Pemicu 6 Kelompok 10 Kegawat Daruratan

41
Pemicu 6 Kelompok 10 Tutor : dr Ekky Sp Gk Dadaku sakit sekali

description

hmmm

Transcript of Pemicu 6 Kelompok 10 Kegawat Daruratan

  • Pemicu 6 Kelompok 10 Tutor : dr Ekky Sp GkDadaku sakit sekali

  • Anggota kelompok Ketua : Veibryn helena Sekretaris : Abraham kevin Penulis : Andreas stevan Anggota : Johan yap Lioni Yeyen devyanti Cherry chalik Luki indrawan Gloria putrianita Sri hartanti Ledy marcella dian

  • Dadaku sakit sekali Seorang laki-laki, berusia 33 tahun, datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada kiri seperti ditarik-tarik dan sesak nafas sejak 2 jam yang lalu. Ia juga mengeluh batuk berdahak terutama pada pagi hari sejak 4 minggu lalu yang makin memberat Pada pemeriksaan didapatkan : penderita tampak sakit berat dan dispneu , TB :165 , BB:52 , TD:140/90 , nadi:100x , nafas 32x , suhu : 37,3 , kinjungtiva : pucat Inspeksi paru kiri tertinggal saat inspirasi. Pada palpasi didapatkan strem fremitus melemah pada paru kiri. Pada perkusi didapatkan hipersonor pada lapang paru kiri. Pada askultasi didapatkan suara vesikular melemah pada paru kiri. Pemeriksaan batas jantung tergeser ke kanan sekitar 2 cm dan pemeriksaan abdomen dalam batas normal. Pemeriksaan lab didapatkan : Hb 10,8 , leukosit 11.100 , trombosit 421.000 fungsi hati : SGOT 13 , SGPT 12 , fungsi ginjal ureum : 19 , kreatinin 0,6 . Elektrolit darah : na141 ,k:3,4 , cl:101 , ca:1,13 , GDS : 114 AGD ph : 7,51 , Pco2 : 25 , Po2 : 68 , Hco3 : 27 , saturasi O2 : 91% , BE : -1

  • Gagal napasDefinisi :Ketidakmampuan sistem pernapasan untuk mempertahankan suatu keadaan pertukaran udara antara atmosfer dg sel2 tubuh yg sesuai dg kebutuhan tubuh normal.Gagal napas terjadi bila:1)PO2 arterial (Pao2) < 60 mmHg hipoksemia2)PCO2 arterial (Paco2) > 45 mmHg hiperkapnia, kecuali jika peningkatan PCO2 merupakan kompensasi dr alkalosis metabolik

  • ETIOLOGI GAGAL NAPASGANGGUAN EKSTRINSIK PARUPenekanan pusat pernapasanOverdosis obat (sedatif/narkotik)Trauma serebral atau infarkPoliomielitis bulbarEnsefalitisGangguan neuromuskularCedera medula servikalisSindroma guillain-barreSklerosis amiotrofik lateralMiatenia gravisDistrofi muskularGangguan pleura dan dinding dadaCedera dada (flail chest,fraktur tulang iga)PneumotoraksEfusi pleuraKifoskoliosisObesitas : sindrom pickwickanGANGGUAN INTRINSIK PARUGangguan obstruktif difusEmfisemaAsma,status asmatikusFibrosis kistikGangguan restriktifFibrosis intersisial SarkoidosisSklerosermaEdema paruKardiogenikNon kardiogenikAtelektasisPneumonia konsolidasi

    Gangguan pembuluh darah paruEmboli paruEmfisema berat

  • etiologi gagal napasA.Kelainan yg mempengaruhi parenkim paru (jalan napas, ruang alveolar, interstisial dan sirkulasi pulmoner)Hampir slalu ditandai dg hipoksemia, tapi dpt disertai atau tdk disertai hiperkapnia (tergantung derajat)Perubahan hubungan anatomik & fisiologik antara udara di alveolus dan darah di kapiler paru hipoksemiaContoh : pneumonia bakterial, pneumonia viral, aspirasi isi lambung, ARDS, emboli paru, asma, penyakit paru interstisialB.Kelainan yg terutama mempengaruhi komponen non-paru sistem pernapasanUmumnya menyebabkan hiperkapnia, bisa jg timbul hipoksemiaContoh : peny. Yg enyebabkan kelemahan otot pernapasan, peny. Ssp yg mengggu pengendalian ventilasi, kondisi yg empengaruhi bentuk atau ukuran dinding dada (kifoskoliosis)

