Post on 21-Jan-2018
Ketika Musim
Jamur Tiba
Sudarmiasih Sawal
Catatan hati mantan buruh migran Indonesia
1
Ketika Musim Jamur Tiba
Catatan hati mantan buruh migran Indonesia
Sudarmiasih Sawal
2
Salam Sapa
Melalui Kompasiana saya bertemu dengan Ibu Sudarmiasih
Sawal. Beliau aktif mengabarkan aktivitas teman-teman
buruh migran Indonesia (BMI) yang ada di Taiwan. Dari
aneka postingan tersebut saya mengetahui sedikit banyak
tentang kondisi keseharian para pahlawan devisa di sana.
Ya, waktu itu saya memang sedang mengumpulkan data
untuk menyelesaikan penulisan buku tentangtenaga kerja
Indonesia (TKI) dan gambaran kehidupan di negara tempat
mereka bekerja.
Di antara beragam postingan Ibu Sudarmiasih Sawal saya
menemukan kisah ini. Luar biasa. Dalam tulisan ini Anda
akan menemukan ungkapan hati seorang ibu yang terpaksa
merantau ke negeri asing demi kebahagiaan keluarga.Hati
saya sempat terharu kala pertama kali membacanya.
Semoga Anda dapat lebih berempati dengan keadaan
saudara sebangsa kita yang tengah berjuang mewujudkan
harapan di tanah seberang. Semoga Ibu Sudarmiasih Sawal
selalu bisa menjadi pelopor kebajikan di masyarakat
sebagaimana pernah dilakukan selama bekerja di negeri
jiran.
Tammi Prastowo
3
Pukul lima pagi Muha terbangun saat mendengar alarm dari
Hp yang selalu menemani tidurnya berbunyi. Diraihnya Hp
tersebut dan ditatapnya seraut wajah wanita di sana. Lalu ia
bergumam lirih, “ “Ya Buk, aku sudah bangun,” dan
diletakkannya kembali Hp tersebut di atas tempat tidur.
Muha segera berlari ke kamar mandi, gosok gigi, cuci muka
lalu berwudlu. Dia teringat sesuatu yang harus
dikerjakannya pagi ini. Selesai sholat shubuh, ia segera
menemui neneknya yang biasa ia panggil “Emak” di dapur.
“Mak…di mana tas kreseknya?” tanya Muha sambil matanya
mencari-cari.
“Pagi-pagi sudah cari tas kresek mau buat apa?” Emak balik
bertanya sembari mengulurkan kresek yang diminta.
“Mau cari jamur, Mak. Kemarin sudah aku tandai , sekarang
tinggal ambil saja,”jawab Muha.
“Lebih baik nanti sore saja kamu ambilnya Le, nanti kamu
kesiangan sekolahnya,” Emak berusaha melarang Muha.
“Sebentar juga selesai kok , Mak. Soalnya kalau tidak
diambil sekarang, ketahuan orang lain bisa diambil lho Mak.
Boleh ya Mak?” Muha merajuk.
4
“ Ya sudah pergilah. Hati-hati jangan sampai sampai kena
duri. Dan ingat jangan terlambat ke sekolah , nanti Masmu
bisa marah kalau kamu terlambat,‟‟pesan Emak .
“Iya ,beres Mak,”sembari berlari Muha sempat menjawab.
Muha berjalan menuju barongan (rumpun bambu) yang ada
dibelakang rumahnya. Hari masih agak gelap , tetapi Muha
tidak perduli. Dia menyusuri tepi sungai kecil lalu berhati-
hati masuk ke dalam barongan. Perlahan dia datangi
tempat-tempat yang sudah ia tandai sebelumnya. Kemarin
sore Muha telah memeriksa tempat itu dan ada beberapa
tempat yang ditumbuhi jamur-jamur kecil. Lalu Muha
menutupi jamur-jamur tersebut dengan daun-daun bambu
kering agar tak terlihat orang lain.
Jamur itu disebut “Jamur Barat” yang artinya jamur angin (
barat=angin, bahasa Jawa). Disebut demikian karena tak
ada yang tahu bagaimana asal-usul jamur tersebut. Jamur
barat hanya ada di musim penghujan. Itupun tidak lama
hanya sekitar 1 bulan saja, lalu lenyap entah kemana, dan
akan tumbuh lagi pada musim hujan berikutnya. Entah
bagaimana asalnya jamur-jamur tersebut bisa tumbuh di
barongan atau tempat-tempat lembab lainnya yang jarang
tersentuh manusia.
Jamur barat tidak berumur lama, hanya bertahan sekitan 3-
4 hari sejak muncul di permukaan tanah. Setelah lewat 4
hari, meski nampak masih bagus luarnya, tetapi batangnya
5
sudah banyak diserang ulat. Itu sebabnya mereka cepa-
cepat mengambil jamur di saat umur 2-3 hari. Biasanya
pada musim jamur banyak anak-anak bahkan orang dewasa
berebutan mencarinya.
