Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

172

description

Cataran Perjalanan Perekonomian Indonesia 2008 Kemelut Ekonomi Indonesia adalah sebuah tanda, anomali sebuah bangsa besar yang tak sanggup mensejahterakan rakyatnya, tergerus kekerdilan nurani yang bekerja demi kepentingan segelintir golongan dalam semangat neokolonialisme!

Transcript of Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Page 1: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008
Page 2: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008
Page 3: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Kemelut Ekonomi Indonesiaadalah sebuah tanda,

anomali sebuah bangsa besaryang tak sanggup

mensejahterakan rakyatnya,tergerus kekerdilan nurani yang bekerja demi kepentingan segelintir golongan

dalam semangat neokolonialisme!

Page 4: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Global Justice Update mengundang anda untuk menuliskan gagasan kritis, kreatif, inovatif dan visioner yang berorientasi pada tema-tema yang membangun wacana keadilan global di tengah masyarakat. Naskah 10-15 halaman kwarto, selayaknya dilengkapi dengan referensi acuan maupun pendukung. Redaksi dapat menyunting naskah tanpa mengubah maksud maupun isi.

Kemelut Ekonomi IndonesiaCataran Perjalanan Perekonomian Indonesia 2008tahun ke-6 / edisi khusus akhir tahun 2008

RedaksiPimpinan Redaksi: Bonnie Setiawan Redaktur Pelaksana: Salamuddin Daeng Reporter: veronika, britany Kontributor: ponny anggoro, revitriyoso husodoLayout: Sketsanusa / cin

cover:

cukil lino karya sukamtofinalis trienal seni grafis indonesia 20031) nyalip dari kiri sih, maut kan, 48 x 58 cm2) menjaring rupiah dan menebar maut di pantura, 46 x 56 cm

Institute for Global Justice (IGJ)Jl. Matraman 12A, Jakarta 10430, Indonesiatelp. +62-21-3107578Faks. +62-21-3107586Email. [email protected]. www.globaljust.or

Page 5: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Kemelut Ekonomi 2008

Gurita Pasar Bebas(Paksaan Isu Liberalisasi Pasar dalam G-20,Sidang Umum PBB, Putaran Doha WTO dan APEC)

Putaran Doha tidak akan Mencegah Krisis Pangan

Anarki Kapitalisme Amerikadan Anarki Pasar Politik IndonesiaSepanjang Tahun 2008-2009Oleh: Bonnie Setiawan

Karut Marut Pengelolaan Energi NasionalOleh: Salamuddin Daeng

Konversi Energi 2008“Kebijakan Memperkaya Pebisnis Gas”

Pengakuan Hak Nelayan Tradisional“Untuk Tegaknya Kedaulatan Bangsadan Kesejahteraan Rakyat”Oleh: Muhammad Reza

Perkembangan Krisis Umum Imperialismedan Dampaknya Terhadap Klas Buruh IndonesiaOleh: Rudi HB Daman

Neoliberalisme, Deindustrialisasidan Gerakan Rakyat PekerjaOleh: Adi Rusprianto. Amd

Melegalkan Penjualan Tanah dan Air Ibu PertiwiOleh: Gunawan

Siapakah Arsitek Keruntuhan Ekonomi?

Berakhirnya Pembangunan yang Berkeadilan“Potret Kasus Penggusuran Pasar Tradisional Cimahidan Keterlibatan Bank Dunia”Oleh: Liem Mei Ming

Tergerusnya Ekonomi Negeri Miskin” Studi kasus Dampak Kenaikan BBM bagi KotaKupang Nusa Tenggara Timur”Oleh: Salamuddin Daeng & Mince Simatau

Arbitrase Newmont vs Pemerintah RI“Pelanggaran Kontrak KaryaBerpotensi Merugikan Rakyat Puluhan Triliun”

Hati-hati dengan Kertas!Oleh: Riza Zuhelmy

Rancangan Undang-Undang PrioritasTahun Anggaran 2009Rancangan Undang-Undangyang Sedang Dalam Pembahasan

Redaksi

Globalisasi

Nasional

Gerakan Sosial

Publik

Regional

Program Legislasi Nasional

daft

ar is

i

4

6

12

19

30

47

61

66

78

90

99

112

126

140

147

160

Page 6: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Kemelut ekonomi 2008, diawali dengan krisis pangan (food crisis) melanda

dunia. Harga kebutuhan pokok beras, gandum, jagung, kedelai meningkat tajam

di pasar internasional. Para analis ekonomi menggambarkan krisis ini sebagai the

silent tsunami. Kerusuhan terjadi di berbagai belahan dunia. Di Indonesia ribuan

pengusaha kecil melakukan protes atas kenaikan harga kedelai dan mendesak

pemerintah untuk mengatasinya.

Tak lama berselang, pada Mei 2008, pemerintah menetapkan kebijakan

menaikkan harga BBM 28,7 persen, menciptakan dampak yang kuat terhadap

kenaikan harga-harga di luar inflasi. Kenaikan yang paling terasa adalah kenaikan

harga kebutuhan pokok rakyat, diikuti meningkatnya ongkos produksi perusahaan-

perusahaan, biaya transportasi dan beragam kebutuhan hidup lainnya.

Kebijakan pemerintah tersebut dijalankan di tengah kesulitan ekonomi

yang dihadapi oleh rakyat yang juga disebabkan oleh kebijakan pemerintah SBY-

JK sebelumnya. Pada bulan Maret dan Oktober 2005, beberapa bulan setelah SBY-

JK dilantik sebagai presiden RI, pemerintah langsung mengambil langkah yang

sangat kontroversial: menaikkan harga BBM hingga 120 persen. Alasannya satu,

yaitu untuk menyesuaikan harga BBM dengan harga pasar. Padahal situasi ekonomi

Indonesia saat itu belum cukup membaik akibat terkena hantaman krisis 1997. Tidak

hanya menaikkan harga BBM, pemerintah juga merencanakan menjual sedikitnya

34 BUMN dan cabang-cabang produksi strategis dalam rangka memobilisasi dana

bagi penyelenggaraan kekuasaan. Sementara pada tahun 2005 Bank Dunia merilis

sedikitnya 48 persen rakyat Indonesia terperangkap dalam kemiskinan yaitu

berpendapatan antara 1-2 dolar AS per hari.

Di tengah situasi krisis yang melanda bangsa ini, perekonomian dunia

kembali diguncang oleh krisis keuangan global yang dipicu oleh kredit macet yang

melanda lembaga keuangan AS. Lembaga-lembaga keuangan terkemuka yang

berusia ratusan tahun rontok dihantam krisis seperti rontoknya menara kembar

WTC. Krisis ini menjalar ke seluruh penjuru dunia, menghantam bursa-bursa utama

dan perbankan ternama di dunia. Pemerintah AS menyuntikkan dana sedikitnya

K e m e l u te K o n o m i 2008

4 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 7: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

5redaksi

USD 1,000 triliun untuk perbankan dan bursa saham. Langkah bailout tersebut

diikuti oleh negara-negara industri maju di seluruh Eropa, Jepang, dan China yang

terkena dampak krisis. Akan tetapi langkah penyelamatan institusi keuangan, bank

dan bursa saham yang menopang sistem kapitalisme tersebut tidak membuahkan

hasil. Tahun-tahun mendatang dunia akan dilanda kemelut ekonomi yang parah dan

panjang.

Krisis keuangan global ekonomi memberi dampak lebih buruk bagi

Indonesia. Bursa saham nasional rontok seketika, para pemain di pasar keuangan

menyelamatkan uang mereka, melepaskan saham-saham mereka di BEI. Sebagian

besar pelaku pasar keuangan memindahkan aset mereka ke dalam bentuk mata uang

dolar. Keadaan ini segera berimplikasi terhadap menurunnya nilai tukar mata uang

negara ini. Rupiah kembali ambruk terhadap beberapa mata uang asing seperti

dolar AS dan euro. Tidak hanya itu, harga komoditas utama menurun secara tajam,

CPO, minyak, gas, batubara, dan lain-lain yang menjadi andalan ekspor Indonesia

menurun secara tajam. Menurunnya harga komoditas pertanian dan perkebunan

menyerang petani kecil yang terpaksa harus menanggung rugi yang sangat besar.

Pemerintah mencari selamat, menyelamatkan keuangan negara dengan

mengambil utang luar negeri dalam jumlah besar. Kebiasaan lama yang belum

berubah dalam mengatasi masalah. Kebijakan yang terus memerangkap Indonesia

dalam rantai ketergantungan yang semakin panjang terhadap lembaga keuangan

dunia.

Keadaan usaha-usaha nasional yang sudah rapuh akibat kebjakan neoliberal

(pasar bebas) sebagian besar telah bangkrut. Pada situasi yang buruk pemerintah

kembali menjalankan kebijakan yang kontraproduktif dengan meningkatkan suku

bunga dan mempermudah pemutusan hubungan kerja (PHK) melalui Surat Keputusan

Bersama (SKB) empat menteri pada September 2008. Kedua-duanya tidak hanya

menyerang rakyat akan tetapi juga menyerang dunia usaha. Dan pemerintah hendak

melepaskan tanggung jawabnya, membiarkan para pekerja beradu vis-a-vis dengan

pekerja. Para analis meramalkan sedikitnya 1 juta pekerja terancam mengalami PHK

dalam tahun 2008 dan 2009.

Gambaran di atas memperlihatkan gejala makroekonomi Indonesia yang

semakin buruk dan kebijakan pemerintah yang semakin menjerumuskan masyarakat

ke dalam jurang krisis. Memburuknya keadaan telah terasa hampir di seluruh

sektor – tani, buruh, UKM, industri menengah dan besar – yang terjatuh dalam

deindustrialisasi.

Redaks i

reda

ksi

Page 8: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Penyelesaian isu pertanian dan NAMA (Non-Agriculture Market Access) diharapkan dapat tercapai melalui forum Ministerial Meeting WTO. Ini merupakan sinyal politik yang dikirim oleh pertemuan para pemimpin negara yang tergabung dalam kelompok G-20. Gagasan untuk memperjuangkan mencapai persetujuan atas modalitas tahun ini, muncul dari diskusi pertemuan tiga puluh anggota plus WTO di Green Room yang dipimpin Pascal Lamy usai mengikuti pertemuan pemimpin G-20 di Washington pada 15 November 2008. Pertemuan tingkat pemimpin negara tersebut juga mendiskusikan krisis keuangan global.

Gurita Pasar BeBas(Paksaan Isu Liberalisasi Pasar dalam G-20,

Sidang Umum PBB, Putaran Doha WTO dan APEC)

Page 9: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Penegasan untuk menyelesaikan re-

sesi keuangan internasional dengan

mendesakkan agenda proteksionis

dihasilkan dalam pertemuan tersebut.

Di antaranya adalah dalam paragraf 13

komunike yang dihasilkan pemimpin

G-20. Paragraf tersebut membahas

agenda negosiasi Doha. Disebutkan

dalam paragraf tersebut: “Kami

menekankan pentingnya menolak

proteksionis.” Secara langsung mereka

juga menegaskan tidak menginginkan

dalam kondisi ketidakpastian keuangan.

Hal tersebut berarti bahwa negara

yang tergabung dalam kelompok G-20

akan tetap menahan diri untuk tidak

meningkatkan hambatan baru atas tarif

untuk investasi atau untuk perdagangan

barang dan jasa. Mereka juga tidak

menerapkan pembatasan ekspor baru,

atau mengimplementasikan langkah

WTO secara tidak konsisten untuk

merangsang ekspor. Lebih lanjut negara

anggota seharusnya berjuang untuk

mencapai persetujuan tahun ini tentang

modalitas karena dinilai akan membawa

keberhasilan penyelesaian Doha

Development Agenda WTO. Harapan itu

tercetus dengan ambisius. Para pemimpin

juga menginstruksikan menteri

perdagangan mereka untuk mencapai

tujuan ini dan tetap mendampingi secara

langsung proses politik tersebut jika

diperlukan. Mereka mengakui bahwa

negara dalam kelompok G-20 memiliki

taruhan paling besar dalam sistem

perdagangan global dan oleh karenanya

setiap pihak harus memberi kontribusi

positif yang diperlukan demi mencapai

hasil yang diharapkan.

Tuntutan untuk segera

mengakhiri Putaran Doha (Doha Round)

nampaknya sudah menjadi agenda

yang telah dipikirkan sebelumnya. Ide

liberalisasi perdagangan benar-benar

telah direncanakan dan diperjuangkan

oleh segenap epistemic community rezim

pasar bebas pada setiap perundingan

internasional, termasuk pertemuan G-

20. Oleh karena itu pemimpin kelompok

G-20 yang mengadakan pertemuan pada

tanggal 15 November 2008 memang

sudah diharuskan mengambil keputusan

atas kebutuhan untuk menyelesaikan

sesegera mungkin negosiasi perdagangan

multilateral Putaran Doha. Hal ini

disampaikan oleh Menteri Luar Negeri

Brazil, Celso Amorim, pada pertemuan

tersebut. Ia menyatakan bahwa para

pemimpin seharusnya memberi instruksi

untuk para negosiator perdagangan atau

menteri untuk mengakhiri modalitas

(pertanian dan NAMA) dalam waktu

tertentu, dan atas dasar tema yang

didiskusikan pada bulan Juli (20 poin

proposal Lamy yang gagal mendapatkan

konsensus pada mini-Ministerial

yang diinisiasi Lamy pada bulan Juli).

Amorim mengakui bahwa banyak yang

tidak setuju dengan isinya, namun

mempertahankan bahwa “tidak seorang

pun berkeberatan” dengan dua puluh

tema yang ditunjukkan Lamy pada

Green Room (pertemuan kelompok kecil

7gur ita pasar bebas

glo

balis

asi

Page 10: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

pada pertemuan menteri di WTO) dan

dari sejumlah itu, delapan atau sepuluh

diseleksi untuk kelompok yang lebih

kecil.

Pada mini-Ministerial bulan

Juli 2008, pembicaraan mengalami

kebuntuan, dan akhirnya gagal saat

merundingkan beberapa isu pokok seperti

pertanian dan NAMA. AS khususnya,

menunjukkan bahwa Special Safeguard

Mechanism (SSM) merupakan titik

yang memperburuk seluruh negosiasi.

Angka 140% diusulkan oleh Pascal Lamy

(dari volume impor dasar) sebelum

SSM dapat diperbolehkan untuk

meningkatkan bea di atas tingkat yang

mengikat pra-Doha. Usul ini ditolak

India, China dan G-33 karena angkanya

jauh terlalu tinggi. Angka ini juga tidak

diterima oleh Susan Schwab, perwakilan

dagang AS, yang menegaskan angka

150% sebagai angka awal (pemicu).

Untuk memecah kebuntuan SSM,

Lamy malah mengusulkan seperangkat

asas, yang membuang model SSM dan

menggantinya dengan model lain yang

nampaknya serupa dengan safeguard

(pengaman) normal. Ini nampaknya juga

ditolak Schwab. Pada penjelasan terpisah

dengan media, Menteri Perdagangan

India Kamal Nath menjelaskan bahwa

proposal isu SSM tidak memuaskan dan

belum cukup dalam kerangka SSM.

Dalam diskusi panel Sidang

Umum PBB tentang krisis keuangan di

New York, AS dan Brazil, dinyatakan

pula dukungan untuk mengadakan

kembali (melanjutkan) dan mengakhiri

Putaran Doha. India berpendapat

bahwa melanjutkan Putaran Doha tanpa

memikirkan solusi di sektor pertanian

untuk SSM bagi negara berkembang,

maka tetap saja tidak akan membawa

hasil.

Amorim yakin bahwa ada

kemungkinan menyelesaikan modalitas

sampai akhir tahun 2008. Ia optimis

dengan pendapatnya sehingga belum

berpikir tentang alternatif Plan B. Sebab

pilihan untuk beralih dari rencana

melanjutkan Putaran Doha berarti

sampai pada posisi kalah. Dengan kata

lain, melanjutkan Putaran Doha masih

merupakan solusi. Amorim dan Lamy

mengatakan bahwa ada hubungan kuat

antara perdagangan dan keuangan.

Tentu saja, di satu sisi terjadilah

kekacauan kredit dan seluruh masalah

di mana krisis keuangan menciptakan

perdagangan. Tetapi di sisi lain juga,

ada tanda positif bahwa penyelesaian

Putaran Doha dapat menunjukkan

aktivitas ekonomi secara umum.

Amorim mencatat bahwa kebijakan

yang harus dilakukan oleh pemerintah

negara sekarang ini adalah menerapkan

proteksionis. Sebab pilihan sistem

ekonomi politik proteksionis dianggap

Amorim mampu meningkatkan pajak

dan tepat untuk membatasi investasi

dan konsumsi. ’Obat’ ini yang harus

diinjeksikan dalam sistem ekonomi

politik internasional lewat penyelesaian

sesegera mungkin Putaran Doha.

8 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 11: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

G-20 yang dibentuk oleh 7 negara

terkaya (G7 – richest countries), 12 negara

berkembang (emerging countries) dan

Uni Eropa sebagai bloc-heads of state

di Washington menghasilkan sejumlah

konsensus dan akan memberlakukannya.

Mereka bertemu untuk mempersiapkan

landasan untuk pertemuan anti-krisis

yang menjadi bagian utuh dalam

pertemuan tersebut.

G-20 yang dinilai sebagai

representasi luas dalam sistem ekonomi

politik dunia memiliki peran kritis

dalam menjamin stabilitas ekonomi dan

keuangan. Pertemuan G-20 meminta

reformasi “komprehensif” institusi

multilateral yang lahir dari konferensi

Bretton Woods 1944, seperti IMF dan

Bank Dunia, sehingga mereka dapat

lebih merefleksikan persoalan ekonomi

yang berubah dalam perekonomian

dunia dan menjadi lebih responsif

untuk tantangan di masa depan. Dalam

pertemuan tersebut diperoleh kesamaan

pemikiran tentang penyebab krisis yang

sedang terjadi, yakni sebagian besar

merupakan hasil pengambilan risiko

yang eksesif (excessive risk taking)

dan praktik manajemen risiko yang

salah dalam pasar keuangan, kebijakan

makroekonomi yang salah, yang

meningkatkan imbalance internal dan

eksternal, seperti juga defisiensi dalam

regulasi keuangan dan pengawasan di

sejumlah negara maju.

Gagasan Brazil mendapat

resistensi dari Menteri dan Presiden Bank

Sentral yang mendesak seluruh negara

”untuk melawan tekanan proteksionis”

dalam perdagangan dan investasi, dan

menyatakan dukungan mereka untuk

”konklusi ambisius dan serta merta”

dalam pembicaraan perdagangan

multilateral Putaran Doha WTO.

Namun Menteri Keuangan Brazil Guido

Mantega yang mengetuai pertemuan itu,

menyatakan bahwa sejumlah persoalan

akan muncul ketika mekanisme

peraturan konkret (concrete regulatory

mechanism) didiskusikan. Kekhawatiran

itu bisa jadi tidak berlebihan mengingat

belum adanya kesamaan di tingkatan

gagasan dasarnya.

G-20 terdiri dari anggota G-7

(Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang,

Inggris dan AS), 12 negara berkembang

(Argentina, Australia, Brazil, China,

India, Indonesia, Meksiko, Rusia, Saudi

Arabia, Afrika Selatan, Korea Selatan

dan Turki), dan Uni Eropa sebagai bloc.

Tetapi G-20, walaupun anggotanya

9gur ita pasar bebas

Page 12: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

tercatat dari dua per tiga penduduk

dunia, pertemuan ini tidak mewakili

negara termiskin secara langsung. Ini

diakui Menteri Keuangan Afrika Selatan

Trevor Manuel yang juga turut mengikuti

acara konferensi press.

G-20 menggarisbawahi tentang

diperlukannya aturan internasional

karena intensifikasi aliran modal yang

bersifat lintas batas, dan membuat

kerjasama internasional makin kuat.

Selain itu, kebutuhan sistem peringatan

lebih awal untuk mencegah krisis juga

merupakan faktor penting diciptakannya

regulasi internasional tersebut.

Tindakan pemerintah seharusnya tidak

berdasarkan konsep ideologi namun

lebih pada pragmatisme dan kebijakan

anti-siklis harus diadopsi, dengan

fleksibilitas fiskal, dan juga meluaskan

investasi dan belanja publik untuk

mencegah resesi yang makin panjang

atau bahkan depresi, demikian ditulis

pemerintah Brazil.

Kelompok bipartisan empat

pejabat Kongres AS telah mengirim

surat kepada Presiden George W. Bush.

Surat tersebut berisi desakan untuk

tidak mengikuti agenda yang menggiring

negosiasi (WTO) lewat usaha tergesa-

gesa untuk membuat jadwal pertemuan

setingkat menteri, tanpa dasar

pemikiran dan analisis yang cukup.

Surat yang dikirim kepada Bush tersebut

menyatakan bahwa proposal yang

sekarang ini ada di meja perundingan

tidak akan memberikan akses pasar baru

untuk pertanian dan barang industri AS,

dan memperingatkan pemerintahan

Bush untuk tidak membuat konsesi demi

mengamankan perjanjian tahun ini.

“Aliran perdagangan internasional dan

rezim perdagangan yang berdasarkan

aturan yang kuat dapat berkontribusi

pada pertumbuhan ekonomi global dan

AS, yang secara khusus diperlukan untuk

masa krisis besar ini.

Untuk memenangkan dukungan

Kongres, hasil negosiasi ini harus

memfasilitasi peningkatan yang berarti

dalam aliran perdagangan internasional

dan lebih lanjut memperkuat sistem

yang berdasarkan aturan perdagangan

internasional. Surat tersebut datang

justru ketika negosiasi WTO makin

meningkat intensitasnya baik untuk

sektor pertanian dan NAMA. Pemimpin

Kongres AS dalam suratnya pada Bush

itu menyatakan bahwa panggilan

untuk segera mengakhiri perundingan

Doha akhir tahun ini dalam rangka

menyelesaikan krisis adalah terlalu

prematur. “No deal is better than bad

deal” menjadi isyarat pada pemerintahan

Bush untuk tidak menginisiasi dan

mengambil bagian dalam Putaran Doha.

Deal di meja perundingan

WTO tidak akan menciptakan aliran

perdagangan yang baru untuk

menstabilkan perekonomian global.

Pemerintahan Bush seharusnya tidak

menyetujui kesepakatan yang tidak

membawa kesejahteraan untuk petani

dan perusahaan AS pada saat ini. Dalam

10 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 13: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

suratnya, pejabat Kongres menegaskan

bahwa sejak Putaran Doha WTO

diluncurkan pada tahun 2001, telah

mendukung usaha pemerintah untuk

mencapai hasil yang balance yang akan

memberikan akses pasar baru yang

berharga untuk produk pertanian dan

barang industri dan pelayanan AS,

khususnya dari pasar (negara) yang baru

lahir yang utama dan pasar (negara)

maju.

Kongres mengingatkan bahwa

kemungkinan hasil perjanjian di

perundingan itu tidak berpihak kepada

petani, buruh dan perusahaan AS

atau dengan kata lain, justru hasilnya

akan merugikan pihak tersebut dan

juga perekonomian global serta WTO

sendiri. Di sini nampak jelas bahwa

pemerintah AS yang menjadi motor

rezim pasar bebas justru mendapatkan

tekanan dari Kongres untuk lebih

berhati-hati pada pilihan kebijakan

liberalisasi pasar. Dengan kata lain,

Kongres justru melihat bahwa peran

dan kontrol negara amat diperlukan

untuk kondisi depresi keuangan

internasional. Liberalisasi pasar hanya

mitos. Terbukti bahwa asumsi ’negara

harus keluar dari perdagangan’ hanya

dalih untuk justifikasi negara pemodal

besar menjalankan praktik imperialisme

di negara Dunia Ketiga.

Desakan untuk segera

mengakhiri Putaran Doha dilakukan

juga melalui forum APEC. Kerja sama

ekonomi regional Asia Pasifik ini juga

menekankan bahwa Putaran Doha

harus segera diakhiri dan menghasilkan

keputusan liberalisasi sebagai jawaban

atas krisis keuangan internasional.

Presiden Bush yang menghadiri

pertemuan di Peru juga berperan aktif

dalam menggiring forum ini untuk

membuka katup perdagangan masing-

masing negara seluas-luasnya dengan

landasan asumsi keunggulan komparatif

(comparative advantage).

Epistemic community yang

terdiri dari sejumlah ilmuwan dan

korporasi nampaknya cukup berhasil

mengonstruksi diskursus liberalisasi

dalam beberapa forum perundingan

internasional. Tercatat beberapa

forum perundingan internasional sejak

kebuntuan Putaran Doha pada Juli 2008

adalah G-20, Sidang Dewan Umum PBB

dan APEC, menggarisbawahi liberalisasi

pasar sebagai jawaban atas resesi

moneter internasional sekarang ini.

Kekuatan hegemonik

membangun wacana dilakukan secara

masif oleh segenap mesin politik

termasuk perundingan dan perjanjian

internasional. Bahkan pemberian utang

luar negeri (lagi) oleh Bank Dunia dan

ADB pada sejumlah negara berkembang

termasuk Indonesia pun dilakukan

sebagai sarana jeratan ekonomi pasar

bebas. Liberalisasi, privatisasi dan

deregulasi yang sebenarnya adalah

jebakan rezim ekonomi pasar bebas

nampaknya belum disadari.

11gur ita pasar bebas

Page 14: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Bloc history pun selalu dibangun untuk melayani ekspansi

pemodal raksasa dalam mempertahankan model produksi

pengisapan atas kaum buruh di negara maju dan terutama di

negara berkembang. WTO, ADB dan PBB merupakan struktur

internasional yang dibangun dengan dalih ‘kerja sama’ namun

sebenarnya bertujuan untuk melegalisasi upaya penjajahan

ekonomi atas Dunia Ketiga. (vero)

Sumber: • SUNS #6592 18 November 2008• SUNS # 6584 6 November 2008• Third World Network (www.twnside.org.sg), TWN Info Service

on Trade and WTO Issues, 5 Desember 2008

12 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 15: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Demikian kesimpulan Pelapor Khusus PBB (UN Special Rapporteur) Prof Olivier De Schutter dalam penelitian awal dari laporan yang disusunnya mengenai pemenuhan untuk Hak atas Pangan.

Putaran Doha tiDak akan Mencegah krisis Pangan

Page 16: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Prof. De Schutter mengatakan bahwa WTO (Organisasi

Perdagangan Dunia – World Trade Organisation) tidak akan

mencegah krisis pangan. Karena itu dia menyerukan negara-

negara anggota untuk hanya menerima keputusan-keputusan

di bawah kerangka WTO yang sesuai dengan hak mereka untuk

memenuhi kewajiban atas pangan.

Ahli hak asasi tersebut mengatakan bahwa negara-

negara harus menentukan posisi-posisinya dalam perundingan

perdagangan yang sesuai dengan strategi nasional untuk memenuhi

hak atas pangan warga negaranya dan selalu melakukan kajian

hak asasi manusia pada perjanjian-perjanjian perdagangan.

Dalam presentasinya di depan media di kantor PBB

di Jenewa ketika perundingan rutin di WTO sedang dilakukan

Desember lalu, ahli independen tersebut mengatakan, sampai

sekarang, perjanjian perdagangan telah gagal untuk mengatasi

kelaparan di dunia. Dia menunjuk masih ada 963 juta orang yang

keleparan di dunia. Jumlah itu telah bertambah sebanyak 100 juta

pada tahun 2006 akibat krisis pangan global. Sebelumnya pada

tahun 2005 terdapat 852 juta orang yang kelaparan.

Prof. De Schutter mengatakan saat ini ada semacam

konsensus bahwa kita tidak sukses memastikan bahwa perdagangan

bekerja untuk pembangunan dan bisa memerangi kemiskinan.

Dia mencatat, bahwa ada semacam keyakinan “kita belum cukup

jauh berjalan, kita harus lebih banyak menghilangkan mekanisme

perdagangan yang mendistorsi, menghilangkan sebagian besar

subsidi dan kita harus memperbaiki akses pasar untuk negara

berkembang”.

Pelapor khusus PBB juga mengkritik kebijakan pertanian

yang berlangsung di negara-negara maju di OECD (organisasi

negara-negara maju). ”Kita semua tahu, dampak yang sangat

buruk terjadi di pertanian negara-negara berkembang akibat

skema subsidi dan dukungan domestik di negara-negara OECD.

Kita tahu ini adalah masalah serius yang harus diatasi dan masih

banyaknya hambatan tarif dan non-tarif yang menghalangi negara

berkembang mendapatkan keuntungan dari perdagangan produk-

produk mereka.

14

...negara seharusnya

menghindari ketergantungan yang berlebihan

dalam perdagangan internasional

untuk memenuhi ketahanan

pangan

(De Schutter)

GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 17: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Dia menekankan bahwa implementasi yang lebih

jauh dari program reformasi, “didasarkan atas ilusi bahwa

dengan menghilangkan distorsi, kita akan mencapai level yang

sama”. “Itu tidak benar,” kata Prof. De Schutter. ” Bahkan tanpa

subsidi di negara-negara maju, produktivitas di negara maju

dan negara berkembang sangat berbeda, dan itu perlu menjadi

perhatian”. Kecuali di negara anggota Cairns Group (kelompok

negara eksportir pertanian seperti Australia dan Selandia Baru) di

mana mereka telah mempersiapkan diri dan memiliki keunggulan

kompetitif di pertanian.

Di tahun 2006, produktivitas tenaga kerja di negara

kurang terkembang (LDCs) hanya 46 persen dari produktivitas

tenaga kerja di negara berkembang dan kurang dari 1 persen

dari negara maju. Dalam konteks ini, ide untuk meningkatkan

‘lapangan permainan yang sama’ tidak berarti, demikian dalam

ditulis dalam laporan. Ditambahkan, dengan memperdalam

liberalisasi perdagangan tidak akan menjadikan petani di

negara-negara berkembang dapat berkompetisi dengan level

yang sama dengan negara maju, kecuali upah dan harga produk

pertanian di negara-negara Selatan ditekan rendah sekali untuk

mengompensasi rendahnya produktivitas per tenaga kerja. Inilah

alasan yang menjustifikasi perlakuan berbeda dan khusus untuk

negara berkembang, demikian kata Prof. De Schutter.

Pesan inti yang ingin disampaikan dalam laporan

Pelapor Khusus PBB adalah perdagangan bukanlah pengganti

dari pengembangan kapasitas dari setiap negara untuk memberi

makan populasi warganya.

Laporan tersebut berpendapat bahwa jika perdagangan

bekerja untuk pembangunan dan berkontribusi pada realisasi hak

atas kecukupan pangan, maka perlu untuk mengakui kekhususan

masing-masing produk pertanian dan tidak menyamakan

seperti komoditas lainnya. Serta memperbolehkan fleksibilitas

kepada negera-negara berkembang, untuk melindungi produsen

pertanian mereka dari kompetisi dari negara yang petaninya

sudah maju. ”Kita seharusnya tidak percaya bahwa perdagangan

internasional akan mencapai keamanan pangan dengan cara yang

berkelanjutan”, demikian dikatakan oleh De Schutter.

15putaran doha tidak akan mencegah krisis pangan

glo

balis

asi

Page 18: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Laporan pelapor khusus ini mengkaji liberalisasi

perdagangan di sektor pertanian dari persektif hak asasi untuk

mendapatkan kecukupan pangan, seperti yang diakui dalam

Deklarasi Umum Hak Asasi Manusia dan Kovenan Internasional

dalam Hak Ekonomi, Sosial dan Kultural. Ini memiliki empat

implikasi, demikian kata De Schuter:

Pertama, proses liberalisasi mengharuskan negara

memerlukan strategi nasional untuk pelaksanaan hak atas

pangan, di mana peran dari perdagangan harus ditentukan dengan

mengacu pada hak asasi manusia dan tujuan pembangunan.

Kedua, ini juga menekankan perlunya sistem perdagangan

multilateral yang kolaboratif, dan tidak memaksa komitmen

negara yang bertentangan dengan kewajiban pemenuhan hak

asasi, dan karenanya menekankan pentingnya negera memilliki

ruang kebijakan yang cukup.

Ketiga, menurut laporan tersebut, perspektif hak untuk

mendapatkan pangan, memerlukan perubahan pengukuran

yang saat ini cenderung abstrak (seperti nilai pendapatan bersih

bruto atau GDP) menjadi ke arah yang lebih memfokuskan pada

kerentanan dan ketidaktahanan pangan.

Keempat, laporan Pelapor Khusus mengingatkan nilai

khusus mengenai pangan yang aman, bergizi, secara budaya layak

dan pangan yang berkelanjutan sebagai hak dasar bagi semua,

Karenanya, dampak pada kesehatan nutrisi dan lingkungan

seharusnya menjadi sesuatu yang terintegrasi dengan diskusi

mengenai perdagangan.

Memisahkan diskusi antara dampak perjanjian WTO

dari faktor-faktor yang melemahkan kapasitas negara dalam

mengimplementasikan kewajiban hak asasi manusia merupakan

merupakan hal yang tidak mungkin, karena aturan yang

diterapkan di bawah perjanjian pertanian akan memberikan

dampak kombinasi di perdagangan, fiskal dan kebijakan sosial di

tingkat domestik.

Laporan tersebut dihasilkan dari ahli independen yang

melakukan konsultasi dari berbagai sektor termasuk para duta

besar perwakilan negara-negara anggota WTO. Ini juga pertama

kali WTO menerima permintaan dari Pelapor Khusus untuk

16 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 19: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

melakukan misi menilai perjanjian pertanian dari perspketif hak

asasi manusia.

Misi Prof. Olivier De Schutter ke WTO telah membawanya

ke diskusi kontroversial seperti mekanisme pengaman khusus

(special safeguard mechanisms) dan ‘kekhususan’ produk-produk

pertanian yang menjadi kunci dan perdebatan dalam perundingan

pertanian dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam laporan tersebut, aturan pengamanan (safeguard)

dalam perdagangan pertanian adalah krusial. Negara khususnya

negara berkembang sesuai dengan prinsip perlakuan khusus

dan berbeda, harus mendapatkan kebebasan untuk menetapkan

aturan yang melindungi pasar domestik dari kerentanan harga

pasar internasional.

Meskipun hanya sekitar 15 persen dari seluruh pangan

yang diproduksi diperdagangkan, harga di pasar internasional

memiliki dampak pada petani di dunia untuk mendapatkan hidup

yang layak. Dan, sekarang ada kecenderungan kesamaan harga di

tingkat domestik dan harga internasional, akibat dari liberalisasi

perdagangan. Kecuali dan sampai ada mekanisme yang cukup

telah beroperasi di level internasional untuk mengatasi masalah

volatilitas harga, sangat penting bagi negara untuk memiliki

fleksibilitas penuh untuk melindungi pasarnya dari banjir impor.

Skema manajemen suplai dan mekanisme pemasaran yang terarah

memiliki peran dalam hal ini.

Pelapor Khusus menggarisbawahi pentingnya konsultasi

yang terlibat dan terbuka. Misalnya disebutkan, dengar pendapat

dengan parlemen nasional. Organisasi petani akan memainkan

peran penting dalam merancang strategi nasional hak atas pangan,

dan strategi tersebut akan mencakup lebih luas dari konteks isu

WTO, sebagai dukungan bagi posisi pemerintah dalam berdiskusi

dengan lembaga keuangan internasional, dengan negara dan

lembaga donor serta dalam perundingan bilateral.

De Schutter menyarankan, negara seharusnya menghindari

ketergantungan yang berlebihan dalam perdagangan internasional

untuk memenuhi ketahanan pangan. Dalam membangun kapasitas

produksi pangan yang dibutuhkan untuk memenuhi konsumsi,

negara harus mendukung petani-petani skala kecil.

17putaran doha tidak akan mencegah krisis pangan

Page 20: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Karena di seluruh negara-negara berkembang, pertanian

merupakan penyumbang setengah dari angkatan kerja. Di negara

yang kurang berkembang, pertanian bahkan menyumbang 70

persen angkatan kerja, sehingga pemenuhan hak atas pangan tidak

punya alternatif kecuali memperkuat sektor pertanian dengan

tekanan pada petani skala kecil.

Salah satu fakta yang diajukan oleh Prof. De Schutter

adalah ketidakseimbangan dalam rezim perdagangan saat ini di

mana, pembatasan dilakukan di tingkat negara, tidak berlaku

untuk perusahaan transnasional. Sehingga perusahaan justru

memperoleh kebebasan yang lebih banyak, serta tidak menjadi

subjek dari kewajiban apapun berkaitan dengan kekuasaaan yang

berlebihan di pasar internasional.

Pelapor Khusus ini secara resmi akan memberikan

presentasi temuan-temuannya pada Maret 2009 dalam sesi

Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa.

Sumber: • “Doha Round will not prevent another food crisis” oleh Kanaga Raja, dari South-North Development Monitor (SUNS) #6614, 19 Desember 2008.

• Laporan lengkap dari Prof. Prof Olivier De Schutter yang berjudul Building Resilience : A Human Rights Framework for World Food and Nutrition Security (A/HCR/9/23) bisa diunduh dari situs: http://ap.ohchr.org/documents/dpage_e.aspx?m=101 atau http://daccessdds.un.org/doc/UNDOC/GEN/G08/155/08/PDF/G0815508.pdf?OpenElement

18 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 21: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

ANARKI KAPITALISME

AMERIKA DAN ANARKI

PASAR POLITIK INDONESIA SEPANJANG

TAHUN 2008-2009

Oleh: Bonnie Setiawan

Page 22: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

ANARKI KAPITALISME

Krisis global menandai peristiwa paling penting sepanjang

tahun 2008. Yang lebih hebat lagi sebenarnya adalah sebelum

krisis di bulan Oktober tersebut, sejak awal tahun 2008 telah

terjadi kenaikan harga minyak, komoditas pangan dan pertanian

serta komoditas pertambangan. Di satu pihak, ini juga merupakan

krisis harga yang luar biasa, tetapi di lain pihak juga merupakan

windfall profit (keuntungan yang jatuh dari langit) yang luar

biasa. Dan sebagaimana biasa, yang menjadi korban adalah kaum

miskin. Krisis harga di satu pihak mengharu-biru konsumen,

terutama warga miskin, karena harga pangan yang melonjak; dan

di lain pihak produsen kecil termasuk petani tidak mendapat apa-

apa dari kenaikan harga. Yang menikmati adalah para pedagang

dan produsen besar, akibat pasar yang telah dimonopoli dan

dikuasai pemain-pemain besar. Ini ciri khas pasar kapitalistik.

Kenaikan harga beras, jagung, gandum dan lainnya; naiknya harga

minyak, batu bara, timah, bijih besi dan lainnya; hanya dinikmati

oleh penguasa-penguasa modal (baik asing maupun domestik).

Ini memperlihatkan dengan jelas, siapa yang selalu diuntungkan

di dalam sistem kapitalisme pasar bebas.

Namun, sebagaimana hukum besi kapitalisme,

kapitalisme adalah anarki. Modal selalu berada dalam krisis yang

satu ke krisis yang lainnya. Krisis adalah inheren di dalam tubuh

kapitalisme. Hanya pengusaha yang tidak memahami kapitalisme

yang akan frustrasi dengan naik-turunnya krisis. Anarki dalam

krisis kapitalisme dibenarkan, karena merupakan waktu bagi

penyingkiran atas pihak-pihak yang lemah serta konsolidasi bagi

pihak-pihak yang kuat.

Pada Oktober 2008, krisis melanda jatungnya kapitalisme

dunia, Amerika Serikat. Hanya dalam hitungan detik, semua

saham berguguran, tumbang satu persatu tanpa bisa dihentikan.

Jerit dan panik melanda para penghuni bursa, yang mewakili

detak nadi dan perputaran darah kapitalisme. Saham jatuh antara

30-50%. Hanya dalam hitungan detik pula, krisis bursa saham

menyebar bagai virus di tubuh manusia ke berbagai pusat bursa

saham di seluruh dunia. London, Shanghai, Tokyo, Moskow,

Singapura, semua terkena hebatnya badai topan krisis. Tiba-tiba

20

Mesin kapitalisme tidak hanya

dialiri oleh minyak dan

oli dan chip-chip komputer, tapi juga dialiri

oleh darah dari korban-korban

manusia.

GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 23: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

kekayaan para kapitalis dan spekulan keuangan terpotong hampir

separuhnya.

Di Asia, sebagai pusat pertumbuhan dunia yang baru,

indeks bursa saham melorot separuhnya. Kerugian terbesar dicatat

di bursa Shenzhen dan Shanghai di China sebesar 62,72%, disusul

oleh bursa Mumbai di India sebesar 53,83% dan bursa Indonesia

sebesar 51,17%. Selanjutnya disusul Singapura 50,21%, Hong

Kong 42,91%, Filpina 48,29%, Thailand 47,95%, Jepang 42,91%

dan Malaysia 39,98%. Demikian pula Forbes Asia mencatat bahwa

kekayaan para 480 orang super-kaya (Tycoons) di Asia, turun

drastis dari US$ 940 miliar tinggal menjadi US$ 779 miliar hanya

dalam hitungan hari.a

Hancurnya bursa saham dunia mematikan aliran darah

keuangan dunia. Terpaksa darah-darah mengalir kembali ke

jantung-jantung kapital dunia, agar kapitalisme pusat tidak

mengalami pendarahan lebih parah. Akibatnya outflow capital

(keluarnya modal) dari pasar negara-negara emerging markets

(pasar bertumbuh) membuahkan krisis baru di negara-negara

kapitalisme pinggiran. Ini seperti yang terjadi di Indonesia, Malaysia,

Thailand, Brazil, Argentina, Turki, India dan lainnya. Krisis bursa

saham di AS langsung menyebar luas dan memukul seluruh bursa

saham dunia. Dan selanjutnya, bisa ditebak, memukul perbankan

dan sektor keuangan, dan selanjutnya memukul ekonomi riil,

sektor riil. Ini semua seperti penyakit menular di tubuh kapitalisme

dunia. Kerusakan aliran darah, akan menghentikan kerja jantung,

paru-paru, otak, ginjal; dan selanjutnya melumpuhkan kaki,

tangan dan badan secara keseluruhan. Raksasa kapitalisme global

sedang terhuyung-huyung kesakitan, karena kanker atau tumor

yang diidapnya kini bereaksi hebat. Kanker dan tumor yang sudah

bertahun-tahun diidapnya tersebut, masuk dalam fase stadium

keempat, mengakibatkan penderitanya kesakitan luar biasa. Kini

ia menunggu operasi besar.

Inilah krisis terhebat dalam kapitalisme. Semenjak

Depresi Besar (the great depression) tahun 1929-1930, inilah krisis

terbesar yang terburuk di awal abad ke-21, yang lebih sistemis dan

besarannya jauh melampaui krisis-krisis sebelumnya.

21anarki kapitalisme amerika dan anarki pasar politik indonesia

nasi

ona

l

Page 24: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

HAKIKAT KAPITALISME

Bagi yang memahami hakikat kapitalisme, baik dari

kubu kiri maupun kanan, ini adalah hal yang tak terelakkan dan

seharusnya sudah bisa dibaca sebelumnya. Sejak dua tahun lalu,

saya sudah ‘miris’ dengan kondisi keuangan di AS, yang rasanya

mustahil bisa berjalan terus. Dengan utang luar negerinya yang

terus membengkak, defisit anggarannya yang juga tambah besar

– terutama karena harus membiayai perang Irak dan Afghanistan

yang jumlahnya mencapai triliunan dollar AS, dan kerakusan gaya

hidup warga Amerika yang luar biasa – sehingga menolak konsep

perubahan iklim sekalipun; membuat hati saya merinding. Apakah

memang kapitalisme tanpa batas? Apakah tidak ada batas-batas

dari ekonomi modal? Jawabannya bisa kita temukan sekarang.

Kapitalisme ada batasnya yang paling jauh sekalipun. Nun di satu

tempat, ada perbatasannya, yang berupa jurang menganga, yang

akan membawa kehancuran bagi yang meluncur ke arahnya.

Mesin kapitalisme adalah mesin penuh kontradiktif,

yang terus dipacu dengan berbagai pertumbuhan ekonomi

dan ekspansi modal. Tapi di dalam mesin itu, ada sesuatu yang

tidak bisa dimengerti oleh kaum kapitalis itu sendiri dan sangat

dimengerti oleh kebanyakan analis kiri. Apa itu? Itu adalah darah

manusia. Mesin kapitalisme tidak hanya dialiri oleh minyak

dan oli dan chip-chip komputer, tapi juga dialiri oleh darah dari

korban-korban manusia. Itu kontradiksinya. Laksana mesin robot

modern dengan teknologi canggih super multi-conductor, tapi

sesungguhnya di dalamnya berupa campuran daging dan darah

manusia ala Frankenstein. Tidak percaya? Silahkan lihat sendiri.

Menarik sekali melihat terungkapnya skandal Madoff.

Bernard Madoff, adalah pemilik perusahaan sekuritas investasi

Bernard L. Madoff Investment Securities LLC, yang telah berdiri

sejak tahun 1960, di samping juga sebagai hedge fund. Madoff kini

dijuluki sebagai penipu terbesar abad ini. Ia memang benar-benar

penipu superkomplet dari kapitalisme global. Madoff ditangkap

pada 11 Desember 2008 dengan tuduhan mengadakan penipuan

besar-besaran sebesar US$ 50 miliar dengan “skema Ponzi”. Skema

Ponzi adalah semacam investasi yang membayarkan keuntungan

besar kepada para investornya, yang sesungguhnya berasal dari

22 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 25: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

uang yang dibayarkan oleh investor lainnya yang bergabung

belakangan. Para investor percaya, karena pembayarannya terus

dilakukan tanpa ada masalah. Lagipula Madoff adalah orang

terhormat dalam jajaran kapitalisme. Ia adalah bekas ketua bursa

saham Nasdaq, dan sampai sekarang masih menjabat anggota

salah satu komite Nasdaq OMX Group. Madoff juga pernah

menjadi anggota S&EC (Securities and Exchange Commission),

badan pengawas usaha di AS. Perusahaannya termasuk pemimpin

pasar dari 350 bursa Nasdaq, dimana di dalamnya termasuk

perusahaan besar semacam Apple, eBay dan Dell. Ketika bursa

saham berjatuhan, dan para investornya meminta balik uangnya,

maka ia tidak bisa lagi membayari seluruh nasabahnya. Terbukalah

kedok Madoff yang sebenarnya.b Ini sungguh-sungguh kejadian

yang tak masuk di akal, tapi benar-benar terjadi di dalam sistem

kapitalisme.

Kapitalisme hidup dari nilai keserakahan dan mekanisme

pengisapan. Segala bentuk pengisapan apapun, bisa dilakukan

di dalam sistem kapitalisme. Hal ini yang selalu disangkal oleh

para ekonom penganut paham pasar bebas kapitalistik. Mereka

beranggapan bahwa ide kapitalisme adalah dari hukum alam,

yaitu pasar bebas sebagai takdir. Mereka tidak mau melihat bahwa

kapitalisme dibangun dari korban-korban manusia dan dari

pengisapan manusia yang satu ke manusia lainnya. Semua ekses

dari ekspansi modal atau pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai

eksternalitas saja, sesuatu yang tidak penting atau bermakna

pinggiran. Karena itulah apa yang disebut sebagai “nilai lebih”

dari Marx, merupakan corengan terhadap ilmu ekonomi yang

mereka anggap agung dan natural. Sejak itulah ekonomi borjuis

bersimpang jalan dengan ekonomi klasik, termasuk sebenarnya

dengan Adam Smith, dan mendirikan sendiri ilmu ekonomi yang

kita kenal sekarang, neoklasik dan neo-liberal.

