PENDIDIKAN NILAI PADA ANAK DALAM PERKEMBANGAN...

28
PENDIDIKAN NILAI PADA ANAK DALAM PERKEMBANGAN TEKNOLOGI GLOBAL

Transcript of PENDIDIKAN NILAI PADA ANAK DALAM PERKEMBANGAN...

PENDIDIKAN NILAI PADA ANAK

DALAM PERKEMBANGAN TEKNOLOGI GLOBAL

� Globalisasi yang dibentuk menjadi public opinion padamasyarakat internasional dapat ditafsirkan sebagaikelanjutan dari konsep modernisasi,

� Globalisasi yang ditandai dengan kecanggihan di� Globalisasi yang ditandai dengan kecanggihan dibidang teknologi komunikasi, informasi dantransfortasi telah membawa negara-negara di duniamasuk ke dalam sistem jaringan global.

� Masuknya Indonesia sebagai negara berkembang kedalam sistem jaringan global telah memberikandampak yang luar biasa bagi seluruh ranah kehidupanmasyarakat.

� Tanda-tanda liberalisasi budaya Barat pada masyarakat Indonesiasudah mulai terlihat misalnya dengan munculnya free sex,sekulerisme, individualisme, materialisme, hedonisme dan mulailunturnya nasionalisme serta kecintaan terhadap nilai-nilai budayaasli Indonesia.

Globalisasi yang sarat dengan muatan teknologi yang tak� Globalisasi yang sarat dengan muatan teknologi yang takbermuatan nilai humanisme akan menjadi ancaman bagiberkembangnya pendidikan nilai yang mementingkan nilai-nilaikemanusiaan.

� Teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggihsebagai salah satu produk bawaan dari gerakan globalisasi telahmenghilangkan batas ruang dan waktu sehingga dunia seakanmenyatu dalam suatu kampung global (global village).

� Pertukaran informasi termasuk nilai antarbangsa berlangsungsecara cepat dan penuh dinamika, sehingga mendorongterjadinya proses perpaduan nilai, kekaburan nilai, bahkanterkikisnya nilai-nilai asli yang sebelumnya sakral dan menjadiidentitas.

Pada saat nilai-nilai advantage dari globalisasi digembor-� Pada saat nilai-nilai advantage dari globalisasi digembor-gemborkan oleh para pencetus dan pendukungnya, saat itu pulaterjadi proses penggiringan nilai-nilai budaya masyarakat yangpada akhirnya mengakibatkan terjadinya split dan kegamangannilai.

� Kegamangan nilai yang dialami masyarakat sekarang merupakanakibat manusia lebih mengutamakan kemampuan akal danmemarginalkan peranan agama atau nilai-nilai Ilahiyah.

� Akibatnya, manusia kehilangan ruh kemanusiaan dan kosong darinilai-nilai spiritual. Kemampuan otak dan rasionalitas telahmencapai titik puncak, tetapi tidak dibarengi dengan kekuatanruhaniah, akibatnya hidup menjadi kehilangan makna.

� Capra (1998) dalam bukunya yang berjudul Titik Balik Peradabanmenilai terjadinya dehumanisasi abad sekarang ini karena sains

� Capra (1998) dalam bukunya yang berjudul Titik Balik Peradabanmenilai terjadinya dehumanisasi abad sekarang ini karena sainsdan teknologi telah dikembangkan berdasarkan paradigmaNewtonian yang mekanistik dan eksploitatif yang menyebabkansemua ukuran bersifat rasional dan materialistik.

� Hal ini menyebabkan terjadinya kehampaan nilai, manusiasepertinya telah kehilangan jati dirinya sebagai manusia, manusiatelah diatur dan ditentukan oleh teknologi yang tidak memilikijiwa kemanusiaan.

� Oleh karena itu Capra menilai harus ada titik balik peradaban manusia

akan tumbuhnya kesadaran baru dalam kehidupan yang sarat dengan

nilai.

� Susanto (1998:27) menyebutkan dalam era globalisasi yang terbuka ini,

terpaan informasi sangat memungkinkan seseorang mengadopsi nilai-terpaan informasi sangat memungkinkan seseorang mengadopsi nilai-

nilai, pengetahuan, dan kebiasaan luar lingkungan sosialnya dan jauh dari

jangkauannya secara fisik.

� Dewasa ini, pembinaan nilai kurang mendapatkan perhatian, baik di

kalangan orang tua di dalam keluarga maupun guru di sekolah. Hal ini

disebabkan orientasi keberhasilan pendidikan yang hanya diukur oleh

tingkat intelektualitas siswa. Sementara pembinaan nilai yang

membentuk pribadi siswa kurang mendapatkan perhatian.

