Jurnal Reading Radiologi

Post on 05-Nov-2015

116 views 0 download

description

dr

Transcript of Jurnal Reading Radiologi

Ringkasan

INTERPRETASI PENCITRAAN SINAR-X DADA PADA ANAK

RingkasanInterpretasi dari foto x-ray dada anak mungkin terkesan sulit pada awalnya, tetapi pengetahuan mengenai beberapa aturan dasar dan pemahaman mengenai bagaimana tampilan radiografi dapat dipengaruhi oleh usia penderita dan teknik pengambilan foto akan dapat membantu dokter menentukan diagnosis yang paling tepat. Pendekatan terstruktur dan logis dalam sebuah interpretasi x-ray menekankan mengenai berbagai tanda-tanda abnormal yang harus diperhatikan. Diagnosis banding tertentu diberikan untuk beberapa kelainan radiologi yang sering terlihat pada anak-anak.

Kata Kunci : sinar-x dada; pediatri; diagnosis; pengenalan polaPoin Praktek Tampilan foto x-ray dipengaruhi oleh teknik pengambilan foto dan usia pasien. Timus adalah penyebab paling umum untuk terlihatnya bayangan mediastinum yang melebar. Peningkatan gambaran translusens pada hemithorax, dapat dipikirkan kemungkinan adanya benda asing yang terhirup. Peningkatan gambaran radioopaque di hemithorax, pada posisi supinasi atau terlentang kemungkinan disebabkan oleh adanya efusi pleura. Round pneumonia adalah massa lesi paru soliter yang paling umum terjadi pada anak-anak.

Pendahuluan

Foto x-ray dada adalah pemeriksaan radiografi yang paling sering dilakukan pada anak-anak. Interpretasi yang tepat menjadi sangat penting agar tercapainya diagnosis yang benar serta menghindari pengobatan yang tidak tepat oleh karena kegagalan untuk melihat adanya variasi normal dan pengaruh faktor-faktor teknis pada tampilan sebuah radiografi. Sebuah pendekatan metodis sangat penting dalam mengevaluasi foto x- ray dada untuk memastikan bahwa petunjuk-petunjuk penting diagnosis tidak diabaikan, seperti yang disarankan di bawah ini:

Periksa nama pasien, tanggal pemeriksaan dan penanda sisi (side marking).

Perhatikan proyeksinya ( telentang atau tegak, antero - posterior atau postero - anterior), fase respirasi dan adanya rotasi, serta mengidentifikasi bayangan artefaktual .

Mengidentifikasi tanda-tanda yang abnormal dengan cara meninjau semua wilayah secara sistematis, termasuk: trakea, carina dan bronkus utama; menguraikan mediastinum dan regio hilar, ukuran dan kontur jantung, vaskularisasi paru, ukuran dan translusensi dari paru-paru; posisi fisura mayor; kejelasan dan ketinggian diafragma, sudut costofrenikus, serta jaringan lunak dan tulang dada.

Diagnosis serta diagnosis banding dibuat berdasarkan pada tanda-tanda radiologis yang didapatkan dan keadaan klinis pasien.

