Post on 22-Feb-2018
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 0
KERANGKA DASAR KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
PUSAT KURIKULUM
DERPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2007
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 1
DAFTAR ISI Bab I . Pendahuluan
Bab II . Landasan Pendidikan Anak Usia Dini
A. Landasan Yuridis B. Landasan Filosofis C. Landasan Keilmuan
Bab III . Hakikat Pendidikan Anak Usia Dini
A. Pengertian B. Fungsi dan Tujuan C. Prinsip-prinsip
Bab IV. Bentuk Satuan Pendidikan Anak Usia Dini
A. Jalur Non Formal B. Jalur Formal
Bab V. Standar Kompetensi Anak Usia Dini
A. Pengertian B. Cakupan Standar Perkembangan Anak Usia Dini C. Standar Perkembangan Per Usia
Bab VI. Program Pembelajaran
A. Jalur Pendidikan Non Formal B. Jalur Pendidikan Formal C. Cakupan Program Pembelajaran Pendidikan Formal
Bab VII. Struktur Program Pembelajaran, Waktu Belajar dan
Kalender Pendidikan A. Struktur Program Pembelajaran B. Waktu Belajar C. Kalender Pendidikan
Bab VIII. Pengembangan Program Pembelajaran A. Prinsip-prinsip Pengembangan B. Pendekatan Pengembangan C. Prinsip- prinsip Pelaksanaan
Bab IX. Penilaian
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
Memasuki milenium ke tiga Indonesia dihadapkan pada tantangan
untuk menyiapkan masyarakat menuju era baru, yaitu globalisasi yang
menyentuh semua aspek kehidupan. Dalam era global ini seakan dunia
tanpa jarak. Komunikasi dan transaksi ekonomi dari tingkat lokal hingga
internasional dapat dilakukan sepanjang waktu. Demikian pula nanti ketika
perdagangan bebas sudah diberlakukan, tentu persaingan dagang dan
tenaga kerja bersifat multi bangsa. Pada saat itu hanya bangsa yang
unggullah yang anak mampu bersaing.
Pendidikan merupakan modal dasar untuk menyiapkan insan yang
berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Menurut UNESCO pendidikan hendaknya
dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning to do, learning
to be, dan learning to live together.
Pada hakikatnya belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk
menciptakan generasi yang berkualitas, pendidikan harus dilakukan sejak
usia dini dalam hal ini melalui Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yaitu
pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Sejak
dipublikasikannya hasil-hasil riset mutakhir di bidang neuroscience dan
psikologi maka fenomena pentingnya PAUD merupakan keniscayaan. PAUD
menjadi sangat penting mengingat potensi kecerdasan dan dasar-dasar
perilaku seseorang terbentuk pada rentang usia ini. Sedemikian pentingnya
masa ini sehingga usia dini sering disebut the golden age (usia emas).
Dengan diberlakukannya UU No. 20 Tahun 2003 maka sistem
pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan anak usia dini, pendidikan
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 3
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang keseluruhannya
merupakan kesatuan yang sistemik. PAUD diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar. PAUD dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan
formal, nonformal, dan/atau informal. PAUD pada jalur pendidikan formal
berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain
yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok
Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau
pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
Dalam upaya pembinaan terhadap satuan-satuan PAUD tersebut,
diperlukan adanya kerangka dasar dan standar kompetensi anak usia dini
yang berlaku secara nasional yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
setiap bentuk Satuan Pendidikan Anak Usia Dini untuk mengembangkan
program pembelajaran.
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 4
BAB II
LANDASAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
A. Landasan Yuridis
1. Dalam Amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa
”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi”.
2. Dalam UU NO. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Perlindungan
Anak dinyatakan bahwa ”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan
dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasarnya sesuai dengan minat dan bakatnya”.
3. Dalam UU NO. 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab 1, Pasal 1, Butir 14 dinyatakan bahwa ”Pendidikan Anak Usia Dini
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut”. Sedangkan pada pasal 28 tentang
Pendidikan Anak Usia Dini dinyatakan bahwa ”(1) Pendidikan Anak
usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, (2)
Pendidkan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidkan formal, non formal, dan/atau informal, (3) Pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal: TK, RA, atau bentuk lain yang
sederajat, (4) Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan non formal:
KB, TPA, atau bentuk lain yang sederajat, (5) Pendidikan usia dini jalur
pendidikan informal: pendidikan keluarga atau pendidikan yang
diselenggarakan oleh lingkungan, dan (6) Ketentuan mengenai
pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat
(2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan peraturan
pemerintah.”
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 5
B. Landasan Filosofis
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memanusiakan manusia.
