Post on 29-Jun-2019
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
81 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
SEMANGAT KERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN
Oleh
Manner Tampubolon 1) 1) Dosen Kop. Wil. 1. Dpk. STKIP Riama Medan
e-mail: manner.tampubolon58@yahoo.com
Abstrak
Kepala sekolah merupakan motor penggerak bagi sumber daya sekolah terutama
guru. Begitu besarnya peranan kepala sekolah dalam proses pencapaian tujuan
pendidikan, sehingga dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya suatu sekolah sangat
ditentukan oleh kualitas kepala sekolah terutama dalam kemampuannya memberdayakan guru dan karyawan ke arah suasana kerja yang kondusif yang dapat membuat guru
bersemangat dalam melaksanakan pembelajaran.
Kepala sekolah memiliki peran dan tanggung jawab sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, inovator, leader, motivator. Dimana peran tersebut oleh
kepala sekolah dilaksanakan untuk terciptanya semangat kerja dari guru-guru dalam
kegiatan pembelajar. Kepala sekolah yang mampu memerankan dirinya secara efektif dan efisien dapat memberikan kontribusi yang cukup besar bagi terwujudnya kualitas
atau mutu sekolah melalui semangat kerja guru dalam kegiatan pembelajaran. Oleh
karena itu, seseorang yang diangkat menjadi kepala sekolah wajib memilki sifat jujur,
percaya diri, bertanggung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi stabil dan teladan.
Sifat tersebut akan menunjukkan profesionalisasi jabatan kepala sekolah menuju
terwujudnya kepala sekolah yang mampu mengemban dan mengembangkan tugas dan fungsinya agar sepenuhnya dapat diwujudkan
Keywords : Kepemimpinan, Semangat Kerja, Pembelajaran
A. PENDAHULUAN
Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan sangat menentukan
semangat kerja guru dalam pembelajaran siswa di dalam kelas maupun di luar
kelas. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik akan dapat membuat guru-guru
juga pegawai menjadi percaya, loyal dan termotivasi untk melaksanakan tugas-
tugasnya lebih optimal. Keberhasilan kepala sekolah dalam memimpin organisasi
sekolah dapat dilihat dari performansi guru-guru dan pegawai bahkan seluruh
orang-orang yang berkepentingan dengan kegiatan pendidikan di sekolah. Salah
satu unsur penting adalah semangat kerja, semangat kerja guru-guru, pegawai dan
seluruh anggota yang terkait dengan penentuan keberhasilan kegiatan pendidikan
di sekolah. Dengan demikian kepemimpinan yang bagaimanakah yang harus
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
82 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
dimiliki oleh kepala sekolah untuk dapat meningkatkan semangat kerja guru
dalam pembelajaran.
Ngalim Purwanto (2005:26) berpendapat bahwa kepemimpinan sebagi
bentuk persuasi, suatu seni pembinaan kelompok orang-orang tertentu biasanya
melalui “human relation” dan motivasi yang tepat, sehingga mereka tanpa adanya
rasa takut mau bekerja sama dan membanting tulang untuk memahami dan
memncapai segala apa yang menjadi tujuan-tujuan organisasi. Dari pendapat
tersebut bahwa pemimpin dituntut untuk mampu melakukan pendekatan yang
manusiawi kepada orang-orang yang dipimpinya sehingga orang-orang dibawah
kepemimpinanya merasa nyaman dan bersemangat (termotivasi) dalam
melakukan pekerjaanya. Orang-orang dibawah kepemimpinanya dibina dengan
humanis di motivasi dengan tepat, dengan demikian tentulah akan menimbulkan
kesadaran yang benar-benar bagi setiap anggota kelompo, betapa pentingnya
mereka melakukan tugas dan tanggungjawabnya dalam organisasi demi mencapai
tujuan organisasi dengan baik.
