita untuk Konsumsi BBM Tahun 2005
No. Variabel Nilai
1 Pengeluaran Per Kapita 266.751,00
2 Pengeluaran Makanan Per Kapita 143.672,00
3 Pengeluaran BBM Keseluruhan 272.638.635.390,000
4 Pengeluaran BBM Per Kapita
- Jumlah Penduduk Tahun 2005 219.204.700,00
- Pengeluaran BBM Per Kapita Per Bulan 103.646.89
5Persentase Pengeluaran BBM Terhadap Pengeluaran Perkapita 39 %
6Persentase pengeluaran BBM terhadap Pengeluaran Makanan 72 %
Sumber : Data diolah dari Badan Pusat Statistik, BPS, Tahun 2006
Konsumen BBM di dalam negeri yang paling besar adalah
sektor industri, disusul oleh sektor transportasi, rumah tangga dan
sektor lainnya. Sektor transportasi dan rumah tangga disebut-sebut
oleh pemerintah sebagai sektor yang masih diberi subsidi oleh negara.
Meskipun banyak pihak memperdebatkan logika subsidi, karena yang
dimaksud dengan subsidi oleh negara adalah berapa besar selisih
antara harga pasar dengan harga BBM dalam negeri yang ditetapkan
oleh pemerintah. Bukan seberapa besar uang yang dikeluarkan oleh
negara untuk menyubsidi masyarakat agar dapat membeli BBM.
Konsumsi Gas Per Sektor 2008
Sektor Jumlah Konsumsi(juta SBM)
Persentase(%)
Industri 282,44 47,9Transportasi 179,94 30,5Rumah Tangga 75,48 12,8Komersial 23,85 4,0Lainnya 27,96 9,9
Sumber : Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), 2008
Jika dibandingkan dengan tingkat pendapatan masyarakat,
nilai konsumsi BBM Indonesia memang relatif besar. Akan tetapi
dibanding negara-negara seperti Jepang, Uni Eropa, Amerika Serikat,
Jerman, Malaysia dan Thailand, konsumsi energi per kapita Indonesia
menempati urutan terendah atau sekitar 0,467 ton oil ekuivalen per
56 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
kapita.j Bahkan jika dibandingkan dengan negara seperti Malaysia,
Singapura, Namibia di Afrika, konsumsi BBM per kapita Indonesia
jauh lebih rendah. Indonesia berada pada urutan 116, sementara
Singapura yang tidak memiliki BBM berada pada urutan pertama
dan Malaysia berada di urutan 47 di dunia.k
Meskipun demikian dengan alasan bahwa konsumsi BBM
Indonesia boros, pemerintah mengambil langkah dan kebijakan
penghematan penggunaan BBM, khususnya pada sektor rumah
tangga dan sektor transportasi. Strategi yang digunakan adalah
konversi penggunaan BBM dengan BBG dengan prioritas kedua
sektor tersebut. Sementara sektor industri tidak menjadi prioritas,
dikarenakan sektor industri telah menggunakan bahan bakar gas
relatif lebih besar. Selain itu sektor industri adalah konsumen BBM
yang membayar pada tingkat harga pasar, sehingga pemerintah
tidak perlu sibuk mengurusinya.
Sektor rumah tangga merupakan sektor yang pertama dan
mengalami konversi dari BBM jenis minyak tanah ke BBG secara
masif. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa konsumsi
BBM rumah tangga mencapai 60,2% dari total konsumsi energi
rumah tangga. Sisanya disumbang oleh listrik 34,1%, LPG 5,1%
dan sebagian kecil menggunakan batubara sebesar 0,5% dan gas
alam 0,1% (Ariati, 2008).l
Bagi pengusaha dan pemerintah konversi ini sangat
bermanfaat dikarenakan BBM jenis minyak tanah dapat diekspor
ke luar negeri pada tingkat harga yang tinggi, sementara bagi rumah
tangga konversi ini menyisakan beban ekonomi yang besar. Hal
ini disebabkan rumah tangga harus membuang peralatan energi
rumah tangga seperti kompor minyak tanah yang mereka sudah
beli sebelumnya. Meskipun ada pembagian gratis kompor gas
akan tetapi tidak seluruh konsumen mendapatkan fasilitas gratis
ini. Sementara minyak tanah sebagian besar telah ditarik dari
peredaran. Akibatnya sebagian dari rumah tangga harus membeli
kompor gas dengan harga yang relatif mahal. Harga tabung gas
ukuran 3 kg di pasaran berkisar antara Rp 130 ribu sampai dengan
Rp 140 ribu. Sementara harga tabung 12 kg berkisar antara Rp
700 ribu sampai dengan Rp 1 juta.
57konvensi energi 2008
Sementara bagi pengusaha, konversi tersebut adalah
sumber bagi kegiatan usaha mereka. Melalui kerja sama dengan
pemerintah maka akan ada proyek-proyek baru yang dibiayai
dengan APBN. Dalam rangka pengadaan kompor gas pemerintah
menyiapkan anggaran yang bersumber dari APBN. Menneg PPN/
Kepala Bappenas Paskah Suzetta usai rapat koordinasi di Depkeu
(24/12/2008) menyatakan jika pada tahun 2008 saja pemerintah
telah mengeluarkan kompor dan tabung elpiji bersubsidi
berjumlah sekitar Rp 2 triliun. Selanjutnya PT Pertamina (Persero)
akan menenderkan pengadaan 31 juta unit tabung elpiji ukuran
3 kg dengan pagu anggaran Rp 4,03 triliun pada Maret 2009
mendatang. Pengadaan tabung gas itu untuk memenuhi program
konversi minyak tanah ke gas pada 2009 yang diperkirakan
memerlukan 46 juta tabung.m
Yang paling penting bagi pemerintah dan pengusaha
adalah konversi gas akan menjadi sumber keuntungan baru yang
sangat besar. Konversi ke BBG menciptakan bisnis baru yaitu
bisnis gas yang sangat menguntungkan. Perhatikan bagaimana
kenaikan harga gas sedemikian cepat terjadi, bahkan dilakukan
sebelum proyek konversi benar-benar disukseskan.
Perkembangan Harga LPG Kemasan(Harga Eks. Agen ke Konsumen)
TahunKemasan (Rp / Kg)
3 kg 6 kg 12 kg 50 kg Bulk
2008
Agustus 4.250 - 5.750 7.255 -
Juli 4.250 5.250 5.250 6.878 7.329
April 4.250 4.250 4.250 6.803 7.329Januari 4.250 4.250 4.250 7.932 7.329
2007 4.250 4.250 4.250 6.259 5.852
2006
Desember - 4.250 4.250 4.250 5.852
Oktober - 4.250 4.250 4.250 5.280
September - 4.250 4.250 4.250 5.071
2005 - 4.250 4.250 4.250 4.250
58 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Setiap bulan, harga akan dinaikkan sebesar Rp 500 per
kg. Harga keekonomian yang ingin dicapai adalah Rp 11.400,00
per kg.n Keputusan Pertamina menaikkan harga elpiji isi 12 kg,
terhitung mulai Senin (25/8), dari Rp 63.000,00 menjadi Rp
69.000,00 membuat masyarakat panik. Kebijakan ini saja telah
menyebabkan harga gas di pengecer jauh lebih tinggi dari harga
yang ditetapkan pemerintah. Padahal dengan tingkat harga gas
yang sebesar Rp 4.500,00 per kg para pengusaha telah dapat
meraih keuntungan yang sangat besar.
Harga gas LPG yang dijual pemerintah di dalam negeri
tersebut sangat mahal jika dbandingkan dengan harga jual ekspor
LNG perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Harga gas LNG
yang telah disepakati dalam kontrak ekspor US$ 3,8 per MMBTU
(kontrak penjualan LNG Tangguh) atau setara dengan US$ 3,8
per 528,9 kg liquid gas. Sehingga pada level kurs Rp 10.000,00
per US$, harga liquid gas ekspor sebesar Rp 71,84 per kilogram.
Menjadi sangat aneh jika pemerintah menetapkan harga
penjualan gas kemasan kepada rakyatnya sendiri dengan harga
Rp 11.400,00 per kilogram sebagaimana yang menjadi rencana
pemerintah. Kebijakan semacam itu akan semakin menegaskan
kepada rakyat bahwa pemerintah hanyalah kaki tangan para
pengusaha-pengusaha sektor energi untuk menguras rakyatnya
sendiri.
---------------------------------
a Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Berita Perdagangan dan Investasi, 22 September 2008, URL: www.bi.go.idb “PT Pertamina Akui Kewalahan Pasok Gas”, Kompas, 11
Desember 2008.c “YLKI: Pemerintah Harus Jamin Pasokan Elpiji”, Republika, 11 Desember 2008.d “Produsen Pupuk Minta Jaminan Pasokan Gas”, Koran Tempo, 3 Desember 2008.e ”BP Indonesia Tak Jamin Pasokan untuk Domestik”, Suara Karya, 13 Desember 2006, URL: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=162211.f “Bappenas: Pemanfaatan Gas Dalam Negeri Perlu Diberi Insentif”, Kapanlagi.com, 22 Oktober 2006, URL: http://www.kapanlagi.com/h/0000140254.html.
59konvensi energi 2008
g M. Syakur Usman, “Menghitung Ancaman Rusia”, Tempo Interaktif, 46/XXXIII 10 Januari 2005, URL: http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2005/01/10/EB/mbm.20050110.EB97391.id.htmlh “Pertamina Impor Elpiji 1 Juta Ton”, Investor Daily, Jumat, 12 Desember, 2008.i “Sektor Industri Konsumen Terbesar Energi Final” dalam Makalah ‘Energy Outlook 2006-2030, disampaikan pada Focus Group Discussion (FGD) “Supply-Demand Minyak dan Gas Bumi” di auditorium Departemen ESDM, Jakarta, Selasa (8/7), URL: http://www.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/1856-sektor-industri-konsumen-terbesar-energi-final.htmlj Dr. Ing Evita H. Legowo, Asisten Menteri Bidang Sumber Daya Manusia dan Teknologi Departemen Sumber Daya dan Energi (ESDM) dalam Dialog Interaktif Keramahan Iptek Nuklir di Bidang Energi, Kesehatan dan Pangan di Jakarta, Kamis (30/8/07), URL: http://www.technologyindonesia.com/news.php?page_mode=detail&id=294k http://dasmania.com/sebar/Tidak_Ada_Subsidi_BBM.pdf.l Yuli Setyo Indartono, “Energi Dan Lingkungan: Sebuah Keterkaitan Erat”, Inovasi Online, Edisi Vol.12/XX/November 2008, URL: http://io.ppi-jepang.org/article.php?id=277.m Deputi Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya, ”Pertamina Tenderkan 31 Juta Tabung Gas”,, URL: http://www.antara.co.id/arc/2008/12/24/pertamina-tenderkan-31-juta-tabung-gas/.n Direktur Niaga dan Pemasaran PT Pertamina Achmad Faisal, Senin (25/8), ”Sistem Distribusi Elpiji Tertutup”, Kompas, Jumat, 2 Januari 2009, URL: http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/26/00563064/sistem.distribusi.elpiji.tertutup.
60 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
“UNTUK TEGAKNYA KEDAULATAN BANGSA DAN KESEJAHTERAAN
RAKYAT”
Siaran Pers dalam Rangka Memperingati Hari HAM 10 Desember
PENGAKUAN HAK NELAYAN TRADISIONAL
Muhammad Reza
SERIKAT NELAYAN INDONESIA - SNI
61konvensi energi 2008
Bagi Indonesia, masih banyak
pekerjaan rumah yang seharusnya
diselesaikan oleh lembaga negara
baik pemerintah maupun legislatif
dalam memberikan jaminan hukum
kepada masyarakat nelayan. Hal paling
krusial adalah perlunya peraturan yang
mengakui dan menjamin hak atau
akses bagi nelayan tradisional. Artinya,
nelayan tradisional diberikan jaminan
payung hukum dan keamanan untuk
melakukan aktivitas penangkapan di
wilayah tangkapnya. Peraturan ini akan
mampu mengurangi korban di pihak
nelayan tradisional Indonesia, yang
biasanya menggunakan armada dan alat
tangkap ukuran kecil yang secara objektif
merupakan mayoritas, dari persaingan
mereka dengan nelayan besar.
Jaminan payung hukum ini
sebagaimana telah direkomendasikan
oleh UNCLOS, yang memberikan
panduan bagi setiap negara di dunia
untuk mengakui dan mengatur hak
tangkap bagi nelayan tradisional. Tapi
Indonesia belum pernah meratifikasi
peraturan internasional ini dalam
hukum nasionalnya. Artinya, pemerintah
Indonesia belum menaati keputusan
internasional yang dibuatnya.
Hak penangkapan ikan
tradisional di wilayah negara lain dan
internasional bahkan dimungkinkan
mengingat dalam UNCLOS 1982
ada Pasal 51 yang isinya tentang
penghormatan terhadap eksistensi hak
penangkapan ikan tradisional. Pasal
ini memberi kekuatan hukum terhadap
perlindungan hak tersebut. Begitu pula
Pasal 17 Agenda 21 tentang perlindungan
global terhadap laut juga merujuk pada
perlunya berkonsultasi dengan nelayan
lokal dan melindungi akses mereka
terhadap sumber daya.
Sementara itu, Konvensi tentang
Keragaman Hayati meminta pemerintah
agar melindungi dan meningkatkan
praktik-praktik budaya tradisional
dalam pemanfaatan sumber daya
hayati. Demikian juga konvensi tentang
Konservasi Spesies Berpindah Tempat
Binatang Liar mengizinkan nelayan
lokal menangkap spesies-spesies yang
berpindah untuk memenuhi kebutuhan
subsistensinya.
Hak penangkapan ikan
tradisional telah diakui di Indonesia pada
zaman Belanda. Misalnya di Staatblad
1916 Nomor 157 tentang siput mutiara,
teripang, dan terumbu karang pada Pasal
2 diakui eksistensi hak penangkapan
ikan tradisional nelayan lokal. Begitu
pula pada Staatblad 1927 Nomor 145
yang di dalamnya dimuat larangan
menangkap ikan paus dalam perairan
tiga mil dari garis pantai, kecuali bagi
nelayan yang telah melakukannya secara
turun-temurun.
Pasca-kemerdekaan, Pasal
16 Ayat 2 UU Pokok Agraria 1960
menyebutkan adanya hak pemeliharaan
dan penangkapan ikan. Namun,
sayangnya pasal ini tidak dielaborasi
secara memadai, meski pada pasal
62 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
sebelumnya ditegaskan adanya
pengakuan terhadap hak ulayat,
termasuk di laut. Memasuki Orde
Baru, persoalan menjadi lain karena
sentralisasi pengelolaan sumber daya
perikanan benar-benar terjadi. Praktis
hak ulayat melemah seiring dengan
lahirnya UU Pemerintahan Desa 1979
yang menyeragamkan struktur desa.
Padahal, sebelum itu desa-
desa di Indonesia sangatlah beragam
strukturnya dan mengakomodasi
kepentingan adat. Juga Undang-Undang
Perikanan 1985 tidak menyebutkan
soal eksistensi hak penangkapan ikan
tradisional itu. Namun, pada era ini ada
Kepmentan Nomor 607 Tahun 1976
tentang jalur-jalur penangkapan ikan
di mana ada perlindungan terhadap
nelayan dengan kapal di bawah 5 gros ton
(GT) dan 10 PK. Tujuan mulia ini kurang
berhasil karena memang berada dalam
desain pengelolaan yang sentralistik.
Pada era reformasi muncul
UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian
disempurnakan menjadi UU No. 32
Tahun 2004 serta UU Perikanan No.
31 Tahun 2004. Di dalamnya tidak
disebutkan adanya perlindungan
terhadap hak penangkapan ikan
tradisional, tapi hanya dinyatakan bahwa
nelayan kecil bebas menangkap ikan di
seluruh wilayah. Persoalannya, nelayan
kecil seperti apa yang dimaksud. Memang
masih butuh penjelasan meski secara
tersirat nelayan kecil itu adalah mereka
yang tidak terkena kewajiban memiliki
izin usaha perikanan dan pungutan,
yakni yang armadanya kurang dari 5 GT
atau di bawah 15 PK.
Pasal ini punya niat yang mulia
untuk melindungi nelayan kecil, namun
belum memerhatikan fakta sosiologis
bahwa nelayan kecil di mana pun
mempunyai hak milik de facto (termasuk
exclusion right) sehingga kalaupun
nelayan kecil ”dibebaskan” melaut ke
seluruh wilayah, tetap perlu merujuk
pada realitas tersebut. Seperti, nelayan
andon biasanya diizinkan memiliki
hak masuk dan hak mengambil sumber
daya dengan berbagai persyaratan, baik
tertulis maupun tak tertulis.
Karena itu, perlindungan
terhadap nelayan kecil tidaklah bersifat
independen, melainkan terkait dengan
rancangan kelembagaan pengelolaan
sumber daya secara komprehensif. Jadi
ada beberapa agenda penting. Pertama,
dalam Rancangan Peraturan Pemerintah
pemberdayaan nelayan perlu ditegaskan
kembali pengakuan terhadap hak
penangkapan ikan tradisional dengan
penjelasan beberapa indikator pokoknya
sehingga memudahkan pemerintah
daerah dalam menerjemahkannya ke
dalam peraturan daerah.
Hak ini dimaksudkan untuk
kelangsungan tradisi secara turun-
temurun dan dalam rangka memenuhi
kepentingan ekonomi nelayan lokal.
Pengakuan hak ini bisa dirancang
dengan model Hak Menggunakan
Kawasan dalam Penangkapan Ikan
63konvensi energi 2008
gera
kan
sosi
al
yang sebenarnya
saat ini secara de
facto ada, seperti
halnya sasi laut di
Maluku, namun
belum diakui secara
de jure sebagaimana
di Jepang.
P e n g a k u a n
eksistensi hak
penangkapan ikan
tradisional juga
mesti diikuti dengan
devolusi kewenangan pengelolaan sumber daya secara lebih luas
sehingga tidak saja hak masuk dan hak mengambil sumber daya
yang diberikan, tetapi juga hak pengelolaan dan hak eksklusi.
Apa artinya diberi hak penangkapan ikan tradisional tapi tak
ada hak untuk mengatur. Dengan hak kepemilikan sumber daya
yang lengkap seperti itu, posisi nelayan lokal menjadi kuat.
Ketiga, bagaimanapun adanya devolusi kewenangan ke nelayan
lokal mensyaratkan organisasi nelayan yang tangguh, termasuk
di dalamnya dalam membangun kesepakatan antarkomunitas/
antarorganisasi nelayan dalam rangka pengelolaan sumber daya
bersama maupun resolusi konflik.
Bagi nelayan, hak penangkapan ikan tradisional
merupakan hak dasar dan mestinya dalam pembangunan
perikanan bisa dimasukkan sebagai syarat perlu. Jangan sampai
dunia internasional sudah begitu mengakui hak penangkapan ikan
tradisional, sementara kita yang merupakan sumbernya nelayan
tradisional justru ragu untuk memberikannya.
Pengakuan hak tersebut harus diiringi dengan upaya
pembaruan hukum (legal reform) terhadap produk hukum yang
ada sekarang ini. Pasalnya, produk hukum yang ada sekarang
justru mengorbankan nelayan tradisional. Antara lain UU No.
2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
64 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Kecil (PWP3K).
Dalam UU ini
terdapat pasal tentang
Hak Pengusahaan
Perairan Pesisir
(HP3) yang semakin
” m e m p e r p a r a h ”
pencabutan hak-hak
masyarakat pesisir
dalam mengakses
sumberdaya baik di
permukaan laut, badan
air maupun di bawah
dasar laut. Tidak ada lagi ruang bagi masyarakat pesisir khususnya
nelayan, petani ikan, pelaku UKMK kelautan dan buruh nelayan
melakukan aktivitas ekonomi di wilayah pesisir. Semua akses
sumberdaya kelautan praktis akan dikuasai pemilik modal. Sebab,
hanya merekalah yang mampu memenuhi segala persyaratan
yang diatur dalam UU itu. Masyarakat pesisir hanya menjadi
”penonton” karena tidak mempunyai modal besar dan teknologi
untuk bersaing dengan para pemilik modal. Hal ini mengakibatkan
kemiskinan nelayan akan bertambah parah. Bukan hanya itu,
sumberdaya kelautan dan perikanan serta lingkungan pesisir juga
akan mengalami degradasi akibat eksploitasi yang tak terkendali.
Pengakuan terhadap hak tangkap nelayan tradisional
dan upaya pembaruan hukum di bidang kelautan dan perikanan
sebagaimana telah dipaparkan merupakan manifestasi dari
tanggung jawab negara untuk menegakkan kedaulatan bangsa
dan menyejahterakan rakyat Indonesia. Sebanyak 20 juta
nelayan Indonesia merupakan penghasil 85 persen protein yang
dikonsumsi oleh rakyat Indonesia, oleh karena itu negara harus
mengakui dan melindungi hak-hak mereka agar kelangsungan
hidup rakyat Indonesia bisa berjalan dengan normal secara turun-
temurun hingga generasi yang akan datang.
65konvensi energi 2008
Situasi internasional yang saat ini ditandai oleh menajamnya krisis ekonomi di negeri-negeri imperialisme sangat berpengaruh secara menentukan terhadap situasi ekonomi seluruh negeri di semua kawasan di dunia.
PERKEMBANGAN KRISIS UMUM IMPERIALISME DAN DAMPAKNYA TERHADAP KLAS BURUH
INDONESIA
Rudi HB Daman Koordinator Front Perjuangan Rakyat
(FPR)
66 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Over produksi barang-barang teknologi tinggi dan over
produksi di bidang persenjataan utamanya di negeri-negeri
imperialisme pimpinan AS yang telah berlangsung dalam satu
dekade ini, semakin bertambah hebat ketika pada saat yang
bersamaan, imperialisme AS dilanda krisis keuangan dengan
meluasnya gejolak jatuhnya pasar saham pada sejumlah
perusahaan milik kaum imperialisme, seperti Dow Jones, Nasdaq,
dll.
Akibatnya, secara keseluruhan perkembangan ekonomi
AS, pada kuartal pertama tahun 2008 pertumbuhan ekonominya
hanya mencapai 0,6%, angka pertumbuhan ekonomi ini jauh
menurun bila dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya.
Dimana, berdasarkan pada data pertumbuhan ekonomi AS,
kemerosotan ini terjadi secara drastis semenjak AS melancarkan
perang agresi ke Irak atas nama demokrasi dan perang melawan
terorisme global (war of global terrorisme).
Krisis keuangan global yang dipicu oleh kasus subprime
mortgage (kredit macet perumahan) di AS tersebut, pada situasi
belakangan ini seperti mimpi buruk. Dalam waktu singkat, kondisi
pasar finansial AS seperti dijungkirbalikkan dan tersapu habis.
Lehman Brothers, yang merupakan perusahaan sekuritas keempat
terbesar di AS dan salah satu tertua di Wall Street, harus mengaku
bangkrut. Merrill Lynch harus merelakan diri diakuisisi oleh
perusahaan yang menjadi rivalnya selama ini, Bank of America.
Akibat situasi itu, Pemerintah AS dipaksa menalangi dana
untuk menyelamatkan lembaga-lembaga ke-uangan tersebut dari
kehancurannya. Pemerintahan George Bush telah menyiapkan
sekitar 700 Milyar dollar AS untuk keperluan tersebut. Sedangkan
Federal Reserve harus menjadi lender of resort (penjamin
likuiditas terakhir perbankan) sejumlah raksasa bank investasi,
lembaga sekuritas atau perusahaan asuransi, dan penjamin kredit
yang rontok satu per satu, mulai dari Bear Stearns, Fannie Mae
dan Freddie Mac, IndyMac, hingga American International Group
(AIG). Sementara, UBS, bank tabungan, dan bank kredit terbesar
Washington Mutual juga di ujung tanduk dimana pada saat ini
belum ditemukan investor baru untuk menyuntiknya modalnya.
Dua bank investasi yang masih tersisa, yaitu Morgan Stanley dan
67perkembangan krisis umum imperialisme dan dampaknya terhadap klas buruh indonesia
gera
kan
sosi
al
PERKEMBANGAN KRISIS UMUM IMPERIALISME DAN DAMPAKNYA TERHADAP KLAS BURUH
INDONESIA
Goldman Sachs, kemungkinan juga akan dipaksa merger dengan
bank lain guna menghindari nasib serupa.
Krisis keuangan di AS yang demikian hebat ini kemudian
seperti air bah yang menerjang dan memporak-porandakan
sejumlah lembaga securitas, lembaga keuangan maupun lembaga
kredit di berbagai negeri imperialisme yang lain. Terjangan krisis
keuangan di AS ini meluas dengan cepat, sehingga lembaga
sekuritas seperti Yamato di Jepang mengalami kebangkrutan
total dan di negeri-negeri imperialism lainnya, seperti Perancis,
Itali harus menanggung beban hutang milyaran dollar AS. Sebagai
missal, pemerintah Inggris pada tanggal 29 September 2008
harus mengambil alih Bradford&Bingley dan pada perkembangan
selanjutnya menyiapkan dana talangan 50 miliar poundsterling
(sekitar 87 miliar dollar AS). Jerman pada 3 Oktober 2008
mengucurkan 68 miliar dollar AS untuk menopang Hypo Real
Estate, sementara Perancis, Belgia, Luksemburk bersama-sama
berusaha menyelamatkan Dexia.
Pukulan pada sector keuangan tersebut pada akhirnya
juga menghantam berbagai industry dan sektor riil lainnya.
Indutri otomotif, seperti General Motors, BMW, Ford, Crhysiller
harus mengurangi, bahkan menghentikan produksinya, karena
melemahnya pasar mobil akibat krisis yang terjadi. Sementara,
perusahaan IT Yahoo harus memecat sekitar 1400 karyawannya.
Bahkan beberapa industri mainan di China terpaksa mengurangi
produksi serta menutup pabriknya, karena pasar dari produksi
pabrik mainan ini sebelumnya sangat bergantung pada pasar di
AS yang pada saat ini sedang mengalami krisis ekonomi.
Dampak Terhadap Klas Buruh dan Rakyat Tertindas
Tentu saja, akibat situasi krisis ekonomi di AS dan
lebih lanjut krisis serupa yang juga dialami oleh negeri-negeri
Imperialisme lainnya ini, pihak yang paling menanggung beban
atas dampak-dampak yang ditimbulkannya adalah klas buruh dan
rakyat tertindas di negeri-negeri imperialisme tersebut maupun
klas buruh dan rakyat tertindas lainnya di berbagai negeri
jajahan, setengah jajahan dan negeri bergantung. Klas buruh
dihadapkan pada ancaman upah murah, PHK, serta berbagai
68 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
beban pembelanjaan yang meningkat karena inflasi. Paling tidak,
saat ini sekurang-kurangnya sudah ada 760.000 orang di AS yang
kehilangan pekerjaan sebagaimana disampaikan Gubernur Ohio
Ted Strickland. Sementara, pada sekala global, perkembangan
terbaru dari jumlah pengangguran akibat krisis yang berlangsung,
sedikitnya 20 juta orang harus kehilangan pekerjaannya.
Dengan demikian, pada satu sisi, krisis keuangan dan
resesi ekonomi di negeri-negeri imperialisme tersebut telah
menguak kebusukan dari system kapitalisme yang pada saat ini
memanifestasikan dirinya dalam tingkatan terakhirnya sebagai
kapitalisme monopoli yang sekarat dan yang terbukti telah
menimbulkan bencana kemanusiaan yang tiada tara, yang tidak
pernah kita jumpai pada tahap-tahap perkembangan masyarakat
sebelumnya.
Sementara disisi yang lain, klas buruh semakin mengalami
peningkatan kesadarannya, karena krisis dan beban krisis
yang terjadi harus ditimpakan kepada klas ini. Maka klas buruh
dan rakyat di negeri-negeri Imperialisme, seperti di AS akan
memberikan pukulan-pukulan politik kepada borjuasi monopoli
dalam negerinya.
Keadaan tersebut tentu saja akan semakin mempertajam
kontradiksi antara klas buruh dengan kapitalisme monopoli
di negeri-negeri imperialisme. Kemenangan Barack “Husein”
Obama atas John McCain dalam pemilihan presiden di AS baru-
baru ini, merupakan salah satu wujud menajamnya pertentangan
maupun perlawanan klas buruh serta rakyat tertindas lainnya di
AS terhadap Rezim Bush yang menebar teror serta menimbulkan
penderitaan rakyat AS secara ekonomi maupun politik. Demikian
juga dengan apa yang terjadi di berbagai negeri imperialism lainnya.
Klas buruh dan rakyat tertindas di negeri-negeri imperialism
tersebut melancarkan berbagai bentuk aksi protes atas rencana-
rencana pemerintah masing-masing negeri imperialisme dalam
merumuskan langkah-langkah untuk mengatasi krisis keuangan
yang dialamim.
Karakter imperialisme yang eksploitatif, akumulatif,
dan ekspansif serta kemaharakusan yang tiada bandingannya
demi super profit tanpa batas, telah menimbulkan pertentangan
69perkembangan krisis umum imperialisme dan dampaknya terhadap klas buruh indonesia
yang semakin tajam di antara kekuatan imperialisme itu sendiri.
Pertentangan ini, merupakan hal yang tak terhindarkan akibat
upaya dari masing-masing kekuatan maupun negeri imperialisme
dalam memperkokoh dominasi serta pengaruh mereka terhadap
negeri-negeri jajahan, setengah jajahan dan negeri bergantung
lainnya sebagai tempat pengerukan sumber bahan mentah (raw
material), sumber buruh murah, tempat investasi serta sebagai
pasar bagi produk mereka.
Sebagai wujud dari pertentangan yang semakin tajam
di antara kekuatan-kekuatan imperialism itu, misalnya dalam
persaingan memperebutkan sumber bahan bakar minyak mentah
dunia. Industry milik imperialism demikan rakus dan kasar dalam
memperebutkan sumber-sumber minyak mentah dunia. Paling
tidak AS merupakan negeri yang menyerap 20% dari total minyak
mentah dunia bagi Industrinya, sementara China sekitar 16%.
Persaingan dalam mempere-butkan minyak mentah dunia
bagi indutri imperialism juga semakin hebat ketika negeri-negeri
seperti India juga mengalami pertumbuhan ekonomi sehingga
meningkatkan kebutuhan minyak mentah bagi industrinya.
Akibat persaingan dalam pemenuhan minyak mentah bagi
industry mereka demikian inilah harga minyak mentah dunia
mengalami fluktuasi harga yang tajam. Di bawah syarat-syarat
tertentu, seperti penimbunan cadangan minyak mentah di AS
yang tinggi, serta peranan yang rakus akan keuntungan dari para
spekulan monopoli perdagangan minyak mentah dunia, harga
minyak mentah mengalami peningkatan yang tajam.