Hakikat penipuan yang tersingkap dari kasus Madoff

mencoreng keseluruhan bursa Wallstreet dan sistem keuangan

AS. Tapi skandal ini akan kembali dimaknai sebagai ulah kriminal

perseorangan, bukan bagian intrinsik dari sistem. Hakikat

penipuan dalam sistem kapitalisme adalah kontradiksi dasar dari

sistem ini, yang tidak mau diakui para ekonom kapitalis. Sama

23anarki kapitalisme amerika dan anarki pasar politik indonesia

Page 26: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

seperti kaum spekulan yang menempati tempat terhormat dalam

sistem keuangan global, sebagai para hedge fund. Atau sama

seperti para trader di bursa-bursa komoditas, yang sesungguhnya

mengakali dan mengkadali para petani di seluruh dunia, sehingga

sebagian besar keuntungan pangan dan pertanian tidak akan

pernah bisa dimiliki petani, dan itu sudah terjadi selama puluhan

tahun hingga sekarang.

ANARKI PASAR POLITIK

Dari sistem ekonomi, eksternalitas merambah ke bidang

politik. Berbeda dengan ekonom neoklasik yang memakai konsep

eksternalitas, kaum Marxis menggunakan analisa ekonomi

politik untuk menjelaskan kaitan erat antara kekuasaan ekonomi

dengan kekuasaan politik. Dalam kasus Madoff di atas, maka

“madoff-madoff” di dalam sistem kapitalisme terjamin hidup dan

keberadaannya, karena dijaga dengan baik oleh aparat politik,

hukum dan pemerintahan. Seluruh perangkat undang-undang

dan berbagai peraturan, membentengi para madoff-madoff dari

gugatan publik maupun tuntutan dari rakyat. Ini hal yang lazim di

dalam sistem kapitalisme, apakah itu di AS, Eropa, Jepang, juga

di Indonesia.

Contoh paling jelas dari oligarki ekonomi politik dalam

krisis di AS adalah bagaimana Menteri Keuangan Henry Paulson,

yang adalah juga bekas CEO Goldman Sachs, langsung mengambil

tindakan menyelamatkan bank-bank yang sebenarnya hanya

menguntungkan para pemilik bank (bankir). Proses penyelamatan

ini dengan cepat meningkatkan konsentrasi kepemilikan bank di

sektor keuangan, karena bank-bank terbesar lalu merger satu sama

lain dan mendapatkan suntikan dana yang besar dan sekaligus

dukungan baru dari pemerintah pusat.c

Indonesia adalah negara yang semenjak krisis keuangan

1998, menjalankan reformasi politik secara besar-besaran. Hasil

yang didapat saat ini adalah sebuah “Pasar Bebas Politik” untuk

sekadar mengistilahkan bagaimana hiruk-pikuknya sebuah

pasar bebas di dalam ranah politik. Saat ini adalah menjelang

dilangsungkannya pemilu legislatif dan eksekutif tahun 2009, yang

merupakan pemilu ketiga setelah reformasi 1998. Ciri yang paling

24 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 27: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

terlihat dari pemilu kali ini adalah terbentuknya pasar politik.

Ini istilah untuk menggambarkan bagaimana proses dari ribuan

orang yang saling berebut untuk mendapatkan tiket dan kursi

sebagai calon anggota legislatif; sebagai calon walikota, bupati dan

gubernur; sebagai calon senator (DPD), dan tentunya sebagai calon

presiden dan wakil presiden. Belum lagi dihitung hiruk-pikuk para

penggembira dan pendukung yang dimobilisasi ke sana kemari.

Akhirnya, memakai istilah ‘Pasar’, karena ini mengenai uang yang

jumlah peredarannya bisa mencapai triliunan rupiah. Setiap orang

yang terlibat di dalamnya, kini haruslah memobilisasi sejumlah

uang tertentu, agar dia bisa mendapat tiket untuk menjadi calon;

dan setiap calon juga harus memobilisasi sejumlah uang lagi yang

lebih besar agar bisa mendapat tiket untuk memperoleh jabatan.

Gambaran ini menjadi ironis, ketika kita bandingkan

dengan masa Demokrasi Liberal (Parlementer) Indonesia di tahun

1950-an. Ketika itu yang terjadi adalah mobilisasi massa karena

perjuangan ideologis. Massa termobilisasi bukan karena uang atau

beredarnya uang, tetapi karena ikatan dan perasaan seideologis

dengan berbagai partai politik yang ada. Calon-calon legislatif

dipilih berdasarkan kaderisasi atau karena kemampuannya yang

menonjol di masyarakat. Perjuangannya di dalam parlemen atau

pemerintahan, juga mencerminkan program-program politik yang

disusun masing-masing partai, yang mengacu kepada kepentingan

masyarakat banyak yang diwakilinya, apapun isi dan ideologi

programnya.

Perbandingannya dengan masa Demokrasi Pancasila ala

Orde Baru, adalah tidak ada kemerdekaan dan kebebasan. Seluruh

anggota parlemen ditunjuk oleh penguasa Orde Baru dan hanya

menjalankan fungsi stempel atas semua kebijakan pemerintah.

Seluruh tindak-tanduk anggota parlemen dan eksekutif dikontrol

oleh polisi, militer dan intelijen, sehingga seluruh sistem mengabdi

kepada satu penguasa Orde Baru. Pemilu dan masa kampanye

pemilu merupakan ritualitas lima tahunan dari tiga partai yang

itu-itu juga, dan pemenangnya selalu adalah Golongan Karya, yang

sebenarnya bukanlah partai politik, tapi tunggangan penguasa

satu-satunya.

25anarki kapitalisme amerika dan anarki pasar politik indonesia

...kita kelompok progresif harus terus- menerus berupaya meng-hidupkan dunia alternatif yang mau kita bangun. Sebuah tawaran bagi dunia yang lain dan berbeda dengan dunia neo-Orba yang sungguh-sungguh korup, busuk dan tak punya masa depan.

Page 28: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Lalu apakah periode sekarang lebih baik dari periode Orde

Baru? Tentu saja dibandingkan dengan masa Demokrasi Liberal

1950-an, saat ini kalah jauh dari segi kualitas dan kuantitas.

Demokrasi Liberal 1950-an “is the best in Indonesia history

ever”. Tapi dibandingkan dengan Orde Baru? Saya melihat bahwa

Pasar Politik yang terjadi sekarang adalah kelanjutan saja dari

masa rezim Orde Baru. Pasar politik ini tercipta karena dua hal,

tuntutan kapitalisme global dan akomodasi terhadap sisa-sisa

rezim Orde Baru yang masih ingin terus berkuasa. Kapitalisme

global memberikan kepada Indonesia sebuah pilihan akan

reformasi politik yang intinya dua hal juga: penyingkiran Suharto

dari kekuasaan dan sebuah rezim baru yang ramah pasar bebas.

Hal ini disetujui oleh para reformis, yang melihat adanya peluang

bagi berbagi-bagi kekuasaan di antara mereka, dan juga peluang

bagi terus hidupnya Partai Golkar dan rezim Orde Baru generasi

baru. Ini adalah akomodasi pasar bebas dunia atas kekuasaan

neo-Orde Baru.

Jadi tidak heran bila yang sekarang tercipta, adalah sebuah

pasar politik. Pasar Politik ini mengakomodasi seluruh kepentingan

“Oligarki Penguasa”, yaitu para sisa Orde Baru, komplet dengan

aparat birokrasi dan militernya; para pengusaha konglomerat

Orde Baru dan generasi barunya; dan seluruh masyarakat politik

(political society) yang dibentuk oleh Orde Baru, termasuk

massanya (dulu disebut sebagai massa mengambang) dan para

preman politik binaan militer.

POSISI KELOMPOK PEMBARU

Bagaimana posisi kelompok prodemokrasi dan kelompok

progresif dalam pasar politik ini? Tentu sebagaimana telah kita

saksikan, ada dua pilihan bagi mereka. Satu, ikut serta masuk

di dalam pasar politik tersebut; dan kedua, tetap berdiri di luar

pasar politik tersebut. Salah satu itulah yang kini dimasuki oleh

kelompok-kelompok ini. Lalu bagaimana prospeknya ke depan?

26 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 29: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Daftar 40 orang terkaya Indonesia tahun 2008 menurut Forbes Asiad

Rangking NamaKekayaan bersih (US$ miliar)

dan umur1 Sukanto Tanoto 2,000 58 2 R. Budi Hartono 1,720 67 3 Michael Hartono 1,680 69 4 Putera Sampoerna 1,500 60 5 Martua Sitorus 1,300 48 6 Peter Sondakh 1,050 56 7 Eddy William Katuari 1,040 57 8 Eka Tjipta Widjaja 950 85 9 Aburizal Bakrie 850 62 10 Murdaya Poo 825 67 11 Anthoni Salim 690 59 12 Wonowidjojo family 640 NA 13 Chairul Tanjung 625 46 14 Trihatma Haliman 470 56 15 Arifin Panigoro 430 63 16 Sjamsul Nursalim 425 67 17 Mochtar Riady 420 79 18 Harjo Sutanto 340 82 19 Husein Djojonegoro 300 59 20 Soegiharto Sosrodjojo 275 78 21 Aksa Mahmud 260 63 22 Hary Tanoesoedibjo 240 43 23 Garibaldi Thohir 216 43 24 Theodore Rachmat 215 NA 25 Low Tuck Kwong 214 60 26 Edwin Soeryadjaya 210 59 27 Prajogo Pangestu 200 57 28 Paulus Tumewu 190 56 29 Jusuf Kalla 185 66 30 Tan Kian 175 51 31 Sutanto Djuhar 165 79 32 Kartini Muljadi 130 78 33 Soegiarto Adikoesoemo 120 70 34 Alim Markus 115 57 35 George & Sjakon Tahija 110 NA 36 Kris Wiluan 105 60 37 Jakob Oetama 80 77 38 Hadi Surya 70 72 39 Eka Tjandranegara 60 62 40 Ciputra 55 77

27anarki kapitalisme amerika dan anarki pasar politik indonesia

Page 30: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Bisa dibayangkan, bahwa di tahun 2009 ini, mereka yang

larut masuk ke dalam sistem pasar politik, harus mengikuti logika

pasar tersebut. Mereka harus memobilisasi daya dan dana yang

cukup banyak agar bisa masuk terpilih ke dalamnya. Dan itu

tidak mudah. Daya dan dana ini yang nampaknya tidak sepadan,

apalagi bila kita bandingkan dengan logika perjuangan politik

sebagaimana di dalam Demokrasi Liberal 1950. Daya dan dana ini

nampaknya tidak akan memperkuat kelompok-kelompok rakyat di

pedesaan-pedesaan dan juga kaum miskin perkotaan. Logika yang

sudah pasti bekerja, seluruh daya dan dana ini akan larut ke dalam

sebuah pusaran pasar politik yang memelihara dan memperkuat

oligarki kekuasaan yang sekarang.

Karenanya, memang agak sulit untuk mengharapkan

terjadi sesuatu yang signifikan dalam politik pasca-Pemilu 2009.

Pastilah drama politik Pemilu 2009 akan berujung kepada,

meminjam istilah Dr. Rizal Ramli, 4-L (lu-lagi-lu-lagi). Karena

sifat pertarungan politik yang tidak signifikan sebelum dan selama

proses pemilu, maka hasil yang terjadi juga tidak signifikan.

Jadi tulisan ini memang membuat pesimis para caleg dari kubu

kelompok prodemokrasi atau progresif yang sudah berjuang untuk

masuk ke dalam sistem pemilu. Hasilnya, tidaklah signifikan. Kalau

dianggap akan mewarnai, iya tentu saja. Tetapi hitungannya adalah

jangka panjang. Dan perjuangan politik bukanlah menyangkut

jangka panjang saja, tetapi mengenai perubahan demi perubahan

secara lebih signifikan. Dan ini hanya terjadi bila kaum oposisi

dan progresif betul-betul memperjuangkan sesuatu yang berada

di luar sistem, mewujudkan organisasi dan partai alternatif yang

akan segera menjadi pengganti organisasi-organisasi jadul (jaman

dulu), dan berbagai hal yang betul-betul merupakan alternatif bagi

masa depan yang lebih sehat dan lebih manusiawi.

Catatan saya bagi tahun krisis dan tahun pasar politik ini,

adalah kita kelompok progresif harus terus- menerus berupaya

menghidupkan dunia alternatif yang mau kita bangun. Sebuah

tawaran bagi dunia yang lain dan berbeda dengan dunia neo-Orba

yang sungguh-sungguh korup, busuk dan tak punya masa depan.

Dunia alternatif itu ada dan masih banyak dijumpai di

kalangan rakyat biasa, seperti tradisi dan adat lokal, produk-

28 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 31: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

produk budaya nasional dan lokal, pengetahuan tradisional,

kearifan lokal, penemuan-penemuan sederhana yang tepat guna

bagi usaha kecil, pertanian non-organik, pangan lokal, organisasi

kolektif dan gotong royong, kegigihan sektor informal dan usaha

kecil/mikro, berbagai hasil uji coba gerakan sosial, dan macam-

macam bentuk dan variasi lainnya. Tinggal menunggu pemikiran,

konsepsi dan praktik baru yang lebih berdaya guna untuk

tantangan di masa depan. Indonesia kaya akan ragam alternatif,

meskipun masih secara tradisional dan konvensional. Tinggal

menunggu perumusan dan konseptualisasi baru, menghadapi

krisis kapitalisme global dan sistem politik yang membusuk.

Idenya memperkuat berbagai alternatif di luar sistem busuk

tersebut, sehingga lama-kelamaan hal-hal alternatif ini akan

menggantikan sistem yang sudah semakin membusuk ini dan

yang sudah diperkirakan tidak akan bertahan lama.

Kita ada dalam koeksistensi dengan mereka. Memang

masih sulit untuk mengalahkan mereka saat ini, tetapi juga

mereka tidak akan dapat mengalahkan kita. Keberuntungannya,

kita merupakan sesuatu yang sifatnya baru dan sedang bangkit

merekah, sedangkan mereka merupakan sesuatu yang sudah

primitif dan sedang membusuk menuju kematiannya. ***

Jakarta, 7 Januari 2009

--------------------------

a “Indonesian Stock Index Falls by 51 Percent in 2008”, Tuesday, 30 December, 2008 | 20:29 WIB, di http://www.tempointeractive.com/hg/nasional/2008/12/30/brk,20081230-153163,uk.html; Indonesia’s 40 Richest, Suzanne Nam, 12.04.08, 05:00 PM EST, Forbes Magazine dated December 22, 2008 di http://www.forbes.com/global/2008/1222/045.html b “Bernard Madoff arrested over alleged $50 billion fraud”, oleh Edith Honan, Dan Wilchins Edith Honan dan Dan Wilchins – Fri Dec 12, 12:40 am ET Reuters, di http://news.yahoo.com/s/nm/20081212/bs_nm/us_madoff_arrestc Lihat “Crisis and Neoliberal Capitalism” oleh David Kotz, di http://www.dollarsandsense.org/archives/2008/1108kotz.htmld “Indonesia’s 40 Richest” oleh Suzanne Nam, 12.04.08, 05:00 PM EST Forbes Magazine dated December 22, 2008, di http://www.forbes.com/global/2008/1222/045.html

29anarki kapitalisme amerika dan anarki pasar politik indonesia

Page 32: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Karut-Marut Pengelolaan e n e r g i n a s i o n a l

Salamuddin Daeng

Sket

sanu

sa /

Pete

r Joha

n

Page 33: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Awal tahun 2009, menjelang pemilu

legislative (pemilihan anggota

DPR–RI dan DPRD), pemerintah

SBY-JK memberi hadiah tahun baru

bagi rakyat Indonesia, pemerintahan

ini kembali menurunkan harga BBM

untuk yang ke tiga kali di saat-saat ahir

masa jabatannya. Partai pengusungnya

kemudian memasang iklan kampanye

di media massa “terima kasih SBY” yang

sebanyak tiga kali menurunkan harga

BBM.

Pemerintah memang beruntung,

pada saat yang sama harga minyak

dunia telah berada pada tingkat yang

paling rendah, antara US $ 30-40 per

barel. Ditambah dengan keyakinan pada

logika liberalsiasi pasar migas, memberi

landasan pada pemerintah menaik-

turunkan harga BBM sesuai kehendak

pasar, bukan kehendak pemerintah atau

negara.

Tapi masyarakat juga

sepertinya tidak lupa dan juga tidak

keliru menghitung, bahwa di masa

pemerintahan SBY-JK harga BBM telah

mengalami kenaikan sebanyak tiga

kali juga. Dan naiknya tidak tanggung-

tanggung hingga hampir empat kali lipat

dari harga BBM dimasa pemerintahan

sebelumnya.

Kebijakan pemerintah

menaikkan harga BBM hingga hampir

250% menimbulkan kepanikan. Para

pengusaha panik dikarenakan tidak

dapat merencanakan usahanya dengan

baik karena kebijakan harga bahan

bakar yang merupakan komponen

utama produksi yang berubah-ubah

dan semakin tinggi. Demikian pula

dengan masyarakat umum yang

semakin panik, ditengah rendahnya

pendapatan dan penghasilan, kenaikan

harga BBM memicu kenaikan harga

bahan-bahan kebutuhan pokok yang

menguras sumber-sumber pendapatan

masyarakat.

Wajar kemudian Bank Dunia,

sebuah lembaga keuangan yang terus

membenamkan utang pada negara ini

bahkan menyatakan bahwa hampir

separuh rakyat Indonesia adalah miskin

atau berpendapatan antara US$ 1-2

per hari (World Bank, 2006). Tidak

hanya itu, ratusan ribu bayi dan balita

di seluruh Indonesia mengalami krisis

gizi dan bahkan busung lapar. Pekerjaan

menjadi sangat langka, hanya satu dari

3 orang Indonesia yang bekerja, lebih

dari separuh pekerja di sektor formal

termasuk pekerja miskin. Keadaan

Indonesia tersebut tidak kunjung

membaik sejak krisis ekonomi 1999,

bahkan dari beberapa sisi cenderung

memburuk. Suatu kondisi yang tidak

perlu terjadi jika melihat besarnya

sumber daya yang dimiliki Indonesia

khususnya migas.

Untuk Apa Kaya Minyak ?

Dunia mencatat bahwa di sektor

migas Indonesia termasuk dalam jajaran

20 besar negara-negara penghasil minyak

terbesar di dunia. Tahun 2005 indonesia

31karut-marut pengelolaan energi nas ional

nasi

ona

l

Page 34: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

adalah produsen gas alam terbesar dibandingkan dengan seluruh

negara di Asia Oceania, Afrika, (2.606 Trilion Cubic Feet), dan

termasuk dalam 10 Negara penghasil gas terbesar di dunia (Rusia,

US, Canada, Iran, Algeria, UK, Norway, Montenegro, Netherlands,

Indonesia). Data lainnya menyebutkan bahwa Tahun 2008,

Indonesia berada pada urutan 7 negara eksporter gas terbesar

di dunia.a Selain itu, Indonesia termasuk dalam 20 besar negara

pengasil minyak mentah terbesar di dunia.b

Meski ekayaan minyak bumi Indonesia telah dieksploitasi

selama lebih dari 100 tahun, akan tetapi negara ini masih memiliki

kekayaan migas yang besar. Tambang Telaga Said merupakan

tambang minyak pertama yang ditemukan di Indonesia pada

tahun 1885,c kemudian dieksploitasi oleh sebuah perusahaan milik

Inggris dan Belanda Royal Dutchd dan mulai beroperasi pada tahun

1892, sekaligus mengawali sejarah dimulainya pengeksplorasian

sumber daya alam migas di Indonesia. Kemudian pada tahun 1944,

sumur minyak Minas ditemukan oleh Caltexe di Riau, merupakan

sumur terbesar di Asia Tenggara pada masa itu.f

Kekayaan alam minyak Indonesia terus menjadi incaran

korporasi-korporasi besar dunia. Selain itu, di Indonesia ada sekitar

60 ladang minyak (basins), 38 di antaranya telah dieksplorasi,

sementara sisanya masih belum. Di dalamnya terdapat sumber

daya energi yang luar biasa, kira-kira mencapai 77 miliar barel

minyak dan 332 triliun kaki kubik (TCF) gas.g Perusahaan miyak

asing seperti Exon, Chevron, bahkan mengumumkan dirinya

melalui media massa nasional sebagai perusahaan paling tua,

telah beroperasi selama lebih dari 100 tahun dan bahkan menjadi

pelaku utama kegiatan eksploitasi minyak di Indonesia hingga

saat ini.

Indonesia juga adalah kekuatan utama dalam hal

penyediaan sumber energi lainya di dunia. Negara ini termasuk

produsen batubara urutan 10 besar dunia, bahkan Indonesia

berada dalam urutan ke 7 dari 10 negara penghasil batubara.

Perbedaanya adalah Negara Negara penghasil batubara yang

posisinya diatas Indonesia telah menggunakan sumber energy

mereka secara maksimal untuk memenuhi keutuhan energy

dalam negeri. Indonesia adalah eksporter Batubara teresar kedua

32 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 35: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

di dunia setelah Australia, lebih tinggi dibandingkan Cina, AS dan

Rusia. Sebagian besar ekspor Indonesisa diserap oleh Negara-

negara Industri seperti Jepang dan Negara Industri lainnya untuk

memenuhi kebutuhan energy mereka.h

Gambaran diatas mamperlihatkan bahwa Indonesia

memiliki kekayaan energi yang sangat besar. Masyarakatnya

seharusnya dapat memperoleh energi yang murah seandainya

sumber-sumber energi yang ada di bumi Indonesia dikelola sebagai

sumber energi nasional. Sayangnya sumber-sumber energi yang

ada tersebut telah diobral secara murah kepada modal asing, yang

menyebabkan bangsa ini harus berhadapan dengan krisis energi

berkepanjangan. Baik krisis kelangkaan energi maupun krisis

tingginya harga energi yang harus dibayarkan oleh masyarakat.

Kebijakan yang Mengabdi Pada Modal Asing

Saat ini, kendali sektor migas dipegang oleh Badan

Pelaksana kegiatan Hulu minyak dan gas Bumi atau disingkat BP

Migasi yang didirikan melalui UU No. 22/2001 tentang minyak

dan gas bumi serta PP No. 42/2002 tentang BP MIGAS. BP MIGAS

selanjutnya menjalin kerjasama dengan kontraktor dalam bentuk

bagi hasil kegiatan eksploitasi migas. Kegiatan kontrak kerjasama

yang sebelumnya dikerjakan oleh Pertamina selanjutnya ditangani

langsung oleh BP MIGAS sebagai wakil pemerintah. Sementara,

kedudukan Pertamina adalah perusahaan swasta seperti

perusahaan kontraktor migas lainnya.

Berdasarkan undang-undang tersebut, kegiatan usaha

minyak dan gas bumij saat ini ditujukan untuk mencari keuntungan

semata melalui skema Production Sharing Contract (PSC)k

atau Kontrak Bagi Hasil.l Dalam skema PSC, kontraktor migas

mengeluarkan biaya untuk kegiatan eksplorasi, pembangunan

infrastruktur proyek, pengelolaan dan penggunaan tenaga-tenaga

asing yang diakumulasi sebagai nilai total investasi. Kemudian,

setelah perusahaan tersebut benar-benar berproduksi, pemerintah

harus membayar kembali seluruh nilai yang diinvestasikan melalui

mekanisme Cost Recovery. yang dimaksud dengan cost recovery

adalah biaya untuk mengangkat minyak dari dalam bumi yang

terdiri atas dua komponen: biaya produksi pengangkatan minyak

33karut-marut pengelolaan energi nas ional

Lahirnya Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas bumi menandai berakhirnya penyediaan BBM do-mestik oleh Pertamina pada sejak tanggal 23 November 2005. Undang-undang tersebut mengakhiri monopoli Pertamina dan menyerahkan urusan perdagangan BBM kepada meka-nisme pasar.

Page 36: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

(lifting) dan biaya investasi yang dikeluarkan kontraktor. Dengan

skema pengelolaan migas di sektor hulu semacam itu, perusahaan

yang megeksploitasi minyak tidak menanggung biaya sama

sekali karena seluruh nilai yang diinvetasikan digantikan oleh

pemerintah.

Jumlah Perusahaan yang Terlibatdalam Kegiatan Bisnis Minyak di Indonesia

Tahun Kontrak Kerja Sama Produksi

Kontrak Kerja Sama Non Produksi

Total

2000 3.605 326 3.3912001 3.783 419 4.0202002 4.703 735 5.4382003 5.305 432 5.7372004 5.032 528 5.5602005 5.245 974 6.219

Sumber : Laporan Tahunan BPMIGAS, Tahun 2005

Laporan tahunan BP migas menyebutkan bahwa sampai

dengan januari 2005, terdapat 131 wilayah kerja perminyakan yang

terdiri atas 55 wilayah kerja produksi (40 wilayah di Indonesia

bagian barat dan 15 wilayah di Indonesia bagian timur) dan 76

wilayah kerja eksplorasi (39 di wilayah Indonesia Indonesia bagian

barat dan 37 wilayah di Indonesia bagian timur). Sepanjang tahun

2005 telah dilakukan penandatanganan 11 wilayah kerja baru

(8 di Indonesia bagian barat dan 3 di Indonesia bagian timur).

Maka, pada tanggal 31 Desember tahun 2005, jumlah wilayah

kerja menjadi 142, terdiri dari 55 wilayah kerja produksi (40 di

Indonesia bagian barat dan 15 di wilayah Indonesia bagian timur)

dan 87 wilayah kerja eksplorasi (47 di Indonesia bagian barat dan

40 di Indonesia bagian Timur).

Sementara, dalam laporan Kedutaan Besar Amerika

Serikat “Petrolium report Indonesia Suplement“ tahun 2005,

menyebutkan 160 kontrak kerja dengan dengan perusahaan-

perusahaan minyak telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia,

dengan luas wilayah 95,45 juta hektar. sebanyak 85 persen lebih

kontrak migas tersebut dikuasai modal asing. Sesuai dengan

prinsip Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS),m setiap wilayah

kerja hanya dikelola oleh suatu entitas bisnis.

34 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 37: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Sejak diberlakukan skema PSC, nilai investasi migas

mengalami peningkatan signifikan. Berdasarkan data yang

dikeluarkan BP Migas, investasi migas, baik dalam aktivitas

eksplorasi, produksi dan kegiatan nonproduksi di sektor hulu

mengalami peningkatan besar selama tujuh tahun terakhir. Nilai

investasi sektor migas terus meningkat dari tahun ke tahun. Selama

kurun waktu enam tahun, nilai investasi hulu migas mencapai

pertumbuhan 83% dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 13,83

% per tahun. Hal ini bertentangan dengan pernyataan pemerintah

yang sering kali mengatakan bahwa investasi ke Indonesia terus

mengalami penurunan.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)

Purnomo Yusgiantoro, dalam evaluasi kinerja kerja sektor ESDM

tahun 2006, menyampaikan investasi ESDM termasuk migas bisa

mencapai 15,8 miliar Dolar atau lebih dari Rp 140 triliun. Investasi

tersebut di bidang migas sebesar 9,76 miliar Dolar dan ditanamkan

di kegiatan hulu migas 8,62 miliar Dolar AS. Investasi migas pada

tahun 2005 sejumlah 8,51 milyar Dolar, sebesar 8,16 milyar Dolar

AS di kegiatan hulu. Sedangkan, investasi migas di tahun 2004

hanya sebesar 5,91 miliar Dolar AS.n Diproyeksikan investasi

migas di tahun 2008 akan memenuhi target 20,352 milyar Dolar

AS. Dari target tersebut, sektor hulu diharapkan meraih target

11.215 miliar Dolar AS dan sektor hilir meraih 3.570 Dolar AS.o

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

2002 2003 2004 2005 2006 2007

Investasi Cost Recovery

35karut-marut pengelolaan energi nas ional

Page 38: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Walau terjadi peningkatan dalam realisasi investasi

migas, baik dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas

di sektor hulu, maupun dalam kegiatan pengelolaan dan

perdagangannya di sektor hilir, tetapi kemampuan produksi migas

tidak mengalami peningkatan. Berbagai alasan dan argumen

dilontarkan pemerintah dalam menyikapi hal ini, antara lain:

mahalnya biaya pengelolaan migas serta sumur-sumur minyak

telah semakin tua dan semakin tidak produktif. Anehnya, minat

penguasaan perusahaan-perusahaan swasta terutama perusahaan

swasta asing terhadap blok-blok migas potensial, justru semakin

menguat. Bahkan, lahan-lahan konsesi kontrak yang sebagian

besar dikuasai perusahaan asing tersebut tidak terkelola dengan

baik sehingga menyulitkan perusahaan-perusahaan.

Peningkatan investasi pada sektor migas ternyata tidak

membuahkan peningkatan produksi. Antara tahun 1995 sampai

2004, produksi minyak Indonesia merosot hingga 46,71%

atau mengalami penurunan rata-rata sebesar 5,91% per tahun.

Selanjutnya, berdasarkan laporan pemerintah, produksi minyak

ditahun-tahun berikutnya terus mengalami penurunan. Laporan

ESDM menyebutkan bahwa selama empat tahun terakhir,

jumlah produksi crude oil menurun sebesar 14% dengan rata-

rata penurunan sebesar 4,67% per tahun. Sedangkan produksi

condensat mengalami penurun sebesar 8% atau rata-rata 2,67%

per tahun.

Hal serupa terjadi pada jumlah produksi gas yang selama

10 tahun terakhir terus menurun tajam ditengah meningkatnya

jumlah kontrak yang disetujui serta nilai investasi. Tidak banyak

yang dijelaskan oleh pemerintah, dalam hal ini BP MIGAS, dalam

menyikapi hal tersebut. Tingkat penurunan produksi minyak

Investasi Hulu Sektor Migas (Juta Us Dolar)

Tahun Investasi (juta US $)

Cost Recovery (juta US $) Produksi (barel)

2002 5.438 4.338 455,738,915.002003 5.737 5.517 415,814,157.002004 5.560 5.603 400,486,234.002005 6.219 7.684 385,497,959.002006 9.660 8.112 359,289,337.002007 10.100 10.400 347,493,172.00

Sumber : Laporan Tahunan BPMIGAS, Tahun 2005

36 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 39: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

mentah dari tahun 1996 sampai tahun 2005 mencapai 29,60%

atau rata-rata 3,29% per tahun. Penurunan tingkat condesate

mencapai 33,42% atau rata-rata 3,71% per tahun. Sementara

tingkat penurunan produksi gas alam dalam kurum waktu yang

sama mencapai 8,57% atau rata-rata 0,59% per tahun.

Data ESDM menyebutkan bahwa hingga tahun 2007,

produksi gas bumi, LNG dan kondesat terus mengalami penurunan.

Data tersebut menyebutkan bahwa antara tahun 2004 hingga

2007, produksi gas bumi mengalami penurunan sebesar 8,14%,

dari 544,17 juta SBM (Setara barrel minyak) per hari menjadi

499,86 SBM. Dalam rentang waktu yang sama, produksi LPG

menurun menurun menjadi 2,17 juta metrik ton dari 2,95 metrik

ton atau rata-rata 9,7% per tahun. Demikian pula produksi LNG

mengalami penurunan dari 1.3 miliar MBTU (Mectric British

Thermal Unit) menjadi 1,079 miliar MBTU atau menurun sebesar

5,74% per tahun.

Namun demikian, produksi minyak masih mencukupi

sebagai sumber pemenuhan energi dalam negeri. Jumlah

kemampuan produksi dalam negeri masih lebih tinggi

dibandingkan dengan tingkat konsumsi nasional. Sementara

dalam hal perdagangan minyak, posisi Indonesia hingga tahun

2007 masih mengalami surplus. Hal ini terlihat dari perbandingan

jumlah ekspor dengan impor minyak.

Meski produksi migas merosot tajam, pengeluaran

pemerintah untuk membiaya kegiatan produksi minyak di sektor

hulu dalam bentuk cost recovery justru meningkat. Banyak pihak

mencurigai terjadinya praktek korupsi besar-besaran dalam bisnis

pemerintah dengan swasta, terutama swasta asing. Berbagai

kalangan mendesak pemerintah agar transparan dalam masalah

ini termasuk membuka akses seluruh informasi bagi publik.

Biaya cost recovery yang dikeluarkan pemerintah untuk

perusahaan-perusahaan sub kontraktor termasuk Pertamina

membengkak dalam 5 tahun terakhir. Cost recovery adalah

pembiayaan keseluruhan yang harus ditanggung oleh pemerintah

atas pengadaan migas. Pemerintah, melalui BP Migas mengatakan

bahwa kenaikan cost recovery disebabkan oleh kenaikan harga

minyak dunia.

37karut-marut pengelolaan energi nas ional

Page 40: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Pada tahun 2005, nilai cost

recovery yang harus ditanggung

pemerintah atas biaya-biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan dalam

status kontrak kerja, lebih tinggi

dibandingkan dengan nilai investasi pada

tahun yang sama. Nilai cost recovery

sebesar 7,18 Dolar AS, sedangkan

nilai investasi hanya sebesar AS 6,219

miliar Dolar AS. Berarti, kontraktor

migas telah mendapat keuntungan

langsung secara cuma-cuma sebesar

961 juta Dolar dari skema PSC tersebut.

Belum lagi, keuntungan yang diperoleh

secara langsung dari hasil penjualan

migas. Pada tahun 2006, pemerintah

menyetujui cost recovery senilai 9 milyar

Dolar AS bagi 45 kontraktor minyak

atau naik sebesar 26% dibanding tahun

2005.p Perhitungan cost recovery migas

yang diajukan kepada DPR pada tahun

2007, menyebutkan beban yang harus

dikembalikan kepada KKKS mencapai

10,4 miliar.q

Skema eksploitasi migas

semacam ini, jelas menambah beban

pengeluaran pemerintah dalam

pengelolaan kekayaan migas. Sementara

perusahaan-perusahaan yang menjadi

mitra pemerintah sesungguhnya

tidak mengeluarkan biaya apapun

karena skema contract production

sharing (PCS) mewajibkan pemerintah

menanggung semua biaya yang

dikeluarkan perusahaan migas dalam

kegiatan eksploitasi dan eksplorasinya.

P e r u s a h a a n - p e r u s a h a a n

yang menjadi kontraktor BP Migas

memperoleh keuntungan dari sistem

pengelolaan migas yang ditopang oleh

undang-undang migas.r Kontraktor

migas di sektor hulu mendapat

keuntungan langsung dari cost recovery,

dana bagi hasil. Pengusaha migas di

sektor hilir memperoleh keuntungan dari

perdagangan migas baik dari kegiatan

ekspor, impor migas dan kegiatan

perdagangan migas di dalam negeri.

Jika penerimaan ekspor

dan impor para kontraktor migas

diakumulasi dengan penerimaan

langsung dari cost recovery dan dana

bagi hasil, maka kita menemukan angka

penerimaan perusahaan minyak yang

sangat fantastis. Pada tahun 2005,

Indonesia mengeluarkan Rp. 167,62

trilyun untuk cost recovery, bagi hasil

migas kepada sub kontraktor di sektor

hulu dan pembayaran subsidi kepada

perusahaan-perusahaan di sektor hilir.

Nilai tersebut tiga kali lipat lebih besar

dibandingkan dengan nilai yang investasi

perusahaan migas pada tahun 2005.

Sementara, revenue keseluruhan yang

diterima kontraktor migas di sektor hulu

dan hilir mencapai Rp. 517,59 trilyun.

Nilai tersebut lebih besar dibandingkan

dengan aliran uang yang masuk dalam

Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN) tahun 2005, sebesar Rp

511 trilyun.

38 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 41: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Kebijakan yang Menyengsarakan

Rakyat

Penetapan harga minyak

pada tingkat harga internasional

diberlakukan tanpa mengindahkan

kondisi obyektif perekonomian nasional.

Kebijakan liberalisasi sektor energi ini

dijalankan sesuai keinginan lembaga-

lembaga pemberi hutang (Internasional

Monetary Fund dan World Bank).

Langkah liberalisasi yang ditempuh

adalah menata sistem pasar terbuka di

sektor hilir migas, dalam hal ini adalah

perdagangan migas dengan mengubah

Undang-Undang Migas yang semula

mengatur tata penguasaan, produksi

dan distribusi migas di dalam negeri.

Lahirnya Undang-Undang No.

22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas

bumi menandai berakhirnya penyediaan

BBM domestik oleh Pertamina pada sejak

tanggal 23 November 2005. Undang-

undang tersebut mengakhiri monopoli

Pertamina dan menyerahkan urusan

perdagangan BBM kepada mekanisme

pasar.

Sepanjang tahun 2005, telah

terjadi dua kali kenaikan harga BBM

yakni di bulan Maret dan Oktober.

Pemerintah melalui Peraturan Presiden

No. 22 Tahun 2005 menaikan harga

Bahan Bakar Minyak (BBM) rata-rata

29% per 1 Maret 2005. Harga BBM

kembali mengalami kenaikan pada

tanggal 23 mei 2008. Pemerintahan SBY-

JK kembali menaikan harga BBM hingga

28,7% dari harga pada tahun 2005.

Kenaikan harga ini berimplikasi

langsung terhadap mahalnya biaya yang

dikeluarkan rakyat untuk memenuhi

kebutuhan hidup. Belum lagi pada

kondisi tidak normal seperti kelangkaan

BBM yang sering terjadi beberapa

waktu terakhir sehingga rakyat harus

membayar lebih tinggi dari patokan

harga pemerintah. Ironisnya, kelangkaan

BBM justru terjadi di daerah-daerah

kaya minyak. Seperti kelangkaan

minyak tanah yang melanda wilayah

Riau selama bulan Desember 2006

hingga Januari 2007 yag menyebabkan

rakyat membeli dengan harga Rp 8,000

per liter. Padahal harga eceran tertinggi

(HET) minyak tanah di pangkalan hanya

Rp 2600 liter.s

Gambaran diatas mencerminkan

bahwa BBM adalah barang konsumsi

yang kedudukannya semakin penting,

tidak ubahnya seperti barang kebutuhan

pokok lainnya. Masyarakat dan

usaha ekonomi mutlak memerlukan

ketersediaan bahan bakar minyak agar

dapat bertahan dan berproduksi. Dan

untuk membiayai pemenuhan kebutuhan

energi yang harganya semakin tinggi

yaitu mencapai Rp. 103.646 perkapita per

bulan, masyarakat harus mengorbankan

hampir separuh (47,93 %) dari

pendapatan perkapita setiap bulannya

yang hanya sebesar Rp. 266.751 (BPS,

2005). Jika ditambah dengan konsumsi

energi listrik rata-rata sebesar Rp

24.203/ bulant yang terkait erat dengan

BBM, maka nilai konsumsi per kapita

39karut-marut pengelolaan energi nas ional

Page 42: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

energi masyarakat Indonesia mencapai

Rp 127.849/bulan. Nilai tersebut hampir

setara dengan nilai konsumsi makanan

per kapita penduduk Indonesia atau

mencapai 88,99 % konsumsi makanan

per kapita.

Obral Kekayaan Rakyat Kepada

Asing

Orientasi produksi minyak

untuk eksport belum berubah selama

puluhan tahun terakhir. Di tengah

fenomena kelangkaan minyak nasional,

ekspor migas yang besar telah menjadi

tujuan utama ekploitasi minyak di

Indonesia. Kegiatan ekspor dilakukan

oleh perusahaan-perusahaan minyak

asing yang beroperasi di Indonesia dalam

rangka mendukung kemajuan ekonomi

negara –negara maju.

Pada tahun 2004, Caltek menjadi

perusahaan dengan jumlah produksi

minyak paling besar, menguasai

56 persen produksi dibandingkan

perusahaan besar lainnya seperti

CNOOC, Total Fina / ELF, Unocal,

EXSPAN, BP, dll. Sepuluh perusahaan

asing terbesar tersebut menguasai

persen produksi minyak di Indonesia.

Nilai produksi sebesar miliar dolar atau

mencapai kali lipat dibandingkan seluruh

investasi sektor migas pada tahun 2004

yang hanya sebesar 5,560 miliar dolar

AS.

Pendapatan ekspor yang

besar telah memperkuat alasan bagi

perusahaan-perusahaan untuk tetap

mengekspor produksi mereka ke negara-

negara Industri maju yang menjadi asal

dari investasi minyak. Kepala divisi

komunikasi dan hubungan masyarakat

Total E&P Indonesie, Ananda Idris tanpa

ragu-ragu menyatakan bahwa mereka

mengembangkan lapangan-lapangan

baru semata untuk menjaga produksi gas

agar bisa memenuhi kebutuhan ekspor.u

Kebijakan semacam itu

muncul karena perusahaan minyak

asing dibiayai oleh lembaga-lembaga

keuangan yang ditugaskan oleh

pemerintah mereka dalam rangka

melakukan investasi pencarian minyak

di negara lain. Hasil yang diperoleh

oleh perusahaan-perusahaan tersebut

sudah pasti akan diprioritaskan untuk

memenuhi kebutuhan energi di negeri-

negeri mereka.

Sampai tahun 2004, Jepang

adalah negara penerima minyak mentah

dan kondensat terbesar dari Indonesia.

Selain memastikan ketersediaan sumber

energi untuk menopang Industri di

negara tersebut, Jepang juga mengambil

keuntungan besar dari perdagangan

BBM selanjutnya ke Indonesia. Jepang

mendapat 75 persen dari total pengiriman

gas LPG perusahaan-perusahaan besar

asing dari Indonesia. selain itu Jepang

memperoleh 64 persen dari total pasokan

LNG yang dikirim dari Indonesia,

sementara 10 perusahaan terbesar di

Indonesia tersebut menguasasi separuh

dari produksi migas Indonesia adalah

perusahaan asing.

40 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 43: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Memperbesar Keuntungan

Pebisnis Migas

Keadaan tersebut semakin

mempersulit keadaan yang dialami

rakyat yang sedang berada dalam

situasi krisis yang akut. Rakyat dipaksa

mensubsidi pemerintahnya agar tetap

memiliki uang untuk dapat membiayai

penyelenggaraan negara. Masyarakat

Indonesia harus membeli minyaknya

sendiri dengan harga yang relatif mahalv

agar pemerintah dapat memperoleh

pendapatan dari sumber daya alam migas

dalam jumlah besar untuk menutup

defisit dalam APBN.

Meski telah diketahui se-

demikian besarnya uang yang harus

dikeluarkan oleh seluruh rakyat Indonesia

untuk pembelian BBM, pemerintah

tidak mengubah cara Indonesia dalam

memenuhi kebutuhan energinya dari

berbagai sumber energi fosil lain,

yang masih tersedia cukup banyak.

Gas menjadi komoditas penting bagi

perdagangan perusahaan-perusahaan

besar di Indonesia yang mengeksploitasi

gas sebanyak-banyaknya untuk

diekspor.

Liberalisasi migas tidak

hanya menguntungkan perusahan-

perusahaan migas di sektor hulu. Ribuan

perusahaan memperoleh keuntungan

atas perubahan sistem pengelolaan

migas, sejak penguasaan berpindah dari

tangan negara ke tangan perusahaan-

perusahaan swasta. Sedikitnya ada 16

jenis kegiatan di sektor hilir (distribusi

dan perdagangan minyak) menjadi

sumber keuntungan bagi perusahaan-

perusahaan swasta yang memperoleh

izin usaha dari pemerintah. Perusahaan-

perusahaan tersebut memanfaatkan

setiap margin keuntungan yang dapat

diraih dalam seluruh tahapan produksi-

distribusi hingga minyak tersebut sampai

di tangan konsumen.

Kenaikan harga BBM sudah

pasti menjadi sumber keuntungan

bagi perusahaan-perusahaan minyak,

baik yang beroperasi di sektor hulu

maupun perusahaan-perusahaan yang

bergerak di sektor distribusi. Ini sudah

menjadi logika yang umum dalam

ekonomi, bahwa kenaikan harga akan

meningkatkan keuntungan produsen dan

distributor, apalagi jika kenaikan harga

tersebut diciptakan atau direkayasa

oleh perusahaan-perusahaan minyak

itu sendiri dengan cara mengurangi

produksi. Hal tersebut sangat mungkin

terjadi dengan asumsi bahwa revenue

yang dapat diperoleh pada tingkat

produksi rendah jauh lebih besar

dibandingkan dengan revenue pada

tingkat produksi yang tinggi.

Perusahaan bisnis negara

Pertamina 2008 memperoleh laba

Rp 25 triliun, meski lebih rendah dari

target awal sekitar Rp 34 triliun yang

dipicu oleh penurunan harga minyak

mentah Indonesia. Dirut Pertamina Ari

Hernanto Soemarno mengatakan hingga

kuartal ketiga tahun ini, laba bersih

unaudited mencapai Rp 24,90 triliun.

41karut-marut pengelolaan energi nas ional

Page 44: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Perolehan laba itu, tuturnya, telah melampaui laba bersih yang

ditorehkan perseroan tahun lalu yang mencapai Rp 24,46 triliun.

“Masih ada tambahan beberapa triliun lagi hingga akhir tahun

nanti. Setidaknya hingga akhir tahun Pertamina memastikan

mendapatkan laba bersih setelah pajak di atas Rp 25 triliun.”w

Data menunjukkan nilai penjualan yang diperoleh oleh

perusahaan minyak di Indonesia, baik penjualan BBM bersubsidi

maupun Non Subsidi. Perhitungan dibuat dengan mengalikan

jumlah konsumsi BBM tahun 2007 dengan harga BBM yang telah

diberlakukan oleh pemerintah tahun 2008. Hasil perhitungan

menunjukkan bahwa nilai konsumsi berbagai produk BBM orang

Indonesia mencapai Rp. 502,741 triliun. Dengan mendasarkan pada

asumsi bahwa bahan BBM dikonsumsi oleh seluruh masyarakat

Indonesia baik secara langsung, seperti untuk sektor transportasi,

listrik dan konsumsi rumah tangga, maka masing-masing orang

Indonesia mengkonsumsi BBM sebesar Rp 2.285.189,74 setiap

tahunnya atau sebesar Rp 190.432,48 perkapita setiap bulannya.

Dasar asumsinya adalah jumlah penduduk Indonesia hingga saat

ini mencapai 220 juta Jiwa. Besaran nilai konsumsi perkapita

BBM tersebut, jauh melebihi jumlah Bantuan Lansung Tunai

(BLT) yang diserahkan kepada 19 juta rumah tangga miskin di

Indonesia, sebagai kompensasi atas dinaikkannya harga BBM.

Tingginya pengeluaran untuk pembelian BBM tersebut

memperkuat argumentasi bahwa kenaikan harga BBM akan sangat

berhubungan dengan kenaikan harga-harga barang maupun jasa

yang dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat. Keadaan tersebut

dibuktikan oleh perbandingan antara nilai konsumsi BBM dengan

nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Jika dibandingkan antara

nilai konsumsi BBM dengan nilai Produk Domestik Bruto (PDB)

tanpa migas Indonesia tahun 2007 yaitu sebesar Rp 3.540.950,1

juta, maka nilai konsumsi BBM mencapai 14,20 % dari PDB. Hal

ini berarti bahwa dalam setiap barang dan jasa yang diproduksi

atau yang dikonsumsi oleh masyarakat terdapat sedikitnya

14,20 % pengeluaran bahan bakar minyak. Sehingga dapat

diperkirakan bahwa kenaikan harga BBM sebesar 28,7 % yang

dilakukan pemerintah Mei 2008 akan mendorong kenaikan harga-

harga karena kenaikan biaya produksi barang dan jasa.

