Post on 06-Mar-2019
KAMPANYE SOSIAL DI MEDIA SOSIAL (STUDI KASUS COMPUTER
MEDIATED COMMUNICATION PADA PLATFORM CROWDFUNDING
KITABISA.COM)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Sosial (S. Sos)
Oleh:
Dian Andriani
NIM: 1113051000185
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H / 2017 M
v
ABSTRAK
Dian Andriani
NIM 111305000185
Kampanye Sosial Di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated Communication
Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com)
Kehadiran new media membuat masyarakat melakukan berbagai perubahan, salah
satunya dalam hal berdonasi. Dahulu masyarakat berdonasi offline dengan mendatangi masjid
atau panti asuhan, kini masyarakat beralih dengan berdonasi secara online melalui layar di
perangkat smartphone atau komputer. Platform untuk berdonasi online di Indonesia salah
satunya adalah Kitabisa.com. Kitabisa.com turut digunakan oleh public figure dan telah
mengikuti ajang internasional Startup Istanbul 2016. Donasi secara online memiliki banyak
kelebihan, tetapi maraknya penipuan online membuat sebagian donatur merasa enggan untuk
berdonasi online. Sehingga perlu adanya komunikasi yang baik antara penggalang dana dan
donatur melalui computer mediated communication untuk meraih kepercayaan donatur.
Berdasarkan latar belakang di atas maka timbulah pertanyaan, bagaimana komunikasi
penggalang dana kampanye sosial dalam meraih donatur melalui komunikasi impersonal,
interpersonal, dan hyperpersonal pada platform crowdfunding Kitabisa.com? bagaimana
penggunaan media sosial (Facebook, Twitter dan Instagram) oleh platform crowdfunding
Kitabisa.com sehingga menjadi platform donasi online yang terpercaya di Indonesia?
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dimana realitas ada
merupakan hasil konstruksi dari kemampuan berfikir seseorang. Pendekatan penelitian yang
digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus yang merupakan strategi
penelitian dimana didalamnya menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktifitas,
proses atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu, aktifitas, dan peneliti
mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur
pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Social Information Processing
Theory Joseph Walther yang membahas tentang fenomena pengembangan hubungan dalam
format computer mediated communication. Kajian dalam computer mediated communication
lebih mengkhususkan pada komunikasi interpersonal manusia melalui internet atau web. Pada
teori ini ada tiga perspektif yang mengkaji tentang computer mediated communication yaitu
komunikasi impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal.
Dalam kegiatan kampanye sosial, penggalang dana dan donatur melakukan
komunikasi melalui computer mediated communication dengan tahapan impersonal,
interpersonal, dan hyperpersonal. Pada tahap impersonal, penggalang dana kurang
memaksimalkan penggunaan emoticon dan foto sebagai pengganti bahasa nonverbal.
Kemudian pada tahap interpersonal, penggalang dana dan donatur keduanya saling membuka
diri sehingga komunikasi yang terjadi melalui computer mediated communication terasa
setara dengan komunikasi tatap muka (face-to-face). Terakhir pada tahap hyperpersonal,
hasil temuan menyatakan bahwa komunikasi tatap muka (face-to-face) lebih efektif karena
tanpa menggunakan media dalam menyampaikan pesannya sehingga menghindari adanya
miss communication. Kategori kampanye sosial di Kitabisa.com yang paling unggul adalah
Beasiswa dan Pendidikan dengan 560 kampanye. Untuk meraih kepercayaan masyarakat agar
beralih dari donasi offline ke donasi online, Kitabisa.com mempunyai strategi komunikasi
dalam penggunaan media sosial. Strategi tersebut meliputi format, tipe konten, dan
partnership. Setelah menentukan strategi pada penggunaan media sosial, ada pula tahapan
yang harus dilalui sebelum Kitabisa.com mengunggah suatu konten di media sosial yaitu
brainstorming pada setiap hari senin untuk menentukan jadwal konten satu minggu ke depan.
Keywords: media sosial, computer mediated communication, donasi online.
vi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya, serta shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul Kampanye Sosial Di Media Sosial (Studi Kasus Computer Mediated
Communication Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com).
Dalam penyusunan skripsi tidak selalu mudah dan membutuhkan proses yang
cukup lama. Selayaknya proses pengerjaan skripsi, ada masa dimana penulis
mengalami pasang surut. Ini merupakan ujian terberat dimana terkadang fisik lelah,
mental dan pikiran bertarung untuk dapat melawan rasa malas. Ditambah lagi adanya
pekerjaan yang harus diselesaikan terlebih dahulu sehingga membuat penyusunan
skripsi sempat tertunda. Namun, semangat yang tak pernah padam untuk bisa
mendapatkan gelar strata satu disertai kerja keras akhirnya bisa melawan semua rasa itu.
Oleh karena itu dengan segala ketulusan, perkenankan penulis untuk
menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis,
dengan bimbingan, arahan, serta semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis,
terutama kepada:
1. Dr. Arif Subhan, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih juga kepada Dr. Suparto, M. Ed, Ph.D
selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku
Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Dr. H. Suhaimi, M.Si selaku
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
vii
2. Drs. Masran, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan
Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam.
3. Fita Fathurokhmah, M.Si sebagai pembimbing penulis yang telah memberikan
bimbingan khusus dan petunjuk yang sangat berharga, dengan keramahannya
selalu memberikan kemudahan dan dorongan bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini dari awal hingga akhir dengan penuh kesabaran dan dedikasi yang
tinggi.
4. Wahyu Prasetyawan, Ph. D selaku Dosen Pembimbing Akademik.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memberikan ilmu dengan harapan ilmu
yang di dapat menjadi bermanfaat kepada peneliti selama menempuh
pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam urusan
administrasi selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini.
7. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai
referensi dalam penulisan skripsi ini.
8. Iqbal Hariadi selaku Marketing Manager Kitabisa.com, serta para penggalang
dana dan donatur Kitabisa.com yang telah meluangkan waktu serta banyak
memberikan informasi yang bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.
viii
9. Orang tua tercinta Ayahanda Tugino Kartono dan Ibunda Yanti Soemitro yang
selalu ada untuk penulis dalam keadaan susah dan senang. Senantiasa menjadi
panutan bagi penulis atas ketangguhan dan keberaniannya mengajarkan manis
pahitnya kehidupan.
10. Agun Akbar Tabrani Hasibuan yang telah memberikan banyak dorongan, ide,
dan doa kepada penulis. Terima kasih untuk semua waktu, perhatian, dan cerita
yang selama ini terukir.
11. KPI D 2013, terutama Disney Princess-ku Febryanti Arena Kusuma Dewi,
Mutiara Annisa, dan Syaviera Dena Ananda. Terima kasih sudah senantiasa
menemani dan menjalani masa kuliah bersama-sama. Sungguh pengalaman yang
tak akan terlupakan.
12. LSO Kontras Musik dan teman-teman KKN BRAVE 2013, Abdurrahman Faris
Rasyid, Adib Mubaroki, Andi Alifesa, Ayatullah Kurnia, Fajar Akbar Maulana,
Muammar Akbar, Nurlatifah, Riska Ayu Lestari, dan Umi Saadatunisa. Terima
kasih untuk kebersamaan yang singkat namun berkesan. Semoga selalu kompak
dan tetap menjaga silaturahmi.
13. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini, yang
tidak dapat disebutkan satu per satu. Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis
ucapkan terima kasih yang begitu besar. Semoga apa yang telah dilakukan
adalah hal yang terbaik dan hanya Allah yang dapat membalas segala kebaikan
dengan balasan terbaik-Nya. Amin.
ix
Akhir kata penulis hanya bisa berharap Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan dari seluruh pihak yang telah membantu. Penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi diri penulis sendiri.
Jakarta, 26 Mei 2017
Dian Andriani
NIM 1113051000185
x
DAFTAR ISI
PENGESAHAN PANITIA UJIAN .............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .............................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................... iv
ABSTRAK.................................................................................................................. v
KATA PENGANTAR................................................................................................... vi
DAFTAR ISI............................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah...................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian......................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian....................................................................................... 10
E. Metodologi Penelitian.................................................................................. 10
F. Teknik Analisis Data................................................................................... 14
G. Pedoman Penelitian..................................................................................... 15
H. Tinjauan Pustaka......................................................................................... 15
I. Sistematika Penelitian.................................................................................. 15
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL .................... 19
A. Social Information Processing Theory Joseph Walther................................... 19
B. Computer Mediated Communication............................................................. 22
C. Konseptualisasi New Media......................................................................... 27
1. Pengertian New Media........................................................................... 27
2. Karakteristik New Media........................................................................ 28
D. Konseptualisasi Media Sosial....................................................................... 30
xi
1. Pengertian Media Sosial......................................................................... 30
2. Karakteristik Media Sosial...................................................................... 31
3. Jenis-Jenis Media Sosial......................................................................... 32
E. Konseptualisasi Kampanye Sosial................................................................. 33
F. Konseptualisasi Platform Crowdfunding........................................................ 34
1. Pengertian Platform Crowdfunding.......................................................... 34
2. Kategori Platform Crowdfunding............................................................. 35
3. Platform Crowdfunding di Indonesia....................................................... 37
BAB III GAMBARAN UMUM ..................................................................................... 40
A. Platform Crowdfunding Kitabisa.com............................................................ 40
1. Sejarah Berdirinya Platform Crowdfunding Kitabisa.com.......................... 40
2. Profil Platform Crowdfunding Kitabisa.com............................................. 43
3. Logo, Tampilan Website dan Media Sosial (Facebook, Twitter, dan Instagram)
Platform Crowdfunding Kitabisa.com...................................................... 44
4. Susunan Tim Platform Crowdfunding Kitabisa.com.................................. 46
5. Proyek-Proyek Kampanye Sosial di Platform Crowdfunding Kitabisa.com.. 48
B. Profil M. Alfatih Timur (Founder Platform Crowdfunding Kitabisa.com).........52
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA ................................................................ 58
A. Analisis Komunikasi Penggalang Dana dan Donatur Melalui Computer Mediated
Communication Pada Platform Crowdfunding Kitabisa.com............................ 58
1. Impersonal............................................................................................ 61
2. Interpersonal......................................................................................... 64
3. Hyperpersonal....................................................................................... 68
B. Analisis Strategi Penggunaan Media Sosial (Facebook, Twitter, dan Instagram)
Platform Crowdfunding Kitabisa.com............................................................ 70
xii
1. Strategi Penggunaan Media Sosial (Facebook, Twitter, dan Instagram) Platform
Crowdfunding Kitabisa.com.................................................................... 73
2. Tahapan Penggunaan Media Sosial (Facebook, Twitter, dan Instagram) Platform
Crowdfunding Kitabisa.com.................................................................... 80
BAB VPENUTUP............................................................................................................ 82
A. Kesimpulan................................................................................................ 82
B. Saran......................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ .......... 87
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
New media memainkan peran penting pada proses perubahan sosial
dalam masyarakat. Perubahan sosial adalah proses yang dialami oleh anggota
masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem sosial, dimana semua
tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-
unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial
lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan,
budaya, dan sistem sosial yang baru.1
Keberadaan new media dalam menyajikan informasi cenderung memicu
perubahan sosial serta membawa pengaruh pada penetapan pola hidup
masyarakat. Perubahan sosial tersebut didukung oleh adanya urbanisasi,
modernisasi, migrasi, peningkatan tenaga kerja, peningkatan stratifikasi, dan
peningkatan mobilitas sosial.2 Pengaruh media berbeda-beda terhadap setiap
individu disebabkan adanya perbedaan pada pola pikir, perbedaan sifat yang
berdampak pada pengambilan sikap, hubungan sosial sehari-hari, dan
perbedaan budaya.
