Peran Sosial Media Sebagai Kampanye Edukasi Masyarakat ...

17
Peran Sosial Media Sebagai Kampanye Edukasi Masyarakat Terhadap Covid-19 Ari Dwi Prasetio 1 , Asriningati 2 , Atinna Nurkamila Intan Bahtiar 3 , Aprillia Tirtasari 4 Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang 1 , Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang 2 , Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Universitas Negeri Semarang 3 , Pendidikan Teknik Bangunan, Universitas Negeri Semarang 4 Email : [email protected] Dosen Pembimbing : Wulansari prasetyaningtyas s. Pd.,M.pd Email : [email protected] Abstract During the Covid 19 pandemic, which is being experienced at a time like this, it is very necessary to need innovation regarding community service programs. With the existing limitations Semarang state universities designed an innovation regarding community service programs aimed at helping the community in a pandemic situation like this, the dedication innovation produced by UNNES is a joint field work against Covid 19. One of the work programs of the Collective Community Service Program Against Covid -19, namely exploring public education about COVID-19 through social media. The use of social media plays an important role in the KKN process during the pandemic. The results of this educational campaign through social media show that social media in Indonesia can act as teachers who are able to educate the public. In addition, social media can play a role as public health service education, directing the public to their website and landing page for the latest and reliable information related to COVID-19; market innovative services such as health care social funding services; posting related case information, photos, and results (with permission) related to COVID-19 to educate the public; and provide support among Indonesian citizens in the face of the COVID-19 pandemic. Keywords : Public Education, COVID-19 Pandemic, and Social Media Abstrak Pada masa pandemi covid 19 yang sedang dialami pada saat seperti ini sangat perlu memerlukan inovasi mengenai progam-progam pengabdian kepada masyarakat. Dengan keterbatasan yang ada universitas negeri semarang merancang sebuah inovasi mengenai progam pengabdian kepada masyarakat yang ditujukan membantu masyarakat pada situasi pandemi seperti ini, inovasi pengabdian yang di hasilkan oleh unnes yaitu Kuliah Kerja Nyata bersama melawan Covid 19. Salah satu program kerja dari KKN Bersama Melawan Covid-19 yaitu mengeksplorasi tentang edukasi masyarakat terhadap COVID-19 melalui media sosial. Penggunaan media sosial sangat berperan penting dalam proses KKN dimasa pandemi. Hasil dari kampanye edukasi melalui media sosial ini menunjukan bahwa media sosial di Indonesia dapat bertindak sebagai guru yang mampu mengedukasi masyarakat. Selain itu media sosial mampu berperan sebagai pendidikan layanan kesehatan masyarakat, mengarahkan masyarakat ke situs web dan halaman arahan mereka untuk informasi terkait COVID-19 terbaru dan terpercaya; memasarkan layanan inovatif seperti layanan dana sosial perawatan kesehatan; posting terkait informasi kasus, foto, dan hasil (dengan izin) yang berkaitan dengan COVID-19 untuk mengedukasi masyarakat; dan memberikan dukungan antar warga negara Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19. Kata Kunci : Edukasi Masyarakat, Pandemi COVID-19, dan Media Sosial

Transcript of Peran Sosial Media Sebagai Kampanye Edukasi Masyarakat ...

Peran Sosial Media Sebagai Kampanye Edukasi Masyarakat Terhadap Covid-19

Ari Dwi Prasetio 1, Asriningati 2, Atinna Nurkamila Intan Bahtiar3, Aprillia Tirtasari4

Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang 1, Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang 2,

Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Universitas Negeri Semarang 3, Pendidikan Teknik Bangunan,

Universitas Negeri Semarang 4

Email : [email protected]

Dosen Pembimbing : Wulansari prasetyaningtyas s. Pd.,M.pd

Email : [email protected]

Abstract During the Covid 19 pandemic, which is being experienced at a time like this, it is very necessary to need

innovation regarding community service programs. With the existing limitations Semarang state universities

designed an innovation regarding community service programs aimed at helping the community in a

pandemic situation like this, the dedication innovation produced by UNNES is a joint field work against

Covid 19. One of the work programs of the Collective Community Service Program Against Covid -19,

namely exploring public education about COVID-19 through social media. The use of social media plays

an important role in the KKN process during the pandemic. The results of this educational campaign through

social media show that social media in Indonesia can act as teachers who are able to educate the public. In

addition, social media can play a role as public health service education, directing the public to their website

and landing page for the latest and reliable information related to COVID-19; market innovative services

such as health care social funding services; posting related case information, photos, and results (with

permission) related to COVID-19 to educate the public; and provide support among Indonesian citizens in

the face of the COVID-19 pandemic.