Pengaruh Daripada Teknik dan Usia Pasien pada Sebuah Interpretasi Radiologi

Proyeksi

Untuk sebagian besar kasus, proyeksi frontal tunggal pada dada sudah cukup untuk menilai adanya sebuah kelainan atau tidak, tetapi proyeksi lateral akan membantu untuk menunjukkan kelainan pada mediastinum dan bagian dasar paru-paru (base of the lungs), atau untuk melokalisasi lesi yang ditemukan pada proyeksi frontal. Proyeksi antero - posterior telentang (AP) digunakan untuk kebanyakan bayi, sedangkan balita umumnya diperiksa dalam proyeksi AP tegak, sampai anak cukup besar sehingga dapat bekerja sama untuk difoto dalam proyeksi standar postero - anterior (PA) tegak. Ukuran jantung dan mediastinum akan tampak lebih besar dan lebih lebar apabila foto dilakukan dalam posisi terlentang dan dengan proyeksi AP . Cairan pleura dan pneumotoraks lebih sulit untuk dideteksi dalam posisi terlentang, dan proyeksi horisontal akan diperlukan untuk menunjukkan adanya air - fluid level, proyeksi sinar secara horizontal akan sangat penting untuk menunjukkan adanya air-fluids level, contohnya apabila didapatkan sebuah hydropneumothorax setelah terjadi trauma.Fase RespirasiDiafragma diproyeksikan pada tulang rusuk anterior kelima hingga ketujuh pada sebuah foto dengan inspirasi yang baik. Pada bayi muda atau balita, sebuah film dengan fase ekspirasi akan mengakibatkan adanya pembesaran ukuran jantung serta tanda-tanda peningkatan corakan bronkovaskuler. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya kesalahan interpretasi yang mengarah pada penegakan diagnosis adanya kegagalan jantung dan bronkopneumonia. Posisi diafragma yang tinggi akan mengaburkan kelainan-kelainan yang ada pada dasar atau basis paru.

PosisiRotasi adalah penyebab paling sering yang menyebabkan adanya ketidaksetaraan translusensi dari kedua paru-paru, dan hal ini perlu dibedakan dari peningkatan transradiensi akibat penyebab lain, terutama adanya udara yang terperangkat atau air trapping. Rotasi dapat dinilai dengan cara memeriksa kesimetrisan dari tulang rusuk dan jarak dari batas medial klavikula terhadap prosesus spinosus vertebra.

Artefak

Foto x - ray yang diambil di bangsal sangat rentan terhadap adanya artefak. Lubang Perspex dari inkubator dan lipatan kulit pada bayi dapat memberikan gambaran transulensi berbentuk bulat yang mirip dengan pneumothorax. Pada anak perempuan yang lebih tua, rambut yang dikepang atau pakaian dengan ornamen atau pernak-pernik dan lotion dapat menyebabkan berbagai artefak yang diproyeksikan sepanjang lobus atas paru dan mediastinum.

Umur

Perubahan yang bertahap pada tampilan normal foto x - ray dada dari bayi sampai usia dewasa harus dimengerti dan dipahami. Pada bayi, konfigurasi dada lebih berbentuk segitiga dan diameternya relatif lebih dalam, dalam proyeksi AP. Airbronchograms sering terlihat diproyeksikan melalui bayangan jantung pada neonatus, tetapi harus dianggap patologis jika terlihat lebih ke arah perifer. Aspek anterior dari diafragma terlihat lebih tinggi, sudut costo - frenikus relatif dangkal pada bayi dan zona bawah dapat terlihat kabur pada pemeriksaan yang kurang tepat.Kelenjar Timus

Kelenjar timus menimbulkan bayangan mediastinum anterior yang menonjol pada bayi dengan ukuran yang bervariasi dan dapat dilihat melalui karakteristik bentukan sail shape atau batas yang bergelombang yang dihasilkan dari interdigitasi antar jaringan lunak thymus di ruang interkostalis. Timus secara bertahap menjadi kurang jelas tampilannya pada usia 2 - 8 tahun , dimana saat itu kelenjar timus tidak dapat divisualisasikan pada foto dada x-ray frontal. Kelenjar timus normal dapat terlihat sangat besar, dan mungkin perlu dibedakan dari massa mediastinum atau konsolidasi di daerah paru. Posisi lateral decubitus mungkin akan dapat memperjelas tampilan batas kelenjar timus yang nantinya akan membantu untuk mengklarifikasi penyebab bayangan mediastinum anterior. Pencitraan tambahan memakai ultrasound scanning dan computed tomography/magnetic resonance image scanning mungkin akan membantu.

Interpretasi Tanda Radiologis Abnormal

Pengenalan terhadap pola akan membentuk dasar keberhasilan dalam interpretasi rontgen. Walaupun beberapa penemuan dalam rontgen merupakan patognomonik untuk kondisi spesifik, dalam kebanyakan kasus, proses diagnostik tergantung hubungan abnormalitas rontgen dengan usia anak, riwayat klinis dan pemeriksaan, dan hasil rontgen sebelumnya dan investigasi laboratorium. Dalam beberapa situasi, diagnosis mungkin hanya bisa dikonfirmasi saat follow up, dengan monitoring respon terhadap terapi atau setelah biopsi.

