138433050 ddMakalah Konsep Keperawatan Komunitas

download 138433050 ddMakalah Konsep Keperawatan Komunitas

of 24

description

dd

Transcript of 138433050 ddMakalah Konsep Keperawatan Komunitas

  • MAKALAH KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

    1. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

    A. Pengertian

    Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang

    ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya

    pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan

    kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan

    melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan

    keperawatan. (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).

    B. Asumsi Dan Kepercayaan Terhadap Perawatan Kesehatan Komunitas Menurut ANA

    (American Nurses Association)

    1. Asumsi

    Sistem pemeliharaan yang kompleks.

    a. Komponen sistem pemeliharaan kesehatan primer, sekunder dan tersier.

    b. Perawatan subsistem pemeliharaan kesehatan dan produk pendidikan dasar praktek

    penelitian.

    c. Pemeliharaan kesehatan primer lebih menonjol dari sekunder dan tersier.

    d. Perawatan kesehatan menyangkut setting pemeliharaan kesehatan primer.

    2. Kepercayaan

    a. Pemeliharaan kesehatan harus memadai dan diterima semua orang.

    b. Orang yang menerima asuhan harus dilibatkan.

    c. Perawat sebagai pemberi dan klien sebagai konsumen pelayanan kesehatan.

    d. Lingkungan berdampak terhadap kesehatan populasi dan individu.

    e. Pencegahan penyakit bagian esensial dari peningkatan kesehatan.

    f. Kesehatan sebagai proses menyangkut kehidupan dalam jangka waktu yang lama.

    g. Klien hanya anggota tetap dari tim pemeliharaan kesehatan.

    h. Individu dalam sistem kesehatan masyarakat bertanggung jawab secara mandiri dan aktif

    berpartisipasi dalam pemeliharaan kesehatan.

    C. Falsafah Keperawatan Komunitas

    Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat

    dikembangkan falsafah keperawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan

  • komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan

    pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-

    kultural-spiritual) terhadap kesehatan komunitas dan membrikan prioritas pada strategi

    pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan

    komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu:

    manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

    1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi

    yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

    2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan kemanusiaan untuk

    meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat

    khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.

    3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua

    orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan.

    4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif dan

    rehabilitatif.

    5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara

    berkesinambungan.

    6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai consumer pelayanan

    keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan

    mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan

    status kesehatan masyarakat.

    7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara

    berkesinambungan dan terus-menerus.

    8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia harus ikut

    dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam pelayanan kesehatan

    mereka sendiri.

    Komunitas Dengan Keluarga

    Sebagai UnitPelayanan Dasar.

    MANUSIA

    KESEHATAN

    (SEHAT-SAKIT)

    LINGKUNGAN

    (Physic,Biologic,

  • Gambar 2.1 : Paradigma / Falsafah Keperawatan Komunitas

    Berdasarkan gambar di atas, dapat dijabarkan masing-masing unsur sbg berikut :

    1. Manusia.

    Komunitas sebagai klien berarti sekumpulan individu / klien yang berada pada lokasi

    atau batas geografi tertentu yang memiliki niliai-nilai, keyakinan dan minat yang relatif

    sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai Tujuan. Komunitas merupakan

    sumber dan lingkungan bagi keluarga, komunitas, Komunitas sebagai klien yang dimaksud

    termasuk kelompok resiko tinggi antara lain: daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh.

    2. Kesehatan.

    Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar

    klien / komunitas. Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari

    keberhasilan mengatasi stressor.

    3. Lingkungan.

    Psychologist, Social,

    Cultural, Dan Spiritual.

  • Semua factor internal dan eksternal atau pengaruh disekitar klien yang bersifat biologis,

    psikologis, social, cultural dan spiritual.

    4. Keperawatan.

    Intervensi / tindakan yang bertujuan untuk menekan stressor, melalui pencegahan

    primer, sekunder dan tersier. Berdasarkan falsafah di atas maka dikembangkan : tujuan,

    sasaran dan strategi intervensi keperawatan komunitas.

    D. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas

    Tujuan Umum

    Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan

    yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka

    miliki.

    Tujuan Khusus Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan

    masyarakat dalam hal:

    a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.

    b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.

    c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/ keperawatan.

    d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi.

    e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/ keperawatan.

    f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan

    kesehatan/keperawatan.

    g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self care).

    h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.

    i. Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita serta

    diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

    j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap masalah kesehatan.

    E. Sasaran

    Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan

    masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah

    kesehatan/perawatan.