Selain itu, adanya penemuan-penemuan baru sebagai sebab terjadinya
perubahan sosial dapat dibedakan dalam pengertian-pengertian discovery dan
invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik
1 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi
Komunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana Prendan Media Grup, 2013), h.91. 2 Melvin L.DeFleur, Theorities of Mass Communication, 5th edition (New York: Longman
Inc., 2006), h. 182.
2
berupa alat ataupun berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu
atau serangkaian ciptaan para individu. Discovery menjadi invention jika
masyarakat sudah mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru
itu.3
Adanya new media kini ramai dimanfaatkan untuk melakukan
kampanye sosial, hal ini turut pula membawa perubahan pada masyarakat
dalam hal berdonasi. Kampanye sosial adalah suatu kegiatan berkampanye
yang mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang masalah sosial
kemasyarakatan dan bersifat non komersil. Tujuan dari kampanye sosial
adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejala-gejala sosial
yang sedang terjadi.
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar
kesucian Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram,
jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang
qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi
Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keridhaan dari Tuhannya
dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah kamu
berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada suatu kaum
karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidil Haram,
mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya. (QS Al-
Maidah : 2)
3 Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi, (Jakarta: Penerbit Universitas, 1965), h. 135.
3
Pada ayat Al-Quran di atas menjelaskan bahwa sebagai manusia kita
harus saling tolong menolong. Dengan kata lain, kampanye sosial merupakan
salah satu hal yang bisa dilakukan untuk menolong sesama manusia. Dahulu
masyarakat terbiasa untuk berkampanye sosial dengan turun ke jalan atau
melakukan kegiatan offline yang memakan waktu serta tenaga. Para donatur
pun berdonasi secara offline dengan langsung mendatangi masjid, yayasan,
panti asuhan atau lokasi-lokasi bencana alam.
Kini berkat new media masyarakat melakukan perubahan dengan
berkampanye sosial dan berdonasi secara online melalui layar di perangkat
smartphone atau komputer yang menghemat waktu dan tenaga. Donasi secara
online memiliki banyak kelebihan salah satunya tidak terbatas ruang dan
waktu sehingga bisa berkampanye sosial dan berdonasi kapan saja serta
dimana saja. Dengan transaksi yang mudah dan cepat, para penggalang dana
kampanye sosial dan donatur dapat menghemat waktu serta tidak
mengeluarkan banyak tenaga. Tetapi, maraknya penipuan online juga
membuat sebagian donatur merasa enggan untuk berdonasi online. Sehingga
perlu adanya komunikasi yang baik antara penggalang dana dan donatur
melalui medium komputer untuk meraih kepercayaan donatur.
Komunikasi pada medium komputer terjadi melalui komunikasi
impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal. Komunikasi impersonal
memfokuskan pada komunikasi nonverbal yang tidak dapat ditunjukkan
melalui medium komputer, tetapi hal ini bisa ditunjukkan lewat emoticon
yang bisa menggambarkan perasaan seseorang sedang senang, sedih, atau
4
marah. Penggalang dana donasi online umumnya menggunakan emoticon
melalui media sosial untuk menambah bentuk rasa simpati pada kampanye
sosial yang sedang di galang, beberapa donatur mengetahui makna emoticon
tersebut tetapi banyak pula donatur yang tidak memahami sehingga mereka
mengacuhkannya.
Komunikasi interpersonal mengungkapkan bahwa tidak adanya
komunikasi nonverbal dapat dijembatani dengan penyesuaian sikap, hal ini
terkait dengan tingkat kepercayaan dan kedekatan yang hendak di bangun
oleh masing-masing individu. Penggalang dana donasi online hendaknya
menggunakan komunikasi verbal yang baik dan menarik sehingga donatur
merasa tertarik pada kampanye sosial yang sedang di galang. Penggalang
dana juga perlu menunjukkan identitas asli sehingga donatur merasa percaya
bahwa kampanye sosial tersebut memang nyata pergerakannya sehingga
donatur tidak merasa ragu untuk berdonasi online.
Komunikasi hyperpersonal menyatakan bahwa tidak adanya
komunikasi non-verbal justru membantu dalam berinteraksi, karena ketika
komunikasi hyperpersonal terjadi seseorang merasa nyaman untuk
mengekspresikan diri mereka dalam komunikasi melalui medium komputer.
Donatur merasa nyaman berkomunikasi melalui medium komputer karena
komunikasi ini tidak face-to-face sehingga mengurangi rasa segan atau malu.
Donatur yang merasa nyaman akan memberikan respon lebih berupa
komentar, share atau like pada kampanye sosial yang di galang di new media.
5
Platform yang menggunakan new media sebagai media untuk
berinteraksi serta mewadahi penggalangan kampanye sosial adalah
Kitabisa.com. Kitabisa.com merupakan platform berdonasi dan menggalang
dana secara online untuk berbagai kebutuhan sosial. Mulai dari bantuan
medis, pembangunan infrastruktur seperti rumah ibadah dan panti asuhan,
hingga bantuan bencana alam. Di luar negeri, platform seperti ini umumnya
disebut sebagai crowdfunding. Tujuan platform ini berupaya untuk
mengangkat nilai gotong royong masyarakat melalui platform online.
Kitabisa.com didirikan oleh Muhammad Alfatih Timur pada tanggal 6
Juni 2013. Ide Kitabisa.com berawal dari Timmy (sapaan akrab Alfatih) yang
merupakan aktivis yang aktif di berbagai pergerakan sejak mahasiswa.
Setelah lulus dari Universitas Indonesia, Timmy mengawali karir di Rumah
Perubahan dan banyak bertemu tokoh penggerak sosial. Dari sana, Timmy
mengetahui bahwa penggalangan dana adalah salah satu masalah utama di
berbagai pergerakan dan inisiatif sosial. Di saat yang sama, website
crowdfunding (penggalangan dana online) sedang marak di luar negeri dan
Timmy melihat ini sebagai solusi yang juga bisa diterapkan di Indonesia.
Timmy ingin menggabungkan pergerakan sosial dengan kekuatan teknologi
digital yang kemudian terbentuklah ide untuk menghubungkan orang-orang
baik dalam satu platform yaitu Kitabisa.com. Timmy saat ini tercatat dalam
daftar 30 Under 30 2016 Asia yang dilansir dari situs Forbes pada awal
tahun 2016.
6
Platform crowdfunding lain yang berada di Indonesia adalah Wecare.id.
Wecare.id adalah sebuah platform crowdfunding yang difokuskan pada warga
Indonesia yang kurang mampu serta dalam keadaan sakit untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang optimal sehingga mereka dapat menjadi individu
yang sehat dan produktif seutuhnya.4 Wecare.id merupakan sebuah layanan
yang diinisiasi dan dijalankan oleh Yayasan Pelita Cakrawala Inspirasi yang
juga dikenal dengan nama CharityLights. Pada dasarnya Wecare.id lahir atas
inisiasi dari para pendiri CharityLights yang terdiri dari Gigih Septianto,
Alfian Ramadhan dan Samuel Cahyawijaya.
Wecare.id bekerja dengan menggalang dana melalui kampanye
crowdfunding. Setelah dana yang terkumpul mencapai target untuk pasien
tertentu, maka dana tersebut akan segera disalurkan. Menariknya, Wecare.id
berjanji untuk melaporkan segala proses donasi dan distribusi dana yang
bersangkutan secara transparan di platform mereka. Wecare.id sendiri telah
dapat diakses oleh publik sejak 15 Oktober 2015.5 Hingga saat ini, Wecare.id
telah mengumpulkan donasi lebih dari 1,5 Milyar Rupiah dengan 172 pasien
yang terdanai.
Jika kedua platform crowdfunding ini dibandingkan maka Kitabisa.com
lebih unggul karena telah menjadi platform terbesar dengan menfasilitasi
berbagai isu sosial di Indonesia dan turut digunakan oleh public figure hingga
opinion leader seperti Ridwan Kamil yang menggalang dana saat musibah
4 https://wecare.id/faq#FAQ1 di akses pada tanggal 18 April 2017 pukul 18:15 WIB.