Beberapa bulan yang lalu harga minyak mentah dunia
mencapai 147 dollar per barel. Sehingga memaksa banyak negeri
jajahan, setengah jajahan, maupun negeri bergantung lainnya
melakukan penyesuaian-penyesuaian di dalam negerinya terhadap
harga minyak mentah dunia saat itu dengan cara menaikkan harga
BBM dan mencabut subsidi BBM bagi rakyat. Tentu saja, klas
buruh dan rakyat tertindas di negeri-negeri tersebut yang harus
menanggung beban atas kenaikan harga BBM. Karena dengan
kenaikan harga BBM kemudian memicu kenaikan harga-harga
bahan-bahan pokok rakyat. Namun pada saat ini, harga minyak
mentah dunia yang telah turun sampai level 62,26 dollar AS
70
Karakter imperialisme
yang eksploitatif, akumulatif, dan ekspansif serta
ke-maharakusan yang tiada ban-dingannya demi
super profit tanpa batas, telah
menimbulkan pertentangan yang semakin
tajam di antara kekuatan
imperialisme itu sendiri.
GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
per barel (7 November 2008), tidak juga memaksa rezim-rezim
boneka imperialism AS segera mengadakan penyesuaian dengan
menetapkan penurunan harga BBM di dalam negeri secara
significant.
Namun demikian, pertentangan di antara kekuatan atau
negeri imperialisme saat ini tidak sampai menimbulkan perang
imperialism, yaitu perang antar negeri-negeri imperialism seperti
pada saat perang imperialism II. Akan tetapi telah mengambil
bentuk yang lain, yaitu perang agresi oleh kekuatan imperialism
dibawah pimpinan imperialism AS terhadap negeri jajahan,
setengah jajahan maupun negeri bergantung lainnya. Seperti
perang agresi yang terjadi terhadap Afganistan dan Irak. Hal itu
dimungkinkan karena pada saat ini, imperialism AS merupakan
kekuatan yang paling berdominasi di antara negeri-negeri
imperialism lainya secara ekonomi, politik dan militer semenjak
berakhirnya perang imperialism II (perang dunia II). Dalam upaya
untuk terus menerus menancapkan dominasinya, imperialism
AS juga memicu permusuhan dan pertikaian di berbagai
kawasan di dunia. Sifat yang agresif, ini misal ditunjukkan dalam
pertentangannya dengan imperialism Rusia dalam hal konflik
Georgia maupun perebutan pengaruhnya di negeri-negeri bekas
Uni Sovyet.
Selain itu, imperialis di bawah pimpinan Imperialisme AS
juga menebar terror dan ancaman terhadap negeri-negeri seperti
Iran, Korea Utara, Cuba, Venezuela dan negeri-negeri lainnya.
Imperialisme pimpinan AS dengan dalih perang melawan teroris,
tuduhan penyimpanan maupun pengembangan senjata pemusnah
massal, seperti energy dan senjata nuklir, tak henti-hentinya
melakukan terror dan berbagai bentuk tekanan lainnya terhadap
negeri-negeri tersebut. Karenanya, pada tingkat dunia saat ini,
pertentangan antara kekuatan imperialism dengan negeri-negeri
yang ingin bebas dari pengaruh imperialism, seperti Iran, Korea
Utara, Cuba dan Venezuela mengalami peningkatan.
Dengan demikian, dalam perkembangannya yang sekarang
imperialisme pimpinan AS, telah memicu permusuhan yang sengit
dengan seluruh bangsa dan rakyat tertindas di berbagai negeri di
seluruh dunia. Penghisapan ekonomi maupun penindasaan politik
71perkembangan krisis umum imperialisme dan dampaknya terhadap klas buruh indonesia
Apabila tahun-tahun sebelumnya kenaikan upah buruh per tahunnya hanyalah suatu proses penyesuaian kenaikan harga-harga yang terjadi, namun di tahun 2009 ini bukannya proses penyesuaian lagi, tetapi upah buruh sudah DIRAMPOK!
Imperialisme pimpinan AS yang dilakukan demikian hebat dan
yang paling biadab dalam seluruh sejarah peradaban manusia,
telah menimbulkan bencana kemanusian yang memerikan
hati. Jutaaan klas buruh, kaum tani dan rakyat terindas lainnya
dilemparkan dalam tingkat kehidupan yang sangat menyedihkan.
Klas buruh dihadapkan pada serangkaian kebijakan system
perburuhan yang fleksibel (labour market flexibility), yaitu system
kerja kontrak, politik upah murah, ancaman PHK, pembatasan hak
mogok, pembatasan hak unutk berpendapat di muka umum baik
lisan maupun tertulis serta pembatasan hak berserikat ataupun
berorganisasi.
Demikian juga dengan kaum tani di berbagai negeri harus
menghadapi perampasan-prampasan tanah pertaniannya akibat
ulah korporasi monopoli internasional yang tiada henti melakukan
praktek-praktek monopoli atas sumber-sumber agraria. Pertanian
perseorangan skala kecil untuk subsisten farming didesak oleh
pertanian skala besar (perkebunan) bagi tanaman-tanaman pasar,
seperti karet dan sawit. Pertanian dan pedesaan pada umunya di
banyak negeri tidak mengalami kemajuan yang berarti, akan tetapi
justru semakin jatuh dalam keterbelakangan secara ekonomi,
politik maupun budaya. Banyak negeri, pada perkembangan saat
ini, harus menghadapi hancurnya industry-indutri manufaktur
mereka, industry rakitan dan industry olahan ringan lainnya.
Pengganguran dan jutaan orang lainnya yang kehilangan
pekerjaan, dari waktu ke waktu semakin mengalami peningkatan.
Selain itu, sumber daya alam dikoyak-koyak melalui
serangkaian operasi perusahaan-perusahaan milik imperialisme
hingga menimbulkan kerusakan lingkungan pada derajat yang
sudah sangat mengkhawatirkan bagi kelangsungan hidup umat
manusia bahkan telah mengancam jaminan hidup bagi generasi
ke depan. Pamanasan global dan perubahan iklim yang tidak
menentu yang menimbulkan berbagai bencana, seperti banjir,
longsor, angin topan, kekeringan, badai salju dan lain-lain terus
mengancam seluruh rakyat dan negeri-negeri jajahan, setengah
jajahan maupun negeri bergantung lainnya. Demikian juga dengan
seluruh pengetahuan, kebudayaaan asli rakyat dan kedaulatan
rakyat di berbagai negeri dirampas dan dicampakkan.
72 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Pada sisi lain, ditengah situasi yang demikian, karena
negeri kapitalis monopoli seperti AS juga mengalami over produksi
pada komoditas pertanian tanaman pangan--utamanya jagung
dan kedelai—kemudian memaksa negeri-negeri di belahan selatan
katulistiwa, seperti Indonesia--meskipun meru-pakan negeri
agraris namun akibat kedaulatan pangan di negeri-negeri tersebut
mengalami kehancuran--harus membuka pasar dalam negerinya
bagi produksi pangan negeri AS. Ini ironi yang secara factual telah
menjadi masalah yang sangat serius dan telah berlangsung cukup
lama.
Dengan demikian, karena krisis keuangan global saat ini
telah memukul sendi-sendi perekonomian banyak negeri serta
diperkirakan akan berlangsung lama, maka dapat dipastikan
bahwa sistuasi tersebut akan semakin memerosotkan kualitas
kehidupan seluruh klas, golongan dan rakyat tertindas lainnya
di berbagai negeri jajahan, setengah jajahan maupun negeri
bergantung lainnya. Keadaan ini, pulalah yang telah mendorong
seluruh klas, golongan dan rakyat tertindas di berbagai negeri
tersebut meningkatkan perjuangannya dalam melawan dominasi
imperialiseme pimpinan AS.
Perjuangan melawan imperialisme pimpinan AS itu
diwujudkan dalam berbagai bentuk aksi protes menuntut hak
social-ekonomi, aksi menentang perang agresi serta perjuangan
pembebasan nasional demokratis yang berkobar di banyak negeri.
Maka dapat dikatakan bahwa perjuangan melawan Imperialisme
AS, pada saat ini semakin menduduki arti yang strategis dan pokok
bagi perubahan system social negeri-negeri jajahan, setengah
jajahan serta bagi system social dunia kedepan. Karenanya,
pertentangan yang pokok pada skala dunia saat ini adalah
pertentangan antara imperialisme pimpinan AS dengan seluruh
klas buruh, rakyat dan bangsa tertindas di berbagai negeri.
Rezim Komperador Imperialis (SBY-JK)
Pukulan demi pukulan seakan tidak ada henti-hentinya
dialami oleh klas buruh Indonesia, setelah dengan bangganya
rezim hari ini menaikkan harga BBM, yang berdampak pada
semakin bertambahnya beban kemiskinan dan kesengsaraan
73perkembangan krisis umum imperialisme dan dampaknya terhadap klas buruh indonesia
klas buruh dan rakyat Indonesia
karena semakin melambungnya
harga-harga kebutuhan pokok
rakyat, rezim SBY-JK dengan
congkaknya segera menerbitkan
Peraturan Bersama empat Menteri
(PB 4 Menteri) dengan dalih untuk
menghadapi dampak krisis finansial
yang melanda di seluruh dunia,
alasan dikeluarkannya PB 4 menteri
ini adalah untuk melindungi buruh
agar tidak terjadi PHK massal, alasan
yang sangat naif dan tidak mendasar
sama sekali. Karena pada dasarnya
dikeluarkannya PB 4 Menteri ini
adalah untuk meredam kenaikan
Upah buruh untuk tahun 2009.
Akhir Oktober Empat menteri
yang terdiri dari Menteri Tenaga
Kerja, Menteri Perindustrian, Menteri
Perdagangan dan Menteri Dalam
Negeri telah mensosialisasikan PB 4
Menteri yang berisikan kesepakatan
untuk menekan Gubernur agar menetapkan upah murah dan
rendah sebagaimana bunyi Pasal 3, yaitu: ”Gubernur dalam
menetapkan upah minimum mengupayakan agar tidak melebihi
pertumbuhan ekonomi nasional”, artinya Upah Minimum yang
akan ditetapkan oleh Gubernur kenaikannya paling banyak 6%
sekedar contoh yang terjadi dalam penentuan UMK di jawa timur
untuk Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang dan seluruh kota/
kabuparen se Indonesia. Bila rata-rata UMK tahun 2008 untuk
wilayah Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Malang sebesar Rp.
805.000,00, maka prediksi UMK tahun 2009 berdasarkan SKB 4
menteri adalah sekitar Rp 853.300.
Padahal saat ini proses pengupahan untuk UMP/UMK di daerah
sudah pada tahap pengusulan oleh Bupati/Walikota ke Gubernur
dan berdasarkan survey pasar rata-rata untuk daerah industri
74 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
utama Jawa Timur didapatkan hasil sebagai berikut: Surabaya
Rp. 964.000,00, Sidoarjo Rp. 976.000,00 , Gresik Rp. 971.000,00
dan Malang Rp.985.000,00. Sehingga bila dirata-rata UMK 2009
untuk keempat kota terebut adalah Rp. 974.000,00. Mengalami
kenaikan 21% dari UMK 2008. Dengan demikian, angka yang
dipatok didalam PB tersebut bahkan lebih rendah daripada
tawaran Apindo yang mengaku hanya mampu menaikkan
11 % atau sekitar 894 ribu. Proses penentuan UMK di Jawa
Timur yang selama ini tertutup bahkan koruptif seperti di Kota
Surabaya yang menghasilkan usulan UMK rendah akan semakin
dikacaukan oleh PB ini sehingga Pemerintah Daerah yang selama
ini mempraktekkan kebijkan UMK murah berkedok investasi
mendapatkan legitimasi dan legalisasi untuk menurunkan nilai
UMK sehingga terjun bebas menjadi serendah-rendahnya.
Meskipun PB 4 Menteri pada di reviasi minggu yang lalu,
namun revisi belum mewakili kehendak kaum buruh Indonesia.
Inti dari revisi yang ditetapkan pemerintah adalah besaran upah
sesuai dengan perkembangan inflasi, sehingga di serahkan kepada
gurbenur. Revisi tersebut hanya kembeli mengukuhkan dan
menegaskan mekanisme lama dalam menghitung besaran upah.
Namun substasi dari kebijakan SBY-Kalla tersebut belumlah
bergeser dari petunjuk burjuasi besar komprador, sebagai
perampok paling ulung upah buruh. Dengan PB 4 mentari akan
semakin memukul penghidupan klas buruh, upah saat ini hanya
di hitung dari kebutuhan fisik minimum agar buruh bisa tetap
bekerja. Buruh hampir tidak ada bedanya dengan budak, syarat-
syarat hidup layaknya manusia direnggut paksa oleh pemerintahan
SBY-Kalla.
Pemerintah berkedok untuk mengantisipasi dampak
krisis keuangan global yang terjadi strateginya adalah melalui
kebijakan pengupahan yang diarahkan untuk kepentingan
Imperialis. Kebijakan ini mencerminkan Rezim SBY-Kalla
berwatak kapitalis koperador kepanjangan tangan dari Imperialis
dan gagal memberantas korupsi serta gagal membagun ekonomi
bangsa. Karena untuk permasalahan dalam ekonomi nasional
adalah ekonomi bangsa telah hancur akibat penerapan sistem
ekonomi Setengah Jajahan dan setengah feodal yang sekarang
75perkembangan krisis umum imperialisme dan dampaknya terhadap klas buruh indonesia
tengah diambang kebangkrutan, aset strategis dan vital ekonomi
bangsa dikuasai asing, sistem ekonomi yang hanya melayani
kepentingan imperialis. Dan kebijakan penurunan upah buruh
(melalui perundingan bipartit) adalah bukti lepas tangannya
negara untuk melindungi kepentingan buruh.
Dari paparan diatas jelaslah bagi kita bahwa PB 4 menteri
adalah upaya dari rezim untuk merampok upah buruh agar upah
buruh dapat di tekan serendah-rendahnya tanpa memperdulikan
kebutuhan buruh dan keluarganya untuk dapat hidup dengan
layak sebagai manusia, karena dengan upah yang sangat rendah
tentu saja kebutuhan pokok buruh sudah dapat dipastikan tidak
akan mencukupi. Apabila tahun-tahun sebelumnya kenaikan upah
buruh per tahunnya hanyalah suatu proses penyesuaian kenaikan
harga-harga yang terjadi, namun di tahun 2009 ini bukannya
proses penyesuaian lagi, tetapi upah buruh sudah DIRAMPOK!
Proses perampokan tersebut dilakukan oleh SBY-JK melalui
berbagai kebijakan yang dikeluarkannya, yaitu dengan menaikan
harga BBM dan dikeluarkannya PB 4 Menteri. Kaum Buruh dipaksa
untuk membeli berbagai barang kebutuhannya dengan harga yang
semakin melonjak, namun dengan besaran upah yang sanagat
rendah. Singkatnya, SBY-JK telah Merampok Upah Kaum Buruh.
Sebuah kebijakan yang lebih kejam dari Politik Upah Murah yang
kerap dilakukan oleh para rezim pendahulunya untuk menarik
para imperialisme ke Indonesia dengan berkedokan “investasi
asing”.
Simpulan
Bahwa mesin tua imperialisme saat ini semakin tidak
memadai untuk menyediakan faktor-faktor ekonomi yang
menjamin pertumbuhan dan kesejahteraan rakyat dunia. Krisis
umum imperialisme telah semakin akut dan berpadu dengan krisis
ekonomi dalam negeri (domestik). Rezim yang berkuasa hari ini
adalah merupakan rezim komperador kakitangan Imperialis yang
tidak bisa mengelak dan tidak memiliki keberanian untuk tidak
lagi menjadi pelayan setia imperialis. Inflasi terus meningkat.
Kenaikan harga-harga barang dan jasa juga telah mengakibatkan
produktivitas dunia usaha terus merosot ke titik yang semakin
76 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
rendah. Situasi krisis ekonomi nasional yang semakin parah
ini tentu menjadi dasar yang sangat penting bagi propaganda
kita dalam garis politik pemblejetan musuh-musuh rakyat dan
memperhebat perjuangan massa.
Untuk menghadapi krisis finansial global rezim
komperador Imperialis justru melipat gandakan penindasannya
terhadap klas buruh dengan mengeluarkan PB 4 menteri yang
berkedok untuk menyelamatkan buruh agar tidak terjadi PHK. Ini
adalah merupakan bukti kongkrit dan nyata bahwa rezim hari ini
memang benar-benar biadab, anti buruh, anti rakyat dan selalu
setia menjadi pelayan kepentingan Imperialis.
Kondisi ekonomi-politik nasional dewasa ini tidak ada
alternatif lain kecuali tempalah besi selagi panas. Oleh karena tidak
ada syarat-syarat hidup damai di republik ini, maka mari terus
perhebat perjuangan dan perlawanan massa! Mengolah setiap
penderitaan rakyat menjadi perjuangan massa, untuk merebut
hak-hak dasar hidupnya. Saat ini tidak ada jalan yang lebih pasti
kecuali berjuang, berorganisasi dan terus melatih perlawanan
dalam mempertahankan maupun merebut kepentingan massa
rakyat itu sendiri. Dan memang sudah saatnya bagi rakyat
Indonesia terutama klas buruh untuk berhenti menggadaikan
nasib di tangan kelas-kelas reaksioner negeri ini.
Maka tugas kita mendesak hari ini adalah melancarkan
aksi-aksi massa dan kampanye massa mulai dari basis terendah
dan galang aliansi luas patriotik dengan seluruh sektor rakyat
untuk menolak/mencabut PB 4 Menteri dan menuntut
kenaikan Upah tahun 2009 sesuai dengan kebutuhan
hidup layak (KHL 100%) dengan puncak aksi serentak besok
pada tanggal 10 Desember 2008. Demikian tulisan ini di susun
agar mendapat sambutan yang hangat dan agar dapat dijadikan
bahan propaganda dan diskusi.
77perkembangan krisis umum imperialisme dan dampaknya terhadap klas buruh indonesia
NEOLIBERALISME, DEINDUSTRIALISASI DAN GERAKAN RAKYAT PEKERJA
Adi Rusprianto. AMd,
Sekjen Nasional Serikat Buruh Indonesia (SBI)
78 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Dari Krisis ke Krisis
Ibarat menyelam sambil minum air. Ternyata meluasnya
dampak krisis ekonomi global saat ini masih saja dapat dijadikan
momentum bagi rezim hari ini untuk kembali mengorbankan
kesejahteraan rakyat pekerjanya sendiri. Dari sini sesungguhnya kita
bisa melihat bahwasanya rapuhnya sistem ekonomi dunia di bawah
bendera kapitalisme global kini terlihat jelas dengan banyaknya
negara-negara di dunia, termasuk Indonesia sendiri, harus terpaksa
menanggung krisis finansial yang berasal dari titik pusat kapitalisme
itu sendiri, yakni Amerika Serikat.
Kebingungan pemerintah dalam menghadapi fluktuasi
spekulan-spekulan pasar modal semakin menegaskan bahwa corak
produksi perekonomian Indonesia telah terintegrasi utuh dalam
tatanan sistem ekonomi kapitalisme global yang mana merupakan
sistem ekonomi dunia yang dahulu justru pernah ditentang mati-matian
oleh para founding fathers kita dan konstitusi tertinggi republik ini.
Maka tidak heran kemudian semenjak keberadaan rezim Orde Baru
hingga rezim saat ini, modus pengisapan ekonomi dan sumber daya
alam negeri ini selalu saja diawali dengan lahirnya kebijakan-kebijakan
negara yang anti-rakyat (judicial violence) yang kemudian akan selalu
berujung pada praktik-praktik ekspansi pasar dan eksploitasi (judicial
violence) modal nasional di republik ini. Sehingga maksud-maksud
dan tujuan pembangunan nasional yang telah tertuang dalam paragraf
Pembukaan dan Pasal 33 UUD 1945 kini semata-mata hanya menjadi
tulisan tanpa arti di atas kertas saja.
Perdagangan bebas, penggadaian aset-aset strategis bangsa,
liberalisasi sumber agraria dan deindustrialisasi hingga disahkannya
Undang Undang Penanaman Modal No. 25 tahun 2007 (UU PM 2007)
sudah semakin menegaskan bahwa seluruh elemen parlemen, parpol,
akademisi dan birokrasi pemerintahan saat ini harus bertanggung
jawab sepenuhnya atas tercerabutnya kemandirian ekonomi nasional
di bawah kungkungan kapitalisme global.
Sudah jatuh tertimpa tangga. Sekiranya peribahasa itulah
yang pantas menggambarkan kondisi rakyat Indonesia hari ini. Ketika
rakyat Indonesia masih harus bersusah payah untuk bertahan hidup
di tengah krisis pangan dan anjloknya daya beli masyarakat pasca-
dinaikkannya harga BBM beberapa kali yang lalu, kini pemerintah
79neoliberalisme, deindustrialisasi dan gerakan rakyat pekerja
gera
kan
sosi
al
malah bertekad mengorbankan rakyat
pekerja di negeri ini dengan tidak
menaikkan upah minimum para pekerja/
buruh se-Indonesia mulai tahun 2009
nanti hingga batas waktu yang belum
jelas pemberlakuannya.
Melalui Surat Keputusan
Bersama 4 Menteri yang telah
ditandatangani oleh Menteri
Perindustrian Fahmi Idris, Menteri
Perdagangan Mari Elka Pangestu,
Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, dan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Erman Suparno pada 22 Oktober 2008
yang lalu, pada pasal 3 telah disebutkan
bahwa kenaikan upah minimum provinsi
(UMP) sebaiknya tidak melebihi 6 persen
sebagaimana patokan pertumbuhan
ekonomi nasional. Tegasnya, bagi
pemerintah, kebijakan anti-rakyat
ini sengaja dipaksakan dengan dalih
untuk mencegah agar tidak terjadinya
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan
deindustrialisasi sebagai akibat dampak
krisis perekonomian global yang tengah
mengancam kelangsungan industri
nasional dalam negeri saat ini.
Dari sini, kita bisa melihat
bahwasanya solusi pemerintah
Indonesia atas kegagalannya sendiri
dalam melindungi industri nasional dari
serbuan pasar bebas dan liberalisasi
modal internasional malah dijawab
dengan memasung kesejahteraan dan
pendapatan warga negaranya sendiri.
Belum lagi, kemunculan banyaknya UU
dan peraturan perburuhan yang semakin
represif, telah memperlihatkan bahwa
negara sedang melakukan cuci tangan
terhadap problem hubungan industrial
antara pengusaha dan pekerjanya. Pada
akhirnya, sejarah panjang dari krisis ke
krisis di negeri yang konon melimpah-
ruah kekayaannya selalu saja rakyat kecil
yang menjadi tumbalnya.
Pembagian Kerja Secara
Internasional
Sesungguhnya dapat kita katakan
bahwa munculnya motivasi awal gerakan
buruh di dunia merupakan respon dari
dampak Revolusi Industri di Eropa pada
akhir abad ke-18. Semaraknya penemuan
teknologi baru dan transportasi telah
memungkinkan sistem produksi massal
(mass production) yang terdistribusikan
secara meluas dan melipatgandakan
keuntungan pengusaha di satu sisi,
namun di sisi lain, perluasan pasar
dan pencarian bahan baku negara-
negara maju justru telah melahirkan
cara produksi kolonial di Indonesia.
Sehingga mainstream industri nasional
kita sampai saat ini terkadang masih
terdistorsi dengan warisan pola pikir dan
cara produksi kolonial di masa lampau.
Keyakinan terhadap
neoliberalisme dan perdagangan bebas
pada akhirnya telah menghantarkan
kesadaran rakyat Indonesia menelan
dua realitas irasional sekaligus; yakni
ketidakpercayaan kepada masa lalu dan
ketidakmengertian akan masa depan;
serta “kepercayaan” akan kekayaan
80 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Indonesia sekaligus kepasrahan
(KEBODOHAN MISTIS!) tentang
kemiskinannya sendiri. Untuk itu, sudah
seharusnya segala selubung-selubung
ideologis neoliberalisme sudah harus
dapat dibongkar sampai ke akar-akar
pengetahuannya dan tentunya berangkat
dari teori pembagian kerja secara
internasional di bawah ini, kita akan
mengetahui mimpi apa yang telah dijual
oleh kapitalisme dalam menggambarkan
adanya mutualisme dalam sebuah era
perdagangan bebas yang tanpa batas
itu.
Pada prinsipnya, teori
pembagian kerja secara internasional
ini telah mendorong setiap negara
untuk melakukan spesialisasi produksi
sesuai keuntungan komparatif yang
dimilikinya. Singkatnya, negara-negara
Selatan di khatulistiwa yang tanahnya
subur, lebih baik melakukan spesialisasi
produksi di bidang produksi pertanian.
Sedangkan negara-negara di bagian
bumi sebelah utara, yang iklimnya tidak
cocok untuk usaha pertanian, sebaiknya
melakukan kegiatan produksi di bidang
industri. Maka baik negara-negara
Selatan maupun negara-negara Utara,
mereka membutuhkan teknologi dalam
menciptakan keunggulan komparatif
bagi negerinya.
Akibat dari perbedaan
spesialisasi inilah yang mendorong
terjadinya perdagangan internasional.
Sebab apabila negara-negara Selatan
bergerak di bidang industri, dan
negara-negara Utara bergerak di bidang
pertanian, maka secara otomatis ongkos
produksinya lebih mahal. Karena akan
dibutuhkan lebih banyak investasi bagi
negara Utara untuk menyuburkan tanah
dan melawan musim dingin, dan negara-
negara Selatan juga akan membutuhkan
investasi yang cukup banyak pula untuk
pembangunan industrinya, sehingga
ongkos produksi yang mereka hasilkan
akan menjadi lebih mahal.
Maka berdasarkan teori ini,
perdagangan internasional yang lahir
atas perbedaan potensi keunggulan
komparatif masing-masing negara akan
menguntungkan kedua belah pihak.
Sehingga harga barang akan turun
dan akan mencapai titik terendah bila
sudah terjadi perdagangan bebas. Sebab
kemajuan dan perkembangan teknologi
yang digunakan oleh masing-masing
negara akan menciptakan produksi yang
dihasilkan akan berlimpah dan murah,
sehingga secara otomatis perdagangan
antara negara Utara-Selatan akan
menguntungkan kedua belah pihak.
Sebab menurut teori ini, negara-
negara yang ada secara langsung akan
menimbulkan rasa saling ketergantungan
yang mutualisme bila negara-negara
tersebut saling mengisi kelemahan yang
ada. Di mana puncaknya akan tiba pada
suatu era, yakni era perdagangan bebas.
Kepalsuan Global Globalisasi
Merujuk pada asumsi teori
pembagian kerja secara internasional di
81neoliberalisme, deindustrialisasi dan gerakan rakyat pekerja
atas, mengapa setelah berpuluh-puluh
tahun lamanya, negara-negara industri
menjadi semakin kaya, sedangkan
negara-negara pertanian justru semakin
miskin. Dan terkait dengan perdagangan
internasional dan deindustrialisasi,
sampai seberapa jauh peranan TNC/
MNC, WTO dan Bank Dunia saat ini dan
bagaimana posisi gerakan buruh harus
mengambil sikap.
Sesungguhnya, dalam seja-
rah teori, pembagian kerja secara
internasional ini telah dikritik oleh
dua kelompok besar, yakni Teori
Modernisasi, yang melihat kesenjangan
kemiskinan yang terjadi karena lebih
disebabkan oleh faktor-faktor internal
negara-negara pertanian yang dinilai
sebagai masyarakat tradisional alias
belum maju (tidak modern) yang
cenderung karena pembangunan
kapasitas dan karakter SDM yang tidak
maju serta minimnya penyelenggaraan
lembaga-lembaga guna menunjang
proses modernisasi.
Sedangkan kelompok teori
yang kedua, Teori Struktural,
melihat secara berlawanan dengan
Teori Modernisasi. Teori Struktural
berpendapat bahwa kemiskinan yang
terdapat di negara-negara Dunia
Ketiga yang mengkhususkan diri pada
produksi pertanian adalah akibat dari
struktur perekonomian dunia yang
bersifat eksploitatif, di mana yang kuat
melakukan eksploitasi terhadap yang
lemah. Sehingga, surplus dari negara-
negara Dunia Ketiga beralih ke negara
industri maju.
Terlepas dari Teori Modernisasi
yang terlalu mudah melakukan
generalisasi dan cenderung menganggap
perkembangan masyarakat bergerak
dalam garis yang lurus ataupun
pemaparan dari Teori Struktural
itu sendiri, pada akhirnya kita bisa
mengambil kesimpulan, bahwa
eksploitasi ekonomi yang melahirkan
kesenjangan ekonomi global lebih
disebabkan karena adanya pertukaran
yang timpang. Sehingga slogan-slogan
bahwa globalisasi akan melahirkan
kesejahteraan global sudah tidak akan
mungkin tercapai apabila potensi sumber
daya dan kapasitas teknologi negara-
negara maju lebih besar dan semakin
besar.
Kompetisi yang tidak seimbang
inilah yang mendorong proses globalisasi
hanya akan menguntungkan negara-
negara industri maju saja. Dan tentunya,
keberadaan TNC-MNC, WTO dan Bank
Dunia mengambil porsi yang cukup besar
dalam menjalankan skema penjajahan
gaya baru neoliberalisme global hingga
saat ini.
Pada praktiknya, skema
pembagian kerja secara internasional
itu justru menyebabkan penurunan nilai
tukar dari komoditas pertanian terhadap
komoditas barang industri. Sehingga
barang-barang industri menjadi
semakin mahal bila dibandingkan
dengan barang-barang hasil pertanian.
82 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Belum lagi, praktik proteksi hasil-hasil
pertanian dalam negara-negara industri
semakin meminimalisasi jumlah ekspor
negara pertanian ke negara industri.
Di sisi lain, kemunculan penemuan-
penemuan teknologi baru dalam negara-
negara Utara mampu menciptakan
bahan-bahan mentah sintetis sebagai
bahan baku industri di dalam negerinya
sendiri. Selain itu yang harus dicatat,
skala permintaan untuk barang-barang
pertanian tidak bersifat elastis. Sebab,
dalam Hukum Engels dinyatakan bahwa
pendapatan seseorang yang meningkat
tidak akan menaikkannya konsumsi
seseorang tersebut untuk makanan,
tetapi justru terjadi peningkatan pada
konsumsi barang-barang industri.
Tegasnya, di balik manipulasi
dan impian keseimbangan pasar
bebas dalam pembagian kerja secara
internasional, ternyata negara-negara
maju itu sendiri justru berada pada
titik-titik tertentu mereka secara leluasa
memperkuat industri dalam negerinya
terlebih dahulu sebelum bertarung
dalam perdagangan bebas dan mengisap
habis kekayaan negara-negara agraris,
dalam hal ini adalah negara-negara
berkembang. Oleh karena itu, bila rezim
saat ini mau belajar dari sejarah dan
berani membongkar praktik-praktik
lembaga ekonomi neoliberalisme
dan TNC/MNC-nya, maka sudah
seharusnya pemerintah Indonesia
mampu mendefinisikan ulang kembali
apa yang dicita-citakan founding fathers
terdahulu dengan kemandirian ekonomi
nasional, yakni perlindungan tenaga
kerja dan sumber daya nasional serta
menjaga ketahanan industri nasional
dari kepungan modal asing.
