Post on 08-Mar-2019
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 i
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, LAKIP BATAN tahun 2011 telah kami
selesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi.
Pada tahun 2011 ini BATAN memasuki tahun kedua dari periode Renstra BATAN 2010 – 2014,
BATAN mempunyai tugas melakukan pengembangan iptek nuklir untuk kesejahteraan masyarakat.
Tugas berat ini harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan, kreatif, efektif, efisien, dan
akuntabel. Sejalan dengan itu diperlukan komitmen dari seluruh pegawai BATAN untuk
melaksanakan seluruh program dan kegiatan litbang iptek nuklir agar sasaran strategis dan target
kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan dapat tercapai secara optimal.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kinerja BATAN selama tahun 2011, BATAN menyusun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sesuai Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999
tentang Akuntabiltas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dengan berpedoman pada Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi PER/M.PAN/29/2010 tentang
Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
LAKIP BATAN ditujukan sebagai bahan untuk mengevaluasi kinerja organisasi selama satu tahun
agar dapat meningkatkan kinerja di tahun berikutnya lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari
aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dalam mendukung terwujudnya
tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) di BATAN.
Jakarta, Maret 2012
Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional
Hudi Hastowo
KATA PENGANTAR
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 ii
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Ikhtisar Eksekutif
iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Dasar Hukum 1
1.2. Kedudukan 1
1.3. Tugas, Fungsi dan Kewenangan 1
1.4. Struktur Organisasi 3
1.5. Analisis Lingkungan Strategis 4
1.5.1. Lingkungan Internal 4
1.5.1.1. Aspek Sumber Daya Manusia 4
1.5.1.2. Aspek Fasilitas Nuklir Utama dan Fasilitas Penunjang 5
1.5.1.3. Aspek Sumber Daya Keuangan 8
1.5.2. Lingkungan Eksternal 8
1.5.2.1. Aspek Ekonomi 8
1.5.2.2. Aspek Kebijakan Pemerintah 9
1.5.2.3. Aspek Kemajuan Teknologi 9
1.6. Analisa Strategis dan Pilihan 9
1.6.1. Organisasi 10
1.6.2. Sumber Daya Manusia 10
1.6.3. Fasilitas Nuklir 10
1.6.4. Metodologi 11
1.6.5. Anggaran 11
1.6.6. Lingkungan Strategis 11
1.6.7. Program Strategis 12
1.7. Faktor Kunci Keberhasilan 12
BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
2.1. Umum 13
2.2 Visi. Misi, Tujuan, Sasaran, dan Indikator Kinerja Utama 13
2.2.1. Visi 13
2.2.2. Misi 14
2.2.3. Tujuan 14
2.2.4. Sasaran strategis 15
2.2.5. Indikator kinerja Utama 15
2.3. Arah Kebijakan 16
2.3.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional 16
2.3.2. Arah Kebijakan dan Strategi BATAN 17
2.4. Program dan Kegiatan BATAN 19
D A F T A R I S I
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 iii
2.4.1. Program Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Energi Nuklir,
Isotop dan Radiasi (enisora)
19
2.4.2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya BATAN
20
2.5. Penetapan Kinerja BATAN 2010 21
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Metode Pengukuran Capaian Kinerja 2010 24
3.2. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2010 24
3.3. Analisis Capaian Kinerja BATAN Tahun 2010 27
3.3.1. Pencapaian Sasaran 1 28
3.3.2. Perbandingan Realisasi Kinerja dari Sasaran 1 55
3.3.3. Capaian Indikator Kinerja s/d Tahun Berjalan dengan Target 5 Tahun
dari Sasaran 1
56
3.3.4. Capaian Kinerja Lainnya dari Sasaran 1 58
3.3.5. Kendala Umum dari Sasaran 1 60
3.3.6. Pencapaian Sasaran 2 60
3.3.7. Perbandingan Realisasi Kinerja dari Sasaran 2 66
3.3.8. Capaian Indikator Kinerja s/d Tahun Berjalan dengan Target 5 Tahun
dari Sasaran 2
67
3.3.9. Capaian Kinerja Lainnya dari Sasaran 2 68
3.3.10. Kendala Umum dari Sasaran 2 70
3.4. Evaluasi Program 70
3.5. Evaluasi Kinerja 72
3.6. Akuntabilitas Keuangan 72
BAB IV PENUTUP 75
LAMPIRAN:
Lampiran 1 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) BATAN Tahun 2011 L-1
Lampiran 2 Pengukuran Kinerja BATAN Tahun 2011 L-2
Lampiran 3 Penetapan Kinerja BATAN Tahun 2011 L-4
Lampiran 4 SK Pelepasan Varietas Unggul ”Inpari Sidenuk” L-6
Lampiran 5 Perbaikan Varietas Usulan Pelepasan Varietas Sorgum L-7
Lampiran 6 Perjanjian Kerjasama Antara PATIR-BATAN dengan PT Eracita Astamida L-8
Lampiran 7 Judul-judul Publikasi Ilmiah Nasional dan Internasional Tahun 2011 L-9
Lampiran 8 Data dan Status Paten BATAN pada Dirjen HKI Tahun 2011 L-26
Lampiran 9 Penghargaan Karya Inovasi 2011 daru Menristek L-28
Lampiran 10 Daftar Kerjasama BATAN dengan Instansi Pemerintah maupun Swasta L-30
Lampiran 11 Daftar Lulus STTN Yang Diserap Dunia Industri Tahun 2011 L-40
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 iv
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BATAN tahun 2011 ini merupakan
tahun kedua dari periode Renstra BATAN 2010 - 2014 yang menyajikan pen capaian kinerja jangka
pendek dan menengah dan informasi akuntabilitas kinerja selama tahun 2011.
BATAN sebagai lembaga litbang, mendapat tugas melakukan pengembangan iptek nuklir untuk
kesejahteraan masyarakat. Di tahun 2011 BATAN telah melaksanakan seluruh program dan kegiatan
yang menjadi komitmennya untuk melaksanakan kegiatan litbang iptek nuklir. LAKIP merupakan
sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada Presiden, Kementerian PAN dan
RB, serta Kemenristek. LAKIP juga berfungsi sebagai sumber informasi untuk perbaikan dan
peningkatan kinerja secara berkelanjutan serta dapat memenuhi kebutuhan pengguna.
Sesuai dengan Renstra BATAN 2010 - 2014, bahwa BATAN mempunyai tujuan strategis :
1) Meningkatkan kemampuan litbang energi nuklir, isotop dan radiasi, serta
pemanfaatan/pendayagunaanya oleh masyarakat dalam mendukung program pembangunan
nasional.
2) Meningkatkan sistem manajemen kelembagaan litbang dan memacu inovasi iptek nuklir dalam
rangka mendukung penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi
dan mendukung sistem inovasi nasional.
Sedangkan untuk mencapai tujuan tersebut dijabarkan ke dalam dua Sasaran Strategis, sebagai
berikut :
1) Sasaran Strategis 1 : Peningkatan hasil litbang enisora dan pemanfaatan/penerapan dibidang
pangan, energi, kesehatan dan obat, serta sumber daya alam dan lingkungan untuk
kesejahteraan masyarakat, dengan Indikator Kinerja Utama :
a. Jumlah varietas unggul tanaman pangan untuk menunjang ketahanan pangan nasional (padi,
kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum);
b. Jumlah dokumen te knis penyiapan infrastruktur, Tapak PLTN dan penyusunan spesifikasi
teknis;
c. Persentase penerimaanMasyarakat terhadap iptek nuklir di Indonesia;
d. Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbangyasa Energi nuklir, isotop dan radiasi;
e. Jumlah Prototip Hasil Litbangyasa Litbangyasa Energi nuklir, isotop dan radiasi;
IKHTISAR EKSEKUTIF
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 v
f. Jumlah Publikasi Nasional dan International Hasil Litbang Enisora;
g. Jumlah Mitra Komersial yang Memanfaatkan Hasil Litbang Iptek Nuklir;
h. Jumlah jenis hasil litbang iptek nuklir yang dikomersilkan;
2) Sasaran Strategis 2 : Peningkatan kapasitas, kapabilitas sumber daya iptek dan kinerja
manajemen kelembagaan litbang untuk mendukung penguatan sistem inovasi dan
pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan radiasi
ke masyarakat, dengan Indikator Kinerja Utama :
a. Persentase serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di industri;
b. Jumlah SDM yang diterima mengikuti pendidikan iptek nuklir jenjang S2/S3;
c. Jumlah peningkatan SDM yang berpendidikan S2 dan S3;
d. Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang dihasilkan kerkaitan dengan ketenaganukliran;
e. Persentase Peningkatan Pengelolaan Keuangan dan BMN dalam Opini WTP menuju Tata
Kelola Pemerintahan yang Baik (good governance), Transparan, Akuntabel dan Tepat Waktu.
Secara keseluruhan, hasil capaian kinerja tahun 2011 terhadap target yang telah diperjanjikan
dalam Penetapan Kinerja Tahun 2011 menunjukkan bahwa BATAN memenuhi sasaran strategis yang
ditargetkan. Realisasi pencapaian sasaran BATAN yang diukur dengan menggunakan Indikator
Kinerja Utama yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 vi
Capaian Indikator Kinerja Utama BATAN tahun 2011
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % Program
Anggaran
Pagu
Realisasi %
1 2 3 6 7
Peningkatan hasil
litbang energi
nuklir, isotop dan
radiasi (enisora)
dan pemanfaatan
/penerapan di
bidang pangan
energi, kesehatan
dan obat serta
sumber daya alam
dan Lingkungan
untuk
kesejahteraan
masyarakat
Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan
untuk Menunjang Ketahanan Pangan
Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau,
Gandum Tropikal dan Sorgum)
1 Varietas
Padi
1 Varietas
Sorghum
1 Varietas 50% Program
Penelitian
Pengembanga
n dan
Penerapan
Energi Nuklir
lsotop dan
Radiasi
506.722.475.000 485.061.176.000 94.81
Jumlah Dokumen Teknis Penyiapan
Infrastruktur PLTN, Tapak PLTN, dan
Penyusunan Spesifikasi Teknis
3 Dokumen 3 Dokumen 100%
Persentase Peningkatan Penerimaan
Masyarakat terhadap Iptek Nuklir
60% 49.50% 82.50%
Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbangyasa
Energi nuklir, isotop dan radiasi
5 Paket
Teknologi
5 Paket
Teknologi
100%
Jumlah Prototip Hasil Litbangyasa
Litbangyasa Energi nuklir, isotop dan
radiasi
6 Prototipe 6 Prototip 100%
Jumlah Mitra Komersial yang
Memanfaatkan Hasil Litbang Iptek Nuklir
3 Mitra 7 Mitra 233.33%
Jumlah Jenis Hasil Litbang Iptek Nuklir
yang Dikomersilkan
2 Jenis 2 Jenis 100%
Jumlah Publikasi Nasional dan
International Hasil Litbang Enisora
55 Publikasi 167
Publikasi
Ilmiah
303,63%
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 vii
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % Program
Anggaran
Pagu
Realisasi %
Peningkatan
kapasitas,
Kapabilitas sumber
daya iptek, dan
kinerja manajemen
ke lembagaan
litbang untuk
mendukung
penguatan sistem
inovasi dan
pemanfaatan hasil
penelitian,
pengembangan,
dan
penerapan energi
nuklir dan radiasi
ke masyarakat
Persentase Serapan Lulusan Pendidikan
Teknik Nuklir di Industri
75% 84,2% 112,27% Program
Dukungan
Manajemen
dan
Pelaksanaan
Tugas Teknis
Lainnya B
ATAN
94.845.294.000 87.583.462.000 92.02
Jumlah Pegawai yang Diterima Mengikuti
Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3
10 Orang 12 Pegawai 120%
Jumlah Peningkatan Pegawai yang
Berpendidikan S2 dan S3
8 Orang 8 Pegawai 100%
Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI)
yang ditetapkan Badan Standardisasi
Nasional
3 SNI 6 SNI 200%
Persentase Peningkatan Pengelolaan Keuangan dan BMN dalam Opini WTP menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (good governance), Transparan, Akuntabel dan Tepat Waktu
40% 40% 100%
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 viii
Capaian tersebut juga selaras dengan Rencana Kinerja Tahun 2011, BATAN menetapkan 2
sasaran strategis dengan 13 (tiga belas) Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan dengan hasil
sebagai berikut:
enam indikator yang berhasil direalisasikan 100%,
lima indikator melebihi yang ditargetkan (>100%). Capaian indikator yang melebihi target,
diantaranya disebabkan oleh (1) peningkatan publikasi yang diterbitkan dan keaktifan SDM
fungsional mengikuti forum ilmiah baik nasional maupun internasional, (2) bertambahnya mitra
komersial, khususnya dibidang pertanian yang menunjukan minat dan pengakuan masyarakat
terhadap hasil litbang iptek nuklir, (3) peningkatan serapan lulusan pendidikan teknik nuklir di
industri, yang memperlihatkan bahwa kebutuhan pasar kerja yang ada di Indonesia terhadap
lulusan STTN semakin meningkat, (4) peningkatan jumlah SNI yang ditetapkan oleh BSN, hal ini
karena adanya kebutuhan standar ketenaganukliran oleh pengguna yang diharapkan dapat
meningkatkan/mewujudkan keselamatan dan mutu teknologi nuklir di Indonesia.
dua indikator yang tidak mencapai target (<100%). Dua target yang tidak tercapai di tahun 2011
disebabkan oleh faktor eksternal, yaitu : (1) sertifikasi pelepasan varietas sorghum dari
Kementerian Pertanian belum diperoleh, sedangkan dari sisi penelitian di BATAN target telah
dicapai sesuai dengan tahapan yang direncanakan, (2) kejadian kecelakaan PLTN Fukushima di
Jepang ternyata mempengaruhi penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir khususnya
kelayakan pembangunan PLTN di Indonesia.
Dalam mewujudkan sasaran strategis dilaksanakan melalui 2 (dua) program dengan anggaran
sebesar Rp 606.768.545.000 dengan penyerapan/realisasi anggaran BATAN sampai dengan akhir
tahun 2011 (31 Desember 2011) sebesar Rp 572.644.639.000,- atau 94,38%.
Secara keseluruhan dapat diinformasikan bahwa hasil capaian kinerja BATAN selama tahun
2011 telah memenuhi 2 (dua) sasaran strategis yang ditargetkan. Dengan demikian, tugas dan
fungsi, wewenang dan tanggung jawab (core competence) BATAN yaitu pengembangan iptek nuklir
dapat diwujudkan.
Komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh karyawan BATAN, untuk melaksanakan
program dan kegiatan yang ditetapkan dalam Renstra 2010-2014 dan Rencana Kinerja Tahun 2011
menjadi salah satu kunci utama penentu keberhasilan ini.
Sesuai dengan hasil analisis atas capaian kinerja 2011, BATAN merumuskan beberapa langkah
penting sebagai strategis pemecahan masalah yang akan dijadikan masukan atau sebagai bahan
pertimbangan untuk merumuskan Rencana Kinerja Tahun 2012, yaitu sebagai berikut:
BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 ix
1. Menyelaraskan program/kegiatan yang dimiliki dengan program/kegiatan kementerian teknis
dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat,
2. Meningkatkan sosialisasi Litbang iptek nuklir
3. Meningkatkan komitmen dan pengawasan secara berjenjang dalam “mengawal” pencapaian
target yang ditetapkan untuk mencapai sasaran, diantaranya melakukan pemantauan secara
berkala terhadap kinerja yang diperjanjikan (PK).
4. Meningkatkan efektivitas kerja sama dengan stake holders dan instansi terkait
5. Mengidentifikasi kebutuhan dan pengembangan SDM dalam rangka memenuhi pencapaian
tahap kepakaran teknologi nuklir - 2014.
