Post on 13-Apr-2017
TUGAS SEJARAHKERJASAMA JEPANG DAN INDONESIA DARI MASA
PENJAJAHAN HINGGA SEKARANG
Nama Kelompok :Dita Huwaida
Nur Rahma AzizaVivi Rahmawati
1. Hubungan Kerjasama Indonesia dan Jepang Sebelum Penjajahana. Kerjasama Perdagangan
Hubungan antara Indonesia dan Jepang sudah terjadi sejak sebelum Indonesia merdeka namun
hubungan antara keduanya hanya dalam perdagangan saja antara pedagang Jepang dengan
pedagang Hindia Belanda.
2. Hubungan Kerjasama Indonesia dan Jepang Masa Penjajahana. Kerjasama Membantu Peperangan Jepang
Pasukan Jepang selalu berusaha untuk dapat memikat hati rakyat Indonesia. Hal ini dilakukan
dengan tujuan agar bangsa Indonesia memberi bantuan kepada pasukan Jepang. Untuk
menarik simpati bangsa Indonesia maka dibentuklah orgunisasi resmi seperti Gerakan Tiga A,
Putera, dan PETA. Gerakan Tiga A, yaitu Nippon Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia,
Nippon Pemimpin Asia. Gerakan ini dipimpin oleh Syamsuddin SH. Namun dalam
perkembangan selanjutnya gerakan ini tidak dapat menarik simpati rakyat, sehingga pada
tahun 1943 Gerakan Tiga A dibubarkan dan diganti dengan Putera.
Pusat Tenaga Rakyat (Putera) Organisasi ini dibentuk pada tahun 1943 di bawah pimpinan
"Empat Serangkai", yaitu Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kiyai Haji Mas
Mansyur. Gerakan Putera ini pun diharapkan dapat menarik perhatian bangsa Indonesia agar
membantu pasukan Jepang dalam setiap peperangan yang dilakukannya. Akan tetapi gerakan
Putera yang merupakan bentukan Jepang ini ternyata menjadi bumerang bagi Jepang. Hal ini
disebabkan oleh anggota-anggota dari Putera yang memiliki sifat nasionalisme yang tinggi.
Organisasi Bentukan Jepang Di Indonesia
Propaganda anti-Sekutu yang selalu didengung-dengungkan oleh pasukan Jepang kepada
bangsa Indonesia ternyata tidak membawa hasil seperti yang diinginkan. Propaganda anti
Sekutu itu sama halnya dengan anti imperialisme. Padahal Jepang termasuk negara
imperialisme, maka secara tidak langsung juga anti terhadap kehadiran Jepang di bumi
Indonesia. Di pihak lain, ada segi positif selama masa pendudukan Jepang di Indonesia,
seperti berlangsungnya proses Indonesianisasi dalam banyak hal, di antaranya bahasa
Indonesia dijadikan bahasa resmi, nama-nama diindonesiakan, kedudukan seperti pegawai
tinggi sudah dapat dijabat oleh orang-orang Indonesia dan sebagainya.
Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, kehidupan pendidikan berkembang pesat
dibandingkan dengan pendudukan Hindia Belanda. Pemerintah pendudukan Jepang
memberikan kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk mengikuti pendidikan pada sekolah-
sekolah yang dibangun oleh pemerintah. Di samping itu, bahasa Indonesia digunakan sebagai
bahasa perantara pada sekolah-sekolah serta penggunaan nama-nama yang diindonesiakan.
Padahal tujuan Jepang mengembangkan pendidikan yang luas pada bangsa Indonesia adalah
untuk menarik simpati dan mendapatkan bantuan dari rakyat Indonesia dalam menghadapi
lawan-lawannya pada Perang Pasifik.
Pembela Tanah Air (PETA) merupakan organisasi bentukan Jepang dengan keanggotaannya
terdiri atas pemuda-pemuda Indonesia. Dalam organisasi PETA ini para pemuda bangsa
Indonesia dididik atau dilatih kemiliteran oleh pasukan Jepang. Pemuda-pemuda inilah yang
menjadi tiang utama perjuangan kemerdekaan bangsa dan negara Indonesia.