Keywords : Public Education, COVID-19 Pandemic, and Social Media

Abstrak

Pada masa pandemi covid 19 yang sedang dialami pada saat seperti ini sangat perlu memerlukan

inovasi mengenai progam-progam pengabdian kepada masyarakat. Dengan keterbatasan yang ada

universitas negeri semarang merancang sebuah inovasi mengenai progam pengabdian kepada masyarakat

yang ditujukan membantu masyarakat pada situasi pandemi seperti ini, inovasi pengabdian yang di hasilkan

oleh unnes yaitu Kuliah Kerja Nyata bersama melawan Covid 19. Salah satu program kerja dari KKN

Bersama Melawan Covid-19 yaitu mengeksplorasi tentang edukasi masyarakat terhadap COVID-19 melalui

media sosial. Penggunaan media sosial sangat berperan penting dalam proses KKN dimasa pandemi. Hasil

dari kampanye edukasi melalui media sosial ini menunjukan bahwa media sosial di Indonesia dapat

bertindak sebagai guru yang mampu mengedukasi masyarakat. Selain itu media sosial mampu berperan

sebagai pendidikan layanan kesehatan masyarakat, mengarahkan masyarakat ke situs web dan halaman

arahan mereka untuk informasi terkait COVID-19 terbaru dan terpercaya; memasarkan layanan inovatif

seperti layanan dana sosial perawatan kesehatan; posting terkait informasi kasus, foto, dan hasil (dengan izin)

yang berkaitan dengan COVID-19 untuk mengedukasi masyarakat; dan memberikan dukungan antar warga

negara Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19.

Kata Kunci : Edukasi Masyarakat, Pandemi COVID-19, dan Media Sosial

Pendahuluan

Program pengabdian yang di lakukan

oleh para mahasiswa Universitas Negeri

Semarang di wujudkan dalam sebuah program

yaitu Kuliah Kerja Nyata dengan fokus

kegiatannya adalah Bersama Melawan Covid di

mana kegiatan tersebut mengenai berbagai media

edukasi yang berisi berbagai informasi yang

sangat dibutuhkan oleh masyarakat dimasa

pandemi dengan segala keterbatasan yang ada.

Media edukasi yang dilakukan adalah

penyampaian informasi mengenai COVID-19,

PSBB, new normal, physcal distancing. Edukasi

tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat

dikarenakan pada masa pandemi seperti ini

sangat dibutuhkan peran nyata dari mahasiswa

untuk bisa memberikan informasi dengan

memanfaatkan media sosial. Dalam masa

pandemi seperti ini tentunya sangat di perlukan

inovasi diantaranya memberikan edukasi

terhadap masyarakat mengenai pencegahan,

penanganan, serta informasi terkait COVID-19

lainnya.

Komunikasi media massa dalam hal ini

adalah media sosial, merupakan komponen

mendasar dari banyak strategi promosi kesehatan

yang dirancang untuk mengubah perilaku risiko

kesehatan. Media sosial memiliki kapasitas untuk

menjangkau dan mempengaruhi jutaan orang

Indonesia secara bersamaan. Kekuatan media

yang paling jelas terletak pada jumlah individu

yang dapat mereka jangkau. Media sosial dapat

mempengaruhi perilaku individu dan nilai nilai

komunitas yang turut mendukung lingkungan dan

individu sehingga diperlukan untuk

mempertahankan kebiasaan atas perubahan

perilaku untuk sadar kesehatan.

Media sosial telah menjadi salah satu

media untuk edukasi, dimulai dari banyaknya

informasi dan peluang terjadinya interaksi serta

arahan untuk menuju pengembangan informasi

kedalam tautan lain. Hal tersebut menandakan

bahwa selain keterkaitannya sebagai media

hiburan, media sosial dapat dijadikan sebagai

alternatif sumber jawaban untuk pertanyaan

keseharian, termasuk info dan pertanyaan tentang

COVID-19.

Metode

Kegiatan ini dilakukan dalam program

Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan

pada periode bulan Juli - Agustus 2020. Kegiatan

dan program-program kerja dilakukan dengan

bertemu secara daring dan juga langsung. Salah

satu metode pada program kerja daring yaitu

menggunakan media sosial sebagai sarana

edukasi. Sedangkan program kerja langsung

menggunakan metode tatap muka dengan tetap

memperhatikan protokol kesehatan. Selain itu

kegiatan juga dilakukan secara daring melalui

kampanye edukasi terkait COVID-19 dengan

memanfaatkan sosial media.

Batasan kampanye edukasi terletak pada

cakupan media sosial yang dipilih, yaitu

Instagram dan Whatsapps. Data disajikan secara

deskriptif-analitis untuk membahas tentang

edukasi masyarakat terhadap COVID-19 melalui

media sosial dan budaya yang ada di dalamnya.

Lebih lanjut, kegiatan ini turut mengidentifikasi

bagaimana media mempengaruhi masyarakat dan

dengan melibatkan komunikasi media massa

dalam strategi untuk meningkatkan kesadaran

tentang usaha penanganan dan pencegahan

COVID-19. Diharapkan kegiatan ini dapat

menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai

COVID-19.