Kepala sekolah sebagai pemimpin tentu harus berupaya untuk membina,
membimbing, memberi atau membangun motivasi-motivasi orang yang
dipimpinya yaitu guru-guru agar mau bekerja dengan maksimal dalam melakukan
layanan pembelajaran. Oleh sebab itu kepemimpinan kepala sekolah mempunyai
arti yang utama dalam menentukan proses pendidikan, proses pembelajaran di
sekolah. Kepala sekolah harus mampu untuk memberdayakan sumber daya
manusia diantaranya guru-guru sehingga tercapai efektivitas kegiatan sekolah
khususnya dalam pembelajaran. Menurut Wahjusumidjo (1995:272) Hal tersebut
dapat dicapai apabila kepala sekolah selalu memperhatikan dan melaksanakan
konsep pengembangan sumber daya manusia dalam meningkatkan kualitas
pendidikan antara lain: a. sekolah harus selalu terus menerus menyesuaikan
dengan kondisi internal dan eksternal, b. mampu mengkoordinasikan dan
mempersatukan usaha seluruh sumber daya manusia ke arah pencapaian tujuan c.
melakukan pendekatan secara manusiawi untuk dapat mempengaruhi secara
positip perilaku sumber daya manusia ke arah pencapaian tujuan, d. harus diakui
bahwa sumber daya manusia merupakan satu komponen penting dari keseluruhan
perencanaan organisasi, e. dalam rangka pengelolaan kepala sekolah harus mampu
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
83 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
menegakkan hubungan yang serasi antara tujuan sekolah dengan upaya sumber
daya manusia yang ada, f. dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi sekolah,
fungsi sumberdaya manusia harus di tumbuhkan sebagai satu kekuatan utama.
Dari pendapat diatas sesuai dengan tema dari tulisan ini bahwa salah satu
sumber daya manusia yang disebut diatas adalah guru. Jadi dari enam butir diatas
bahwa sumber daya manusia, salah satu diantaranya guru adalah faktor yang
menentukan berhasil tidaknya sekolah sebagai lembaga pendidikan untuk mencapi
tujuanya.
Keberhasilan sekolah dalam melaksanakan tugas dan kewajibanya sebagai
lembaga pendidikan untuk mewujud tujuan pendidikan nasional yaitu :
mencerdaskan kehidupan bangsa.dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqua kepada Tuhan yang Maha
Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki penegetahuan dan ketrampilan ,
kesehatan Jasmani dan rohani kepribadian yang mantap dan mandiri. Untuk
mencapai tujuan tersebut adalah tugas guru. Bila guru tidak memiliki semangat
atau semangat guru rendah dalam melaksanakan tugasnya, jelas tujuan tersebut
tidak akan tercapai. Guru yang sudah sertifikasi sekalipun semangat kerjanya pasti
dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala sekolah. Misalnya tidak ada kerjasama
yang baik antara guru dengan kepala sekolah, tidak adanya iklim yang kondusif di
lingkungan sekolah, kurangnya motivasi kerja dari kepala sekolah, kurangnya
pengawasan terhadap kegiatan sekolah tentu akan membuat guru kurang
bersemangat dalam melakukan tugasnya atau pekerjaanya sebagai guru. Itulah
sebabnya tulisan ini mengambil tema tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah
dalam meningkatkan semangat kerja guru dalam pembelajaran.
Kepala Sekolah adalah pimpinan tertinggi di sekolah. Pola
Kepemimpinanya akan sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan
sekolah. Oleh karena itu dalam pendidikan modern, kepemimpinan kepala sekolah
merupakan jabatan Strategis dalam mencapai
tujuan.(http://awwals7.blogspot.co.id/2012/12/fungsi-peran-tugas
tanggungjawabkepala.html). Dalam hal ini jelas bahwa kepemimpinan kepala
sekolah sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan kemajuan/keberhasilan
sekolah. Kemajuan sekolah maksudnya keberhasilan sekolah mencapai tujuanya
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
84 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
sebagai lembaga pendidikan. Dengan demikian bagaimanakah kepala sekolah
menjalankan kepemimpinanya sehingga berhasil membuat guru-gurunya bahkan
semua personil sekolah selalu bersemangat tinggi dalam melaksanakan tugasnya
untuk mencapai tujuan.
