Post on 24-May-2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan bermasyarakat, konflik merupakan hal yang wajar dan
biasa, karena setiap individu memiliki kepentingan yang berbeda-beda dan
ketika kepentingan antara satu individu dengan individu lain ataupun
kepentingan kelompok dengan kelompok lain saling berbenturan maka
terjadilah konflik.
Pada dasarnya, munculnya konflik tidak bisa lepas dari kehidupan suatu
masyarakat, karena konflik adalah merupakan suatu fenomena yang tidak
dapat dihilangkan dalam suatu interaksi sosial. Konflik hanya dapat
dikendalikan dan diminimalisasi saja, sehingga konflik yang timbul tidak
sampai stadium lanjut yang mengancam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Dalam hal ini, integrasi selalu menjadi harapan dan dambaan untuk
mampu meminimalisasi permasalahan yang timbul akibat konflik sosial
tersebut.
Oleh Karena itu, penulis tertarik untuk mencoba membahas masalah ini
kedalam paper yang berjudul “konflik dan intregrasi sosial dalam masyarakat”
1
1
B. Rumusan Masalah
Untuk lebih memudahkan pembahasan maka perlu kiranya penulis
merumuskan sebagai berikut:
1. Apa faktor-faktor penyebab terjadinya konflik sosial?
2. Apa dampak terhadap terjadinya konflik dalam masyarakat?
3. Bagaimanakah cara penyelesaian konflik?
4. Bagaimana integrasi sebagai media pencegah konflik?
C. Tujuan Pembahasan
Dalam penyusunan paper ini ada beberapa bahasan yang perlu dibahas
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya konflik
2. Untuk mengetahui dampak terjadinya konflik dalam masyarakat
3. Untuk mengetahui cara penyelesaian konflik
4. Untuk mengetahui bagaimana integrasi sebagai media pencegah konflik
D. Jenis Penelitian
Dalam paper ini penulis membahas dengan cara penelitian kepustakaan
dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan dalam paper
ini. Karna itu peneliti ini termasuk ini termasuk jenis peneliti pustaka
(Library Research).
2
E. Metode Pengumpulan Data
Adapun dalam penelitian paper ini, penulis menggunakan metode
dokumentasi yaitu membaca buku-buku yang ada kaitannya dengan paper ini
sehingga penulis dapat mengumpulkan bahan-bahan atau data-data yang
selanjutnya dianalisis guna memperoleh pemecahan masalah.
F. Metode Analisa Data
Dalam usaha penyusunan paper ini penulis menggunakan analisis
sebagai berikut:
1. Metode Induktif
Yaitu metode yang berawal dari hal yang bersifat khusus kemudian
dijadikan pada pembahasan yang bersifat umum.
2. Metode Deduktif
Yaitu suatu pembasan yang berawal dari hal yang bersifat umum
kemudian dijadikan pada pembahasan yang bersifat khusus.
G. Sistematis Pembahasan
Untuk mempermudah paper ini maka penulis menulis sistematika
pembahasan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Yang terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
pembahasan, jenis penelitian, metode pengumpulan data, metode
analisa data, sistematika pembahasan.
3
BAB II : KONFLIK DAN INTREGRASI
Bab ini merupakan landasan teori yang meliputi definisi konflik,
definisi integrasi, bentuk-bentuk konflik dan integrasi sosial.
BAB III : KONFLIK DAN INTREGRASI SOSIAL DALAM MASYRAKAT
Pada bab ini penulis akan menguraikan faktor-faktor penyebab
terjadinya konflik sosial, dampak terjadinya konflik dalam
masyarakat, cara penyelesaian konflik, integrasi sebagai media
pencegahan konflik.
BAB IV : PENUTUP
Bab ini meliputi kesimpulan, saran-saran dan Penutup.
4
BAB II
KONFLIK DAN INTEGRASI
A. Definisi Konflik
Konflik pada umunya merupakan suatu gejala sosial yang sering muncul
dalam kehidupan bermasyarakat. Suatu konflik (pertentangan) ini timbul
karena adanya persaingan antar individu maupun antar kelompok, selain itu
konflik bisa juga muncul karena adanya perbedaan emosi atau perbedaan
pendapat antarorang-orang dalam suatu interaksi sosial. Oleh karenanya
konflik merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dihilangkan dalam suatu
interaksi sosial, yang bisa dilakukan hanyalah meminimalisasi dampak yang
ditimbulkan dari konflik itu sendiri.