5https://dailysocial.id/post/tahun-depan-wecare-ingin-bisa-bantu-mendanai-hingga-500-
pasien/ di akses pada tanggal 18 April 2017 pukul 18:17 WIB.
http://wecare.id/transparansihttps://wecare.id/faq#FAQ1https://dailysocial.id/post/tahun-depan-wecare-ingin-bisa-bantu-mendanai-hingga-500-pasien/https://dailysocial.id/post/tahun-depan-wecare-ingin-bisa-bantu-mendanai-hingga-500-pasien/
7
Banjir Bandang di Garut dan meraih donasi hingga 765 Juta Rupiah.
Kitabisa.com telah mendapatkan penghargaan dari Bukalapak sebagai Startup
Penggerak Perubahan, ini merupakan penghargaan dari Bukalapak kepada
lembaga atau individu yang telah menginspirasi masyarakat umum dan
menjadi penggerak untuk perubahan yang lebih baik. Selain itu, Kitabisa.com
juga masuk ke dalam 15 besar ajang internasional Startup Istanbul 2016.
Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat agar beralih ke donasi
online, Kitabisa.com bekerjasama dengan beberapa yayasan dan organisasi
yang sudah kredibel di Indonesia seperti Dompet Dhuafa, Aksi Cepat
Tanggap, dan lain-lain. Kerjasama ini turut pula membawa kemudahan pada
masyarakat, salah satunya dalam hal berzakat. Zakat adalah harta yang wajib
dikeluarkan apabila telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh
agama dan disalurkan kepada orang-orang yang telah ditentukan pula.6
Melalui Kitabisa.com, masyarakat bisa berzakat secara online karena
berkolaborasi dengan lembaga amil terpercaya di Indonesia seperti Rumah
Zakat dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
Pergerakan platform Kitabisa.com dilakukan dengan menggunakan new
media khususnya media sosial sebagai sarana utama. Pada media sosial,
Kitabisa.com hadir melalui Facebook, Twitter dan Instagram. Platform ini
telah menjadi wadah terpercaya bagi masyarakat di Indonesia untuk berdonasi
pada kampanye-kampanye sosial. Terbukti lewat pencapaian Kitabisa.com
sejak didirikan pada tahun 2013 hingga kini sudah menfasilitasi lebih dari
6 https://www.rumahzakat.org/zakat/ di akses pada tanggal 05 Juni 2017 pukul 09:16 WIB.
https://www.rumahzakat.org/zakat/
8
4.000 kampanye sosial serta mengumpulkan donasi hingga lebih dari 80
Milyar Rupiah.
Contoh kegiatan kampanye sosial melalui platform crowdfunding
Kitabisa.com yaitu kampanye Masjid Chiba Jepang. Kampanye untuk
pembangunan Masjid Chiba digalang oleh komunitas muslim Indonesia di
Jepang yang sudah bertahun-tahun menyewa tempat untuk beribadah. Tahun
2016, komunitas ini memberanikan diri untuk membeli gedung yang akan
dijadikan masjid. Mereka pun menggalang dana di Kitabisa.com dengan
menyertakan hadist yang berisi ajakan untuk membangun masjid,
mendeskripsikan kegiatan muslim di Masjid Chiba beserta dengan
dokumentasi berupa foto. Dengan bantuan netizen, kampanye tersebut di
share ribuan kali dan menjangkau jutaan masyarakat di media sosial hingga
meraih donasi sebesar 3 Milyar Rupiah dan berhasil membeli gedung
tersebut.
Bagi penulis, Kitabisa.com sangat menarik untuk diteliti karena
platform ini merupakan penyedia platform crowdfunding terbesar di
Indonesia yang berfokus pada isu sosial, siapapun bisa menggalang dana dan
siapapun bisa berdonasi. Kitabisa.com menggunakan new media untuk
menyebarkan informasi secara luas dan tepat sasaran, membangun hubungan
dengan masyarakat, serta menunjang kegiatan crowdfunding melalui situs
jejaring sosial. Kitabisa.com menawarkan platform baru yang efektif dan
efisien bagi masyarakat Indonesia untuk berdonasi online. Melihat latar
belakang masalah penulis di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
9
penelitian dengan judul Kampanye Sosial Di Media Sosial (Studi Kasus
Computer Mediated Communication Pada Platform Crowdfunding
Kitabisa.com).
B. Batasan Dan Rumusan Masalah
Penulis membatasi masalah penelitian ini pada komunikasi yang
dilakukan oleh penggalang dana kampanye sosial sebagai komunikator dalam
meraih donatur sebagai komunikan melalui komunikasi impersonal,
interpersonal, dan hyperpersonal pada platform crowdfunding Kitabisa.com,
serta pada penggunaan new media khususnya media sosial (Facebook, Twitter
dan Instagram) oleh platform crowdfunding Kitabisa.com sehingga menjadi
platform donasi online yang terpercaya di Indonesia. Adapun masalah yang
akan diangkat dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana komunikasi penggalang dana kampanye sosial dalam meraih
donatur melalui komunikasi impersonal, interpersonal, dan
hyperpersonal pada platform crowdfunding Kitabisa.com?
2. Bagaimana strategi penggunaan media sosial (Facebook, Twitter dan
Instagram) oleh platform crowdfunding Kitabisa.com sehingga menjadi
platform donasi online yang terpercaya di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan oleh penulis, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh
penggalang dana kampanye sosial dalam meraih donatur melalui
10
komunikasi impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal pada platform
crowdfunding Kitabisa.com.
2. Untuk mengetahui bagaimana strategi penggunaan media sosial
(Facebook, Twitter dan Instagram) oleh platform crowdfunding
Kitabisa.com sehingga menjadi platform donasi online yang terpercaya di
Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut;
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan berguna untuk menjadi referensi bagi
pengembangan ilmu komunikasi serta teori-teori yang berkaitan bagi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
2. Manfaat Praktis
Penulis berharap penelitian ini dapat menyumbang ilmu
pengetahuan bagi mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
serta mahasiswa lain yang berminat dalam kajian new media atau donasi
secara online. Serta diharapkan dapat membantu platform crowdfunding
Kitabisa.com sebagai bahan evaluasi agar kegiatan kedepannya dapat
lebih baik.
11
E. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Pada penelitian ini paradigma yang digunakan adalah post-
positivist. Aliran ini muncul untuk memperbaiki kelemahan positivist
yang mengandalkan kemampuan pengamatan langsung atau objek yang
diteliti.7 Aliran ini menegaskan arti penting dari hubungan interaktif
antara penulis dan objek yang diteliti sepanjang dalam hubungan tersebut
penulis bisa bersifat netral. Penulis menggunakan paradigma post-
positivist didasari fokus kajian post-positivist yang merupakan tindakan-
tindakan (actions) manusia sebagai ekspresi dari sebuah keputusan.
Sehingga perlu dilakukan penelitian pada platform crowdfunding
Kitabisa.com.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif. Kirk dan Miller
mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam
ilmu pengetahuan sosial secara fundamental bergantung pada
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan
dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam
peristilahannya.8 Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran
menyeluruh terhadap permasalahan.
7 Agus Salim, Teori & Paradigma, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), h. 25.
8 Dr. Lexy J. Moleong, M. A., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1997), h. 3.
12
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus.
Penelitian studi kasus adalah penelitian yang meneliti fenomena
kontemporer secara utuh dan menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya,
dengan menggunakan berbagai sumber data.9 Studi kasus dipilih oleh
penulis lebih berfokus kepada fenomena dimana komunikasi yang
dimediasi oleh komputer membuat new media yang bersifat online dapat
berperan untuk mewadahi kampanye sosial yang terjadi di dunia nyata,
terutama mengajak masyarakat untuk berdonasi secara online. Dengan
menempatkan computer mediated communication pada platform
crowdfunding Kitabisa.com sebagai kasus atau fenomena secara
kontemporer maka penulis perlu mengumpulkan data dari berbagai
sumber agar dapat mengetahui apa yang sedang terjadi.
4. Subjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah
platform crowdfunding Kitabisa.com. Sedangkan objek penelitiannya
adalah penggalang dana kampanye sosial dalam meraih donatur melalui
komunikasi impersonal, interpersonal dan hyperpersonal pada platform
crowdfunding Kitabisa.com. Serta penggunaan media sosial (Facebook,
Twitter dan Instagram) oleh platform crowdfunding Kitabisa.com
sehingga menjadi platform donasi online yang terpercaya di Indonesia.
9 Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd., Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2013), h. 121.
13
5. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Corporate Office Kitabisa.com,
Jalan Ciputat Raya No.27 D RT 01/07, Pondok Pinang, Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan, dimulai dari bulan Maret sampai April 2017.
6. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian penting yang memiliki
beberapa teknik. Teknik di bawah ini dilakukan dengan tujuan agar
penulis mendapatkan data yang lengkap dan tepat untuk penelitian ini.
Berikut beberapa teknik dari pengumpulan data yang digunakan:
a. Wawancara Mendalam
Dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara yakni
metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
informasi langsung dari narasumber.10
Wawancara dilakukan penulis
secara langsung dengan orang-orang yang dianggap perlu dan
mewakili dalam penelitian ini seperti para penggalang dana kampanye
sosial dan donatur yakni Delia Ulfah, Faiz Nasrullah Al-Hakim,
Sarasticha Ayu Pamargi, Yulinda Ashari, Ania Suci dan Dhimas
Aryadi. Serta Iqbal Hariadi selaku Marketing Manager platform
crowdfunding Kitabisa.com. Wawancara ini bertujuan untuk menggali
keterangan yang mendalam seputar topik yang terkait dengan
permasalahan ini sehingga terkumpul informasi yang diperlukan oleh
penulis.
10
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru, Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: Rosdakarya, 2006), hlm. 35.
14
b. Observasi Non Partisipasi
Metode observasi digunakan untuk memperoleh dan
mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan
langsung di lapangan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena
yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam
fenomena yang diselidiki.11
Penulis akan melakukan observasi dengan
tidak turun langsung atau sebatas penonton dengan tujuan untuk
mengamati komunikasi pada kampanye sosial melalui website
Kitabisa.com serta media sosial Facebook pages Kitabisa.com, akun
Twitter @kitabisacom, dan akun Instagram @kitabisacom.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengambil data dari beberapa sumber baik elektronik maupun online
terkait dengan Kitabisa.com, sehingga data-data yang diperoleh dapat
menguatkan penelitian serta mendukung kebenaran data yang
diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi non partisipasi.
