Ke Gawat Daruratan

Post on 03-Feb-2016

237 views 0 download

description

kegawatdaruratan maternal

Transcript of Ke Gawat Daruratan

PENANGANAN SYOKOBSTETRI GINEKOLOGI

Dr.SUHARTO Sp.OG.

PENDAHULUAN

• Dibidang obstetri ginekologi kita sering

menemukan kasus syok terutama dise babkan oleh perdarahan

• Ini merupakan kasus kedaruratan yang harus kita tangani dengan cepat,cermat dan tepat.

Pengertian syok

• Syok adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah ( perfusi darah ) ke dlm

jaringan sehingga tidak dapat memenuhi kebutuh

an oksigen dan nutrisi dan tidak mampu menge luarkan hasil metabolisme,

( sarwono p )

PENYEBAB

1.Perdarahan

2.Neurogenik

3.Kardiogenik

4.Septik

5.Anafolaktik

6.Emboli

7.Penyebab anestesi

8.Kombinasi

GEJALA KLINIK

1.Tekanan darah menurun

2..Nadi cepat dan lemah

3.Keringat dingin

4.Pucat

5.Sianosis

6.Sesak nafas

7.Penglihatan kabur

8.Gelisah

9.OLIGURIA /ANURIA

KOMPLIKASI

• Akibat kekurangan oksigen:

• Terjadi metabolisme an aerob---- Asidosis metabolik.:

• 1.Hipofisis mengalami nekrosis

• 2.Nekrosis ginjal ---- Gagal ginjal

KLASIFIKASI PERDARAHAN

KLASIFIKASI I

Jumlah perdarahan < 15 %

.Tek ,drh dan nadi normal

Test Tilt positip

Test TILT utk gejala syok yg tidak jelas:

pasien didudukkan terjadi hipotensi dan atau takikadi.

bila berbaring tek.drh dan frek.nadi normal

KLASIFIKASI II

• Perdarahan 20 – 25 % SEDANG

Takikardi – takipneu

tekanan nadi < 30%

tekanan sistol rendah

pengisian darah kapiler lambat

KLASIFIKASI III BERAT

• PERDARAHAN 30 – 35 %

Kulit dingin,berkerut.pucat Tekanan darah sangat rendah Gelisah Oligouria ( ,30ml/jam ) Asidosis netabolik

PERDARAHAN BERAT

• Perdarahan 40 – 45 %

Hipotensi berat hanya nadi karotis yang teraba syok ireversible

FASE SYOK OBSTETRIK

• Perempuan hamil mempunyai toleransni perdarahan 500 – 100 ml.

• Ini karena daya toleransi / adaptasi fisiologik kardio vaskuler dan hematologik.

• Akan tetapi apabila terjadi perdarahan terus menerus akan memasuki fase:

fase kompensasi

fase dekompensasi

fase kerusakan jaringan & bahaya kematian

Fase kompensasi

• Rangsangan reflek simpatis • Respon pertama thd kehilangan darah adalah

vasokonstriksi utk mempertahankan pasokan darah ke organ vital

. Takikardi

. Takipneu

. Pucat

Fase dekompensasi

• Perdarahan lebih 1000 ml• Gejala klinik sesuai kekurangan darah

• Terapi pada fase ini adl terapi yang adekuat dan tepat

Fase kerusakan jaringan & bahaya kematian

• Penanganan yg tidak adekwat dan lama akan menyebabkan kerusakan jaringan:

• a.Asidosis metaboik• b.|Dilatasi arteriel - cairan keluar ke Jar• C.DIC• D.Kegagalan jantung

Pengertian

• Gawat darurat adalah suatu keadaan yang terjadi mendadak mengakibatkan seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan /pertolongan segera dalam arti pertolongan secara cermat tepat dan cepat.

• Apabila tidak mendapatkan pertolongan semacam itu maka korban akan mati atau cacat/kehilangan anggota tubuhnya seumur hidup.

