Post on 04-Aug-2015
GAMBARAN UMUM KERJA SAMA OPERASI
1.1 Definisi Kerja Sama Operasi
Menurut Karnanto (1994,3 )” Kerjasama
operasi adalah kerja sama antara dua
perusahaan atau lebih untuk bersama-
sama menyelesaikan suatu pekerjaan
tertentu (biasanya dalam bidang kontruksi)
yang diberikan oleh pihak lain dalam
jangka waktu yang relatif singkat di mana
kerja sama antar pihak tersebut akan
membubarkan diri bilamana pekerjaan
yang ditangani telah selesai dengan
membagi keuntungan diantara para
peserta secara proporsional, biasanya
berdasarkan pengikutsertaan dana
permodalan yang semula telah disepakati
bersama.”
Berdasarkan (PSAK Nomor 39, 2000:2)
mendefinisikan “ Kerjasama Operasi
sebagai perjanjian antara dua pihak atau
lebih dimana masing-masing sepakat untuk
melakukan usaha bersama dengan
menggunakan aset dan atau hak usaha
yang dimiliki secara bersama
menggunakan resiko usaha tersebut.”
Dari sekian banyak pengertian tentang
Kerjasama Operasi, namun semuannya
sama-sama mengandung pengertian
bahwa bentuk aliansi ini merupakan
sebuah perikatan atau kerja sama antara
dua badan atau lebih untuk menyelesaikan
suatu proyek atau pekerjaan tanpa
membentuk badan baru secara terpisah
dari para peserta kerjasama.
1.2 Tujuan Pembuatan Kerjasama Operasi
(KSO)
Kerjasama Operasi biasanya dibentuk oleh
pihak-pihak yang tidak ada hubungan
kepemilikan sama sekali, bahkan sering
kali oleh pihak yang saling bersaing
(kompetitor). Menurut (UU no.5, 1999 :8)
pembentukan kerja sama tersebut
biasanya dilakukan dengan dua tujuan
utama, yaitu ;
a. Meningkatkan efekfitas dan efisiensi
usaha dengan cara mengedepankan
segi spesialisasi keahlian atau melalui
suatu penggabungan berbagai potensi
yang dimiliki oleh tiap-tiap anggota.
b. Menigkatkan posisi tawar (bargain
position) dan pengendalian harga.
Dalam hal ini KSO dapat dianggap
sebagai sarana untuk melakukan
monopoli, oligopoli, maupun kartel
(dilihat dari sisi penjuak), atai
monopsoni (dilihat dari sisi pembeli).
KSO dengan tujuan ini biasanya
dibentuk jika terdapat kondisi-kondisi
sebagai berikut :
1. Persaingan antara anggota sudah
menjurus kepada perang harga
yang tidak sehat
2. Kondisi pasar memungkinkan,
dalam arti jumlah penawaran dan
permintaan tidak seimbang (dilihat
dari isi masing-masing)
3. Dijalankan oleh pemerintah (tidak
melanggar peraturan anti monopoli
1.3 Bentuk-Bentuk Kerjasama Operasi
Kerjasama Operasi merupakan salah satu
bentuk kerja sama yang bentuknya tidak
baku, dijinkan selama tidak melanggar
peraturan pemerintah, sehingga acuan
utama untuk dapat memahami bentuk
suatu KSO.
a. Berdasarkan dengan istilah yang
dipergunakan, KSO tanpa badan
hukum seringkali berbentuk ;
1. Kontoameta (istilah popuar di
perpajakan)
2. Joint Operation (istilah yang
dipergunakan oleh Jasa Marga.