B. PEMBAHASAN
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan merupakan bagian penting dari manajemen yaitu
merencanakan dan mengorganisasi, tetapi peran utama kepemimpinan adalah
mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini
merupakan bukti bahwa pemimpin boleh jadi manajer yang lemah apabila
perencanaannya jelek yang menyebabkan kelompok berjalan ke arah yang salah.
Akibatnya walaupun dapat menggerakkan tim kerja, namun mereka tidak berjalan
kearah pencapaian tujuan organisasi. Kepemimpinan berkaitan dengan proses
yang mempengaruhi orang sehingga mereka mencapai sasaran dalam keadaan
tertentu. Kepemimpinan telah digambarkan sebagai penyelesaian pekerjaan
melalui orang atau kelompok dan kinerja manajer akan tergantung pada
kemampuannya sebagai manajer. Hal ini berarti mampu mempengaruhi terhadap
orang atau kelompok untuk mencapai hasil yang diinginkan dan ditetapkan
bersama.
Banyak ahli yang mengemukakan pengertian kepemimpinan.
Feldmon(1983) pada Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Kepala Sekolah
Dalam meningkatkan Sumberdaya Manusia di Sekolah Dasar (2007:10)
Mengatakan bahwa Kepemimpinan adalah usaha sadar yang dilakukan pimpinan
untuk mempengaruhi anggotanya melaksanakan tugas sesuai dengan harapanya.
Di sisi lain Newell(1978) juga pada Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan
Kepala Sekolah Dalam meningkatkan Sumberdaya Manusia di Sekolah Dasar
(2007:10) mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses
mempengaruhi orang lain untuk mencapai pengembangan atau tujuan organisasi.
Kartini Kartono (1998:61) menyebutkan bahwa fungsi kepemimpinan
adalah memandu, menuntun, membimbing, memberi atau membangun motivasi-
motivasi kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan komunikasi yang
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
85 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
lebih baik sehingga akan mampu membawa para pengikutnya kepada tujuan yang
telah direncanakan. Memandu, menuntun, serta membimbing dan membangun
motivasi yang berarti bahwa seorang pemimpin harus mampu membangun,
mengembangkan orang-oramng di bawah kepemimpinanya sehingga mau
mengikuti keinginan pemimpinya untuk mencapai tujuan kelompok organisasi.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh ahli tersebut dapat digaris
bawahi bahwa kepemimpinan pada dasarnya adalah suatu proses menggerakkan,
mempengaruhi dan membimbing orang-orang dalam organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi. Dari pengertian kepemimpinan tersebut ada empat unsur yang
terkandung didalamnya yaitu unsur orang yang menggerakkan tentu adalah
pemimpin, unsur orang yang digerakkan adalah anggota organisasi, unsur
situasi/lingkungan dimana aktifitas penggerakan berlangsung dan unsur sasaran
kegiatan itu dlaksanakan atau dilakukan.
Pemimpin yang dimaksudkan dalam hal ini adalah kepala sekolah
sedangkan anggota organisasi atau pengikut yang dimaksud adalah orang-orang
yang bekerja dalam lembaga pendidikan atau di sekolah, lingkungan kegiatan
aktifitas atau penggerakan berlangsung adalah sekolah dan sasaran dari kegiatan
atau aktifitas itu dlaksanakan adalah tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan. Dengan demikian sekolah yang merupakan salah satu bentuk
organisasi pendidikan. Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolah,
jika pengertian kepemimpinan tersebut diterapkan dalam lembaga atau organisasi
pendidikan maka kepemimpinan pendidikan dapat diartikan sebagai suatu usaha
untuk menggerakkan, mengarahkan, mempengaruhi, memotivasi, menuntun,
membina orang-orang yang ada dalam organisasi atau lembaga pendidikan
tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Nawawi (185: 86) yang mengemukakan bahwa kepemimpinan pendidikan adalah
proses mempengaruhi, menggerakkan, memberi motivasi dan mengarahkan
orang-orang yang ada dalam organisasi pendidikan yaitu sekolah untuk mencapai
tujuan pendidikan seperti disebutkan pada uraian terdahulu yaitu: mencerdaskan
kehidupan bangsa.dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqua kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
86 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan , kesehatan Jasmani dan
rohani kepribadian yang mantap dan mandiri.
