Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk...

40
1 PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan oleh seorang investor seringkali dipengaruhi oleh beberapa hal. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi keputusan investasi adalah risk tolerance yang berani ditanggung oleh seorang investor. Hal ini dapat terjadi karena dalam pengambilan sebuah keputusan sering kali investor dihadapkan pada sebuah kondisi yang tidak pasti sehingga risk tolerance mulai berperan sebelum sebuah keputusan diambil.Saat ini tidak hanya investor laki-laki yang berinvestasi, namun banyak juga investor perempuan yang melakukan investasi. Investor dalam mengambil setiap keputusan selalu mengedepankan pertimbangan-pertimbangan atas dasar rasionalitas terhadap keputusan yang akan diambil khususnya keputusan berinvestasi. Secara umum pilihan berinvestasi investor terbentuk atas dasar pertimbangan keuntungan dan risiko yang dihadapi. Namun tidak jarang dalam berperilaku investor mengabaikan rasionalitas yang menjadi landasan pengambilan keputusan berinvestasi. Selain itu juga faktor kepribadian investor dapat berpengaruh terhadap keputusan berinvestasi yang diambil investor. Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi di masa depan dengan keputusan yang diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini (Fahmi, 2010). Perilaku keuangan yaitu mempelajari tentang psikologi investor yang mendorong pilihan keuangan atau investasi dalam lingkungan masa depan yang pasti. Perilaku keuangan sebagian besar berada di bawah sayap civitas akademika

Transcript of Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk...

Page 1: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

1

PENDAHULUAN

Keputusan investasi yang dilakukan oleh seorang investor seringkali

dipengaruhi oleh beberapa hal. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi

keputusan investasi adalah risk tolerance yang berani ditanggung oleh seorang

investor. Hal ini dapat terjadi karena dalam pengambilan sebuah keputusan sering

kali investor dihadapkan pada sebuah kondisi yang tidak pasti sehingga risk

tolerance mulai berperan sebelum sebuah keputusan diambil.Saat ini tidak hanya

investor laki-laki yang berinvestasi, namun banyak juga investor perempuan yang

melakukan investasi.

Investor dalam mengambil setiap keputusan selalu mengedepankan

pertimbangan-pertimbangan atas dasar rasionalitas terhadap keputusan yang akan

diambil khususnya keputusan berinvestasi. Secara umum pilihan berinvestasi

investor terbentuk atas dasar pertimbangan keuntungan dan risiko yang dihadapi.

Namun tidak jarang dalam berperilaku investor mengabaikan rasionalitas yang

menjadi landasan pengambilan keputusan berinvestasi. Selain itu juga faktor

kepribadian investor dapat berpengaruh terhadap keputusan berinvestasi yang

diambil investor. Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian tentang

suatu keadaan yang akan terjadi di masa depan dengan keputusan yang diambil

berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini (Fahmi, 2010).

Perilaku keuangan yaitu mempelajari tentang psikologi investor yang

mendorong pilihan keuangan atau investasi dalam lingkungan masa depan yang

pasti. Perilaku keuangan sebagian besar berada di bawah sayap civitas akademika

Page 2: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

2

yang penelitiannya menjadi cukup produktif untuk menawarkan sumber makna

dan arah bagi investor (Kahneman dalam Pompian, 2010).

Banyak investor yang tidak menyadari bahwa faktor psikologi dalam

dirinya berpengaruh dalam pengambilan keputusan (Agustina, 2009). Mayfield,

Perdue dan Wooten (2008) menjelaskan bahwa ada dua kelompok peneliti yang

mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi investor dalam menentukan

keputusan investasi. Kelompok pertama adalah kelompok yang menggunakan

pendekatan demografi yang berhubungan dengan pengaruh jenis kelamin, etnik,

kekayaan, pendapatan dan berbagai faktor lain sebagai penjelasan keputusan

pengaturan investasi. Kelompok kedua mendasarkan pemikiran pada karakteristik

psikologi investor yang menunjukkan berbagai pilihan dalam pengambilan

keputusan investasi.

Sembel (2007) menunjukkan bahwa seorang psikolog dan investor

bernama Jonathan Myers membagi profil investor berdasarkan 2 ciri-ciri, yaitu

tipe kepribadian (personality trait) dan preferensi terhadap risiko (risk

preference). Agustina (2009) mengungkapkan bahwa kepribadian digunakan

untuk mengurangi kekurangan dari preferensi risiko di dalam pemilihan instrumen

investasi, sehingga dengan mengkombinasikan keduanya (tipe kepribadian dan

risk tolerance) investor dapat memprediksi arah niat pengambilan keputusan

investasi dengan tepat.

Mayfield, dkk (2008) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan berdasarkan

gender, kecuali dengan dimensi pemikiran atau perasaan dimana sekitar dua

pertiga dari laki-laki lebih memilih berpikir dan dua pertiga dari perempuan lebih

Page 3: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

3

suka merasa. Byrnes, Miller dan Schafer (1999) menyatakan bahwa perempuan

akan lebih takut untuk menghadapi risiko dibandingkan dengan laki-laki.

Penelitian terdahulu oleh Olsen dan Cox (2001) menunjukkan bahwa perempuan

tidak mungkin untuk berinvestasi dengan risiko lebih tinggi daripada laki-laki

dengan karakteristik pribadi serupa secara signifikan.

Penelitian lainnya seperti yang dilakukan oleh Barber dan Odean (2001)

memberi bukti bahwa laki-laki lebih memiliki rasa overconvidence yang tinggi

dibandingkan dengan perempuan. Overconvidence adalah perasaan percaya diri

pada dirinya sendiri secara berlebihan (Supramono, 2007). Overconvidence

terkadang membuat investor overestimate terhadap pengetahuan yang dimiliki dan

underestimate terhadap risiko dan melebih-lebihkan kemampuan dalam hal

melakukan kontrol atas apa yang terjadi (Nofsinger, 2005). Filbeck, Hatfield dan

Horvath (2005) mengemukakan gagasan bahwa seorang individu cenderung

bertindak normal bukannya rasional ketika membuat keputusan investasi. Perilaku

yang tidak sepenuhnya rasional tersebut tidak terlepas dari pengaruh perasaan dan

sikap seseorang seperti overconvidence, optimis, gengsi, khawatir dan konservatif

(Supramono, 2007).

Penelitian ini memakai karakteristik tipe kepribadian yang diamati dengan

menggunakan lima tipe kepribadian (big five) yang disebut OCEAN (opennes to

experience, conscientiousness, extraversion, agreeableness and neuroticism).

Kerangka berpikir big five merupakan suatu model hirarki kepribadian dengan

lima variabel yang setiap variabelnya menjelaskan kepribadian dengan jelas dan

sangat luas. Pandangan big five menyatakan bahwa setiap perbedaan individu

Page 4: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

4

dalam kepribadiannya dapat dikelompokkan ke dalam 5 (lima) bagian secara

empiris (Gosling, Rentfrow & Swann, 2003). Istilah big five pertama kali

dicetuskan oleh Lew Goldberg (1981). Teori kepribadian “the big five”

digunakan karena taksonomi kepribadian dari the big five secara umum dipandang

sebagai yang paling mudah dimengerti dan diterima, khususnya untuk riset

terapan (Mayfield dkk, 2008).