42 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 45: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Jumlah Perusahaan Dalam Bisnis Migas Tahun 2008

I KONTRAK KERJASAMA PERUSAHAAN1 KKS 1002 Hilir 443 Pertamina EP 34 Unit Bisnis Pertamina 5

II HILIR 6 Izin Usaha Pengelolaan Minyak Bumi 77 Izin Usaha Pengelolaan Gas Bumi 78 Daftar Perusahaan pengangkutan LPG (izin usaha tetap) 29 Perusahaan Pengangkutan Gas Bumi Melalui Pipa

( izin Usaha tetap)10 Daftar perusahaan yang telah mendapatkan izin usaha

pengangkutan bahan bakar minyak33

11 Perusahaan yang telah mendapatkan izin usaha penyimpananbahan bakar minyak

6

12 Perusahaan Niaga 613 Perusahaan pemilik NPT 210III JASA TEHNIK1 Perusahaan jasa inspeksi teknik yang telah mendapatkan

persetujuan direktur jenderal migas23

2 Konsultan lingkungan dan laboratorium 113 Daftar keagenan alat ukur minyak dan gas bumi 234 Perakit perekayasa sistem alat ukur minyak dan gas bumi 135 Perusahaan jasa penunjang migas 6626 Pengangkatan penyelidik / wakil pada kegiatan eksplorasi 2007

7 Perusahaan Seismic 348 Perusahaan jasa pemboran 47JUMLAH PERUSAHAAN 1314

Sumber : www.esdm.go.id, tahun 2008

Pendapatan Pebisnis Migas di Indonesia

Jenis BBM PSO Keterangan

Jumlah Penjualan BBM 2007 (kilo

liter)

Harga BBM

2008 (Rp.)

Nilai

(Rp.)

Premium 17.929.843 6000 107.579.058.000.000 Minyak Tanah 9.851.812 2500 24.629.530.000.000 Solar 10.883.740 5500 59.860.570.000.000 Sub Total 38.665.395 189.424.514.052.000 Jenis BBM Non PSO Premium 16.582.173 7870 130.501.701.510.000 Minyak Tanah 9.591.264 9572 91.807.579.008.000 Solar 9.857.880 9232 91.007.948.160.000 Sub Total 36.031.317 8891 313.317.228.678.000 Total 74.696.712 502.741.742.730.000

Sumber : diolah dari berbagai Sumber ; Pertamina, ESDM, Tahun 2008

43karut-marut pengelolaan energi nas ional

Page 46: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Biaya pengolahan BBM Tahun 2007

No. Biaya(miliar)

Nilai(Rp. triliun)

%

1. Bahan Baku 213.474 92.12. Biaya Angkutan 2.149 0.93. Biaya Pengolahan 5.615 2.44. Biaya Refinery Fuel 8.267 3.65. Biaya Defresiasi 2.127 0.96. Biaya Bunga 29 0

Jumlah 231.662 100

Sumber : Pertamina, Tahun 2008, disampikan dalam sidang komisi 7 DPRRI,Juni 2008

Manpulasi ataukah Kebohongan? Sama Saja!

Sesungguhnya tidak ada subsidi BBM yang diterima rakyat

sebagaimana sebagaimana yang di katakan pemerintah, yang

dimaksud dengan subsidi oleh pemerintah adalah selisih antara

harga jual pasar BBM dengan harga yang dijual di dalam negeri.

Padahal tidak semua produk minyak yang dikonsumsi nasional

diperoleh diperoleh dari sumber impor. Selain itu perusahaan

nasional dalam hal ini pertamina beroperasi sebagai perusahaan

swasta pada tingkat ekonomi yang menguntungkan.

Banyak pihak mempertanyakan berapa besarnya biaya

produksi BBM. Kwik Kian Gie, seorang pengamat dan juga mantan

menteri perekonomian pada masa pemerintahan Megawati

menyatakan bahwa biaya produksi BBM, dari proses eksplorasi

hingga tiba di tangan konsumen sesungguhnya sangat rendah

dan berbeda sekali dengan logika umum yang diwacanakan

oleh kalangan bisnis dan pemerintah. Berdasarkan data seluruh

produksi Pertamina pada tahun 2007, sebesar 392 juta barel,

maka biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi setiap liter

BBM hanya sebesar Rp 3.740 per liter. Angka tersebut diperoleh

dari pembagian antara seluruh biaya produksi yang dikeluarkan

dalam proses produksi BBM dengan jumlah produksi BBM.

Komponen terbesar dalam biaya produksi BBM adalah

penyediaan bahan baku. Bahan baku diperoleh Pertamina dari

perusahaan asing di sektor hulu yang memproduksi minyak

mentah. Seperti diketahui, kegiatan eksplorasi dan eksploitasi

di sektor hulu oleh perusahaan-perusahaan baik Pertamina

maupun perusahaan asing di Indonesia dibiayai oleh pemerintah.

44 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 47: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Perusahaan-perusahaan itu memperoleh pengganti seluruh biaya

produksi mereka melalui cost recovery.

Jika kita menganggap biaya cost recovery yang dikelurkan

oleh Negara sebagai biaya bahan baku yang ditanggung oleh

Pertamina, maka biaya pengadaan BBM untuk setiap liternya

hanya sebesar Rp 293,6. Nilai itu diperoleh dengan membagi

jumlah produksi dengan biaya yang dikeluarkan Pertamina,

di luar biaya bahan baku. Sementara jika komponen crude oil

import saja yang dimasukkan sebagai komponen bahan baku yang

harus dikeluarkan Pertamina, yaitu nilai pembelian 166 juta barel

minyak mentah, maka biaya produksi BBM hanya Rp 2.361 per

liter.

Memperhatikan struktur biaya dan pendapatan

perusahaan yang bergerak dalam pengusahaan BBM di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa perusahaan produsen BBM yang saat

ini seluruhnya adalah entitas bisnis adalah perusahaan dengan

perolehan keuntungan yang sangat besar. Didukung oleh daya

serap pasar yang besar bagi produk BBM yang sangat luas dan

tingkat ketergantungan masyarakat yang sangat tinggi, maka

dapat dipastikan bahwa BBM yang diproduksi sudah pasti terjual

habis, menghasilkan triliunan rupiah bagi pengusaha BBM akan

tetapi semakin menjerumuskan rakyat dalam kemiskinan.

----------------------a http://import-export.suite101.com/article.cfmb British geological Survey, 2002-2006.c Tahun 1885 untuk pertama kali diproduksi minyak bumi secara komersial di sumur Telaga Tunggal-1, Sumatera Utara. Daerah konsesi ini secara resmi dinamakan Telaga Said.d Royal Dutch Shell plc adalah sebuah perusahaan energi utama, salah satu peringkat 4 atas perusahaan swasta minyak dan gas di dunia (bersama dengan BP, ExxonMobil, dan Total). Shel juga memiliki bisnis petrokimia yang cukup besar Shell Chemicals dan sektor energi terbaharui mengembangkan tenaga angin dan surya. Markas besar perusahaan ini berada di Den Haag, Belanda dengan markas besar legal di London, Britania Raya.

e Caltex adalah Perusahaan minyak asal Amerika Serikat, sebuah perusahaan modal bersama antara Texaco dan Chevron, adalah produser minyak terbesar di Indonesia dengan hasil sekitar 690.000 barel perhari.f Yayasan TIFA, dalam sebuah hasil studi tentang Transparansi Ekonomi, Ekstraktif Di Indonesia” Tanggal 12 Juli 2005.g Liberalisasi Sektor Migas Indonesia, Oleh Hady Sutjipto, S.E., M.Si. Senin, 18 Juli 2005, dari tulisan Dr. Kurtubi “The impact of oil industry liberalization on the efficiency of petroleum fuels supply for the

45karut-marut pengelolaan energi nas ional

Page 48: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

domestic market in Indonesia,”, head office Pertamina dan Pusat Kajian Minyak dan Energi.h h t t p : / / w w w . w o r l d c o a l . o r g / p a g e s / c o n t e n t / i n d e x .asp?PageID=188i Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (disingkat BP MIGAS) adalah lembaga yang dibentuk Pemerintah RI pada 16 Juli 2002 sebagai pembina dan pengawas Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam menjalankan kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan pemasaran migas Indonesia.j Secara umum kegiatan usaha migas tersebut terdiri atas 1) Kegiatan usaha hulu yang mencakup kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. 2) Kegiatan usaha hilir yang mencakup kegiatan pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga. Kegiatan usaha hulu dilaksanakan dan dikendalikan melalui kontrak kerjasama, sedangkan kegiatan usaha hilir dijalankan dengan memberikan izin usaha terhadap badan usaha untuk melaksanakan pengolahan. Pengangkutan, penyimpanan dan/atau niaga dengan tujuan memperoleh keuntungan atau laba.k http://dtwh.esdm.go.id/index.php?page=others_data&data_type=4l http://id.wikipedia.org/wiki/Kontrak_Bagi_Hasilm Contractor Production Sharing (CPS) terdiri dari perusahaan luar dan dalam negeri, serta joint-venture antara perusahaan luar dan dalam negeri. Daftar ini selalu berkembang mengikuti tender konsesi yang dilakukan oleh BP Migas setiap tahunnya.n http://www.sinarharapan.co.id/berita/0612/29/eko10.htmlo http://www.esdm.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=714&Itemid=94p Tempo Interaktif, BP Migas Akui Biaya Produksi Minyak Membengkak, Senin, 30 Oktober 2006 | 18:57 WIBq http://www.sinarharapan.co.id/berita/0707/24/uang06.htmlr Sesuai dengan yang dicita-citakan promotor lahirnya Undang-Undang Migas No 22 tahun 2001. Peraturan yang lahir sebagai peryaratan ditandatanganinya LoI Indonesia dengan IMF, juga asistensi USAID senilai USD 9 jutas Media Indonesia online, “Kelangkaan Minyak Tanah di Riau kian Parah”, Jum’at, 05 Januari 2007 18:32 WIB, NUSANTARA , Sumatera. t Indonesia konsumsi listrik mencapai 530 kWh per tahun. Harga listrik per KWh sebesar Rp. 584. Namun, jumlah ini masih di bawah rata-rata konsumsi listrik per kapita di negara-negara maju yang mencapai 3.600 kWh per tahun. (Kompas, 9 Desember 2006 PLTN Pilih Sumber Energi Masa Depan)u Selasa, 12 Desember 2006, Kompas, Energi Indonesia untuk Siapa?v Kenaikan harga BBM misalnya , telah menyebabkan negeri-negeri Miskin seperti NTT dan NTB harus membayar cukup mahal untuk dapat memenuhi kebutuhan energi mereka. Sepanjang bulan Maret 2005 sampai dengan Februari 2006 masyarakat NTT mengeluarkan Rp. 1.6 triliun untuk pembelian solar dan premium, jauh lebih tinggi melampaui (APBD ) NTT untuk TA 2006 yang hanya Rp. 673.034 miliar. Sementara NTB harus mengeluarkan sedikitnya 1.215 triliun setiap tahunnya dari konsumsi premium saja Jumlah tersebut lebih dari 4 kali lipat APBD NTB setiap tahun.w Title: Laba Pertamina 2008 hanya Rp25 triliun, Media: Bisnis Indonesia, Date: Thursday, December 11, 2008.

46 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 49: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Konversi energi 2008

“Kebijakan Memperkaya Pebisnis Gas”

Page 50: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Tahun 2008 adalah masa yang sulit bagi rakyat Indonesia.Setelah pemerintah menetapkan kebijakan kenaikan harga BBM

masyarakat kian resah. Kebijakan tersebut berimplikasi sangat luas terhadap kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, tarif transportasi,

tarif listrik, dan harga berbagai kebutuhan hidup lainnya.

Sepanjang pemerintahan SBY-

JK sudah 3 kali pemerintah menaikkan

harga BBM. Kenaikan pertama pada

Maret 2005 besarnya sekitar 30%, kedua

pada Oktober 2005 besarnya sekitar

120% dan ketiga Mei 2008 sebesar

28,7%. Sejak awal tahun 2005 harga

BBM meningkat dari 1810 menjadi Rp

6000 Mei 2008.

Tidak hanya masyarakat

umum, kalangan dunia usaha terkecuali

pengusaha di sektor migas juga

mengalami kesulitan yang sama. BBM

merupakan komponen utama dalam

kegiatan produksi mereka. Keadaan

ini tidak hanya menyebabkan ongkos

produksi yang sudah mahal menjadi

bertambah mahal, akan tetapi juga

sulitnya merencanakan usaha dalam

jangka panjang dikarenakan fluktuasi

harga sangat mengganggu stabilitas

ekonomi dan usaha mereka.

Sementara bagi perusahaan

migas kenaikan harga migas adalah

sumber keuntungan bagi mereka. PT

Pertamina memperkirakan laba bersih

tahun 2008 akan mencapai Rp 27,6 triliun

($ 2,98 miliar). Sebelumnya Pertamina

memperkirakan, laba perusahaan

akan mencapai Rp 25,4 triliun, namun

angka tersebut direvisi naik sebesar 8%

menyusul naiknya harga minyak mentah

dan efisiensi perusahaan. Target baru itu

lebih tinggi 12,6% dari tahun lalu, pada

saat perusahaan mencatat laba bersih

sebesar Rp 24,5 triliun - angka terbesar

yang pernah dicetak oleh perusahaan

Indonesia.a Demikian pula dengan

perusahaan-perusahaan asing yang

mendominasi sektor hulu migas, dapat

dipastikan meraih keuntungan yang

besar akibat kenaikan harga minyak

dunia.

Sektor rumah tangga merupakan

adalah sektor yang paling tertekan oleh

berbagai kebijakan pemerintah. Kenaikan

harga minyak mentah mendorong

pemerintah untuk melakukan konversi

BBM ke bahan Bahan Bakar Gas (BBG).

Sektor rumah tangga yang selama ini

paling banyak mengkonsumsi BBM

jenis minyak tanah langsung terkena

dampaknya. Tidak hanya karena harga

minyak tanah yang semakin mahal, akan

tetapi jumlah minyak tanah yang dipasok

ke pasar berkurang. Alasan pemerintah

48 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 51: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

mengurangi pasokan minyak tanah

adalah dikarenakan harga minyak tanah

di pasaran internasional lebih tinggi,

sehingga lebih menguntungkan kalau

bahan bakar tersebut diekspor.

Tindakan pemerintah menim-

bulkan kepanikan di mana-mana.

Ribuan orang antre untuk mendapatkan

minyak tanah yang sudah langka. Di

pasaran harga minyak tanah melonjak

tinggi di atas harga normal yang

ditetapkan pemerintah. Masyarakat

harus mengorbankan pendapatan

mereka untuk membayar kebijakan yang

serampangan.

Kelangkaan Gas di Dalam Negeri

Untuk menggantikan minyak

tanah, pemerintah melakukan konversi

bahan bakar tersebut dengan gas LPG

(elpiji) secara besar-besaran. Kebijakan

ini pun diambil tanpa persiapan yang

matang baik menyangkut pengadaan

elpiji, infrastuktur distribusi, tabung gas

dan tempat pengisian elpiji. Keadaan ini

juga berakibat sama, masyarakat sulit

mendapatkan bahan bakar pengganti

minyak tanah tersebut. Kepanikan terjadi

di mana-mana. Antrean panjang untuk

mendapatkan bahan bakar gas terjadi

di berbagai kota besar di Indonesia.

Kelangkaan selalu menyebabkan

harga BBG lebih tinggi dari harga

yang ditetapkan pemerintah. Lagi-lagi

masyarakat yang dikorbankan akibat

tidak siapnya para penyelenggara negara

dalam penyelenggaraan ekonomi.

Pihak PT Pertamina sendiri

mengaku kewalahan pasokan gas.

“Konsumsi elpiji berjalan sangat cepat

setelah konversi berjalan,” ujar Direktur

Utama PT Pertamina Ari H. Soemarno,

dalam jumpa pers, Rabu (10/12), di

Jakarta. Pertamina, menurut Ari, perlu

menambah fasilitas kapal pengisian

elpiji untuk mengamankan pasokan elpiji

tahun depan.b Keadaan ini menunjukkan

bahwa Pertamina sebagai produsen

dan distributor utama BBG memang

belum siap melaksanakan kebijakan

pemerintah tersebut.

Menanggapi hal tersebut,

Yayasan Lembaga Konsumen Indone-

sia (YLKI) menuntut peme rintah untuk

menjamin ke langsungan pasokan elpiji.

Ini agar masyarakat tidak di rugikan

akibat kenaikan har ga yang tak ter-

kontrol di tingkat eceran.

Pengurus ha-rian YLKI, Tu lus

Abadi, mengungkapkan, pemerintah

harus memberi kan penjelasan

penyebab pa sokan elpiji terganggu.

Tulus menambahkan, YLKI tidak dapat

menerima alasan pa sokan langka

disebabkan per baikan rutin di kilang Ba-

longan dan cuaca buruk yang menghambat

tanker peng angkut elpiji impor merapat

di pelabuhan. “Semua faktor itu kan ter-

prediksi. Sebagai operator pemerintah,

Pertamina ha rusnya dapat memastikan

persediaan untuk jangka waktu tertentu,

termasuk su dah memperhitungkan ber-

bagai hambatannya,” ujar Tu lus, Rabu

(10/12).c

49konvensi energi 2008

nasi

ona

l

Page 52: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Akibat kelangkaan gas yang

terjadi sepanjang bulan Desember 2008,

harga gas 3 kilogram yang disebut-sebut

pemerintah sebagai harga subsidi dapat

mencapai Rp 10.000,00, dua kali lipat

dibandingkan dengan harga normal

yang ditetapkan pemerintah yaitu

Rp 4.250,00. Itupun dapat diperoleh

dengan susah payah. Di beberapa tempat

di Jakarta dan Bogor masyarakat harus

menunggu hingga 3 sampai 4 hari untuk

mendapatkan BBG.

Tidak hanya sektor rumah-

tangga, produsen pupuk resah

dikarenakan tidak adanya jaminan

pasokan gas. Produsen pupuk meminta

jaminan pasokan gas untuk menambah

produksi pupuk pada 2009 menjadi 7

juta ton. Dari jumlah itu, 5,5 juta ton

untuk pupuk bersubsidi.

Direktur Jenderal Agro dan

Kimia Departemen Perindustrian Benny

Wahyudi menjelaskan, kebutuhan gas

pabrik pupuk PT Pupuk Iskandar Muda

sebesar 110 juta kaki kubik, PT Pupuk

Kalimantan Timur 275 juta kaki kubik,

PT Petrokimia Gresik 60 juta kaki kubik,

dan PT Pupuk Kujang sekitar 50 juta kaki

kubik. Saat ini pabrik Pupuk Iskandar

Muda telah berhenti produksi karena

kekurangan pasokan gas. Dengan adanya

tambahan pasokan gas, pemerintah

berharap pabrik tersebut bisa beroperasi

kembali dan memproduksi sekitar 40

ribu ton.d

Ekspor Gas Berlanjut

Indonsia tercatat sebagai negara

pengekspor gas terbesar di dunia. Setiap

tahun rata-rata ekspor gas alam cair

Indonesia mencapai 30 juta ton. Meski

di dalam negeri terjadi kelangkaan

gas baik LPG maupun LNG (liquefied

natural gas), kebijakan ekspor gas terus

berlanjut. Praktek semacam ini sama

dengan yang terjadi dalam manajemen

pengelolaan minyak. Meskipun minyak

mentah di dalam negeri semakin kurang,

pemerintah tetap menerapkan kebijakan

ekspor.

Sebagian besar masyarakat

kurang mengerti mengapa hal semacam

ini dapat terjadi. Seharusnya dengan

kemampuan produksi gas yang ada saat

ini tidak perlu terjadi kelangkaan gas

di dalam negeri. Terutama disebabkan

oleh tidak adanya pasokan. Hal ini

dikarenakan kemampuan produksi gas

sangat besar dan belum separuhnya

dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Kebijakan ekspor minyak

dan gas sesungguhnya terkait dengan

kontrak perusahaan-perusahaan minyak

dengan perusahaan di negara-negara

maju. Umumnya perusahaan migas pada

saat melakukan investasi telah menjalin

kontrak penjualan jangka panjang hasil

ekploitasi minyak. Kontrak penjualan

tersebut terkait dengan pembiayaan

investasi oleh lembaga keuangan dari

negara-negara yang menginginkan

pasokan gas. Bahkan kontrak penjualan

tersebut telah menetapkan besarnya

50 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 53: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

penjualan setiap tahun dan harga jualnya

jauh sebelum perusahaan melakukan

kegiatan produksi migas.

Belajar dari kasus ekploitasi

gas British Petroleum (BP) Indonesia

yang beroperasi di Lapangan Tangguh,

Provinsi Papua, di mana rencana

produksi mereka difokuskan untuk

ekspor ke empat negara yaitu Amerika

Serikat (AS), China, Korea Selatan,

dan Jepang. Keempat pembeli meliputi

Fujian LNG China sebanyak 2,6 juta

ton per tahun, K-Power Korea hingga

0,6 juta ton per tahun, POSCO Korea

sebanyak 0,55 juta ton per tahun, dan

Sempra Energy Meksiko sebesar 3,6

juta ton per tahun. Selain itu, BP juga

telah menyepakati prinsip-prinsip

perjanjian jual beli gas dengan Tohoku

Jepang. Dengan kontrak pembelian

dari Tohoku, jumlah permintaan

mencapai kapasitas kilang LNG

Tangguh untuk dua train, yakni rata-

rata 7,6 juta ton per tahun. Keseluruhan

kontrak tersebut berhubungan dengan

komitmen pendanaan sebesar 2,6 miliar

dolar AS dari 9 lembaga keuangan yang

kesepakatannya ditandatangani pada

Agustus 2006.e

Padahal pada tahun 2006

dari penjualan LNG sebesar 27,2 juta

ton per tahun, Jepang membeli 18,49

juta ton atau mencapai 68 persen.f

Pada tahun 2004 Indonesia memasok

sepertiga kebutuhan gas alam cair

negeri para samurai itu. Dua puluh

tahun silam Indonesia menguasai lebih

dari separuh kebutuhan gas Jepang.

Osaka Gas Co., misalnya, perusahaan

yang terikat kontrak pembelian 1,3 juta

ton per tahun hingga 2010 dari lapangan

Bontang, Kalimantan Timur. Tokyo

Electric Power Co., yang menguasai 30

persen belanja LNG Jepang (16 juta ton

per tahun), membeli 130 ribu ton untuk

perpanjangan kontrak hingga 2009.

Kontraknya sendiri sudah diteken pada

2000. Volume ini berkurang 74 persen

dari kontrak sebelumnya dari lapangan

Arun II dengan lama kontrak 20 tahun.

Produsen listrik lain, Tohoku Electric

Power Co., mengambil 800 ribu ton per

tahun, sebelumnya 2,1 juta ton. Sama

halnya dengan Tokyo Electric, Tohoku

selama 20 tahun juga membeli gas alam

cair dari Arun II. Jepang merupakan

pasar potensial bagi Indonesia dengan

kontrak pembelian kebanyakan habis

pada 2010. Indonesia menargetkan bisa

menjual gas ke Jepang sampai 12 juta

ton setahun. Sejauh ini Indonesia baru

berhasil mempertahankan penjualan 6

juta ton.g

Hingga tahun 2007 sebanyak

65,94 persen LNG diekspor. Padahal

jika gas tersebut diolah di dalam negeri

dan dijadikan sebagai bahan bakar

untuk berbagai sektor baik transportasi,

industri maupun rumah tangga maka

kelangkaan gas adalah sesuatu yang

tidak perlu terjadi. Berdasarkan angka

di atas, produksi LNG pada tahun 2007

jika dikonversi menjadi bahan bakar gas

liquid maka akan dihasilkan sedikitnya

51konvensi energi 2008

Page 54: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

24,65 juta ton gas. Sementara konsumsi

LPG dalam negeri tahun 2007 yang

diperoleh dari selisih antara produksi LPG

dengan ekspor LPG sebesar 1.718.926,39

metrik ton. Jumlah konsumsi dalam negeri

hanya sebesar 7 persen dari potensi gas

nasional, dengan asumsi seluruh gas diolah

untuk menjadi sumber energi.

Upaya untuk mengalihkan

produksi ekspor ke pemenuhan kebutuhan

dalam negeri dilakukan melalui kontrak

baru antara perusahaan produsen migas

di hulu dengan konsumen dalam negeri.

Hal tersebut dapat terjadi jika konsumen

dalam negeri memiliki kemampuan untuk

membeli gas pada tingkat harga pasar.

Misalnya, PLN untuk dapat memperoleh

pasokan gas harus terlebih dahulu menjalin

kontrak pembelian dengan perusahaan-

perusahaan penghasil gas. Demikian juga dengan perusahaan-

perusahaan lainnya seperti pabrik pupuk, perusahaan gas harus

terlebih dahulu menjalin kontrak untuk memperoleh pasokan gas.

Hal ini merupakan konsekuenasi dari liberalisasi sektor migas, di

mana pengusahaan migas saat ini dikelola sebagai suatu entitas

bisnis yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. terlebih lagi

sebagian besar perusahaan migas yang beroperasi di hulu adalah

perusahaan-perusahaan asing.

Seringkali untuk mendapatkan BBM perusahaan di dalam

negeri harus membayar dengan harga yang lebih mahal. Misalnya

kontrak penjualan antara PT Medco E&P Indonesia untuk PLTG

Kramasan, Sumatera Selatan; Kodeco Energi Ltd untuk PLTG

Gresik, Jawa Timur; dan Amerada Hess Jambi Merang untuk

PLTG Payo Selincah, Jambi (20/1/2006) PLN masih mendapat

harga sekitar 3 dolar AS per MMBTU. Sementara kontrak untuk

suplai gas ke luar negeri antara CNOOC ke Fujian China mulai

tahun 2008, harga jual gas ditetapkan 2,4 dolar AS per MMBTU

free on board.

52 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 55: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Produksi dan Ekspor Gas Indonesia

Tahun

PRODUKSI

EKSPORLPG LNG

BUTANA (Metrik

Ton)

PROPANA (Metrik

Ton)

TOTAL (Metrik

Ton)PRODUKSI (MMBTU)

LPG(Metrik

TON)LNG

(MMBTU)

2004 1.472.658,53 468.616,12 2.945.317,06 1.303.917.204,36 971.496,56 1.322.415.280,0

2005 1.371.587,29 451.617,77 2.743.174,58 1.226.594.961,15 733.331,84 1.217.817.190,0

2006 887.291,56 47.628,97 1.774.583,12 1.162.769.909,70 291.313,41 1.176.287.570,0

2007 1.058.559,85 288.536,33 2.117.119,70 1.079.571.013,16 398.193,31 711.870.310,0

Sumber : Departemen ESDM, 2008 Keterangan : 52,89 MBTU gas LNG = 1 metric ton liquid

Pertamina Impor Gas ?

Dalam rangka memenuhi kontrak penjualan yang telah

ditandatangani dengan pihak luar, seringkali perusahaan nasional

harus mencari sumber dari luar negeri (impor) dikarenakan

kemampuan produksinya tidak cukup untuk memenuhi kontrak

penjualan tersebut. Sebagai contoh adalah upaya Pertamina

untuk memdapatkan gas alam cair atau LNG dari Oman tahun

2006. LNG dari Oman tersebut direncanakan untuk menutupi

kekurangan pasokan kepada pembeli Jepang, Korea Selatan dan

Taiwan yang telah disepakati perusahaan tersebut.

Padahal kita tahu bahwa produksi gas dalam negeri saat

itu sebagian besar telah dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan

ekspor dan hanya sebagian kecil saja untuk memenuhi kebutuhan

nasional. Kenyataan tersebut memang sungguh ironis, akan tetapi

inilah konsekuensi dari liberalisasi sektor migas sebagaimana yang

diatur dalam UU No. 22 Tahun 2001 tentang Migas dan seluruh

kesepakatan kontrak antara pemerintah dengan perusahaan migas

di sektor hulu dan hilir.

Diserahkannya mekanisme pengelolaan migas pada pasar

sebegaimana yang diatur dalam undang-undang migas maupun

kesepakatan kontrak pengelolaan migas, impor dan ekspor migas

menjadi suatu yang lumrah. Pasar tidak membedakan harga, di

mana pun harga berlaku sama. Harga minyak mentah dan produk

minyak di negara penghasil minyak tidak berbeda dengan negara

53konvensi energi 2008

Page 56: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

yang tidak memiliki minyak. Harga

minyak bagi sektor industri di Singapura

sama dengan harga minyak di sektor

yang sama di Indonesia. Dalam sistem

pengelolaan migas semacam ini negara

penghasil sumber migas dapat saja

menjadi negara importir. Sementara

negara yang tidak memiliki kekayaan

migas justru menjadi negara eksportir.

Contoh kasus juga dapat dilihat dari

apa yang dilakukan Singapura. Negara

tersebut adalah negara eksportir produk

minyak (BBM) yang besar, sementara

Indonesia adalah negara importir BBM

dari Singapura. Bahkan penetapan

harga keekonomian BBM di Indonesia

di dasarkan pada harga faktor-faktor

produksi migas yang berlaku di

Singapura.

Tidak hanya impor BBM,

Indonesia adalah negara importir BBG.

Meskipun negara ini adalah negara

pengekspor gas terbesar di dunia,

akan tetapi untuk kebutuhan dalam

negeri harus mengimpor dari negara

lain. Salah satu contoh adalah rencana

Pertamina dalam mengatasi krisis

BBG pada penghujung tahun 2008.

Pertamina sebagai perusahaan pemasok

gas kemasan untuk rumah tangga

berencana melakukan impor gas LPG

dalam rangka memenuhi kebutuhan

permintaan dalam negeri. Sebagaimana

disampaikan Direktur Pe masaran dan

Niaga Perta mina Ahmad Faisal di sela

rapat dengar pendapat dengan Komisi

VII DPR di Jakarta, Kamis (11/12/2008),

PT Pertamina telah menunjuk

perusahaan dagang (trader company)

un tuk pengadaan impor satu juta ton

elpiji per tahun dari Timur Tengah mulai

2009. Pasokan elpiji impor tersebut

berlangsung selama 10 tahun hingga

2019 untuk memenuhi peningkatan

kebutuhan domestik.h

Yang lebih parah lagi adalah

dalam sistem pengelolaan kekayaan

alam semacam ini, tidak ada kaitan

antara kekayaan migas suatu negara

dengan harga yang harus dibayarkan

oleh masyarakatnya dalam rangka

memenuhi kebutuhan energi. Meskipun

suatu negara seperti Indonesia memiliki

kekayaan gas yang melimpah, tetap

saja masyarakatnya harus membayar

pada harga pasar (harga keekonomian).

Harga keekonomian adalah harga

yang didasarkan pada prinsip bisnis di

mana perusahaan penghasil minyak

menginginkan harga yang tinggi.

Inilah risiko yang harus diterima oleh

masyarakat dikarenakan pengelolaan

kekayaan migas tidak lagi berada di

tangan negara akan tetapi diusahakan

oleh perusahaan swasta atau BUMN

yang berorientasi pada pencapaian

keuntungan yang besar.

Mekanisme pengelolaan sumber

energi semacam ini menjadi tidak efisien

bagi negeri kaya sumber daya migas

seperti Indonesia. Mekanisme semacam

ini hanya akan menguntungkan segelintir

pengusaha minyak dan menciptakan

kesulitan yang besar bagi rakyat. Akan

54 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 57: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

sangat berbeda jika kekayaan alam

yang melimpah dikelola oleh negara

dan digunakan sebesar-besarnya bagi

kemakmuran rakyat. Pengelolaan

kekayaan migas sebagaimana amanat

konstitusi akan menyelamatkan

perusahaan energi nasional, industri

nasional dan perekonomian rakyat

secara keseluruhan.

Gas Mahal untuk Rakyat

Pengelolaan migas yang

diserahkan kepada mekanisme pasar

telah menyebabkan mahalnya biaya

yang harus ditanggung masyarakat.

Tingginya harga jual BBM sejak

tahun 2005 (pemerintahan SBY-JK)

menimbulkan pengeluaran yang besar

dari masyarakat. Sementara pada saat

yang sama pendapatan rumah tangga

tidak mengalami kenaikan, bahkan

cenderung menurun disebabkan oleh

laju kenaikan harga-harga akibat inflasi,

depresiasi nilai mata uang dan kebijakan

makroekonomi lainnya yang kurang

berpihak kepada kepentingan ekonomi

nasional.

Total pengeluaran masyarakat

di seluruh sektor ekonomi (industri,

transportasi, rumah tangga, listrik, dan

lainnya) dalam rangka membeli BBM

tahun 2005 mencapai Rp 272,6 triliun.

Jumlah itu jika dibagi dengan jumlah

penduduk Indonesia sebanyak 219,2

juta jiwa, maka pengeluaran per kapita

rakyat Indonesia untuk mendapat BBM

mencapai Rp 103.646.89 per kapita per

bulan atau 39 persen dari total konsumsi

per kapita per bulan atau setara dengan

72 persen nilai konsumsi makanan

per kapita per bulan. Pada tahun 2008

nilai konsumsi BBM masyarakat dapat

mencapai Rp 500 triliun, mengalami

peningkatan hampir dua kali lipat dari

nilai konsumsi BBM 2005.

Nilai konsumsi energi

masyarakat sebagaimana tergambar

dalam tabel di bawah hanya konsumsi

energi jenis BBM saja (solar, premium

dan minyak tanah), belum termasuk

konsumsi energi dari sumber lainnya

seperti gas dan batubara. Sementara dari

total energi yang dikonsumsi masyarakat,

konsumsi BBM hanya mencapai 19,89%

dari total konsumsi energi nasional.

Rincian konsumsi energi final menurut

jenis masing-masing adalah BBM sebesar

56.168 ribu SBM (19,89%), gas sebesar

84.444 ribu SBM (29,90%), batubara

sebesar 113.751 ribu SBM (40,3%) dan

listrik sebesar 28.077 ribu SBM (9,9%).i

Data memperlihatkan betapa

energi adalah sumber ekonomi yang

sangat berkait dengan hajat hidup orang

banyak dan menentukan hidup matinya

suatu negara. Sehingga sangat aneh

kalau ada pendapat yang menyatakan

bahwa swastanisasi sektor pengelolaan

energi tidak melanggar konstitusi negara

khususnya Pasal 33 UUD 1945 yang

menegaskan agar negara telibat langsung

mengelola cabang-cabang produksi yang

penting bagi negara dan menguasai hajat

hidup orang banyak.

55konvensi energi 2008

Page 58: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Pengeluaran Per Kapita untuk Konsumsi BBM Tahun 2005

No. Variabel Nilai

1 Pengeluaran Per Kapita 266.751,00

2 Pengeluaran Makanan Per Kapita 143.672,00

3 Pengeluaran BBM Keseluruhan 272.638.635.390,000

4 Pengeluaran BBM Per Kapita

- Jumlah Penduduk Tahun 2005 219.204.700,00

- Pengeluaran BBM Per Kapita Per Bulan 103.646.89

5Persentase Pengeluaran BBM Terhadap Pengeluaran Perkapita 39 %

6Persentase pengeluaran BBM terhadap Pengeluaran Makanan 72 %

Sumber : Data diolah dari Badan Pusat Statistik, BPS, Tahun 2006

Konsumen BBM di dalam negeri yang paling besar adalah

sektor industri, disusul oleh sektor transportasi, rumah tangga dan

sektor lainnya. Sektor transportasi dan rumah tangga disebut-sebut

oleh pemerintah sebagai sektor yang masih diberi subsidi oleh negara.

Meskipun banyak pihak memperdebatkan logika subsidi, karena yang

dimaksud dengan subsidi oleh negara adalah berapa besar selisih

antara harga pasar dengan harga BBM dalam negeri yang ditetapkan

oleh pemerintah. Bukan seberapa besar uang yang dikeluarkan oleh

negara untuk menyubsidi masyarakat agar dapat membeli BBM.

Konsumsi Gas Per Sektor 2008

Sektor Jumlah Konsumsi(juta SBM)

Persentase(%)

Industri 282,44 47,9Transportasi 179,94 30,5Rumah Tangga 75,48 12,8Komersial 23,85 4,0Lainnya 27,96 9,9

Sumber : Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), 2008

Jika dibandingkan dengan tingkat pendapatan masyarakat,

nilai konsumsi BBM Indonesia memang relatif besar. Akan tetapi

dibanding negara-negara seperti Jepang, Uni Eropa, Amerika Serikat,

Jerman, Malaysia dan Thailand, konsumsi energi per kapita Indonesia

menempati urutan terendah atau sekitar 0,467 ton oil ekuivalen per

56 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 59: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

kapita.j Bahkan jika dibandingkan dengan negara seperti Malaysia,

Singapura, Namibia di Afrika, konsumsi BBM per kapita Indonesia

jauh lebih rendah. Indonesia berada pada urutan 116, sementara

Singapura yang tidak memiliki BBM berada pada urutan pertama

dan Malaysia berada di urutan 47 di dunia.k

Meskipun demikian dengan alasan bahwa konsumsi BBM

Indonesia boros, pemerintah mengambil langkah dan kebijakan

penghematan penggunaan BBM, khususnya pada sektor rumah

tangga dan sektor transportasi. Strategi yang digunakan adalah

konversi penggunaan BBM dengan BBG dengan prioritas kedua

sektor tersebut. Sementara sektor industri tidak menjadi prioritas,

dikarenakan sektor industri telah menggunakan bahan bakar gas

relatif lebih besar. Selain itu sektor industri adalah konsumen BBM

yang membayar pada tingkat harga pasar, sehingga pemerintah

tidak perlu sibuk mengurusinya.

Sektor rumah tangga merupakan sektor yang pertama dan

mengalami konversi dari BBM jenis minyak tanah ke BBG secara

masif. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa konsumsi

BBM rumah tangga mencapai 60,2% dari total konsumsi energi

rumah tangga. Sisanya disumbang oleh listrik 34,1%, LPG 5,1%

dan sebagian kecil menggunakan batubara sebesar 0,5% dan gas

alam 0,1% (Ariati, 2008).l

Bagi pengusaha dan pemerintah konversi ini sangat

bermanfaat dikarenakan BBM jenis minyak tanah dapat diekspor

ke luar negeri pada tingkat harga yang tinggi, sementara bagi rumah

tangga konversi ini menyisakan beban ekonomi yang besar. Hal

ini disebabkan rumah tangga harus membuang peralatan energi

rumah tangga seperti kompor minyak tanah yang mereka sudah

beli sebelumnya. Meskipun ada pembagian gratis kompor gas

akan tetapi tidak seluruh konsumen mendapatkan fasilitas gratis

ini. Sementara minyak tanah sebagian besar telah ditarik dari

peredaran. Akibatnya sebagian dari rumah tangga harus membeli

kompor gas dengan harga yang relatif mahal. Harga tabung gas

ukuran 3 kg di pasaran berkisar antara Rp 130 ribu sampai dengan

Rp 140 ribu. Sementara harga tabung 12 kg berkisar antara Rp

700 ribu sampai dengan Rp 1 juta.

57konvensi energi 2008

Page 60: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Sementara bagi pengusaha, konversi tersebut adalah

sumber bagi kegiatan usaha mereka. Melalui kerja sama dengan

pemerintah maka akan ada proyek-proyek baru yang dibiayai

dengan APBN. Dalam rangka pengadaan kompor gas pemerintah

menyiapkan anggaran yang bersumber dari APBN. Menneg PPN/

Kepala Bappenas Paskah Suzetta usai rapat koordinasi di Depkeu

(24/12/2008) menyatakan jika pada tahun 2008 saja pemerintah

telah mengeluarkan kompor dan tabung elpiji bersubsidi

berjumlah sekitar Rp 2 triliun. Selanjutnya PT Pertamina (Persero)

akan menenderkan pengadaan 31 juta unit tabung elpiji ukuran

3 kg dengan pagu anggaran Rp 4,03 triliun pada Maret 2009

mendatang. Pengadaan tabung gas itu untuk memenuhi program

konversi minyak tanah ke gas pada 2009 yang diperkirakan

memerlukan 46 juta tabung.m

Yang paling penting bagi pemerintah dan pengusaha

adalah konversi gas akan menjadi sumber keuntungan baru yang

sangat besar. Konversi ke BBG menciptakan bisnis baru yaitu

bisnis gas yang sangat menguntungkan. Perhatikan bagaimana

kenaikan harga gas sedemikian cepat terjadi, bahkan dilakukan

sebelum proyek konversi benar-benar disukseskan.

Perkembangan Harga LPG Kemasan(Harga Eks. Agen ke Konsumen)

TahunKemasan (Rp / Kg)

3 kg 6 kg 12 kg 50 kg Bulk

2008

Agustus 4.250 - 5.750 7.255 -

Juli 4.250 5.250 5.250 6.878 7.329

April 4.250 4.250 4.250 6.803 7.329Januari 4.250 4.250 4.250 7.932 7.329

2007 4.250 4.250 4.250 6.259 5.852

2006

Desember - 4.250 4.250 4.250 5.852

Oktober - 4.250 4.250 4.250 5.280

September - 4.250 4.250 4.250 5.071

2005 - 4.250 4.250 4.250 4.250

58 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 61: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Setiap bulan, harga akan dinaikkan sebesar Rp 500 per

kg. Harga keekonomian yang ingin dicapai adalah Rp 11.400,00

per kg.n Keputusan Pertamina menaikkan harga elpiji isi 12 kg,

terhitung mulai Senin (25/8), dari Rp 63.000,00 menjadi Rp

69.000,00 membuat masyarakat panik. Kebijakan ini saja telah

menyebabkan harga gas di pengecer jauh lebih tinggi dari harga

yang ditetapkan pemerintah. Padahal dengan tingkat harga gas

yang sebesar Rp 4.500,00 per kg para pengusaha telah dapat

meraih keuntungan yang sangat besar.

Harga gas LPG yang dijual pemerintah di dalam negeri

tersebut sangat mahal jika dbandingkan dengan harga jual ekspor

LNG perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Harga gas LNG

yang telah disepakati dalam kontrak ekspor US$ 3,8 per MMBTU

(kontrak penjualan LNG Tangguh) atau setara dengan US$ 3,8

per 528,9 kg liquid gas. Sehingga pada level kurs Rp 10.000,00

per US$, harga liquid gas ekspor sebesar Rp 71,84 per kilogram.

Menjadi sangat aneh jika pemerintah menetapkan harga

penjualan gas kemasan kepada rakyatnya sendiri dengan harga

Rp 11.400,00 per kilogram sebagaimana yang menjadi rencana

pemerintah. Kebijakan semacam itu akan semakin menegaskan

kepada rakyat bahwa pemerintah hanyalah kaki tangan para

pengusaha-pengusaha sektor energi untuk menguras rakyatnya

sendiri.

---------------------------------

a Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Berita Perdagangan dan Investasi, 22 September 2008, URL: www.bi.go.idb “PT Pertamina Akui Kewalahan Pasok Gas”, Kompas, 11

Desember 2008.c “YLKI: Pemerintah Harus Jamin Pasokan Elpiji”, Republika, 11 Desember 2008.d “Produsen Pupuk Minta Jaminan Pasokan Gas”, Koran Tempo, 3 Desember 2008.e ”BP Indonesia Tak Jamin Pasokan untuk Domestik”, Suara Karya, 13 Desember 2006, URL: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=162211.f “Bappenas: Pemanfaatan Gas Dalam Negeri Perlu Diberi Insentif”, Kapanlagi.com, 22 Oktober 2006, URL: http://www.kapanlagi.com/h/0000140254.html.

59konvensi energi 2008

Page 62: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

g M. Syakur Usman, “Menghitung Ancaman Rusia”, Tempo Interaktif, 46/XXXIII 10 Januari 2005, URL: http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2005/01/10/EB/mbm.20050110.EB97391.id.htmlh “Pertamina Impor Elpiji 1 Juta Ton”, Investor Daily, Jumat, 12 Desember, 2008.i “Sektor Industri Konsumen Terbesar Energi Final” dalam Makalah ‘Energy Outlook 2006-2030, disampaikan pada Focus Group Discussion (FGD) “Supply-Demand Minyak dan Gas Bumi” di auditorium Departemen ESDM, Jakarta, Selasa (8/7), URL: http://www.esdm.go.id/berita/migas/40-migas/1856-sektor-industri-konsumen-terbesar-energi-final.htmlj Dr. Ing Evita H. Legowo, Asisten Menteri Bidang Sumber Daya Manusia dan Teknologi Departemen Sumber Daya dan Energi (ESDM) dalam Dialog Interaktif Keramahan Iptek Nuklir di Bidang Energi, Kesehatan dan Pangan di Jakarta, Kamis (30/8/07), URL: http://www.technologyindonesia.com/news.php?page_mode=detail&id=294k http://dasmania.com/sebar/Tidak_Ada_Subsidi_BBM.pdf.l Yuli Setyo Indartono, “Energi Dan Lingkungan: Sebuah Keterkaitan Erat”, Inovasi Online, Edisi Vol.12/XX/November 2008, URL: http://io.ppi-jepang.org/article.php?id=277.m Deputi Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya, ”Pertamina Tenderkan 31 Juta Tabung Gas”,, URL: http://www.antara.co.id/arc/2008/12/24/pertamina-tenderkan-31-juta-tabung-gas/.n Direktur Niaga dan Pemasaran PT Pertamina Achmad Faisal, Senin (25/8), ”Sistem Distribusi Elpiji Tertutup”, Kompas, Jumat, 2 Januari 2009, URL: http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/08/26/00563064/sistem.distribusi.elpiji.tertutup.

60 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 63: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

“UNTUK TEGAKNYA KEDAULATAN BANGSA DAN KESEJAHTERAAN

RAKYAT”

Siaran Pers dalam Rangka Memperingati Hari HAM 10 Desember

PENGAKUAN HAK NELAYAN TRADISIONAL

Muhammad Reza

SERIKAT NELAYAN INDONESIA - SNI

61konvensi energi 2008

Page 64: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Bagi Indonesia, masih banyak

pekerjaan rumah yang seharusnya

diselesaikan oleh lembaga negara

baik pemerintah maupun legislatif

dalam memberikan jaminan hukum

kepada masyarakat nelayan. Hal paling

krusial adalah perlunya peraturan yang

mengakui dan menjamin hak atau

akses bagi nelayan tradisional. Artinya,

nelayan tradisional diberikan jaminan

payung hukum dan keamanan untuk

melakukan aktivitas penangkapan di

wilayah tangkapnya. Peraturan ini akan

mampu mengurangi korban di pihak

nelayan tradisional Indonesia, yang

biasanya menggunakan armada dan alat

tangkap ukuran kecil yang secara objektif

merupakan mayoritas, dari persaingan

mereka dengan nelayan besar.

Jaminan payung hukum ini

sebagaimana telah direkomendasikan

oleh UNCLOS, yang memberikan

panduan bagi setiap negara di dunia

untuk mengakui dan mengatur hak

tangkap bagi nelayan tradisional. Tapi

Indonesia belum pernah meratifikasi

peraturan internasional ini dalam

hukum nasionalnya. Artinya, pemerintah

Indonesia belum menaati keputusan

internasional yang dibuatnya.

Hak penangkapan ikan

tradisional di wilayah negara lain dan

internasional bahkan dimungkinkan

mengingat dalam UNCLOS 1982

ada Pasal 51 yang isinya tentang

penghormatan terhadap eksistensi hak

penangkapan ikan tradisional. Pasal

ini memberi kekuatan hukum terhadap

perlindungan hak tersebut. Begitu pula

Pasal 17 Agenda 21 tentang perlindungan

global terhadap laut juga merujuk pada

perlunya berkonsultasi dengan nelayan

lokal dan melindungi akses mereka

terhadap sumber daya.