6. Dalam rangka keterbukaan informasi, BATAN merilis hasil litbangrap iptek nuklir di
www.batan.go.id dan www.infonuklir.com
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 24
3.1. Metode Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2011
Metode yang digunakan dalam pengukuran pencapaian kinerja adalah dengan
membandingkan antara realisasi dengan target setiap indikator kinerja utama dari sasaran
strategis BATAN pada tahun 2011. Informasi capaian kinerja ini selain menjadi bahan tindak lanjut
dalam perencanaan berikutnya, juga untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal
dan eksternal tentang sejauh mana pencapaian sasaran yang telah ditetapkan untuk mewujudkan
tujuan, misi dan visi BATAN.
3.2. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2011
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang bersih dan akuntabel serta
berorientasi pada hasil, pada tahun 2011 BATAN berkomitmen mewujudkan target kinerja
tahunan seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja tahun 2011. Adapun
Penetapan Kinerja BATAN tahun 2011 disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Penetapan Kinerja BATAN tahun 2011
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Program Anggaran (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Peningkatan
Hasil Litbang
Energi, Isotop
dan Radiasi
(enisora) dan
Pemanfaatan/
Penerapan di
bidang Pangan,
Energi,
Kesehatan dan
Obat serta
Sumber Daya
Alam dan
Lingkungan
untuk
Kesejahteraan
Masyarakat.
1 Jumlah Varietas Unggul
Tanaman Pangan untuk
Menunjang Ketahanan
Pangan Nasional (Padi,
Kedelai, Kacang Hijau,
Gandum Tropikal dan
Sorgum)
2 Varietas 1. Penelitian
Pengembang
an dan
Penerapan
Energi Nuklir,
Isotop dan
Radiasi
511.593.383.000
2 Jumlah Dokumen Teknis
Penyiapan Infrastruktur
PLTN, Tapak PLTN, dan
Penyusunan Spesifikasi
Teknis
3
Dokumen
3 Persentase Peningkatan
Penerimaan Masyarakat
terhadap Iptek Nuklir
60%
4 Jumlah Paket Teknologi
Hasil Litbangyasa Energi
Nuklir, Isotop dan Radiasi
5 Paket
Teknologi
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 25
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Program Anggaran (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
5 Jumlah Prototip Hasil
Litbangyasa Litbangyasa
Energi Nuklir, Isotop dan
Radiasi
6 Prototip
6 Jumlah Mitra Komersial
yang Memanfaatkan Hasil
Litbang Iptek Nuklir
3 Mitra
7 Jumlah Jenis Hasil Litbang
Iptek Nuklir yang
Dikomersilkan
2 Jenis
8 Jumlah Publikasi Nasional
dan International Hasil
Litbang Enisora
55
Publikasi
Ilmiah
2. Peningkatan
Kapasitas,
Kapabilitas
Sumber Daya
Iptek dan Kinerja
Manajemen
Kelembagaan
Litbang untuk
Mendukung
Penguatan
Sistem Inovasi
dan
Pemanfaatan
Hasil Penelitian,
Pengembangan
dan Penerapan
Energi Nuklir,
Isotop dan
Radiasi ke
Masyarakat.
1 Persentase Serapan Lulusan
Pendidikan Teknik Nuklir di
Industri
75% 2. Dukungan
Manajemen
dan
Pelaksanaan
Tugas Teknis
Lainnya
BATAN
95.175.162.000
2 Jumlah Pegawai yang
Diterima Mengikuti
Pendidikan Iptek Nuklir
Jenjang S2/S3
10
Pegawai
3 Jumlah Peningkatan
Pegawai yang
Berpendidikan S2 dan S3
8 Pegawai
4 Jumlah Standar Nasional
Indonesia (SNI) yang
ditetapkan Badan
Standardisasi Nasional
3 SNI
5 Persentase Peningkatan Pengelolaan Keuangan dan BMN dalam Opini WTP menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (good governance), Transparan, Akuntabel dan Tepat Waktu
40%
Pengukuran tingkat capaian kinerja tahun 2011 dilakukan dengan membandingkan antara
realisasi dengan target masing-masing indikator kinerja utama sasaran strategis, secara lengkap
Pengukuran Kinerja disajikan pada Lampiran 2.
Indikator kinerja utama merupakan ukuran capaian keberhasilan sasaran strategis organisasi.
Adapun target dan pencapaian indikator kinerja utama BATAN yang telah ditetapkan tahun 2011
disajikan pada Tabel 3.2.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 26
Tabel 3.2. Capaian Indikator Kinerja Utama BATAN tahun 2011
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Peningkatan Hasil
Litbang Energi, Isotop
dan Radiasi (enisora) dan
Pemanfaatan/
Penerapan di bidang
Pangan, Energi,
Kesehatan dan Obat
serta Sumber Daya Alam
dan Lingkungan untuk
Kesejahteraan
Masyarakat.
1 Jumlah Varietas Unggul
Tanaman Pangan untuk
Menunjang Ketahanan
Pangan Nasional (Padi,
Kedelai, Kacang Hijau,
Gandum Tropikal dan
Sorgum)
2 Varietas 1 Varietas 50%
2 Jumlah Dokumen Teknis
Penyiapan Infrastruktur PLTN,
Tapak PLTN, dan Penyusunan
Spesifikasi Teknis
3
Dokumen
3
Dokumen
100%
3 Persentase Peningkatan
Penerimaan Masyarakat
terhadap Iptek Nuklir
60% 49.50% 82.50%
4 Jumlah Paket Teknologi Hasil
Litbangyasa Energi nuklir,
isotop dan radiasi
5 Paket
Teknologi
5 Paket
Teknologi
100%
5 Jumlah Prototip Hasil
Litbangyasa Litbangyasa
Energi nuklir, isotop dan
radiasi
6 Prototip 6 Prototip 100%
6 Jumlah Mitra Komersial yang
Memanfaatkan Hasil Litbang
Iptek Nuklir
3 Mitra 7 Mitra 233.33
%
7 Jumlah Jenis Hasil Litbang
Iptek Nuklir yang
Dikomersilkan
2 Jenis 2 Jenis 100%
8 Jumlah Publikasi Nasional dan
International Hasil Litbang
Enisora
55
Publikasi
Ilmiah
167
Publikasi
Ilmiah
303,63
%
2. Peningkatan Kapasitas,
Kapabilitas Sumber Daya
Iptek dan Kinerja
Manajemen
Kelembagaan Litbang
untuk Mendukung
Penguatan Sistem Inovasi
dan Pemanfaatan Hasil
Penelitian,
Pengembangan dan
Penerapan Energi Nuklir,
Isotop dan Radiasi ke
1 Persentase Serapan Lulusan
Pendidikan Teknik Nuklir di
Industri
75% 84,2% 112,27
%
2 Jumlah Pegawai yang Diterima
Mengikuti Pendidikan Iptek
Nuklir Jenjang S2/S3
10
Pegawai
12
Pegawai
120%
3 Jumlah Peningkatan Pegawai
yang Berpendidikan S2 dan S3
8 Pegawai 8 Pegawai 100%
4 Jumlah Standar Nasional
Indonesia (SNI) yang
ditetapkan Badan
Standardisasi Nasional
3 SNI 6 SNI 200%
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 27
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5)
Masyarakat. 5 Persentase Peningkatan Pengelolaan Keuangan dan BMN dalam Opini WTP menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (good governance), Transparan, Akuntabel dan Tepat Waktu
40% 40% 100%
Tabel 3.2 di atas menunjukkan bahwa dari 13 indikator kinerja utama BATAN, 6 indikator
yang berhasil direalisasikan 100%, 5 indikator melebihi yang ditargetkan, dan 2 indikator yang
tidak mencapai target.
Terhadap hasil kinerja yang telah dicapai BATAN pada tahun 2011, baik yang tidak tercapai
maupun yang melebihi target, BATAN akan melakukan evaluasi untuk melakukan langkah
perbaikan yang konkrit melalui analisis secara komprehensif terhadap berbagai faktor yang
mempengaruhi hasil kinerja tersebut.
3.3. Analisis Capaian Kinerja BATAN Tahun 2011
BATAN sebagai lembaga litbang, mendapat tugas melakukan pengembangan iptek nuklir
untuk kesejahteraan masyarakat. Di tahun 2011 BATAN telah melaksanakan seluruh program dan
kegiatan yang menjadi komitmennya untuk melaksanakan kegiatan litbang iptek nuklir.
Keberhasilan capaian dari Sasaran Strategis BATAN diukur dengan membandingkan realisasi
dengan target yang tertera dalam Tabel 3.2. di atas. BATAN telah menetapkan 2 (dua) Sasaran
Strategis yang terdiri dari:
1. Peningkatan Hasil Litbang Energi, Isotop dan Radiasi (enisora) dan Pemanfaatan/ Penerapan
di bidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan
untuk Kesejahteraan Masyarakat, dan
2. Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen Kelembagaan
Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat
Kedua Sasaran Strategis tersebut saling mendukung sehingga BATAN telah berupaya untuk
mencapai target dari setiap Indikator Kinerja Utama dari masing-masing Sasaran Strategis. Berikut
akan diuraikan analisis capaian kinerja untuk masing-masing Sasaran Strategis.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 28
3.3.1. Pencapaian Sasaran 1
Sasaran Strategis 1 pada prinsipnya adalah sasaran yang terkait dengan kegiatan
penelitian, pengembangan dan pemanfaatan energi nuklir, isotop dan radiasi sesuai
dengan tugas, fungsi dan kewenangan serta core competence BATAN. Sasaran strategis 1
yang terdiri dari 8 (delapan) Indikator Kinerja Utama (IKU), melingkupi bidang yang menjadi
kepentingan masyarakat sesuai dengan program pemerintah, yaitu bidang
pangan/pertanian, energi, kesehatan, lingkungan dan sumber daya alam. Dengan
menetapkan IKU seperti tertera dalam Tabel 3.2, BATAN mengharapkan bahwa produk
penelitian, pengembangan dan pemanfaatan tersebut dapat berkontribusi dalam
pemecahan persoalan bangsa sekaligus mempercepat kesejahteraan masyarakat.
Delapan indikator kinerja utama (IKU) dan capaian sasaran 1 selama tahun 2011
diuraikan secara rinci sebagai berikut.
1. Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan
Nasional (Padi, Kedelai, Kacang Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum).
Di bidang pertanian, BATAN berkontribusi terhadap pengkayaan jumlah varietas
nasional di Indonesia. Hal ini sangat penting karena diharapkan dengan meningkatnya
jumlah varietas unggul akan meningkatkan produktivitas, mempercepat waktu panen,
tahan terhadap hama, dan keunggulan lainnya. Untuk menunjang ketahanan pangan
nasional, BATAN telah menargetkan di dalam Renstra BATAN 2010-2014, pada tahun
2011 BATAN menargetkan menghasilkan 2 varietas, yaitu 1 varietas padi sawah dan 1
varietas sorgum yang dituangkan dalam dokumen Penetapan Kinerja BATAN 2011.
Dalam realisasinya pada tahun 2011 diperoleh 1 varietas padi sawah yang telah
mendapat Surat Keputusan Pelepasan dari Menteri Pertanian sebagai varietas unggul
dan menjadi benih pilihan bagi masyarakat di seluruh Indonesia, sedangkan 1 varietas
sorgum yang telah dihasilkan BATAN, sejauh ini masih dalam proses sertifikasi dari
Kementerian Pertanian. Seperti diketahui bahwa setiap varietas baru harus mendapat
sertifikasi dari Kementerian Pertanian sebelum dilepas kemasyarakat. Dengan kata
S a s a r a n
Peningkatan Hasil Litbang Enisora dan Pemanfaatan/Penerapan Di
bidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam
dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat 1 S a s a r a n
Peningkatan Hasil Litbang Enisora dan Pemanfaatan/Penerapan Di
bidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat, serta Sumber Daya Alam
dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat 1
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 29
lain, belum tercapainya target IKU ini karena masih menunggu proses sertifikasi,
sedang dari sisi penelitian di BATAN, target telah dicapai sesuai dengan tahapan yang
direncanakan.
1.1. Varietas Padi Sawah
Dalam rangka usaha meningkatkan produksi padi, varietas unggul mempunyai
peranan penting. Dengan pertimbangan bahwa galur mutan padi sawah OBS1703-PSJ
mempunyai keunggulan potensi hasil tinggi, persentase rendeman beras kepala tinggi,
relatif tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1, 2 dan 3 dengan tekstur pulen,
telah diputuskan galur mutan padi sawah OBS1703-PSJ sebagai varietas unggul,
dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 2257/Kpts/SR.120/2011 tanggal 2
Mei 2011 tentang "Pelepasan Galur Mutan Padi Sawah OBS1703/PSJ Sebagai
Varietas Unggul Dengan Nama Inpari Sidenuk" (lampiran 4).
Varietas padi sawah Inpari Sidenuk merupakan salah satu hasil litbang iptek nuklir
di bidang pertanian. Inpari Sidenuk memiliki warna daun dan batang hijau, bentuk
gabah ramping berwarna kuning bersih dengan jumlah gabah per malai 175-200 butir,
memiliki potensi hasil 9,1 ton/ha GKG. Beberapa keunggulan Inpari Sidenuk ini adalah
relatif tahan wereng batang coklat biotipe 1, 2 dan 3. Selain itu juga relatif tahan
terhadap penyakit hawar daun bakteri patotipe III. Padi ini cocok ditanam di ekosistem
sawah dataran rendah sampai ketinggian 600 m di atas permukaan laut (dpl) dan tidak
dianjurkan ditanam di daerah endemik tungro dan blas, karena padi ini rentan
terhadap hawar daun bakteri patotipe IV, relatif rentan terhadap hawar daun bakteri
patotipe VIII dan rentan terhadap penyakit tungro serta semua ras blas. Dengan
deskripsi tersebut, tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 20,6 %, padi sawah
varietas Inpari Sidenuk diharapkan mampu berkontribusi dalam peningkatan
pemenuhan kualitas pangan di Indonesia.
Gambar 3.1. Varietas Padi Sidenuk
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 30
Pada tahun 2011 BATAN telah mengusulkan pula proposal pelepasan 3 (tiga)
varietas padi unggul baru yaitu masing-masing adalah proposal pelepasan varietas
padi unggul dengan nama Mugibat, Sulutan I, dan Sulutan 2 yang sudah lulus dari tim
penilai pelepasan varietas Kementerian Pertanian, dan saat ini sedang menunggu SK
pelepasan.
1.2. Varietas Sorgum
Sorgum (Sorghum bicolor L) adalah tanaman serealia yang potensial untuk
dibudidayakan dan dikembangkan, khususnya pada daerah-daerah marginal dan
kering di Indonesia. Keunggulan sorgum terletak pada daya adaptasi agroekologi yang
luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, memerlukan input lebih sedikit, serta
lebih tahan terhadap hama dan penyakit dibanding tanaman pangan lain. Selain itu,
tanaman sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, sehingga sangat baik
digunakan sebagai sumber bahan pangan maupun pakan ternak alternatif.
Gambar 3.2. Sorgum varietas Pahat
Sejak tahun 2010 BATAN telah mengusulkan 3 galur mutan sorgum yaitu B-76, B-
100 dan Zh-30 untuk dilepas menjadi varietas sorgum baru oleh Kementerian
Pertanian. Ketiga galur tersebut memiliki keunggulan berproduksi tinggi dan sangat
tahan terhadap kondisi kekeringan. Galur B-76 tergolong sebagai sorgum manis
dengan kadar gula relatif tinggi yaitu 17,6 % dan ideal untuk bahan baku pembuatan
bioetanol. Galur B-100 memiliki produksi biomassa yang relatif tinggi dan ideal untuk
pakan ternak ruminansia (sapi, kerbau, kambing dsb). Galur Zh-30 memiliki
produktivitas biji tertinggi dengan kualitas biji dan tepung yang baik dan ideal untuk
pangan. Galur Zh-30 telah disetujui untuk dilepas menjadi varietas sorgum baru
dengan nama Pahat (singkatan Pangan Sehat), namun masih diperlukan sedikit
perbaikan dalam proposal (lampiran 5). Keunggulan lain yang dimiliki varietas Pahat
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 31
antara lain: hasil biji 5,78 ton/ha, kandungan karbohidrat 72,86 %, protein 12,80 %,
lemak 2,42 %, serat 2,21 % dan tanin yang rendah (0,012 %). Varietas sorgum Pahat
direkomendasikan untuk ditanam di daerah-daerah kering pada saat akhir musim
hujan.