Seorang tokoh sosiologi Indonesia bernama Soerjono Soekanto
mendefinisikan konflik sebagai suatu pertentangan atau pertikaian. Apabila
dijabarkankan secara lebih mendalam maka konflik adalah suatu proses sosial
individu atau kelompok yang berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan
menentang pihak lawan, yang adakalanya disertai dengan ancaman dan
kekerasan. Apabila ditinjau dari aspek bahasa (etimologis), konflik berasal
dari bahasa asing configure yang berarti saling memukul.
Berikut ini terdapat beberapa tokoh teoritis konflik yang memberikan
definisi dari sudut pandang masing-masing.
5
5
a. Berstin (1965)
Menurut Berstin, konflik merupakan suatu pertentangan atau
perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik ini mempunyai potensi yang
memberikan pengaruh positif dan negatif dalam interaksi manusia.
b. Robert M.Z. Lawang
Menurut Lawang, konflik adalah perjuangan memperoleh status,
nilai, kekuasaan, dimana tujuan mereka yang berkonflik tidak hanya
memperoleh keuntungan, tapi juga untuk menundukkan saingannya.
c. Ariyono Suyono
Menurut Ariyono Suyono, konflik adalah proses atau keadaan
dimana dua pihak berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing-
masing disebabkan adanya perbedaan pendapat, nilai-nilai ataupun
tuntutan dari masing-masing pihak.
d. James W. Vander Zanden
Menurut Zanden dalam bukunya Sociology, konflik diartikan
sebagai suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak atas
kekayaan, status atau wilayah tempat yang saling berhadapan, bertujuan
untuk menetralkan, merugikan atau menyisihkan lawan mereka.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik
berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau kelompok-kelompok
yang saling menentang dengan ancaman kekerasan. Dalam bentuk
ekstrimnya. Konflik dilangsungkan tidak hanya sekedar untuk
mempertahankan hidup dan eksistensi. Konflik juga bertujuan sampai
6
tahap pembahasan eksistensi orang atau kelompok lain yang dipandang
sebagai lawan atau saingannya.
B. Definisi Integrasi
Integresi dalam masyarakat merupakan suatu keadaan yang dicita-
citakan. Integrasi dalam masyarakat akan terwujud apabila seluruh anggota
masyarakat mampu mengendalikan prasangka yang ada sehingga konflik dan
dominasi golongan mayoritas terhadap minoritas tidak terjadi.
Kata intregrasi merupakan terjemahan dari bahasa inggris intregration
yang berarti keseluruhan atau kesempurnaan. Integrasi berarti juga proses
pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Intregrasi diri
merupakan wujud dari diri seorang yang utuh, bulat, dan seimbang serta jujur
dan dapat dipercaya. Maurice Duverger (1881) memberikan definisi sebagai
berikut: Integrasi adalah dibangunnya interdependensi yang lebih rapat antara
bagian-bagian dari organisme hidup atau antara anggota-anggota di dalam
masyrakat. Paul B. Hurton menyatakan bahwa integrasi merupakan suatu
pengembangan masyrakat di mana segenap kelompok ras dan etnis mampu
berperan serta secara bersama-sama dalam kehidupan budaya dan ekonomi.
Dalam kehidupan bersama manusia, intregrasi selalu menjadi dambaan
dan harapan. Oleh karena itu, intregrasi diusahakan untuk tumbuh dan
senantiasa dijaga kelangsungannya. Integrasi social adalah proses penyesuaian
diantara unsur-unsur yang saling berbeda yang ada dalam kehidupan sosial
7
sehingga menghasilakn suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya bagi
masyarakat yang bersangkutan. (Tim Sosiologi, 2004:16)
C. Bentuk-bentuk Konflik dan Integrasi Sosial
a. Bentuk-bentuk konflik
Berbagai bentuk konflik yang ada dalam kehidupan sosial masyarakat
sebagai berikut
1. Konflik Pribadi
Konflik pribadi adalah pertentangan-pertantangan yang terjadi antara
orang-perorangan. Masalah yang menjadi dasar perlawanan konflik
pribadi biasanya juga masalah pribadi. Bisanya hal itu terjadi karena
diantara dua orang sudah tidak ada rasa simpati dan tidak lagi saling
menyukai.