Sementara itu, Konvensi tentang

Keragaman Hayati meminta pemerintah

agar melindungi dan meningkatkan

praktik-praktik budaya tradisional

dalam pemanfaatan sumber daya

hayati. Demikian juga konvensi tentang

Konservasi Spesies Berpindah Tempat

Binatang Liar mengizinkan nelayan

lokal menangkap spesies-spesies yang

berpindah untuk memenuhi kebutuhan

subsistensinya.

Hak penangkapan ikan

tradisional telah diakui di Indonesia pada

zaman Belanda. Misalnya di Staatblad

1916 Nomor 157 tentang siput mutiara,

teripang, dan terumbu karang pada Pasal

2 diakui eksistensi hak penangkapan

ikan tradisional nelayan lokal. Begitu

pula pada Staatblad 1927 Nomor 145

yang di dalamnya dimuat larangan

menangkap ikan paus dalam perairan

tiga mil dari garis pantai, kecuali bagi

nelayan yang telah melakukannya secara

turun-temurun.

Pasca-kemerdekaan, Pasal

16 Ayat 2 UU Pokok Agraria 1960

menyebutkan adanya hak pemeliharaan

dan penangkapan ikan. Namun,

sayangnya pasal ini tidak dielaborasi

secara memadai, meski pada pasal

62 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 65: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

sebelumnya ditegaskan adanya

pengakuan terhadap hak ulayat,

termasuk di laut. Memasuki Orde

Baru, persoalan menjadi lain karena

sentralisasi pengelolaan sumber daya

perikanan benar-benar terjadi. Praktis

hak ulayat melemah seiring dengan

lahirnya UU Pemerintahan Desa 1979

yang menyeragamkan struktur desa.

Padahal, sebelum itu desa-

desa di Indonesia sangatlah beragam

strukturnya dan mengakomodasi

kepentingan adat. Juga Undang-Undang

Perikanan 1985 tidak menyebutkan

soal eksistensi hak penangkapan ikan

tradisional itu. Namun, pada era ini ada

Kepmentan Nomor 607 Tahun 1976

tentang jalur-jalur penangkapan ikan

di mana ada perlindungan terhadap

nelayan dengan kapal di bawah 5 gros ton

(GT) dan 10 PK. Tujuan mulia ini kurang

berhasil karena memang berada dalam

desain pengelolaan yang sentralistik.

Pada era reformasi muncul

UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian

disempurnakan menjadi UU No. 32

Tahun 2004 serta UU Perikanan No.

31 Tahun 2004. Di dalamnya tidak

disebutkan adanya perlindungan

terhadap hak penangkapan ikan

tradisional, tapi hanya dinyatakan bahwa

nelayan kecil bebas menangkap ikan di

seluruh wilayah. Persoalannya, nelayan

kecil seperti apa yang dimaksud. Memang

masih butuh penjelasan meski secara

tersirat nelayan kecil itu adalah mereka

yang tidak terkena kewajiban memiliki

izin usaha perikanan dan pungutan,

yakni yang armadanya kurang dari 5 GT

atau di bawah 15 PK.

Pasal ini punya niat yang mulia

untuk melindungi nelayan kecil, namun

belum memerhatikan fakta sosiologis

bahwa nelayan kecil di mana pun

mempunyai hak milik de facto (termasuk

exclusion right) sehingga kalaupun

nelayan kecil ”dibebaskan” melaut ke

seluruh wilayah, tetap perlu merujuk

pada realitas tersebut. Seperti, nelayan

andon biasanya diizinkan memiliki

hak masuk dan hak mengambil sumber

daya dengan berbagai persyaratan, baik

tertulis maupun tak tertulis.

Karena itu, perlindungan

terhadap nelayan kecil tidaklah bersifat

independen, melainkan terkait dengan

rancangan kelembagaan pengelolaan

sumber daya secara komprehensif. Jadi

ada beberapa agenda penting. Pertama,

dalam Rancangan Peraturan Pemerintah

pemberdayaan nelayan perlu ditegaskan

kembali pengakuan terhadap hak

penangkapan ikan tradisional dengan

penjelasan beberapa indikator pokoknya

sehingga memudahkan pemerintah

daerah dalam menerjemahkannya ke

dalam peraturan daerah.

Hak ini dimaksudkan untuk

kelangsungan tradisi secara turun-

temurun dan dalam rangka memenuhi

kepentingan ekonomi nelayan lokal.

Pengakuan hak ini bisa dirancang

dengan model Hak Menggunakan

Kawasan dalam Penangkapan Ikan

63konvensi energi 2008

gera

kan

sosi

al

Page 66: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

yang sebenarnya

saat ini secara de

facto ada, seperti

halnya sasi laut di

Maluku, namun

belum diakui secara

de jure sebagaimana

di Jepang.

P e n g a k u a n

eksistensi hak

penangkapan ikan

tradisional juga

mesti diikuti dengan

devolusi kewenangan pengelolaan sumber daya secara lebih luas

sehingga tidak saja hak masuk dan hak mengambil sumber daya

yang diberikan, tetapi juga hak pengelolaan dan hak eksklusi.

Apa artinya diberi hak penangkapan ikan tradisional tapi tak

ada hak untuk mengatur. Dengan hak kepemilikan sumber daya

yang lengkap seperti itu, posisi nelayan lokal menjadi kuat.

Ketiga, bagaimanapun adanya devolusi kewenangan ke nelayan

lokal mensyaratkan organisasi nelayan yang tangguh, termasuk

di dalamnya dalam membangun kesepakatan antarkomunitas/

antarorganisasi nelayan dalam rangka pengelolaan sumber daya

bersama maupun resolusi konflik.

Bagi nelayan, hak penangkapan ikan tradisional

merupakan hak dasar dan mestinya dalam pembangunan

perikanan bisa dimasukkan sebagai syarat perlu. Jangan sampai

dunia internasional sudah begitu mengakui hak penangkapan ikan

tradisional, sementara kita yang merupakan sumbernya nelayan

tradisional justru ragu untuk memberikannya.

Pengakuan hak tersebut harus diiringi dengan upaya

pembaruan hukum (legal reform) terhadap produk hukum yang

ada sekarang ini. Pasalnya, produk hukum yang ada sekarang

justru mengorbankan nelayan tradisional. Antara lain UU No.

2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau

64 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 67: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Kecil (PWP3K).

Dalam UU ini

terdapat pasal tentang

Hak Pengusahaan

Perairan Pesisir

(HP3) yang semakin

” m e m p e r p a r a h ”

pencabutan hak-hak

masyarakat pesisir

dalam mengakses

sumberdaya baik di

permukaan laut, badan

air maupun di bawah

dasar laut. Tidak ada lagi ruang bagi masyarakat pesisir khususnya

nelayan, petani ikan, pelaku UKMK kelautan dan buruh nelayan

melakukan aktivitas ekonomi di wilayah pesisir. Semua akses

sumberdaya kelautan praktis akan dikuasai pemilik modal. Sebab,

hanya merekalah yang mampu memenuhi segala persyaratan

yang diatur dalam UU itu. Masyarakat pesisir hanya menjadi

”penonton” karena tidak mempunyai modal besar dan teknologi

untuk bersaing dengan para pemilik modal. Hal ini mengakibatkan

kemiskinan nelayan akan bertambah parah. Bukan hanya itu,

sumberdaya kelautan dan perikanan serta lingkungan pesisir juga

akan mengalami degradasi akibat eksploitasi yang tak terkendali.

Pengakuan terhadap hak tangkap nelayan tradisional

dan upaya pembaruan hukum di bidang kelautan dan perikanan

sebagaimana telah dipaparkan merupakan manifestasi dari

tanggung jawab negara untuk menegakkan kedaulatan bangsa

dan menyejahterakan rakyat Indonesia. Sebanyak 20 juta

nelayan Indonesia merupakan penghasil 85 persen protein yang

dikonsumsi oleh rakyat Indonesia, oleh karena itu negara harus

mengakui dan melindungi hak-hak mereka agar kelangsungan

hidup rakyat Indonesia bisa berjalan dengan normal secara turun-

temurun hingga generasi yang akan datang.

65konvensi energi 2008

Page 68: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Situasi internasional yang saat ini ditandai oleh menajamnya krisis ekonomi di negeri-negeri imperialisme sangat berpengaruh secara menentukan terhadap situasi ekonomi seluruh negeri di semua kawasan di dunia.

PERKEMBANGAN KRISIS UMUM IMPERIALISME DAN DAMPAKNYA TERHADAP KLAS BURUH

INDONESIA

Rudi HB Daman Koordinator Front Perjuangan Rakyat

(FPR)

66 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 69: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Over produksi barang-barang teknologi tinggi dan over

produksi di bidang persenjataan utamanya di negeri-negeri

imperialisme pimpinan AS yang telah berlangsung dalam satu

dekade ini, semakin bertambah hebat ketika pada saat yang

bersamaan, imperialisme AS dilanda krisis keuangan dengan

meluasnya gejolak jatuhnya pasar saham pada sejumlah

perusahaan milik kaum imperialisme, seperti Dow Jones, Nasdaq,

dll.

Akibatnya, secara keseluruhan perkembangan ekonomi

AS, pada kuartal pertama tahun 2008 pertumbuhan ekonominya

hanya mencapai 0,6%, angka pertumbuhan ekonomi ini jauh

menurun bila dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya.

Dimana, berdasarkan pada data pertumbuhan ekonomi AS,

kemerosotan ini terjadi secara drastis semenjak AS melancarkan

perang agresi ke Irak atas nama demokrasi dan perang melawan

terorisme global (war of global terrorisme).

Krisis keuangan global yang dipicu oleh kasus subprime

mortgage (kredit macet perumahan) di AS tersebut, pada situasi

belakangan ini seperti mimpi buruk. Dalam waktu singkat, kondisi

pasar finansial AS seperti dijungkirbalikkan dan tersapu habis.

Lehman Brothers, yang merupakan perusahaan sekuritas keempat

terbesar di AS dan salah satu tertua di Wall Street, harus mengaku

bangkrut. Merrill Lynch harus merelakan diri diakuisisi oleh

perusahaan yang menjadi rivalnya selama ini, Bank of America.

Akibat situasi itu, Pemerintah AS dipaksa menalangi dana

untuk menyelamatkan lembaga-lembaga ke-uangan tersebut dari

kehancurannya. Pemerintahan George Bush telah menyiapkan

sekitar 700 Milyar dollar AS untuk keperluan tersebut. Sedangkan

Federal Reserve harus menjadi lender of resort (penjamin

likuiditas terakhir perbankan) sejumlah raksasa bank investasi,

lembaga sekuritas atau perusahaan asuransi, dan penjamin kredit

yang rontok satu per satu, mulai dari Bear Stearns, Fannie Mae

dan Freddie Mac, IndyMac, hingga American International Group

(AIG). Sementara, UBS, bank tabungan, dan bank kredit terbesar

Washington Mutual juga di ujung tanduk dimana pada saat ini

belum ditemukan investor baru untuk menyuntiknya modalnya.

Dua bank investasi yang masih tersisa, yaitu Morgan Stanley dan

67perkembangan krisis umum imperialisme dan dampaknya terhadap klas buruh indonesia

gera

kan

sosi

al

PERKEMBANGAN KRISIS UMUM IMPERIALISME DAN DAMPAKNYA TERHADAP KLAS BURUH

INDONESIA

Page 70: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Goldman Sachs, kemungkinan juga akan dipaksa merger dengan

bank lain guna menghindari nasib serupa.

Krisis keuangan di AS yang demikian hebat ini kemudian

seperti air bah yang menerjang dan memporak-porandakan

sejumlah lembaga securitas, lembaga keuangan maupun lembaga

kredit di berbagai negeri imperialisme yang lain. Terjangan krisis

keuangan di AS ini meluas dengan cepat, sehingga lembaga

sekuritas seperti Yamato di Jepang mengalami kebangkrutan

total dan di negeri-negeri imperialism lainnya, seperti Perancis,

Itali harus menanggung beban hutang milyaran dollar AS. Sebagai

missal, pemerintah Inggris pada tanggal 29 September 2008

harus mengambil alih Bradford&Bingley dan pada perkembangan

selanjutnya menyiapkan dana talangan 50 miliar poundsterling

(sekitar 87 miliar dollar AS). Jerman pada 3 Oktober 2008

mengucurkan 68 miliar dollar AS untuk menopang Hypo Real

Estate, sementara Perancis, Belgia, Luksemburk bersama-sama

berusaha menyelamatkan Dexia.

Pukulan pada sector keuangan tersebut pada akhirnya

juga menghantam berbagai industry dan sektor riil lainnya.

Indutri otomotif, seperti General Motors, BMW, Ford, Crhysiller

harus mengurangi, bahkan menghentikan produksinya, karena

melemahnya pasar mobil akibat krisis yang terjadi. Sementara,

perusahaan IT Yahoo harus memecat sekitar 1400 karyawannya.

Bahkan beberapa industri mainan di China terpaksa mengurangi

produksi serta menutup pabriknya, karena pasar dari produksi

pabrik mainan ini sebelumnya sangat bergantung pada pasar di

AS yang pada saat ini sedang mengalami krisis ekonomi.

Dampak Terhadap Klas Buruh dan Rakyat Tertindas

Tentu saja, akibat situasi krisis ekonomi di AS dan

lebih lanjut krisis serupa yang juga dialami oleh negeri-negeri

Imperialisme lainnya ini, pihak yang paling menanggung beban

atas dampak-dampak yang ditimbulkannya adalah klas buruh dan

rakyat tertindas di negeri-negeri imperialisme tersebut maupun

klas buruh dan rakyat tertindas lainnya di berbagai negeri

jajahan, setengah jajahan dan negeri bergantung. Klas buruh

dihadapkan pada ancaman upah murah, PHK, serta berbagai

68 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 71: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

beban pembelanjaan yang meningkat karena inflasi. Paling tidak,

saat ini sekurang-kurangnya sudah ada 760.000 orang di AS yang

kehilangan pekerjaan sebagaimana disampaikan Gubernur Ohio

Ted Strickland. Sementara, pada sekala global, perkembangan

terbaru dari jumlah pengangguran akibat krisis yang berlangsung,

sedikitnya 20 juta orang harus kehilangan pekerjaannya.

Dengan demikian, pada satu sisi, krisis keuangan dan

resesi ekonomi di negeri-negeri imperialisme tersebut telah

menguak kebusukan dari system kapitalisme yang pada saat ini

memanifestasikan dirinya dalam tingkatan terakhirnya sebagai

kapitalisme monopoli yang sekarat dan yang terbukti telah

menimbulkan bencana kemanusiaan yang tiada tara, yang tidak

pernah kita jumpai pada tahap-tahap perkembangan masyarakat

sebelumnya.

Sementara disisi yang lain, klas buruh semakin mengalami

peningkatan kesadarannya, karena krisis dan beban krisis

yang terjadi harus ditimpakan kepada klas ini. Maka klas buruh

dan rakyat di negeri-negeri Imperialisme, seperti di AS akan

memberikan pukulan-pukulan politik kepada borjuasi monopoli

dalam negerinya.

Keadaan tersebut tentu saja akan semakin mempertajam

kontradiksi antara klas buruh dengan kapitalisme monopoli

di negeri-negeri imperialisme. Kemenangan Barack “Husein”

Obama atas John McCain dalam pemilihan presiden di AS baru-

baru ini, merupakan salah satu wujud menajamnya pertentangan

maupun perlawanan klas buruh serta rakyat tertindas lainnya di

AS terhadap Rezim Bush yang menebar teror serta menimbulkan

penderitaan rakyat AS secara ekonomi maupun politik. Demikian

juga dengan apa yang terjadi di berbagai negeri imperialism lainnya.

Klas buruh dan rakyat tertindas di negeri-negeri imperialism

tersebut melancarkan berbagai bentuk aksi protes atas rencana-

rencana pemerintah masing-masing negeri imperialisme dalam

merumuskan langkah-langkah untuk mengatasi krisis keuangan

yang dialamim.

Karakter imperialisme yang eksploitatif, akumulatif,

dan ekspansif serta kemaharakusan yang tiada bandingannya

demi super profit tanpa batas, telah menimbulkan pertentangan

69perkembangan krisis umum imperialisme dan dampaknya terhadap klas buruh indonesia

Page 72: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

yang semakin tajam di antara kekuatan imperialisme itu sendiri.

Pertentangan ini, merupakan hal yang tak terhindarkan akibat

upaya dari masing-masing kekuatan maupun negeri imperialisme

dalam memperkokoh dominasi serta pengaruh mereka terhadap

negeri-negeri jajahan, setengah jajahan dan negeri bergantung

lainnya sebagai tempat pengerukan sumber bahan mentah (raw

material), sumber buruh murah, tempat investasi serta sebagai

pasar bagi produk mereka.

Sebagai wujud dari pertentangan yang semakin tajam

di antara kekuatan-kekuatan imperialism itu, misalnya dalam

persaingan memperebutkan sumber bahan bakar minyak mentah

dunia. Industry milik imperialism demikan rakus dan kasar dalam

memperebutkan sumber-sumber minyak mentah dunia. Paling

tidak AS merupakan negeri yang menyerap 20% dari total minyak

mentah dunia bagi Industrinya, sementara China sekitar 16%.

Persaingan dalam mempere-butkan minyak mentah dunia

bagi indutri imperialism juga semakin hebat ketika negeri-negeri

seperti India juga mengalami pertumbuhan ekonomi sehingga

meningkatkan kebutuhan minyak mentah bagi industrinya.

Akibat persaingan dalam pemenuhan minyak mentah bagi

industry mereka demikian inilah harga minyak mentah dunia

mengalami fluktuasi harga yang tajam. Di bawah syarat-syarat

tertentu, seperti penimbunan cadangan minyak mentah di AS

yang tinggi, serta peranan yang rakus akan keuntungan dari para

spekulan monopoli perdagangan minyak mentah dunia, harga

minyak mentah mengalami peningkatan yang tajam.

Beberapa bulan yang lalu harga minyak mentah dunia

mencapai 147 dollar per barel. Sehingga memaksa banyak negeri

jajahan, setengah jajahan, maupun negeri bergantung lainnya

melakukan penyesuaian-penyesuaian di dalam negerinya terhadap

harga minyak mentah dunia saat itu dengan cara menaikkan harga

BBM dan mencabut subsidi BBM bagi rakyat. Tentu saja, klas

buruh dan rakyat tertindas di negeri-negeri tersebut yang harus

menanggung beban atas kenaikan harga BBM. Karena dengan

kenaikan harga BBM kemudian memicu kenaikan harga-harga

bahan-bahan pokok rakyat. Namun pada saat ini, harga minyak

mentah dunia yang telah turun sampai level 62,26 dollar AS

70

Karakter imperialisme

yang eksploitatif, akumulatif, dan ekspansif serta

ke-maharakusan yang tiada ban-dingannya demi

super profit tanpa batas, telah

menimbulkan pertentangan yang semakin

tajam di antara kekuatan

imperialisme itu sendiri.

GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 73: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

per barel (7 November 2008), tidak juga memaksa rezim-rezim

boneka imperialism AS segera mengadakan penyesuaian dengan

menetapkan penurunan harga BBM di dalam negeri secara

significant.

Namun demikian, pertentangan di antara kekuatan atau

negeri imperialisme saat ini tidak sampai menimbulkan perang

imperialism, yaitu perang antar negeri-negeri imperialism seperti

pada saat perang imperialism II. Akan tetapi telah mengambil

bentuk yang lain, yaitu perang agresi oleh kekuatan imperialism

dibawah pimpinan imperialism AS terhadap negeri jajahan,

setengah jajahan maupun negeri bergantung lainnya. Seperti

perang agresi yang terjadi terhadap Afganistan dan Irak. Hal itu

dimungkinkan karena pada saat ini, imperialism AS merupakan

kekuatan yang paling berdominasi di antara negeri-negeri

imperialism lainya secara ekonomi, politik dan militer semenjak

berakhirnya perang imperialism II (perang dunia II). Dalam upaya

untuk terus menerus menancapkan dominasinya, imperialism

AS juga memicu permusuhan dan pertikaian di berbagai

kawasan di dunia. Sifat yang agresif, ini misal ditunjukkan dalam

pertentangannya dengan imperialism Rusia dalam hal konflik

Georgia maupun perebutan pengaruhnya di negeri-negeri bekas

Uni Sovyet.

Selain itu, imperialis di bawah pimpinan Imperialisme AS

juga menebar terror dan ancaman terhadap negeri-negeri seperti

Iran, Korea Utara, Cuba, Venezuela dan negeri-negeri lainnya.

Imperialisme pimpinan AS dengan dalih perang melawan teroris,

tuduhan penyimpanan maupun pengembangan senjata pemusnah

massal, seperti energy dan senjata nuklir, tak henti-hentinya

melakukan terror dan berbagai bentuk tekanan lainnya terhadap

negeri-negeri tersebut. Karenanya, pada tingkat dunia saat ini,

pertentangan antara kekuatan imperialism dengan negeri-negeri

yang ingin bebas dari pengaruh imperialism, seperti Iran, Korea

Utara, Cuba dan Venezuela mengalami peningkatan.

Dengan demikian, dalam perkembangannya yang sekarang

imperialisme pimpinan AS, telah memicu permusuhan yang sengit

dengan seluruh bangsa dan rakyat tertindas di berbagai negeri di

seluruh dunia. Penghisapan ekonomi maupun penindasaan politik

71perkembangan krisis umum imperialisme dan dampaknya terhadap klas buruh indonesia

Apabila tahun-tahun sebelumnya kenaikan upah buruh per tahunnya hanyalah suatu proses penyesuaian kenaikan harga-harga yang terjadi, namun di tahun 2009 ini bukannya proses penyesuaian lagi, tetapi upah buruh sudah DIRAMPOK!

Page 74: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Imperialisme pimpinan AS yang dilakukan demikian hebat dan

yang paling biadab dalam seluruh sejarah peradaban manusia,

telah menimbulkan bencana kemanusian yang memerikan

hati. Jutaaan klas buruh, kaum tani dan rakyat terindas lainnya

dilemparkan dalam tingkat kehidupan yang sangat menyedihkan.

Klas buruh dihadapkan pada serangkaian kebijakan system

perburuhan yang fleksibel (labour market flexibility), yaitu system

kerja kontrak, politik upah murah, ancaman PHK, pembatasan hak

mogok, pembatasan hak unutk berpendapat di muka umum baik

lisan maupun tertulis serta pembatasan hak berserikat ataupun

berorganisasi.

Demikian juga dengan kaum tani di berbagai negeri harus

menghadapi perampasan-prampasan tanah pertaniannya akibat

ulah korporasi monopoli internasional yang tiada henti melakukan

praktek-praktek monopoli atas sumber-sumber agraria. Pertanian

perseorangan skala kecil untuk subsisten farming didesak oleh

pertanian skala besar (perkebunan) bagi tanaman-tanaman pasar,

seperti karet dan sawit. Pertanian dan pedesaan pada umunya di

banyak negeri tidak mengalami kemajuan yang berarti, akan tetapi

justru semakin jatuh dalam keterbelakangan secara ekonomi,

politik maupun budaya. Banyak negeri, pada perkembangan saat

ini, harus menghadapi hancurnya industry-indutri manufaktur

mereka, industry rakitan dan industry olahan ringan lainnya.

Pengganguran dan jutaan orang lainnya yang kehilangan

pekerjaan, dari waktu ke waktu semakin mengalami peningkatan.

Selain itu, sumber daya alam dikoyak-koyak melalui

serangkaian operasi perusahaan-perusahaan milik imperialisme

hingga menimbulkan kerusakan lingkungan pada derajat yang

sudah sangat mengkhawatirkan bagi kelangsungan hidup umat

manusia bahkan telah mengancam jaminan hidup bagi generasi

ke depan. Pamanasan global dan perubahan iklim yang tidak

menentu yang menimbulkan berbagai bencana, seperti banjir,

longsor, angin topan, kekeringan, badai salju dan lain-lain terus

mengancam seluruh rakyat dan negeri-negeri jajahan, setengah

jajahan maupun negeri bergantung lainnya. Demikian juga dengan

seluruh pengetahuan, kebudayaaan asli rakyat dan kedaulatan

rakyat di berbagai negeri dirampas dan dicampakkan.

72 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 75: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Pada sisi lain, ditengah situasi yang demikian, karena

negeri kapitalis monopoli seperti AS juga mengalami over produksi

pada komoditas pertanian tanaman pangan--utamanya jagung

dan kedelai—kemudian memaksa negeri-negeri di belahan selatan

katulistiwa, seperti Indonesia--meskipun meru-pakan negeri

agraris namun akibat kedaulatan pangan di negeri-negeri tersebut

mengalami kehancuran--harus membuka pasar dalam negerinya

bagi produksi pangan negeri AS. Ini ironi yang secara factual telah

menjadi masalah yang sangat serius dan telah berlangsung cukup

lama.

Dengan demikian, karena krisis keuangan global saat ini

telah memukul sendi-sendi perekonomian banyak negeri serta

diperkirakan akan berlangsung lama, maka dapat dipastikan

bahwa sistuasi tersebut akan semakin memerosotkan kualitas

kehidupan seluruh klas, golongan dan rakyat tertindas lainnya

di berbagai negeri jajahan, setengah jajahan maupun negeri

bergantung lainnya. Keadaan ini, pulalah yang telah mendorong

seluruh klas, golongan dan rakyat tertindas di berbagai negeri

tersebut meningkatkan perjuangannya dalam melawan dominasi

imperialiseme pimpinan AS.

Perjuangan melawan imperialisme pimpinan AS itu

diwujudkan dalam berbagai bentuk aksi protes menuntut hak

social-ekonomi, aksi menentang perang agresi serta perjuangan

pembebasan nasional demokratis yang berkobar di banyak negeri.

Maka dapat dikatakan bahwa perjuangan melawan Imperialisme

AS, pada saat ini semakin menduduki arti yang strategis dan pokok

bagi perubahan system social negeri-negeri jajahan, setengah

jajahan serta bagi system social dunia kedepan. Karenanya,

pertentangan yang pokok pada skala dunia saat ini adalah

pertentangan antara imperialisme pimpinan AS dengan seluruh

klas buruh, rakyat dan bangsa tertindas di berbagai negeri.

Rezim Komperador Imperialis (SBY-JK)

Pukulan demi pukulan seakan tidak ada henti-hentinya

dialami oleh klas buruh Indonesia, setelah dengan bangganya

rezim hari ini menaikkan harga BBM, yang berdampak pada

semakin bertambahnya beban kemiskinan dan kesengsaraan

73perkembangan krisis umum imperialisme dan dampaknya terhadap klas buruh indonesia

Page 76: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

klas buruh dan rakyat Indonesia

karena semakin melambungnya

harga-harga kebutuhan pokok

rakyat, rezim SBY-JK dengan

congkaknya segera menerbitkan

Peraturan Bersama empat Menteri

(PB 4 Menteri) dengan dalih untuk

menghadapi dampak krisis finansial

yang melanda di seluruh dunia,

alasan dikeluarkannya PB 4 menteri

ini adalah untuk melindungi buruh

agar tidak terjadi PHK massal, alasan

yang sangat naif dan tidak mendasar

sama sekali. Karena pada dasarnya

dikeluarkannya PB 4 Menteri ini

adalah untuk meredam kenaikan

Upah buruh untuk tahun 2009.

Akhir Oktober Empat menteri

yang terdiri dari Menteri Tenaga

Kerja, Menteri Perindustrian, Menteri

Perdagangan dan Menteri Dalam

Negeri telah mensosialisasikan PB 4

Menteri yang berisikan kesepakatan

untuk menekan Gubernur agar menetapkan upah murah dan

rendah sebagaimana bunyi Pasal 3, yaitu: ”Gubernur dalam

menetapkan upah minimum mengupayakan agar tidak melebihi

pertumbuhan ekonomi nasional”, artinya Upah Minimum yang

akan ditetapkan oleh Gubernur kenaikannya paling banyak 6%

sekedar contoh yang terjadi dalam penentuan UMK di jawa timur

untuk Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang dan seluruh kota/

kabuparen se Indonesia. Bila rata-rata UMK tahun 2008 untuk

wilayah Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan Malang sebesar Rp.

805.000,00, maka prediksi UMK tahun 2009 berdasarkan SKB 4

menteri adalah sekitar Rp 853.300.

Padahal saat ini proses pengupahan untuk UMP/UMK di daerah

sudah pada tahap pengusulan oleh Bupati/Walikota ke Gubernur

dan berdasarkan survey pasar rata-rata untuk daerah industri

74 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 77: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

utama Jawa Timur didapatkan hasil sebagai berikut: Surabaya

Rp. 964.000,00, Sidoarjo Rp. 976.000,00 , Gresik Rp. 971.000,00

dan Malang Rp.985.000,00. Sehingga bila dirata-rata UMK 2009

untuk keempat kota terebut adalah Rp. 974.000,00. Mengalami

kenaikan 21% dari UMK 2008. Dengan demikian, angka yang

dipatok didalam PB tersebut bahkan lebih rendah daripada

tawaran Apindo yang mengaku hanya mampu menaikkan

11 % atau sekitar 894 ribu. Proses penentuan UMK di Jawa

Timur yang selama ini tertutup bahkan koruptif seperti di Kota

Surabaya yang menghasilkan usulan UMK rendah akan semakin

dikacaukan oleh PB ini sehingga Pemerintah Daerah yang selama

ini mempraktekkan kebijkan UMK murah berkedok investasi

mendapatkan legitimasi dan legalisasi untuk menurunkan nilai

UMK sehingga terjun bebas menjadi serendah-rendahnya.

Meskipun PB 4 Menteri pada di reviasi minggu yang lalu,

namun revisi belum mewakili kehendak kaum buruh Indonesia.

Inti dari revisi yang ditetapkan pemerintah adalah besaran upah

sesuai dengan perkembangan inflasi, sehingga di serahkan kepada

gurbenur. Revisi tersebut hanya kembeli mengukuhkan dan

menegaskan mekanisme lama dalam menghitung besaran upah.

Namun substasi dari kebijakan SBY-Kalla tersebut belumlah

bergeser dari petunjuk burjuasi besar komprador, sebagai

perampok paling ulung upah buruh. Dengan PB 4 mentari akan

semakin memukul penghidupan klas buruh, upah saat ini hanya

di hitung dari kebutuhan fisik minimum agar buruh bisa tetap

bekerja. Buruh hampir tidak ada bedanya dengan budak, syarat-

syarat hidup layaknya manusia direnggut paksa oleh pemerintahan

SBY-Kalla.

Pemerintah berkedok untuk mengantisipasi dampak

krisis keuangan global yang terjadi strateginya adalah melalui

kebijakan pengupahan yang diarahkan untuk kepentingan

Imperialis. Kebijakan ini mencerminkan Rezim SBY-Kalla

berwatak kapitalis koperador kepanjangan tangan dari Imperialis

dan gagal memberantas korupsi serta gagal membagun ekonomi

bangsa. Karena untuk permasalahan dalam ekonomi nasional

adalah ekonomi bangsa telah hancur akibat penerapan sistem

ekonomi Setengah Jajahan dan setengah feodal yang sekarang

75perkembangan krisis umum imperialisme dan dampaknya terhadap klas buruh indonesia

Page 78: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

tengah diambang kebangkrutan, aset strategis dan vital ekonomi

bangsa dikuasai asing, sistem ekonomi yang hanya melayani

kepentingan imperialis. Dan kebijakan penurunan upah buruh

(melalui perundingan bipartit) adalah bukti lepas tangannya

negara untuk melindungi kepentingan buruh.

Dari paparan diatas jelaslah bagi kita bahwa PB 4 menteri

adalah upaya dari rezim untuk merampok upah buruh agar upah

buruh dapat di tekan serendah-rendahnya tanpa memperdulikan

kebutuhan buruh dan keluarganya untuk dapat hidup dengan

layak sebagai manusia, karena dengan upah yang sangat rendah

tentu saja kebutuhan pokok buruh sudah dapat dipastikan tidak

akan mencukupi. Apabila tahun-tahun sebelumnya kenaikan upah

buruh per tahunnya hanyalah suatu proses penyesuaian kenaikan

harga-harga yang terjadi, namun di tahun 2009 ini bukannya

proses penyesuaian lagi, tetapi upah buruh sudah DIRAMPOK!

Proses perampokan tersebut dilakukan oleh SBY-JK melalui

berbagai kebijakan yang dikeluarkannya, yaitu dengan menaikan

harga BBM dan dikeluarkannya PB 4 Menteri. Kaum Buruh dipaksa

untuk membeli berbagai barang kebutuhannya dengan harga yang

semakin melonjak, namun dengan besaran upah yang sanagat

rendah. Singkatnya, SBY-JK telah Merampok Upah Kaum Buruh.

Sebuah kebijakan yang lebih kejam dari Politik Upah Murah yang

kerap dilakukan oleh para rezim pendahulunya untuk menarik

para imperialisme ke Indonesia dengan berkedokan “investasi

asing”.

Simpulan

Bahwa mesin tua imperialisme saat ini semakin tidak

memadai untuk menyediakan faktor-faktor ekonomi yang

menjamin pertumbuhan dan kesejahteraan rakyat dunia. Krisis

umum imperialisme telah semakin akut dan berpadu dengan krisis

ekonomi dalam negeri (domestik). Rezim yang berkuasa hari ini

adalah merupakan rezim komperador kakitangan Imperialis yang

tidak bisa mengelak dan tidak memiliki keberanian untuk tidak

lagi menjadi pelayan setia imperialis. Inflasi terus meningkat.

Kenaikan harga-harga barang dan jasa juga telah mengakibatkan

produktivitas dunia usaha terus merosot ke titik yang semakin

76 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 79: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

rendah. Situasi krisis ekonomi nasional yang semakin parah

ini tentu menjadi dasar yang sangat penting bagi propaganda

kita dalam garis politik pemblejetan musuh-musuh rakyat dan

memperhebat perjuangan massa.

Untuk menghadapi krisis finansial global rezim

komperador Imperialis justru melipat gandakan penindasannya

terhadap klas buruh dengan mengeluarkan PB 4 menteri yang

berkedok untuk menyelamatkan buruh agar tidak terjadi PHK. Ini

adalah merupakan bukti kongkrit dan nyata bahwa rezim hari ini

memang benar-benar biadab, anti buruh, anti rakyat dan selalu

setia menjadi pelayan kepentingan Imperialis.

Kondisi ekonomi-politik nasional dewasa ini tidak ada

alternatif lain kecuali tempalah besi selagi panas. Oleh karena tidak

ada syarat-syarat hidup damai di republik ini, maka mari terus

perhebat perjuangan dan perlawanan massa! Mengolah setiap

penderitaan rakyat menjadi perjuangan massa, untuk merebut

hak-hak dasar hidupnya. Saat ini tidak ada jalan yang lebih pasti

kecuali berjuang, berorganisasi dan terus melatih perlawanan

dalam mempertahankan maupun merebut kepentingan massa

rakyat itu sendiri. Dan memang sudah saatnya bagi rakyat

Indonesia terutama klas buruh untuk berhenti menggadaikan

nasib di tangan kelas-kelas reaksioner negeri ini.

Maka tugas kita mendesak hari ini adalah melancarkan

aksi-aksi massa dan kampanye massa mulai dari basis terendah

dan galang aliansi luas patriotik dengan seluruh sektor rakyat

untuk menolak/mencabut PB 4 Menteri dan menuntut

kenaikan Upah tahun 2009 sesuai dengan kebutuhan

hidup layak (KHL 100%) dengan puncak aksi serentak besok

pada tanggal 10 Desember 2008. Demikian tulisan ini di susun

agar mendapat sambutan yang hangat dan agar dapat dijadikan

bahan propaganda dan diskusi.

77perkembangan krisis umum imperialisme dan dampaknya terhadap klas buruh indonesia

Page 80: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

NEOLIBERALISME, DEINDUSTRIALISASI DAN GERAKAN RAKYAT PEKERJA

Adi Rusprianto. AMd,

Sekjen Nasional Serikat Buruh Indonesia (SBI)

78 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 81: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Dari Krisis ke Krisis

Ibarat menyelam sambil minum air. Ternyata meluasnya

dampak krisis ekonomi global saat ini masih saja dapat dijadikan

momentum bagi rezim hari ini untuk kembali mengorbankan

kesejahteraan rakyat pekerjanya sendiri. Dari sini sesungguhnya kita

bisa melihat bahwasanya rapuhnya sistem ekonomi dunia di bawah

bendera kapitalisme global kini terlihat jelas dengan banyaknya

negara-negara di dunia, termasuk Indonesia sendiri, harus terpaksa

menanggung krisis finansial yang berasal dari titik pusat kapitalisme

itu sendiri, yakni Amerika Serikat.

Kebingungan pemerintah dalam menghadapi fluktuasi

spekulan-spekulan pasar modal semakin menegaskan bahwa corak

produksi perekonomian Indonesia telah terintegrasi utuh dalam

tatanan sistem ekonomi kapitalisme global yang mana merupakan

sistem ekonomi dunia yang dahulu justru pernah ditentang mati-matian

oleh para founding fathers kita dan konstitusi tertinggi republik ini.

Maka tidak heran kemudian semenjak keberadaan rezim Orde Baru

hingga rezim saat ini, modus pengisapan ekonomi dan sumber daya

alam negeri ini selalu saja diawali dengan lahirnya kebijakan-kebijakan

negara yang anti-rakyat (judicial violence) yang kemudian akan selalu

berujung pada praktik-praktik ekspansi pasar dan eksploitasi (judicial

violence) modal nasional di republik ini. Sehingga maksud-maksud

dan tujuan pembangunan nasional yang telah tertuang dalam paragraf

Pembukaan dan Pasal 33 UUD 1945 kini semata-mata hanya menjadi

tulisan tanpa arti di atas kertas saja.

Perdagangan bebas, penggadaian aset-aset strategis bangsa,

liberalisasi sumber agraria dan deindustrialisasi hingga disahkannya

Undang Undang Penanaman Modal No. 25 tahun 2007 (UU PM 2007)

sudah semakin menegaskan bahwa seluruh elemen parlemen, parpol,

akademisi dan birokrasi pemerintahan saat ini harus bertanggung

jawab sepenuhnya atas tercerabutnya kemandirian ekonomi nasional

di bawah kungkungan kapitalisme global.

Sudah jatuh tertimpa tangga. Sekiranya peribahasa itulah

yang pantas menggambarkan kondisi rakyat Indonesia hari ini. Ketika

rakyat Indonesia masih harus bersusah payah untuk bertahan hidup

di tengah krisis pangan dan anjloknya daya beli masyarakat pasca-

dinaikkannya harga BBM beberapa kali yang lalu, kini pemerintah

79neoliberalisme, deindustrialisasi dan gerakan rakyat pekerja

gera

kan

sosi

al

Page 82: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

malah bertekad mengorbankan rakyat

pekerja di negeri ini dengan tidak

menaikkan upah minimum para pekerja/

buruh se-Indonesia mulai tahun 2009

nanti hingga batas waktu yang belum

jelas pemberlakuannya.

Melalui Surat Keputusan

Bersama 4 Menteri yang telah

ditandatangani oleh Menteri

Perindustrian Fahmi Idris, Menteri

Perdagangan Mari Elka Pangestu,

Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, dan

Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Erman Suparno pada 22 Oktober 2008

yang lalu, pada pasal 3 telah disebutkan

bahwa kenaikan upah minimum provinsi

(UMP) sebaiknya tidak melebihi 6 persen

sebagaimana patokan pertumbuhan

ekonomi nasional. Tegasnya, bagi

pemerintah, kebijakan anti-rakyat

ini sengaja dipaksakan dengan dalih

untuk mencegah agar tidak terjadinya

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan

deindustrialisasi sebagai akibat dampak

krisis perekonomian global yang tengah

mengancam kelangsungan industri

nasional dalam negeri saat ini.

Dari sini, kita bisa melihat

bahwasanya solusi pemerintah

Indonesia atas kegagalannya sendiri

dalam melindungi industri nasional dari

serbuan pasar bebas dan liberalisasi

modal internasional malah dijawab

dengan memasung kesejahteraan dan

pendapatan warga negaranya sendiri.

Belum lagi, kemunculan banyaknya UU

dan peraturan perburuhan yang semakin

represif, telah memperlihatkan bahwa

negara sedang melakukan cuci tangan

terhadap problem hubungan industrial

antara pengusaha dan pekerjanya. Pada

akhirnya, sejarah panjang dari krisis ke

krisis di negeri yang konon melimpah-

ruah kekayaannya selalu saja rakyat kecil

yang menjadi tumbalnya.

Pembagian Kerja Secara

Internasional

Sesungguhnya dapat kita katakan

bahwa munculnya motivasi awal gerakan

buruh di dunia merupakan respon dari

dampak Revolusi Industri di Eropa pada

akhir abad ke-18. Semaraknya penemuan

teknologi baru dan transportasi telah

memungkinkan sistem produksi massal

(mass production) yang terdistribusikan

secara meluas dan melipatgandakan

keuntungan pengusaha di satu sisi,

namun di sisi lain, perluasan pasar

dan pencarian bahan baku negara-

negara maju justru telah melahirkan

cara produksi kolonial di Indonesia.

Sehingga mainstream industri nasional

kita sampai saat ini terkadang masih

terdistorsi dengan warisan pola pikir dan

cara produksi kolonial di masa lampau.

Keyakinan terhadap

neoliberalisme dan perdagangan bebas

pada akhirnya telah menghantarkan

kesadaran rakyat Indonesia menelan

dua realitas irasional sekaligus; yakni

ketidakpercayaan kepada masa lalu dan

ketidakmengertian akan masa depan;

serta “kepercayaan” akan kekayaan

80 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 83: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Indonesia sekaligus kepasrahan

(KEBODOHAN MISTIS!) tentang

kemiskinannya sendiri. Untuk itu, sudah

seharusnya segala selubung-selubung

ideologis neoliberalisme sudah harus

dapat dibongkar sampai ke akar-akar

pengetahuannya dan tentunya berangkat

dari teori pembagian kerja secara

internasional di bawah ini, kita akan

mengetahui mimpi apa yang telah dijual

oleh kapitalisme dalam menggambarkan

adanya mutualisme dalam sebuah era

perdagangan bebas yang tanpa batas

itu.

Pada prinsipnya, teori

pembagian kerja secara internasional

ini telah mendorong setiap negara

untuk melakukan spesialisasi produksi

sesuai keuntungan komparatif yang

dimilikinya. Singkatnya, negara-negara

Selatan di khatulistiwa yang tanahnya

subur, lebih baik melakukan spesialisasi

produksi di bidang produksi pertanian.

Sedangkan negara-negara di bagian

bumi sebelah utara, yang iklimnya tidak

cocok untuk usaha pertanian, sebaiknya

melakukan kegiatan produksi di bidang

industri. Maka baik negara-negara

Selatan maupun negara-negara Utara,

mereka membutuhkan teknologi dalam

menciptakan keunggulan komparatif

bagi negerinya.

Akibat dari perbedaan

spesialisasi inilah yang mendorong

terjadinya perdagangan internasional.

Sebab apabila negara-negara Selatan

bergerak di bidang industri, dan

negara-negara Utara bergerak di bidang

pertanian, maka secara otomatis ongkos

produksinya lebih mahal. Karena akan

dibutuhkan lebih banyak investasi bagi

negara Utara untuk menyuburkan tanah

dan melawan musim dingin, dan negara-

negara Selatan juga akan membutuhkan

investasi yang cukup banyak pula untuk

pembangunan industrinya, sehingga

ongkos produksi yang mereka hasilkan

akan menjadi lebih mahal.

Maka berdasarkan teori ini,

perdagangan internasional yang lahir

atas perbedaan potensi keunggulan

komparatif masing-masing negara akan

menguntungkan kedua belah pihak.

Sehingga harga barang akan turun

dan akan mencapai titik terendah bila

sudah terjadi perdagangan bebas. Sebab

kemajuan dan perkembangan teknologi

yang digunakan oleh masing-masing

negara akan menciptakan produksi yang

dihasilkan akan berlimpah dan murah,

sehingga secara otomatis perdagangan

antara negara Utara-Selatan akan

menguntungkan kedua belah pihak.

Sebab menurut teori ini, negara-

negara yang ada secara langsung akan

menimbulkan rasa saling ketergantungan

yang mutualisme bila negara-negara

tersebut saling mengisi kelemahan yang

ada. Di mana puncaknya akan tiba pada

suatu era, yakni era perdagangan bebas.

Kepalsuan Global Globalisasi

Merujuk pada asumsi teori

pembagian kerja secara internasional di

81neoliberalisme, deindustrialisasi dan gerakan rakyat pekerja

Page 84: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

atas, mengapa setelah berpuluh-puluh

tahun lamanya, negara-negara industri

menjadi semakin kaya, sedangkan

negara-negara pertanian justru semakin

miskin. Dan terkait dengan perdagangan

internasional dan deindustrialisasi,

sampai seberapa jauh peranan TNC/

MNC, WTO dan Bank Dunia saat ini dan

bagaimana posisi gerakan buruh harus

mengambil sikap.

Sesungguhnya, dalam seja-

rah teori, pembagian kerja secara

internasional ini telah dikritik oleh

dua kelompok besar, yakni Teori

Modernisasi, yang melihat kesenjangan

kemiskinan yang terjadi karena lebih

disebabkan oleh faktor-faktor internal

negara-negara pertanian yang dinilai

sebagai masyarakat tradisional alias

belum maju (tidak modern) yang

cenderung karena pembangunan

kapasitas dan karakter SDM yang tidak

maju serta minimnya penyelenggaraan

lembaga-lembaga guna menunjang

proses modernisasi.

Sedangkan kelompok teori

yang kedua, Teori Struktural,

melihat secara berlawanan dengan

Teori Modernisasi. Teori Struktural

berpendapat bahwa kemiskinan yang

terdapat di negara-negara Dunia

Ketiga yang mengkhususkan diri pada

produksi pertanian adalah akibat dari

struktur perekonomian dunia yang

bersifat eksploitatif, di mana yang kuat

melakukan eksploitasi terhadap yang

lemah. Sehingga, surplus dari negara-

negara Dunia Ketiga beralih ke negara

industri maju.

Terlepas dari Teori Modernisasi

yang terlalu mudah melakukan

generalisasi dan cenderung menganggap

perkembangan masyarakat bergerak

dalam garis yang lurus ataupun

pemaparan dari Teori Struktural

itu sendiri, pada akhirnya kita bisa

mengambil kesimpulan, bahwa

eksploitasi ekonomi yang melahirkan

kesenjangan ekonomi global lebih

disebabkan karena adanya pertukaran

yang timpang. Sehingga slogan-slogan

bahwa globalisasi akan melahirkan

kesejahteraan global sudah tidak akan

mungkin tercapai apabila potensi sumber

daya dan kapasitas teknologi negara-

negara maju lebih besar dan semakin

besar.

Kompetisi yang tidak seimbang

inilah yang mendorong proses globalisasi

hanya akan menguntungkan negara-

negara industri maju saja. Dan tentunya,

keberadaan TNC-MNC, WTO dan Bank

Dunia mengambil porsi yang cukup besar

dalam menjalankan skema penjajahan

gaya baru neoliberalisme global hingga

saat ini.

Pada praktiknya, skema

pembagian kerja secara internasional

itu justru menyebabkan penurunan nilai

tukar dari komoditas pertanian terhadap

komoditas barang industri. Sehingga

barang-barang industri menjadi

semakin mahal bila dibandingkan

dengan barang-barang hasil pertanian.

