KERJA KARYAWAN DENGAN METODE ANALYTICAL ...repository.usd.ac.id/32308/2/035314063_Full.pdfPada Tugas...

Post on 29-Mar-2021

10 views 0 download

Transcript of KERJA KARYAWAN DENGAN METODE ANALYTICAL ...repository.usd.ac.id/32308/2/035314063_Full.pdfPada Tugas...

i

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN WAKTU

KERJA KARYAWAN

DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Jurusan Sains And Technology

Disusun Oleh :

ESSTHER IKA CHARDINA

NIM : 035314063

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

ii

DECISION SUPPORT SYSTEM

FOR DETERMINATION OF SCHEDULING EMPLOYEES

USING ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS METHOD

A THESIS

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

to Obtain the Sarjana Teknik Degree

in Department of Informatics Engineering

Created by:

ESSTHER IKA CHARDINA

Student Number : 035314063

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM

FACULTY OF SAINS AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2009

v

vi

HALAMAN MOTTO

Hari esok sudah tidak boleh mengubah apa yang berlaku hari ini,

tetapi

hari ini masih boleh mengubah apa yang akan terjadi pada hari esok.

Tugas kita bukanlah untuk berhasil.

Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita

menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil

( Mario Teguh )

Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah. ( Lao Tze )

Anda harus tahan terhadap ulat jika ingin dapat melihat kupu-kupu.

(Antoine De Saint)

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat berharga.

Memilik waktu tidak menjadikan kita kaya, tetapi menggunakannya dengan

baik adalah sumber dari semua kekayaan

( Mario Teguh )

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini ku persembahkan untuk :

?

Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kasih karunianya dan

berkatnya yang melimpah

? Ibu dan Bapakku yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya yang

begitu besar

?

Kakak-kakakku dan adikku Alvonsa Eva Y.

?

Kakakku tersayang yang telah memberikan dukungan dan semangatnya

?

Almamaterku Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma

khususnya angkatan 2003

viii

ABSTRAKSI

Operasional kerja suatu perusahaan tidak terlepas dari penempatan

waktu kerja karyawan. Penempatan karyawan yang sesuai dengan prestasi dan

kemampuannya pada waktu kerja yang tepat mendukung kelancaran operasional

kerja perusahaan.

Pada Tugas akhir ini dibuat sebuah sistem pendukung keputusan

penentuan waktu kerja karyawan dengan memanfaatkan metode Analytical

Hierarchy Process (AHP) . Metode Analytical Hierarchy Process merupakan

metode pendekatan yang digunakan untuk membantu mengatasi masalah yang

memerlukan nilai berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang ada menjadi

proses yang lebih mudah dan terstruktur. Metode ini diharapkan dapat membantu

manager operasional dalam menetukan waktu kerja karyawan.

ix

ABSTRACT

Operational performance of a company is closely related to the time

management of its employees. Positioning employees according to personal

achievement and ability at proper work time will support the flow of the

company’s operational performance.

This final assignment is making a supportive system of determining the

employee’s work time by utilizing the method of Analytical Hierarchy Process

(AHP)by using tool Visual Basic 6.0. Analytical Hierarchy Process (AHP)

method represent the approach used to assist to overcome the problem requiring

value which can deputize the consideration capable to assist the consederation

process become more structured and easy to comprehended. This method is

expected to help the operational manager in determining the employee’s work

time.

x

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasihnya ,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik, Jurusan Teknik, Program Study Teknik

Informatika, Universitas Sanata Dharma.

Dalam mempersiapkan , meyusun dan meyelesaikan skripsi ini penulis

menyadari banyak pihak yang telah memberikan sumbangan baik pikiran, waktu,

tenaga, bimbingan dan dukungan. Oleh karena itu penulis secara khusus

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu member perlindungan, kekuatan, berkat

dan karunianya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik .

2. Bapak Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T selaku Ketua Jurusan

Teknik Informatika

3. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T., selaku Dosen Pembimbing

akademik Teknik Informatika angkatan 2003.

4. Bapak Drs. Jong Jek Siang, M.Sc selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan memberikan bimbingan serta memperhatikan

perkembangan dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

5. Ibu P.H. Prima Rosa, S.Si.,M.Sc dan Sri Hartati Wijono S.Si., M.Kom.

selaku panitia penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam tugas

akhir ini.

xii

6. Bapak Emanuel Belle Bau, SPd. dan Yustinus Nugroho sebagai laboran

yang telah mendukung dalam mempersiapkan ujian pendadaran.

7. Seluruh staff dan dosen Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma

yang telah memberikan bekal ilmu, arahan dan pengalaman selama penulis

menempuh studi.

8. Seluruh staff Sekretariat Fakultas Sains dan Teknologi yang banyak

membantu penulis dalam urusan administrasi akademik terutama

menjelang ujian tugas akhir dan yudisium.

9. Ibu dan Bapak penulis yang telah memberikan cintanya, doa, semangat,

perhatiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Kakak dan Adikku terimakasih atas semua doa dan dukungannya selama

kuliah.

11. Kakak tersayang terimakasih atas perhatian dan dokungan serta

semangatnya.

12. Semua pihak yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak ,

yang tidak bisa disebutkan satu persatu, bukan melupakan tapi kalian

tetap ada dalam benakku.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang

penulis miiki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, koreksi dan saran

yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.

xiii

Akhirnya, penulis mengaharapkan semoga skripsi ini berguna bagi semua

pihak dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut.

Yogyakarta, Juli 2009

Penulis

Essther Ika Chardina

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................... v

HALAMAN MOTTO ........................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii

ABSTRAKSI .......................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................... ix

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA .................. x

KATA PENGANTAR ........................................................................... xi

DAFTAR ISI .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xviii

DAFTAR TABEL ................................................................................. xx

BAB I PENGANTAR

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................... 2

1.3 Batasan Masalah ............................................................ 2

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................... 3

1.5 Metode Tugas Akhir ....................................................... 3

1.6 Sistematika Penulisan ..................................................... 4

xv

BAB II : LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan .......... 6

2.1.2 Struktur Sistem Pendukung Keputusan ............. 6

2.1.3 Pengertian Pengambilan Keputusan .................. 7

2.1.4 Proses Pengambilan Keputusan ....................... 8

2.1.5 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan ...... 9

2.1.6 Komponen – Komponen Pendukung Keputusan 11

2.1.7 Manfaat SPPK .................................................... 15

2.1.8 Keterbatasan SPPK ............................................ 16

2.2 Analytical Hierarchy Process (AHP) .............................. 17

2.2.1 Prinsip – prinsip dasar dalam AHP .................... 18

2.2.2 Keuntungan – Kewuntungan AHP ...................... 19

2.2.3 Algoritma AHP .................................................. 20

2.3 Database

2.3.1 Bentuk Bahasa Basis Data ................................ 24

2.3.2 Entitas dan Hubungan Antar Entitas ................... 25

2.3.3 Atribut tabel ........................................................ 26

BAB III : PERANCANGAN TEORI

3.1 Gambaran Umum Sistem Lama ......................................... 28

3.2 Perancangan Umum ........................................................... 29

xvi

3.3 Perancangan Antarmuka ( User Interface )

3.3.1 Perancangan Menu Dialog .................................. 31

3.3.2 Perancangan Input Output ................................... 33

3.4 Perancangan Basisdata

3.4.1. ER – Diagram ...................................................... 41

3.5 Perancangan Proses

3.4.3 Penentuan Prioritas Hari dan Shift .................... . 43

3.4.4 Penentuan Karyawan .......................................... 43

3.4.5 Penerapan AHP ................................................... 46

BAB IV : IMPLEMENTASI SISTEM

4.1. Implementasi Antarmuka

4.1.1 Tampilan Utama .............................................. 59

4.1.2 Tampilan Input Data Kriteria ......................... 60

4.1.3 Tampilan Input Data Karyawan ...................... 62

4.1.4 Tampilan Input Data Shift .............................. 63

4.1.5 Tampilan Input Kriteria Penilaian Pilihan ...... 64

4.1.6 Tampilan Input Karyawan Pilihan ................. 65

4.1.7 Tampilan Perbandingan Kriteria ..................... 66

4.1.8 Tampilan Perbandingan Karyawan ............... 67

4.1.9 Tampilan Keluaran ......................................... 70

xvii

4.2. Testing Program .............................................................. 72

4.3. Kelebihan Program ......................................................... 73

4.4. Kekurangan Program ...................................................... 73

BAB V : PENUTUP

5.1 Kesimpulan ..................................................................... 74

5.2 Saran ............................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.12 Hierarki penentuan waktu kerja 39

Gambar 4.1 Tampilan Utama 55

Gambar 4.2 Tampilan Input Data Kriteria 56

Gambar 4.3 Pesan kesalahan 56

Gambar 4.4 Pesan Konfirmasi 56

Gambar 4.5 Tampilan Input Data Karyawan 57

Gambar 4.6 Pesan Kesalahan 57

Gambar 4.7 Tampilan Input data Shift 58

Gambar 4. 8 Pesan kesalahan 58

Gambar 4.9 Pesan Kesalahan 58

Gambar 4.10 Tampilan Pilihan Kriteria ( List Kriteria ) 59

Gambar 4.11 Pesan kesalahan pilihan kriteria 59

Gambar4.12 Tampilan Inputan pilihan karyawan 60

Gambar 4.13 Pesan Kesalahan pilihan karyawan 60

Gambar 4.14 Tampilan perbandingan Kriteria 61

Gambar 4.15 Tampilan input nilai perbandingan karyawan dengan kriteria Lama Kerja

62

Gambar 4.16 Tampilan input nilai perbandingan karyawan dengan kriteria SOP

63

xix

Gambar 4.17 Tampilan input nilai perbandingan karyawan dengan

kriteria Absensi 64

Gambar 4.18 Tampilan input nilai perbandingan karyawan dengan kriteria Performance

64

Gambar 4.19 Gambar Hasil Perhitungan 65

xx

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh Matrik Perbandingan berpasangan 21

Tabel 2.2 Skala Nilai Perbandingan Berpasangan 21

Tabel 2.3 Nilai Indeks Random 23

Tabel 3.1 Tabel Karyawan 37

Tabel 3.2 Tabel Shift 37

Tabel 3.3 Tabel Kriteria 37

Tabel 3.4 Matriks penjumlahan kolom kriteria 40

Tabel 3.5 Matriks penjumlahan baris kriteria 40

Tabel 3.6 Matriks pembagian hasil kriteria 41

Tabel 3.7 Matriks penjumlahan baris2 41

Tabel 3.8 Matriks penjumlahan tiap kolom 43

Tabel 3.9 Matriks penjumlahan tiap baris dan vektor prioritas 43

Tabel 3.10 Matriks penjumlahan baris -2 43

Tabel 3.11 Matriks penjumlahan tiap kolom 44

Tabel 3.12 Matriks penjumlahan tiap baris dan vektor prioritas 44

Tabel 3.13 Matriks penjumlahan baris -2 45

Tabel 3.14 Matriks penjumlahan tiap kolom 46

Tabel 3.15 Matriks penjumlahan tiap baris dan vektor prioritas 46

Tabel 3.16 Matriks penjumlahan baris -2 46

Tabel 3.17 Matriks penjumlahan tiap kolom 47

Tabel 3.18 Matriks penjumlahan tiap baris dan vektor prioritas 47

Tabel 3.19 Matriks penjumlahan baris -2 48

Tabel 3.20 Vektor prioritas secara global 49

Tabel 3.21 hasil VP secara global 49

Tabel 3.22 VP secara beurutan 49

Tabel 2.23 Tabel prioritas shift 50

Tabel 2. 24 Susunan waktu kerja karyawan 50

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengambilan keputusan dalam menyelesaikan suatu masalah, baik itu

masalah sederhana maupun kompleks selalu dihadapkan pada solusi alternatif

untuk menghasilkan sebuah penyelesaian masalah yang optimal.