Dalam beberapa penelitian terdahulu, variabel-variabel tersebut ditemukan

memiliki hasil yang masih beragam, sehingga masih terdapat kemungkinan untuk

dilakukan penelitian lebih lanjut. Dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

Indriani (2010) yang menyatakan bahwa untuk extraversion tidak ada perbedaan

antara laki-laki dan perempuan atau keduanya cenderung sama dalam memilih

keputusan investasi. Opennes to experience dan extraversion lebih suka

menghadapi risiko dengan memilih investasi jangka panjang, sedangkan

conscientiousness lebih suka untuk menghindari risiko dengan memilih investasi

jangka pendek. Agreeableness dan neuroticism tidak berinvestasi dalam jangka

pendek maupun jangka panjang.

Sementra, Ariani (2011), mengenai pengaruh suku terhadap risk tolerance,

menemukan bahwa suku Tionghoa biasanya dalam melakukan investasi lebih

berani mengambil risiko dibandingkan dengan suku Jawa, karena sifat orang

Tionghoa yang selalu pantang menyerah, gigih dalam berusaha, sehingga mereka

memiliki preferensi risiko yang lebih berani.

Indriani (2010) juga membuktikan bahwa karakteristik responden yang

mengkategorikan conscientiousness pada range 2,91 (dibawah rata-rata) sehingga

Page 5: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

5

tingkat conscientiousness responden cenderung rendah dan karena sebagian besar

responden berusia 20-22 tahun, sehingga dalam bertindak seringkali tidak

melakukan pemikiran terlebih dahulu, hal ini membuat responden lebih berani dan

memilih investasi jangka pendek.

Farikha (2011) membuktikan bahwa dari kelima variabel big five hanya

variabel conscientiousness yang signifikan. Itu berarti bahwa variabel

conscientiousness berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependent.

Gufron (2010) menyebutkan kepribadian conscientiousness lebih kerap

diaplikasikan pada individu dalam lingkungan sosialnya. Dengan demikian, maka

dari kelima tipe kepribadian the big five, peneliti hanya menggunakan satu tipe

kepribadian yaitu conscientiousness sebagai variabel independent. Berdasarkan

uraian di atas, maka persoalan penelitian yang dirumuskan yaitu sebagai berikut:

1) Apakah terdapat pengaruh kepribadian conscientiousnessterhadap risk

tolerance ?

2) Apakah terdapat pengaruhgender terhadap risk tolerance ?

3) Apakah terdapat pengaruh suku terhadap risk tolerance ?

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh kepribadian conscientiousness, gender dan suku terhadap

risk tolerance. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu diharapkan dari hasil

penelitian ini bisa menambah pengetahuan tentang ilmu keuangan berbasis

perilaku yang sudah ada sebelumnya, dan juga sebagai bahan referensi untuk

penelitian dibidang study keuangan selanjutnya, tepatnya mengenai pengaruh

kepribadian conscientiousness, gender dan suku terhadap risk tolerance.

Page 6: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

6

TELAAH TEORITIS

Risk Tolerance

Risk tolerance atau toleransi risiko adalah tingkat kemampuan yang dapat

diterima dalam mengambil suatu risiko investasi (Jones, 2004: 142). Menurut

cognitive psycology, investor sering membuat kesalahan (cognitive bias) dalam

mengolah informasi karena keputusan investor seringkali dipengaruhi oleh

keyakinan dan preferensi terhadap risiko (Supramono dkk, 2010).

Dilihat dari kesediaannya menanggung risiko investasi, investor dapat

dikategorikan menjadi 3 kelompok atau tipe (Agustina, 2009) :

1) Tipe investor yang berani mengambil risiko (risk taker)

Investor tipe ini adalah investor yang berani menanggung risiko.Widoatmojo

dalam Putra (2011) mengungkapkan bahwa investor yang memiliki tipe berani

mengambil risiko ini sangat menikmati risiko. Beberapa investor dengan tipe risk

taker biasanya sering menghadapi risiko yang tinggi di lingkungan kerjanya.

2) Tipe investor yang takut atau enggan menanggung risiko (risk averter).

Investor dengan tipe ini memiliki kecenderungan menggunakan pendekatan

investasi yang konservatif atau mengutamakan keamanan (Sembel dan Sembel

dalam Putra, 2011).Tidak mau mengambil risiko tambahan yang mereka anggap

tidak terlalu diperlukan.Akan merasa senang ditawari investasi yang memiliki

risiko yang rendah.

3) Tipe investor yang hanya berani menanggung risiko yang sebanding dengan

return yang akan diperolehnya (risk moderate).

Page 7: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

7

Semakin besar risiko yang akan dihadapi, semakin tinggi return yang diharapkan,

semakin kecil risiko atas suatu investasi, semakin kecil return yang diharapkan.

Tipe ini juga akan mempertimbangkan secara hati-hati jenis instrument yang akan

dimilikinya dan membatasi jumlah dana yang akan diinvestasikannya kedalam

instrument berisiko hingga porsi tertentu. Tipe ini juga akan cenderung memilih

investasi yang memiliki risiko relative rendah.

Ketiga jenis investor di atas mempunyai karakteristik dan penilaian yang

unik untuk menilai suatu investasi.Pola sifat investor itu terbentuk karena adanya

suatu konsep umum dimana kita tidak bisa mendapatkan sesuatu yang besar tanpa

risiko yang besar. Jadi semakin besar risiko akan memberikan kemungkinan hasil

yang besar juga. Disini investor dibebaskan untuk memilih jenis kemungkinan

hasil dan risiko berdasarkan keinginan dan kemampuan berinvestasi.Secara umum

banyak orang berpikir dengan pola risk averse. Tidak heran pilihan pertama

seseorang menempatkan investasi adalah pada deposito atau instrument fixed rate

return lainnya. Namun demikian, hasil deposito kurang memuaskan kebutuhan

sebagian pihak.Tingkat suku bunga deposito dinilai terlalu rendah, tidak

sebanding sebagai bentuk kompensasi investasi lagi.Hal ini mendorong sebagian

pihak untuk melirik pasar modal sebagai bentuk investasi alternatif yang relative

memberikan harapan keuntungan lebih tinggi, tentu saja dengan risiko yang lebih

besar pula.

Page 8: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

8

Conscientiousness

Baron dan Byrne (2005) menyatakan bahwa kondisi suasana hati yang

baik akan meningkatkan peluang terjadinya tingkah laku menolong orang lain,

sedangkan kondisi suasana hati yang tidak baik akan menghambat pertolongan.

Feist dan Feist (2009) menyatakan bahwa kepribadian conscientiousness orang-

orang yang memiliki sifat sebagai berikut:

1) Optimis

Sifat optimis adalah sifat yang penuh dengan pikiran positif dan keyakinan

pada diri sendiri. Orang yang memiliki sifat optimis biasanya penuh percaya diri

dan berani mengambil keputusan. Meskipun tahu akan banyak rintangan di depan,

orang optimis akan tetap mencoba maju. Dan seandainya gagal, orang optimis

tidak akan kecewa dan bersedih terlalu lama. Karena mereka yakin akan bisa

berhasil jika mau terus berusaha. Sifat optimis inilah yang harus ada dalam diri

seseorang setiap kali ingin melakukan sesuatu.