Tinjauan Sistematik dari Foto Rontgen Dada

Trakea, bronkus utama, dan daerah hilus

Pada bayi, trakea cukup mobile, dan mungkin condong ke anterior dan ke kanan saat ekspirasi. Namun, di bawah inlet toraks, trakea intratoraks harus selalu tampak lurus pada rontgen dada lateral, walau saat ekspirasi, dan setiap perpindahan anterior atau posterior dari trakea intratoraks harus meningkatkan kecurigaan terhadap massa mediastinum. Teknik khusus, contohnya pada gambaran Cincinnati, mungkin membantu untuk memperbaiki visualisasi saluran napas pada proyeksi AP, khususnya untuk menggambarkan karina dan bronkus utama. Gambaran lateral dari laring sampai karina disarankan dimana terdapat riwayat sugestif obstruksi saluran napas atas. Penyempitan subglotis dari trakea kebanyakan terlihat pada trakeolaringobronkitis akut (yaitu croup), namun kompresi ekstrinsik oleh cincin vaskuler atau dampak benda asing esofagus, dan penyempitan berkaitan dengan stenosis trakea kongenital atau suatu tumor intraluminal, juga harus dipertimbangkan dalam diagnosis banding, khususnya ketika trakea menyempit tepat pada atau di bawah level inlet torak. Pelebaran trakea dapat terlihat pada anak-anak dengan intubasi yang berkepanjangan, atau pada mereka yang batuk kronis, contohnya fibrosis kistik dan pada sindrom Mounier-Kuhn (misalnya kongenital trakeomegali). Pembesaran bayangan hilus dapat berkaitan dengan limfadenopati kelenjar hilus, kebanyakan berhubungan dengan pneumonia virus atau infeksi kronis, contohnya pada fibrosis kistik. Ketika infiltrasi tumor membesar nyata, tuberkulosis dan sarkoidosis harus dipertimbangkan. Gambaran lateral dari hilus bermanfaat untuk mengkonfirmasi sifat pembesaran hilus, sejak patologi lain, seperti konsolidasi pulmoner, mungkin terproyeksi sepanjang hilus pada film frontal dan mirip limfadenopati hilus.

Mediastinum Superior

Garis mediastinal superior harus dinilai ukuran dan bentuknya. Karakteristik dari setiap bayangan abnormal harus dicatat, khususnya apakah pelebaran bilateral atau unilateral. Bila selang nasogastrik in situ, posisinya harus dicatat sebagai sebuah indikator dari garis esophagus (Gambar 4). Secara klasik, mediastinum superior dibagi menjadi ruang anterior, tengah dan posterior, dengan vaskuler besar, trakea, esophagus, dan limfe nodus paratrakeal mengisi ruang tengah. Massa mediastinal anterior dicurigai ketika trakea terdeviasi ke posterior, seperti pada limfoma atau tumor terato-dermoid. Hilangnya visualisasi aortik knob mengindikasikan massa yang letaknya berdekatan dengan arkus aorta dan muncul dari mediastinum anterior dan tengah. Deviasi lateral dari trakea atau pemisahan trakea dan esofagus (misalnya posisi selang nasogastrik) merujuk pada suatu massa mediastinal tengah, contohnya kista bronkogenik. Adanya massa yang muncul pada mediastinum posterior, seperti tumor neurogenik, mungkin menunjukkan area kalsifikasi, yang dapat berakibat pada pelebaran atau bahkan destruksi ujung iga posterior. Lokalisasi dari setiap abnormalitas dalam radiografi ke dalam tiga ruang ini akan membantu memfokuskan asal usul anatomi dan sifat dari kelainan tersebut. Infeksi akut atau terapi steroid dapat berdampak pada atrofi timus transien. Namun, jika menyempit terus-menerus, kemungkinan kelenjar timus akan menghilang, seperti pada sindrom Di George, atau penyakit jantung kongenital harus dipertimbangkan.