Tujuan awalnya pembentukan organisasi PETA ini adalah untuk memenuhi kepentingan
peperangan Jepang di Lautan Pasifik. Dalam perkembangan berikutnya, ternyata PETA justru
sangat besar manfaatnya bagi bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan melalui
perjuangan fisik. Misalnya, Jenderal Sudirman dan Jenderal A.H. Nasution adalah dua orang
tokoh militer Indonesia yang pernah menjadi pemimpin pasukan PETA pada zaman Jepang.
Namun karena PETA terlalu bersifat nasional dan dianggap sangat membahayakan
kedudukan Jepang atas wilayah Indonesia, maka pada tahun 1944 PETA dibubarkan.
Berikutnya Jepang mendirikan organisasi lainnya yang bernama Perhimpunan Kebaktian
Rakyat yang lebih terkenal dengan nama Jawa Hokokai (1944). Kepemimpinan organisasi ini
berada di bawah Komando Militer Jepang.
Selama masa pendudukan Jepang kehidupan sosial masyarakat sangat memprihatinkan.
Penderitaan rakyat semakin bertambah, karena segala kegiatan rakyat dicurahkan untuk
memenuhi kebutuhan perang Jepang dalam menghadapi musuh-musuhnya. Terlebih lagi
rakyat dijadikan romusha (kerja paksa). Sehingga banyak jatuh korban akibat kelaparan dan
penyakit.
3. Hubungan Kerjasama Indonesia dan Jepang Setelah Indonesia
Merdekaa. Kerjasama Diplomatik
Pada tahun 1958 Jepang dan Indonesia Jepang dan Indonesia memulai hubungan diplomatik
bilateral secara resmi dengan ditandataninya perjanjian perdamaian antara Indonesia dan
Jepang disertai dengan perjanjian pampasan perang dimana Jepang membayar kerugian yang
diakibatkan oleh penjajahan Jepang di era Perang Dunia ke-2. Perjanjian tersebut diawali
dengan kunjungan Jepang ke Indonesia sejak tahun 1955 dan Jepang saat itu memang
memperbaiki hubungannya dengan negara-negara di Asia setelah berakhirnya Perang Dunia
ke-2.
Hubungan baru yang dinamai “benang merah” berawal dari momentum tersebut untuk
mengawali new strategic partnership dalam berbagai bidang seperti ekonomi, teknologi dan
pendidikan. Indonesia. Dalam momentum 50 tahun Persahatan Indonesia-Jepang telah banyak
hubungan kerjasama yang membangun antara keduanya seperti pemberian teknologi dan
investasi yang besar oleh Jepang untuk membangun perekonomian Indonesia dan
menghasilkan banyaknya lapangan kerja. Sedangkan Indonesia juga telah memberikan
banyak sumber daya alammya untuk di ekspor ke Jepang terutama gas alam, batubara dan
lemak nabati untuk Jepang. Selain sumber daya alam Indonesia juga memasok banyak sumber
daya manusia bagi industri Jepang di Indonesia. Menurut penulis hubungan kerjasama
bilateral antara keduanya seperti simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan dan
Hubungan diplomatik bilateral Indonesia dan Jepang
memungkinkan untuk terus diperbarui agar dapat menghadapi tantangan-tantangan dalam
globalisasi saat ini.
Perdana Menteri Jepang yaitu Fukuda mempunyai peran yang penting dalam
keberhasilan dan kelancaran hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jepang dengan
mencetuskan Doktrin Fukuda pada tahun 1970an. Doktrin tersebut sangat mempengaruhi
pandangan rakyat Indonesia menyadari bahwa Jepang memang benar-benar menginginkan
hubungan yang saling menguntungkan dan bersih diantara kedua negara tesebut. Esensi dari
Doktrin Fukuda tersebut mencakup tiga hal yaitu Jepang tidak akan menjadi negara adidaya
militer. Kedua, Jepang akan menjalin hubungan dengan rasa saling pengertiand an saling
percara terhadap negara-negara Asia Tenggara. Terakhir, Jepang akan bekerja sama secara
positif fengan seluruh negara ASEAN sebagai mitra yang sejajar. Dengan adanya doktrin
tersebut pemerintahan Seoeharto membuka hubungan yang lebih besar dari sebelumnya.