Sejalan dengan hal diatas bahwa tugas kepala sekolah sebagai sebagai
educator Menurut E. Mulyasa (2007: 101) Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan N0. 0296/U/1996, merupakan landasan penilaian kinerja kepala
ssekolah. Kepala sekolah sebagi educator harus memiliki kemampuan untuk
membimbing guru, membimbing tenaga kependidikan nonguru, membimbing
peserta didik, mengembangkan tenaga kependidikan, mengikuti perkembangan
iptek dan memberi contoh mengajar. Pekerjaan membimbing adalah membuat
orang yang dibimbing mengalami perkembangan kemampuan sehingga dengan
bertambahnya kemampuan guru/siswa akan membuat guru/siswa semakin
bergairah/bersemangat sebagai guru dalam menjalankan tugasnya mencerdaskan
anak didik menjadi orang yang berpengetahuan, berprilaku/berkarakter dan
berketrampilan. Artinya dengan kepemimpinan kepala sekolah sebagai educator
harus mampu membuat dan sebagai siswa semangat belajarnya semakin tinggi,
taat dan dispin dalam belajar.
Kepala sekolah sebagai manajer dalam mengelola kependidikan, salah satu
tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan
pemeliharaan dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah
seyogyanya dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada
para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui
berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah,
seperti: MGMP/MGP tingkat sekolah, atau melalui kegiatan pendidikan dan
pelatihan di luar sekolah, seperti kesempatan melanjutkan pendidikan atau
mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain. Dalam
hal ini kepela sekolah memberi kesempatan yang seluas-luasnya, bahkan
mendorong para guru-guru secara terus menerus mengembangkan kemampuanya
dalam menjalankan tugasnya secara profesional. Dengan memberi kesempatan
dan dorongan yang diberikan kepala sekolah kepada setiap guru adalah bentuk
kegiatan untuk meningkatkan semangat guru untuk bekerja dan bertanggung
jawab terhadap keberhasilan sekolah untuk mencapai tujuanya.
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
87 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
Tugas Kepala Sekolah Sebagai Administrator. Khususnya berkenaan
dengan pengelolaan keuangan ( Administrasi Keuangan), bahwa untuk
tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya. Seberapa
besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan kompetensi guru
tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat kompetensi para gurunya. Oleh
karena itu kepala sekolah seyogyanya dapat mengalokasikan anggaran yang
memadai bagi upaya peningkatan kompetensi guru. Guru yang memiliki
kompetensi guru akan bersemangat dalam melakukan pembelajaran, sebaliknya
guru yang tidak memiliki kompetensi tidak akan pernah bersemangat dalam
kegiatan pembelajaran yang semuanya di dukung oleh kepemimpinan kepala
sekolah.
Kepala Sekolah Sebagai Supervisor. Supervisi pada dasarnya pelayanan
yang disediakan oleh kepala sekolah untuk membantu para guru dan karyawan
agar menjadi semakin cakap/terampil dalam melaksanakan tugasnya sesuai
dengan tuntutan perkembangan jaman. Supervisi adalah usaha yang dilakukan
oleh kepala sekolah dalam membantu guru-guru agar semakin mampu
mewujudkan proses belajar mengajar. Di mana Kepala sekolah bertugas
memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan penilaian pada masalah-
masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan dan pengembangan
pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan kegiatan pendidikan
pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar mengajar. Tugas ini antara
lain : a. membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami secara jelas tujuan-
tujuan pendidikan pengajaran yang hendak dicapai dan hubungan antara aktivitas
pengajaran dengan tujuan-tujuan. b. membimbing guru-guru agar mereka dapat
memahami lebih jelas tentang persoalan-persoalan dan kebutuhan murid. c
menyeleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi setiap guru
sesuai dengan minat, kemampuan bakat masing-masing dan selanjutnya
mendorong mereka untuk terus mengembangkan minat, bakat dan
kemampuannya.d.memberikan penilaian terhadap prestasi kerja sekolah
berdasarkan standar-standar sejauh mana tujuan sekolah itu telah dicapai.