    1. Individu

    Individu adalah bagian dati anggota keluarga. Apabila individu tersebut mempunyai

    masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diri sendiri oleh suatu hal

    dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik,

    mental maupun sosial.

    2. Keluarga

    Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala keluarga, anggota

    keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah tangga karena pertalian

    darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan lainnya saling tergantung dan

  • berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai masalah

    kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan

    keluarga-keluarga yang aada di sekitarnya.

    3. Kelompok Khusus

    Kelompok hkusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,

    umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah

    kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:

    a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan

    pertumbuhannya, seperti;

    1) Ibu hamil

    2) Bayi baru lahir

    3) Balita

    4) Anak usia sekolah

    5) Usia lanjut

    b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta

    asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

    1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya.

    2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung koroner,

    cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.

    c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:

    1) Wanita tuna susila

    2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

    3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.

    d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:

    1) Panti wredha

    2) Panti asuhan

    3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)

    4) Penitipan balita

    4. Masyarakat

    Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup lama

    sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu

    kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat

    merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung dan bekerjasama

    untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota masyarakat akan muncul banyak

    permasalahan, baik permasalahan sosial, kebudayaan, perekonomian, politik maupun

    kesehatan khususnya.

  • F. Strategi

    Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi :

    1. Proses kelompok.

    2. Pendidikan kesehatan.

    3. Kerja sama (partnership).

    G. Ruang Lingkup Perawatan Komunitas

    Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya peningkatan

    kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan

    (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan

    kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan

    masyarakatnya (resosialisasi). Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan

    yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya

    kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

    1. Upaya Promotif

    Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok

    dan masyarakat dengan jalan memberikan:

    a. Penyuluhan kesehatan masyarakat

    b. Peningkatan gizi

    c. Pemeliharaan kesehatan perseorangan

    d. Pemeliharaan kesehatan lingkungan

    e. Olahraga secara teratur

    f. Rekreasi

    g. Pendidikan seks.

    2. Upaya Preventif

    Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap

    kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan:

    a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil

    b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan

    rumah

    c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah.

    d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.

  • 3. Upaya Kuratif

    Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,

    kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui

    kegiatan:

    a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)

    b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit

    c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas

    d. Perawatan payudara

    e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir.

    4. Upaya Rehabilitatif

    Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita

    yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita

    penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui

    kegiatan:

    a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang

    maupun kelainan bawaan

    b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC,

    latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh

    perawat.

    5. Upaya Resosialitatif

    Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok

    khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang

    diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau

    kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan

    lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima

    kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara

    benar masalah kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan

    dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.

    H. Kegiatan Praktek Keperawatan Komunitas

    Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai lahan

    yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan, wilayah kerja

    perawat tetapi secara umum kegiatan praktek keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:

    1. Tahap Persiapan:

    b. Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang program praktek.

    c. Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas, masalah dan kesehatan

    utama.

    d. Penyusunan instrumen data.

    e. Uji coba instrumen pengumpulan data.

  • f. Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan, penjelasan program

    praktek dan mengadakan kontrak dengan komunitas.

    g. Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader kesehatan setempat.

    h. Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan demografi, epidemiologi dan

    statistik serta membuat visualisasi/penyajian data.

    i. Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun kepanitiaan, menyiapkan dan

    melatih masyarakat yang akan terlibat dalam musyawarah dan menyebarkan undangan.

    j. Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW:

    1) Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat

    2) Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas masalah, garis besar rencana

    kegiatan

    3) Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang telah ditetapkan.

    4) Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas kesehatan dari instansi

    terkait.

    1. Tahap Pelaksanaan:

    a. Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan kelompok kerja

    kesehatan.

    b. Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok kerja kesehatan:

    1) Pelatihan kader kesehatan

    2) Penyuluhan kesehatan

    3) Simulasi/demonstrasi

    4) Pembuatan model/percontohan

    5) Kunjungan rumah (home health care)

    6) Kerja bakti, daan lain-lain.

    c. Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait dalam pelaksanaan kegiatan.

    2. Tahap Evaluasi:

    a. Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal kesesuaian, kefektifan

    dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari komunitas.

    b. Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian tujuan, keberhasilan

    pemecahan masalah dan kemampuan komunitas dalam pemecahan masalah.

    a. Tahap Asuhan Keperawatan Komunitas

    1. Mengunakan pendekatan proses keperawatan, dengan langkah-langkah :

  • a. Pengkajian

    b. Diagnosa Keperawatan

    c. Perencanaan

    d. Pelaksanaan

    e. Evaluasi.