Seperti yang dilakukan Muha, pada hari pertama ia
menemukan jamur tersebut hanya terlihat kepalanya,
segera ia menutupi dengan daun bambu dan menandainya.
Tujuannya agar jamur tersebut bisa tetap tumbuh dan bisa
diambil pada hari kedua . Dengan begitu tak ada orang yang
menyangka bahwa ada jamur di bawah daun-daun bambu
tersebut.
Muha telah tiba di tempat jamur yang dia tandai. Tempat
pertama di sebelah selatan. Muha menyingkirkan daun-daun
bambu yang menutupi jamur. Perlahan dicabutnya jamur-
jamur tersebut satu –persatu, dan dimasukkan ke dalam tas
kresek yang dibawanya. Selesai tempat pertama Muha
pindah ke tempat kedua dan seterusnya. Tak terasa dia
sudah sampai di ujung utara dan selesailah pekerjaannya.
Muha tersenyum puas memandangi hasil kerjanya, lumayan
berat. Setengah tas kresek yang beratnya mungkin hampir 1
kilo.
Setelah menengok kanan-kiri tak ada lagi jamur di sekitar
situ, Muha beranjak pulang menyusuri tepi sungai kecil yang
ada di samping barongan. Sambil berjalan tiba-tiba Muha
teringat ibunya, yang biasa memasak jamur dengan aneka
macam masakan. Dulu ibunya biasa memasak jamur yang
6
didapatnya dengan cara dimasak semur, sop , kari atau
dicampur cap cay. Tapi kini sudah lima kali musim jamur
ibunya tak ada dirumah. Tiba-tiba dada Muha terasa sesak
diserang kerinduan pada ibunya, air matanya menetes tak
terasa. Muha berhenti dan duduk sejenak di pinggir sungai.
Dikeluarkannya Hp dari sakunya, Hp yang diberikan ibunya 6
bulan yang lalu saat ibunya pulang cuti. Dipandangnya foto
sang ibu yang selalu tersenyum untuk Muha walau hanya di
dalam Hp. Tetapi Muha yakin ibunya akan selalu tersenyum
bila di dekat Muha. Pagi ini ingin sekali Muha mendengar
suara ibunya. Ditekannya nomor ibunya dan kode agar
telepon menjadi murah. Berbunyi tapi tak ada jawaban.
„‟Ah..ibuk pasti sibuk sekarang ini, “keluhnya perlahan.Muha
ingin menangis tetapi ditahannya. Dia teringat pesan ibunya
bahwa dia sekarang sudah menjadi remaja jadi tidak boleh
nangis lagi. Karena kalau Muha bersedih, ibunya pasti akan
merasakan hal yang sama.
Masih diingatnya kejadian beberapa bulan lalu saat dia
masih di bangku SD kelas 6. Muha sakit beberapa hari
sehingga tidak bisa masuk sekolah. Nenek dan kakaknya
sengaja tidak mengabari ibunya, karena mereka kuatir
membuat ibunya sedih. Ternyata naluri ibunya begitu tajam,
karena ibunya justru menelepon pihak sekolah untuk
menanyakan keadaan Muha karena menelpon yang di
rumah tidak ada yang menjawab. Akhirnya pihak sekolah
7
mengatakan keadaan yang sebenarnya karena pada saat itu
ibunya juga sakit dan selalu bermimpi tentang Muha.
Kejadian seperti itu selalu terulang setiap kali Muha
memikirkan ibunya dan menangis karena rasa rindu pada
ibunya. Memang Muha bukan anak kecil lagi, tetapi dia
selalu diserang rasa rindu tiap kali melihat teman-temannya
bercengkrama dengan orangtuanya, atau melihat tetangga-
tetangganya yang sering bepergian dengan seluruh
keluarganya. Muha ingin sekali merasakan seperti mereka,
merasakan kembali saat-saat seperti lima tahun yang lalu.
Dimana setiap habis berhujan-hujan ada yang memarahinya,
membuatkan makanan hangat dan segera menggosoknya
dengan minyak kayu putih lalu disuruh tidur. Muha
merindukan saat-saat mana dia pulang sekolah, bermain
atau mengaji, ada ibu yang menyambutnya dengan pelukan.
Tak terasa air mata Muha menetes lagi.
Muha memang tidak mengerti dengan urusan orang dewasa,
tetapi dia selalu berusaha mengerti saat ibunya
mengajaknya berbicara. Seperti saat 5 tahun yang lalu,
ketika ibunya minta ijin pada Muha untuk bekerja ke
Singapura. Kata ibunya ada orang menagih uang yang
dipinjam ibu untuk pembangunan rumah mereka.Dan
bapaknya tidak sanggup karena gajinya kecil. Muha tidak
setuju dan selalu menangis karena takut kehilangan ibunya.