Dalam menyelesaikan masalah ini, mutlak diperlukan kemampuan untuk

melihat dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi secara cepat dan tepat

tanpa melupakan batasan – batasan yang ada.

Seperti halnya dalam proses penentuan waktu kerja karyawan pada

Perusahaan Teammates Coffee Indonesia (TMCI), harus dilakukan dengan sebaik

mungkin dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi agar

menghasilkan keputusan yang tepat.

Manager operasional berperan penting dalam menentukan waktu kerja

karyawan. Oleh karena itu manager operasional harus dapat mengatur dan

menentukan waktu kerja karyawan secara cepat dan tepat serta sesuai dengan

standar operasional perusahaan.

Waktu kerja karyawan pada perusahaan TMCI masih menggunakan

sistem manual dan acak sehingga hasil yang diperoleh masih kurang baik. Dengan

sistem seperti ini sering mengakibatkan penempatan karyawan pada jadwal yang

kurang tepat. Tidak tepatnya penentuan waktu kerja karyawan akan

mempengaruhi seluruh aktivitas kerja perusahaan.

2

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana membuat Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan berbasis

komputer untuk menentukan waktu kerja karyawan pada perusahaan TMCI

dengan menggunakan metode AHP ( Analytical Hierarki Proses )

1.3 Batasan Masalah

Dalam pembuatan sistem ini akan dibuat batasan-batasan terhadap

beberapa hal yaitu :

1.3.1 SPPK yang dirancang khusus hanya untuk membantu manager

operasional atau admin dalam menentukan waktu kerja karyawan

1.3.2 Study kasus dilakukan pada perusahaan Teammates Coffee Indonesia

1.3.3 SPPK Penentuan Waktu Kerja Karyawan ini diselesaikan menggunakan

metode AHP

1.3.4 Proses ini didesain hanya untuk menampilkan waktu kerja karyawan

(jadwal ) dengan inputan maksimal untuk kriteria dan jumlah karyawan

sebanyak 10 inputan.

1.3.5 Jumlah kebutuhan karyawan dalam setiap harinya tidak boleh lebih besar

sama dengan jumlah karyawan yang tersedia.

1.3.6 Tidak diperkenankan adanya request shift dari karyawan.

1.3.7 Program dibuat dengan menggunakan bahasa Visual Basic 6.0

3

1.4 Tujuan Tugas Akhir

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1. Untuk memenuhi kewajiban guna menyelesaikan program strata 1

(S1) pada jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sanata Dharma.

2. Membantu Manager Operasional dalam menetukan waktu kerja

karyawan yang bersifat kualitatif secara tepat dan optimal

1.5 Manfaat Tugas Akhir

Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis mempunyai beberapa manfaat

yaitu :

1. Bagi Penulis program ini akan menjadi perangkat lunak sederhana

untuk mendukung pengambilan keputusan dengan metode AHP

2. Perangkat lunak dapat diimplementasikan dalam menangani kasus

penentuan waktu kerja karyawan

1.3 Metodologi Penyelesaian Masalah

Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah penentuan waktu

kerja karyawan adalah metode System Development Life Cycle ( paradigma

Waterfall ).

Didalam metode ini terdiri dari tahap-tahap : analisis kebutuhan,

perancangan sistem, pengkodean, dan pengujian.

4

1. Analisis Kebutuhan

Mengidentifikasi dan menganalisis terhadap kebutuhan dari semua

elemen sistem dengan pengumpulan data.

2. Perancangan sistem

Tahap perancangan/desain merupakan tahap menterjemahkan

syarat/kebutuhan ke dalam sebuah representasi perangkat lunak yang

dapat diperkirakan. Proses perancangan ini meliputi perancangan

sistem, perancangan basis data, perancangan user interface dan

perancangan program.

3. Pengkodean

Tahap pengkodean merupakan tahap menerjemahkan hasil desain

menggunakan bahasa pemrograman tertentu.

4. Pengujian

Tahap pengujian program dilakukan untuk menemukan kesalahan-

kesalahan dengan cara mengeksekusi program.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab Satu berisi Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Batasan Masalah, Tujuan, Manfaat penelitian

Metodelogi Penyelesaian Masalah dan Sistematika

Penulisan

5

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisi teori-teori yang digunakan sebagai

landasan penulisan. Dan juga membahas mengenai

metode yang digunakan.

BAB III : ANALISA DAN PERANCANGAN

Bab ini membahas mengenai tahapan pengembangan

SPPK penentuan waktu kerja karyawan berdasarkan pada

teori-teori yang telah ditentukan.

BAB IV : IMPLEMENTASI

Menerapkan hasil rancangan dari sistem yang dijelaskan

dalam setiap fungsinya secara jelas

BAB V : PENUTUP

Merupakan bab terakhir mengenai Kesimpulan dan saran

untuk sistem yang telah dibuat agar ada pengembangan

yang lebih baik untuk masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan

2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis

komputer yang menghasilkan alternatif keputusan untuk membantu manajemen

dalam menangani permasalahan yang terstruktur ataupun non terstruktur dengan

menggunakan data dan model

2.1.2 Struktur Sistem Pendukung Keputusan

Secara umum, sistem terdiri dari tiga bagian yaitu input, proses, dan

output. Dalam sistem pendukung keputusan, ketiga hal tersebut akan dipengaruhi

oleh lingkungan sistem yang memberikan umpan balik terhadap keluaran sistem.

Secara menyeluruh , struktur sebuah sistem dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Input , merupakan elemen-elemen masukkan sistem.

2. Proses, merupakan bagian sistem yang mengubah elemen input menjadi

output

3. Output, merupakan hasil akhir dari sebuah sistem yang diolah berdasarkan

input sebelumnya. Output dapat menjadi input bagi subsistem lain.

4. Umpan balik, merupakan aliran informasi dari komponen output pada

pengambil keputusan menyangkut hasil output dan kerja sistem.

7

5. Lingkungan sistem, susunan beberapa elemen di luar sistem namun

memberikan pengaruh terhadap unjuk kerja sistem dan berdampak pada

pencapaian tujuan sistem.

6. Batasan sistem, merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem

dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan suatu

sistem menunjukkan ruang lingkup dari suatu sistem.

2.1.3 Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah pemilihan beberapa tindakan alternatif

yang ada untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah ditetapkan

(Turban, 2005).

2.1.4 Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan meliputi beberapa tahap dan melalui beberapa

proses (Lucas, 1992).Menurut Simon (1960),pengambilan keputusan meliputi

empat tahap yang saling berhubungan dan berurutan adalah sebagai berikut :

a. Intelligence

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup

problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh,

diproses, dan diuji dalam rangka identifikasikan masalah.

b. Design

Tahap ini merupakan proses menemukan dan mengembangkan alternatif.

Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan

menguji kelayakan solusi.

8

c. Choice

Pada tahap ini dilakukan poses pemilihan di antara berbagai alternatif

tindakan yang mungkin dijalankan. Tahap ini meliputi pencarian, evaluasi,

dan rekomendasi solusi yang sesuai untuk model yang telah dibuat. Solusi

dari model merupakan nilai spesifik untuk variabel hasil pada alternatif

yang dipilih.

d. Implementation

Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah

diambil. Pada tahap ini perlu disusun serangkaian tindakan yang terencana,

sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila

diperlukan perbaikan.Dalam hal ini, model Simon juga menggambarkan

kontribusi Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan Ilmu Manajemen /

Operations Research (IM / OR) terhadap proses pengambilan keputusan,

seperti terlihat pada Gambar

Gambar 2.1 Fase Proses Pengambilan Keputusan Sumber: Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (Suryadi,2002)

INTELLIGENCE

(PENELUSURAN LINGKUP MASALAH)

DESIGN (PERANCANGAN

PENYELESAIAN MASALAH)

CHOICE (PEMILIHAN TINDAKAN)

IMPLEMENTATION (PELAKSANAAN TINDAKAN)

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN / PEGOLAHAN DATA ELEKTRONIK

ILMU MANAJEMEN / OPERATIONS RESEARCH

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

9

Berdasarkan tahap di atas, jelas bahwa Pengolahan Data Elektronik (PDE)

dan SIM mempunyai kontribusi dalam fase Intelligence, sedangkan

IM/OR berperan penting dalam fase Choice. Tidak tampak pendukung

yang berarti pada tahap Design, walaupun pada kenyataannya fase ini

merupakan salah satu kontribusi dasar dari suatu Sistem Pendukung

Keputusan.

2.1.5 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan merupakan system yang berada satu tingkat

diatas system informasi. Beberapa karakteristik yang dimililki SPK yang

membedakan dengan sebuah sistem informasi (Turban 2005) adalah sebagai

berikut :

Gambar 2.2 Karakteristik dan kapabilitas SPPK

Masalah semi terstruktur dan tidak

terstruktur

Mendukung manajer di

semua level

Dapat diadaptasi dan

fleksibelKemudahan penggunaan

interaktif

Keefektifan

, bukan efisiensi

Standalone, integrasi, dan berbasis web

SPPK

12

7

8

9

14

Mendukung individu dan kelompok

Keputusan yang saling tergantung atau sekuensial

Mendukung intelegensi

, desain, pilihan

, implementasi

Mendukung berbagai proses dan gaya

keputusan

3

4

5

6Manusia mengontrol

mesin

Kemudahan pengembangan oleh

pengguna akhir

Pemodelan dan analisis

Akses data

10

13

12

11

10

1. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi

semiterstruktur dan tak terstruktur.

2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai

manajer lini.

3. Dukungan untuk individu dan kelompok.

4. Dukungan untuk semua keputusan independen dan atau sekuensial.

5. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan: inteligensi,

desain, pilihan, dan implementasi.

6. Dukungan pada berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.

7. Kemampuan sistem beradaptasi dengan cepat dimana pengambil

keputusan dapat menghadapi masala baru dan saat yang sama dapat

menanganinya dengan cara mengadaptasikan sistem terhadap kondisi-

kondisi perubahan yang terjadi.

8. Pengguna merasa seperti di rumah. User-friendly, kapabilitas grafis yang

kuat, dan sebuah bahasa interaktif yang alami.

9. Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi,

timelines, kualitas) dari pada efisiensi (biaya).

10. Pengambil keputusan mengontrol penuh semua langkah proses

pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah.

11. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sistem

sederhana.

12. Menggunakan model dalam analisa situasi pengambilan keputusan.

11

13. Disediakannya akses untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, dari

sistem informasi geografi sampai sistem berorientasi objek.

14. Alat standalone yang digunakan oleh seorang pengambil keputusan pada

satu lokasi atau didistribusikan di satu organisasi keseluruhan dan

dibeberapa organisasi sepanjang rantai persediaan.