2. Konflik Rasial
Konflik rasial adalah pertentangan kelompok ras yang berbeda karena
kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan. Konflik rasial
umumnya terjadi karena salah satu ras merasa sebagai golongan yang
paling unggul dan paling sempurna diantara ras yang lainnya.
3. Konflik Politik
Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut
ketidaknyamanan atau ketidaktenangan dalam masyarakat. Masalah
politik sering mengakibatkan konflik antar masyarakat. Konflik politik
8
merupakan konflik yang menyangkut golongan-golongan dalam
masyarakat maupun diantara Negara-negara yang berdaulat.
4. Konflik Antarkelas Sosial
Merupakan pertentangan antara dua kelas sosial. Konflik itu terjadi
umumnya dipicu oleh perbedaan kepentingan antara kedua golongan
tersebut.
5. Konflik Internasional
Yaitu pertentangan yang melibatkan beberapa kelompok Negara (blok)
karena perbedaan kepentingan
6. Konflik Antarkelompok
Konflik yang terjadi karena persaingan dalam mendapatkan mata
pencaharian hidup yang sama atau karena pemaksaan unsur-unsur
budaya asing.
( Budiyono, 2009: 49-51 )
b. Bentuk-bentuk integrasi
1. Integrasi Normatif
Yaitu suatu bentuk integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma
yang berlaku dalam masyarakat.
2. Integrasi Fungsional
Yaitu integrasi yang terbentuk karena adanya fungsi-fungsi tertentu
dalam masyarakat
9
3. Integrasi Koersif
Yaitu integrasi yang terbentuk karena adanya kekuasaan pemimpin
(Noviana Rahmawati, dkk. [tt]: 51)
10
BAB III
KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL DALAM MASYARAKAT
A. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Konflik Sosial
Ada beberapa faktor penyebab terjadinya konflik sosial, yaitu sebagai
berikut:
1. Perbedaan Individu
Dalam diri setiap manusia memiliki karakteristik yang khas dan unik,
dimana keunikan yang dimiliki menjadi pembeda antara manusia satu
dengan manusia yang lain. Melalui perbedaan karakter tersebut
memungkinkan terjadinya perbedaan pandapat dan sudut pandang dalam
menilai sesuatu, oleh karenanya akan memungkinkan terjadinya
pertentangan dan ketidakselarasan dalam interaksi yang dilakukan, hal
inilah yang menimbulkan konflik. Namun sesungguhnya perbedaan yang
dimiliki oleh setiap individu dalam suatu masyarakat tidak harus menjadi
faktor pemicu konflik, sebaliknya, perbedaan yang ada bisa menjadi
pelengkap untuk saling mengisi kekurangan masing-masing orang yang
terlibat dalam proses sosial tersebut.
2. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Setiap masyarakat pastilah memiliki kebudayaan yang berbeda dengan
kebudayaan masyarakat lain. Hal ini disebabkan kebudayaan tersebut
berbeda pada tempat dan kondisi tertentu. Dalam kehidupan yang lebih
luas, tiap-tiap kelompok kebudayaan memiliki nilai-nilai dan norma-
11
11
norma sosial yang berbeda-beda ukurannya sesuai dengan kebutuhan
masyarakat setempat. Perbedaan-perbedaan inilah yang memungkinkan
terjadinya konflik sosial. Hal ini disebabkan kriteria tentang baik buruk,
pantas atau tidak pantas maupun berguna atau tidak bergunanya sesuatu,
baik itu berupa benda fisik maupun nonfisik berbeda-beda menurut pola
pikir masing-masing yang didasarkan pada latar belakang budaya yang
dianut.
3. Perbedaan Kepentingan
Setiap manusia pastilah memiliki kepentingan, dan kepentingan pada tiap
individu pastilah berbeda-beda. Perbedaan kepentingan pada masing-
masing memungkinkan munculnya konflik. Konflik akibat adanya
perbedaan kepentingan dapat menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial
maupun budaya, dapat pula terjadi antar kelompok ataupun antar
kelompok dengan individu. Misalnya konflik yang terjadi pada buruh dan
pengusaha.
4. Perubahan-perubahan Nilai yang Cepat
Perubahan nilai terjadi pada setiap masyarakat dimana nilai-nilai sosial,
nilai kebenaran, kesopanan, maupun nilai matrial suatu benda mengalami
perubahan, sehingga perubahan adalah hal yang lazim terjadi.
