Post on 07-Aug-2018
8/20/2019 KONSEP DASAR PENYAKIT 1 muna.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-penyakit-1-munapdf 1/2
A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Pengertian Hidrocefalus adalah keadaan patologik
otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan cerebrospinal dan adanya tekanan
intrakranial (TIK) yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat
mengeluarkan likuor (Depkes RI, 1989). Hidrocefalus adalah kelebihan cairan
cerebrospinalis di dalam kepala. Biasanya di dalam sistem ventrikel atau gangguan
hidrodinamik cairan likuor sehingga menimbulkan peningkatan volume intravertikel(Setyanegara, 1998). Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial
yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel (Darsono, 2005:209).
Hidrosefalus selalu bersifat sekunder, sebagai akibat penyakit atau kerusakan otak.
Adanya kelainan-kelainan tersebut menyebabkan kepala menjadi besar serta terjadi
pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun (DeVito EE et al, 2007:328). 2. Etiologi
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran cairan serebrospinal (CSS) pada
salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat
absorbsi dalam ruang subaraknoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS
diatasnya (Allan H. Ropper, 2005). Teoritis pembentukan CSS yang terlalu banyak
dengan kecepatan absorbsi yang abnormal akan menyebabkan terjadinya hidrosefalus,namun dalam klinik sangat jarang terjadi. Beberapa penyebab terjadinya hidrocefalus:
a. Kelainan bawaan 1) Stenosis Aquaductus sylvii Merupakan penyebab yang paling
sering pada bayi/anak (60-90%). Aquaductus dapat mengalami stenosis dimana
saluran ini menjadi lebih sempit dari biasanya. Umumnya gejala Hidrocefalus terlihat
sejak lahir/progresif dengan cepat pada bulan-bulan pertama setelah lahir. 2) Spina
bifida dan cranium bifida Biasanya berhubungan dengan sindrom Arnold-Chiari
akibat tertariknya medula spinalis dengan medula oblongata dan cerebelum, letaknya
lebih rendah dan menutupi foramen magnum sehingga terjadi penyumbatan
sebagian/total. 3) Sindrom Dandy-Walker Merupakan atresia congenital foramen
luscha dan mengendie yang mengakibatkan hidrocefalus obstruktif dengan pelebaran
sistem ventrikel terutama ventrikel IV sehingga merupakan krista yang besar di
daerah losa posterior. 4) Kista Arachnoid Dapat terjadi secara conginetal dan
membagi etiologi menurut usia. 5) Anomali pembuluh darah. b. Infeksi Akibat infeksi
dapat timbul perlekatan meningen sehingga dapat terjadi obliterasi ruangan
subaraknoid. Pelebaran ventrikel pada fase akut meningitis purulenta terjadi bila
aliran CSS terganggu oleh obstruksi mekanik eksudat purulen di akuaduktus sylvii
atau sisterna basalis. Lebih banyak hidrosepalus terdapat pasca meningitis.
