Post on 20-Jun-2015
KETAHANAN NASIONAL DIBIDANG PERTAHANAN
MILITER DAN KEAMANAN
Disusun Oleh :
1. NINDY PUTRI ZEPTIYANI 71014132622. GEMMY ROZALIA 71014132653. FATMI RITASARI 71014133184. ROSALIA YUNISA 71014133655. MERISA IRMADIT ASRI 7101413391
ROMBEL 003
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PKN
PENGAMPU : NATAL KRISTIONO,S.Pd.,M.H.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
1
ABSTRAK
Ketahanan Nasional diartikan sebagai kondisi dinamis suatu bangsa yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi
dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang
datang dari dalam maupun dari luar, yang langsung maupun tidak langsung
membahayakan integrasi, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta
perjuangan mengejar tujuan nasional1. Sejauh menyangkut ancaman militer dari
luar dan ancaman- ancaman dibidang yang lain, maka tidak diragukan bahwa
peningkatan kemampuan militer (modernisasi dan profesionalisasi) merupakan
sa1ah satu pilihan yang utama dalam mempertahankan Negara dari ancaman-
ancaman pihak luar. Sehubungan dengan Ancaman- ancaman militer dari berbagai
pihak, sangat perlu di amankan dan dipertahankan oleh Negara kita. Sebab, jika
ancaman- ancaman tersebut diabaikan saja maka akan terjadi perpecahan dari
berbagai pihak. Misalnya saja ancaman Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh
jaringan terorisme internasional atau yang bekerjasama dengan terorisme dalam
negeri atau luar negeri yang bereskalasi tinggi sehingga membahayakan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa. Untuk itu,
perlu adanya peran dan kerjasama antara berbagai Pihak dan komponen di
Negara. Baik itu dari komponen utama yaitu TNI dan juga komponen- komponen
pendukung lainnya.
Kata kunci :Ketahanan Nasional, Ancaman Militer, Pertahanan Negara.
1 Sunarto dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan. Semarang: UPT UNNES PRESS
2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional diartikan sebagai kondisi dinamis suatu bangsa yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi
dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang
datang dari dalam maupun dari luar, yang langsung maupun tidak langsung
membahayakan integrasi, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta
perjuangan mengejar tujuan nasional2(Drs. Sunarto, S.H., M.si.:2013).
B. Pengertian Pertahanan, Keamanan
Pertahanan
Dalam bidang Militer Pertahanan nasional umumnya dibedakan antara pertahanan
aktif dan pertahanan pasif. Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama
(sipil dan militer) diselenggarakan oleh suatu Negara untuk menjamin integritas
wilayahnya, perlindungan dari orang dan/ atau menjaga kepentingan-
kepentingannya. Pertahanan nasional dikelola oleh Departemen Pertahanan.
Angkatan bersenjata disebut sebagai kekuatan pertahanan dan, di beberapa negara
(misalnya Jepang), Angkatan Bela Diri. Pertahanan komunitas adalah kekuatan
sipil dan militer yang dilaksanakan oleh Negara untuk menjamin integritas
wilayah mereka, melindungi penduduk dan/atau melindungi kepentingan mereka.
Dalam bahasa militer, pertahanan adalah cara-cara untuk menjamin perlindungan
dari satu unit yang sensitif dan jika sumber daya ini jelas, misalnya tentang cara-
cara membela diri sesuai dengan spesialisasi mereka, pertahanan udara
(sebelumnya pertahanan terhadap pesawat: DCA), pertahanan rudal, dll.
2 Sunarto dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan. Semarang: UPT UNNES PRESS
3
Tindakan, taktik, operasi atau strategi pertahanan adalah untuk
menentang/membalas serangan3.
Keamanan
Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya. Istilah ini bisa digunakan dengan
hubungan kepada kejahatan, segala bentuk kecelakaan, dan lain-lain. Keamanan
merupakan topik yang luas termasuk keamananan nasional terhadap serangan
teroris, keamanan komputer terhadap hacker, kemanan rumah terhadap maling
dan penyelusup lainnya, keamanan finansial terhadap kehancuran ekonomi dan
banyak situasi berhubungan lainnya4.
Pengertian Militer
Militer adalah angkatan bersenjata dari suatu negara dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan angkatan bersenjata. Padanan kata lainnya adalah tentara
atau angkatan bersenjata. Militer biasanya terdiri atas para prajurit atau serdadu.
Kata lain yang sangat erat dengan militer adalah militerisme, yang artinya kurang
lebih perilaku tegas, kaku, agresif dan otoriter "seperti militer". Padahal pelakunya
bisa saja seorang pemimpin sipil. Karena lingkungan tugasnya terutama di medan
perang, militer memang dilatih dan dituntut untuk bersikap tegas dan disiplin.