Gambar 3.3. Galur Sorgum Zh-30 telah dilepas menjadi varietas Pahat
Gambar 3.4. Galur B-76 memiliki kadar gula 17,6 % yang ideal untuk pembuatan bioetanol.
Pada tahun 2012 BATAN akan mengajukan kembali ke Tim Pelepasan Varietas.
BATAN optimis bahwa pada tahun 2012 target pelepasan varietas sorgum unggul dan
varietas gandum tropis unggul baru dapat tercapai.
Berbagai varietas tanaman pangan yang dihasilkan BATAN tidak hanya sebatas
pelepasan varietas saja, secara faktual telah dimanfaatkan oleh masyarakat baik
kelompok tani, perguruan tinggi, lembaga litbang lainnya serta pihak-pihak
(stakeholder) terkait yang berkepentingan.
Dengan melihat perkembangan dan prospek varietas tanaman yang dihasilkan
BATAN, khususnya varietas padi dan kedelai, sampai dengan tahun 2011 sudah
terdapat sentra-sentra produsen benih BATAN antara lain:
1. CV. Fiona Benih Mandiri (Subang) sebagai sentra benih padi Mira 1 dan Bestari,
2. Koperasi Satria Jaya (Blitar) sebagai sentra benih padi Mira 1, Diah Suci dan
Kedelai Rajabasa,
3. PT. Wirakarya Sakti (Jambi) sebagai sentra benih Kedelai Rajabasa,
4. PT. Andall Hasa Prima (Lampung) sebagai sentra benih Padi Mira 1, Mayang dan
Yuwono,
5. CV. Padi Mas (Jepara) sebagai sentra benih Padi Mira 1, Diah Suci dan Bestari, dan
6. PD.Pembangunan Bireuen, Aceh tentang "Kemitraan Hasil Litbang BATAN Bidang
Pertanian".
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 32
7. Produsen Benih PP Kerja Boyolali tentang "Kemitraan Hasil Litbang BATAN dengan
Pertanian"
8. CV. Berkah Alam Lestari, Medan tentang "Kemitraan Hasil Litbang BATAN Bidang
Pertanian"
9. PT. Sang Hyang Seri dalam produksi benih hasil litbang BATAN Varietas Mira-1,
Bestari dan Inpari Sidenuk untuk program Bantuan Langsung Benih Unggul
(BLBU).
Capaian sasaran 1 melalui indikator “Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan
untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum
tropikal dan sorgum)” yaitu penambahan varietas padi mulai tahun 2010 merupakan
upaya pencapaian target jangka menengah sejumlah 19 varietas unggul tanaman
pangan (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum) di tahun 2014. Pada
tahun 2010 telah diperoleh 2 varietas, dan sampai dengan 2011 secara kumulatif telah
diperoleh 3 varietas unggul baru (1 varietas padi “Pandan Putri” , 1 varietas kedelai
“Mutiara 1” dan 1 varietas padi sawah “Inpari Sidenuk"), yaitu 15,79% dari target total
(19 varietas).
Pertambahan varietas unggul baru tanaman pangan yang dihasilkan BATAN akan
menambah ragam varietas unggul tanaman pangan nasional. Ragam benih dapat
menjadi pilihan bagi masyarakat dan mendorong peningkatan produksi tanaman
pangan dalam rangka menuju swasembada dan peningkatan ketahanan pangan
nasional.
2. Jumlah Dokumen Teknis Penyiapan Infrastruktur PLTN, Tapak PLTN, dan Penyusunan
Spesifikasi Teknis
Berkaitan dengan rencana pembangunan PLTN I di Indonesia, sebagai LPNK yang
bertanggungjawab terhadap pemanfaatan energi nuklir, BATAN telah mempersiapkan
hal-hal teknis berupa pelaksanaan litbang mencakup studi kelayakan, khususnya yang
terkait dengan litbang kelayakan tapak PLTN untuk mendukung penyusunan dokumen
Draft Site Evaluation Report (SER), melaksanakan penyusunan dokumen User
Requirement Document (URD), dokumen kajian teknologi dan keselamatan, dokumen
Draft Bid Invitation Spesification (BIS), dan Dokumen rencana tindak pengembangan
infrastruktur nuklir fase 2 lingkup BATAN.
Kegiatan penyusunan dokumen penyiapan infrastuktur PLTN dilakukan dalam
rangka melaksanakan amanah Undang-undang No. 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Peraturan Presiden No.5 Tahun 2010
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 33
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Peraturan
Presiden No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional.
Target yang direncanakan dalam Renstra BATAN 2010-2014, pada tahun 2011
adalah sebanyak 3 dokumen dan pada akhir pelaksanaan kegiatan telah direalisasikan
sesuai rencana (100%) dengan rincian sebagai berikut.
2.1. Dokumen pengembangan sistem kelistrikan opsi nuklir, yang terdiri dari:
Dokumen studi kelistrikan Bangka Belitung (Babel)
Penyusunan statistik energi nuklir tahun 2011
Gambar 3.5. Dokumen studi kelistrikan Babel
Gambar 3.6. Dokumen statistik energi nuklir
tahun 2011
2.2. Dokumen konsep infrastruktur calon tapak PLTN, yang terdiri dari:
Dokumen studi tapak PLTN tahap analisis regional dan near regional di pulau
Bangka provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Dokumen Pengembangan Sistem Informasi Tapak PLTN (Bangka Belitung,
Banten, Muria)
Dokumen Monitoring Kegempaan, Meteorologi dan Lingkungan di Tapak
Muria
Dokumen konsep AMDAL Rev. 0
Dokumen Pra Studi Kelayakan Small Medium Reactor (SMR) untuk Kogenerasi
di Bangka Belitung (pencairan/gasifikasi batubara di Bangka Belitung)
Dokumen Pemantauan ground deformation menggunakan GPS geodetik di
Tapak Muria dan kajian kegunungapian
2.3. Dokumen teknis infrastruktur partisipasi nasional dan SDM PLTN, yang terdiri
dari:
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 34
Dokumen penyusunan draf cetak biru partisipasi industri nasional dan alih
teknologi PLTN Bab VI - X
Dokumen hasil evaluasi persiapan infrastruktur pembangunan PLTN fase II Rev
0
Dokumen penyusunan program analisis kebutuhan SDM PLTN dan konsep
fasilitas pelatihan bab IV - VI
Dokumen kegiatan pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat di sekitar
tapak terpilih.
Dokumen hasil studi Corporate Social Responsibility (CSR) PLTN
Sebagian besar dokumen yang disusun pada tahun 2011 merupakan kelanjutan
atau hasil updating dokumen tahun 2010 khusus tapak Ujung Watu. Dokumen lainnya
adalah dokumen baru untuk calon tapak baru yaitu di Provinsi Banten dan Provinsi
Bangka Belitung. Pemilihan Provinsi Bangka Belitung sebagai calon tapak PLTN karena
kondisi geologi cukup stabil dan jauh dari ancaman gunung berapi serta adanya
permintaan dari Pemda setempat.
Gambar 3.7. Dokumen konsep infrastruktur calon
tapak PLTN
Gambar 3.8. Dokumen teknis infrastruktur partisipasi
nasional
Capaian sasaran 1 melalui indikator “Jumlah Dokumen Teknis Penyiapan
Infrastruktur PLTN, Tapak PLTN, dan Penyusunan Spesifikasi Teknis” sampai tahun
2014 dengan target 3 dokumen setiap tahun dengan rincian yang berbeda sesuai
dengan persyaratan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). Dokumen tersebut akan
digunakan oleh penentu kebijakan (DPR, Pemerintah) dan pemangku kepentingan
lainnya.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 35
3. Persentase Peningkatan Penerimaan Masyarakat terhadap Iptek Nuklir
Pemanfaatan energi nuklir sebagai salah satu bagian bauran energi untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia, menjadi isu cukup hangat dan
mendapat tanggapan yang beragam dari masyarakat yang pro maupun yang kontra.
Gambar 3.9. Pembekalan jajak pendapat 2011
Jajak pendapat dilaksanakan oleh PT. Tridacom Andalan Semesta sebagai pihak
ketiga guna menjaga independensi hasil jajak pendapat. Jajak pendapat dilaksanakan
secara nasional dengan jumlah responden 4500 orang masyarakat umum, meliputi
pelajar/mahasiswa, dosen, pegawai swasta/BUMN, buruh, ibu rumah tangga, dan lain-
lain. Metodologi pengambilan sampel menggunakan multi-stage random sampling
dengan teknik home visit di area survei menggunakan kuesioner, dengan margin error
sampling sebesar ± 5% pada interval kepercayaan 95%. Jajak pendapat dilaksanakan
pada tanggal 22 Oktober – 4 November 2011, dengan hasil sebagai berikut.
Penerimaan Terhadap Pembangunan PLTN
Berdasarkan gambar 3.10. dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Penilaian masyarakat secara Nasional
tentang pembangunan PLTN adalah: 49.5%
Setuju, 35.5% Tidak Setuju, dan 15.0%
Tidak Tahu.
2. Alasan menerima keberadaan PLTN
sebagian besar adalah untuk kestabilan
pasokan energi dan menciptakan lapangan
kerja.
Gambar 3.10. Tingkat Penerimaan
Masyarakat terhadap PLTN
3. Sementara yang menolak keberadaan
PLTN paling besar adalah khawatir
terjadi kecelakaan/kebocoran reaktor
nuklir.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 36
Capaian sasaran 1 dengan indikator “Persentase Peningkatan Penerimaan
Masyarakat terhadap Iptek Nuklir” dari jajak pendapat secara nasional diperoleh hasil
sebesar 49,5%, dari target 60% yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja BATAN
tahun 2011. Tidak tercapainya target tersebut disebabkan oleh pengaruh peristiwa
gempa dan tsunami di Jepang pada bulan Maret 2011, yang mengakibatkan kebocoran
kejadian kecelakaan PLTN di Fukushima Jepang. Pada tahun 2010 jajak pendapat yang
dilakukan di Jawa, Bali, dan Madura diperoleh hasil 59,70%.
Pada tahun 2010 target Persentase Peningkatan Penerimaan Masyarakat
terhadap Iptek Nuklir sebesar 35% dari base line 34% (2009), pada tahun 2014
persentase Peningkatan Penerimaan Masyarakat terhadap Iptek Nuklir diharapkan
meningkat menjadi 55%. Pada tahun 2010 hasil jajak pendapat telah menunjukan hasil
sebesar 59,7%. Oleh sebab itu BATAN, sesuai Penetapan Kinerja tahun 2011
menetapkan target persentase penerimaan masyarakat terhadap iptek nuklir menjadi
60%.
4. Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi
BATAN sebagai lembaga litbang menghasilkan produk berupa teknologi proses
maupun barang (prototip) sebagai kelengkapan hasil litbang yang siap di scale up
untuk diproduksi yang dilengkapi dengan dokumen teknis terhadap produk tersebut,
dan disebut dengan paket teknologi. Dalam Renstra BATAN 2011-2014, target yang
direncanakan pada tahun 2011 sebanyak 5 paket teknologi tercapai 100% dengan
rincian sebagai berikut.
4.1. Paket Teknologi Pengembangan Teknologi Produksi Radioisotop
Kapasitas teknologi produksi seed 125I di tahun 2011 telah berhasil
ditingkatkan dari 30 buah menjadi 100 buah, serta telah dilakukan pemantapan
dan pembakuan QA/QC sistem produksi. Seed 125I sebagai sumber radiasi
tertutup berupa kapsul mikro yang terbuat dari bahan titanium dengan diameter
luar 0.80 mm dan panjang 4.50 mm yang diisi dengan batang perak disalut
Iodium-125 dan ditutup menggunakan pengelasan laser. Untuk mendukung
pemantapan dan pembakuan QA/QC sistem produksi telah dilakukan
pengukuran laju dosis seed 125I, pengamatan pengaruh konsentrasi 125I terhadap
penandaan kawat perak, uji stabilitas pengelasan setelah 3 bulan, perhitungan air
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 37
kerma (paparan udara) dan kalibrasi alat ukur aktivitas (kalibratordosis, Atomlab-
400) dengan faktor kalibrasi 1.3E-3 mGy/jam cm2.
Pemantapan spesifikasi produk dalam rangka penyiapan dokumen untuk
perizinan telah dibuat gambar teknis, diagram alir, prosedur seed 125I , spesifikasi
bahan dan alat, kalibrasi alat dan rekaman kerja serta formulir hasil uji untuk
sumber tertutup seed 125I. Produk seed 125I mempunyai kisaran 2-4 mCi dan bebas
kebocoran bahan radioaktif dengan waktu paruh 60 hari, energi gamma 35 keV (
7%) dan sinar-X (112%) sehingga dapat memberikan dosis sampai 145 Gy dalam
implantasi permanen.
Persiapan untuk uji klinis produk seed 125I terkait dengan Treatment Planning
System (TPS) telah selesai dibuat, sehingga diharapkan uji klinis di tahun 2012
sudah bisa dilaksanakan. Uji klinis terhadap produk seed 125I dapat dilakukan
untuk terapi penyakit kanker prostat, payudara dan kanker lainnya. Proses
mendapatkan sertifikat alat kesehatan dari Kementerian Kesehatan
membutuhkan banyak dokumen dan dilakukan secara bertahap. Dokumen yang
telah dibuat untuk registrasi seed 125I sebagai alat kesehatan merupakan bagian
yang disertifikasi oleh Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan
Pengembangan (KNAPPP) dan dapat dipakai sebagai panduan sistem manajemen
mutu untuk alat kesehatan.
Program peningkatan kapasitas produksi seed 125I brakiterapi merupakan
kelanjutan dari tahun 2010, dan diharapkan pada tahun 2012 masuk ke tahap
Gambar 3.13. Seed
125I brakiterapi Gambar 3.14. Pengelasan mikrokapsul
menggunakan Laser
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 38
pengembangan difusi teknologi yang melibatkan mitra industri terkait dengan
sertifikasi dan registrasi distribusi komersial.
Gambar 3.15.
Posisi Lateral (koordinat X-Y) :Kanker (kiri), diimplantasi dengan 4 buah seed 125I (tengah), konturisodosis 4 seed
125I yang
diimplantasi (kanan)
Gambar 3.16.
Posisi Anrerior (koordinat X-Z) : Kanker (kiri), diimplantasi dengan 4 buah seed 125I (tengah), kontur isodosis 4 seed
125I yang
diimplantasi (kanan)
Dalam upaya mendayagunakan dan mengembangkan teknologi produksi
radioisotop dan radiofarmaka untuk menghasilkan seed brachytherapy,
radiofarmaka, dan Kit RIA/IRMA yang dibutuhkan rumah sakit dan kalangan medis
lainnya, maka pada tanggal 28 April 2011 telah dilakukan perjanjian kerjasama
antara BATAN dan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk tentang produksi seed
brachytherapy, radiofarmaka, dan Kit RIA/IRMA. Produk ini dapat meningkatkan
kemampuan deteksi dini dan terapi pada penderita penyakit kanker.