Artinya melalui proses pendidikan diharapkan terlahir manusia-manusia yang
baik. Standar manusia yang “baik” berbeda antar masyarakat, bangsa atau
negara, karena perbedaan pandangan filsafah yang menjadi keyakinannya.
Perbedaan filsafat yang dianut dari suatu bangsa akan membawa
perbedaan dalam orientasi atau tujuan pendidikan.
Bangsa Indonesia yang menganut falsafah Pancasila berkeyakinan
bahwa pembentukan manusia Pancasilais menjadi orientasi tujuan
pendidikan yaitu menjadikan manusia indonesia seutuhnya.Bangsa Indonesia
juga sangat menghargai perbedaan dan mencintai demokrasi yang
terkandung dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang maknanya
“berbeda tetapi satu.” Dari semboyan tersebut bangsa Indonesia juga sangat
menjunjung tinggi hak-hak individu sebagai mahluk Tuhan yang tak bisa
diabaikan oleh siapapun. Anak sebagai mahluk individu yang sangat berhak
untuk mendaptkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuannya. Dengan pendidikan yang diberikan diharapkan anak dapat
tumbuh sesuai dengan potensi yang dimilkinya, sehingga kelak dapat
menjadi anak bangsa yang diharapkan. Melalui pendidikan yang dibangun
atas dasar falsafah pancasila yang didasarkan pada semangat Bhineka
Tunggal Ika diharapkan bangsa Indonesia dapat menjadi bangsa yang tahu
akan hak dan kewajibannya untuk bisa hidup berdampingan, tolong
menolong dan saling menghargai dalam sebuah harmoni sebagai bangsa
yang bermartabat.
Sehubungan dengan pandangan filosofis tersebut maka kurikulum
sebagai alat dalam mencapai tujuan pendidikan, pengembangannya harus
memperhatikan pandangan filosofis bangsa dalam proses pendidikan yang
berlangsung.
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 6
C. Landasan Keilmuan
Landasan keilmuan yang mendasari pentingnya pendidikan anak
usia dinii didasarkan kepada beberapa penemuan para ahli tentang tumbuh
kembang anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak tidak dapat dilepaskan
kaitannya dengan perkembangan struktur otak. Menurut Wittrock (Clark, 1983),
ada tiga wilayah perkembangan otak yang semakin meningkat, yaitu
pertumbuhan serabut dendrit, kompleksitas hubungan sinapsis, dan
pembagian sel saraf. Peran ketiga wilayah otak tersebut sangat penting untuk
pengembangan kapasitas berpikir manusia. Sejalan dengan itu Teyler
mengemukakan bahwa pada saat lahir otak manusia berisi sekitar 100 milyar
hingga 200 milyar sel saraf. Tiap sel saraf siap berkembang sampai taraf
tertinggi dari kapasitas manusia jika mendapat stimulasi yang sesuai dari
lingkungan.
Jean Piaget (1972) mengemukakan tentang bagaimana anak belajar:“
Anak belajar melalui interaksi dengan lingkungannya. Anak seharusnya
mampu melakukan percobaan dan penelitian sendiri. Guru bisa menuntun
anak-anak dengan menyediakan bahan-bahan yang tepat, tetapi yang
terpenting agar anak dapat memahami sesuatu, ia harus membangun
pengertian itu sendiri, dan ia harus menemukannya sendiri.” Sementara Lev
Vigostsky meyakini bahwa : pengalaman interaksi sosial merupakan hal
yang penting bagi perkembangan proses berpikir anak. Aktivitas mental yang
tinggi pada anak dapat terbentuk melalui interaksi dengan orang lain.
Pembelajaran akan menjadi pengalaman yang bermakna bagi anak jika ia
dapat melakukan sesuatu atas lingkungannya. Howard Gardner menyatakan
tentang kecerdasan jamak dalam perkembangan manusia terbagi menjadi:
kecerdasan bodily kinestetik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan
interpersonal, kecerdasan naturalistik, kecerdasan logiko – matematik,
kecerdasan visual – spasial, kecerdasan musik.
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 7
Dengan demikian perkembangan kemampuan berpikir manusia sangat
berkaitan dengan struktur otak, sedangkan struktur otak itu sendiri dipengaruhi
oleh stimulasi, kesehatan dan gizi yang diberikan oleh lingkungan sehingga
peran pendidikan yang sesuai bagi anak usia dini sangat diperlukan.
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 8
BAB III
HAKIKAT PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
A. Pengertian
1. Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki
karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini
(0-6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulasi
seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas
perkembangan selanjutnya. Masa awal kehidupan anak merupakan
masa terpenting dalam rentang kehidupan seseorang anak. Pada
masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang
sangat pesat (eksplosif).
2. Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak
sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya serta memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan
lebih lanjut.
B. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini
a. PAUD berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan
seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk
perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap
perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan
selanjutnya.
b. PAUD bertujuan:
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 9
1. membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif,
inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab;
2. mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual,
emosional, dan sosial peserta didik pada masa emas
pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan
menyenangkan.
C. . Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini
Dalam melaksanakan Pendidikan anak usia dini hendaknya
menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Berorientasi pada Perkembangan Anak
Dalam melakukan kegiatan, pendidik perlu memberikan kegiatan
yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Anak
merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan
perbedaan secara individual. Dengan demikian dalam kegiatan
yang disiapkan perlu memperhatikan cara belajar anak yang
dimulai dari cara sederhana ke rumit, konkrit ke abstrak, gerakan
ke verbal, dan dari ke-aku-an ke rasa sosial.
2. Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi
kepada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang
membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi
semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun
psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio emosional.
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 10
3. Bermain sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain
Bermain merupakan cara belajar anak usia dini. Melalui bermain
anak bereksplorasi untuk mengenal lingkungan sekitar, menemukan,
memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, dan
kesimpulan mengenai benda di sekitarnya. Ketika bermain anak
membangun pengertian yang berkaitn dengan pengalamannya.
4. Lingkungan yang kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan
menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta
kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan bermain anak.
5. Berpusat pada anak
Pembelajaran di PAUD hendaknya menempatkan anak sebagai
subyek pendidikan. Oleh karena itu, semua kegiatan pembelajran
diarahkan atau berpusat pada anak. Dalam pembelajaran berpusat
pada anak, anak diberi kesempatan untuk menentukan pilihan,
mengemukakan pendapat dan aktif melakukan atau mengalami
sesndiri. Pendidik bertindak sebagai pembimbing atau fasilitator.
6. Menggunakan pembelajaran terpadu
Pembelajaran pada pendidikan anak usia dini menggunakan
pembelajaran terpadu. Dimana setiap kegiatan pembelajaran
mencakup pengembangan seluruh aspek perkembangan anak. Hal
ini dilakukan karena antara satu aspek perkembangan dengan aspek
perkembangan lainnya saling terkait. Pembelajaran terpadu
dilakukan dengan menggunakan tema sebagai wahana untuk
mengenalkan berbagai konsep kepada anak secara utuh.
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 11
7. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
Proses pembelajaran diarahkan untuk mengembangkan berbagai
kecakapan hidup agar anak dapat menolong diri sendiri, mandiri dan
bertanggung jawab, memiliki disiplin diri serta memperoleh
keterampilan yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.
8. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar
Media dan sumber pembelajaran memanfaatkan lingkungan sekitar ,
nara sumber dan bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik
/guru.
9. Dilaksanakan secara bertahap dan berulang–ulang
Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara
bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan
anak. Untuk mencapai pemahaman konsep yang optimal maka
penyampaiannya dapat dilakukan secara berulang
10. Aktif, Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan
Proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan
menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang disiapkan oleh
pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan
untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak untuk
berpikir kritis, dan menemukan hal-hal baru. Pengelolaan
pembelajaran hendaknya dilakukan secara demokratis, mengingat
anak merupakan subjek dalam proses pembelajaran.
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 12
11. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pelaksanaan stimulasi pada anak usia dini dapat memanfaatkan
teknologi untuk kelancaran kegiatan, misalnya tape, radio, televisi,
komputer. Pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan
pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan anak memenuhi
rasa ingin tahunya.
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 13
BAB IV
BENTUK SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
Berdasarkan UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada pasal 28 tentang Pendidikan Anak Usia Dini. Pada ayat
3) menyebutkan bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan
formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau
bentuk lain yang sederajat. Sedangkan ayat 4) menyebutkan bahwa
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk
Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) atau bentuk lain
yang sederajat. Sehubungan dengan hal tersebut maka Kerangka Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini adalah sebagai berikut.
Satuan Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur non formal meliputi
Kelompok Bermain
Salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan
non formal yang meyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia
2 sampai 4 tahun.
Taman Penitipan Anak
Salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan
non formal yang menyelenggarakan program kesejahteraan sosial,
perawatan, pengasuhan, dan pendidikan sejak lahir sampai dengan
usia 6 tahun.
Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Sederajat
Salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan
non formal selain Taman Penitipan Anak dan Kelompok Bermain,
yaitu:
a. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (Pos PAUD) adalah salah satu
bentuk satuan PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan program pendidikan dan pengasuhan bagi anak
sejak lahir sampai dengan berusia 6 (enam) tahun yang
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 14
penyelenggaraannya dapat diintegrasikan dengan program Bina
Keluarga Balita (BKB) dan/atau Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu).
b. Taman Asuh Anak Muslim (TAAM) adalah salah satu bentuk
satuan PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan program pendidikan dan pengasuhan bagi anak
berusia 2 (dua) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun yang
berbasis Taman Pendidikan Al-Quran.
c. Pendidikan Anak Usia Dini Sekolah Minggu (PAUD-SM) adalah
salah satu bentuk satuan PAUD pada jalur pendidikan nonformal
yang menyelenggarakan program pendidikan keagamaan Kristen
bagi anak berusia 2 (dua) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun
berbasis Sekolah Minggu.
d. Pendidikan Anak Usia Dini Bina Iman Anak (PAUD-BIA) adalah
salah satu bentuk satuan PAUD pada jalur pendidikan nonformal
yang menyelenggarakan program pendidikan keagamaan Katholik
bagi anak berusia 2 (dua) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun
yang berbasis Bina Iman Anak Katolik.
Satuan Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur formal:
Taman Kanak-Kanak
Adalah salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini jalur pendidikan
formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4
sampai 6 tahun
Raudhatul Athfal
Adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan umum
dan pendidikan keagamaan Islam bagi anak usia 4 sampai 6 tahun
Satuan Pendidikan Anak Usia Dini jalur Formal yang Sederajat
Salah satu bentuk Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan
formal selain Taman kanak-kanak dan Raudatul Athfal, yaitu:
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 15
a. Tarbiyatul Athfal (TA)
b. Taman kanak-kanak Al-Quran (TKQ)
c. Taman pendidikan Al-Quran (TPQ)
d. Adi Sekha
e. TK-SD Satu atap
f. TK asuh
g. TK anak pantai
h. TK Bina Anaprasa
i. TK di lingkungan tempat kerja
j. Tk Keliling
k. TK mahasiswa KKN
l. TK di Lingkungan tempat ibadah
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 16
BAB V
STANDAR PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
A. Pengertian
Standar perkembangan anak usia dini adalah standar kemampuan
anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang didasarkan pada
perkembangan anak. Standar perkembangan merupakan acuan dalam
mengembangkan program pembelajaran anak usia dini.
B. Aspek Perkembangan Anak Usia Dini
Cakupan Standar perkembangan anak usia dini terdiri atas
pengembangan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Moral dan nilai-nilai agama
b. Sosial, emosional, dan kemandirian
c. Bahasa
d. Kognitif
e. Fisik/Motorik
f. Seni
C. Standar Perkembangan Per Usia
Standar perkembangan Per Usia ini disusun dalam rentangan usia dan
disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Standar
perkembangan Per Usia ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melihat
pencapaian tahapan perkembangan anak pada tahapan usia tertentu.
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 17
Rentangan Standar Perkembangan Per Usia
USIA/UMUR ASPEK
Usia
1 tahun
Usia
2 tahun
Usia
3 tahun
Usia
4 tahun
Usia
5 tahun
Usia
6 tahun
MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA
Anak mampu memperhatikan perilaku keagamaan yang diterima melalui inderanya
Anak mulai meniru perilaku keagamaan secara sederhana dan mulai mengekspre-sikan rasa sayang dan cinta kasih
Anak mampu meniru secara terbatas perilaku keagamaan yang dilihat dan didengarnya Mulai meniru perilaku baik atau sopan
Anak mampu meniru dan mengucapkan bacaan doa/lagu-lagu keagamaan dan gerakan beribadah secara sederhana, mulai berperilaku baik atau sopan bila diingatkan
Anak mampu meng- ucapkan bacaan doa/ lagu-lagu keagamaan, meniru gerakan ber- ibadah, mengikuti aturan serta mampu belajar berpetilaku baik dan sopan bila diingatkan
Anak mampu melakukan perilaku keagamaan secara berurutan dan mulai belajar membedakan perilaku baik dan buruk
SOSIAL EMOSIONAL dan Kemandirian
Anak mampu berinteraksi dengan merespon kehadiran orang lain
Anak mampu berinteraksi dengan lingkungan terdekatnya (keluarga), dan menunjukkan keinginannya
Anak mampu berinteraksi dan mengenal dirinya, dan menunjukkan keinginannya
Anak mampu berinteraksi, dapat menunjukkan reaksi emosi yang wajar, serta mulai menunjukkan rasa percaya diri
Anak mampu berinteraksi, mulai dapat mengendalikan emosinya, mulai menunjukkan rasa percaya diri, serta mulai dapat menjaga diri sendiri
Anak mampu ber- interaksi, dan mulai mematuhi aturan, dapat mengendalikan emosinya, menunjukkan rasa percaya diri, dan dapat menjaga diri sendiri.