2.1.6 Komponen – komponen Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Turban (2005), Sistem Pendukung Keputusan terdiri dari empat

subsistem, dimana tiga diantaranya merupakan subsistem utama yaitu:

1. Subsistem Manajemen Data

Subsistem manajemen data terdiri dari elemen berikut ini:

a. DSS database adalah kumpulan data yang saling terkait yang

diorganisasi untuk memenuhi kebutuhan dan struktur sebuah

oraganisasi dan dapat digunakan oleh lebih dari satu orang untuk

lebih dari satu aplikasi.

b. Sistem Manajemen basis data adalah pembuatan, pengaksesan,

dan pembaharuan (update) oleh DBMS yang mempunyai fungsi

utama sebagai tempat penyimpanan, mendapatkan kembali

(retrieval) dan pengontrolan.

c. Direktori merupakan sebuah katalog dari semua data di dalam

basis data.

d. Query Facility, yang menyediakan fasilitas akses data. Fungsi

utamannya adalah untuk operasi seleksi dan manipulasi data

12

dengan menggunakan model-model yang sesuai dari model

management.

2. Subsistem Manajemen Model

Subsistem manajemen model terdiri atas elemen-elemen berikut ini:

a. Basis Model.

Berisikan model-model seperti manajemen keuangan, statistik,

ilmu manajemen yang bersifat kuantitatif yang memberikan

kapabilitas analisis pada sebuah SPK.

Model Strategis

Digunakan untuk mendukung manajemen puncak untuk

menjalankan tanggungjawab perencanaan strategis.

( membantu pengambilan keputusan strategis yang sifatnya

jangka panjang ) .

Model Taktis

Digunakan terutama oleh manajemen madya untuk membantu

mengalokasikan dan mengontrol sumber daya organisasi.

Model Operasional

Digunakan untuk mendukung aktifitas kerja harian pada

oraganisasi.

Model Analitik

Digunakan untuk menganalisis data (untuk apllikasi

sendiri), sebagai komponen dari model yang lebih besar, dan

digunakan untuk menentukan variabel dan parameter model.

13

b. Sistem Manajemen Basis Model

Merupakan sistem software yang fungsi utamanya untuk

membuat model dengan menggunakan bahasa pemrograman, alat

SPK dan atau subrutin, dan balok pembangun lainnya;

membangkitkan rutin baru dan laporan; pembaruan dan

perubahan model; dan manipulasi model.

c. Direktori Model

Peran direktori model sama dengan direktori basis data.

Direktori model adalah katalog dari semua model dan perangkat

lunak lainnya pada basis model. Ia berisi definisi model dan

fungsi utamanya adalah menjawab pertanyaan tentang

ketersediaan dan kapabilitas model.

d. Eksekusi Model, Integrasi, dan Prosesor Perintah

Eksekusi model adalah proses mengontrol jalannya model saat

ini. Integrasi model mencakup gabungan operasi beberapa model

saat diperlukan atau menintegrasikan SPK dengan aplikasi lain.

Sedangkan prosesor model digunakan untuk menerima dan

mengintepretasikan instruksi-instruksi pemodelan.

3. Subsistem Dialog

Komponen dialog SPPK adalah perangkat lunak dan perangkat

keras yang menyediakan antarmuka untuk SPPK. Istilah antarmuka

pengguna mencakup semua aspek komunikasi antara satu pengguna dan

SPPK.

14

Cakupannya tidak hanya perangkat lunak dan perangkat keras, tapi juga

faktor-faktor yang berkaitan dengan kemudahan pengguna, kemampuan

untuk dapat diakses, dan interaksi manusia-mesin

4. Subsistem Manajemen Knowledge

Banyak masalah tak terstruktur dan bahkan semi terstruktur yang

sangat kompleks sehingga solusinya memerlukan keahlian. Oleh karena

itu banyak SPPK canggih yang dilengkapi dengan komponen manajemen

knowledge.

Komponen ini menyediakan keahlian untuk memecahkan beberapa

aspek masalah dan memberikan pengetahuan yang dapat meningkatkan

operasi komponen SPPK lainnya.

Gambar 2.3 Model Konseptul Sistem Pendukung Keputusan Sumber : Decision Support Systems and IntelligentSystems(Turban,2005)

Manajemen Data Manajemen Model

Manajemen Knowledege

Antarmuka Pengguna

Manajer (Pengguna)

Sistem Berbasis Komputer yang Lain

Data internal & eksternal

15

2.1.3 Manfaat SPPK

SPPK sebagai sebuah sistem memberikan manfaat bagi penggunanya,

antara lain:

a. SPPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam

memproses data dan informasi bagi penggunanya.

b. SPPK membantu pengambil keputusan dalam hal penghematan

waktu pemecahan masalah.

c. SPPK dapat menghasilkan solusi dengan cepat serta dapat

diandalkan.

d. Walaupun SPPK mungkin saja tidak mampu menyelesaikan

masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia

mampu menjadi stimulan, karena SPPK menyediakan berbagai

alternatif penyelesaian.

e. SPPK dapat menyediakan bukti tambahan untuk memberikan

pembenaran sehingga dapat memperkuat posisi pengambil

keputusan.

f. SPPK menghasilkan keputusan yang bersifat objektif.

g. SPPK memperbaiki efektifitas manajerial dan produktifitas

analisis.

16

2.1.4 Keterbatasan SPPK

Sebuah sistem tentunya memiliki kelemahan dan keterbatasan kemampuan

dalam hal tertentu. Demikian juga dengan SPPK, memiliki keterbatasan dalam

beberapa hal antara lain :

1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak

dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak

mencerminkan persoalan yang ada secara keseluruhan.

2. Kemampuan SPPK terbatas pada perbendaharaan kemampuan yang

dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).

3. Proses-proses yang dapat dilakukan SPPK tergantung juga pada

kemampuan perangkat lunak yang digunakan.

4. SPPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki

manusia, karena walaupun bagaimana canggihnya suatu SPPK dia

hanyalah kumpulan perangkat lunak, perangkat keras dan sistem

operasi yang tidak dilengkapi dengan kemampuan berfikir.

Namun, hal yang perlu ditekankan dalam pengertian SPPK adalah bahwa

SPPK tidak digunakan untuk membuat keputusan. Sebab SPPK hanya mempunyai

kemampuan untuk mengolah data dan informasi yang diperlukan dalam

pengambilan keputusan, jadi sistem hanya berguna sebagi alat bantu manajemen.

Secara luas, dapat dikatakan bahwa SPPK dirancang untuk menghasilkan berbagai

alternatif penyelesaian yang akan ditawarkan kepada para pengambil keputusan.

17

2.2 Analytical Hierarki Process (AHP)

AHP atau Analytical Hierarchy Proccess merupakan salah satu metode

dalam sistem pendukung pengambilan keputusan. AHP merupakan model yang

luwes yang memberikan kesempaten bagi perorangan atau kelompok untuk

membangun gagasan–gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara

membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang

dinginkan darinya.

Dalam metode AHP ini perlu memasukkan pertimbangan dan nilai pibadi

secara logis. Pertimbangan yang ada merupakan satu keadaan yang saling

berhubungan. Hal ini karena disebabkan manuasia pada umumnya mempunyai

persaan yang berlainan terhadap situasi yang sama, tetapi dapat berubah karena

adanya interaksi dengan orang lain yang lebih berpengalaman. Pada kenyataannya

bila kita mengambil keputusan maka preferensi pribadi dan bujukan lebi berperan

daripada logika yang lugas dan jelas.

Untuk mendefinisaikan masalah yang kompleks dan mengembangkan

pretimbangan sehat, AHP harus dicoba dan dicoba lagi, atau diulang sepanajng

waktu. Para pengambil keputusan dapt memperbanyak elemen – elemen suatu

persoalan hierarki dan mengubah beberapa pertimbangn para pegambil keputusan.

Para pengambil keputusan dapat pula memeriksa kepekaan hasil terhadap

aneka macam perubahan yang dapat di antisipasi.

18

2.2.1 Prinsip prinsip dasar dalam AHP terbagi 3 yaitu:

1. Prinsip menyusun hierarki

Permasalahan dan realitas yang kompleks dapat disederhanakan

manjadi sebuah masalah yang sederhana.

Peyederhanaan masalah kompleks ini dilakukan dengan cara

menyusun hierarkinya, yaitu dengan memasukkan realitas kompleks

kedalam bagian dengan diawali Tujuan Umum yang merupakan sasaran

umum, kemudian dilanjutkan dengan meletakakan faktor – faktor

yang mempengaruhi pengambil keputusan. Pada hierarki terakhir

merupakan alternatif pilihan yang sesuai.

2. Prinsip menetapkan prioritas

Pada prinsip ini, elemen-elemen dalam suatu persoalan keputusan

ditentukan prioritasnya yaitu dengan membuat perbandingan berpasangan

dimana elemen-elemen dibandingkan berpasangan terhadap suatu kriteria

yang telah ditentukan. Bentuk yang digunakan dalm perbandingan

berpasangan adalah matrik, karena matrik merupakan bentuk yang lebih

disukai.

3. Prinsip Konsistensi logis

Sebuah relasi antar obyek yang koheren, dengan obyek-obyek atau

pemikiran yang saling terkait menunjukkan sebuah konsistensi. Hal ini

berarti obyek yang dinilai adalah benar.

19

AHP

KesatuannAHP memberi satu modal

tunggal yang mudah dimengerti luwes untuk aneka

ragam persoalan tak terstrukturSintesis :

AHP menuntun ke duatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap

alternatif

Saling ketergantungan :AHP dapat menangani saling

ketergantungan elemen – elemen dalam suatu sistem dan tidak memaksakan

pemikiran linier

Pengulangan proses :AHP memungkinkan orang memperluas definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dn pengertian

mereka melalui pengulangan.

Komplesitas :AHP memadukan ancangan deduktif dan

ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan masalah kompleks

Penilaian dan konsensusAHP tidak memaksakan konsensus tetapi mensintesis suatu hasil yang representatif

dari berbagai penilaian yang berbeda

PengukuranAHP memberi suatu skala untuk mengukur

hal-hal dan wujud suatu metode untuk menetapkan prioritas

PenyusunanHierarki AHP mencerminkan kecenderungan alami

pikiran untuk memilah-milah elemen – elemen suatu sistem dalam berbagai

tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat

Tawar menawarAHP mempertimbangkan prioritas –

prioritas relatif dari berbagai faktor sistem dn memungkinkan orang memilih alternatif

terbaikk berdasarkan tujuan – tujuan mereka

KonsistensiAHP melacak konsistensi

logis dari hal pertimbangan-pertimbangan yang harus

digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas

Dalam mengambil keputusan dipengaruhi oleh 2 aspek yaitu :

a. Aspek kualitatif (mendefinisikan persoalan dan hierarkinya) dan

b. Aspek kuantitatif

(mengekspresikan penilaian dan preferensinya secara ringkas dan

padat ).

Pada proses ini aspek kuantitatif merupakan aspek dasar dalam

mengambil keputusan dimana diperlukan adanya penetapan prioritas

dan pertimbangan.