82 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 85: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Belum lagi, praktik proteksi hasil-hasil

pertanian dalam negara-negara industri

semakin meminimalisasi jumlah ekspor

negara pertanian ke negara industri.

Di sisi lain, kemunculan penemuan-

penemuan teknologi baru dalam negara-

negara Utara mampu menciptakan

bahan-bahan mentah sintetis sebagai

bahan baku industri di dalam negerinya

sendiri. Selain itu yang harus dicatat,

skala permintaan untuk barang-barang

pertanian tidak bersifat elastis. Sebab,

dalam Hukum Engels dinyatakan bahwa

pendapatan seseorang yang meningkat

tidak akan menaikkannya konsumsi

seseorang tersebut untuk makanan,

tetapi justru terjadi peningkatan pada

konsumsi barang-barang industri.

Tegasnya, di balik manipulasi

dan impian keseimbangan pasar

bebas dalam pembagian kerja secara

internasional, ternyata negara-negara

maju itu sendiri justru berada pada

titik-titik tertentu mereka secara leluasa

memperkuat industri dalam negerinya

terlebih dahulu sebelum bertarung

dalam perdagangan bebas dan mengisap

habis kekayaan negara-negara agraris,

dalam hal ini adalah negara-negara

berkembang. Oleh karena itu, bila rezim

saat ini mau belajar dari sejarah dan

berani membongkar praktik-praktik

lembaga ekonomi neoliberalisme

dan TNC/MNC-nya, maka sudah

seharusnya pemerintah Indonesia

mampu mendefinisikan ulang kembali

apa yang dicita-citakan founding fathers

terdahulu dengan kemandirian ekonomi

nasional, yakni perlindungan tenaga

kerja dan sumber daya nasional serta

menjaga ketahanan industri nasional

dari kepungan modal asing.

Ke Manakah Gerakan Rakyat

Pekerja Harus Berpijak

Sewindu sudah angin reformasi

telah berlalu, namun hingga detik

ini kesejahteraan kaum buruh selalu

tergadaikan oleh orientasi pencarian

sumber-sumber pembiayaan negara

yang sangat teknis – jalan pintas dengan

mengandalkan bantuan luar negeri

tanpa orientasi strategis sama sekali.

Sebagai akibatnya harga BBM dinaikkan,

subsidi dicabut, aset-aset strategis

diprivatisasi dan sebagai daya tarik atas

investasi asing di negeri ini yang selalu

ditumbalkan adalah minimnya upah

buruh dan penekanan atas gerakan

buruh sebagai upaya untuk menjaga

stabilitas negara menjadi terjaga. Ini

semua dilakukan sebagai pemenuhan

prasyarat peminjaman yang didiktekan

negara-negara donor sehingga negara

tidak lagi dikelola untuk kepentingan

rakyatnya.

Sesungguhnya, di Indonesia,

logika investasi dari satu negara ke negara

lainnya telah bermula pada kegiatan yang

terkait dengan perdagangan di bawah

rezim kolonialisme. Di mana akumulasi

yang terjadi masih bersifat primitif, yang

mana mobilisasi produksi dan distribusi

produksinya masih mengandalkan

83neoliberalisme, deindustrialisasi dan gerakan rakyat pekerja

Page 86: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

kekuatan ekstra ekonomi atau kekuatan senjata dan politik

pendudukan. Namun, pada masa setelah kolonialisme, kekuatan

ekstra ekonomi telah berubah menjadi kekuatan neokolonialisme,

yaitu penjajahan secara tidak langsung lewat berbagai instrumen

internasional, khususnya di area perdagangan.

Dengan demikian kita selalu berhadapan pada konsep

yang sempit tentang investasi, yaitu sebagai kepanjangan dari

perdagangan. Sebab, sebagaimana yang terdapat dalam prinsip

GATT/WTO, aturan investasi internasional selalu terkait dengan

isu non-diskriminasi di dalam kegiatan perdagangan. Sehingga di

dalam isu-isu investasi juga terdapat mengenai national treatment

(perlakuan yang sama antara pelaku usaha asing dengan dalam

negeri), most favoured nation (perlakuan yang sama terhadap

berbagai negara mitra dagang), market access (pembukaan akses

pasar dalam negeri), transparency dan lainnya. Ironisnya, segala

prinsip-prinsip investasi dan perdagangan di atas, di Indonesia

justru malah dilampaui.

Dalam UU PM 2007, selain terdapat perlakuan yang sama

antara investor asing dengan investor domestik, juga dilegalkan

praktik investasi asing di semua bidang tanpa terkecuali. Padahal

WTO dalam kegiatan penanaman modal asing hanya dibatasi

peranannya dalam sektor perdagangan saja. Tegasnya, inilah yang

menjadi salah satu penyebab mengapa hingga kini deindustrialisasi

di negeri ini terus terjadi dan jutaan buruh di negeri ini masih saja

terus dihantui dengan ancaman PHK massal.

Untuk itu, tutupnya beberapa pabrik tekstil minggu-

minggu ini seperti penuturan Menteri Perindustrian Fahmi Idris

pada saat penerbitan SKB 4 Menteri tentang upah, bukanlah

semata-mata dipicu oleh krisis global saat ini, melainkan jauh

sebelum krisis Amerika terjadi. Sedari awal pemerintah tidak

pernah mempunyai niat baik untuk melakukan proteksi industri-

industri nasional terhadap liberalisasi perdagangan kapitalisme

global, dalam hal ini dapat terlihat dari ketidakberdayaan industri

tekstil dalam negeri ketika harus berhadap-hadapan dengan

serbuan murahnya produk-produk tekstil China yang masuk ke

dalam pasaran dalam negeri.

84 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 87: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Padahal keberadaan industri TPT (tekstil dan produk

tekstil) merupakan industri yang tak bisa diabaikan peranannya,

khususnya dalam hal penyerapan tenaga kerja dan ekspor

nonmigas. Setidaknya ada sekitar 98.000 unit usaha kecil dan

menengah (UKM) yang menekuni industri ini. Data stastistik

menunjukkan, UKM TPT ini mampu menyerap tenaga kerja

sebanyak 490.000 dengan nilai produksi 14,7 triliun dan ekspor

US$ 900 juta. Industri skala besar yang menggeluti bisnis ini

umumnya padat karya dan mengandalkan tenaga kerja yang

murah. Total penyerapan tenaga kerja industri TPT diperkirakan

dapat mencapai kisaran 3,2 juta. Belum lagi, sumbangan dari

produk industri tekstil, garmen, dan sepatu dalam konfigurasi

ekspor nonmigas atas industri padat karya (unskilled labour

intensive industry, ULI) bisa mencapai angka 86 persen, dengan

nilai ekspor hampir US$ 8 miliar (lihat Tabel 1). Namun seiring

derasnya kompetisi modal internasional, ekspor komoditas tekstil,

garmen, dan sepatu terus menerus mengalami penurunan sejak

tahun 1994.

Tabel 1. Ekspor Industri Padat Karya 1990-2003

Produk 1990 1996 2000 2001 2003

US$

juta

% US$

juta

% US$

juta

% US$

juta

% US$

juta

%

Tekstil 1,470 29.7 3,505 25.7 3,505 25.9 3,202 25.7 2,896 25.9

Furnitur 338 6.8 952 8.6 1,518 11.2 1,424 11.5 1,512 13.6

Garmen 2,001 40.4 3,591 32.6 4,734 35.0 4,531 36.4 3,945 35.4

Sepatu 694 14.0 2,195 19.9 1,672 12.3 1,506 12.1 1,148 10.3

Sumber: Dihitung dari BPS, Trade Statistics; berbagai tahun

Dan sekiranya keberadaan UU PM 2007 yang telah disahkan

oleh SBY-JK pada akhirnya akan menambah deretan problem bagi

kelangsungan industri nasional dan pemenuhan kesejahteraan

rakyat Indonesia serta penyerapan angka pengangguran yang

semakin tinggi. Sebab, penyerapan tenaga kerja melalui proyek-

proyek penanaman modal asing ternyata justru lebih kecil bila

dibandingkan dengan proyek-proyek penanaman modal dalam

negeri. Hal ini bisa dilihat dalam Tabel 2 di bawah ini:

85neoliberalisme, deindustrialisasi dan gerakan rakyat pekerja

Page 88: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Tabel 2. Penyerapan Tenaga Kerja Pada Kegiatan Investasi

Tahun

Penanaman Modal Dalam Negeri Penanaman Modal Asing

Proyek Tenaga Kerja Jumlah TK per Proyek Proyek Tenaga Kerja

Jumlah TK per Proyek

2001 160 75.479 472 454 101.345 2232002 108 53.996 450 442 88.156 1992003 119 49.219 414 570 117.216 2052004 129 61.858 450 544 144.440 2662005 214 122.750 574 909 156.109 172

Jumlah 730 363.302 2.360 2919 607.266 1.065Rata-rata 146 72.660,4 472 583.8 121.453,2 213

I / TK 220.781.883,94 378.895.574,59

Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bappenas Tahun 2007

Selain itu pula, dalam Tabel 3 di bawah ini justru dapat terlihat juga

persentase tingkat upah dengan jumlah produksi tenaga kerja pada

sektor-sektor strategis seperti pertambangan, penggalian dengan

listrik, gas dan air bersih sangat besar ketimpangannya.

Tabel 3. Perbandingan tingkat Upahdengan Produksi Tenaga Kerja

No SektorUpah(Rp)

PDB(Rp)

%

1Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

174.750.358.608.600 365.559.600.000.000 47.80

2 Pertambangan & Penggalian 15.989.023.439.808 285.086.600.000.000 5.613 Industri Pengolahan 98.609.987.088.420 765.966.700.000.000 12.874 Listrik, Gas dan Air Bersih 2.394.993.189.432 24.993.200.000.000 9.585 Konstruksi 37.582.928.430.228 173.440.600.000.000 21.67

6Perdagangan, Hotel dan Restoran

141.876.523.202.976 429.944.000.000.000 33.00

7 Pengangkutan dan Komunikasi 58.274.520.548.592 180.968.700.000.000 32.20

8Keuangan, Persewaan danJasa Perusahaan

17.228.868.655.632 228.107.900.000.000 7.55

9 Jasa-jasa / Services 113.857.655.173.692 275.640.900.000.000 41.31Jumlah 660.564.858.337.380 2.729.708.200.000.000 211.60

Rata-rata 23.51

Sumber: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI

86 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 89: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Dari sini,

kita bisa melihat

bahwasanya porsi

besaran upah buruh

dalam jumlah

keseluruhan ongkos

suatu produksi

bukanlah menjadi

alasan fundamental

terjadinya ekonomi

biaya tinggi yang sering dikeluhkan oleh para pengusaha kita.

Justru inefisiensi birokrasi (baca: kapitalisme birokrasi) dan

praktik- praktik pungutan liar (baca: kapitalisme rente) telah

menjadi pemicu terjadinya ekonomi biaya tinggi dan fenomena

ini telah marak terjadi sewaktu Orde Baru mulai menerapkan

pendekatan aparat kekerasan dalam menyelesaikan problem

hubungan industrial. Seharusnya pemerintah menyadari bahwa

semakin banyaknya peraturan perburuhan yang tidak berpihak

kepada buruh, malah akan mengundang radikalisasi di tingkat

gerakan buruh itu sendiri. Sehingga terkadang pengusaha kembali

lagi terjebak pola-pola lama untuk menggunakan pendekatan

kekerasan dengan melibatkan jasa-jasa aparat keamanan, baik

diambil dari masyarakat sipil maupun militer dan lagi-lagi ini

bukan harga yang cukup murah.

Tegasnya, dalam mereformasi bangunan industri

nasional tidaklah bisa dijawab semata-mata dengan injeksi dan

investasi modal asing semata. Artinya, perlu adanya peran negara

yang mempunyai porsi yang cukup besar untuk membuat iklim

usaha di Indonesia menjadi baik dan merata. Jadi tidak bisa kita

menyerahkan orientasi pembangunan ekonomi nasional ke dalam

cengkeraman pasar bebas yang terkadang indikatornya hanya

dilihat dari turunnya inflasi dan suku bunga serta kestabilan

moneter semata. Seharusnya, konsepsi pembangunan ekonomi

nasional tidak perlu dilihat dari naik turunnya mata uang asing,

melainkan harus tertuju pada ekonomi riil masyarakatnya yaitu

pekerjaan dan kesempatan kerja, yang pada akhirnya secara

nasional bisa kita bandingkan rasio kapital yang masuk dengan

87neoliberalisme, deindustrialisasi dan gerakan rakyat pekerja

Page 90: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

rasio lapangan kerja serta perbandingan ekspor-impornya sebagai

keseimbangan surplus perdagangan yang didapat.

Di sisi lain, kontradiksi desa dan kota dalam logika

pembangunan industri harus diminimalkan dengan melahirkan

industri kerakyatan nasional dengan menciptakan supporting

system industri besar yang mampu mendukung industri ringan

dan sektor pertanian. Di sini kita bisa melihat bahwasanya, jalan

baru bagi gerakan rakyat pekerja dalam melawan neoliberalime:

Pertama, pemutusan borjuasi internasional dengan borjuasi

nasional. Artinya, di sini peranan pemerintah untuk memproteksi

industri nasional serta menciptakan iklim investasi yang bebas

dari pengaruh asing dan berdikari menjadi keniscayaan yang

harus segera dilakukan. Sehingga pada akhirnya, negara harus

mampu menghilangkan hambatan-hambatan pada sektor

industri, perdagangan dan modal, serta memproyeksikan

arah industrialisasi, perdagangan dan modal yang berdampak

langsung pada kesejahteraan rakyat. Kedua, menggalang aliansi

strategis borjuasi nasional dengan kelas rakyat pekerja. Di sini

bukan berarti bahwa kita masih mengamini subordinasi pekerja

terhadap pengusaha dalam hubungan produksi yang terjadi

sampai saat ini. Aliansi ini bisa dilakukan oleh kaum pekerja

ketika gerakan kelas rakyat pekerja betul-betul memiliki posisi

tawar dan kemampuan negosiasi yang tinggi dalam merombak

manajerial pabrik sehingga pekerja/buruh yang sedari awal selalu

dianggap sebagai variable capital harus diubah menjadi logika

constant capital. Di mana posisi kaum pekerja/buruh setara

dengan pengusaha dalam menjalankan perusahaannya dengan

menerapkan pembagian saham pengusaha terhadap serikat buruh

di perusahaan tersebut dan/atau dalam kondisi perusahan yang

tidak menentu bisa sebagai supporting system atas badan-badan

koperasi dan unit-unit usaha ekonomi kaum buruh. Sehingga

pemenuhan kesejahteraan dan perlindungan terhadap rakyat

pekerja tetap menjadi langkah utama untuk menghilangkan

kontradiksi pengusaha dengan pekerja/buruh. Sehingga strategi

aliansi ini dengan apa yang tersirat di atas, konsepsi pertumbuhan

ekonomi yang berimbang dengan sektor industri dengan sektor

88 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 91: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

pertaniannya akan mampu menjadi stimulator pertumbuhan dan

pemerataan ekonomi nasionalnya.

Untuk itu, menjadi jelas bahwasanya tidak ada gerakan

pekerja yang kuat tanpa kapital nasional yang kuat. Dan dalam

tatanan perekonomian internasional yang timpang, tidak ada

kapital nasional yang kuat tanpa parlemen yang kuat. Sehingga

peran negara sebagai kekuatan organik nasional harus mampu

menjadikan tanah, air, mineral, pangan dan tambang didaulat

dan diperuntukan oleh rakyat Indonesia sebagai langkah awal

renegosiasi tatanan ekonomi neoliberal yang menindas dan

mengisap. Maka berdasarkan itu semua, problem deindustrialisasi

sebagai ekses dari mode produksi imperialisme dan perjuangan

gerakan buruh memiliki kaitan yang sangat erat. Sebab, persoalan

relokasi industri, investasi asing, utang luar negeri dan program

pembangunan developmentalisme dan liberalisasi perdagangan

yang berujung pada marginalisasi kaum buruh dan kerusakan

lingkungan sesungguhnya telah menunjukan adanya problem

nasional.

Maka perjuangan kaum buruh tidak bisa semata-mata

berwatak sosialis (perjuangan kelas buruh terhadap borjuis/

sosialisasi alat-alat produksi), tetapi juga harus berwatak

perjuangan nasional. Untuk itu, gerakan buruh/pekerja harus

mulai meninggalkan tradisi sektoralisme dan menggabungkan

semua kekuatan elemen rakyat dalam sebuah wadah front nasional

guna melangsungkan pembebasan nasional dan demokrasi

kerakyatan yang sejati.

89neoliberalisme, deindustrialisasi dan gerakan rakyat pekerja

Page 92: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Gunawan,

Sekjen Komite Eksekutif Indonesian Human Rights Committee for Social Justice

MELEGALKAN PENJUALANTANAH DAN AIR IBU PERTIWI

Discussion Paper untuk Forum Keadilan

Ekonomi Institute for Global Justice

Page 93: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Jikalau kita ikuti diskursus krisissemenjak 1998 hingga kini,

maka ada dua hal yang bisa disimpulkan.Pertama, krisis tidak kemudian memicu revolusi,meski telah memunculkan gejolak sosial terbatas,

dan kedua, bahwa krisis juga memiliki arah yang berkelanjutan. Upaya mengatasi krisis, negara kemudian memunculkan

produk-produk hukum yang pada umumnya ditujukan untuk menarikmasuk investasi asing dan pengurangan hak-hak normatif

kaum buruh dan hak atas tanah kaum tani.

Capital Violence-Judicial Violence

Krisis ekonomi tahun 1997-1998,

telah memicu krisis sosial dan krisis

politik, hingga membawa kemenangan

gerakan reformasi menumbangkan rezim

militer Orde Baru. Namun, tumbangnya

negara Orde Baru, harus dilihat juga

sebagai reorganisasi dan rekonsolidasi

modus operandi nasional kapitalisme

internasional, dari developmentalisme

yang lebih mengandalkan kekuatan

sepatu lars, bedil dan ujung bayonet,

menjadi neoliberalisme yang mengandal

produk-produk hukum dari hasil

demokrasi prosedural yang bertumpu

pada kekuatan the old reactionary

regime yang merupakan perpaduan dari

ancient regime dan oligarki partai-partai

besar.

Turunnya Gus Dur dari kursi

kepresidenan, bisa dikatakan sebagai

runtuhnya konsolidasi, karena transisi

demokrasi yang mensyaratkan pergantian

rezim otoriter (turunnya Pak Harto dan

ditolaknya laporan pertanggungjawaban

mister Habibie oleh MPR), kemudian

pemilu yang demokratis (Pemilu

1999), dan harusnya disusul dengan

pelembagaan demokrasi, namun yang

terjadi pasca-Pemilu 1999 adalah

konflik elite yang melibatkan massa

dan justru terjadi persekutuan politik

dengan kekuatan Orbais-Soehartois oleh

kekuatan politik anti-Gus Dur.

Maka naiknya Ibu Mega ke

kursi kepresidenan berbarengan dengan

lemahnya pelembagaan demokrasi,

sehingga di level negara, artikulasi

kepentingan asing dikalahkan dengan

artikulasi cara-cara produksi kapitalisme

internasional. Sebut saja; Undang-

undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang

Sumber Daya Air.

Undang-undang ini merupakan

bagian dari syarat Bank Dunia untuk

pencairan US$ 300 juta, pinjaman

(utang luar negeri) untuk program

restrukturisasi air yang biasa disebut

WATSAL (Water Resources Sector

Adjustment Loan) yang telah

ditandatangani pada bulan April 1998.

Progam LAP (Land Administration

Project) dan dilanjutkan dengan Land

Policy Management Reform Progam

91melegalkan penjualan tanah dan air ibu pertiwi

gera

kan

sosi

al

Page 94: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

dari Bank Dunia melahirkan Keputusan

Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang

Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan

sebagai dasar keluarnya Rancangan

Undang-Undang Sumber Daya Agraria

untuk menggantikan UUPA 1960.

Dampaknya adalah penguasaan

sumber-sumber agraria oleh pihak asing,

yang berarti memang investasi masuk,

tetapi dibayar dengan meluasnya konflik

agraria dengan kekerasan bersenjata

yang berdampak hilangnya akses

masyarakat kepada sumber-sumber

agraria dan sumber-sumber pangan.

Di lapangan perburuhan,

persoalan Labor Market Flexibility

(LMF) masih menjadi core persoalan

sektor ini. Manajemen pasar tenaga

kerja yang lentur ini merupakan jalan

pintas yang ditempuh pemerintah,

dan merupakan tawaran kepentingan

modal internasional sebagai solusi krisis

ekonomi. Dengan alasan merangsang

investasi, maka pemerintah berusaha

menciptakan suatu pasar tenaga kerja

yang fleksibel.

Laiknya proses produksi

kuno, yang berlangsung adalah pola

relasi majikan-buruh (untuk tidak

menyebut tuan-budak). Hanya saja,

yang sedikit berbeda adalah mekanisme

hubungannya. Dulu, buruh secara

langsung berhubungan dengan majikan

dalam sebuah proses produksi. Kini,

pengusaha (pemodal) tidak harus

berhubungan langsung dengan

pekerjanya, tetapi melibatkan pihak

ketiga dalam penyediaan tenaga kerja

(outsourching).

Konsep ini banyak diminati

investor. Pasalnya, melalui outsourcing,

buruh tidak lagi bertanggungjawab

kepada perusahaan yang menggunakan

jasa tenaganya, namun kepada

perusahaan yang menyalurkan tenaga

kerjanya. Ini juga berarti bahwa

perusahaan pemakai jasa tenaga

kerja tidak perlu ambil pusing dengan

persoalan produktivitas buruh. Para

investor bisa seenaknya melakukan

bongkar-pasang tenaga kerja melalui

perusahaan pengerah tanaga kerja.

Selain itu, secara implementatif,

perwajahan LMF juga berbentuk status

pekerja magang dan kontrak.

Hal-hal yang dijadikan sasaran

tembak LMF adalah mengeliminasi

biaya-biaya yang tidak efektif, seperti

penghilangan upah minimum, menekan

upah, serta menghapuskan jaminan

sosial. Dan seluruh malapetaka ini

termaktub dalam Undang-undang Nomor

13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,

juga proses pemutusan hubungan kerja

(PHK) juga semakin dipermudah.

Ketika proses PHK berlangsung

masif, situasinya kemudian berbanding

lurus dengan peningkatan pengangguran

secara massal. Bila angka pengangguran

tinggi, maka jumlah pencari kerja pun

92 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 95: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

akan meningkat. Sehingga, secara

diametral, rakyat (masyarakat pencari

kerja) akan menegasikan perhitungan

kelayakan hidupnya sendiri, dan

menerima upah rendah, asalkan bisa

memperoleh pekerjaan.

Meski demikian, toh, rakyat

tetap banyak nganggur dan tetap

repotnasi, artinya krisis ekonomi 1997-

1998 tetap tak tertanggulangi.

Pun demikian dengan presiden

SBY, guna menggenjot investasi di bidang

infrastruktur, dikeluarkanlah Peraturan

Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang

Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan

Pembangunan untuk Kepentingan

Umum, selain bertentangan dengan

peraturan perundangan di atasnya

(Undang-Undang Nomor 10 tahun

2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan; Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pengaturan

Pokok Agraria; Undang Nomor 39 Tahun

1999 tentang Hak Asasi Manusia) dan

menafikan protes masyarakat, semakin

menghilangkan akses masyarakat

kepada sumber-sumber agraria, dan

semakin hilangnya lahan pertanian

untuk kepentingan infrastruktur akan

membawa dampak pada situasi rawan

pangan.

Demikian juga dengan

Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun

2005 yang mengatur pencabutan

subsidi dan kenaikan harga BBM,

selain bertentangan dengan peraturan

perundangan di atasnya (Pasal 28

Ayat 2 Undang-Undang Nomor 22

Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas

yang menjadi rujukan telah dibatalkan

oleh Mahkamah Konstitusi karena

bertentangan dengan Pasal 33 UUD

1945) dan menafikan protes masyarakat,

menciptakan PHK massal dan juga situsi

rawan pangan akibat turunnya harga beli

masyarakat dan naiknya sarana produksi

masyarakat.

Merasa investasi asing masih

kurang dan krisis belum teratasi,

pemerintah mengeluarkan Instruksi

Presiden Nomor 3 tahun 2006, yang

bertujuan menjadikan investasi sebagai

motor pertumbuhan ekonomi, terutama

untuk mengurangi kemiskinan dan

pengangguran yang makin meningkat.

Lantas, Inpres ini menunjuk lima faktor

yang perlu dibenahi, di antaranya soal

pelayanan dan kejelasan aturan, pabean

dan cukai, perpajakan serta tenaga

kerja.

Dan ketika dihadapkan pada

permasalahan pengangguran, yang

angkanya telah mencapai sekitar 104,02

juta, pemerintah justru membiarkan

buruh bertarung sendiri dalam sistem

ekonomi pasar bebas, karena pemerintah

masih percaya bahwa buruh murah

adalah strategi utama.

93melegalkan penjualan tanah dan air ibu pertiwi

Page 96: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Rincian Tindakan dalam Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi

Tindakan

Umum

Finalisasi Rancangan Undang-Undang Penanaman Modal

Merumuskan pembagian tugas yang jelas antara pemerintah pusat dan daerah untuk urusan penanaman modal

Penyempurnaan organisasi

Mengaktifkan forum dialog dengan dunia usaha

Peninjauan sejumlah ketentuan-ketentuan perizinan di bidang perdagangan

Menyederhanakan proses pembentukan perusahaan dan izin usaha

Merealisasikan sistem pelayanan terpadu dengan penanaman modal dengan pembagian kewenangan antara pemerintah daerah dan pusat yang jelas

Penyediaan informasi mengenai perizinan yang diperlukanMembentuk tim bersama untuk mengawasi penyusunan rancangan Perda dan mengevaluasi Perda

Kepabeanan dan Cukai

Menyederhanakan prosedur pemeriksaan kepabeanan

Pengembangan sistem EDI di Dirjen Bea Cukai

Menetapkan kriteria yang jelas dan transparan serta melaksanakan dengan konsisten penggunaan jalur hijau dan jalur merah

Menetapkan kriteria yang jelas dan transparan serta melaksanakan dengan konsisten penggunaan jalur prioritas

Menyusun pedoman proses penetapan klasifikasi barang utama tertentu dalam rangka penetapan tarif yang jelas dan transparan

Persiapan penerapan NSW 2008, yang meliputi Trade-Net dan Port-Net

Perpajakan

Menilai usulan perubahan

• Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan

• Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketiga atas

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan

• Undang-undang Nomor 18 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1083 tentang Pajak Pertambahan Nilai

Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah

94 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 97: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Menetapkan bidang-bidang usaha tertentu dan daerah-daerah tertentu yang dapat diberikan fasilitas perpajakan sesuai dengan pasal 31A Undang-undang Pajak Penghasilan

Menurunkan tarif pajak kendaraan bermotor untuk jenis angkutan umum

Menurunkan tarif pajak penerangan jalan bagi industri dan non-industri

Menyelesaikan masalah pungutan pajak/retribusi daerah:

1. “tower” telekomunikasi

2. jembatan timbang

3. lalu-lintas barang

Mengubah perkiraan penghasilan netto sebagai dasar “withholding tax”

Ketenagakerjaan

Menyusun draf perubahan Undang-undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003,

mengenai:

1. PHK, pesangon, dan hak-hak pekerja/buruh lainnya

2. Perjanjian Kerja Bersama

3. Ketentuan mengenai pengupahan

4. Perjanjian kerja waktu tertentu

5. Penyerahan sebagian pekerjaan kepada pihak lain (outsourcing)

6. Izin mempekerjakan tenaga kerja asing

7. Ketentuan mengenai istirahat panjang

Menyederhanakan prosedur pemberian visa dan izin tinggal bagi investor: cukup mempunyai 2 jenis izin; IMTA dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta KITAS dari Kantor Imigrasi Mempercepat proses:

1. Sertifikasi Kompetensi Tenaga Kerja, dari sebulan menjadi dua bulan

2. Akreditasi Balai Latihan Kerja Luar Negeri, dari 23 hari menjadi 14 hari

3. Akreditasi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), dari 23 hari menjadi 14 hari

4. Akreditasi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD), dari 3 bulan menjadi 2

bulan

5. Hubungan Perindustrian:

a. Fasilitas pengesahan, dari 10 hari menjadi 7 hari

b. Fasilitas perjanjian kerja, dari 7 hari menjadi 6 hari

95melegalkan penjualan tanah dan air ibu pertiwi

Page 98: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Presiden SBY ketika membuka Pameran Inacraft 2006,

menyatakan: “Kita lihat hari-hari ini, indeks harga saham gabungan

mencapai rekor tertinggi 1.400 sekian, nilai tukar rupiah yang sempat

terguncang tahun lalu juga menunjukkan perbaikan penguatan yang

sangat besar, cadangan devisa kita mencapai 41,8 miliar dolar AS,

tertinggi dalam sejarah ekonomi kita.” Tetapi, kini begitu Amerika

krisis, Indonesia segera mengalami krisis finansial, setelah sebelumnya

sudah terkena krisis pangan, energi, dan air serta investasi yang masuk

sebelumnya tetap tidak menyerap tenaga kerja.

Mengapa demikian, karena investasi dalam bentuk akuisisi

perusahaan yang sudah dan sedang berjalan, seperti Indosat, Telkomsel,

BCA, dan Bank Danamon. Selain tidak menyerap tenaga kerja,

kebijakan investasi di perbankan juga berpotensi menciptakan PHK.

Bank Indonesia telah merumuskan Arsitektur Perbankan Indonesia

(API). Di dalam API dirumuskan bahwa bank-bank dikelompokkan

berdasarkan kapasitas modal dan kemampuan operasionalnya,

misalnya menjadi bank internasional, bank nasional, bank daerah,

bank yang fokus melayani ritel atau korporasi dan sebagainya. Maka

bank-bank didorong untuk merger dan akuisisi. Maka gelombang

merger dan akuisisi berpotensi menjadi gelombang PHK pula.

96

Usaha Kecil, Menengah, dan Koperasi

Pembuatan pedoman penyempurnaan dan penyederhanaan pemberian izin bagi UKMK dan pengembangan sistem pelayanan perizinan satu atap satu pintu

Penyusunan Peraturan Menteri tentang Pengembangan Jasa Konsultasi bagi IKM

Pengembangan skema kredit investasi bagi UKMK

Penyediaan insentif fiskal bagi UKMK yang memanfaatkan teknologi inovatif

Mengubah Keppres Nomor 127 Tahun 2001 tentang Bidang/Jenis Usaha yang dicadangkan untuk usaha kecil dan Bidang/Jenis usaha yang terbuka untuk usaha menengah atau besar dengan syarat kemitraan sesuai dengan daftar bidang usaha tertutup dan terbuka dengan syarat

Pengembangan kawasan industri bagi UKMK

Mengubah PP Nomor 16 Tahun 1997 tentang Waralaba

Sumber: Kompas

GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 99: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Persoalan lain dari investasi yang telah masuk yang

memperkuat rupiah disebabkan masuknya investasi jangka pendek

di bursa saham. Investasi ini berakibat mengapa lapangan kerja

tidak terbuka dan watak spekulatifnya berpotensi menciptakan krisis

moneter jika investasi tersebut secara spekulatif ditarik pula.

Di sektor riil (padat karya), kebijakan pemerintah justru tidak

merangsang produktivitas buruh, justru memprovokasi buruh untuk

melakukan pemogokan, semisal kebijakan revisi Undang-Undang

Nomor 13 tentang Ketenagakerjaan dan Undang-Undang Penanaman

Modal, serta SKB (Surat Keputusan Bersama) 4 Menteri menyusul

krisis Amerika yang berdampak menjadi krisis global.

Di lapangan agraria, pemerintah memfasilitasi perkebunan

besar, hal ini, justru memperkeras konflik agraria antara petani

dengan perusahaan perkebunan, kemudian perkebunan sawit kini

justru hancur, dan progam biofuel, yaitu sumber-sumber pangan

dijadikan sumber energi – sehingga bisa disebut juga agrofuel – justru

memperparah krisis pangan global serta tidak mengatasi krisis energi.

Akhir cerita negara tetap gagal mengatasi krisis dan kemiskinan

tetapi justru melakukan pelanggaran hak-hak ekonomi, sosial, budaya

masyarakat. Dan setiap perjuangan masyarakat mempertahankan hak-

haknya, dijawab dengan represivitas, stigmatisasi, dan kriminalisasi

yang dilakukan oleh pemerintah (pelanggaran hak sipil politik). Fakta

kerasnya adalah apa yang tergambarkan dalam konflik agraria dan

konflik perburuhan (industrial).

Tabel Konflik Perburuhan 2006-2008

No Kategori Isu

1 Hak Normatif UpahPHK

2 Politik-Hukum Revisi UU No.13/2003Kriminalisasi Aksi BuruhSKB 4 Menteri

3 Buruh Tani Bagi HasilKepemilikan LahanKriminalisasi reclaimingKriminalisasi Hak Paten

97melegalkan penjualan tanah dan air ibu pertiwi

Page 100: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Tabel Pelanggaran HAM Melalui Judicial Violence

No Kesepakatan Modal

Internasional

Kebijakan Negara Problem Hukum Problem Demokrasi dan HAM

1 WATSAL (Water Resources Sector Adjustment Loan) dari World Bank

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

Mahkamah Konstitusi menolak permohonan judicial review dari organisasi-organisasi masyarakat

Bertentangan dengan UUD 1945 dan Undang-Undang Nomor 39 Tentang Hak Asasi Manusia

Perlindungan Hukum bagi capital violence

Pelanggaran terhadap hak rakyat akses kepada sumber-sumber agraria

2 Infrastructure Summit 2005

Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum

Bertentangan dengan undang-undang diatasnya (Undang-undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pengaturan Pokok Agraria; Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM)

Perlindungan Hukum bagi capital violence

Pelanggaran terhadap hak rakyat kepada akses sumber-sumber agraria

3 Letter of Intent /LoI) antara Indonesia dengan IMF (International Monetary Fund)

Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2005 Tentang Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak Dalam Negeri

Pasal 28 Ayat 2 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas yang menjadi rujukan telah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi (Keputusan Mahkamah Konstitusi RI No. 002/PUU-I/2003) karena bertentangan dengan Pasal 33 UUD 1945

Perlindungan Hukum bagi capital violence

Pelanggaran terhadap hak rakyat kepada kehidupan yang layak

LAP (Land Adminitrationt Project) dan dilanjutkan dengan (Land Policy Management Reform progam) dari World Bank

Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan sebagai dasar keluarnya Rancangan Undang-Undang Sumber Daya Agraria.

Setelah gagalnya RUU SDA. Kini BPN merencankan amandemen Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pengaturan Pokok Agraria

Perlindungan Hukum bagi capital violence

Pelanggaran terhadap hak rakyat kepada akses sumber-sumber agraria

98 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 101: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008
Page 102: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Krisis Ekonomi Paling Serius dalam Sejarah Modern

Keruntuhan finansial pada bulan Oktober 2008 bukanlah

hasil dari fenomena siklus ekonomi. Ia merupakan hasil yang

sengaja diciptakan oleh kebijakan pemerintah AS yang dilakukan

melalui Departemen Keuangan dan Dewan Bank Sentral AS. Ini

adalah krisis ekonomi paling serius dalam sejarah dunia.

Dana talangan (bailout) yang diusulkan oleh Departemen

Keuangan AS bukanlah “solusi” bagi krisis ini. Pada kenyataannya

justru sebaliknya: ia merupakan penyebab dari keruntuhan

lebih besar. Ia memicu konsentrasi kekayaan yang tidak ada

bandingannya, yang kemudian berperan dalam memperluas

ketimpangan ekonomi dan sosial baik di dalam maupun antara

bangsa-bangsa.

Tingkat utang telah meroket. Korporasi industrial digiring

menuju kebangkrutan, diambil alih oleh institusi finansial global.

Kredit, tepatnya persediaan dana pinjaman (the supply of loanable

funds), yang menjadi tali nyawa produksi dan investasi, dikontrol

oleh segelintir konglomerat finansial.

Akibat bailout, utang publik membubung. Amerika adalah

negeri yang paling berutang di bumi. Sebelum bailout utang publik

AS berada di kisaran 10 triliun dolar. Utang berdenominasi dolar

ini terdiri dari treasury bills dan government bonds berlebih

yang dipegang oleh individual, pemerintah asing, korporasi dan

institusi finansial.

Bailout: Pemerintah AS Mendanai Utangnya Sendiri

Ironisnya, bank-bank Wall Street – yang menjadi penerima

dana talangan – adalah juga broker dan penjamin (underwriter)

utang publik AS. Walaupun bank hanya memegang sebagian

utang publik, mereka mentraksasikan dan memperdagangkan

instrumen utang publik denominasi dolar AS di seluruh dunia.

Dalam lika-liku peristiwa yang pahit, bank menjadi

penerima pembagian uang sebesar 700+ milyar dolar dan pada

saat bersamaan bertindak sebagai kreditor bagi pemerintah AS.

Kita berhadapan dengan hubungan yang sirkuler dan absurd: untuk

membiayai bailout, Washington harus meminjam dari bank, yang

merupakan penerima bailout. Pemerintah AS mendanai utangnya

100 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 103: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

sendiri. Pemerintah Federal, Negara Bagian dan Pemerintahan

Kota semakin terkungkung di bawah kontrol ketat konglomerat

finansial global. Para kreditor ini semakin mengontrol reformasi

pemerintah.

Bailout tersebut kondusif bagi konsolidasi dan sentralisasi

kekuasaan perbankan, yang kemudian memukul aktivitas ekonomi

riil, menyebabkan serangkaian kebangkrutan dan pengangguran

massal.

Akankah Administrasi Obama Membalikkan Arus?

Krisis finansial adalah akibat dari deregulasi

arsitektur finansial… Obama telah menyatakan dengan

sungguh-sungguh janjinya untuk mengatasi kegagalan kebijakan

administrasi Bush dan “mendemokratiskan” sistem finansial

AS. Presiden terpilih Barack Obama mengatakan bahwa ia

berkomitmen membalikkan arus: “Marilah kita mengingat kembali

bahwa bila krisis finansial ini mengajarkan sesuatu hal kepada kita,

itu adalah kita tak dapat memiliki Wall Street yang tumbuh subur

sementara Main Street menderita. Di negeri ini, kita bangkit dan

jatuh sebagai satu bangsa, sebagai satu rakyat.” (Presiden terpilih

Barack Obama, 4 November, 2008, ditambahkan penebalan)

Kaum Demokrat biasanya menyalahkan administrasi Bush dalam

keruntuhan finansial Oktober ini.

Obama mengatakan bahwa ia akan memperkenalkan

agenda kebijakan yang seluruhnya berbeda yang akan

merespon kepentingan Main Street: “Besok, Anda dapat

meninggalkan lembar kebijakan yang meletakkan keserakahan

dan tidak bertanggungjawabnya Wall Street di atas kerja

keras dan pengorbanan setiap laki-laki dan perempuan di

sepanjang Main Street. Besok, Anda akan memilih kebijakan

yang berinvestasi pada kelas menengah dan menciptakan

pekerjaan baru serta mengembangkan perekonomian sehingga

semuanya memiliki kesempatan untuk sukses, dari CEO

hingga sekretaris dan staf pembersih, dari pemilik pabrik

hingga setiap laki-laki dan perempuan yang bekerja di lantai

pabrik.” (Barack Obama, kampanye pemilu, November 3, 2008)

101siapakah arsitek keruntuhan ekonomi

publ

ik

Page 104: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Apakah Obama berkomitmen “menjinakkan Wall

Street” dan “melucuti pasar finansial”? Ironisnya, justru di

bawah administrasi Clinton-lah kebijakan yang “serakah dan tak

bertanggung jawab” itu diadopsi.

Akta Modernisasi Layanan Finansial (Financial Services

Modernization Act - FSMA) tahun 1999 bersifat kondusif terhadap

pencabutan Akta Glass-Steagall tahun 1933. Sebagai pilar New

Deal Presiden Roosevelt, Akta Glass-Steagall diterapkan sebagai

jawaban atas iklim korupsi, manipulasi finansial dan insider

trading yang menyebabkan kegagalan lebih dari 5.000 bank

dalam beberapa tahun menyusul keruntuhan Wall Street tahun

1929.

Di bawah FSMA 1999, kendali efektif terhadap seluruh

industri jasa finansial AS (termasuk perusahaan asuransi, dana

pensiun, perusahaan sekuritas, dan sebagainya) telah ditransfer ke

tangan segelintir konglomerat finansial dan hedge fund rekanannya.

Para Perekayasa Bencana Finansial

Siapa saja arsitek dari kemelut ini? Dalam ironi yang pahit,

para perekayasa bencana finansial ini kini sedang dipertimbangkan

untuk ditunjuk masuk dalam Tim Transisi Presiden Terpilih

Barack Obama untuk posisi Menteri Keuangan, Lawrence

Summers, memainkan peran kunci dalam melobi Kongres untuk

mencabut Akta Glass Steagall. Penunjukkannya yang tepat waktu

oleh Presiden Clinton pada 1999 sebagai Menteri Keuangan

menjadi ujung tombak diadopsinya FSMA pada November 1999.

Setelah menuntaskan mandatnya di pucuk pimpinan Departemen

Keuangan AS, ia menjadi presiden Universitas Harvard (2001-

2006).

Paul Volker adalah ketua jajaran Bank Sentral pada tahun

1980-an pada era Reagan. Ia memainkan peran sentral dalam

menerapkan tahap pertama deregulasi finansial, yang kondusif

bagi kebangkrutan, merger, dan akuisisi massal yang menggiring

pada krisis finansial 1987.

Timothy Geithner adalah CEO dari Bank Federal New

York (FRBNY), yang merupakan institusi finansial swasta paling

berkuasa di Amerika. Ia juga mantan pejabat Departemen

102 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 105: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Keuangan dalam adminstrasi Clinton. Ia telah bekerja untuk

Kissinger Associates dan juga memegang posisi senior dalam IMF.

FRBNY memainkan peran di belakang layar dalam membentuk

kebijakan finansial. Geithner bertindak atas nama kelompok

finansial yang berkuasa di belakang FRBNY. Ia juga anggota dari

organisasi Council on Foreign Relations (CFR).

Jon Corzine saat ini menjabat gubernur New Jersey,

mantan CEO Goldman Sachs. Pada saat artikel ini ditulis, favorit

Obama adalah Larry Summers, yang menjadi terdepan dalam

posisi menteri keuangan. Profesor Ekonomi Universitas Harvard,

Lawrence Summers, menjabat posisi Ketua Pakar Ekonomi

(Chief Economist) Bank Dunia (1991-1993). Ia berkontribusi

dalam membentuk reformasi makroekonomi yang diterapkan di

sejumlah negara berkembang yang terlilit utang. Dampak sosial

dan ekonomi dari reformasi-reformasi ini di bawah Program

Penyesuaian Struktural (SAP) yang disponsori IMF-Bank Dunia

begitu menghancurkan dan mengakibatkan kemiskinan massal.

Masa jabatan Larry Summer di Bank Dunia bertepatan

dengan keruntuhan Uni Soviet dan penerapan “obat ekonomi”

IMF-Bank Dunia yang mematikan kepada Eropa Timur, bekas

republik Soviet dan negara-negara Balkan.

Pada 1993 Summers pindah ke Departemen Keuangan

AS. Ia awalnya memegang posisi Asisten Menteri Keuangan untuk

urusan internasional dan kemudian Sekretaris Deputi. Dengan

bekerjasama dengan mantan koleganya di IMF dan Bank Dunia,

ia memainkan peran kunci dalam merekayasa paket reformasi

ekonomi “terapi kejut” (shock treatment) yang diterapkan di

puncak krisis Asia pada 1996 di Korea Selatan, Thailand dan

Indonesia.

Kesepakatan bailout yang dinegosiasikan dengan

tiga negeri ini dikoordinasikan oleh kantor Summer di

Departement Keuangan bekerjasama dengan Bank Federal

New York dan institusi Bretton Woods tersebut yang bermarkas

di Washington. Summer bekerjasama erat dengan Direktur

Pengelola Deputi Stanley Fischer, yang kemudian ditunjuk

menjadi Gubernur Bank Sentral Israel. Larry Summers

menjadi Menteri Keuangan pada Juli 1999. Ia murid David

103siapakah arsitek keruntuhan ekonomi

Page 106: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Rockefeller. Ia salah satu arsitek dari FSMA, yang melegitimasi

insider trading dan manipulasi finansial terang-terangan.

“Menugaskan Musang Untuk Menjaga Kandang Ayam”

Summer saat ini adalah konsultan di Goldman Sachs

dan direktur pengelola hedge fund D.E. Shaw Group. Sebagai

pengelola hedge fund, kontaknya di Departemen Keuangan

dan Wall Street memberikannya informasi dari dalam yang

berharga tentang pergerakan pasar finansial. Menunjuk

pengelola hedge fund (dengan koneksi ke bangunan finansial

Wall Street) untuk memegang Departemen Keuangan sama

saja menugaskan musang untuk menjaga kandang ayam.

Konsensus Washington

Summer, Geithner, Corzine, Volker, Fischer, Phil Gramm,

Bernanke, Hank Paulson, Rubin, dan tak ketinggalan juga Alan

Greenspan, adalah suatu perkoncoan; mereka bermain golf

bersama; mereka punya koneksi dengan CFR dan Bilderberg;

mereka bertindak serempak menurut kepentingan Wall Street;

mereka bertemu di balik pintu tertutup; mereka semua memiliki

frekuensi yang sama; mereka pengikut Partai Demokrat dan

Republik.

Meskipun bisa saja terdapat ketidaksepakatan di antara

mereka dalam beberapa isu, mereka semua berkomitmen teguh

pada Konsensus Washington-Wall Street. Mereka benar-benar

tidak menyisakan belas kasihan dalam mengelola proses ekonomi

dan finansial. Tindakan mereka didorong oleh profit. Di luar

kepentingan sempit mereka terhadap “efisiensi pasar”, mereka

hanya punya sedikit kepedulian terhadap “kehidupan manusia”.

Bagaimana kehidupan rakyat dipengaruhi oleh beragam reformasi

makroekonomi dan finansial yang mematikan, yang memerosokkan

seluruh sektor aktivitas ekonomi pada kebangkrutan.

Alasan ekonomi yang mendasari wacana ekonomi

neoliberal seringkali penuh kesinisan dan penghinaan. Terkait

dengan ini, wacana ekonomi Lawrence Summers tampil mencolok.

Ia dikenal oleh kaum pembela lingkungan hidup sebagai penganjur

pembuangan limbah beracun di negara-negara Dunia Ketiga,

karena rakyat negara-negara miskin memiliki usia hidup yang

104

Terciptalah sebuah

“supermarket finansial global”, yang membuka panggung bagi

konsentrasi kekuasaan

finansial secara masif. Salah satu

tokoh utama di bawah proyek ini

adalah Menteri Keuangan

Larry Summers, bekerja sama dengan David

Rockefeller.

GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 107: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

lebih pendek dan upah buruh yang benar-benar rendah, yang

artinya nilai pasar rakyat di negara-negara Dunia Ketiga jauh lebih

rendah. Menurut Summers, faktor ini membuat ekspor bahan

beracun ke negara-negara miskin jauh lebih “efektif biayanya”.