KOGNITIF Anak mampu menyadari keberadaan benda yang tidak dilihatnya
Anak mampu bereksplorasi terhadap benda yang ada di sekitarnya
Anak mampu mengenal benda dan memanipulasi objek/benda
Anak mampu mengenal konsep sederhana dan dapat mengklasifikasi
Anak mampu mengenal dan memahami berbagai konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari
Anak mampu memahami konsep sederhana dan dapat memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
BAHASA Anak mampu merespon suara dan mengucapkan satu kata yang bermakna
Anak mampu mengerti isyarat dan perkataan orang lain serta mengucapka
Anak dapat men- dengangarkan, dan ber- komunikasi secara lisan dengan
Anak dapat mendengarkan, berkomunikasi secara lisan serta memiliki perbenda-
Anak dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki perbenda- haraan kata-
Anak dapat berkomunikasi secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 18
USIA/UMUR ASPEK
Usia
1 tahun
Usia
2 tahun
Usia
3 tahun
Usia
4 tahun
Usia
5 tahun
Usia
6 tahun
n keinginannya secara sederhana
kalimat sederhana
haraan kosa kata yang semakin banyak
kata dan mengenal simbol-simbol
simbol-simbol untuk per- siapan membaca, menulis dan berhitung
FISIK/motorik
Anak mampu menggerakkan tangan, lengan, kaki, kepala dan badan
Anak mampu menggerakkan anggota tubuhnya (latihan kekuatan otot tangan, otot punggung dan otot kaki) untuk menjaga keseimbangan
Anak mampu melakukan gerakan seluruh anggota tubuhnya secara terkoordinasi
Anak mampu melakukan gerakan secara te koordinasi untuk kelenturan, dan keseimbangan
Anak mampu melakukan gerakan tubuh secara ter- koordinasi untuk kelenturan, kelincahan, dan keseimbangan
Anak mampu melakukan gerakan tubuh secara ter- koordinasi kelenturan sebagai keseimbangan, dan kelincahan
SENI Anak mampu bereaksi terhadap irama yang didengarnya
Anak mampu meniru suara dan gerak secara sederhana
Anak mampu melakukan berbagai gerakan anggota tubuhnya sesuai dengan irama dapat mengekpresi-kan diri dalam bentuk goresan sederhana
Anak mampu melakukan berbagai gerakan sesuai irama , menyajikan dan berkarya seni
Anak mampu meng- ekspresikan diri dengan meng- gunakan berbagai media/bahan dalam berkarya seni melului kegiatan eksplorasi
Anak mampu meng- ekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan imajinasi dan menggunakan berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni.
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 19
BAB VI
PROGRAM PEMBELAJARAN
A. Jalur Pendidikan Non Formal
1. Program pembelajaran pada TPA, KB dan bentuk lain yang sederajat
merupakan seperangkat program pembelajaran yang disusun
berdasarkan tahap perkembangan anak.
2. Program pembelajaran disusun mencakup semua aspek pertumbuhan
dan perkembangan anak yakni: moral dan nilai agama, sosial,
emosional, dan kemandirian, bahasa, kognitif, seni, dan fisik/motorik
sebagai satu kesatuan kegiatan pembelajaran yang interaktif,
menyenangkan, menantang, dan mendorong kreativitas serta
kemandirian Program pembelajaran disusun berdasarkan
pengelompokan usia, yakni:
1) Program pembelajaran untuk anak usia lahir – 1 tahun
2) Program pembelajaran untuk anak usia 1 – 2 tahun
3) Program pembelajaran untuk anak usia 3 – 4 tahun
4) Program pembelajaran untuk anak usia 4 – 5 tahun
5) Program pembelajaran untuk anak usia 5 – 6 tahun
1Program pembelajaran dilaksanakan secara luwes dan terpadu
dengan memperhatikan kebutuhan dan kepentingan terbaik anak
serta memperhatikan kecerdasan beragam anak.
3. Pengembangan program pembelajaran didasarkan pada prinsip
bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain dengan
memperhatikan perbedaan bakat, minat dan kemampuan masing-
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 20
masing peserta didik, sosial budaya serta kondisi kebutuhan
masyarakat setempat
4. Pengembangan program pembelajaran harus mengintegrasikan
kebutuhan peserta didik terhadap kesehatan, gizi, dan stimulasi
psikososial termasuk kesejahteraannya.