FASE SEPTIK SYOK

• INFEKSI• .SEPTIKEMIA• SYOK SEPTIK : WARM SYOK SEPTIK

COLD SYOK SEPTIK

PENANGANAN UMUM

• 1.Posisikan pasien

• 2.Manajemen airway

• 3.Manajemen breathing

• 4.Manajemen circulation

• 5.Pasang transfusi set dg jarum no.18

Perawatan ke daruratan

• Meliputi pertolongan pertama, penanganan trans portasi yang diberikan kepada orang yang menga lami kondisi darurat akibat rudapaksa. seba medik atau perjalanan penyakit dimulai dari tempat dikete mukannya korban tsb.sampai pengobatan definitif yang dilakukan ditempat rujukan.

Penyebab ke gawatan:

• Segala sesuatu bisa berupa penyakit maupun trauma yang menyebabkan ancaman terhadap fungsi vital tubuh,antara lain:

1. fungsi jalan nafas dan fungsi nafas

2. fungsi sirkulasi

3. fungsi otak dan kesadaran.

Kriteria pasien gawat darurat

• Orang mengalami kegawat daruratan yang menyang kut :

1.Terganggunya jalan nafas yang menyangkut

sumbatan karena benda asing, asma berat,

spasme laryngeal ,traumma muka yang meng

ganggu jalan nafas dll.

2.Terganggunya fungsi pernafasan

misal. Trauma torak,masif hemotorak, emfi

sema, fraktur iga , paralisis otot nafas akibat

obat,penyakit dll.

2.Terganggunya fungsi sirkulasi

antara lain syok ( hipovolemik,kardiogenik,

anafilaktik,septik dan neurogenik ), tamponade

jantung dll.

3.Terganggunya fungsi otak dan kesadaran

misal ; stroke dangan penurunan kesadaran

trauma kepala dgn penurunan ksdrn

koma diabetika,koma uremika,koma

hepatikum

infeksi otak

kejang contoh eklamsi.

Pasien akut

• Adalah pasien yang menderita sakit secara menda- dak (dalam waktu cepat ) yang membutuhkan per –tolongan segera yang apabila tidak ditolong, akan bertambah parah penyakit nya.

• Kriteria pasien akut :

1.Semua pasien gawat darurat

2.Pasien trauma selain gawat darurat seperti luka

robek ringan-sedang dll.

KEGAWATAN OBSTETRI GINEKOLOGI

• PERDARAHAN

Abortus

Mola hidatidosa

KET

Plasenta previa

solusio plasenta

perdarahan pasca salin

• INFEKSI

Abortus

Pasca tindakan

Infeksi nifas

• TEKANAN DARAH TINGGI

DAN PENURUNAN KESADARAN

HIPERTENSI

Pre eklamsi

Eklamsi

RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP )

• 1.Posisi korban harus terlentang dengan alas yang

keras.Posisi penolong disisi korban sejajar dada

penderita.

• 2.Penolong meletakkan bagian yang keras telapak

tangan diatas sternum 2 – 3 jari diatas prosesus

xiphoideus.Letakkan telapak tangan ke 2 diatas

telapak tangan pertama (menumpuk ), Kedua lutut

penolong merapat,dan menempel bahu.

Pijatan dng menjatuhkan berat badan penolong

ke sternum

• 3.Tekan tulang sternum sedalalm 5 cm kemudian

biarkan dada kembali normal (relaksasi ).

Waktku kompresi dan relaksasi dada diusahakan

sama.

Jika ada dua penolong ,penolong pertama melaku

kan kompresi maka penolong kedua sambil menu

nggu pemberian ventilasi,sebaiknya meraba arteri

karkotis utk mengetahui apakah kompresi efektif

atau tidak.Jika nadi berdetak maka kompresi efektif.

• 4.Setelah 30 kali kompresi dihentikan diteruskan

dengan pemberian ventilalsi 2 kali ( 1 siklus =

30 kali komprresi dan 2 kali ventilasi ),

Setia p 5 sikllus dilakukan monitoring denyut nadi

dan bergantian posisi penolong apabila penolong

lebih dari satu orang.• 4.Jika terpasang endo tracheal tube ( ETT ) tidak

menggunakan 30 : 2 lagi.

Kompresi dilakukan dgn kecepatan 100x/mnt

tanpa berhenti dan ventilalsi dilakukan 8 – 10.

Setiap 2 mnt bergantian posisi agar tdk lelah.