    Gambar 2.2 : Tahapan Dalam Asuhan Keperawatan Komunitas

    2. Mengunakan Pendekatan Pengorganisasian Masyarakat

    a. Tujuan pengorganisasian Komunitas :

    Diharapkan mampu berproses dalam mengidentifikasikan kebutuhannya,

    mengembangkan keyakinan untuk memenuhi kebutuhan dengan menggunakan potensi dan

    sumber daya yang ada di dalam komunitas dan di luar komunitas. Pendekatan yang

    digunakan menggunakan prinsip, landasan dan langkah dasar seperti tertera pada gambar 2.3

    b. Langkah-langkah pengorganisasian Masyarakat :

    1) Persiapan :

    a) Pengenalan komunitas

    Pendekatan Jalur Formal

    Dilakukan terhadap instansi birokrasi yang bertanggung jawab pada wilayah komunitas dengan

    cara ;

    1. Pengajuan proposal dan perijinan

    2. Penjelasan tujuan dan program

    hasil : surat ijin/persetujuan

    Pendekatan Jalur Informal

  • Dilakukan setelah adanya ijin/persetujuan dari institusi dari birokrasi dengan melakukan

    pendekatan kepada :

    1. Tokoh-tokoh masyarakat

    2. Ketua RW, RT

    3. Kader kesehatan

    Dengan menjelaskan tujuan, program kegiatan, meminta dukungan dan partisipasi serta

    kontrak kerjasama.

    Gambar 2.3 : Prinsip Pendekatan dalam Asuhan Keperawatan Komunitas

    b) Pengenalan Masalah

    Tujuan : untuk mengetahui masalah kesehatan secara menyeluruh yang benar-benar menjadi

    kebutuhan komunitas saai ini.

    Tahap pengenalan masalah :

    Membuat instrumen pengkajian/pengumpulan data

    1. Diawali dengan survey awal pada komunitas yang menjadi sasaran, meliputi :

    o Survey wilayah

    o Survey populasi

    o Survey masalah utama dan faktor penyebab

    o Survey kebijakan program dan frasilitas layanan kesehatan.

    o Survey potensi-potensi, sumber pendukung di komunitas.

    2. Membuat instrument pengumpulan data.

    Tabulasi Data:

    1. Membuat table tabulasi data

    2. Menghitung frekuensi distribusi

    3. Membuat table, diagram, grafik frekuensi distribusi

  • Analisa Data

    1. Analisa Deskriptif

    Membuat gambaran suatu keadaan dari obyek yang diteliti.

    2. Analisa Korelasi

    Menganalisa tingkat hubungan pngaruh dari dua atau lebih subvariabel yang diteliti dengan

    menggunkan perhitungan statistik.

    Perumusan Masalah

    1. Adalah merumuskan diagnosa keperawatan pada komunitas yang dikaji dengan berdasarkan

    hasil analisa data.

    2. Mengunakan klarifikasi masalah OMAHA

    3. Formulasi :

    o Problem

    o Etiologi

    o Data yang menyokong.

    c) Penyadaran komunitas

    1) Tujuan :

    1. Mengenalkan masalah kesehatan yang sedang dihadapi oleh komunitas

    2. Mengikutsertakan komunitas dalam pemecahan masalah

    3. Menumbuhkan kesadaran komunitas untuk terlibat aktif menjadi tenaga potensial dalam

    kegiatan pemecahan masalah.

    2) Kegiatan :

    Mengadakan musyawarah komunitas dengan metode lokakarya mini, dengan langkah :

    1. Penyajian data hasil survey

    2. Diskusi kelompok :

    o Perumusan masalah dan faktor penyebab

    o Menyusun rencana pemecahan masalah (bentuk masalah, waktu, tempat, penanggung jawab

    dan biaya)

    o Pembentukan kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) dari anggota komunitas yang merupakan

    calon kader kesehatan yang bertanggung jawabterhadap kegiatan yang direncanakan.

    3. Penyajian hasil diskusi kelompok

    4. Tangapan-tanggapan dari tokoh formal, informal, puskesmas.

    2) Pelaksanaan

  • Adalah tahap pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah direncanankan dengan melihat

    aktifitas kelompok kerja yang telah terbentuk melalui kerja sama dengan aparat

    desa/kelurahan, puskesmas/dinkes yang meliputi kegiatan :

    a) Pelatihan Kader

    b) Penyuluhan kesehatan

    c) Pelayanan kesehatan langsung

    d) Home care

    e) Rujukan

    Gambar 2.4 : Perawat Bekerja Bersama Masyarakat (Kader Kesehatan).