F. Teknik Analisis Data
Data-data yang terkumpul melalui wawancara, observasi, dan studi
pustaka dikumpulkan dan dianalisis dengan landasan teori yang penulis
gunakan dan nantinya akan digunakan untuk menjadi acuan pada saat
menganalisis data. Fase ini merupakan proses penyederhanaan bentuk data
agar mudah di baca dan dipahami. Ada tiga tahapan yang harus dikerjakan
11
E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta:
LPSP3-UI, 1998), hlm. 62.
15
dalam menganalisis data penelitian kualitatif seperti yang dikemukakan oleh
Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, paparan data dan penarikan
kesimpulan. Berikut penjelasannya:12
a. Reduksi Data
Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal
pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dan mencari tema dan
polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah penulis untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya apabila diperlukan.
b. Paparan Data
Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi tersusun, dan
memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan.
c. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan disajikan dalam bentuk deskriptif dengan berpedoman
pada kajian penelitian.
G. Pedoman Penulisan
Pedoman penulisan ini menggunakan buku pedoman akademik,
penelitian Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development Assurance) tahun
2007.
12
Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber
Tentang Metode-Metode Baru, (Jakarta: UI Press, 1992), h. 17.
16
H. Tinjauan Pustaka
Langkah awal sebelum melakukan penelitian lebih lanjut untuk
kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah adalah menelaah terlebih
dahulu skripsi dan penelitian sebelumnya yang mempunyai judul atau subjek
dan objek penelitian yang sama atau hampir sama dengan yang akan diteliti.
Tujuannya adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti
mengakui karya orang lain, maka penulis mempertegaskan perbedaan antara
masing-masing judul masalah yang akan diteliti. Skripsi sebelumnya yang
membahas tentang pemanfaatan media sosial penulis uraikan sebagai berikut:
1. Peran New Media Dalam Membentuk Gerakan Sosial (Studi Kasus Pada
Individu Yang Terlibat Dalam IndonesiaUnite Di Twitter). Di susun
oleh Dibyareswari Utami Putri, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia, Tahun 2012.
Perbedaan terletak pada subjek penelitian dan kajian teori penelitian yang
di pakai.
2. Pemanfaatan Media Baru Dalam Kampanye Sosial (Studi Kasus
Kampanye Sosial Ini Aksiku! Mana Aksimu? Oleh Earth Hour Solo).
Di susun oleh Anditya Eka Fitra, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Tahun 2013. Perbedaan terletak pada
subjek penelitian dan kajian teori penelitian yang di pakai. Subjek
penelitian ini adalah Earth Hour Solo.
3. Gerakan Sosial Melalui New Media (Studi Kasus Pelaksanaan
Kampanye #SaveMaster Melalui Pemanfaatan Crowdfunding Platform).
17
Di susun oleh Alfan Tiara Hilmi, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Tahun 2016.
Perbedaan terletak pada subjek penelitian dan kajian teori penelitian yang
di pakai.
I. Sistematika Penelitian
Agar pembahasan dapat dilakukan secara terarah dan sistematis, maka
sistematika penelitian dalan penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas pendahuluan yang meliputi Latar
Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan
Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Teknik
Analisis Data, Pedoman Penelitian, Tinjauan Pustaka dan
Sistematika Penelitian.
BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA
KONSEPTUAL
Dalam bab ini dibahas tinjauan teoritis yang meliputi penjelasan
tentang Social Information Processing Theory oleh Joseph
Walther, Computer Mediated Communication, Konseptualisasi
New Media (Pengertian New Media, Karakteristik New Media),
Konseptualisasi Media Sosial (Pengertian Media Sosial,
Karakteristik Media Sosial, Jenis-Jenis Media Sosial),
Konseptualisasi Kampanye Sosial, Konseptualisasi Platform
18
Crowdfunding (Pengertian Crowdfunding, Kategori Platform
Crowdfunding, Platform Crowdfunding di Indonesia).
BAB III GAMBARAN UMUM
Dalam bab ini dibahas tentang Platform Crowdfunding
Kitabisa.com (Sejarah Berdirinya Platform Crowdfunding
Kitabisa.com, Profil Platform Crowdfunding Kitabisa.com,
Logo, Tampilan Website dan Tampilan Media sosial (Facebook,
Twitter, dan Instagram) Platform Crowdfunding Kitabisa.com,
Susunan Tim Platform Crowdfunding Kitabisa.com, Proyek-
Proyek Kampanye Sosial di Platform Crowdfunding
Kitabisa.com dan Profil Muhammad Alfatih Timur selaku
founder platform crowdfunding Kitabisa.com.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang bentuk komunikasi penggalang
dana kampanye sosial dalam meraih donatur melalui komunikasi
impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal pada platform
crowdfunding Kitabisa.com, serta media sosial (Facebook,
Twitter dan Instagram) oleh platform crowdfunding
Kitabisa.com.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini ditarik kesimpulan dari pembahasan dan hasil
penelitian, serta memberikan saran sebagai bahan pertimbangan.
19
BAB II
LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Social Information Processing Theory Joseph Walther
Pada awalnya, pembentukan hubungan dalam format computer
mediated communication dianggap tidak mungkin karena hanya menyediakan
satu saluran untuk berinteraksi yaitu teks atau verbal. Disamping itu, format
computer mediated communication dianggap sebagai alat yang kurang
berguna untuk mengejar tujuan-tujuan sosial karena memiliki lebih sedikit
saluran untuk berinteraksi bila dibandingkan dengan interaksi secara tatap
muka (face-to-face) yang menyediakan banyak saluran untuk berinteraksi.
Saat ini, Joseph Walther mengakui bahwa banyak bentuk-bentuk baru dari
komunikasi secara online, seperti pada situs jejaring sosial (social
networking) yang tidak memiliki keterbatasan seperti computer mediated
communication.
Joseph Walther memperkenalkan Social Information Processing
Theory sebagai perspektif alternatif dalam memandang fenomena
pengembangan hubungan dalam format computer mediated communication.
Social Information Processing Theory menjelaskan bagaimana komunikator
bertemu melalui komunikasi berbasis teks komputer, mengembangkan kesan
dan hubungan interpersonal. Dalam cluster teori komunikasi yang
menjelaskan pengembangan hubungan, Social Information Processing Theory
20
mirip dengan Social Penetration Theory dan Uncertainity Reduction Theory1.
Namun, Social Information Processing Theory menggunakan isyarat verbal
dan isyarat temporal sebagai pengaruh utama terhadap pembentukan
hubungan. Teori ini menggunakan kedua set isyarat tersebut sebagai
parameter di mana komunikasi dan teknologi dapat bergabung untuk
menghasilkan hubungan impersonal, interpersonal, dan hyperpersonal.
Social Information Processing Theory tidak membantah bahwa alat
yang dimediasi komputer membatasi jumlah isyarat non-verbal dengan
format berbasis teks, seperti e-mail dan pesan instan yang bergantung pada
pesan yang diketik, bukan visual atau audio yang tersedia bagi komunikator.
Teori ini justru menyarankan bahwa komunikator beradaptasi dengan setiap
pembatasan terhadap mereka oleh media. Teori ini menyatakan bahwa pesan-
pesan yang diketik setara dengan saluran verbal dalam tatap muka (face-to-
face), sehingga menolak klaim bahwa alat yang dimediasi komputer kurang
berguna untuk pembentukan kesan dan hubungan interpersonal. Dengan
demikian, karena komunikator harus bergantung pada pesan yang diketik
sebagai saluran utama mereka, isyarat verbal yang dikandungnya adalah
pengaruh kuat terhadap pembentukan kesan dan hubungan interpersonal
berikutnya.
Social Information Processing Theory juga menyatakan bahwa
kendala temporal atau lamanya waktu komunikator harus bertukar pesan
adalah pengaruh utama pada jenis hubungan yang akan mereka bentuk. Bila
1 Griffin, A First Look at Communication Theory, 6th Editions. (New York, USA:
McGraw-Hill Companies, 2011), h. 143.
21
dibandingkan dengan tatap muka, tentunya komunikasi yang dimediasi
komputer membutuhkan waktu yang lebih lama. Logikanya adalah computer
mediated communication membatasi jumlah waktu komunikator untuk
berinteraksi, hal ini disebabkan karena komunikator hanya memiliki satu
saluran saja yang bisa dipergunakan, serta hal ini mengisyaratkan bahwa
computer mediated communication lebih cocok untuk interaksi yang
berorientasi kerja saja.
Sehingga, Social Information Processing Theory memprediksi bahwa
ketika komunikator hanya diperbolehkan dalam jumlah waktu terbatas untuk
bertukar pesan, maka hubungan atau impersonal mereka tidak dapat
menghasilkan banyak keintiman atau tidak memiliki afiliasi sesuai yang
diharapkan. Namun, ketika komunikator diizinkan untuk bertukar pesan tanpa
batasan temporal, teori ini memprediksi hubungan interpersonal atau
perkembangan yang mereka tunjukkan akan sebanding dengan yang
dihasilkan dalam komunikasi tatap muka (face-to-face). Dalam keadaan
tertentu, kurangnya kendala temporal dalam menyebabkan hubungan yang
melebihi afiliasi dan keintiman dari tingkat biasanya yang dapat dicapai
secara pribadi.
Hubungan Hyperpersonal ini adalah hasil dari;
a. Pengirim secara selektif menampilkan diri untuk menciptakan kesan
positif.
b. Penerima menafsirkan pesan dengan cara yang bias karena lebih banyak
atribut karakteristik positif.
22
c. Saluran mediasi memungkinkan untuk kontrol yang lebih besar atas
penciptaan pesan.
d. Umpan balik yang menghasilkan ramalan memenuhi kepositifan.