Namun, apabila perubahan nilai berlangsung dengan cepat dan mendadak,
maka akan menimbulkan guncangan terhadap proses-proses sosial dalam
masyarakat, bahkan dapat terjadi perubahan karena dianggap
mengacaukan tatanan kehidupan. (Novianan Rahmawati, dkk.[tt]: 45)
12
B. Dampak Terhadap Terjadinya Konflik Dalam Masyarakat
Dalam suatu interaksi sosial konflik selalu ada dalam kehidupan
masyarakat. Konflik merupakan salah satu unsur interaksi. Walaupun konflik
selalu dikonotasikan negatif karena tidak jarang menimbulkan perpecahan,
namun tidak dapat dikatakan bahwa konflik selalu berakibat tidak baik.
Artinya, konflik juga dapat menyebabkan kelestarian kelompok.
Akibat konflik sosial dalam masyarakat ada yang bersifat positif dan
adapula yang bersifat negatif.
1. Akibat Negatif Dari Konflik
a. Goyang dan retaknya persatuan kelompok apabila terjadi konflik
antargolongan dalam suatu kelompok.
b. Menimbulkan dampak psikologis yang negatif, seperti perasaan
tertekan sehingga menjadi siksaan terhadap mentalnya, stres,
kehilangan rasa percaya diri, rasa frustasi, cemas dan takut. Hal ini
dapat terjadi pada pribadi-pribadi individu yang tidak tahan
menghadapi suatu konflik.
c. Mematikan semangat kompetisi dalam masyarakat karena pribadi yang
mendapat tekanan psikologis akibat konflik cenderung pasrah dan
putus asa.
d. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia. Hal tersebut
terjadi apabila konflik telah mencapai pada tahap kekerasan, seperti
perang, bentrok antar kelompok masyarakat, dan konflik antar suku
bangsa.
13
e. Munculnya akomodasi, dominasi, dan takhluknya salah satu pihak.
Keadaan tersebut akan muncul apabila ada tanda-tanda sebagai
berikut:
1) Akomodasi akan muncul apabila kekuatan pihak-pihak yang
bertentangan seimbang
2) Dominasi akan muncul apabila terjadi ketidakseimbangan antara
kekuatan-kekuatan pihak yang mengalami konflik
3) Munculnya kekuatan-kekuatan dari pihak yang mendominasi
konflik akan menyebabkan takutnya salah satu pihak terhadap
kelompok pemenang
2. Akibat Positif Dari Konflik
a. Bertambahnya solidaritas interen dan rasa in group suatu kelompok.
Apabila terjadi pertentangan antar kelompok, solidaritas antar anggota
masing-masing kelompok akan meningkat sekali. Solidaritas didalam
suatu kelompok yang pada situasi normal sulit dikembangkan akan
berlangsung meningkat pesat saat terjadinya konflik dengan pihak-
pihak luar.
b. Memudahkan kepribadian individu. Hal itu terjadi apabila ada konflik-
konflik antar kelompok. Individu-individu dalam tiap-tiap kelompok
akan mengubah kepribadiannya untuk mengidentifikasikan dirinya
secara penuh dengan kelompknya.
(Budiono, [tt]: 59-60)
14
C. Penyelesaian Konflik
Adanya perbedaan kepentingan yang berlawanan antarkelopok
membuat kelompok-kelompok tersebut senantiasa dalam situasi konflik.
Konflik yang merupakan gejala kemasyarakatan akan senantiasa melekat
dalam kehidupan masyarakat dan tidak mungkin dilenyapkan. Konflik akan
lenyap apabila masyarakat tersebut lenyap pula. Dengan demikian, yang dapat
dilakukan adalah mengendalikan konflik dalam masyarakat agar tidak
mengarah pada kekerasan.
Dalam proses pengendalian konflik yang terjadi didalam kehidupan
sosial masyarakat, haruslah diadakan usaha-usaha untuk mengendalikan
konflik tersebut yaitu dengan akomodasi.
Bentuk-bentuk akomodasi adalah sebagai berikut:
1. Konsiliasi (Conciliation)
Konsiliasi merupakan media pengendalian konflik sosial yang utama.
Konsiliasi dilakukan melalui lembaga-lembaga tertentu yang
mengondisikan berlangsungnya diskusi dan pengambilan keputusan
diantara pihak-pihak yang berlawanan mengenai persoalan-persoalan yang
dipertentangkan.
