KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah...

20
Sinergi Li n tas Kementerian dan Lembaga untuk RPJMN 2020-2024 MEMBANGUN PINGGIRAN MEMBANGUN NUSANTARA MELALUI DAERAH TERTENTU VOL.2 AGUSTUS 2018 Mengelola Sumber Daya PPKT untuk Mengikis Ketertinggalan KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DAN PERBATASAN 9 16

Transcript of KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah...

Page 1: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

Literasi | Agustus 2018

Sinergi Lintas Kementerian dan Lembaga untuk RPJMN 2020-2024

M e M b a n g u n P i n g g i r a n M e M b a n g u n n u s a n t a r a M e l a l u i d a e r a h t e r t e n t u

V o l . 2 a g u s t u s 2 0 1 8

Mengelola Sumber Daya PPKT untuk Mengikis Ketertinggalan

KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH

PULAU-PULAU KECIL TERLUAR DAN PERBATASAN

9 16

Page 2: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

Literasi | Agustus 2018

Komunikasi Mengawal Percepatan Pembangunan

Serambi

Media internal sebagai sarana komunikasi telah menjadi kebutuhan di era global. Karena itulah LITERASI hadir menemui pembacanya secara reguler. Alhamdulillah, berkat kerja keras segenap jajaran di Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (Ditjen PDTu) Kemendes PDTT, LITERASI kembali hadir di hadapan pembaca.

Suatu kebanggaan bagi kami, khalayak publik dapat membaca laporan kegiatan Ditjen PDTu secara berkala dalam rangka upaya melakukan percepatan pembangunan daerah tertentu di daerah tertinggal. Ditjen PDTu memiliki tanggungjawab dalam mengentaskan 50 kabupaten dari 80 kabupaten yang masuk teropong pemerintah untuk dientaskan dari ketertinggalan pada akhir tahun 2019. Sasaran lokasi 50 kabupaten tersebut meliputi daerah dengan karakteristik perbatasan serta pulau-pulau kecil dan terluar. Selain itu, penguatan kapasitas pemangku kepentingan terkait (stakeholders) dalam penanganan daerah rawan bencana, rawan pangan dan pasca konflik sekaligus upaya mewujudkan ketangguhannya, menjadi bagian mandat yang harus diemban Ditjen PDTu.

Dalam rangka percepatan pembangunan khususnya di daerah tertinggal, Pemerintah bertekad menjamin kelancaran mobilitas masyarakat dan distribusi barang/jasa melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi wilayah di pusat-pusat pertumbuhan, serta membuka keterisolasian daerah tertinggal, pulau kecil terluar, kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga Provinsi Papua dan Papua Barat. Salah satu upaya percepatan itu dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Afirmasi Bidang Transportasi.

Untuk itu, pada tahun 2019, Kemendes PDTT melalui Ditjen PDTu sebagai pengampu DAK Fisik Afirmasi Bidang Transportasi untuk wilayah perbatasan dan pulau kecil terluar, mendorong pengalokasian DAK tersebut pada 43 Kabupaten/Kota yang merupakan Lokpri Perbatasan sebagaimana yang telah ditetapkan melalui Perka BNPP No. 1 Tahun 2015 dan 29 Kabupaten dengan 43 Pulau Kecil Terluar berpenduduk, berdasarkan Kepres 6 Tahun 2017 tentang Penetapan Pulau –Pulau Kecil Terluar.

Kegiatan DAK Fisik Afirmasi Bidang Transportasi sebagaimana tertuang pada Perpres Nomor 5 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis DAK Fisik meliputi pengadaan moda transportasi darat (micro bus, pick up, double gardan), moda transportasi perairan (kapal penumpang dengan kapasitas maksimal 22 penumpang dari kapal fiberglass & poly ethilen). Selain itu, pembangunan dan peningkatan jalan non status, pembangunan dermaga rakyat, pembangunan tambatan perahu dan renovasi jembatan gantung juga masuk dalam lingkup kegiatan DAK mendatang.

Tentunya selain DAK, Kemendes PDTT melalui Ditjen PDTu tetap melakukan intervensi kegiatan guna akselerasi pengentasan daerah tertinggal yang ada di daerah tertentu melalui pendanaan APBN. Mulai dari pembukaan jalan di wilayah perbatasan, penyediaan transportasi kapal di pulau kecil terluar, pembangunan embung untuk irigasi pertanian, penyediaan perangkat early warning system untuk mitigasi bencana hingga penguatan pranata adat dan budaya untuk masyarakat.

Nah, dalam LITERASI edisi ini, kami menyajikan informasi program yang telah berjalan, juga program yang akan datang. Agar muatan informasi dalam LITERASI ini dapat lebih lengkap, obyektif dan menarik, tentunya kami berharap dari kerjasama dengan kawan-kawan di daerah untuk mengirimkan tulisan terkait kebijakan dan kegiatan yang berhasil di daerah, meliputi latar belakang, implementasi, dan hasil kerja Ditjen PDTu. Sehingga bisa menjadi program dan kegiatan yang dapat direplikasikan ke daerah lain secara terintegrasi. Akhir kata, selamat membaca, semoga bisa menjadi penyuluh bagi kita semua.

Jakarta, Agustus 2018 Aisyah GamawatiPelaksana Tugas Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu

Page 3: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

Literasi | Agustus 2018

4 LaPoran UtaMa Kerja Bersama Membangkitkan Daerah Tertentu

8 WaWancara Anwar Sanusi : Sinergi Lintas Kementerian dan Lembaga untuk RPJMN 2020-2024

12 KiLas Kabar Mobil Pikap untuk Bumi Raflesia

14 KoLoM Strategi Pengembangan Wilayah

Perdesaan Di Daerah Perbatasan

16 KoLoM Mengelola Sumber Daya Pulau Pulau Kecil

Terluar untuk Mengikis Ketertinggalan

19 GaLeri Foto

Daftar

redaKsi Literasi

PembinaPlt. Dirjen PDTu - Aisyah Gamawati

Penanggung Jawab Sesditjen PDTu - Aisyah Gamawati

Pemimpin redaksiKabag Perencanaan - Fujiartanto

Wakil Pemimpin redaksiKasubbag Data dan Informasi - Aryo Wicaksono

dokumentasi dan Fotografi Tim Data dan Informasi Ditjen PDTu

5

12

6

9Setditjen PDTu,

Jl. Abdul Muis No 7 Jakarta Pusat, 10110Email : [email protected],

Kontak: 0815 19302237

Page 4: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

Literasi | Agustus 2018

Laporan Utama

Kerja bersama Membangkitkan daerah tertentu

Selain merampungkan target 50 daerah pengembangan daerah tertentu di RPJMN 2015-2019, rakor tahun ini juga sebagai ajang perumusan kerja untuk penyusunan RPJMN 2020-2024. Selain paparan program, juga mendengarkan komitmen pemerintah daerah dalam pengembangan daerah tertentu di Indonesia.

4

GATR

A/ A

BDUR

ACHM

AN

Pembukaan rapat koordinasi persiapan pelaksanaan kegiatan tahun 2019 di hotel Grand Mercure, Jakarta Pusat

Page 5: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

5Literasi | Agustus 2018

Direktorat Jenderal Pe-ngembangan Daerah Tertentu (PDTu) me-ngadakan rapat koordinasi persiapan pelaksanaan

kegiatan tahun 2019, di Jakarta, 27-29 Agustus 2018. Kegiatan dibuka Sekjen Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kementerian Desa PDTT), Anwar Sanusi. Rakor ini dihadiri Pelaksana Tugas Dirjen Pengembangnan Daerah Tertentu (PDTu), Aisyah Gamawati, dan pejabat tinggi Kementerian Desa PDTT serta para direktur dilingkup Ditjen PDTu.