Telkom)
3. Built Operate Transfer (BOT) atau
Build Transfer Operation (BTO)
(istilah yang dipergunakan oleh
beberapa BUMN)
4. Aliansi (istilah yang digunakan oleh
industri Elektronik Data)
5. Konsorsium ( istilah populer untuk
kredit sindikasi beberapa bank)
6. Pola Bagi Hasil (BPH) atau Profit
Sharing Agreement (istilah yang
digunakan dalam industri
pertambangan)
7. Technical and Management
Assistant Agreement (istilah yang
digunakan dalam industri
perhotelan)
b. Berdasarkan format dan modelnya,
bentuk KSO dapat dibedakan menjadi
dua golongan, yaitu ;
1. Kerjasama Operasi dengan entitas
hukum yang terpisah (Separate
Legal entity) dari entitas hukum
para partisipan KSO
2. KSO tanpa pembentukan entitas
hukum yang terpisah
KSO tanpa entitas hukum bisa berbentuk
Pengendalian Bersama Operasi (PBO) dan
pengendalian Bersama Aset (PBA), atau KSO
di mana hanya satu pihak saja dari partisipan
KSO yang memiliki kendali yang signifikan
atas aset dan operasi KSO. Dalam KSO denga
pola PBO dan PBA, masing-masing partisipan
KSO memiliki kendali yang signifikan atas
operasi atau aset KSO, karena itu nama kerja
sama ini adalah pengendalian bersama (jointly
controlled) dan diatur dalam PSAK No. 12
yang menyatakan ;
“ Mengatur perlakuan akuntansi atas bagian
partisipasi pada PBO dan pelaporan bersama
serta menagtur perlakuan akuntansi ata
bagian partisipasi pada PBA dan pelaporan
aktivitas, kewajiban beban dan pendapatan
bersama.”
a). Pengendalian Bersama Operasi (PBO)
Dalam PBO, proses produksi dilaksanakan
secara terpisah oleh anggota sesuai dengan
bagaiannya, dengan aset dan biaya masing-
masing anggota, kemudian digabung untuk
diselesaikan menjadi suat produk bersama
(Joint Products) dengan biaya bersama (join
cost) dan pemasarannya dilakukan bersama,
yaitu oleh KSO. ( PSAK No.12, 2000:2).
b). Pengendalian Bersama Aset (PBA)
Dalam PBA, para anggota melakukan
pengendalian bersama dan kepemilikan
bersama atas satu atau lebih aset yang
diserahkan oleh anggota, atau dibeli untuk
digunakan dalam melaksanakan kegiatan
KSO. Masing-masing anggota dapat
mengambil bagian atau outputnya yang
dihasilkan oleh aset tersebut dan masing-
masing memikul bagiannya atas beban yang
terjadi. (PSAK no.12, 2002:3)
PBA banyak diterapkan pada industri
pertambangan misalnya beberapa perusahaan
minyak dapat mengendalikan dan
mengoperasikan bersama saluran minyak (oil
pipe line). Masing-masing anggota
menggunakan saluran tersebut untuk
mengangkut produknya dan memikul atas
bagiannya atas beban pengoperasian saluran
tersebut dalam proporsi yang telah disetujui.
Sehubungan bagian partisipasi para anggota KSO
dalam PBA, setiap anggota membukukan dan
menyajikan dalam laporan keuangan masing-
masing berupa;
1. Bagian (hare) atas aset yang dikendalikan
bersama, diklasifisikan menurut sifat dari
aset tersebut, bukan sebagai investasi.
Sebagai contoh, bagian masing-masing
anggota atas keseluruhan minyak
diklasifikasikan sebagai anggota tetap
2. Setiap kewajiban yang menjadi
tanggungannya sendiri, misalnya pinjaman
bank yang digunakan untuk membiayai
partisipasinya pada KSO.
3. Bagian atas kewajiban bersama yang
ditanggung bersama oleh para anggota
sehubungan dengan KSO
4. Bagian atas output KSO dan bagiannya
atas beban bersama yang terjadi pada
KSO
5. Beban yang menjadi tanggungannya
sendiri sehubungan dengan
partisipasinya dalam KSO, misalnya
beban bunga atas pinjaman bank yang
digunakan untuk membiayai
partisipasinya dalam KSO
1.4 Bagian Partisipasi dan Pembagian Hasil
KSO
Bagian partisipasi masing-masing anggota
ditentukan dalam perjanjian kontrak KSO
berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh
anggota. Besarnya bagian partisipasi
mencerminkan posisi tawar anggota dalam
KSO. Posisi tawar anggota biasanya
ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya
adalah bagian kerja yang akan dikerjakan
oleh tiap anggota berdasarkan keahlian
masing-masing.
Hasil kegiatan usaha dijalankan oleh KSO
baik berup lama maupun rugi dibagi
kepada para anggota berdasarkan bagian
partisipasi masing-masing sesuai yang
tercantum dalam kontrak perjanjian KSO.