5. Program pembelajaran dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan
relevansinya oleh satuan pendidikan.
B. Jalur Pendidikan formal
a. Program pembelajaran TK, RA, BA dan bentuk lain yang sederajat
dikembangkan untuk mempersiapkan peserta didik memasuki SD,MI
atau bentuk lain yang sederajat.
b. Program pembelajaran TK dapat dikelompokkan dalam :
1) Program pembelajaran agama dan akhlak mulia
2) Program pembelajaran sosial dan kepribadian
3) Program pembelajaran pengetahuan dan teknologi
4) Program pembelajaran estetika, dan
5) Program pembelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
c. Semua kelompok program pembelajaran terdiri dari : pengembangan
moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian
berbahasa, kognitif, seni , fisik/motorik. Untuk menyederhanakan
lingkup program pembelajaran dari tumpang tindih serta untuk
memudahkan guru menyusun program pembelajaran yang sesuai
dengan pengalaman mereka, maka aspek-aspek perkembangan
tersebut dipadukan dalam bidang pengembangan yang utuh
mencakup bidang pengembangan pembiasaan dan bidang
pengembangan kemampuan dasar
d. Penyelenggaraan program pembelajaran dilakukan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang dan mendorong kreativitas
serta kemandirian.
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 21
e. Program pembelajaran disusun dengan memperhatikan tingkat
perkembangan fisik dan psikologis peserta didik serta kebutuhan dan
kepentingan terbaik anak dan dilaksanakan secara berkelanjutan
f. Pengembangan program pembelajaran TK di didasarkan pada
prinsip bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain dengan
memperhatikan perbedaan bakat, minat dan kemampuan masing-
masing peserta didik, sosial budaya serta kondisi kebutuhan
masyarakat setempat
g. Pengembangan program pembelajaran harus mengintegrasikan
kebutuhan peserta didik terhadap kesehatan, gizi, dan stimulasi
psikososial.
h. Program pembelajaran dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan
relevansinya oleh satuan pendidikan.
C. Cakupan Program Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini
No Program Pembelajaran Cakupan
1 Agama dan akhlak mulia Peningkatan potensi spiritual peserta didik
melalui contoh pengalaman dari pendidik
agar menjadi kebiasaan sehari-hari, baik di
dalam maupun di luar sekolah, sehingga
menjadi bagian dari budaya sekolah
2 Sosial dan kepribadian Pembentukan kesadaran dan wawasan
peserta didik atas hak dan kewajibannya
sebagai warga masyarakat dan dalam
interaksi sosial serta pemahaman terhadap
diri dan peningkatan kualitas diri sebagai
manusia sehingga memiliki rasa percaya
diri
3 Pengetahuan dan teknologi Mempersiapkan peserta didik secara
akademik memasuki SD, MI atau bentuk
lain yang sederajat dengan menekankan
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 22
pada penyiapan kemampuan
berkomunikasi dan berlogika melalui
berbicara, mendengarkan, pra membaca,
pra menulis dan pra berhitung yang harus
dilaksanakan secara hati-hati, tidak
memaksa, dan menyenangkan sehingga
anak menyukai belajar.
4 Estetika Meningkatkan sensitivitas, kemampuan
mengekspresikan diri dan kemampuan
mengapresiasi keindahan dan harmoni
yang terwujud dalam tingkah laku
keseharian
5 Jasmani, olahraga dan
kesehatan
Meningkatkan potensi fisik dan
menanamkan sportivitas serta kesadaran
hidup sehat dan bersih.
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 23
BAB VII
STRUKTUR PROGRAM PEMBELAJARAN, WAKTU BELAJAR
DAN KALENDER PENDIDIKAN
A. Struktur Program Pembelajaran
1. Jalur Pendidikan Non Formal
Aspek Pengembangan
A. Pembiasaan 1. Moral dan nilai-nilai agama
2. Sosial, emosional dan kemandirian
B. Kemampuan Dasar 1. Bahasa
2. Kognitif
3. Fisik/Motorik
4. Seni
2. Jalur Pendidikan Formal
Bidang Pengembangan Alokasi Waktu
A. Pembiasaan 1. Moral dan nilai-nilai
agama
2. Sosial, emosional dan
kemandirian
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 24
B. Kemampuan dasar 1. Berbahasa
2. Kognitif
3. Fisik/Motorik
4. Seni
Jumlah jam per
minggu
15 jam
B. WAKTU BELAJAR
Program pembelajaran pada anak usia dini untuk TK /RA dan bentuk
lain yang sederajat menggunakan beban belajar satu tahun dalam bentuk
perencanaan semester, perencanaan mingguan dan perencanaan harian.