Pada mulanya, Social Information Processing Theory mengasumsikan
bahwa komunikator akan termotivasi untuk membangun hubungan online
karena alasan mereka secara pribadi. Namun, pada perkembangannya kini
dapat diidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan dorongan motivasi
untuk membangun hubungan online, yaitu antisipasi interkasi berikutnya di
masa depan dan skeptisisme. Interaksi masa depan di duga mengacu pada
prospek bahwa komunikator yang bertemu secara online akan terus memiliki
kontak ke masa depan.
Komunikator yang mengharapkan kontak dengan mitra mereka di
masa depan lebih mungkin untuk bertukar pesan lebih banyak dan
membangun hubungan, daripada yang tidak mengharapkan kontak di masa
depan. Sedangkan skeptisisme mengacu pada sikap komunikator terhadap
penggunaan computer mediated communication untuk membangun
persahabatan. Komunikator yang kurang skeptis membentuk lebih banyak
persahabatan online, dibandingkan dengan yang memiliki level skeptisisme
yang tinggi.
B. Computer Mediated Communication
Secara terminologi computer mediated communication dijelaskan
sebagai komunikasi antara dua orang atau lebih yang dimediasikan oleh
komputer. Terminologi ini dijelaskan juga oleh December bahwa computer
23
mediated communication merupakan proses komunikasi manusia melalui
komputer yang melibatkan khalayak, tersituasi dalam konteks tertentu, di
mana proses tersebut memanfaatkan media untuk tujuan-tujuan tertentu.2
Computer mediated communication lebih mengkhususkan pada komunikasi
interpersonal manusia melalui internet serta web. Jadi, computer mediated
communication mempelajari bagaimana perilaku manusia dibentuk dan
diubah melalui pertukaran informasi menggunakan media komputer.
Ada tiga perspektif yang mengkaji tentang computer mediated
communication seperti yang diungkapkan oleh Joseph Walther, yakni3:
1. Impersonal
Komunikasi impersonal dilakukan secara masif kepada khalayak
dengan menggunakan media massa sebagai alat untuk menyampaikan
pesan secara menyeluruh. Perspektif ini memandang bahwa komunikasi
online kurang mendukung aspek personal karena saluran internet tidak
mengakomodasi sinyal non-verbal yang dibutuhkan dalam menjalin
interaksi interpersonal. Dalam komunikasi secara tatap muka (face-to-
face) cenderung lebih banyak menggunakan bahasa non-verbal untuk
berkomunikasi seperti nada suara, raut wajah, intonasi, jarak, dsb.
Namun dalam komunikasi online, sulit untuk menunjukkan tanda-tanda
non-verbal tersebut. Perspektif ini kemudian memunculkan beberapa
kritik, yaitu munculnya petunjuk non-verbal seperti emoticon dan avatar.
2 Rulli Nasrullah, Cybermedia, (Yogyakarta: IDEA Press Yogyakarta, 2013), h. 92
3 Joseph B. Walther, Computer-Mediated Communication: Impersonal, Interpersonal, and
Hyperpersonal Interaction Communication Research Vol.23, (California, USA: Sage
Publications, Inc, 1996), h. 5.
24
Inovasi ini meningkatkan derajat kehadiran sosial yang sebelumnya tidak
terakomodasi.
2. Interpersonal
Perspektif ini merupakan jawaban dari perspektif impersonal.
Secara sederhana perspektif komunikasi interpersonal mengungkapkan
bahwa tidak adanya petunjuk non-verbal dapat dijembatani dengan
penyesuaian sikap. Baik disadari atau tidak, dalam berkomunikasi
masyarakat selalu menyesuaikan dengan faktor disekelilingnya. Model
ini mengasumsikan komunikator pada computer mediated
communication didorong untuk mengembangkan hubungan sosial. Dalam
prosesnya, komunikator berkomunikasi dengan orang asing dengan
membentuk kesan sederhana melalui komunikasi secara tekstual.
Berdasarkan kesan ini, mereka menguji asumsi satu sama lain dari waktu
ke waktu hingga terkumpul dalam pengetahuan interpersonal dan
menstimulir perubahan dalam komunikasi relasional antar pengguna
computer mediated communication. Perbedaan utama pada computer
mediated communication dan face-to-face communication adalah pada
laju pertukaran informasi sosial, bukan dengan jumlah pertukaran
informasi sosial.
3. Hyperpersonal
Komunikasi hyperpersonal dilakukan dengan media internet yang
menurut masyarakat sosial lebih menarik bila dibandingkan dengan
komunikasi face-to-face. Berbeda dari dua perspektif sebelumnya yang
25
mempermasalahkan bahasa non-verbal, perspektif ini justru menganggap
bahwa tidak adanya non-verbal justru membantu dalam berinteraksi.
Komunikasi hyperpersonal terjadi ketika seseorang merasa nyaman
untuk mengekspresikan diri mereka sendiri dalam saluran komunikasi
melalui media daripada komunikasi langsung. Walther mengungkapkan
komunikasi hyperpersonal dapat diatributkan dalam empat faktor:
a. Faktor Penerima
Penerima dapat mengukur kualitas seseorang di dalam
komunikasi hyperpersonal. Pada keadaan tertentu, penerima pesan
computer mediated communication mengembangkan persepsi
mereka tentang orang lain. Misalnya jika ingin mengetahui tentang
apa yang diminati oleh orang lain, kita bisa melihat tulisan mengenai
bidang apa yang sering ditampilkan oleh orang tersebut di blog
walaupun tulisan hanya sebagian kecil faktor yang bisa dilihat.
b. Faktor Pengirim
Faktor ini memegang kendali bagaimana menampilkan diri
sendiri terhadap orang lain. Pengirim bisa melakukan sensor pada
apa yang ingin dia sampaikan. Berbeda dengan komunikasi secara
langsung, walaupun tidak dikatakan namun orang lain yang melihat
dapat segera mengetahui perasaan kita dengan melihat ekspresi atau
raut wajah. Pengirim pesan menggunakan proses presentasi diri
selektif yang mengacu pada kemampuan pengguna computer
mediated communication untuk mengelola citra virtual mereka.
26
Berkemampuan menyensor diri sendiri dan memanipulasi pesan
sangat mungkin untuk dilakukan dalam konteks computer mediated
communication, tingkat penggunaan hal ini pun jauh lebih tinggi
apabila dibandingkan dengan komunikasi face-to-face, oleh sebab
inilah individu memiliki kontrol yang besar mengenai isyarat yang
mereka kirimkan.
c. Faktor Saluran
Pesan yang ditransmisikan melalui internet tidak hanya
menembus ruang tetapi juga waktu. Jika proses komunikasi online
diantara dua orang atau lebih berjalan secara bersamaan atau real
time disebut komunikasi sinkron (synchronous communication),
misalnya dalam bentuk Yahoo Messenger. Pada komunikasi ini sifat
pesan lebih informal menyerupai bahasa percakapan sehari-hari.
Sedangkan komunikasi asinkron (assynchronous communication)
terjadi jika di dalam proses interaksi terdapat tenggang waktu yang
signifikan. Pesan yang disampaikan bisa lebih terencana, misalnya
pada penggunaan email. Dalam interaksi online, komunikasi
hyperpersonal lebih menekankan pada aspek asinkron. Aspek
asinkron ini memungkinkan seseorang untuk lebih
mengaktualisasikan diri sendiri melalui tulisan yang lebih terkonsep
sehingga memunculkan perasaan percaya diri dalam menjalin
hubungan.
27
d. Faktor Umpan Balik
Umpan balik dalam computer mediated communication dapat
mengarah pada perputaran intensif dimana konfirmasi pesan dari tiap
perilaku komunikasi dapat menguatkan perilaku masing-masing.
Dengan kata lain, dalam computer mediated communication kita
berperilaku sesuai dengan harapan yang orang lain dan data sosial
tunjukkan dalam suatu proses komunikasi yang sudah secara selektif
dikirim dan dibentuk oleh komunikator.
C. Konseptualisasi New Media
1. Pengertian New Media
Perkembangan teknologi komunikasi telah memberikan dampak bagi
perkembangan media massa. Definisi tentang new media seringkali
dikaitkan dengan pola komunikasi baru, yakni proses komunikasi yang
berlangsung di dalam sebuah teknologi komputer. Individu tidak lagi
melakukan komunikasi tatap muka (face-to-face), melainkan
menggunakan perangkat komputer untuk mengganti sifat langsung dari
komunikasi tatap muka (face-to-face).
New media juga sering dikaitkan dengan sifat interaktivitas. Sifat
ini merujuk pada umpan balik yang langsung di dapat dalam proses
komunikasi. Era new media tumbuh berkembang ditandai oleh adanya
perkembangan teknologi komunikasi seperti jaringan internet yang
didalamnya menekankan kepada format isi media yang dikombinasikan
28
dan kesatuan data baik teks, suara, gambar, dan sebagainya dalam format
digital.4
New media mengubah pola bentuk dan arus komunikasi
konvensional yang bersifat searah, massal, komunikatornya melembaga
dan sangat interaktif. New media juga memudahkan pengguna untuk
mendalami isu dan sekaligus mengembangkannya ke berbagai isu lainnya
serta tujuan sasaran yang berbeda secara serentak. New media yang
dikembangkan saat ini merupakan produk dari konvergensi media
komunikasi yang tadinya masing-masing berdiri sendiri.
Kita bisa mencontohkan penggunaan saluran telepon yang terpisah
dari komputer, kemudian komputer terpisah dari media massa. Kini
semua itu bisa dipadukan sehingga orang menghubungkan komputernya
dengan saluran telepon untuk memasuki jaringan internet lalu mengakses
informasi melalui media massa. Satu hal yang tidak bisa diabaikan, new
media melahirkan komunitasnya sendiri. Itu merupakan akibat dari new
media menyediakan informasi dalam jumlah besar. Karena itu akhirnya
terbentuk komunitas pengguna yang sesuai dengan minat dan
kebutuhannya.