    3) Evaluasi

    Hal-hal yang harus dievaluasi :

    a) Perkembangan masalah kesehatan yang ditemukan

    b) Pencapaian tujuan perawatan (terutama tujuan jangka pendek)

    c) Efektifitas dan efisiensi tindakan/kegiatan yang telah dilakukan

    d) Rencana tindak lanjut.

    Gambar 2.5 : Siklus Pemberdayaan Masyarakat dalam Asuhan Keperawatan Komunitas

  • Perubahan ini dapat diamati seperti gambar di bawah ini:

    Keterangan:

    : Peran masyarakat

    : Peran perawat

    Gambar 2.6 : Peranan Perawat dan Masyarakat dalam Mencapai Tujuan Perawatan Kesehatan

    Komunitas

    Pada gambar di atas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien dalam

    menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar dari pada klien

    dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat. Atau dapat digambarkan

    peralihan basarnya peran antara perawat dan masyarakat :

    Tahapan Peran

    perawat

    Peran

    Masyarakat

    1. Pengenalan masyarakat + + + +

    2. Pengenalan masalah + + + +

    3. Penyadaran masyarakat + + + + +

    4. Pelaksanaan + + + + +

    5. Penilaian

    6. perluasan

    +

    +

    ++++

    ++++

  • Tujuan akhir perawat komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait dengan lima

    tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan tindakan

    kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat mendukung upaya

    peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang

    tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan

    yaitu melalui proses keperawatan.

    2. PROSES KEPERAWATAN MODEL CAP

    Model adalah gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep. (Riehl and Roy, 1980).

    Model konseptual adalah sintesis seperangkat konsep dan pernyataan yang

    mengintegrasikan konsep konsep tersebut menjadi suatu kesatuan. Model keperawatan

    dapat didefinisikan sebagai kerangka piker, sebagai satu cara melihat keperawatan, atau satu

    gambaran tentang lingkup keperawatan.

    Model ini sebagai panduan proses keperawatan dalam pengkajian komunitas; analisa dan

    diagnosa; perencanaan; implementasi komunitas yang terdiri dari tiga tingkatan pencegahan;

    primer, sekunder, dan tersier, dan program evaluasi (Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999).

    Fokus pada model ini komunitas sebagai partner dan penggunaan proses keperawatan sebagai

    pendekatan. Neuman memandang klien sebagai sistem terbuka dimana klien dan

    lingkungannya berada dalam interaksi yang dinamis. Menurut Neuman, untuk melindungi

    klien dari berbagai stressor yang dapat mengganggu keseimbangan, klien memiliki tiga garis

    pertahanan, yaitu fleksible line of defense, normal line of defense, dan resistance defense

    (lihat gambar 1).

  • Gambar 1. Community as Patner Model

    Agregat klien dalam model community as partner ini meliputi intrasistem dan

    ekstrasistim. Intrasistem terkait adalah sekelompok orang-orang yang memiliki satu atau

    lebih karakteristik (Stanhope & Lancaster, 2004). Agregat ekstrasistem meliputi delapan

    subsistem yaitu komunikasi, transportasi dan keselamatan, ekonomi, pendidikan, politik dan

    pemerintahan, layanan kesehatan dan sosial, lingkungan fisik dan rekreasi (Helvie, 1998;

    Anderson & McFarlane, 2000; Ervin, 2002; Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999; Stanhope &

    Lancaster, 2004; Allender & Spradley, 2005).

    Delapan subsistem dipisahkan dengan garis putus-putus artinya sistem satu dengan

    yang lainnya saling mempengaruhi. Di dalam komunitas ada lines of resistance, merupakan

    mekanisme internal untuk bertahan dari stressor. Rasa kebersamaan dalam komunitas untuk

    bertanggung jawab terhadap kesehatan contoh dari line of resistance Anderson dan

    McFarlane (2000) mengatakan bahwa dengan menggunakan model community as partner

    terdapat dua komponen utama yaitu roda pengkajian komunitas dan proses keperawatan.

    Roda pengkajian komunitas terdiri dari dua bagian utama yaitu inti dan delapan subsistem

  • yang mengelilingi inti yang merupakan bagian dari pengkajian keperawatan, sedangkan

    proses keperawatan terdiri dari beberapa tahap mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,

    implementasi, dan evaluasi.

