Post on 30-Dec-2015
Anggota Kelompok :
Wildan Arif Hakim _123010014_Bara Adisulianto _123010016_Fahmi Pratama _123010021_Yogi Yogaswara _123010029_
KELOMPOK 3
JURNALTQM, TPM, TOC, Lean and Six Sigma – Evolution of
manufacturing methodologies under the paradigm shift from Taylorism/Fordism to Toyotism?
Here comes your footer Page 2
PEMBAHASAN
Pendahuluan
DEFINISI metodologi
Total Quality Control “TQC”Total Quality Control “TQC”
Total Quality Management “TQM” Total Quality Management “TQM”
Total Productive Maintenance “TPM”Total Productive Maintenance “TPM”
Theory of Constraints “TOC”Theory of Constraints “TOC”
Lean Manufacturing Pada Sistem Produksi ToyotaLean Manufacturing Pada Sistem Produksi Toyota
Six SigmaSix Sigma
Evolusi historis dari taylorism/Fordism ke
toyotism
Kesimpulan
Here comes your footer Page 3
Evolusi sebuah metodologi manufaktur dieksplorasi berdasarkan pada analisis industri automobile. Dimana jurnal ini ditujukan untuk berkontribusi lebih dalam pemahaman evolusi metodologi manufaktur.
Sifat historis yang melekat dan kebutuhan-kebutuhan social disajikan dan keberadaan sebuah “pergeseran paradigma” dari Fordisme ke Toyotisme akan dibahas.
Pendahuluan
Here comes your footer Page 4
Total Quality Control “TQC”Total Quality Control “TQC”
oSuatu sistem manajemen yang dinamis yang mengikut sertakan seluruh anggota organisasi dengan penerapan konsep dan teknik pengendalian kualitas untuk tercapainya tingkat kepuasan pelanggan dan yang mengerjakannya.
oDimana TQC ini didasarkan dari mentalitas, kecakapan dan manajemen partisipasi dengan sikap mental yang mengutamakan kualitas kerja atau mutu usaha.
oContoh Mentalitas :
1. Kerjasama Partisipasi
2. Berorientasi Pada Mutu
Industri Jepang mengembangkan konsep TQC ini menjadi “Total Quality Control Organization Wide and Total Quality Management”
Here comes your footer Page 5
* Feigenbaum menjelaskan bahwa “Total Quality Management” merupakan konsekuensi pengembangan lebih lanjut dari proses kontrol statistik.
* TQM juga dapat disebut “Manajemen Mutu Total”, yaitu pendekatan organisasi secara menyeluruh yang secara berkesinambungan memperbaiki mutu semua proses, produk dan pelayanan organisasi.
Catatan : Pada tahun 1951, Jepang menjadi negara pertama yang menganugerahkan penghargaan mutu nasional, yaitu perhagaan Deming (diambil dari nama pakar statistik) di Amerika, dan Karya Deming inilah yang menjadi dasar bagi banyak praktek TQM.
Total Quality Management “TQM”
Total Quality Management “TQM”
Here comes your footer Page 6
Lanjutan.....
Gambar 1 Histori Evolusi Metodologi Kualitas
Here comes your footer Page 7
Total Productive Maintenance “TPM”Total Productive Maintenance “TPM”
TPM adalah hubungan kerja sama yang erat antara perawatan dan organisasi produksi secara menyeluruh.
TPM atau yang disebut juga Total Produktif Pemeliharaan merupakan manajemen pemeliharaan mesin/peralatan modern dimulai dengan apa yang disebut preventive maintenance yang kemudian berkembang menjadi productive maintenance.
Ada beberapa tujuan dari TPM :
Ada beberapa tujuan dari TPM : 1. Meningkatkan Kualitas Produksi
2. Mengurangi Weast
3. Mengurangi Biaya Produksi
4. Memaksimalkan efektifitas mesin/peralatan
Here comes your footer Page 8
Theory of Constraints “TOC”Theory of Constraints “TOC”
• Teori Kendala (TOC) diperkenalkan oleh E. Goldratt pada tahun 1984 dengan karya novelnya yaitu “Tujuan Bisnis”. TOC adalah suatu pendekatan ke arah peningkatan proses yang berfokus pada elemen-elemen yang dibatasi untuk meningkatkan output.
Inti dari teori ini menyatakan bahwa pertumbuhan yang tidak dikendalikan oleh jumlah sumber daya yang tersedia.
Untuk meningkatkan keseluruhan kinerja sistem Goldratt mengembangkan lima langkah fokus. Langkah tersebut yaitu :
1. Identifikasi konstrain sistem (identifying the constraint). Mengidentifikasi bagian system manakah yang paling lemah kemudian melihat kelemahanya apakah kelemahan fisik atau kebijakan.