Hasil dan Pembahasan

Kampanye media edukasi mahasiswa

KKN terkait COVID-19 dilaksanakan melalui

media sosial selama Kuliah Kerja Nyata (KKN).

Program kerja ini dilakukan sebagai upaya untuk

membantu warga dan masyarakat pengguna

media sosial memahami informasi terkait

COVID-19. Beberapa media edukasi yang

disebarluaskan melalui media sosial yaitu :

1. Media Edukasi Mengenai Covid-19

Gambar 1. Poster mengenai Covid-19

Menurut WHO COVID-19 disebabkan

oleh SARS-CoV-2, yaitu virus jenis baru

dari coronavirus (kelompok virus yang

menginfeksi sistem pernapasan). Infeksi virus

Corona menyebabkan infeksi pernapasan ringan

sampai sedang, seperti flu, atau infeksi sistem

pernapasan dan paru-paru, seperti pneumonia.

COVID-19 awalnya ditularkan dari hewan ke

manusia. Setelah itu, diketahui bahwa infeksi ini

juga bisa menular dari manusia ke manusia.

Penularannya bisa melalui cara-cara berikut:

Tidak sengaja menghirup percikan ludah

(droplet) yang keluar saat penderita COVID-19

bersin atau batuk memegang mulut, hidung, atau

mata tanpa mencuci tangan terlebih dulu, setelah

menyentuh benda yang terkena droplet penderita

COVID-19. Kontak jarak dekat (kurang dari 2

meter) dengan penderita COVID-19 tanpa

mengenakan masker.

Gambar 2. Poster mengenai gejala umum,

penyebab, penularan dan pencegahan Covid-19

CDC dan WHO menyatakan COVID-19

juga bisa menular melalui aerosol (partikel zat di

udara). Meski demikian, cara penularan ini hanya

terjadi dalam prosedur medis tertentu,

seperti bronkoskopi, intubasi endotrakeal, hisap

lendir, dan pemberian obat hirup

melalui nebulizer. Faktor Risiko COVID-19

COVID-19 dapat menginfeksi siapa saja,

tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan

fatal bila menyerang orang lanjut usia, ibu

hamil, perokok, penderita penyakit tertentu, dan

orang yang daya tahan tubuhnya lemah,

seperti penderita kanker. Karena mudah menular,

penyakit ini juga berisiko tinggi menginfeksi para

tenaga medis yang merawat pasien COVID-19.

Oleh karena itu, tenaga medis dan orang yang

melakukan kontak dengan pasien COVID-19

perlu menggunakan alat pelindung diri (APD).

Gejala COVID-19 Gejala awal infeksi

COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu

demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan,

dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang

dan sembuh atau malah memberat. Penderita

dengan gejala yang berat bisa mengalami demam

tinggi, batuk berdahak atau berdarah, sesak

napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut di

atas muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus

COVID-19. Secara umum, ada 3 gejala umum

yang bisa menandakan seseorang terinfeksi

COVID-19, yaitu: Demam (suhu tubuh di atas

38°C),Batuk kering dan sesak napas. Selain gejala

di atas, ada beberapa gejala lain yang jarang

terjadi, tetapi juga bisa muncul pada infeksi

COVID-19, yaitu: Mudah lelah,nyeri otot,

nyeri dada, sakit tenggorokan, sakit kepala, mual

atau muntah, diare, pilek atau hidung tersumbat,

menggigil, bersin-bersin, hilangnya kemampuan

mengecap rasa atau mencium bau gejala COVID-

19 bisa muncul dalam 2 hari sampai 2 minggu

setelah seseorang terinfeksi virus penyebabnya.

Untuk memastikan apakah gejala-gejala tersebut

merupakan gejala dari virus Corona, diperlukan

rapid test atau PCR.

Pada beberapa penderita, COVID-19

dapat tidak menimbulkan gejala sama sekali.

Orang yang sudah terkonfirmasi positif COVID-

19 melalui pemeriksaan RT-PCR namun tidak

mengalami gejala disebut sebagai kasus

konfirmasi asimptomatik. Penderita ini tetap bisa

menularkan COVID-19 ke orang.

2. Media Edukasi Physical Distancing

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

telah mulai menggunakan istilah physical

distancing atau jarak fisik sebagai cara untuk

menghindari penyebaran virus corona lebih luas.

Langkah ini disebut sebagai "arah yang tepat"

oleh para ahli. Penyebaran virus corona baru ini

tergolong cepat dan telah menjangkit ratusan

negara. Berbagai kebijakan pun dilakukan oleh

setiap negara yang mengonfirmasi COVID-19 di

negaranya, mulai dari penutupan bandara hingga

pemberlakuan pembatasan terhadap pergerakan

warganya.