2. Mediasi (Mediation)
Mediasi adalah pengendalian konflik dengan mendatangkan mediator dan
dilaksanakan apabila kedua belah pihak yang berkonflik sepakat untuk
menunjuk pihak ketiga yang akan memberikan nasihat maupun
pertimbangan-pertimbangan mengenai bagaimana sebaiknya mereka
15
menyelesaikan konflik yang terjadi. Dalam proses mediasi, mediator
(pihak III) tidak berwenang untuk mengambil keputusan penyelesaian
masalah yang akan ditempuh.
3. Arbitrasi (Arbitration)
Arbitrasi adalah bentuk pengendalian konflik yang dipergunakan apabila
mediasi tidak tercapai sebagai penyelesaian konflik. Arbitrasi sering
disebut perwalian dan dilaksanakan dengan adanya kesepakatan kedua
belah pihak yang bertentangan untuk menerima atau dengan terpaksa
menerima hadirnya pihak ketiga yang akan memberikan keputusan-
keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik yang terjadi.
4. Kompromi (Compromisme)
Kompromi adalah bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat
pertentangan saling mengurangi tuntutannya sehingga tercipta suatu
penyelesaian atas perselisihan yang terjadi. Syarat utama untuk
melaksanakan kompromi adalah kerelaan untuk merasakan dan memahami
keadaan pihak lainnya.
5. Koersi (Coercion)
Koersi adalah bentuk akomodasi yang dilaksanakan karaena adanya
paksaan. Koersi merupakan bentuk akomodasi yang berlangsung ketika
salah satu pihak yang bertikai berada dalam keadaan lemah dan
sebaliknya.
6. Toleransi (Tolerance)
16
Toleransi adalah sebuah akomodasi tanpa persetujuan formal, sehingga
pihak-pihak yang bertentangan sedapat mungkin menahan diri untuk
menghindari terjadinya perselisihan nyata.
7. Statemat
Statemat adalah akomodasi yang pihak-pihak bertentangan tidak mungkin
maju atau mundur. Hal itu terjadi karena mereka mempunyai kekuatan
yang seimbang.
8. Ajudikasi (Adjudication)
Ajudikasi adalah penyelesaian perkara atau sengketa di lembaga
pengadilan.
9. Konvertion
Konvertion adalah bentuk akomodasi yang sering dihubungkan dengan
keagamaan,sehingga salah satu pihak yang bersengketa dapat menerima
pandangan dari pihak lainnya.
10. Displacement
Displacement adalah bentuk akomodasi untuk mengakhiri konflik dengan
cara memindah perhatian pada objek baru secara bersama-sama dari pihak-
pihak terkait.
(Muh Fahrudin, [tt]: 41-42)
17
D. Integrasi Sebagai Media Pencegah konflik
1. Hakikat Integrasi Sosial
Integrasi merupakan proses penyesuaian diantara unsur-unsur yang saling
berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola
kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.
William F. Ogburm dan Meyer Nimkoff menyebut adanya beberapa syarat
keberhasilan suatu integrasi sosial, yaitu sebagai berikut:
a. Anggota masyarakat merasa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan
satu dengan yang lain, sehingga kebutuhan fisik berupa sandang,
pangan, dan kebutuhan sosialnya telah dapat dipenuhi oleh budayanya.
Terpenuhinya kebutuhan ini menyebabkan masyarakat merasa perlu
untuk saling menjaga keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.
b. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama
mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan
dijadikan pedoman dalam berinteraksi.
c. Norma-norma dan nilai sosial sudah berlaku cukup lama dan dijadikan
secara konsisten serta tidak mudah mengalami perubahan, sehingga
dapat menjadi aturan baku dalam melangsungkan proses interaksi
sosial.
Integrasi menjadi salah satu media untuk meminimalisir pengaruh negatif
dari keanekaragaman kelompok sosial dan budaya. Para penganut
fungsionalisme struktural menyatakan bahwa sistem sosial senantiasa
terintegrasi di atas dua landasan sebagai berikut:
18
a. Masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus
diantara sebagian besar anggota masyarakat.
b. Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat secara
bersamaan menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial (cross cutting
affiliations). Sehingga konflik yang terjadi diantara suatu kesatuan
sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan dapat segera dinetralkan
dengan adanya loyalitas ganda (cross cutting loyalities) dari para
anggota masyarakat terhadap berbagai kesatuan sosial.