2.Hipotermi

• Derajat hipotermi akan mempengaruhi pernafasan dan denyut jantung,( bradikardi )

• Harus dinilai ada henti nafas dan lambatnya jantung selama 30 – 45 detik.

• Tidak usah menunggu menaikkan suhu tubuh, berikan pernafasan buatan apabila tidak bernafas danberikan RJP bila henti jantung.

• Lepas pakaian dan berikan selimut hangat dan jika mungkin berikan oksigen hangat.

• Posisi mantap (recovery posistion )

Posisi ini digunakan utk korban yang tidak sadar yang telah bernafas normal dan sirkulasi aman.

Posisi ini dibuat utk menjaga jalan nafas tetap ter buka dan mengurangi risiko sumbatan jalan nafas dan aspirasi.

Caranya korban diletakkan miring salah satu sisi tubuh dengan tangan yang dibawah berada dide

pan badan.

RESUSITASI JANTUNG PARUDIHENTIKAN :

• 1.Jantung sudah berdetak ,ditandai adanya nadi dan nafas sudah spontan.

• 2.Mengechek nadi dan pernafasan

• 3.Penolong kelelahan.

• 4.Penderita ddinyatakan tidak mempunyai harapan hidup lagi.

STABILISASI PASIEN

• Menyangkut :

• Pemberian oksigen• Menstabilkan kan pernafasan• Menstabil kan hemodinamika ( sirkulasi )• Memperbaiki kesadaran

AIRWAY MANAGEMENTPengelolaan Jalan Nafas Tanpa Alat

• Adalah tindakan yang dilakukan untuk membebas kan jalan nafas dengan tetap memperhatika cervical

• Tujuan:

membebaskan jalan nafas untuk menjamin jalan mas suknya udara keparu secara normal sehingga men – jamin kecukupan oksigenasi tubuh.

Pemeriksaan jalan nafas:

• L = look.

lihat jalan nafas atau pengembangan dada,adanya retraksi sela iga,warna mukosa kulit dan kesadaran.

• L = listen

dengar suara udara pernafasan.

• F = feel ( rasakan )

rasakan adanya aliran udara pernafasan dengan

menggunakan pipi penolong.

Cara pemeriksaan LLFdilakukan secara simultan

Cara ini digunakan untuk memeriksa jalan nafas dan pernafasan

Tindakan :

• Membuka jalan nafas dengan proteksi servikal:

1.Chin lift manouver ( tindakan mengangkat dagu )

2.Jaw thrust manouver ( mengangkat sudut rahang

bawah )

3.Head Tilt manouver ( tindakan menekan dahi )

ingat pada pasien dgn dugaan cedera leher dan kepala, hanya dilakukan dgn anouver jaw thrust dg.hati2 dan mencegah gerakan leher

• Utk memeriksa jalan nafas terutama didaerah mulut dapat dilakukan cara Croos Finger yaitu dgn menggu

nakan jari telunjuk dan ibu jari disilangkan dan mene

kan gigi atas dan bawah.

• Bila jalan nafas tersumbat adanya benda asing dalam rongga mulut,dilakukan pembersihan manual dengan sapuan jari.

• Kegagalan membuka jalan nafas dgn cara ini perlu di

pikirkan adanya sumbatan jalan nafas di faring atau

adanya henti nafas (apnea )

• Bila hal ini terjadi pada penderita tidak sadar.

lakukan tiupan udara dari mulut ke mulut dan bila

dada tidak berkembang ,maka kemungkinan adanya

sumbatan pada jalan nafas dan dilakukan manouver

Helmich

Pemeriksaan sumbatan jalan nafas daerah mulut

menggunakan tehnik Cross Finger

Tand adanya sumbatan jalan nafas

• Ditandai adanya suara tambahan :

1 Mendengkur (snooring )

berasal sumbatan dari pangkal lidah.

cara mengatasi dgn chin lift, jaw thrust,pemasang

an pipa endotrakheal tube (ETT)

2.Berkumur ( gargling )

penyebab adanya caairan didaerah hipofaring

cara mengatasi : finger sweep

suction

3.Stridor (crowing )

sumbatan pada plika fokalis

cara mengatasi : cricotirotomi

trakheostomi.

Memebersihkan jalan nafas.

