Post on 11-Sep-2021
63
LAMPIRAN I
Unsur-Unsur Intrinsik yang terdapat novel “Jejak langkah karya Pramoedya ananta toer
Tema Novel „Jejak Langkah‟ karya Pramoedya Ananta Tor
Tema Sentral Tema
Sampingan
Kutipan Novel Keterangan
Menyuburkan
Pergerakan
Nasionalisme
Kehidupan
seorang penulis
muda
(1) “Terakhir orang tua itu
masih mencoba mengulangi
seruannya: berorganisasi
sebagai permulaaan, belajar
berorganisasi secara modern,
melaui praktek langsung”
[Jejak Langkah: 196]
(2) “Dalam pertemuan ini tidak
ada raja, tidak ada patih,
tidak ada wedana, tidak ada
mantra. Semua sama tinggi
dan sama rendah. Jadi, kalau
setuju bilang setuju, kalau
tidak bilang tidak. Sekarang
siapa yang setuju Syarikat
Priyayi didirikan?” [291]
(3) “dan memang „Medan‟ harus
bisa melenyapkan
perbedaan-perbedaan yang
bodoh dan ditonjol-tonjolkan
oleh pengabdi kegoblokan”
[538]
(4) “telah aku sediakan diri jadi
organisator. Jadi dalang
dengan cerita pembangunan
landasan organisasi bangsa
ganda untuk jadi bangsa
tunggal. Jadi Brahmana dan
Sudra sekaligus. [547]
(5) Malam itu kupelajari
laporan-laporan yang datang
dari daerah-daerah gula, baik
dari surat-surat cabang
maupun dari pembaca:
Dalam penggalan novel
tersebut, diketahui
bahwa novel Jejak
Langkah bercerita
tentang munculnya
pergerakan nasional
mula-mula dengan
perlawanan Minke
bersama orang pribumi
terhadap pembesar-
pembesar Belanda
melalui perpaduan
organisasi dan juga
menulis. Hal ini terlihat
jelas dari penggalan
novel di halaman 547
yang bercerita tentang
keinginan Minke
menjadi seorang
organisator. “telah aku
sediakan diri jadi
organisator. Jadi dalang
dengan cerita
pembangunan landasan
organisasi bangsa ganda
untuk jadi bangsa
tunggal. Jadi Brahmana
dan Sudra sekaligus.”
Penggalan tersebut
memperlihatkan
bagaimana Minke ingin
bebas dari kekuasaan
Belanda terhadap
pribumi. Penggalan
novel “Jadi dalang
dengan cerita
pembangunan landasan
organisasi bangsa ganda
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
64
dengan cepat aku tulis
sebuah artikel berdasarkan
laporan-laporan itu, tentang
bagaimana keadilan diurus
disana. Tulisan ini akan jadi
batu pertama untuk
perkubuan terhadap
Sydikat.” [642]
untuk jadi bangsa
tunggal” mencerminkan
hasrat Minke yang ingin
memerdekakan pribumi
dari kekuasaan Belanda
yang telah merebut hak
mereka.
Pergerakan mula-mula
didasari dengan jiwa
nasionalisme Minke
yang akhirnya
membentuk organisasi-
organisasi dan juga
Koran „Medan‟ sebagai
jalan untuk
mempersatukan pribumi
dan merebut hak-haknya
yang telah dirampas oleh
pihak Belanda.
Penggalan novel berikut
“’Medan’ membuka
kesempatan kepada pada
setiap pribumi, tak
peduli berjabatan atau
tidak, untuk mengajukan
kesulitannya pada kami.
Dalam hal apapun”,
mengungkapkan
bagaimana Koran
„Medan‟ atau bakat
menulis Minke berhasil
membantu masyarakat
pribumi dalam
menemukan solusi atas
masalah-masalah yang
mereka hadapi baik dari
segi pertanian,
perkebunan, pendidikan,
dan aspek yang lainnya
Hampir dari keseluruhan
isi cerita menunjukkan
bahwa dengan organisasi
dan menulis Minke telah
membantu orang
pribumi yang telah
dianiaya dan haknya
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
65
telah direbut oleh
Belanda. Melalui Koran
„Medan‟ Minke
menununjukkan jiwa
nasionalismenya yang
tinggi untuk membantu
masyarakat pribumi
berdiri di atas kakinya
sendiri. Bahkan melalui
organisasi yang
didirikannya, masyarakat
pribumi semakin bersatu
dan juga kuat melawan
pembesar-pembesar
Belanda.
