Post on 10-Apr-2016
description
1
MAKALAH KELOMPOKKMB III
“Asuhan Keperawatan pada Artritis”
DISUSUN OLEH :
AGUS PRAYETNO P0 5120213 031
ALVEN SAPRIADI P0 5120213 002
ARIF YUDISTIRA P0 5120213 005
ARIP SANJAYA P0 5120213 006
HESTI KOMALASARI P0 5120213 013
LEZY RATNIATI P0 5120213 016
RINA ARI WITANTI P0 5120213 056
THESA UTARI P0 5120213 024
WELA BILI FITRI P0 5120213 058
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PRODI DIII KEPERAWATAN BENGKULU
T.A 2015 - 2016
A. PENGERTIAN, PATOFISIOLOGI DAN WOC
Pengertian adalah penyakit inflamasi sistemik kronis yang tidak diketahui
penyebabnya dikarakteristikan oleh kerusakan dan proliferasi membrane sinovial,
yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan deformitas
(Doenges, 2002).
Patofisiologi pada Arthritis Reumatoid, reaksi auto-imun terutama terjadi
dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam
sendi. enzim-enzim tersebut akan memecah kalogen sehingga terjadi edema,
poliferasi membrane sinovial dan akhirnya pembentukkan pannus. Pannus akan
menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya akan
menghilangnya permukaan sendi yang akan menggangu gerak sendi. Otot akan
mengalami perubahan degeneratif dengan menghilangnya elastisitas otot dan
kekakuan kontraksi otot (Smeltzer, 2002).
2
WOC
3
Terbentuk antibodi
Reaksi antibodi terhadap penyebab RA
Terbentuk kompleks imun di ruang sendi
Pengendapan kompleks imun
Artritis Reumatoid
Pelepasan mediator kimia bradikinin Inflamasi membran sinovial Kurangnya pemajanan/mengingat
Stimulus ujung saraf Defisiensi pengetahuan
NyeriPenebalan membran sinovial
Terbentuk tannus
Menghambat nutrisi pada kartilago
Kerusakan kartilago & tulang
Tendon & ligamen melemah
Kekuatan otot ↓
Kartilago nekrosis
Erosi kartilago
Adhesi permukaan sendi
Ankylosis fibrosa
Kekakuan pada sendi
Hambatan mobilitas fisik Terbatasan gerak sendi
Defisit perawatan diri
Terbentuk nodul
Deformitas sendi
Gangguan citra tubuh
Fagositosis kompleks imun oleh sel radang
Veskositas cairan sendi ↓
Risiko cedera
B. DATA FOKUS DAN PENGKAJIAN
1. Aktivitas atau istirahat
Gejala : nyeri sendi karena gerakan ,nyeri tekan, memburuk dengan stress
pasa sendi , kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan
simetris
Tanda : malaise, keterbatasan rentang gerak : atropi otot, kulit :
kontraktur/kelainan pada sendi dan otot
2. Kardiovaskuler
Gejala: fenomena rainaud jari tangan/kaki (missal: pucat intermiten, sianosis,
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.
3. Integritas ego
Gejala : factor factor stress / kronis : missal finansial, pekerjan ,
ketidakmampuan, factor factor hubungan.
4. Makanan atau cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan / mengkonsumsi makanan/
cairan adekuat : mual, anoreksia, kesulitan mengunyah
Tanda : penurunan BB, kekeringan pada membrane mukosa.
5. Hygiene
Gejala : berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktiftas pribadi.
Ketergantungan pada orang lain.
6. Neuro sensori
Gejala : kebas / kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan. Pembengkakan sendi simetris
7. Nyeri atau kenyamanan
Gejala : fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan
jaringan lunak pada sendi). Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada
pagi hari)
4
8. Keamanan
Gejala : kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus. Lesi kulit, ulkus kaki.
Kesulitan dalam menangani tugas, pemeliharaan rumah tangga. Demam
ringan menetap. Kekeringan pada mata dan membran.
9. Interaksi social
Gejala : kerusakan interaksi dengan keluarga atau orang lain, perubahan
peran, isolasi.