2) Fokus pada prestasi kerja

Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang

dalammelaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan

atasmemiliki perencaanan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.

3) Disiplin

Disiplin adalah sikap yang selalu tepat janji, sehingga orang lain

mempercayainya, karena modal utama dalam berbisnis adalah memperoleh

kepercayaan dari orang lain. Disiplin ialah suatu kebiasaan dalam melakukan

sebuah tindakan tertentu. Disiplin diri ialah latihan untuk menghasilkan pola dari

Page 9: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

9

perilaku yang diinginkan, kebiasaan yang diharapkan dan sikap yang membawa

kepada keberhasilan dalam mengarungi kehidupan. Oleh sebab itu, disiplin

merupakan sesuatu yang perlukan untuk membawa seseorang sampai kepada

tujuan yang diinginkan. Bisa dikatakan bahwa disiplin adalah Kunci Sukses

4) Kerja keras

Kerja keras adalah suatu sikap kerja yang penuh dengan motivasi

(semangat) untuk mendapatkan apa yang dicita-citakan. Bekerja adalah kewajiban

bagi setiap orang untuk memperoleh keberhasilan. Tanpa bekerja, seseorang tidak

akan pernah memperoleh apa yang diharapkan. Jam kerjatidak terbatas pada

waktu, dimana adapeluang di situ datang. Kadang-kadang seorang yang pekerja

keras sulit untuk mengatur waktu kerjanya, serta memikirkan kemajuannya.Ide-

idebaru selalu mendorongnya untuk bekerja kerasmerealisasikannya.

5) Teliti

Teliti berarti cermat dan saksama. Teliti juga berarti hati-hati. Orang yang

teliti adalah orang yang selalu cermat dan hati-hati dalam merencanakan hingga

melakukan suatu pekerjaan. Orang yang tidak teliti adalah orang yang ceroboh

dan mengerjakan sesuatu dengan semaunya sendiri. Tipe teliti ini sangat tertarik

pada presisi (ketelitian dan kecermatan) dan juga dengan akurasi (kecepatan).

Mereka menyukai segalanya serba teratur dan jelas. Dan mereka sangat fokus

terhadap fakta, maunya ada bukti. Sangat menghargai peraturan, mereka tidak

suka melanggar peraturan. Dalam beraktivitas pun begitu, menggunakan

sistematis dan aturan-aturan agar semuanya terkelola dengan baik. Mengatasi

Page 10: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

10

konflik secara tidak langsung. Dihadapan orang lain, mereka dipandang pasif dan

selalu mengalah.

6) Tekun

Sifat tekun adalah sifat sungguh-sungguh dalam bekerja. Bersungguh-

sungguh dalam berusaha merupakan modal untuk rnemperoleh kesuksesan. Orang

yang tekun tak mudah puas dengan hasil kerjanya. Ia akan terus memperbaiki diri.

Caranya bisa bermacam-macam. Salah satunya adalah menerima kritik dari orang

lain. Kritik yang membangun dapat dijadikan sebagai modal agar kita bisa

menjadi lebih baik.

Sedangkan secara umum, orang-orang yang mendapat skor tinggi pada

variabel conscientiousness merupakan orang yang pekerja keras, teliti, tepat

waktu, disiplin dan tekun. Sebaliknya, orang dengan skor rendah cenderung

malas, ceroboh, tidak tepat waktu, tidak disiplin, dan cenderung sembrono.

Conscientiousness mendeskripsikan kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir

sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma. Facet

(subfaktor) yang terdapat dalam conscientiousness menurut Costa dan McRae

dalam Pervin (2005) sebagai berikut :

1. Competence (kompetensi), kesanggupan, efektifitas dan kebijaksanaan

dalam melakukan sesuatu.

2. Order (teratur), kemampuan berorganisasi

3. Dutifulness (patuh), memegang erat prinsip hidup

4. Achievement striving (pencapaian prestasi), aspirasi individu dalam

mencapai prestasi

Page 11: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

11

5. Self-discipline (disiplin), mampu mengatur diri sendiri

6. Deliberation (pertimbangan), selalu berpikir sebelum bertindak

Faktor Demografi

Variabel demografis menurut Robb dan Sharpe (2009) adalah suatu study

yang mempelajari karakteristik, sikap dan perilaku seseorang yang dipengaruhi

oleh beberapa faktor seperti jenis kelamin, suku, status pendidikan dan

pendapatan. Faktor-faktor demografis biasanya mempengaruhi perilaku

seseorang, termasuk dalam perilaku keuangan. Faktor lain yang termasuk dalam

demografis adalah usia. Faktor demografi adalah bagian yang melekat pada

individu dan mampu untuk mempengaruhi individu dalam pengambilan keputusan

keuangan (Miranda, 2011). Graham, Harvey dan Huang (2005) menyatakan

bahwa demografi seorang investor menjelaskan persepsi kompetensinya

dipengaruhi oleh karakteristik dari investor tersebut. Perbedaan karakteristik

demografi dari investor menyebabkan investor merasa lebih kompeten dalam

memahami informasi keuangan dan peluang yang ada. Demografi merupakan

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam menghadapi

keputusan yang berisiko (Filbeck dkk, 2005; Bhandari & Deaves, 2006).

Gender

Gender merupakan sebuah variabel yang mengekspresikan kategori

biologis, sehingga merupakan sifat manusia yang terkait oleh budaya dan sering

kali dipertimbangkan menjadi penentu sebuah keputusan (Trisnaningsih, 2003).

Page 12: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

12

Penelitian yang dilakukan oleh Olsen dan Cox (2001) memfokuskan pada investor

yang telah terlatih secara profesional, menemukan bahwa adanya kecenderungan

pengaruh perbedaan gender terhadap persepsi dan respon pada risiko investasi.

Watson dan McNaughton (2007) membuktikan bahwa perempuan lebih

cenderung memilih investasi yang konservatif dengan pengembalian yang lebih

rendah dibanding laki-laki. Penelitian yang dilakukan oleh Arano, Parker dan

Terry (2010) menambahkan bahwa dalam hal risiko, gender membedakan alokasi

investasi antara laki-laki dengan perempuan. Hasil yang ditemukan adalah bahwa

gender laki-laki yang paling overconfidence dalam pengambilan keputusan. Hal

ini juga didukung oleh eksperimen yang dilakukan oleh Charness dan Gneezy

(2007) menemukan hasil yang konsisten bahwa perempuan kurang berani

berinvestasi, sehingga tampak lebih menolak risiko finansial daripada laki-laki.

Suku

Kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai

arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa dan

sebagainya yang memiliki kesamaan dalam hal sejarah (keturunan), bahasa (baik

yang digunakan ataupun tidak), sistem nilai, serta adat istiadat dan tradisi.