2.2.2 Keuntungan – Keuntungan AHP

Gambar 2.4 Keuntungan – keuntungan AHP

20

2.2.3 Algoritma AHP

Dengan menggunakan metode AHP serta berdasarkan pada tiga prinsip

AHP, maka pada study kasus kali ini akan disusun suatu hierarki , dan hierarki ini

akan diproses melalui beberapa langkah yaitu

a. Langkah pertama

Menyusun Hierarki permasalahan yang ada. Pada hierarki posisi

paling atas berfungsi menentukan tujuan (sasaran permasalahan). Posisi

selanjutnya adalah posisi untuk menentukan kriteria. Sedangkan pada

posisi paling bawah merupakan alternatif yang diinginkan oleh pengambil

keputusan

2 Langkah Kedua

Pada langkah kedua terbagi dalam dua bagian yaitu :

a. Menetapkan prioritas elemen

Langkah – langkah dalam menentukan prioritas elemen:

Membuat perbandingan berpasangan antar elemen. Dari masing-

masing elemen ini kemudian dibandingkan berpasangan

terhadap satu kriteria yang telah ditentukan.

Bentuk yang digunakan dalam metode ini adalah matrik Berikut

contoh bentuh matrik, dengan permisalan proses pemilihan X

dengan kriteria A, B, C dan C sehingga susunan elemen

menjadi seperti gambar di bawah ini.

21

Tabel 2.1 Contoh Matrik Perbandingan berpasangan

Nilai diagonal matrik , merupakan perbandingan suatu elemen

dengan elemen itu sendiri

Membandingkan elemen pertama dari suatu pasangan (elemen

dikiri matrik) dengan elemen kedua (elemen pada baris puncak).

Sedangkan untuk mengisi matrik banding berpasangan dengan

menggunakan skala banding. Kemudian dengan skala banding

Saaty dapat menghitung nilai bobot kepentingannya

Nilai Keterangan

1 Kriteria/alternatif A sama penting dengan kriteria/alternatif B

3 A sedikit lebih penting dari B

5 A jelas lebih penting dari B

7 A sangat jelas lebih penting dari B

9 Mutlak lebih penting dari B

2, 4, 6, 8

Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan

Tabel 2.2 Skala Nilai Perbandingan Berpasangan Sumber: Decision Making For Leaders (Saaty,2001)

X A B C

A 1

B 1

C 1

22

Sintesis

Proses menyatukan pertimbangan yang telah dibuat dalam

melakukan perbandingan berpasang. Dan dilakukkan pembobotan

dan penjumlahan untuk memperoleh satu bilangan tunggal sebagai

prioritas setiap elemen. Langkahnya adalah :

Menjumlahkan nilai dari setiap kolom pada matrik

Membagi tiap masukan pada tiap kolom dengan jumlah pada

kolom tersebut yang bersesuaian. Setiap items pada kolom

pertama dibagi dengan jumlah pada kolom pertama.

Menjumlahkan semua nilai dalam setiap barisnya.

Membagi jumlah nilai setiap barisnya tersebut dengan banyak

elemen pada tingkat kedua

b. Tahap Ketiga (Konsistensi Logis)

AHP mengukur konsistensi menyeluruh dari beberapa

pertimbangan melalui suatu ratio konsistensi. Nilai ratio harus 10%

atau kurang, karena apabila lebih pertimbangan perlu diperbaiki.

Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan

secara konsisten dengan suatu kriteria yang logis

Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan

secara berpasangan tersebut, harus mempunyai hubungan kardinal

dan ordinal, sebagai berikut.

Hubungan Kardinal : aij . ajk = aik

Hubungan Ordinal : Ai > Aj > Al > Ak, maka Ai > Ak

23

Penghitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti

langkah-langkah sebagai berikut:

Mengalikan matriks dengan prioritas bersesuaian.

Menjumlahkan hasil kali per baris.

Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan

hasilnya dijumlahkan.

Hasil poin 3 dibagi jumlah elemen,akan didapatkan ?maks.

Indeks Konsistensi 1n

nCI maks

Rasio Konsistensi RI

CICR , dimana RI adalah indeks random

konsistensi. Jika rasio konsistensi = 0.1,

hasil perhitungan data dapat dibenarkan. Nilai indeks random

konsitensi dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Ukuran Matriks

Nilai RI

1, 2 0,00 3 0,58 4 0,90 5 1,12 6 1,24 7 1,32 8 1,41 9 1,45 10 1,49 11 1,51 12 1,48 13 1,56 14 1,57 15 1,59

Tabel 2.3 Nilai Indeks Random

Sumber: Decision Making For Leaders(Saaty,2001)

24

2.3 Database

Basis data adalah koleksi data yang berisi informasi yang berhubungan

dengan suatu perusahaan (Silberschatz, 2002). Pengelolaan basis data dilakukan

oleh sebuah perangkat lunak (sistem) yang khusus (Fathansyah, 1999). Perangkat

lunak ini disebut Database Management System (DBMS). DBMS adalah

suatu koleksi dari data yang saling berhubungan dan serangkaian program untuk

mengakses data tersebut (Silberschatz, 2002).

Prinsip utama Basis Data adalah pengaturan data/arsip, sedangkan tujuan

utamanya adalah kemudahan dan kecepatan dalam pengambilan kembali

data/arsip.

2.3.1 Bentuk Bahasa Basis Data

Sebuah bahasa basis data biasanya terbagi dalam dua bentuk yaitu :

1. Data Definition Language (DDL)

DDL adalah bahasa khusus yang menspesifikasikan struktur basis

data yang menggambarkan desain basis data secara keseluruhan. Bahasa

ini mendukung pembuatan tabel baru, pembuatan indeks, perubahan tabel,

dan penentuan struktur penyimpanan tabel. Hasil dari kompilasi perintah

DDL adalah kumpulan tabel yang disimpan dalam file khusus yang

disebut kamus data (data dictionary).

Kamus Data merupakan suatu metadata (superdata) yaitu data yang

mendeskripsikan data sesungguhnya.

25

Kamus Data akan selalu diakses dalam suatu operasi basis data sebelum

suatu file data yang sesungguhnya diakses.

2. Data Manipulation Language (DML)

DML merupakan bentuk bahasa basis data yang berguna untuk melakukan

manipulasi dan pengambilan data pada suatu basis data dan dapat berupa :

a. Penyisipan atau penambahan data baru ke suatu basis data.

b. Penghapusan data dari suatu basis data.

c. Perubahan data di suatu basis data.

DML merupakan bahasa yang bertujuan memudahkan pemakai untuk

mengakses data sebagaimana direpresentasikan oleh model data.

2.3.2 Entitas dan Hubungan Antar Entitas

Entitas adalah objek pada dunia nyata yang terbedakan dari objek yang

lain (Silberschatz, 2002). Setiap entitas memiliki serangkaian properti dan

beberapa properti ini secara unik menggambarkan suatu entitas. Rangkaian entitas

(entity sets) adalah serangkaian entitas yang memiliki tipe yang sama dan berbagai

properti atau atribut yang sama.

Suatu entitas direpresentasikan dengan serangkaian atribut. Atribut ini

sendiri adalah properti deskriptif yang dipunyai oleh setiap anggota dari entity

sets. Setiap entitas mempunyai nilai untuk setiap atribut.

Entitas dapat saling berhubungan dengan entitas yang lain. Hubungan ini

disebut sebagai relasi. Adapun relasi antar entitas (misal, entitas A dan entitas B)

dapat dijabarkan sebagai berikut :

26

1. Relasi satu ke satu (One-to-One),

Merupakan bentuk relasi dengan suatu entitas A dapat terhubung

dengan hanya sebuah entitas dalam B, demikian juga sebaliknya yaitu

setiap entitas dalam B dapat terhubung hanya dengan sebuah entitas

dalam A.

2. Relasi satu ke banyak (One-to-Many),

Merupakan relasi dengan sebuah entitas dalam A dapat terhubung

dengan sedikitnya nol entitas dalam B, sedangkan setiap entitas B hanya

terhubung dengan satu entitas dalam A.

3. Relasi banyak ke satu (Many-to-One),

Merupakan relasi dengan setiap entitas dalam A terhubung dengan

satu entitas dalam B, akan tetapi setiap entitas dalam B dapat terhubung

dengan sedikitnya nol entitas dalam A.

4. Relasi banyak ke banyak (Many-to-Many),

Merupakan relasi dengan sebuah entitas dalam A dapat terhubung

dengan sedikitnya nol entitas dalam B, begitu juga dengan setiap entitas

dalam B dapat terhubung dengan sedikitnya nol entitas dalam A.

2.3.3 Atribut Tabel (Table Attribute)

Istilah atribut identik dengan pemakaian istilah kolom data. Dan umum

digunakan dalam perancangan basis data karena lebih impresif dalam

menunjukkan fungsinya sebagai pembentuk karakteristik pada sebuah tabel.

27

Atribut-atribut ini dapat dibedakan berdasarkan sejumlah pengelompokan, yaitu :

1. Key

Merupakan satu / gabungan dari beberapa atribut yang dapat membedakan

semua baris data (row) dalam tabel secara unik.

Ada empat macam key pada basis data, yaitu :

a. Kunci kandidat (candidat key).

Kunci kandidat adalah kunci yang secara unik (tidak mungkin

kembar) dapat dipakai untuk mengidentifikasi suatu baris di dalam

tabel.

b. Kunci primer (primary key).

Kunci primer adalah kunci kandidat yang dipilih sebagai kunci utama

untuk mengidentifikasi baris dalam tabel.

c. Kunci alternatif (alternate key).

Kunci alternatif adalah semua kunci kandidat yang tidak bertindak

sebagai kunci primer.

d. Kunci tamu (foreign key).

Kunci tamu adalah sembarang atribut yang menunjuk ke kunci primer

pada tabel lain.

2. Atribut Deskripsi

Merupakan atribut-atribut yang tidak menjadi atau merupakan anggota

dari key primer.

28

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN

Sistem yang baik haruslah dapat menjadi pendukung keputusan. Rancangan

sistem pendukung keputusan membutuhkan masukan, proses, dan keluaran

dengan komponen-komponen yang mendukung kerja SPK.

3.1 Gambaran Umum Sistem Lama

Penentuan waktu kerja karyawan yang tepat medukung berjalan lancarnya

operasional kerja perusahaan, Manager operasional bertugas untuk dapat

menentukan waktu kerja karyawan dengan tepat sehinga antara karyawan yang

bertugas dengan waktu kerja saling koheren.

Penentuan waktu kerja karyawan pada perusahaan TMCI masih

menggunakan cara manual yaitu dengan prosedur penempatan shift secara acak.

TMCI atau Teammates Coffee Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak

dibidang food and beverages.Penentuan waktu kerja karyawan atau dikenal

dengan penjadwalan shift kerja karyawan pada TMCI adalah secara langsung

menempatkan karyawan secara acak pada shift-shift yang ada dimana shift sistem

yang ada terbagi dalam tiga shift yaitu shift 1 dengan jam kerja mulai dari pukul

12.30 WIB - 18.00 WIB dan dengan jumlah kebutuhan karyawan sebanyak dua

orang , shift 2 dengan jam kerja mulai dari pukul 17.00 WIB - 22.30 WIB dan

dengan jumlah kebutuhan karyawan sebanyak satu hingga dua orang .dan shift 3

dengan jam kerja mulai dari pukul 20.00 WIB – 01.00 WIB dengan kebutuhan

karyawan sebanyak 2 hinga 3 orang sesuai dengan kebutuhan .