Dalam kehidupan militer memang dituntut adanya hirarki yang jelas dan para
atasan harus mampu bertindak tegas dan berani karena yang dipimpin adalah
pasukan bersenjata5.
3 http://id.wikipedia.org/wiki/ diakses tanggal 9 mei 2014. 09.004 Ibid diakses tanggal 9 Mei 2014.09.005 Ibid diakses tanggal 9 Mei 2014. 09.00
4
PEMBAHASAN
Ancaman- ancaman militer dari berbagai pihak sangat perlu di amankan dan
dipertahankan oleh Negara kita. Sebab, jika ancaman- ancaman tersebut diabaikan
saja maka akan terjadi perpecahan dari berbagai pihak.
Ancaman dari dalam
1. Perang Saudara
Perang Saudara terjadi antar kelompok masyarakat bersenjata dalam satu wilayah
yang sama
Contoh : Perang saudara di Ambon yang terjadi di Kota Poso, Palu dan Palopo
pada tangga 19 Januari 1999. Peristiwa ini terjadi karena hal sepele yaitu saat
supir taxi (orang Nasrani) bertengkar dengan orang Islam Ambon6.
2. Aksi teror bersenjata
Aksi teror bersenjata dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau yang
bekerjasama dengan terorisme dalam negeri atau luar negeri yang bereskalasi
tinggi sehingga membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa. Aksi terorisme pada prinsipnya adalah suatu tindak
pidana kriminal tetapi memiliki sifat yang khusus, yaitu memiliki ciri-ciri,
bergerak dalam kelompok, anggotanya memiliki militansi tinggi, beroperasi di
bawah tanah (rahasia), menggunakan perangkat/senjata yang canggih dan
mematikan serta umumnya terkait dalam jaringan internasional
Contoh: Kekerasan bersenjata terjadi di Nangroe Aceh Darussalam. Minggu
malam, 4 Desember 2011, sejumlah pekerja perkebunan di Krueng Jawa,
6 http://ilmanzblog.blogspot.com/2013/04/contoh-ancaman-militer.html diakses pada tanggal 10
Mei 2014. 15.45
5
pedalaman Kecamatan Geureudong, Pase, Aceh Utara, yang sedang asyik
menonton televisi tiba-tiba diberondong tembakan oleh orang tidak dikenal7.
Ancaman dari luar
1. Agresi
Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa atau dalam
bentuk dan cara-cara:
1) Invasi berupa serangan kekuatan bersenjata negara musuh, misalnya Invasi
Teluk Babi.
2) Bombardemen berupa penggunaan senjata/bom yang dilakukan oleh musuh
melalui angkatan udara.
3) Blokade terhadap pelabuhan, pantai, wilayah udara.
4) Serangan unsur Angkatan Bersenjata yang berada dalam wilayah negara
dimana tindakan atau keberadaannya bertentangan dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
5) Tindakan yang mengizinkan penggunaan wilayahnya sebagai daerah persiapan
Agresi.
6) Pengiriman kelompok bersenjata untuk melakukan tindakan kekerasan.
Contoh: Agresi militer Belanda II, agresi ini terjadi pada tanggal 19 Desember
1948 dan terjadi di kota Yogyakarta (Yogyakarta waktu itu masih Ibu kota
Indonesia)8.
7 http://ilmanzblog.blogspot.com/2013/04/contoh-ancaman-militer.html diakses pada tanggal 10 Mei 2014. 15.45
8 Ibid diakses pada tanggal 10 Mei 2014. 15.45
6
2. Pelanggaran wilayah
Pelanggaran wilayah merupakan suatu tindakan memasuki wilayah tanpa izin,
baik oleh pesawat terbang tempur maupun kapal-kapal perang.
Contoh: Pelanggaran wilayah yang dilakukan Malaysia terhadap Indonesia yang
berlokasi di Ambalat yaitu terletak di Sulawesi yang terjadi pada tanggal 24 dan
25 Februari 20079.
Membicarakan peran dan tugas angkatan bersenjata dalam sistem keamanan
nasional sebuah Negara demokrasi sebenarnya bukan hal yang terlalu rumit. Di
banyak Negara demokrasi, angkatan bersenjata merupakan komponen penting
dalam melindungi Negara dari berbagai ancaman, khususnya ancaman yang
berasal dari luar negeri. Dalam tatanan demikian, peran utama angkatan bersenjata
adalah sebagai instrumen dalam menjalankan pertahanan luar. Peran tersebut
dilaksanakan baik melalui operasi perang, maupun non perang yang lingkup
kegiatannya dapat bersifat eksternal (di luar negeri, seperti operasi peacekeeping
dan operasi penyelamatan warga Negara yang terancam di luar negeri) maupun
internal di dalam negeri10.