10. Penyuluhan atau poembelajaran
Gejala : riwayat AR pada keluarga. penggunaan makanan kesehatan,
vitamin, penyembuhan artritis tanpa pengujian. Riwayat pericarditis, lesi
katup : vibrosis pulmonal, pleuritis. (Doengus, 2002).
11. Pengkajian
a. Pemeriksaan fisik berdasarkan survey umum (apendiks F) dan pengkajian
system musculo skeletal (apendiks C )
b. Gejala gejala dini non spesifik seperti lemah, lelah, adanya nyeri
musculoskeletal menyebar
c. Gejala gejala yang lebih pasti yang menunjukan progresi penyakit:
1) Nyeri sendi dan nyeri tekan disertai dengan kemerahan dan
bengkak pada jaringan lunak sekitar sendi
2) Kekakuan sendi setelah periode takaktif dan pada timbul yang
berakhir 30 menit atau lebih lama.
3) Demam ringan ( selama periode eksasebrasi )
4) Pembesaran tulang dari sendi interfalangeal distal (nodul
heberdens) dan sendi interfalangeal proksimal (nodus bouchard)
keduanya spesifik untuk OA.
d. Manifestasi yang menunjukan keterlibatan sistemik pada AR:
1) Mata skleritis, keratokonjungtivitis
2) Nodus limfa-limfadenopati
3) Limpa-spenomegali
5
4) Sumsum tulang anemia, trombositopenia
5) Pembuluh darah vaskulitis (ulkus disekitar dasar kuku) fenomena
nayraud’s
6) Pulmoner-efusi pleural, fibrosis pulmoner
7) Jantung efusi pericardial, perikarditis
8) Ginjal amyloidosis
9) Otot-penggunaan otot, myositis
10) Kulit- nodulus subkutan dari tonjolan tulang
e. Kaji terhadap factor factor atau situasi yang menycetuskan eksaserbasi
dari nyeri sendi seperti stress emosi ,cuaca dingin latihan berlebihan dan
kelelahan ekstrem
f. Kaji pemahaman pasien tentang kondisi dan dampaknya pada gaya hidup
dan melakukan kemampuan untuk melakukan AKS
(mandi,jalan<makan,toileting,tidur, berpakaian) dan AKS social
(menulis,kerja,aktifitas seksual, masak, rekreasi)
g. Pemeriksaan diagnostic
1) Tidak terdapat tes diagnostic tinggal terhadap OA . sinar X sering
menunjuikan pembesaran tulang (osteofit) degenerasi kartilago dan
penumpulan tulang
2) Tidak terdapat tes tunggal AR. Dalam hubungannya dengan riwayat
dan temuan fisik pasien, banyak tes memberi indicator positif
a) Laju sedimentasi eritrosit meningkat, menunjukan inflamasi
b) Tes aglutinasi lateks menjukan kadar IgG atau IgM tinggi.
Makin tinggi titer makin tinggi penyakitnya
c) JDL menunjukan anemia hipokromik normositik
d) Analisis cairan senovial menjunjukan peningkatan jumlah
cairan synovial yang encer dan buram (normalnya kental dan
jernih ) kelebihan leukosit polimorfonukler dan penurunan
komplemen
6
e) Sinar X terhadap sendi yang terlibat menunjukan bengkak
jaringan lunak, erosi kartilagoatrikuler, dan osteoporosis pada
penyakit akut. Pada penyakit kronis sinar X menujukan
penyempitan ruang sendi, subluksasio, ankilosis (Barbara
1999).
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan reaksi peradangan, kekakuan sendi
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi,
penurunan kekuatan otot
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan terbatasnya gerakan sendi
4. Risiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot
5. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pajanan/pengingat,
kurang informasi tentang proses penyembuhan
6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan deformitas sendi
7
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN DAN CRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
1 Nyeri akut berhubungan dengan reaksi peradangan
NOC Pain Level Pain Control Control Level
Kriteria Hasil : Mampu mengontrol
Nyeri Melaporkan bahwa
nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri ( skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri )
Menyatakan Rasa nyaman setelah nyeri berkurang
NICPain ManagementMandiri1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprehensifP : PreventiveQ : QualityR : RegioS : SkalaT : Timing
2. Catat lokasi dan intensitas (skala 0-10 )3. Atur posisi pasien senyaman Mungkin
pada waktu tidur atau duduk4. Pantau penggunaan bantal5. Dorong untuk mengubah posisi sesering
mungkin serta bantu pasien untuk bergerak di tempat tidur
6. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat pada waktu sebelum dan setelah tidur.
