Post on 21-May-2015
1
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASI
Oleh :Dirjen Pembinaan Pembangunan Kawasan
Transmigrasidisampaikan pada
DISKUSI INTERAKTIF PERAN LEMBAGA MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI KAWASAN TRANSMIGRASI
Bidakara, 6 Desember 2013
2
I. PENDAHULUANA. Tujuan Penyelenggaraan TransmigrasiB. Arah Perubahan Ketransmigrasian di Era Otonomi
DaerahC. Perubahan Pendekatan Penyelenggaraan Transmigrasi
II. ARAH KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN TRANSMIGRASI
III. KONTRIBUSI TRANSMIGRASI S.D. SAAT INIIV. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN
KAWASAN TRANSMIGRASI 2015 - 2019V. PENUTUP
3
I. PENDAHULUANI. PENDAHULUAN
4
A. TUJUAN PENYELENGGARAAN TRANSMIGRASI
5
1. Menegaskan peran Pemda sebagai pemrakarsa dan penanggung jawab pelaksanaan transmigrasi di daerahnya;
2. Mendorong peranserta masyarakat dan swasta dalam pelaksanaan pembangunan transmigrasi;
3. Mempertegas jenis-jenis transmigrasi yaitu Transmigrasi Umum, Transmigrasi Swakarsa Berbantuan dan Transmigrasi Swakarsa Mandiri dan perbedaan perlakuan dari masing-masing jenis transmigrasi.
B. ARAH PERUBAHAN KETRANSMIGRASIAN DI ERA
OTONOMI DAERAH
UU No. 29 tahun 2009 tentang Perubahan UU No 15 tahun 2007 tentang Ketransmigrasian
C. PERUBAHAN PENDEKATAN PENYELENGGARAAN TRANSMIGRASI
1. Pembangunan transmigrasi dilaksanakan berbasis kawasan yang memiliki keterkaitan dengan kawasan sekitarnya membentuk suatu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah;
2. Pembangunan kawasan transmigrasi dirancang secara holistik dan komprehensif sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dalam bentuk WPT atau LPT;
3. Pengembangan WPT diarahkan untuk mewujudkan pusat pertumbuhan baru sebagai Kawasan Perkotaan Baru, sedangkan LPT diarahkan untuk mendukung pusat pertumbuhan yang telah ada atau yang sedang berkembang sebagai Kawasan Perkotaan Baru;
6
4. Pembangunan kawasan transmigrasi sekaligus untuk mengintegrasikan upaya penataan persebaran penduduk yang serasi dan seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan dengan mengakui hak orang untuk bermigrasi, mengadopsi visi jangka panjang untuk tata ruang urban demi perencanaan penggunaan lahan yang lestari, dan mendukung strategi urbanisasi secara terpadu.
LANJUTAN Perubahan Pendekatan
7
8
D. ARAH PERUBAHAN UU-TRANSMIGRASI
Setelah UU 29 Tahun 2009
1.Menegaskan peran Pemda sebagai pemrakarsa dan penanggung jawab pelaksanaan transmigrasi di daerahnya.