Beberapa merk dagang hasil kerjasama antara BATAN dan PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk diantaranya:
MIBI untuk jenis Cardioscan-kaef,
MDP untuk jenis obat Bonescan-kaef,
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 39
DTPA untuk jenis obat Glomescan-kaef,
153Sm-EDTMP untuk jenis obat Bonecare-kaef,
131I-MIBG untuk jenis obat Neurocare-kaef untuk diagnosis dan terapi
4.2. Paket Teknologi Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi di Bidang
Pangan
Paket teknologi Bio-cyclofarming (BCF) adalah pola manajemen pertanian
dan peternakan terpadu yang efisien, yang mengkombinasikan berbagai aplikasi
teknologi yang telah dihasilkan dan inovasi teknologi BATAN di bidang
peternakan, pertanian, lingkungan dan perikanan dengan target memperoleh
produk seperti pangan, pakan, energi dan pupuk melalui penggunaan model
siklus bio-usaha tani terpadu (BCF) yang ramah lingkungan. Hasil yang diperoleh
untuk peternakan berupa tersedianya lumbung pakan dan isinya. Aplikasi pupuk
hayati isolat mikroba rizhosper (IMR) pada tanaman jagung dan kacang tanah
yang telah menggunakan kompos sebagai pupuk organik. Perbandingan
produktivitas tanaman jagung yang diberi isolat mikroba rizhosper dibanding
dengan kontrol adalah 4,99 ton/ha berbanding 3,62 ton/ha, dan tanaman kacang
tanah 3,15 ton/ha berbanding 2,27 ton/ha. Teknologi tersebut ditujukan untuk
meningkatkan produktivitas ternak dan pendapatan peternak serta dengan
memanfaatkan hubungan antara pertanian dalam bentuk BCF.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 40
Gambar 3.17. Salah satu aplikasi siklus Bio-cyclofarming (BCF)
Demplot BCF telah dilakukan di Lebak Bulus, Jakarta Selatan dan Momongor,
Banten.
Pada tahun 2011 telah ditandatangani nota kesepahaman antara BATAN
dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal tentang pemanfaatan iptek
nuklir untuk teknologi pertanian terpadu (BCF).
4.3. Paket Teknologi Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi di Bidang
Kesehatan
Paket teknologi irradiated hydrogel menghasilkan produk hidrogel pembalut
luka. Pembalut luka hidrogel adalah suatu material polimer yang mempunyai
struktur ikatan silang tiga dimensi (crosslinking), biasanya dalam bentuk membran
atau lembaran, dan dapat menyerap air dalam jumlah tertentu. Hidrogel
dihasilkan melalui proses pembentukan ikatan silang polimer polivinil pirolidon
atau polivinil alkohol menggunakan teknik radiasi gamma atau berkas elektron.
Hidrogel yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pembalut luka atau penurun
demam. Kegunaan hidrogel tersebut antara lain: (1) sebagai pembalut luka pada
luka bakar, luka terbuka, luka lepra, luka sayatan, luka paska operasi, dan (2)
sebagai membran penurun demam.
Beberapa keunggulan sintesis hidrogel dengan teknik radiasi dibanding cara
konvensional, yaitu: (1) bebas bahan aditif (inisiator, katalis) yang biasanya
bersifat toksik , (2) secara simultan mensintesis dan sterilisasi, (3) radiasi dapat
dilakukan pada range temperatur yang luas, (4) mudah mengontrol derajat
crosslinking atau grafting, dan (5) dapat digunakan pada berbagai monomer dan
polimer termasuk monomer yang tidak dapat dipolimerisasi secara konvensional.
Keunggulan pembalut luka hidrogel hasil iradiasi, yaitu: (1) tidak dapat
ditembus oleh mikroorganisme atau dapat mencegah masuknya mikroorganisme
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 41
ke tempat luka, (2) dapat mengabsorbsi eksudat dan bahan toksik yang ada pada
permukaan luka, (3) permeabel terhadap gas, (4) mempunyai porositas yang
cukup sehingga dapat ditembus oleh uap air, water vapor permeability sekitar
1400 g/m2/24 jam pada suhu 370C, (5) menjaga humiditas yang cukup pada
daerah luka sehingga dapat mempercepat penyembuhan luka, (6) tidak bersifat
toksik, non alergenik dan hipersensitif, (7) dapat melekat dengan baik pada luka,
mudah dilepas dari luka dan tidak menyebabkan trauma, (8) dapat menyesuaikan
dengan bentuk permukaan tubuh terutama pada daerah persendian, (9) dapat
mengurangi rasa sakit, memberikan rasa nyaman, dan (10) steril.
Gambar 3.18.
Hydogel wound Dressing Gambar 3.19.
Application in Burn wound
Pada tanggal 21 Maret 2011, BATAN dengan PT Eracita Astamida telah
menandatangani perjanjian kerjasama tentang Pengembangan dan Produksi
Hidrogel untuk Bahan Biomaterial yang menghasilkan Prototipe Produk Plester
Anti Demam (lampiran 6).
Gambar 3.20. Prototipe Produk Plester Anti Demam
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 42
4.4. Paket Teknologi Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi di Bidang
Industri
Paket teknologi produk pangan steril iradiasi layak untuk keperluan khusus
yang akan dikonsumsi oleh pasien imunitas rendah dan kelompok masyarakat
yang membutuhkan pasokan pangan olahan tanpa menggunakan fasilitas
pendingin selama transportasi, distribusi dan penyimpanan. Telah dilakukan
kegiatan penelitian terkait aspek sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat luas
tentang arti penting keamanan, mutu, nutrisi, dan daya simpan berbagai jenis
pangan olahan siap saji berbasis resep tradisional dengan bahan baku yang
berasal dari nabati (bumbu) dan hewani yaitu daging sapi, unggas (ayam) dan
ikan.
Produk tersebut adalah pepes ikan mas, pepes ikan teri, rendang daging sapi,
semur daging sapi, dan ayam olahan (ayam bumbu kuning, ayam kecap manis,
dan ayam bumbu bakar). Masing-masing produk dikemas secara vakum di dalam
kantung laminasi Poliester/Aluminium foil/LLDPE), kemudian dibekukan pada
suhu -20oC dan diiradiasi pada suhu -79oC (CO2 padat) dengan dosis sterilisasi
yaitu 45 kGy. Pasca iradiasi masing-masing produk diuji mutunya berdasarkan
parameter keamanan, mutu, nutrisi dan daya simpan pada suhu normal.
Pengujian dilakukan secara obyektif (mikrobiologi: mikroba/bakteri aerob dan
anaerob termasuk pathogen; fisiko-kimia; dan toksisitas: uji in vitro dan in vivo)
dan uji subyektif (uji organoleptik menggunakan skala hedonik secara numerik
dari 1-5 panelis terdiri dari panelis teruji dan panelis relawan).
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 43
Gb. 3.21. Pangan steril iradiasi untuk keperluan khusus
Pangan olahan siap saji steril iradiasi dapat disimpan pada suhu normal (28-
30oC) selama 2 tahun. Tujuan pembuatan pangan olahan siap saji steril iradiasi
adalah untuk : persiapan pembuatan SNI terhadap produk pangan olahan siap saji
berbasis resep tradisional Indonesia; membuat pangan khusus yang akan
dikonsumsi oleh pasien imunitas rendah; konsumsi bagi kelompok masyarakat
yang membutuhkan pasokan pangan olahan tanpa menggunakan fasilitas
pendingin selama transportasi, distribusi dan penyimpanan.
Adapun target akhir/impact dari pembuatan pangan olahan tersebut adalah
meningkatkan status nutrisi pasien sehingga dapat membantu mempercepat
proses penyembuhan melalui asupan pangan yang berkualitas, dapat menjangkau
masyarakat yang tinggal di daerah terisolir akibat bencana alam, rawan pangan,
ketersediaan variasi menu pangan olahan bagi jamaah haji dan lain-lain.
Telah dibuat pangan olahan siap saji steril iradiasi lebih dari 3500 bungkus
yang digunakan untuk penelitian, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat luas.
Hal tersebut ternyata memberikan hasil yang positif, dan pada tahun 2011
dibuktikan adanya kerjasama pemanfaatan aplikasi teknologi radiasi pada pangan
olahan siap saji dalam kemasan dengan beberapa industri pangan olahan dalam
bentuk MoU dengan BATAN yaitu : PT. Jalita Kamil Brother, PT. Mahkota Dewa,
Perusahaan tahu Yun Yi, Perusahaan Bandeng Juwana, serta Dinas Koperasi dan
UMKM Provinsi Jawa Timur. Selain itu teknologi produk pangan steril iradiasi
layak untuk keperluan khusus yang telah dimanfaatkan oleh rumah sakit
Dharmais dan Badan Narkotika Nasional (BNN).
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 44
4.5. Paket Teknologi Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi di bidang
Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
Paket teknologi perunut untuk
menentukan kecepatan aliran multiphase
pipa transmisi lapangan panas bumi untuk
pengembangan Computed Flow Dynamic.
Pada tahun 2011 telah diperoleh teknologi
perunut untuk menentukan kecepatan
aliran pipa transmisi lapangan panas bumi
secara in-situ di Kamojang (vapor
dominated) untuk pengembangan
computed flow dynamic.
Gambar 3.23. Particel tracking dalam Computed Flow Dynamic
Teknologi ini telah digunakan dalam penelitian lanjut untuk menentukan
residual oil saturated (ROS) yaitu untuk mengetahui kandungan atau jumlah
tersisa dari minyak yang tersimpan dalam bearing formation, yang sampai saat ini
baru dimulai dalam skala laboratorium dengan artificial formation. Saat ini baru
diperoleh koefisien partisi tracer aktif pada kolom statis.
Teknologi ini diharapkan dapat diaplikasikan pada industri/perusahaan
swasta/BUMN yang bergerak di bidang panas bumi yang memanfaatkan jasa
teknologi perunut
Capaian sasaran 1 dengan indikator “Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbang
Enisora” dalam rangka upaya pencapaian target jangka menengah sejumlah 35 paket
teknologi pada tahun 2014. Pada tahun 2010 dihasilkan 7 paket teknologi, dan pada
tahun 2011 secara kumulatif telah diperoleh 12 paket teknologi, yaitu sebesar 34,29%
dari target total.
Gambar 3.22. Sampling gas di Kamojang
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 45
Penambahan paket teknologi ini diharapkan akan:
1. Meningkatkan Pendapatan Negara Bukan Pajak
2. Mengurangi ketergantungan produk impor
3. Meningkatkan kemampuan SDM
4. Meningkatkan kesehatan masyarakat
5. Memenuhi kebutuhan dalam negeri
Beberapa paket teknologi di atas telah dimanfaatkan oleh mitra BATAN, misalnya
teknologi perunut untuk menentukan kecepatan aliran multiphase pipa transmisi
lapangan panas bumi untuk pengembangan Computed Flow Dynamic di Kamojang dan
Lahendong oleh Pertamina Gas.
Untuk meningkatkan upaya pemanfaatan paket-paket teknologi hasil litbangyasa
BATAN oleh masyarakat, maka BATAN berupaya meningkatkan jejaring dengan mitra
komersial.
5. Jumlah Prototip Hasil Litbangyasa Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi
Kegiatan perekayasaan perangkat nuklir berfokus pada beberapa bidang seperti
instalasi nuklir, kesehatan, dan industri. Dalam bidang kesehatan, saat ini penggunaan
perangkat kesehatan nuklir untuk terapi dan diagnostik telah banyak digunakan dan
tersebar di seluruh Indonesia. Namun hampir seluruh perangkat tersebut merupakan
produk luar negeri, sehingga berakibat ketergantungan terhadap produsen luar, yang
berujung pada mahalnya biaya perawatan dan perbaikan. BATAN melakukan upaya
pengembangan dan inovasi serta penguasaan perekayasaan perangkat nuklir yang
lebih mengutamakan muatan lokal, sehingga memungkinkan biaya investasi dan
perawatan yang lebih murah.
Pada tahun 2011 BATAN menargetkan 6 prototip dan dapat direalisasikan
sejumlah 6 prototip (100%), yaitu:
5.1. Prototip Sistem Instrumentasi Kendali Reaktor Riset dan Reaktor Daya (local
controller DCS level operator)
Untuk menguji performansi perangkat maupun instalasi secara langsung,
terutama instalasi yang memiliki teknologi dan resiko tinggi; misalnya instalasi
industri oil and gas, penerbangan, luar angkasa, dan nuklir diperlukan investasi
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 46
yang tinggi dan harus mempertimbangkan resiko. Pada pengembangan desain
dan optimasi diperlukan sumber daya, waktu, biaya, tenaga ahli dan resiko yang
besar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dipergunakan simulasi. Simulasi
reaktor nuklir secara real-time mampu menampilkan performansi instalasi
sehingga akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam desain maupun
optimasi. Selain itu, simulasi real-time reaktor nuklir juga berperan penting untuk
tujuan pendidikan, pelatihan tenaga ahli dan diseminasi. Untuk tujuan tersebut
diperlukan perangkat yang mampu menunjukkan performansi reaktor nuklir
secara tepat, namun tidak mengandung resiko dalam penggunaannya.
Prototip perangkat simulasi reaktor nuklir secara real-time dibangun
berbasiskan multifunction RIO module dan NI PXI 8102 yang dirangkai dalam NI
PXI-1031 chassis serta dilengkapi dengan perangkat lunak LabVIEW dan Veristand.
Gambar 3.23. Prototipe Sistem Instrumentasi Kendali Reaktor Riset dan Reaktor Daya
(local controller DCS level operator)
Performansi simulasi real-time reaktor nuklir ditunjukkan oleh pengendalian
berbasis sistem instrumentasi dan kendali safety maupun non-safety related.
Perangkat direpresentasikan dalam model reaktor nuklir numerik yang dapat
menerima masukan dari luar dengan menggunakan data logging. Graphical user
interface (GUI) simulasi real-time dapat secara interaktif dinavigasi dengan
masukan dan keluaran sinyal analog/digital. Model matematika reaktor nuklir
berbasis LabVIEW dan Real Time NI Veristand yang dibangun dalam komputer PC
dipindahkan ke modul NI PXI 8102 untuk merepresentasikan simulasi real time.
Contoh tampilan pada gambar menunjukkan model pengendalian daya pada
rektor riset berdasarkan pendekatan persamaan kinetika titik dengan data
prekursor Iodine dan Xenon.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 47
5.2. Prototipe Pencacah RIA untuk diagnosa kelenjar gondok
Pencacah RIA adalah alat
untuk menganalisis zat-zat yang
ada di dalam cairan tubuh,
diantaranya urin, hormon, dan
lain-lain atau kultur media yang
berkadar rendah dan matriksnya
komplek. Teknik pengukuran RIA
berdasarkan pada reaksi
immunologi dengan menggunakan
radioisotop sebagai perunutnya. Teknik ini digunakan untuk mengetahui
kandungan zat biologik tertentu dalam tubuh yang jumlahnya sangat kecil,
misalnya hormon insulin, tiroksin, dan enzim. Prinsip pemeriksaan RIA adalah
kompetisi antara antigen (bahan biologi yang diperiksa) dengan antigen radioaktif
dalam memperebutkan antibodi yang jumlahnya sangat terbatas.
Aplikasi teknik nuklir dengan teknik Radioimmuno Assay (RIA) di bidang
kesehatan digunakan dalam diagnosis beberapa penyakit seperti hepatitis B,
kelenjar gondok, dan kanker payudara.
Pada tahun 2011 diperoleh Prototipe Pencacah RIA untuk diagnosa kelenjar
gondok. Prinsip kerja sederhananya adalah Senyawa T-4 yang ditandai dengan 125I
berkompetisi dengan T-4 dalam cuplikan darah pasien memperebutkan sejumlah
antibodi yang tertentu jumlahnya. Setelah mengalami inkubasi beberapa lama, T-
4 bertanda yang terikat dan yang bebas dipisahkan dengan menggunakan Poly
Ethylene Glycol. Selanjutnya endapan yang mengandung fraksi yang terikat pada
antibodi dicacah dengan sistem spektrometer, konsentrasi T-4 dalam darah
pasien dapat dibaca dari kurva baku.
Pengoperasian sistem cacah ini dilakukan inovasi dan otomatisasi. Pada
sistem manual, penempatan sampel dilakukan satu persatu, kemudian baru
dilakukan pencacahan serta tidak ada fasilitas memori sebagai penyimpan data.
Pencacah RIA hasil Libangyasa BATAN telah menggunakan sistem otomatis untuk
penempatan sampel dan dilengkapi dengan fasilitas penyimpan data.