7. Sediakan wash lap hangat untuk mengompres sendi-sendi.
8. Berikan masase yang lembut 9. Dorong penggunaan manajemen stress
misalnya relaksasi
Kolaborasi 10. Berikan obat sesuai petujuk
Asetilsalisilat
1. Dengan pengkajian PQRST Perawat dapat mengetahui Intervensi yang akan dilakukan.
2. Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri
3. Tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri atau cedera sendi
4. Penggunaan bantal dapat menurunkan nyeri dapat mengurangi kerusakan pada sendi
5. Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi
6. Panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan dipagi hari
7. Meningkatkan relaksasi atau mengurangi tegangan otot.
8. Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa control dan mungkin meningkatkan kemampuan koping
9. Memfokuskan kembali perhatian, memberikan stimulasi, dan meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat
10. Bekerja sebagai anti inflamasi dan efek analgesic ringan dalam mengurangi kekauan dan meningkatkan mobilitas
8
2 Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi, penurunan kekuatan otot
NOC : Joint movement :
Active Mobility level Selfcare : ADLs Transfer
performance
Kriteria Hasil : Klien meningkat dalam
aktifitas fisik Mengeri tujuan dari
peningkatan mobilitas Memverbalisasikan
perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah
Memperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi (walker)
NIC :Exercise therapy : ambulationMandiri 1. Evaluasi atau lanjutkan
pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi
2. Pertahankan tirah baring jika diperlukan
3. Atur jadwal istirahat pasien dan tidur malam hari yang tidak terganggu
4. Bantu aktivitas gerak aktif dan pasif pasien
5. Ubah posisi sesering mungkin.Demonstrasi atau bantu tekhnik pemindahan dan penggunaan alat mobilitas
6. Posisikan pasien nyaman dengan menggunakan bantal
7. Gunakan bantal kecil/tipis dibawah leher
8. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri, berjalan
9. Berikan lingkungan yang aman, mis : menggunakan pegangan tangan pada bak mandi/pancuran dan toilet
10. Anjurkan pasien untuk latihan senam rematik
Kolaborasi11. Konsul dengan ahli terapi fisik
atau okupasi dan spesialis vocasional12. Berikan matras atau busa
pengubah tekanan13. Berikan obat-obatan sesuai
indikasi : agen anti rematik, mis : emas, Natrium tiomaleat (MYOCHRYSIN) atau Auranofin (Ridaura)
1. Tingkat aktifitas/latihan tergantung dari perkembangan atau resolusi dari proses inflamasi
2. Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut
3. Seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan, mempertahankan kekuatan.
4. Mempertahankan/meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum.
5. Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi
6. Meningkatkan stabilitas jaringan (mengurangi resiko cedera dan mempertahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh, mengurangi kontraktur)
7. Mencegah fleksi leher
8. Memaksimalkan fungsi sendi, mempertahankan mobilitas
9. Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh
10. Berguna dalam memformulasikan program latihan atau aktivitas yang berdasarkan kebutuhan individual dalam mengidentifikasi alat bantu mobilitas
11. Senam rematik 9
14. Siapkan untuk intervensi bedah. Mis : atroplasti
dapat menjaga kesehatan12. Menurunkan
tekanan pada jaringan yang mudah pecah untuk mengurangi resiko imobilitas atau terjadi decubitus
13. Krisoterapi (garam emas) dapat menghasilkan remisi dramatis atau terus menerus tetapi dapat mengakibatkan inflamasi bila pemakaian dihentikan
14. Perbaikan pada kelemahan feriartikuler dan subluksasi dapat meningkatkan stabilitas sendi
3 Defisit perawatan diri berhubungan dengan terbatasnya gerakan sendi
NOC : Self care : Activity of
daily living (ADLs)
Kriteria Hasil : Melaksanakan aktifitas
perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan individual
Mendemonstrasikan perubahan teknik/gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri
Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri
NIC :Self Care assistane : ADLsMandiri1. Diskusikan tingkat fungsi umun (0-4)
sebelum timbul awitan/eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi
2. Pertahankan mobilitas, control terhadap nyeri dan program latihan
3. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri, identifikasi/rencana untuk modifikasi lingkungan
Kolaborasi4. Konsul dengan ahli terapi okupasi5. Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum
pemulangan dengan evaluasi setelahnya6. Atur konsul dengan lembaga lainnya ,
miss pelayanan perawtan rumah
1. Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini.