Dalam laporan kegiatan yang dihadiri para pejabat pemerintah daerah (pemda), kepala bapeda provinsi, kepala bappeda kabupaten, dan lintas kementerian terkait ini, Kabag Perencanaan Sekretariat Ditjen PDTu, Fujiartanto. mengatakan bahwa, penyelenggaraan kegiatan ini bertujuan untuk melakukkan sinkronisasi, integrasi, harmonisasi, dan sinergitas program Ditjen PDTu tahun 2019.

Dia berharap, melalui rapat koordinasi ini akan terinformasikannya kebijakan program dan kegiatan serta penganggaran Kementerian Desa PDTT serta Ditjen PDTu tahun angggaran 2019. Kemudian, kegiatan ini juga akan mengkonfirmasi kesanggupan pemerintah daerah dalam menerima bantuan sesuai dengan usulan dari pemerintah daerah terkait yang telah disampaikan kepada Ditjen PDTu tahun 2019. Selain itu, kegiatan ini juga berharap akan diterimanya dokumen teknis dan administratif dari berbagai daerah dalam perencanaan untuk kegiatan pada 2019.

Kegiatan ini diisi paparan kegiatan dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Bappenas, Kementerian Keuangan, dan internal dari Kementerian Desa PDTT. Selain itu juga akan mendengarkan komitmen pemerintah daerah untuk menerima dan menolak usulan

pengembangan di daerah, agar pada 2019 bisa berjalan sesuai dengan harapan.

Sederet pembicara dari kementerian terkait antara lain, yaitu Sonny Harry Budiutomo, Plt. Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Desa, dan Kawasan dari Kemenko PMK, Sumedi Andono Mulyo, Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi, dan Perdesaan dari Kementrian PPN/Bappenas), dan Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan.

Pembicara lainnya dari Kementerian Desa PDTT, selain Plt. Dirjen PDTu, Aisyah Gamawati, yakni Muhammad Rizal (Kepala Biro Perencanaan), Putut Edy Sasono (Direktur Penanganan Daerah Rawan Pangan), Hasrul Edyar (Direktur Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar), Hasman Ma’ani (Direktur Pengembangan Daerah Rawan Bencana) Endang Supriyani (Direktur Pengembangan Daerah Perbatasan) dan Sugito, Direktur Pengembangan Daerah Pasca Konflik.

Sementara itu, pada kata sambutannya, Sekjen Kementerian Desa PDTT Anwar Sanusi, mengatakan, ketika Kementerian Desa PDTT menyatu dalam satu nomenklaktur, ada tugas untuk mengentasan 80 daerah tertinggal. Daerah tersebut adalah sebagian dari 122 kabupaten yang masuk pada daerah tertinggal.

Dalam kelompok daerah tertinggal tersebut, ada juga daerah-daerah yang disebut dengan daerah tertentu. Maksudnya daerah tertentu yang telah kita sepakati ini adalah, daerah pasca konflik, rawan pangan, rawan bencana, dan pulau-pulau terluar. “Untuk itu, intervensi yang kita lakukan ini berharap menjadikan wilayah tersebut bisa melakukan aktivitas pembangunan sebagaimana mestinya,” ujar Anwar.

Oleh karena itu pada beberapa waktu lalu, karena segmentasi yang berbeda-beda, untuk misalnya, di daerah-daerah luar yang berbatasan dengan negara lain telah disepakati melalui pendekatan pembangunan yang mengombinasikan

DoK.

PDT

U

Aisyah Gamawati

Page 6: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

Literasi | Agustus 2018

Laporan Utama

pendekatan keamanan dan kesejahteraan. Dari dua hal ini tidak bisa dipisahkan, karena dua hal ini tidak bisa menggantikan (subtitusi) namun dua hal yang komplementer (saling melengkapi).

“Banyak orang mengatakan, diplomasi yang baik adalah diplomasi kesejahteraan. Namun kita juga tidak bisa menegasikan penguatan yang terkait dengan keamanan,” ujarnya. Oleh karena itu beberapa waktu lalu, untuk pengembangan di daerah yang telah disebutkan tadi, Ditjen PDTu sudah mengidentifikasi potensi-potensi yang bisa dikembangkan untuk daerah-daerah tersebut.

Ada beberapa hal yang telah didiskusikan saat national bussines summit, pertemuan puncak bisnis terkait daerah-daerah di perbatasan. Data tersebut masih cukup bagus sebagai referensi untuk melihat dan memotret daerah perbatasan yang bisa dikembangkan. Jika sudah jelas potensinya, kata Anwar, kita akan mengidentifikasi dan memperkirakan untuk dilakukan intervensi yang pas, dan siapa saja yang bisa mengintervensi.

Maka pada pendekatan tersebut (keamanan dan kesejahteraan), ada pendekatan yang ditawarkan Menteri Desa PDTT Eko Putro Sandjojo, yakni Prukades (Produk Unggulan Kawasan Perdesaan). Prukades merupakan sinergi antara antarpemerintah pusat, daerah, dan kelompok swasta. “Triple helix partnersip,” katanya menegaskan.

Prukades merupakan alat untuk mendorong pertumbuh dan berkembangnya wilayah-wilayah di perbatasan. Di daerah perbatasan harus dilakukan kerjasama untuk membangkitkan daerah-daerah perbatasan. Ini merupakan program utama dan unggulan Kementerian Desa PDTT.

Terakhir Sekjen Kementerian Desa PDTT berharap, dengan memiliki modal

sosial di Indonesia, yakni nilai Ketuhanan yang Maha Esa, meskipun berbeda-beda keyakinan, namun kita bisa duduk bersama satu meja untuk berembuk menyelesaikan masalah bersama. Politik identitas dihindari dengan mengamalkan Pancasila. “Untuk itu, kita harus bersama mengembangkan daerah tertentu ini,” katanya.

Daerah-daerah tertentu yang sudah didefinisikan merupakan kewajiban bersama untuk dikembangkan. Berkembang melalui pengembangan indikator kuantitatif, di antaranya meliputi pertumbuhan ekonominya harus di atas 5,5%, indeks pembangunan manusia (IPM) rata-rata 7, dan kedalaman kemiskinannya bisa dikurangi.

“Tiga hal ini yang harus secara bersama-sama didiskusikan,” ujarnya. Meskipun pada diskusi kali ini berfokus untuk 2019, namun bukan tidak mungkin rapat koordinasi ini juga membahas hingga 2024. “Karena kita ingin daerah-daerah tertentu tadi benar-benar dapat berkembang,” katanya.

Kejar target Pengembangan 50 daerah tertentu

Dalam rapat koordinasi persiapan pelaksanaan kegiatan Ditjen PDTu tahun 2019, hari kedua, 29 Agustus lalu, Plt. Dirjen PDTu, Kementerian Desa PDTT Aisyah Gamawati, menyampaikan pokok bahasan yang menjadi prioritas program dan lokasi pengembangan daerah tertentu

6

Page 7: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

7Literasi | Agustus 2018

tahun 2019. Program kerja ini merupakan tahun terakhir RPJMN 2015-2019 dalam mendukung percepatan pembangunan daerah tertinggal serta perlunya koordinasi dan dukungan kementerian/lembaga sektor terkait.

“Saat ini ada 54 kabupaten yang masih termasuk dalam kategori daerah rawan pangan, 23 kabupaten perbatasan, 95 kabupaten rawan bencana, dan 58 kabupaten pulau kecil dan terluar yang menjadi perhatian dari program kerja Ditjen PDTu. Direktorat penanganan daerah pasca konflik untuk bantuan pendanaan 2019, kita fokuskan pada 50 kabupaten, dari 122 kabupaten daerah tertinggal yang merupakan bagian dari

program dan target kerja direktorat tahun 2015 – 2019,” kata Aisyah.