Investor dengan latar belakang suku yang berbeda mempunyai perilaku keuangan

yang berbeda juga.

Afwah (2008) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi pedagang

etnis Tionghoa dalam mencapai kesuksesan yaitu kemampuan subjek dalam

menangkap peluang usaha, kegigihan, keuletan, kerja keras, tekun, giat, punya

Page 13: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

13

kemampuan, hemat, hidup sederhana dan faktor yang paling berpengaruh besar

yaitu keadaan pasar saat ini dan nilai-nilai budaya. Hubungan yang baik dengan

sesama pedagang, pemasok maupun pembeli menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi keberhasilan seorang pedagang.

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh Kepribadian Conscientiousness terhadap Risk Tolerance

Conscientiousness mendeskripsikan kontrol terhadap lingkungan sosial,

berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan, mengikuti aturan dan norma.

Individu yang memiliki sifat berpikir sebelum bertindak sangat memperhatikan

langkah-langkah yang diambil terutama dalam berinvestasi. Individu ini sangat

berhati-hati dalam memilih jenis investasi, individu yang berhati-hati lebih

memilih menghindari risiko. Semakin tinggi tingkat conscientiousness, investor

lebih menyukai untuk menghindari risiko.

Makin rendah tingkat conscientiousness investor lebih memilih untuk

menghadapi risiko. Investor yang memiliki skor tinggi cenderung untuk

menunjukkan disiplin diri, bertindak dengan patuh dan bertujuan untuk

pencapaian; direncanakan daripada perilaku spontan. Dari sisi negatif, tipe

kepribadian ini menjadi sangat perfeksionis, kompulsif, workaholic dan bosan.

Tingkat conscientiousness yang rendah menunjukkan sikap tidak disiplin,

ceroboh, tidak terarah serta mudah teralih perhatiannya.

Farikha (2011) membuktikan bahwa dari kelima variabel big five hanya

variabel conscientiousness yang signifikan. Itu berarti bahwa variabel

Page 14: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

14

conscientiousness berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen.

Gufron (2010) menyebutkan kepribadian conscientiousness lebih kerap

diaplikasikan pada individu dalam lingkungan sosialnya.

H1 : Conscientiousness berpengaruh negatif dan signifikan terhadap risk

tolerance.

Pengaruh Gender Terhadap Risk Tolerance

Barber dan Odean (2001) menyatakan bahwa gender merupakan faktor

yang mempengaruhi tingkat kepercayaan diri seorang investor dalam mengambil

resiko untuk berinvestasi. Arano, Parker dan Terry (2010) menambahkan bahwa

dalam hal risiko, gender membedakan alokasi investasi antara laki-laki dengan

perempuan. Hasil yang ditemukan adalah bahwa gender laki-laki yang paling

overconvidence dalam pengambilan keputusan.

Penelitian oleh Eckel dan Grossman (2008) menemukan adanya perbedaan

sikap antara pria dan wanita dalam menghadapi risiko. Eksperimen ini dilakukan

pada mahasiswa dan membuktikan bahwa terdapat hubungan antara risk attitude

dengan karakteristik psikologi dalam mengambil keputusan investasi bahwa

secara signifikan wanita lebih risk averse daripada laki-laki. Graham dkk (2005)

menemukan bahwa investor laki-laki lebih memiliki keyakinan bahwa mereka

merupakan investor yang kompeten dikarenakan tinggi aktivitas investor

(competence effect) melakukan perdagangan (trading) jika dibandingkan wanita

yang bekerja paruh waktu.

H2 : Gender berpengaruh signifikan terhadap risk tolerance.

Page 15: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

15

Pengaruh SukuTerhadap Risk Tolerance

Etnis Jawa terkenal sebagai suku bangsa yang sopan dan halus, tetapi juga

terkenal sebagai suku bangsa yang tertutup dan tidak mau terus terang (Maulana,

2007). Penduduk etnis Jawa menjaga keharmonisan, keserasian dan menghindari

konflik, sehingga cenderung diam dan tidak mau membantah apabila terjadi

perbedaan pendapat, karena sifat itulah penduduk etnis Jawa mudah untuk

menyimpan dendam (Soedharmo, 2006). Budaya etnis Tionghoa untuk

mengidentifikasi diri sebagai bagian dari sistem masyarakat Tionghoa adalah

penggunaan nama keluarga Tionghoa.

Etnis Tionghoa cenderung menghindari aktivitas sosial, tetapi hasil

penelitian pada etnis Tionghoa dari segi sosial yang dilakukan oleh Kantiningsih

(2007) adalah rata-rata etnis Tionghoa yang menyukai aktivitas sosial lebih tinggi

daripada yang tidak menyukai kegiatan sosial. Biasanya suku dengan kulit putih

akan lebih berani dalam mengambil risiko. Suku Tionghoa biasanya dalam

melakukan investasi lebih berani mengambil risiko dibandingkan dengan suku

Jawa, karena sifat orang Tionghoa yang selalu pantang menyerah, gigih dalam

berusaha, sehingga mereka memiliki preferensi risiko yang lebih berani (Ariani,

2011).

H3 : Suku berpengaruh signifikan terhadap risk tolerance.

Page 16: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

16

Model Penelitian

Berdasarkan penjelasan pengaruh antara berbagai variabel di atas, maka penulis

merumuskan ke dalam model penelitian sebagai berikut :

Gambar 1.

Model Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat diartikan bahwa kadarrisk

tolerance yang dimiliki oleh seorang investor dapat dipengaruhi oleh dua variabel

yaitu conscientiousness dan faktor demografi (gender dan suku).

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer adalah data yang diambil langsung oleh peneliti sesuai dengan tujuan

penelitian. Sumber data diperoleh dengan memberikan kuesioner pertanyaan-

pertanyaan yang relevan terhadap topik yang diteliti untuk dijawab atau diisi oleh

responden seorang investor di kota Salatiga secara langsung.

Conscientiousness

Risk

Tolerance

Faktor Demografi :

- Gender

- suku

Page 17: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

17

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah para investor yang ada di kota Salatiga.

Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan

menggunakan teknik purposive sampling, dengan kriteria investor yang

berinvestasi untuk membuka usaha. Karena dalam pengambilan sampel kesulitan

untuk menemukan para investor, maka peneliti mentargetkan sebanyak 45

responden yang mengacu pada rules of thumb (Roscoe, 1975), maka ukuran

sampel pada penelitian ini yaitu ukuran sampel yang layak adalah sampel yang

memiliki jumlah paling sedikit adalah 30 responden.

Pengukuran Konsep

Setiap pernyataan baik variabel kepribadian conscientiousness dan faktor

demografi (gender dan suku) diukur dengan menggunakan 5 point Skala Likert,

dimana responden diminta untuk menjawab dengan pilihan angka antara 1-5 (1=

sangat tidak setuju, dan 5= sangat setuju).

Indikator Empirik

Berikut indikator empirik dari aspek kepribadian conscientiousness dan

faktor demografi (gender dan suku) terhadap risk tolerance.