Sebuah memo Bank Dunia yang kontroversial pada tahun

1991, ditandatangani oleh Ketua Pakar Ekonomi Larry Summers

dapat dibaca sebagai berikut (cuplikan, dengan ditambah

penebalan):b

TANGGAL : 12 Desember 1991

KEPADA : Distribusi

DARI : Lawrence H Summers

Subjek : GEP

“Industri Kotor”: Hanya di antara Anda dan saya; tidakkah

seharusnya Bank Dunia mendorong LEBIH BANYAK migrasi

industri kotor ke negara-negara kurang berkembang? Saya dapat

memberikan tiga alasan:

1) Ukuran dari biaya polusi yang merusak kesehatan (costs of health

impairing pollution) bergantung pada pendapatan sebelumnya

akibat peningkatan penyakit dan tingkat kematian... Dari sudut

pandang ini sejumlah tertentu dari polusi yang merusak kesehatan

seharusnya dilakukan di negeri yang biayanya terendah, yang

mana merupakan negeri dengan upah terendah. Saya rasa logika

ekonomi di balik pembuangan limbah beracun di negara-negara

yang berupah rendah sangatlah benar dan kita harus menerima

itu.

2) Biaya polusi cenderung non-linear karena pertambahan polusi

pada awalnya mungkin berbiaya sangat rendah. Saya selalu

berpendapat bahwa negara-negara yang tidak banyak penduduknya

seperti Afrika amat sangat kekurangan polusi, kualitas udara

mereka mungkin amat rendah dan tidak efisien dibandingkan

Los Angeles atau Mexico City. Hanya patut disesalkan bahwa

sesungguhnya begitu banyak polusi dihasilkan oleh industri yang

tak dapat diperdagangkan (seperti transportasi dan pembangkit

105

Tidak akan ada solusi yang berarti untuk krisis ini, kecuali terjadi reformasi besar dalam arsitektur finansial, secara tak langsung ber-arti, antara lain, membekukan perda-gangan spekulatif dan “pelucutan pasar finansial”.

siapakah arsitek keruntuhan ekonomi

Page 108: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

listrik) dan biaya transportasi unit limbah padat begitu tinggi

sehingga menghalangi negara-negara yang lebih sejahtera di dunia

dalam menggalakkan perdagangan polusi udara dan limbah.

3) Permintaan akan lingkungan hidup yang lebih bersih demi

alasan estetis dan kesehatan cenderung memiliki elastisitas

pendapatan yang sangat tinggi [permintaan meningkat ketika

tingkat pendapatan meningkat]. Kepedulian terhadap zat agen

yang menyebabkan perubahan jumlah penderita kanker prostat

sebesar satu di antara sejuta tentunya jauh lebih tinggi di negeri

yang mana rakyatnya dapat bertahan hidup dari kanker prostat

dibandingkan dengan negeri di mana tingkat kematian di bawah

umur 5 tahun adalah 200 per seribu...”

Posisi Summers tentang eksport polusi ke negara-negara

berkembang memiliki dampak yang terasa dalam kebijakan

lingkungan hidup AS: Pada 1994 “praktis seluruh negeri di dunia

memutuskan hubungan dengan “logika ekonomi” sang lulusan

Harvard, Mr Summers, yang mempertimbangkan dengan serius

pembuangan racun negara-negara kaya ke tetangganya yang lebih

miskin, dan menyetujui pelarangan ekspor limbah berbahaya dari

negeri OECD ke non-OECD [berkembang] di bawah Konvensi

Basel. Lima tahun kemudian, Amerika Serikat adalah satu dari

sekian negara yang belum meratifikasi Konvensi Basel atau

Amandemen Pelarangan di Konvensi Basel terhadap ekspor

limbah berbahaya dari negeri OECD ke non-OECD (Jim Valette,

Larry Summers’ War Against the Earth, Counterpunch, tanpa

tanggal).

Krisis Asia 1997: Geladi Resik

dari Peristiwa Yang Akan Terjadi

Sepanjang tahun 1997, spekulasi mata uang yang

dilakukan oleh institusi finansial besar diarahkan kepada

Thailand, Indonesia dan Korea Selatan dan berperan kondusif

terhadap keruntuhan mata uang nasional dan transfer miliaran

dolar cadangan bank sentral ke tangan finansial swasta. Beberapa

pengamat menyinggung tentang manipulasi yang disengaja dalam

106 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 109: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

pasar ekuitas dan mata uang oleh bank investasi dan perusahaan

pialang (brokerage firms).

Ketika kesepakatan bailout Asia secara formal

dinegosiasikan dengan IMF, bank komersial besar Wall Street

(termasuk Chase, Bank of America, Citigroup dan J. P. Morgan)

maupun “lima besar” bank dagang (Goldman Sachs, Lehman

Brothers, Morgan Stanley dan Salomon Smith Barney) dilibatkan

dalam “konsultasi” tentang klausul-klausul yang akan disertakan

dalam kesepakatan bailout Asia. (Catatan: Mereka adalah

denominasi institusi finansial utama pada 1997).

Departemen Keuangan AS bekerjasama dengan Wall Street

dan institusi Bretton Woods tersebut memainkan peran sentral

dalam menegosiasikan kesepakatan bailout. Baik Larry Summers

dan Timothy Geithner, secara aktif terlibat atas nama Departemen

Keuangan AS pada bailout Korea Selatan pada 1997: [Pada 1997]

“Messrs. Summers dan Geithner bekerja untuk meyakinkan Mr.

Rubin untuk mendukung bantuan finansial kepada Korea Selatan.

Mr Rubin tidak yakin akan tindakan tersebut karena kuatir bahwa

memberikan uang ke suatu negeri yang keadaannya gawat bisa

menjadi suatu proposisi yang merugikan...” (WSJ, 8 November,

2008)

Apa yang terjadi di Korea di bawah anjuran Deputi Menteri

Keuangan Summers cs, tidak ada hubungannya dengan “bantuan

finansial”. Negara tersebut secara harfiah diporak-porandakan.

Menteri Muda Keuangan David Lipton dikirim ke Seoul pada

awal Desember 1997. Dilakukan negosiasi rahasia. Washington

menuntut pemecatan Menteri Keuangan Korea dan penerimaan

tanpa syarat bailout IMF. Menteri Keuangan yang baru, yang

kebetulan adalah mantan pejabat IMF dan Bank Dunia, ditunjuk

dan segera dikirim dari Washington untuk “berkonsultasi” dengan

mantan koleganya di IMF, Deputi Direktur Pengelola Stanley

Fischer.

“Anggota legislatif Korea telah berkumpul dalam rapat

darurat pada 23 Desember. Keputusan akhir terkait perjanjian

sebesar 57 miliar dolar diberikan sehari setelahnya, pada malam

Natal 24 Desember, usai jam bisnis di New York. Pengusaha

finansial top dari Chase Manhattan, Bank America, Citicorp dan

107siapakah arsitek keruntuhan ekonomi

Page 110: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

J.P. Morgan telah dipanggil untuk melakukan pertemuan dengan

Bank Sentral AS di New York. Juga pada acara malam Natal, hadir

perwakilan dari “lima besar” bank dagang New York termasuk

Goldman Sachs, Lehman Brothers, Morgan Stanley dan Salomon

Smith Barney. Dan pada tengah malam Natal, setelah mendapat

lampu hijau dari bank, IMF diperbolehkan “mengucurkan 10

miliar dolar ke Seoul untuk menghadang bencana longsor utang

jangka-pendek yang jatuh tempo.”

Kas Bank Sentral Korea telah dijarah. Kreditor dan

spekulator sudah tidak sabar menanti perolehan jarahannya.

Institusi yang sebelumnya menspekulasikan kejatuhan won

Korea kini menyedot uang bailout IMF. Ini adalah penipuan.”

(Lihat Michel Chossudovsky, The Recolonization of Korea,

yang kemudian diterbitkan menjadi sebuah bab dalam The

Globalization of Poverty and the New World Order, Global

Research, Montreal, 2003) “Pengobatan ekonomi yang keras”

adalah resep Konsensus Washington. “Penderitaan jangka pendek

untuk keuntungan jangka panjang” adalah motto Bank Dunia pada

masa Lawrence Summers menjabat sebagai Ketua Pakar Ekonomi

di Bank Dunia. (Lihat IMF, Bank Dunia, Reforms Leave Poor

Behind, Bank Economist Finds, Bloomberg, November 7, 2000)

Apa yang sedang kita hadapi adalah seluruh “jaringan

anak-anak lama” yang terdiri dari pejabat dan penasihat di

Departemen Keuangan, Bank Sentral AS, IMF, Bank Dunia, think

tank di Washington, yang secara permanen bekerjasama dengan

pengusaha finansial terdepan di Wall Street. Siapa pun yang

dipilih oleh tim transisi Obama adalah pengikut dari Konsensus

Washington

FSMA 1999

Apa yang terjadi pada Oktober 1999 adalah krusial. Pada

awal negosiasi panjang di balik pintu tertutup, dalam ruang-ruang

rapat di Wall Street, di mana Larry Summers memegang peranan

sentral, kekangan regulasi terhadap konglomerat perbankan yang

berkuasa di Wall Street dicabut dengan “sebuah goresan pena”.

Larry Summers bekerja sama erat dengan Senator Phil

Gramm (1985-2002), kepala Komite Perbankan Senat, yang

108 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 111: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

merupakan arsitek perundangan dari FSMA

Gramm-Leach-Bliley, menandatangani dokumen

tersebut menjadi Undang-Undang pada 12 No-

vember 1999. Untuk teks lengkapnya lihat

Kongres AS: Pub.L. 106-102. Sebagai Se-

nator dari Texas, Phil Gramm memiliki

koneksi erat dengan Enron.

Pada Desember 2000, pada akhir

mandat Clinton, Gramm memperkenal-

kan dokumen perundangan kedua, yang

disebut Akta Modernisasi Kontrak

Berjangka Komoditas Gramm-Lugar,

yang melapangkan jalan bagi pem-

bantaian spekulatif dalam komoditas

utama terutama minyak dan bahan

pangan pokok.

“Akta tersebut, jelasnya, akan

menjamin bahwa baik SEC maupun Ko-

misi Perdagangan Kontrak Berjangka Ko-

moditas (CFTC) tidak akan mengurusi re-

gulasi produk-produk finansial gaya baru yang

disebut swaps - dan dengan demikian “me-

lindungi institusi finansial dari regulasi ber-lebih”

dan “memosisikan industri layanan finansial kita sebagai

pemimpin di dunia memasuki abad baru.” (Lihat David

Corn, Foreclosure Phil, Mother Jones, Juli Agustus 2008)

Phil Gramm adalah pilihan pertama McCain untuk

posisi Menteri Keuangan. Di bawah peraturan baru FSMA - yang

diratifikasi oleh Senat AS pada Oktober 1999 dan disetujui oleh

Presiden Clinton - bank komersial, firma pialang, hedge fund,

institusi investasi, dana pensiun dan perusahaan asuransi dapat

dengan bebas berinvestasi dalam bisnis miliknya masing-masing

maupun mengintegrasikan operasi finansial mereka.

Terciptalah sebuah “supermarket finansial global”,

yang membuka panggung bagi konsentrasi kekuasaan finansial

secara masif. Salah satu tokoh utama di bawah proyek ini adalah

Menteri Keuangan Larry Summers, bekerja sama dengan David

109siapakah arsitek keruntuhan ekonomi

Page 112: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Rockefeller. Summers menggambarkan FSMA sebagai “fondasi

legislatif terhadap sistem finansial abad ke-21”. Fondasi legislatif

tersebut adalah salah satu penyebab keruntuhan finansial 2008.

Pelucutan Finansial

Tidak akan ada solusi yang berarti untuk krisis ini, kecuali

terjadi reformasi besar dalam arsitektur finansial, secara tak

langsung berarti, antara lain, membekukan perdagangan spekulatif

dan “pelucutan pasar finansial”. Proyek melucuti pasar finansial

pertama kali diusulkan oleh John Maynard Keynes pada tahun 1940-

an sebagai alat untuk membangun sistem moneter internasional

yang multipolar. (Lihat J.M Keynes, Activities 1940-1944, Shaping

the Post-War World: The Clearing Union The Collected Writings

of John Maynard Keynes, Royal Economic Society, Macmillan

and Cambridge University Press, Vol XXC, London 1980, hlm 57).

Main Street versus Wall Street

Manakah “orang-orang Main Street” yang ditunjuk

Obama? Dengan kata lain orang-orang yang merespon terhadap

kepentingan rakyat di penjuru Amerika. Tidak ada pimpinan

buruh ataupun komunitas dalam daftar posisi kunci Obama.

Sang presiden terpilih menunjuk para arsitek deregulasi

finansial. Reformasi finansial yang berarti tak dapat diadopsi oleh

pejabat yang ditunjuk oleh Wall Street dan yang bertindak atas

nama Wall Street. Mereka yang menyebabkan kebakaran sistem

finansial pada 1999 telah dipanggil kembali untuk memadamkan

api.

“Solusi” yang diusulkan terhadap krisis di bawah bailout

adalah penyebab keruntuhan ekonomi lebih jauh. Tidak ada

solusi kebijakan yang terlihat. Konglomerat perbankanlah yang

memegang kendali. Mereka menentukan komposisi kabinet Obama.

Mereka juga menentukan agenda KTT Keuangan Washington (15

November 2008) yang dipersiapkan untuk membuka lahan bagi

pembangunan “arsitektur finansial global” yang baru.

Cetak biru Wall Street telah lebih dulu didiskusikan

di balik pintu tertutup: agenda tersembunyinya adalah

membangun sistem moneter internasional yang unipolar,

110 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 113: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

didominasi oleh kekuasaan finansial AS, yang kemudian

akan dilindungi dan diamankan oleh superioritas militer AS.

Neoliberalisme dengan “Wajah Manusiawi”

Tidak terdapat indikasi bahwa Obama akan

memutus hubungan dengan para sponsor Wall Street-nya,

yang sebagian besar mendanai kampanye pemilihannya.

Goldman Sachs, J. P. Morgan Chase, Citigroup, Bill Gates dari

Microsoft merupakan kontributor kampanyenya yang utama.

Warren Buffett, salah satu orang terkaya di dunia, tidak hanya

mendukung kampanye pemilu Barack Obama, ia juga anggota

tim transisinya, yang memainkan peran kunci dalam menentukan

komposisi kabinet Obama.

Kecuali terjadi perubahan drastis dalam sistem

penunjukan politik atau posisi kunci, sangat kecil kemungkinan

bahwa agenda ekonomi alternatif Obama akan diarahkan untuk

memberantas kemiskinan dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Yang kita saksikan adalah kesinambungan.

Obama memberikan “wajah manusiawi” kepada status

quo. Wajah manusiawi ini berfungsi mengelabui rakyat Amerika

tentang sifat proses ekonomi dan politik yang ada. Substansi dari

reformasi ini termasuk bailout bagi institusi finansial terbesar di

Amerika pada akhirnya akan menghancurkan ekonomi riil, sambil

melempar seluruh area ekonomi manufaktur dan jasa ke dalam

kebangkrutan.

Diterbitkan pada 9 November 2008 oleh globalresearch.ca Diterjemahkan oleh NEFOS.org

---------------------------

a Oleh: Michel Chossudovsky. Sumber : www.nefos.orgb dari:http://www.globalpolicy.org/socecon/envronmt/summers.htm

111siapakah arsitek keruntuhan ekonomi

Page 114: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

B E R A K H I R N Y A P E M B A N G U N A N Y A N G B E R K E A D I L A N

Liem Mei Ming

Forum Diskusi Warga Peduli

“Potret Kasus Penggusuran Pasar Tradisional Cimahi

dan Keterlibatan Bank Dunia”

Page 115: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Sudah berdekade Pasar Antri berdiri di simpang kecamatan Cimahi

Tengah, tumbuh sebagai pusat perbelanjaan tradisional terbesar bagi

masyarakat Priangan di Kabupaten Bandung. Saking lamanya hingga tidak

ada yang tau pasti sejarah berdirinya. Nama Antri konon diberikan karena

memang semula tanah tegalan ribuan meter persegi itu adalah tempat tentara

mengantre ransum di zaman perang kemerdekaan. Pasar tersebut memang

terletak di lingkungan Makodim 0609 Kabupaten Bandung dan sejumlah

pusat pendidikan militer seperti Pusdikjas, Pusdikarmed, Pusdikhub dan

sebagainya.

Walaupun menjadi mercusuar ‘hanya’ bagi kampung-kampung

sekitar Kota Bandung sebagai pusat urban, tapi omzet para pedagang di sana

cukup mengagumkan. Sebut saja Pak Rusmana, seorang (bandar) penjual

sayur-mayur, dalam sehari bisa menghasilkan 4 juta rupiah. Bu Linar,

penjual kain bisa menghasilkan 20 juta rupiah.a Sebagian besar pedagang,

saat digusur, sudah tiga generasi berjualan sehingga biaya penggunaan kios

pun hampir tidak ada, karena kiosnya hak milik. Hasil yang cukup besar

yang diperoleh dari berdagang berbagai komoditas pertanian, perkebunan

dan hasil industri rumah tangga (home industry).

Di Pasar Antri orang dapat berbelanja sebagian besar kebutuhan

sehari-hari. Mulai dari kebutuhan rumah tangga seperti dapur, kamar mandi,

rempah-rempah baik untuk masakan maupun sesajen kepercayaan, ikan

hias hingga ikan untuk konsumsi, peralatan sekolah hingga perlengkapan

tentara, pakaian olahraga hingga audio. Luasnya lini barang yang dijual di

lebih dari 2.000 kios ini bertambah secara alami, karena lokasi 1,7 ha pasar

yang strategis di lintas jalur transportasi antarteritorial dan geografis antara

puluhan kecamatan di Kab. Bandung.

Petani sebagai produsen berbagai komoditas pertanian khususnya

dari Kawasan Bandung Utara (KBU) seperti Kecamatan Lembang, Cisarua

Kini kios-kios dan bangunan toko tradisional, warung rakyat, lapak-lapak PKL, telah berganti menjadi bangunan-bangunan megah, mal-mal yang berdiri dengan angkuhnya, di dalamnya kosong- melompong, tanpa udara kesejahteraan ataupun angin perekonomian, hanya dinding-dinding mati yang angker dihiasi kesombongan penguasa negeri.

113berakhirnya pembangunan yang berkeadi lan

regi

ona

l

Page 116: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

dan Parongpong sangat diuntungkan oleh keberadaan Pasar Antri. Angkutan

pedesaan yang sejalur ke Pasar Antri menjadi salah satu fasilitas untuk para

produsen mendistribusikan sayuran ke pasar ini. Bahkan tidak jarang bapak-

bapak tua yang menanggung tanggulan sayur di bahunya dan berjalan kaki

menyusuri jalanan dari Kawasan Bandung Utara (KBU) ke wilayah Cimahi,

baik untuk berjualan langsung ke konsumen ataupun untuk mendistribusikan

ke para pedagang di pasar. Ongkos yang relatif murah menjadikan aktivitas

perdagangan bergulir secara sederhana dan cukup sempurna.

Penghidupan ekonomi yang ramah lingkungan dan mengintegrasikan

kultur sosial di Pasar Antri menjadi muara dari kehidupan urban yang

berpusat di alun-alun, disambungkan dengan Jalan Gandawijaya yang

terbentang sepanjang 600 m di bagian utara Pasar Antri. Tingginya kegiatan

perdagangan kebutuhan pokok di Pasar Antri, mendongkrak perekonomian

di sekitarnya, meramaikan kegiatan jual-beli di pertokoan Cina sepanjang

Jalan Gandawijaya dan kegiatan ekonomi barang dan jasa bertumbuh di

alun-alun.

114

Produk Domestik Regional Bruto Kota Cimahi Tahun 2006Berdasarkan Harga Konstan

No. Sektor Nilai Prosentase

1 Pertanian 8,781.88 0.17%

2 Industri Pengolahan 3,323,834.45 64.50%

3 Listrik Gas dan Air Bersih 199,305.66 3.87%

4 Bangunan dan Konstruksi 330,560.17 6.41%

5 Perdagangan Hotel dan Restoran 1,011,939.02 19.64%

6 Pengangkutan dan Komunikasi 83,165.19 1.61%

7 Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 97,758.44 1.90%

8 Jasa-jasa 97,758.44 1.90%

Jumlah 5,153,103.25 1.00

Sumber : Pemkot Cimahi Dalam Angka, tahun 2007

Seperti pepatah “ada gula ada semut”, perputaran uang di Pasar

Antri menarik lebih banyak lagi pedagang membuka jongko/emper/roda

yang berangsur-angsur menjamur sepanjang Jalan Gandawijaya, terutama

setelah Kewedanan pada 1970-an yang merelokasi kelompok Pasar Mambo

ke Jalan Gandawijaya. Salah satu aset kerakyatan ini sempat memperoleh

GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 117: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

juara kedua, setelah Kecamatan Ciwidey, dalam perlombaan Pasar Mambo

se-Jawa Barat masa itu.b Kekayaan ekonomi ini berbasis integrasi sosial

ekonomi simbiosis-mutualisme antarkecamatan se-Kabupaten Bandung

dan berpusat di Pasar Antri.

Kini mercusuar ekonomi Priangan itu telah runtuh digusur,

meninggalkan lagenda kehidupan ekonomi yang nyaris sempurna,

yang terbangun dari basis ekonomi masyarakat lokal, berkembang

mengintegrasikan segenap kekuatan produksi, distribusi dan konsumsi

dalam persaingan yang sehat di antara kekuatan ekonomi yang seimbang.

Anomali Otonomi Daerah

Pemerintahan baru yang terbentuk pasca-reformasi rupanya tidak

memahami kultur sosial ekonomi yang bukan hanya merupakan aset

masyarakat, tapi juga aset pemerintahan. Keberadaan pasar tradisional

sesungguhnya memiliki kemampuan menyerap ribuan tenaga kerja dan

wiraswasta, juga memberikan pajak dan retribusi yang berkelanjutan.

Obsesi penguasa menciptakan kota yang eksklusif dan megah

membuat Pemkot Cimahi menggalakkan megaproyek untuk menunjukkan

prestasi di mata “orang luar”, baik yang menggunakan Anggaran Penerimaan

dan Belanja Daerah (APBD), anggaran pemerintah pusat, anggaran yang

bersumber dari utang dan proyek investasi swasta, tanpa memedulikan

kemungkinan dampak dan konsekuensinya yang berujung pada kegagalan

“pembangunan” ekonomi itu sendiri dan beban ekonomi yang akan

ditanggung oleh masyarakat.

Tanpa kajian ekonomi yang memadai, dengan terlalu mudah

menyimpulkan prioritas pembangunan, dibangunlah gedung pemerintahan

megah, pusat perbelanjaan mewah, perumahan elite. Alih-alih meningkatkan

kesejahteraan masyarakat lokal, praktik pembangunan otonomi tanpa

memedulikan realitas ekonomi sosial menetaskan kemiskinan dan hilangnya

nafkah mayoritas masyarakat yang bermata pencaharian pedagang

tradisional secara turun-temurun. Bahkan anggaran negara dihamburkan

untuk memuaskan obsesi penguasa. Meskipun tampak jelas bahwa rakyat

tengah mengalami kesulitan ekonomi akibat krisis berkepanjangan dan

membutuhkan dukungan pemerintah untuk menghidupkan kembali

ekonomi masyarakat yang tengah lesu akibat krisis.

Obsesi penguasa daerah semacam itu, sangat gamblang terpotret

dalam proyek perdana pembangunan Kawasan Pusat Perdagangan Pasar

115berakhirnya pembangunan yang berkeadi lan

Page 118: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Antri (KP3A). Proyek yang konon untuk meningkatkan sarana perdagangan

perkotaan terdiri dari pasar tradisional, ruko, gedung perparkiran, dan taman

kota,c malah merusak penghidupan ribuan pedagang, dengan merampas

lahan hidup ribuan keluarga pribumi dengan memaksakan berdirinya

bangunan Cimahi Mal dan Pasar Antri Baru (PAB).

Cimahi Mal disebut simbol berdirinya Kota Cimahi. “Untuk jadi

kota, harus ada mal,” demikian propaganda yang dihembuskan penguasa

dalam rangka mendapatkan legitimasi untuk mengusir rakyat dari wilayah

penghidupan mereka di Pasar Antri. Sehingga seperti angin badai yang

tak disangkakan sebelumnya, pemkot bersama jajaran penguasa lainnya

mengultimatum pedagang Pasar Antri yang telah berjualan tiga turunan

untuk menyingkir dari pusat kegiatan ekonomi rakyat.

“Kota Cimahi membutuhkan sarana perdagangan yang memadai”

demikian bunyi salah satu kalimat dalam MoU Dirut PT Bumi Kencana

Indah (BKI) dan walikota Cimahi, kedua sobat yang menjadi relasi dalam

pembangunan berbagai proyek ekonomi sejak dekade sebelumnya di

administrasi Kota Bogor. MoU tersebut hanya berlandaskan pada keputusan

DPRD. Itupun ditetapkan tanpa melewati proses sidang paripurna,

sehingga hanya jajaran pimpinan yang mengetahui hal ini.d Namun, di balik

kamuflase pembangunan sarana perdagangan untuk menunjang kehidupan

kota yang bersih, asri, nyaman, tertib, indah, dan sederet kata bagus-bagus,

tersembunyi niat penguasa untuk meraup keuntungan dari proyek bisnisnya

dengan pengusaha.

Telah menjadi rahasia umum proyek-proyek besar yang dibiayai

dengan APBD, APBN atau anggaran lainnya yang bersumber dari utang

luar negeri atau investasi swasta murni, adalah sumber uang para penguasa.

Proyek-proyek menghasilkan fee bagi para penguasa dan keuntungan besar

bagi para pengusaha yang menjadi koleganya. Sehingga tidak jarang segala

daya upaya dilakukan oleh penguasa untuk menyukseskan proyek semacam

itu, meskipun harus menggunakan cara-cara paksa seperti penggusuran dan

pengusiran paksa rakyat dari wilayah kelola mereka. Alih-alih membangun

ekonomi, malah menghancurkan sendi penghidupan ekonomi yang sudah

menjadi kekayaan sejarah.

Proyek Penggusuran Usaha Kecil

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, proyek pembangunan Cimahi

Mal satu paket dengan pembangunan Pasar Antri Baru (PAB). Berbeda

116 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 119: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

dengan pembangunan Cimahi Mal yang dihajatkan bagi para pedagang

besar kelas atas, suatu “pusat perbelanjaan termodern dan termegah se-Asia

Tenggara”,e pembangunan PAB diniatkan sebagai alternatif tempat bagi

para pedagang yang sebelumnya berjualan di Pasar Antri.

Mengapa lokasi Pasar Antri dijadikan mal dan mengapa para

pedagang direlokasi ke PAB. Alasannya sederhana, lokasi Pasar Antri sangat

strategis, mudah dijangkau dan terletak di jantung Kota Cimahi dan menjadi

pusat dari lalu-lintas kendaraan di wilayah tersebut. Lokasi yang sangat

strategis tersebut menjadi incaran para pengusaha besar untuk meraup

keuntungan dari masyarakat. Mengapa para pedagang di Pasar Antri sampai

harus digusur dulu baru bisa mengantre untuk menyewa PAB? Alasannya

juga jelas, lokasi yang baru kurang strategis sehingga akan kurang diminati

oleh masyarakat. Dengan demikian posisi pengusaha besar tidak tersaingi

oleh pedagang-pedagang kecil. Inilah sifat dasar penguasa Indonesia dewasa

ini, mereka lebih memilih bekerja sama dengan para pemodal besar, dan

lebih rela mengorbankan ekonomi rakyatnya. Gejala semacam ini telah

menjadi gejala yang menasional.

Demikian pula dengan penguasa Kota Cimahi, pertimbangan

ekonomi masyarakat merupakan hal yang tidak prioritas. Yang terpenting

adalah bagaimana megaproyek segera dilakanakan, karena akan memberi

keuntungan bagi penguasa dan pelaksana proyek. Diawali dengan uang

jaminan dari PT Bumi Kencana Indah (PT BKI)f sebesar 20 miliarg sebagai

bukti kesanggupan, pembayaran SGU atas lapangan Sriwijaya yang

dibayarkan PT BKI kepada Primkopad III Zidam Siliwangi sebesar 300 juta

rupiah ditambah 5% inflasi per tahun hingga 25 tahun, sebelum akhirnya

bangunan PAB (PAB) dikembalikan kepada pihak Primkopad secara Built-

Operate-Transfer (BOT).h Konon, uang penghasilan sewa 2 tahun pertama

cukup untuk membeli tanah TNI-AD yang baru di wilayah Kec. Ngamprah.

Harapan akan keuntungan yang besar yang diperoleh pemangku

kekuasaan ini menyebabkan berbagai upaya dilakukan untuk mengambil

alih lahan Pasar Antri yang ditempati oleh masyarakat. Tangan besi penguasa

menggempur para pedagang yang hendak mempertahankan hak hidup

yang sudah diwarisinya tiga generasi, memaksa agar pedagang mengikuti

kemauan Pemkot, pindah ke lokasi baru. Sementara di lokasi PAB, para

pedagang harus membayar 26-60 juta rupiah per kios. Bagai orang dipaksa

keluar dari rumah orang tuanya, dengan disuruh menyewa di apartemen,

karena rumahnya akan dijadikan hotel agar ada hotel di kotanya.

117berakhirnya pembangunan yang berkeadi lan

Page 120: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Pembangunan KP3A tanpa ada pertemuan dan musyawarah dengan

elemen masyarakat. Penguasa Cimahi berdasarkan Surat Perintah Pangdam

III Siliwangi Mayjen Ridwan Sulandjana tertanggal 7 Juni 2003, menggunakan

segala kekuatan jaringan pengamanan dan keuangan daerah untuk sesegera

mungkin mewujudkan KP3A. Pada bulan Agustus 2003 terwujudlah PAB

yang disediakan sebagai lokasi ‘relokasi’ paksa bagi pedagang Pasar Antri,

sementara Cimahi Mal yang diproklamasikan peresmiannya tepat 7 hari

setelah pengumuman kemenangan walikota dalam Pilkada 8 September

2007.

Skandal Pengambilalihan Tanah TNI

Proyek pembangunan Mal sudah hampir dibatalkan. Status

kepemilikan tanah ternyata bermasalah. MoU antara Suryadi Baruna selaku

pengembang kawasan dengan Walikota Cimahi Itoc Tochija yang mewakili

pemkot selaku pemilik tanah tidak memadai secara hukum, karena kemudian

pihak Mabes TNI-AD membuktikan secara sah bahwa tanah satu hektar

lokasi rencana mal tersebut berdiri adalah sebagian besar milik TNI-AD.i

Memang dari semula, tidak ada pihak BPN ataupun kelurahan

Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah yang sanggup menunjukkan bukti

secara terbuka bahwa tanah tersebut adalah milik Pemerintah Kota Cimahi.

Malahan otoritas penggusuran pun adalah surat keputusan walikota,

sementara aset kios pasar sesungguhnya masih merupakan milik Pemkab

Bandung.

Berlarut-larutnya penyelesaian masalah status tanah memicu

kebangkrutan PT BKI, menyebabkan turunnya animo para pengusaha barang

konsumsi (seperti KFC, Pizza Hut, dan pengusaha lainnya di Bandung,

Bogor dan Jakarta) untuk menyewa di Cimahi Mal. Padahal uang muka

sewa tersebut diandalkan untuk memodali konstruksi awal PAB. Lagipula,

kapasitas ekonomi tradisional pasar konsumsi di Cimahi memang ternyata

terlalu rendah untuk kapasitas sewa pasar komersial yang ditargetkan PT

BKI secara ambisius.

Agak kurang jelas mengapa PT. BKI tiba-tiba bangkrut, apakah

PT BKI menjaminkan aset tanah tersebut kepada bank sebagai sumber

pembiayaan, atau para investor yang diandalkan menanamkan modal Rp

324 miliar mundur teratur akibat konflik internal perusahaan dan sengketa

tanah militer yang berkepanjangan?. Yang pasti, dalam beberapa bulan

setelah pemaksaan penggusuran Pasar Antri, bukannya berdiri Cimahi Mal

118 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 121: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

seperti yang dijanjikan jadi pada tahun baru 2005, malahan PTBKI terbelit

utang konstruksi ke PT TMC suatu perusahaan yang tergabung dalam Tata

Group. Sebagai kontraktor, PT TMC pada tahun 2006, akhirnya berhasil

dibujuk pemkot dengan iming-iming prospek modernisasi Kota Cimahi,

dan mengambil alih kepemilikan saham PT BKI sebagai pembayaran utang

konstruksi PT BKI.

Alhasil, proyek KP3A tidak sebagaimana yang direncanakan.

Suryadi Baruna didukung komitmen walikota untuk membangun simbol

pembangunan ekonomi kota, akhirnya memfokuskan diri pada pembangunan

Cimahi Mal. Pembangunan mal terkesan dipaksakan untuk menutup malu

Pemkot Cimahi, karena sesungguhnya proyek penggusuran sekitar 2.000-an

kios milik masyarakat boleh dikatakan telah gagal.

Megaproyek yang Gagal

Demi mewujudkan mimpi Walikota, akhirnya Cimahi Mal

dipaksakan resmi tepat seminggu setelah dikukuhkannya H. Itoc Tochija

sebagai walikota kembali dalam Pilkada Cimahi 8 September 2007. Terkesan

jelas dipaksakan, karena tembok-tembok di keliling luarnya masih dalam

pembangunan.

Bahkan saat ini, dari lima lantai yang dibangun hanya dua lantai

terbawah yang terisi. Dua lantai (lantai 2-3) praktis kosong. Meskipun pihak

pemkot mengobral blok-blok mal dengan sewa Rp 1,5 juta/bulan tetap tidak

berhasil menarik minat para pedagang. Karena terus-menerus dibujuk-

bujuk agen-agen pemasaran PT BKI beserta penyuluhan aparat pemkot

untuk perlunya modernisasi, ada dari para pedagang elektronik khususnya

handphone dan accesories-nya, yang sudah berpusat di alun-alun mencoba

menyewa tetapi hanya bertahan satu bulan karena sepi pembeli dan

merugi.

Padahal saat dipromosikan pada 2004, harga kios Rp 30 jutaan

per meter persegi untuk 25 tahun, namun saat ini dipasarkan dengan tarif

tak menentu berdasarkan kemampuan dan kemauan tenant, ada yang Rp

300.000 per meter persegi per tahun, ada yang Rp 20.000 per hari, ada yang

Rp 3 juta per bulan dan sebagainya. PT TMC sebagai manajemen akhirnya

menurunkan target tenant dan memberi kesempatan kepada pengusaha

yang mau untuk coba-coba dalam jangka pendek. Konsep lini produk pun

berubah drastis, akibat sudah batalnya banyak tenant yang semula sudah

membayar uang muka atau setidaknya mempertimbangkan niat menyewa

119berakhirnya pembangunan yang berkeadi lan

Page 122: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

di mal, seperti Texas Fried Chicken, Yogya Department Store dan Pizza

Hut. Walaupun agak sulit menarik kembali uang muka, akhirnya Pizza Hut

dan Yogya Department Store pun memahami persoalan ekonomi di Cimahi

dan mereka kini membuka gerai usahanya di Jalan Raya Barat, jalan arteri

negara yang memang ramai dilalui massa, dan bukannya di Cimahi Mal.

Cimahi Mal sendiri hanya merupakan kamuflase proyek

pembangunan ekonomi, yang tidak lebih dari tindakan politis memaksakan

rampungnya MoU antara walikota Cimahi dan dirut PT BKI. Kios-kios pun

terisi tanpa prospek yang jelas, kecuali Giant Supermarket. Proyek Cimahi

Mal yang dijanjikan walikota akan menyerap 6.000 tenaga kerja, ternyata

hanya menyerap beberapa orang pemuda dari FKPPI, ormas lokal seperti

GMPC dan bapak-bapak RW setempat sebatas jadi satpam. Itupun disertai

pemotongan gaji Rp 500.000 dari Rp 1.250.000 untuk setoran pengembang.

Geliat kegiatan perbelanjaan modern pun jauh sebatas impian pemkot,

karena yang menyewa kios kini pun hanyalah spekulator atau pedagang

pemula. Karena tarif sewa yang dikenakan manajemen BKI sebatas asal ada

dan jauh dari tarif yang sebenarnya.

Demikian halnya dengan PAB, proyek bisnis komersial antara

walikota dan pengusaha gagal secara menyedihkan. Akibatnya target

pendapatan sewa tidak terealisasi. Keadaan ini otomatis menyusutkan juga

setoran-setoran kepada para birokrat. Akhirnya untuk mengejar setoran

sewa, manajemen mengobral setiap jengkal lantai di PAB, baik itu di lahan

sempit dan belokan koridor, celah lahan di terminal, lapang parkir, kolong

tangga, sisi selokan, kepada para PKL. Walaupun berusaha memaksakan

slogan ‘cybercity yang cantik, modern, toh akhirnya sumber penghasilan

penguasa Cimahi akhirnya kembali pada PKL juga.

Tidak seperti yang dipresentasikan pihak PT BKI di hadapan

Muspika, kini wujud PAB lebih kumuh, bahkan lebih bau daripada Pasar

Antri legendaris. Jika demikian, apa bedanya PAB dengan pasar objek

gusuran; semrawut, kumuh, becek, tak teratur, tidak nyaman, tidak bersih,

bau, dan sederet alasan birokratif? Lantas, kenapa PAB tidak digusur-

gusur pula? Kegagalan membangun KP3A tidak diakui. Pemerintah kota

cenderung mengubur hancurnya sendi perekonomian Cimahi karena

penggusuran Pasar Antri, PKL Gandawijaya, perubahan arus jalan negara

Raya Barat Cimahi-Gandawijaya, dan pemasangan median di alun-alun

telah menghabiskan lahan nafkah ribuan keluarga dan mematikan akar

pertumbuhan ekonomi perkotaan. Sebelumnya pemerintah mengasumsikan

120 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 123: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

bahwa pusat perbelanjaan modern seperti mal akan lebih mewakili kemajuan

suatu kota, mungkin peradaban masyarakat yang bermartabat dan tampak

tinggi derajatnya di hadapan para investor untuk mengumpan masuknya

permodalan berikutnya.

Kegagalan total proyek adalah karena motivasi yang salah, dan

pangkal dari niat untuk menghalau segala demokrasi, logika ekonomi dan

analisa sosial ekonomi lingkungan yang obyektif dalam manajemen suatu

pasar rakyat. Tata kelola pasar yang diadopsi dari pengusaha emas dan

perkapalan yang merupakan profesi manajer dan direksi PT BKI, tidak

relevan dengan pengelolaan pasar tradisional ala Cimahi.

Keledai itu bernama Bank Dunia

Tanpa niat untuk mengenali faktor kebangkrutan proyek perdananya

di PasarAntri, pemkot terus melaju dengan proyek Pasar Atas Baru (PAsB).

Kali ini memanfaatkan dana yang bersumber dari Bank Dunia (BANK

DUNIA). Semula Bank Dunia pun tidak bisa memutuskan apakah proyek ini

memang diperlukan atau tidak, sehingga selama 2002-2008 dilakukan studi

kelayakan, proposal, berulang kali re-konsep baik dalam rancang bangun,

peruntukan, kelas, lini produk dll, terkait rencana PAsB.j

Bank Dunia menyalurkan dana Rp 14,086 miliar dalam bentuk

USDRP (Urban Sector Development Reform Program) berdasarkan

study kelayakan pada maret 2005. USDRP merupakan program pinjaman

lunak dari Bank Dunia atas nama pembangunan perkotaan mandiri yang

diluncurkan di Bali (Januari 2003). Proses studi kelayakan menggunakan

dana pendamping yang harus disediakan Pemerintah setempat.

Seperti juga proyek-proyek pinjaman Bank Dunia lainnya, pemkot

diwajibkan menyediakan dana pendamping yang diambil dari DAU

APBD Cimahi sebesar 10 % dari nilai proyek. Pemerintah Kota Cimahi

pun mengeluarkan sedikitnya Rp 1,41 miliar. Dana yang cukup besar dan

sesungguhnya membebani anggaran daerah, digunakan untuk mengongkosi

tim survei dan persetujuan USDRP yang terdiri dari konsorsium utusan Bank

Dunia, Depkeu, Depdagri, Bappenas dan Departemen PU, serta tentunya

anggota kedinasan pemkot Cimahi.

Setelah melalui proses pengkajian dan evaluasi dengan bantuan

PT Project Concern Indonesia (PT PCI) sebagai konsultan yang ditunjuk

Bank Dunia, akhirnya yang disetujui oleh tim USDRP adalah proyek yang

bisa menghasilkan pendapatan ekonomi, atau cost recovery, PAsB. Melalui

121berakhirnya pembangunan yang berkeadi lan

Page 124: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

kegiatan operasional pasar modern tersebut, diharapkan uang sewa kios,

parkir kendaraan bermotor, pungutan toilet, bisa menyumbang PAD untuk

pemkot Cimahi mengembalikan dana pinjaman kepada Bank Dunia.

Dimulailah proses pembuatan rancangan proyek, pengajuan proposal,

pembentukan panitia yang merupakan kolaborasi antara Departemen

Keuangan, Depkimpraswil, Bappenas dan Departemen Pekerjaan Umum se-

bagai Project Monitoring Unit (PMU) atas tim USDRP di pemerintahan Kota

Cimahi yang meliputi unsur berbagai eselon dan kedinasan seperti Asisten

Perekonomian, Dinas Lingkungan Hidup (LH), Tatakota, Disperekop di

bawah koordinasi institusi Bappeda Cimahi.

PT PCI sebagai konsultan yang ditunjuk oleh Bank Dunia sendiri

(keterangan Pemkot, 2006) dan juga yang diajukan oleh Pemkot Cimahi

(Versi Bank Dunia, 2008). Tim dari PT PCI melakukan survei lapangan

ke PKL Gandawijaya (2003). Survei dilakukan terhadap sekitar 780 unit

terdaftar di Kaliber (Kaki Lima Bersama), suatu organisasi PKL setempat.k

Proyek PAsB diharapkan akan menampung PKL Gandawijaya

yang menurut rekomendasi dari Depkimpraswil merupakan masalah

utama kota Cimahi yang membuat kumuh dan macet Jalan Gandawijaya,

mencemari penilaian kesuksesan pembangunan Kota Cimahi. Rekomendasi

Depkimpraswil sebagai salah satu lembaga berwenang dalam penilaian

kinerja pembangunan kota, memperkuat niat pemkot untuk menggusur

122 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 125: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

PKL Gandawijaya. Niat membersihkan kota dari citra kumuh, sesak, macet

dan semrawut dibungkus proposal dana dari Bank Dunia.

Tim USDRP bekerja keras untuk mencari dan merumuskan landasan

legitimasi bagi terwujudnya proyek PAsB. Hasilnya, sebuah studi kelayakan

yang menyimpulkan bahwa pembangunan Pasar Modern Atas Baru layak

secara ekonomis, feasible, bankable, partisipatif dan menguntungkan. Praktis

seluruh indikator penilaian yang dibutuhkan dalam rangka membangun

PAsB dapat dipenuhi.

Anehnya, walaupun katanya dilakukan survei lapangan dan studi

profesional yang dilakukan secara independen (masing-masing versi), tapi

selama 6 tahun masa inkubasi proyek USDRP tersebut, pihak tim USDRP

sama sekali tidak mengetahui adanya kegagalan struktural dari proyek

perdana pemkot Cimahi yaitu Pasar Antri.

Bank Dunia tidak sedikitpun menengok kepada kondisi terkini

dari masyarakat yang dimiskinkan oleh rekayasa proyek cybercity-nya

ala Pemkot. Padahal, konon kata ‘reform’ pada istilah USDRP bermakna

reformasi tatapemerintahan dasar yang mencakup transparansi dan

partisipasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pengelolaan keuangan

daerah dan pengadaan barang dan jasa.l

Tragedi ekonomi Cimahi sepertinya akan berulang, proyek Bank

Dunia PAsB hanya berjarak 1 kilometer dari Pasar Antri, terindikasi

mismanajemen, tidak transparan dan tidak melibatkan partisipasi public.

Proyek ini tidak lain akan menjadi proyek perampasan lahan pelayanan

publik oleh bisnis komersial kapitalis swasta. Fakta kegagalan proyek PAB

dilewatkan begitu saja oleh tim USDRP yang menyetujui proposal pemkot

Cimahi yang dimotori BAPPEDA.m

Seperti menjadi trend pengelolaan pasar-pasar modern, nantinya

pembayaran cicilan kios di PAsB akan melibatkan perbankan resmi. Surat izin

kios dijadikan jaminan untuk pedagang memperoleh kredit dan membayar

cicilan kios dengan bank sebagai perantara pengelola pasar. Sehingga kegiatan

usaha para pedagang menjadi lahan kerjasama bisnis antara pengelola dan

perbankan tertentu. Seperti yang terjadi di PAB, keterikatan kepada Bank

Danamon memberatkan para pedagang. Pihak pengelola bisa berkilah pihak

bank tidak memberi kelonggaran walau kondisi pasar tidak memungkinkan

pedagang untuk membayar cicilan sewa sesuai perjanjian.

Padahal fakta di depan mata, kesejahteraan para pedagang semakin

terpuruk setelah menuruti perintah pemkot dan PT BKI untuk berdagang

123berakhirnya pembangunan yang berkeadi lan

Page 126: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

di PAB, belum lagi sebagian besar pedagang tergusur yang sudah 4 tahun

ini hidup dari menumpang dari saudara kerabat hingga menjual rumah dan

semakin miskin.n Sifat kemodernan yang melekat pada proyek USDRP di

Kota Cimahi, sebenarnya mengikuti trend konsumerisme berbagai puluhan

toserba, supermarket, minimarket dan mart lainnya menyerbu pasar

kebutuhan dasar masyarakat Cimahi, yang secara otomatis akan merebut

pangsa pasar (market share) dari pedagang pribumi Cimahi.

USDRP telah mendukung kamuflase pembangunan kota Cimahi

yang aman (dijaga aparat security di pos), indah (oleh menterengnya

konstruksi-konstruksi mewah) dan bersih (dari PKL dan pasar dan orang

miskin yang mati perlahan-lahan). Cara kerja tim USDRP ini melanggar

pilar pembangunannya sendiri, yaitu fokus pada pengentasan kemiskinan,

pengembangan ekonomi lokal dan peningkatan pelayanan umum.o Karena

pihak survei tidak mau peduli kepada hilangnya hak berusaha dari ribuan

pedagang Pasar Antri yang direbut oleh Cimahi Mal, dan tidak mau meneliti

kenapa PAB beroperasi secara merugi sehingga kegagalan PAB tidak terulang

di PAsB.

Suatu kesimpulan studi kelayakan yang sangat aneh. Studi kelayakan

selama betrahun-tahun tim USDRP sama sekali tidak memahami konflik

sosial budaya ekonomi yang terjadi di Cimahi. Bagimana mungkin proyek

ini layak secara ekonomi, padahal tarif PAsB Rp 60 juta per kios sama-sama

komersial. Konsep di Cimahi Mal sudah terbukti tidak laku karena konsep

seperti itu terlalu tinggi untuk ukuran kapasitas sosial ekonomi rakyat Cimah.

Hanya keledai terperosok dua kali ke dalam lubang yang sama…!!!