Here comes your footer
Lanjutan ......
Page 9
2. Eksploitasi konstrain (exploiting the constraint). Menentukan cara menghilangkan atau mengelola constraint dengan biaya yang paling rendah.
3. Subordinasi sumber lainnya (subordinating the remaining resources). Setelah menemukan konstrain maka harus mengevaluasi apakah kostrain tersebut masih menjadi kostrain pada performansi system atau tidak.
4. Evaluasi konstrain (Elevating the constraint). Jika langkah ini dilakukan, maka langkah kedua dan ketiga tidak berhasil menangani konstrain. Maka harus ada perubahan besar dalam sistem, seperti reorganisasi, perbaikan modal, atau modifikasi substansi system.
5. Mengulangi proses keseluruhan (repeating the process). Jika langkah ketiga dan keempat telah berhasil dilakukan maka akan mengulangi lagi dari langkah pertama. Proses ini akan berputar sebagai siklus.
Here comes your footer Page 10
Lean Manufacturing pada Sistem Produksi ToyotaLean Manufacturing pada Sistem Produksi Toyota
Lean manufacturing adalah suatu filosofi manufaktur yang memperpendek waktu antara pesanan pelanggan dan pengiriman barang dengan menghilangkan sumber waste.
Ada dua pilar utama yang di anut oleh system produksi Toyota yaitu : Just In Time dan Autonamation. Pilar pertama : Just In Time yaitu Filosofi tepat waktu yang
memutuskan pada aktivitas yang diperlukan oleh segmen – segmen internalnya dalam suatu organisasi. Dalam Just In Time Mempunyai Empat aspek pokok yang
penting yaitu :1. Semua aktivitas yang tidak bernilai tambah harus di eliminasi.2. Adanya komitmen untuk selalu meningkatkan mutu.3. Selalu diupayakan penyempurnaan yang berkelanjutan.4. Menekankan pada penyederhanakan aktivitas dan pemahaman
aktivitas yang bernilai tambah.
Here comes your footer
Lanjutan ......
Page 11
Pilar kedua : Autonamation yaitu mewakili kemampuan mesin untuk segera berhenti berproses dari spesifikasi yang telah ditentukan, karena Toyota lebih berfokus ke dalam system manajemen dan perusahaan mereka lebih membudayakan pada pemikiran jangka panjang serta menghormati orang yang bertanggung jawab kepada perusahaannya.
Here comes your footer Page 12
Six SigmaSix Sigma
Six Sigma adalah merupakan suatu proses yang di fokuskan untuk mengurangi cacat pada produk demi mengejar kesempurnaan dan mengutamakan kepentingan atau kepuasan pelanggan.
Dan menurut Peter Pande.dkk, dalam bukunya The Six Sigma Way: Team Fieldbook, ada enam komponen utama konsep Six Sigma dalam strategi bisnis.
1. Pelanggan merupakan rekan kerja yang menilai hasil kerja kita.
2. Manajemen yang berdasarkan data dan fakta.3. Fokus pada proses, manajemen dan perbaikan.4. Manajemen yang proaktif.5. Kolaborasi Tanpa Batas6. Selalu mengejar kesempurnaan.
Here comes your footer Page 13
Evolusi Historis dari Taylorism/Fordism ke toyotism
• Pada awalnya metodologi Fordism lebih mengedepankan perakitan dengan mengedepankan individu yang bertanggung jawab terhadap produksi serta mengedepankan produksi masal ketimbang keperluan pasar karena produksi masal lebih murah sehingga mereka berpikiran pasar bisa terpuaskan dengan ketersediaan barang.
• Seiring berkembangnya zaman, ternyata metode tersebut masih mengalami suatu kekurangan dan kemudian disempurnakan oleh toyotism, yaitu dengan mengedepankan metode Just in Time (JIT) dan juga autonomation. Dimana Just in Time itu adalah metode tepat guna dan autonomation itu adalah pemberdayaan sumber daya yang ada karena toyotism menyadari produksi masal tidaklah fleksible dan butuh biaya yang besar.
Here comes your footer Page 14
Kesimpulan
Kesuksesan Toyota terjadi memang karena adanya beberapa faktor yang diantaranya yaitu :
1. Perkembangan evolusi metodologi manufaktur yang terjadi di Jepang sangat baik.
2. Berhasil mengatasi kejenuhan pasar akan sebuah produk yang memang terjadi pada saat itu dan..
3. Berhasil menciptakan dua buah metode yang memang sangat efektif dan juga sangat berpengaruh besar dalam kemajuan Toyota, yaitu JIT dan Autonomation.
Here comes your footer Page 15
TERIMAKASIH