b. Hubungan perekonomian
Hubungan perekonomian Indonesia-Jepang memasuki era yang baru pada tahun 2001. Dalam
bidang perdagangan ekspor Indonesia ke Jepang bernilai US$ 23.6 milyar (statistik
pemerintah Republik Indonesia) dan nilai impor Indonesia dari Jepang sebesar US$ 6.5 milyar
sehingga Jepang memiliki surplus yang besar diakibatkan ekspor ke Indonesia pada tahun
2007. Komoditi dari Indonesia yang di ekspor ke Jepang seperti minyak, gas alam cair,
batubara, hasil tambang, udang, pulp, tekstil dan produk tekstil, mesin, perlengkapan listrik,
dan lain sebagainya. Di pihak Jepang, barang-barang yang diekspor ke Indonesia adalah
mesin-mesin dan suku cadang, produk plastik dan kimia, baja, perlengkapan listrik, suku
cadang elektronik, mesin alat transportasi dan suku cadang mobil.
Sehubungan dengan stagnansi perekonomian Indonesia yang merupakan efek dari krisis
ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1997 sampai saat ini investasi langsung swasta dari
Jepang ke Indonesia belum pulih sepenuhnya namun Jepang tetap menempati kedudukan
yang vital di antara negara-negara yang berinvestari di Indonesia. Dalam jumlah investasi
langsung dari asing di Indonesia dari tahun 1967 sampai tahun 2007, Jepang menempati
tempat pertama dengan jumlah 11,5% dalam keseluruhannya. Terdapat kurang lebih 1000
perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut
memperkerjakan lebih dari 32.000 pekerja Indonesia dan menjadikan Jepang sebagai negara
penyedia lapangan kerja nomor satu di Indonesia. Oleh karena itu penulis berpendapat vital
sekali hubungan antara Jepang dan Indonesia agar terus dijaga keharmonisannya.
Kerjasama Indonesia dan Jepang dalam bidang ekonomi
Jepang juga merupakan donatur ODA (semacam bantuan pembangunan tingkat pemerintah)
terbesar di Indonesia. Hal itu merupakan aksi Jepang untuk turut berperan serta daam
merustukturisasi kondisi ekonomi Indonesia yang jatuh setelah krisis ekonomi pada tahun
1998. Pada masa Presiden SBY, Jepang dan Indonesia menyepakati penandatanganan EPA
(Economic Partnership Agreement). EPA merupakan perjanjian mengenai skema
perdagangan bebas dibawah kendali JIEPA (Japan-Indonesia Economic Partnership
Agreement). Indonesia dan Jepang telah mentepakati rangkaian perdagangan bebas dan
investasi dari para pemilik modal dari Jepang. JIEPA juga memberikan kesempatan agar
perdagangan ekspor-impor oleh para pedagand di antara kedua negara dengan tarif atau pajak
rendah hinggan 0 Rupiah atau Yen .
c. Hubungan Diplomasi Budaya
Hubungan diplomasi budaya juga dijalankan Indonesia dan Jepang yang bertujuan untuk
saling memperkenalkan keunikan dan keberagaman kebudayaan dari kedua negara, sehingga
timbul rasa orientasi yang tinggi antara rakyat Jepang di Indonesia. Upaya diplomasi
kebudayaan ini juga merupakan usaha untuk peningkatan pariwisata Indonesia dan Jepang
sehingga roda perekonomian juga di suntik dari sektor pariwisata oleh kedua negara. Penulis
disini berpendapat bahwa hubungan kerjasama antara Indonesia dan Jepang terdapat ddalam
berbagai sektor kehidupan sehingga tingkat kepentingan antara kedua negara juga tinggi.
Kerjasama Indonesia dan Jepang dalam bidang budaya