2.Mendorong peranserta masyarakat dan swasta
3.Mempertegas jenis-jenis transmigrasi sebagai peluang bagi peranserta masyarakat dan swasta
KAWASAN TRANSMIGRASI KAWASAN : Budidaya FUNGSI : sebagai permukiman dan tempat
usaha masyarakat dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah
BENTUK: WPT, untuk mewujudkan pusat pertumbuhan
baru sebagai KPB LPT, untuk mendukung pusat pertumbuhan
yang sedang berkembang menjadi KPB
Batas Kawasan Transmigrasi
SKP SKP
SKPSKP
KPB
Pusat KPB
SP
SPSP
SP
SP SP
SP
SP
SP SPSP
SP
SP
SP
SP SP
SP SP
SP
SP
KIM KIM
KIM KIM
Pusat SKPPusat SKP
Pusat SKPPusat SKP
KAWASAN PERDESAAN
4
PRO-KONTRAPRO-KONTRA
BERUBAHBERUBAH
UU 32/2004
UU 22/1999
E. SEKILAS SEJARAH TRANSMIGRASI
1905 2009
88 Kab/Kota, 235 Kec, 2.223 Desa,
1,027 Juta Kel696 SP,
129.889 Kel(44 KTM)
Bangtrans berbasis kawasan
membentuk satu kesatuan sistem pengembangan
ekonomi wilayah untuk mewujudkan
Kawasan Perkotaan Baru
dengan skema KTM Penyelesaian
Permalasahan2
MASA TRANSISIPenanganan masalah mendesak (dampak
konflik), pembenahan sistem
(246 SP-87.571 Kel)
20142011RPJMN
1999 2004
Rintisan KTM
2 Ibu Kota Prov2 Ibu Kota Prov104 Kab/Kota, 104 Kab/Kota, 383 Kec, 383 Kec, 3.035 Desa, 3.035 Desa, 2,2 juta Kel2,2 juta Kel
12/04/23 9
10
II. ARAH KEBIJAKAN II. ARAH KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN
TRANSMIGRASITRANSMIGRASI
11 Prioritas Nasional KIB-II
2010-2014
1. POLHUKAM
2. PEREKONOMIAN
3. KESRA
Transmigrasi
Prioritas Lainnya
11
A. MENDUKUNG PRIORITAS
PEMBANGUNAN NASIONAL
B.Mendukung Pengembangan Koridor Ekonomi Dalam MP3EI Melalui Upaya Mengarus-utamakan Potensi Sumberdaya Alam dan Sumberdaya Manusia Setempat
12
13
C.MENDUKUNG PEMBANGUNAN DAERAH
Mengatasi masalah :
lebarnya kesenjangan pembangunan antarwilayah, terutama antara kawasan perdesaan-perkotaan, kawasan pedalaman-pesisir, Jawa-luar Jawa, dan antara kawasan Timur-Barat, serta
rendahnya keterkaitan antara pusat pertumbuhan dengan daerah belakang (hinterland), termasuk antara kota dan desa.
Mengembangkan potensi sumberdaya alam kawasan perdesaan terintegrasi dengan pembangunan kawasan perkotaan dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah dalam kawasan transmigrasi (WPT/LPT), serta fasilitasi perpindahan dan penempatan penduduk untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya manusia dan memberikan peluang usaha di kawasan transmigrasi
14
B. PENGERTIAN TRANSMIGRASI
Setelah UU 29 Tahun 2009PENGERTIAN:Perpindahan penduduk secara sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan dan menetap di WPT / LPT
TUJUAN1.Meningkatkan kesejahteraan trans dan masy sekitar2.Meningkatkan pemerataan pembangunan daerah3.Memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa
TRANSMIGRASI = MOBILITAS PENDUDUK INTERNAL, TERARAH, BERMOTIF EKONOMI, DAN
MENETAP PERMANEN
15
pemindahan penduduk
pembangunan daerah
untuk mendukun
g
UBAH
perpindahan penduduk
pengembangan wilayah
Membutuhkan
Pembangunan Kawasan
Transmigrasi
Pembangunan Kawasan
Transmigrasi
E. PENDEKATAN
16
F. PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASI
(INSTRUMEN PEMBANGUNAN PERDESAAN DAN PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL)
KAWASAN TRANSMIGRASI
Pusat(APBN)
Provinsi(APBD)
Kabupaten
(APBD)
Naker trans Dagri PU
Sektor Lain
SWASTA
Dekon/ Pembantuan/ DAK dll
BAPPENAS
BAPPEDA
16 16
17
III. KONTRIBUSI III. KONTRIBUSI PENYELENGGARAAN PENYELENGGARAAN TRANSMIGRASI S.D. TRANSMIGRASI S.D.
SAAT INISAAT INI
Penyelengaraan transmigrasi telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan nasional antara lain:
A. Aspek Kewilayahan
Dua ibukota provinsi terbentuk dari permukiman Transmigrasi, Mamuju – Sulbar dan Bulungan/Tanjung Salor - Kalimantan Utara;
104 Permukiman berkembang menjadi ibukota Kabupaten/Kota;
383 Permukiman Transmigrasi menjadi ibukota Kecamatan;
Dari 3.053 permukiman yang dibangun, sejumlah 1.183 permukiman menjadi desa definitif, dan sisanya menjadi bagian dari desa-desa setempat.