2. Karakteristik New Media
Rogers menyebutkan tiga karakteristik yang menandai kehadiran
teknologi komunikasi baru, yaitu: interactivity, de-massification dan
4 Sri Hastarjo, New Media Teori dan Aplikasi, (Karanganyar: Lindu Pustaka, 2011), h. 5.
29
asyncronous.5 Karakteristik pertama, interactivity merupakan kemampuan
sistem komunikasi baru (berupa sebuah komputer sebagai salah satu
komponennya) dalam memberi talk back bagi penggunanya. Dengan kata
lain, new media mempunyai sifat interaktif pada komunikasi tatap muka.
Sifat interaktif ini merupakan kualitas yang diharapkan dari sistem
komunikasi, karena perilaku komunikasi diharapkan dapat lebih akurat,
efektif, dan lebih memuaskan.
Karakteristik kedua adalah de-massification, yaitu suatu pesan
yang dapat diubah setiap individu dalam audience yang besar. De-
massification ini juga berarti sebagai kontrol sistem komunikasi yang
berubah dari produsen pesan ke konsumen media. Pengindividualisasian
ini menyamakan new media dengan komunikasi antar pribadi.
Karakteristik ketiga asyncronous, yang mempunyai pengertian bahwa
teknologi komunikasi baru mempunyai kemampuan mengirim dan
menerima pesan dalam waktu yang dikehendaki individu. Sifat ini juga
memperlihatkan partisipan komunikasi tidak perlu memakan waktu
bersamaan dalam mengirim dan menerima pesan. Pergeseran waktu (time
shifting) ini merupakan salah satu kemampuan teknologi komunikasi
baru.
5 Endah Muwarni, Peluang dan Modifikasi Teori Komunikasi dalam Irwansyah, ed., The
Reposision of Communication in the Dynamic of Convergence : Reposisi Komunikasi Dalam
Dinamika Konvergensi (Jakarta: Kencana Predana Media Group, 2012), hlm. 236.
30
Menurut Flew, media baru memiliki lima karakteristik:
1. Manipulable. Informasi digital mudah diubah dan diadaptasi dalam
berbagai bentuk penyimpanan, pengiriman, dan penggunaan.
2. Networkable. Informasi digital dapat dibagi dan dipertukarkan secara
terus menerus oleh sejumlah besar pengguna di seluruh dunia.
3. Dense. Informasi digital berukuran besar dapat disimpan di ruang
penyimpanan kecil (contohnya flashdisk) atau penyedia layanan
jaringan.
4. Compressible. Ukuran informasi digital yang diperoleh dari jaringan
manapun dapat diperkecil melalui proses kompres dan dekompres
kembali saat dibutuhkan.
5. Impartial. Informasi digital yang disebarkan melalui jaringan
bentuknya sama dengan yang direpresentasikan dan digunakan oleh
pemilik atau penciptanya.
D. Konseptualisasi Media Sosial
1. Pengertian Media Sosial
Brian Solis seorang penggagas penggunaan media sosial asal
Amerika Serikat mendefinisikan media sosial sebagai demokratisasi isi
serta perubahan peran publik dalam membaca serta menyebarkan
informasi. Media sosial mewakili perubahan dari satu buah mekanisme
penyiaran menjadi banyak model yang bermula dari format percakapan
31
antara penulis dan rekan-rekannya di dalam kanal-kanal sosial mereka.6
Berdasarkan pengertian di atas, media sosial merupakan medium atau
alat komunikasi berbasis internet yang memungkinkan setiap
penggunanya berbagi pesan dalam bentuk apapun termasuk gambar,
tulisan, video, dan suara kepada semua orang di seluruh dunia yang
memiliki akses internet kepada komunikator.
2. Karakteristik Media Sosial
Cara untuk memahami media sosial adalah dengan
memperhatikan karakteristik dari jenis-jenis media sosial tersebut, yaitu:
a. Participation, dimana media sosial mendukung penuh kontribusi dan
feedback dari setiap orang.
b. Openess, sebagai dasar media sosial terbuka untuk feedback dan
partisipasi. Hal ini memungkinkan dilakukan voting, pemberian
komentar, dan berbagi informasi. Jarang sekali ada halangan dalam
mengakses dan membuat konten di dalam media sosial.
c. Conversation, ketika media sosial mengedepankan broadcast
(transmisi atau distribusi pesan kepada audiens) media sosial justru
melihat komunikasi sebagai percakapan dua arah.
d. Community, media sosial memungkinkan komunitas untuk
berkomunikasi secara tepat dan efektif. Komunitas juga dapat
berbagi common interest, seperti kesukaannya terhadap fotografi,
politik, atau TV show.
6 Solis & Breakendridge, Putting the Public Back in Public Relations : How Media sosial is
Reinventing the Agging Business of PR, (New Jersey: Pearson Education, 2009), hlm. 3.
32
e. Connectedness, sebagian besar media sosial memungkinkan
penggunanya untuk terhubung dengan siapapun.
3. Jenis-Jenis Media Sosial
Media sosial secara umum dapat digolongkan menjadi beberapa
jenis publikasi sebagai berikut:7
a. Publikasi Personal
Jenis publikasi personal berbasis internet adalah blog dan surat
elektronik (e-mail). Blog masih dikategorikan sebagai medium
publikasi personal meskipun blog dapat dimiliki dan dikelola bukan
oleh perseorangan. Melalui blog, individu maupun sekelompok
individu dapat menulis artikel, mengunggah foto hingga video, dan
mengundang orang untuk berinteraksi dengan mereka. Perangkat
publikasi lainnya yaitu e-mail yang memungkinkan individu untuk
mengirimkan informasi kepada satu hingga sejumlah besar individu
lain dalam waktu seketika.
b. Publikasi Kelompok
Wikipedia merupakan bentuk publikasi kelompok yang paling
umum dimana sekelompok orang bersama-sama menerbitkan artikel
dan membangun situs yang lengkap dalam kurun waktu tertentu.
c. Publikasi berbasis Jaringan Sosial
Publikasi yang berbasis jaringan sosial memberikan
kemudahan bagi penggunanya untuk membangun hubungan dengan
7 Jhon Blossom, Content Nation: Surviving and Thriving as Media sosial Changes Our
Work, Our Lives, and Our Future, (USA: Wiley Publising, 2009), hlm. 32.
33
individu lain serta memanfaatkan hubungan tersebut. Jenis publikasi
ini termasuk sosial media yang paling cepat perkembangannya saat
ini. Beberapa situs jejaring sosial menawarkan fitur-fitur yang
memudahkan penggunanya untuk membangun jaringan pertemanan,
menambah informasi, dan juga berkomunikasi dengan jaringan
pertemanan mereka tersebut. Beberapa contoh jenis publikasi ini
adalah Facebook, Twitter, MySpace, Path, Instagram.
E. Konseptualisasi Kampanye Sosial
Rogers dan Storey mendefinisikan kampanye sebagai serangkaian
tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek
tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan
pada kurun waktu tertentu.8 Prinsip utama dalam sebuah kampanye adalah
pesan komunikasi individual atau kelompok dilakukan secara terlembaga,
terencana, serta adanya motivasi dan tujuan yang melatarbelakangi kampanye
tersebut. Larson membagi beberapa jenis kampanye dalam tiga kategori,
antara lain9;
1. Commercial campaign adalah kampanye yang berorientasi pada produk
dan dilakukan atas motivasi memperoleh finansial, seperti kampanye
Telkom Flexi atau kampanye Bank BTN Go Public.
2. Political campaign adalah kampanye yang berorientasi pada kandidat
dan dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik seperti
kampanye pemilu dan kampanye penggalangan dana bagi partai politik.
8 Antar Venus, Manajemen Kampanye, (Jakarta: Simbiosa Rekatama Media, 2010), h.25.
9 Ibid., h. 26
34
3. Social campaign adalah kampanye yang berorientasi pada tujuan-tujuan
bersifat khusus dan sering kali berdimensi pada suatu perubahan sosial.
Kampanye ini ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial
melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait. Contoh dari
kampanye ini adalah kampanye Shave for Hope yang merupakan bentuk
empati kepada penderita kanker yang harus mencukur habis rambutnya
untuk keperluan kemoterapi. Kampanye ini dilakukan oleh masyarakat
dan public figure yang mencukur rambutnya secara massal, rambut yang
terkumpul akan dihargai oleh pihak sponsor untuk didonasikan
keseluruhannya pada Yayasan Pita Kuning Anak Indonesia.
F. Konseptualisasi Platform Crowdfunding
1. Pengertian Platform Crowdfunding
Crowdfunding merupakan kegiatan mengumpulkan dana investasi
yang pada umumnya dilakukan melalui media sosial seperti Twitter,
Facebook, Linkedln dan sebagainya. Wheat mendefinisikan
crowdfunding sebagai sebuah metoda penggalangan dana melalui internet
di mana individu meminta bantuan untuk proyeknya melalui website
khusus crowdfunding. Fokus dari crowdfunding adalah menggalang
banyak sumbangan kecil dari pada berupa sumbangan besar dari sebuah
lembaga sebagai donor. Crowdfunding berjalan dalam waktu terbatas dari
35
beberapa hari sampai beberapa minggu dan berusaha untuk memenuhi
target pendanaan sebelum batas akhir waktu.10
2. Kategori Platform Crowdfunding
Bradford membedakan crowdfunding menjadi lima kategori11
,
yaitu model donasi, model penghargaan (reward), model pra-pembelian,
model pinjaman, dan model ekuitas. Situs crowdfunding dapat
menerapkan satu model atau menerapkan lebih dari satu model. Berikut
berbagai macam model situs crowdfunding menurut Bradford;
a. Situs Model Donasi
Donatur sebagai penyandang dana tidak mengharapkan
kompensasi dari pemilik proyek. Biasanya model donasi ini
diterapkan pada institusi amal atau non-profit.
b. Situs Model Penghargaan (reward) dan Pra-pembelian
Situs yang menggunakan model reward dan pra-pembelian
memiliki kesamaan dan cenderung muncul di situs yang sama.