Gambar 3. Poster mengenai physical distancing

Langkah ini tidak berarti bahwa secara

sosial, seseorang harus memutuskan hubungan

dan komunikasi dengan orang yang dicintai atau

dari keluarganya. "Saat ini, berkat teknlogi yang

telah maju, kita dapat tetap terhubung dengan

berbagai cara tanpa benar-benar berada dalam

ruangan yang sama dengan orang-orang lain

secara fisik," kata ahli epidemiologi WHO Maria

Van Kerkhove pada 20 Maret lalu. Maria

mengatakan, WHO mengubah istilah dengan

jarak fisik atau physical distancing secara sengaja

karena ingin agar orang-orang tetap terhubung.

Maria mengatakan, WHO mengubah

istilah dengan jarak fisik atau physical distancing

secara sengaja karena ingin agar orang-orang

tetap terhubung. Virus corona diketahui

penyebaran utamanya melalui tetesan

pernapasan, terutama saat orang yang terinfeksi

batuk atau bersin. Oleh karena itu, menjaga jarak

fisik yang aman dianjurkan untuk mengurangi

penularan.

WHO merekomendasikan menjaga jarak

lebih dari 1 meter dari orang lain. Sementara,

beberapa pakar kesehatan menyarankan untuk

menjaga jarak setidaknya dua meter dari orang

lain. Sejumlah langkah dapat diambil untuk

meningkatkan ruang fisik antara orang-orang,

termasuk tinggal di rumah lebih banyak, bekerja

dari rumah jika mungkin, membatasi tamu di

rumah, menghindari pertemuan besar dan

transportasi umum. " Social distancing atau jarak

sosial terdengar seperti orang-orang harus

berhenti berkomunikasi satu sama lain.

Sebaliknya, kita harus menjaga sebanyak

mungkin komunitas yang dapat dijaga selama

melakukan physical distancing atau jarak fisik,"

kata Profesor Sosiologi di Universitas Stanford

AS Jeremy Freese sebagaimana dikutip Al

Jazeera. Freese menambahkan, jarak fisik

diperlukan untuk melindungi kondisi fisik semua

orang, tetapi kesehatan mental juga penting. Oleh

karena itu, isolasi sosial tidak baik untuk

kesehatan mental manusia sebagai makhluk

sosial.

3. Media Edukasi Pembuatan

Handsanitizer

Kebiasaan mencuci tangan dianggap

sepele namun jika tidak dilakukan secara rutin dan

tepat akan mengganggu kesehatan manusia.

Mencuci tangan merupakan salah satu langkah

untuk menghentikan penyabaran kuman dan

virus kepada orang lain. Mencuci tangan dengan

sabun dapat menghilangkan kuman dan virus dari

tangan. Kuman dapat masuk ke dalam makanan

atau minuman ketika kita sedang menyiapkan atau

memakan makanan, selain itu kuman dari tangan

dapat menyebar kepermukaan meja, mainan lalu

berpindah ke tangan orang lain. Menghilangkan

kuman dari tangan membantu mencegah

terjadinya penyebaran virus corona, mencegah

diare dan infeksi pernapasan, serta mencegah

infeksi pada kulit dan mata. Tidak mencuci tangan

dapat mebahayakan keselamatan anak-anak di

seluruh dunia, kurang lebih 1,8 juta anak-anak

dibawah usia 5 tahun meninggal setiap tahunnya

akibat penyakit diare dan pneumonia.

Penyakit tersebut sering ditangani dengan

pemberian antibiotika yang tidak perlu (overuse),

sehingga jika kita membiasakan mencuci tangan

maka akan mengurangi jumlah antibiotika yang

digunakan secara berlebihan dan mengurangi

terjadinya resistensi antibiotika.

Kegiatan mencuci tangan tidak hanya

dapat dilakukan menggunakan air bersih saja,

tetapi juga dapat menggunakan hand sanitizer.

Hand Sanitizer merupakan pembersih tangan

yang memiliki kemampuan antibakteri dalam

menghambat hingga membunuh bakteri

(Retnosari dan Isdiartuti, 2006). Menurut Diana

(2012) terdapat dua hand sanitizer yaitu hand

sanitizer gel dan hand sanitizer spray. Hand

sanitizer gel merupakan pembersih tangan

berbentuk gel yang berguna untuk membersihkan

atau menghilangkan kuman pada tangan,

mengandung bahan aktif alkohol 60%. Hand

sanitizer spray merupakan pembersih tangan

berbentuk spray untuk membersihkan atau

menghilangkan kuman pada tangan yang

mengandung bahan aktif irgasan DP 300 : 0,1%

dan alkohol 60%. Penelitian Diana (2012)

menyatakan, hand sanitizer yang berbentuk cair

atau spray lebih efektif dibandingkan hand

sanitizer gel dalam menurunkan angka kuman

pada tangan.