2. Faktor-faktor Pendorong Integrasi
Integrasi dapat dicapai dengan adanya faktor-faktor sebagai berikut:
a. Adanya rasa toleransi, saling menghormati, dan tenggang rasa
b. Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi bagi kelompok
masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda
c. Sikap saling menghargai orang lain beserta kebudayaannya
d. Meningkatnya solidaritas sosial yang dipengaruhi intensifnya kerja
sama kelompok dalam masyarakat menghadapi kejadian bersama
e. Fungsi pemerintahan yang makin berjalan baik dan bijaksana terutama
yang menyentuh masyarakat bawah
f. Persamaan unsur-unsur kebudayaan
g. Perkawinan campuran (amalgamasi)
h. Adanya musuh bersama diluar
i. Makin pesatnya komunikasi dan transportasi antar daerah
19
3. Proses Integrasi
Integrasi sosial tidak pernah dapat dicapai dengan sempurna,
namun secara fundamental sistem sosial selalu cenderung bergerak ke arah
keseimbangan yang dinamis. Proses integrasi tidak bisa terjadi begitu saja.
Integrasi merupakan proses panjang dalam waktu lama. Terjadinya proses
integrasi suatu bangsa harus dilandasi suatu cita-cita atau tujuan yang
sama.
Dalam konteks bangsa Indonesia, integrasi harus berjalan alamiah.
Maksudnya, integrasi harus berjalan sesuai keanekaragaman budaya
bangsa dan harus lepas dari hegemoni dan dominasi peranan politik etnik
tertentu. Proses integrasi dilakukan melalui fase sosial dan politik.
Ogburm dan Nimkoff berpendapat bahwa integrasi melalui sebuah proses
seperti bagan berikut ini:
Jika diperhatikan proses-proses tersebut dapat juga berfungsi untuk
meredakan dan mengendalikan konflik.
1. Akomodasi
Akomodasi adalah suatu proses kearah tercapainya kesepakatan
sementara yang dapat diterima oleh pihak yang terlibat konflik.
Akomodasi terjadi pada orang-orang atau kelompok yang mau tidak
mau harus bekerja sama walaupun dalam kenyatannya mereka berbeda
paham. Tanpa akomodasi dan kesediaan akomodasi, pihak yang
20
Akomodasi
Kerjasama koordinasi
Asimilasi
terlibat konflik tidak akan mungkin bekerja sama untuk selama-
lamanya. Jadi, dengan adanya akomodasi integrasi dapat terwujud.
2. Kerja Sama
Kerja sama merupakan perwujudan minat dan perhatian orang
untuk bekerja bersama-sama dalam suatu kesepahaman. Kerjasama
dapat dijumpai dalam masyarakat manapun, baik pada kelompok kecil
maupun besar.
3. Koordinasi
Koordinasi adalah kerja sama yang dilakukan oleh pihak-pihak
yang terlibat konflik, yaitu pihak yang menang terhadap pihak yang
kalah. Misalnya, saat pemilihan ketua partai politik. Dalam pemilihan
tersebut ada dua orang calon ketua. Setelah dilakukan pemungutan
suara diperoleh satu calon ketua. Pemenang mengajak pihak yang
kalah untuk bekerja sama demi keutuhan dan integrasi partai yang
bersangkutan.
4. Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial yang ditandai oleh adanya usaha
mengurangi perbedaan yang terdapat antara orang-perorang atau
kelompok. Proses asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap-
sikap yang sama dengan tujuan mencapai kesatuan atau paling sedikit
mencapai integrasi dalam organisasi, pikiran dan tindakan.
Adapun cepat lambatnya proses integrasi sosial dapat
dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:
21
NoFaktor Yang Mempengaruhi Cepat Lambatnya Integrasi
Keterangan
1. Homogenitas kelompok Pada masyarakat yang tingkat kemajemukannya rendah, integrasi akan lebih mudah dan cepat dicapai, begitu pula sebaliknya.
2. Besar kecilnya kelompok Semakin kecil suatu kelompok maka tingkat kemajemukannya pun semakin rendah, sehingga proses integrasi akan lebih mudah dan cepat tercapai begitu pula sebaliknya.
3. Mobilitas geografis Semakin tinggi tingkat mobilitas seseorang akan semakin sulit untuk beradaptasi dan melakukan integrasi sosial, sementara itu pada masyarakat yang tingkat mobilitasnya rendah maka integrasi sosial akan lebih mudah dan cepat terjadi.