  • Klasifikasi Gagal NafasGagal Nafas Akuttimbul pada pasien yang parunya normal secara struktural maupun fungsional sebelum penyakit timbul.Setelah gagal nafas akut biasanya paru-paru kembali asalnya. Gagal Nafas Kronikterjadi pada pasien dengan penyakit paru kronik seperti bronkitis kronik, emfisema dan penyakit paru hitam (penyakit penambang batubara).Pada gagal nafas kronik struktur paru alami kerusakan yang ireversibel.

  • Klasifikasi Gagal NafasGagal napas hipoksemia Kelainan yang mempengaruhi parenkim paru (termasuk jalan napas, ruang-ruang alveolar, interstisial, dan sirkulasi pulmoner).Gagal napas hiperkapnia Kelainan yang terutama mempengaruhi komponen non paru sistem pernapasan,mis penyakit SSP

  • Manifestasi klinik gagal nafas

    Umum: kelelahan, berkeringatRespirasi : wheezing, merintih, menurun/menghilangnya suara nafas, cuping Hidung retraksi, takipnea, bradipnea atau apnea, sianosis.Kardiovaskuler: bradikardia atau takikardia hebat, hipotensi/hipertensi, pulsus Paroksus 12 mmHg, henti jantung. Serebral : gelisah, iritabilitas, sakit kepala, kekacauan mental, kesadaran Menurun, kejang, koma.

  • HiperkapniaSomnolenLetargiKomaAsteriksTidak dapat tenangTremorBicara kacauSakit KepalaEdema PapilAnsietasTakikardiaTakipneaDiaforesisAritmiaPerubahan status mentalBingungSianosisHipertensiHipotensiKejangAsidosis LaktatHipoksiaTanda dan gejala :

  • MEKANISME HIPOKSEMIAMEKANISME HIPERKAPNIA

  • Tatalaksana Gagal Napas HipoksemiaOksigenInsersi jalan napas artifisial (misalnya ETT)Indikasi :1. Secara fisiologis :Hipoksemia menetap setelah pemberian oksigenPCO2 > 55 mmHg + pH < 7,25.Kapasitas vital
  • Gagal Napas HipoksemiaKeuntungan jalan napas artifisial :Dapat melintasi obstruksi jalan napas atas.Menjadi rute pemberian oksigen dan obat-obatan.Memfasilitasi ventilasi tekanan-positif dan PEEP (Possitive End Expiratory Pressure).Memfasilitasi penyedotan sekret.Rute untuk bronkoskopi fiberoptik.Risiko jalan napas artifisial :Trauma insersi.Trauma orofaring atau nasofaring karena penekanan kronik.Kerusakan trakea (erosi, trakeomalasia).Gangguan respons batuk.Risiko aspirasi meningkat.Tak dapat berbicara.Meningkatnya resistensi dan kerja pernapasan.

  • Gagal Napas Hipoksemia2. OksigenOksigen diberikan dengan FiO2 60-100% dalam waktu pendek sampai kondisi membaik dan terapi yang spesifik diberikan.

    3. BronkodilatorMerupakan terapi utama untuk penyakit paru obstruktif.Namun dapat juga pada :Edema paruARDSMungkin pneumonia.

  • Gagal Napas Hipoksemia4. Agonis beta-adrenergik/simpatomimetikYang tersedia adalah albuterol, metaproterenol, terbutalin.Obat-obatan ini > efektif dan efek samping bila diberikan dalam bentuk inhalasi dibandingkan secara parenteral atau oral.Efek samping :TremorTakikardiaPalpitasiAritmiaHipokalemia

  • Gagal Napas Hipoksemia5. AntikolinergikMisalnya ipratropium bromida dalam bentuk MDI (Metered-Dose Inhaler).Indikasi : Bronkitis kronik.Harus selalu digunakan dalam kombinasi dengan agonis beta-adrenergik.