• Sapuan jari ( finger sweep )

diloaklukan pada jalan nafasi tersumbat adanya benda asing pada mulut belakang atau hipfaring spt gumpalan darah,muntahan benda asing lainnya sehingga hembusan nafas hilang.

Cara:

* Miringkan kpl pasien (kecuali dugaan fraktur tl

leher)kmd buka mulut dgm jaw thrust dan tekan ke

bawah bila otot rahang lemas (manouver emaresi)

* gunakan dua jari ( telunjuk dan jari tengah) yg

bersih atau dibungkus sarung tangan/ kasa/ kain

untuk membersihkan rongga mulut dengan gerak

an menyapu.

Mengatasi sumbatan parsial

• Dapat digunakan tehnik manual thrust - Abdominal thrust - Chest thrust - Back blow

• Jika sumbatan tidak teratasi,maka penderita akan: - gelisah krn hipoksia - gerak otot nafas tambahan (retraksi sela iga, tracheal tug - gerak dada dan perut paradoksal - sianosis - nilai apakah ada suara nafas tambahan.

Pasien tidak sadar dengan posisi terlentang,perhatikan jalan nafasnya! Pangkal lidah menutupi

jalan nafas.

• Lakukan tehnik chin lift atau jaw thrust untuk membuka jalan nafas.

• Ingat tempatkan korban pada tempat yg datar ! • Kepala dan leher korban jangan terganjal.

• Chin lift

dilakukan bila jalan naafas tertutup lidah.

tdk boleh dilakukan pada dugaan fraktur servikal.

Head tilt

• Dilakukan bila jalan nafas tertutup oleh lidah

(tdk boleh pada dugaan fraktur servikal.• Cara : letakkan satu telapak tangan pada dahi dan

tekan kebawah sehingga kepala menjadi

tengadah dan penyangga leher tegang dan

lidah pun terangkat ke depan.

Jaw thrust

• Caranya:

dorong sudut rahang awah kiiiri kanan kedepan

sehingga bariisan gigi bawah didepan gigi atas.

( hanya dikerjakan pada orang terlatih ).

Breathing ManagementPengelolaan Funngsi Pernafasan.

• Pengertian

memperbaiki fungsi nafas dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin kebutuhan oksi gen dan pengeluaran gas Co2

• Tujuan

menjamin pertukanan udra di paru normal

Diagnosis

• Ditegakkan bila pada pemeriksaan dengan menggu nakan metode LLF tdk ada pernafasan dan pengelo laan jalan nafas telah dilakukan. ( jalan nafas aman )

• Tindakan:• 1.Tanpa alat dengan metode mouth to mouth atau

mulut ke hidung sebanyak 2 kali tiupanawal dan

dfiselingi ekhalasi.

2.Dengan alat,memberikan pernafasan dengan

ambubag ( bagging ) dpt ditambah O2 atau di

rumah sakit dengan ventilator/respirator.

Bagging

Pemeriksaan Pernafasan

• Look /lihat: gerak dada

gerak cuping hidung (flaring nostril )

retraksi sela iga

• Listen /dengar : suara nafas,suara nafas tambahan

• Feel/rasakan : udara nafas keluar hidung mulut

• Palpasi : gerak dada ,simetris ?

• Perkusi /Ketuk

redup,hiper sonor,simetris ?

• Auskulltasi menggunakan stetoskop

suara nafas ada?

simetris

ronkhi

wheezing

Tanda distres nafas

• * nafas dangkal dan cepat

* gerak cuping hidung

* tarikan sela iga ( retraksi )

* tarikan otot leher (tracheal tug )

* nafas cepat

* hipotensi

* vena leher distensi

* sianosis ( tanda lamlbat )

Pemberian nafas buatan.

• Diberikan sebanyak 12 – 20 kali /menit sampai dada terangkat.

• Diberikan bila nafas abnormal,tidak usah menunggu sampai apnea

• Tambahkan oksigen apabila tersedia• Jika udara masuk lambung jangan menekan perut

utk mengeluarkan krn berisiko aspirasi.• Nafas buatan dilakukan in line immobilatation (fiksa-

sasi kepala lelher ) agaar tulang leher tidak bergerak gerak.