    1. Pengkajian

    Pengkajian adalah upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap

    masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh

    masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada

    fisiologis, psikologis dan sosial ekonomi maupun spiritual dapat ditentukan.

    Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal

    komunitas. Mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang berbenturan dengan masalah

    kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan

    merancang strategi promosi kesehatan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan,

    yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah

    kesehatan masyarakat dan prioritas masalah.

    a. Pengumpulan Data

    Tujuan :

    Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan

    pada masyarakat sehingga dapat ditentukam tindakan yang harus diambil untuk mengatasi

    masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta

    factor lingkungan yang mempengaruhinya.

    Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :

    1. Data inti

    a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

    b. Data demografi

    c. Vital statistic

    d. Status kesehatan komunitas

    2. Data lingkungan fisik

    a. Pemukiman

    b. Sanitasi

    c. Fasilitas

    d. Batas-batas wilayah

    e. Kondisi geografis

    3. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial

    a. Pelayanan kesehatan

  • b. Fasilitas sosial (pasar, took, swalayan)

    4. Ekonomi

    a. Jenis pekerjaan

    b. Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan

    c. Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan

    d. Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga, dan lanjut usia

    5. Keamanan dan transportasi

    a. Keamanan

    b. Transportasi

    6. Politik dan pemerintahan

    a. System pengorganisasian

    b. Struktur organisasi

    c. Kelompok organisasi dalam komunitas

    d. Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan

    7. System komunikasi

    a. Sarana umum komunikasi

    b. Jenis alat komunikasi dan digunakan dalam komunitas

    c. Cara penyebaran informasi

    8. Pendidikan

    a. Tingkat pendidikan komunitas

    b. Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)

    c. Jenis bahasa yanhg digunakan

    9. Rekreasi

    a. Kebiasaan rekreasi

    b. Fasilitas tempat rekreasi

    Jenis Data

    Jenis data secara umum dapat diperoleh dari

    1. Data Subjektif

    Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga,

    kelompok dan komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.

    2. Data Objektif

    Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.

  • Sumber Data

    1. Data primer

    Data yang dikumpulakn oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan

    masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas berdasarkan hasil pemeriksaan

    atau pengkajian.

    2. Data sekunder

    Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya : kelurahan, catatan

    riwayat kesejatan pasien atai medical record. (Wahit, 2005)

    Cara Pengumpulan Data

    1. Wawancara atatu anamnesa

    2. Pengamatan

    3. Pemeriksaan Fisik

    b. Pengolahan Data

    1. Klasifikasi data atau kategorisasi data

    2. Perhitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly

    3. Tabulasi data

    4. Interpretasi data

    (Anderson and Mc Farlane 1988. Community as Client)

    c. Analisis Data

    Tujuan analisis data :

    1. Menetapkan kebutuhan komuniti

    2. Menetapkan kekuatan

    3. Mengidentifikasi pola respon komuniti

    4. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan

    d. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan

    e. Prioritas masalah

    Prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai

    factor sebagai criteria:

  • 1. Perhatian masyarakat

    2. Prevalensi kejadian

    3. Berat ringannya masalah

    4. Kemungkinan masalah untuk diatasi

    5. Tersedianya sumber daya masyarakat

    6. Aspek politis.

    Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan menurut Abraham H.

    Mashlow yaitu:

    1. Keadaan yan mengancam kehidupan

    2. Keadaan yang mengancam kesehatan

    3. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

    3. Diagnosa keperawatan

    Diagnosis keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang actual

    maupun potensial. Masalah actual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian,

    sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. (American

    Nurses Of Association (ANA). Dengna demikian diagnosis keperawatan adalah suatu

    pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang

    dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.

    Contoh Diagnosa Keperawatan

    1. Resiko terjadinya diare di RW. 02 Ds. Genuk Semarang suhubungan dengan :

    a. Sumber air tidak memenuhi syarat

    b. Kebersihan perorangan kurang

    c. Lingkungan yang buruk di manefestasikan oleh : banyaknya sampah yang berserakan,

    penggunaan sungai sebagai tempat mencuci, mandi dan pembuangan kotoran.

    2. Tingginya kejadian karies gigi SMP 29 Semarang sehubungan dengan :

    a. Kurangnya pemeriksaan gigi

    b. Kurangnya fluor pada air minum di manefestasikan: 62% caries dengan inspeksi pada murid-

    murid SMP 29.

    3. Kurangnya gizi pada balita di desa Karang Awen sehubungan dengan :

  • a. Banyak kepala keluarga kehilangan pekerjaan

    b. Kurangnya jumlah kader

    c. Kurangnya jumlah posyandu

    d. Kurangnya jumlah pengetahuan masyarakat tentang gizi.