4. Efektivitas komunikasi Semakin efektif komunikasi sosial antar anggota masyarakat berlangsung, maka akan semakin cepat dan mudah integrasi sosial tercipta.
(Noviana rahmawati, dkk.[tt]: 51-52)
22
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai dengan pemecahan masalah diatas, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Munculnya konflik sosial disebabkan oleh adanya faktor-faktor dan sebab
tertentu yang diantaranya
a. Perbedaan individu
b. Perbedaan latar belakang kebudayaan
c. Perbedaan kepentingan
d. Perubahan-perubahan nilai yang cepat
2. Dampak terhadap terjadinya konflik
a. Dampak negatif
1) Goyang dan retaknya persatuan kelompok
2) Menimbulkan dampak psikologis yang negatif
3) Mematikan semangat kompetisi dalam masyarakat
4) Hancurnya harta, benda dan korban manusia
5) Munculnya akomodasi, dominasi dan takhluknya salah satu pihak
b. Dampak Positif
1) Bertambahnya solidaritas intern dan rasa in group suatu kelompok
2) Memudahkan kepribadian individu
23
23
3. Penyelesaian konflik
Penyelesaian konflik dapat dilakukan dengan akomodasi, diantaranya:
a. Arbitrasi (Arbitration)
b. Konsiliasi (Conciliation)
c. Mediasi (Mediation)
d. Kompromi (Compromisme)
e. Koersi (Coercion)
f. Toleransi (Tolerance)
g. Statemat
h. Ajudikasi (Adjudication)
i. Konvertion
j. Displacement
4. Integrasi sebagai media pencegah konflik
a. Hakikat integrasi sosial
Integrasi merupakan proses penyesuaian diantara unsur-unsur yang
saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan
pola kehidupan masyarakat yang memiliki keserasian fungsi.
b. Faktor-faktor Pendorong Integrasi
1) Adanya rasa toleransi, saling menghormati, dan tenggang rasa
2) Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi bagi kelompok
masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda
3) Sikap saling menghargai orang lain beserta kebudayaannya
24
4) Meningkatnya solidaritas sosial yang dipengaruhi intensifnya kerja
sama kelompok dalam masyarakat menghadapi kejadian bersama
5) Fungsi pemerintahan yang makin berjalan baik dan bijaksana
6) Persamaan unsur-unsur kebudayaan
7) Perkawinan campuran (amalgamasi)
8) Adanya musuh bersama diluar
9) Makin pesatnya komunikasi dan transportasi antar daerah
c. Proses Integrasi
1) Akomodasi
2) Kerja sama
3) Koordinasi
4) Asimilasi
d. Faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya integrasi
1) Homogenitas kelompok
2) Besar kecilnya kelompok
3) Mobilitas geografis
4) Efektivitas komunikasi
B. Saran-Saran
1. Kita sebagai makhluk sosial hendaknya selalu menjunjung tinggi asas
perdamaian
2. Jadikan konflik dan persaingan sebagai sarana perubahan sosial
25
C. Penutup
Alkhamdulillahirobbil’alamin puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis berhasil
menyusun karya tulis berjudul “KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL
DALAM MASYARAKAT” dengan baik.
Namun penulis menyadari bahwa karya tulis yang penulis susun ini
masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan disana sini.
Untuk itu apabila ada kekurangan penulis senantiasa mengharap kritik dan
saran dari segenap pembaca. Dan penulis hanya bisa berdo’a semoga karya
tulis ini bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.
Amien.
26
BIODATA PENULIS
Nama : SLAMET READI
Tempat / Tanggal lahir : Kuala Tungkal, 30 Juni 1992
Alamat : Prt No VIII Kempas Jaya Kuala Tungkal Jambi
Pendidikan : SDN Teluk Ketapang
MTs “Darussalam”
MA “Darul Huda”
Hobby : Ngemil,denger musik, & masih buuuuanyak lagi
Cita-cita : Mencapai puncak kesuksesan seorang
wirausahawan yang di landasi Ilmu, Amal, Taqwa
Motto : Pelan tapi pasti
Pesan : Siap...., dan hati-hatilah,
“Hanya bila cuaca cukup gelaplah engkau dapat
melihat indahnya kilau cahaya bintang”
Kesan : Saat ini adalah masa terindah yang pernah aku
alami selama perjalanan hidupku, terasa indah
ketika aku bisa mengenal kalian semua,
yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia
27
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono, 2009. Sosiologi 2 Kelas XI SMA dan MA Surabaya: PT JePe Press Media Utama.