Untuk tahun 2019 tercatat ada 50 Kabupaten tertinggal di seluruh Indonesia yang akan kembali menjadi sasaran program kerja ini, meliputi daerah-daerah berkarakteristik tertentu atau khusus meliputi daaerah rawan pangan, rawan bencana, dan pasca konflik, daerah pulau-pulau kecil dan terluar serta daerah perbatasan yang masih kekurangan ketersediaan sarana dan prasarana dasar sosial ekonomi.

Selain itu, juga pengembangan potensi sumber daya unggulan yang produktif dan prospektif dapat mengangkat kualitas masyarakat, di antaranya Kabupaten Aceh Singkil, Kepulauan Mentawai, Manggarai Barat, Kayong Utara, Konawe Kepulauan, Tojo Una Una, Sambas, Bengkayang, Bima, Ende, Maluku Tenggara Barat, Maluku Barat Daya, Biak Numfor, Yapen, Alor, Lebak, Pandeglang.

Berbagai kegiatan akan dikerjakan dalam rencana kerja tahun 2019, diantaranya pembangunan sarana air bersih, pengembangan desa wisata, pengadaan kapal barang dan penumpang untuk pulau kecil dan terluar, pengembangan potensi sumber daya potensial seperti perluasan ladang garam dan rumput laut, perbaikan sarana jalan, penyediaan alat early warning system (EWS), pembangunan embung, penyediaan sarana dan prasarana pengolahan hasil pertanian dan perkebunan, dan juga penguatan masyarakat adat melalui festival budaya .

Hasrul Edyar, Direktur Pengembangan Daerah Pulau Kecil dan Terluar mengingatkan hendaknya pemerintah daerah yang akan mendapat bantuan perlu memperhatikan permasalahan dan status aset lahan untuk lokasi kegiatan sehingga proyek bisa tetap berlanjut setelah program selesai dan tanpa ada permasalahan di kemudian hari, serta

terutama hasil pembangunan memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat daerah pulau kecil dan terluar.

Sementara itu, Aloisius, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku, menyampaikan bahwa dalam program kerja 2019, wilayahnya akan memfokuskan pada proyek unggulan berupa penyediaan sarana dan prasarana produksi garam dan budidaya rumput laut. “Rencananya akan dilaksanakan di Pulau Selaru, yang juga merupakan pulau terluar di Indonesia,” kata Aloisius. “Dukungan Ditjen PDTu Kemendesa PDTT sangat membantu rencana itu,” tambahnya.

Di sisi lain, Elyandri, Kepala Badan Pengelola Wilayah Perbatasan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, merencanakan akan menggunakan dana program percepatan pembangunan dari Kemendesa PDTT ini untuk perluasan jalan penghubung antara jalan paralel dengan jalan nasional di Desa Sanatap, Kecamatan Sajingan Besar, dalam rangka penguatan daerah perbatasan sebagai beranda terdepan Negara Indonesia.

Begitu pula dengan Flora, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, menyampaikan berterima kasih daerah diberi perhatian dan kembali mendapatkan bantuan pendanaan dari Kementerian Desa PDTT khususnya Ditjen PDTu, untuk program kerja 2019.

Rencananya, dana akan digunakan untuk melanjutkan program kerja yang sebelumnya yang didanai pada 2018 yakni program pengembangan desa wisata untuk wisata surfing di Pulau Pantar, Kabupaten Alor. “Daerah kami kan sudah terkenal untuk wisata menyelam (diving), sekarang kami juga mengembangkan atraksi baru untuk wisata surfing,” kata Flora. (L) n

Page 8: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

Literasi | Agustus 2018

Wawancara

8

Sinergi Lintas Kementerian dan Lembaga untuk RPJMN

2020-2024

Senin malam, 27 Agustus lalu, Ditjen Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu), Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

(Kemendesa PDTT), menggelar rapat koordinasi (rakor) persiapan pelaksanaan kegiatan untuk tahun 2019.

Rakor yang dihadiri oleh para Kepala Bappeda provinsi, Bappeda dan OPD teknis kabupaten serta kementerian/lembaga lintas sektor tersebut dalam rangka koordinasi pelaksanaan program pengembangan daerah tertentu, yang meliputi daerah pasca konflik, daerah rawan pangan, daerah rawan bencana, daerah pulau kecil dan terluar serta daerah perbatasan.

Rapat koordinasi ini dilakukan sebagai media untuk melakukan pengelolaaan koordinasi yang baik antara Kemendesa PDT khususnya di Ditjen PDTu bersama dengan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten serta kementerian/ lembaga lintas sektor mendukung Ditjen PDTu dalam pelaksanaan kegiatan 2019.

Didampingi Plt. Dirjen PDTu, Aisyah Gamawati, Sekjen Kemendesa PDTT, Anwar Sanusi menjawab beberapa pertanyaan dari Redaksi Buletin ------ terkait Rakor Tahun 2018 persiapan pelaksanaan kegiatan Tahun 2019 ini. Anwar memaparkan tantangan, target serta program yang akan dijalankan pada tahun 2019.

Anwar juga mengungkapkan, selain melakukan koordinasi program tahun 2019,

pasca konflik, daerah rawan pangan, dan juga daerah yang masuk pada daerah rawan bencana. Untuk menjalankan program, apa saja yang sudah dilakukan pada tahun 2018?

Di dalam pengembangan daerah tertentu terbagi pada bagian-bagian. Berbeda-beda intervensi yang dilakukan. Misalnya, untuk daerah rawan bencana kita melakukan bukan mitigasi bencana, lebih ke arah pembangunan kapasitas untuk daerah-daerah yang masuk ke dalam klaster atau kelompok (rawan bencana) tersebut. Bagaimana caranya mengelola bencana tersebut.

Kemudian, yang terkait pada pengembangan daerah-daerah tertentu misalnya dengan daerah-daerah terluar dan daerah-daerah pulau kecil. Ada bantuan-bantuan yang sifatnya afirmatif untuk mengembangkan kehidupan mereka melalui pengembangan potensi unggulan daerah kepulauan.

Selain itu ada pembangunan yang sifatnya kita lakukan intervensi sarana prasarana, misalnya membangun konektivitas antar pulau, membangun tambatan perahu dan kapal untuk menghubungkan dengan pulau-pulau lain.

Begitu pula terkait dengan program penanganan daerah rawan pangan, dan daerah pasca konflik serta pengembangan daerah perbatasan, juga membangun sarana dan prasarana serta fasilitasi kegiatan afirmatif yang sesuai dengan upaya

ia juga berharap rakor ini bisa merumuskan materi masukan penyusunan RPJMN Tahun 2020-2024 bidang pengembangan daerah tertentu. Lebih jauh uraian wawancara dengan Sekjen Kemendesa PDTT ini, berikut petikannnya: siapa saja yang terlibat pada rakor ini?

Rakor ini mengundang kementerian dan lembaga lainnya juga ikut berperan di dalamnnya (rakor). Ada kementerian lain itu sangat erat hubungannya dengan kita (Kemendesa PDTT). Misalnya, Bappenas, Kementerian Keuangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian PUPR, Kementerian Sosial, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan dengan non kementerian misalnya dengan Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB), Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), dan sebagainya. Bahkan juga, Rakor mengundang Kementerian Koordinator PMK sebagai narasumber dan Kantor Staf Presiden (KSP) untuk memantau jalannya dan hasil rakor. bagiamana dengan Pemerintah daerah?

Pada rakor ini kita juga mengundang pemerintah daerah yang selama ini menjadi mitra kerja dari Kemendesa PDTT untuk pengembangan daerah-daerah tertentu. Sebanyak 144 pejabat daerah dari unsur Kepala Bappeda propinsi, Bappeda dan OPD teknis kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara lain, daerah terluar dan terdepan, pulau-pulau kecil, daerah

Page 9: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

9Literasi | Agustus 2018

pemenuhan kebutuhan daerah yang telah diusulkan sebelumnya. bagaimana dengan sisa empat bulan ini?