Dalam kegiatan ini, masyarakat diberikan

edukasi cuci tangan yang dilaksanakan secara

luring dan melakukan pembuatan poster dan koten

yang akan dibagikan melalui media sosial yaitu

Instagram.

Gambar 4. Langkah-langkah membuat

handsainitaizer

4. Media Edukasi Pembuatan Disinfektan

Disinfektan merupakan yang umumnya

dibuat dari hidrogen peroksida, creosote, atau

alkohol yang bertujuan untuk membunuh bakteri,

virus, kuman, dan mikroorganisme berbahaya

lainnya yang terdapat pada ruangan atau

permukaan benda mati. Disinfektan biasanya

digunakan untuk membersihkan permukaan

benda-benda yang paling sering disentuk oleh

banyak orang. Misalnya, gagang pintu, keran

wastafel, meja, kursi, lemari dan lain-lain.

Disinfektan lebih efektif dalam mencegah

timbulnya bakteri dan mikroorganisme pada

permukaan benda mati apapun, yang menjadi

perantara paparan infeksi virus dan bakteri

berbahaya. Hal ini karena disinfektan mempunyai

konsentrasi biosida yang tinggi.

Gambar 5. Poster cara pembuatan disinfektan

Kegiatan edukasi pembuatan disinfektan

ini dilakukan dengan tujuan mencegah

penyebaran virus corona baru atau COVID-19

yang tengah mewabah di Iindonesia. Selain

menjaga daya tahan tubuh juga kebersihan diri,

menjaga kebersihan lingkungan juga penting

dilakukan. Salah satu cara yang dapat dilakukan

yaitu dengan penggunaan disinfektan sebagai

pembasmi berbagai virus dan bakteri di sekitar

kita, termasuk corona virus.

5. Media Edukasi PSBB

Pada kondisi pengendalian dan

penanganan COVID-19, diberlakukan

pelonggaran kegiatan sosial ekonomi yang

disebut PSBB (Pembatasan Sosial Berskala

Besar). PSBB ini diberlakukan secara bertahap

dengan tetap mengikuti prinsip dan protokol

kesehatan. Hal ini bertujuan agar masyarakat bisa

kembali produktif, sehat, dan aman dalam

beraktivitas di era new normal.

Gambar 6. Poster media edukasi PSBB

Kurangnya edukasi mengenai PSBB

menyebabkan masyarakat mengabaikan prinsip

dan protokol kesehatan. Media edukasi PSBB ini

dapat membantu menambah pengetahuan

masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-

19.

6. Sosialisasi PHBS

Perilaku hidup bersih dan sehat sangat

dibutuhkan di masa pandemi COVID-19.

Kebiasaan berperilaku bersih dan menjaga tubuh

tetap sehat dapat menguatkan imunitas tubuh

sehingga tubuh tidak mudah terdampak berbagai

jenis penyakit. Oleh karena itu program kerja ini

dipilih untuk tetap mengingatkan masyarakat

akan pentingnya kebersihan dan kesehatan.

Program kerja ini dilakukan dengan cara

membagikan poster mengenai PHBS ke media

sosial Instagram dan Whatsapps.

Gambar 7. Poster mengenai PHBS

Gambar 8. Sosialisasi PHBS melalui Whatsapp

Group

Simpulan

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Bersama

Melawan Corona (KKN BMC 2020)

Universitas Negeri Semarang (UNNES) sangat

perlu untuk dilaksanakan, terutama pada

masyarakat desa, masyarakat lanjut usia, serta

anak- anak. Masyarakat sangat berpotensi untuk

menularkan virus tersebut ketika melakukan

kegiatan rutin setiap hari. Program-program lebih

banyak diberikan secara daring atau secara online

melalui media sosial dibandingkan terjun https://manado.tribunnews.com/2020/04/04/3

langsung bertatap muka kepada masyarakat.

Edukasi- edukasi yang diberikan dalam program

ini dapat memberi manfaat ataupun minimal

memberikan pengetahuan kepada masyarakat

mengenai pentingnya mengkonsumsi buah dan

sayur secara rutin, langkah cuci tangan yang tepat

serta pentingnya melakukan aktivitas fisik setiap

hari. Program edukasi baik melalui Whatsapps

Group ataupun melalui Instagram yang telah

dilakukan disesuaikan dengan kondisi

masyarakat setempat dan media sosial yang

banyak diakses oleh pengguna internet pada

umumnya, sehingga manfaat program akan tepat

sasaran.

Daftar Pustaka

Aditya. “Gubernur Jawa Timur Terbitkan Surat

Edaran Pencegahan Dan Penyebaran

Covid 19.” Headline.Co.Id. Last modified

2020. Accessed May 6, 2020.

https://www.headline.co.id/5816/gubern

ur-jawa-timur-terbitkan-surat-edaran-

pencegahan-dan-penyebaran-covid-19/.

