Konjungtivitis Virus

Post on 24-Dec-2015

89 views 10 download

description

konjungtivitis virus

Transcript of Konjungtivitis Virus

Konjungtivitis Viral

Konjungtivitis infeksi dapat disebabkan virus, bakteri, dan fungi.2Konjungtivitis virus dan bakteri merupakan konjungtivitis yang mudah ditularkan dari orang ke orang melalui kontak dengan objek yang terkontaminasi. Virus merupakan penyebab konjungtivitis yang paling sering terjadi. Gejala yang sering dikeluhkan pasien serupa mata merah, gatal, dan sekret yang membuat fisura palpebra lengket atau sulit dibuka saat bangun tidur.

Patogenesis:

Epitelium konjungtiva dan skleravirusTiap beberapa detik palpebra menutup memberi perlindungan bagi sklera dan konjungtiva berupa sekret dan pembersihan dari benda asing virus masuk selinflmasi

Virus memiliki genom asam nukleat single atau double stranded yang dilingkupi kapsid dengan atau tanpa pelindung. Asam nukleat dapat berupa RNA atauDNA yang dibutuhkan untuk melakukan transkripsi menghasilkan enzim atau protein yang dibutuhkan unuk bereplikasi.

Pemeriksaan yang dilakukan

Penilaian tajam penglihatan; bertujuan untuk menilai tajam penglihatan masih normal atau mengalami penurunan akibat permasalahan pada mata. Penilaian tajam penglihatan menggunakan kartu Snellen, dan bahkan jari, gerakan tangan, dan senter (penlight) bila diperlukan.

Penilaian penyebab mata merah; menggunakan bantuan loupe dan senter. Pemeriksaan dimulai dari inspeksi dan palpasi kulit regio periorbita, kemudian bagian kelopak mata dan konjungtiva tarsal. Dari pemeriksaan tersebut, dapat dideteksi keberadaan proptosis, malfungsi kelopak mata, atau suatu keterbatasan gerakan bola mata.

Setelah menilai keadaan pada regio tersebut, pemeriksaan beralih ke konjungtiva bulbi untuk mulai membedakan injeksi konjungtiva dan injeksi silier. Pada mata merah tanpa visus menurun umumnya ditemukan injeksi konjungtiva dan/ atau perdarahan subkonjungtiva, serta gambaran khas konjungtivitis berdasarkan etiologinya. Bila mata merah dan visus menurun selalu disertai dengan injeksi episklera dan injeksi konjungtiva.

Penilaian kornea; bertujuan untuk menilai kejernihan dan regularitas permukaan kornea. Bila didapatkan kekeruhan pada kornea, perlu ditentukan jenis kekeruhan pada kornea pasien. Pemeriksaan menggunakan bantuan senter atau tes plasido. Pemeriksaan lanjutan dapat menggunakan tes fluorescein sebagai pemeriksaan keutuhan epitel kornea dengan metode pewarnaan.

Konjungtivitis virus akut

Keratokonjungtivis epidemi

Konjngtivitis herpetik

Konjungtivitis demam faringokonjungtiva

kelainan ini memberikan gejala demam, faringitis, sekret berarir dan sedikit, mengenai salah satu/ kedua mata.

etiologi: adenovirus tipe 3 dan 7, disebarkan melalu droplet atau kolam renang.

Masa inkubasi 5-12 hari, dapat mengenai salah satu mata dalam minggu berikutnya.

Terlihat kelopak mata yang bengkak, pada kornea terjadi keratitis superfisial, pembesaran kelenjar.

Pengobatannya hanya suporatif karena dapat sembuh sendiri. Kompres, berikan antibiotik dengan steroid topikalcegah infeksi sekunder.

Konjungtivitis epidemi

etiologi: adenovirus 8 dan 19.

Masa inkubasi 8-9 hari dan mudah menular, masa infeksius 14 hari.

gejala: mata berair berat, seperti kelilipan, perdarahan subkonjungtiva, terdapat pseudomembran, pembesaran kelenjar.

pengobatan dengan antivirus interferon, pemberian antibiotok untuk mencegah infeksi sekunder steroid.

Konjungtivitis herpetik

manifestasi primer herpes terdapat pada anak-anak yang mendapat infeksi dari pembawa virus.

dibagi menjadi 2 bagian:

- Konjungtivitis herpes simpleks

- Konjungtivitis varisela-zoster

Konjungtivitis herpes simpleks

Infeksi berulang pada mata, sering disertai infeksi herpes pada kulit dengan pembesaran kelenjar preurikel.

Pengobatan dengan antivirus.

Konjungtivitis varisela-zoster

Memberikan infeksi pada ganglion gaseri saraf trigeminus (N-V).

Sering terjadi pada umur lebih dari 50 tahun.

Diagnosis dapat ditegakan dengan menemukannya sel raksasa pada pewarnaan giemsa, kultur virus, dan sel inklusi intranuklear.

Pengobatan dengan kompres dingin, asiklovir 400mg/hr selama 5 hari merupakan pengobatan umum. Dalam 2 minggu pertama diberikan analgetik. Pada permukaan yang kelainan diberikan salep tetrasiklin, steroid tetes deksametason 0,1%.

TERIMA KASIHIlmu penyakit mata, prof. dr. H. Sidarta Ilyas,

SpM, edisi ketiga FKUI