3. Kegawat-daruratan Oral

30
Boedi Roeslan

description

bedah mulut

Transcript of 3. Kegawat-daruratan Oral

  • Boedi Roeslan

  • Deskripsi dan TujuanKeadaan darurat merupakan kejadian yang tidak terduga atau kombinasi suatu keadaan yang memerlukan tindakan atau pengobatan cepatSetelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan mampu melakukan tindakan terapi yang aman dan dapat melakukan pertolongan darurat

  • Kegawat-daruratandi dalamKlinik GigiKegawat-daruratandentalKegawat-daruratanorofasialKegawat-daruratanmedis

  • Kasus berstatusdaruratKasus berubahmenjadi daruratKasus mungkinmenjadi daruratKegawat-daruratandi dalamKlinik Gigi

  • Kasus berstatus daruratKasus datang sudah emergensi, biasanya berbentuk

    nyeriabsesperdarahantrauma orofasial

    Memerlukan bantuan segera oleh dokter gigi

    Terkadang tidak bisa ditangani dokter gigi harus ke SpBM (fraktur) atau dirujuk ke RS (perdarahan)Sering sudah ditangani dokter

  • NyeriDentalPulpalPeriodontal

  • Nyeri PulpaSpontan, sangat nyeri, terkadang berdenyut, dan aksaserbasi karena suhu serta bila diberi rangsangSulit menunjukkan lokalisasi dan nyeri menjalar ke telinga, atau pipiNyeri mungkin reda spontan, tapi pasien tetap dirujuk ke dokter gigi: kemungkinan nekrosis dan periodontitis periapikal akut atau absesDibutuhkan perawatan endodontik (RCT) atau ekstraksi

  • Nyeri PeriodontalSpontan dan parah selama beberapa jam, mudah dilokalisasi, kambuh saat mengunyahPalpasi gingiva terasa empukDapat membentuk abses (gumboil) wajah bengkak dan demamInfeksi menyebar ke ruang fasial sesak nafasTidak ada masalah sistemik insisi, antibiotika, analgetika akut redaAbses kambuh bila gigi tidak dirawatJarang terjadi, abses menuju ke kulit

  • Abses gigi kronis (gumboil) pada situs yang khas, mungkin berkaitan denganfraktur molarAbses gigi terbuka ke kulit wajahActinomycosis

  • AbsesTerapi darurat abses gigi

    pemberian antimikrobial atau antibiotika, analgesik, pembuatan drainage untuk mengeluarkan produk-produk inflamasi, ini hanya dapat dilakukan oleh dokter gigi

    Dilakukan perawatan selanjutnya agar tidak kambuhPembengkakan orofasial pasienakibat abses gigi akut

  • PendarahanPerdarahan setelah ekstraksi gigi

    Normal, dalam beberapa menit sudah terbentuk beku darahKarena beku darah mudah lepas pasien dianjurkan untuk tidak kumur, menjilat dan mengkorek soket, mengunyah keras, minum panas atau alkohol, atau olah-raga selama 24 jamBila tetap berdarah gigit kasa steril 5-30 menitBila masih berdarah bahan hemostatik di dalam soketBila perdarahan tetap lanjut dijahit dan dicari penyebabnya

  • Komplikasi bedahNyeri pasca ekstraksi gigi

    Cukup diberi paracetamol untuk analgesiProsedur kompleks lebih lama analgetika regulerBila meningkat patologis (dry socket/fraktur rahang)

    Infeksi

    Osteitis lokal (dry socket), meningkat setelah 2 4 hari, halitosis, rasa tidak enak, soket kosong, berdenyutSisa akar, benda asing, fraktur rahang, osteomielitis nyeri hebat terkadang disertai anastesis labialIrigasi salin hangat (50oC), khlorheksidin, soket dijahit bila mungkin, analgetika dan antibiotika

  • Komplikasi bedah(lanjutan)Komplikasi antral

    Gigi atau sisa akar masuk ke antrum antimikrobial dan dekongestan nasal X-ray selanjutnya perlu bedahFistula oroantral pasien tidak bisa meniup dari hidungBeri antimikrobial dan dekongestan nasalBila terdeksi dini tutup dengan flap, namun terkadang memerlukan spesialisFistula oroantral setelah ekstraksi molar RA.Dasar abtrum sering sangat dekat (menempel)pada apeks molar atau premolar

  • AvulsiGigi tetap anterior dapat direplantasi, terutama bila akar belum terbentuk sempurna (< 16 tahun)Gigi susu tidak bisa direplantasiSemakin muda usia dan cepat replantasi, semakin baikPegang mahkota gigi, bersihkan dengan salin steril, replantasi sesegera, di-splint, kontrol setelah 72 jamBila tidak bisa langsung simpan gigi dalam cairan isotonik (susu segar dingin, salin, cairan lensa kontak).Masukkan doksisiklin ke dalam soket sebelum implantasi mencegah resorbsi eksternalKomplikasi: resorbsi akar, ankilosis, infraoklusi