Hingga suatu hari Muha ingin sepeda BMX baru seperti
temannya. Muha mengatakan hal itu pada ibunya dan
ibunya akan membelikan Muha asal boleh bekerja ke luar
8
negeri. Karena ibunya berjanji hanya akan bekerja sebentar
saja maka Muha setuju. Akhirnya Muha mendapat sepeda
baru dari hasil uang saku ibunya sebagai TKW. Tetapi ibunya
tidak tahu bagaimana sepeda itu karena uang yang dipakai
beli sepeda didapat setelah ibunya masuk penampungan.
Kesedihan Muha tidak berlangsung lama karena saat itu
umurnya 8 tahun, dan dia terhibur dengan bermain sepeda
bersama teman-temannya. Hanya bila malam hari Muha
sering menangis merindukan ibunya. Akhirnya Muha tinggal
lagi bersama nenek dan kakaknya, sementara bapaknya
jarang pulang. Muha sering ditanya dan juga diberitahu
orang-orang kampung yang menanyakan kepergian ibunya.
Mereka mengatakan bahwa ibunya pergi karena bapaknya
punya banyak teman wanita dan juga punya ibu baru buat
Muha. Walau tidak percaya Muha hanya bisa diam dan
pulang menangis atau menyendiri di tepi sungai untuk
memancing ikan sambil menangis
Muha hanya tahu alasan kepergian ibunya adalah untuk
mencari uang buat bayar hutang rumah. Walau dia pernah
melihat pertengkaran orangtuanya tetapi dia tidak berpikir
itu sebagai penyebabnya. Muha pernah melihat ibu dan
kakaknya dipukuli bapaknya, tetapi Muha tidak tahu
sebabnya.
9
Ketika dia coba tanyakan pada ibunya, kata ibunya,”Mas
nakal Le, makanya bapak marah. Muha jangan nakal ya, biar
bapak tidak marah juga pada Muha”.
Hanya itu jawaban ibunya dan biasanya ibu langsung
memeluknya sambil menangis dan membelai-belai rambut
Muha. Tak pernah ibunya mengatakan yang jelek-jelek
tentang bapaknya. Sampai kepergian ibunya ke luar negeri
,ibunya hanya berpesan agar Muha rajin belajar dan patuh
pada bapaknya. Muha kecil tidak lagi sedih karena sering
mendapat telepon dari ibunya. Meski akhirnya bapaknya
berbulan-bulan tidak pulang untuk menengok atau
mengurus kebutuhannya. Hingga mendadak ibunya pulang
setelah 18 bulan bekerja, padahal kata ibunya dulu harus
selesai 2 tahun.
Kepulangan ibunya membuat Muha gembira karena mengira
ibunya sudah selesai bekerja dan tidak akan pergi lagi.
Dugaan Muha meleset. Karena ada kejadian yang membuat
orang di kampungnya gempar. Saat ibunya pulang, maka
pakleknya berusaha menghubungi bapaknya yang entah
tinggal di mana. Konon kabarnya bapaknya Muha sudah
mendapat anak perempuan dari ibu baru selang beberapa
bulan setelah kepergian ibunya. Akhirnya Bapaknya memang
pulang tetapi diikuti oleh seorang perempuan sambil
menggendong anaknya yang kecil.
Sebenarnya tak ada keributan yang terjadi karena ibunya
Muha menerima kedatangan mereka dengan baik. Hanya
10
saja saat wanita itu pamit pulang dan bapaknya Muha tidak
mau mengantar, lalu wanita tersebut pingsan . Emak dan
orang-orang sibuk menolong wanita itu, sementara ibunya
Muha menggendong anak wanita tersebut yang masih
berumur 1 tahun. Muha ikut membantu ibunya karena
ibunya mengatakan bahwa adik kecil itu adalah adiknya
Muha juga. Akhirnya wanita itu menginap dan mereka
bertiga, bapaknya, ibunya dan wanit tersebut terlibat
perundingan yang Muha tidak boleh ikut mendengarnya.
Keesokan harinya bapaknya pergi mengantar wanita yang
katanya adalah istri muda bapaknya, kembali ke Surabaya.
Dan ibunya berpamitan akan segera berangkat ke Hong
Kong untuk bekerja lagi. Ibunya mengatakan pada Muha ,
bahwa dengan bekerja di HK maka ibunya akan
memperoleh gaji yang lebih tinggi . Dengan begitu apa yang
jadi beban keluarga akan segera teratasi dan ibunya akan
cepat kembali. Muha tidak bisa melarang ibunya, walau dia
sangat ingin ditunggui ibunya.