Pembesaran kepala dapat terjadi beberapa minggu sampai beberapa bulan sesudah
sembuh dari meningitisnya. Secara patologis terdapat penebalan jaringan piamater
dan araknoid sekitar sisterna basalis dan daerah lain. Pada meningitis serosa
tuberkulosa, perlekatan meningen terutama terdapat di daerah basal sekitar sisternakiasmatika dan interpendunkularis, sedangkan pada meningitis purulenta lokalisasinya
lebih tersebar. c. Perdarahan Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat
menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain
penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri (Allan H. Ropper,
2005:360). d. Neoplasma Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di
setiap tempat aliran CSS. Pada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan
ventrikel IV atau akuaduktus Sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma yang
berasal dari serebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan
kraniofaringioma. 3. Patofisiologi Tekanan negatif CSS yang dibentuk dalam sistem
ventrikel oleh pleksus khoroidalis kembali ke dalam peredaran darah melalui kapiler
dalam piamater dan arakhnoid yang meliputi seluruh susunan saraf pusat (SSP).Cairan likuor serebrospinalis terdapat dalam suatu sistem, yakni sistem internal dan
8/20/2019 KONSEP DASAR PENYAKIT 1 muna.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/konsep-dasar-penyakit-1-munapdf 2/2
sistem eksternal. Pada orang dewasa normal jumlah CSS 90-150 ml, anak umur 8-10
pengetahuan pasien dan kemampuan untuk berperan serta dalam proses rehabilitasi
Rasional : mempengaruhi pilihan terhadap intervensi yang akan dilakukan - Jelaskan
kembali mengenai penyakit yang diderita pasien dan perlunya pengobatan atau
penanganan. Rasional : memberikan kesempatan untuk mengklrifikasi kesalahan
persepsi. - Anjurkan untuk mengungkapkan apa yang dialami, bersosialisasi danmeningkatkan kemandiriannya. Rasional : meningkatkan kembali pada perasaan
normal dan perkembangan hidupnya pada situasi yang ada. - Bekerja dengan orang
terdekat untuk menentukan peralatan yang diperlukan dalam rumah sebelum pasien
pulang. Rasional : jika pasien dapat kembali kerumah, perawatan dapat difasilitasi
dengan alat bantu. 4. Evaluasi Evaluasi merupakan penilaian dari implementasi yang
dilakukan. a. Pre-op 1) Tercapainya perfusi jaringan serebral adekuat, tingkat
kesadaran normal (GCS: E4 M6 V5), tidak kaku kuduk, tidak terjadi kejang dan TD
dalam batas normal (bayi 85/54 mmHg, toddler 95/65 mmHg, sekolah 105-165
mmHg, remaja 110/65 mmHg). 2) Nyeri berkurang, hilang, atau dapat dikontrol serta
tampak rileks dan tidur/istirahat dengan baik, skala nyeri 0, dan tampak rileks, tidak
meringis kesakitan, nadi normal dan RR normal 3) Ketidakseimbangan nutrisi kurangdari kebutuhan tubuh teratasi, tidak terjadi penurunan berat badan sebesar 10% dari
berat awal, tidak adanya mual-muntah. 4) Tercapainya mobilitas secara mandiri,
tercapainya peningkatan kekuatan dan fungsi umum. 5) Cidera tidak terjadi. Tidak
ada lukadan. Pasien tidak terjatuh. 6) Kerusakan integritas kulit tidak terjadi. Tidak
ada lesi, eritema, pruritus, abrasi ( lecet ). Tidak adanya gangguan jaringan epidermis
dan dermis. b. Post-op 1) Nyeri berkurang, hilang, atau dapat dikontrol serta tampak
rileks dan tidur/istirahat dengan baik, skala nyeri 0, dan tampak rileks, tidak meringis
kesakitan, nadi normal dan RR normal 2) Infeksi tidak terjadi dan tanda-tanda infeksi
tidak ada. Tidak demam, tidak adanya kemerahan, tidak adanya bengkak, dan tidak
adanya penurunan fungsi. 3) Pasien mengetahui tentang penyakit yang dialami dan
memahami tentang perawatan pasca operasi. Pasien dan keluarga memahami tentang
penyakit. Pasien menunjukan perubahan prilaku.
DAFTAR PUSTAKA Wong and Whaley. ( 1995 ). Clinical Manual of Pediatric
Nursing. Philadelphia: Suddart, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Sudoyo, Aru W. 2006. Ilmu Penyakit
Dalam. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Purnawan J. dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Ed2. Media
Aesculapius. FKUI.1982. Price, Sylvia A, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Ed4. Jakarta. EGC. 1995. Syamsuhidayat, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu
Bedah, Edisi Revisi, Jakarta, EGC, 1997. Ngoerah, I Gusti Ngoerah. 2001. Dasar-
Dasar Ilmu Penyakit Saraf. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu http://www.ridwanaswar.tk/2010/12/askep-hidrosefalus.html