29

Dari kasus penempatan shift secara acak ini seringkali menghambat proses

kerja dalam perusahaan karena penempatan shift kurang tepat, sebagai contoh

pada hari-hari tertentu store dapat dikatakan ramai konsumen sehingga

membutuhkan service karyawan yang cukup baik performance kerjanya, tetapi

karena penempatan shift secara manual acak ini kadang karyawan yang kurang

cakap ditempatkan pada shift yang salah yang menyebabkan kurang berjalan

lancarnya aktivitas store.

Proses penentuan waktu kerja karyawan secara manual ini, kurang efisien

digunakan. Selain hasil yang diperoleh kurang tepat, akan menjadi kompleks

ketika harus menentukan waktu kerja karyawan pada store cabang lain yang

masih dalam satu manajemen perusahaan TMCI dengan berbagai pertimbangan

yang berbeda pula karena menyesuaikan kondisi store masing-masing, dimana

pertimbangan – pertimbangannya meliputi kriteria penilaian karyawan yang

beragam jenisnya.

3.2 Perancangan Umum

Sistem yang dibangun akan berbentuk form-form yang terdiri atas : form

utama, form input data kriteria , form input data karyawan, form input data shift

karyawan , form input pemilihan kriteria penilaian, form input pemilihan

karyawan, form perbandingan kriteria penilaian, form perbandingan kriteria

penilaian dengan karyawan, form hasil perhitungan, dan form hasil keluaran.

Untuk menghasilkan sebuah keluaran, user harus mengisi semua

kebutuhan inputan. Sistem tidak akan berjalan apabila salah satu form tidak diisi,

30

s ta rt

In p u t : k r ite r ia , ka ry a w a n , sh ift

L e n g k a p ?

P e n e n tu a n w a k tu k e r ja k a ry a w a n d e n g a n m e to d e A H P

e n d

W a k tu k e r ja ka ry a w a n

n o

ya

G a m b a r 3 .1 F lo w c h a rt s is te m s e c a ra u m u m

sehingga user wajib mengisi semua inputan. Langkah pertama dalam proses ini,

user diminta untuk memasukkan kriteria penilaian yang dipertimbangkan.

Untuk memasukkan kriteria penilaian dapat dipilih oleh user dari pilihan

yang tersedia sistem, demikian halnya untuk menentukan karyawan ataupun shift

karyawan. Kriteria yang digunakan user disini adalah kriteria penilaian kualitatif

dimana user diminta untuk menentukan perbandingan kepentingan antara satu

kriteria penilaian dengan yang lainnya, user juga harus menentukan perbandingan

kepentingan untuk setiap karyawan.

Hasil keluaran dari sistem ini akan berupa nilai vektor prioritas

menyeluruh dari masing masing karyawan dan kemudian direlasikan dengan

prioritas shift karyawan yang sudah di inputkan dilangkah awal.

Besarnya vektor prioritas menyeluruh ini dinyatakan dengan angka,

dimana karyawan dengan prioritas tertinggi akan menempati shift yang

membutuhkan karyawan dengan prioritas tertinggi juga.

Pada gambar 3.1 dibawah ini merupakan flowchart sistem perancangan

secara umum untuk menentukan waktu kerja karyawan.

31

3.3 Perancangan Antarmuka ( User Interface )

3.3.1 Perancangan Menu dialog

Perancangan menu dialog ini diperlukan sebagai suatu manajemen

dialog yang mengatur hubungan antara userinterface penguna. Dalam

pengaturan menu dialog diperlukan tampilan yang mudah dipahami

pengguna.

Berikut susunan menu dialog sistem pendukung pengambilan keputusan

dengan gambar diagram :

Gambar 3.2.1 Rancangan Menu Dialog

INPUT DATA HASILINPUT PENILAIAN KELUAR

MENU UTAMA

KRITERIA

KARYAWAN

PEMILIHAN KRITERIA

SHIFT

PEMILIHAN KARYAWAN

PERBANDINGAN KRITERIA

PERBANDINGAN KARYAWAN

VEKTOR PRIORITAS KARYAWAN

SHIFT KARYAWAN

32

Pada gambar rancangan menu dialog terdapat dua buah jenis anak panah

yaitu:

o Anak panah bermata tunggal ( )

Merupakan keadaan dimana menu yang dijalankan tidak dapat

dibatalkan

o Anak panah bermata ganda ( )

Menunjukkan dua keadaan yang berlawanan arah sehingga

memungkinkan menu yang dijalankan dapat dibatalkan atau kembali

pada menu sebelumnya atau menu yang bersangkutan tersebut tetap di

proses untuk ke menu selanjutnya

33

SPPK PEN EN TU AN W AKTU KER JA KARYAW AN

Input D ata Input Penila ian

x

1. K riteria2. Karyaw an3. Shift

Input Penila ian

3.3.2 Perancangan Input Output

a. Desain Form Utama

Gambar 3.2. Desain Form Utama

Gambar 3.2 merupakan gambar design untuk form utama yang terdiri dari

beberapa menu yaitu :

Menu Input data,

Menu ini digunakan untuk memasukkan data kriteria penilaian, data

karyawan, dan shift karyawan.

Menu Input Penilaian,

Menu input digunakan untuk menginputkan Kriteria penilaian yang

akan dibandingkan dengan karyawan yang kemudian akan langsung

masuk kedalam menu proses perhitungan dengan menggunakan

metode AHP

34

Form Input Kriteria Penilaian Karyawan

No

Kriteria

No. Kriteria

Tambah

HapusUbah Keluar

x

b. Desain Form Input Data

1. Form Input Kriteria Penilaian

Gambar 3.3 Form Input Kriteria Penilaian

Gambar 3.3 merupakan gambar desain untuk form input kriteria

penilaian. Form ini digunakan untuk memasukkan data kriteria-kriteria

yang akan digunakan sebagai pertimbangan dalam proses penghitungan.

Tombol Tambah, Ubah, Hapus digunakan untuk menambah, mengubah

dan menghapus data kriteria yang dimasukkan. Sedang tombol keluar

digunakan untuk keluar dari submenu setup kriteria penilaian.

2. Form Input Data Karyawan

Gambar 3.4 Form Input Data Karyawan

F o r m S e t u p K a r y a w a n

I d K a r y a w a n

N a m a P h o n eA la m a t

x

T a m b ah

H a p u s

U b a h

K e lu a r

35

Gambar 3.4. merupakan desain untuk form input data karyawan.

Form ini akan digunakan untuk memasukkan data-data karyawan, yang

berisi id karyawan, nama karyawan, phone, dan alamat karyawan. Dalam

form ini dilengkapi dengan tombol Tambah untuk menambah data, tombol

ubah yang berfungsi untuk mengubah data, tombol hapus yang berfungsi

untuk menghapus data, dan kemudian tombol keluar untuk keluar form.

3. Form Input Shift Karyawan

Gambar 3.5 Form Input Data Shift

Gambar 3.5 merupakan desain form input data shift karyawan.

Data yang dimasukkan kedalam form shift karyawan yang berisi tentang

Kode shift, no prioritas yang berfungsi menunjukkan urutan prioritas shift

sesuai dengan kebutuhan, nama shift, jam awal masuk kerja , jam kerja

akhir serta hari dan jumlah kebutuhan karyawan

Form Input Data Shift x

Kode Shift

Nama Shift

Hari

Jam Awal Jam Akhir

Jumlah KaryawanTambah

Hapus

Ubah

Keluar

No Prioritas

36

F o r m I n p u t K r i t e r ia P e n i la ia n

K e m b a l i L a n j u t

x

K r i t e r i a K r i t e r i a P i l ih a n

> >

>

<

< <

H a r i

>

c. Desain Form Input Penilaian

a. Form Input Pilihan Kriteria Penilaian

Gambar 3.6 Form Input Kriteria Penilaian

Gambar 3.6 merupakan gambar desain untuk form input pilihan

kriteria penilaian. Kriteria yang akan digunakan dalam proses

perhitungan,dipilih dan dimasukkan kedalam list Kriteria pilihan. Combo

Hari untuk menentukan hari apa yang dipilih dalam menetukan shift

karyawan. Tombol Lanjut akan membawa user untuk masuk kedalam

form input pilihan karyawan

b. Form Input Pilihan Karyawan

Gambar 3. 7 Form Inputan Pilihan Karyawan

Gambar 3.7 merupakan gambar desain untuk form input pilihan

karyawan. Karyawan yang dipilih akan dimasukkan kedalam list

karyawan pilihan.

F o r m I n p u t K a r y a w a n P i l i h a n

K e m b a l i L a n ju t K e lu a r

x

K a r y a w a n K a r y a w a n P i l i h a n

> >

>

<

< <

37

Kriteria 2

Kriteria 3

Kriteria 4

Form Input Perbandingan Kriteria Penilaian Masukkan Nilai Perbandingan Kriteria

Keterangan

KembaliLanju

tBatal

x

Kriteria 1Kriteria 1

Kriteria 2

Kriteria 3 Kriteria 4

c. Form Input Nilai Perbandingan Kriteria Penilaian

Gambar 3. 8 Form input nilai perbandingan kriteria

penilaian

Gambar 3.8 merupakan desain form input perbandingan kriteria

penilaian. Form ini digunakan untuk memasukkan nilai banding antara

masing-masing karyawan dengan kriteria. Jumlah keluaran form ini

tergantung dari masukkan jumlah kriteria penilaian yang dipilih

sebelumnya.

Nilai range yang dimasukkan 1- 9 atau dapat juga kebalikannya. ¼,

½. Untuk mempermudah nilai masukkannya telah tersedia pada combo

box. Tombol kembali digunakan untuk kembali ke form

sebelumnya,sedang tombol untuk keluar tekan batal.

38

Form Input Perbandingan Karyawan

Masukkan Nilai Perbandingan Karyawan

Keterangan

Kembali

Lanjut

Batal

xKriteria – n : Nama Kriteria

K2

K3

K 1KI K2 K 3

d. Form Input perbandingan penilaian Karyawan

Gambar 3.9 Form input nilai perbandingan kriteria penilaian

Gambar 3.9 merupakan form input nilai perbandingan karyawan

denga kriteria . Form ini digunakan untuk memasukkan nilai banding

antara masing-masing karyawan dengan kriteria. Jumlah keluaran form ini

tergantung dari masukkan jumlah kriteria penilaian yang dipilih

sebelumnya.

Nilai range yang dimasukkan 1- 9 atau dapat juga kebalikannya. ¼,

½. Untuk mempermudah nilai masukkannya telah tersedia pada combo

box. Tombol kembali digunakan untuk masuk atau kembali ke form

berikutnya, untuk keluar tekan tombol batal

39

Form Hasil Perhitungan x

Hari - n : Hari

Nama Kary Vektor Prioritas

OK

c. Desain Form Hasil

Desain Form Hasil Perhitungan

Gambar 3.10 Form Waktu Kerja Karyawan

Gambar 3.10 merupakan gambar desain hasil perhitungan dengan

menggunakan metode AHP yang sudah dilakukan. Nilai akan

menampilkan vektor prioritas mulai dari yang tertinggi hingga terendah.

Apabila shift karyawan pada hari ke–n sudah terpenuhi, sedangkan

masih terdapat karyawan lain yang belum mendapat shift maka akan

dimasukan pada hari berikutnya, sesuai dengan urutan nilai vektor

prioritas dari yang tertinggai hingga yang terendah. Tombol Ok untuk

melihat jadwal penentuan waktu kerja karyawan secara keseluruhan.