Tabel 1. Variabel, Deskripsi, Sub Variabel dan Indikator

Variabel Deskripsi Sub Variabel Indikator

Conscientiousness

Merupakan orang-

orang yang

memiliki sifat

optimis, fokus

pada prestasi dan

Optimis

1. Mendapatkan

keuntungan

berinvestasi.

2. Kegagalan hari ini

merupakan

Page 18: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

18

disiplin diri (Feist

dan Feist, 2009)

keuntungan yang

tertunda.

3. Kecil kemungkinan

mengalami kegagalan

investasi

Fokus pada

prestasi

1. Mempunyai target

2. Target harus tercapai

3. Mendapatkan

keuntungan yang

besar.

Disiplin

1. Tepat waktu.

2. Tidak harus

mengerjakan sesuatu

sesegera mungkin

3. Tidak mudah

membatalkan

perjanjian.

Kerja keras

1. Tidak mudah

menyerah

2. Berusahaagar

kegiatan investasi

dapat mendatangkan

keuntungan

3. Mencari peluang

investasi

Teliti

1. Cermat dalam

memilih investasi

2. Berhati-hati dalam

berinvestasi

3. Merencanakan, dalam

setiap investasi

Tekun

1. Menekuni investasi

yang dilakukan.

2. Tidak pernah berhenti

belajarkegiatan

investasi

3. Belajar dari siapapun

tentang kegiatan

investasi

Gender Gender responden

Kondisi

responden

terkait dengan

gender yang

dimiliki saat ini

- Laki-laki

- Perempuan

Page 19: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

19

Suku Suku responden

Kondisi

responden

terkait dengan

suku yang

dimiliki saat ini

- Jawa

- Tionghoa

Risk Tolerance

Merupakan tingkat

kemampuan yang

dapat diterima

dalam mengambil

suatu risiko

investasi (Jones,

2004: 142).

Risk taker

1. Berani menanggung

risiko dalam

berinvestasi

2. Menikmati risiko

dalam berinvestasi

3. Berani menghadapi

risiko yang tinggi

dalam berinvestasi

Risk averter

1. Mengutamakan

keamanan dalam

berinvestasi

2. Tidak mau

mengambil risiko

yang tinggi dalam

berinvestasi

3. Merasa senang

ditawari investasi

yang memiliki risiko

yang rendah

Risk moderate

1. Berani menanggung

risiko yang sebanding

dengan keuntungan

yang akan diperoleh

2. Mempertimbangkan

secara hati-hati jenis

investasi sesuai

dengan dana yang

dimiliki

3. Memilih investasi

yang memiliki risiko

relative rendah

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan kuesioner yang diberikan kepada investor di kota Salatiga.

Penelitian lapangan dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada

Page 20: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

20

responden yang berisi daftar pertanyaan yang menyangkut pengaruh

conscientiousness, gender dan suku terhadap risk tolerance.

Teknik Analisis

Teknik analisis merupakan alat bantu yang digunakan untuk menyajikan

data dalam bentuk yang lebih ringkas sehingga akan mempermudah bagi peneliti

memberikan jawaban masalah yang telah dirumuskan (Utami & Supramono,

2003). Penelitian ini menggunakan software SPSS (Statistical Product and

Service Solution) yang berfungsi untuk menganalisis data dan melakukan

perhitungan statistik baik parametrik maupun non parametrik dengan basis

windows (Ghozali, 2006). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan statistik deskriptif kuantitatif dan alat analisis menggunakan

regresi berganda

Uji Validitas dan Reliabilitas

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

statistik deskriptif dan alat analisis menggunakan regresi berganda. Sebelum

melangkah ke uji regresi berganda data diuji keabsahannya sehingga dapat diuji

lebih lanjut yaitu menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

Uji Validitas : Uji ini untuk mengetahui sejauh mana instrumen yang

digunakan sudah memadai untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dengan

cara meminta pendapat atau penilaian ahli yang berkompeten dengan masalah

Page 21: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

21

yang diteliti. Data dikatakan valid jika memiliki Corrected item-total correlation

(r hitung) lebih besar 0.3 (Yogianto, 2005).

Uji reliabilitas : Uji reliabilitas diperlukan untuk menunjukkan sejauh

mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten jika diulangi berapa kali. Instrumen

dikatakan reliable jika memiliki Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6.

Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov

dengan cara membandingkan nilai probabilitas (p-value) yang diperoleh

dengan taraf signifikan yang sudah ditemukan yaitu 0,05.

2) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui korelasi antar variable-

variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Uji multikolinearitas

dalam penelitian ini dapat diketahui dengan melihat angka variance inflation

factor (VIF) dan tolerance. Model regresi dikatakan bebas dari

multikolinearitas apabila memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10 dan

mempunyai angka tolerance lebih besar dari 0,10 (Ghozali, 2005).

3) Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah analisis regresi berganda

terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan ke pengamatan yang

lain. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari hasil uji

glejser yaitu dengan cara meregresikan nilai absolute residual terhadap

Page 22: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

22

variabel independen. Apabila variabel independen signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).

Persamaan Regresi

Model persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis ini

adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+e

Dimana :

Y : Keputusan pembelian

X1 : Conscientiousnes

X2 : Gender

X3 : Suku

e : Error / Residual

a : Konstanta, perpotongan pada garis sumbu X

b1,b2,b3 : Koefesien regresi

Selanjutnya dengan menggunakan SPSS 11.0 for windows, akan

dihasilkan output regresi yang akan dijelaskan mengenai:

R square (R2) yaitu seberapa besar kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen.

Uji t, uji signifikansi apakah variabel independen secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dilakukan dengan cara

membandingkan p-value dengan tingkat signifikansi. Jika p-value lebih kecil dari

0,05 maka H1, H2, dan H3 diterima, demikian sebaliknya.

Page 23: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

23

Uji F, uji signifikansi apakah variabel independen secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika p-value lebih kecil dari

0,05 maka secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap

variabel dependen.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Profil Responden

Tabel berikut ini memperlihatkan karakteristik dari responden yang dilihat

dari faktor usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, suku, pekerjaan, jenis usaha

dan melakukan investasi lain. Berikut adalah tabel yang menyajikan karakteristik

responden investor di kota Salatiga yang menjadi responden berdasarkan jenis

kelamin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:

Page 24: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

24

Tabel 3. Karakteristik Responden

Sumber: data primer 2014

Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa, sebagian besar responden investor laki-

sebesar 57,78 % dengan usia antara 40 sampai dengan 50 tahun sebesar 35,56 %.

Pendidikan responden sebagian besar memiliki pendidikan minimal SMA sebesar

42,22 %. Berdasarkan suku responden, didominasi oleh responden dengan suku

China (Tionghoa) sebesar 58,70 % dan Jawa (41,30 %). Hal tersebut

menunjukkan bahwa, responden dengan suku China merupakan responden yang

paling banyak sebagai investor dan menginvestasikan dananya untuk bersama

Page 25: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

25

rekannya dalam membangun usaha. Pekerjaan responden, didominasi oleh

responden dengan pekerjaan Wiraswasta (55,56 %). Hal tersebut menunjukkan

bahwa responden dengan perkerjaan swasta merupakan responden yang paling

bekecimpung dalam dunia usaha, sehingga tidak akan puas jika menjalankan satu

usaha. Sehingga dengan kepemilikan dana akan lebih menginvestasikan dananya

bersama rekannya untuk membangun usaha bersama. Jenis usaha yang dijalankan

sebagian besar adalah usaha counter Handphone (24,44 %), dan usaha toko

pakaian (20,00 %). Untuk lebih jelasnya jenis usaha yang dapat dilihat pada Tabel

4 berikut.