  • Gagal Napas Hipoksemia6. TeofilinKurang kuat sebagai bronkodilator dibandingkan agonis beta-adrenergik.Mekanisme teofilin berkurang pada keadaan :DemamUsia lanjutBerhentik merokokDengan obat yang meningkatkan metabolismePenyakit hatiGagal jantungEfek samping :TakikardiaMual dan muntahAritmia jantungHipokalemiaPerubahan status mentalKejang

  • Gagal Napas Hipoksemia7. KortikosteroidMekanismenya adalam menurunkan inflamasi jalan napas tidak diketahui pasti.Namun dapat menyebabkan perubahan pada sifat dan jumlah sel inflamasi pada pemberian sistemik dan topikal.Kortikosteroid aerosol kurang baik pada gagal napas akut, dan hampir selalu digunakan preparat oral atau parenteral.ES kortikosteroid parenteral :HiperglikemiaHipokalemiaRetensi natrium dan airMiopati steroid akut (terutama pada dosis berat)Gangguan sistem imunKelainan psikiatrikGastritisPerdarahan gastrointestinalES kortikosteroid inhalasi :Batuk karena provokasi bronkospasmeKandidiasis oral dan faring

  • Gagal Napas Hipoksemia8. Ekspektoran dan nukleonikKalium yodida oral mungkin berguna untuk meningkatkan volume dan menipiskan sputum yang kental.Obat mukolitik dapat diberikan langsung pada sekret jalan napas (terutama pasien dengan ETT).Sedikit (3-5 ml) NaCl 0,9% salin hipertonik dan natrium bikarbonat hipertonik diteteskan sebelum penyedotan keluar sekret yang lebih banyak.Asetilsistein Mukolitik yang kuatJika diperlukan, dapat diberikan saat lavase dengan bronkoskopi fleksibel pada jalan napas yang bermasalah.

  • Gagal Napas Hipoksemia9. Tatalaksana lainFisioterapi dada dan nutrisi perlu diintergrasikan dalam tata laksana menyeluruh gagal napas akut.Pemantauan hemodinamikPengukuran rutin : Frekuensi denyut jantungRitme jantungTekanan darah sistemikTekanan vena sentralDengan teknik yang lebih invasif kateterisasi jantung kanan.Pemantauan respirasiFrekuensi napasPenilaian mekanik respirasiPertukaran udaraFungsi terintergrasi sistem kardiovaskuler dan respirasi

  • Tatalaksana Gagal Napas Hiperkapniae. PenatalaksanaanHiperkapnia hipoventilasi alveolar.Sehingga dilakukan :Ventilasi alveolar ditingkatkan dengan :Penyedotan sekretStimulasi batukDrainase posturalPerkusi dada atau dengan membuat jalan napas artifisial dengan selang endotrakeal atau trakeostomi.Ventilator mekanikPada hiperkapnia kronik menyebabkan alkalosis berat dan mengancam nyawaOksigen tambahanTerapi suportifPada gagal napas hiperkapnia karena overdosis obat sedatif atau botulisme dan trauma dada.

  • Pneumotoraks

    Etiologi Trauma Iatrogenik

    Spontan Primer (Idiopatik) Sekunder Simptomatik

  • Pneumotoraks primerRuptura subpleura blebs/bullae pada bagian apikal lobus atasBanyak pada orang dewasa mudaPerawakan yang jangkung dan kurus (Marfan Syndrome)Blebs terlihat pada foto toraks (hanya 20%). Pada CT scan banyak terlihat padas posisi expirasiMudah Kambuh 25% dalam 2 tahun pertama. Makin pendek makin sering.