Ke Manakah Gerakan Rakyat
Pekerja Harus Berpijak
Sewindu sudah angin reformasi
telah berlalu, namun hingga detik
ini kesejahteraan kaum buruh selalu
tergadaikan oleh orientasi pencarian
sumber-sumber pembiayaan negara
yang sangat teknis – jalan pintas dengan
mengandalkan bantuan luar negeri
tanpa orientasi strategis sama sekali.
Sebagai akibatnya harga BBM dinaikkan,
subsidi dicabut, aset-aset strategis
diprivatisasi dan sebagai daya tarik atas
investasi asing di negeri ini yang selalu
ditumbalkan adalah minimnya upah
buruh dan penekanan atas gerakan
buruh sebagai upaya untuk menjaga
stabilitas negara menjadi terjaga. Ini
semua dilakukan sebagai pemenuhan
prasyarat peminjaman yang didiktekan
negara-negara donor sehingga negara
tidak lagi dikelola untuk kepentingan
rakyatnya.
Sesungguhnya, di Indonesia,
logika investasi dari satu negara ke negara
lainnya telah bermula pada kegiatan yang
terkait dengan perdagangan di bawah
rezim kolonialisme. Di mana akumulasi
yang terjadi masih bersifat primitif, yang
mana mobilisasi produksi dan distribusi
produksinya masih mengandalkan
83neoliberalisme, deindustrialisasi dan gerakan rakyat pekerja
kekuatan ekstra ekonomi atau kekuatan senjata dan politik
pendudukan. Namun, pada masa setelah kolonialisme, kekuatan
ekstra ekonomi telah berubah menjadi kekuatan neokolonialisme,
yaitu penjajahan secara tidak langsung lewat berbagai instrumen
internasional, khususnya di area perdagangan.
Dengan demikian kita selalu berhadapan pada konsep
yang sempit tentang investasi, yaitu sebagai kepanjangan dari
perdagangan. Sebab, sebagaimana yang terdapat dalam prinsip
GATT/WTO, aturan investasi internasional selalu terkait dengan
isu non-diskriminasi di dalam kegiatan perdagangan. Sehingga di
dalam isu-isu investasi juga terdapat mengenai national treatment
(perlakuan yang sama antara pelaku usaha asing dengan dalam
negeri), most favoured nation (perlakuan yang sama terhadap
berbagai negara mitra dagang), market access (pembukaan akses
pasar dalam negeri), transparency dan lainnya. Ironisnya, segala
prinsip-prinsip investasi dan perdagangan di atas, di Indonesia
justru malah dilampaui.
Dalam UU PM 2007, selain terdapat perlakuan yang sama
antara investor asing dengan investor domestik, juga dilegalkan
praktik investasi asing di semua bidang tanpa terkecuali. Padahal
WTO dalam kegiatan penanaman modal asing hanya dibatasi
peranannya dalam sektor perdagangan saja. Tegasnya, inilah yang
menjadi salah satu penyebab mengapa hingga kini deindustrialisasi
di negeri ini terus terjadi dan jutaan buruh di negeri ini masih saja
terus dihantui dengan ancaman PHK massal.
Untuk itu, tutupnya beberapa pabrik tekstil minggu-
minggu ini seperti penuturan Menteri Perindustrian Fahmi Idris
pada saat penerbitan SKB 4 Menteri tentang upah, bukanlah
semata-mata dipicu oleh krisis global saat ini, melainkan jauh
sebelum krisis Amerika terjadi. Sedari awal pemerintah tidak
pernah mempunyai niat baik untuk melakukan proteksi industri-
industri nasional terhadap liberalisasi perdagangan kapitalisme
global, dalam hal ini dapat terlihat dari ketidakberdayaan industri
tekstil dalam negeri ketika harus berhadap-hadapan dengan
serbuan murahnya produk-produk tekstil China yang masuk ke
dalam pasaran dalam negeri.
84 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Padahal keberadaan industri TPT (tekstil dan produk
tekstil) merupakan industri yang tak bisa diabaikan peranannya,
khususnya dalam hal penyerapan tenaga kerja dan ekspor
nonmigas. Setidaknya ada sekitar 98.000 unit usaha kecil dan
menengah (UKM) yang menekuni industri ini. Data stastistik
menunjukkan, UKM TPT ini mampu menyerap tenaga kerja
sebanyak 490.000 dengan nilai produksi 14,7 triliun dan ekspor
US$ 900 juta. Industri skala besar yang menggeluti bisnis ini
umumnya padat karya dan mengandalkan tenaga kerja yang
murah. Total penyerapan tenaga kerja industri TPT diperkirakan
dapat mencapai kisaran 3,2 juta. Belum lagi, sumbangan dari
produk industri tekstil, garmen, dan sepatu dalam konfigurasi
ekspor nonmigas atas industri padat karya (unskilled labour
intensive industry, ULI) bisa mencapai angka 86 persen, dengan
nilai ekspor hampir US$ 8 miliar (lihat Tabel 1). Namun seiring
derasnya kompetisi modal internasional, ekspor komoditas tekstil,
garmen, dan sepatu terus menerus mengalami penurunan sejak
tahun 1994.
Tabel 1. Ekspor Industri Padat Karya 1990-2003
Produk 1990 1996 2000 2001 2003
US$
juta
% US$
juta
% US$
juta
% US$
juta
% US$
juta
%
Tekstil 1,470 29.7 3,505 25.7 3,505 25.9 3,202 25.7 2,896 25.9
Furnitur 338 6.8 952 8.6 1,518 11.2 1,424 11.5 1,512 13.6
Garmen 2,001 40.4 3,591 32.6 4,734 35.0 4,531 36.4 3,945 35.4
Sepatu 694 14.0 2,195 19.9 1,672 12.3 1,506 12.1 1,148 10.3
Sumber: Dihitung dari BPS, Trade Statistics; berbagai tahun
Dan sekiranya keberadaan UU PM 2007 yang telah disahkan
oleh SBY-JK pada akhirnya akan menambah deretan problem bagi
kelangsungan industri nasional dan pemenuhan kesejahteraan
rakyat Indonesia serta penyerapan angka pengangguran yang
semakin tinggi. Sebab, penyerapan tenaga kerja melalui proyek-
proyek penanaman modal asing ternyata justru lebih kecil bila
dibandingkan dengan proyek-proyek penanaman modal dalam
negeri. Hal ini bisa dilihat dalam Tabel 2 di bawah ini:
85neoliberalisme, deindustrialisasi dan gerakan rakyat pekerja
Tabel 2. Penyerapan Tenaga Kerja Pada Kegiatan Investasi
Tahun
Penanaman Modal Dalam Negeri Penanaman Modal Asing
Proyek Tenaga Kerja Jumlah TK per Proyek Proyek Tenaga Kerja
Jumlah TK per Proyek
2001 160 75.479 472 454 101.345 2232002 108 53.996 450 442 88.156 1992003 119 49.219 414 570 117.216 2052004 129 61.858 450 544 144.440 2662005 214 122.750 574 909 156.109 172
Jumlah 730 363.302 2.360 2919 607.266 1.065Rata-rata 146 72.660,4 472 583.8 121.453,2 213
I / TK 220.781.883,94 378.895.574,59
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bappenas Tahun 2007
Selain itu pula, dalam Tabel 3 di bawah ini justru dapat terlihat juga
persentase tingkat upah dengan jumlah produksi tenaga kerja pada
sektor-sektor strategis seperti pertambangan, penggalian dengan
listrik, gas dan air bersih sangat besar ketimpangannya.
Tabel 3. Perbandingan tingkat Upahdengan Produksi Tenaga Kerja
No SektorUpah(Rp)
PDB(Rp)
%
1Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
174.750.358.608.600 365.559.600.000.000 47.80
2 Pertambangan & Penggalian 15.989.023.439.808 285.086.600.000.000 5.613 Industri Pengolahan 98.609.987.088.420 765.966.700.000.000 12.874 Listrik, Gas dan Air Bersih 2.394.993.189.432 24.993.200.000.000 9.585 Konstruksi 37.582.928.430.228 173.440.600.000.000 21.67
6Perdagangan, Hotel dan Restoran
141.876.523.202.976 429.944.000.000.000 33.00
7 Pengangkutan dan Komunikasi 58.274.520.548.592 180.968.700.000.000 32.20
8Keuangan, Persewaan danJasa Perusahaan
17.228.868.655.632 228.107.900.000.000 7.55
9 Jasa-jasa / Services 113.857.655.173.692 275.640.900.000.000 41.31Jumlah 660.564.858.337.380 2.729.708.200.000.000 211.60
Rata-rata 23.51
Sumber: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI
86 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Dari sini,
kita bisa melihat
bahwasanya porsi
besaran upah buruh
dalam jumlah
keseluruhan ongkos
suatu produksi
bukanlah menjadi
alasan fundamental
terjadinya ekonomi
biaya tinggi yang sering dikeluhkan oleh para pengusaha kita.
Justru inefisiensi birokrasi (baca: kapitalisme birokrasi) dan
praktik- praktik pungutan liar (baca: kapitalisme rente) telah
menjadi pemicu terjadinya ekonomi biaya tinggi dan fenomena
ini telah marak terjadi sewaktu Orde Baru mulai menerapkan
pendekatan aparat kekerasan dalam menyelesaikan problem
hubungan industrial. Seharusnya pemerintah menyadari bahwa
semakin banyaknya peraturan perburuhan yang tidak berpihak
kepada buruh, malah akan mengundang radikalisasi di tingkat
gerakan buruh itu sendiri. Sehingga terkadang pengusaha kembali
lagi terjebak pola-pola lama untuk menggunakan pendekatan
kekerasan dengan melibatkan jasa-jasa aparat keamanan, baik
diambil dari masyarakat sipil maupun militer dan lagi-lagi ini
bukan harga yang cukup murah.
Tegasnya, dalam mereformasi bangunan industri
nasional tidaklah bisa dijawab semata-mata dengan injeksi dan
investasi modal asing semata. Artinya, perlu adanya peran negara
yang mempunyai porsi yang cukup besar untuk membuat iklim
usaha di Indonesia menjadi baik dan merata. Jadi tidak bisa kita
menyerahkan orientasi pembangunan ekonomi nasional ke dalam
cengkeraman pasar bebas yang terkadang indikatornya hanya
dilihat dari turunnya inflasi dan suku bunga serta kestabilan
moneter semata. Seharusnya, konsepsi pembangunan ekonomi
nasional tidak perlu dilihat dari naik turunnya mata uang asing,
melainkan harus tertuju pada ekonomi riil masyarakatnya yaitu
pekerjaan dan kesempatan kerja, yang pada akhirnya secara
nasional bisa kita bandingkan rasio kapital yang masuk dengan
87neoliberalisme, deindustrialisasi dan gerakan rakyat pekerja
rasio lapangan kerja serta perbandingan ekspor-impornya sebagai
keseimbangan surplus perdagangan yang didapat.
Di sisi lain, kontradiksi desa dan kota dalam logika
pembangunan industri harus diminimalkan dengan melahirkan
industri kerakyatan nasional dengan menciptakan supporting
system industri besar yang mampu mendukung industri ringan
dan sektor pertanian. Di sini kita bisa melihat bahwasanya, jalan
baru bagi gerakan rakyat pekerja dalam melawan neoliberalime:
Pertama, pemutusan borjuasi internasional dengan borjuasi
nasional. Artinya, di sini peranan pemerintah untuk memproteksi
industri nasional serta menciptakan iklim investasi yang bebas
dari pengaruh asing dan berdikari menjadi keniscayaan yang
harus segera dilakukan. Sehingga pada akhirnya, negara harus
mampu menghilangkan hambatan-hambatan pada sektor
industri, perdagangan dan modal, serta memproyeksikan
arah industrialisasi, perdagangan dan modal yang berdampak
langsung pada kesejahteraan rakyat. Kedua, menggalang aliansi
strategis borjuasi nasional dengan kelas rakyat pekerja. Di sini
bukan berarti bahwa kita masih mengamini subordinasi pekerja
terhadap pengusaha dalam hubungan produksi yang terjadi
sampai saat ini. Aliansi ini bisa dilakukan oleh kaum pekerja
ketika gerakan kelas rakyat pekerja betul-betul memiliki posisi
tawar dan kemampuan negosiasi yang tinggi dalam merombak
manajerial pabrik sehingga pekerja/buruh yang sedari awal selalu
dianggap sebagai variable capital harus diubah menjadi logika
constant capital. Di mana posisi kaum pekerja/buruh setara
dengan pengusaha dalam menjalankan perusahaannya dengan
menerapkan pembagian saham pengusaha terhadap serikat buruh
di perusahaan tersebut dan/atau dalam kondisi perusahan yang
tidak menentu bisa sebagai supporting system atas badan-badan
koperasi dan unit-unit usaha ekonomi kaum buruh. Sehingga
pemenuhan kesejahteraan dan perlindungan terhadap rakyat
pekerja tetap menjadi langkah utama untuk menghilangkan
kontradiksi pengusaha dengan pekerja/buruh. Sehingga strategi
aliansi ini dengan apa yang tersirat di atas, konsepsi pertumbuhan
ekonomi yang berimbang dengan sektor industri dengan sektor
88 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
pertaniannya akan mampu menjadi stimulator pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi nasionalnya.
Untuk itu, menjadi jelas bahwasanya tidak ada gerakan
pekerja yang kuat tanpa kapital nasional yang kuat. Dan dalam
tatanan perekonomian internasional yang timpang, tidak ada
kapital nasional yang kuat tanpa parlemen yang kuat. Sehingga
peran negara sebagai kekuatan organik nasional harus mampu
menjadikan tanah, air, mineral, pangan dan tambang didaulat
dan diperuntukan oleh rakyat Indonesia sebagai langkah awal
renegosiasi tatanan ekonomi neoliberal yang menindas dan
mengisap. Maka berdasarkan itu semua, problem deindustrialisasi
sebagai ekses dari mode produksi imperialisme dan perjuangan
gerakan buruh memiliki kaitan yang sangat erat. Sebab, persoalan
relokasi industri, investasi asing, utang luar negeri dan program
pembangunan developmentalisme dan liberalisasi perdagangan
yang berujung pada marginalisasi kaum buruh dan kerusakan
lingkungan sesungguhnya telah menunjukan adanya problem
nasional.
Maka perjuangan kaum buruh tidak bisa semata-mata
berwatak sosialis (perjuangan kelas buruh terhadap borjuis/
sosialisasi alat-alat produksi), tetapi juga harus berwatak
perjuangan nasional. Untuk itu, gerakan buruh/pekerja harus
mulai meninggalkan tradisi sektoralisme dan menggabungkan
semua kekuatan elemen rakyat dalam sebuah wadah front nasional
guna melangsungkan pembebasan nasional dan demokrasi
kerakyatan yang sejati.
89neoliberalisme, deindustrialisasi dan gerakan rakyat pekerja
Gunawan,
Sekjen Komite Eksekutif Indonesian Human Rights Committee for Social Justice
MELEGALKAN PENJUALANTANAH DAN AIR IBU PERTIWI
Discussion Paper untuk Forum Keadilan
Ekonomi Institute for Global Justice
Jikalau kita ikuti diskursus krisissemenjak 1998 hingga kini,
maka ada dua hal yang bisa disimpulkan.Pertama, krisis tidak kemudian memicu revolusi,meski telah memunculkan gejolak sosial terbatas,
dan kedua, bahwa krisis juga memiliki arah yang berkelanjutan. Upaya mengatasi krisis, negara kemudian memunculkan
produk-produk hukum yang pada umumnya ditujukan untuk menarikmasuk investasi asing dan pengurangan hak-hak normatif
kaum buruh dan hak atas tanah kaum tani.
Capital Violence-Judicial Violence
Krisis ekonomi tahun 1997-1998,
telah memicu krisis sosial dan krisis
politik, hingga membawa kemenangan
gerakan reformasi menumbangkan rezim
militer Orde Baru. Namun, tumbangnya
negara Orde Baru, harus dilihat juga
sebagai reorganisasi dan rekonsolidasi
modus operandi nasional kapitalisme
internasional, dari developmentalisme
yang lebih mengandalkan kekuatan
sepatu lars, bedil dan ujung bayonet,
menjadi neoliberalisme yang mengandal
produk-produk hukum dari hasil
demokrasi prosedural yang bertumpu
pada kekuatan the old reactionary
regime yang merupakan perpaduan dari
ancient regime dan oligarki partai-partai
besar.
Turunnya Gus Dur dari kursi
kepresidenan, bisa dikatakan sebagai
runtuhnya konsolidasi, karena transisi
demokrasi yang mensyaratkan pergantian
rezim otoriter (turunnya Pak Harto dan
ditolaknya laporan pertanggungjawaban
mister Habibie oleh MPR), kemudian
pemilu yang demokratis (Pemilu
1999), dan harusnya disusul dengan
pelembagaan demokrasi, namun yang
terjadi pasca-Pemilu 1999 adalah
konflik elite yang melibatkan massa
dan justru terjadi persekutuan politik
dengan kekuatan Orbais-Soehartois oleh
kekuatan politik anti-Gus Dur.
Maka naiknya Ibu Mega ke
kursi kepresidenan berbarengan dengan
lemahnya pelembagaan demokrasi,
sehingga di level negara, artikulasi
kepentingan asing dikalahkan dengan
artikulasi cara-cara produksi kapitalisme
internasional. Sebut saja; Undang-
undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air.
Undang-undang ini merupakan
bagian dari syarat Bank Dunia untuk
pencairan US$ 300 juta, pinjaman
(utang luar negeri) untuk program
restrukturisasi air yang biasa disebut
WATSAL (Water Resources Sector
Adjustment Loan) yang telah
ditandatangani pada bulan April 1998.
Progam LAP (Land Administration
Project) dan dilanjutkan dengan Land
Policy Management Reform Progam
91melegalkan penjualan tanah dan air ibu pertiwi
gera
kan
sosi
al
dari Bank Dunia melahirkan Keputusan
Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang
Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan
sebagai dasar keluarnya Rancangan
Undang-Undang Sumber Daya Agraria
untuk menggantikan UUPA 1960.
Dampaknya adalah penguasaan
sumber-sumber agraria oleh pihak asing,
yang berarti memang investasi masuk,
tetapi dibayar dengan meluasnya konflik
agraria dengan kekerasan bersenjata
yang berdampak hilangnya akses
masyarakat kepada sumber-sumber
agraria dan sumber-sumber pangan.
Di lapangan perburuhan,
persoalan Labor Market Flexibility
(LMF) masih menjadi core persoalan
sektor ini. Manajemen pasar tenaga
kerja yang lentur ini merupakan jalan
pintas yang ditempuh pemerintah,
dan merupakan tawaran kepentingan
modal internasional sebagai solusi krisis
ekonomi. Dengan alasan merangsang
investasi, maka pemerintah berusaha
menciptakan suatu pasar tenaga kerja
yang fleksibel.
Laiknya proses produksi
kuno, yang berlangsung adalah pola
relasi majikan-buruh (untuk tidak
menyebut tuan-budak). Hanya saja,
yang sedikit berbeda adalah mekanisme
hubungannya. Dulu, buruh secara
langsung berhubungan dengan majikan
dalam sebuah proses produksi. Kini,
pengusaha (pemodal) tidak harus
berhubungan langsung dengan
pekerjanya, tetapi melibatkan pihak
ketiga dalam penyediaan tenaga kerja
(outsourching).
Konsep ini banyak diminati
investor. Pasalnya, melalui outsourcing,
buruh tidak lagi bertanggungjawab
kepada perusahaan yang menggunakan
jasa tenaganya, namun kepada
perusahaan yang menyalurkan tenaga
kerjanya. Ini juga berarti bahwa
perusahaan pemakai jasa tenaga
kerja tidak perlu ambil pusing dengan
persoalan produktivitas buruh. Para
investor bisa seenaknya melakukan
bongkar-pasang tenaga kerja melalui
perusahaan pengerah tanaga kerja.
Selain itu, secara implementatif,
perwajahan LMF juga berbentuk status
pekerja magang dan kontrak.
Hal-hal yang dijadikan sasaran
tembak LMF adalah mengeliminasi
biaya-biaya yang tidak efektif, seperti
penghilangan upah minimum, menekan
upah, serta menghapuskan jaminan
sosial. Dan seluruh malapetaka ini
termaktub dalam Undang-undang Nomor
13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,
juga proses pemutusan hubungan kerja
(PHK) juga semakin dipermudah.
Ketika proses PHK berlangsung
masif, situasinya kemudian berbanding
lurus dengan peningkatan pengangguran
secara massal. Bila angka pengangguran
tinggi, maka jumlah pencari kerja pun
92 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
akan meningkat. Sehingga, secara
diametral, rakyat (masyarakat pencari
kerja) akan menegasikan perhitungan
kelayakan hidupnya sendiri, dan
menerima upah rendah, asalkan bisa
memperoleh pekerjaan.
Meski demikian, toh, rakyat
tetap banyak nganggur dan tetap
repotnasi, artinya krisis ekonomi 1997-
1998 tetap tak tertanggulangi.
Pun demikian dengan presiden
SBY, guna menggenjot investasi di bidang
infrastruktur, dikeluarkanlah Peraturan
Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang
Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan
Pembangunan untuk Kepentingan
Umum, selain bertentangan dengan
peraturan perundangan di atasnya
(Undang-Undang Nomor 10 tahun
2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan; Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pengaturan
Pokok Agraria; Undang Nomor 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia) dan
menafikan protes masyarakat, semakin
menghilangkan akses masyarakat
kepada sumber-sumber agraria, dan
semakin hilangnya lahan pertanian
untuk kepentingan infrastruktur akan
membawa dampak pada situasi rawan
pangan.
Demikian juga dengan
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun
2005 yang mengatur pencabutan
subsidi dan kenaikan harga BBM,
selain bertentangan dengan peraturan
perundangan di atasnya (Pasal 28
Ayat 2 Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas
yang menjadi rujukan telah dibatalkan
oleh Mahkamah Konstitusi karena
bertentangan dengan Pasal 33 UUD
1945) dan menafikan protes masyarakat,
menciptakan PHK massal dan juga situsi
rawan pangan akibat turunnya harga beli
masyarakat dan naiknya sarana produksi
masyarakat.
Merasa investasi asing masih
kurang dan krisis belum teratasi,
pemerintah mengeluarkan Instruksi
Presiden Nomor 3 tahun 2006, yang
bertujuan menjadikan investasi sebagai
motor pertumbuhan ekonomi, terutama
untuk mengurangi kemiskinan dan
pengangguran yang makin meningkat.
Lantas, Inpres ini menunjuk lima faktor
yang perlu dibenahi, di antaranya soal
pelayanan dan kejelasan aturan, pabean
dan cukai, perpajakan serta tenaga
kerja.
Dan ketika dihadapkan pada
permasalahan pengangguran, yang
angkanya telah mencapai sekitar 104,02
juta, pemerintah justru membiarkan
buruh bertarung sendiri dalam sistem
ekonomi pasar bebas, karena pemerintah
masih percaya bahwa buruh murah
adalah strategi utama.
93melegalkan penjualan tanah dan air ibu pertiwi
Rincian Tindakan dalam Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi
Tindakan
Umum
Finalisasi Rancangan Undang-Undang Penanaman Modal
Merumuskan pembagian tugas yang jelas antara pemerintah pusat dan daerah untuk urusan penanaman modal
Penyempurnaan organisasi
Mengaktifkan forum dialog dengan dunia usaha
Peninjauan sejumlah ketentuan-ketentuan perizinan di bidang perdagangan
Menyederhanakan proses pembentukan perusahaan dan izin usaha
Merealisasikan sistem pelayanan terpadu dengan penanaman modal dengan pembagian kewenangan antara pemerintah daerah dan pusat yang jelas
Penyediaan informasi mengenai perizinan yang diperlukanMembentuk tim bersama untuk mengawasi penyusunan rancangan Perda dan mengevaluasi Perda
Kepabeanan dan Cukai
Menyederhanakan prosedur pemeriksaan kepabeanan
Pengembangan sistem EDI di Dirjen Bea Cukai
Menetapkan kriteria yang jelas dan transparan serta melaksanakan dengan konsisten penggunaan jalur hijau dan jalur merah
Menetapkan kriteria yang jelas dan transparan serta melaksanakan dengan konsisten penggunaan jalur prioritas
Menyusun pedoman proses penetapan klasifikasi barang utama tertentu dalam rangka penetapan tarif yang jelas dan transparan
Persiapan penerapan NSW 2008, yang meliputi Trade-Net dan Port-Net
Perpajakan
Menilai usulan perubahan
• Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan
• Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
• Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1083 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah
94 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Menetapkan bidang-bidang usaha tertentu dan daerah-daerah tertentu yang dapat diberikan fasilitas perpajakan sesuai dengan pasal 31A Undang-undang Pajak Penghasilan
Menurunkan tarif pajak kendaraan bermotor untuk jenis angkutan umum
Menurunkan tarif pajak penerangan jalan bagi industri dan non-industri
Menyelesaikan masalah pungutan pajak/retribusi daerah:
1. “tower” telekomunikasi
2. jembatan timbang
3. lalu-lintas barang
Mengubah perkiraan penghasilan netto sebagai dasar “withholding tax”
Ketenagakerjaan
Menyusun draf perubahan Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003,
mengenai:
1. PHK, pesangon, dan hak-hak pekerja/buruh lainnya
2. Perjanjian Kerja Bersama
3. Ketentuan mengenai pengupahan
4. Perjanjian kerja waktu tertentu
5. Penyerahan sebagian pekerjaan kepada pihak lain (outsourcing)
6. Izin mempekerjakan tenaga kerja asing
7. Ketentuan mengenai istirahat panjang
Menyederhanakan prosedur pemberian visa dan izin tinggal bagi investor: cukup mempunyai 2 jenis izin; IMTA dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta KITAS dari Kantor Imigrasi Mempercepat proses:
1. Sertifikasi Kompetensi Tenaga Kerja, dari sebulan menjadi dua bulan
2. Akreditasi Balai Latihan Kerja Luar Negeri, dari 23 hari menjadi 14 hari
3. Akreditasi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), dari 23 hari menjadi 14 hari
4. Akreditasi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), dari 3 bulan menjadi 2
bulan
5. Hubungan Perindustrian:
a. Fasilitas pengesahan, dari 10 hari menjadi 7 hari
b. Fasilitas perjanjian kerja, dari 7 hari menjadi 6 hari
95melegalkan penjualan tanah dan air ibu pertiwi
Presiden SBY ketika membuka Pameran Inacraft 2006,
menyatakan: “Kita lihat hari-hari ini, indeks harga saham gabungan
mencapai rekor tertinggi 1.400 sekian, nilai tukar rupiah yang sempat
terguncang tahun lalu juga menunjukkan perbaikan penguatan yang
sangat besar, cadangan devisa kita mencapai 41,8 miliar dolar AS,
tertinggi dalam sejarah ekonomi kita.” Tetapi, kini begitu Amerika
krisis, Indonesia segera mengalami krisis finansial, setelah sebelumnya
sudah terkena krisis pangan, energi, dan air serta investasi yang masuk
sebelumnya tetap tidak menyerap tenaga kerja.
Mengapa demikian, karena investasi dalam bentuk akuisisi
perusahaan yang sudah dan sedang berjalan, seperti Indosat, Telkomsel,
BCA, dan Bank Danamon. Selain tidak menyerap tenaga kerja,
kebijakan investasi di perbankan juga berpotensi menciptakan PHK.
Bank Indonesia telah merumuskan Arsitektur Perbankan Indonesia
(API). Di dalam API dirumuskan bahwa bank-bank dikelompokkan
berdasarkan kapasitas modal dan kemampuan operasionalnya,
misalnya menjadi bank internasional, bank nasional, bank daerah,
bank yang fokus melayani ritel atau korporasi dan sebagainya. Maka
bank-bank didorong untuk merger dan akuisisi. Maka gelombang
merger dan akuisisi berpotensi menjadi gelombang PHK pula.
96
Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi
Pembuatan pedoman penyempurnaan dan penyederhanaan pemberian izin bagi UKMK dan pengembangan sistem pelayanan perizinan satu atap satu pintu
Penyusunan Peraturan Menteri tentang Pengembangan Jasa Konsultasi bagi IKM
Pengembangan skema kredit investasi bagi UKMK
Penyediaan insentif fiskal bagi UKMK yang memanfaatkan teknologi inovatif
Mengubah Keppres Nomor 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha yang dicadangkan untuk usaha kecil dan Bidang/Jenis usaha yang terbuka untuk usaha menengah atau besar dengan syarat kemitraan sesuai dengan daftar bidang usaha tertutup dan terbuka dengan syarat
Pengembangan kawasan industri bagi UKMK
Mengubah PP Nomor 16 Tahun 1997 tentang Waralaba
Sumber: Kompas
GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Persoalan lain dari investasi yang telah masuk yang
memperkuat rupiah disebabkan masuknya investasi jangka pendek
di bursa saham. Investasi ini berakibat mengapa lapangan kerja
tidak terbuka dan watak spekulatifnya berpotensi menciptakan krisis
moneter jika investasi tersebut secara spekulatif ditarik pula.
Di sektor riil (padat karya), kebijakan pemerintah justru tidak
merangsang produktivitas buruh, justru memprovokasi buruh untuk
melakukan pemogokan, semisal kebijakan revisi Undang-Undang
Nomor 13 tentang Ketenagakerjaan dan Undang-Undang Penanaman
Modal, serta SKB (Surat Keputusan Bersama) 4 Menteri menyusul
krisis Amerika yang berdampak menjadi krisis global.
Di lapangan agraria, pemerintah memfasilitasi perkebunan
besar, hal ini, justru memperkeras konflik agraria antara petani
dengan perusahaan perkebunan, kemudian perkebunan sawit kini
justru hancur, dan progam biofuel, yaitu sumber-sumber pangan
dijadikan sumber energi – sehingga bisa disebut juga agrofuel – justru
memperparah krisis pangan global serta tidak mengatasi krisis energi.
Akhir cerita negara tetap gagal mengatasi krisis dan kemiskinan
tetapi justru melakukan pelanggaran hak-hak ekonomi, sosial, budaya
masyarakat. Dan setiap perjuangan masyarakat mempertahankan hak-
haknya, dijawab dengan represivitas, stigmatisasi, dan kriminalisasi
yang dilakukan oleh pemerintah (pelanggaran hak sipil politik). Fakta
kerasnya adalah apa yang tergambarkan dalam konflik agraria dan
konflik perburuhan (industrial).