40

Form Penentuan waktu kerja karyawan

x

Hari Nama Shift Nama Karyawan

OK

Desain Form Hasil Penentuan Waktu Kerja Karyawan

Gambar 3.11 Penentuan waktu kerja karyawan

Gambar 3.11 merupakan desain form penentuan waktu kerja

karyawan. Dalam form ini akan ditampilkan secara kesuluruhan waktu kerja

karyawan ( shift karyawan) , mulai dari hari , nama shift dan nama karyawan.

Tombol Ok untuk keluar dari jadwal.

41

mempunyai shift

kode_shift

jam_awal

jam_akhir

kode_shiftIdKary

Hari

karyawan

IdKary

NmKary

Phone

Alamat

nama_shift

No_prioritas

jumlah

N,N N,N

3.4 Perancangan Basisdata

3.4.1. ER – Diagram

Dalam proses menetukan waktu kerja ini tidak terlepas dari adanya suatu

rancangan basis data khususnya . Dalam masalah ini basis data digunakan untuk

keperluan menampung data melalui input data kriteria, input data karyawan, input

data shift dan input nilai perbandingan.

Relasi antar entity akan digambarkan dengan ER – Diagram sebagai

berikut :

Gambar 3.12 ER – Diagram

3.4.2. Perancangan struktur data.

Dari ER- Diagram diatas terdapat dua entitas yaitu entitas karyawan dan

entitas shift. Keduanya memiliki relationship many to many. Adapun tabel yang

digunakan dalam perancangan strukdur data antara lain , tabel Karyawan, dan

tabel Shift. Selain itu terdapat tabel kriteria namun tidak berelasi dengan tabel

manapun.

42

o Tabel karyawan

Tabel 3.1 Tabel Karyawan Nama field Tipe Ukuran

IdKary Varchar 10

NmKary Varchar 20

Phone Varchar 20

Alamat Varchar 50

o Tabel Shift Tabel 3.2 Tabel Shift

Nama field Varchar Ukuran

kode_shift Int 4

No_prioritas Varchar 10

nama_Shif Varchar 20

Jam awal Text 16

Jam akhir Text 16

Hari Varchar 10

Jumlah Varchar 10

o Tabel Kriteria

Tabel 3.3 Tabel Kriteria

Nama field Tipe Ukuran

NoK Char 5

NmKriteria Varchar 30

43

3.5 Perancangan Proses

Dari permasalahan penentan waktu kerja karaywan , diambi beberapa

sampel karyawan yang akan diolah dan kemudian ditempatkan pada waktu kerja

atau jadwal shift yang sesuai dengan ketentuan.

Dalam menentukan waktu kerja karyawan ini, akan dilakukan tahapan-tahapan

sebagai berikut :

3.5.1 Penentuan Prioritas Hari dan Shift

Pada penentuan prioritas hari, dengan tujuan menentukan prioritas hari

kerja karyawan yang perlu mendapatkan pertimbangan – pertimbangan secara

khusus. Pertimbangan khusus ini secara tidak langsung akan mempengaruhi user

dalam mengambil keputusan untuk menentukan karyawan pilihan yang sesuai dan

tepat. Dimana dalam melakukan penentuan prioritas user melakukan secara

langsung pada menu inputan.

Demikian halnya dengan penentuan prioritas shif,t dilakukan untuk

mendapatkan prioritas utama waktu kerja karyawan dalam setiap harinya. Dalam

hal ini ditentukan beberapa alternatif waktu kerja karyawan yang teridiri atas shift

opening, shift middle, dan kemudian shift closing

3.5.2 Penentuan Karyawan

Pada penentuan Karyawan ini , adalah memilih karyawan dengan kriteria

yang sesuai, dengan tujuan untuk memperoleh prioritas berurutan masing-masing

karyawan berdasarkan perbandingan kriteria dengan tingkatan yang terdiri atas

tingkatan kriteria dan karyawan.

44

Beberapa aturan sistem yang berlaku dalam menentukan waktu kerja

karyawan ini.

Karyawan tidak diperkenankan request shift

Masing-masing karyawan wajib minimal mendapatkan satu shift .

Karyawan tidak diperkenankan lanjut shift dalam satu hari .

Jumlah kebutuhan karyawan dalam satu hari tidak boleh melebihi dan

sama dengan jumlah karyawan yang tersedia.

Kuota masing – masing shift setiap harinya dibatasi sesuai dengan

kebutuhan

Apabila kuota shift sudah terpenuhi dan masih terdapat karyawan yang

belum mendapat shift maka akan masuk pada hari berikutnya, sesuai

dengan kuota shift pada hari berikutnya, dan dengan pertimbangan

berdasarkan hasil perhitungan serta tingkat kepentingan shift dalam tiap

harinya yang ditentukan sendiri secara manul oleh user.

Dalam menentukan karyawan pilihan ini dilakukan dengan menerapkan

metode AHP . Berdasarkan jumlah kriteria dan jumlah karyawan yang akan telah

diinputkan user , maka sistem akan membentuk matriks yang akan diolah untuk

mendapatkan data karyawan secara berurutan sesuai prioritas yang ditentukan

user.

Berikut tahapan –tahapan atau langkah yang dilakukan sistem :

1. Menentukan perbandingan kepentingan tiap kriteria penilaian

pertimbangan-pertimbangan

45

2. Operasi pengolahan matriks untuk menentukan vektor prioritas masing-

masing kriteria., yang terdiri atas :

a. Menjumlahkan nilai – nilai dari setiap kolom pada matriks

b. Membagi setiap masukan dengan setiap jumlah kolom yang

bersesuaian

c. Menjumlahkan setiap nilai dengan setiap barisnya

d. Membagi jumlah nilai setiap barisnya dengan banyaknya elemen .

3. Menentukan apakah perbandingan pada langkah 2 benar atau tidak dengan

menyusun konsistensi dimana Consistenci Ratio <= 0.1. Jika lebih maka

perlu perbaikan pertimbangan kembali. .

4. Menentukan perbandingan kepentingan tiap karyawan terhadap sebuah

kriteria, yang akan menghasilkan matriks.

5. Pengolahan matriks perbandingan tiap karyawan terhadap sebuah kriteria

dengan melakukan langkah 2, dan kemudian menyusun konsistensi.

6. Menghitung vektor prioritas menyeluruh dengan mengalikan (perkalian

antara vektor prioritas tiap kriteria dengan vektor prioritas tiap karyawan.

7. Elemen matriks yang dihasilkan dijumlahkan untuk setiap barisnya

sehingga menghasilkan vektor prioritas menyeluruh.

Dari tahapan – tahapan AHP tersebut diatas, maka akan diperoleh

prioritas menyeluruh masing – masing karyawan. Dari nilai vektor prioritas

masing-masing karyawan kemudian akan ditempatkan pada jadwal shift yang

telah ditentukan user melalui inputan penentuan prioritas hari dan shift ( Form

Input Data Shift )

46

3.5.3 Penerapan AHP

Pada contoh penerapan AHP berikut ini akan dijelaskan tahapan-tahapan

dalam menentukan waktu kerja karyawan

Langkah-langkah Penyelesaian masalah

a. Hierarki Penentuan Karyawan

Langkah Pertama (Menyusun Hirarki)

Memilih karyawan dengan kriteria Lama kerja, Absensi, SOP dan

kecakapan. Dengan tiga karyawan yaitu KI, KII, dan KIII

Gambar 3.12 Hierarki penentuan waktu kerja

Langkah Kedua ( Menetapkan Prioritas )

Pada langkah kedua ini menetapkan prioritas elemen dengan menetapkan

preferensi kepentingan dengan membentuk matriks untuk membandingkan

kriteria penilaian secara berpasangan dan selanjutnya menjumlahkan setiap

kolomnya.

Alternatif

Kriteria

Tujuan Penentuan Waktu Karyawan ( Jadwal Shift )

Performance Absensi SOP

Lama Kerja

K1 K 3 K 2 K 4

47

Tabel 3.4 Matriks penjumlahan kolom kriteria

Kemudian membagi nilai masukan dengan hasil penjumlahan setiap kolom

yang bersesuaian . Setelah itu dijumlahkan setiap barisnya.

Tabel 3.5 Matriks penjumlahan baris kriteria

Untuk mendapatkan vektor prioritas pada tiap kriteria, maka dilakukan

pembagian jumlah baris dengan banyaknya kriteria.

Dalam study kasus ini kriteria yang dimaksud adalah sebanyak 4 elemen,

sehingga jumlah baris yang ada dibagi dengan 4 kriteria.

Tabel 3.6 Matriks pembagian hasil kriteria

Kriteria Lama Kerja SOP Absensi

Performance

Lama Kerja 1 2 5 3

SOP 0.5 1 3 4

Absensi 0.2 0.33 1 2

Performance 0.33 0.25 0.5 1

? kolom 2.03 3.58 9.5 10

Kriteria Lama Kerja Absensi SOP Performance

? Baris

Lama Kerja 1/ 2.03 2/3.58 5/9.5 3/10 1.88

Absensi 0.5/ 2.03 1/3.58 3/9.5 4/10 1.24

SOP 0.2/ 2.03 0.33/3.58 1/9.5 2/10 0.50

Performance 0.33/ 2.03 0.25/3.58 0.5/9.5 1/10 0.39

Kriteria Vektor prioritas Lama Kerja 0.4691

SOP 0.3102

Absensi 0.1242

Performance 0.0966

48

Langkah ketiga ( Konsistensi Logis )

Mengambil matriks pertama sebagai matriks masukan, kemudian

mengalikan dengan prioritas masalah penentuan shif karyawan, dan

menjumlahkan tiap barisnya

Tabel 3.7 Matriks penjumlahan baris2

Kriteria Lama kerja Absensi SOP Kecakapan ?baris - 2

0.4691 0.3102 0.1242 0.0966

Lama Kerja 1 2 5 3 2.0000 Absensi 0.5 1 3 4 1.3035 SOP 0.2 0.33 1 2 0.5135

Performance 0.3333

0.25

0.5

1

0.3926

Membagi setiap jumlah perbaris dengan prioritas relatif yang bersesuaian

2.0000

0.4691 4.2638

1.3035

0.3102 4.2024

0.5135

÷ 0.1242

= 4.1358

0.3926

0.0966 4.0645 Kemudian menentukan nilai maks yang berfungsi untuk mencari nilai CI dan

kemudian menghitung nilai CR

maks = (4.2638 + 4.2024+ 4.1358+ 4.0645)/4

= 4.1666

Hitung CI = (

- n ) / n-1 , n = ukuran matrik

= ( 4.1666 – 4) / 3

= 0.0555

Menghitung nilai CR, CR = CI / RI

CR = 0.0555 / 0.90

CR = 0.0622

49

Konsistensi diterima jika nilai Rasio Konsistensi = 0.1. Pada kasus penentuan

waktu kerja karyawan ini nilai CR = 0.0622 berarti matriks perbandingan

diterima karena nilai Rasio Konsistensi = 0.1

b. Perbandingan antara tingkat kriteria dengan alternatif karyawan

Membuat table perbandingan berpasangan masing-masing kriteria dengan

memandang alternatifnya.

Untuk mendapatkan hasil vektor prioritas masing – masing karyawan,

dilakukan pertimbangan atau pembandingan seperti proses diatas untuk semua

karyawan terhadap masing – masing kriteria penilaian.