  • Pneumotoraks sekunder (Simptomatik)Simpton dari macam penyakitTuberkulosisCOPD / PPOKPneumoniaCystic FibrosisAsthmaSarcoidosisLympangioleiomyomatosis Idopatik Pulmonary FibrosisCatamenial , Histicytosis X dll

  • Pneumotoraks TraumatikaTrauma Tajam maupun Trauma tumpul pada dadaIatrogenik Pemasangan CVP Biopsi TTB, TBLB, Biopsi hati, Intercostal nerve block,Trakeostomi Ventilator mekanik Akupunktur

  • Pneumotoraks terbuka

  • Pneumotoraks Ventil

  • Gambaran KlinikGejala utama sakit dada mendadak Sesak napasBatukPada Tension Pneumotoraks jalannya penyakit sangat progresifSianosisGelisahBerkeringat dingin Takikardi dan Shock

  • PneumotoraksGambaran KlinikPada Pneumotoraks ringan < 20% fisik tak terdeteksi kelainan paru

    Pada COPD pneumotoraks yang ringan memberi gejala yang sangat berat

  • Fisik DiagnostikTergantung berat-ringan pneumotoraksFisik didapatkan pergerakan dada berkurang dan agak cembung.Perkusi hipersonorPalpasi Fremitus melemahAuskultasi suara pernafasan melemahBila berat trakea dan mediastinum terdorong ke arah yang sehat

  • Gambaran RadiografikPada foto toraks tampak garis pleura viseralis yang terpisah dari pleura parietalis dgn gambaran lusens oleh karena isi udaraPada posisi tegak gambaran jelas pada apeksPada posisi tidur tampak daerah juxta cardiak dan dinding lateral atau subpulmonalBila kecil atau emfisema berat Inspirasi /ekspirasi atau CT scan thoraxDD Cyste, Giant Cavity, Bulla. Hernia Diaphragmatika (Usus,Lambung)

  • TERAPIPrinsip : Keluarkan Udara Tutup fistel

    Obati penyakit primer dan

    Usahakan jangan kambuh.

  • TerapiObeservasiTorakostomi dgn kateter/WSDTorakoskopiTorakotomiBronkoskopi dgn penymbatan pada bronkus yang bocorPleurodesis dgn Talk, Tetrasiklin Doksisiklin, AgNO3,

  • Algoritma Pneumotoraks traumatikaRingan asimptomatik observasi pneumotoraks meluas, perdarahan intrapleura dan emfisema kulitPneumotoraks luas, sesak dan ada perdarahan intrapleura pasang WSD dgn tube yang besar Ukur darah yang keluar dan Hb / HT 200cc/jam torakotomiBila< 200 ml , observasi 24 jam Bila > 600 ml/24 jam torakotomi. Akhir ini banyak dipakai Video Assisted Thoracoscopy (VAT)

  • Pneumotoraks primerPneumotoraks < 20-30%, asimptomatikObservasi klinik dan radiografik. Stabil/mengecil observasiBila sesak atau melebar WSDBila perkembangan lamban Continues low suction (10-20cm H2O)Bronkopleural fistula lama menutup torakoskopi / torakotomi bleb dijahit/direseksiSering disebabkan penyakit TBC pleura primer

  • Pneumotoraks sekunderBanyak Pada TBC dan COPDBila kecil dan tidak sesak observasi.Pada COPD meskipun kecil OS sesak sekali dan cepat memburukPasang Torakostomi / WSDFistel lama menutup Continues suctionBila tak menutup (biasanya pada emfisema lanjut) Pleurodesis/Torakotomi disertai reseksi bullaSering kambuh pleurodesis/ torakotomi/ reseksi

  • Pneumotoraks VentilTindakan daruratPada Pneumotoraks ventil (Tension Pneumothorax) dan COPD perjalanan penyakit begitu cepat dan mengakibatkan kematianTindakan DaruratPasang Jarum besar pada ICS 2 Midclavikular lineHubungkan dgn infus set dan ujungnya dimasukkan ke dalam botol berisi airAtau ujung jarum diikatkan dgn sarung tangan dan diberi lubangKirim Ke Rumah sakit/ menunggu tindakan pemasangan WSD

  • Kesimpulan dan saran Pasien ini mengalami gangguan dalam bernafas yang mungkin disebabkan karena kelainan pada paru berupa pneumotorak yang mungkin disebabkan oleh infeksi paru kronis yang ia alami Sebaiknya segera lakukan tatalaksana baik primer maupun sekunder sesuai dengan kegawat daruratan yang dialami pasien tersebut

  • Terima kasih ^^,

    ***