Masih kita sinergikan dengan kementerian lain, ada fungsi koordinatif yang kita lakukan. Misalnya, adanya program rencana aksi nasional pembangunan daerah tertinggal, untuk pembangunan daerah tertentu. Dalam rencana aksi nasional tersebut semua sudah masuk. Selain itu juga dilakukan pengendalian pengelolaan kegiatan secara intensif guna mempercepat pelaksanaan kegiatan sesuai dengan target waktu yang ada hingga Desember 2019 seluruh kegiatan dapat terselesaikan. tahun 2018 ini apa yang sudah dilakukan?

(Dijawab oleh Plt. Dirjen PDTu) Tahun ini (2018) berdasarkan lokus penanganan, Ada 95 daerah yang masuk pada daerah rawan bencana, 54 daerah rawan pangan, 41 daerah pasca konflik, 23 daerah perbatasan dan 60 daerah pulau kecil dan terluar.

Misalnya yang telah dilakukan di daerah pascakonflik, kita memberikan dan meningkatkan kapasitas bagaimana menghadapi konflik sosial, agar tetap kondusif sehingga kehidupan perdamaian dan ketenteraman warga dapat terbangun. Ini sebagai wujud Ditjen PDTu peran dalam mendukung terwujudnya integrasi sosial sebagai pangejawantahan dukungan tetap utuhnya NKRI melalui pengelolaan daerah pasca konflik.

Pada daerah tertentu lainnya yang bukan daerah pasca konflik juga dikembangkan berbagai program dan kegiatan yang sesuai dengan kebijakan RPJMN 2015-2019 dengan tetap memperhatikan usulan dan karakteristik serta kearifan lokal daerah. Sehingga program dan kegiatan yang kita lakukan tepat sasaran dan memberikan kemanfaatan kepada masyarakat pada daerah-daerah tersebut.

GATR

A/ A

BDUR

ACHM

AN

Page 10: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

Literasi | Agustus 201810

bagimana pelaksanaan penyelesaian konflik?

Untuk daerah pascakonflik, kita relatif dapat melakukan penanganan dengan baik. Kita masih memiliki modal social capital (modal sosial). Sebetulnya sudah dimiliki, namun lupa, perlu dioptimalkan sebagai modal dasar pembangunan. Untuk itulah hal ini yang akan kita perkuat kembali di daerah-daerah pascakonflik di antaranya penguatan tata nilai adat dan budaya masyarakat setempat sebagai perekat kehidupan masyarakat untuk mendukung pembangunan.

Misalnya di Ambon dalam banyak kasus setelah ada di pengungsian barulah mereka sadar, mengapa mereka harus ada konflik-konflik sosial. Ternyata, lebih di-triger pada aspek eksternal. Oleh karena itu kita akan gali kembali social capital agar menjadi alat menekan dan menyelesaikan konflik. ada prioritas kerja? (dijawab oleh Plt. dirjen Pdtu)

Masing-masing direktorat yang ada di di Ditjen PDTu memiliki lokus kerja. Nah bagimana caranya ini semua kerja bersama. Ada daerah-daerah atau kabupaten yang menjadi prioritas di Ditjen PDTu (80 kabupaten dari 122 kabupaten) di overlay dengan 50 Kabupaten dari PDTu yang harus dientaskan (kemiskinan), kemudian di overlay lagi dengan 5 kabupaten prioritas nasional. Sehingga ada 16 kabupaten yang terintegrasi. Itulah yang menjadi prioritas dan dikerjakan secara bersama- sama, bagaimana pola kerjanya?

Dari target-target yang harus kita kerjakan sesungguhnya bukan hanya menjadi peran dari Kementerian Desa dan PDTu saja. Namun ada kerja bersama di sana. Maka tantangan yang harus dilakukan adalah bagaiman caranya kita selalu berkoordinasi dengan Kementerian dan Lembaga lain. bagaimana peran swasta?

Kalau ingin berkembang (daerah),

pendekatan yang kita akan lakukan adalah prukades (produk kawasan perdesaan), kawasan tersebut bisa kecamatan atau antar-kecamatan. Jika mau berkembang harus ada peran dari swasta. Peran swasta menjadi penting agar dapat mengivestasikan modalnya ke daerah-daerah itu, arena daerah-daerah tertentu itu secara realistas memiliki potensi dan sumber daya yang prospektif, hanya masih memerlukan uluran tangan swasta, dan Kemendesa PDTT proaktif menggalang dan memfasilitasi Swasta dengan pemerintah daerah. contohnya seperti apa?

Misalnya, di Halmahera Utara ada keterlibatan swasta untuk membeli produk jagung di sana. Karena, jika produk unggulan di perdesaan tidak ada peran swastanya, sama saja bohong, karena produk jagung melimpah, masyarakat sulit pemasaran keluar daerah, akhirnya produk tersebut tidak bisa dijual.

Kalau di Pandenglang masih terus jalan. Laporan dari bupatinya sudah dua kali panen. Pandeglang sebelumnya merupakan daerah tertinggal, saat ini sudah entas. Banyak swasta yang berperan di sana. Artinya, selain pemerintah, swasta juga pada dasarnya memiliki tanggung jawab sehingga perlu berperan serta mendukung entasnya daerah tertinggal, terutama daerah tertentu. target kerja di 2019?

Koridor ada 7 kabupaten tertinggal. Itu masih hutang untuk dientaskan di 2019. Misalnya juga Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Tiap tahun ada capaian target hingga 2019 ada 50 daerah tertentu yang menjadi target dapat dientaskan dari kemiskinan. Kedepan mengintervensi daerah tertentu selain daerah tertinggal, non daerah tertinggal kita akan masukan juga pada target kerja. Pola penanganan konflik?

Untuk daerah penanganan pasca

konflik sudah disusun pada RPJMN 2015-2019. Untuk 2019 untuk penanganan konflik ada tim terpadu lintas kementerian dan lembaga. Ditjen PDTu hanya berfokus pada peningkatan kapasitas pada kearifan lokal. Contohnya Ambon, ternyata penyelesaian konflik sosial lebih diperkuat pada modal sosial dari pranata adat yang bisa diselesaikan oleh mereka. terakhir, apa harapan untuk ke depan?

Harapan kami tentunya kita bisa menyelesaikan target di 7 kabupaten daerah tertentu di tahun 2019 untuk terentaskan dari kemiskinan. Sehingga Ditjen PDTu dapat berkinerja mendukung 50 daerah Tertinggal terentaskan sebagaimana ditargetkan dalam masa RPJMN 2015-2019.

Kemudian, kita juga menyiapkan untuk RPJMN 2020-2024. Kinerja pencapaian target 50 kabupaten pada masa RPJMN 2015-2019 saat ini akan menjadi fondasi penentuan target kedepan dalam RPJMN 2020-2024. Kita akan mengidentifikasi aspek-aspek apa saja yang masih krusial. Apa saja yang akan kita lakukan untuk memberikan intervensi secara bersama-sama.