Tabel Konflik Perburuhan 2006-2008
No Kategori Isu
1 Hak Normatif UpahPHK
2 Politik-Hukum Revisi UU No.13/2003Kriminalisasi Aksi BuruhSKB 4 Menteri
3 Buruh Tani Bagi HasilKepemilikan LahanKriminalisasi reclaimingKriminalisasi Hak Paten
97melegalkan penjualan tanah dan air ibu pertiwi
Tabel Pelanggaran HAM Melalui Judicial Violence
No Kesepakatan Modal
Internasional
Kebijakan Negara Problem Hukum Problem Demokrasi dan HAM
1 WATSAL (Water Resources Sector Adjustment Loan) dari World Bank
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Mahkamah Konstitusi menolak permohonan judicial review dari organisasi-organisasi masyarakat
Bertentangan dengan UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 39 Tentang Hak Asasi Manusia
Perlindungan Hukum bagi capital violence
Pelanggaran terhadap hak rakyat akses kepada sumber-sumber agraria
2 Infrastructure Summit 2005
Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum
Bertentangan dengan undang-undang diatasnya (Undang-undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pengaturan Pokok Agraria; Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM)
Perlindungan Hukum bagi capital violence
Pelanggaran terhadap hak rakyat kepada akses sumber-sumber agraria
3 Letter of Intent /LoI) antara Indonesia dengan IMF (International Monetary Fund)
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2005 Tentang Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak Dalam Negeri
Pasal 28 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas yang menjadi rujukan telah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi (Keputusan Mahkamah Konstitusi RI No. 002/PUU-I/2003) karena bertentangan dengan Pasal 33 UUD 1945
Perlindungan Hukum bagi capital violence
Pelanggaran terhadap hak rakyat kepada kehidupan yang layak
LAP (Land Adminitrationt Project) dan dilanjutkan dengan (Land Policy Management Reform progam) dari World Bank
Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan sebagai dasar keluarnya Rancangan Undang-Undang Sumber Daya Agraria.
Setelah gagalnya RUU SDA. Kini BPN merencankan amandemen Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pengaturan Pokok Agraria
Perlindungan Hukum bagi capital violence
Pelanggaran terhadap hak rakyat kepada akses sumber-sumber agraria
98 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Krisis Ekonomi Paling Serius dalam Sejarah Modern
Keruntuhan finansial pada bulan Oktober 2008 bukanlah
hasil dari fenomena siklus ekonomi. Ia merupakan hasil yang
sengaja diciptakan oleh kebijakan pemerintah AS yang dilakukan
melalui Departemen Keuangan dan Dewan Bank Sentral AS. Ini
adalah krisis ekonomi paling serius dalam sejarah dunia.
Dana talangan (bailout) yang diusulkan oleh Departemen
Keuangan AS bukanlah “solusi” bagi krisis ini. Pada kenyataannya
justru sebaliknya: ia merupakan penyebab dari keruntuhan
lebih besar. Ia memicu konsentrasi kekayaan yang tidak ada
bandingannya, yang kemudian berperan dalam memperluas
ketimpangan ekonomi dan sosial baik di dalam maupun antara
bangsa-bangsa.
Tingkat utang telah meroket. Korporasi industrial digiring
menuju kebangkrutan, diambil alih oleh institusi finansial global.
Kredit, tepatnya persediaan dana pinjaman (the supply of loanable
funds), yang menjadi tali nyawa produksi dan investasi, dikontrol
oleh segelintir konglomerat finansial.
Akibat bailout, utang publik membubung. Amerika adalah
negeri yang paling berutang di bumi. Sebelum bailout utang publik
AS berada di kisaran 10 triliun dolar. Utang berdenominasi dolar
ini terdiri dari treasury bills dan government bonds berlebih
yang dipegang oleh individual, pemerintah asing, korporasi dan
institusi finansial.
Bailout: Pemerintah AS Mendanai Utangnya Sendiri
Ironisnya, bank-bank Wall Street – yang menjadi penerima
dana talangan – adalah juga broker dan penjamin (underwriter)
utang publik AS. Walaupun bank hanya memegang sebagian
utang publik, mereka mentraksasikan dan memperdagangkan
instrumen utang publik denominasi dolar AS di seluruh dunia.
Dalam lika-liku peristiwa yang pahit, bank menjadi
penerima pembagian uang sebesar 700+ milyar dolar dan pada
saat bersamaan bertindak sebagai kreditor bagi pemerintah AS.
Kita berhadapan dengan hubungan yang sirkuler dan absurd: untuk
membiayai bailout, Washington harus meminjam dari bank, yang
merupakan penerima bailout. Pemerintah AS mendanai utangnya
100 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
sendiri. Pemerintah Federal, Negara Bagian dan Pemerintahan
Kota semakin terkungkung di bawah kontrol ketat konglomerat
finansial global. Para kreditor ini semakin mengontrol reformasi
pemerintah.
Bailout tersebut kondusif bagi konsolidasi dan sentralisasi
kekuasaan perbankan, yang kemudian memukul aktivitas ekonomi
riil, menyebabkan serangkaian kebangkrutan dan pengangguran
massal.
Akankah Administrasi Obama Membalikkan Arus?
Krisis finansial adalah akibat dari deregulasi
arsitektur finansial… Obama telah menyatakan dengan
sungguh-sungguh janjinya untuk mengatasi kegagalan kebijakan
administrasi Bush dan “mendemokratiskan” sistem finansial
AS. Presiden terpilih Barack Obama mengatakan bahwa ia
berkomitmen membalikkan arus: “Marilah kita mengingat kembali
bahwa bila krisis finansial ini mengajarkan sesuatu hal kepada kita,
itu adalah kita tak dapat memiliki Wall Street yang tumbuh subur
sementara Main Street menderita. Di negeri ini, kita bangkit dan
jatuh sebagai satu bangsa, sebagai satu rakyat.” (Presiden terpilih
Barack Obama, 4 November, 2008, ditambahkan penebalan)
Kaum Demokrat biasanya menyalahkan administrasi Bush dalam
keruntuhan finansial Oktober ini.
Obama mengatakan bahwa ia akan memperkenalkan
agenda kebijakan yang seluruhnya berbeda yang akan
merespon kepentingan Main Street: “Besok, Anda dapat
meninggalkan lembar kebijakan yang meletakkan keserakahan
dan tidak bertanggungjawabnya Wall Street di atas kerja
keras dan pengorbanan setiap laki-laki dan perempuan di
sepanjang Main Street. Besok, Anda akan memilih kebijakan
yang berinvestasi pada kelas menengah dan menciptakan
pekerjaan baru serta mengembangkan perekonomian sehingga
semuanya memiliki kesempatan untuk sukses, dari CEO
hingga sekretaris dan staf pembersih, dari pemilik pabrik
hingga setiap laki-laki dan perempuan yang bekerja di lantai
pabrik.” (Barack Obama, kampanye pemilu, November 3, 2008)
101siapakah arsitek keruntuhan ekonomi
publ
ik
Apakah Obama berkomitmen “menjinakkan Wall
Street” dan “melucuti pasar finansial”? Ironisnya, justru di
bawah administrasi Clinton-lah kebijakan yang “serakah dan tak
bertanggung jawab” itu diadopsi.
Akta Modernisasi Layanan Finansial (Financial Services
Modernization Act - FSMA) tahun 1999 bersifat kondusif terhadap
pencabutan Akta Glass-Steagall tahun 1933. Sebagai pilar New
Deal Presiden Roosevelt, Akta Glass-Steagall diterapkan sebagai
jawaban atas iklim korupsi, manipulasi finansial dan insider
trading yang menyebabkan kegagalan lebih dari 5.000 bank
dalam beberapa tahun menyusul keruntuhan Wall Street tahun
1929.
Di bawah FSMA 1999, kendali efektif terhadap seluruh
industri jasa finansial AS (termasuk perusahaan asuransi, dana
pensiun, perusahaan sekuritas, dan sebagainya) telah ditransfer ke
tangan segelintir konglomerat finansial dan hedge fund rekanannya.
Para Perekayasa Bencana Finansial
Siapa saja arsitek dari kemelut ini? Dalam ironi yang pahit,
para perekayasa bencana finansial ini kini sedang dipertimbangkan
untuk ditunjuk masuk dalam Tim Transisi Presiden Terpilih
Barack Obama untuk posisi Menteri Keuangan, Lawrence
Summers, memainkan peran kunci dalam melobi Kongres untuk
mencabut Akta Glass Steagall. Penunjukkannya yang tepat waktu
oleh Presiden Clinton pada 1999 sebagai Menteri Keuangan
menjadi ujung tombak diadopsinya FSMA pada November 1999.
Setelah menuntaskan mandatnya di pucuk pimpinan Departemen
Keuangan AS, ia menjadi presiden Universitas Harvard (2001-
2006).
Paul Volker adalah ketua jajaran Bank Sentral pada tahun
1980-an pada era Reagan. Ia memainkan peran sentral dalam
menerapkan tahap pertama deregulasi finansial, yang kondusif
bagi kebangkrutan, merger, dan akuisisi massal yang menggiring
pada krisis finansial 1987.
Timothy Geithner adalah CEO dari Bank Federal New
York (FRBNY), yang merupakan institusi finansial swasta paling
berkuasa di Amerika. Ia juga mantan pejabat Departemen
102 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Keuangan dalam adminstrasi Clinton. Ia telah bekerja untuk
Kissinger Associates dan juga memegang posisi senior dalam IMF.
FRBNY memainkan peran di belakang layar dalam membentuk
kebijakan finansial. Geithner bertindak atas nama kelompok
finansial yang berkuasa di belakang FRBNY. Ia juga anggota dari
organisasi Council on Foreign Relations (CFR).
Jon Corzine saat ini menjabat gubernur New Jersey,
mantan CEO Goldman Sachs. Pada saat artikel ini ditulis, favorit
Obama adalah Larry Summers, yang menjadi terdepan dalam
posisi menteri keuangan. Profesor Ekonomi Universitas Harvard,
Lawrence Summers, menjabat posisi Ketua Pakar Ekonomi
(Chief Economist) Bank Dunia (1991-1993). Ia berkontribusi
dalam membentuk reformasi makroekonomi yang diterapkan di
sejumlah negara berkembang yang terlilit utang. Dampak sosial
dan ekonomi dari reformasi-reformasi ini di bawah Program
Penyesuaian Struktural (SAP) yang disponsori IMF-Bank Dunia
begitu menghancurkan dan mengakibatkan kemiskinan massal.
Masa jabatan Larry Summer di Bank Dunia bertepatan
dengan keruntuhan Uni Soviet dan penerapan “obat ekonomi”
IMF-Bank Dunia yang mematikan kepada Eropa Timur, bekas
republik Soviet dan negara-negara Balkan.
Pada 1993 Summers pindah ke Departemen Keuangan
AS. Ia awalnya memegang posisi Asisten Menteri Keuangan untuk
urusan internasional dan kemudian Sekretaris Deputi. Dengan
bekerjasama dengan mantan koleganya di IMF dan Bank Dunia,
ia memainkan peran kunci dalam merekayasa paket reformasi
ekonomi “terapi kejut” (shock treatment) yang diterapkan di
puncak krisis Asia pada 1996 di Korea Selatan, Thailand dan
Indonesia.
Kesepakatan bailout yang dinegosiasikan dengan
tiga negeri ini dikoordinasikan oleh kantor Summer di
Departement Keuangan bekerjasama dengan Bank Federal
New York dan institusi Bretton Woods tersebut yang bermarkas
di Washington. Summer bekerjasama erat dengan Direktur
Pengelola Deputi Stanley Fischer, yang kemudian ditunjuk
menjadi Gubernur Bank Sentral Israel. Larry Summers
menjadi Menteri Keuangan pada Juli 1999. Ia murid David
103siapakah arsitek keruntuhan ekonomi
Rockefeller. Ia salah satu arsitek dari FSMA, yang melegitimasi
insider trading dan manipulasi finansial terang-terangan.
“Menugaskan Musang Untuk Menjaga Kandang Ayam”
Summer saat ini adalah konsultan di Goldman Sachs
dan direktur pengelola hedge fund D.E. Shaw Group. Sebagai
pengelola hedge fund, kontaknya di Departemen Keuangan
dan Wall Street memberikannya informasi dari dalam yang
berharga tentang pergerakan pasar finansial. Menunjuk
pengelola hedge fund (dengan koneksi ke bangunan finansial
Wall Street) untuk memegang Departemen Keuangan sama
saja menugaskan musang untuk menjaga kandang ayam.
Konsensus Washington
Summer, Geithner, Corzine, Volker, Fischer, Phil Gramm,
Bernanke, Hank Paulson, Rubin, dan tak ketinggalan juga Alan
Greenspan, adalah suatu perkoncoan; mereka bermain golf
bersama; mereka punya koneksi dengan CFR dan Bilderberg;
mereka bertindak serempak menurut kepentingan Wall Street;
mereka bertemu di balik pintu tertutup; mereka semua memiliki
frekuensi yang sama; mereka pengikut Partai Demokrat dan
Republik.
Meskipun bisa saja terdapat ketidaksepakatan di antara
mereka dalam beberapa isu, mereka semua berkomitmen teguh
pada Konsensus Washington-Wall Street. Mereka benar-benar
tidak menyisakan belas kasihan dalam mengelola proses ekonomi
dan finansial. Tindakan mereka didorong oleh profit. Di luar
kepentingan sempit mereka terhadap “efisiensi pasar”, mereka
hanya punya sedikit kepedulian terhadap “kehidupan manusia”.
Bagaimana kehidupan rakyat dipengaruhi oleh beragam reformasi
makroekonomi dan finansial yang mematikan, yang memerosokkan
seluruh sektor aktivitas ekonomi pada kebangkrutan.
Alasan ekonomi yang mendasari wacana ekonomi
neoliberal seringkali penuh kesinisan dan penghinaan. Terkait
dengan ini, wacana ekonomi Lawrence Summers tampil mencolok.
Ia dikenal oleh kaum pembela lingkungan hidup sebagai penganjur
pembuangan limbah beracun di negara-negara Dunia Ketiga,
karena rakyat negara-negara miskin memiliki usia hidup yang
104
Terciptalah sebuah
“supermarket finansial global”, yang membuka panggung bagi
konsentrasi kekuasaan
finansial secara masif. Salah satu
tokoh utama di bawah proyek ini
adalah Menteri Keuangan
Larry Summers, bekerja sama dengan David
Rockefeller.
GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
lebih pendek dan upah buruh yang benar-benar rendah, yang
artinya nilai pasar rakyat di negara-negara Dunia Ketiga jauh lebih
rendah. Menurut Summers, faktor ini membuat ekspor bahan
beracun ke negara-negara miskin jauh lebih “efektif biayanya”.
Sebuah memo Bank Dunia yang kontroversial pada tahun
1991, ditandatangani oleh Ketua Pakar Ekonomi Larry Summers
dapat dibaca sebagai berikut (cuplikan, dengan ditambah
penebalan):b
TANGGAL : 12 Desember 1991
KEPADA : Distribusi
DARI : Lawrence H Summers
Subjek : GEP
“Industri Kotor”: Hanya di antara Anda dan saya; tidakkah
seharusnya Bank Dunia mendorong LEBIH BANYAK migrasi
industri kotor ke negara-negara kurang berkembang? Saya dapat
memberikan tiga alasan:
1) Ukuran dari biaya polusi yang merusak kesehatan (costs of health
impairing pollution) bergantung pada pendapatan sebelumnya
akibat peningkatan penyakit dan tingkat kematian... Dari sudut
pandang ini sejumlah tertentu dari polusi yang merusak kesehatan
seharusnya dilakukan di negeri yang biayanya terendah, yang
mana merupakan negeri dengan upah terendah. Saya rasa logika
ekonomi di balik pembuangan limbah beracun di negara-negara
yang berupah rendah sangatlah benar dan kita harus menerima
itu.
2) Biaya polusi cenderung non-linear karena pertambahan polusi
pada awalnya mungkin berbiaya sangat rendah. Saya selalu
berpendapat bahwa negara-negara yang tidak banyak penduduknya
seperti Afrika amat sangat kekurangan polusi, kualitas udara
mereka mungkin amat rendah dan tidak efisien dibandingkan
Los Angeles atau Mexico City. Hanya patut disesalkan bahwa
sesungguhnya begitu banyak polusi dihasilkan oleh industri yang
tak dapat diperdagangkan (seperti transportasi dan pembangkit
105
Tidak akan ada solusi yang berarti untuk krisis ini, kecuali terjadi reformasi besar dalam arsitektur finansial, secara tak langsung ber-arti, antara lain, membekukan perda-gangan spekulatif dan “pelucutan pasar finansial”.
siapakah arsitek keruntuhan ekonomi
listrik) dan biaya transportasi unit limbah padat begitu tinggi
sehingga menghalangi negara-negara yang lebih sejahtera di dunia
dalam menggalakkan perdagangan polusi udara dan limbah.
3) Permintaan akan lingkungan hidup yang lebih bersih demi
alasan estetis dan kesehatan cenderung memiliki elastisitas
pendapatan yang sangat tinggi [permintaan meningkat ketika
tingkat pendapatan meningkat]. Kepedulian terhadap zat agen
yang menyebabkan perubahan jumlah penderita kanker prostat
sebesar satu di antara sejuta tentunya jauh lebih tinggi di negeri
yang mana rakyatnya dapat bertahan hidup dari kanker prostat
dibandingkan dengan negeri di mana tingkat kematian di bawah
umur 5 tahun adalah 200 per seribu...”
Posisi Summers tentang eksport polusi ke negara-negara
berkembang memiliki dampak yang terasa dalam kebijakan
lingkungan hidup AS: Pada 1994 “praktis seluruh negeri di dunia
memutuskan hubungan dengan “logika ekonomi” sang lulusan
Harvard, Mr Summers, yang mempertimbangkan dengan serius
pembuangan racun negara-negara kaya ke tetangganya yang lebih
miskin, dan menyetujui pelarangan ekspor limbah berbahaya dari
negeri OECD ke non-OECD [berkembang] di bawah Konvensi
Basel. Lima tahun kemudian, Amerika Serikat adalah satu dari
sekian negara yang belum meratifikasi Konvensi Basel atau
Amandemen Pelarangan di Konvensi Basel terhadap ekspor
limbah berbahaya dari negeri OECD ke non-OECD (Jim Valette,
Larry Summers’ War Against the Earth, Counterpunch, tanpa
tanggal).
Krisis Asia 1997: Geladi Resik
dari Peristiwa Yang Akan Terjadi
Sepanjang tahun 1997, spekulasi mata uang yang
dilakukan oleh institusi finansial besar diarahkan kepada
Thailand, Indonesia dan Korea Selatan dan berperan kondusif
terhadap keruntuhan mata uang nasional dan transfer miliaran
dolar cadangan bank sentral ke tangan finansial swasta. Beberapa
pengamat menyinggung tentang manipulasi yang disengaja dalam
106 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
pasar ekuitas dan mata uang oleh bank investasi dan perusahaan
pialang (brokerage firms).
Ketika kesepakatan bailout Asia secara formal
dinegosiasikan dengan IMF, bank komersial besar Wall Street
(termasuk Chase, Bank of America, Citigroup dan J. P. Morgan)
maupun “lima besar” bank dagang (Goldman Sachs, Lehman
Brothers, Morgan Stanley dan Salomon Smith Barney) dilibatkan
dalam “konsultasi” tentang klausul-klausul yang akan disertakan
dalam kesepakatan bailout Asia. (Catatan: Mereka adalah
denominasi institusi finansial utama pada 1997).
Departemen Keuangan AS bekerjasama dengan Wall Street
dan institusi Bretton Woods tersebut memainkan peran sentral
dalam menegosiasikan kesepakatan bailout. Baik Larry Summers
dan Timothy Geithner, secara aktif terlibat atas nama Departemen
Keuangan AS pada bailout Korea Selatan pada 1997: [Pada 1997]
“Messrs. Summers dan Geithner bekerja untuk meyakinkan Mr.
Rubin untuk mendukung bantuan finansial kepada Korea Selatan.
Mr Rubin tidak yakin akan tindakan tersebut karena kuatir bahwa
memberikan uang ke suatu negeri yang keadaannya gawat bisa
menjadi suatu proposisi yang merugikan...” (WSJ, 8 November,
2008)
Apa yang terjadi di Korea di bawah anjuran Deputi Menteri
Keuangan Summers cs, tidak ada hubungannya dengan “bantuan
finansial”. Negara tersebut secara harfiah diporak-porandakan.
Menteri Muda Keuangan David Lipton dikirim ke Seoul pada
awal Desember 1997. Dilakukan negosiasi rahasia. Washington
menuntut pemecatan Menteri Keuangan Korea dan penerimaan
tanpa syarat bailout IMF. Menteri Keuangan yang baru, yang
kebetulan adalah mantan pejabat IMF dan Bank Dunia, ditunjuk
dan segera dikirim dari Washington untuk “berkonsultasi” dengan
mantan koleganya di IMF, Deputi Direktur Pengelola Stanley
Fischer.
“Anggota legislatif Korea telah berkumpul dalam rapat
darurat pada 23 Desember. Keputusan akhir terkait perjanjian
sebesar 57 miliar dolar diberikan sehari setelahnya, pada malam
Natal 24 Desember, usai jam bisnis di New York. Pengusaha
finansial top dari Chase Manhattan, Bank America, Citicorp dan
107siapakah arsitek keruntuhan ekonomi
J.P. Morgan telah dipanggil untuk melakukan pertemuan dengan
Bank Sentral AS di New York. Juga pada acara malam Natal, hadir
perwakilan dari “lima besar” bank dagang New York termasuk
Goldman Sachs, Lehman Brothers, Morgan Stanley dan Salomon
Smith Barney. Dan pada tengah malam Natal, setelah mendapat
lampu hijau dari bank, IMF diperbolehkan “mengucurkan 10
miliar dolar ke Seoul untuk menghadang bencana longsor utang
jangka-pendek yang jatuh tempo.”
Kas Bank Sentral Korea telah dijarah. Kreditor dan
spekulator sudah tidak sabar menanti perolehan jarahannya.
Institusi yang sebelumnya menspekulasikan kejatuhan won
Korea kini menyedot uang bailout IMF. Ini adalah penipuan.”
(Lihat Michel Chossudovsky, The Recolonization of Korea,
yang kemudian diterbitkan menjadi sebuah bab dalam The
Globalization of Poverty and the New World Order, Global
Research, Montreal, 2003) “Pengobatan ekonomi yang keras”
adalah resep Konsensus Washington. “Penderitaan jangka pendek
untuk keuntungan jangka panjang” adalah motto Bank Dunia pada
masa Lawrence Summers menjabat sebagai Ketua Pakar Ekonomi
di Bank Dunia. (Lihat IMF, Bank Dunia, Reforms Leave Poor
Behind, Bank Economist Finds, Bloomberg, November 7, 2000)
Apa yang sedang kita hadapi adalah seluruh “jaringan
anak-anak lama” yang terdiri dari pejabat dan penasihat di
Departemen Keuangan, Bank Sentral AS, IMF, Bank Dunia, think
tank di Washington, yang secara permanen bekerjasama dengan
pengusaha finansial terdepan di Wall Street. Siapa pun yang
dipilih oleh tim transisi Obama adalah pengikut dari Konsensus
Washington
FSMA 1999
Apa yang terjadi pada Oktober 1999 adalah krusial. Pada
awal negosiasi panjang di balik pintu tertutup, dalam ruang-ruang
rapat di Wall Street, di mana Larry Summers memegang peranan
sentral, kekangan regulasi terhadap konglomerat perbankan yang
berkuasa di Wall Street dicabut dengan “sebuah goresan pena”.
Larry Summers bekerja sama erat dengan Senator Phil
Gramm (1985-2002), kepala Komite Perbankan Senat, yang
108 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
merupakan arsitek perundangan dari FSMA
Gramm-Leach-Bliley, menandatangani dokumen
tersebut menjadi Undang-Undang pada 12 No-
vember 1999. Untuk teks lengkapnya lihat
Kongres AS: Pub.L. 106-102. Sebagai Se-
nator dari Texas, Phil Gramm memiliki
koneksi erat dengan Enron.
Pada Desember 2000, pada akhir
mandat Clinton, Gramm memperkenal-
kan dokumen perundangan kedua, yang
disebut Akta Modernisasi Kontrak
Berjangka Komoditas Gramm-Lugar,
yang melapangkan jalan bagi pem-
bantaian spekulatif dalam komoditas
utama terutama minyak dan bahan
pangan pokok.
“Akta tersebut, jelasnya, akan
menjamin bahwa baik SEC maupun Ko-
misi Perdagangan Kontrak Berjangka Ko-
moditas (CFTC) tidak akan mengurusi re-
gulasi produk-produk finansial gaya baru yang
disebut swaps - dan dengan demikian “me-
lindungi institusi finansial dari regulasi ber-lebih”
dan “memosisikan industri layanan finansial kita sebagai
pemimpin di dunia memasuki abad baru.” (Lihat David
Corn, Foreclosure Phil, Mother Jones, Juli Agustus 2008)
Phil Gramm adalah pilihan pertama McCain untuk
posisi Menteri Keuangan. Di bawah peraturan baru FSMA - yang
diratifikasi oleh Senat AS pada Oktober 1999 dan disetujui oleh
Presiden Clinton - bank komersial, firma pialang, hedge fund,
institusi investasi, dana pensiun dan perusahaan asuransi dapat
dengan bebas berinvestasi dalam bisnis miliknya masing-masing
maupun mengintegrasikan operasi finansial mereka.
Terciptalah sebuah “supermarket finansial global”,
yang membuka panggung bagi konsentrasi kekuasaan finansial
secara masif. Salah satu tokoh utama di bawah proyek ini adalah
Menteri Keuangan Larry Summers, bekerja sama dengan David
109siapakah arsitek keruntuhan ekonomi
Rockefeller. Summers menggambarkan FSMA sebagai “fondasi
legislatif terhadap sistem finansial abad ke-21”. Fondasi legislatif
tersebut adalah salah satu penyebab keruntuhan finansial 2008.
Pelucutan Finansial
Tidak akan ada solusi yang berarti untuk krisis ini, kecuali
terjadi reformasi besar dalam arsitektur finansial, secara tak
langsung berarti, antara lain, membekukan perdagangan spekulatif
dan “pelucutan pasar finansial”. Proyek melucuti pasar finansial
pertama kali diusulkan oleh John Maynard Keynes pada tahun 1940-
an sebagai alat untuk membangun sistem moneter internasional
yang multipolar. (Lihat J.M Keynes, Activities 1940-1944, Shaping
the Post-War World: The Clearing Union The Collected Writings
of John Maynard Keynes, Royal Economic Society, Macmillan
and Cambridge University Press, Vol XXC, London 1980, hlm 57).
Main Street versus Wall Street
Manakah “orang-orang Main Street” yang ditunjuk
Obama? Dengan kata lain orang-orang yang merespon terhadap
kepentingan rakyat di penjuru Amerika. Tidak ada pimpinan
buruh ataupun komunitas dalam daftar posisi kunci Obama.
Sang presiden terpilih menunjuk para arsitek deregulasi
finansial. Reformasi finansial yang berarti tak dapat diadopsi oleh
pejabat yang ditunjuk oleh Wall Street dan yang bertindak atas
nama Wall Street. Mereka yang menyebabkan kebakaran sistem
finansial pada 1999 telah dipanggil kembali untuk memadamkan
api.
“Solusi” yang diusulkan terhadap krisis di bawah bailout
adalah penyebab keruntuhan ekonomi lebih jauh. Tidak ada
solusi kebijakan yang terlihat. Konglomerat perbankanlah yang
memegang kendali. Mereka menentukan komposisi kabinet Obama.
Mereka juga menentukan agenda KTT Keuangan Washington (15
November 2008) yang dipersiapkan untuk membuka lahan bagi
pembangunan “arsitektur finansial global” yang baru.
Cetak biru Wall Street telah lebih dulu didiskusikan
di balik pintu tertutup: agenda tersembunyinya adalah
membangun sistem moneter internasional yang unipolar,
110 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
didominasi oleh kekuasaan finansial AS, yang kemudian
akan dilindungi dan diamankan oleh superioritas militer AS.
Neoliberalisme dengan “Wajah Manusiawi”
Tidak terdapat indikasi bahwa Obama akan
memutus hubungan dengan para sponsor Wall Street-nya,
yang sebagian besar mendanai kampanye pemilihannya.
Goldman Sachs, J. P. Morgan Chase, Citigroup, Bill Gates dari
Microsoft merupakan kontributor kampanyenya yang utama.
Warren Buffett, salah satu orang terkaya di dunia, tidak hanya
mendukung kampanye pemilu Barack Obama, ia juga anggota
tim transisinya, yang memainkan peran kunci dalam menentukan
komposisi kabinet Obama.
Kecuali terjadi perubahan drastis dalam sistem
penunjukan politik atau posisi kunci, sangat kecil kemungkinan
bahwa agenda ekonomi alternatif Obama akan diarahkan untuk
memberantas kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan.
Yang kita saksikan adalah kesinambungan.
Obama memberikan “wajah manusiawi” kepada status
quo. Wajah manusiawi ini berfungsi mengelabui rakyat Amerika
tentang sifat proses ekonomi dan politik yang ada. Substansi dari
reformasi ini termasuk bailout bagi institusi finansial terbesar di
Amerika pada akhirnya akan menghancurkan ekonomi riil, sambil
melempar seluruh area ekonomi manufaktur dan jasa ke dalam
kebangkrutan.
Diterbitkan pada 9 November 2008 oleh globalresearch.ca Diterjemahkan oleh NEFOS.org
---------------------------
a Oleh: Michel Chossudovsky. Sumber : www.nefos.orgb dari:http://www.globalpolicy.org/socecon/envronmt/summers.htm
111siapakah arsitek keruntuhan ekonomi
B E R A K H I R N Y A P E M B A N G U N A N Y A N G B E R K E A D I L A N
Liem Mei Ming
Forum Diskusi Warga Peduli
“Potret Kasus Penggusuran Pasar Tradisional Cimahi
dan Keterlibatan Bank Dunia”
Sudah berdekade Pasar Antri berdiri di simpang kecamatan Cimahi
Tengah, tumbuh sebagai pusat perbelanjaan tradisional terbesar bagi
masyarakat Priangan di Kabupaten Bandung. Saking lamanya hingga tidak
ada yang tau pasti sejarah berdirinya. Nama Antri konon diberikan karena
memang semula tanah tegalan ribuan meter persegi itu adalah tempat tentara
mengantre ransum di zaman perang kemerdekaan. Pasar tersebut memang
terletak di lingkungan Makodim 0609 Kabupaten Bandung dan sejumlah
pusat pendidikan militer seperti Pusdikjas, Pusdikarmed, Pusdikhub dan
sebagainya.
Walaupun menjadi mercusuar ‘hanya’ bagi kampung-kampung
sekitar Kota Bandung sebagai pusat urban, tapi omzet para pedagang di sana
cukup mengagumkan. Sebut saja Pak Rusmana, seorang (bandar) penjual
sayur-mayur, dalam sehari bisa menghasilkan 4 juta rupiah. Bu Linar,
penjual kain bisa menghasilkan 20 juta rupiah.a Sebagian besar pedagang,
saat digusur, sudah tiga generasi berjualan sehingga biaya penggunaan kios
pun hampir tidak ada, karena kiosnya hak milik. Hasil yang cukup besar
yang diperoleh dari berdagang berbagai komoditas pertanian, perkebunan
dan hasil industri rumah tangga (home industry).
Di Pasar Antri orang dapat berbelanja sebagian besar kebutuhan
sehari-hari. Mulai dari kebutuhan rumah tangga seperti dapur, kamar mandi,
rempah-rempah baik untuk masakan maupun sesajen kepercayaan, ikan
hias hingga ikan untuk konsumsi, peralatan sekolah hingga perlengkapan
tentara, pakaian olahraga hingga audio. Luasnya lini barang yang dijual di
lebih dari 2.000 kios ini bertambah secara alami, karena lokasi 1,7 ha pasar
yang strategis di lintas jalur transportasi antarteritorial dan geografis antara
puluhan kecamatan di Kab. Bandung.