Cara memberikan pernafasan mulut ke mulut.

Circulation

• Pengertian:

tindakan yg dilakukan dengan pemberian cairan untuk mengatasi syok dan menggantikan volume cairan yang hilang akibat perdarahan atau dehidrasi.

• Tujuan:

untuk menggantikan volume cairan tubuh yang hilang sebelumnya,menggantikan cairan yang hilang yang sedang berlangsung dan mencukupi kebutuh an cairan sehari.

Penilaian klinis kebutuhan cairan

• 1.Nadi ada dan penuh,berarti volume sirkulasi

adekuat.

2.Ekstremitas (telapak tangan dan kaki )kemerahan

dan capilary Refill Time cepat < 2 detik.Berarti sir

kulasi adekuat.

3.Edema perifer dan ronkhi paru,mungkin hipervole

mia

4.Takikardi saat istirahat,tekanan darah menurun bisa

terjadi sirkulasi abnormal.

• 5.Turgor kulit menurun ,mukosa muluut kering dan

kulit tampak keriput berarti kekurangan cairan brt.

6.Produksi urin rendah bisa jadi krn hipovolemia.

• Jalan masuk cairan :

a.enteral :oral atau lewat nasogastric tube

b.parenteral : lewat jalur pembuluh darah vena

c.Intra oseous : pada pasien balit

• Jenis cairan :

a.enteral : oralit (oral rehidration solution )

larutan gula garam

lalrutan air tajin.

b.parenteral : kristaloid

koloid

transfusi.

Cairan kristaloid

• a. Kelompok cairan non ionik yag kebanyakan ber

sifat iiso osmolalr.

b.Tidak mengandung partikel onkootik shg tidak me

netap di intra vaskuler.

c.Cairan ini baik untuk tujuan mengganti kehilangan

volume terutama kehilangan cairan intersisial.

d.Harganya murah,tidak menyebabkan anafiloaktik

e.Pemberian berlebih akian menyebabkan oedem

paru dan oedem perifer.

f.Untuk resusitasi digunakan Ringer laktat,ringer

asetat dan NaCl 0.9%

Cairan koloid

• a.Cairan yg mengandung partikel onkotik yg dapat

menyebabkan tekanan onkotik.

b.Sebagian besar menetap intravaskuler

c.Koloid yg bersifat plasma ekspander akan menarik

cairan ekstravaskuler ke intravaskuler.

d.Dapat menyebabkan reaksi allergi – anafilakktik

e.Pemberian berlebih dapat menyebabkan eodem

paru ttp tidak akan menyebabkan oedem pereifer.

f.Untuk resusitasi digunakan Dekstran,HES,gelaltin

Transfusi darah

• 1.Dipertimbangkan pemberiannya bila hemodina

mika tidak stabil meskipun cairan sdh cukup

banyak dan Hb kurang 7gr/dl. ,serta pasien masih

berdarah kecuali pada pdrt jantung Hb < 10 gr/dl.

harus ditransfusi.

2.Penyediaannya membutuhkan golongan dara h

dan resipiens serta cross check darah.

3.Agar aman diperlukan pemeriksaan darah yg

lengkap seperti malaria,hepatitis,HIV dll.

4.dapat menyebabkan reaksi transfusi.

• 5.Untuk resusitasi dalam bentuk Whole blood

concentrat.

6.Merupakan pilihan terakhir oleh karena bersifat

RED (Rare Expensive Dangers,)

Rare : penyediaanya terbatas

Expensive : mahal

Dangers :berbahaya krn dapat menyebabkan reaksi

transfusi dan penybaran penyakit.

Penggantian cairansesuai perkiraan jumlan darah yang hilang ( EstimateBlood Lose ): EBL

• 1.kristaloid ( Ra,NaCl o.9%,RA )

2 – 4 kali EBL.

2.Gelaltin : 2 kali EBL

3.Dekstran,Hes : 1 kali EBL

TERAPI OKSIGEN.

• Pengertian :• Memberikan tambahan oksigen kepada pasien agar

kebutuhan oksigen terpenuhi

• Tujuan

agar kebutuhan oksigen seluruh tubuh terpenuhi.