Tabel 4. Usaha Saat Ini

Usaha Saat Ini Jumlah Prosentase

Counter Handphone 11 24,44%

Toko Pakaian 9 20,00%

Bengkel Motor 8 17,78%

Rental Mobil 6 13,33%

Makanan (Kuliner) 5 11,11%

Laundry Pakaian 4 8,89%

Koperasi 2 4,44%

Jumlah 45 100,00%

Sumber: data primer 2014

Tabel 5. Melakukan Investasi Lain

Melakukan

Investasi Lain Jumlah Prosentase

Jenis

Investasi Lain Jumlah Prosentase

Ya 26 57,78%

Emas 13 50,00%

Tanah 8 30,77%

Bangunan 5 19,23%

Tidak 19 42,22%

Jumlah 45 100,00% 26 100,00%

Sumber: data primer 2014

Tabel 5 menjelaskan bahwa, sebagian besar responden melakukan

investasi lain sebesar 57,78 % dan tidak melakukan investasi lain sebesar 42,22

Page 26: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

26

%. Jenis investasi lain yang dimiliki oleh responden adalah emas (50,00 %), tanah

(30,77 %) dan bangunan (19,23 %).

Deskriptif Statistik

Sebelum melangkah ke uji regresi yang mempunyai fungsi menguji

hipotesis, maka perlu melihat statistik deskriptif yang digunakan untuk

mengetahui seberapa besar nilai maksimum, minimum, dan rata-rata dari masing-

masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

1) Statistik Deskriptif Variabel Concientiousness Berdasarkan Gender dan

Suku. Berikut tabel yang menyajikan perhitungan statistik deskriptif

variabel concientiousness berdasarkan gender dan suku :

Tabel 6. Statistik Deskriptif Variabel Concientiousness Berdasarkan Gender

Sumber: data primer 2014

Page 27: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

27

Tabel 7. Statistik Deskriptif Variabel Concientiousness Berdasarkan Suku

Sumber: data primer 2014

Berdasarkan hasil statistik deskriptif kepribadian Concientiousness

Berdasarkan Gender(Tabel 6), diketahui bahwa rata-rata investor dengan jenis

kelamin laki-laki memiliki rata-rata lebih tinggi daripada perempuan. Sementara

rata-rata investor dengan suku China memiliki rata-rata lebih tinggi daripada

investor Jawa (Tabel 7). Namun untuk secara keseluruhan para investor di kota

Salatiga berdasarkan genderdan suku cenderung berpendapat setuju karena

memiliki nilai rata-rata (mean) berada pada interval 3,41 – 4,20. Hal ini

mengindikasikan bahwa persepsi para investor mengenai kepribadian dirinya

adalah seorang yang memiliki rasa optimis yang tinggi dalam berinvestasi,

seorang investor selalu fokus pada prestasi untuk berinvestasi, seorang investor

memiliki kedisiplinan yang baik dalam berinvestasi, seorang investor merupakan

Page 28: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

28

orang yang pekerja keras, seorang investor merupakan orang yang teliti dan

cenderung berhati-hati dalam berinvestasi serta seorang investor merupakan orang

yang selalu tekun dalam berinvestasi.

2) Statistik Deskriptif Variabel Risk Tolerance Berdasarkan Gender dan Suku

Berikut tabel yang menyajikan statistik deskriptif variabel risk tolerance

berdasarkan gender dan suku.

Tabel 8. Statistik Deskriptif Variabel Risk ToleranceBerdasarkan Gender

Sumber: data primer 2014

Page 29: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

29

Tabel 9. Statistik Deskriptif Variabel Risk Tolerance Berdasarkan Suku

Sumber: data primer 2014

Berdasarkan hasil statistik deskriptif risk tolerance berdasarkan

Gender(Tabel 8), diketahui bahwa rata-rata investor dengan jenis kelamin laki-

laki memiliki rata-rata lebih tinggi dari perempuan. Sementara rata-rata investor

dengan suku China memiliki rata-rata lebih tinggi daripada investor Jawa (Tabel

9).Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi para investor mengenai risk tolerance

untuk berinvestasi adalah semakin besar risiko akan memberikan kemungkinan

hasil yang besar juga. Selain itu, investor mempertimbangkan secara hati-hati

jenis instrument yang akan dimilikinya dan membatasi jumlah dana yang akan

diinvestasikannya ke dalam instrument berisiko hingga porsi tertentu.

Page 30: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

30

Uji Validitas dan Reliabilitas Data

Hasil uji validitas conscientiousness dan risk tolerance diperoleh nilai Item-

Total Correlation tiap indikator lebih besar dari 0,3 artinya data valid dan dapat

dianalisis lebih lanjut. Hasil uji reliabilitas berdasarkan pada nilai Cronbach

Alpha (α), menunjukkan dari masing-masing variabel conscientiousness, gender,

suku dan risk tolerance memenuhi unsur reliabilitas dengan nilai Cronbach Alpha

(α) lebih besar dari 0,60. Dengan demikian, maka semua indikator dari variabel

conscientiousness dan risk tolerance dapat digunakan dalam pengolahan data

selanjutnya (Lampiran1).

Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

normalitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. Uji normalitas

menggunakan uji kolmogorov-smirnov yang diperoleh nilai signifikansi 0,955

yang lebih besar dari 0,05 sehingga data dikatakan normal (lampiran 2). Dengan

melihat nilai DW sebesar 1,956 yang berada pada nilai 1,66 sampai dengan 2,34

sehingga tidak ada masalah autokorelasi serta uji multikolinearitas diperoleh nilai

VIF < 10 dan nilai tolerance< 0,1 (Lampiran 3). Uji heteroskedastisitas

menggunakan uji glejser yang diperoleh nilai signifikansi yang lebih besar dari

0,05 sehingga data dikatakan tidak ada masalah heteroskedastisitas (lampiran 4).