1. Perbandingan dengan kriteria Lama Kerja

Tabel 3.8 Matriks penjumlahan tiap kolom

Lama Kerja

Ika Renata Edward C Isabela Rihana

Ika Renata 1

2

2

3

Edward C 0.5

1

0.5

1

Isabela 0.5

2

1

0.5

Rihana 0.3333

1

2

1

?kolom 2.3333

6

5.5

5.5

Tabel 3.9 Matriks penjumlahan tiap baris dan vektor prioritas

Lama Kerja Ika

Renata Edward C

Isabela

Rihana ?Baris VP

Ika Renata 0.4286 0.3333 0.3636 0.5455 1.6710 0.4177

Edward C 0.2143 0.1667 0.0909 0.1818 0.6537 0.1634

Isabela 0.2143 0.3333 0.1818 0.0909 0.8203 0.2051

Rihana 0.1429 0.1667 0.3636 0.1818 0.8550 0.2137

50

Tabel 3.10 Matriks penjumlahan baris -2

Membagi tiap jumlah perbaris dengan prioritas relatif yang Bersesuaian

1.7960

0.4177 4.2992

0.6886

0.1634 4.2136

0.8477

÷ 0.2051

= 4.1332

0.9266

0.2137 4.3350

Kemudian menentukan nilai maks yang berfungsi untuk mencari nilai CI dan

kemudian menghitung nilai CR

maks = (4.2992 + 4.2136+ 4.1332+ 4.3350) / 4

= 4.2453

Hitung CI = (

- n ) / n-1 , n = ukuran matrik

= ( 4.2453 – 4) / 3

= 0.0818

Menghitung nilai CR, CR = CI / RI

CR = 0.0818 / 0.90

= 0.0908

Lama Kerja Ika Renata Edward C Isabela Rihana ?baris - 2

0.4177 0.1634 0.2051 0.2137

Ika Renata 1

2

2

3

1.7960

Edward C 0.5

1

0.5

1

0.6886

Isabela 0.5

2

1

0.5

0.8477

Rihana 0.3333

1

2

1

0.9266

51

2. Perbandingan dengan kriteria Lama Kerja

Tabel 3.11 Matriks penjumlahan tiap kolom

SOP Ika Renata Edward C Isabela Rihana

Ika Renata 1

2

3

2

Edward C 0.5

1

0.25

0.5

Isabela 0.333333333

4

1

2

Rihana 0.5

2

0.5

1

?kolom 2.333333333

9

4.75

5.5

Tabel 3.12 Matriks penjumlahan tiap baris dan vektor prioritas

SOP Ika

Renata Edward C

Isabela

Rihana ?Baris VP

Ika Renata 0.4286

0.2222

0.6316

0.3636

1.6460

0.4115

Edward C 0.2143

0.1111

0.0526

0.0909

0.4689

0.1172

Isabela 0.1429

0.4444

0.2105

0.3636

1.1615

0.2904

Rihana 0.2143

0.2222

0.1053

0.1818

0.7236

0.1809

Tabel 3.13 Matriks penjumlahan baris -2

Membagi tiap jumlah perbaris dengan prioritas relatif yang bersesuaian

1.8789

0.4115 4.5659

0.4860

0.1172 4.1458

1.2583

÷ 0.2904

= 4.3334

0.7663

0.1809 4.2361

SOP Ika Renata Edward C Isabela Rihana ?baris - 2

0.4115 0.1172 0.2904 0.1809

Ika Renata 1 2 3 2 1.8789

Edward C 0.5 1 0.25 0.5 0.4860

Isabela 0.33333 4 1 2 1.2583

Rihana 0.5 2 0.5 1 0.7663

52

Kemudian menentukan nilai maks yang berfungsi untuk mencari nilai CI dan

kemudian menghitung nilai CR

maks = (4.2992+ 4.2136+ 4.3350+ 4.1332) / 4

= 4.2453

Hitung CI = (

- n ) / n-1 , n = ukuran matrik

= ( 4.3203 – 4) / 3

= 0.1068

Menghitung nilai CR, CR = CI / RI

CR = 0.1068 / 0.90

= 0.0908

3. Perbandingan dengan kriteria Absensi

Tabel 3.14 Matriks penjumlahan tiap kolom

Absensi Ika Renata Edward C Isabela Rihana

Ika Renata 1

0.5

2

0.5

Edward C 2

1

2

2

Isabela 0.5

0.5

1

0.25

Rihana 2

0.5

4

1

?kolom 5.5

2.5

9

3.75

Tabel 3.15 Matriks penjumlahan tiap baris dan vektor prioritas

Absensi Ika Renata Edward C Isabela Rihana ?Baris VP

Ika Renata 0.1818

0.2000

0.2222

0.1333

0.7374

0.1843

Edward C 0.3636

0.4000

0.2222

0.5333

1.5192

0.3798

Isabela 0.0909

0.2000

0.1111

0.0667

0.4687

0.1172

Rihana 0.3636

0.2000

0.4444

0.2667

1.2747

0.3187

53

Tabel 3.16 Matriks penjumlahan baris -2

Membagi tiap jumlah perbaris dengan prioritas relatif yang bersesuaian

0.7679

0.1843 4.1658

1.6202

0.3798 4.2660

0.4789

÷ 0.1172

= 4.0873

1.3460

0.3187 4.2235

Kemudian menentukan nilai maks yang berfungsi untuk mencari nilai CI dan

kemudian menghitung nilai CR

maks = (4.1658 + 4.2260+ 4.0873+ 4.2235) / 4

= 4.1856

Hitung CI = (

- n ) / n-1 , n = ukuran matrik

= ( 4.1856 – 4) / 3

= 0.0619

Menghitung nilai CR, CR = CI / RI

CR = 0.0619 / 0.90

= 0.0687

Absensi Ika Renata Edward C Isabela Rihana ?baris - 2

0.1843 0.3798 0.1172 0.3187

Ika Renata 1 0.5 2 0.5 0.7679

Edward C 2 1 2 2 1.6202

Isabela 0.5 0.5 1 0.25 0.4789

Rihana 2 0.5 4 1 1.3460

54

4. Perbandingan dengan kriteria Performance

Tabel 3.17 Matriks penjumlahan tiap kolom

Absensi Ika Renata Edward C Isabela Rihana

Ika Renata 1

2

2

3

Edward C 0.5

1

0.5

0.5

Isabela 0.5

2

1

1

Rihana 0.333333333

2

1

1

?kolom 2.333333333

7

4.5

5.5

Tabel 3.18 Matriks penjumlahan tiap baris dan vektor prioritas

Absensi Ika Renata Edward C Isabela Rihana ?Baris VP

Ika Renata

0.4286 0.2857 0.4444

0.5455 1.7042 0.4260

Edward C 0.2143 0.1429 0.1111

0.0909 0.5592 0.1398

Isabela 0.2143 0.2857 0.2222

0.1818 0.9040 0.2260

Rihana 0.1429 0.2857 0.2222

0.1818 0.8326 0.2082

Tabel 3.19 Matriks penjumlahan baris -2

Performance

Ika Renata Edward C Isabela Rihana ?baris - 2

0.4260 0.1398 0.2260 0.2082

Ika Renata 1 2 2 3 1.7821

Edward C 0.5 1 0.5 0.5 0.5699

Isabela 0.5 2 1 1 0.9268

Rihana 0.33333333

2 1 1 0.8558

55

Membagi tiap jumlah perbaris dengan prioritas relatif yang bersesuaian

1.7821

0.4260 4.1829

0.5699

0.1398 4.0768

0.9268

÷ 0.2260 = 4.1006

0.8558

0.2082 4.1112

Kemudian menentukan nilai maks yang berfungsi untuk mencari nilai CI dan

kemudian menghitung nilai CR

maks = (4.1529 + 4.0768+ 4.1006+ 4.1112) / 4

= 4.1179

Hitung CI = (

- n ) / n-1 , n = ukuran matrik

= ( 4.1179 – 4) / 3

= 0.0393

Menghitung nilai CR, CR = CI / RI

CR = 0.0393 / 0.90

= 0.0437

56

c. Menghitung Prioritas Global Karyawan

Dalam menentukan prioritas global ini, masing-masing vektor

prioritas tiap karyawan berdasarkan masing-masing kriteria dijumlahkan

berurutan untuk mendapatkan vektor prioritas karyawan

Tabel 3.20 Vektor prioritas secara global

Hasil akhir

Melalui hasil perhitungan pada hierarki penentuan karyawan, diperoleh

nilai vector prioritas menyeluruh karyawan dalam menentukan shift adalah :

Tabel 3.21 hasil VP secara global Tabel 3.22 VP secara beurutan

Kriteria Lama kerja SOP Absensi Performance Vektor prioritas

Karyawan 0.4691 0.3102 0.1242 0.0966

Ika Renata 0.4177 0.4115 0.1843 0.4260 0,3876

Edward C 0.1634 0.1172 0.3798 0.1398 0,1737

Isabela 0.2051 0.2904 0.1172 0.2260 0,2226

Rihana 0.2137 0.1809 0.3187 0.2082 0,2160

Karyawan

VP Karyawan VP

Ika Renata

0,3876

Ika Renata 0.3876

Edward C 0,1737

Isabela 0.2226

Isabela 0,2226

Rihana 0.2160

Rihana 0,2160

Edward C 0.1737

57

d. Menentukan prioritas Shift Karyawan

Untuk menentukan prioritas shift karyawan adalah dengan menentukan

urutan prioritas melalui inputan dalam form input data shift . Berikut adalah

contoh tabel susunan prioritas shift yang ditentukan oleh user:

Tabel 3.23 Tabel prioritas shift

Hasil penyelesaian

Pada proses terakhir, adalah menentukan shift karyawan sesuai dengan

prioritas yang ada.

Karyawan yang memiliki nilai vektor prioritas tertinggi akan mendapatkan

shift dengan nilai prioritas tertinggi juga yang telah ditentukan sendiri oleh

user terlebih dahulu ketika input data shift . Sebagai contoh pada tabel 3.23

diatas.

No Prioritas Nama Shift

Hari Jumlah Karyawan

1 Closing Seniin 2

2 Middle Senin 1

3 Opening Senin 1

58

Maka setelah digabungkan akan diperoleh hasil sebagai beikut,

Tabel 3. 24 Susunan waktu kerja karyawan

Hari Shift Nama Karyawan

Senin Closing Ika Renata

Senin Closing Isabela

Senin Middle Rihana

Senin Opening Edward C

59

BAB IV

IMPLEMENTASI

4.1 Implementasi Antarmuka

Antarmuka merupakan tampilan utama yang akan berinteraksi langsung

dengan user.

4.1.1 Tampilan Utama

Merupakan antarmuka induk yang berisi menu pilihan yang akan berfungsi

untuk masuk kemenu yang lainny. Didalam tampilan utama atau induk ini terdiri

atas beberapa menu yaitu :

1. Input Data

Menu ini terdiri atas beberapa submenu yaitu :

Input data Kriteria

Submenu ini digunakan untuk menginputkan data kriteria

Input data Karyawan

Submenu ini digunakan untuk menginputkan data karyawan

Input Shift

Submenu ini digunakan untuk menginputkan data shift karyawan

2. Input Penilaian

1. Input Penilaian

Submenu ini digunakan untuk menginputkan kriteria dan karyawan

mana yang dipilih, yang kemudian diberi inputan nilai atau bobot

untuk diproses dalam perhitungan menggunakan metode AHP

60

Gambar 4.1 dibawah ini merupakan gambar tampilan utama dari SPPK

Penentuan Waktu Kerja Karyawan

Gambar 4.1 Tampilan Utama

4.1.2 Tampilan Input Data Kriteria

Form ini digunanakan untuk melakukan inputan data kriteria yang

dibutuhkan oleh user.