Petani sebagai produsen berbagai komoditas pertanian khususnya
dari Kawasan Bandung Utara (KBU) seperti Kecamatan Lembang, Cisarua
Kini kios-kios dan bangunan toko tradisional, warung rakyat, lapak-lapak PKL, telah berganti menjadi bangunan-bangunan megah, mal-mal yang berdiri dengan angkuhnya, di dalamnya kosong- melompong, tanpa udara kesejahteraan ataupun angin perekonomian, hanya dinding-dinding mati yang angker dihiasi kesombongan penguasa negeri.
113berakhirnya pembangunan yang berkeadi lan
regi
ona
l
dan Parongpong sangat diuntungkan oleh keberadaan Pasar Antri. Angkutan
pedesaan yang sejalur ke Pasar Antri menjadi salah satu fasilitas untuk para
produsen mendistribusikan sayuran ke pasar ini. Bahkan tidak jarang bapak-
bapak tua yang menanggung tanggulan sayur di bahunya dan berjalan kaki
menyusuri jalanan dari Kawasan Bandung Utara (KBU) ke wilayah Cimahi,
baik untuk berjualan langsung ke konsumen ataupun untuk mendistribusikan
ke para pedagang di pasar. Ongkos yang relatif murah menjadikan aktivitas
perdagangan bergulir secara sederhana dan cukup sempurna.
Penghidupan ekonomi yang ramah lingkungan dan mengintegrasikan
kultur sosial di Pasar Antri menjadi muara dari kehidupan urban yang
berpusat di alun-alun, disambungkan dengan Jalan Gandawijaya yang
terbentang sepanjang 600 m di bagian utara Pasar Antri. Tingginya kegiatan
perdagangan kebutuhan pokok di Pasar Antri, mendongkrak perekonomian
di sekitarnya, meramaikan kegiatan jual-beli di pertokoan Cina sepanjang
Jalan Gandawijaya dan kegiatan ekonomi barang dan jasa bertumbuh di
alun-alun.
114
Produk Domestik Regional Bruto Kota Cimahi Tahun 2006Berdasarkan Harga Konstan
No. Sektor Nilai Prosentase
1 Pertanian 8,781.88 0.17%
2 Industri Pengolahan 3,323,834.45 64.50%
3 Listrik Gas dan Air Bersih 199,305.66 3.87%
4 Bangunan dan Konstruksi 330,560.17 6.41%
5 Perdagangan Hotel dan Restoran 1,011,939.02 19.64%
6 Pengangkutan dan Komunikasi 83,165.19 1.61%
7 Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 97,758.44 1.90%
8 Jasa-jasa 97,758.44 1.90%
Jumlah 5,153,103.25 1.00
Sumber : Pemkot Cimahi Dalam Angka, tahun 2007
Seperti pepatah “ada gula ada semut”, perputaran uang di Pasar
Antri menarik lebih banyak lagi pedagang membuka jongko/emper/roda
yang berangsur-angsur menjamur sepanjang Jalan Gandawijaya, terutama
setelah Kewedanan pada 1970-an yang merelokasi kelompok Pasar Mambo
ke Jalan Gandawijaya. Salah satu aset kerakyatan ini sempat memperoleh
GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
juara kedua, setelah Kecamatan Ciwidey, dalam perlombaan Pasar Mambo
se-Jawa Barat masa itu.b Kekayaan ekonomi ini berbasis integrasi sosial
ekonomi simbiosis-mutualisme antarkecamatan se-Kabupaten Bandung
dan berpusat di Pasar Antri.
Kini mercusuar ekonomi Priangan itu telah runtuh digusur,
meninggalkan lagenda kehidupan ekonomi yang nyaris sempurna,
yang terbangun dari basis ekonomi masyarakat lokal, berkembang
mengintegrasikan segenap kekuatan produksi, distribusi dan konsumsi
dalam persaingan yang sehat di antara kekuatan ekonomi yang seimbang.
Anomali Otonomi Daerah
Pemerintahan baru yang terbentuk pasca-reformasi rupanya tidak
memahami kultur sosial ekonomi yang bukan hanya merupakan aset
masyarakat, tapi juga aset pemerintahan. Keberadaan pasar tradisional
sesungguhnya memiliki kemampuan menyerap ribuan tenaga kerja dan
wiraswasta, juga memberikan pajak dan retribusi yang berkelanjutan.
Obsesi penguasa menciptakan kota yang eksklusif dan megah
membuat Pemkot Cimahi menggalakkan megaproyek untuk menunjukkan
prestasi di mata “orang luar”, baik yang menggunakan Anggaran Penerimaan
dan Belanja Daerah (APBD), anggaran pemerintah pusat, anggaran yang
bersumber dari utang dan proyek investasi swasta, tanpa memedulikan
kemungkinan dampak dan konsekuensinya yang berujung pada kegagalan
“pembangunan” ekonomi itu sendiri dan beban ekonomi yang akan
ditanggung oleh masyarakat.
Tanpa kajian ekonomi yang memadai, dengan terlalu mudah
menyimpulkan prioritas pembangunan, dibangunlah gedung pemerintahan
megah, pusat perbelanjaan mewah, perumahan elite. Alih-alih meningkatkan
kesejahteraan masyarakat lokal, praktik pembangunan otonomi tanpa
memedulikan realitas ekonomi sosial menetaskan kemiskinan dan hilangnya
nafkah mayoritas masyarakat yang bermata pencaharian pedagang
tradisional secara turun-temurun. Bahkan anggaran negara dihamburkan
untuk memuaskan obsesi penguasa. Meskipun tampak jelas bahwa rakyat
tengah mengalami kesulitan ekonomi akibat krisis berkepanjangan dan
membutuhkan dukungan pemerintah untuk menghidupkan kembali
ekonomi masyarakat yang tengah lesu akibat krisis.
Obsesi penguasa daerah semacam itu, sangat gamblang terpotret
dalam proyek perdana pembangunan Kawasan Pusat Perdagangan Pasar
115berakhirnya pembangunan yang berkeadi lan
Antri (KP3A). Proyek yang konon untuk meningkatkan sarana perdagangan
perkotaan terdiri dari pasar tradisional, ruko, gedung perparkiran, dan taman
kota,c malah merusak penghidupan ribuan pedagang, dengan merampas
lahan hidup ribuan keluarga pribumi dengan memaksakan berdirinya
bangunan Cimahi Mal dan Pasar Antri Baru (PAB).
Cimahi Mal disebut simbol berdirinya Kota Cimahi. “Untuk jadi
kota, harus ada mal,” demikian propaganda yang dihembuskan penguasa
dalam rangka mendapatkan legitimasi untuk mengusir rakyat dari wilayah
penghidupan mereka di Pasar Antri. Sehingga seperti angin badai yang
tak disangkakan sebelumnya, pemkot bersama jajaran penguasa lainnya
mengultimatum pedagang Pasar Antri yang telah berjualan tiga turunan
untuk menyingkir dari pusat kegiatan ekonomi rakyat.
“Kota Cimahi membutuhkan sarana perdagangan yang memadai”
demikian bunyi salah satu kalimat dalam MoU Dirut PT Bumi Kencana
Indah (BKI) dan walikota Cimahi, kedua sobat yang menjadi relasi dalam
pembangunan berbagai proyek ekonomi sejak dekade sebelumnya di
administrasi Kota Bogor. MoU tersebut hanya berlandaskan pada keputusan
DPRD. Itupun ditetapkan tanpa melewati proses sidang paripurna,
sehingga hanya jajaran pimpinan yang mengetahui hal ini.d Namun, di balik
kamuflase pembangunan sarana perdagangan untuk menunjang kehidupan
kota yang bersih, asri, nyaman, tertib, indah, dan sederet kata bagus-bagus,
tersembunyi niat penguasa untuk meraup keuntungan dari proyek bisnisnya
dengan pengusaha.
Telah menjadi rahasia umum proyek-proyek besar yang dibiayai
dengan APBD, APBN atau anggaran lainnya yang bersumber dari utang
luar negeri atau investasi swasta murni, adalah sumber uang para penguasa.
Proyek-proyek menghasilkan fee bagi para penguasa dan keuntungan besar
bagi para pengusaha yang menjadi koleganya. Sehingga tidak jarang segala
daya upaya dilakukan oleh penguasa untuk menyukseskan proyek semacam
itu, meskipun harus menggunakan cara-cara paksa seperti penggusuran dan
pengusiran paksa rakyat dari wilayah kelola mereka. Alih-alih membangun
ekonomi, malah menghancurkan sendi penghidupan ekonomi yang sudah
menjadi kekayaan sejarah.
Proyek Penggusuran Usaha Kecil
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, proyek pembangunan Cimahi
Mal satu paket dengan pembangunan Pasar Antri Baru (PAB). Berbeda
116 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
dengan pembangunan Cimahi Mal yang dihajatkan bagi para pedagang
besar kelas atas, suatu “pusat perbelanjaan termodern dan termegah se-Asia
Tenggara”,e pembangunan PAB diniatkan sebagai alternatif tempat bagi
para pedagang yang sebelumnya berjualan di Pasar Antri.
Mengapa lokasi Pasar Antri dijadikan mal dan mengapa para
pedagang direlokasi ke PAB. Alasannya sederhana, lokasi Pasar Antri sangat
strategis, mudah dijangkau dan terletak di jantung Kota Cimahi dan menjadi
pusat dari lalu-lintas kendaraan di wilayah tersebut. Lokasi yang sangat
strategis tersebut menjadi incaran para pengusaha besar untuk meraup
keuntungan dari masyarakat. Mengapa para pedagang di Pasar Antri sampai
harus digusur dulu baru bisa mengantre untuk menyewa PAB? Alasannya
juga jelas, lokasi yang baru kurang strategis sehingga akan kurang diminati
oleh masyarakat. Dengan demikian posisi pengusaha besar tidak tersaingi
oleh pedagang-pedagang kecil. Inilah sifat dasar penguasa Indonesia dewasa
ini, mereka lebih memilih bekerja sama dengan para pemodal besar, dan
lebih rela mengorbankan ekonomi rakyatnya. Gejala semacam ini telah
menjadi gejala yang menasional.
Demikian pula dengan penguasa Kota Cimahi, pertimbangan
ekonomi masyarakat merupakan hal yang tidak prioritas. Yang terpenting
adalah bagaimana megaproyek segera dilakanakan, karena akan memberi
keuntungan bagi penguasa dan pelaksana proyek. Diawali dengan uang
jaminan dari PT Bumi Kencana Indah (PT BKI)f sebesar 20 miliarg sebagai
bukti kesanggupan, pembayaran SGU atas lapangan Sriwijaya yang
dibayarkan PT BKI kepada Primkopad III Zidam Siliwangi sebesar 300 juta
rupiah ditambah 5% inflasi per tahun hingga 25 tahun, sebelum akhirnya
bangunan PAB (PAB) dikembalikan kepada pihak Primkopad secara Built-
Operate-Transfer (BOT).h Konon, uang penghasilan sewa 2 tahun pertama
cukup untuk membeli tanah TNI-AD yang baru di wilayah Kec. Ngamprah.
Harapan akan keuntungan yang besar yang diperoleh pemangku
kekuasaan ini menyebabkan berbagai upaya dilakukan untuk mengambil
alih lahan Pasar Antri yang ditempati oleh masyarakat. Tangan besi penguasa
menggempur para pedagang yang hendak mempertahankan hak hidup
yang sudah diwarisinya tiga generasi, memaksa agar pedagang mengikuti
kemauan Pemkot, pindah ke lokasi baru. Sementara di lokasi PAB, para
pedagang harus membayar 26-60 juta rupiah per kios. Bagai orang dipaksa
keluar dari rumah orang tuanya, dengan disuruh menyewa di apartemen,
karena rumahnya akan dijadikan hotel agar ada hotel di kotanya.
117berakhirnya pembangunan yang berkeadi lan
Pembangunan KP3A tanpa ada pertemuan dan musyawarah dengan
elemen masyarakat. Penguasa Cimahi berdasarkan Surat Perintah Pangdam
III Siliwangi Mayjen Ridwan Sulandjana tertanggal 7 Juni 2003, menggunakan
segala kekuatan jaringan pengamanan dan keuangan daerah untuk sesegera
mungkin mewujudkan KP3A. Pada bulan Agustus 2003 terwujudlah PAB
yang disediakan sebagai lokasi ‘relokasi’ paksa bagi pedagang Pasar Antri,
sementara Cimahi Mal yang diproklamasikan peresmiannya tepat 7 hari
setelah pengumuman kemenangan walikota dalam Pilkada 8 September
2007.
Skandal Pengambilalihan Tanah TNI
Proyek pembangunan Mal sudah hampir dibatalkan. Status
kepemilikan tanah ternyata bermasalah. MoU antara Suryadi Baruna selaku
pengembang kawasan dengan Walikota Cimahi Itoc Tochija yang mewakili
pemkot selaku pemilik tanah tidak memadai secara hukum, karena kemudian
pihak Mabes TNI-AD membuktikan secara sah bahwa tanah satu hektar
lokasi rencana mal tersebut berdiri adalah sebagian besar milik TNI-AD.i
Memang dari semula, tidak ada pihak BPN ataupun kelurahan
Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah yang sanggup menunjukkan bukti
secara terbuka bahwa tanah tersebut adalah milik Pemerintah Kota Cimahi.
Malahan otoritas penggusuran pun adalah surat keputusan walikota,
sementara aset kios pasar sesungguhnya masih merupakan milik Pemkab
Bandung.
Berlarut-larutnya penyelesaian masalah status tanah memicu
kebangkrutan PT BKI, menyebabkan turunnya animo para pengusaha barang
konsumsi (seperti KFC, Pizza Hut, dan pengusaha lainnya di Bandung,
Bogor dan Jakarta) untuk menyewa di Cimahi Mal. Padahal uang muka
sewa tersebut diandalkan untuk memodali konstruksi awal PAB. Lagipula,
kapasitas ekonomi tradisional pasar konsumsi di Cimahi memang ternyata
terlalu rendah untuk kapasitas sewa pasar komersial yang ditargetkan PT
BKI secara ambisius.
Agak kurang jelas mengapa PT. BKI tiba-tiba bangkrut, apakah
PT BKI menjaminkan aset tanah tersebut kepada bank sebagai sumber
pembiayaan, atau para investor yang diandalkan menanamkan modal Rp
324 miliar mundur teratur akibat konflik internal perusahaan dan sengketa
tanah militer yang berkepanjangan?. Yang pasti, dalam beberapa bulan
setelah pemaksaan penggusuran Pasar Antri, bukannya berdiri Cimahi Mal
118 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
seperti yang dijanjikan jadi pada tahun baru 2005, malahan PTBKI terbelit
utang konstruksi ke PT TMC suatu perusahaan yang tergabung dalam Tata
Group. Sebagai kontraktor, PT TMC pada tahun 2006, akhirnya berhasil
dibujuk pemkot dengan iming-iming prospek modernisasi Kota Cimahi,
dan mengambil alih kepemilikan saham PT BKI sebagai pembayaran utang
konstruksi PT BKI.
Alhasil, proyek KP3A tidak sebagaimana yang direncanakan.
Suryadi Baruna didukung komitmen walikota untuk membangun simbol
pembangunan ekonomi kota, akhirnya memfokuskan diri pada pembangunan
Cimahi Mal. Pembangunan mal terkesan dipaksakan untuk menutup malu
Pemkot Cimahi, karena sesungguhnya proyek penggusuran sekitar 2.000-an
kios milik masyarakat boleh dikatakan telah gagal.
Megaproyek yang Gagal
Demi mewujudkan mimpi Walikota, akhirnya Cimahi Mal
dipaksakan resmi tepat seminggu setelah dikukuhkannya H. Itoc Tochija
sebagai walikota kembali dalam Pilkada Cimahi 8 September 2007. Terkesan
jelas dipaksakan, karena tembok-tembok di keliling luarnya masih dalam
pembangunan.
Bahkan saat ini, dari lima lantai yang dibangun hanya dua lantai
terbawah yang terisi. Dua lantai (lantai 2-3) praktis kosong. Meskipun pihak
pemkot mengobral blok-blok mal dengan sewa Rp 1,5 juta/bulan tetap tidak
berhasil menarik minat para pedagang. Karena terus-menerus dibujuk-
bujuk agen-agen pemasaran PT BKI beserta penyuluhan aparat pemkot
untuk perlunya modernisasi, ada dari para pedagang elektronik khususnya
handphone dan accesories-nya, yang sudah berpusat di alun-alun mencoba
menyewa tetapi hanya bertahan satu bulan karena sepi pembeli dan
merugi.
Padahal saat dipromosikan pada 2004, harga kios Rp 30 jutaan
per meter persegi untuk 25 tahun, namun saat ini dipasarkan dengan tarif
tak menentu berdasarkan kemampuan dan kemauan tenant, ada yang Rp
300.000 per meter persegi per tahun, ada yang Rp 20.000 per hari, ada yang
Rp 3 juta per bulan dan sebagainya. PT TMC sebagai manajemen akhirnya
menurunkan target tenant dan memberi kesempatan kepada pengusaha
yang mau untuk coba-coba dalam jangka pendek. Konsep lini produk pun
berubah drastis, akibat sudah batalnya banyak tenant yang semula sudah
membayar uang muka atau setidaknya mempertimbangkan niat menyewa
119berakhirnya pembangunan yang berkeadi lan
di mal, seperti Texas Fried Chicken, Yogya Department Store dan Pizza
Hut. Walaupun agak sulit menarik kembali uang muka, akhirnya Pizza Hut
dan Yogya Department Store pun memahami persoalan ekonomi di Cimahi
dan mereka kini membuka gerai usahanya di Jalan Raya Barat, jalan arteri
negara yang memang ramai dilalui massa, dan bukannya di Cimahi Mal.
Cimahi Mal sendiri hanya merupakan kamuflase proyek
pembangunan ekonomi, yang tidak lebih dari tindakan politis memaksakan
rampungnya MoU antara walikota Cimahi dan dirut PT BKI. Kios-kios pun
terisi tanpa prospek yang jelas, kecuali Giant Supermarket. Proyek Cimahi
Mal yang dijanjikan walikota akan menyerap 6.000 tenaga kerja, ternyata
hanya menyerap beberapa orang pemuda dari FKPPI, ormas lokal seperti
GMPC dan bapak-bapak RW setempat sebatas jadi satpam. Itupun disertai
pemotongan gaji Rp 500.000 dari Rp 1.250.000 untuk setoran pengembang.
Geliat kegiatan perbelanjaan modern pun jauh sebatas impian pemkot,
karena yang menyewa kios kini pun hanyalah spekulator atau pedagang
pemula. Karena tarif sewa yang dikenakan manajemen BKI sebatas asal ada
dan jauh dari tarif yang sebenarnya.
Demikian halnya dengan PAB, proyek bisnis komersial antara
walikota dan pengusaha gagal secara menyedihkan. Akibatnya target
pendapatan sewa tidak terealisasi. Keadaan ini otomatis menyusutkan juga
setoran-setoran kepada para birokrat. Akhirnya untuk mengejar setoran
sewa, manajemen mengobral setiap jengkal lantai di PAB, baik itu di lahan
sempit dan belokan koridor, celah lahan di terminal, lapang parkir, kolong
tangga, sisi selokan, kepada para PKL. Walaupun berusaha memaksakan
slogan ‘cybercity yang cantik, modern, toh akhirnya sumber penghasilan
penguasa Cimahi akhirnya kembali pada PKL juga.
Tidak seperti yang dipresentasikan pihak PT BKI di hadapan
Muspika, kini wujud PAB lebih kumuh, bahkan lebih bau daripada Pasar
Antri legendaris. Jika demikian, apa bedanya PAB dengan pasar objek
gusuran; semrawut, kumuh, becek, tak teratur, tidak nyaman, tidak bersih,
bau, dan sederet alasan birokratif? Lantas, kenapa PAB tidak digusur-
gusur pula? Kegagalan membangun KP3A tidak diakui. Pemerintah kota
cenderung mengubur hancurnya sendi perekonomian Cimahi karena
penggusuran Pasar Antri, PKL Gandawijaya, perubahan arus jalan negara
Raya Barat Cimahi-Gandawijaya, dan pemasangan median di alun-alun
telah menghabiskan lahan nafkah ribuan keluarga dan mematikan akar
pertumbuhan ekonomi perkotaan. Sebelumnya pemerintah mengasumsikan
120 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
bahwa pusat perbelanjaan modern seperti mal akan lebih mewakili kemajuan
suatu kota, mungkin peradaban masyarakat yang bermartabat dan tampak
tinggi derajatnya di hadapan para investor untuk mengumpan masuknya
permodalan berikutnya.
Kegagalan total proyek adalah karena motivasi yang salah, dan
pangkal dari niat untuk menghalau segala demokrasi, logika ekonomi dan
analisa sosial ekonomi lingkungan yang obyektif dalam manajemen suatu
pasar rakyat. Tata kelola pasar yang diadopsi dari pengusaha emas dan
perkapalan yang merupakan profesi manajer dan direksi PT BKI, tidak
relevan dengan pengelolaan pasar tradisional ala Cimahi.
Keledai itu bernama Bank Dunia
Tanpa niat untuk mengenali faktor kebangkrutan proyek perdananya
di PasarAntri, pemkot terus melaju dengan proyek Pasar Atas Baru (PAsB).
Kali ini memanfaatkan dana yang bersumber dari Bank Dunia (BANK
DUNIA). Semula Bank Dunia pun tidak bisa memutuskan apakah proyek ini
memang diperlukan atau tidak, sehingga selama 2002-2008 dilakukan studi
kelayakan, proposal, berulang kali re-konsep baik dalam rancang bangun,
peruntukan, kelas, lini produk dll, terkait rencana PAsB.j
Bank Dunia menyalurkan dana Rp 14,086 miliar dalam bentuk
USDRP (Urban Sector Development Reform Program) berdasarkan
study kelayakan pada maret 2005. USDRP merupakan program pinjaman
lunak dari Bank Dunia atas nama pembangunan perkotaan mandiri yang
diluncurkan di Bali (Januari 2003). Proses studi kelayakan menggunakan
dana pendamping yang harus disediakan Pemerintah setempat.
Seperti juga proyek-proyek pinjaman Bank Dunia lainnya, pemkot
diwajibkan menyediakan dana pendamping yang diambil dari DAU
APBD Cimahi sebesar 10 % dari nilai proyek. Pemerintah Kota Cimahi
pun mengeluarkan sedikitnya Rp 1,41 miliar. Dana yang cukup besar dan
sesungguhnya membebani anggaran daerah, digunakan untuk mengongkosi
tim survei dan persetujuan USDRP yang terdiri dari konsorsium utusan Bank
Dunia, Depkeu, Depdagri, Bappenas dan Departemen PU, serta tentunya
anggota kedinasan pemkot Cimahi.
Setelah melalui proses pengkajian dan evaluasi dengan bantuan
PT Project Concern Indonesia (PT PCI) sebagai konsultan yang ditunjuk
Bank Dunia, akhirnya yang disetujui oleh tim USDRP adalah proyek yang
bisa menghasilkan pendapatan ekonomi, atau cost recovery, PAsB. Melalui
121berakhirnya pembangunan yang berkeadi lan
kegiatan operasional pasar modern tersebut, diharapkan uang sewa kios,
parkir kendaraan bermotor, pungutan toilet, bisa menyumbang PAD untuk
pemkot Cimahi mengembalikan dana pinjaman kepada Bank Dunia.
Dimulailah proses pembuatan rancangan proyek, pengajuan proposal,
pembentukan panitia yang merupakan kolaborasi antara Departemen
Keuangan, Depkimpraswil, Bappenas dan Departemen Pekerjaan Umum se-
bagai Project Monitoring Unit (PMU) atas tim USDRP di pemerintahan Kota
Cimahi yang meliputi unsur berbagai eselon dan kedinasan seperti Asisten
Perekonomian, Dinas Lingkungan Hidup (LH), Tatakota, Disperekop di
bawah koordinasi institusi Bappeda Cimahi.
PT PCI sebagai konsultan yang ditunjuk oleh Bank Dunia sendiri
(keterangan Pemkot, 2006) dan juga yang diajukan oleh Pemkot Cimahi
(Versi Bank Dunia, 2008). Tim dari PT PCI melakukan survei lapangan
ke PKL Gandawijaya (2003). Survei dilakukan terhadap sekitar 780 unit
terdaftar di Kaliber (Kaki Lima Bersama), suatu organisasi PKL setempat.k
Proyek PAsB diharapkan akan menampung PKL Gandawijaya
yang menurut rekomendasi dari Depkimpraswil merupakan masalah
utama kota Cimahi yang membuat kumuh dan macet Jalan Gandawijaya,
mencemari penilaian kesuksesan pembangunan Kota Cimahi. Rekomendasi
Depkimpraswil sebagai salah satu lembaga berwenang dalam penilaian
kinerja pembangunan kota, memperkuat niat pemkot untuk menggusur
122 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
PKL Gandawijaya. Niat membersihkan kota dari citra kumuh, sesak, macet
dan semrawut dibungkus proposal dana dari Bank Dunia.
Tim USDRP bekerja keras untuk mencari dan merumuskan landasan
legitimasi bagi terwujudnya proyek PAsB. Hasilnya, sebuah studi kelayakan
yang menyimpulkan bahwa pembangunan Pasar Modern Atas Baru layak
secara ekonomis, feasible, bankable, partisipatif dan menguntungkan. Praktis
seluruh indikator penilaian yang dibutuhkan dalam rangka membangun
PAsB dapat dipenuhi.
Anehnya, walaupun katanya dilakukan survei lapangan dan studi
profesional yang dilakukan secara independen (masing-masing versi), tapi
selama 6 tahun masa inkubasi proyek USDRP tersebut, pihak tim USDRP
sama sekali tidak mengetahui adanya kegagalan struktural dari proyek
perdana pemkot Cimahi yaitu Pasar Antri.
Bank Dunia tidak sedikitpun menengok kepada kondisi terkini
dari masyarakat yang dimiskinkan oleh rekayasa proyek cybercity-nya
ala Pemkot. Padahal, konon kata ‘reform’ pada istilah USDRP bermakna
reformasi tatapemerintahan dasar yang mencakup transparansi dan
partisipasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pengelolaan keuangan
daerah dan pengadaan barang dan jasa.l
Tragedi ekonomi Cimahi sepertinya akan berulang, proyek Bank
Dunia PAsB hanya berjarak 1 kilometer dari Pasar Antri, terindikasi
mismanajemen, tidak transparan dan tidak melibatkan partisipasi public.
Proyek ini tidak lain akan menjadi proyek perampasan lahan pelayanan
publik oleh bisnis komersial kapitalis swasta. Fakta kegagalan proyek PAB
dilewatkan begitu saja oleh tim USDRP yang menyetujui proposal pemkot
Cimahi yang dimotori BAPPEDA.m
Seperti menjadi trend pengelolaan pasar-pasar modern, nantinya
pembayaran cicilan kios di PAsB akan melibatkan perbankan resmi. Surat izin
kios dijadikan jaminan untuk pedagang memperoleh kredit dan membayar
cicilan kios dengan bank sebagai perantara pengelola pasar. Sehingga kegiatan
usaha para pedagang menjadi lahan kerjasama bisnis antara pengelola dan
perbankan tertentu. Seperti yang terjadi di PAB, keterikatan kepada Bank
Danamon memberatkan para pedagang. Pihak pengelola bisa berkilah pihak
bank tidak memberi kelonggaran walau kondisi pasar tidak memungkinkan
pedagang untuk membayar cicilan sewa sesuai perjanjian.
Padahal fakta di depan mata, kesejahteraan para pedagang semakin
terpuruk setelah menuruti perintah pemkot dan PT BKI untuk berdagang
123berakhirnya pembangunan yang berkeadi lan
di PAB, belum lagi sebagian besar pedagang tergusur yang sudah 4 tahun
ini hidup dari menumpang dari saudara kerabat hingga menjual rumah dan
semakin miskin.n Sifat kemodernan yang melekat pada proyek USDRP di
Kota Cimahi, sebenarnya mengikuti trend konsumerisme berbagai puluhan
toserba, supermarket, minimarket dan mart lainnya menyerbu pasar
kebutuhan dasar masyarakat Cimahi, yang secara otomatis akan merebut
pangsa pasar (market share) dari pedagang pribumi Cimahi.
USDRP telah mendukung kamuflase pembangunan kota Cimahi
yang aman (dijaga aparat security di pos), indah (oleh menterengnya
konstruksi-konstruksi mewah) dan bersih (dari PKL dan pasar dan orang
miskin yang mati perlahan-lahan). Cara kerja tim USDRP ini melanggar
pilar pembangunannya sendiri, yaitu fokus pada pengentasan kemiskinan,
pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan pelayanan umum.o Karena
pihak survei tidak mau peduli kepada hilangnya hak berusaha dari ribuan
pedagang Pasar Antri yang direbut oleh Cimahi Mal, dan tidak mau meneliti
kenapa PAB beroperasi secara merugi sehingga kegagalan PAB tidak terulang
di PAsB.
Suatu kesimpulan studi kelayakan yang sangat aneh. Studi kelayakan
selama betrahun-tahun tim USDRP sama sekali tidak memahami konflik
sosial budaya ekonomi yang terjadi di Cimahi. Bagimana mungkin proyek
ini layak secara ekonomi, padahal tarif PAsB Rp 60 juta per kios sama-sama
komersial. Konsep di Cimahi Mal sudah terbukti tidak laku karena konsep
seperti itu terlalu tinggi untuk ukuran kapasitas sosial ekonomi rakyat Cimah.
Hanya keledai terperosok dua kali ke dalam lubang yang sama…!!!