Buana, Dana Riksa, "Analisis Perilaku Masyarakat

Indonesia dalam Menghadapi Pandemi

Virus Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga

Kesejahteraan Jiwa," Salam: Jurnal Sosial

dan Budaya Syar-i, Volume 7, No. 3 (2020).

https://www.covid19.go.id/kampanye/materi-

edukasi-baru/

0-gambar-poster-covid-19-atau-virus-

corona-yang-cocokdibagikan-untuk-

bahan-edukasi-di-medsos?page=4

Irianingsih, Endang Tri, Bani Sudardi, and Wakit

Abdullah Rais. “Pengaruh Era Media Baru

Dan Terjadinya Chaos Identitas.” Haluan

Sastra Budaya 2, no. 1 (2018): 60.

Kemkes. “Tentang Novel Coronavirus (NCOV).”

Last modified 2020. Accessed April 3,

2020.

https://www.kemkes.go.id/resources/do

wnload/info-terkini/COVID19/TENTANG

NOVEL CORONAVIRUS.pdf.

Mardiana, M. (2019). Pengaruh Media Sosial

Terhadap Tingkat Pidana Narkotika di

Sulawesi Tenggara. Communicatus: Jurnal

Ilmu Komunikasi, 2(2), 101–108.

https://doi.org/10.15575/cjik.v2i2.3659

Nisa, N. K. (2015). Strategi Kreatif Iklan Layanan

Masyarakat (Ilm) Dalam Pemasaran Sosial.

Strategi Kreatif Iklan Layanan Masyarakat

(Ilm) Dalam Pemasaran Sosial, 4(2), 158–

164.

Zahrotunnimah. “Langkah Taktis Pemerintah

Daerah Dalam Pencegahan Penyebaran

Virus Corona Covid-19 Di Indonesia.”

Salam7, no. 3 (2020): 247–260.

http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/sala

m/article/view/15103.

Lampiran

Dokumentasi kampanye edukasi COVID-19 dalam media sosial.

PELAKSANAAN PENANAMAN SAWI DAN BAYAM DENGAN SISTEM

HIDROPONIK DAN PEMBERIAN NUTRISI AB MIX

“Muh Hanif Rosyid Noor (3601417007), Ria Krisnawati (3401417013), Yuli

Putri Lestari (5101417032), Bella Dwi Widyaningrum (7101417259)”

Prodi Pendidikan IPS (FIS), Pendidikan Sosiologi dan Antropologi (FIS)

Pendidikan Teknik Bangunan (FT), Pendidikan Ekonomi Koperasi (FE)

Universitas Negeri Semarang

ABSTRAK

Indonesia sebagai negara yang memiliki sektor pertanian

yang besar, sudah seharusnya memberikan kontribusi

kepada masyarakatnya. Namun, perkembangan jaman

yang tidak bisa dipungkiri menyebabkan lahan untuk

pertanian semakin berkurang. Sistem hidroponik adalah

salah satu solusi alternatif di bidang pertanian, sebab tidak

menggunakan lahan yang banyak. Desa Kalibening,

Kelurahan Kalibening, RT 01/RW 01, Kecamatan Tingkir,

Kota Salatiga, adalah salah satu lokasi yang digunakan

dalam penamanan sawi dan bayam. Selain itu, dalam

pelaksanaan hidroponik pada sayuran sawi dan bayam

juga ditambahkan nutrisi AB MIX yang sekiranya dapat

meningkatkan kualitas dari sayuran tersebut. Program ini

dilakukan dengan tujuan memberikan pengetahuan kepada

masyarakat desa Kalibening, memperdayakan masyarakat

agar memiliki inovasi dalam bidang pertanian,

memberikan pengetahuan terkait hidroponik dan

memberikan alterantif sebagai solusi terkait pemanfaatan

lahan.

Kata Kunci: Hidroponik, Sayuran Sawi dan Bayar,

Nutrisi AB Mix

LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negara yang

kaya akan sumber daya alamnya.

Menurut Kementerian Agraria dan

Tata Ruang (ATR) bersama Badan

Pusat Statistik (BPS) juga telah

mengumumkan luas lahan pertanian

tahun 2018 yang jumlahnya berbeda

dengan data Kementerian tahun

2016. Data luas lahan pertanian dari

Kementan tahun 2016 adalah 8,1 juta

hektare. Hal tersebut tidak salah jika

Indonesia disebut negara agraris.

Banyaknya potensi di sektor

pertanian menjadi salah satu hal yang

penting untuk dikembangkan dengan

berbagai cara. Namun, tidak sedikit

pada sektor pertanian di era sekarang

mengalami berbagai masalah.