Dari rakor ini, kita juga berharap dari daerah-daerah yang terlibat pada rakor ini dapat memberikan informasi yang valid untuk dijadikan bahan pertimbangan untuk menyususun RPJMN 2020-2024. Direncanakan target kinerja Ditjen PDTu selain memprioritaskan pada daerah tertentu dalam daerah tertinggal keberlanjutan RPJMN 2015-2019 yang diperkirakan belum entas (berdasarkan evaluasi nantinya), juga akan mengakomodasikan dan memperluas target kerja pada daerah nontertinggal yang juga berkarakteristik sebagai daerah tertentu mengingat daerah tertentu dalam non daerah tertinggal juga membutuhkan kehadiran Pemerintah melalui Kemendesa PDTTT melalui program afirmatif pada RPJMN 2020-2024 ke depan. n

Page 11: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

11Literasi | Agustus 2018

Kolom

direktorat PdP Mendorong investasi di Perbatasan

Hary Lasmana

Dalam upaya mendorong percepatan pengentasan daerah tertinggal khususnya di kawasan perbatasan, Direktorat Pengembangan Daerah Perbatasan (Direktorat PDP) Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu sejak 2015

melakukan berbagai program dalam rangka Pengembangan Kawasan Beranda Indonesia (PKBI). Kegiatan ini merupakan sebuah upaya dalam mengembangkan dan memberdayakan daerah perbatasan menjadi beranda negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman. Kawasan perbatasan didorong agar dapat menjadi pusat pertumbuhan baru yang berfungsi sebagai pintu gerbang perdagangan internasional dan simpul utama transportasi dengan negara-negara tetangga.

Sebagaimana tertuang dalam Nawacita Presiden yaitu “Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Indonesia”. PKBI berkomitmen mengembangkan potensi kawasan perbatasan yang belum tergarap. Salah satunya melibatkan dunia usaha mengembangkan investasi di perbatasan yang terwadahi dalam suatu Forum Pengembangan Bisnis dan Investasi Daerah Perbatasan. Forum ini sebagai wadah yang mempertemukan pemangku kepentingan dengan dunia usaha untuk melakukan investasi di daerah perbatasan.

Penyelenggaraan forum pengembangan investasi daerah perbatasan (border investement summit) pertama kali dilaksanakan pada 2015. Acara tersebut mempertemukan para pemangku kebijakan kawasan perbatasan dengan calon investor di tingkat nasional. Pertemuan itu menghasilkan beberapa kesepakatan yang salah satunya adalah usulan paket kebijakan ekonomi untuk peningkatan investasi di daerah perbatasan. Hal ini merupakan terobosan untuk menarik minat para investor untuk berinvestasi di daerah-daerah tertinggal di perbatasan.

Pada 2016, kembali dilaksanakan Forum Bisnis dan Investasi Daerah Perbatasan di Jakarta. Beberapa agenda yang dilaksanakan pada kegiatan ini antara lain lokakarya dan pertemuan bisnis antara para calon investor dengan mitra usaha daerah serta pemerintah

kabupaten yang bertujuan untuk mencapai suatu kesepahaman dan kesepakatan bisnis; pameran produk unggulan kabupaten daerah perbatasan; serta peluncuran buku Rencana Bisnis dan Investasi pada 6 (enam) Daerah Perbatasan yaitu Natuna – Kepulauan Riau, Nunukan – Kalimantan Utara, Kepulauan Talaud – Sulawesi Utara, Pulau Morotai – Maluku Utara, Belu – Nusa Tenggara Timur, danMerauke – Papua.

Sejalan dengan kegiatan tersebut, pada akhir 2017 di Surabaya kembali digelar Forum Bisnis dan Investasi Daerah Perbatasan. Acara yang merupakan kelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya ini mempertemukan sejumlah investor, BUMN/BUMD, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)serta pengusaha anggota Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dengan calon mitra usaha daerah termasuk pemerintah daerah di kawasan perbatasan negara. Selain itu juga berpartisipasi dalam acara ini PT Mitra Bumdes Nusantara yang berkomitmen untuk meningkatkan investasi ekonomi di desa dan kawasan pedesaan berbasis Bumdes

Dari tiga gelaran kegiatan Forum Bisnis dan Investasi Daerah Perbatasan pada tiga tahun berturut-turut, telah menciptakan ruang diskusi, penyebaran informasi, dan konsep bisnis tentang potensi unggulan dan peluang investasi di kawasan perbatasan yang tidak hanya sebagai wacana. Salah satu contoh yang merupakan tindak lanjut dari gelaran forum tersebut adalah penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nunukan, Kalimantan Utara dengan PT Togos Makmur Internasional (TMI) pada 6 Februari 2018 di Kementerian Desa, Pembangunan Daerah tertinggal dan Transmigrasi.

Melalui program Pengembangan Kawasan Beranda Indonesia khususnya melalui pelaksanaan Forum Bisnis dan Investasi Daerah Perbatasan, Direktorat Pengembangan Daerah Perbatasan berupaya mendorong keterlibatan dunia usaha untuk mengembangkan investasi di daerah tertinggal di perbatasan negara. Hal ini diharapkan menjadi sebuah langkah awal dalam membangun Kawasan Beranda Indonesia untuk menjadi pusat pertumbuhan baru yang menyejahterakan masyarakat di wilayah perbatasan dengan mengembangkan komoditas/produk unggulan dari masing-masing daerah. (L) n

Page 12: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

Literasi | Agustus 201812

Bersamaan dengan perayaan Dirgahayu Kemerdekaan ke-73, ada kado spesial dari Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

(PDTT) Eko Putro Sandjojo untuk masyarakat Kabupaten Seluma, Bengkulu. Mendes PDTT menjadi inspektur upacara 17 Agustus 2018 untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia di lapangan Desa Bukit Peninjauan II, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Seluma.

Sekitar 40 menit perjalanan dengan mobil dari kota Bengkulu.

Upacara bendera ini diikuti sekitar 2000 warga se-Kabupaten Seluma, pelajar, pegawai sipil pemerintah setempat, polisi, tentara, anggota dewan, dan para pejabat Kabupaten Seluma. Turut hadir juga dalam upacara ini para pejabat eselon I Kementerian Desa, PDTT di antaranya Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu) Aisyah Gamawati, dan Direktur Jenderal

Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Taufik Madjid.

Juga Direktur Jenderal Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Pemukiman Transmigrasi (PKP2Trans) R. Hari Pramudiono, dan Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Samsul Widodo. Upacara dipandu petugas polisi dan TNI dan dimeriahkan paduan suara pelajar Seluma. Mendes PDTT Eko Putro Sandjojo dalam sambutan pada upacara bendera 17 Agustus berharap agar semangat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 1945 bisa menjadi tauladan dan inspirasi bagi kemajuan pembangunan pedesaan dan kawasan tertinggal.

Kabupaten Seluma adalah wilayah administrasi yang terletak pantai barat

Kilas Kabar

Mobil Pikap untuk bumi raflesiaKemendesa PDTT terus berupaya mempercepat pembangunan dan pengembangan daerah tertentu. Bantuan DAK Transdes diberikan kepada masyarakat Kabupaten Seluma, Bengkulu. Juga pembangunan bronjong dan peranti peringatan dini untuk banjir dan longsor.

Do

K. D

iTJe

N PD

Tu

Page 13: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

Literasi | Agustus 201813

Sumatera bagian selatan Provinsi Bengkulu yang berbatasan dengan Samudra Hindia. Kabupaten yang terbentuk pada 2003 ini memiliki wilayah seluas sekitar 1.224 kilometer persegi dan dihuni sekitar 274.367 jiwa. Terkenal sebagai penghasil komoditas unggulan seperti padi, karet, kayu manis, pinang, dan perikanan laut.

Selain itu juga terkenal dengan wisata Pantai Seluma. Sebelumnya, Menteri Eko menjadi nara sumber pada acara dialog dengan tenaga pendamping Desa. Dia menepati janjinya untuk memberi perhatian lebih kepada Provinsi Bengkulu agar segera bisa mengatasi ketertinggalannya dalam pemanfaatan dana desa seperti provinsi-provinsi lain.

Menteri Desa melakukan kunjungan kerja ke provinsi Bumi Raflesia yang ketiga kalinya pada bulan ini, setelah kunjungan kerjanya sepekan lalu di Kabupaten Bengkulu Utara. Kunjungan kali ini, difokuskan di Kabupaten Seluma. “Secara umum penyerapan dana desa di

hingga lebih 1 kilometer,” ujar Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu) Aisyah Gamawati.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo menyerahkan bantuan dalam kunjungan ke Kabupaten Seluma, Bengkulu, Ahad, 19 Agustus 2018. Mendes PDTT juga meninjau berbagai proyek serta memberikan bantuan terkait pengembangan daerah tertentu didampingi Pelaksana Tugas Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu) Aisyah Gamawati.