� Gaffar (2004:8) menyebutkan bahwa pendidikan bukan hanyasekedar menumbuhkan dan mengembangkan keseluruhan aspekkemanusiaan tanpa diikat oleh nilai, tetapi nilai itu merupakanpengikat dan pengarah proses pertumbuhan dan perkembangantersebut.

Pendidikan nilai dimaksudkan untuk membantu anak/peserta� Pendidikan nilai dimaksudkan untuk membantu anak/pesertadidik agar memahami, menyadari dan mengalami nilai-nilai sertamampu menempatkannya secara integral dalam kehidupan.

� Pendidikan nilai diarahkan agar anak/peserta didik menyadari nilaikebenaran, kebaikan dan keindahan melalui proses pertimbangannilai yang tepat dan pembiasaan bertindak yang konsisten..

� Pendidikan nilai harus ditafsirkan sebagai upaya sadaruntuk mewariskan nilai-nilai budaya dan agama yangdianggap baik kepada generasi selanjutnya.

� Upaya pendidikan nilai sangat relevan bukan hanya� Upaya pendidikan nilai sangat relevan bukan hanyasekadar sebagai tugas dan kewajiban bangsa dannegara, tetapi sebagai misi yang mulia dalammenciptakan generasi umat manusia yang mampumenjadi pejuang berkembangnya nilai-nilaikemanusiaan yang dalam abad sekarang ini tengahmengalami krisis kemanusiaan.

� Anak adalah generasi penerus bangsa, sudah saatnya kita membukamata melihat kenyataan yang ada masih banyak anak-anak bangsa yangberkeliaran di jalanan, di sudut-sudut bumi pertiwi merintih menahanlapar tidak hanya perut mereka yang kosong menunggu datangnya nasi,tapi otak mereka pun turut meminta haknya untuk diberi ilmu

� Bagaimana mungkin peradaban bangsa ini akan maju sementara untukmemajukan manusianya pun melalui pendidikan telah terabaikan

� Pendidikan bagi anak-anak bangsa merupakan kebutuhan penting dangenting, terlebih jika dihadapkan kepada arus globalisasi yang semakinmenjadi

� Pendidikan yang dapat menjadi obat mujarab bagi pembentukan mentaldan karakter anak bangsa agar tidak menjadi korban dari efek globalisasiadalah PENDIDIKAN NILAI

TUJUAN PENDIDIKAN NASIONALTUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

MengembangkanMengembangkan potensipotensi pesertapeserta didikdidik agar agar menjadimenjadi

manusiamanusia yangyang berimanberiman dandan bertaqwabertaqwa padapada TuhanTuhanmanusiamanusia yangyang berimanberiman dandan bertaqwabertaqwa padapada TuhanTuhan

Yang Yang MahaMaha EsaEsa , , berakhlakberakhlak muliamulia, , sehatsehat jasmanijasmani dandan

rohanirohani, , berilmuberilmu, , cakapcakap, , kreatifkreatif, , mandirimandiri, , dandan

menjadimenjadi wargawarga negaranegara yang yang demokratisdemokratis sertaserta

bertanggungbertanggung jawabjawab

““MengembangkanMengembangkan dandanmembentukmembentuk watakwatak sertasertaperadabanperadaban bangsabangsa yang yang peradabanperadaban bangsabangsa yang yang

bermartabatbermartabat dalamdalam rangkarangkamencerdaskanmencerdaskan kehidupankehidupan

bangsabangsa””

� Adanya kata-kata beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan seterusnya dalam tujuan pendidikan nasional di atas menandakan bahwa yang menjadi bahan dalam praktek pendidikan hendaknya berbasis kepada seperangkat nilai sebagai paduan antara ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Tujuan pendidikan nasional yang utama menekankan pada � Tujuan pendidikan nasional yang utama menekankan pada aspek keimanan dan ketakwaan. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa core value pembangunan karakter moral bangsa bersumber dari keyakinan beragama.

� Praktek pendidikan pada jalur formal dewasa ini justrucenderung kurang memperhatikan esensi dari tujuanpendidikan nasional di atas.

� Berbagai fenomena yang menunjukkan semakin� Berbagai fenomena yang menunjukkan semakinmenggelindingnya proses dekadensi moral dikalangangenerasi bangsa, semakin menunjukan bahwa praktekpendidikan dewasa ini tidak bersandar kepada amanahundang-undang yang mengisyaratkan pendidikan yangberbasis kepada seperangkat nilai (baca: pendidikan nilai),serta semakin penting dan mendesaknya pendidikan nilai.