Perencanaan program pembelajaran di TK / RA dan bentuk lain yang
sederajat adalah perencanaan mingguan efektif dalam satu tahun pelajaran
(2 semester) adalah 34 minggu, dengan jam belajar efektif adalah 2,5 jam
(150 menit). Perminggu adalah 15 jam (900 menit) pertahun adalah 510 jam
(30.600 menit).
Perencanaan program pembelajaran pada Kelompok Bermain adalah :
(1) Usia 2 - 4 tahun kegiatan bermain per minggu minimal tiga kali
pertemuan. Setiap pertemuan minimal selama dua jam dengan pertemuan
ideal selama 4 jam.
Perencanaan program pembelajaran pada Taman Penitipan Anak
adalah sebagai berikut: (1) Full day care anak dititipkan sehari penuh dari jam
08.00 sampai dengan jam 17.00, (2) Semi day care anak dititipkan hanya
setengah hari dari jam 08.00 sampai dengan 12.00 atau jam 12.00 sampai
17.00, (3) insidental day care anak hanya dititipkan sewaktu-waktu sesuai
dengan kebutuhan orangtua.
Perencanaan program pembelajaran pada Satuan Pendidikan Anak
Usia Dini Sejenis adalah layanan minimal yang hanya dilakukan 1 – 2
kali/minggu. Tiap pertemuan minimal selama 2 jam dengan pertemuan ideal
selama 6 jam.
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 25
C. KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan anak usia dini mencakup permulaan tahun
ajaran, minggu efektif, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Kalender
pendidikan tersebut disesuaikan dengan kondisi daerah setempat.
BAB VIII PENGEMBANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN
A. Prinsip-prinsip Pengembangan
Pengembangan program pembelajaran hendaknya memperhatikan
beberapa prinsip berikut ini:
Relevansi
Program pembelajaran anak usia dini harus relevan dengan
kebutuhan dan perkembangan anak secara individu
Adaptasi
Program pembelajaran anak usia dini harus memperhatikan dan
mengadaptasi perubahan psikologis, IPTEK, dan Seni.
Kontinuitas
Program pembelajaran anak usia dini harus disusun secara
berkelanjutan antara satu tahapan perkembangan ke tahapan
perkembangan berikutnya dalam rangka mempersiapkan anak
memasuki pendidikan selanjutnya
Fleksibilitas
Program pembelajaran anak usia dini harus dipahami,
dipergunakan dan dikembangakan secara fleksibel sesuai dengan
keunikan dan kebutuhan anak serta kondisi lembaga
penyelenggara
Kepraktisan dan Akseptabilitas
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 26
Program pembelajaran anak usia dini harus memberikan
kemudahan bagi praktisi dan masyarakat dalam melaksanakan
kegiatan pendidikan pada anak usia dini.
Kelayakan (feasibility)
Program pembelajaran anak usia dini harus menunjukkan
kelayakan dan keberpihakan pada anak usia dini.
Akuntabilitas
Program pembelajaran anak usia dini harus dapat
dipertanggungjawabkan pada masyarakat sebagai pengguna jasa
pendidikan anak usia dini
B. Pendekatan Pengembangan
Pengembangan program pembelajaran anak usia dini juga harus
memperhatikan berbagai pendekatan berikut ini:
1. Pendekatan Holistik dan Terpadu
Pengembangan program pembelajaran dan isi program
didalamnya hendaknya dapat mempertimbangkan berbagai
aspek perkembangan, potensi kecerdasan jamak serta berbagai
aspek kebutuhan anak usia dini lainnya seperti kesehatan dan
gizi secara holistik dan terpadu. Sebagai konsekuensinya,
identifikasi dan pemetaan kompetensi harus disusun dan
diorganisasikan sesuai dengan perkembangan dan analisis
kebutuhan anak usia dini.
b. Pendekatan Ragam Budaya (Multiculture approach)
Pengembangan program pembelajaran anak usia dini harus
memperhatikan lingkungan sosial dan budaya yang ada di sekitar
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 27
anak, maupun yang mungkin dialami anak pada perkembangan
berikutnya.