Model reward menawarkan pada kontributor imbalan atas
kontribusinya, tetapi tidak tertarik terhadap hasil atau keuntungan
dari produksi. Model pra-pembelian hampir mirip dengan model
reward yaitu kontributor tidak mendapat bagian keuntungan dari
produksi akan tetapi mereka mendapatkan produk yang di buat.
10
Rachel E. Wheat. Raising Money For Scientific Research Through Crowdfunding,
Trends in Ecology & Evolution No. 28, Februari 2013, h. 71. 11
Bradford, C. Steven, Crowdfunding and the Federal Securities Laws, (Columbus:
College of Law, Faculty Publications, 2012), h. 14.
36
c. Situs Model Pinjaman
Situs yang menggunakan model pinjaman kontributor hanya
menyediakan pendanaan untuk sementara dan mengharapkan
pengembalian atas dana yang dipinjamkan. Dalam beberapa kasus
kontributor menerima bunga atas dana yang dipinjamkannya.
d. Situs Ekuitas
Situs model ekuitas memberikan bunga kepada kontributor
atas pengembalian usaha yang mereka bantu. Donatur sebagai
penyandang dana mengharapkan kompensasi dalam bentuk ekuitas
atau pendapatan atau pengaturan saham dari hasil proyek
penggalangan dana tersebut.
Hemer juga melakukan pengklasifikasian crowdfunding menjadi
dua kategori dengan masing-masing sub kategorinya sebagai berikut:12
1. Berdasarkan latar belakang komersial atau tujuan proyek:
a. Not-for-profit: proyek di buat bertujuan untuk kepentingan
sosial mencakup bidang kesehatan masyarakat, sarana dan
prasarana umum, proyek penelitian untuk umum, dsb.
b. For profit: proyek yang di buat bertujuan untuk komersial
(meraih keuntungan) seperti promosi produk, promosi film atau
musik, mendirikan usaha baru, dsb.
c. Intermediate: proyek yang masuk sub kategori ini belum jelas
akan dimasukkan ke sub kategori mana karena belum jelas apa
12
Hemer Joachim, A Snapshot on Crowdfunding, (Karlsruhe: Franhoufer ISI, 2011), h.
11.
37
latar belakang komersialnya untuk waktu jangka panjang atau
tidak, contohnya pertunjukkan musik, acara-acara festival, dsb.
2. Berdasarkan kelekatan organisasi awal (pengusung):
a. Independent and single: inisiatif proyek tidak memiliki latar
belakang institusi atau organisasi dan di rancang sendiri per
individu.
b. Embedded: proyek awalnya diprakasai oleh organisasi publik
atau swasta dan pada awalnya ditujukan untuk tetap menjadi
bagian dari organisasi tersebut, contohnya NGO, UN, dan
perusahaan.
c. Start-up: proyek yang dimulai secara mandiri tetapi mengarah
ke organisasi dalam lingkup terbatas, contohnya proyek yang
bertransformasi menjadi sesuatu seperti firma dan asosiasi.
3. Platform Crowdfunding di Indonesia
Di Indonesia sudah tidak asing dengan konsep
crowdfounding, dimana nilai-nilai yang bersifat patungan dan
urunan untuk membantu orang lain, seperti penggalangan dana
secara individu kasus Koin Untuk Prita maupun program Tali
Kasih atau untuk kepentingan bersama yang bersifat massal, seperti
bantuan untuk bencana alam di berbagai tempat di Indonesia mulai
dari tsunami Aceh hingga gempa bumi di Jawa. Sehingga
crowdfunding memiliki konsep serta nilai-nilai yang sama dengan
budaya kita, yaitu nilai saling bergotong royong membantu orang
38
lain dan nilai tersebut yang telah mengakar pada kehidupan bangsa
Indonesia.
Konsep crowdfunding dan nilai-nilai kegotong-royongan
tersebut melahirkan situs yang berperan sebagai platform
crowdfunding di Indonesia, yaitu Kitabisa.com.13
Kitabisa.com
memiliki pandangan dan percaya bahwa Indonesia memiliki banyak
potensi dan memiliki banyak orang baik, namun sayang potensi yang
ada tersebut terkadang terhalang himpitan rutinitas, sumber daya,
dan akses yang terbatas. Maka itu, Kitabisa.com tercipta untuk
menghubungkan pihak yang memiliki akses dan sumber daya lebih
baik dengan pihak yang memiliki ide, wawasan, dan program yang
bisa membantu memecahkan masalah sosial yang ada sehingga
Kitabisa.com memberikan tempat untuk saling bergotong royong
bersama untuk menghubungkan kebaikan dan memajukan Indonesia.
Kitabisa.com menghubungkan kegiatan sosial melalui media
sosial. Media sosial yang dipilih Kitabisa.com adalah Facebook,
Twitter, dan Instagram. Ketiga media sosial tersebut merupakan
jejaring sosial yang populer di Indonesia.14
Di Indonesia, Facebook
menempati posisi ke empat sebagai pengguna terbesar sedunia
setelah Amerika Serikat, Brazil dan India. Kemudian, tercatat bahwa
Indonesia saat ini menempati peringkat ke lima sebagai pengguna
Twitter terbesar di dunia. Dan yang terakhir, Instagram merupakan
13
www.Kitabisa.com/about-us di akses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 12:32 WIB. 14
www.top10magz.com/10-jejaring-sosial-populer-di-indonesia di akses pada tanggal 28
Februari 2017 pukul 12:51 WIB.
http://www.kitabisa.com/about-ushttp://www.top10magz.com/10-jejaring-sosial-populer-di-indonesia
39
media sosial yang disebut sebagai The Rising Star karena
perkembangannya yang sangat cepat. Media sosial ini
memungkinkan penggunanya untuk mengambil foto, mengedit dan
membagikannya kepada pengikut.
40
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Platform Crowdfunding Kitabisa.com
1. Sejarah Berdirinya Platform Crowdfunding Kitabisa.com
Berawal dari menjadi asisten Rhenald Kasali di Rumah Perubahan,
Muhammad Alfatih Timur kini telah menjelma menjadi pendiri dan CEO
Kitabisa.com serta tercatat dalam daftar 30 Under 30 2016 Asia yang
dilansir situs Forbes di awal tahun 2016.1 Daftar yang memuat nama-nama
anak muda Asia berusia bawah 30 tahun yang dianggap sebagai pemimpin
menjanjikan, entrepreneur andal, dan game changer dalam 10 sektor
berbeda.
Muhammad Alfatih Timur atau di sapa Timmy semasa kuliah
dikenal sebagai pribadi yang cerdas dan dewasa, serta pandai dalam
memimpin dan persuasif. Timmy di mata kawan-kawannya dinilai sangat
berani karena sempat memulai bisnis dengan skala besar yaitu membuka
sebuah percetakan yang cukup besar dengan modal sebesar harga mobil
meskipun pada akhirnya harus tutup. Pria yang dikenal lebih memilih
produk-produk buatan dalam negeri ini saat lulus kuliah sebenarnya
berencana untuk meneruskan ke S-2. Namun ketika mengirim e-mail
kepada dosennya, Rhenald Kasali, untuk meminta rekomendasi kuliah S-2,
1 http://www.forbes.com/30-under-30-asia-2016/social-entrepreneurs/#4bfad0207d46 di
akses pada tanggal 28 Februari 2017 pukul 18:54 WIB.
http://www.forbes.com/30-under-30-asia-2016/social-entrepreneurs/#4bfad0207d46
41
beliau malah menawarinya untuk bergabung di Rumah Perubahan sebagai
asisten beliau.
Rumah Perubahan merupakan tempat bertemu dan digemblengnya
para agen perubahan seperti calon-calon wirausaha, pelaku-pelaku
perubahan, dan top executive dunia usaha, guru, pegawai negeri, aktivis
lingkungan, agamawan, penegak keadilan, dan para pekerja sosial.
Lingkungan bekerja yang sangat kental napas socialpreneurship itu
seketika mempengaruhinya dan ia sangat menikmati berbagai kegiatannya.
Berawal dari pengalaman pergi ke Pulau Buru selama dua hingga
tiga minggu dan menjalani kehidupan sehari-hari layaknya warga asli
dengan segala keterbatasan juga penuh perjuangan, telah mengetuk sisi
sosial Timmy untuk melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi orang
banyak. Ia lalu mencari terobosan untuk menghimpun potensi sosial yang
sungguh besar di Indonesia agar benar-benar sampai tepat sasaran dan
berhasil.
Timmy menyadari kenyataan bahwa banyak sekali aksi sosial yang
akan lebih kuat apabila ada dana lebih untuk mendukung ide-ide hebat
mereka. Sementara itu, banyak sekali orang yang ingin turun tangan
membantu tapi tidak tahu harus berbuat apa dan menyalurkan kemana.
Kitabisa.com pun lalu dicetuskan bersama dengan sembilan rekannya.
Mimpi awal Kitabisa.com adalah mengubah beragam potensi menjadi
karya. Ragam potensi yang dimaksud adalah siapa saja yang memiliki
uang mulai dari akademisi, dokter, maupun seniman. Siapa pun yang
42
memiliki ide maupun dana dapat bergabung pada program ini.
Kitabisa.com menghubungkan dua pihak, orang yang mempunyai ide dan
orang yang mau mendukung. Pemilik ide menulis idenya dalam situs
Kitabisa.com, kemudian orang lain yang memiliki uang atau tenaga bisa
membantu lewat situs tersebut.2
Kemudian pada Desember 2012, Timmy dan sembilan teman yang
sama-sama memiliki idealisme sosial, mempresentasikan ide
crowdfunding ini kepada Prof Rhenald. Beliau menyambut baik ide
tersebut dan mengatakan bahwa ini adalah proyek besar sehingga beliau
ingin proyek ini dikelola oleh orang yang serius dan bisa full time (penuh
waktu) serta siap memberikan semua fasilitasnya, termasuk kantor. Satu
persatu temannya mundur karena tidak sanggup mendedikasikan seluruh
waktunya untuk Kitabisa.com dan yang tertinggal hanya dirinya.