Gambar 3.24. Prototipe Pencacah RIA untuk diagnosa
kelenjar gondok
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 48
5.3. Prototip Brachyterapy Medium Doserate untuk Kanker Servik
Brachytherapy dikenal juga sebagai radioterapi internal, radioterapi sumber
tertutup, curietherapy atau endocurietherapy adalah bentuk radioterapi dimana
sumber radiasi ditempatkan di dalam atau di samping daerah yang memerlukan
pengobatan. Brachytherapy umumnya digunakan sebagai pengobatan yang
efektif untuk leher rahim/servik, prostat, payudara, kanker kulit dan juga dapat
digunakan untuk mengobati tumor.
Prinsip radioterapi adalah mematikan sel kanker dengan memberikan dosis
yang tepat pada volume tumor/target yang dituju dan menjaga agar efek radiasi
pada jaringan sehat disekitarnya tetap minimum. Radiasi akan merusak sel-sel
kanker sehingga proses multiplikasi atau pembelahan sel-sel kanker akan
terhambat.
Pada tahun 2011, BATAN melakukan
pengembangan perangkat Brachyterapy,
dengan mengembangkan perangkat remote
afterloading atau dikenal juga dengan
sebutan Treatment Delivery System (TDS).
Perangkat ini memerlukan tegangan listrik
AC 220 Volt/50 Hz.
Perangkat ini terdiri dari beberapa
bagian yaitu distributor channel, kontainer
sumber, dan penggerak sumber. Distributor
channel berfungsi untuk memilih jalur yang
akan dilewati sumber. Terdapat 12 lubang
yang bisa digunakan sesuai dengan obyek yang akan diterapi.
5.4. Prototipe Pesawat Sinar-X Fluoroscopy
Perangkat pesawat sinar-x fluoroscopy merupakan sebuah perangkat
penghasil sinar-x yang dapat digunakan untuk diagnosa medis. Perangkat sinar-x
fluoroscopy yang ada sekarang ini akan menghasilkan sebuah gambar yang
divisualisasikan pada layar pendar (fluorosecent screen). Dari layar pendar ini
dokter akan langsung melakukan pengamatan untuk menentukan tindakan
diagnosis namun beresiko terkena pancaran radiasi dari tabung sinar-x.
Gambar 3.25. Prototipe Brachyterapy Medium
Doserate Untuk Kanker Cervic
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 49
Pada tahun 2011, BATAN menghasilkan pesawat sinar-x fluoroscopy dengan
keunggulan mengurangi resiko radiasi pada dokter/operator saat penggunaan,
dan telah dilakukan uji fungsi. Perekayasaan dilakukan dengan cara mentransfer
data hasil pencitraan ke dalam sistem komputer dengan kamera. Dengan
demikian dokter cukup melihat hasil gambar melalui monitor yang ditempatkan di
ruang kontrol dan dapat mengurangi bahaya paparan radiasi. Sinar-x yang
dipancarkan hasil dari pencitraan akan ditangkap oleh layar pendar (Fluoroscent
screen) dan diterima oleh kamera untuk diteruskan ke monitor komputer. Data
citra disimpan di komputer dan dapat pula dilakukan pengolahan lebih lanjut
untuk meningkatkan kualitas gambar sebelum ditampilkan atau dicetak. Dari
komputer, gambar hasil pencitraan dapat langsung dibaca oleh dokter
pemeriksa, di dalam ruang kontrol yang aman terhadap radiasi. Keuntungan
pesawat sinar-x Fluoroscopy ini adalah: tidak memerlukan film, pemeriksaan
cepat dan langsung didapatkan hasilnya, aman bagi operator/dokter, sistem
kendali dan penangkap citra menggunakan komponen yang mudah didapat di
pasaran.
Gambar 3.26. Perangkat Pesawat sinar X fluoroscopy
5.5. Prototip Perangkat Scintigraphy
Pada tahun 2011 BATAN menghasilkan prototip perangkat scintigraphy, yang
merupakan alat diagnostik suatu penyakit menggunakan teknik kedokteran nuklir.
Perangkat ini akan menghasilkan citra dua dimensi dari proses metabolisme suatu
organ tubuh.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 50
Diagnosis menggunakan perangkat
scintigraphy dilakukan dengan
menempatkan sistem deteksi perangkat
scintigraphy pada lokasi organ tubuh yang
akan didiagnosis. Kemudian radionuklida
disuntikkan ke dalam tubuh pasien.
Radionuklida akan mengikuti peredaran
darah dan turut dalam proses
metabolisme organ tubuh. Radiasi yang dipancarkan oleh radionuklida akan
dideteksi oleh sistem deteksi perangkat scintigraphy. Kristal scintilasi pada sistem
deteksi akan mengubah radiasi menjadi foton. Foton kemudian digandakan oleh
tabung pengganda foton (Photo Multiplier Tube - PMT) dan diubah menjadi sinyal
listrik. Sinyal keluaran sistem deteksi akan diolah oleh sistem elektronik dan
diubah menjadi bentuk digital. Data digital ini diteruskan ke sistem pengolah data
untuk ditampilkan.
Perangkat scintigraphy menggunakan PSPMT dapat mendeteksi posisi radiasi
yang datang. Dengan menggunakan PSPMT jumlah PMT yang digunakan dapat
dikurangi sehingga dapat memperkecil dimensi dari sistem deteksi perangkat
scintigraphy. Selain itu daya listrik yang digunakan juga dapat dikurangi.
Perangkat ini cocok digunakan untuk mendiagnosis organ tubuh berukuran kecil,
seperti: jantung, ginjal, kelenjar gondok, dan lain-lain.
5.6. Prototip Sistem Pencitraan Peti Kemas
Paket teknologi sistem pencitraan peti kemas dengan teknik serapan sinar
gamma. Dengan menggunakan sistem ini, verifikasi dan validasi isi peti kemas
dapat dilakukan secara otomatis. Peti kemas dipindai menggunakan sinar gamma
yang tak tampak dan memiliki daya tembus besar, kemudian sinar yang
menembus peti kemas akan ditangkap oleh detektor dan diolah menjadi citra.
Citra ini kemudian diverifikasi dengan data yang tercatat pada faktur ekspor
impor. Pada tahun 2011 telah diperoleh sistem pencitraan peti kemas skala
laboratorium yang tujuannya sebagai dasar perhitungan untuk merancang bentuk
yang nyata atau lebih besar sesuai dengan kebutuhan yang akan digunakan di
pelabuhan-pelabuhan laut. Sistem pencitraan terdiri dari sebuah dummy peti
kemas skala lab dengan ukuran luas permukaan target 120 cm x 80 cm, 4 buah
detektor NaI(Tl) diameter 6 mm, 1 buah sumber 60Co 10 mCi, sebuah kolimator
Gambar 3.27.
Perangkat Scintigraphy Menggunakan Position
Multiplier Photomultiplier Tube (PSPMT)
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 51
diameter 6 mm, pemegang detektor dan sumber penggerak detektor dan sumber
kearah vertikal dan horisontal dengan jarak pergerakan 6 mm, mikrokontroller
pengaktuasi, dan akuisisi, perangkat lunak penyimpan dan kompresi data hasil
akuisi perangkat lunak pengolah data, perangkat lunak penampil menjadi citra
dimensi dua.
Beberapa keuntungan pengunaan sistem pencitraan peti kemas dengan
teknik serapan sinar gamma: tidak diperlukan daya listrik, khususnya untuk
sumber, karena sumber sudah memancarkan radiasi dengan sendirinya, sehingga
efisiensi dapat lebih ditingkatkan; tidak diperlukan maintenance untuk sumber
radiasi gamma, karena mempunyai waktu paruh yang sangat lama.
Gambar 3.28. Sistem pencitraan peti kemas dengan teknik serapan sinar gamma
Capaian sasaran 1 dengan indikator “ Jumlah Prototip Hasil Litbang Enisora”
dalam rangka upaya pencapaian target jangka menengah sejumlah 19 prototip di
tahun 2014. Pada tahun 2010 telah diperoleh 7 prototip, sampai dengan 2011 secara
kumulatif telah diperoleh 12 prototip, yaitu 63,16% dari target total. Prototip hasil
litbang BATAN ini akan dikembangkan menjadi paket teknologi dengan memfasilitasi
kebutuhan mitra komersial dan diharapkan nantinya akan di scale up menjadi skala
industri.
6. Jumlah Publikasi Nasional dan International Hasil Litbang Enisora
Publikasi ilmiah baik di tingkat nasional dan internasional bagi suatu lembaga
litbang merupakan pengakuan serta daya saing tersendiri bagi karya ilmiah yang
dihasilkan oleh para peneliti.
Dari target yang direncanakan sejumlah 55 Publikasi Ilmiah (nasional dan
internasional), dapat direalisasikan sejumlah 167 publikasi ilmiah (303,63%), yang
terdiri dari publikasi nasional berjumlah 132 judul dan internasional berjumlah 35
judul (Lampiran 7).
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 52
Publikasi ilmiah ini juga ditunjang oleh sejumlah usulan paten/HKI yang terdaftar
di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual - Kementerian Hukum dan HAM.
Sampai dengan tahun 2011 Jumlah usulan Paten BATAN berjumlah 98 judul paten,
data dan status usulan Paten dalam proses 63 judul, dan Paten Granted berjumlah 24
judul (lampiran 8)
Disamping itu, 8 penelitian BATAN memperoleh penghargaan Menteri Negara
Riset dan Teknologi, serta masuk dalam 103 inovasi yang paling prospektif tahun 2011
pada Business Innovation Center (BIC) dibawah pembinaan Kementerian Ristek
(lampiran 9), penghargaan tersebut ditunjukan dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Penerima Penghargaan Karya Inovasi 2011
KARYA INOVASI INOVATOR
1 Reno, Sahabat Si Ginjal
(Cegah Gagal Ginjal tanpa Gagal )
Joko Sumanto, Wiranto Budi Santoso, Rukmono
Pribadi, Cukarya, Hari Nurcahyadi, Ahmad
Khaerudin, Rill Isaris, Atang, Susila.
2 Kenali Baik Musuhmu Agar Menang
(Pembuatan Nukleotida Bertanda
Fosfor-32 (g -32
P) ATP sebagai Pelacak
Mutasi)
Wira Y. Rahman, Endang Sarmini, Herlina,
Triyanto, Hambali, Santi Nubaiti, Abdul Mutalib
3 Jurus 3-In-1 Melawan Kanker
(Radiofarmaka Spesifik Target untuk
Menangani Kanker Payudara )
Martalena Ramli, Rien Ritawidya, Cecep Taufik,
Rustendi, Muchamad Subur, Sri Aguswarini,
Karyadi, Cahya Nova Ardiyatno, Titis Sekar
Humani
4 Plastik Hijau dari Tapioka Nuklir
(Produk Cetak Plastik Ramah
Lingkungan dari Komposit Limbah
Tapioka Menggunakan Teknologi
Radiasi )
Sudradjat Iskandar
5 Murnikan Si Iodium Supaya Berharga
(Modifikasi Alur Produksi Iodium-125
untuk Peningkatan Kualitas Produk )
Maiyesni, Triani W. , Mujinah, Witarti, Dede K.
Triyanto, Abdul Mutalib
6 Dari Sapi untuk Ikan
(Produksi Pelet (Pakan Ikan, Udang dan
Unggas) dari Kotoran Sapi
Soelaiman Budi Sunarto, Puji Untoro, Suryadi
7 Si Padat yang Mudah Dibawa
(Bioetanol Padat sebagai Pengganti
Minyak Tanah
Soelaiman Budi Sunarto, Puji Untoro, Suryadi
8 Asap Cair Sekam Pengawet Makanan
Bio
(Produksi Bio Formalin/Bio Insektisida
Berbahan Baku Sekam Untung Besar)
Soelaiman Budi Sunarto, Puji Untoro, Suryadi
Capaian sasaran 1 melalui indikator “Jumlah Publikasi Nasional dan International
Hasil Litbang Enisora” yaitu publikasi ilmiah mulai tahun 2010 merupakan upaya
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 53
pencapaian target jangka menengah BATAN sebanyak 278 publikasi ilmiah di tahun
2014. Pada tahun 2010 telah diperoleh 73 publikasi ilmiah, dan sampai dengan tahun
2011 secara kumulatif telah diperoleh 195 publikasi ilmiah, yaitu sejumlah 70,14% dari
target total.
7. Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbang Iptek Nuklir
Dengan melihat perkembangan dan prospek hasil litbang iptek nuklir pada tahun
2011 BATAN menargetkan memperoleh mitra komersial yang memanfaatkan produk
litbangyasa iptek nuklir sebanyak 3 mitra, namun terealisasi sebanyak 7 mitra dengan
capaian 233,33%.
Telah dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama kemitraan dengan:
1. PT. Jatim Graha Utama tentang "Kemitraan Dalam Bidang Pemanfaatan Iradiator
dan Mesin Berkas Elektron (MBE)”.
2. Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jatim tentang "Sinergi Program Pemberdayaan
Koperasi dan UMKM Dalam Pemanfaatan Aplikasi Teknologi Radiasi dan Pangan
Olahan Siap Saji Dalam Kemasan", pada tanggal 2 Nopember 2011
3. Rumah Sakit Ulin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tentang "Kerjasama Uji Klinis
Renograf", pada tanggal 17 Nopember 2011
4. PD. Pembangunan Bireuen, Aceh, tentang "Kemitraan Hasil Litbang BATAN Bidang
Pertanian", pada tanggal 9 Oktober 2011
5. Produsen Benih PP Kerja Boyolali, tentang "Kemitraan Hasil Litbang BATAN dengan
Pertanian", pada tanggal 9 Oktober 2011
6. CV. Berkah Alam Lestari, Medan, tentang "Kemitraan Hasil Litbang BATAN Bidang
Pertanian", pada tanggal 20 Juni 2011
7. PT. Sang Hyang Seri dalam produksi benih hasil litbang BATAN Varietas Mira-1 dan
Bestari untuk program Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) dengan target
sebanyak kurang lebih 3.000 ton pada musim tanam 2011/2012
Gambar 3.29. Penandatanganan Kerma
Pemanfaatan Mesin Iradiator & MBE dengan PT. Jatim Graha Utama
Gambar 3.30. Penandatanganan Kerma Pemanfaatan
Mesin Iradiator dengan UMKM Prop. Jatim
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 54
Gambar 3.31. Penandatanganan kerma dengan PP
Kerja Boyolali
Gambar 3.32. Penjelasan Penggunaan alat Renograf
dalam Kerma dengan RS. Ulin Banjarmasin
Selain 7 mitra komersil tersebut di atas masih ada 30 mitra non komersil yang
telah melakukan kesepakatan kerjasama dengan BATAN yang disajikan pada lampiran
10.
Capaian sasaran 1 dengan indikator ”Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil
Litbang Iptek Nuklir” sampai dengan 2014 menargetkan 15 mitra komersial. Pada
tahun 2010 diperoleh 3 mitra komersial, sedangkan pada tahun 2011 diperoleh 7 mitra
komersial, sehingga sampai dengan 2011 diperoleh 10 mitra komersial (66,67%) dari
target total.
Dengan bertambahnya mitra komersial diharapkan hasil litbangyasa iptek nuklir
semakin banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
8. Jenis Hasil Litbang Iptek Nuklir yang Dikomersilkan
Permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah, antara lain banyaknya
pengangguran intelektual, belum dimanfaatkannya produk litbang secara optimal,
minimnya jumlah wirausaha di Indonesia dan lemahnya daya saing Usaha Kecil dan
Menengah (UKM).