Pendekatan multi budaya akan memberikan konsekuensi
pentingnya cakupan isi program yang dihadapi untuk
mengakomodasi pemahaman anak pada kebiasaan, budaya
dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan budaya-budaya lain
yang terdapat di Indonesia maupun budaya global.
c. Pendekatan Konstruktivisme (Constructivism Approach)
Program pembelajaran anak usia dini hendaknya mengacu pada
pendekatan konstruktivisme yang beranggapan bahwa anak
membangun sendiri pengetahuannya. Untuk itu isi program
pembelajaran harus dapat memberikan peluang bagi anak untuk
belajar sesuai dengan minat, motivasi dan kebutuhannya. Hal ini
akan berdampak pada proses pembelajaran yang berpusat pada
anak, yang diwarnai dengan adanya kebebasan untuk
bereksplorasi dalam rangka mencari dan menemukan sendiri
pengetahuan dan keterampilan yang diminatinya.
d. Pendekatan program pembelajaran bermain kreatif (Play
based curriculum approach)
Filosofi dan teori program pembelajaran bermain kreatif
didasarkan pada 4 (empat) hal, yaitu: (1) bagaimana anak
membangun kemampuan sosial dan emosional, (2) bagaimana
anak belajar untuk berpikir, (3) bagaimana anak mengembangkan
kemampuan fisik serta (4) bagaimana anak berkembang melalui
budayanya
C. Prinsip – prinsip Pelaksanaan
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 28
Dalam pelaksanaan Program Pembelajaran pada pendidikan anak usia
dini menggunakan prinsip sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Program Pembelajaran didasarkan pada potensi,
perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi
yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus
mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh
kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis
dan menyenangkan.
2. Program Pembelajaran dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar
belajar, yaitu : 1) belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, 2) belajar untuk memahami dan menghayati, 3)
belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, 4)
belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain dan 5)
belajar untuk membangun menemukan jati diri, melalui proses
pembelajaran yang efektif, aktif, kreatif dan menyenangkan.
3. Pelaksanaan Program Pembelajaran memungkinkan peserta didik
mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan dan atau
percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan dan kondisi
peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan
pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke Tuhanan,
individual, kesosialan, dan moral.
4. Program Pembelajaran dilaksanakan dalam suasana hubungan
peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai,
akrab, terbuka dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing
madya mangunkarsa, ing ngarsa sung tulado (bahasa Jawa yang
berarti : di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah
membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh
dan teladan).
5. Program Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan multi strategi dan multi media, sumber belajar, dan
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 29
teknologi yang memadai dan memanfaatkan lingkungan sekitar
sebagai sumber belajar.
6. Program Pembelajaran dilaksanakan dengan mendayagunakan
kondisi alam, sosial, dan budaya serta kekayaan daerah untuk
keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara
optimal.
7. Program Pembelajaran yang mencakup seluruh bidang
pengembangan diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan,
dan kesinambungan yang cocok dan memadai.
BAB IX
PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK
1. Pengertian
Penilaian perkembangan anak usia dini adalah proses pengumpulan data
dan informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan anak yang
diperoleh dari proses dan hasil kegiatan belajar selama periode tertentu.
2. Tujuan
1. Mengetahui status pertumbuhan dan tahap perkembangan anak
2. Menyusun perencanaan pembelajaran lebih lanjut
3. Menyusun laporan pertumbuhan dan perkembangan anak
4. Memberikan informasi pada orang tua/wali tentang kemajuan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
3. Prinsip
1. Menyeluruh, penilaian mencakup seluruh aspek pertumbuhan dan
perkembangan dalam proses kegiatan pembelajaran anak.
N-2
Pusat Kurikulum-Balitbang Depdiknas Page 30
2. Berkesinambungan, penilaian dilakukan secara terencana, bertahap
dan terus menerus untuk memperoleh gambaran menyeluruh dari hasil
pembelajaran.
3. Obyektif, penilaian dilakukan berdasarkan fakta dengan
memperhatikan perbedaan dan keunikan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
4. Otentik, penilaian dilakukan pada situasi yang alamiah (secara wajar)
sehingga anak tidak merasa sedang dinilai.
5. Mendidik, hasil penilaian digunakan untuk membina dan memberikan
dorongan kepada pendidik atau orang tua untuk memberikan proses
pembelajaran (interaksi, lingkungan dan alat) kepada anak agar dapat
mencapai tahapan perkembangan secara lebih optimal.
6. Kebermaknaan, hasil penilaian harus bermakna bagi anak, pendidik
dan orang tua serta pihak lain yang memerlukan.
4. Aspek
1. Status kesehatan dan gizi anak
2. Aspek perkembangan mencakup moral dan nilai agama, sosial,
emosional, dan kemandirian, bahasa, kognitif, seni, dan fisik/motorik
5. Alat
Berbagai alat penilaian yang dapat digunakan untuk memperoleh
gambaran perkembangan kemampuan dan perilaku anak, antara lain
pengamatan (observasi), catatan anekdot, portofolio, dan lain-lain.