� Pendidikan nilai merupakan proses

penanaman dan pengembangan nilai-nilai

pada diri seseorang.

� Pendidikan nilai sebagai bantuan terhadap

peserta didik agar menyadari dan mengalami

nilai-nilai serta menempatkannya secara

integral dalam keseluruhan hidupnya.

� Kata value, berasal dari bahasa Latin valareatau bahasa Prancis Kuno valoir yang artinyanilai.

� Kata valare, valoir, value atau nilai dapatdimaknai sebagai harga. Hal ini selarasdengan definisi nilai menurut Kamus BesarBahasa Indonesia (1994:690) yang diartikansebagai harga (dalam arti taksiran harga).

� Nilai itu adalah rujukan dan keyakinan dalammenentukan pilihan (Mulyana, 2004:11)

� Nilai adalah patokan normatif yangmempengaruhi manusia dalam menentukanmempengaruhi manusia dalam menentukanpilihan di antara cara-cara tindakan alternatif.(Kupperman, 2004:9).

� Nilai adalah fitrah dasar manusia yang perludikembangkan (Sauri, 2009:21)

Empat faktor yang mendukung pendidikan nilaidalam proses pembelajaran berdasarkan UUSPNNomor 20 tahun 2003:Pertama, UUSPN No. 20 Tahun 2003 yangbercirikan desentralistik menunjukkan bahwabercirikan desentralistik menunjukkan bahwapengembangan nilai-nilai kemanusiaan terutamayang dikembangkan melalui demokratisasipendidikan menjadi hal utama.Kedua, tujuan pendidikan nasional yang utamamenekankan pada aspek keimanan dan ketaqwaan.Ini mengisyaratkan bahwa core value pembangunankarakter moral bangsa bersumber dari keyakinanberagama.

� Ketiga, disebutkannya kurikulum berbasiskompetensi (KBK) pada UUSPN No. 20 Tahun2003 menandakan bahwa nilai-nilaikehidupan peserta didik perlu dikembangkankehidupan peserta didik perlu dikembangkansesuai dengan kebutuhan dan kemampuanbelajar mereka.

� Keempat, perhatian UUSPN No. 20 Tahun2003 terhadap usia dini (PAUD) memiliki misinilai yang amat penting bagi perkembangananak.

1. Pendekatan Penanaman Nilai� Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) adalah

suatu pendekatan yang memberi penekanan padapenanaman nilai-nilai sosial dalam diri siswa.

Tujuan pendidikan nilai menurut pendekatan ini adalah:� Tujuan pendidikan nilai menurut pendekatan ini adalah:Pertama, diterimanya nilai-nilai sosial tertentu oleh siswa;Kedua, berubahnya nilai-nilai siswa yang tidak sesuaidengan nilai-nilai sosial yang diinginkan.

� Adapun metoda yang digunakan dalam prosespembelajaran menurut pendekatan ini antara lain:keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi,permainan peranan, dan lain-lain.

2. Pendekatan perkembangan kognitif

� Pendekatan ini dikatakan pendekatan perkembangan kognitifkarena karakteristiknya memberikan penekanan pada aspekkognitif dan perkembangannya.

� Tujuan yang ingin dicapai oleh pendekatan ini ada dua hal yang utama. Pertama, membantu siswa dalam membuat pertimbanganmoral yang lebih kompleks berdasarkan kepada nilai yang lebihtinggi. Kedua, mendorong siswa untuk mendiskusikan alasan-alasannya ketika memilih nilai dan posisinya dalam suatu masalahmoral.

� Proses pengajaran nilai menurut pendekatan ini didasarkan padadilema moral, dengan menggunakan metoda diskusi kelompok.

3. Pendekatan analisis nilai

� Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) memberikanpenekanan pada perkembangan kemampuan siswa untuk berpikirlogis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungandengan nilai-nilai sosial.dengan nilai-nilai sosial.

� Terdapat dua tujuan utama pendidikan moral menurutpendekatan ini. Pertama, membantu siswa untuk menggunakankemampuan berpikir logis dan penemuan ilmiah dalammenganalisis masalah-masalah sosial, yang berhubungan dengannilai moral tertentu. Kedua, membantu siswa untuk menggunakanproses berpikir rasional dan analitik, dalam menghubung-hubungkan dan merumuskan konsep tentang nilai-nilai mereka.