-----------------------------------

a Wawancara langsung dengan pedagang terkait, Pasar Antri Baru,Cimahi, tahun 2006.b Wawancara langsung dengan tokoh PKL Gandawijaya, Bapak H. Yudha (martabak Adil) di kediamannya Jalan Pojok Tengah, Cimahi, 2007.c Seperti tercantum dalam MoU, antara Suryadi Baruna selaku Direktur Utama PT Bumi Kencana Indah dan walikota Cimahi, H. Itoc Tochija, yang ditandatangani di ruang walikota, gedung Pemerintahan Kota CImahi, Jl. Jati Cihanjuang, Cimahi, tanggal 17 Juli 2003, MoU No. 180/07-perj/2003 dan No. 008/Perj/BKIVII/03.d Keputusan DPRD Cimahi Nomor 08/kep/DPRD/VI/2003 yang meminta kepada Pemkot Cimahi untuk melakukan perjanjian kerjasama dengan PT Bumi Kencana Indah dalam pelaksanaan pembangunan Pasar Antri dan Pasar Inpres Sriwijaya menjadi Kawasan Pusat Perdagangan.e Kesaksian dari wawancara langsung dengan Asep Taryana, BA selaku anggota DPRD kota Cimahi 2002-2004, yang diundang hadir dalam presentasi PT BKI di hadapan Muspika dan pejabat setempat, di Gedung SIliwangi, MAKODiM0609, Cimahi, 2003.f PT BKI adalah badan hukum usaha yang didirikan di Bandung,

124 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 127: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

berkedudukan perumahan Metro Soekarno Hatta tanggal 11 April 2002 di hadapan notaris Ayi Mandar, SH, dengan komisaris utama Supakat Hadrianto. PT BKI mendapat penunjukan langsung untuk pengembangan KP3A atas dasar SK Walikota nomor 600/Kep.94 A-Binprog/2003, tentang Penetapan Lokasi Pengembangan Pasar Antri dan Pasar Inpres Sriwijaya menjadi Kawasan Pusat Perdagangan. Segala perjanjian usaha dan kesepakatan (MoU) dalam rangka proyek KP3A dilakukan oleh Suryadi Baruna selaku direktur utama. Suryadi Baruna sendiri adalah rekanan beberapa proyek yang ditenderkan pemkot Bogor semasa Itoc Tochija menjabat sekdakot Bogor di tahun 1990-an.g Dikutip dari pernyataan Jhony Handjilin Nur, Direktur Umum PT BKI saat itu, yang bertanggung jawab atas pengelolaan Pasar Antri Baru, di Harian Umum Pikiran Rakyat, 11 Februari 2004, “.. Itu sebagai bukti kalau kita tidak main-main dengan proyek ini. Buktinya, kita sudah mempertaruhkan dana sekira Rp 20 miliar untuk pembangunan pasar dan subterminal ini. dalam pengerjaannya pun, kita bekerja sama dengan kontraktor ternama, Tata,” jelasnya.h Seperti yang tercantum dalam MoU antara Ristam sebagai Kepala Primkopad Zidam III Siliwangi dan Suryadi Baruna selaku Direktur Utama PT BKI, kesepakatan Sewa Guna Usaha (SGU), pada tanggal 11 Juni 2003 di Bandung.i Kesepakatan kerjasama (MoU) dibuat atas Surat Perintah Pangdam III Siliwangi saat itu, Mayjen. Ridwan Sulandjana tanpa pemberitahuan kepada Mabes TNI-AD. KSAD saat itu Jenderal Ryamizard Ryacudu mengetahui adanya transaksi Sewa Guna Usaha bagian tanah TNI-AD untuk KP3A itu saat melewati lapangan Sriwijaya dalam perjalanan acara protokoler kemiliteran di Cimahi, dan melihat ada bangunan Pasar Antri Baru di atasnya.j Konon hubungan dengan Bank Dunia dimulai saat Ir. H. Itoc Tochija, MM berkeliling dunia antara lain ke Washington, DC. Selain ke Tokyo, sebagai walikota Cimahi. Kota Cimahi mengajukan beberapa proposal proyek untuk didanai USDRP-World Bank, yaitu sempadan Sungai Cimahi, jembatan flyover Pasirkaliki – Padasuka, dan Pasar Atas Baru.k Keterangan PT. PCI dalam rapat bersama Pemkot Cimahi, Bappeda, PU, Bank Dunia dan perwakilan LSM tanggal 1 Oktober 2006 di ruang rapat Bappeda Lt. 3 Gedung Pemkot Cimahi.l USDRP : Urban Sector Development Reform Project : Mewujudkan Kemandirian Penyelenggaraan Pembangunan Perkotaan, terbitan bersama Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Keuangan, Departemen Dalam Negeri, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bank Dunia, h.4.m Pasar tradisional adalah kekuatan ekonomi lokal di tanah Cimahi yang berkapur sehingga tidak ideal untuk dipotensikan agrobisnis, namun proyek USDRP bukannya membangun malahan menghancurkan ekonomi lokal, mengancam perputaran roda ekonomi rakyat yang sudah berhasil menyejahterakan peradaban Cimahi (Kabupaten Bandung) secara historis dan mengkomersialkan pelayanan umum, yang seperti biasa pada akhirnya membuat publik merasa tidak nyaman, tidak bersahabat dengan lingkungan dan hak warga menjadi terancam.n Sebagian besar penyewa kios PAB yang harganya 20-60 jutaan per unit tersebut adalah pendatang baru, bukan pedagang lama. Misalnya 100-an korban PHK PT.DI (Dirgantara Indonesia), yang momen konflik internalnya bersamaan dengan pembangunan PAB, 2003- 2004-an), urban dari Padang, dan mereka yang baru mau terjun mencoba berdagang di kota yang diiklankan sedang meluncur sebagai kota yang maju. Dan bukannya para pribumi yang sudah digusur tanpa ganti rugi modal, juga selama bertahun-tahun ini menguras seisi rumahnya demi makan sehari-hari, karena tidak mempunyai nafkah lagi.o USDRP : Urban Sector Development Reform Project : Mewujudkan Kemandirian Penyelenggaraan Pembangunan Perkotaan, terbitan bersama Departemen Pekerjaan UMum, Departemen Keuangan, Departemen Dalam Negeri, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bank Dunia, h.2.

125berakhirnya pembangunan yang berkeadi lan

Page 128: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

TERGERUSNYA EKONOMI NEGERI MISKIN

” Studi kasus Dampak Kenaikan BBM bagi Kota Kupang Nusa Tenggara Timur”

Salamuddin Daeng & Mince Simatau (Jaringan Energi Indonesia Timur – Jeit)

126 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 129: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Liberalisasi Sektor Migas

Saat ini pemerintah Indonesia

tengah gencar-gencarnya menjalankan

agenda liberalisasi ekonomi. Berbagai

kebijakan pro-pasar tengah dikeluarkan

secara besar-besaran di seluruh sektor

masyarakat, bahkan pada sektor-

sektor yang paling vital sekalipun dan

menyangkut hajat hidup orang banyak

seperti pendidikan, kesehatan dan

komunikasi terus diseret masuk dalam

sistem pasar bebas.

Pemerintah terlihat ingin

memastikan bahwa tidak ada lagi subsidi,

proteksi ekonomi atau hal-hal yang dapat

mendistorsi sistem persaingan bebas.

Dalam track tersebut tidak ada lagi badan

usaha milik negara, semuanya harus

diswastanisasi atau diprivatisasi agar

dapat bekerja dalam prinsip persaingan

bebas tanpa campur tangan pemerintah.

Berbagai peraturan dibuat yang

memungkinkan bagi pembukaan seluas-

luasnya aktivitas eksplotasi mineral,

migas, batubara. Tidak hanya itu,

deregulasi dalam rangka penghilangan

segala bentuk tarif dilakukan agar

memudahkan perdagangan tanpa ada

hambatan. Para pemegang kebijakan

ekonomi dan politik begitu yakin bahwa

neoliberalisme adalah jalan untuk

memperbaiki keadaan Indonesia.

Bagi para pemuja pasar

bebas atau bagi negara-negara maju

yang sangat menginginkan kebijakan

semacam itu diterapkan di negara-

negara miskin, pemerintahan SBY-Kalla

dinilai sebagai pemerintah yang paling

berani terutama dalam liberalisasi

sektor energi. Satu contoh, ketika banyak

negara-negara produsen bahan bakar

minyak (BBM) memilih menasionalisasi

pengelolaan kekayaan migas mereka

demi mengamankan kepentingan

nasional dikarenakan problem krisis

BBM dunia, pemerintahan SBY-Kalla

justru melakukan langkah sebaliknya,

menyerahkan lebih banyak pengelolaan

kekayaan migas kepada perusahaan

asing dan membuka peluang selebar-

lebarnya bagi perusahaan asing untuk

masuk dalam bisnis perdagangannya

sekaligus di dalam negeri sampai pada

level pengecer.

Masyarakat Indonesia, khu-

susnya kalangan gerakan sosial melihat

bahwa kebijakan pemerinta sepenuhnya

dibawah komando multinasional

korporasi dan negara-ngara maju.

Penjelasannya adalah krisis minyak

tahun 1970 menjadi pembelajaran bagi

negara-negara maju dalam memenuhi

kebutuhan energi nasional mereka.

Tidak sedikit negara-negara maju

mengerahkan kekuatan bersenjata,

dalam upaya merebut ladang-ladang

minyak. Invasi AS ke Afghanistan dan

Irak adalah kasus-kasus perang energi

abad ini. Disisi lain, juga melahirkan

inisiatif global negara-negara Utara

dalam upaya penguasaan pada sumber-

sumber energi melalui paket-paket utang

dan intervensi pada kebijakan ekonomi

di negara-negara Selatan.

127tergerusnya ekonomi neger i misk in

regi

ona

l

Page 130: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Dalam hal ini, Indonesia bisa

menjadi contoh konkret. Sejak booming

harga minyak tahun 1970 laju eksploitasi

sumber minyak bumi di negara ini

meningkat tajam. Maskapai-maskapai

pengeboran minyak asing menjadi

penguasa atas potensi dan produksi

minyak bumi hingga kini. Sebut saja

Mobil Oil yang belakangan merger dengan

Exxon, Unocal di Kalimantan Timur dan

Caltex di Riau yang dikuasai Cevron

Texaco, Vico, TotalFinaElf di Kalimantan

Timur, BP di Papua dan ConocoPhillips

di wilayah Natuna, demikian halnya

skandal penyerahan kekayaan minyak

di Block Cepu Bojonegoro kepada Exxon

Mobil. Dalam tempo singkat, terjadi

pengisapan sumber daya minyak dalam

jumlah besar-besaran.

Dengan alasan naiknya

harga minyak dunia dan pemerintah

mengalami kesulitan membeli BBM dari

luar untuk memenuhi kebutuhan dalam

negeri, pada bagian lain pemerintah

mengambil langkah menaikkan harga

BBM. Hal ini tentu merupakan langkah

yang kontraproduktif dengan apa

yang dilakukan pemerintah terhadap

kekayaan minyak dan pengelolaannya

yang justru diserahkan kepada pihak

asing. Sehingga kebijakan menaikkan

harga BBM terlihat sebagai langkah yang

ditujukan untuk memberi kesempatan

bagi para penghasil BBM untuk menjual

produksi mereka secara langsung di

Indonesia pada tingkat harga yang lebih

menguntungkan. Saat ini pun kita telah

banyak melihat unit-unit penjualan

BBM milik perusahaan asing beroperasi

di seluruh Indonesia menjual BBM.

Meskipun terdapat alasan

lain mengapa pemerintah membuat

kebijakan menaikkan harga BBM, yaitu

krisis anggaran pembiayaan negara yang

menyebabkan pemerintah mencabut

segala bentuk subsidi dan melepaskan

sebagian besar tanggung jawabnya

kepada rakyat, akan tetapi alasan

liberalisasi ekonomi yang ditekankan

oleh pihak asing melalui utang luar

negeri adalah penyebab yang paling

dominan memengaruhi arah kebijakan

pemerintah.

Bagi produsen, pengusaha

distribusi BBM dan para calo

perdagangan BBM, kenaikan harga

berarti keuntungan semakin melimpah.

Tetapi bagi masyarakat, kenaikan

BBM adalah pukulan berat terhadap

kehidupan ekonomi mereka. Naiknya

biaya produksi, menurunnya nilai upah

riil buruh dan naiknya harga barang

kebutuhan pokok dan kebutuhan

dasar lainnya adalah dampak langsung

yang diakibatkan oleh kenaikan harga

BBM. Keadaan ini harus diakui akan

semakin memperburuk situasi ekonomi,

kesejahteraan masyarakat dan bahkan

situasi politik di Indonesia.

Di tengah kebangkrutan ekonomi

dalam negeri yang ditandai dengan

kebangkrutan sektor ekonomi formal

dan rendahnya daya beli masyarakat,

semakin rendahnya nilai riil upah,

128 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 131: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

PHK yang merajalela, pengangguran

dan kemiskinan yang semakin meluas,

kebijakan liberalisasi ekonomi yang

dijalankan pemerintah dengan

menaikkan harga BBM akan semakin

sudah pasti semakin memperburuk

keadaan.

Pengurasan Ekonomi Negeri

Miskin

Kebijakan liberalisasi atau

komersialisasi sektor energi telah

berakibat pada pengurasan besar-

besaran terhadap perekonomian daerah.

Keadaan yang paling buruk akan dialami

oleh daerah-daerah yang sejak awal

perekonomiannya tidak berkembang

atau miskin seperti Nusa Tenggara Timur

(NTT). Akibat kebijakan liberalisasi

sektor energi sektor energi akan semakin

menambah berat beban kemiskinan

yang dihadapi masyarakat di wilayah

tersebut.

Berdasarkan data statistik,

NTT merupakan daerah dengan tingkat

kemiskinan dan penderita gizi buruk

tertinggi di Indoensia. Provinsi yang

memiliki 16 kabupaten/kota, termasuk

daerah tertinggal sebagaimana

pernah diumumkan oleh Kementerian

Pembangunan Daerah Tertinggal, dari

4,1 juta jiwa penduduknya, sekitar 30

persen adalah penduduk di bawah garis

kemiskinan. Kenaikan harga BBM,

mengibaratkan NTT yang telah jatuh

dalam kemiskinan tertimpa tangga

kesengsaraan. Sebab sesaat sebelum

terjadi krisis BBM lebih dari 100.000

anaknya menderita gizi buruk.

Jumlah rumah tangga miskin di

NTT sampai dengan akhir tahun 2005

mencapai 554.045 kepala keluarga (KK),

jumlah tersebut mencapai 63 persen

dari jumlah KK secara keseluruhan yaitu

sebanyak 881.120 KK. Hal ini berarti

bahwa jumlah rumah tangga miskin di

NTT yaitu mereka yang berpendapatan

di bawah Rp 130 ribu per bulan yang

dijadikan indikator oleh BPS adalah

yang paling tinggi dibandingkan dengan

daerah-daerah lain di Indonesia. Jumlah

KK miskin di NTT terus bertambah

dari waktu ke waktu, hasil pendataan

BPS tahap kedua diperkirakan jumlah

KK miskin mengalami peningkatan

hingga mencapai 700 ribu KK atau

bertambah sebesar 26 persen dari angka

sebelumnya.

Pada sebuah situasi di mana

perekonomian telah sedemikian

mengglobal, kemiskinan yang dihadapai

suatu masyarakat tidaklah semata-mata

disebabkan oleh faktor internal dalam

masyarakat itu sendiri akan tetapi telah

dominan dipengaruhi oleh keadaan

dari luar, seperti perdagangan atau

pertukaran yang tidak adil. Problem

ini adalah hal yang paling dominan

memengaruhi perekonomian Indoensia

dan perekonomian NTT.

Pada level makro ekonomi

daerah ini harus mengeluarkan lebih

banyak uang untuk membeli barang

dan jasa dari luar, dibandingkan dengan

129tergerusnya ekonomi neger i misk in

Page 132: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

arus masuk uang dalam bentuk investasi atau modal kerja ke daerah

ini. Bermunculannya ruko-ruko dan pusat-pusat perbelanjaan saat

ini telah terlihat sangat dominan dibandingkan dengan kegitan

industri atau aktivitas produksi lainnya. Hampir semua barang yang

diperdagangkan adalah produk-produk yang berasal dari luar dan

tidak banyak produk yang dihasilkan oleh masyarakat daerah ini dapat

mengakses pusat-pusat perbelanjaan mewah tersebut. Hal ini akan

menjadi sumber pengurasan atau disebut pengisapan ekonomi suatu

daerah. Akibatnya, dalam jangka panjang jumlah uang yang beredar

dalam suatu daerah semakin hari semakin berkurang.

Saat ini, BBM tidak berbeda dengan produk barang dan jasa

lainnya dalam perdagangan. Meskipun jenis barang ini berhubungan

erat dengan kehidupan orang banyak dan menentukan bekerja

tidaknya roda ekonomi, akan tetapi saat ini dan ke depan BBM telah

dikuasai secara privat dan menjadi komoditas yang diperdagangkan

secara bebas dalam sistem pasar. Sedangkan seluruh BBM dipasok

dari luar dan tidak diproduksi dalam wilayah perekonomian NTT.

Akibatnya daerah ini, harus membayar dengan sangat mahal untuk

dapat memperoleh BBM dan bekerjanya perekonimian. Jumlah

uang yang harus dikeluarkan oleh perekonomian daerah NTT untuk

membeli BBM sangat besar sebagaimana terlihat dalam tabel berikut.

Tabel 1.Jumlah Penjualan BBM per Bulan di NTT Tahun 2005/2006

Jumlah Penjualan BBM (Kl.)

Bulan Solar Premium Minyak Tanah

Maret 2005 15.533,5 9.978,6 8.619,7April 2005 15.194,5 10.371,0 8.562,4Mei 2005 15.456,4 11.044,6 8.542,8Juni 2005 15.179,5 10.961,0 8.584,7Juli 2005 15.264,5 10.911,5 8.488,9Agustus 2005 17.155,3 11.369,1 8.784,1September 2005 18.533,1 12.155,3 8.657,1Oktober 2005 17.241,7 9.565,4 8.363,8November 2005 17.662,25 10.540,1 7.797,6Desember 2005 18.029,05 10.782,4 8.121,4Januari 2006 14.873,7 9.634,7 7.505,6Februari 2006 14.771,1 9.160.6 7.185,0Jumlah 82.577,8 49.683,2 38.973,4

Sumber : Depot Pertamina Kota Kupang, tahun 2006

130 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 133: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Jumlah konsumsi BBM terus mengalami peningkatan. Dalam kurun

waktu antara Maret sampai dengan September 2005 jumlah konsumsi

BBM untuk jenis solar mengalami peningkatan 19,31 persen. Premium

dalam kurun waktu yang sama mengalami peningkatan sebesar 21,81

persen, sedangkan minyak tanah mengalami peningkatan sebesar

0,43 persen. Meskipun sejak kenaikan BBM awal Oktober terlihat

kecenderungan konsumsi BBM untuk jenis solar mengalami penurunan

20,30 persen, jenis premium dalam kurun waktu yang sama menurun

24,64 persen dan untuk jenis minyak tanah 17 persen.

Ada beberapa hal yang patut diduga sebagai penyebabnya.

Pertama, bagi konsumen akhir, berkurangnya pembelian BBM dilihat

sebagai persoalan daya beli terhadap barang ini dan barang lain yang

juga mengalami kenaikan harga seiring kenaikan BBM, yang semakin

berkurang. Kedua, bagi perusahaan atau industri yang menggunakan

BBM sebagai bahan baku atau komponen variabel dalam kegiatan

usahanya, kenaikan BBM telah menyebabkan usaha tersebut harus

mengurangi skala produksinya yang secara langsung juga mengurangi

konsumsi BBM atau dapat saja kegiatan usaha tersebut bangkrut atau

kolaps sama sekali karena tidak dapat bertahan di tengah spontanitas

kenaikan harga BBM.

Yang paling penting dari semua fakta tersebut adalah besarnya

uang yang harus dikeluarkan masyarakat dalam rangka memenuhi

kebutuhan energi mereka. Keadaan ini tentu akan menguras habis

perekonomian daerah ini secara makroekonomi karena total uang

yang harus diserahkan masyarakat ke pundi-pundi penguasa energi.

Pada tingkat harga yang berlaku antara tahun 2005-2006 total nilai

konsumsi BBM masyarakat NTT sedikitnya Rp 1,603,331,067,000.

Jumlah sesungguhnya bisa lebih tinggi dari nilai yang diperhitungkan

di atas. Pada keadaan tidak normal di mana BBM dalam keadaan

langka, harga eceran premium di Kupang misalnya dapat mencapai

harga antara Rp 10.000,00 hingga Rp 15.000,00 per liter. (Kompas,

Juli 2005).

Padahal nilai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

NTT untuk TA 2006 hanya sebesar Rp 673.034.054.475,00 APBD

(Gubernur NTT, Piet A Tallo, SH , Sidang III TA 2005 dan Sidang

Khusus Pembahasan dan Penetapan APBD TA 2006, Jumat [17/2]).

Nilai APBD NTT yang dapat diduga sebagai potensi kapital bagi

131tergerusnya ekonomi neger i misk in

Page 134: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

pembangunan NTT menjadi kehilangan arti karena akan kembali ke

Jakarta dalam jumlah lebih dari 2 kali lipat.

Masyarakat NTT telah berada pada situasi kehilangan daya

beli, telah dipaksa berutang untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka.

Nilai kredit konsumsi di di NTT mencapai 64,88 persen dari total kredit

yang ada, atau sebesar Rp 1,541 triliun rupiah (Bank Indonesia Cabang

Kupang, sampai triwulan kedua tahun 2005). Dapat diduga bahwa

kredit konsumsi tersebut sebagian besarnya telah diperuntukkan untuk

membeli berbagai kebutuhan dasar dan kredit kendaraan bermotor

yang selanjutnya akan menciptakan ketergantungan yang lebih besar

terhadap BBM.

Kenaikan Harga BBM dan Terkurasnya

Modal Ekonomi Kota Kupang

Gambaran dampak kenaikan harga BBM terhadap

perekonomian makro Kota Kupang tidak berbeda jauh dengan gambaran

terkurasnya uang masyarakat daerah ini untuk mendapatkan bahan

bakar. Praktek pengurasan secara sistematis ini jelas tergambarkan

akan terus membuat ”kurus kering” perekonomian daerah ini. Berikut

gambaran jumlah pasokan BBM yang disuplai oleh Pertamina Kota

Kupang ke kabupaten/kota di wilayah ini sepanjang Mei 2005 sampai

dengan Maret 2006.

Bulan

Jumlah Penggunaan BBMSolar (KL)

Premium (KL)

Minyak Tanah(KL)

Mei 2005 6.524 4.969 2.594

Juni 2005 6.425 4.870 2.635

Juli 2005 6.579 4.843 2.621

Agustus 2005 7.544 5.274 2.684

September 2005 8.853 5.509 2.647

Oktober 2005 7.580 4.109 2.554

November 2005 7.773 4.598 2.299

Desember 2005 7.926 4.920 2.451

Januari 2006 4.506 4.318 2.296

Februari 2006 6.794 4.081 2.251

Maret 2006 6.926 4.413 2.314

Jumlah 2006 77.430 51.904 27.346

Rata-rata 7.039,09 4.718,55 2.486Sumber : Pertamia Cabang Kota Kupang

132 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 135: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Jika dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lainnya,

Kota Kupang merupakan salah satu wilayah di NTT dengan jumlah

konsumsi BBM yang relatif tinggi dibandingkan dengan wilayah-

wilayah kabupaten lainnya. Jumlah unit penyaluran BBM di Kota

Kupang terdiri dari 8 SPBU dari 28 unit SPBU yang ada di NTT, 5

perusahaan agen minyak tanah dan 10 perusahaan yang memperoleh

BBM khusus industri.

Realisasi Penjualan BBM Kota Kupang Tahun 2005

Sektor Jenis BBM (KL)Premium Solar Minyak tanah

Transportasi 37.095,86 33.842,65Industri 10,00 3.308,00 100,00Rumah Tangga 25.299,10Listrik 38.755,00Jumlah (KL) 37.105,86 75.905,65 25.399,10Harga (Rp/L) 4.500,00 4.300,00 2.000,00Nilai (Rp) 166.976.370.000,00 326.394.295.000,00 50.798.200.000,00

Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kota Kupang, Tahun 2005

Data tabel di atas diperlihatkan, sektor transportasi adalah

sektor dengan jumlah pemakaian BBM terbesar untuk jenis premium

yaitu mencapai 99,97 persen dari jumlah pasokan premium ke daerah

ini. Untuk jenis BBM solar sektor listrik adalah sektor dengan pemakaian

BBM dalam jumlah yang relatif besar yaitu mencapai 44,59 persen dari

jumlah pasokan solar ke daerah ini. Sedangkan sektor rumah tangga

adalah sektor dengan pemakaian BBM minyak tanah terbesar yaitu

mencapai 99,61 persen dari total konsumsi BBM di daerah ini.

Solar

Transportasi 44,59 %

Industri 4,36 %

Listrik 51,06 %

Premium

Transportasi 99,97 %

Industri 0,026 %

Minyak Tanah

Industri 0,39 %

Rumah Tangga 99,61 %

133tergerusnya ekonomi neger i misk in

Page 136: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Kenaikan harga BBM menyebabkan masyarakat daerah

ini harus membayar cukup mahal untuk mendapatkan BBM yang

selanjutnya menggerakkan perekonomian daerah ini. Jumlah

pembelian BBM Kota Kupang sepanjang tahun 2005-2006 dikalikan

dengan harga BBM setelah mengalami kenaikan pada bulan Oktober

dapat mencapai Rp 544.168.865.000 atau mencapai 36 persen dari

total pembelian BBM NTT. Akibatnya Kota Kupang harus menyetorkan

uang tunai kepada kantong-kantong penguasa BBM dalam jumlah yang

sangat besar, tidak sebanding dengan aliran uang masuh ke daerah ini

baik dari APBD (DAU dan DAK), Investasi langsung maupun sumber-

sumber pendapatan daerah lainnya.

Perbandingan Nilai Pembayaran BBM dengan Arus uang Masuk

Arus uang Masuk Jumlah(Miliar)

1. APBD NTT (DAU dan DAK) * 344,48

2. Investasi Sektor Industri Formal dan Non-

Formal **

96,18

3. Pendapatan Asli Daerah 12,78

Jumlah 453,44

* Rapat Kerja Pemerintah dengan Panitia Anggaran DPR RI tentang Pembahasan RUU APBN Tahun Anggaran 2006

** Dinas Pertambangan dan Energi Kota Kupang, tahun 2005*** Total remiten untuk seluruh NTT yang dikirim TKI dari Luar Negeri

Dengan membandingkan jumlah uang yang masuk ke Kota

Kupang setiap tahun dengan jumlah uang yang keluar secara langsung

melalui pembelian BBM, maka diperoleh simpulan bahwa tidak

akan pernah ada peningkatan dalam akumulasi kapital di daerah ini,

yang kemudian dapat diharapkan memberi multiplier effect dalam

menciptakan pendapatan, penghasilan dan pertumbuhan ekonomi.

Justru yang terjadi adalah sebaliknya ekonomi daerah ini, baik itu

jumlah uang beredar dan daya beli masyarakatnya terus tersedot dari

waktu ke waktu ke pusat-pusat kekuasaan di kota besar dan ke luar

negeri.

Jika diamati lebih jauh, sektor transportasi adalah sektor

yang menyedot BBM paling banyak terutama pemakaian premium

dan solar. Jika dikalikan dengan tingkat harga BBM yang berlaku

134 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 137: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

maka nilai pembelian premium dan solar sektor transportasi dapat

mencapai Rp 166.931.370.000,00 untuk jenis premium dan Rp

145.523.395.000,00 untuk jenis solar. Sehingga secara keseluruhan

mencapai Rp 312.454.765.000,00 atau mencapai 56% dari total nilai

konsumsi BBM Kota Kupang.

Gambaran Jumlah Sarana Transportasi Kota Kupang

No. Jenis

Kendaraan

Jumlah Pening-

katan

(%)

2004 2005

1. Sepeda Motor 30316 36382 20,012. Sedan, Jeep, St. Wagon,

Minibus5084 5311 4,47

3. Bus, Mikro Bus 100 105 54. Pick Up, Truk, Dump Truck,

Light Truck Box Tangki 2328 2290 -1,63

5. Kendaraan Khusus 42 6 85,71

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Kupang Tahun 2005

Jika dibandingkan dengan konsumsi BBM tahun 2004 terjadi

peningkatan yang cukup signifikan dalam jumlah pemakaian BBM

jenis solar di Kota Kupang. Sementara jumlah konsumsi premium

sedikit menurun baik yang didistribusikan lewat SPBU maupun yang

dialokasikan bagi kebutuhan industri.

Realisasi Penyaluran BBM Kota Kupang Tahun 2004

Sektor Jenis BBMPremium Solar Minyak Tanah

SPBU 37.210 15.610Agen 25.755Industri 329 40.537 45Total 37.539 56.147 25.800

Sumber : Pertamina Unit Pemasaran V Cabang Kupang, 2005

Penurunan jumlah konsumsi BBM untuk jenis premium

terlihat sebagai dampak langsung dari adanya kenaikan BBM pada awal

Oktober 2005. Akan tetapi jumlah konsumsi BBM jenis solar mengalami

peningkatan tajam yaitu mencapai 35,19 persen dibandingkan dengan

konsumsi BBM pada tahun 2003. Peningkatan terlihat dari besarnya

135tergerusnya ekonomi neger i misk in

Page 138: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

realisasi BBM jenis solar yang didistribusikan lewat SPBU-SPBU di

Kota Kupang.

Perubahan Konsumsi BBM Kota Kupang Tahun 2004-2005

Jenis BBM 2004 2005 Perubahan(%)

Premium 37539 37.105,86 -1,15Solar 56147 75.905,65 35,19Minyak Tanah 25800 25.399,10 -1,55

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Kota Kupang, Tahun 2004- 2005

Fenomena di atas mengindikasikan sebagian besar konsumen

BBM beralih menggunakan solar. Hal ini dibuktikan oleh besarnya

peningkatan jumlah solar untuk kebutuhan transportasi yang

mencapai 23.145 atau mencapai 148% dari nilai konsumsi pada tahun

sebelumnya.

Dampak Kenaikan BBM Terhadap Perekonomian Rakyat

Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM jelas

berimpilikasi secara makroekonomi maupun secara mikroekonomi.

Secara makro kebijakan ini akan membawa implikasi terhadap

kemampuan sektor-sektor ekonomi untuk tetap bisa berproduksi,

membeli bahan-bahan baku produksi yang mengalami kenaikan dan

membeli BBM sendiri sebagai komponen utama produksi. Kenaikan

BBM jelas secara langsung akan menaikkan ongkos produksi. Bagi

perusahaan yang tidak mampu bertahan kenaikan ongkos produksi

akan menyebabkan perusahaan tersebut kolaps dan terpaksa harus

mem-PHK buruh-buruhnya, dan akibatnya masyarakat kehilangan

pendapatan.

Kenaikan ongkos produksi ini akan secara langsung

menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa yang diperdagangkan,

baik harga barang atau jasa yang merupakan komponen input variabel

bagi sektor-sektor ekonomi, maupun harga barang-barang konsumsi

akhir. Sementara pada saat tingkat pendapatan, upah dan penghasilan

masyarakat tidak mengalami peningkatan. Seringkali industri atau

sektor ekonomi lainnya memilih menekan upah untuk dapat bertahan

dan tetap dapat membiayai kegiatan produksi mereka.

136 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 139: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Dampak terhadap Struktur Biaya Produksi Nelayan

Nelayan adalah kelompok masyarakat yang terkena langsung

dampak kenaikan harga BBM terhadap struktur biaya produksi mereka.

Kenaikan harga BBM berimplikasi langsung terhadap kenaikan biaya-

biaya produksi nelayan terutama untuk mendapatkan BBM dan

kebutuhan lainnya yang diperlukan untuk tetap dapat melakukan

aktivitas penangkapan ikan. Kemampuan nelayan untuk membeli

kebututuhan-kebutuhan yang dimaksud akan sangat memengaruhi

kemampuan produksi nelayan.

Berdasarkan data Dinas Perikanan Kota Kupang jumlah

produksi perikanan tangkap di daerah ini sepanjang tahun 2005,

mengalami penurunan pada kuartal IV secara tajam. Sementara

pada saat itu (1 Oktober 2005) pemerintah menetapkan kebijakan

menaikkan harga BBM. Meskipun penurunan produksi nelayan dapat

dipengaruhi oleh faktor lain di luar BBM seperti musim, cuaca dan

lain-lain, akan tetapi keputusan pemerintah menaikkan BBM pada

bulan Oktober dapat disimpulkan tidak tepat bagi masyarakat nelayan

di Kota Kupang.

Gambaran jumlah produksi nelayan tangkapper kuartal dalam tahun 2005

Kuartal Jumlah Hasil Tangkapan( ton )

I 3.007,0II 4.993,5III 12.443,9IV 4.739,7

Total 25.184,1

Sumber : Dinas Perikanan Kota Kupang, 2005

Data pada tabel di atas menggambarkan kondisi produksi

nelayan sepanjang tahun 2005. Sejak Oktober 2005 telah terjadi

penurunan produksi dari kuartal III sebesar 12.433,9 ton menjadi

hanya sebesar 4.739,7 ton ikan. Sementara pada saat yang sama

pemerintah menetapkan kenaikan harga BBM lebih dari 100 persen.

Keadaan ini berakibat secara langsung terhadap jumlah yang harus

dikeluarkan para nelayan untuk tetap dapat melakukan aktivitas

produksi perikanan tangkap.

137tergerusnya ekonomi neger i misk in

Page 140: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Pada saat harga BBM mengalami peningkatan secara tajam,

sementara jumlah BBM yang harus dibeli oleh nelayan tidak mengalami

perubahan atau tetap, maka hal ini berarti jumlah biaya yang harus

dikeluarkan semakin bertambah. Keadaan ini akan menyebabkan

nelayan yang miskin akan terus bertambah miskin akibat kebijakan

sektor energi.

Dampak terhadap Masyarakat Miskin

Kelompok masyarakat yang paling awal menerima dampak

kenaikan harga BBM adalah masyarakat miskin dan masyarakat

setengah miskin (jika kategori ini masih relevan). Kelompok masyarakat

miskin akan semakin terpuruk dalam kemiskinan mereka sementara

kelompok masyarakat yang dulunya tidak termasuk dalam kategori

miskin dilihat dari tingkat pendapatan mereka, setelah kenaikan

BBM menjadi miskin. Keadaan terburuk yang harus dihadapi oleh

masyarakat miskin adalah keterpaksaan mereka harus mengurangi

jumlah belanja kebutuhan pokok mereka untuk dapat bertahan

hidup.

Hasil pengamatan terhadap pola konsumsi masyararakat

miskin Kota Kupang menunjukkan keadaan ini. Dari 93 responden

rumah tangga miskin yang diamati menunjukkan fakta yang sangat

ironis, di mana mereka dengan sangat terpaksa harus mengurangi

jumlah konsumsi mereka terhadap beras. Sementara sebelum kenaikan

BBM pun jumlah konsumsi beras masyarakat miskin masih sangat

memprihatinkan.

Keadaan tersebut sangat memprihatinkan jika menganalisis

kebutuhan normal konsumsi beras per kapita sebagaimana yang

direkomendasikan. Jika merujuk Angka Kecukupan Gizi (AKG) di

Indonesia, maka dapat dianalisis angka ketercukupan gizi per kapita

masyarakat Indonesia. Untuk keperluan tersebut dijabarkan pada

tingkat bentuk komoditas makanan. AKG dijabarkan dalam bentuk

komoditas pangan yang didasarkan pada kebutuhan energi dan protein

rata-rata per orang per hari.

138 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 141: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Indikator Kebutuhan Kalori (Energi dan Protein)*

Indikator Tingkat Konsumsi Tingkat Persediaan

Energi 2150 kilo kalori 2500 kilo kalori

Protein 46,2 gram

- 9 gram protein ikan

- 6 gram protein hewani

- 40 gram protein nabati

55 gram

- 9 gram protein ikan

- 6 gram protein ikan

- 40 gram protein nabati

* Hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V pada tahun 1993 disahkan oleh Menteri Kesehatan dengan SK No. 332/Menkes/SK/IV/1994 pada tanggal 16 April 1994.

Berdasarkan asumsi bahwa jika kebutuhan energi dan protein

terpenuhi maka kebutuhan gizi dan lain juga terpenuhi. Jumlah

konsumsi beras minimal yang direkomendasikan untuk terpenuhinya

kebutuhan energi adalah sebesar 360 gram beras per kapita per hari.

Keadaan di atas akan menambah jumlah penderita busung lapar dan

gizi buruk di Kota Kupang NTT.

Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata

masyarakat miskin Kota Kupang harus mengurangi konsumsi beras

mereka sebesar 5,84 kg per KK. Di mana sebelum kenaikan BBM rata-

rata konsumsi beras masyarakat miskin mencapai 30,82 kg per KK

turun menjadi 24,97 kg per KK. Jiika dibagi dengan jumlah anggota

keluarga rata-rata sebanyak 4,18 orang per KK, maka masing-masing

anggota rumah tangga masyarakat miskin hanya mengonsumsi beras

sebanyak 5,9737 kg per kapita per bulan atau 199,12 gram per kapita per

hari. Angka tersebut semakin jauh dari angka yang direkomendasikan

bagi pemenuhan kebutuhan beras perkapita dan menegaskan bahwa

kebijakan kenaikan BBM semakin memiskinkan orang miskin.

139tergerusnya ekonomi neger i misk in

Page 142: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

arbitrase newMont vs PeMerintah ri

“Pelanggaran kontrak karya berpotensi Merugikan rakyat Puluhan triliun”

Page 143: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Tidak hanya kesekatan WTO dan FTA yang selalu menimbulkan implikasi buruk terhadap perekonomain nasional. Perjanjian antara

pemerintah dengan perusahaan multinasional seperti Kontrak Kerja Sama (KKS) migas, Kontrak Karya (KK) Mineral dan kontrak eksploitasi sumber daya alam lainnya, selalu menyisakan masalah ekonomi, politik dan sosial yang pelik. Kontrak ekploitasi sumber daya alam ala kolonial tersebut pada ahirnya terbukti merugikan rakyat Indonesia dan memorak-porandakan kedaulatan nasional.

Di tengah kontroversi pengesahan UU Minerba (Mineral

dan Batubara) di DPR,a masyarakat NTB tengah waswas menunggu

putusan arbitrase antara pemerintah Indonesia dengan PT Newmont

Nusa Tenggara (PT NNT). Pengadilan perdata internasional ini

diselenggarakan dikarenakan adanya gugatan pemerintah Indonesia

atas kelalaian PT NNT dalam melakukan divestasi saham sebagaiman

yang diamanatkan dalam perjanjian antara negara dan perusahaan

tersebut.

Kehadiran perusahaan pertambangan PT NNT di Nusa

Tenggara Barat (NTB) dimulai melalui suatu perjanjian yang disebut

Kontrak Karya (KK)b antara pemerintah RI dengan Newmont Gold

Company (AS).c Perusahaan pertambangan raksasa asal Amerika

Serikat (AS) ini mendapat persetujuan dari Pemerintah Republik

Indonesia pada tanggal 2 Desember tahun 1986. Pada waktu Didirikan

saham-sahamnya dimiliki oleh: (1). Newmont Indonesia Limited, satu

perusahaan yang didirikan di negara bagian Dalaware AS. (2). PT

Pukuafu Indah, satu badan hukum Indonesia yang didirikan dengan

akta Notaris Nomor 22 Tanggal 25 September Tahun 1978, Keputusan

Menteri Kehakiman Nomor Y.A.5/365/3 Tanggal 27 November 1978.

PT. Pukuafu Indah adalah milik seorang pengusaha nasional Yusuf

Merukh.d

Sidang perdana arbitrase berlangsung secara tertutup (10-

17/12) di Hotel Mariot Jakarta, salah seorang wartawan asal NTB yang

datang ke Jakarta untuk meliput sidang ini tidak diperkenankan masuk

ke ruang sidang. Wartawan bersangkutan juga mengaku kesulitan

memperoleh akses informasi perkembangan hasil sidang.

141arbitrase newmont versus pemerintah ri

regi

ona

l

Tidak hanya kesekatan WTO dan FTA yang selalu menimbulkan implikasi buruk terhadap perekonomain nasional. Perjanjian antara pemerintah dengan perusahaan multinasional seperti Kontrak Kerja Sama (KKS) migas, Kontrak Karya (KK) Mineral dan kontrak eksploitasi sumber daya alam lainnya, selalu menyisakan masalah ekonomi, politik dan sosial yang pelik. Kontrak ekploitasi sumber daya alam ala kolonial tersebut pada ahirnya terbukti merugikan rakyat Indonesia dan memorak-porandakan kedaulatan nasional.

Page 144: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Proses persidangan yang berlangsung tertutup

berpotensi merugikan rakyat, khususnya masyarakat NTB. Di

tengah lemahnya sistem hukum dan rendahnya kejujuran para

penyelenggara negara, sangat mungkin proses ini diselewengkan

untuk kepentingan orang per orang. Akibatnya hasil arbitrase

nantinya dapat merugikan negara.

Meskipun proses sidang tertutup telah diatur dalam UU RI

No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian

Sengketa, akan tetapi pemerintah mestinya tetap harus

membangun mekanisme yang memungkinkan masyarakat dapat

melakukan pengawasan. Mengingat masalah ini sangat terkait

dengan kepentingan masyarakat dan nasionalisme Indonesia.

Kewajiban untuk memperjuangkan kepentingan nasional dari

kerakusan investasi asing bukan hanya menjadi tugas pemerintah,

akan tetapi menjadi tugas seluruh elemen rakyat.

Selain itu, pemerintah harus menyampaikan kepada

publik apa yang telah dicapai dalam proses persidangan, agar

masyarakat dapat memberi masukan. Kakalahan pemerintah

akan menimbulkan konsekuensi buruk tidak hanya bagi keuangan

negara akan tetapi juga terhadap rakyat. Negara bisa kehilangan

sumber-sumber pendapatan dan bahkan dapat terkena denda

karena dianggap bersalah dan merugikan investor. Akibatnya

alokasi anggaran yang seharusnya untuk rakyat menjadi berkurang

akibat kekalahan pemerintah.

Sejak awal pemerintah tidak pernah mengumumkan

kepada publik tentang kapan dan di mana sidang arbitrase ini akan

berlangsung. Kabarnya pemerintah telah menunjuk arbiternya

yakni pakar hukum dari National University of Singapore,

Prof M Sornarajah,e akan tetapi masyarakat juga tidak mendapat

penjelasan yang memadai terkait penunjukan tersebut.

Pelanggaran KK Oleh Newmont

Sebelumnya pemerintah Indonesia menuntut Newmont

ke arbitrase internasional Singapura, karena dinilai melakukan

pelanggaran terhadap KK. Perusahaan ini berdasarkan KK yang

ditandatanganinya (1986), diharuskan melakukan divestasi saham

142 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 145: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

perusahaan kepada pihak nasional secara

bertahap hingga 51% pada ahir tahun

ke-10.

Berdasarkan pasal 24 poin 4 KK,

dijelaskan bahwa pada akhir tahun kelima

perusahaan tambang PT NNT harus

mendivestasikan sahamnya sekurang-

kurangnya 15%, pada akhir tahun keenam

sekurang-kurangnya 23% dan pada akhir

tahun ketujuh sekurang-kurangnya 30%

(tahun 2007). Dan seterusnya pada akhir tahun kedelapan dan

kesembilan masing-masing 37 persen dan 44 persen. Hingga pada

akhir tahun kesepuluh kepemilikan saham nasional pada PT NNT

telah mencapai mayoritas nasional yaitu 51 persen.

Kepemilikan saham sebagaimana yang diatur dalam

KK diprioritaskan bagi kepemilikan pemerintah Indonesia, baik

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Jika pemerintah

tidak berkeinginan atau tidak berkemampuan maka kepemilikan

saham dapat diperoleh pihak swasta dengan prinsip business to

business (B to B).

Sebelumnya Pemerintah Provinsi NTB bermaksud

mendapatkan kepemilikan 3 persen saham dari Newmont melalui

kerja sama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa dan

Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Peluang pemerintah daerah

ini dikarenakan pemerintah pusat tidak berkeinginan memiliki

saham Newmont. Dalam rangka untuk mendapatkan saham

tersebut ketiga pemda membangun konsorsium dengan mengajak

kerja sama mitra nasional. Mengapa hanya 3 persen? Hal ini

dikarenakan 20 persen saham Newmont dimiliki oleh PT Pukuafu

Indah.

Upaya tiga pemda tersebut gagal. Kuat indikasi kekagagalan

tersebut dikarenakan berbagai manuver politik yang dilakukan

Newmont. Perusahaan ini menawarkan mekanisme pinjaman

kepada Pemda sebagai sumber pendanaan divestasi. Pinjaman

tersebut dapat diangsur oleh Pemda dari uang dividen yang akan

diserahkan Newmont setiap tahun. Dua pemda yaitu Pemprov NTB

143arbitrase newmont versus pemerintah ri

Page 146: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

dan Pemkab Sumbawa Barat menolak skema tersebut yang dinilai

adalah akal-akalan Newmont agar perusahaan tersebut tidak

dapat dikontrol publik nasional. Akan tetapi Pemkab Sumbawa

bersedia berkongsi dengan Newmont melalui skema pinjaman

tersebut. Tindakan pengkhianatan Pemkab Sumbawa terhadap

dua rekannya, menjadi alasan kuat Newmont bahwa perusahaan

tersebut telah beritikad baik dan tidak mau dikatakan melanggar

KK.

Seharusnya, akibat dari kegagalan ini perusahaan

tambang Newmont dapat ditutup sementara hingga adanya

keputusan arbitrase. Sebagaimana yang dilakukan oleh

Pelaksana Tugas Bupati Kutai Timur Ir. H. Isran Noor MSi

yang membuat keputusan penghentian operasi terbatas kepada

beberapa perusahaan termasuk PT Kaltim Prima Coal (KPC) saat

mengadukan perusahaan KPC tersebut ke lembaga arbitrase.

Akan tetapi dalam kasus arbitrase Newmont, hal tersebut tidak

dilakukan oleh pemerintah pusat. Langkah pemerintah pusat

tersebut seharusnya dipertanyakkan oleh publik.

144 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 147: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Rugikan Negara Puluhan Triliun

Hingga usai persidangan arbitrase (17/12) tidak banyak

informasi yang dapat diperoleh selama berjalannya sidang.

Salah seorang wartawan (JPNN) mengeluhkan betapa sulitnya ia

mendapatkan informasi tentang perkembangan sidang. Padahal

ini menyangkut potensi sumber keuangan negara yang sangat

besar.

Berdasarkan kajian yang dilakukan Departemen Energi

dan Sumber Daya Mineral (ESDM), nilai 30 persen saham

Newmont tersebut dapat mencapai USD 1,38 miliar atau sekitar

12,420 triliun rupiah, berdasarkan pada nilai aset Newmont saat

ini yang mencapai USD 4,6 miliar.f Sementara harga awal yang

disepakati untuk 10 persen saham, yakni USD 109 juta untuk 3

persen saham serta USD 282 juta untuk 7 persen saham.g

Kegagalan divestasi 30 persen saham (2007) dan 37

persen saham (2008) menyebabkan perekonomian nasional

dirugikan cukup besar. Sebagaimana diketahui PT NNT tahun

2005 mampu meraih revenue (nilai penjualan) sekitar USD 1,5

miliar lebih atau sekitar Rp 13,9 triliun (Laporan ESDM, 2006).