Jantung dan pembuluh darah besar

Mediastinum dan kontur jantung relative besar pada bayi, dan diameter transversal jantung normal dapat mendekati 60% dari diameter transversal torak. Situs atrium dan viseral harus dibentuk oleh pemeriksaan anatomi bronkus, dan posisi gelembung lambung dan sisi aorta asenden dan desenden harus dicatat. Arkus aorta sisi kanan biasanya berhubungan dengan penyakit jantung congenital, dan cincin vaskuler lebih sering terlihat dalam hubungannya dengan arkus aorta sisi kanan. Setiap peningkatan ukuran jantung harus dilakukan inspeksi lebih dekat pada paru untuk menilai vaskularitas pulmoner. Cabang arteri pulmoner seharusnya tidak tampak pada sepertiga paru perifer, dan apabila tampak, ini menunjukkan peningkatan aliran darah pulmoner. Pembuluh pulmoner non-visualisasi yang lebih ke sentral menunjukkan penurunan aliran darah pulmoner. Hipertensi arteri pulmoner diindikasi oleh adanya pemangkasan perifer pada arteri pulmoer yang dikenali melalui adanya dilatasi arteri proksimal dan reduksi yang berbeda pada kaliber arteri pulmoner perifer dan sentral (Gambar 5). Banyak penyebab kardiomegali termasuk penyakit jantung kongenital, kardiomiopati, gagal jantung kongestif dan efusi pericardial. Abnormalitas pada kontur jantung dapat membantu mengindikasi bagian ruang jantung yang membesar, dimana gambarannya kadang non spesifik dan penilaian penuh dengan ekokardiografi yang direkomendasikan.

Paru / Kavitas Pleura Pola Penyakit

Abnormalitas pada paru dan kavitas pleura sering diindikasikan oleh area fokal atau umum dari peningkatan atau penurunan translusensi pada paru, bayangan cincin dan nodul pulmoner.Peningkatan translusensi

Peningkatan translusensi secara umum pada torak dalam hubungannya dengan diafragma mendatar letak rendah dapat terlihat pada anak-anak yang sehat yang memiliki usaha inspiratorik besar, namun hal tersebut umumnya berhubungan dengan udara yang terperangkap, seperti pada asma, bronkiolitis dan fibrosis kistik (Gambar 6). Obstruksi saluran napas atas karena obstruksi trakea, seperti cincin vaskuler atau benda asing di trakea, harus dipertimbangkan.

Translusensi yang tidak sebanding antara lapang paru kanan dan kiri juga selalu mendapat perhatian serius. Perubahan posisi (rotasi) pasien mungkin penyebab paling umum, harus dieksklusi dengan melakukan pemeriksaan radiografi ulangan untuk menghindari overlooking emphysema obstruktif unilateral jika terdapat keraguan terhadap penyebab (Gambar 7). Mungkin sulit untuk menentukan sisi mana yang abnormal ketika kedua paru memiliki densitas yang berbeda, tetapi dengan pertimbangan beberapa point berikut seperti yang dijelaskan Swischuk dan John 3 membantu dalam mengidentifikasi sisi abnormal.

Vaskularitas pulmoner

Sisi dengan penurunan vaskularitas adalah abnormal

Sisi dengan peningkatan atau vaskularitas normal biasanya normal

Variasi dalam tampilan film antara inspirasi dan ekspirasi

Sisi dimana terlihat perubahan yang tidak terlalu berarti saat ekspirasi biasanya abnormal

Ukuran dari hemithoraks

Hemithorax opak komplit dan kecil adalah abnormal

Keduanya baik empisema terkompensasi maupun obstruktif mungkin dihunbungkan dengan hemithoraks translusen yang besar dengan paru kontralateral yang menunjukan peningkatan opasitas (Gambar 8). Peningkatan translusen oleh karena empisema obstruktif, contohnya akibat menghirup benda asing atau empisema lobaris kongenital, biasanya dihubungkan dengan penurunan vaskularitas pulmoner dan ketidakseimbangan antara kedua sisi paru akan menjadi lebih jelas pada film fase ekspirasi dengan sisi yang abnormal tetap overinflasi. Disisi lain, empisema terkompensasi oleh karena kolaps atau hipoksia dari paru kontralateral biasanya tidak akan terlalu jelas terlihat saat ekspirasi, dan akan dihubungkan dengan vaskularitas paru yang meningkat atau normal. Hemithoraks translusen yang kecil paling sering dihubungkan dengan hipoksia pulmoner dengan hipoplasia ipsilateral dari arteri pulmoner, contohnya pada perbaikan pada hernia diafragma kongenital, tetapi mungkin terlihat pada sindrom Swyer-James-Mcleod dimana bronkiolitis obliterans berkembang menjadi pneumonia berat.