BATAN mendiseminasikan hasil litbang melalui kemitraan dalam rangka
memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada tahun 2011, BATAN menargetkan 2 produk
unggulan hasil litbang BATAN untuk dikomersilkan, dan terealisasi 100% yaitu:
1. Bidang kesehatan, BOSIR (Bone Ocular Spherical Implant Radiation) bekerjasama
dengan PERDAMI (Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia) Cabang Bali
2. Bidang pertanian, Varietas Kapas “Karisma”, dilakukan kegiatan penangkaran benih
bekerja sama dengan BPTP (Balai Pembenihan Tanaman Perkebunan) Provinsi NTB
di Kec. Gerung, Lombok Barat pada lahan seluas 2.000 m2 pada bulan April 2011.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 55
Gambar 3.33. Seminar Pemanfaatan Bosir Kerma dengan
PERDAMI Bali
Gambar 3.34. Penangkaran Kapas Karisma Kerma
dengan BPTP NTB
Capaian sasaran 1 dengan indikator “Jenis Hasil Litbang Iptek Nuklir yang
Dikomersilkan” sampai dengan tahun 2014 menargetkan 10 jenis, pada tahun 2010
telah komersilkan 2 jenis hasil litbang iptek nuklir (varietas kedelai biji besar”Mutiara-1
dan varietas padi Bestari), sampai dengan 2011 secara kumulatif telah diperoleh 4
jenis hasil litbang iptek nuklir, yaitu 40% dari target total.
3.3.2. Perbandingan Realisasi Kinerja dari Sasaran 1
Tabel 3.4. Perbandingan Realisasi Tahun 2011 dengan Realisasi Tahun 2010
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Realisasi
Tahun 2010 Realisasi
Tahun 2011
(1) (2) (3) (4)
Peningkatan Hasil
Litbang Energi,
Isotop dan Radiasi
(enisora) dan
Pemanfaatan/
Penerapan di bidang
Pangan, Energi,
Kesehatan dan Obat
serta Sumber Daya
Alam dan
Lingkungan untuk
Kesejahteraan
Masyarakat.
1 Jumlah Varietas Unggul Tanaman
Pangan untuk Menunjang Ketahanan
Pangan Nasional (Padi, Kedelai, Kacang
Hijau, Gandum Tropikal dan Sorgum)
2 Varietas (66,67%)
1 Varietas
(50%)
2 Jumlah Dokumen Program Infrastruktur
Penyiapan PLTN dan Dokumen
Pendukungnya
3 Dokumen (100%)
3 Dokumen
(100%)
3 Persentase Peningkatan Penerimaan
Masyarakat terhadap Iptek Nuklir
59,70% (170,57%)
49,5%
(82,5%)
4 Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbang
Enisora
7 Paket Teknologi
(100%)
5 Paket
Teknologi
(100%)
5 Jumlah Prototip Hasil Litbangyasa
Enisora
7 Prototip (100%)
5 Prototip
(100%)
6 Jumlah Mitra Komersial yang
Menerapkan Hasil Litbang Iptek Nuklir
3 Mitra (100%)
7 Mitra
(233,33%)
7 Jumlah Jenis Hasil Litbang Iptek Nuklir
yang Dikomersilkan
2 Jenis (100%)
2 Jenis
(100%)
8 Jumlah Publikasi Nasional dan
Internasional Hasil Litbang Enisora
73 Publikasi
Ilmiah
(128,07%)
167
Publikasi
Ilmiah
(303,63%)
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 56
Dari tabel 3.4 di atas dapat dilihat :
a. Capaian kinerja yang mengalami penurunan :
(1) Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang Ketahanan Pangan
Nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal, dan sorgum)” hal ini
disebabkan faktor eksternal dari Tim Pelepasan Varietas Kementerian Pertanian
untuk proses pelepasan varietas sorgum 2011 diperlukan sedikit perbaikan dalam
proposal dengan melengkapi sejumlah data yang diperlukan.
(2) Persentase Peningkatan Pemahaman Masyarakat terhadap Iptek Nuklir,
disebabkan dampak kejadian kecelakaan PLTN di Fukushima Jepang akibat
gempa dan tsunami.
b. Capaian kinerja yang mengalami peningkatan:
(1) Jumlah Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbang Iptek Nuklir, disebabkan :
Meningkatnya jenis hasil litbang BATAN yang dikomersialkan dan Sosialisasi
dilakukan lebih intensif.
(2) Jumlah Publikasi Nasional dan Internasional Hasil Litbang Enisora, disebabkan :
Meningkatnya kualitas dan kuantitas makalah serta meningkatnya pertemuan
ilmiah.
3.3.3. Capaian Indikator Kinerja s/d Tahun Berjalan dengan Target 5 Tahun dari Sasaran 1
Tabel 3.5. Perbandingan tahun berjalan dengan target 5 tahun (s/d 2014)
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama Target s/d
2014
Target s/d 2011
(2010+2011)
Realisasi s/d 2011
(2010+2011)
(1) (2) (3) (4) (5)
Peningkatan
Hasil Litbang
Energi, Isotop
dan Radiasi
(enisora) dan
Pemanfaatan/
Penerapan di
bidang Pangan,
Energi,
Kesehatan dan
Obat serta
Sumber Daya
Alam dan
Lingkungan
1 Jumlah Varietas Unggul
Tanaman Pangan untuk
Menunjang Ketahanan Pangan
Nasional (Padi, Kedelai,
Kacang Hijau, Gandum
Tropikal dan Sorgum)
19 Varietas
(100%)
5 Varietas
(26,31%)
3 Varietas
(15,79%)
2 Jumlah Dokumen Teknis
Penyiapan Infrastruktur PLTN,
Tapak PLTN, dan Penyusunan
Spesifikasi Teknis
15 Dokumen
(100%)
6 Dokumen
(40%)
6 Dokumen
(40%)
3 Persentase Peningkatan
Penerimaan Masyarakat
terhadap Iptek Nuklir
66%
60%
49,5%
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 57
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama Target s/d
2014
Target s/d 2011
(2010+2011)
Realisasi s/d 2011
(2010+2011)
(1) (2) (3) (4) (5)
untuk
Kesejahteraan
Masyarakat.
4 Jumlah Paket Teknologi Hasil
Litbang Enisora
35 Paket
Teknologi
(100%)
12 Paket
Teknologi
(34,29%)
12 Paket
Teknologi
(34,29%)
5 Jumlah Prototip Hasil
Litbangyasa Enisora
19 Prototip
(100%)
12 Prototip
(63,16%)
12 Prototip
(63,16%)
6 Jumlah Mitra Komersial yang
Menerapkan Hasil Litbang
Iptek Nuklir
15 Mitra
(100%)
6 Mitra
(40%)
10 Mitra
(66,7%)
7 Jumlah Jenis Hasil Litbang
Iptek Nuklir yang
Dikomersilkan
10 Jenis
(100%)
4 Jenis
(40%)
4 Jenis
(40%)
8 Jumlah Publikasi Nasional dan
International Hasil Litbang
Enisora
278
Publikasi
Ilmiah
(100%)
112
Publikasi
Ilmiah
(40,29%)
240
Publikasi
Ilmiah
(86,33%)
Dari tabel 3.5 di atas dapat dilihat bahwa capaian kinerja per indikator untuk sasaran 1
sampai dengan tahun 2011 terhadap target tahun 2014 yang telah ditentukan dalam
Renstra BATAN 2010-2014 adalah sebagai berikut.
a. Indikator kinerja : Jumlah Varietas Unggul Tanaman Pangan untuk Menunjang
Ketahanan Pangan Nasional (padi, kedelai, kacang hijau, gandum tropikal dan sorgum)
dari 19 varietas baru yang ditargetkan pada tahun 2014, sampai dengan tahun 2011
baru tercapai 3 varietas (15,79 %) dari target kumulatif di tahun 2011 sejumlah 5
varietas (26,31%). Dengan demikian, target sampai dengan tahun kedua (2011) masih
belum tercapai. Upaya yang harus dilakukan untuk mencapai target yang telah
ditentukan adalah peningkatan koordinasi dengan pihak Kementerian Pertanian,
khususnya dalam pemenuhan persyaratan pelepasan varietas unggul baru.
b. Indikator Kinerja : Jumlah Dokumen Teknis Penyiapan Infrastruktur PLTN, Tapak PLTN,
dan Penyusunan Spesifikasi Teknis, dari 15 dokumen yang ditargetkan pada tahun
2014, sampai dengan tahun 2011 sudah tercapai 6 dokumen (40 %). Dengan demikian,
capaian sampai dengan tahun kedua telah sesuai target.
c. Indikator Kinerja : Persentase Peningkatan Penerimaan Masyarakat terhadap Iptek
Nuklir, dari 55% yang ditargetkan pada tahun 2014, sampai dengan tahun 2011 sudah
tercapai 49,5% masyarakat yang menerima iptek nuklir, khususnya pembangunan PLTN.
Upaya untuk mencapai target tahun 2014 dilaksanakan melalui kegiatan diseminasi dan
sosialisasi iptek nuklir secara intensif.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 58
d. Indikator Kinerja : Jumlah Paket Teknologi Hasil Litbang Enisora, dari 35 Paket
Teknologi yang ditargetkan pada tahun 2014, sampai dengan tahun 2011 sudah tercapai
12 Paket teknologi (34,29%), yang berati bahwa sampai tahun kedua masih sesuai
target.
e. Indikator kinerja : Jumlah Prototip Hasil Litbangyasa Enisora, dari 19 prototip yang
ditargetkan tahun 2014, sampai dengan tahun 2011 sudah tercapai 12 prototip
(63,16%). Dengan demikian, capaian sampai dengan tahun 2011 telah sesuai target.
f. Indikator Kinerja : Jumlah Mitra Komersial yang Menerapkan Hasil Litbang Iptek
Nuklir. Pada tahun 2011 sudah tercapai 10 mitra (66,67%) dari 15 mitra yang
ditargetkan sampai tahun 2014. Dengan demikian, capaian ini melebihi target yang
ditentukan pada tahun kedua yaitu 6 mitra (40%).
g. Indikator Kinerja : Jumlah Jenis Hasil Litbang Iptek Nuklir yang Dikomersilkan. Pada
tahun 2011 telah tercapai 4 jenis (40 %) dari 10 jenis yang ditargetkan sampai tahun
2014. Dengan demikian, capaian sampai dengan tahun 2011 telah sesuai target.
h. Indikator kinerja : Jumlah Publikasi Nasional dan International Hasil Litbang Enisora.
Pada tahun 2011 sudah tercapai 240 (86,33 %) dari 278 publikasi yang ditargetkan
sampai tahun 2014. Dengan demikian, capaian sampai dengan tahun 2011 telah
melebihi target yang ditentukan yaitu 112 (40,29%).
3.3.4. Capaian Kinerja Lainnya dari Sasaran 1
1. Jasa Kegiatan Layanan Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi
BATAN memberikan pelayanan pengujian mengenai keselamatan daerah kerja,
keselamatan pekerja radiasi, bungkusan zat radioaktif, fungsi pesawat sinar-X
diagnostik. kesehatan pekerja dan keselamatan lingkungan yang memuaskan pelanggan
secara aman, akurat dan tepat waktu. Laboratorium BATAN telah terakreditasi KAN ISO
17025 LP-206-IDN sebagai laboratorium penguji.
Pada tahun 2011 layanan teknologi keselamatan dan metrologi radiasi yang telah
dilaksanakan disajikan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Jenis layanan teknologi keselamatan dan metrologi radiasi
No Jenis Layanan Target Realisasi %
1 Sertifikat bebas radiasi 1.205 1.653 113,9
2 Sertifikat kalibrasi Alat Ukur Radiasi 2.989 3.404 123,6
3 Sertifikat standardisasi 55 68 137,2
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 59
No Jenis Layanan Target Realisasi %
4 Sertifikat analisis pemantauan radiasi 40 39 97,5
5 Sertifikat analisis pemantauan daerah kerja 21.500 32.989 153
6 Hasil pemeriksaan analisis klinik 4.015 3595 89,6
7 Sertifikat uji kepatuhan pesawat sinar-x
diagnostik
40 11 27,5
2. Jasa Layanan Teknologi dalam Pengelolaan Limbah Radioaktif
BATAN memberikan pelayanan pengelolaan limbah radioaktif yang berasal dari
kegiatan industri dan rumah sakit serta pemanfaatan sumberdaya BATAN dalam bentuk
yang lain untuk masyarakat luas. BATAN menyediakan pelayanan kepada instansi diluar
BATAN atau swasta, meliputi: (1) Pengelolaan Limbah Radioaktif, (2) Transportasi
Limbah Radioaktif, (3) Dekontaminasi, (4) Pemantauan Lingkungan, (5) Pemantauan
Dosis Radiasi Pekerja, (6) Litbang Pengelolaan Limbah Industri, dan (7) Analisis Data
Limbah atau Sample
Pada tahun 2011 BATAN telah memberikan pelayanan teknologi dalam pengelolaan
limbah radioaktif kepada 20 industri, 1 rumah sakit, dan 5 unit internal BATAN seperti
yang disajikan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Pengguna layanan pengelolaan limbah radioaktif
No. Nama Perusahaan/Unit Kerja No. Nama Perusahaan/Unit Kerja
1 RS. Muwardi Surakarta 13 PT. Oci Kaltim Melamine
2 PT. Tri Rempoa Solo 14 PT. Pratita Prama Nugraha
3 PT. Bukit Muria Jaya 15 PT. Aneka Tambang Tbk
4 PT. Pertamina RU III Plaju 16 PT. Indocement
5 PT. Sarana Agra Gemilang KSO 17 PT. Indika Group Limited
6 PT. Semen Kupang (Persero) 18 PT. Pupuk Iskandar Muda
7 PT. Krakatau Steel 19 PT. NDT Instrument Indonesia (4 kali)
8 PT. Susila Indah Synthetic Fibers
Industries
20 PRR
9 PT. Djarum 21 PTNBR
10 PT. Pindo Deli Pulpand Paper Mills 22 PPGN
11 PT. Sinar Sosro 23 PATIR
12 PT. Ekamas Fortuna Malang
3. Jasa Layanan Iradiasi
Jasa layanan iradiasi neutron pada Reaktor RSG-GAS berasal dari kegiatan
penelitian atau pemanfaatan sumberdaya dalam bentuk yang lain untuk masyarakat
luas maka PRSG menyediakan pelayanan kepada instansi di dalam atau di luar BATAN
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 60
(swasta). Layanan tersebut yaitu: (1) Jasa Iradiasi Neutron, (2) Jasa Iradiasi Batu Topaz,
dan (3) Air Bebas Mineral.
Pada tahun 2011, dari rencana sejumlah 350, telah terelisasi sebanyak 490 target
iradiasi. Selain itu, jumlah Topaz teriradiasi dari rencana 500 kg telah terealisasi
sejumlah 694,718 kg.
3.3.5. Kendala Umum
Kendala umum yang dihadapi dalam proses pencapaian target kinerja sasaran 1
adalah :
BATAN harus berhubungan dengan instansi lain (eksternal), seperti SK pelepasan varietas
yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian, Sertifikasi peralatan kesehatan yang
dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, Ethical clearance dari rumah sakit, Paten yang
dikeluarkan oleh Kementerian Hukum & HAM, dan registrasi produk dengan mitra
produsen. Langkah-langkah yang diambil oleh BATAN dalam pemecahan masalah tersebut
adalah mengintesifkan komunikasi dengan kementerian teknis terkait, seperti Kementerian
Pertanian, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
Rumah Sakit juga mitra produsen potensial, sehingga hasil litbang dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat.
3.3.6. Pencapaian Sasaran 2
Dalam rangka melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan dan rekayasa BATAN
diarahkan seluas-luasnya untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan untuk
menunjang peningkatan kapasitas sistem produksi. BATAN mendukung penguatan Sistem
Inovasi Nasional (SIN) melalui pembangunan kelembagaan iptek, pengembangan sumber
daya dan peningkatan jejaring iptek. Selain melakukan kegiatan penelitian dan
pengembangan serta perumusan kebijakan di bidang nuklir, BATAN berkomitmen untuk
S a s a r a n Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja
Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem
Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Penerapan
Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat. 2
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 61
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hasil litbangyasa yang telah dicapai,
melalui penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).