  • Trauma oral dan dental setelah kecelakaan skateboard

  • Fraktur gigiCedera gigi susu bukan kasus emergensi karena konsekuensi kecil, namun bila cederanya cukup berat merusak gigi susu penggantiLebih dari 30% gigi tetap anak rusak sebelum usia 15 th.Fraktur email bukan kasus emergensi tetapi dapat menimbulkan masalah di kemudian hariFraktur dentin parah harus cepat diatasi infeksi pulpa harus cepat dirawat pada itu juga atau setidaknya sehari sesudahnyaFraktur akar memerlukan dokter gigi

  • Radiogrqaf menunjukkan frakturmahkota gigi 12 dan 22, serta fraktur akar pada gigi 11 dan 21

  • Fraktur ramus dan lingir alveolarRadiograf panoramik fraktur mahkota gigi 21 dan 22, fraktur ramus oblik disertaidislokasi pada sisi kanan dan fraktur leher sendi mandibula (panah putih) disertaidislokasi fragmen kecil ke lateral. Panah hitam mengindikasikan suatu garis frakturdi maksila yang tampak seperti jaringan ikat pada radiograf, menunjukkanadanya fraktur lingir alveolar di maksila

  • FrakturmandibulaFraktur transversal sisi kanan dan fraktur sudut di sisi kirimandibula. Garis fraktur memotong alveoli gigi 43 dan 38.Luka terbuka ke rongga mulut cepat menimbulkan infeksi.Di kanan tampak nyata step antara gigi 43 42 Deformitas step oklusimengindikasikan frakturmandibula

  • Fraktur mandibula

    Radiograf panoramik perempuan (63 th.) setelah 20 bulan gigi 38 dicabut. Perhatikan lokasi gigi 48 yang juga impaksi. Garis fraktur tidak menunjukkan terbentuknya kalsifikasi lamelar

  • Benda asingRadiografik panoramik menunjukkan kondisi setelah kecelakaan olahraga berburu, terkena shotgun blast. Butiran metal tampak tertanam pada jaringan lunak wajah kanan dan tidak tampak adanya cedera gigi. Perhatikan butiran yang tampak jelas, tajam

  • FrakturPrioritas untuk cedera fraktur maksilofasial adalah jalur pernafasanFraktur sepertiga tengan wajah mungkin berkaitan dengan cerebrospinal rhinorrhoeaFraktur os. zigomatikus mungkin berkaitan dengan kerusakan okluar Tim maksilofasial harus terlibat sejak awal rencana perawatan

  • Fraktur tulang wajah sepertiga tengahUmumnya terjadi akibat benturan hebat (biasanya kecelakaan lalu-lintas) dan diklasifikasikan sebagai:

    Le Fort I: tingkat rendah, di atas dasar hidung (bibir bengkak) Le Fort II: subzigomatik (muka bengkak seperti Panda) Le Fort III: suprazigomatik (muka bengkak disertai cerebrospinal rhinorrhoea)

  • Fraktur zigomatik (malar)Tipikal akibat seranganGambaran orbital termasuk depresi pipi, perdarahan subkonjungtival lateral, deformitas bibir, pergerakan mata tertahan, ketajaman pandangan berkurang, ukuran dan reaktivitas pupil bervariasiFraktur undisplaced uncomplicated tidak perlu perawatan, namun harus diobservasi secepatnya sebelum 2 mingguBila parah perlu secepatnya dirujuk ke spesialis bedah maksilofasial

  • Radiographs for demonstrating maxillofacial fractures1. Mandibular fracture

    Panoramic orBilateral oblique lateralsPosteroanterior view of mandibleOcclusal

    2. Temporomandibular joint and condyle fracture

    Conventional and high orthopantomogram orReverse Towne'sConsider computed tomography

    3. Zygomatic arch fracture

    OccipitomentalSubmentovertex (exposed for zygomatic arches, not base of skull)

  • Radiographs for demonstrating maxillofacial fractures (contd)4. Middle third fracture

    Occipitomental 30Occipitomental 10Lateral skullComputed tomography

    5. Skull fracture

    Posteroanterior view of skullLateral skull (brow up)Submentovertex (exposed for base of skull)Computed tomography

    6. Nasal fracture

    Soft tissues lateral view for nasal bonesOccipitomental 30

  • Posteroanterior Mandibular Overview(Reverse Townes Projection)

  • Kegawat-daruratan yang memerlukan Rumah Sakit1. Trauma

    Fraktur sepertiga tengah wajahFraktur mandibula, simpel dan displaced Fraktur zigomatik yang berakibat merusak mata

    2. Lesi-lesi inflamasi dan infeksi

    Infeksi servikal atau ruang fasialInfeksi oral pada pasien imunokompromisTuberkulosis (beberapa)Infeksi virus parahPenyakit vesikulobullosa parah (pemfigus, sindroma StevensJohnson, nekrolisis epidermal toksik)

    3. Pendarahan