Kabupaten Seluma terkenal sebagai penghasil komoditas unggulan seperti padi, karet, kayu manis, pinang, dan perikanan laut, serta wisata pantai. “Kami berharap masyarakat Kabupaten Seluma bisa memanfaatkan dan menjaga bantuan-bantuan ini. Untuk mencegah longsor kami membangun bronjong, sedangkan alat EWS sebagai peringatan awal jika ada bencana banjir dan longsor. Selain itu, untuk meningkatkan akses air bersih kami juga membangun sarananya,” kata Aisyah Gamawati.

Pembangunan bronjong sebagai pelindung tebing sungai sepanjang 117 meter di Desa Air Periukan, Kecamatan Air Periukan. Penyerahan bantuan perangkat EWS sebagai alat peringatan dini banjir terletak di Desa Pasar Ngalam dan Ngapal Jungur. Lokasi desa ini memang sangat rentan. Sebab, terletak di pinggir Sungai Sindur. Selain itu, lokasinya juga strategis karena jalur darat provinsi melewati wilayah ini. Manfaat bronjong dapat dirasakan juga oleh 375 kepala keluarga dengan 1.000 jiwa meliputi warga Keban Agung, Lawang Agung, dan Pasar Ngalam.

Untuk penyediaan sarana air bersih, bangunannya bertempat di Desa Talang Giring dan Desa Arang Sepat, Kecamatan Lubuk Sandi dengan jalur perpipaan yang didistribusikan langsung ke rumah warga. Selain pembuatan bak penampung, juga pembuatan sarana MCK umum. n

Tim Literasi

“Kami berharap masyarakat Kabupaten Seluma

bisa memanfaatkan dan menjaga bantuan-bantuan

ini. Untuk mencegah longsor kami membangun bronjong, sedangkan alat EWS sebagai peringatan

awal jika ada bencana banjir dan longsor. Selain itu, untuk meningkatkan akses air bersih kami juga membangun sarananya.”

Aisyah Gamawati, PLT Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu).

“Secara umum penyerapan dana desa

di Bengkulu sudah baik, karena meningkat

dari tahun ke tahun. Namun, masih perlu

ditingkatkan lagi produktivitasnya.”

Eko Putro Sandjojo,Menteri Desa PDTT.

Bengkulu sudah baik, karena meningkat dari tahun ke tahun. Namun, masih perlu ditingkatkan lagi produktivitasnya,” katanya.

Dalam sesi upacara bendera 17 Agustus Mendes PDTT menyerahkan Dana Alokasi Khusus (DAK) Kemendes PDTT berupa 25 mobil pikap kepada 25 BUMDes dari berbagai desa di Kabupaten Seluma, penyerahan hibah bantuan perangkat early warning system (EWS) untuk Desa Pasar Ngalam, dan Ngapal Jungur.

“Perangkat early warning system ini sangat berguna bagi kedua desa di pinggir Samudra Hindia. Alat ini bisa mengukur curah hujan dan tinggi permukaan air laut, dilengkapi menara kontrol, dan sirine peringatan dini mampu menjangkau area

Page 14: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

Literasi | Agustus 2018

Kolom

W ilayah perdesaan didefinisikan sebagai bentuk pengembangan dari istilah desa yang lebih mengacu pada ciri-ciri wilayah yang lebih luas dan mencakup beberapa desa (Antonius, T, 2003, dalam Mutaali Lutfi).

Wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai permukiman, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Karakteristik wilayah perdesaan dapat dilihat dari aspek ruang dan lingkungan fisik yang menjadi ciri khusus yang berbeda dengan wilayah lainnya khususnya perkotaan. Hal ini dapat dilihat pada kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakatnya.

Karakteristik wilayah perbatasan secara umum dicirikan tiga hal mendasar (Tjahjati, 1977) yaitu aspek sosial ekonomi, hal ini ditunjukan oleh daerah kurang berkembang yang dicirikan pada lokasinya yang terpencil/terisolir, rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan, tingkat kesejahteraan yang rendah, terbatasnya jaringan informasi. Kedua, aspek pertahanan keamanan, hal ini ditunjukan oleh rentang kendali pemerintahan yang luas,

strategi Pengembangan Wilayah Perdesaan

di daerah Perbatasan

14

Alin Yurianto Gagariandi

penyebaran penduduk yang tidak merata, sehingga perlu pembinaan dan pengawasan teritorial yang sangat khusus. Ketiga, aspek politis, secara umum ada pengaruh kegiatan sosial negara tetangga sehingga ada potensi kerawanan secara politis.

Melihat karakteristik wilayah perbatasan seperti tersebut diatas dan pada umumnya wilayah perbatasan adalah desa dan perdesaan, yaitu potensinya sangat tergantung dengan sumber daya alam, yaitu pertanian, kelautan, pariwisata dan tambang.

Perkembangan Wilayah Perdesaan PerbatasanDalam pengembangan wilayah khususnya wilayah perdesaan

secara teori dipengaruhi tiga perspektif faktor penentu yaitu (1) faktor intraregional (2) faktor interregional (3) faktor manajemen wilayah. Pengembangan wilayah perdesaan di daerah perbatasan juga merupakan strategi dalam memanfaatkan dan mengombinasikan faktor-faktor tersebut sebagai potensi dan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi wilayah perdesaan di daerah perbatasan, hal ini mencakup barang dan jasa yang merupakan kebutuhan wilayah perdesaan perbatasan.

Page 15: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

Literasi | Agustus 2018

Keberlangsungan perkembangan wilayah perdesaan khususnya di daerah perbatasan sangat dipengaruhi oleh kondisi desa (sumber daya manusia, kelengkapan infrastruktur, dan kegiatan ekonomi). Keberlangsungan kegiatan pembangunan perdesaan di daerah perbatasan dapat dilihat peran dan fungsi masing-masing kementerian dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).

Dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2010 tentang BNPP, disebutkan bahwa BNPP mempunyai tugas menetapkan kebijakan program pembangunan daerah perbatasan, menetapkan rencana kebutuhan anggaran, mengoordinasikan pelaksanaan evaluasi dan pengawasan terhadap pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan. Sedangkan kementerian dan lembaga teknis terkait yang didalamnya terdapat Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kementerian Desa PDTT) mempunyai tugas dalam peningkatan pembangunan kawasan perbatasan sesuai skema pembangunan yang ditetapkan BNPP.

Jika mengacu pada data BNPP 2016, alokasi anggaran pembangunan di daerah perbatasan dari tahun 2013 sampai 2016 terakumulasi cukup besar, kurang lebih Rp15,4 Triliun, dengan porsi terbesar lebih dari 60 % adalah digelontorkan untuk pembangunan infrastruktur. Peran Kementerian Desa PDTT (dalam hal ini Direktorat Pengembangan Daerah Perbatasan dan Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu) berkoordinasi dengan BNPP untuk menciptakan sinergi dalam perencanaan pembangunan kawasan perbatasan dan sekaligus meningkatkan pembangunan kawasan perbatasan yang salah satunya melalui peningkatan kualitas pemanfaatan dana desa di desa-desa perbatasan.