2. Mendukung kemandirian fisik/emosional.
3. Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri
4. Berguna untuk menetukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual
5. Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi karena tingkat ketidakmampuan actual
6. Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk persiapan rumah
4 Risiko cedera berhubungan
NOC : Risk control
NIC :Environtman Management (Manajemen 1. Menghindari resiko terjatuh
10
dengan hilangnya kekuatan otot Kriteria Hasil :
Klien terbebas dari cedera
Klien mampu menjelaskan metode untuk mencegah injury/cedera
Klien mampu menjelaskan factor resiko dari lingkungan/perilaku personal
Mampu memodifikasi gaya hidup untuk mencegah injury
Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Mampu mengenali perubahan status status kesehatan
lingkungan)1. Gunakan sepatu yang menyokong,
hindarkan lantai yang licin, menggunakan pegangan dikamar mandi.
2. Memasang side rail tempat tidur3. Menempatkan saklar lampu ditempat yang
mudah dijangkau pasien4. Mengontrol lingkungan dari kebisingan5. Lakukan latihan ROM (bila
memungkinkan)6. Monitor atau observasi efek penggunaan
obat-obatan
2. Mengurangi resiko terjatuh dari tempat tidur
3. Agar mudah dijangkau pasien4. Lingkungan yang bising
menyebabkan ketidaknyamanan5. Untuk meningkatkan mobilitas dan
kekuatan otot, mencegah deformitas, memperthankan fungsi semaksimal mungkin
6. Mencegah efek yang tidak di inginkan pada penggunaan obat-obatan
5 Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang imformasi tentang proses penyembuhan
NOC : Knowledge :disease
process Knowledge : health
behavior
Kriteria Hasil : Pasien dan keluarga
menyatakan pemahaman tentang penyakit kondisi, proknosis dan program pengobatan
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yg dijelaskan
NIC :Teaching : disease process1. Diskusikan kebiasaan pasien dalam
penatalaksanaan proses sakit melalui diet, obat-obatan dan program diet seimbang latihan dan istirahat
2. Bantu dalam merencanakan jadawal aktiitas terintegrasi yg realistis, istirahat,perawatan pribadi dan manajemen stres
3. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmako terapeutik
4. Tekankan pentingnya membaca label prodk dan mengurangi penggunaan obat-obatan secara bebas tanpa persetujuan dokter
1. Tujuan kontrol penyakit utk menekan inflamasi sendiri atau jaringan lain serta mempertahankan fungsi sendi dan mencegah depormitas
2. Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu menangani proses penyakit kronis komplek
3. Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan dosis
4. Banyak produk mengandung salisilat tersembunyi yg dapat meningkatkan efek samping yg berbahaya
5. Penurunan BB mengurangi tekanan pada sendi, terutama pinggul, lutut, pergelangan kaki dan telapak kaki
11
secara benar Pasien dan keluarga
mampu menjelaskan kembali apa yg dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
5. Dorong pasien obesitas untuk menurunkan BB dan berikan imformasi penurunan BB sesuai kebutuhan
6. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yg spesifik
7. Jelaskan patofisiologi dari penyakit 8. Gambarkan tanda dan gejala yg biasa
muncul pada penyakit dengan cara yg tepat9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencgah komplikasi dimasa yang akan dtang dan atau proses pengontrolan penyakit