Indikasi

1,Sumbatan jalan nafas2.Henti nafas3.Henti jantung4.Hipoventilalsi ( respirasi < 10x/mnt )5Tenggelam6.Syok7,Hipthermia8.Keracunan gas9.Distres nafas10.Pasien tdk sadar : stroke (Cerebro Vascular

Accident )

• Konsentrasi oksigen tergantung dari jenis alat dan flowrate ( liter /menit.)

• Kondisi pasien menentukan keperluan alat dan konsentrasi oksigen yang diperlukan,

Peralatan

• a .Tabung oksigen f.Partial rebrether mask• b.Flow meter g.Non rebrerther mask• C.Humidifier h.Venture mask• d.Nasal kanul i.Bag valve mask • e.Face mask ( ambubag)

PERHATIAN !!!

• 1.PEMBERIAN OKSIGEN ATAS INDIKASI TEPAT• 2.AWASI PASIEN MUNTAH,SIAPKAN PENGHISAP• 3.AWASI PERNAFASAN DAN ALIRAN OKSIGEN

• Catatan• Oksigen menyebabkan mukosa kering• Pergunakan humidifier pada pemberian O2 > 30 mnt• Tenangkan pasien tindakan apa yang akan dilakukan

Untuk keselamatan pemakaian oksigen

• 1.Jangan menggunakan minyak pelumas• 2.Tidak boleh merokok/menyalakan api• 3.Jangan simpan oksigen pada suhu tinggi• 4.Pergunakan sambungan2 dengan tepat.• 5.Tutup rapat apabila tidak digunakan• 6.Jaga tabung agar tidak jatuh• 7.Pilih posisi yang tepat pd saat menghubungkan katup / kran.• 8.Yakin kan oksigen selalu ada• 9.Periksan dan pelihara alat• 10.pakailah oksiigen dengan benar.

PEMASANGAN GUEDEL

• Pengertian

Guedel adalah alat bantu jalan nafas untuk menahan pangkal lidah dar I dinding belakang faring.

• Alat ini berguna pada pasien yang masih bernafas spontan atau saat dilakukan pemasangan ventilasi

dgn sungkup dan bagging dimana tanpa disadari penolong menekan dagu kebawah sehingga jalan nafas tersumbat.

• Alalt ini juga membantu saat penyedotan lendir dan mencegah pasien menggigit ETT.

Tujuan:

• Untuk menahan pangkal lidah dan dinding belakang faring membuka epiglotis.

• Indikasi:

1. Pasien yang mengalami penurunan kesadaran

2. Pasien kejang2

3.Pasien setelah general anaesthesi,

Kontra indikasi

• Cara pemasangan yang tidak tepat mendorong lidah kebelakang .

• Ukuran Guedel yang tidak terlalu panjang ,epiglotis akan tertekan menutup rimaglotis sehingg akan me nyumbat jalan nafas.

• Jangan gunakan alan ini pada pasien dimana reflek faring masih ada karena dapat menyebabkanmuntah dan spasme faring.

TERAPI LANJUTAN SYOK

• 1.Bila perlu diberi vasopressor;• a.Dopamin 2.5 mg/kg/mnt per iv /drip• b.Beta adrenergik isoprenalin 1mg/dex5%• c.Kortikosteroid (kontroversi),dikatakan:

> meningkatkan kerja jantung

> meningkatkan perfusi jaringan

> menurunkan resistensi perifer

• MENCARI PENYEBAB DAN MENGHENTIKAN

PERDARAHAN.

UNTUK SYOK SEPTIK

• PERJALANAN PENYAKIT:

• a.Tahap infeksi awal antibiotika sp.luas

• B.Tahap septikemia

• antibiotik broadspektrum

• metronidazol utk kuman anaerob

• kultur dan sensitivitas kuman

• Pertahankan tekanan darah sistole pada 100mmHg

• Bila perlu diberikan vasopressor

• Bila perlu diberikan kortikosteroid

• Diberikan Sodium Bicarbonas

MONITORING

• 1.Central Venous Pressure ( CVP)

normal 10 -12 cm air

2.Tekanan darah

3.Nadi

4.Produksi urin

5.Tekanan kapiler paru normal

6.Keadaan klinis membaik

Terima kasih atas perhatiannya