Dalam tahun anggaran 2018, sedang dan telah disusun beberapa master plan untuk pengembangan ekonomi di kawasan strategis nasional, dalam mendukung Pos Lintas Batas Negara (PLBN), dan sekaligus diimplementasikan untuk kawasan yang sudah terbangun. Sebagai contoh salah satunya di Kabupaten Belu Provinsi NTT di kawasan Sonis Laloran sebagai pengembangan kawasan peternakan. Kawasan Sonis Laloran ini dikembangkan dari beberapa desa yang ada yang membentuk perdesaan dan kawasan perdesaan ini dikembangkan untuk dapat mendorong peran PLBN sebagai kawasan strategis nasional.

strategi Pengembangan Wilayah Perdesaan Perbatasan

Dalam penjelasan RPJM dan RPJP nampak terlihat bahwa dalam pengembangan daerah perbatasan sudah bergeser dari

pandangan inward looking ke outward looking dan dari pendekatan keamanan kependekatan kesejahteraan. Diamanatkan pula bahwa daerah perbatasan diharapkan sebagai pintu gerbang aktivitas ekonomi dan perdagangan dengan negara tetangga secara terintegrasi dan berwawasan lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Untuk itu salah satu fokusnya adalah pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di kawasan perbatasan, yaitu pengembangan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dan menciptakan sistem ekonomi antar PKSN dengan negara tetangga sesuai dengan fungsi Kabupatennya. Pengembangan pusat pertumbuhan di daerah perbatasan yang diharapkan adalah tumbuhnya pusat pertumbuhan baru. Sehingga desa-desa di lokasi prioritas diharapkan tumbuh menjadi kota-kota kecil yang berfungsi sebagai pusat pertumbuhan baru (seperti kawasan Sonis Laloran).

Upaya lain Direktorat Pengembangan Daerah Perbatasan Ditjen PDTu untuk menginisiasi pengembangan daerah perbatasan dengan basis investasi (investment led development), namun perlu menjadi catatan bahwa investasi di daerah perbatasan akan berhasil setidaknya memenuhi beberapa hal yaitu: (1) memiliki posisi geografis dan aksesibilitas yang baik, (2) terdapat potensi sumberdaya yang memadai, (3) adanya rencana special economic zone (SEZ), (4) kalau dimungkinkan diperlukan zona perdagangan bebas (free trade zone), (5) dan adanya master plan pembangunan fisik untuk kawasan perdesaan dan kota-kota kecil di sekitar daerah perbatasan sebagai pusat-pusat pertumbuhan baru.

KesimpulanDalam pengembangan kawasan perdesaan di daerah

perbatasan yang disertai dengan keinginan suksesnya investasi di daerah perbatasan sesungguhnya diperlukan sebuah prasyarat yang sangat menentukan dan mendasar sebelum dilakukan menjaring investor dan langkah menggandeng pihak penanam modal, muara semua itu adalah tersedianya dokumen perencanaan yang menunjang dan memperkuat investasi di kawasan perdesaan khususnya di daerah perbatasan.

Dokumen perencanaan tersebut harus sudah menerjemahkan faktor manajerial, teknis detil dan regulasi serta kelembagaan yang diperlukan. Misalnya untuk kawasan-kawasan perdesaan diperbatasan setidaknya memenuhi enam faktor strategi tersebut termasuk di Kawasan Sonis Laloran, sehingga memperkecil kegagalan dan ketidakpastian, serta sekaligus mempercepat investasi. (L) n

15

Page 16: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

Literasi | Agustus 201816

Indonesia dikaruniai pulau-pulau kecil dan terluar (PPKT) yang memiliki kekayaan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan (environmental services) yang

potensial untuk pembangunan ekonomi. PPKT didefinisikan berdasarkan dua kriteria utama yaitu luasan pulau dan jumlah penduduk. Definisi PPKT sesuai dengan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 41/2000 jo. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 67/2002 adalah pulau yang berukuran kurang atau sama dengan 10.000 km2, dengan jumlah penduduk kurang atau sama dengan 200.000 jiwa. Disamping kriteria utama tersebut, beberapa karakteristik PPKT adalah secara ekologis terpisah dari pulau induknya, memiliki batas fisik yang jelas dan mempunyai keanekaragaman yang tipikal dan bernilai tinggi.

Posisi strategis PPKT menyebabkan pemerintah perlu segera memperjelas batas wilayah dengan negara-negara tetangga, karena segala potensi kelautan dan sumber daya lain yang dimiliki Indonesia tidak akan berarti bilamana wilayah perairannya tidak memiliki batas wilayah laut yang jelas. Ketiadaan batas wilayah laut yang jelas analog dengan halaman rumah tanpa pagar. Pengalaman kehilangan pulau Sipadan dan Ligitan harus juga menjadi bahan perhatian khusus untuk menjadi kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sebuah negara dapat diakui merdeka dan berdaulat atas wilayah tertentu (dalam hukum intemasional disebut “A defined territory”atau batas wilayah tertentu yang pasti). Penentuan luas wilayah negara,

Mengelola sumber daya PPKt untuk Mengikis KetertinggalanOleh: Hasrul Edyar, S.Sos, MAP.

Kolom

DoK.

DITJ

EN P

DTU

Page 17: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

Literasi | Agustus 201817

didasarkan pada faktor-faktor tertentu yaitu segi historis, politis, atau hukum. Penetapan batas wilayah dan yurisdiksi negara merupakan hal yang sangat penting, strategis sekaligus sensitif, karena berkaitan dengan pengaturan permasalahan kedaulatan (sovereignity) , hak-hak berdaulat (sovereign rights) dan yurisdiksi (jurisdiction) suatu negara terhadap zona-zona maritim, sebagaimana diatur dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut 1982.

Indopnesia memiliki 17.504 pulau terdiri dari pulau besar (Jawa, Sumatera, Kalimantan,Sulawesi, dan Papua) dan belasan ribu pulau kecil. Data nama-nama pulau yang telah diverifikasi berdasarkan usulan kepada PBB pada 2017 menyatakan dari 17.504 pulau, 1.448 belum diverifikasi/belum memiliki nama. Yang bernama 16.056 pulau. PPKT di wilayah NKRI mempunyai potensi yang besar dilihat dari segi sosial, ekonomi dan budaya serta keamanan.

Mengelola Potensi sumber dayaPemanfaatan langsung masyarakat

baru sebatas untuk memenuhi kehidupan sehari-hari seperti menangkapn ikan, mengambil karang, dan konversi ekosistem mangrove. Pemanfaatan sumberdaya PPKT dengan skala komersial, dengan menerapkan kaidah pemanfaatan secara berkelanjutan, dan tidak melampaui daya dukung belum banyak dilakukan. Gagasan meningkatkan dan mengembangkan potensi dan produk unggulan PPKT belum optimal untuk mengentaskan kemiskinan dan mengikis ketertinggalan.

Namun demikian ada beberapa kegiatan yang tidak diperbolehkan dalam rangka pemanfaatan wilayah pesisir, PPKT. Antara lain, yang menimbulkan kerusakan ekosistem terumbu karang, mangrove, dan padang lamun. Dan mengambil terumbu karang di kawasan konservasi. Juga menggunakan bahan peledak, bahan beracun dan/atau bahan lain yang merusak ekosistem terumbu karang, dan lain-lain.

Pemanfaatan potensi dan peningkatan nilai produk unggulan belum dapat dilakukan secara optimal karena keterbatasan daya dukung, baik karena

kualitas produksi yang rendah, biaya produksi yang mahal maupun karena keterbatasan kemampuan sumberdaya manusia yang mengelola. Di samping itu faktor transportasi dan sulitnya pemasaran juga menjadi faktor permasalahan dalam pengembangan potensi dan produk unggulan daerah.

Kelancaran transportasi menjadi faktor penting dalam pengembangan wilayah dalam kawasan pulau-pulau kecil dan terluar. Dengan kemudahan dan kelancaran akses menuju pulau pulau kecil dan terluar akan menarik bagi investor untuk menanam investasi sekaligus menarik bagi wisatawan untuk berkunjung. Kelancaran transportasi juga akan menyebabkan harga barang dan jasa di pulau pulau kecil dan terluar akan stabil sehingga tidak memberatkan masyarakat. Di sisi lain kelancaran arus transportasi juga mendukung pemasaran hasil produksi dan hasil olahan yang masyarakat untuk di pasarkan ke luar daerah. Faktor yang mendukung aksesibilitas ini antara lain, moda transportasi laut berupa kapal penumpang dan kapal barang, dermaga/tambatan perahu termasuk jaringan telekomunikasi.