18
KOTA-KOTA KECIL DI INDONESIA YANG TUMBUH DAN BERKEMBANG DARI PERMUKIMAN TRANSMIGRASI
12/04/23 19Mirwanto
19
B. Aspek Produksi Pertanian
Mewujudkan kantong-kantong/sentra produksi komoditas pangan dan perkebunan, antara lain: Tanaman Pangan : 70% kawasan transmigrasi telah berkembang menjadi sentra produksi pangan, serta memberikan kontribusi terhadap produksi beras nasional + 5,8 juta ton. Kawasan tersebut a.l. Delta Upang, Telang dan Karang Agung (Sumsel), Mesuji dan Rawa Pitu (Lampung), Parigi, & Toili (Sulawesi Tengah), Semangga Tanah Miring (Papua);Kelapa Sawit: 50 kawasan menjadi sentra produksi CPO: a.l. Sungai Bahar (Jambi), Pematang Panggang dan Peninjauan (Sumsel), Arga Makmur (Bengkulu), Sungai Pagar dan Lipat Kain (Riau); Parenggean (Kalteng);
20
Pengembangan agribisnis di kawasan transmigrasi melalui Pola PIR-TRANS. S.d. 1998 telah dikembangkan 584.627 Ha kelapa sawit dan kelapa hibrida di 11 provinsi, melibatkan 212.700 KK;
Karet : Kawasan Batumarta (Sumsel), Rimbo Bujang (Jambi).
B. Aspek Kependudukan
Transmigran dan penduduk setempat yang ditempatkan mencapai + 2,2 juta keluarga dan berkembang menjadi sekitar 27 juta orang transmigran beserta anak keturunannya. Sekitar 8,8 juta orang miskin dan pengangguran memperoleh secara langsung peluang berusaha dan saat ini mereka telah berhasil meningkatkan kesejahteraannya ke tingkat yang lebih baik.
21
22
IV. KEBIJAKAN DAN IV. KEBIJAKAN DAN STRATEGI STRATEGI
PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN KAWASAN KAWASAN
TRANSMIGRASITRANSMIGRASI
A. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KAWASAN
TRANSMIGRASI
1. Pembangunan kawasan transmigrasi diprioritaskan untuk mendukung pengembangan 26 kota-kota di kawasan perbatasan yang diarahkan sebagai PKSN;
2. Sebagai bagian integral dari pembangunan daerah, perencanaan pembangunan kawasan transmigrasi disusun dalam RPJPDdan/atau RPJMD ;
3. Setiap SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota diharapkan dapat menyusun Renstra pembangunan kawasan transmigrasi yang rancangan programnya dibahas dalam Musrenbang;
23
4. Kawasan transmigrasi terintegrasi dengan kawasan permukiman penduduk yang sudah ada, membentuk suatu komunitas baru. Program penempatan mempertimbangkan keseimbangan antara penduduk asli dengan pendatang;
5. Penyediaan tanah transmigrasi mengacu pada catur tertib pertanahan nasional yaitu (1) tertib administrasi, (2) tertib hukum, (3) tertib penggunaan tanah dan tertib pemeliharaan tanah, serta (4) lingkungan hidup;
6. Lokasi permukiman harus memenuhi kriteria 2C (Clear & Clean) dan 4 L (Layak Huni, Layak Usaha, Layak Berkembang dan Layak Lingkungan);
Kebijakan Pembangunan….