(http://awwals7.blogspot.co.id/2012/12/fungsi-peran-tugas-tanggungjawab-
kepala.html)
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
88 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator, kepala
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang
harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap
kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan sekolah, dan
mengembangkan model model pembelajaran yang inofatif. Kepala sekolah
sebagai inovator akan tercermin dari cara cara ia melakukan pekerjaannya secara
konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional, objektif, pragmatis, keteladanan
Kepala Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin). Gaya kepemimpinan kepala
sekolah seperti apakah yang dapat menumbuh-suburkan kreativitas sekaligus
dapat mendorong terhadap peningkatan kompetensi guru? Dalam teori
kepemimpinan setidaknya kita mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu
kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi
pada manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala
sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat dan
fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada. Mulyasa
menyebutkan kepemimpinan seseorang sangat berkaitan dengan kepribadian, dan
kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin akan tercermin sifat-sifat sebagai
barikut : (a) jujur; (b) percaya diri; (c) tanggung jawab; (d) berani mengambil
resiko dan keputusan; (e) berjiwa besar; (f) emosi yang stabil, dan (d) teladan.
Kepala Sekolah Sebagai Motivator. Sebagai motivator, kepala sekolah
harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi tenaga
kependidikan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat
ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja,
disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber
belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).
Dari 7 kegiatan kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan( E Mulyasa
2007:98-122) bahwa peranan kepala sekolah sangat penting bagi guru-guru dan
anak didik, dimana kepala sekolah memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin
di bidang pengajaran, Kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus
menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa
yang dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah. Cara kerja kepala
sekolah dan cara ia memandang peranannya dipengaruhi oleh kepribadiannya,
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
89 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
persiapan dan pengalaman profesionalnya, serta ketetapan yang dibuat oleh
sekolah mengenai peranan kepala sekolah di bidang pengajaran.
Kepala Sekolah yang benar-benar memiliki sifat seperti disebut diatas
yaitu jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil risiko dan keputusan,
berjiwa besar, emosi yang stabil dan teladan pasti menjadi kepala sekolah yang
disenangi oleh guru nbila guru menyenangi kepala sekolahnya guru pasti berusaha
membuat yang terbaik untuk kepala sekolah. Kepala Sekolah sebagai pemimpin
dalam kepemimpinanya bertujuan untuk memberhasilkan sekolah yang dia
pimpin, bila itu yang menjadi keinginan dari kepala sekolah, guru-guru akan
berusaha untuk mewujudkan hasil atau keinginan tersebut. Karena keberhasilan
kepala sekolah terletak pada keberhsilan guru dalam melakukan tugasnya sebagai
guru dengan professional. Guru akan bersemangat dan profesional untuk
menjalankan tugasnya demi tercapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebagai lembaga pendidikan, bila kepala sekolah menjadi pribadi yang memiliki
kemampuan dan sifat sebagai pemimpin seperti diuraikan diatas.
SEMANGAT KERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN
Semangat (morale) kerja guru diartikan sebagai dorongan yang ada pada
guru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran dan kegiatan lain yang berkaitan
dengan profesinya sebagai seorang guru
(”www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian pembelajaran-menurut para ahli.html).
Semagat atau etos kerja menjadi modal keberhasilan dan kemajuan baik secara
individu maupun sebagai kelompok.