Rentang jarak yang jauh, sarana transportasi serta sarana telekomunikasi yang minim menyebabkan kegiatan koordinasi tidak dapat dilaksanakan secara baik. Sehingga menjadi kendala dalam menyusun program yang lebih baik, terukur dan tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masyarakat serta wilayah setempat. Butuh waktu dan energi luntuk memaksimalkan perencanaan maupun pelaksanaan program di PPKT ini. Bahkan beberapa pulau kecil terluar ini untuk menuju kesana harus dengan biaya mahal dengan menyewa speed boat.

Sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan dan tingkat pendidikan yang memadai rata-rata sulit diperoleh. Jikapun ada umumnya mereka meninggalkan wilayah pulau dan bekerja di kawasan kota atau daerah yang lebih menjanjikan. Kondisi ini juga tidak terlepas dari pola pikir masyarakat bahwa bekerja itu adalah sebagai pegawai negeri, pegawai kontrak atau karyawan di BUMN dan

perusahaan sehingga kader-kader yang potensial meninggalkan kampung halaman.

Kearifan lokal yang menjadi kebiasaan masyarakat berdampak positif bagi pembangunan kawasan harus diberdayakan. Seperti, budaya gotong royong dalam mendukung pelaksanaan pembangunan menjadi lebih baik. Sikap ramah dan bersahabat berdampak positif terhadap pengembangan potensi wisata. Tetapi budaya lokal yang menjadi keyakinan masyarakat juga dapat berdampak negatif. Seperti, budaya tidak membolehkan pihak lain di luar penduduk asli menguasai dan memiliki tanah. Sehingga menjadi kendala bagi investor yang sebenarnya tertarik untuk menanam modal di kawasan tersebut.

Mencermati hal di atas, berhubungan dengan faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap pembangunan dan pengembangan kawasan pulau–pulau kecil dan terluar, maka beberapa program atau kegiatan utama yang perlu diperhatikan. Seperti, pemenuhan prasarana dan sarana air bersih, jaringan komunikasi desa, elektrifikasi, sarana pendidikan dan kesehatan. Juga pembukaan dan peningkatan koneksitas dan aksesibilitas, yaitu terkait dengan pembangunan dermaga, tambatan perahu, kapal penumpang dan kapal barang untuk kelancaran arus orang dan arus barang antar pulau dan antar wilayah.

Pengembangan potensi unggulan daerah (potsuda), sesuai dengan karakteristik wilayah dapat berupa keramba jaring apung , pengembangan desa wisata yang dapat dilaksanakan secara terintegrasi, budi daya rumput laut, budidaya tambak garam serta program yang terkait dengan dukungan terhadap kegiatan pasca panen sesuai dengan potensi dan produk unggulan.

strategi Mengikis Ketertinggalan

Sinergi dan integrasi program pemerintah dengan subsektor lain yang sama-sama turut membangun di kawasan PPKT sangat diperlukan. Hal ini dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. Saat ini pengelolaan PPKT dikoordinasikan

Page 18: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

Literasi | Agustus 2018

Kolom

18

tim Koordinasi, sebagai ketua: Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan; wakil Ketua: Menteri Kelautan dan Perikanan. Penyelenggaraan tugas tim Koordinasi sehari-hari dibantu oleh tim Kerja yang dikoordinasi Menteri Kelautan dan Perikanan.

Pengelolaan PPKT perlu dilakukan secara terpadu antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Pemda) serta melibatkan seluruh instansi terkait dengan memanfaatkan berbagai sumber dana pembangunan, kekuatan ekonomi daerah serta sektor perbankan. Kementerian Pertanian (Kementan) belum secara formal terlibat dalam tim kerja, namun partisipasinya sangat diperlukan, terutama pembangunan subsektor pertanian termasuk subsektor peternakan. Kedepan keterlibatan Kementan secara formal dalam tim kerja akan signifikan. Semua itu harus didukung keterpaduan disiplin ilmu, perencanaan dan pengelolaan seharusnya dilakukan bersama-sama dengan masyarakat lokal di pulau tersebut (community based development).

Dengan demikian keterpaduan stakeholders pelaku pembangunan (pemerintah pusat/daerah, masyarakat, swasta/investor, LSM, Universitas, dll.) dalam pengelolaan sumberdaya alam (SDA) menjadi penting untuk mendukung keberhasilan. Persoalan yang sering menjadi masalah di PPKT terluar antara lain adalah penentuan perbatasan wilayah di laut dengan negara tetangga yang seringkali tidak berjalan mulus. Di beberapa PPKT yang berpenghuni, masyarakatnya masih terisolir dan termarjinalkan dengan rendahnya kondisi ekonomi serta kesenjangan dengan negara tetangga.

Pengelolaan PPKT bertujuan untuk menjaga keutuhan wilayah keamanan dan pertahanan negara, pemanfaatan sumber daya alam dan pemberdayaan masyarakat setempat dengan prinsip wawasan nusantara berkelanjutan, terpadu dan berbasis masyarakat. Pengelolaan meliputi 5 (lima) bidang. Yaitu, sumberdaya alam dan lingkungan hidup; infrastruktur dan perhubungan; pembinaan wilayah; pertahanan dan keamanan; ekonomi, sosial dan budaya.

Masalah pembangunan daerah dalam perspektif nasional yang utama adalah bagaimana mengurangi kesenjangan antar daerah serta mengurangi angka kemiskinan. Dalam upaya mengurangi kesenjangan antar daerah, secara nasional dilakukan strategi pembangunan yang di arahkan terhadap beberapa faktor utama.

Seperti, mendorong percepatan pembangunan daaerah tertinggal, kawasan strategis, kawasan cepat tumbuh, kawasan perbatasan, kawasan terluar dan pulau-pulau kecil. Pengembangan aksesibilitas dan konektivitas antar wilayah dan kawasan pulau-pulau melalui pengembangan perdagangan dan perekonomian domestik. Mendorong pertumbuhan wilayah-wilayah potensial di wilayah timur Indonesia terutama kawasan tertinggal, wilayah perbatasan dan PPKT. Meningkatkan daya saing daerah melalui pengembangan sektor dan produk unggulan daerah. (L) n

*) Penulis adalah Direktur Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil Kementerian Desa PDTT

Page 19: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

GaleriPhoto

FoTo

-FoT

o D

oK.

DITJ

EN P

DTU

Pengibaran Bendera HUT RI Ke-73 di Kabupaten Seluma Menteri PDTT Eko Putro Sandjojo didampingi Aisyah Gamawati Plt Dirjen PDTu (kanan) saat Live Peringatan HUT RI Ke-73

Menteri PDTT Eko Putro Sandjojo menjadi inspektur upacara peringatan hari kemerdekaan di Kabupaten Seluma Tarian khas daerah Bengkulu untuk menyambut kedatangan Menteri

Panitia Pusat HUT RI 73 SELUMA

Page 20: KERJA BERSAMA MENGENTASKAN DAERAH PULAU-PULAU … file... sarana dan prasarana transportasi wilayah di ... kawasan perbatasan, kawasan transmigrasi dan juga ... terkait kebijakan dan

Literasi | Agustus 2018

direKtorat JenderaL PenGeMbanGan daerah tertentUKeMenterian desa, PeMbanGUnan daerah tertinGGaL, dan transMiGrasi

rePUbLiK indonesia

@DitjenPDTUDitjenPDTUDitjenPDTU

DitjenPDTuditjenpdtu.kemendesa.go.id