Didalam ini terdapat beberapa tombol yang dapat digunakan sesuai dengan

fungsinya masing – masing .

Apabila user akan menambah data, maka user dapat melakukannya

dengan menekan tombol Tambah. Setelah tombol Tambah ditekan maka secara

otomatis ketika data yang dimasukkan selesai , tombol simpan dan tombol batal

yang aktif, sedangkan untuk tombol Tambah dan hapus tidak aktif atau tidak dapat

digunakan. Demikian halnya ketika tombol Ubah dan hapus diaktifkan maka

tombol Tambah akan ditidak aktifkan

61

Gambar 4.2 Tampilan Input Data Kriteria

Gambar 4.3 Pesan kesalahan

Apabila data kriteria belum dimasukkan namun user sudah menekan

tombol simpan maka akan muncul pesan kesalahan bahwa data kriteria masih

kosong. Dan akan muncul konfirmasi ketika user akan mengahapus data, seperti

pada gamabr 4.4.

.

Gambar 4.4 Pesan Konfirmasi

62

4.1.3 Tampilan Input Data Karyawan

Form Input data Karyawan ini digunakan untuk menginputakan data

karyawan . Pada form ini juga terdapat tombol-tombol seperti Tombol Tambah

untuk menambah data, Tombol Ubah untuk mengubah data karyawan , Tombol

Hapusuntuk menghapus data Karyawan, dan Batal atau Keluar untuk keluar dari

form ini.

Gambar 4.5 Tampilan Input Data Karyawan

Apabila data yang dinputkan tidak komplit maka akan muncul pesan

kesalahan seperti pada gambar 4.6 berikut,

Gambar 4.6 Pesan Kesalahan

63

4.1.4 Tampilan Input Data Shift

Form ini digunakan untuk memasukan data shift karyawan, mulai dari

kode, nama , jam kerja, dan jumlah kebutuhan karyawan. Jam kerja terdiri atas

jam buka atau disebut sebagai jam masuk kerja keryawan sesuai dengan shiftnya

dan jam akhir yang merupakan jam berakhirnya shift . Inputan Jumlah kebutuhan

karyawan disesuaikan dengan hari dan jumlah kebutuhan.

Gambar 4.7 Tampilan Input data Shift

Apabila user menginputkan data tidak lengkap maka akan tampil pesan

kesalahan (gambar 4.8), dan bila user menginputkan shift dengan data jam buka

dan jam akhir yang sama juga akan muncul pesan kesalahan(gambar 4.9)

Gambar 4. 8 Pesan kesalahan Gambar 4.9 Pesan Kesalahan

64

4.1.5 Tampilan Input Kriteria Penilaian Pilihan

Form ini digunakan untk memilih kriteria mana saja yang akan digunakan

dalam proses perhitungan. Pada Daftar kriteria berisi kriteria-kriteria yang telah

diinputkan , sedang di list sebelah kanan yaitu list Pilihan Kriteria merupakan list

yang berisi kriteria apa saja yang dipilih yang akan diproses. Combo Hari

digunakan untuk menetukan jadwal shift karyawan dalam setiap harinya.

Tombol lanjut berfungsi untuk menuju halaman berikutnya dan tombol

kembali untuk kembali untuk masuk kembali ke menu utama.

Gambar 4.10 Tampilan Pilihan Kriteria ( List Kriteria )

Ketika user memasukkan kriteria yang dipilih kurang dari 2 maka akan

muncul pesan kesalahan (gambar 4.11)

Gambar 4.11 Pesan kesalahan pilihan kriteria

65

4.1.6 Tampilan Input Karyawan Pilihan

Form ini digunakan untuk menginputkan karyawan yang akan dipilih

dalam proses perhitungan, setelah sebelumnya user menginputkan pilihan

kriteria.

List sebelah kiri merupakan list yang berisi daftar karyawan yang sudah

dinputkan pada form input data karyawan. List sebelah kanan merupakan list

pilihan karyawan. Di list pilihan karaywan ini akan dipilih karyawan mana saja

yang akan diproses .

Gambar4.12 Tampilan Inputan pilihan karyawan

Ketika user menginputkan pilihan karyawan kurang dari dua, maka akan

muncul pesan kesalahan seperti pada gamabr 4.12

Gambar 4.13 Pesan Kesalahan pilihan karyawan

66

4.1.7 Tampilan Perbandingan Kriteria

Form ini mempilkan input nilai perbandingan kriteria yang sebelumnya

telah diinputkan melalui list input pilihan kriteria. Jumlah Kriteria yang

dibandingkan sesuai dengan jumlah inputan kriteria pilihan. Pada gambar 4.12 ini

terdapat empat kriteria yang dibandingkan sesuai dengan inputan.

Nilai banding yang dimasukkan sudah tersedia di combo box. Dari nilai

yang dimasukkan akan diproses dan digunakan untuk menentukan pengambilan

keputusan.

Gambar 4.14 Tampilan perbandingan Kriteria

Apabila user sudah memasukkan sudah memasukkan, ketika user

menekan tombol next maka user akan masuk kedalam menu input nilai

perbandingan karyawan dengan keempat kriteria diatas.

67

4.1.8 Tampilan Perbandingan Karyawan

Form ini merupakan tampilan input nilai perbandingan karyawan dengan

masing masing kriteria. Form akan melakukan proses perbandingan melalui input

inut nilai perbandingan karyawan sebanyak jumlah kriteria yang telah

dibandingkan sebelumnya.

Pada kasus ini akan muncul form input nilai perbandingan karaywan

sebanyak empat kali. Nilai karyawan akan dibandingkan dengan kriteria Lama

Kerja, SOP , Absensi dan Performance seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.15 Tampilan input nilai perbandingan karyawan dengan

kriteria Lama Kerja

68

Apabila user sudah memasukkan input nilai perbandingan karyawan

dengan kriteria lama kerja maka user akan masuk kedalam perbandingan

selanjutnya dengan menekan tombol lanjut.

Gambar 4.16 Tampilan input nilai perbandingan karyawan dengan

kriteria SOP

Apabila user sudah menginputkan nilai perbandingan karyawan dengan

kriteria SOP maka user akan masuk kemenu perbandingan selanjutnya dengan

menekan tombol Lanjut.

69

Gambar 4.17 Tampilan input nilai perbandingan karyawan dengan

kriteria Absensi

Gambar 4.18 Tampilan input nilai perbandingan karyawan dengan

kriteria Performance

Sebagai inputan nilai perbandingan terakhir adalah inputan nilai

perbandingan karyawan dengan kriteria keempat yaitu performance seperti pada

gambar 4.18. Apabila user sudah memasukkan nilai, maka nilai yang telah

dimasukkan akan diproses dan akan menghasilkan sebuah keluaran berupa nilai

vektor prioritas masing-masing .

70

4.1.9 Tampilan Keluaran

Form ini merupakan hasil keluaran dari proses perhitungan yang telah

dilakukan dengan menggunakan metode AHP.

Dalam gambar 4.19 terdapat data berupa nama hari, nama karyawan dan

nilai vektor prioritas yang telah dioleh dengan metode AHP. Gambar ini

menunjukkan bahwa pada hari Senin terdapat sejumlah karyawan yang akan

mengisi shift karyawan sesuai dengan data shift dan prioritas yang telah

diinputkan oleh user diawal.

Gambar 4.19 Gambar Hasil Perhitungan

Kemudian dari masing masing urutan karyawan itu akan menghasilkan jadwal

shift karyawan dengan menekan tombol OK atau menekan menu Hasil

71

Gambar 4.20 merupakan gambar hasil shift secara keseluruhan yang telah

diproses sebelumnya. Dalam Forrm Hasil akhir ini terdapat data hari nama shift,

dan nama karyawan.

Gambar 4.20 Hasil Shift Keseluruhan

72

4.2 Testing Program

Untuk mengetahui hasil yang diperoleh sitem adalah benar atau tidak,

maka penulis melakukan perbandingan dengan melakukan pengujian perhitungan

metode AHP secara manual sehingga diperoleh hasil seperti pada tabel dibawah

ini :

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Secara Manual

Tabel 4.2 Hasil perhitungan sistem

Karyawan VP

Ika Renata 0.3876

Isabela 0.2226

Rihana 0.2164

Edward C 0.1737

Karyawan VP

Ika Renata 0.3876335

Isabela 0.2226454

Rihana 0.2164055

Edward C 0.1736777

73

4.3 Kelebihan Program

Kelebihan program yang diperoleh adalah :

1. User dapat dengan leluasa menentukan kriteria atau variabel keputusan

sesuai kebutuhan menggunakan metode AHP.

4.4 Kekurangan Program

Kekurangan program yang diproleh adalah sebagai berikut :

1. Metode AHP kurang sesuai dalam perbandngan salam skala besar.

2. Sistem menggunakan perhitungan kualitatif, sehingga memerlukan

prosedur dan perhitungan serta inputan yang panjang dalam menghasilkan

nilai. Karena apabila inputan tidak sesuai dan tidak konsisten maka user

harus menginputakan kembali hingga hasil yang diperoleh konsisten

74

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Melalui hasil pembuatan program SPPK Penentuan Waktu Kerja Karyawan,

dengan menggunakan metode AHP, maka penulis menyimpulkan :

1. Metode AHP dapat membantu menyelesaikan permasalahan

penentuan waktu kerja karyawan yang kompleks

2. Metode AHP ini tidak cocok digunakan apabila jumlah inputan kriteria

dan alternatif dalam skala besar.

3. Perhitungan secara kualitatif kurang efisien dalam menyelesaikan

Penentuan waktu kerja karyawan

5.2 Saran

Saran saran berikut ini disampaikan untuk pengambangan keperluan

penyempurnaan laporan dan program , saran – saran yang dapat penulis

sampaikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi pengambil keputusan sebaiknya memahami permasalahan dengan

baik, agar dapat melakukan pertimbangan dan perbandingan dengan

baik.

2. Dalam sistem ini kriteria yang digunakan dalam menyelesaikan masalah

adalah kriteria kualitatif. Akan lebih baik dalam menyelesaikan kasus

scheduling adalah dengan kriteria kuantitatif.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang, Robi’in, Manajemen dan Administrasi Database menggunakan SQL

Server 2000, ANDI, Yogyakarta, 2005

Bunafit, Nugroho, Membuat Aplikasi Database SQL Server dengan Visual Basic 6.0,

Gava Media, Yogyakarta, 2007

Firdaus, SQL Server dengan Visual Basic 6.0 untuk profesional, Maxikom, 2007

Prihartante, S, MI , Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Universitas, Yogyakarta,

2001

Saaty, T.L, Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, PT. Pustaka Binaman

Pessindo, 1991

Suryadi, K, Dr.Ir, Sistem Pendukung Keputusan Suatu Wacana Struktural Idealisasi

& Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan, P.T. Remaja Rosdakarya