10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
6. Pengetahuan yang baik akan berguna untuk proses penyembuhan
7. Agar pasien memahami penyebab timbulnya penyakit.
8. Agar pasien mengetahui cara mencegah dan mengatasinya.
9. Gaya hidup mempengaruhi timbulnya penyakit
10. Agar pasien dapat memilih tindakan pengobatan apa yg tepat untuk penyakitnya
6 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan deformitas sendi
NOC : Body image Self esteem
Kriteria hasil : Body image positif Mampu
mengidentifikasi kekuatan personal
Mendeskripsikan secara faktual perubahan fungsi tubuh
Mempertahankan interaksi sosial
NIC :Body image enhancementMandiri1. Dorong pengungkapan mengenai masalah
tentang proses penyakit, harapan masa depan
2. Diskusikan arti dari kehilangan atau perubahan pada pasien atau orang terdekat
3. Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaimana orang terdekat menerima keterbatasan
4. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan
5. Perhatikan prilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu memperhatikan tubuh/perubahan
6. Susun batasan pada prilaku maladaptive. Bantu pasien untuk mengidentifikasi prilaku positif yang dapat membantu koping
7. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal aktivitas
8. Bantu dengan kebutuhan perawatan yang
1. Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung
2. Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi/konseling lebih lanjut
3. Isyarat verbal/nonverbal orang terdekat dapat mempunyai pengaruh mayor pada pasien memandang dirinya sendiri
4. Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan umum terjadi
5. Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping maladaptif, membutuhkan intervensi lebih lanjut/dukungan psikologis
6. Membantu pasien untuk mempertahankan control diri, yang dapat meningkatkan perasaan harga
12
diperlukan9. Berikan bantuan positif bila perlu
Kolaborasi10. Rujuk pada konseling psikiatri, mis.
Perawat spesialis psikiatri, psikiatri/psikolog, pekerja social
11. Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis. Anti ansietas dan obat-obatan peningkat alam perasaan
diri7. Meningkatkan perasaan
kompetensi/harga diri, mendorong kemandirian, dan mendorong partisipasi dalam terapi
8. Mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra diri
9. Memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap dirinya sendiri. Menguatkan prilaku positif. Meningkatkan rasa percaya diri
10. Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama berhadapan dengan proses jangka panjang/ketidakmampuan
11. Mungkin dibutuhkan pada saat munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemampuan koping yang lebih efektif
13
E. Istilah-istilah
1. Proliferasi adalah fase sel saat mengalalami pengulangan siklus sel tanpa
hambatan.
2. Membran sinovial adalah membran yang melapisi sendi sinovial.
3. Degeneratif adalah penyakit yang mengiringi proses penuaan.
4. Rainaud adalah sebuah kondisi dimana pembuluh-pembuluh nadi terkecil
yang membawa darah ke ujung-ujung jari tangan atau kaki terhambat ketika
terpapar kondisi dingin atau sebuah gangguan emosional.
5. Kebas adalah keadaan dimana seseorang mengalami kekurangan rasa
(sensation).
14
F. DAFTAR PUSTAKA
1. Engram, Barbara. 1999. “RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL-
BEDAH” Volume 2. Jakarta : EGC
2. Aru, dkk. 2009. “BUKU AJAR : ILMU PENYAKIT DALAM” Jilid II Edisi V.
Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
3. Doenges. 2002. “RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN : Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien” Edisi 3. Jakarta :
EGC
4. Smeltzer, Suzanne C. 2002. “BUKU AJAR : KEPERAWATAN MEDIKAL-
BEDAH” Vol 3 Edisi 8. Jakarta : EGC
5. Amin, Hardhi. 2013. “APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN
BERDASARKAN DIAGNOSA MEDIS & NANDA NIC NOC” Jilid 2. Jakarta :
Mediaction Publishing
6. Wilkinson, Judith M. 2012. “BUKU SAKU : DIAGNOSIS KEPERAWATAN”
Edisi 9. Jakarta EGC
15