Revenue perusahaan tersebut cenderung mengalami peningkatan

seiring dengan peningkatan harga emas dan tembaga di pasaran

dunia. Sementara total biaya yang dikeluarkan Newmont setiap

tahun rata-rata Rp 2,142 triliun per tahun. Sehingga keuntungan

bersih yang diperoleh Newmont per tahun dapat mencapai Rp

11,758 triliun.h

Atas dasar perhitungan tersebut, kegagalan divestasi 3

persen (2006), 7 persen (2007) dan 7 persen (2008) berpotensi

menyebabkan perekonomian negara kehilangan dividen sebesar

4,35 triliun lebih. Jika digabungkan dengan 20 persen saham

PT Pukuafu Indah yang selama ini tidak jelas kontibusinya bagi

rakyat, maka KK dan kekagalan divestasi telah merugikan rakyat

hingga 13,75 triliun.

145arbitrase newmont versus pemerintah ri

Page 148: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

----------------------------a Rancangan Undang-Undang Mineral dan Batu Bara (RUU Minerba) akhirnya disahkan menjadi Undang-Undang oleh DPR dalam sidang paripurna Selasa (16/12). Namun, pengesahan tersebut mendapatkan penolakan dari tiga fraksi dan melakukan aksi walk out. Tiga fraksi yang menolak dan walk out saat akan dilakukan pengesahan RUU itu diantaranya, Fraksi Partai Amanat Nasional, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera dan Fraksi Kebangkitan Bangsa. b Kontrak Karya adalah Adalah perjanjian karya antara Pemerintah Indonesia dengan perusahaan berbadan hukum Indonesia untuk melaksanakan usaha pertambangan bahan galian, tidak termasuk minyak bumi, gas bumi, radio aktif dan batubara sebagaimana diatur dalam UU No. 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan dan peraturan pelaksanaannya termasuk perubahan-perubahannya.c Newmont telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 17 tahun. Pada 1996 Newmont dan PT Tanjung Serapung mulai aktif beroperasi di Indonesia yaitu di Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Newmont bekerja sama dengan PT Pukuafu Indah dan sebuah konsorsium yang dipimpin oleh Sumitomo Corporation, kemudian memulai operasi Batu Hijau, sebuah tambang tembaga dan emas yang besar di pulau Sumbawa Nusa Tenggara Barat-NTB pada Maret 2000. (1) Dalam Operasi Newmont Nusa Tenggara, Newmont Corp. memiliki 45% saham, namun memiliki andil ekonomis 56,25%. (2) Di PT Newmont Minahasa Raya (PTNMR) tambang emas di Sulawesi Utara Newmont memiliki 80% saham (3). PT Newmont Pacific Nusantara (PTNPN), perusahaan jasa pertambangan. Newmont memiliki 100% saham PTNPN.d Yusuf Merukh, pria kelahiran Pulau Rote, NTT, 10 Juni 1936. S-1 Texas Agricultural and Mechanical University, AS. Sejak 1969 berhenti memangku jabatan sebagai Deputi Menteri Agraria, dengan pangkat golongan F-6. Berdasarkan Pemilu 1973, menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada 1981. Pada 1992, dicopot dari Komisi VI DPR lalu menjadi pengusaha. Di era 1970-an, Yusuf mengaku sebagai kader PDI akan tetapi banyak terlibat dalam upaya-upaya menggembosi PDI dan berupaya menjatuhkan Megawati, dengan dibantu oleh elite-elite ABRI dan Golkar (Baca : “Misteri di Balik Penculikan Alex Litaay”, Kamis 19 Januari 1995, Mutiara Online, Independen No. 11/1995 - 31 Februari 1995). Mengaku ikut membuat draft Kontrak Karya (KK) IV. Dulunya, Kontrak Karya I-III. Pada 1983, ketika Menteri Prof. Soebroto menjadi Menteri Pertambangan Energi, dan saat itu keran PMA dibuka, maka masuklah 103 perusahaan asing, yang harus mencari mitra orang Indonesia. Yusuf Merukh mengaku memperoleh 34 Kontrak Karya.e Sebagaimana dilansir kantor berita Antara (08/03/08).f Marpaung , Tempo Interaktif, Jakarta, 05 April 2007, “Direktur Pembinaan Usaha Mineral Batu Bara dan Panas Bumi ; mengatakan Newmont telah menyampaikan kepada Departemen ESDM bahwa nilai total aset Newmont tahun ini sebesar US$ 4,6 miliar, pada Jumat, 30 Maret 2007.”g http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=326042h Dengan tingkat keuntungan yang diraihnya, Newmont Nusa Tenggara hanya butuh waktu 2 tahun untuk mengembalikan seluruh investasi awal yang ditanamkannya. Nilai Investasi Newmont tahun 1999 diperkirakan hanya sebesar US$ 1.8 miliar atau sekitar Rp 16,2 trilun (Rp 9000/USD)

146 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 149: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Riza Zuhelmy

Ketua Umum Komite Pimpinan Pusat -Serikat Tani Riau dan Sentral Gerakan Rakyat Riau

H A T I - H A T I D E N G A N K E R T A S !

Page 150: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

“Seputih kertas”, adalah penggalan kalimat yang sering di jadikan sebagai ungkapan

untuk mengekspresikan sesuatu bersih, baik, tulus, atau identitas baik lainnya. Akan tetapi agaknya Namun tidak dengan kertas yang dihasilkan

Sinar Mas Group, sederet coretan dosa perusahaan membekas di hati ribuan warga Desa Suluk Bongkal bengkalis Riau, yang diusir paksa dari kampung

mereka oleh Kepolisian Riau atas permintaan PT. Arara Abadi,anak perusahaan Sinar Mas.

Konflik Agraria Berkepanjangan

Maraknya konflik agraria di

Indonesia dewasa ini bermula dari

rapuhnya pelaksanaan Undang-Undang

Pokok Agraria (UUPA) tahun 1960,

hingga kepada pemberian tanpa batas

hak pengelolaan lahan dan sumber daya

alam yang terkandung di dalamnya

kepada pemilik modal atau kasarnya,

negara tidak mampu menegaskan batas

maksimal penguasaan lahan – tanah

– yang boleh dikuasai atau dikelola.

Ketidakjelasan tersebut didukung

dengan buramnya sistem administrasi

pertanahan sehingga sebidang tanah

pun bisa dimiliki oleh 2 hingga 3 orang.

Menurut Konsorsium Pem-

baharuan Agraria, mereka merekam

sekitar 1.753 kasus konflik agraria

struktural, yaitu konflik sosial yang

melibatkan rakyat berhadapan dengan

kekuatan modal dan/atau instrumen

negara. Dengan menggunakan

pengelompokan masyarakat dalam

tiga sektor, seperti dikemukakan

Alexis Tocqueville (1805-1859),

konflik agraria struktural dapat

dinyatakan sebagai konflik

kelompok masyarakat sipil

”melawan” dua kekuatan lain di

masyarakat, yakni: sektor bisnis

dan/atau negara.

Sejak 1970 hingga 2001, seluruh

kasus yang direkam KPA tersebar

di 2.834 desa/kelurahan dan 1.355

kecamatan di 286 daerah (Kabupaten/

Kota). Luas tanah yang disengketakan

tidak kurang dari 10.892.203 hektar dan

mengorbankan setidaknya 1.189.482

KK. Kasus sengketa dan/atau konflik

disebabkan kebijakan publik.

Konflik yang paling tinggi

intensitasnya terjadi di sektor perkebunan

besar (344 kasus), disusul pembangunan

sarana umum dan fasilitas perkotaan (243

kasus), perumahan dan kota baru (232

kasus), kawasan kehutanan produksi

(141 kasus), kawasan industri dan pabrik

(115 kasus), bendungan dan sarana

148 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 151: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

pengairan (77 kasus), sarana wisata (73

kasus), pertambangan besar (59 kasus)

dan sarana militer (47 kasus).

Data Badan Pertanahan Nasional

(BPN 2007) menunjukkan, terdapat

2.810 kasus skala besar (nasional), 1.065

di antaranya masih ditangani pengadilan

dan 1.432 kasus masih berstatus

sengketa. Sekitar 322 kasus berpotensi

memicu konflik kekerasan.

Menurut Sri Hartati Samhadi

dalam fokus Kompas 30 Juni 2007, Di

perkotaan, sengketa tanah umumnya

dipicu oleh meningkatnya arus

urbanisasi, pembangunan proyek-

proyek infrastruktur skala besar,

politik pertanahan (seperti menggusur

warga miskin perkotaan dari tanah

berlokasi strategis untuk kepentingan

pembangunan proyek- proyek komersial)

banyak berakhir pada penggusuran

paksa masyarakat miskin perkotaan.

Di daerah kaya mineral, konflik

terus terjadi antara masyarakat adat

dan pemerintah atau perusahaan swasta

pemegang konsesi, contohnya yang

terjadi di Freeport (Papua) dan Caltex

(Riau). Di wilayah transmigrasi, antara

transmigran dan masyarakat lokal. Di

kawasan kehutanan, antara BUMN

atau perusahaan perkebunan besar

dan masyarakat adat. Di pedesaan, alih

fungsi lahan untuk proyek-proyek seperti

waduk dan tempat latihan militer.

Sumber daya “Kutukan”

Bagi Rakyat Riau

Kekayaan alam dan kesuburan

tanah telah menjadi sumber masalah

kalau tidak mau disebut sumber

kutukan bagi masyarakat pulau Sumatra

khususnya Riau. Menurut Serikat Tani

Nasional (STN), peruntukan lahan

bagi perkebunan skala besar telah

menumbuhkan penindasan struktural

serta menjauhkan kaum tani dari akses

mereka terhadap sumber daya alam dan

kesejahteraan. “Kita bisa melihat, betapa

luasnya pemerintahan memberikan

tanah-tanah yang mereka sebut dengan

Hutan/Perkebunan Negara kepada

perusahaan-perusahaan raksasa”.

Di Riau, rezim Orde Baru

membangun jaringan kekuasaan

ekonominya di bawah kangkangan

kapitalisme global dengan memberikan +

580.000 ha (Separuhnya diperuntukkan

bagi HPH/TI PT. Arara Abadi, seluas

hampir 300.000 ha) perkebunan pulp

kepada 2 perusahaan dan diperkirakan

memboyong 20 juta meter kubik kayu

per tahunnya, atau setara dengan 91%

dari total penebangan semua industri

berbasis kayu di Indonesia.

Laporan Human Rigth Wacth

tahun 2003 lalu, untuk PT. Caltex Pasifix

Indonesia (CPI) atau PT. Chevron Pasific

Indonesia (CPI) saja mendapatkan

jatah seluas + 3,2 juta ha atau sekitar

149hati-hati dengan kertas!

regi

ona

l

Page 152: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

32.000 KM. Lalu, 6 juta ha HPH di Riau

merupakan milik kaum elit di luar Riau.

Jika ditotalkan keseluruhannya, maka

peruntukan lahan bagi perkebunan/

industri kehutanan skala besar di Riau

seluas 9,5 juta ha.

Kebijakan inilah kemudian

yang ditengarai menyebabkan bencana

dimana-mana, mulai dari bencana

asap, banjir, konflik tanah, kemiskinan,

dan lain sebagainya. Bencana asap

misalnya, menurut Walhi Riau bersama

LSM lingkungan lainnya bahwa periode

Juli-Agustus 2006 telah teridentifikasi

bahwa kebakaran terjadi di kawasan

Hutan Tanaman Industri (HTI), Hutan

Produksi (HPH), dan perkebunan Sawit

di seluruh Riau, dengan rincian luasan

terbakar HTI 47.186 ha, perkebunan

Sawit 42.094 ha, HPH 39.055 ha,

kawasan Gambut 91.198 ha, dan kawasan

non-Gambut 82.503 ha. Inilah kemudian

yang menjadi indikasi penyebab 12.000

orang terkena ISPA (Infeksi Saluran

Pernafasan), 3.000 orang terkena iritasi

mata, 10.000 orang terkena diare dan

mencret.

Ini belum termasuk kepada

kerugian yang diderita oleh rakyat akibat

banjir – diantaranya disebebkan oleh

terlampau luasnya tanaman monokultur

skala besar - yang menurut buku hitam

WALHI Riau, pada tahun 2003 saja

sebesar Rp. 793,3 milyar. Dan di tahun

2006, menurut Riau Pos dari akibat

banjir yang melanda 3 kecamatan di

kabupaten Kampar; Tambang, Tapung

Hilir, dan Kampar Kiri mendera 3.000

jiwa lebih dan sedikitnya 50 orang

meninggal dunia. Sementara itu belum

lagi tanaman rakyat yang rusak. Ini

tentunya tidak termasuk data kerugian

akibat banjir yang menjarahi daerah

Rokan Hulu, Pekanbaru, Kuansing,

Bengkalis, dan lain-lain.

Kendati Kondisi Hutan Alam

Riau sudah dalam keadaan kritis tahun

2004, namun ternyata eksploitasi hutan

alam tetap berlangsung pesat sepanjang

tahun 2005, baik yang dilakukan secara

ilegal (Illegal Logging) maupun oleh

pemegang izin konsesi (Legal Logging).

Keduanya sama-sama memberikan

andil besar terhadap hilangnya tutupan

hutan alam di Riau yang mengakibatkan

Bencana Banjir dan Kabut Asap terjadi

secara rutin pada tahun 2005.

Pada akhir Tahun 2004 salah

satu LSM lokal JIKALAHARIa mencatat

tutupan hutan alam Riau hanya tersisa

seluas 3,21 juta hektar atau 35 % dari

8,98 juta hektar total luas daratan

Provinsi Riau. Penurunan Luas Hutan

Alam di Riau terjadi secara Drastis dari

tahun 1984 ke tahun 2005 yaitu seluas 3

juta hektar, penurunan tertinggi terjadi

antara tahun 1999 ke tahun 2000 yaitu

seluas 840 ribu hektar. Berarti jika

dirata-ratakan per tahun hutan alam

Riau hilang seluas 150 ribu hektar.

Aktifitas Eksploitasi ini terus

berlanjut sepanjang tahun 2006 karena

di atas Hutan Alam yang tersisa sebagian

besar sudah dikuasai perusahaan besar

150 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 153: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

swasta bidang perkebunan dan Hutan

Tanaman Industri (HTI). Hasil analisis

JIKALAHARI menemukan bahwa seluas

789.703 hektar dari Hutan Alam yang

tersisa tahun 2004 sudah dikuasai untuk

dieksplotasi oleh 2 group Perusahaan

Bubur Kertas Riau yaitu APRIL (Asia

Pacific Resources International

Holdings Ltd.) Induk PT. RAPP (Riau

Andalan Pulp and Paper) seluas 278.371

hektar dan APP (Asia Pulp And Paper)

Induk PT. IKPP (Indah Kiat Pulp and

Paper) seluas 511.331 hektar beserta

Perusahaan mitranya, dan seluas 390.471

hektar telah dikuasai oleh Perusahaan

Perkebunan. Ini belum termasuk 19

Perusahaan HPH yang sekarang masih

menguasai 834.249 hektar Hutan Alam

dan Aktifitas Penebangan Liar yang

sudah masuk dalam Kawasan Lindung.

Pada tanggal 14 Juni 2005

Pemerintah Pusat melalui Menteri

Kehutanan RI M.S. Ka’ban telah membuat

target pembangunan Hutan Tanaman

Industri (HTI) untuk kedua perusahaan

besar tersebut di atas. Luasnya

mencapai 5 Juta hektar HTI hingga

tahun 2009. Padahal saat ini telah ada

seluas 2,16 juta Hektar HTI yang sudah

dibangun,berarti masih akan ada seluas

2,84 juta Hektar lagi HTI yang akan

dibangun kembali. Kebijakan tersebut di

atas patut dipertanyakan signifikansinya

terhadap upaya penyelamatan Hutan

Alam yang tersisa, karena keberadaan

2 Pabrik bubur Kertas (APRIL/RAPP

dan APP/IKPP Group) tidak pernah

serius menanam HTI untuk bahan baku

kertas. Sementara dengan izin konsesi

yang dimilikinya kedua perusahaan

aktif membabat hutan alam, sehingga

memicu kerusakan hutan dan lingkungan

lebih luas lagi. Saat ini saja kedua

Perusahaan Bubur Kertas dan mitranya

telah mengantongi izin seluas masing-

masing 1.137.028 Hektar untuk APP dan

681.778 Hektar untuk APRIL, sementara

operasional kedua perusahaan ini sudah

begitu lama (23 tahun IKPP dan 12

tahun RAPP) namun anehnya HTI yang

berhasil mereka bangun baru mampu 30

% dari total kebutuhan kapasitas Industri

terpasangnya.

Luas penguasaan lahan kedua

perusahaan penyedia bahan baku kertas

lebih luas dari catatan pemerintah pusat.

Hal ini Dikarenakan adanya izin yang

dikeluarkan oleh Bupati dan Gubenrnur.

APRIL misalnya, saat ini masih terus

giat melobby Pemerintah untuk dapat

menguasai Hutan Alam Gambut

Dalam di Semenanjung Kampar dan

Pulau Padang seluas 215.790 ha untuk

dieksploitasi Kayu Alamnya. Menurut

JIKALAHARI pada tahun 2001-2003

APP dan APRIL juga memanfaatkan

secara maksimal kewenangan Kepala

Daerah dalam mengeluarkan izin HTI

atau IUPHHK-HT dengan menggunakan

mitra-mitranya untuk mendapatkan izin

eksploitasi Hutan Alam. Bahkan hingga

dicabutnya kewenangan Kepala Daerah

pada awal 2002 melalui Kepmenhut

541/KPTS-II/2002 tanggal 21 Februari

151hati-hati dengan kertas!

Page 154: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

dan diperkuat dengan PP 34 tahun 2002

tanggal 8 juni 2002, mitra-mitra APP

dan APRIL tetap mendapatkan izin-izin

baru di atas Hutan Alam. JIKALAHARI

mencatat ada 34 IUPHHK-HT yang

masih dikeluarkan 4 bupati (Inhil, Inhu,

Siak dan Pelalawan) dan Gubernur Riau

sampai awal 2003. Izin ini jelas telah

cacat Hukum, namun baik APP dan

APRIL yang menerima kayunya maupun

Kepala Daerah yang mengeluarkan Izin

seolah-olah tutup mata, penebangan

kayu alam terus berlanjut.

Indikasinya perusahaan APP/

Sinar Mas Group menghasilkan pasokan

serat kayu yang melampaui pasokan

kayu dari perkebunan akasia dan hutan

alam yang tersedia dalam konsesi Arara

Abadi. Akibatnya APP/SMG membeli

dari hutan alam tebang habis di luar

wilayah konsesinya. APP/SMG mengakui

ketergantungannya pada pembukaan

hutan alam untuk memenuhi kebutuhan

pabrik: angka-angka yang dilaporkan

APP/SMG kepada Human Rights Watch

menunjukkan bahwa saat ini pabrik

APP, PT Indah Kiat, di Perawang yang

mengkontribusikan 65 persen dari

kebutuhan kayunya-dari total 9,8 juta

ton per tahun, sebanyak 25 persen

berasal dari luar wilayah konsesinya

(meskipun kritikus menyatakan angka

itu mendekati 50 persen).

Meski belakangan hak pejabat

daerah ini dicabut oleh pemerintah pusat.

Pada tanggal 15 Januari 2005 Menteri

Kehutanan M.S. Ka’ban mengeluarkan

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor

P.03/Menhut-II/2005 dan diteruskan

dengan surat edaran ke Gubernur se

Indonesia tanggal 25 Februari 2005 yang

pada intinya menegaskan bahwa semua

IPHHK-HT yang pernah dikeluarkan

Kepala Daerah akan dilakukan Verifikasi

mengingat kewenangan Kepala Daerah

telah dicabut. Menjelang akhir tahun

2005 tim verifikasi bentukan Menteri

Kehutanan ini dikabarkan telah turun

ke kabupaten Pelalawan, namun apakah

hasil verifikasinya menyatakan 21

IUPHHK-HT cacat hukum atau tidak

hingga kini belum jelas. Sementara

kerusakan hutan akibat pembabatan

hutan alam sudah terjadi dan bahkan

terus berlanjut.

Lebih miris lagi, lusanya

penguasaan oleh korporasi menyebabkan

semakin sempitnya lahan produksi

rakyat, yang mengakibatkan rakyat

tidak sanggup lagi mempertahankan

hidup secara layak. Rakyat Sialang

Rimbun salah satu dusun di wilayah

HPHTI Arara Abadi misalnya, hanya

mampu mengonsumsi Ubi untuk

makanan sehari-harinya, dan sedikit

saja dari mereka yang sanggup membeli

beras. Inilah hasil ahir dari dominasi

penguasaan perusahaan besar atas

sumber daya alam lahan dan hutan.

Kuasa PT. Arara Abadi di

Tanah Riau

Menurut data yang disampaikan

oleh Human Rigth Watch pada 20

152 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 155: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Februari 2001 lalu, bahwa Asia Pulp

& Paper dari Sinar Mas Group telah

memimpin pertumbuhan yang luar

biasa ini sebagai produsen terbesar di

Indonesia, menghasilkan setengah dari

seluruh produksi pulp dan seperempat

dari kertas di negara ini. Dengan total

kapasitas pulp saat ini sebesar 2,3 juta

metrik ton dan kapasitas pengemasan

sebesar 5,7 juta metrik ton, Indonesia

menempati urutan pertama di antara

negara-negara Asia selain Jepang,

dan urutan kesepuluh dalam produksi

dunia, setelah raksasa-raksasa seperti

International Paper, Enso, Georgia

Pacific dan UPM Kymmene.

Perusahaan APP berkantor pusat

di Singapura, memiliki 16 fasilitas pabrik

di Indonesia dan Cina dan memasarkan

produknya di lebih dari 65 negara di

enam benua. Pabrik APP Indah Kiat di

Perawang, Riau, adalah salah satu dari

dua pabrik kertas terbesar di dunia.

Indah Kiat sendiri memiliki kapasitas

produksi sebesar 2 juta ton pulp dan

1,5 juta ton kertas per tahun, yang telah

meningkat pesat dari hanya 120.000 ton

pada tahun 1989.

Kekuasaan APP yang sedemikain

besar dimulai dari keputusan Menteri

Kehutanan pada tanggal 25 November

1996 mengeluarkan surat Pemberian Hak

Pengusahaan Hutan Tanaman Industri

seluas 299.975 ha di Riau kepada PT.

Arara Abadi. Surat tersebut bernomor

743/kpts-II/1996 - di Jakarta, isinya

menyebutkan bahwa, surat tersebut

merupakan surat balasan perusahaan

tersebut mengenai permohonan

penyediaan lahan untuk perkebunan

yang dikirimkan kepada Gubernur Riau

pada 7 Oktober 1989 bernomor 57/AIP/

UM/-DL/X/89.

Saat ini, konsesi Arara Abadi

meliputi 6 kabupaten. Pada saat

dikeluarkan di akhir tahun 1980-an,

HTI ini merupakan salah satu yang

terbesar di Indonesia. Akan tetapi, pada

bulan Oktober tahun 2001, Arara Abadi

mengumumkan keinginannya untuk

memperluas areal operasinya sebesar

dua-pertiga, yang berarti tambahan

penebangan seluas 190.000 hektar

hutan alam dalam lima tahun berikutnya

untuk memasok kapasitas pabrik Indah

Kiat Riau yang diperbesar. Perluasan

ini akan dilaksanakan melalui «usaha

bersama» dengan rekan-rekan yang tidak

ditentukan dan di bawah persyaratan

yang tidak ditentukan. Lagipula, untuk

memenuhi peningkatan kebutuhan

akibat peningkatan kapasitas produksi,

APP/Sinar Mas Group berencana

untuk melipatduakan luas hutan alam

yang akan dibabat dalam lima tahun

mendatang.

Lahan luas yang dikuasai untuk

HTI pulp, digabung dengan konsesi-

konsesi yang luas milik perkebunan pulp

terbesar kedua di Indonesia, ditambah

dengan konsesi-konsesi penebangan dan

perkebunan kelapa sawit-menyisakan

sedikit lahan yang dapat digunakan

untuk memperoleh sumber penghidupan

153hati-hati dengan kertas!

Page 156: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

tradisional yang bergantung pada

hutan (Peta B menunjukkan seluruh

wilayah konsesi). Peraturan pemerintah

mengharuskan semua lokasi dan ladang

desa dihilangkan dari wilayah kerja HTI,

dan penanaman tidak diizinkan dalam

jarak 1,5 km dari desa-desa atau jalan.

Namun demikian, pohon-pohon akasia

sudah biasa ditanam hingga ke pinggir

jalan, dan di beberapa desa, hingga ke

pintu dapur rumah-rumah penduduk

desa. Seorang pria mengeluh, «Kalau

kami ingin membangun kakus, kami

harus menebang pohon akasia.»

Catatan Arara Abadi

menunjukkan bahwa 113.595 hektar

lahan konsesinya telah dikalim oleh

masyarakat lokal. Walaupun perusahaan

ini menegaskan bahwa setengah dari

kasus-kasus ini telah diselesaikan,

mereka mengakui bahwa 57.000 hektar

masih dalam sengketa. Akan tetapi,

perusahaan ini tidak memberi rincian

yang terkait dengan penyelesaian

yang dilakukan atau lokasi lahan yang

dituntut, sehingga tidak mungkin

melakukan pemeriksaan silang tentang

kemungkinan klaim-klaim ini saling

tumpang tindih. Selain itu, belum

pernah ada survey pemerintah yang

bersifat menyeluruh yang melibatkan

semua kalangan yang dapat dijadikan

dasar acuan dalam menyelesaikan silang

sengketa antara masayarakat dengan

perusahaan.

Seperti polisi provinsi, para

pejabat APP bersikeras bahwa Arara

Abadi telah menerima konsesi yang sah

dari pemerintah Indonesia. Selain itu

karena penduduk lokal tidak memiliki

surat kepemilikan resmi atas lahan

tersebut, maka mereka tidak mempunyai

hak yang sah. Direktur Arara Abadi

mengakui bahwa hampir semua masalah

keamanan mereka bukan bersumber

dari «penebangan liar» seperti yang

berulang-ulang ditegaskan oleh berbagai

perwakilan, tetapi dari berbagai

tuntutan hak atas lahan tradisional oleh

masyarakat lokal.

Hal inilah kemudian yang

menjadi dasar konflik agraria antara

rakyat dengan perusahaan. Konflik yang

memakan tanah adat, ulayat, perkebunan

rakyat, bahkan hingga kepada samarnya

batas desa, kampung, pekuburan, dan

lain sebagainya. Masyarakat merasa

memiliki hak ulayat, meskipun mereka

tidak mempunyai dokumen resmi.

Mengapa demikian ?, selama bertahun-

tahun lahan dan hutan digunakan

secara tradisional oleh masyarakat

untuk usahatani lokal dan pengumpulan

hasil hutan, termasuk pohon madu

yang berharga secara ekonomi dan

budaya yang terdapat di hutan alam,

154 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 157: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

yang kepemilikannya diwariskan dari

generasi ke generasi. Para pejabat Arara

Abadi tersebut jelas menyadari bahwa

masyarakat mempunyai hak ulayat,

tetapi secara tidak langsung menyatakan

bahwa akhirnya biaya ganti rugilah yang

menentukan apakah hak-hak ini akan

diakui atau tidak. Perusahaan sering

berkilah bahwa ganti rugi yang dituntut

warga terlalu mahal, padahal tidaklah

demikian kenyataannya.

Pengusiran Rakyat yang

Tak Berhenti

Dalam catatan Serikat Tani Riau

sengketa agraria antara PT. Arara Abadi

dengan masyarakat di terjadi diseluruh

Kabupaten yang termasuk dalam areal

yang diberikan melalui SK Menhut No :

743/kpts-II/1996. persengketaan lahan

ini kerap kali membuat masyarakat

pedesaan di areal tersebut harus

berhadapan dengan kekerasan.

Upaya represif pun tak jarang

dilakukan oleh perusahaan dengan

misalnya mengerahkan pasukan

pengamannya (security 911) untuk

menakut-nakuti masyarakat, dengan

misalnya mengancam untuk nantinya

ditangkap karena izin perusahaan

didapat dari menteri kehutanan,

menyurati untuk mengosongkan lahan

dan rumah, merusak asset yang dimiliki

masyarakat sampai pada pemukulan-

tindakan kriminalitas lainnya.

Untuk kasus PT. Arara abadi

misalnya, sudah banyak korban yang

berjatuhan, seperti yang terjadi Desa

Tasik Serai Distrik Duri – Resort

Sebanga (tahun 1992), Begitu juga

yang terjadi di Desa Tasik Serai Timur

(Maret 1994), di Desa Angkasa, Balam

Merah di Kabupaten Pelalawan (tahun

2001), kasus Mandiangin (Kab. Siak)

tahun 2003, kasus kec. Pinggir (kab.

Bengkalis) tahun 2005-2006, kasus

Tapung (kab. Kampar) 2006, terbaru

adalah kasus di Pinang Sebatang dan

sei. Mandau (Akhir tahun 2006). Kasus-

kasus tersebut masih berlangsung hingga

saat ini. Konfllik yang selalu berakhir

dengan pengusiran warga dari wilayah

penghidupan mereka.

Terahir kasus pengusiran

warga suluk bongkal kecamatan Pinggir

Kabupaten Bengkalis. Sebanyak 700

KK kelihangan tidak hanya sumber

mata pencaharian akan tatpi sekaligus

tempat tinggal yang telah mereka huni

selama puluhan tahun – turun temurun.

Kampung mereka dibumi hanguskan

oleh perusahaan kertas dengan bantuan

security 911, kepolisian. Alat-alat perang

dikerahkan ke kampung masyarakat

sipil dan mengahiri riwayat kehidupan

kampong suluk Bongkal.

155hati-hati dengan kertas!

Page 158: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Kronologis Penyerangan Dusun Suluk Bongkal Desa BeringinKecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

Kamis 18 Desember 2008

Pukul 10.00 WIB : Pasukan Brimob Polda Riau beserta 500-an pasukan Samapta serta pasukan kepolisian dari Polres Bengkalis yang dipimpin langsung oleh Dir. Reskrim Polda Riau Kombes. Alex Mandalika mendatangi Dusun Suluk Bongkal untuk melakukan pengusiran terhadap warga yang berdiam di Dusun tersebut karena dianggap telah melakukan penyerebotan terhadap areal HPHTI PT. Arara Abadi. Pasukan tersebut dilengkapi dengan persenjataan (pentungan dan senjata api) serta water cannon.

Kedatangan pasukan tersebut telah diketahui kabarnya oleh warga Dusun sejak sehari sebelumnya sehingga membuat warga Dusun seluruhnya melakukan mobilisasi ke jalan masuk Dusun untuk mempertahankan kampung. Beberapa saat kemudian masyarakat coba untuk melakukan perundingan dengan kepolisian yang dipimpin oleh Kepala Dusun Suluk Bongkal Khalifah Ismail, Ketua RW 03 Rasyidin, Tokoh masyarakat Suluk Bongkal Pongah, Loceng dan beberapa tokoh masyarakat lainnya yang didampingi oleh Ketua Umum Serikat Tani Riau Riza Zuhelmy.

Perundingan dilakukan dengan pihak kepolisian yang langsung dipimpin oleh Dir. Reskrim Polda Riau yang didampingi aparat kepolisian lainnya. Awalnya warga menanyakan tentang operasi yang dilakukan dan surat perintah, namun pihak kepolisian hanya menjawab ini perintah atasan.

Pukul 11.30 WIB : Pihak kepolisian berupaya menerobos barisan ibu-ibu dan anak-anak yang berdiri di jalan masuk menuju Dusun Suluk Bongkal (KM 46) yang dari pagi telah berada di lokasi untuk mempertahankan kampung halaman. Sembari itu polisi juga melakukan upaya penahanan Riza Zuhelmy (Ketua Umum Serikat Tani Riau) beserta beberapa perwakilan masyarakat yang mengikuti perundingan. Namun hal ini dengan segera direspon oleh warga sehingga sempat terjadi aksi saling tarik-menarik ketika polisi secara paksa untuk memasukkan Riza Zuhelmy kedalam mobil yang dikendarai kepolisian. Alhasil masyarakat berhasil melakukan penyelamatan terhadap rekannya yang mau ditahan dan kemudian dievakuasi didalam kampung. Situasi sempat mereda dan masyarakat tetap berbaris-bertahan di depan jalan masuk dusun sembari menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu-lagu perjuangan-wajib nasional symbol keteguhan mempertahankan kampung halaman.

Aksi saling mendorong pun sempat terjadi, dari lokasi massa terdengar kabar bahwa pihak kepolisian sebagian telah bersiap untuk meninggalkan lokasi, sesaat kemudian kembali sontak dengan kabar pihak kepolisian melakukan penangkapan terhadap 10 warga dan hendak mengepung dusun melalui jalan masuk lain.

Dari jalan PT. Adei P & I yang juga bisa menuju ke dusun telah terlihat rombongan kepolisian dalam jumlah yang cukup banyak (ratusan) dengan mengendarai mobil truck kepolisian dan mobil kepolisian lainnya menutup jalan tersebut sehingga warga panik

156 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 159: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

karena khawatir kampung akan dikepung dan warga tergusur serta seluruh isi kampung diluluh lantahkan. Proses evakuasi pun dilaksanakan terhadap beberapa tokoh masyarakat termasuk juru runding yang diutus oleh masyarakat.

Pukul 11.35 WIB : Ketika proses evakuasi dilakukan bentrokan pun tak terelakkan ketika polisi memaksa warga untuk mundur dengan tindakan represif dan menggunakan persenjataan. Gas air mata pun ditembakkan oleh polisi melalui water cannon kearah warga sehingga membuat kondisi tak terkendali. Kabar yang didapat dari warga, polisi juga mengeluarkan tembakan dari senjata api (menembakkan peluru karet) sedikitnya melukai 2 warga terkena tembakan tersebut.

Pukul 12. 30 WIB Polisi berusaha untuk melakukan penangkapan terhadap Ibu-Ibu namun hal ini coba untuk dicegah oleh salah satu pengurus Komite Pimpinan Pusat Serikat Tani Riau Antony Fitra karena Ibu-Ibu tersebut ada yang sedang dalam keadaan hamil dan ada anak-anak, namun upaya tersebut dihadang oleh pihak kepolisian. Antony Fitra sempat terkena tendangan dari pihak kepolisian sebanyak 2 kali di bagian kaki dan perut kemudian diseret paksa oleh pihak kepolisian beserta Ibu-Ibu. Warga yang ditangkap dimasukkan kedalam mobil kepolisian kemudian pada sekitar

Dalam kondisi represif tersebut polisi secara serentak menembakkan gas air mata, peluru karet dari senjata api serta melakukan pemukulan terhadap warga dengan menggunakan pentungan sehingga situasi menjadi tak terkendali dan banyak warga yang terluka, ketika itu warga telah tercerai berai dan mencari tempat penyelamatan menyusuri belukar dan hutan disekitar kampung. Hal ini dikarenakan 2 helikopter terbang disekitar lokasi kemudian menjatuhkan bahan peledak diatas rumah warga satu persatu dan ledakan yang keras terjadi, satu persatu rumah warga terbakar sehingga kondisi semakin tak terkendali. Api pun semakin menjalar sehingga warga bersembunyi dalam posisi berpencar dan sebagian dievakuasi ke dalam kampung.

Proses penangkapan pun terus dilakukan, disusul serangan darat oleh Samapta dengan menggunakan senjata api dan kemudian Satuan Polisi Pamong Praja beserta preman bayaran PT. Arara Abadi melakukan penyerangan terhadap masyarakat dengan melakukan pemukulan dan penangkapan terhadap masyarakat. Diakibatkan kondisi yang sangat represif peristiwa ini menelan korban meninggal dunia 2 jiwa (Putri, Umur 2 Tahun) anak dari warga dusun yang juga merupakan anggota Serikat Tani Riau akibat lari ketakutan dan masuk kedalam sumur. Jenazah Putri baru dapat dievakuasi pada malam hari akibat kondisi represif (dilokasi apabila ada warga yang beraktifitas ditangkap oleh kawanan preman, Satpol PP, Polisi dan PAM SWAKARSA).

Tak hanya berhenti disitu alat berat pun segera dimobilisasi masuk kedalam kampung untuk membersihkan sisa kebakaran dan meluluh lantahkan seluruh asset yang dimiliki oleh masyarakat dusun termasuk sanggar belajar dan rumah ibadah.

Pukul 14.00 WIB : Warga dibawa ke Mapolsektif Mandau. Laporan yang terakhir diperoleh dari warga sekitar 200 warga termasuk pengurus KPP

157hati-hati dengan kertas!

Page 160: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008
Page 161: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

159hati-hati dengan kertas!

STR ditahan di Mapolsektif Mandau, sekitar 200 warga bertahan di dalam kampung dan lebih dari 400 warga yang sampai sekarang masih berada ditengah hutan dalam kondisi berpencar dan belum bisa berkomunikasi termasuk warga sekitar desa tetangga yang ikut bersolidaritas (Desa Melibur, Tasik Serai, Tasik Serai Timur, Mandi Angin). Jumlah akurat kerugian masyarakat belum dapat dipastikan dikarenakan sedang berkonsentrasi untuk mengembalikan situasi menjadi kondusif, sementara sampai saat ini Polisi, Satpol PP, Pam Swakarsa PT. Arara Abadi dan Preman bayaran mengepung dusun dan memata-matai warga yang bersembunyi.

Jumat, 19 Desember 2008

Kepolisian dan Satpol PP menambah ratusan pasukan untuk masuk ke Suluk Bongkal sebanyak 8 Bus dan 8 truck serta alat berat 3 unit dan beberapa ekor anjing pelacak.

Sumber :

Riza Zuhelmy, Ketua Umum Komite Pimpinan Pusat -

Serikat Tani Riau dan Sentral Gerakan Rakyat Riau, Januari 2009

--------------------

a Jikalahari ( Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau ); sebuah lembaga yang dibangun oleh 24 organisasi non pemerintahan ( NGO) lingkungan, sosial masyarakat, mahasiswa pecinta alam, perempuan di Riau.

Page 162: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

NO JUDUL RANCANGAN UNDANG-UNDANG KETERANGAN

1 Rancangan Undang-Undang tentang Pengelolaan Sumber Daya Alam

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah

2 Rancangan Undang-Undang tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah

3 Rancangan Undang-Undang tentang Intelijen Negara

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah

4 Rancangan Undang-Undang tentang Kelautan Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah

5 Rancangan Undang-Undang tentang Hukum Acara Pidana

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah

6 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah

7 Rancangan Undang-Undang tentang Kearsipan Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah

8 Rancangan Undang-Undang tentang Transfer Dana

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah

9 Rancangan Undang-Undang tentang Kepemudaan

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah

10 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Koperasi

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah

11 Rancangan Undang-Undang tentang Hukum Materiil Peradilan Agama Bidang Perkawinan

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah

12 Rancangan Undang-Undang tentang Administrasi Pemerintahan

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah

13 Rancangan Undang-Undang tentang Cyber Crime

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah

14 Rancangan Undang-Undang tentang Pengadilan Anak

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah

PROGRAM LEGISLASI NASIONALRANCANGAN UNDANG-UNDANG PRIORITAS

TAHUN ANGGARAN 2009

160 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 163: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

15 Rancangan Undang-Undang tentang Perdagangan

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah

16 Rancangan Undang-Undang tentang Komponen Cadangan

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah

17 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah

18 Rancangan Undang-Undang tentang Badan Usaha Milik Daerah

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah

19 Rancangan Undang-Undang tentang Pemberantasan Pembalakan Liar (Illegal Logging)

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan Pemerintah

20 Rancangan Undang-Undang tentang Pembangunan Perdesaan

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR/ Badan Legislasi

21 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1987 tentang Protokol

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR/ Badan Legislasi

22 Rancangan Undang-Undang tentang Demokrasi Ekonomi

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR/ Badan Legislasi

23 Rancangan Undang-Undang tentang Konservasi Tanah dan Air

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR/ Badan Legislasi

24 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR/ Badan Legislasi

25 Rancangan Undang-Undang tentang Penanganan Konftik Sosial

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR/ Badan Legislasi

26 Rancangan Undang-Undang tentang Praktik Keperawatan

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR/ Badan Legislasi

27 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD dan DPRD

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR

28 Rancangan Undang-Undang tentang Pengendalian Dampak Produk Tembakau Terhadap Kesehatan

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR

29 Rancangan Undang-Undang tentang Pengetolaan Zakat

(Pengganti Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat)

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR

30 Rancangan Undang-Undang tentang Hak-Hak Keuangan Lembaga Negara (Pengganti Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1980 tentang Hak-Hak Keuangan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara)

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR

161program legislasi nasional

Page 164: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

31 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR

32 Rancangan Undang-Undang tentang Otonomi Khusus Provinsi Bali

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR

33 Rancangan Undang-Undang tentang Arsitek Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR

34 Rancangan Undang-Undang Tentang Pendidikan Kedokteran

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR

35 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara sebagaimana telah ditetapkan menjadi Undang-undang dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1961 tentang penetapan semua Undang-Undang Darurat dan semua peraturan pemerintah pengganti undang-undang yang sudah ada sebelum tahun 1961 menjadi undang-undang.

Draft RUU dan Naskah Akademik telah disiapkan DPR

RUU YANG BERSIFAT KUMULATIF

NO JUDUL RANCANGAN UNDANG-UNDANG

KETERANGAN

A Rancangan Undang-Undang yang berkaitan dengan Ratifikasi Perjanjian Internasional

1 Rancangan Undang-Undang tentang Ratifikasi Convention on Cyber Crime

Sesuai dengan urgensi dan judul

B Daftar Rancangan Undang-Undang akibat Putusan Mahkamah Konstitusi

1 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1992 tentang Perfilman

Sesuai dengan urgensi dan judul

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 16 Desember 2008

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

162 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 165: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

NO JUDUL RANCANGAN UNDANG-UNDANG TAHUN LUNCURAN

1 Rancangan Undang-Undang tentang Kesehatan {Pengganti Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan)

Luncuran Pembahasan Tahun 2005

2 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah

Luncuran Pembahasan Tahun 2005

3 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keiuarga Sejahtera

Luncuran Pembahasan Tahun 2005

4 Rancangan Undang-Undang tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

Luncuran Pembahasan Tahun 2005

5 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer

Luncuran Pembahasan Tahun 2005

6 Rancangan Undang-Undang tentang Lambang Palang Merah

Luncuran Pembahasan Tahun 2006

7 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 tahun 2002 tentang Grasi

Luncuran Pembahasan Tahun 2006

8 Rancangan Undang-Undang tentang Keimigrasian

Luncuran Pembahasan Tahun 2006

9 Rancangan Undang-Undang tentang Ketenagalistrikan

Luncuran Pembahasan Tahun 2006

10 Rancangan Undang-Undang tentang Kepariwisataan

Luncuran Pembahasan Tahun 2006

11 Rancangan Undang-Undang tentang Narkotika Luncuran Pembahasan Tahun 2006

12 Rancangan Undang-Undang tentang Mate Uang Luncuran Pembahasan Tahun 2006

RANCANGAN UNDANG-UNDANGYANG SEDANG DALAM PEMBAHASAN

163rancangan uu yang sedang dalam pembahasan

Page 166: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

13 Rancangan Undang-Undang tentang Badan Hukum Pendidikan

Luncuran Pembahasan Tahun 2006

14 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Luncuran Pembahasan Tahun 2006

15 Rancangan Undang-Undang tentang Standar Pelayanan Publik

Luncuran Pembahasan Tahun 2006

16 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan.

Luncuran Pembahasan Tahun 2006

17 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Luncuran Pembahasan Tahun 2006

18 Rancangan Undang-Undang tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Luncuran Pembahasan Tahun 2006

19 RUU tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Luncuran Pembahasan Tahun 2006

20 Rancangan Undang-Undang tentang Rahasia Negara

Luncuran Pembahasan Tahun 2006

21 Rancangan Undang-Undang tentang Jaminan Produk Halal

Luncuran Pembahasan Tahun 2007

22 Rancangan Undang-Undang tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD (Pengganti Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD)

Luncuran Pembahasan Tahun 2007

23 Rancangan Undang-Undang tentang Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan.

Luncuran Pembahasan Tahun 2007

24 Rancangan Undang-Undang tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan

Luncuran Pembahasan Tahun 2007

25 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

Luncuran Pembahasan Tahun 2007

26 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 22 tahun 2004 Komisi Yudisial

Luncuran Pembahasan Tahun 2007

27 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkaman Konstitusi

Luncuran Pembahasan Tahun 2007

28 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung

Luncuran Pembahasan Tahun 2007

29 Rancangan Undang-Undang tentang Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)

Luncuran Pembahasan Tahun 2007

164 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 167: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

30 Rancangan Undang-Undang tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara dan Lagu Kebangsaan

Luncuran Pembahasan Tahun 2007

31 Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berketanjutan

Luncuran Pembahasan Tahun 2007

32 Rancangan Undang-Undang tentang Pengesahan Protokol Untuk Mencegah, Memberantas, dan Menghukum Perdagangan Orang Terutama Perempuan dan Anak (Suptemen Konvensi PBB Melawan TOC)

Luncuran Pembahasan Tahun 2008

33 Rancangan Undang-Undang tentang Pengesahan Protokol Against The Smuggling of Migrant By Land, Sea and Air, Suplementing The United Nations Convention Against Transnational Organized Crime, 2000 (Protocol Against The Smuggling of Migrants By Land, Sea and Air)

Luncuran Pembahasan Tahun 2008

34 Rancangan Undang-Undang tentang Pengesahan Persetujuan untuk Melaksanakan Ketentuan-ketentuan dari Konvensi PBB tentang HUKUM LAUT tanggal 10 Desember 1982 yang berkaitan dengan Konservasi dan Pengelolaan Sediaan Ikan yang Beruaya Terbatas dan Sediaan Ikan yang Beruaya Jauh

Luncuran Pembahasan Tahun 2008

35 Rancangan Undang-Undang tentang Pencabutan atas Undang-Undang Nomor 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman

Luncuran Pembahasan Tahun 2008

36 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 tentang Peradilan Umum

Luncuran Pembahasan Tahun 2008

37 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

Luncuran Pembahasan Tahun 2008

38 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama

Luncuran Pembahasan Tahun 2008

39 Rancangan Undang-Undang tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

Luncuran Pembahasan Tahun 2008

40 Rancangan Undang-Undang tentang Perposan Luncuran Pembahasan Tahun 2008

41 Rancangan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Sosial

Luncuran Pembahasan Tahun 2008

42 Rancangan Undang-Undang tentang Rumah Sakit Luncuran Pembahasan Tahun 2008

165rancangan uu yang sedang dalam pembahasan

Page 168: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

43 Rancangan Undang-Undangtentang Keistimewaan Daerah Yogyakarta

Luncuran Pembahasan Tahun 2008

44 ‘Rancangan Undang-Undang tentang Kawasan Ekonomi Khusus

Luncuran Pembahasan Tahun 2008

45 Rancangan Undang-Undang tentang Meteorologi dan Geofisika

Luncuran Pembahasan Tahun 2008

46 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Luncuran Pembahasan Tahun 2008

47 Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi

Luncuran Pembahasan Tahun 2008

Jakarta, 16 Desember 2008

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

166 GL BAL JUSTICE UPDATE edisi khusus akhir tahun 2008

Page 169: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

Pengetahuan memang datang dari mana saja,tapi membaca adalah cara pertama untukmemahami dunia...

reject

fta!

Page 170: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008

one voicefor global justice!

GL BAL JUSTICE UPDATE

keadilan sosialharus diperjuangkan,warta keadilanharus dikumandangkan!

Watch Out!

Page 171: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008
Page 172: Global Justice Update - Tahun ke-6 - Edisi Khusus Akhir Tahun 2008