Post on 17-Feb-2015
Konsep Dasar Keperawatan Komunitas
A. Pengertian
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).
Keperawatan Komunitas adalah yang keperawatan professional yg ditujukan pada
masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan. optimal melalui peningkatan kesehatan , pencegahan pemeliharaan & rehabilitasi dg
menjamin keterjangkauan yang kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien (aggregate)
sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan, dan evaluasi (CHS, 1997)
B. Indikator Kesehatan
WHO menyarankan agar sebagai indikator kesehatan penduduk harus mengacu pada
kesehatan positif dan konsep holistik yang terdiir dari 6 hal yaitu :
a. Melihat ada tidaknya kelainan pathofisiologis pada seseorang
b. Mengukur kemampuan fisik seseorang
c. Penilaian atas kesehatan sendiir
d. Indeks Masa Tubuh
e. Kesehatan Mental
f. Kesehatan spiritual
Indikator Sehat meliputi : input, proses dan output
a. Indikator input :
Kotmitmen politik Alokasi sumber daya GNP dan GDP Penyebaran pendapatan Proses manajerial
Penyebaran pendapatan Kesedian sarana Tingkat pertumbuhan penduduk Kerangka organisasi
b. Indikator Proses
Keterlibatan Masyarakat Tingkat desentralisasi Kehamilan k1-K4) Penduduk yang tidak merokok Dan tidak minum alkohol
c. Indikator Output
Cakupan pelayanan kesehatan Dasar : cakupan pelayanan rujukan , status gizi dan perkembangan Motorik Angka kematian bayi /ibu ,umur Harapan hidup
C. Karakteristik
Keperawatan komunitas memiliki beberapa karakteristik, yaitu pelayanan keperawatan yang
diberikan berorientasi kepada pelayanan kelompok, fokus pelayanan utama adalah peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, asuhan keperawatan dibe¬rikan secara komprehensif dan
berkelanjutan dengan melibatkan partisipasi klien/masyarakat, klien memiliki otonomi yang
tinggi, fokus perhatian dalam pelayanan keperawatan lebih kearah pelayanan pada kondisi sehat,
pelayanan memerlukan kolaborasi interdisiplin, perawat secara langsung dapat meng¬kaji dan
mengintervensi klien dan lingkungannya dan pelayanan didasarkan pada kewaspadaan
epidemiologi.
Konsep keperawatan dikarakteristikan oleh 4 konsep pokok yaitu
1. Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial dan spiritual yang utuh dan unik
Manusia selalu berusaha untuk memahami kebutuhannya melalui berbagai upaya
Dimensi manusia sebagai satu kesatuan utuh antara aspek fisik, intelektual, emosion
2. Kesehatan Sehat didefinisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi
dengan efektif Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada
kreatifitas, konstruktif dan produktif
Faktor-faktor yg mempengaruhi kesehatan
- Keturunan
- Perilaku
- Pelayanan kesehatan
- Lingkungan
3. Keperawatan bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan, berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social
dan spiritual secara komprehensif,,ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat
baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
4. Lingkungan : Berfokus pada lingkungan masyarakat
Dapat mempengaruhi status kesehatan manusia Meliputi lingkungan fisik, psikologis,
social budaya dan lingkungan spiritual.
D. Prilaku Sehat
1. Konsep Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang
bersangkutan. Jadi perilaku manuasia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu
sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup
berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti
berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Skinner ( 1933 )
mengemukakan bahwa perilaku merupakan hubungan antara perangsang (stimulus) dan
respon. Ia membedakan adanya dua stimulus :
a. Respondent response atau reflektife response
ialah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu. Perangsang
semacam ini disebut elicting stimuli karena menimbulkan respon yang relatif tetap misalnya
makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang kuat menyebabkan mata tertutup ,
menangis karena sedih, mukamerah karena marah dan lain sebagainya.
b. Operant response atau instrumental response
ialah respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu . Perangsang
semacam ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer karena perangsang tersebut memperkuat
respon yang telah dilakukan oleh organisme. Oleh sebab itu perangsang ini mengikuti atau
memperkuat perilaku yang sudah dilakukan. Sebagai contoh apabila seorang anak belajar atau
sudah melakukan suatu perbuatan kemudian dia memperoleh hadiah maka dia akan lebih giat belajar
atau lebih baik lagi melakukan perbuatan tersebut. Dengan kata lain respon yang diberikannya akan
lebih intensif dan kuat.Di dalam kehidupan sehari – hari respon yang pertama sangat terbatas
keberadaanya hal ini disebabkan hubungan yang pasti antara stimulus dan respon sehingga
kemungkinan untuk memodifikasinya sangat kecil, bahkan hampir tidak mungkin. Sebaliknya respon
yang kedua merupakan bagian besar daripada perilaku manusia dan kemungkinan untuk
memodifikasinya sangat besar.
2. Bentuk Perilaku
Secara operasional perilaku dapat diartikan sebagai respon organisme terhadap
rangsangan tertentu dari luar subyek. Respon ini berbentuk dua macam yaitu :
1. Bentuk pasif atau covert behavior
adalah respon internal yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung bisa
dilihat orang lain, misalnya berpikir, tanggapan, sikap atau pengetahuan. Misalnya
seorang ibu yangtahu bahwa membawa anak untuk diimunisasi dapat mencegah penyakit
tertentu akan tetapi dia tidak membawa anaknya ke puskesmas atau posyandu.
2.. Bentuk aktif atau overt behaviour
apabila perilaku ini jelas bisa dilihat. Misalnya pada contoh di atas si ibu membawa anaknya
ke posyandu atau puskesmas untuk diimunisasi.
b.Niat
Melihat perkembangan dan proses yang terjadi di dalam pelaksanaan program ada
beberapa hal yang seharusnya menjadi perhatian untuk lebih mendorong proses perubahan
perilaku kesehatan.Terkait dengan determinan – determinan perilaku di atas, perlu langkah –
langkah untuk lebih memperkuat predisposing factor, enabling factor dan reinforcing factor,
karena faktor – faktor tersebut saling mempengaruhi. Tantangan bagi dinas kesehatan dan
jajarannya sebagai reinforcing factor di dalam proses perubahan perilaku adalah bagaimana
mereka mengimplementasikan paradigma sehat secara mikro dengan menekankan upaya
promotif dan preventif Pada akhirnya kita memang harus menyadari bahwa untuk
mewujutkan terjadinya proses perubahan perilaku ( kesehatan ) perlu keterlibatan ,
pengorbanan dan niat baik dari semua komponen di atas, sehingga diperlukan kerjasama yang
harmonis,efektif dan efisien dalam mewujutkannya, karena meskipun upaya kesehatan sudah
dilakukan secara maksimal, peningkatan derajat kesehatan tidak akan optimal jika perilaku
dan lingkungan belumlah sehat.