Latar belakang pendidikan Timmy di bidang ekonomi tentu tidak
cukup untuk mendirikan Kitabisa.com. Ia kemudian meminta bantuan dari
temannya yang ahli di bidang TI (teknologi informasi) untuk
mengoperasikan situs ini. Kitabisa.com lalu berkolaborasi dengan Suit
Media, perusahaan TI yang memberikan dukungan dalam sarana dan
prasarana seperti pengembangan situs, fitur-fitur, dan maintenance.
Kitabisa.com pun akhirnya didirikan tepat pada 6 Juli 2013 di bawah
naungan Rumah Perubahan yang dipimpin Rhenald Kasali.
2 https://kitabisa.com/liputan-media/6/founder-dan-koordinator-Kitabisa.com-m-alfatih-
timurmenghubungkan-kebaikan di akses pada tanggal 02 Maret 2017 pukul 20.34 WIB
https://kitabisa.com/liputan-media/6/founder-dan-koordinator-Kitabisa.com-m-alfatih-timurmenghubungkan-kebaikanhttps://kitabisa.com/liputan-media/6/founder-dan-koordinator-Kitabisa.com-m-alfatih-timurmenghubungkan-kebaikan
43
2. Profil Platform Crowdfunding Kitabisa.com
Kitabisa.com adalah sebuah website yang digunakan untuk
mengalang dana (crowdfunding). Website ini launching pada tanggal 6
Juni 2013. Kemudian website ini meluncurkan versi 2.0 pada tanggal 17
September 2014. Sudah banyak hal positif yang telah dilewati oleh
Kitabisa.com Berbagai kampanye sukses, serta dalam perjalanannya
pernah menjadi semifinalis pada NUS-DBS Social Venture Challenge Asia
di Nanyang University of Singapore.
Di awal 2017, Kitabisa.com sudah berhasil mengumpulkan sekitar
80 Miliar Rupiah dari hasil penggalangan dana, mendanai lebih dari 4.000
kampanye sosial dan lebih dari 250 ribu orang bergabung. Kitabisa.com
sangat terbuka mengenai kampanye sosial atau yang project yang dibuat.
Mulai dari project yang memiliki impact luar biasa ataupun project yang
mungkin ditujukan untuk seseorang yang bukan siapa-siapa namun
membutuhkan bantuan.
Kitabisa.com merupakan platform yang menggalang dana secara
online untuk berbagai macam ide-ide perubahan dan kebutuhan. Situs ini
terbuka untuk segala bentuk fundrising dan crowdfunding (penggalangan
dana) dengan 3 tipe aksi yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Penggalangan dana untuk diri sendiri; misalnya beasiswa untuk diri
sendiri.
2. Penggalangan dana untuk orang lain; bisa teman, kerabat, bahkan orang
yang tak dikenal sekalipun, dll.
44
3. Penggalangan dana untuk gerakan sosial; misalnya donasi buku,
mendirikan rumah baca.
Misi yang digalang oleh Kitabisa.com adalah menghubungkan
berbagai semangat membangun Indonesia dari berbagai potensi orang baik
yang ada di Indonesia melalui semangat gotong royong di era digital.
3. Logo, Tampilan Website dan Media sosial (Facebook, Twitter dan
Instagram) Platform Crowdfunding Kitabisa.com
a. Logo Kitabisa.com
Gambar 3.1 Logo Kitabisa.com
Sumber: www.kitabisa.com3
Gambar di atas adalah logo dari Kitabisa.com, warna biru pada logo
menggambarkan kesan kedamaian. Lalu, lingkaran kecil yang berwarna
putih melambangkan kebaikan yang saling terhubung oleh Kitabisa.com.
3 www.kitabisa.com di akses pada tanggal 04 Maret 2017 pukul 21:00 WIB.
http://www.kitabisa.com/http://www.kitabisa.com/
45
b. Tampilan Website Kitabisa.com
Gambar 3.2 Tampilan Website Kitabisa.com
Sumber: www.kitabisa.com4
c. Tampilan Media sosial (Facebook, Twittter dan Instagram)
Kitabisa.com
Gambar 3.3 Tampilan Media sosial Facebook Kitabisa.com
Sumber: www.web.facebook.com/Kitabisadotcom/?ref=page_internal5
4 www.kitabisa.com di akses pada tanggal 04 Maret 2017 pukul 21:01 WIB.
5 www.web.facebook.com/kitabisadotcom/?ref=page_internal di akses pada tanggal 05
Maret 2017 pukul 15:26 WIB.
http://www.kitabisa.com/http://www.web.facebook.com/Kitabisadotcom/?ref=page_internalhttp://www.kitabisa.com/http://www.web.facebook.com/kitabisadotcom/?ref=page_internal
46
Gambar 3.4 Tampilan Media sosial Twitter Kitabisa.com
Sumber: www.twitter.com/kitabisacom?ref_src=twsrc^serptwgr^author6
Gambar 3.5 Tampilan Media sosial Instagram Kitabisa.com
Sumber: www.instagram.com/kitabisacom/7
4. Susunan Tim Platform Crowdfunding Kitabisa.com8
Kitabisa.com terdiri menjadi 3 tim besar, yaitu:
1. Tim Developer, adalah tim yang mengurusi pembuatan website dan
juga mengurus dalam segi maintenance.
2. Tim Marketing, tim ini bekerja untuk mencari strategic, partnership,
memperkenalkan Kitabisa.com, mencari proyek-proyek potensial dan
mendatangkan donator, meningkatkan branding melalui media sosial,
6 www.twitter.com/kitabisacom?ref_src=twsrc^serptwgr^author di akses pada tanggal 05
Maret 2017 pada pukul 15:20 WIB. 7 www.instagram.com/kitabisacom/ di akses pada tanggal 17 Maret 2017 pada pukul 20:56
WIB. 8 https://kitabisa.com/our-team di akses pada tanggal 03 Maret 2017 pukul 19.08 WIB.
http://www.twitter.com/kitabisacom?ref_src=twsrc%5eserptwgr%5eauthorhttp://www.instagram.com/kitabisacom/http://www.twitter.com/kitabisacom?ref_src=twsrc%5eserptwgr%5eauthorhttp://www.instagram.com/kitabisacom/https://kitabisa.com/our-team
47
berhubungan dengan media massa dan menhandle business
development.
3. Tim Operational, tim ini adalah bagian dari human resource, finance,
dan campaigner donors support.
Berikut ini adalah struktur organisasi dari Kitabisa.com:9
NO NAMA JABATAN
1 Muhammad Alfatih Timur Chief Executive Officer
2 Vikra Ijas Chief Marketing Officer
3 Raymundus Galih Prasetya Chief Technology Officer
4 Iqbal Hariadi Marketing Manager
5 Rachelyna Mairing Manager Finance & Accounting
6 Annisa Karimah Back End Programmer
7 Siti Desiree Campaign Support Manager
8 Tri Ardini Back End Programmer
9 Ayu Novita Sari Customer Happiness Manager
10 Olla Pulandathi Customer Happiness
9 https://kitabisa.com/our-team di akses pada tanggal 03 Maret 2017 pukul 19.20 WIB.
https://kitabisa.com/our-team
48
11 Muhammad Junaedi Content Strategist
12 Amanda Gani Content Strategist
13 Brenda Imanuddin Putri Supervisor HR & GA
14 Mahisa Dyan Dypta User Interface
15 Nindita Kanti Techsoup Officer
16 Santo Sidauruk Frontend Developer
17 Citra Bella Campaign Support
Tabel 3.1 Struktur Organisasi Kitabisa.com
Sumber: www.kitabisa.com
5. Proyek-Proyek Kampanye Sosial di Platform Crowdfunding Kitabisa.com
Sudah lebih dari 4.000 kampanye sosial atau proyek telah terdanai
dari website Kitabisa.com. Mulai dari kategori bencana alam hingga
teknologi. Mulai dari memangkas rambut untuk solidaritas kanker, hingga
supporter bola peduli asap. Beberapa contoh kampanye sosial terpopuler
yang dikerjakan dan sukses meraih donasi lebih dari 500 Juta Rupiah,
yaitu:
http://www.kitabisa.com/
49
1. Masjid Chiba Jepang
Gambar 3.6 Kampanye Sosial Masjid Chiba Jepang
Sumber: https://kitabisa.com/masjidchibajepang10
Dengan link website https://kitabisa.com/masjidchibajepang,
kampanye sosial ini digalang oleh Chiba Islamic Cultural Center dan
meraih donasi sebesar Rp.3.189.965.980. Selama ini warga muslim di
Kota Chiba dan sekitarnya menyewa ruang lantai 3 di gedung sebagai
mushola dan toko makanan halal (halal shop) dengan membayar uang
sewa bulanan sebesar 10 juta rupiah perbulan dari hasil donasi warga
dan hasil penjualan toko. Tahun ini kebutuhan umat muslim Chiba
semakin meningkat untuk melakukan aktivitas keagamaan, sehingga
Chiba Islamic Cultural Center memberanikan diri untuk membeli
ruang di gedung tersebut.
10
https://kitabisa.com/masjidchibajepang di akses pada tanggal 01 Maret 2017 pada pukul
14:04 WIB.
https://kitabisa.com/masjidchibajepanghttps://kitabisa.com/masjidchibajepanghttps://kitabisa.com/masjidchibajepang
50
2. Beasiswa Untuk Tristan Alif Messi Dari Indonesia
Gambar 3.7 Kampanye Sosial Beasiswa Untuk Tristan Alif
Sumber: https://kitabisa.com/tristanalif11
Dengan link website https://kitabisa.com/tristanalif, kampanye
sosial ini digalang oleh Andrinof Chaniago dan Rhenald Kasali dan
meraih donasi sebesar Rp.879.563.498. Kampanye ini bertujuan untuk
membantu mimpi seorang anak dengan bakat yang besar bernama
Tristan Alif Naufal, bocah kelahiran 2004 yang mengejutkan jagat
maya setelah mengunggah videonya di Youtube saat mengolah bola
dengan apik beredar. Dengan bakatnya, Alif mendapatkan kesempatan