Perkembangan jaman yang semakin

kompleks menjadikan lahan untuk

pertanian semakin berkurang. Hal

yang tidak bisa dipungkiri lagi, maka

seseorang harus bisa membuat suatu

inovasi pertanian agar tetap terjaga

salah satunya dengan sistem

hidroponik.

Menurut Izzuddin (dalam

Surahma Asti Mulasari, 2018)

Hidroponik adalah suatu metode

bercocok tanam tanpa menggunakan

media tanah, melainkan dengan

menggunakan larutan mineral

bernutrisi atau bahan lainnya yang

mengandung unsur hara seperti sabut

kelapa, serat mineral, pasir, pecahan

batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain

sebagai pengganti media tanah.

Sistem hidpronik salah satu solusi

sistem pertanian yang membutuhkan

lahan yang tidak banyak dan bisa

diterapkan di lahan yang minim

seperti dipekarangan. Tanaman

hidroponik bisa dilakukan secara

kecil-kecilan di rumah sebagai suatu

hobi ataupun secara besar-besaran

dengan tujuan komersial. Budidaya

tanaman ini tidak memerlukan lahan

yang luas, bisa juga dilakukan di

pekarangan atau di teras rumah.

Perawatan hidroponik ini sangat

mudah, karena tumbuhan, tanaman

atau sayur-sayuran dapat tumbuh

dengan mudah tanpa menggunakan

tanah, hanya dengan talang air,

botol-botol kemasan yang sudah

tidak terpakai dan juga bisa

memanfaatkan barang-barang yang

sudah tidak diperlukan seperti ember,

baskom dan sebagainya (Satya dkk,

2017).

Pada sistem hidroponik dapat

digunakan berbagai macam

tanamanan/sayuran salah satunya

adalah sayuran Sawi dan Bayam.

Menurut wikipedia, Sawi adalah

sekelompok tumbuhan dari marga

Brassica yang dimanfaatkan daun

atau bunganya sebagai bahan pangan

(sayuran), baik segar maupun diolah.

Sawi mencakup beberapa spesies

Brassica yang kadang-kadang mirip

satu sama lain. Sedangkan Bayam

(Amaranthus) adalah tumbuhan atau

sayuaran hijau biasa yang ditanam

untuk dikonsumsi dalam pemenuhan

kebutuhan pokok. Tumbuahan ini

dikenal sumber zat besi dan

bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Kedua sayuran tersebut sangat cocok

dan tepat untuk ditanam dengan

sitem hidpronik, apalagi kedua

sayuran tersebut menjadi salah satu

kebutuhan rumah tangga.

Agar sistem penanaman

hidroponik pada sayuran sawi dan

bayam memiliki kualitas yang baik

maka perlunya penambahan suatu

zat, yakni nutrisi AB MIX. Nutrisi

hidroponik AB Mix merupakan

nutrisi hidroponik yang populer

digunakan untuk budidaya

hidroponik. AB Mix merupakan

campuran antara pupuk A dan pupuk

B. Pupuk A mengandung unsur

kalium sedangkan pupuk B

mengandung sulfat dan fosfat. Ketiga

unsur ini tidak boleh dicampur dalam

keadaan pekat agar tidak

menimbulkan endapan. Dengan

adanya sistem hidroponik dengan

penambahan nutrisi AB MIX

diharapkan dapat membantu

masyarakat agar memiliki kualitas

sawi dan bayam yang lebih baik.

Khususnya bagi masyarakat di Desa

Kalibening Kelurahan Kalibening

RT 01 RW 01 Kecamatan Tingkir

Kota Salatiga. Tujuan diadakan

program ini adalah memperdayakan

masyarakat agar memiliki inovasi

dalam bidang pertanian, memberikan

pengetahuan terkait hidroponik dan

memberikan alternatif sebagai solusi

terkait pemanfaatan lahan.

METODE PELAKSANAAN

1. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan

Kegiatan ini dilakukan pada

saat KKN BMC Universitas

Negeri Semarang 2020.

Dilaksanakan di Desa

Kalibening, Kelurahan

Kalibening, RT 01/RW 01,

Kecamatan Tingkir, Kota

Salatiga.

2. Alat dan Bahan

1. Benih kangkung atau sawi

2. Baskom

3. Ceting

4. Air

5. AB MIX

6. Kain flanel

3. Cara Penanaman

Mempersiapkan alat dan

bahan yang dibutuhkan

Kemudian siapkan

baskom yang berisi

larutan air dan AB MIX

sebagai nutrisi tanaman.

Letakkan kain flanel

yang seukuran dengan

ceting.

Taruhlah ceting ke dalam

lingkaran baskom.

Taburkan bibit bayam di

atas kain flanel tersebut

Letakkan bibit hidroponik di

daerah yang memiliki

pencahayaan sinar matahari.

HASIL DAN PEMABAHASAN

Hasil pada kegiatan ini adalah

sebuah inovasi tanaman hidropronik

pada sayuran sawi dan bayam.