-----------------------------------
a Wawancara langsung dengan pedagang terkait, Pasar Antri Baru,Cimahi, tahun 2006.b Wawancara langsung dengan tokoh PKL Gandawijaya, Bapak H. Yudha (martabak Adil) di kediamannya Jalan Pojok Tengah, Cimahi, 2007.c Seperti tercantum dalam MoU, antara Suryadi Baruna selaku Direktur Utama PT Bumi Kencana Indah dan walikota Cimahi, H. Itoc Tochija, yang ditandatangani di ruang walikota, gedung Pemerintahan Kota CImahi, Jl. Jati Cihanjuang, Cimahi, tanggal 17 Juli 2003, MoU No. 180/07-perj/2003 dan No. 008/Perj/BKIVII/03.d Keputusan DPRD Cimahi Nomor 08/kep/DPRD/VI/2003 yang meminta kepada Pemkot Cimahi untuk melakukan perjanjian kerjasama dengan PT Bumi Kencana Indah dalam pelaksanaan pembangunan Pasar Antri dan Pasar Inpres Sriwijaya menjadi Kawasan Pusat Perdagangan.e Kesaksian dari wawancara langsung dengan Asep Taryana, BA selaku anggota DPRD kota Cimahi 2002-2004, yang diundang hadir dalam presentasi PT BKI di hadapan Muspika dan pejabat setempat, di Gedung SIliwangi, MAKODiM0609, Cimahi, 2003.f PT BKI adalah badan hukum usaha yang didirikan di Bandung,
124 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
berkedudukan perumahan Metro Soekarno Hatta tanggal 11 April 2002 di hadapan notaris Ayi Mandar, SH, dengan komisaris utama Supakat Hadrianto. PT BKI mendapat penunjukan langsung untuk pengembangan KP3A atas dasar SK Walikota nomor 600/Kep.94 A-Binprog/2003, tentang Penetapan Lokasi Pengembangan Pasar Antri dan Pasar Inpres Sriwijaya menjadi Kawasan Pusat Perdagangan. Segala perjanjian usaha dan kesepakatan (MoU) dalam rangka proyek KP3A dilakukan oleh Suryadi Baruna selaku direktur utama. Suryadi Baruna sendiri adalah rekanan beberapa proyek yang ditenderkan pemkot Bogor semasa Itoc Tochija menjabat sekdakot Bogor di tahun 1990-an.g Dikutip dari pernyataan Jhony Handjilin Nur, Direktur Umum PT BKI saat itu, yang bertanggung jawab atas pengelolaan Pasar Antri Baru, di Harian Umum Pikiran Rakyat, 11 Februari 2004, “.. Itu sebagai bukti kalau kita tidak main-main dengan proyek ini. Buktinya, kita sudah mempertaruhkan dana sekira Rp 20 miliar untuk pembangunan pasar dan subterminal ini. dalam pengerjaannya pun, kita bekerja sama dengan kontraktor ternama, Tata,” jelasnya.h Seperti yang tercantum dalam MoU antara Ristam sebagai Kepala Primkopad Zidam III Siliwangi dan Suryadi Baruna selaku Direktur Utama PT BKI, kesepakatan Sewa Guna Usaha (SGU), pada tanggal 11 Juni 2003 di Bandung.i Kesepakatan kerjasama (MoU) dibuat atas Surat Perintah Pangdam III Siliwangi saat itu, Mayjen. Ridwan Sulandjana tanpa pemberitahuan kepada Mabes TNI-AD. KSAD saat itu Jenderal Ryamizard Ryacudu mengetahui adanya transaksi Sewa Guna Usaha bagian tanah TNI-AD untuk KP3A itu saat melewati lapangan Sriwijaya dalam perjalanan acara protokoler kemiliteran di Cimahi, dan melihat ada bangunan Pasar Antri Baru di atasnya.j Konon hubungan dengan Bank Dunia dimulai saat Ir. H. Itoc Tochija, MM berkeliling dunia antara lain ke Washington, DC. Selain ke Tokyo, sebagai walikota Cimahi. Kota Cimahi mengajukan beberapa proposal proyek untuk didanai USDRP-World Bank, yaitu sempadan Sungai Cimahi, jembatan flyover Pasirkaliki – Padasuka, dan Pasar Atas Baru.k Keterangan PT. PCI dalam rapat bersama Pemkot Cimahi, Bappeda, PU, Bank Dunia dan perwakilan LSM tanggal 1 Oktober 2006 di ruang rapat Bappeda Lt. 3 Gedung Pemkot Cimahi.l USDRP : Urban Sector Development Reform Project : Mewujudkan Kemandirian Penyelenggaraan Pembangunan Perkotaan, terbitan bersama Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Keuangan, Departemen Dalam Negeri, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bank Dunia, h.4.m Pasar tradisional adalah kekuatan ekonomi lokal di tanah Cimahi yang berkapur sehingga tidak ideal untuk dipotensikan agrobisnis, namun proyek USDRP bukannya membangun malahan menghancurkan ekonomi lokal, mengancam perputaran roda ekonomi rakyat yang sudah berhasil menyejahterakan peradaban Cimahi (Kabupaten Bandung) secara historis dan mengkomersialkan pelayanan umum, yang seperti biasa pada akhirnya membuat publik merasa tidak nyaman, tidak bersahabat dengan lingkungan dan hak warga menjadi terancam.n Sebagian besar penyewa kios PAB yang harganya 20-60 jutaan per unit tersebut adalah pendatang baru, bukan pedagang lama. Misalnya 100-an korban PHK PT.DI (Dirgantara Indonesia), yang momen konflik internalnya bersamaan dengan pembangunan PAB, 2003- 2004-an), urban dari Padang, dan mereka yang baru mau terjun mencoba berdagang di kota yang diiklankan sedang meluncur sebagai kota yang maju. Dan bukannya para pribumi yang sudah digusur tanpa ganti rugi modal, juga selama bertahun-tahun ini menguras seisi rumahnya demi makan sehari-hari, karena tidak mempunyai nafkah lagi.o USDRP : Urban Sector Development Reform Project : Mewujudkan Kemandirian Penyelenggaraan Pembangunan Perkotaan, terbitan bersama Departemen Pekerjaan UMum, Departemen Keuangan, Departemen Dalam Negeri, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bank Dunia, h.2.
125berakhirnya pembangunan yang berkeadi lan
TERGERUSNYA EKONOMI NEGERI MISKIN
” Studi kasus Dampak Kenaikan BBM bagi Kota Kupang Nusa Tenggara Timur”
Salamuddin Daeng & Mince Simatau (Jaringan Energi Indonesia Timur – Jeit)
126 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Liberalisasi Sektor Migas
Saat ini pemerintah Indonesia
tengah gencar-gencarnya menjalankan
agenda liberalisasi ekonomi. Berbagai
kebijakan pro-pasar tengah dikeluarkan
secara besar-besaran di seluruh sektor
masyarakat, bahkan pada sektor-
sektor yang paling vital sekalipun dan
menyangkut hajat hidup orang banyak
seperti pendidikan, kesehatan dan
komunikasi terus diseret masuk dalam
sistem pasar bebas.
Pemerintah terlihat ingin
memastikan bahwa tidak ada lagi subsidi,
proteksi ekonomi atau hal-hal yang dapat
mendistorsi sistem persaingan bebas.
Dalam track tersebut tidak ada lagi badan
usaha milik negara, semuanya harus
diswastanisasi atau diprivatisasi agar
dapat bekerja dalam prinsip persaingan
bebas tanpa campur tangan pemerintah.
Berbagai peraturan dibuat yang
memungkinkan bagi pembukaan seluas-
luasnya aktivitas eksplotasi mineral,
migas, batubara. Tidak hanya itu,
deregulasi dalam rangka penghilangan
segala bentuk tarif dilakukan agar
memudahkan perdagangan tanpa ada
hambatan. Para pemegang kebijakan
ekonomi dan politik begitu yakin bahwa
neoliberalisme adalah jalan untuk
memperbaiki keadaan Indonesia.
Bagi para pemuja pasar
bebas atau bagi negara-negara maju
yang sangat menginginkan kebijakan
semacam itu diterapkan di negara-
negara miskin, pemerintahan SBY-Kalla
dinilai sebagai pemerintah yang paling
berani terutama dalam liberalisasi
sektor energi. Satu contoh, ketika banyak
negara-negara produsen bahan bakar
minyak (BBM) memilih menasionalisasi
pengelolaan kekayaan migas mereka
demi mengamankan kepentingan
nasional dikarenakan problem krisis
BBM dunia, pemerintahan SBY-Kalla
justru melakukan langkah sebaliknya,
menyerahkan lebih banyak pengelolaan
kekayaan migas kepada perusahaan
asing dan membuka peluang selebar-
lebarnya bagi perusahaan asing untuk
masuk dalam bisnis perdagangannya
sekaligus di dalam negeri sampai pada
level pengecer.
Masyarakat Indonesia, khu-
susnya kalangan gerakan sosial melihat
bahwa kebijakan pemerinta sepenuhnya
dibawah komando multinasional
korporasi dan negara-ngara maju.
Penjelasannya adalah krisis minyak
tahun 1970 menjadi pembelajaran bagi
negara-negara maju dalam memenuhi
kebutuhan energi nasional mereka.
Tidak sedikit negara-negara maju
mengerahkan kekuatan bersenjata,
dalam upaya merebut ladang-ladang
minyak. Invasi AS ke Afghanistan dan
Irak adalah kasus-kasus perang energi
abad ini. Disisi lain, juga melahirkan
inisiatif global negara-negara Utara
dalam upaya penguasaan pada sumber-
sumber energi melalui paket-paket utang
dan intervensi pada kebijakan ekonomi
di negara-negara Selatan.
127tergerusnya ekonomi neger i misk in
regi
ona
l
Dalam hal ini, Indonesia bisa
menjadi contoh konkret. Sejak booming
harga minyak tahun 1970 laju eksploitasi
sumber minyak bumi di negara ini
meningkat tajam. Maskapai-maskapai
pengeboran minyak asing menjadi
penguasa atas potensi dan produksi
minyak bumi hingga kini. Sebut saja
Mobil Oil yang belakangan merger dengan
Exxon, Unocal di Kalimantan Timur dan
Caltex di Riau yang dikuasai Cevron
Texaco, Vico, TotalFinaElf di Kalimantan
Timur, BP di Papua dan ConocoPhillips
di wilayah Natuna, demikian halnya
skandal penyerahan kekayaan minyak
di Block Cepu Bojonegoro kepada Exxon
Mobil. Dalam tempo singkat, terjadi
pengisapan sumber daya minyak dalam
jumlah besar-besaran.
Dengan alasan naiknya
harga minyak dunia dan pemerintah
mengalami kesulitan membeli BBM dari
luar untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri, pada bagian lain pemerintah
mengambil langkah menaikkan harga
BBM. Hal ini tentu merupakan langkah
yang kontraproduktif dengan apa
yang dilakukan pemerintah terhadap
kekayaan minyak dan pengelolaannya
yang justru diserahkan kepada pihak
asing. Sehingga kebijakan menaikkan
harga BBM terlihat sebagai langkah yang
ditujukan untuk memberi kesempatan
bagi para penghasil BBM untuk menjual
produksi mereka secara langsung di
Indonesia pada tingkat harga yang lebih
menguntungkan. Saat ini pun kita telah
banyak melihat unit-unit penjualan
BBM milik perusahaan asing beroperasi
di seluruh Indonesia menjual BBM.
Meskipun terdapat alasan
lain mengapa pemerintah membuat
kebijakan menaikkan harga BBM, yaitu
krisis anggaran pembiayaan negara yang
menyebabkan pemerintah mencabut
segala bentuk subsidi dan melepaskan
sebagian besar tanggung jawabnya
kepada rakyat, akan tetapi alasan
liberalisasi ekonomi yang ditekankan
oleh pihak asing melalui utang luar
negeri adalah penyebab yang paling
dominan memengaruhi arah kebijakan
pemerintah.
Bagi produsen, pengusaha
distribusi BBM dan para calo
perdagangan BBM, kenaikan harga
berarti keuntungan semakin melimpah.
Tetapi bagi masyarakat, kenaikan
BBM adalah pukulan berat terhadap
kehidupan ekonomi mereka. Naiknya
biaya produksi, menurunnya nilai upah
riil buruh dan naiknya harga barang
kebutuhan pokok dan kebutuhan
dasar lainnya adalah dampak langsung
yang diakibatkan oleh kenaikan harga
BBM. Keadaan ini harus diakui akan
semakin memperburuk situasi ekonomi,
kesejahteraan masyarakat dan bahkan
situasi politik di Indonesia.
Di tengah kebangkrutan ekonomi
dalam negeri yang ditandai dengan
kebangkrutan sektor ekonomi formal
dan rendahnya daya beli masyarakat,
semakin rendahnya nilai riil upah,
128 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
PHK yang merajalela, pengangguran
dan kemiskinan yang semakin meluas,
kebijakan liberalisasi ekonomi yang
dijalankan pemerintah dengan
menaikkan harga BBM akan semakin
sudah pasti semakin memperburuk
keadaan.
Pengurasan Ekonomi Negeri
Miskin
Kebijakan liberalisasi atau
komersialisasi sektor energi telah
berakibat pada pengurasan besar-
besaran terhadap perekonomian daerah.
Keadaan yang paling buruk akan dialami
oleh daerah-daerah yang sejak awal
perekonomiannya tidak berkembang
atau miskin seperti Nusa Tenggara Timur
(NTT). Akibat kebijakan liberalisasi
sektor energi sektor energi akan semakin
menambah berat beban kemiskinan
yang dihadapi masyarakat di wilayah
tersebut.
Berdasarkan data statistik,
NTT merupakan daerah dengan tingkat
kemiskinan dan penderita gizi buruk
tertinggi di Indoensia. Provinsi yang
memiliki 16 kabupaten/kota, termasuk
daerah tertinggal sebagaimana
pernah diumumkan oleh Kementerian
Pembangunan Daerah Tertinggal, dari
4,1 juta jiwa penduduknya, sekitar 30
persen adalah penduduk di bawah garis
kemiskinan. Kenaikan harga BBM,
mengibaratkan NTT yang telah jatuh
dalam kemiskinan tertimpa tangga
kesengsaraan. Sebab sesaat sebelum
terjadi krisis BBM lebih dari 100.000
anaknya menderita gizi buruk.
Jumlah rumah tangga miskin di
NTT sampai dengan akhir tahun 2005
mencapai 554.045 kepala keluarga (KK),
jumlah tersebut mencapai 63 persen
dari jumlah KK secara keseluruhan yaitu
sebanyak 881.120 KK. Hal ini berarti
bahwa jumlah rumah tangga miskin di
NTT yaitu mereka yang berpendapatan
di bawah Rp 130 ribu per bulan yang
dijadikan indikator oleh BPS adalah
yang paling tinggi dibandingkan dengan
daerah-daerah lain di Indonesia. Jumlah
KK miskin di NTT terus bertambah
dari waktu ke waktu, hasil pendataan
BPS tahap kedua diperkirakan jumlah
KK miskin mengalami peningkatan
hingga mencapai 700 ribu KK atau
bertambah sebesar 26 persen dari angka
sebelumnya.
Pada sebuah situasi di mana
perekonomian telah sedemikian
mengglobal, kemiskinan yang dihadapai
suatu masyarakat tidaklah semata-mata
disebabkan oleh faktor internal dalam
masyarakat itu sendiri akan tetapi telah
dominan dipengaruhi oleh keadaan
dari luar, seperti perdagangan atau
pertukaran yang tidak adil. Problem
ini adalah hal yang paling dominan
memengaruhi perekonomian Indoensia
dan perekonomian NTT.
Pada level makro ekonomi
daerah ini harus mengeluarkan lebih
banyak uang untuk membeli barang
dan jasa dari luar, dibandingkan dengan
129tergerusnya ekonomi neger i misk in
arus masuk uang dalam bentuk investasi atau modal kerja ke daerah
ini. Bermunculannya ruko-ruko dan pusat-pusat perbelanjaan saat
ini telah terlihat sangat dominan dibandingkan dengan kegitan
industri atau aktivitas produksi lainnya. Hampir semua barang yang
diperdagangkan adalah produk-produk yang berasal dari luar dan
tidak banyak produk yang dihasilkan oleh masyarakat daerah ini dapat
mengakses pusat-pusat perbelanjaan mewah tersebut. Hal ini akan
menjadi sumber pengurasan atau disebut pengisapan ekonomi suatu
daerah. Akibatnya, dalam jangka panjang jumlah uang yang beredar
dalam suatu daerah semakin hari semakin berkurang.
Saat ini, BBM tidak berbeda dengan produk barang dan jasa
lainnya dalam perdagangan. Meskipun jenis barang ini berhubungan
erat dengan kehidupan orang banyak dan menentukan bekerja
tidaknya roda ekonomi, akan tetapi saat ini dan ke depan BBM telah
dikuasai secara privat dan menjadi komoditas yang diperdagangkan
secara bebas dalam sistem pasar. Sedangkan seluruh BBM dipasok
dari luar dan tidak diproduksi dalam wilayah perekonomian NTT.
Akibatnya daerah ini, harus membayar dengan sangat mahal untuk
dapat memperoleh BBM dan bekerjanya perekonimian. Jumlah
uang yang harus dikeluarkan oleh perekonomian daerah NTT untuk
membeli BBM sangat besar sebagaimana terlihat dalam tabel berikut.
Tabel 1.Jumlah Penjualan BBM per Bulan di NTT Tahun 2005/2006
Jumlah Penjualan BBM (Kl.)
Bulan Solar Premium Minyak Tanah
Maret 2005 15.533,5 9.978,6 8.619,7April 2005 15.194,5 10.371,0 8.562,4Mei 2005 15.456,4 11.044,6 8.542,8Juni 2005 15.179,5 10.961,0 8.584,7Juli 2005 15.264,5 10.911,5 8.488,9Agustus 2005 17.155,3 11.369,1 8.784,1September 2005 18.533,1 12.155,3 8.657,1Oktober 2005 17.241,7 9.565,4 8.363,8November 2005 17.662,25 10.540,1 7.797,6Desember 2005 18.029,05 10.782,4 8.121,4Januari 2006 14.873,7 9.634,7 7.505,6Februari 2006 14.771,1 9.160.6 7.185,0Jumlah 82.577,8 49.683,2 38.973,4
Sumber : Depot Pertamina Kota Kupang, tahun 2006
130 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Jumlah konsumsi BBM terus mengalami peningkatan. Dalam kurun
waktu antara Maret sampai dengan September 2005 jumlah konsumsi
BBM untuk jenis solar mengalami peningkatan 19,31 persen. Premium
dalam kurun waktu yang sama mengalami peningkatan sebesar 21,81
persen, sedangkan minyak tanah mengalami peningkatan sebesar
0,43 persen. Meskipun sejak kenaikan BBM awal Oktober terlihat
kecenderungan konsumsi BBM untuk jenis solar mengalami penurunan
20,30 persen, jenis premium dalam kurun waktu yang sama menurun
24,64 persen dan untuk jenis minyak tanah 17 persen.
Ada beberapa hal yang patut diduga sebagai penyebabnya.
Pertama, bagi konsumen akhir, berkurangnya pembelian BBM dilihat
sebagai persoalan daya beli terhadap barang ini dan barang lain yang
juga mengalami kenaikan harga seiring kenaikan BBM, yang semakin
berkurang. Kedua, bagi perusahaan atau industri yang menggunakan
BBM sebagai bahan baku atau komponen variabel dalam kegiatan
usahanya, kenaikan BBM telah menyebabkan usaha tersebut harus
mengurangi skala produksinya yang secara langsung juga mengurangi
konsumsi BBM atau dapat saja kegiatan usaha tersebut bangkrut atau
kolaps sama sekali karena tidak dapat bertahan di tengah spontanitas
kenaikan harga BBM.
Yang paling penting dari semua fakta tersebut adalah besarnya
uang yang harus dikeluarkan masyarakat dalam rangka memenuhi
kebutuhan energi mereka. Keadaan ini tentu akan menguras habis
perekonomian daerah ini secara makroekonomi karena total uang
yang harus diserahkan masyarakat ke pundi-pundi penguasa energi.
Pada tingkat harga yang berlaku antara tahun 2005-2006 total nilai
konsumsi BBM masyarakat NTT sedikitnya Rp 1,603,331,067,000.
Jumlah sesungguhnya bisa lebih tinggi dari nilai yang diperhitungkan
di atas. Pada keadaan tidak normal di mana BBM dalam keadaan
langka, harga eceran premium di Kupang misalnya dapat mencapai
harga antara Rp 10.000,00 hingga Rp 15.000,00 per liter. (Kompas,
Juli 2005).
Padahal nilai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
NTT untuk TA 2006 hanya sebesar Rp 673.034.054.475,00 APBD
(Gubernur NTT, Piet A Tallo, SH , Sidang III TA 2005 dan Sidang
Khusus Pembahasan dan Penetapan APBD TA 2006, Jumat [17/2]).
Nilai APBD NTT yang dapat diduga sebagai potensi kapital bagi
131tergerusnya ekonomi neger i misk in
pembangunan NTT menjadi kehilangan arti karena akan kembali ke
Jakarta dalam jumlah lebih dari 2 kali lipat.
Masyarakat NTT telah berada pada situasi kehilangan daya
beli, telah dipaksa berutang untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Nilai kredit konsumsi di di NTT mencapai 64,88 persen dari total kredit
yang ada, atau sebesar Rp 1,541 triliun rupiah (Bank Indonesia Cabang
Kupang, sampai triwulan kedua tahun 2005). Dapat diduga bahwa
kredit konsumsi tersebut sebagian besarnya telah diperuntukkan untuk
membeli berbagai kebutuhan dasar dan kredit kendaraan bermotor
yang selanjutnya akan menciptakan ketergantungan yang lebih besar
terhadap BBM.
Kenaikan Harga BBM dan Terkurasnya
Modal Ekonomi Kota Kupang
Gambaran dampak kenaikan harga BBM terhadap
perekonomian makro Kota Kupang tidak berbeda jauh dengan gambaran
terkurasnya uang masyarakat daerah ini untuk mendapatkan bahan
bakar. Praktek pengurasan secara sistematis ini jelas tergambarkan
akan terus membuat ”kurus kering” perekonomian daerah ini. Berikut
gambaran jumlah pasokan BBM yang disuplai oleh Pertamina Kota
Kupang ke kabupaten/kota di wilayah ini sepanjang Mei 2005 sampai
dengan Maret 2006.
Bulan
Jumlah Penggunaan BBMSolar (KL)
Premium (KL)
Minyak Tanah(KL)
Mei 2005 6.524 4.969 2.594
Juni 2005 6.425 4.870 2.635
Juli 2005 6.579 4.843 2.621
Agustus 2005 7.544 5.274 2.684
September 2005 8.853 5.509 2.647
Oktober 2005 7.580 4.109 2.554
November 2005 7.773 4.598 2.299
Desember 2005 7.926 4.920 2.451
Januari 2006 4.506 4.318 2.296
Februari 2006 6.794 4.081 2.251
Maret 2006 6.926 4.413 2.314
Jumlah 2006 77.430 51.904 27.346
Rata-rata 7.039,09 4.718,55 2.486Sumber : Pertamia Cabang Kota Kupang
132 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Jika dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lainnya,
Kota Kupang merupakan salah satu wilayah di NTT dengan jumlah
konsumsi BBM yang relatif tinggi dibandingkan dengan wilayah-
wilayah kabupaten lainnya. Jumlah unit penyaluran BBM di Kota
Kupang terdiri dari 8 SPBU dari 28 unit SPBU yang ada di NTT, 5
perusahaan agen minyak tanah dan 10 perusahaan yang memperoleh
BBM khusus industri.
Realisasi Penjualan BBM Kota Kupang Tahun 2005
Sektor Jenis BBM (KL)Premium Solar Minyak tanah
Transportasi 37.095,86 33.842,65Industri 10,00 3.308,00 100,00Rumah Tangga 25.299,10Listrik 38.755,00Jumlah (KL) 37.105,86 75.905,65 25.399,10Harga (Rp/L) 4.500,00 4.300,00 2.000,00Nilai (Rp) 166.976.370.000,00 326.394.295.000,00 50.798.200.000,00
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kota Kupang, Tahun 2005
Data tabel di atas diperlihatkan, sektor transportasi adalah
sektor dengan jumlah pemakaian BBM terbesar untuk jenis premium
yaitu mencapai 99,97 persen dari jumlah pasokan premium ke daerah
ini. Untuk jenis BBM solar sektor listrik adalah sektor dengan pemakaian
BBM dalam jumlah yang relatif besar yaitu mencapai 44,59 persen dari
jumlah pasokan solar ke daerah ini. Sedangkan sektor rumah tangga
adalah sektor dengan pemakaian BBM minyak tanah terbesar yaitu
mencapai 99,61 persen dari total konsumsi BBM di daerah ini.
Solar
Transportasi 44,59 %
Industri 4,36 %
Listrik 51,06 %
Premium
Transportasi 99,97 %
Industri 0,026 %
Minyak Tanah
Industri 0,39 %
Rumah Tangga 99,61 %
133tergerusnya ekonomi neger i misk in
Kenaikan harga BBM menyebabkan masyarakat daerah
ini harus membayar cukup mahal untuk mendapatkan BBM yang
selanjutnya menggerakkan perekonomian daerah ini. Jumlah
pembelian BBM Kota Kupang sepanjang tahun 2005-2006 dikalikan
dengan harga BBM setelah mengalami kenaikan pada bulan Oktober
dapat mencapai Rp 544.168.865.000 atau mencapai 36 persen dari
total pembelian BBM NTT. Akibatnya Kota Kupang harus menyetorkan
uang tunai kepada kantong-kantong penguasa BBM dalam jumlah yang
sangat besar, tidak sebanding dengan aliran uang masuh ke daerah ini
baik dari APBD (DAU dan DAK), Investasi langsung maupun sumber-
sumber pendapatan daerah lainnya.
Perbandingan Nilai Pembayaran BBM dengan Arus uang Masuk
Arus uang Masuk Jumlah(Miliar)
1. APBD NTT (DAU dan DAK) * 344,48
2. Investasi Sektor Industri Formal dan Non-
Formal **
96,18
3. Pendapatan Asli Daerah 12,78
Jumlah 453,44
* Rapat Kerja Pemerintah dengan Panitia Anggaran DPR RI tentang Pembahasan RUU APBN Tahun Anggaran 2006
** Dinas Pertambangan dan Energi Kota Kupang, tahun 2005*** Total remiten untuk seluruh NTT yang dikirim TKI dari Luar Negeri
Dengan membandingkan jumlah uang yang masuk ke Kota
Kupang setiap tahun dengan jumlah uang yang keluar secara langsung
melalui pembelian BBM, maka diperoleh simpulan bahwa tidak
akan pernah ada peningkatan dalam akumulasi kapital di daerah ini,
yang kemudian dapat diharapkan memberi multiplier effect dalam
menciptakan pendapatan, penghasilan dan pertumbuhan ekonomi.
Justru yang terjadi adalah sebaliknya ekonomi daerah ini, baik itu
jumlah uang beredar dan daya beli masyarakatnya terus tersedot dari
waktu ke waktu ke pusat-pusat kekuasaan di kota besar dan ke luar
negeri.
Jika diamati lebih jauh, sektor transportasi adalah sektor
yang menyedot BBM paling banyak terutama pemakaian premium
dan solar. Jika dikalikan dengan tingkat harga BBM yang berlaku
134 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
maka nilai pembelian premium dan solar sektor transportasi dapat
mencapai Rp 166.931.370.000,00 untuk jenis premium dan Rp
145.523.395.000,00 untuk jenis solar. Sehingga secara keseluruhan
mencapai Rp 312.454.765.000,00 atau mencapai 56% dari total nilai
konsumsi BBM Kota Kupang.
Gambaran Jumlah Sarana Transportasi Kota Kupang
No. Jenis
Kendaraan
Jumlah Pening-
katan
(%)
2004 2005
1. Sepeda Motor 30316 36382 20,012. Sedan, Jeep, St. Wagon,
Minibus5084 5311 4,47
3. Bus, Mikro Bus 100 105 54. Pick Up, Truk, Dump Truck,
Light Truck Box Tangki 2328 2290 -1,63
5. Kendaraan Khusus 42 6 85,71
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Kupang Tahun 2005
Jika dibandingkan dengan konsumsi BBM tahun 2004 terjadi
peningkatan yang cukup signifikan dalam jumlah pemakaian BBM
jenis solar di Kota Kupang. Sementara jumlah konsumsi premium
sedikit menurun baik yang didistribusikan lewat SPBU maupun yang
dialokasikan bagi kebutuhan industri.
Realisasi Penyaluran BBM Kota Kupang Tahun 2004
Sektor Jenis BBMPremium Solar Minyak Tanah
SPBU 37.210 15.610Agen 25.755Industri 329 40.537 45Total 37.539 56.147 25.800
Sumber : Pertamina Unit Pemasaran V Cabang Kupang, 2005
Penurunan jumlah konsumsi BBM untuk jenis premium
terlihat sebagai dampak langsung dari adanya kenaikan BBM pada awal
Oktober 2005. Akan tetapi jumlah konsumsi BBM jenis solar mengalami
peningkatan tajam yaitu mencapai 35,19 persen dibandingkan dengan
konsumsi BBM pada tahun 2003. Peningkatan terlihat dari besarnya
135tergerusnya ekonomi neger i misk in
realisasi BBM jenis solar yang didistribusikan lewat SPBU-SPBU di
Kota Kupang.
Perubahan Konsumsi BBM Kota Kupang Tahun 2004-2005
Jenis BBM 2004 2005 Perubahan(%)
Premium 37539 37.105,86 -1,15Solar 56147 75.905,65 35,19Minyak Tanah 25800 25.399,10 -1,55
Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Kota Kupang, Tahun 2004- 2005
Fenomena di atas mengindikasikan sebagian besar konsumen
BBM beralih menggunakan solar. Hal ini dibuktikan oleh besarnya
peningkatan jumlah solar untuk kebutuhan transportasi yang
mencapai 23.145 atau mencapai 148% dari nilai konsumsi pada tahun
sebelumnya.
Dampak Kenaikan BBM Terhadap Perekonomian Rakyat
Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM jelas
berimpilikasi secara makroekonomi maupun secara mikroekonomi.
Secara makro kebijakan ini akan membawa implikasi terhadap
kemampuan sektor-sektor ekonomi untuk tetap bisa berproduksi,
membeli bahan-bahan baku produksi yang mengalami kenaikan dan
membeli BBM sendiri sebagai komponen utama produksi. Kenaikan
BBM jelas secara langsung akan menaikkan ongkos produksi. Bagi
perusahaan yang tidak mampu bertahan kenaikan ongkos produksi
akan menyebabkan perusahaan tersebut kolaps dan terpaksa harus
mem-PHK buruh-buruhnya, dan akibatnya masyarakat kehilangan
pendapatan.
Kenaikan ongkos produksi ini akan secara langsung
menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa yang diperdagangkan,
baik harga barang atau jasa yang merupakan komponen input variabel
bagi sektor-sektor ekonomi, maupun harga barang-barang konsumsi
akhir. Sementara pada saat tingkat pendapatan, upah dan penghasilan
masyarakat tidak mengalami peningkatan. Seringkali industri atau
sektor ekonomi lainnya memilih menekan upah untuk dapat bertahan
dan tetap dapat membiayai kegiatan produksi mereka.
136 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Dampak terhadap Struktur Biaya Produksi Nelayan
Nelayan adalah kelompok masyarakat yang terkena langsung
dampak kenaikan harga BBM terhadap struktur biaya produksi mereka.
Kenaikan harga BBM berimplikasi langsung terhadap kenaikan biaya-
biaya produksi nelayan terutama untuk mendapatkan BBM dan
kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk tetap dapat melakukan
aktivitas penangkapan ikan. Kemampuan nelayan untuk membeli
kebututuhan-kebutuhan yang dimaksud akan sangat memengaruhi
kemampuan produksi nelayan.
Berdasarkan data Dinas Perikanan Kota Kupang jumlah
produksi perikanan tangkap di daerah ini sepanjang tahun 2005,
mengalami penurunan pada kuartal IV secara tajam. Sementara
pada saat itu (1 Oktober 2005) pemerintah menetapkan kebijakan
menaikkan harga BBM. Meskipun penurunan produksi nelayan dapat
dipengaruhi oleh faktor lain di luar BBM seperti musim, cuaca dan
lain-lain, akan tetapi keputusan pemerintah menaikkan BBM pada
bulan Oktober dapat disimpulkan tidak tepat bagi masyarakat nelayan
di Kota Kupang.