Waktu cepat berlalu ,dengan penghasilan ibunya yang lebih
besar banyak membantu kebutuhan di rumah .Hingga 6
bulan yang lalu ibunya pulang. Muha sangat senang karena
berharap ibunya sudah tidak akan kembali ke HK. Tetapi
baru dua hari ibunya di rumah ada kejadian yang akhirnya
memporak -porandakan keutuhan keluarga mereka.
11
Malam kedua ibunya di rumah, tengah malam Muha
mendengar ibunya menjerit minta tolong dan menangis
sangat keras. Segera Anto kakak Muha mendobrak pintu.
Nampak Bapaknya berusaha merayu ibunya yang lagi
menangis. Melihat pintu terbuka segera ibunya berlari keluar
dan menangis lagi di sofa. Muha ikut menangis sambil
memeluk ibunya yang tengkurap. Ketika bapaknya ikut
keluar dan mendekati ibunya, mereka malah terlibat
pertengakaran . Wajah ibunya nampak lebam bekas pukulan
. Ternyata ibunya habis dipukuli lagi sama bapaknya. Muha
memeluk ibunya erat-erat, dan mereka berhenti bertengkar
saat melihat Emak terbangun dan menangis melihat
kekacauan tersebut.
Muha merasa malu pada tetangga-tetangga yang datang ,
tapi langsung disuruh pergi sama kakaknya. Sejak kejadian
tersebut mulai dirasakan suasana yang berbeda. Atas
desakan Anto sang kakak, akhirnya ibunya mengajukan
cerai . Bapaknya setuju dengan syarat meminta uang dan
ibu juga harus mengganti uang bapaknya yang terpakai
untuk membangun rumah. Muha sudah memohon pada
ibunya agar tidak ada perceraian, karena Muha ingin
keluarga yang utuh. Tetapi ibunya berusaha memberi
pengertian pada Muha , bahwa ibunya sudah mencoba
bertahan hampir 20 tahun. Walau sudah meninggalkan
rumah untuk bekerja di LN selama 4,5 tahun, tetapi
sebelumnya selama 16 tahun ibunya hanya mengabdi
sebagai ibu dan istri yang baik. Namun nyatanya kelakuan
bapaknya tidak berubah, begitu penuturan ibunya. Meski
12
sulit bagi Muha untuk memahami, tetapi dia tidak berdaya,
perceraian orang tuanya tetap terjadi.
Muha memang sudah remaja karena sekarang hampir 13
tahun usianya,tetapi kesedihan karena perceraian
orangtuanya tetap dia rasakan. Hanya saja dia merasa
kasihan dengan tugas ibunya yang masih berat dan harus
berjuang kembali di luar negeri. Kakaknya yang sudah
bekerja dan hanya cukup untuk keperluannya saja, tidak
berani melarang ibunya bekerja kembali, apalagi dirinya
yang masih butuh biaya banyak.
Muha mengusap air matanya dan menengadahkan tangan
dia menatap ke atas sambil berdoa,” Ya Allah Tuhanku,
tolong jaga dan lindungi ibu hamba. Limpahkanlah
kesehatan lahir batin dan kebahagiaan pada ibu hamba di
manapun beliau berada. Amiiinn.”
Muha mengambil Hpnya lagi dan ditulisnya sms untuk
ibunya,” Ass.wr.wbr. Ibuk..apa kabar? Semoga Ibuk selalu
sehat2 saja. Ini Muha dapat jamur banyak sekali, apa ibuk
mau dikirim? Nanti dikirim baunya aja ya buk? Oh ya buk,
tolong do‟akan Muha dapat nilai bagus, biar Muha cepat
lulus dan cepat kerja. Muha ingin cepat kerja dan rawat ibuk
di rumah, agar ibuk tidak capek lagi. Jaga kesehatan ya
Buk? Wassalam..Muha.”
Muha tersenyum melihat pesan terkirim. Biarlah ibu
membacanya saat istirahat,dan tentu akan segera
13
membalasnya nanti malam. Setelah menutup Hpnya, Muha
bangkit dan bergegas pulang. Pasti Emak sudah cemas
menunggunya. Biarlah musim jamur kali ini masih Emak
yang akan memasaknya. Muha berharap musim jamur tahun
depan ibunya sudah pulang selamanya ke rumah dan tidak
akan pernah lagi meninggalkannya.
Harapan kadang terlampau tinggi di awan,
Namun kenyataaan kadang tak seindah impian,
Hanya kesabaran dan ketabahan yang diperlukan,
Untuk mewujudkan suatu impian jadikan kenyataan,
Semoga akan segera datang masa yang di nantikan itu.
Teriring salam dan rinduku untuk dua buah hatiku: M.Bryan
Eksanto & M.Sonny Dwi Laksono