Sejalan dengan RPJMN 2010-2014 bidang iptek, BATAN melaksanakan kegiatan
prioritas bidang pembangunan iptek yang terdiri dari prioritas bidang penguatan Sistem
Inovasi Nasional (SIN) dan peningkatan Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan
Iptek (P3IPTEK). Untuk mendukung prioritas bidang penguatan SINAS, BATAN telah
menetapkan sasaran strategis 2, yaitu Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya
Iptek dan Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem
Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir,
Isotop dan Radiasi ke Masyarakat. IKU yang ditetapkan untuk sasaran strategis ini meliputi
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, khususnya melalui jenjang pendidikan formal,
penyusunan Standar Nasional Indonesia yang berkaitan dengan energi nuklir, isotop dan
radiasi dengan maksud untuk menjaga keselamatan dan mutu semua produk yang terkait
dengan iptek nuklir dan juga pengelolaan sistem keuangan yang baik sesuai aturan
perundangan yang berlaku.
Dalam paragraf berikut akan diuraikan Indikator keberhasilan sasaran 2 berikut target
dan realisasinya.
Dari tabel 3.2 di atas dapat dilihat bahwa secara umum capaian dan indikator kinerja
untuk sasaran 2 yang terdiri dari 5 indikator, 2 indikator mencapai target, 3 indikator
melebihi target. Dengan demikian sasaran 2 dinyatakan berhasil.
Lima indikator kinerja utama (IKU) sebagai ukuran capaian sasaran 2 diuraikan secara
rinci sebagai berikut.
1. Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri
Data dari Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3I)
diperoleh daya serap lulusan sekolah dan perguruan tinggi hanya sekitar 25% dari pasar
kerja yang ada baik di daerah-daerah maupun di pusat. Serapan pasar kerja yang hanya
seperempatnya itu akibat kompetensi lulusan perguruan tinggi yang tidak memenuhi
syarat. Lemahnya daya serap ini akan membuat bertambahnya pengangguran bagaikan
deret ukur, karena setiap tahun selalu ada lulusan sekolah dan perguruan tinggi yang
mencari pekerjaan. ''Mereka tidak terserap, karena lemahnya kompetensi pekerjaan
yang dibutuhkan''. Oleh karena itu, sistem pendidikan seharusnya lebih memfokuskan
kepada kebutuhan kerja. Berdasarkan fenomena jumlah pengangguran terpelajar yang
makin banyak, BATAN membuat terobosan-terobosan dengan menggulirkan kurikulum
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 62
pendidikan yang menyelaraskan dengan kebutuhan dunia kerja. BATAN melalui Sekolah
Tinggi Teknologi Nuklir (STTN), berusaha untuk mengurangi pengangguran sekaligus
lulusan STTN bisa langsung diterima oleh pasar kerja di Indonesia. Harapan BATAN
adalah setiap tahunnya penyerapan lulusan STTN bisa mencapai 75% yang sekaligus
berperan besar menurunkan tingkat pengangguran di Indonesia.
Pada tahun 2011 serapan lulusan
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) di
industri yang ditargetkan sebesar 75% dapat
direalisasikan sebesar 84,2% yaitu dari 114
lulusan STTN tahun 2010 yang diterima
bekerja sebanyak 96 orang seperti disajikan
pada Lampiran 11. Hal ini memperlihatkan
bahwa kebutuhan pasar kerja yang ada di
Indonesia terhadap lulusan STTN semakin meningkat. Keberhasilan dalam metode dan
proses pendidikan yang merupakan interaksi yang terpadu antara peserta didik, dosen,
fasilitas pendidikan dan lingkungan akademik yang kondusif telah menumbuhkan
kemandirian penyelenggaraan program sehingga mahasiswa dapat menyelesaikan studi
tepat waktu dengan hasil terbaik. Hal ini dibuktikan dengan keluarnya surat keputusan
akreditasi No. 006/BAN-PT/Ak-IV/XI tanggal 9 Nopember 2007 oleh BAN-PT dengan
predikat “B” untuk penyelenggaraan program Studi Diploma IV Teknokimia Nuklir,
Elektronika Instrumentasi, dan Elektromekanika STTN yang berlaku sampai dengan 9
Nopember 2012. Pada tahun 2011 salah satu upaya yang telah dilakukan untuk
meningkatkan serapan lulusan, STTN telah bekerjasama dengan Rumah Sakit Kanker
Dharmais.
2. Jumlah SDM yang Diterima Mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi selain sumber daya
alat dan modal untuk menghasilkan output. Semakin tinggi kualitas sumber daya
manusia, maka semakin meningkat pula efisiensi dan produktivitas.
Tujuan utama pegawai BATAN mengikuti pendidikan S2/S3 adalah untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang handal di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi nuklir, dan mampu melakukan penelitian mandiri, serta menerapkan keahlian
sesuai dengan bidangnya.
Gambar 3.35. Wisuda Program DIV STTN – BATAN, 14 September 2011
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 63
Pada tahun 2011 pegawai BATAN yang diterima di perguruan tinggi untuk
mengikuti pendidikan jenjang S2 dan S3 sebagai pegawai tugas belajar dari target
sebanyak 10 pegawai, dapat direalisasikan sebanyak 12 pegawai (120%).
3. Jumlah Peningkatan SDM yang Berpendidikan S2 dan S3
Dalam upaya meningkatkan SDM yang handal di bidang iptek nuklir, BATAN
berupaya untuk menugaskan pegawainya mengikuti pendidikan S2 atau S3. Tujuan
utamanya adalah menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan konseptual yang
mendalam dan daya analisa yang kuat, sehingga menjadi SDM yang mampu
memberikan kontribusi dalam pengembangan iptek nuklir, menyebarluaskan hasil-hasil
penelitian yang kreatif inovatif, pengembangan kepada forum akademik/litbang, pelaku
bisnis, serta masyarakat yang lebih luas.
Pada tahun 2011 pegawai BATAN yang lulus mengikuti pendidikan jenjang S2 atau
S3 dari target sebanyak 8 pegawai, dapat direalisasikan sebanyak 8 pegawai (100%).
Dengan kelulusan 8 pegawai tersebut diperoleh peningkatan kapasitas dan kapabilitas
sumber daya manusia iptek nuklir.
4. Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Dihasilkan Berkaitan dengan
Ketenaganukliran
Standardisasi bidang ketenaganukliran meliputi perumusan dan penetapan standar,
penerapan standar, akreditasi, sertifikasi, pembinaan dan pengawasan standardisasi
bidang ketenaganukliran, yang berlaku di lingkungan BATAN. Pelaksanaan standardisasi
ketenaganukliran diatur dalam Peraturan Kepala BATAN Nomor 158/KA/XI/2008.
Standardisasi ketenaganukliran bertujuan mendukung peningkatan produktifitas,
daya guna produksi, mutu barang, jasa, proses, sistem dan/atau personel, yang
dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing, perlindungan terhadap pelaksana
kegiatan dan para pemangku kepentingan khususnya dalam keselamatan, kesehatan,
keamanan dan lingkungan hidup.
Penetapan RSNI3 menjadi SNI merupakan kewenangan BSN, setelah memenuhi
persyaratan. Pada tahun 2011 BATAN menargetkan 3 SNI ketenaganukliran dan
sebanyak 6 RSNI3 bidang nuklir yang dirumuskan BATAN telah ditetapkan menjadi SNI.
Capaian sebesar 200% dari target disajikan dalam Tabel 3.8.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 64
Tabel 3.8. Judul SNI Ketenaganukliran
No No. Identifikasi Judul SNI
1. SNI ISO/ASTM 51956:2011 Standar praktik untuk penggunaan sistem dosminetri
termoluminisensi (TLD) pada pemrosesan dengan
radiasi
2. SNI ISO/TR 25107:2011 Uji tak rusak – Pedoman untuk silabus pelatihan uji tak
rusak
3. SNI ISO 4993: 2011 Coran besi dan baja – Inspeksi radiografi
4. SNI ISO/TS 22809: 2011 Uji tak rusak – Diskontinuitas pada spesimen untuk
penggunaan pada ujian kualifikasi
5. SNI ISO 10675.1: 2011 Uji tak rusak pada lasan – Level keberterimaan untuk uji
radiografi – Bagian 1: Baja, nikel, titanium dan
paduannya
6. SNI ISO 10675.2: 2011 Uji tak rusak lasan – Level keberterimaan untuk uji
radiografi – Bagian 2 : Aluminium dan paduannya
Dengan ditetapkannya SNI tersebut di atas, selanjutnya dapat diterapkan oleh
pengguna dalam lingkup nasional/internasional. Diharapkan akan dapat memberikan
kontribusi signifikan dalam meningkatkan/mewujudkan keselamatan dan mutu iptek
nuklir di Indonesia.
Gambar. 3.36. Rancangan Standar Nasional Indonesia untuk Inspeksi Radiografi dan Uji Tak Rusak
Pada tanggal 16 November 2011, Badan Standardisasi Nasional (BSN)
menyelenggarakan Forum Temu Ketua Panitia Teknis/Sub Panitia Teknis (PT/SPT) di
Balai Kartini - Jakarta sebagai bagian dari rangkaian peringatan Bulan Mutu Nasional
2011 serta mengumumkan 5 Panitia Teknis yang memiliki kinerja terbaik selama periode
2 tahun terakhir, yaitu: (1) PT 59-01 Tekstil dan Produk
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 65
Tekstil (Kemenperin), (2) PT 17-01
Pengukuran radiasi (BATAN), (3) PT 91-01
Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa
Sipil (Kemen PU), (4) PT 17-03 Meter Listrik
(BATAN), (5) PT 19-01 Uji Tak Rusak (BATAN).
BATAN terpilih dalam Pantek (Panitia
Teknis) 17-01 Pengukuran Radiasi sebagai
Peraih Penghargaan Tertinggi dan Pantek 19-
01 Uji Tak Rusak sebagai nominator di ajang Herudi Technical Commitee Award 2010.
5. Persentase Peningkatan Pengelolaan Keuangan dan BMN dalam Opini WTP Menuju
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance), Transparan, Akuntabel dan
Tepat Waktu
Suatu lembaga harus mengurangi berbagai penyimpangan dalam pengelolaan
keuangan untuk memperoleh opini WTP. Opini terbaik bagi laporan keuangan ini
merupakan salah satu potret pertanggungjawaban keuanganan baik negara maupun
daerah. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dengan opini WTP, yaitu opini tertinggi atas
kewajaran laporan keuangan, hanya bisa diraih oleh lembaga yang sudah melaksanakan
dan mengelola keuangan sesuai standar akuntasi pemerintah.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2011 tentang
Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
Anggaran 2010. Berdasarkan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LK-K/L)
dan Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LK-BUN) Tahun 2010 yang telah
diaudit dan diberikan opini oleh BPK. Terdapat 83 LK-K/L dan 1 (satu) LK-BUN, dari
jumlah LK-K/L tersebut, 53 LK-K/L mendapat opini “Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)”,
28 LK-K/L mendapat opini “Wajar Dengan Pengecualian (WDP)”, 2 (dua) LK-K/L
mendapat opini “Tidak Menyatakan Pendapat (TMP)”, dan LK-BUN mendapat opini
WDP. BATAN salah satu dari 53 LK-K/L yang mendapat WTP. LK-K/L Tahun 2009 BATAN
juga mendapat opini WTP.
Gambar 3.37. 5 Panitia Teknis yang memiliki kinerja terbaik selama
periode 2 tahun terakhir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 66
Untuk meningkatkan kualitas laporan
keuangan, BATAN menargetkan peningkatan
Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik
Negara (BMN) dalam Opini WTP Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik (good governance),
Transparan, Akuntabel dan Tepat Waktu.
Penilaian kinerja dilakukan dengan
mengukur peningkatan aspek pengelolaan keuangan dan aspek pengelolaan BMN,
melalui pengukuran kriteria kinerja: ketepatan akun anggaran, penggunaan Sistem
Informasi Realisasi Anggaran (SIRA), ketepatan waktu pelaporan keuangan dan
kehandalan data, ketaatan pada peraturan yang berlaku, serta pengelolaan BMN yang
baik. Pada tahun 2011 diperoleh capaian kinerja sebesar 40% sesuai target yang
direncanakan.
3.3.7. Perbandingan Realisasi Kinerja dari Sasaran 2
Tabel 3.9. Perbandingan Realisasi Tahun 2011 dengan Realisasi Tahun 2010
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Realisasi
Tahun 2010
Realisasi
Tahun 2011
(1) (2) (3) (3)
Peningkatan
Kapasitas,
Kapabilitas Sumber
Daya Iptek dan
Kinerja Manajemen
Kelembagaan
Litbang untuk
Mendukung
Penguatan Sistem
Inovasi dan
Pemanfaatan Hasil
Penelitian,
Pengembangan dan
Penerapan Energi
Nuklir, Isotop dan
Radiasi ke
Masyarakat.
1 Persentase Serapan Lulusan
Pendidikan Teknik Nuklir di Industri
95,7%
(127,6%)
84,2%
(112,27%)
2 Jumlah Pegawai yang Diterima
Mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir
Jenjang S2/S3
8 Pegawai
(80%)
12 Pegawai
(120%)
3 Jumlah Peningkatan Pegawai yang
Berpendidikan S2 dan S3
8 Pegawai
(100%)
8 Pegawai
(100%)
4 Jumlah Standar Nasional Indonesia
(SNI) yang ditetapkan Badan
Standardisasi Nasional
2 SNI
(66,67%)
6 SNI
(200%)
5 Persentase Peningkatan Pengelolaan Keuangan dan BMN dalam Opini WTP menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (good governance), Transparan, Akuntabel dan Tepat Waktu
20% 40%
Dari tabel 3.9 di atas dapat dilihat :
a. Capaian kinerja yang mengalami penurunan :
Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri, dibanding tahun
2010 mengalami penurunan dari capaian 95,7% menjadi 84,2%. Akan tetapi apabila
Gambar 3.38. Penghargaan dari Menteri Keuangan
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 67
dibandingkan dengan target yang direncanakan pertahun yaitu 75%, capaian tahun
2011 ini telah melampaui target.
b. Capaian kinerja yang mengalami kenaikan :
(1) Jumlah SDM yang Diterima Mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir Jenjang S2/S3,
dibanding tahun 2010 mengalami kenaikan dari capaian 8 pegawai menjadi 12
pegawai, dari target sejumlah 10 pegawai pertahun.
(2) Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Dihasilkan Berkaitan dengan
Ketenaganukliran, dibanding tahun 2010 mengalami kenaikan dari capaian 2 SNI
menjadi 6 SNI dari target sejumlah 3 SNI pertahun.
3.3.8. Capaian Indikator Kinerja s/d Tahun Berjalan dengan Target 5 Tahun dari Sasaran 2
Tabel 3.10. Perbandingan Tahun berjalan dengan target 5 tahun (s/d 2014)
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target
s/d 2014
Target s/d
2011
(2010+2011)
Realisasi s/d
2011
(2010+ 2011)
(1) (2) (3) (4) (5)
Peningkatan
Kapasitas,
Kapabilitas
Sumber Daya
Iptek dan Kinerja
Manajemen
Kelembagaan
Litbang untuk
Mendukung
Penguatan
Sistem Inovasi
dan
Pemanfaatan
Hasil Penelitian,
Pengembangan
dan Penerapan
Energi Nuklir,
Isotop dan
Radiasi ke
Masyarakat.
1 Persentase Serapan Lulusan
Pendidikan Teknik Nuklir di
Industri
75% 75% 88,59%
2 Jumlah Pegawai yang Diterima
Mengikuti Pendidikan Iptek
Nuklir Jenjang S2/S3
50
Pegawai
(100%)
20 Pegawai
(40%)
20 Pegawai
(40%)
3 Jumlah Peningkatan Pegawai
yang Berpendidikan S2 dan S3
40
Pegawai
(100%)
16 Pegawai
(40%)
16 Pegawai
(40%)
4 Jumlah Standar Nasional
Indonesia (SNI) yang
ditetapkan Badan
Standardisasi Nasional
15 SNI
(100%)
6 SNI
(40%)
8 SNI
(53,3)
5 Persentase Peningkatan Pengelolaan Keuangan dan BMN dalam Opini WTP menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (good governance), Transparan, Akuntabel dan Tepat Waktu
100% 40% 40%
Dari tabel 3.10 di atas dapat dilihat bahwa capaian kinerja per indikator untuk sasaran
2 sampai dengan tahun 2011 terhadap target tahun 2014 yang telah ditentukan dalam
Renstra BATAN 2010-2014 adalah sebagai berikut.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 68
a. Indikator kinerja : Persentase Serapan Lulusan Pendidikan Teknik Nuklir di Industri.