Gambaran jumlah produksi nelayan tangkapper kuartal dalam tahun 2005
Kuartal Jumlah Hasil Tangkapan( ton )
I 3.007,0II 4.993,5III 12.443,9IV 4.739,7
Total 25.184,1
Sumber : Dinas Perikanan Kota Kupang, 2005
Data pada tabel di atas menggambarkan kondisi produksi
nelayan sepanjang tahun 2005. Sejak Oktober 2005 telah terjadi
penurunan produksi dari kuartal III sebesar 12.433,9 ton menjadi
hanya sebesar 4.739,7 ton ikan. Sementara pada saat yang sama
pemerintah menetapkan kenaikan harga BBM lebih dari 100 persen.
Keadaan ini berakibat secara langsung terhadap jumlah yang harus
dikeluarkan para nelayan untuk tetap dapat melakukan aktivitas
produksi perikanan tangkap.
137tergerusnya ekonomi neger i misk in
Pada saat harga BBM mengalami peningkatan secara tajam,
sementara jumlah BBM yang harus dibeli oleh nelayan tidak mengalami
perubahan atau tetap, maka hal ini berarti jumlah biaya yang harus
dikeluarkan semakin bertambah. Keadaan ini akan menyebabkan
nelayan yang miskin akan terus bertambah miskin akibat kebijakan
sektor energi.
Dampak terhadap Masyarakat Miskin
Kelompok masyarakat yang paling awal menerima dampak
kenaikan harga BBM adalah masyarakat miskin dan masyarakat
setengah miskin (jika kategori ini masih relevan). Kelompok masyarakat
miskin akan semakin terpuruk dalam kemiskinan mereka sementara
kelompok masyarakat yang dulunya tidak termasuk dalam kategori
miskin dilihat dari tingkat pendapatan mereka, setelah kenaikan
BBM menjadi miskin. Keadaan terburuk yang harus dihadapi oleh
masyarakat miskin adalah keterpaksaan mereka harus mengurangi
jumlah belanja kebutuhan pokok mereka untuk dapat bertahan
hidup.
Hasil pengamatan terhadap pola konsumsi masyararakat
miskin Kota Kupang menunjukkan keadaan ini. Dari 93 responden
rumah tangga miskin yang diamati menunjukkan fakta yang sangat
ironis, di mana mereka dengan sangat terpaksa harus mengurangi
jumlah konsumsi mereka terhadap beras. Sementara sebelum kenaikan
BBM pun jumlah konsumsi beras masyarakat miskin masih sangat
memprihatinkan.
Keadaan tersebut sangat memprihatinkan jika menganalisis
kebutuhan normal konsumsi beras per kapita sebagaimana yang
direkomendasikan. Jika merujuk Angka Kecukupan Gizi (AKG) di
Indonesia, maka dapat dianalisis angka ketercukupan gizi per kapita
masyarakat Indonesia. Untuk keperluan tersebut dijabarkan pada
tingkat bentuk komoditas makanan. AKG dijabarkan dalam bentuk
komoditas pangan yang didasarkan pada kebutuhan energi dan protein
rata-rata per orang per hari.
138 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Indikator Kebutuhan Kalori (Energi dan Protein)*
Indikator Tingkat Konsumsi Tingkat Persediaan
Energi 2150 kilo kalori 2500 kilo kalori
Protein 46,2 gram
- 9 gram protein ikan
- 6 gram protein hewani
- 40 gram protein nabati
55 gram
- 9 gram protein ikan
- 6 gram protein ikan
- 40 gram protein nabati
* Hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V pada tahun 1993 disahkan oleh Menteri Kesehatan dengan SK No. 332/Menkes/SK/IV/1994 pada tanggal 16 April 1994.
Berdasarkan asumsi bahwa jika kebutuhan energi dan protein
terpenuhi maka kebutuhan gizi dan lain juga terpenuhi. Jumlah
konsumsi beras minimal yang direkomendasikan untuk terpenuhinya
kebutuhan energi adalah sebesar 360 gram beras per kapita per hari.
Keadaan di atas akan menambah jumlah penderita busung lapar dan
gizi buruk di Kota Kupang NTT.
Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata
masyarakat miskin Kota Kupang harus mengurangi konsumsi beras
mereka sebesar 5,84 kg per KK. Di mana sebelum kenaikan BBM rata-
rata konsumsi beras masyarakat miskin mencapai 30,82 kg per KK
turun menjadi 24,97 kg per KK. Jiika dibagi dengan jumlah anggota
keluarga rata-rata sebanyak 4,18 orang per KK, maka masing-masing
anggota rumah tangga masyarakat miskin hanya mengonsumsi beras
sebanyak 5,9737 kg per kapita per bulan atau 199,12 gram per kapita per
hari. Angka tersebut semakin jauh dari angka yang direkomendasikan
bagi pemenuhan kebutuhan beras perkapita dan menegaskan bahwa
kebijakan kenaikan BBM semakin memiskinkan orang miskin.
139tergerusnya ekonomi neger i misk in
arbitrase newMont vs PeMerintah ri
“Pelanggaran kontrak karya berpotensi Merugikan rakyat Puluhan triliun”
Tidak hanya kesekatan WTO dan FTA yang selalu menimbulkan implikasi buruk terhadap perekonomain nasional. Perjanjian antara
pemerintah dengan perusahaan multinasional seperti Kontrak Kerja Sama (KKS) migas, Kontrak Karya (KK) Mineral dan kontrak eksploitasi sumber daya alam lainnya, selalu menyisakan masalah ekonomi, politik dan sosial yang pelik. Kontrak ekploitasi sumber daya alam ala kolonial tersebut pada ahirnya terbukti merugikan rakyat Indonesia dan memorak-porandakan kedaulatan nasional.
Di tengah kontroversi pengesahan UU Minerba (Mineral
dan Batubara) di DPR,a masyarakat NTB tengah waswas menunggu
putusan arbitrase antara pemerintah Indonesia dengan PT Newmont
Nusa Tenggara (PT NNT). Pengadilan perdata internasional ini
diselenggarakan dikarenakan adanya gugatan pemerintah Indonesia
atas kelalaian PT NNT dalam melakukan divestasi saham sebagaiman
yang diamanatkan dalam perjanjian antara negara dan perusahaan
tersebut.
Kehadiran perusahaan pertambangan PT NNT di Nusa
Tenggara Barat (NTB) dimulai melalui suatu perjanjian yang disebut
Kontrak Karya (KK)b antara pemerintah RI dengan Newmont Gold
Company (AS).c Perusahaan pertambangan raksasa asal Amerika
Serikat (AS) ini mendapat persetujuan dari Pemerintah Republik
Indonesia pada tanggal 2 Desember tahun 1986. Pada waktu Didirikan
saham-sahamnya dimiliki oleh: (1). Newmont Indonesia Limited, satu
perusahaan yang didirikan di negara bagian Dalaware AS. (2). PT
Pukuafu Indah, satu badan hukum Indonesia yang didirikan dengan
akta Notaris Nomor 22 Tanggal 25 September Tahun 1978, Keputusan
Menteri Kehakiman Nomor Y.A.5/365/3 Tanggal 27 November 1978.
PT. Pukuafu Indah adalah milik seorang pengusaha nasional Yusuf
Merukh.d
Sidang perdana arbitrase berlangsung secara tertutup (10-
17/12) di Hotel Mariot Jakarta, salah seorang wartawan asal NTB yang
datang ke Jakarta untuk meliput sidang ini tidak diperkenankan masuk
ke ruang sidang. Wartawan bersangkutan juga mengaku kesulitan
memperoleh akses informasi perkembangan hasil sidang.
141arbitrase newmont versus pemerintah ri
regi
ona
l
Tidak hanya kesekatan WTO dan FTA yang selalu menimbulkan implikasi buruk terhadap perekonomain nasional. Perjanjian antara pemerintah dengan perusahaan multinasional seperti Kontrak Kerja Sama (KKS) migas, Kontrak Karya (KK) Mineral dan kontrak eksploitasi sumber daya alam lainnya, selalu menyisakan masalah ekonomi, politik dan sosial yang pelik. Kontrak ekploitasi sumber daya alam ala kolonial tersebut pada ahirnya terbukti merugikan rakyat Indonesia dan memorak-porandakan kedaulatan nasional.
Proses persidangan yang berlangsung tertutup
berpotensi merugikan rakyat, khususnya masyarakat NTB. Di
tengah lemahnya sistem hukum dan rendahnya kejujuran para
penyelenggara negara, sangat mungkin proses ini diselewengkan
untuk kepentingan orang per orang. Akibatnya hasil arbitrase
nantinya dapat merugikan negara.
Meskipun proses sidang tertutup telah diatur dalam UU RI
No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian
Sengketa, akan tetapi pemerintah mestinya tetap harus
membangun mekanisme yang memungkinkan masyarakat dapat
melakukan pengawasan. Mengingat masalah ini sangat terkait
dengan kepentingan masyarakat dan nasionalisme Indonesia.
Kewajiban untuk memperjuangkan kepentingan nasional dari
kerakusan investasi asing bukan hanya menjadi tugas pemerintah,
akan tetapi menjadi tugas seluruh elemen rakyat.
Selain itu, pemerintah harus menyampaikan kepada
publik apa yang telah dicapai dalam proses persidangan, agar
masyarakat dapat memberi masukan. Kakalahan pemerintah
akan menimbulkan konsekuensi buruk tidak hanya bagi keuangan
negara akan tetapi juga terhadap rakyat. Negara bisa kehilangan
sumber-sumber pendapatan dan bahkan dapat terkena denda
karena dianggap bersalah dan merugikan investor. Akibatnya
alokasi anggaran yang seharusnya untuk rakyat menjadi berkurang
akibat kekalahan pemerintah.
Sejak awal pemerintah tidak pernah mengumumkan
kepada publik tentang kapan dan di mana sidang arbitrase ini akan
berlangsung. Kabarnya pemerintah telah menunjuk arbiternya
yakni pakar hukum dari National University of Singapore,
Prof M Sornarajah,e akan tetapi masyarakat juga tidak mendapat
penjelasan yang memadai terkait penunjukan tersebut.
Pelanggaran KK Oleh Newmont
Sebelumnya pemerintah Indonesia menuntut Newmont
ke arbitrase internasional Singapura, karena dinilai melakukan
pelanggaran terhadap KK. Perusahaan ini berdasarkan KK yang
ditandatanganinya (1986), diharuskan melakukan divestasi saham
142 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
perusahaan kepada pihak nasional secara
bertahap hingga 51% pada ahir tahun
ke-10.
Berdasarkan pasal 24 poin 4 KK,
dijelaskan bahwa pada akhir tahun kelima
perusahaan tambang PT NNT harus
mendivestasikan sahamnya sekurang-
kurangnya 15%, pada akhir tahun keenam
sekurang-kurangnya 23% dan pada akhir
tahun ketujuh sekurang-kurangnya 30%
(tahun 2007). Dan seterusnya pada akhir tahun kedelapan dan
kesembilan masing-masing 37 persen dan 44 persen. Hingga pada
akhir tahun kesepuluh kepemilikan saham nasional pada PT NNT
telah mencapai mayoritas nasional yaitu 51 persen.
Kepemilikan saham sebagaimana yang diatur dalam
KK diprioritaskan bagi kepemilikan pemerintah Indonesia, baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Jika pemerintah
tidak berkeinginan atau tidak berkemampuan maka kepemilikan
saham dapat diperoleh pihak swasta dengan prinsip business to
business (B to B).
Sebelumnya Pemerintah Provinsi NTB bermaksud
mendapatkan kepemilikan 3 persen saham dari Newmont melalui
kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa dan
Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Peluang pemerintah daerah
ini dikarenakan pemerintah pusat tidak berkeinginan memiliki
saham Newmont. Dalam rangka untuk mendapatkan saham
tersebut ketiga pemda membangun konsorsium dengan mengajak
kerja sama mitra nasional. Mengapa hanya 3 persen? Hal ini
dikarenakan 20 persen saham Newmont dimiliki oleh PT Pukuafu
Indah.
Upaya tiga pemda tersebut gagal. Kuat indikasi kekagagalan
tersebut dikarenakan berbagai manuver politik yang dilakukan
Newmont. Perusahaan ini menawarkan mekanisme pinjaman
kepada Pemda sebagai sumber pendanaan divestasi. Pinjaman
tersebut dapat diangsur oleh Pemda dari uang dividen yang akan
diserahkan Newmont setiap tahun. Dua pemda yaitu Pemprov NTB
143arbitrase newmont versus pemerintah ri
dan Pemkab Sumbawa Barat menolak skema tersebut yang dinilai
adalah akal-akalan Newmont agar perusahaan tersebut tidak
dapat dikontrol publik nasional. Akan tetapi Pemkab Sumbawa
bersedia berkongsi dengan Newmont melalui skema pinjaman
tersebut. Tindakan pengkhianatan Pemkab Sumbawa terhadap
dua rekannya, menjadi alasan kuat Newmont bahwa perusahaan
tersebut telah beritikad baik dan tidak mau dikatakan melanggar
KK.
Seharusnya, akibat dari kegagalan ini perusahaan
tambang Newmont dapat ditutup sementara hingga adanya
keputusan arbitrase. Sebagaimana yang dilakukan oleh
Pelaksana Tugas Bupati Kutai Timur Ir. H. Isran Noor MSi
yang membuat keputusan penghentian operasi terbatas kepada
beberapa perusahaan termasuk PT Kaltim Prima Coal (KPC) saat
mengadukan perusahaan KPC tersebut ke lembaga arbitrase.
Akan tetapi dalam kasus arbitrase Newmont, hal tersebut tidak
dilakukan oleh pemerintah pusat. Langkah pemerintah pusat
tersebut seharusnya dipertanyakkan oleh publik.
144 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Rugikan Negara Puluhan Triliun
Hingga usai persidangan arbitrase (17/12) tidak banyak
informasi yang dapat diperoleh selama berjalannya sidang.
Salah seorang wartawan (JPNN) mengeluhkan betapa sulitnya ia
mendapatkan informasi tentang perkembangan sidang. Padahal
ini menyangkut potensi sumber keuangan negara yang sangat
besar.
Berdasarkan kajian yang dilakukan Departemen Energi
dan Sumber Daya Mineral (ESDM), nilai 30 persen saham
Newmont tersebut dapat mencapai USD 1,38 miliar atau sekitar
12,420 triliun rupiah, berdasarkan pada nilai aset Newmont saat
ini yang mencapai USD 4,6 miliar.f Sementara harga awal yang
disepakati untuk 10 persen saham, yakni USD 109 juta untuk 3
persen saham serta USD 282 juta untuk 7 persen saham.g
Kegagalan divestasi 30 persen saham (2007) dan 37
persen saham (2008) menyebabkan perekonomian nasional
dirugikan cukup besar. Sebagaimana diketahui PT NNT tahun
2005 mampu meraih revenue (nilai penjualan) sekitar USD 1,5
miliar lebih atau sekitar Rp 13,9 triliun (Laporan ESDM, 2006).
Revenue perusahaan tersebut cenderung mengalami peningkatan
seiring dengan peningkatan harga emas dan tembaga di pasaran
dunia. Sementara total biaya yang dikeluarkan Newmont setiap
tahun rata-rata Rp 2,142 triliun per tahun. Sehingga keuntungan
bersih yang diperoleh Newmont per tahun dapat mencapai Rp
11,758 triliun.h
Atas dasar perhitungan tersebut, kegagalan divestasi 3
persen (2006), 7 persen (2007) dan 7 persen (2008) berpotensi
menyebabkan perekonomian negara kehilangan dividen sebesar
4,35 triliun lebih. Jika digabungkan dengan 20 persen saham
PT Pukuafu Indah yang selama ini tidak jelas kontibusinya bagi
rakyat, maka KK dan kekagalan divestasi telah merugikan rakyat
hingga 13,75 triliun.
145arbitrase newmont versus pemerintah ri
----------------------------a Rancangan Undang-Undang Mineral dan Batu Bara (RUU Minerba) akhirnya disahkan menjadi Undang-Undang oleh DPR dalam sidang paripurna Selasa (16/12). Namun, pengesahan tersebut mendapatkan penolakan dari tiga fraksi dan melakukan aksi walk out. Tiga fraksi yang menolak dan walk out saat akan dilakukan pengesahan RUU itu diantaranya, Fraksi Partai Amanat Nasional, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera dan Fraksi Kebangkitan Bangsa. b Kontrak Karya adalah Adalah perjanjian karya antara Pemerintah Indonesia dengan perusahaan berbadan hukum Indonesia untuk melaksanakan usaha pertambangan bahan galian, tidak termasuk minyak bumi, gas bumi, radio aktif dan batubara sebagaimana diatur dalam UU No. 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan dan peraturan pelaksanaannya termasuk perubahan-perubahannya.c Newmont telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 17 tahun. Pada 1996 Newmont dan PT Tanjung Serapung mulai aktif beroperasi di Indonesia yaitu di Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Newmont bekerja sama dengan PT Pukuafu Indah dan sebuah konsorsium yang dipimpin oleh Sumitomo Corporation, kemudian memulai operasi Batu Hijau, sebuah tambang tembaga dan emas yang besar di pulau Sumbawa Nusa Tenggara Barat-NTB pada Maret 2000. (1) Dalam Operasi Newmont Nusa Tenggara, Newmont Corp. memiliki 45% saham, namun memiliki andil ekonomis 56,25%. (2) Di PT Newmont Minahasa Raya (PTNMR) tambang emas di Sulawesi Utara Newmont memiliki 80% saham (3). PT Newmont Pacific Nusantara (PTNPN), perusahaan jasa pertambangan. Newmont memiliki 100% saham PTNPN.d Yusuf Merukh, pria kelahiran Pulau Rote, NTT, 10 Juni 1936. S-1 Texas Agricultural and Mechanical University, AS. Sejak 1969 berhenti memangku jabatan sebagai Deputi Menteri Agraria, dengan pangkat golongan F-6. Berdasarkan Pemilu 1973, menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada 1981. Pada 1992, dicopot dari Komisi VI DPR lalu menjadi pengusaha. Di era 1970-an, Yusuf mengaku sebagai kader PDI akan tetapi banyak terlibat dalam upaya-upaya menggembosi PDI dan berupaya menjatuhkan Megawati, dengan dibantu oleh elite-elite ABRI dan Golkar (Baca : “Misteri di Balik Penculikan Alex Litaay”, Kamis 19 Januari 1995, Mutiara Online, Independen No. 11/1995 - 31 Februari 1995). Mengaku ikut membuat draft Kontrak Karya (KK) IV. Dulunya, Kontrak Karya I-III. Pada 1983, ketika Menteri Prof. Soebroto menjadi Menteri Pertambangan Energi, dan saat itu keran PMA dibuka, maka masuklah 103 perusahaan asing, yang harus mencari mitra orang Indonesia. Yusuf Merukh mengaku memperoleh 34 Kontrak Karya.e Sebagaimana dilansir kantor berita Antara (08/03/08).f Marpaung , Tempo Interaktif, Jakarta, 05 April 2007, “Direktur Pembinaan Usaha Mineral Batu Bara dan Panas Bumi ; mengatakan Newmont telah menyampaikan kepada Departemen ESDM bahwa nilai total aset Newmont tahun ini sebesar US$ 4,6 miliar, pada Jumat, 30 Maret 2007.”g http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=326042h Dengan tingkat keuntungan yang diraihnya, Newmont Nusa Tenggara hanya butuh waktu 2 tahun untuk mengembalikan seluruh investasi awal yang ditanamkannya. Nilai Investasi Newmont tahun 1999 diperkirakan hanya sebesar US$ 1.8 miliar atau sekitar Rp 16,2 trilun (Rp 9000/USD)
146 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Riza Zuhelmy
Ketua Umum Komite Pimpinan Pusat -Serikat Tani Riau dan Sentral Gerakan Rakyat Riau
H A T I - H A T I D E N G A N K E R T A S !
“Seputih kertas”, adalah penggalan kalimat yang sering di jadikan sebagai ungkapan
untuk mengekspresikan sesuatu bersih, baik, tulus, atau identitas baik lainnya. Akan tetapi agaknya Namun tidak dengan kertas yang dihasilkan
Sinar Mas Group, sederet coretan dosa perusahaan membekas di hati ribuan warga Desa Suluk Bongkal bengkalis Riau, yang diusir paksa dari kampung
mereka oleh Kepolisian Riau atas permintaan PT. Arara Abadi,anak perusahaan Sinar Mas.
Konflik Agraria Berkepanjangan
Maraknya konflik agraria di
Indonesia dewasa ini bermula dari
rapuhnya pelaksanaan Undang-Undang
Pokok Agraria (UUPA) tahun 1960,
hingga kepada pemberian tanpa batas
hak pengelolaan lahan dan sumber daya
alam yang terkandung di dalamnya
kepada pemilik modal atau kasarnya,
negara tidak mampu menegaskan batas
maksimal penguasaan lahan – tanah
– yang boleh dikuasai atau dikelola.
Ketidakjelasan tersebut didukung
dengan buramnya sistem administrasi
pertanahan sehingga sebidang tanah
pun bisa dimiliki oleh 2 hingga 3 orang.
Menurut Konsorsium Pem-
baharuan Agraria, mereka merekam
sekitar 1.753 kasus konflik agraria
struktural, yaitu konflik sosial yang
melibatkan rakyat berhadapan dengan
kekuatan modal dan/atau instrumen
negara. Dengan menggunakan
pengelompokan masyarakat dalam
tiga sektor, seperti dikemukakan
Alexis Tocqueville (1805-1859),
konflik agraria struktural dapat
dinyatakan sebagai konflik
kelompok masyarakat sipil
”melawan” dua kekuatan lain di
masyarakat, yakni: sektor bisnis
dan/atau negara.
Sejak 1970 hingga 2001, seluruh
kasus yang direkam KPA tersebar
di 2.834 desa/kelurahan dan 1.355
kecamatan di 286 daerah (Kabupaten/
Kota). Luas tanah yang disengketakan
tidak kurang dari 10.892.203 hektar dan
mengorbankan setidaknya 1.189.482
KK. Kasus sengketa dan/atau konflik
disebabkan kebijakan publik.
Konflik yang paling tinggi
intensitasnya terjadi di sektor perkebunan
besar (344 kasus), disusul pembangunan
sarana umum dan fasilitas perkotaan (243
kasus), perumahan dan kota baru (232
kasus), kawasan kehutanan produksi
(141 kasus), kawasan industri dan pabrik
(115 kasus), bendungan dan sarana
148 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
pengairan (77 kasus), sarana wisata (73
kasus), pertambangan besar (59 kasus)
dan sarana militer (47 kasus).
Data Badan Pertanahan Nasional
(BPN 2007) menunjukkan, terdapat
2.810 kasus skala besar (nasional), 1.065
di antaranya masih ditangani pengadilan
dan 1.432 kasus masih berstatus
sengketa. Sekitar 322 kasus berpotensi
memicu konflik kekerasan.
Menurut Sri Hartati Samhadi
dalam fokus Kompas 30 Juni 2007, Di
perkotaan, sengketa tanah umumnya
dipicu oleh meningkatnya arus
urbanisasi, pembangunan proyek-
proyek infrastruktur skala besar,
politik pertanahan (seperti menggusur
warga miskin perkotaan dari tanah
berlokasi strategis untuk kepentingan
pembangunan proyek- proyek komersial)
banyak berakhir pada penggusuran
paksa masyarakat miskin perkotaan.
Di daerah kaya mineral, konflik
terus terjadi antara masyarakat adat
dan pemerintah atau perusahaan swasta
pemegang konsesi, contohnya yang
terjadi di Freeport (Papua) dan Caltex
(Riau). Di wilayah transmigrasi, antara
transmigran dan masyarakat lokal. Di
kawasan kehutanan, antara BUMN
atau perusahaan perkebunan besar
dan masyarakat adat. Di pedesaan, alih
fungsi lahan untuk proyek-proyek seperti
waduk dan tempat latihan militer.
Sumber daya “Kutukan”
Bagi Rakyat Riau
Kekayaan alam dan kesuburan
tanah telah menjadi sumber masalah
kalau tidak mau disebut sumber
kutukan bagi masyarakat pulau Sumatra
khususnya Riau. Menurut Serikat Tani
Nasional (STN), peruntukan lahan
bagi perkebunan skala besar telah
menumbuhkan penindasan struktural
serta menjauhkan kaum tani dari akses
mereka terhadap sumber daya alam dan
kesejahteraan. “Kita bisa melihat, betapa
luasnya pemerintahan memberikan
tanah-tanah yang mereka sebut dengan
Hutan/Perkebunan Negara kepada
perusahaan-perusahaan raksasa”.
Di Riau, rezim Orde Baru
membangun jaringan kekuasaan
ekonominya di bawah kangkangan
kapitalisme global dengan memberikan +
580.000 ha (Separuhnya diperuntukkan
bagi HPH/TI PT. Arara Abadi, seluas
hampir 300.000 ha) perkebunan pulp
kepada 2 perusahaan dan diperkirakan
memboyong 20 juta meter kubik kayu
per tahunnya, atau setara dengan 91%
dari total penebangan semua industri
berbasis kayu di Indonesia.
Laporan Human Rigth Wacth
tahun 2003 lalu, untuk PT. Caltex Pasifix
Indonesia (CPI) atau PT. Chevron Pasific
Indonesia (CPI) saja mendapatkan
jatah seluas + 3,2 juta ha atau sekitar
149hati-hati dengan kertas!
regi
ona
l
32.000 KM. Lalu, 6 juta ha HPH di Riau
merupakan milik kaum elit di luar Riau.
Jika ditotalkan keseluruhannya, maka
peruntukan lahan bagi perkebunan/
industri kehutanan skala besar di Riau
seluas 9,5 juta ha.
Kebijakan inilah kemudian
yang ditengarai menyebabkan bencana
dimana-mana, mulai dari bencana
asap, banjir, konflik tanah, kemiskinan,
dan lain sebagainya. Bencana asap
misalnya, menurut Walhi Riau bersama
LSM lingkungan lainnya bahwa periode
Juli-Agustus 2006 telah teridentifikasi
bahwa kebakaran terjadi di kawasan
Hutan Tanaman Industri (HTI), Hutan
Produksi (HPH), dan perkebunan Sawit
di seluruh Riau, dengan rincian luasan
terbakar HTI 47.186 ha, perkebunan
Sawit 42.094 ha, HPH 39.055 ha,
kawasan Gambut 91.198 ha, dan kawasan
non-Gambut 82.503 ha. Inilah kemudian
yang menjadi indikasi penyebab 12.000
orang terkena ISPA (Infeksi Saluran
Pernafasan), 3.000 orang terkena iritasi
mata, 10.000 orang terkena diare dan
mencret.
Ini belum termasuk kepada
kerugian yang diderita oleh rakyat akibat
banjir – diantaranya disebebkan oleh
terlampau luasnya tanaman monokultur
skala besar - yang menurut buku hitam
WALHI Riau, pada tahun 2003 saja
sebesar Rp. 793,3 milyar. Dan di tahun
2006, menurut Riau Pos dari akibat
banjir yang melanda 3 kecamatan di
kabupaten Kampar; Tambang, Tapung
Hilir, dan Kampar Kiri mendera 3.000
jiwa lebih dan sedikitnya 50 orang
meninggal dunia. Sementara itu belum
lagi tanaman rakyat yang rusak. Ini
tentunya tidak termasuk data kerugian
akibat banjir yang menjarahi daerah
Rokan Hulu, Pekanbaru, Kuansing,
Bengkalis, dan lain-lain.
Kendati Kondisi Hutan Alam
Riau sudah dalam keadaan kritis tahun
2004, namun ternyata eksploitasi hutan
alam tetap berlangsung pesat sepanjang
tahun 2005, baik yang dilakukan secara
ilegal (Illegal Logging) maupun oleh
pemegang izin konsesi (Legal Logging).
Keduanya sama-sama memberikan
andil besar terhadap hilangnya tutupan
hutan alam di Riau yang mengakibatkan
Bencana Banjir dan Kabut Asap terjadi
secara rutin pada tahun 2005.
Pada akhir Tahun 2004 salah
satu LSM lokal JIKALAHARIa mencatat
tutupan hutan alam Riau hanya tersisa
seluas 3,21 juta hektar atau 35 % dari
8,98 juta hektar total luas daratan
Provinsi Riau. Penurunan Luas Hutan
Alam di Riau terjadi secara Drastis dari
tahun 1984 ke tahun 2005 yaitu seluas 3
juta hektar, penurunan tertinggi terjadi
antara tahun 1999 ke tahun 2000 yaitu
seluas 840 ribu hektar. Berarti jika
dirata-ratakan per tahun hutan alam
Riau hilang seluas 150 ribu hektar.
Aktifitas Eksploitasi ini terus
berlanjut sepanjang tahun 2006 karena
di atas Hutan Alam yang tersisa sebagian
besar sudah dikuasai perusahaan besar
150 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
swasta bidang perkebunan dan Hutan
Tanaman Industri (HTI). Hasil analisis
JIKALAHARI menemukan bahwa seluas
789.703 hektar dari Hutan Alam yang
tersisa tahun 2004 sudah dikuasai untuk
dieksplotasi oleh 2 group Perusahaan
Bubur Kertas Riau yaitu APRIL (Asia
Pacific Resources International
Holdings Ltd.) Induk PT. RAPP (Riau
Andalan Pulp and Paper) seluas 278.371
hektar dan APP (Asia Pulp And Paper)
Induk PT. IKPP (Indah Kiat Pulp and
Paper) seluas 511.331 hektar beserta
Perusahaan mitranya, dan seluas 390.471
hektar telah dikuasai oleh Perusahaan
Perkebunan. Ini belum termasuk 19
Perusahaan HPH yang sekarang masih
menguasai 834.249 hektar Hutan Alam
dan Aktifitas Penebangan Liar yang
sudah masuk dalam Kawasan Lindung.
Pada tanggal 14 Juni 2005
Pemerintah Pusat melalui Menteri
Kehutanan RI M.S. Ka’ban telah membuat
target pembangunan Hutan Tanaman
Industri (HTI) untuk kedua perusahaan
besar tersebut di atas. Luasnya
mencapai 5 Juta hektar HTI hingga
tahun 2009. Padahal saat ini telah ada
seluas 2,16 juta Hektar HTI yang sudah
dibangun,berarti masih akan ada seluas
2,84 juta Hektar lagi HTI yang akan
dibangun kembali. Kebijakan tersebut di
atas patut dipertanyakan signifikansinya
terhadap upaya penyelamatan Hutan
Alam yang tersisa, karena keberadaan
2 Pabrik bubur Kertas (APRIL/RAPP
dan APP/IKPP Group) tidak pernah
serius menanam HTI untuk bahan baku
kertas. Sementara dengan izin konsesi
yang dimilikinya kedua perusahaan
aktif membabat hutan alam, sehingga
memicu kerusakan hutan dan lingkungan
lebih luas lagi. Saat ini saja kedua
Perusahaan Bubur Kertas dan mitranya
telah mengantongi izin seluas masing-
masing 1.137.028 Hektar untuk APP dan
681.778 Hektar untuk APRIL, sementara
operasional kedua perusahaan ini sudah
begitu lama (23 tahun IKPP dan 12
tahun RAPP) namun anehnya HTI yang
berhasil mereka bangun baru mampu 30
% dari total kebutuhan kapasitas Industri
terpasangnya.