Air Leaks

Diagnosis dari pneumothoraks ditentukan berdasarkan gambaran paru yang dikaitkan dengan peningkatan translusen dari thoraks (Gambar 9). Bagaimanapun, ketika udara terkumpul di anterior, abnormalitas yang mungkin menunjukkan batas jantung secara jelas seperti pada batas paru mungkin tidak terlihat. Udara di mediastinum mungkin diduga oleh penampakan peningkatan translusensi pada area sentral dan kejelasan dari tepi jantung. Udara pada mediastinal lebih mudah dideteksi jika udara berada disekitar lobus timus atau saluran udara sepanjang jaringan lunak pada leher memberikan corakan garis translusen pada pangkal leher. Tampilan lateral horizontal dapat berguna untuk mengkonfirmasi adanya pneumothoraks anterior dan udara mediastinal. Udara juga bisa bocor ke perikardium, peritoneum dan sirkulasi sistemik, sebagai tambahan dapat pula ke interstisium pulmoner, terutama pada ventilasi neonatus dengan sindrom distres nafas idiopatik, dimana penampakan gelembung yang tipikal dari perkembangan emphysema interstisial pulmoner.

Peningkatan Opasifikasi Pulmoner Peningkatan opasifikasi pulmoner dapat disebabkan oleh kemunculan inflitrat, kolaps pulmoner, agenesis dan hipoplasia pulmoner, cairan pleura dan infiltrasi tumor. Lesi massa atau penebalan dinding dada dapat pula meningkatkan opasifikasi paru.Infiltrat pulmoner dapat berupa alveolar (air space) atau interstitial, dan dikaitkan dengan penampakan radiologi. Bayangan air space dikarakteristikkan dengan area opasitas yang meningkat pada paru yang dapat berupa kabur atau padat, tidak homogen atau bergabung membentuk area konfluen pada bayangan paru dimana air bronchogram mungkin dapat terlihat. Bayangan air space terutama terlihat dalam kaitannya dengan infeksi dimana infiltrat biasanya segmental ataupun lobar (Gambar 10), atau akibat edema paru dan infeksi opertunistik dimana umumnya terjadi perubahan secara bilateral (Gambar 11a). Infiltrat interstitial berkembang mengikuti penebalan interstitium pulmoner atau dinding alveolar akibat inflamasi, fibrosis, infiltrasi atau peningkatan cairan interstitial. Sejumlah pola dari opasifikasi pulmoner akan terjadi. Pola garis predomian dengan cuffing peribronchial akibat penebalan dinding bronkial dikaitkan dengan odem pulmoner insterstitial akut (Gambar 11b) atau infeksi, seperti infeksi Mycobacterium pneumoniae (Gambar 12). Pola interstitial lain sering diasosiasikan dengan proses penyakit interstitial kronis meliputi retikulo-nodular, nodular, bayangan miliary, dan khususnya pada penyakit tahap terminal, gambaran sarang lebah. Diskusi mengenai pola ini dapat ditemui di literatur.

Cairan pleura dapat diproduksi berlebih sehingga memperlihatkan opasifikasi melalui hemitoraks ketika dilakukan sinar-x pada posisi terlentang. Penanda paru mungkin terlihat melalui cairan mengindikasikan sifat bayangan pleural. Efusi pleural yang besar dapat menggeser mediastinum ke arah kontralateral sehingga terjadi kolaps disisi ipsilateral paru (Gambar 13). Pemeriksaan ultrasound akan menentukan apakah cairan pleural berupa lokulasi atau bisa dilakukan drainase perkutaneus, dan juga membantu mengidentifikasi patologi lain seperti tumor atau abnormalitas kongenital pada paru yang terlibat.