Semangat kerja guru dipengaruhi oleh beberapa faktor/predictor antara
lain: alasan menjadi guru, identitas dan integritas guru, perilaku kepemimpinan
kepala sekolah, orientasi supervisi pendidikan, keterlibatan guru dalam
pengambilan keputusan, iklim atau atmosfir organisasi sekolah.
(”www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian pembelajaran-menurut para ahli.html.)
Dari kutipan diatas bahwa perilaku kepemimpinan kepala sekolah
mempengaruhi semangat kerja guru adalah orientasi supervisi pendidikan kepala
sekolah bergerak secara kontinum, yakni dari tidak langsung, berkolaborasi dan
langsung atau berdasarkan kategori guru. Supervisi yang dilakukan kepala sekolah
bukan mencari kelemahan guru yang disupervisi, bukan untuk menakut-nakuti
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
90 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
guru yang disupervisi dan bukan juga hanya melakukan kegiatan administrasi
semata, tetapi benar-benar dengan temuan-temuan dari supervisi oleh kepala
sekolah dapat dijadikan menjadi pedoman untuk membimbing, mengarahkan dan
bahkan untuk memperbaiki kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran di
dalam kelas, dengan demikian guru akan lebih bersemangat dalam pembelajara.
Kemudian pelibatan guru dalam pengambilan keputusan berpengaruh
terhadap semangat kerja guru. Dikatakan bahwa pengambilan keputusan yang
efektif adalah bersifat partsipatif, yakni pengambilan keputusan yang melibatkan
guru sepenuhnya, dilaksanakan secara demokratis, karena akan berdampak pada
semangat kerja dan pertangung jawaban guru. Hal ini sesuai grand theory “self
determination theory”yang menyatakan bahwa efektifitas sebuah keputusan
sangat ditentukaqn dari keterlibatan pihak yang akan melaksanakan keputusan
dalam proses pengambilan keputusan tersebut
(“www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian pembelajaran-menurut para ahli.html.).
Demikian juga keikut sertaan guru dalam pengambilan keputusan, guru merasa
dihargai oleh kepala sekolah, sehingga akan mebuat guru semakin bersemangat
dalam kegiatan pembelajaran.
Iklim organisasi sekolah turut mempengaruhi semangat kerja guru. Iklim
sekolah yang kondusif dan penuh kekeluargaan akan membuat semangat kerja
guru tinggi, dan sebaliknya. Iklim organisasi dapat bersifat fisik dan nonfisik
seperti tata ruang dan pola hubungan antar warga sekolah. Semua stakeholder
sekolah berusaha menciptakan sekolah yang menyenangkan, karena secara pasti
iklim atau atmosfir sekolah berpengaruh terhadap semangat kerja guru dan pada
giliranya dapat meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
Bila salah satu tugas utama guru adalah melaksanakan pembelajaran dan
dalam melaksanakan pembelajaran itu guru harus benar-benar bersemangat agar
sekolah berhasil menghasilkan orang-orang yang trampil dan berkualitas,
sehingga sangat diharapkan kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah
harus mampu memandu, menuntun, membimbing, membangun motivasi kerja,
mengemudikan organisasi oleh kartini kartono (1998:61) serta fungsi kepala
seolah oleh E. Mulyasa seperti diuraikan pada kepemimpinana kepala sekolah
semuanya mengarahkan agar kepala sekolah menjalankan fungsi tersebut dengan
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
91 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
baik untuk mencapai keberhasilan sekolah melalui guru-guru yang selalu
bersemangat dalam melaksanakan pembelajaran.
Pembelajaran menurut undang-undang sisdiknas No.20 tahun 2003
mengatakan pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumberbelajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses
belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan
kemampuan mengkonstruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Dari pengertian tersebut bahwa
pembelajaran adalah merupakan bantuan yang diberikan oleh guru kepada anak
didiknya sehingga anak didik memiliki pengetahuan, pembentukan sikap dan
ketrampilan.