Luas penguasaan lahan kedua
perusahaan penyedia bahan baku kertas
lebih luas dari catatan pemerintah pusat.
Hal ini Dikarenakan adanya izin yang
dikeluarkan oleh Bupati dan Gubenrnur.
APRIL misalnya, saat ini masih terus
giat melobby Pemerintah untuk dapat
menguasai Hutan Alam Gambut
Dalam di Semenanjung Kampar dan
Pulau Padang seluas 215.790 ha untuk
dieksploitasi Kayu Alamnya. Menurut
JIKALAHARI pada tahun 2001-2003
APP dan APRIL juga memanfaatkan
secara maksimal kewenangan Kepala
Daerah dalam mengeluarkan izin HTI
atau IUPHHK-HT dengan menggunakan
mitra-mitranya untuk mendapatkan izin
eksploitasi Hutan Alam. Bahkan hingga
dicabutnya kewenangan Kepala Daerah
pada awal 2002 melalui Kepmenhut
541/KPTS-II/2002 tanggal 21 Februari
151hati-hati dengan kertas!
dan diperkuat dengan PP 34 tahun 2002
tanggal 8 juni 2002, mitra-mitra APP
dan APRIL tetap mendapatkan izin-izin
baru di atas Hutan Alam. JIKALAHARI
mencatat ada 34 IUPHHK-HT yang
masih dikeluarkan 4 bupati (Inhil, Inhu,
Siak dan Pelalawan) dan Gubernur Riau
sampai awal 2003. Izin ini jelas telah
cacat Hukum, namun baik APP dan
APRIL yang menerima kayunya maupun
Kepala Daerah yang mengeluarkan Izin
seolah-olah tutup mata, penebangan
kayu alam terus berlanjut.
Indikasinya perusahaan APP/
Sinar Mas Group menghasilkan pasokan
serat kayu yang melampaui pasokan
kayu dari perkebunan akasia dan hutan
alam yang tersedia dalam konsesi Arara
Abadi. Akibatnya APP/SMG membeli
dari hutan alam tebang habis di luar
wilayah konsesinya. APP/SMG mengakui
ketergantungannya pada pembukaan
hutan alam untuk memenuhi kebutuhan
pabrik: angka-angka yang dilaporkan
APP/SMG kepada Human Rights Watch
menunjukkan bahwa saat ini pabrik
APP, PT Indah Kiat, di Perawang yang
mengkontribusikan 65 persen dari
kebutuhan kayunya-dari total 9,8 juta
ton per tahun, sebanyak 25 persen
berasal dari luar wilayah konsesinya
(meskipun kritikus menyatakan angka
itu mendekati 50 persen).
Meski belakangan hak pejabat
daerah ini dicabut oleh pemerintah pusat.
Pada tanggal 15 Januari 2005 Menteri
Kehutanan M.S. Ka’ban mengeluarkan
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.03/Menhut-II/2005 dan diteruskan
dengan surat edaran ke Gubernur se
Indonesia tanggal 25 Februari 2005 yang
pada intinya menegaskan bahwa semua
IPHHK-HT yang pernah dikeluarkan
Kepala Daerah akan dilakukan Verifikasi
mengingat kewenangan Kepala Daerah
telah dicabut. Menjelang akhir tahun
2005 tim verifikasi bentukan Menteri
Kehutanan ini dikabarkan telah turun
ke kabupaten Pelalawan, namun apakah
hasil verifikasinya menyatakan 21
IUPHHK-HT cacat hukum atau tidak
hingga kini belum jelas. Sementara
kerusakan hutan akibat pembabatan
hutan alam sudah terjadi dan bahkan
terus berlanjut.
Lebih miris lagi, lusanya
penguasaan oleh korporasi menyebabkan
semakin sempitnya lahan produksi
rakyat, yang mengakibatkan rakyat
tidak sanggup lagi mempertahankan
hidup secara layak. Rakyat Sialang
Rimbun salah satu dusun di wilayah
HPHTI Arara Abadi misalnya, hanya
mampu mengonsumsi Ubi untuk
makanan sehari-harinya, dan sedikit
saja dari mereka yang sanggup membeli
beras. Inilah hasil ahir dari dominasi
penguasaan perusahaan besar atas
sumber daya alam lahan dan hutan.
Kuasa PT. Arara Abadi di
Tanah Riau
Menurut data yang disampaikan
oleh Human Rigth Watch pada 20
152 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Februari 2001 lalu, bahwa Asia Pulp
& Paper dari Sinar Mas Group telah
memimpin pertumbuhan yang luar
biasa ini sebagai produsen terbesar di
Indonesia, menghasilkan setengah dari
seluruh produksi pulp dan seperempat
dari kertas di negara ini. Dengan total
kapasitas pulp saat ini sebesar 2,3 juta
metrik ton dan kapasitas pengemasan
sebesar 5,7 juta metrik ton, Indonesia
menempati urutan pertama di antara
negara-negara Asia selain Jepang,
dan urutan kesepuluh dalam produksi
dunia, setelah raksasa-raksasa seperti
International Paper, Enso, Georgia
Pacific dan UPM Kymmene.
Perusahaan APP berkantor pusat
di Singapura, memiliki 16 fasilitas pabrik
di Indonesia dan Cina dan memasarkan
produknya di lebih dari 65 negara di
enam benua. Pabrik APP Indah Kiat di
Perawang, Riau, adalah salah satu dari
dua pabrik kertas terbesar di dunia.
Indah Kiat sendiri memiliki kapasitas
produksi sebesar 2 juta ton pulp dan
1,5 juta ton kertas per tahun, yang telah
meningkat pesat dari hanya 120.000 ton
pada tahun 1989.
Kekuasaan APP yang sedemikain
besar dimulai dari keputusan Menteri
Kehutanan pada tanggal 25 November
1996 mengeluarkan surat Pemberian Hak
Pengusahaan Hutan Tanaman Industri
seluas 299.975 ha di Riau kepada PT.
Arara Abadi. Surat tersebut bernomor
743/kpts-II/1996 - di Jakarta, isinya
menyebutkan bahwa, surat tersebut
merupakan surat balasan perusahaan
tersebut mengenai permohonan
penyediaan lahan untuk perkebunan
yang dikirimkan kepada Gubernur Riau
pada 7 Oktober 1989 bernomor 57/AIP/
UM/-DL/X/89.
Saat ini, konsesi Arara Abadi
meliputi 6 kabupaten. Pada saat
dikeluarkan di akhir tahun 1980-an,
HTI ini merupakan salah satu yang
terbesar di Indonesia. Akan tetapi, pada
bulan Oktober tahun 2001, Arara Abadi
mengumumkan keinginannya untuk
memperluas areal operasinya sebesar
dua-pertiga, yang berarti tambahan
penebangan seluas 190.000 hektar
hutan alam dalam lima tahun berikutnya
untuk memasok kapasitas pabrik Indah
Kiat Riau yang diperbesar. Perluasan
ini akan dilaksanakan melalui «usaha
bersama» dengan rekan-rekan yang tidak
ditentukan dan di bawah persyaratan
yang tidak ditentukan. Lagipula, untuk
memenuhi peningkatan kebutuhan
akibat peningkatan kapasitas produksi,
APP/Sinar Mas Group berencana
untuk melipatduakan luas hutan alam
yang akan dibabat dalam lima tahun
mendatang.
Lahan luas yang dikuasai untuk
HTI pulp, digabung dengan konsesi-
konsesi yang luas milik perkebunan pulp
terbesar kedua di Indonesia, ditambah
dengan konsesi-konsesi penebangan dan
perkebunan kelapa sawit-menyisakan
sedikit lahan yang dapat digunakan
untuk memperoleh sumber penghidupan
153hati-hati dengan kertas!
tradisional yang bergantung pada
hutan (Peta B menunjukkan seluruh
wilayah konsesi). Peraturan pemerintah
mengharuskan semua lokasi dan ladang
desa dihilangkan dari wilayah kerja HTI,
dan penanaman tidak diizinkan dalam
jarak 1,5 km dari desa-desa atau jalan.
Namun demikian, pohon-pohon akasia
sudah biasa ditanam hingga ke pinggir
jalan, dan di beberapa desa, hingga ke
pintu dapur rumah-rumah penduduk
desa. Seorang pria mengeluh, «Kalau
kami ingin membangun kakus, kami
harus menebang pohon akasia.»
Catatan Arara Abadi
menunjukkan bahwa 113.595 hektar
lahan konsesinya telah dikalim oleh
masyarakat lokal. Walaupun perusahaan
ini menegaskan bahwa setengah dari
kasus-kasus ini telah diselesaikan,
mereka mengakui bahwa 57.000 hektar
masih dalam sengketa. Akan tetapi,
perusahaan ini tidak memberi rincian
yang terkait dengan penyelesaian
yang dilakukan atau lokasi lahan yang
dituntut, sehingga tidak mungkin
melakukan pemeriksaan silang tentang
kemungkinan klaim-klaim ini saling
tumpang tindih. Selain itu, belum
pernah ada survey pemerintah yang
bersifat menyeluruh yang melibatkan
semua kalangan yang dapat dijadikan
dasar acuan dalam menyelesaikan silang
sengketa antara masayarakat dengan
perusahaan.
Seperti polisi provinsi, para
pejabat APP bersikeras bahwa Arara
Abadi telah menerima konsesi yang sah
dari pemerintah Indonesia. Selain itu
karena penduduk lokal tidak memiliki
surat kepemilikan resmi atas lahan
tersebut, maka mereka tidak mempunyai
hak yang sah. Direktur Arara Abadi
mengakui bahwa hampir semua masalah
keamanan mereka bukan bersumber
dari «penebangan liar» seperti yang
berulang-ulang ditegaskan oleh berbagai
perwakilan, tetapi dari berbagai
tuntutan hak atas lahan tradisional oleh
masyarakat lokal.
Hal inilah kemudian yang
menjadi dasar konflik agraria antara
rakyat dengan perusahaan. Konflik yang
memakan tanah adat, ulayat, perkebunan
rakyat, bahkan hingga kepada samarnya
batas desa, kampung, pekuburan, dan
lain sebagainya. Masyarakat merasa
memiliki hak ulayat, meskipun mereka
tidak mempunyai dokumen resmi.
Mengapa demikian ?, selama bertahun-
tahun lahan dan hutan digunakan
secara tradisional oleh masyarakat
untuk usahatani lokal dan pengumpulan
hasil hutan, termasuk pohon madu
yang berharga secara ekonomi dan
budaya yang terdapat di hutan alam,
154 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
yang kepemilikannya diwariskan dari
generasi ke generasi. Para pejabat Arara
Abadi tersebut jelas menyadari bahwa
masyarakat mempunyai hak ulayat,
tetapi secara tidak langsung menyatakan
bahwa akhirnya biaya ganti rugilah yang
menentukan apakah hak-hak ini akan
diakui atau tidak. Perusahaan sering
berkilah bahwa ganti rugi yang dituntut
warga terlalu mahal, padahal tidaklah
demikian kenyataannya.
Pengusiran Rakyat yang
Tak Berhenti
Dalam catatan Serikat Tani Riau
sengketa agraria antara PT. Arara Abadi
dengan masyarakat di terjadi diseluruh
Kabupaten yang termasuk dalam areal
yang diberikan melalui SK Menhut No :
743/kpts-II/1996. persengketaan lahan
ini kerap kali membuat masyarakat
pedesaan di areal tersebut harus
berhadapan dengan kekerasan.
Upaya represif pun tak jarang
dilakukan oleh perusahaan dengan
misalnya mengerahkan pasukan
pengamannya (security 911) untuk
menakut-nakuti masyarakat, dengan
misalnya mengancam untuk nantinya
ditangkap karena izin perusahaan
didapat dari menteri kehutanan,
menyurati untuk mengosongkan lahan
dan rumah, merusak asset yang dimiliki
masyarakat sampai pada pemukulan-
tindakan kriminalitas lainnya.
Untuk kasus PT. Arara abadi
misalnya, sudah banyak korban yang
berjatuhan, seperti yang terjadi Desa
Tasik Serai Distrik Duri – Resort
Sebanga (tahun 1992), Begitu juga
yang terjadi di Desa Tasik Serai Timur
(Maret 1994), di Desa Angkasa, Balam
Merah di Kabupaten Pelalawan (tahun
2001), kasus Mandiangin (Kab. Siak)
tahun 2003, kasus kec. Pinggir (kab.
Bengkalis) tahun 2005-2006, kasus
Tapung (kab. Kampar) 2006, terbaru
adalah kasus di Pinang Sebatang dan
sei. Mandau (Akhir tahun 2006). Kasus-
kasus tersebut masih berlangsung hingga
saat ini. Konfllik yang selalu berakhir
dengan pengusiran warga dari wilayah
penghidupan mereka.
Terahir kasus pengusiran
warga suluk bongkal kecamatan Pinggir
Kabupaten Bengkalis. Sebanyak 700
KK kelihangan tidak hanya sumber
mata pencaharian akan tatpi sekaligus
tempat tinggal yang telah mereka huni
selama puluhan tahun – turun temurun.
Kampung mereka dibumi hanguskan
oleh perusahaan kertas dengan bantuan
security 911, kepolisian. Alat-alat perang
dikerahkan ke kampung masyarakat
sipil dan mengahiri riwayat kehidupan
kampong suluk Bongkal.
155hati-hati dengan kertas!
Kronologis Penyerangan Dusun Suluk Bongkal Desa BeringinKecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau
Kamis 18 Desember 2008
Pukul 10.00 WIB : Pasukan Brimob Polda Riau beserta 500-an pasukan Samapta serta pasukan kepolisian dari Polres Bengkalis yang dipimpin langsung oleh Dir. Reskrim Polda Riau Kombes. Alex Mandalika mendatangi Dusun Suluk Bongkal untuk melakukan pengusiran terhadap warga yang berdiam di Dusun tersebut karena dianggap telah melakukan penyerebotan terhadap areal HPHTI PT. Arara Abadi. Pasukan tersebut dilengkapi dengan persenjataan (pentungan dan senjata api) serta water cannon.
Kedatangan pasukan tersebut telah diketahui kabarnya oleh warga Dusun sejak sehari sebelumnya sehingga membuat warga Dusun seluruhnya melakukan mobilisasi ke jalan masuk Dusun untuk mempertahankan kampung. Beberapa saat kemudian masyarakat coba untuk melakukan perundingan dengan kepolisian yang dipimpin oleh Kepala Dusun Suluk Bongkal Khalifah Ismail, Ketua RW 03 Rasyidin, Tokoh masyarakat Suluk Bongkal Pongah, Loceng dan beberapa tokoh masyarakat lainnya yang didampingi oleh Ketua Umum Serikat Tani Riau Riza Zuhelmy.
Perundingan dilakukan dengan pihak kepolisian yang langsung dipimpin oleh Dir. Reskrim Polda Riau yang didampingi aparat kepolisian lainnya. Awalnya warga menanyakan tentang operasi yang dilakukan dan surat perintah, namun pihak kepolisian hanya menjawab ini perintah atasan.
Pukul 11.30 WIB : Pihak kepolisian berupaya menerobos barisan ibu-ibu dan anak-anak yang berdiri di jalan masuk menuju Dusun Suluk Bongkal (KM 46) yang dari pagi telah berada di lokasi untuk mempertahankan kampung halaman. Sembari itu polisi juga melakukan upaya penahanan Riza Zuhelmy (Ketua Umum Serikat Tani Riau) beserta beberapa perwakilan masyarakat yang mengikuti perundingan. Namun hal ini dengan segera direspon oleh warga sehingga sempat terjadi aksi saling tarik-menarik ketika polisi secara paksa untuk memasukkan Riza Zuhelmy kedalam mobil yang dikendarai kepolisian. Alhasil masyarakat berhasil melakukan penyelamatan terhadap rekannya yang mau ditahan dan kemudian dievakuasi didalam kampung. Situasi sempat mereda dan masyarakat tetap berbaris-bertahan di depan jalan masuk dusun sembari menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu-lagu perjuangan-wajib nasional symbol keteguhan mempertahankan kampung halaman.
Aksi saling mendorong pun sempat terjadi, dari lokasi massa terdengar kabar bahwa pihak kepolisian sebagian telah bersiap untuk meninggalkan lokasi, sesaat kemudian kembali sontak dengan kabar pihak kepolisian melakukan penangkapan terhadap 10 warga dan hendak mengepung dusun melalui jalan masuk lain.
Dari jalan PT. Adei P & I yang juga bisa menuju ke dusun telah terlihat rombongan kepolisian dalam jumlah yang cukup banyak (ratusan) dengan mengendarai mobil truck kepolisian dan mobil kepolisian lainnya menutup jalan tersebut sehingga warga panik
156 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
karena khawatir kampung akan dikepung dan warga tergusur serta seluruh isi kampung diluluh lantahkan. Proses evakuasi pun dilaksanakan terhadap beberapa tokoh masyarakat termasuk juru runding yang diutus oleh masyarakat.
Pukul 11.35 WIB : Ketika proses evakuasi dilakukan bentrokan pun tak terelakkan ketika polisi memaksa warga untuk mundur dengan tindakan represif dan menggunakan persenjataan. Gas air mata pun ditembakkan oleh polisi melalui water cannon kearah warga sehingga membuat kondisi tak terkendali. Kabar yang didapat dari warga, polisi juga mengeluarkan tembakan dari senjata api (menembakkan peluru karet) sedikitnya melukai 2 warga terkena tembakan tersebut.
Pukul 12. 30 WIB Polisi berusaha untuk melakukan penangkapan terhadap Ibu-Ibu namun hal ini coba untuk dicegah oleh salah satu pengurus Komite Pimpinan Pusat Serikat Tani Riau Antony Fitra karena Ibu-Ibu tersebut ada yang sedang dalam keadaan hamil dan ada anak-anak, namun upaya tersebut dihadang oleh pihak kepolisian. Antony Fitra sempat terkena tendangan dari pihak kepolisian sebanyak 2 kali di bagian kaki dan perut kemudian diseret paksa oleh pihak kepolisian beserta Ibu-Ibu. Warga yang ditangkap dimasukkan kedalam mobil kepolisian kemudian pada sekitar
Dalam kondisi represif tersebut polisi secara serentak menembakkan gas air mata, peluru karet dari senjata api serta melakukan pemukulan terhadap warga dengan menggunakan pentungan sehingga situasi menjadi tak terkendali dan banyak warga yang terluka, ketika itu warga telah tercerai berai dan mencari tempat penyelamatan menyusuri belukar dan hutan disekitar kampung. Hal ini dikarenakan 2 helikopter terbang disekitar lokasi kemudian menjatuhkan bahan peledak diatas rumah warga satu persatu dan ledakan yang keras terjadi, satu persatu rumah warga terbakar sehingga kondisi semakin tak terkendali. Api pun semakin menjalar sehingga warga bersembunyi dalam posisi berpencar dan sebagian dievakuasi ke dalam kampung.
Proses penangkapan pun terus dilakukan, disusul serangan darat oleh Samapta dengan menggunakan senjata api dan kemudian Satuan Polisi Pamong Praja beserta preman bayaran PT. Arara Abadi melakukan penyerangan terhadap masyarakat dengan melakukan pemukulan dan penangkapan terhadap masyarakat. Diakibatkan kondisi yang sangat represif peristiwa ini menelan korban meninggal dunia 2 jiwa (Putri, Umur 2 Tahun) anak dari warga dusun yang juga merupakan anggota Serikat Tani Riau akibat lari ketakutan dan masuk kedalam sumur. Jenazah Putri baru dapat dievakuasi pada malam hari akibat kondisi represif (dilokasi apabila ada warga yang beraktifitas ditangkap oleh kawanan preman, Satpol PP, Polisi dan PAM SWAKARSA).
Tak hanya berhenti disitu alat berat pun segera dimobilisasi masuk kedalam kampung untuk membersihkan sisa kebakaran dan meluluh lantahkan seluruh asset yang dimiliki oleh masyarakat dusun termasuk sanggar belajar dan rumah ibadah.
Pukul 14.00 WIB : Warga dibawa ke Mapolsektif Mandau. Laporan yang terakhir diperoleh dari warga sekitar 200 warga termasuk pengurus KPP
157hati-hati dengan kertas!
159hati-hati dengan kertas!
STR ditahan di Mapolsektif Mandau, sekitar 200 warga bertahan di dalam kampung dan lebih dari 400 warga yang sampai sekarang masih berada ditengah hutan dalam kondisi berpencar dan belum bisa berkomunikasi termasuk warga sekitar desa tetangga yang ikut bersolidaritas (Desa Melibur, Tasik Serai, Tasik Serai Timur, Mandi Angin). Jumlah akurat kerugian masyarakat belum dapat dipastikan dikarenakan sedang berkonsentrasi untuk mengembalikan situasi menjadi kondusif, sementara sampai saat ini Polisi, Satpol PP, Pam Swakarsa PT. Arara Abadi dan Preman bayaran mengepung dusun dan memata-matai warga yang bersembunyi.
Jumat, 19 Desember 2008
Kepolisian dan Satpol PP menambah ratusan pasukan untuk masuk ke Suluk Bongkal sebanyak 8 Bus dan 8 truck serta alat berat 3 unit dan beberapa ekor anjing pelacak.
Sumber :
Riza Zuhelmy, Ketua Umum Komite Pimpinan Pusat -
Serikat Tani Riau dan Sentral Gerakan Rakyat Riau, Januari 2009
--------------------
a Jikalahari ( Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau ); sebuah lembaga yang dibangun oleh 24 organisasi non pemerintahan ( NGO) lingkungan, sosial masyarakat, mahasiswa pecinta alam, perempuan di Riau.
NO JUDUL RANCANGAN UNDANG-UNDANG KETERANGAN
1 Rancangan Undang-Undang tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah
2 Rancangan Undang-Undang tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah
3 Rancangan Undang-Undang tentang Intelijen Negara
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah
4 Rancangan Undang-Undang tentang Kelautan Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah
5 Rancangan Undang-Undang tentang Hukum Acara Pidana
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah
6 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah
7 Rancangan Undang-Undang tentang Kearsipan Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah
8 Rancangan Undang-Undang tentang Transfer Dana
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah
9 Rancangan Undang-Undang tentang Kepemudaan
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah
10 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Koperasi
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah
11 Rancangan Undang-Undang tentang Hukum Materiil Peradilan Agama Bidang Perkawinan
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah
12 Rancangan Undang-Undang tentang Administrasi Pemerintahan
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah
13 Rancangan Undang-Undang tentang Cyber Crime
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah
14 Rancangan Undang-Undang tentang Pengadilan Anak
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah
PROGRAM LEGISLASI NASIONALRANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS
TAHUN ANGGARAN 2009
160 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
15 Rancangan Undang-Undang tentang Perdagangan
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah
16 Rancangan Undang-Undang tentang Komponen Cadangan
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah
17 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah
18 Rancangan Undang-Undang tentang Badan Usaha Milik Daerah
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah
19 Rancangan Undang-Undang tentang Pemberantasan Pembalakan Liar (Illegal Logging)
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah
20 Rancangan Undang-Undang tentang Pembangunan Perdesaan
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR/ Badan Legislasi
21 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1987 tentang Protokol
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR/ Badan Legislasi
22 Rancangan Undang-Undang tentang Demokrasi Ekonomi
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR/ Badan Legislasi
23 Rancangan Undang-Undang tentang Konservasi Tanah dan Air
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR/ Badan Legislasi
24 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR/ Badan Legislasi
25 Rancangan Undang-Undang tentang Penanganan Konftik Sosial
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR/ Badan Legislasi
26 Rancangan Undang-Undang tentang Praktik Keperawatan
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR/ Badan Legislasi
27 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR
28 Rancangan Undang-Undang tentang Pengendalian Dampak Produk Tembakau Terhadap Kesehatan
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR
29 Rancangan Undang-Undang tentang Pengetolaan Zakat
(Pengganti Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat)
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR
30 Rancangan Undang-Undang tentang Hak-Hak Keuangan Lembaga Negara (Pengganti Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1980 tentang Hak-Hak Keuangan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara)
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR
161program legislasi nasional
31 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR
32 Rancangan Undang-Undang tentang Otonomi Khusus Provinsi Bali
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR
33 Rancangan Undang-Undang tentang Arsitek Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR
34 Rancangan Undang-Undang Tentang Pendidikan Kedokteran
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR
35 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara sebagaimana telah ditetapkan menjadi Undang-undang dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1961 tentang penetapan semua Undang-Undang Darurat dan semua peraturan pemerintah pengganti undang-undang yang sudah ada sebelum tahun 1961 menjadi undang-undang.
Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR
RUU YANG BERSIFAT KUMULATIF
NO JUDUL RANCANGAN UNDANG-UNDANG
KETERANGAN
A Rancangan Undang-Undang yang berkaitan dengan Ratifikasi Perjanjian Internasional
1 Rancangan Undang-Undang tentang Ratifikasi Convention on Cyber Crime
Sesuai dengan urgensi dan judul
B Daftar Rancangan Undang-Undang akibat Putusan Mahkamah Konstitusi
1 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1992 tentang Perfilman
Sesuai dengan urgensi dan judul
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 16 Desember 2008
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
162 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
NO JUDUL RANCANGAN UNDANG-UNDANG TAHUN LUNCURAN
1 Rancangan Undang-Undang tentang Kesehatan {Pengganti Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan)
Luncuran Pembahasan Tahun 2005
2 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
Luncuran Pembahasan Tahun 2005
3 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keiuarga Sejahtera
Luncuran Pembahasan Tahun 2005
4 Rancangan Undang-Undang tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
Luncuran Pembahasan Tahun 2005
5 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer
Luncuran Pembahasan Tahun 2005
6 Rancangan Undang-Undang tentang Lambang Palang Merah
Luncuran Pembahasan Tahun 2006
7 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 tahun 2002 tentang Grasi
Luncuran Pembahasan Tahun 2006
8 Rancangan Undang-Undang tentang Keimigrasian
Luncuran Pembahasan Tahun 2006
9 Rancangan Undang-Undang tentang Ketenagalistrikan
Luncuran Pembahasan Tahun 2006
10 Rancangan Undang-Undang tentang Kepariwisataan
Luncuran Pembahasan Tahun 2006
11 Rancangan Undang-Undang tentang Narkotika Luncuran Pembahasan Tahun 2006
12 Rancangan Undang-Undang tentang Mate Uang Luncuran Pembahasan Tahun 2006
RANCANGAN UNDANG-UNDANGYANG SEDANG DALAM PEMBAHASAN
163rancangan uu yang sedang dalam pembahasan
13 Rancangan Undang-Undang tentang Badan Hukum Pendidikan
Luncuran Pembahasan Tahun 2006
14 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Luncuran Pembahasan Tahun 2006
15 Rancangan Undang-Undang tentang Standar Pelayanan Publik
Luncuran Pembahasan Tahun 2006
16 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan.
Luncuran Pembahasan Tahun 2006
17 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Luncuran Pembahasan Tahun 2006
18 Rancangan Undang-Undang tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Luncuran Pembahasan Tahun 2006
19 RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Luncuran Pembahasan Tahun 2006
20 Rancangan Undang-Undang tentang Rahasia Negara
Luncuran Pembahasan Tahun 2006
21 Rancangan Undang-Undang tentang Jaminan Produk Halal
Luncuran Pembahasan Tahun 2007
22 Rancangan Undang-Undang tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD (Pengganti Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD)
Luncuran Pembahasan Tahun 2007
23 Rancangan Undang-Undang tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan.
Luncuran Pembahasan Tahun 2007
24 Rancangan Undang-Undang tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan
Luncuran Pembahasan Tahun 2007
25 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
Luncuran Pembahasan Tahun 2007
26 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 tahun 2004 Komisi Yudisial
Luncuran Pembahasan Tahun 2007
27 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkaman Konstitusi
Luncuran Pembahasan Tahun 2007
28 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
Luncuran Pembahasan Tahun 2007
29 Rancangan Undang-Undang tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)
Luncuran Pembahasan Tahun 2007
164 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
30 Rancangan Undang-Undang tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan
Luncuran Pembahasan Tahun 2007
31 Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berketanjutan
Luncuran Pembahasan Tahun 2007
32 Rancangan Undang-Undang tentang Pengesahan Protokol Untuk Mencegah, Memberantas, dan Menghukum Perdagangan Orang Terutama Perempuan dan Anak (Suptemen Konvensi PBB Melawan TOC)
Luncuran Pembahasan Tahun 2008
33 Rancangan Undang-Undang tentang Pengesahan Protokol Against The Smuggling of Migrant By Land, Sea and Air, Suplementing The United Nations Convention Against Transnational Organized Crime, 2000 (Protocol Against The Smuggling of Migrants By Land, Sea and Air)
Luncuran Pembahasan Tahun 2008
34 Rancangan Undang-Undang tentang Pengesahan Persetujuan untuk Melaksanakan Ketentuan-ketentuan dari Konvensi PBB tentang HUKUM LAUT tanggal 10 Desember 1982 yang berkaitan dengan Konservasi dan Pengelolaan Sediaan Ikan yang Beruaya Terbatas dan Sediaan Ikan yang Beruaya Jauh
Luncuran Pembahasan Tahun 2008
35 Rancangan Undang-Undang tentang Pencabutan atas Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman
Luncuran Pembahasan Tahun 2008
36 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 tentang Peradilan Umum
Luncuran Pembahasan Tahun 2008
37 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
Luncuran Pembahasan Tahun 2008
38 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama
Luncuran Pembahasan Tahun 2008
39 Rancangan Undang-Undang tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Luncuran Pembahasan Tahun 2008
40 Rancangan Undang-Undang tentang Perposan Luncuran Pembahasan Tahun 2008
41 Rancangan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Sosial
Luncuran Pembahasan Tahun 2008
42 Rancangan Undang-Undang tentang Rumah Sakit Luncuran Pembahasan Tahun 2008
165rancangan uu yang sedang dalam pembahasan
43 Rancangan Undang-Undangtentang Keistimewaan Daerah Yogyakarta
Luncuran Pembahasan Tahun 2008
44 ‘Rancangan Undang-Undang tentang Kawasan Ekonomi Khusus
Luncuran Pembahasan Tahun 2008
45 Rancangan Undang-Undang tentang Meteorologi dan Geofisika
Luncuran Pembahasan Tahun 2008
46 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Luncuran Pembahasan Tahun 2008
47 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
Luncuran Pembahasan Tahun 2008
Jakarta, 16 Desember 2008
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
166 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008
Pengetahuan memang datang dari mana saja,tapi membaca adalah cara pertama untukmemahami dunia...
reject
fta!
one voicefor global justice!
GL BAL JUSTICE UPDATE
keadilan sosialharus diperjuangkan,warta keadilanharus dikumandangkan!
Watch Out!