Fahrudin Muh, dkk. Sosiologi SMA Kelas XI. Surakarta: Citra Pustaka.
Rahmawati Noviana, dkk. Sosiologi SMA / MA Kelas XI. Klaten: Pakarindo.
Tim Sosiologi. 2004. Sosiologi 2 Kelas XI SMA. Jakarta : Yudistira.
28
KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL
DALAM MASYARAKAT
PAPER
Diajukan Kepada Madrasah Aliyah “DARUL HUDA”
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Mengikuti Ujian Akhir Nasional
Oleh:
SLAMET READI
NIS: 02914
Jurusan: IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
MADRASAH ALIYAH “DARUL HUDA”
PONOROGO
2010/2011
29
MOTTO
Artinya:Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu’min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari dua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah alloh; jika golongan itu tidak kembali (kepada perintah alloh), maka damaika lah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya alloh menyukai orang-orang yang berlaku adil.(QS.Al Hujurat: 9)
Artinya:Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Alloh, dan janganlah kamu bercerai berai. (QS. Ali Imron: 103)
ءءءءءء
Artinya:Dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawaroh antara mereka.(QS. As-Syuro: 38)
PERSEMBAHAN
30
iii
Karya tulis ini dipersembahkan pada:
Ayah dan Ibundaku tercinta yang tak kenal lelah mendidikku dan
mencurahkan kasih sayangnya kepadaku serta mendoakanku untuk bisa
meraih impianku
Madrasah Aliyah “Darul Huda”, tempatku menimba ilmu yang sangat
berguna bagi kehidupan kelak
Bapak Ibu guru semua yang telah mengajariku, mendidikku,
membimbingku, serta mencurahkan segala perhatiannya kepadaku
sehingga aku tahu apa itu arti dan guna hidup
Kakak-kakakku yang selalu menjadi teladanku serta adikku tersayang
yang selalu menjadi motivasiku untuk giat berusaha meraih yang terbaik
Sahabat-sahabatku yang telah memberiku semangat dan motifasi kepadaku
sehingga aku mampu menjadi seperti sekarang ini
Semua-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
mencurahkan pikirannya demi membantu penyelesaian karya tulis ini
KATA PENGANTAR
31
iv
Puji syukur yang sedalam-dalamnya senantiasa terpanjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga
bisa terwujud karya tulis ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW serta seluruh keluarga dan sahabatnya.
Atas tersusunnya paper ini sebagai persyaratan Ujian Nasional penyusun
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Mudlofir Ihsan, selaku kepala Madrasah Aliyah “Darul Huda”
2. Bapak Agus Sukoco, SE selaku pembimbing paper
3. Bapak Sudono, S.Pd selaku wali kelas XIIA IPS
4. Semua pihak yang langsung maupun tidak langsung terlibat dalam
penulisan paper ini
Penulis yakin bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun paper ini.
Karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Akhirnya, semoga paper ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya.
Ponorogo, ……..,……………….2010
Penulis
SLAMET READI
DAFTAR ISI
32
v
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………... ii
HALAMAN MOTTO…………………………………………………… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………… iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………... v
DAFTAR ISI……………………………………………………………. vi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………. 1
B. Rumusan Masalah………………………………….. 2
C. Tujuan Pembahasan………………………………… 2
D. Jenis Penelitian……………………………………... 2
E. Metode Pengumpulan Data………………………… 3
F. Metode Analisa Data……………………………….. 3
G. Sistematika Pembahasan…………………………… 3
BAB II : KONFLIK DAN INTEGRASI
A. Definisi Konflik……………………………………. 5
B. Definisi Integrasi…………………………………… 7
C. Bentuk-bentuk Konflik dan Integrasi Sosial………. 8
BAB III : KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL DALAM
33
vi
MAYSYARAKAT
A. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Konflik Sosial… 11
B. Dampak Terhadap Terjadinya Konflik Dalam
Masyarakat…………………………………………… 13
C. Penyelesaian Konflik………………………………… 15
D. Integrasi Sebagai Media Pencegah Konflik…………. 18
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………….. 23
B. Saran-saran………………………………………….. 25
C. Penutup……………………………………………… 26
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
34
vii
vi