Suatu pembelajaran akan berhasil secara baik apa bila guru mampu
mengubah kepribadian anak didik dalam arti luas menumbuh kembangkan siswa
untuk belajar, sehingga dari pengalaman yang diperoleh anak didik selama ia
mengikuti proses proses pembelajaran dirasakan manfaatnya secara langsung bagi
perkembangan pribadi anak didik, hal tersebut tidak susah dicapai kalau guru
memiliki jiwa dan semangat yang tinggi dalam melaksanakan tugas/pekerjaanya
dalam pembelajaran.
Ciri-ciri pembelajaran yang baik menurut Sugandi, dkk (2004:25) a.
Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan, b. Dapat menumbuhkan
perhatian dan motivasi siswa dalam belajar, c.menyediakan bahan belajar yang
menarik dan menantang bagi siswa, d, menggunakan alat bantu belajar yang tepat
dan menarik, e.menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi
siswa, e.dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun
psikologis.
Guru yang melakukan pembelajaran dengan baik akan menunjukkan ciri-
ciri pembelajaran seperti tersebut diatas. Bila pembelajaran yang dilakukan oleh
guru mencakup enam sifat diatas maka pembelajaran yang dilakukan oleh guru
telah berhasil. Kapan keberhasilan itu dicapai. Bila guru bersemangat dan
profesional dalam melakukan tugas pembelajaran. Oleh karenanya semangat guru
merupakan tuntutan keprofesionalan yang harus dimiliki oleh setiap guru. Tanpa
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
92 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
adanya semangat mengajar yang tinggi, maka guru tidak akan menjalankan tugas
keprofesionalanya dengan baik. Dalam hal ini kepala sekolah sebagai pemimpin
mempunyai kewajiban untuk mengembangkan semangat kerja mengajar guru
supaya didalam diri setiap guru tumbuh rasa ingin mengajar yang tinggi untuk
menjadikan pendidikan menjadi lebih baik sekarang dan masa yang akan datang.
C. KESIMPULAN
Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah dapat membuat
guru lebih bersemangat dalam melaksanakan tugasnya dalam pembelajaran
dengan cara :
1. Mencerminkan pribadinya (a) jujur; (b) percaya diri; (c) tanggung jawab; (d)
teladan
2. Melaksanakan orientasi supervisi pendidikan dengan baik dan benar,
melibatkan atau mengikutsertakan guru-guru dalam pengambilan keputusan,
iklim atau atmosfir organisasi sekolah.
3. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan penuh kekeluargaan. Iklim
dapat bersifat fisik dan nonfisik seperti tata ruang dan pola hubungan antar
warga sekolah. Semua stakeholder sekolah berusaha menciptakan sekolah yang
menyenangkan, karena secara pasti iklim atau atmosfir sekolah berpengaruh
terhadap semangat kerja guru dan pada giliranya dapat meningkatkan mutu
pendidikan
4. Menjalankan tugasnya dengan baik dan sungguh-sungguh sebagai: educator,
manajer, administrator, supervisor, inovator, motivator.
REFERENSI
E. Mulyasa, 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Kartini Kartono. 1998. Pemimpin dan Kepemimpinan;Apakah pemimpin
abnormal itu. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Ngalim M. Purwanto. 1997. Landasan Kepemimpinan Stimulus Ilmu Pendidikan
Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Nawawi. 1985. Organisasi Kelas dan pengelolaan kelas. Jakarta: Gunung Agung
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 02. 2018
93 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
(http://awwals7.blogspot.co.id/2012/12/fungsi-peran-tugas-
tanggungjawab-kepala.html)
Sugandi Ahmad, dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES.
Sudarwan, D. 2002. Inovasi Pendidikan: Dalam Upaya Meningkatkan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Sudarwan, D., & Suparno. 2009. Manajemen dan Kepemimpinan
Transformasional Kepala Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Wahjosumidjo. 2001. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia