Post on 28-Nov-2015
description
Anatomi Temporomandibular Joint (TMJ)
Temporomandibular joint ( TMJ ) adalah persendiaan dari kondilus mandibula dengan fossa gleinodalis dari tulang temporal. Temporomandibula merupakan sendi yang bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang mengunyah dan berbicara yang letaknya dibawah depan telinga.
Susunan anatomi normal dari Temporomandibula joint
Rongga Synovial.
Prosesus kondiloideus dari tulang mandibula.
Ligamen.
Fossa glenoidalis atau fossa mandibularis dari tulang temporal
Diskus artikularis
Pergerakan temporomandibula joint ini dibagi menjadi dua gerak utama yaitu: a. Gerak Rotasi Ketika caput processus condylaris bergerak pivot dalam kompartemen sendi bagian bawah dalam hubungannya dengan discus articularis.
b. Gerak meluncur atau translasi Dimana caput mandibula dan discus articularis bergerak disepanjang permukaan bawah Os. Temporale pada kompartemaen sendi bagian atas. Kombinasi gerak sendi dan meluncur diperlukan agar cavum oris dibuka lebar – lebar. Gerak sendi pada individu dewasa yang normal mempunyai kisaran 20 – 25mm antara gigi geligi anterior atas dan bawah. Bila dikombinasikan dengan gerak meluncur kisaran gerak membuka mulut yang normal akan meningkat menjadi 35 – 45mm.
Otot-otot yang berperan di Temporo Mandibulae Joint
M. Masseter M. Pterygoideus Externa et Interna M. Mylohyoid M. Temporalis M. Geniohyoid M. Digastricus Venter anterior et posterior.
Nervus yang mempersarafi Temporo Mandibulae Joint Nervus Mandibularis. Nervus Aurikutemporal. Nervus maseterikus. Nervus Fascialis.
Fisiologi Pergerakan Sendi Temporo Mandibula1. Gerak membukaMuskulus pterygoideus lateralis berfungsi menarik prosessus kondiloideus ke depan menuju eminensia artikularis.
Dagu akan terdepresi, keadaan ini berlangsung dengan dibantu gerak membuka yang kuat dari muskulus digastricus, muskulus geniohyoideus dan muskulus mylohyoideus yang berkontraksi terhadap os hyoideum yang relatif stabil, ditahan pada tempatnya oleh muskulus infrahyoidei.
Pada saat bersamaan, serabut posterior muskulus temporalis harus relaks dan keadaan ini akan diikuti dengan relaksasi muskulus masseter, serabut anterior muskulus temporalis dan muskulus pterygoideus medialis yang berlangsung cepat dan lancar.
mandibula berotasi di sekitar sumbu horizontal, sehingga prosessus kondilus akan bergerak ke depan sedangkan angulus mandibula bergerak ke belakang.
2. Gerak menutup
Gerak menutup pada posisi protrusi memerlukan kontraksi muskulus pterygoideus lateralis, yang dibantu oleh muskulus pterygoideus medialis. Caput mandibula akan tetap pada posisi ke depan pada eminensia artikularis. Pada gerak menutup retrusi, serabut posterior muskulus temporalis akan bekerja bersama dengan muskulus masseter untuk mengembalikan prosesus kondiloideus ke dalam fosa glenoidalis, sehingga gigi geligi dapat saling berkontak pada oklusi normal.
ProtrusiPada kasus protrusi bilateral, kedua prosesus
kondiloideus bergerak ke depan dan ke bawah pada eminensia artikularis dan gigi geligi akan tetap pada kontak meluncur yang tertutup. Penggerak utama pada keadaan ini adalah muskulus pterygoideus lateralis dibantu oleh muskulus pterygoideus medialis. Serabut posterior muskulus temporalis merupakan antagonis dari kontraksi muskulus pterygoideus lateralis. Muskulus masseter, muskulus pterygoideus medialis dan serabut anterior muskulus temporalis akan berupaya mempertahankan tonus kontraksi untuk mencegah gerak rotasi dari mandibula yang akan memisahkan gigi geligi. Kontraksi muskulus pterygoideus lateralis juga akan menarik discus artikularis ke bawah dan ke depan menuju eminensia artikularis. Daerah perlekatan fibroelastik posterior dari diskus ke fissura tympanosquamosa dan ligamen capsularis akan berfungsi membatasi kisaran gerak protrusi ini.
RetrusiSelama pergerakan, kaput mandibula bersama dengan discus artikularisnya akan meluncur ke arah fosa mandibularis melalui kontraksi serabut posterior muskulus temporalis. Muskulus pterygoideus lateralis adalah otot antagonis dan akan relaks pada keadaan tersebut.
Gerak lateralPada gerak lateral, caput mandibula pada sisi
ipsilateral, ke arah sisi gerakan, akan tetap ditahan dalam fosa mandibularis. Pada saat bersamaan, caput mandibula dari sisi kontralateral akan bergerak translasional ke depan. Mandibula akan berotasi pada bidang horizontal di sekitar sumbu vertikal yang tidak melintas melalui caput yang ‘cekat’, tetapi melintas sedikit di belakangnya. Akibatnya, caput ipsilateral akan bergerak sedikit ke lateral, dalam gerakan yang dikenal sebagai gerak Bennett.
Gangguan temporomandibular adalah istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan yang mengganggu sendi temporomandibular, otot pengunyah, dan struktur terkait yang mengakibatkan gejala umum berupa nyeri dan keterbatasan membuka mulut.
60-70% populasi umum , hanya 5% dari kelompok orang, Kelainan ini paling banyak dialami perempuan (1:4).
Definisi dan Epidemiologi Gangguan Sendi Temporomandibular
Jaw clenching Teeth grinding (bruxism) Rheumatoid arthritis Fibromialgia Trauma wajah dan rahangKelainan congenital pada tulang wajah
Gejala-gejala TMD: Gejalanya biasanya lebih dari satu, yaitu : Nyeri di sekitar sendi rahang Nyeri kepala Gangguan pengunyahan Bunyi sendi ketika membuka/menutup mulut → dapat disertai atau tanpa rasa nyeri Terbatasnya buka mulut
Selain gejala diatas, mungkin juga terjadi gejala lain, seperti:Nyeri otot terutama otot leher dan bahuNyeri telingaTelinga berdengungVertigoDiagnosis TMJAnamnesisPemeriksaan fisikPemeriksaan penunjang seperti foto roentgen atau MRI
Faktor Risiko Gangguan Temporomandibular7
1. DisloDislokasi kasi Keabnormalan pada temporomandibula joint:
Dislokasi
Spasme otot
Kelainan internal
Closed lock akut.
Artritis
Oklusi
Kelainan sendi temporomandibular
Kelainan struktural
Gangguan Fungsional
Kelainan struktural adalah kelainan yang disebabkan oleh perubahan struktur persendiana akibat gangguan pertumbuhan, trauma eksternal, penyakit infeksi atau neoplasma dan umumnya jarang dijumpai.
Gangguan fungsional adalah masalah-masalah TMJ yang timbul akibat fungsi yang menyimpang kerena adanya kelainan pada posisi dan fungsi gigi-geligi, atau otot-otot kunyah.
Gejala Gangguan Sendi Rahang:1. DisloDislokasi kasi Gejala Gangguan Sendi Rahang:
Sakit Telinga
Sakit Kepala, Pusing
Kepenuhan Telinga
Dengung Dalam Telinga (Tinnitus):
Kesulitan menelan atau perasaan tidak nyaman ketika menelan
. Bunyi-Bunyi: Bunyi-bunyi kertakan (grinding), klik ( clicking) dan meletus (popping)
Gigi-gigi tidak mengalami perlekatan yang sama
. Rahang Terkunci : Rahang terasa terkunci atau kaku, sehingga sulit membuka atau menutup mulut
1. Inspeksi Pemeriksaan
1. Inspeksi
Pemeriksaan tulang belakang dan cervical
PalpasiAuskultasi
Range of motion:
Untuk melihat adanya kelainan sendi temporomandibular perlu diperhatikan gigi, sendi rahang dan otot pada wajah serta kepala dan wajah
Pasien dengan masalah TMJ juga memperlihatkan gejala pada cervikal. Pada kecelakaan kendaraan bermotor kenyataannya menunjukkan kelainan pada cervikal maupun TMJ.
Bunyi sendi TMJ terdiri dari “clicking” dan ‘krepitus’. “Clicking” adalah bunyi singkat yang terjadi pada saat membuka atau menutup mulut, bahkan keduanya. “Krepitus” menandakan perubahan dari kontur tulang seperti pada osteoartrosis. Bunyi “click” yang terjadi pada akhir membuka mulut menandakan adanya suatu pergeseran yang berat.
Pemeriksaan pergerakan ”Range of Motion” dilakukan dengan pembukaan mulut secara maksimal, pergerakan dari TMJ normalnya lembut tanpa bunyi atau nyeri.
1.Masticatory muscle examination: Pemeriksaan dengan cara palpasi sisi kanan dan kiri pada dilakukan pada sendi dan otot pada wajah dan daerah kepala.2. Muscular Resistance Testing: Tes ini penting dalam membantu mencari lokasi nyeri
Pemeriksaan penunjang
1. Transcranial radiografi : Menggunakan sinar X2. Panoramik Radiografi : Menggunakan sinar X, dapat digunakan untuk melihat hampir seluruh regio maxilomandibular dan TMJ. 3. CT Scan : Menggunakan sinar X, merupakan pemeriksaan yang akurat untuk melihat kelainan tulang pada TMJ.
Perawatan Ganggguan Sendi RahangPerawatan Ganggguan Sendi Rahang
Terapi Fisik
Terapi Panas dan Dingin
Obat-obatan
Jaw Rest (Istirahat Rahang)
Managemen stres
Koreksi Kelainan Gigitan
Perawatan bedah dan non bedah
Operasi diindikasikan pada kasus-kasus dimana terapi medis gagal.
II. NYERI KRONIK PADA GANGGUAN TEMPOROMANDIBULAR
Nyeri myofascial merupakan nyeri myogenous regional yang ditandai dengan jaringan otot yang hipersensitif dan area lokal keras yang disebut trigger point. Kondisi ini terkadang dikenal sebagai myofascial trigger point paint.
Nyeri Otot Kronik
Nyeri Myofascial