Tumor thoraks juga terlihat sebagai hemithoraks opak yang besar yang mungkin sulit dibedakan dengan efusi pleural yang besar tanpa bantuan pencitraan lebih lanjut. Mediastinum biasanya bergeser kearah kontralateral dan trakea mungkin terdorong kontralateral. Keberadaan foci kalsifikasi arau destruksi atau erosi tulang merupakan petunjuk diagnostik penting jika ditemukan. Diagnosis banding dari opasifikasi bilateral dan lengkap dari hemitoraces bergantung pada usia anak, meskipun inspirasi atau obstruksi trakeal dapat terjadi pada peningkatan secara umum pada bayangan paru untuk setiap usia. Penyebab umum untuk neonatus dan anak yang lebih tua dapat dilihat pada Tabel 1.

Pada neonatus, aspirasi mekonium, infeksi, dan aspirasi merupakan penyebab umum penyebaran opafikasi multifokal dan non-homogen. Diagnosis banding pada anak yang lebih tua meliputi aspirasi, infeksi, khususnya tuberkolosis, infeksi atipikal dan oportunistik, dan infiltrasi tumor (Gambar 14). Diagnosis biasanya bergantung pada hubungan antara temuan radiologi dengan riwayat klinis dan pemeriksaan, dan hasil laboratorium. Opasitas fokal pada distribusi lobar atau segmental sering terlihat sebagai area konsolidasi yang diakibatkan oleh infeksi sekunder atau atelektasis, dan pola klasik konsolidasi kolaps dan lobar sering digambarkan dengan pengertian yang standar. Keberadaan air bronchogram dengan opasitas memperlihatkan keberadaan bayangan air space pada pneumonia bakterial secara umum, seperti pneumonia pneumokokus. Lobus yang terlibat biasanya disimpulkan dari sinar-x frontal menggunakan tanda siluet, dimana mediastinal ataupun batas jantung di tutupi oleh area konsolidasi seperti kontras jaringan lunak yang diperlukan untuk visualisasi terlihat menghilang (Gambar 10). Pneumonia atipikal, seperti Mycoplasma pneumoniae sering menghasilkan lebih banyak pola intertitial dan biasanya bilateral (Gambar 12) Kolaps pulmoner merupakan daerah yang kehilangan opasitas yang dikaitkan dengan hilangnya volume paru, seperti yang terlihat pada perubahan posisi dari fisura besar dan/atau bayangan hilar (Gambar 15). Dimana hilangnya volume paru cukup besar, mungkin akan terjadi pergeseran mediastinum ke arah paru yang kolaps dan peningkatan diafragma secara ipsilateral. Penting membedakan area fokal konsolidasi dari area kolaps, sejak kolaps dikaitkan dengan inhalasi benda asing atau obstruksi ekstrinsik lain dimana menjadi indikasi dilakukannya bronkoskopi atau operasi. Bagaimanapun juga, kolaps khususnya ketika terjadi subsegmental, akan sulit untuk dibedakan dnegan bayangan rongga udara dari infeksi, terutama pada anak dengan asma. pada situasi ini, keadaan klinis akan membantu dalam menentukan apakah infiltrate pulmoner tersebut akibat obstruksi plug mukus atau infeksi lain.

Nodul Pulmoner

Nodul pulmoner adalah gambaran diskrit opasitas pada paru, dapat soliter ataupun mulitpel, bervariasi dalam ukuran, dan menunjukkan kalsifikasi atau kavitas. Terdapat diferensial diagnosis yang lebar, tapi sejauh ini yang merupakan penyebab paling umum dari opasitas paru soliter ini sering terlihat pada anak anak dengan round pneumonia, yang sering dikaitkan dengan infeksi pneumokokus. Pada fase akut, suatu bronchogram udara biasanya tidak terlihat dan sering salah diinterpretasikan sebagai focal lesi akibat tumor (Gambar 16). Dari temuan klinis biasanya terdapat tanda infeksi. Opasitas dan status klinis merespon cepat dengan terapi antibiotik. Nodul multifokal terjadi mungkin karena proses metastasis, tetapi infeksi multifokal, granuloma, laring papillomatosis dan beberapa emboli juga harus dipertimbangkan sebagai diagnosis diferensial. Kavitasi yang terdapat dalam soliter atau multipel nodul paru, sering dikaitkan dengan infeksi, dan meningkatkan kemungkinan terjadinya emboli septik.