Tugas- tugas TNI dalam pertahanan dan keamanan Negara
1. Mengatasi gerakan separatis bersenjata
2. Mengatasi pemberontakan bersenjata
3. Mengatasi aksi terorisme
4. Mengamankan wilayah perbatasan
5. Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis
9 http://ilmanzblog.blogspot.com/2013/04/contoh-ancaman-militer.html diakses pada tanggal 10 Mei 2014. 15.45
10 Rizal Sukma.pdf diakses pada tanggal 11 Mei 2014. 14.00
7
6. Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar
negeri
7. Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya
8. Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini
sesuai dengan sistem pertahanan semesta
9. Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas
keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang
10. Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian
bantuan kemanusiaan
11. Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue)
Pembinaan kemampuan pertahanan militer diarahkan untuk membina komponen
utama pertahanan negara, yakni TNI yang profesional untuk memiliki
kemampuan yang andal dalam menjalankan fungsinya sebagai penangkal,
penindak, dan pemulih NKRI. Pembinaan kemampuan pertahanan TNI
dilaksanakan melalui pola Tri-Matra Terpadu yang saling mengisi dan saling
memperkuat. Sebagai komponen utama, sasaran pembinaan kemampuan TNI
adalah untuk memiliki kemampuan intelijen, pertahanan, keamanan, dan
kemampuan dukungan, serta kemampuan pemberdayaan wilayah11.
Sedangkan Pembinaan pertahanan nirmiliter mencakup pembinaan terhadap
sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan, sarana dan
prasarana, wilayah negara, serta faktor-faktor non-fisik. Dalam rangka Sistem
Pertahanan Semesta, pembinaan kemampuan pertahanan nirmiliter diarahkan
11 http://Pokok-Pokok Kebijakan Pembinaan Potensi Pertahanan Budi Susilo Soepandji.htm diakses pada tanggal 10 Mei 2014. 15.45
8
untuk terwujudnya komponen cadangan dan komponen pendukung. Komponen
cadangan dibentuk untuk digelar di tiap kabupaten dan kota dengan kekuatan
sekitar satu detasemen sampai satu batalyon. Pembangunan Postur Pertahanan
negara dilaksanakan secara total, terpadu, mandiri guna mewujudkan kekuatan
militer dan nir militer berdasarkan “capability based defence” yang tersusun
dalam Komponen Utama, Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung yang
didukung oleh mayarakat yang memiliki kesadaran bela negara yang tinggi.
Pembangunan Postur kekuatan TNI antara lain diarahkan pada penataan
organisasi dengan modernisasi Alutsista dan tidak diarahkan pada penambahan
personel. Penataan organisasi diarahkan untuk dapat mewujudkan strategi militer
yang bersifat Tri-Matra Terpadu, dengan menitikberatkan pada efektivitas dan
pemanfaatan teknologi. Pengisian personel untuk unit organisasi bentukan baru
atau yang bersifat pengembangan dilaksanakan melalui efisiensi dari kekuatan
yang ada. Pelaksanaannya diintegrasikan dengan penataan Markas Besar
(termasuk Departemen Pertahanan), Balakpus (Badan Pelaksana Pusat), dan Mako
(Markas Komando) di tingkat Kotama (Komando Utama). Penataan tersebut tidak
lain untuk merampingkan organisasi sehingga menjadi efektif dan berbasis kinerja
melalui perubahan sistem padat manusia menjadi padat teknologi serta diawaki
oleh personel yang berkualitas tinggi12.
Sedangkan untuk pembangunan postur kekuatan nir militer, diarahkan pada
pembangunan Komponen Cadangan yang pembentukannya diarahkan pada
kekuatan satu batalyon di tiap Kabupaten/Kota. Adapun untuk Komponen
12 http://Pokok-Pokok Kebijakan Pembinaan Potensi Pertahanan Budi Susilo Soepandji.htm diakses pada tanggal 10 Mei 2014. 15.45
9
Pendukung diarahkan pada penataan 5 segmen Komponen Pendukung, dengan
fokus pada Industri Pertahanan Negara.