24
7. Pembangunan Satuan Permukiman diarahkan pada lokasi potensial dalam sistem SKP. Sistem penganggaran diusulkan dengan pendekatan tahun jamak (multi years programme), Model pembangunan bukan satu Satuan Permukiman, tetapi melalui pembangunan beberapa SP yang terintegrasi dalam satu SKP;
8. Pembangunan permukiman sebagaimana pada butir 7 dirancang dengan memperhatikan :a.Ketersediaan lahan tempat berusaha yang
potensial, tidak bermasalah dan tidak berpotensi menimbulkan masalah;
b.Kawasan transmigrasi berskala besar, sehingga dengan biaya rendah tetap memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan efisien;
Kebijakan Pembangunan….
25
c. Transmigran berkualitas sesuai kebutuhan dan kompetensi daerah penempatan;
d.Kelengkapan infrastruktur ekonomi dan fasilitas sosial secara memadai dan layak;
e. Ketersediaan rancangan pembinaan dan pengembangan usaha ekonomi dan sosial budaya yang terukur hasil dan prospeknya.
10. Pemerintah Daerah diharapkan berkontribusi dalam penyediaan APBD perencanaan dan pembangunan kawasan transmigrasi.
11. Penyelenggaraan Transmigrasi melibatkan Masyarakat berdasarkan potensi dan kebutuhannya serta kemitraan dengan Badan Usaha.
Kebijakan Pembangunan….
26
1. Pembangunan kawasan transmigrasi dilaksanakan secara bertahap meliputi :
a. Tahap pembangunan dan pengembangan permukiman yang dibatasi oleh peraturan perundangan selama lima tahun meliputi pembangunan permukiman, penataan persebaran penduduk dan pemberdayaan masyarakat;
b. Tahap pengembangan kawasan menjadi satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah;
B. STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASI
27
2. Revitalisasi KTM dikawasan Transmigrasi secara terpadu dan intensif;
3. Pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi dilaksanakan melalui kerjasama antar daerah dan sharing dana;
4. Peningkatan kualitas Calon Transmigran dan SDM Penyelenggara Transmigrasi melalui Diklat;
5. Pengembangan Model-model Hemat Lahan dan Pola Rintisan akan lebih diintensifkan (Pola Perikanan dan Industri).
Strategi Pembangunan….
28
29
V. PENUTUPV. PENUTUP
30
KESIMPULAN Penyelenggaraan Transmigrasi mendukung
Prioritas Pembangunan Nasional di Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Paska konflik;
Pembangunan kawasan transmigrasi diprioritaskan untuk mendukung PKSN;
Perencanaan pembangunan kawasan transmigrasi terintegrasi dalam RPJPD dan/atau RPJMD;
Kawasan transmigrasi telah berkembang menjadi sentra produksi pangan, serta memberikan kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional;
Peningkatan kualitas calon Transmigran dan SDM Penyelenggaran Transmigran;
31
Lanjutan KESIMPULAN
Tercapainya pertumbuhan pusat ekonomi baru memerlukan sinergitas kerjasama pemerintah (pusat dan daerah), badan usaha, dan masyarakat dengan tetap mengutamakan keserasian lingkungan;
Pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi dilaksanakan melalui kerjasama antar daerah dan sharing dana APBD;
Revitalisasi Penyelenggaraan KTM;
Pengembangan Model-model Hemat Lahan dan Pola Rintisan akan lebih diintensifkan (pola industri, perikanan dll);
Penyelesaian tunggakan permasalahan merupakan agenda utama yang tetap dilanjutkan.
32
KESIMPULAN Pembangunan transmigrasi diharapkan dapat
mendukung percepatan berkembangnya pusat pertumbuhan ekonomi baru.
Prioritas pembangunan kawasan perbatasan yang diarahkan sebagai Pusat Kegiatan Strategis Nasional.
Tercapainya pertumbuhan pusat ekonomi baru memerlukan sinergi kerjasama pemerintah (pusat dan daerah), badan usaha, dan masyarakat transmigrasi, dengan tetap mengutamakan keserasian lingkungan.
Pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi dilaksanakan melalui kerjasama antar daerah dan sharing dana.
Pengembangan Model-model Hemat Lahan dan Pola Rintisan.
Terima Terima KasihKasih
33