Page 31: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

31

Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil uji regresi, diperoleh nilai F hitung sebesar 4,184

dengan tingkat tingkat signifikansi 0,011 dan karena nilai probalilitas 0,011 lebih

kecil dari 0,05 maka model regresi bisa digunakan untuk memprediksi risk

tolerance pada investor di kota Salatiga. Selain itu juga, dilihat dari hasil analisis

diketahui R Square sebesar 0,534. Hal tersebut mampu menjelaskan perubahan

variabel Conscientiousness, gender dan suku terhadap risk tolerance sebesar

53,40 %, sedangkan sisanya sebesar 46,60 % dijelaskan oleh variabel lain. Untuk

menguji hipotesis yaitu mengetahui pengaruh conscientiousness, gender dan suku

terhadap risk tolerance diketahui hasilnya sebagai berikut:

Tabel 10. Hasil Uji Individual (Uji t)

Model

Unstandardized Coefficients t hitung Sig

B

Constant 29,890

Conscientiousness 0,113 2,307 0,026

Gender 3,533 2,245 0,034

Suku 1,684 2,748 0,009 Adjusted R Square 0,534

F hitung 4,184

Sig F 0,011

N 45

Sumber: olahan SPSS

Tabel 10 menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk Conscientiousness

memberikan nilai beta = 0,113 dengan sig 0,026 < 0,05. Hal ini menyatakanbahwa

Conscientiousness berpengaruh positif terhadaprisk tolerance. Untuk pengujian

gender memberikan nilai beta = 3,533 dengan sig 0,034 < 0,05. Hal ini

menyatakan bahwa gender berpengaruh positif terhadaprisk tolerance. Hasil yang

sama juga terjadi pada variabel suku memberikan nilai beta = 1,684 dengan sig

Page 32: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

32

0,009 < 0,05. Hal ini menyatakan bahwa sukuberpengaruh positif dan signifikan

terhadaprisk tolerance.

Pembahasan

Pengaruh Kepribadian Conscientiousness Terhadap Risk Tolerance

Conscientiousness berpengaruh negatif dan signifikan terhadap risk

tolerance.Hal ini berarti bahwa semakin tinggi kepribadian conscientiousness

maka investor dalam bertindak seringkali melakukan pemikiran terlebih dahulu,

hal ini membuat responden lebih berani dan memilih investasi jangka pendek.

Selain itu juga investor yang memiliki kepribadian conscientiousnesstinggi akan

berani mengambil resiko yang tinggi karena investor yakin akan memiliki target

dalam berinvestasi, serta selalu yakin untuk mendapatkan keuntungan dalam

berinvestasi.Hasil penelitian ini mendukung penelitian Farikha (2011) yang

membuktikan bahwa conscientiousness berpengaruh signifikan terhadap risk

tolerance. Berpengaruhnya conscientiousness terhadap risk tolerance

mengindikasikan pola sifat investor yang terbentuk karena adanya suatu konsep

umum dimana seorang investor tidak bisa mendapatkan sesuatu yang besar tanpa

risiko yang besar. Jadi semakin besar risiko akan memberikan kemungkinan hasil

yang besar juga. Di sini investor dibebaskan untuk memilih jenis kemungkinan

hasil dan risiko berdasarkan keinginan dan kemampuan berinvestasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa investor laki-laki merupakan

responden yang memiliki nilai tinggi pada conscientiousness ditunjukkan dengan

perilaku yang sangat cermat dalam penggunaan anggaran

Page 33: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

33

keuangannya.Kepribadian ini dicirikan seperti tertib/teratur, penuh pengendalian

diri, terorganisasi, ambisius, fokus pada pencapaian dan disiplin diri.Umumnya

pribadi yang tinggi kenuraniannya adalah seorang pekerja keras, peka terhadap

suara hati, tepat waktu dan tekun.Tipe ini selalu melakukan suatu perbandingan

terhadap harga sebuah produk sebelum diputuskan untuk membeli, juga selalu

membuat sebuah catatan keuangan pribadi secara terinci. Pada saat kegiatan

belanja dilakukan, kebutuhan (need) akan berperan lebih besar dari pada

keinginan (want).

Investor dengan suku China yang memiliki conscientiousness yang tinggi.

Mereka akan lebih berusaha dengan berbagai upaya agar kegiatan investasi dapat

mendatangkan keuntungan dan akan senantiasa yakin akan selalu mendapatkan

keuntungan yang besar dalam berinvestasi. Biasanya suku dengan kulit putih akan

lebih berani dalam mengambil risiko (Kantiningsih, 2007). Suku Tionghoa

biasanya dalam melakukan investasi lebih berani mengambil risiko dibandingkan

dengan suku Jawa, karena sifat orang Tionghoa yang selalu pantang menyerah,

gigih dalam berusaha, sehingga mereka memiliki preferensi risiko yang lebih

berani (Ariani, 2011).

Sementara itu seorang investor dengan jenis kelamin perempuan dan

investor dengan suku jawa merupakan investor yang memiliki sikap konservatif

(hati-hati) dalam memilih investasi karena penyesalan yang timbul akibat

kerugian investasi. Sehingga responden beranggapan bahwa memilih investasi

dengan dana yang kecil akan lebih aman karena risiko yang ditimbulkan akan

lebih kecil.

Page 34: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

34

Pengaruh Gender Terhadap Risk Tolerance

Gender berpengaruh terhadap risk tolerance. Hasil ini sesuai dengan

penelitian Barber dan Odean (2001) yang mengemukakan bahwa gender

berpengaruh terhadap risk tolerance.Penelitian ini juga diperoleh hasil yang mana

jenis kelamin laki-laki yang paling overconvidence dalam pengambilan keputusan

untuk berinvestasi.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Arano, Parker

dan Terry (2010) yang menyatakan bahwa, gender laki-laki yang paling

overconvidence dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi.Selain itu juga

adanya perbedaan tipe antara pria dan wanita dalam menghadapi risiko.Investor

laki-laki cenderung memiliki tipe investor yang berani mengambil risiko (risk

taker) dengan nilai rata-rata 4,231 dan tipe investor yang hanya berani

menanggung risiko yang sebanding dengan return yang akan diperolehnya (risk

moderate) dengan rata-rata 3,885. Sementara itu investor wanita cenderung

memiliki tipe investor yang takut atau enggan menanggung risiko (risk averter)

dengan rata-rata 4,088 dan hanya berani menanggung risiko yang sebanding

dengan return yang akan diperolehnya (risk moderate) dengan rata-rata 4,000.

Hasil ini mendukung penelitian Eckel dan Grossman (2008) menemukan adanya

perbedaan sikap antara pria dan wanita dalam menghadapi risiko, yang mana

wanita lebih risk aversedaripada laki-laki. Perempuan tidak mungkin untuk

berinvestasi dengan risiko lebih tinggi daripada laki-laki dengan karakteristik

pribadi serupa secara signifikan (Olsen dan Cox, 2001).

Page 35: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

35

Pengaruh Suku Terhadap Risk Tolerance

Suku berpengaruh terhadap risk tolerance. Hasil penelitian ini mendukung

penelitian (Kantiningsih, 2007) dan Ariani (2011), yang mana suku berpengaruh

terhadap risk tolerance pada keputusan investasi, yang mana suku Tionghoa yang

paling overconvidence dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi selain itu

juga adanya perbedaan tipe investorantara suku Tionghoa dan Jawa dalam

menghadapi risiko. Investor dari suku China cenderung memiliki tipe investor

yang berani mengambil risiko (risk taker) dengan nilai rata-rata 4,33 dan hanya

berani menanggung risiko yang sebanding dengan return yang akan diperolehnya

(Risk Moderate) dengan rata-rata 3,852. Sementara itu investor dari suku Jawa

cenderung memiliki tipe investor yang takut atau enggan menanggung risiko (risk

averter) dan hanya berani menanggung risiko yang sebanding dengan return yang

akan diperolehnya (Risk Moderate) dengan rata-rata sebesar 3,842. Biasanya suku

dengan kulit putih (Tionghoa) akan lebih berani dalam mengambil risiko

(Kantiningsih, 2007). Suku Tionghoa biasanya dalam melakukan investasi lebih

berani mengambil risiko dibandingkan dengan suku Jawa, karena sifat orang

Tionghoa yang selalu pantang menyerah, gigih dalam berusaha, sehingga mereka

memiliki preferensi risiko yang lebih berani (Ariani, 2011).

Page 36: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

36

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kepribadian conscientiousness, gender dan suku berpengaruh terhadap

risk tolerance. Hal ini berarti.seorang investor yang memiliki conscientiousness

yang tinggi cenderung akan berusaha dengan berbagai upaya agar kegiatan

investasi dapat mendatangkan keuntungan, seorang investor juga akan senantiasa

yakin akan selalu mendapatkan keuntungan yang besar dalam berinvestasi.

Investor laki-laki dan suku China cenderung memiliki tipe investor yang berani

mengambil risiko (risk taker) daninvestor perempuan bersuku Jawa cenderung

memiliki tipe investor yang takut atau enggan menanggung risiko (risk averter).

Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin mempengaruhi

hasil penelitian yang ingin dicapai. Keterbatasan-keterbatasan tersebut seperti

koefisien determinasi (R Square) hanya sebesar 0,534 artinya bahwa sumbangan

efektif variabel conscientiousness, gender dan suku berpengaruh terhadap risk

tolerance sebesar 53,40 %. Sisanya sebesar 46,60 % adalah faktor-faktor lain

yang kemungkinan dapat berpengaruh terhadap tingkat risk tolerance.

Saran

Saran untuk penelitian yang akan datang, diharapkan bagi peneliti untuk

menambahkan variabel lain diluar observasi seperti usia, pendidikan, pekerjaan

derta pendapatan.

Page 37: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

37

Daftar Pustaka

Agustina, A. 2009. Profil Kepribadian dan Preferensi Investor dalam Investasi di

Aset Finansial. Skripsi : Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga (tidak dipublikasikan).

Arano, C., Parker., and Terry. 2010. Gender-Based Risk Aversion and Retirement

Asset Allocation. Economic Inquiry Volume 48, Issue, pages 147-155.

Ariani, L. 2011. Pengaruh Faktor Biopsychosocial dan Faktor Lingkungan

terhadap Risk Aversion Investor. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. XVI (1),

57-65.

Barber, M dan Odean, T. 2001. Boys Will be Boys: Gender, Overconfidence and

Common Stock Investment. The Quarterly Journal of Economics, 2: 261-

292.

Baron dan Byrne. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga

Bandhari, Gokul and Deaves, R.2006. The Demographics of Overconfidence.

Journal of Behavioral Finance. Vol. 7, No.1 : 5-11.

Byrnes, J. P., Miller, D. C., and Schafer, W, D. 1999. Gender Difference in Risk

Taking: A Meta Analysis, Psychological Bulletin. Vol.125, No.3 : 367-

383.

Cooper, D. R and P. S. Schindler. 2006. Metode Riset Bisnis. Vol.2, No.9: 8-9

Eckel., Catherine, C., and Grossman, P. J. 2008. Forecasting Risk Attitude: An

Experimental Study Using Actual and Forecast Gamble Choices. Journal

of Economic Behavior and Organization. Vol.68, Hal 1-17.

Fahmi, I. 2010. Manajemen Risiko: Teori, Kasus dan Solusi. Bandung: Alfabeta.

Farikha, R. 2011. Pengaruh Tipe Kepribadian Big Five dan Kecerdasan Emosi

terhadap Perilaku Prososial Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tangerang.

Program S1 Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah, Jakarta.

Filbeck, G., Hatfield, P., and Horvath, P. 2005. Risk Aversion and Personality

Type. The Journal of Behavioral Finance. Vol.6, No.4, Hal 170-180.

Feist, J., dan Feist, J. G. 2009. Theories of Personality. New York: McGraw-Hill.

Page 38: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

38

Ghozali, I. 2006. Aplikasi Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS. Badan

Penerbitan Universitas Diponegoro.

Graham, J., Harvey, C., and Hung, H. 2005. Teori-teori Psikologi. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media.

Indriani, L. 2010. Tipe Kepribadian dan Risk Aversion dalam Pengambilan

Keputusan. Skripsi: Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Kristen

Satya Wacana (Tidak Dipublikasi).

Jones, C.P. 2004. Investment Analysisand Management: Ninth Edition. John

Weley And Sons, Inc.

Mayfield, C., Perdue, G., and Wooten, K. 2008. Investment Management and

Personality Type. Financial Service Review. Vol.17, 219-236.

Miranda, G. M. 2011. Overconfidence dalam Pengambilan Keputusan Keuangan

berdasarkan Faktor Demografi. Skripsi: Program S1 Fakultas Ekonomi

Universitas Kristen Satya Wacana (Tidak Dipublikasi).

Mischel, W. 2003. Introduction to Personality. New York: Lehigh Press.

Nofsinger, J. R. 2005. Psychology of Investing. Second Edition. New Jersey.

Precentice-Hall Inc.

Olsen, R. A., and Cox, C. M. 2001. The Influence of Gender on The Perception

and Response to Investment Risk: The Case of Professional Investors.

The Journal of Psychology and Financial Markets. Vol.2, 29-36.

Pervin, C. J. 2005. Personality Theory and Research. 9nd Ed. New York: John

Wiley & Sons, Inc.

Pompian, Michael, M. 2012. Behavioral Finance and Investor Type. New York:

John Wiley & Sons, Inc.

Rahardjo, S. 2006. Kiat Membangun Aset Kekayaan. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Robb, C., and Sharpe, D. L. 2009. Effect of Personal Financial Knowledge on

College Student’s Credit Card Behavior. Journal of Financial and

Planning. Vol 20.

Sekaran, U. 2006. Research Methods for Bussines. Fourth Edition. New York:

Jhon Willy & Sons, Inc.

Sembel, R. 2007. Energixe Your Life. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Page 39: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

39

Supramono. 2007. Dari Keuangan Menuju Studi Perilaku Pengelolaan Keuangan.

Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga.

Supramono, Kaudin, A, Mahastanti L. A, Damayanti T. W. 2010. Desain

Penelitian Keuangan Berbasis Perilaku. Salatiga: Fakultas Ekonomika

dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Press.

Trisnaningsih, S. 2003. Perbedaan Kinerja auditor Dilihat Dari Segi Gender.

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No 1.

Utami, Intiyas dan Supramono. 2003. Desain Proposal Penelitian studi Akuntansi

dan Keuangan. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana,

Salatiga.

Watson, J., and McNaughton, M. 2007. Gender Difference in Risk Aversion and

Expected Retirement Benefits. Financial Analysts Journal, Vol. 63, No.

4, p52-62.

Page 40: Pengaruh Conscientiousness, Gender dan suku terhadap Risk …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5689/3/T1_212010056_Full... · Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk ketidakpastian

40