Dengan adanya sistem ini diharapkan

dapat memberikan suatu alternatif

kepada masyarakat khususnya warga

Desa Kalibening, RT 01/RW 01 Kota

Salatiga. Mengingat semakin kesini

lahan untuk pertanian semakin

berkurang. Sistem ini juga sangat

cocok bagi masyarakat yang

sekiranya memiliki banyak kegiatan.

Sebab dalam pelaksanaan sistem ini

sangat mudah dan tidak

membutuhkan waktu yang banyak.

Kemudian, keunggulan dari

nutrisi hidroponik AB Mix ini adalah

terdapat pada kelengkapan unsur

haranya, sedangkan kekurangannya

adalah dapat meyebabkan tanaman

terbakar bila diberikan pada tanaman

dalam dosis yang terlalu banyak

(berlebihan).

Proses berkembangnya

tanaman bayam hidroponik dapat

diamati mulai seminggu bibit akan

bertumbuh menjadi bibit berukuran

kecil. Agar bayam dapat bertumbuh

dengan baik rajinlah untuk tahap

perawatan setiap 2/3 hari. Apabila

volume air berkurang maka

tambahkan dengan campuran nutrisi

AB MIX. Tanaman bayam

hidroponik dapat dipanen sekitar

umur 20-30 hari.

Keberlanjutan

Diharapakan dengan adanya

program kerja ini dapat memberikan

suatu inovasi baru kemudian dapat

memiliki keberlanjutan baik untuk

jangka pendek, menengah dan

panjang. Untuk jangka pendek dapat

memberikan pengetahuan terkait

inovasi baru untuk masyarakat

khususnya pada penanamana, jangka

menengah diharapkan dapat

dijadikan alternatif untuk kebutuhan

sehari-hari tanpa memerlukan biaya

pengeluaran yang mahal, dan jangka

panjangnya diharapkan sistem

hidrponik ini bisa digunakan sebagai

usaha masyarakat.

KESIMPULAN

Simpulan

Dari hasil kegiatan proram kerja

pelaksanaan penanaman sawi dan

bayam dengan sistem hidroponik dan

pemberian nutri AB MIX maka dapat

disimpulkan bahwa

1. Sistem ini akan memberikan

pengetahuan baru terkai

inovasi pertanian pada

masyarakat di desa

Kalibening, Kelurahan

Kalibening, RT 01/RW 01,

Kecamatan Tingkir, Kota

Salatiga.

2. Memiliki manfaat baik

jangka pendek, menengah

dan panjang.

3. Sistem ini tidak memakan

lahan dan waktu yang

banyak. Hal itu bisa dijadikan

alterantif solusi kepada

masyarakat bagi ingin

bercocok tanam.

Saran

Program ini diharapkan dapat

dikembangkan lebih baik lagi

khususnya dalam aspek kesehatan,

dan perlu pengawasan yang rutin.

Ucapan Terima Kasih

Tanpa adanya kerjasama

yang baik maka program ini tidak

akan berjalan dengan lancar. Maka

dari itu penulis mengucapkan

terimakasih pada masyarakat

Kalibening, Kelurahan Kalibening,

RT 01/RW 01, Kecamatan Tingkir,

Kota Salatiga, kepala desa/lurah, dan

tokoh masyarakat serta pihak yang

mendukung lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Agraria dan Tata Ruang

(ATR) bersama Badan Pusat

Statistik (BPS). 2018.

Mardina, Vivi, dkk. 2019. Sosialisasi

Sistem Penanaman

Hidroponik Limbah Tebu di

Gampong Sidorejo, Langsa,

Aceh. Jurnal Ilmiah

Pengabdian kepada

Masyarakat. Juni 2019, Vol

5 (2): 135-140. ISSN 2460-

8572, EISSN 2461-095X

Mulasari, Surahma Asti. 2018.

Penerapan Teknologi Tepat

Guna (Penanaman

Hidroponik enggunakan

Media Tanam) Bagi

Masyarakat Sosrowiajyan

Yogyakarta. Jurnal

Pemberdayaan: Publikasi

Hasil Pengabdian kepada

Masyarakat. Vol. 2, No 3,

desember 2018, Hal 425-

430.

Phina, Devi, dkk. 2014. Laporan

Praktikum Hidroponik

Budidaya Sawi. Institut

Pertanian Bogor.

Utama, Hadiana Satria, dkk. 2006

Perancangan dan

Implementasi Sistem

Otomatisasi Pemeliharaan

Tanaman Hidroponik.

TELSA Jurnal Teknik

Elektro. Vol. 8 No. 1, 1 – 4.

Wikipedia. Definisi Bayam dan

Sawi. Diakses di

https://min.wikipedia.org/wi

ki/Bayam , pada tanggal 25

Agustus 2020.