    4. Resiko terjadinya penyakit dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di desa Karang

    Awen sehubungan dengan :

    5. Terjadinya penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat (Diare, ISPA, DBD) di desa

    Karang Awen sehubungan dengan :

    4. Perencanaan

    a. Tahapan pengembangan masyarakat:

    b. Persiapan, penentuan prioritas daerah

    c. Pengorganisasian, pembentukan pokjakes.

    d. Tahap diklat

    e. Tahap kepemimpinan

    f. Koordinasi intersektoral

    g. Akhir, supervisi atau kunjungan bertahap.

    5. Pelaksanaan/Implementasi

    a. Tanggung jawab melaksanakan kegiatan:

    b. Bantuan mengatasi masalah kurang

    c. nutrisi, mempertahankan kondisi

    d. seimbang, meningkatkan kesehatan

    e. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat

    f. untuk mencegah kurang gizi

    g. Advokat komunitas.

    6. Evaluasi atau penilaian

    Dilakukan dengan konsep evaluasi struktur, proses, hasil.

    Fokus:

    a. Relevansi antara kenyataan dengan target

  • b. Perkembangan/ kemajuan proses, kesesuaian dg perencanaan, peran pelaksana,

    fasilitas dan jumlah peserta

    c. Efisiensi biaya, bagaimana mencari sumber dana

    d. Efisiensi kerja, apakah tujuan tercapai, apakah masyarakat puas.

    e. Dampak, apakah terjadi perubahan status kesehatan. lama.

    Proses Evaluasi

    a. Menilai respon verbal dan nonverbal

    b. Mencatat adanya kasus baru yg dirujuk ke RS

    3. TERAPI KOMPLEMENTER DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS

    A. Definisi Terapi Komplementer

    Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer adalah

    pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk

    Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan

    pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah

    dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun temurun pada suatu negara. Tapi

    di Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.

    Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai

    pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain

    diluar Pengobatan Medis yang Konvensional.

  • Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun 2005,

    terdapat 75 80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani pengobatan non-

    konvensional. Di Indonesia sendiri, kepopuleran pengobatan non-konvensional, termasuk

    pengobatan komplementer ini, bisa diperkirakan dari mulai menjamurnya iklan iklan terapi

    non konvensional di berbagai media

    B. Jenis Jenis Terapi Komplementer

    1. Praktek-praktek penyembukan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur.

    2. Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.

    3. Homeopati atau jamu-jamuan.

    4. Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas atau reiki

    5. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.

    6. Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral

    C. Fokus Terapi Komplementer

    1. Pasien dengan penyakit jantung.

    2. Pasien dengan autis dan hiperaktif

    3. Pasien kanker

    D. Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer

    1. Perawat adalah sebagai pelaku dari terapi komplementer selain dokter dan praktisi terapi.

    2. Perawat dapat melakukan intervensi mandiri kepada pasien dalam fungsinya secara holistik

    dengan memberikan advocate dalam hal keamanan, kenyamanan dan secara ekonomi kepada

    pasien.

    E. Teknik Terapi Komplementer

    Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan oleh

    Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu

    sebagai berikut :

    1. Akupuntur

    Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan kompetensinya.

    Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai

    kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah

    dengan mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel.

  • Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan

    pada sistem tubuh.

    2. Terapi hiperbarik,

    Terapi heperbarik yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam

    sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 3 kali lebih besar daripada tekanan udara

    atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi,

    pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat

    tingginya tekanan udara

    3. Terapi herbal medik,

    Terapi herbal medic yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa

    herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal

    terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik

    terhadap keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal ini akan

    diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

    Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya efektivitasnya untuk

    mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu dengan lainnya

    karena masing masing mempunyai teknik serta fungsinya sendiri sendiri. Terapi

    hiperbarik misalnya, umumnya digunakan untuk pasien pasien dengan gangren supaya

    tidak perlu dilakukan pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal, berfungsi dalam

    meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara, terapi akupunktur berfungsi memperbaiki

    keadaan umum, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi konstipasi atau diare,

    meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau mengurangi efek samping yang timbul

    akibat dari pengobatan kanker itu sendiri, seperti mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan

    neuropati.

    F. Persyaratan Dalam Terapi Komplementer

    Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :

    1. Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah memiliki

    kompetensi.

  • 2. Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk sediaan

    farmasi.

    3. Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah mendapat izin

    dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan dilakukan pemantauan terus

    menerus