Bayangan Cincin

Bayangan cincin merujuk lesi kistik berisi udara pada dinding tipis paru - paru yang bisa soliter atau multiple, dan mungkin bilateral, misalnya dalam kasus bronkiektasis. Mendeteksi tipisnya dinding adalah hal penting dalam membedakannya dari nodul kavitasi lain, terutama abses. Pneumatocoeles adalah penyebab paling sering dari timbulnya bayangan cincin pada anak-anak, dan biasanya mempengaruhi lobus tengah dan bawah, tetapi mungkin soliter atau multiple dan dengan ukuran yang bervariasi. Hal ini berkaitan dengan pneumonia akibat staphylococcal dan streptokokus. Infeksi pneumatocoeles mengandung cairan dan menghalangi air-fluid level pada film tegak.

Lesi kongenital yang dilihat sebagai sebuah lesi kistik soliter berdinding tipis, termasuk kista bronkogenik atau penyerapan extralobar, dimana massa yang kompleks terdiri dari beberapa bayangan cincin, termasuk dalam diagnosis hernia diafragma bawaan dan malformasi adenomatoid fibrosis paru - paru (Gambar.17). Diagnosis awal dapat jelas terlihat pada posisi toraks intra perut, dan adanya kontinuitas dari baying - bayang cincin toraks dengan gas perut usus. Differensial diagnosis pada kista paru paru, yaitu paru - paru bubly, sangat ter;ihat berbeda karena bayangan cincin yang lebih fokus. Pada neonatus, emphysema interstitial, displasia bronkopulmonalis dan penyakit Mickity Wilson harus dipertimbangkan. Pada anak-anak, cystic fibrosis, kavitasi luas akibat penyakit Hodgkin, yang ditandai dengan adanya infeksi jamur dan gambaran honeycomb pada paru.

Diafragma

Elevasi diafragma mungkin disebabkan hilangnya volume paru, kelumpuhan, eventration, hernia diafragma bawaan atau subefusi paru. Diafragma yang datar menunjukkan adanya inflasi dari paru, tapi bisa karena pneumotoraks paru sub loculated (Gambar 9). Kurang jelasnya diafragma mungkin terkait dengan kolaps paru adjacent atau konsolidasi, tetapi kemungkinan adanya tarikan extralobar bawaan harus dipertimbangkan, terutama jika opasitas lambat untuk bersih setelah pengobatan untuk infeksi apapun. Adanya hubungan antara hemitoraks kecil dan basal opasitas di sebelah kanan meningkatkan kecurigaan pada Scimitar syndrome, dan pada pencarian harus dicari kepadatan dari vena Scimitar (Gambar.18).

Penebalan umum dari dinding dada dapat menyebabkan penurunan opasitas dari paru, sementara bawaan unilateral yaitu tidak adanya otot-otot dada dapat menyebabkan terperangkapnya udara karena meningkatnya daya tembus thoraks. Massa jaringan lunak multipel, misalnya neurofibroma, mungkin proyeksikan sebagai kekeruhan di paru-paru. Namun, pemeriksaan lebih mendalam dengan melihat jaringan lunak harus mengungkapkan asal subkutan dari bayang-bayang tersebut.

Setelah menyelesaikan tinjauan sistematis dada, selalu melihat pada daerah-daerah di mana suatu kelainan mudah diabaikan, misalnya di belakang klavikula, mediastinum dan daerah retrocardiac dari basis paru-paru. Pembacaan dua kali pada x-ray sering berguna ketika terjadi kesulitan untuk menafsirkan foto ataunya ada perbedaan dengan klinis. Diskusi dengan ahli radiologi dapat membantu untuk menemukan petunjuk petunjuk dalam membuat sebuah diagnosis yang benar pada kasus yang sulit.