Sampai dengan tahun 2011, lulusan STTN yang terserap sejumlah 163 orang (88,59%)
dari total lulusan (2010+2011) sebanyak 184 orang, dengan target serapan tahunan
sebesar 75% hingga tahun 2014. Dengan demikian, realisasi capaian sampai dengan
tahun kedua telah melebihi target.
b. Indikator kinerja : Jumlah SDM yang Diterima Mengikuti Pendidikan Iptek Nuklir
Jenjang S2/S3. Sampai dengan tahun 2011, telah diperoleh realisasi sejumlah 20
pegawai (40%) dari target sejumlah 50 pegawai yang diterima mengikuti pendidikan
iptek nuklir pada tahun 2014. Dengan demikian, realisasi capaian sampai dengan tahun
kedua telah memenuhi target.
c. Indikator kinerja : Jumlah Peningkatan SDM yang Berpendidikan S2 dan S3. Sampai
dengan tahun 2011, telah didapatkan 16 orang (40%) SDM berpendidikan S2 dan S3 dari
yang ditargetkan sejumlah 40 orang pada tahun 2014. Dengan demikian, realisasi
capaian target telah dapat dipenuhi.
d. Indikator kinerja : Jumlah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang Dihasilkan Berkaitan
dengan Ketenaganukliran. Sampai dengan tahun 2011, telah dihasilkan 8 SNI (53,3%)
dari 15 SNI yang ditargetkan pada tahun 2014. Dengan demikian, realisasi capaian
sampai dengan tahun kedua sudah dapat dipenuhi.
e. Indikator kinerja : Persentase Peningkatan Pengelolaan Keuangan dan BMN dalam
Opini WTP Menuju Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (good governance),
Transparan, Akuntabel dan Tepat Waktu. Sampai dengan tahun 2011, telah dicapai
persentase peningkatan hingga 40% dari 100% yang ditargetkan pada tahun 2014.
Dengan demikian, realisasi capaian telah sesuai.
3.3.9. Capaian Kinerja Lainnya dari Sasaran 2
Jumlah Dokumen Reformasi Birokrasi
Reformasi Birokrasi dicanangkan oleh Kementerian PAN melalui Peraturan Menpan
Nomor PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi. Keberhasilan
Reformasi Birokrasi adalah meningkatnya profesionalisme SDM, nilai-nilai etika dan budaya
kerja, kualitas pelayanan publik, kapasitas dan akuntabilitas kinerja BATAN dalam rangka
mewujudkan organisasi BATAN yang berorientasi pada hasil yang efektif dan efisien,
sehingga keberadaanya dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 69
Pada proses Reformasi Birokrasi, telah dilakukan evaluasi kinerja organisasi BATAN
dengan cara kaji diri (self assesment) untuk menilai kondisi birokrasi di BATAN saat itu. Dari
hasil evaluasi kinerja organisasi BATAN pada bulan Januari 2011, profil manajemen
menunjukkan bahwa kondisi manajemen BATAN relatif membaik, namun masih perlu
dilakukan penyempurnaan pada setiap aspek untuk mencapai kondisi yang diinginkan.
Kondisi ini sebagai hasil dari upaya perbaikan yang dilakukan selama ini, sebagai bagian dari
Reformasi Birokrasi BATAN yang secara parsial mulai dilakukan sejak tahun 2009.
Perencanaan Reformasi Birokrasi di BATAN dimulai dengan membentuk Tim Reformasi
Birokrasi BATAN, dalam melaksanakan tugasnya secara teknis bersama kelompok kerja
(Pokja) telah menyelesaikan ”Dokumen Usulan dan Roadmap Reformasi Birokrasi BATAN
Tahun 2010-2014”.
Gambar 3.40. Ketua Tim Verifikasi Lapangan Kementerian
PAN dan RB Norman Jafar bersama Deputi PTDBR Dr. Djarot
Sulistio saat persiapan verifikasi lapangan
Gambar 3.41. Tim Verifikasi Lapangan Kementerian PAN dan
RB bersama Tim Refomasi Birokrasi BATAN saat pelaksanaan
verifikasi lapangan
Pada tanggal 9 September 2011 BATAN telah mengajukan usulan Reformasi Birokrasi
kepada Unit Pengelola Reformasi Birokrasi Nasional (UPRBN) dan kepada Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Pada tanggal 26 Oktober 2011
Tim Pusat Kementerian PAN & RB telah melakukan penilaian meliputi tahapan verifikasi
lapangan dan validasi terhadap pelaksanaan program Reformasi Birokrasi di BATAN. Dari
hasil penilaian tersebut, BATAN dinyatakan sudah melakukan program reformasi birokrasi,
dan pada tahun 2012 BATAN termasuk diantara 20 Kementerian dan Lembaga yang
diusulkan untuk menerima tunjangan kinerja. Status proses remunerasi hingga saat ini
masih pada tahap penilaian oleh Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional yang
diketuai oleh Wakil Presiden Republik Indonesia.
Tahun 2012 merupakan tahun pertama pelaksanaan Reformasi Birokrasi BATAN yang
dimulai dengan sosialisasi dan internalisasi untuk membangun kesamaan persepsi,
komitmen, konsistensi, serta keterlibatan pada seluruh tingkatan pegawai BATAN dalam
pelaksanaan Reformasi Birokrasi. Selanjutnya akan dilakukan monitoring dan evaluasi
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 70
untuk memantau pelaksanaan setiap program dan tahapan kegiatan yang telah ditetapkan
dalam dokumen roadmap Reformasi Birokrasi BATAN.
3.3.10. Kendala Umum
Permasalahan umum yang dihadapi dalam proses pencapaian target kinerja sasaran 2
adalah, ketergantungan BATAN kepada Instansi luar, seperti pengesahan Standar Nasional
Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional, Akreditasi Sekolah Tinggi
Teknologi Nuklir oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, dan sertifikasi dosen, yang
waktu penyelesaiannya diluar kendali BATAN. Langkah-langkah yang diambil oleh BATAN
dalam pemecahan masalah tersebut adalah mengintesifkan komunikasi dengan
kementerian/instansi tersebut.
3.4. Evaluasi Program
Tabel.3.11. Program dan Kegiatan BATAN 2011
Sasaran Program Kegiatan
1. Peningkatan Hasil Litbang Energi, Isotop dan Radiasi (enisora) dan Pemanfaatan/ Penerapan di bidang Pangan, Energi, Kesehatan dan Obat serta Sumber Daya Alam dan Lingkungan untuk Kesejahteraan Masyarakat.
1. Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi
1 Pengembangan Teknologi Bahan Industri Nuklir
2 Pengembangan Teknologi Akselerator
3 Pengembangan Teknologi Biomedika Nuklir, Keselamatan dan Metrologi Radiasi
4 Pengembangan Teknologi Analisis Nuklir
5 Penyusunan Pedoman Infrastruktur Dasar Pendukung Program Energi Nuklir Nasional
6 Pengembangan Informatika Nuklir
7 Pengoperasian dan Pemanfaatan Reaktor Serba Guna
8 Pengembangan Teknologi dan Keselamatan Reaktor Nuklir
9 Pengembangan Eksplorasi dan Teknologi Pengelolaan Bahan Galian Nuklir
10 Pengembangan Teknologi Bahan Bakar Nuklir
11 Pengembangan Teknologi Pengelolaan Limbah Radioaktif dan Lingkungan
12 Pengembangan Perekayasaan Perangkat Nuklir
13 Pengembangan Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi
14 Pengembangan Teknologi Produksi Radioisotop dan Radiofarmaka
15 Diseminasi Hasil Litbang Iptek Nuklir
16 Peningkatan Kemitraan Teknologi Nuklir
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 71
Sasaran Program Kegiatan
2. Peningkatan Kapasitas, Kapabilitas Sumber Daya Iptek dan Kinerja Manajemen Kelembagaan Litbang untuk Mendukung Penguatan Sistem Inovasi dan Pemanfaatan Hasil Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi ke Masyarakat.
2. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN
17 Pelaksanaan Standardisasi Iptek Nuklir
18 Penyelenggaraan Pendidikan Teknologi Nuklir
19 Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Negara
20 Penyelenggaraan Pengawasan dan Pemeriksaan Aparatur Negara
21 Perencanaan Program, Penyusunan Anggaran dan Evaluasi Program
22 Pengembangan SDM dan Administrasi Kepegawaian
23 Pembinaan dan Pengelolaan Keuangan, Sarana dan Prasarana
24 Peningkatan Jaringan Kelembagaan Iptek
Berdasarkan tabel 3.11 di atas terlihat bahwa untuk mencapai sasaran strategis, BATAN
melaksanakan 2 Program dengan 24 Kegiatan, yaitu:
1) Untuk pencapaian Sasaran 1, BATAN melaksanakan program teknis “Penelitian Pengembangan
dan Penerapan Energi Nuklir, Isotop dan Radiasi” terdiri dari 16 Kegiatan yang dilaksanakan
oleh unit kerja teknis setingkat eselon II di lingkungan BATAN
2) Untuk pencapaian Sasaran 2, BATAN melaksanakan program generik “Dukungan Manajemen
dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BATAN” terdiri dari 8 Kegiatan yang dilaksanakan oleh
unit kerja setingkat eselon II di lingkungan BATAN
Penjabaran program BATAN dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja eselon II, juga
disesuaikan dengan tugas fungsi masing-masing, serta diselaraskan/konsisten dengan sasaran dan
target yang telah dicantumkan pada RPJMN 2010-2014.
Dari hasil evaluasi LAKIP internal pada tahun 2011, diketahui bahwa program/kegiatan
BATAN, secara umum dapat dilaksanakan dan direalisasikan targetnya sesuai rencana, serta
selaras dalam pencapaian target Renstra BATAN dan RPJMN tahun 2010-2014.
Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, dinilai bahwa kedua program tersebut
beserta kegiatan di bawahnya masih relevan dan perlu terus dilaksanakan untuk memenuhi
target yang telah diperjanjikan dalam dokumen Renstra BATAN dan RPJMN 2010-2014.
3.5. Evaluasi Kinerja
Dalam rangka melaksanakan evaluasi kinerja sesuai dengan Permenpan dan RB No. 13 tahun
2010, tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BATAN
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 72
sejak tahun 2011 sudah melakukan pemantauan per triwulan terhadap kemajuan capaian kinerja
setiap Unit Kerja dilingkungan BATAN. Pemantauan dilakukan dengan menggunakan aplikasi
Sistim Informasi Perencanaan dan Litbangyasa (SIPL). Contoh formulir pemantauan Penetapan
Kinerja terlampir (lampiran 12).
3.6. Akuntabilitas Keuangan
Sesuai dengan Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2011, BATAN menetapkan 2 sasaran strategis
dengan 13 (tiga belas) Indikator Kinerja Utama. Selanjutnya sasaran strategis tersebut diwujudkan
dalam 2 (dua) program dengan pagu anggaran Rp 606.768.545.000.- dengan penyerapan/realisasi
anggaran BATAN sampai dengan akhir tahun 2011 (31 Desember 2011) sebesar Rp
572.644.639.000,- atau 94,38%. Secara keseluruhan dapat diinformasikan bahwa, hasil capaian
kinerja BATAN selama tahun 2011 telah memenuhi 2 (dua) sasaran strategis yang ditargetkan.
Rincian pagu anggaran dan realisasi per program disajikan pada tabel 3.12.
Tabel 3.12. Realisasi Anggaran BATAN tahun 2011
Sasaran Program Anggaran
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Peningkatan Hasil
Litbang Energi, Isotop
dan Radiasi (enisora)
dan Pemanfaatan/
Penerapan di bidang
Pangan, Energi,
Kesehatan dan Obat
serta Sumber Daya
Alam dan Lingkungan
untuk Kesejahteraan
Masyarakat.
Penelitian
Pengembangan dan
Penerapan Energi
Nuklir, Isotop dan
Radiasi
511.593.383.000 485.061.176.000 94.81
2 Peningkatan
Kapasitas, Kapabilitas
Sumber Daya Iptek
dan Kinerja
Manajemen
Kelembagaan Litbang
untuk Mendukung
Penguatan Sistem
Inovasi dan
Pemanfaatan Hasil
Penelitian,
Pengembangan dan
Penerapan Energi
Dukungan
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis Lainnya
BATAN
95.175.162.000 87.583.462.000 92.02
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 73
Sasaran Program Anggaran
Pagu Realisasi %
(1) (2) (3) (4) (5)
Nuklir, Isotop dan
Radiasi ke
Masyarakat.
JUMLAH 606.768.545.000 572.644.639.000 94.38
Dari tabel 3.12 di atas dapat dilihat bahwa:
1. Sasaran 1 dengan Pagu Program Penelitian Pengembangan dan Penerapan Energi Nuklir,
Isotop dan Radiasi sebesar Rp 511.593.383.000,- dapat direalisasikan sebesar Rp
485.061.176.000,- atau dengan serapan sebesar 94.81%. Serapan tersebut kurang dari yang
ditargetkan BATAN sebesar minimal 95%, hal tersebut terjadi karena ada beberapa kegiatan
di Unit Kerja yang tidak bisa dilaksanakan tekait dengan faktor eksternal BATAN, seperti
airborne survey, belum diperolehnya ethical clearance dari rumah sakit tempat penelitian
sebagai ketentuan yang harus dipenuhi untuk melaksanakan penelitian,
asistensi/pendampingan oleh expert ANSTO untuk pelaksanaan eksperimen lanjutan
(pemodelan dispersi atmosferik), target penerimaan PNBP tahun ini tidak tercapai yang
disebabkan oleh menurunnya jumlah permintaan pengelolaan limbah dari penimbul limbah
serta optimalisasi dan efisiensi anggaran.
2. Sasaran 2 dengan Pagu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya BATAN sebesar Rp 95.175.162.000,- dapat direalisasikan sebesar 87.583.462.000,-
atau dengan serapan sebesar 92.02%, serapan tersebut kurang dari yang ditargetkan BATAN
sebesar minimal 95%, hal tersebut terjadi karena adanya kelebihan pada anggaran Belanja
Pegawai (Akun Belanja Transito), adanya sisa alokasi anggaran dalam pekerjaan lelang,
optimalisasi dan efisiensi anggaran.
3. Nilai serapan anggaran BATAN dari 2 sasaran diatas masih melampaui target serapan
nasional sebesar 92%.
Pada grafik 3.1 memperlihatkan realisasi serapan anggaran per triwulan sejak tahun 2010
sampai dengan tahun 2011 yang secara nyata masih belum mengalami perubahan berarti, yang
menunjukkan kecendrungan mengalami peningkatan tajam pada triwulan IV.
Badan Tenaga Nuklir Nasional
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah – BATAN 2011 74
Grafik 3.1. Realisasi Anggaran DIPA BATAN tahun 2010 dan 2011
Untuk mengatasi kendala penyerapan anggaran tersebut, beberapa langkah yang dilakukan
BATAN antara lain:
1. Melakukan perbaikan pengelolaan anggaran BATAN
2. Melakukan proses pengadaan barang dan jasa sesuai rencana penarikan
3. Memantau pelaksanaan barang dan jasa agar dapat terlaksana sesuai jadwal
4. Menunjuk unit koordinator untuk kelancaran pengadaan barang dan jasa
5. Meningkatkan kemampuan SDM terkait pengadaan barang dan jasa sesuai peraturan yang
berlaku
6. Memanfaatkan e-procurement secara proporsional