4. Pendekatan klarifikasi nilai� Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach) memberi

penekanan pada usaha membantu siswa dalam mengkaji perasaan danperbuatannya sendiri, untuk meningkatkan kesadaran mereka tentangnilai-nilai mereka sendiri.

Tujuan pendidikan nilai menurut pendekatan ini ada tiga. Pertama,� Tujuan pendidikan nilai menurut pendekatan ini ada tiga. Pertama,membantu siswa untuk menyadari dan mengidentifikasi nilai-nilaimereka sendiri serta nilai-nilai orang lain; Kedua, membantu siswa,supaya mereka mampu berkomunikasi secara terbuka dan jujur denganorang lain, berhubungan dengan nilai-nilainya sendiri; Ketiga, membantusiswa, supaya mereka mampu menggunakan secara bersama-samakemampuan berpikir rasional dan kesadaran emosional, untukmemahami perasaan, nilai-nilai, dan pola tingkah laku mereka sendiri.

� Dalam proses pengajarannya, pendekatan ini menggunakan metoda:dialog, menulis, diskusi dalam kelompok besar atau kecil, dan lain-lain

5. Pendekatan pembelajaran berbuat� Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach) memberi

penekanan pada usaha memberikan kesempatan kepada siswa untukmelakukan perbuatan-perbuatan moral, baik secara perseoranganmaupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok.

Terdapat dua tujuan utama pendidikan moral berdasarkan kepada� Terdapat dua tujuan utama pendidikan moral berdasarkan kepadapendekatan ini. Pertama, memberi kesempatan kepada siswa untukmelakukan perbuatan moral, baik secara perseorangan mahupun secarabersama-sama, berdasarkan nilai-nilai mereka sendiri; Kedua,mendorong siswa untuk melihat diri mereka sebagai makhluk individudan makhluk sosial dalam pergaulan dengan sesama, yang tidakmemiliki kebebasan sepenuhnya, melainkan sebagai warga dari suatumasyarakat, yang harus mengambil bagian dalam suatu prosesdemokrasi.

� Metoda-metoda pengajaran yang digunakan dalam pendekatan analisisnilai dan klarifikasi nilai digunakan juga dalam pendekatan ini.

� Pendidikan nilai bagi anak perlu mendapatkan perhatian khusus dariberbagai pihak, lebih-lebih pemerintah yang harus bertanggung jawabdalam memberikan pelayanan pendidikan secara maksimal.

� Keteladanan dari guru, orang tua, masyarakat menjadi penting dilakukandengan berbagai upaya dalam pembelajarannya. Semua guru dalamberbagai bidang study perlu mengimplementasikan pendidikan nilaiberbagai bidang study perlu mengimplementasikan pendidikan nilaidalam proses pembelajarannya.

� Pendidikan Nilai harus dilakukan secara sadar dan terencana sepertidiungkapkan dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional bahwa :"Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untukmewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didiksecara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatanspiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsadan negara.

� Pada rumusan tersebut, minimal terdapat 4 (empat) hal yangpatut mendapat telaah seksama dalam mencermati maknapendidikan, yaitu: "usaha sadar", bagaimana" menyiapkannya,"melalui apa dan bagaimana", serta bagaimana mengetahuihasilnya terutama dalam "peranannya di masa mendatang".

Melalui pendidikan nilai yang bermutu, kita berharap dapat� Melalui pendidikan nilai yang bermutu, kita berharap dapatmenghasilkan sumber daya manusia yang handal, yang mampumemenangkan persaingan di kancah percatura global.

� Berikan pendidikan kepada anak-anak kita sedini mungkin yangdiawali dari rumah. Persiapkanlah masa depan anak-anak kita.Utamakanlah pendidikan mereka, karena pendidikan merupakanbekal bagi mereka menghadapi masa depan. Kita berharapPendidikan Nasional di masa yang akan datang menjadi lebih baik.

� Terakhir, marilah kita sama-sama berjuanguntuk mewujudkan pendidikan nilai bagi anak,terlebih pendidikan yang mengintegrasikandimensi fisikal, mental dan spiritual, pendidikanyang memadukan dimensi IQ, ES dan SQ, atauyang memadukan dimensi IQ, ES dan SQ, ataupendidikan yang tidak hanya mengagungkanwilayah kognisi, melainkan keterpaduan antarakognisi, afeksi dan psikomotor, sehingga suatusaat anak-anak kita menjadi generasi-generasipenerus bangsa yang bisa diandalkan danmembawa citra negara kita menjadi negarayang lebih bermartabat di kancah internasional.