Komponen Cadangan bersifat lokal atau kedaerahan yang dibentuk, ditempatkan
dan dibina berdasarkan daerah domisili yang bersangkutan. Sifat lokal Komponen
Cadangan tersebut didasarkan pada pertimbangan efisiensi serta hak-hak
perorangan dari warga negara yang terikat dengan profesi dan pekerjaannya
masing-masing, serta masa bhakti Komponen Cadangan yang terbatas. Besarnya
kekuatan Komponen Cadangan sampai dengan 20 tahun akan datang
diproyeksikan untuk mencapai 160.000 personel yang dialokasikan untuk
cadangan TNI AD cadangan TNI AL dan Cadangan TNI AU. Pengorganisasian
sampai dengan tahun 2029 diarahkan kepada terwujudnya satu Batalyon
Cadangan di tiap Kabupaten/Kota. Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap,
dimulai dari pembentukan satu Kompi Cadangan di tiap Kodim pada Tahap I,
kemudian dua Kompi pada Tahap II, dan 1 Batalyon pada Tahap III. Pengisian
struktur Komando di tiap Batalyon Cadangan dipegang oleh personel Kowil13.
Pembentukan Komponen Pendukung didasarkan atas hak dan kewajiban warga
negara dalam pembelaan negara dan kepentingan pertahanan yang
diselenggarakan dengan memperhatikan hak-hak sipil serta hak-hak kepemilikan
masyarakat. Proses rekrutmen warga negara untuk menjadi Komponen
Pendukung dilakukan secara sukarela dengan memperhatikan faktor keahlian dan
keterampilan yang dimiliki untuk mendukung Komponen Utama dan Komponen
Cadangan. Warga negara yang menjadi Komponen Pendukung disusun dalam tiga
kategori: rakyat terlatih, tenaga ahli dan tenaga profesi, serta warga negara
13 http://Pokok-Pokok Kebijakan Pembinaan Potensi Pertahanan Budi Susilo Soepandji.htm diakses pada tanggal 10 Mei 2014. 15.45
10
lainnya. Rakyat terlatih terdiri atas unsur-unsur Kepolisian, termasuk di antaranya
Brimob, Menwa, Satpam, Hansip, tenaga Sarnas, Pramuka, sedangkan Tenaga
Ahli dan Profesi termasuk di antaranya, dokter, para medis, montir, ahli kimia,
wartawan, dosen, guru, ustad, pendeta, pastor, peneliti, dan laboran. Selain warga
negara, kekuatan Komponen Pendukung juga mencakup industri nasional serta
sumber daya alam, sumber daya buatan, sarana dan prasarana. Dalam rangka
pertahanan negara, kekuatan industri nasional selain merupakan faktor ekonomi
untuk kepentingan kesejahteraan juga memiliki peran vital dalam mendorong
industri pertahanan. Produk-produk industri nasional baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat digunakan untuk kepentingan pertahanan.14
14 http://Pokok-Pokok Kebijakan Pembinaan Potensi Pertahanan Budi Susilo Soepandji.htm diakses pada tanggal 10 Mei 2014. 15.45
11
KESIMPULAN
Ancaman- ancaman militer dari berbagai pihak sangat perlu di amankan dan
dipertahankan oleh Negara kita. Sebab, jika ancaman- ancaman tersebut diabaikan
saja maka akan terjadi perpecahan dari berbagai pihak. Jadi, peranan TNI dalam
sistem hankam adalah untuk menjaga keamanan dan kedaulatan negara. Tanpa
adanya TNI maka keadaan suatu negara akan terancam kedaulatannya, mudah di
ganggu negara lain. TNI juga sebagai bagian dari komponen bangsa menyerahkan
pikiran dan tenaganya semua untuk negara. TNI mempunyai tujuan khusus yakni
memberdayakan seluruh potensi wilayah dalam mendukung tugas pertahanan tapi
tidak boleh dipisahkan bahwa upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat adalah
bagian yang tidak bisa diabaikan dan itu juga bagian dari tanggung jawab TNI
dalam pengabdian tugasnya. Untuk itu perlu adanya Pembinaan kemampuan
pertahanan militer yang diarahkan untuk membina komponen utama pertahanan
negara, yakni TNI yang profesional untuk memiliki kemampuan yang andal
dalam menjalankan fungsinya sebagai penangkal, penindak, dan pemulih NKRI.
12
Daftar Pustaka
Sunarto dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan. Semarang: UPT UNNES
PRESS
http://id.wikipedia.org/ diakses pada tanggal 9 Mei 2014. 09.00
http://JURNALPERTAHANAN About Defense&Security.htm diakses pada
tanggal 9 mei 2014. 09.15
http://ilmanzblog.blogspot.com/2013/04/contoh-ancaman-militer.html diakses
pada tanggal 10 Mei 2014. 15.45
http://ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2013/02/jurnal petro
terbaru 02-27-13-10-19-02.pdf diakses pada tanggal 10 Mei 2014. 16.00
Rizal Sukma.pdf diakses pada tanggal 11 Mei 2014. 14.00
http://Pokok-Pokok Kebijakan Pembinaan Potensi Pertahanan Budi Susilo
Soepandji.htm diakses pada tanggal 10 Mei 2014. 15.45
13