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
66
LAMPIRAN II
Unsur-unsur Intrinsik yang terdapat Novel Jejak Langkah‟ karya Pramoedya ananta toer
Amanat Novel „Jejak Langkah‟ karya Pramoedya Ananta Tor
Amanat Pokok Amanat
Sampingan
Kutipan Novel Keterangan
Suburkanlah
pergerakan
nasionalisme
untuk kemajuan
bangsa dan
negara.
Menulislah demi
membela harkat
dan martabat
bangsa
(1) “Di sekolah diadakan acara
baru: sebuah “kuliah” umum
oleh orang luar, boleh juga
dihadiri para peminat dari luar
sekolah. Dengan hak sama
untuk mengajukan pendapat,
saran dan kritik.” [179]
(2) “terakhir orang tua itu
mencoba mengulangi
suaranya: berorganisasi
sebagai permulaan, belajar
berorganisasi secara modern,
melalui praktek langsung”
[196]
“Apa harus ku perbuat sekarang?
Perjuangan di jaman modern.
Tiba-tiba aku teringat pada kata-
kata Ter Haar di atas kapal dulu-
membutuhkan cara-cara yang
modern pula: berorganisasi.
Menjadi raksasa, kata dokter
Jawa pensiunan itu. Juga Mei.
Dengan bagian-bagian tubuh
yang lebih kuat dari jumlah
perorangan yang tergabung di
dalamnya. Mulailah
berorganisasi! Kan hatimu bukan
padang Pasir?” [255]
(3) ” Kamar bola ini di
kepung sepasukan serdadu,
termasuk moncong-moncong
meriam di tujukan ke sini –
hanya karena ada yang
menghendaki sekolah menengah.
Van Huevell di tangkap, di sekap
dalam istana yang Tuan lewati
tadi kemudian di angkat
langsung ke kapal, tak boleh lagi
Novel ini
mengamanatkan
pentingnya
berorganisasi,
bersekolah, dan
menulis bagi bangsa
pribumi untuk
menambah
pengetahuan sekaligus
untuk mengumpulkan
kekuatan dalam
melawan bangsa
Belanda
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
67
menginjakkan kaki di bumi
Hindia, kembali ke
Nederlan”(Ananta Toer, 2007:
30-31)
(4) ”Ikatan atara Nederlan dan
Hindia semakin hari semakin
erat. Persyaratan moderen
semakin mendekatkan dua
negeri yang berjauhan ini.
Persyaratan kerja pun semakin
baik, semakin tinggi. Juga di
Hindia satu kondisi baru
dituntut pada kita untuk
menyiapkan kaum terpelajar
pribumi memasuki jaman baru
ini. Kalau tidak, sehebat-
hebatnya mesin dan pabrik
baru yang di datangkan kemari,
tiada akan berguna kalau
pribumi tak dapat
menggunakannya.” (Ananta
Toer, 2007:
39)
(5) ”Kita berhutang budi pada
Hindia. Sedalam-dalamnya,
sebagai Eropa, sebagai keristen
kita akan berbuat sesuatu
kebaikan pada pribumi untuk
menyampaikan balas budi kita.
Bukan sekedar peraturan-
peraturan yang menguntungkan
mereka. Juga memperlengkapi
mereka dengan syarat-syarat
baru untuk dapat memasuki
jaman baru ini. Jembatan yang
sebaik-baiknya adalah
terpelajar pribumi.” (Ananta
Toer, 2007: 40)
(6) ”Sayang sekali. Memang bukan
maksudku hendak mengaggu
pelajaran Tuan-tuan. Biarpun
begitu coba Tuan-tuan pikirkan
barang sekedarnya. Mereka
telah mendatangkan guru-guru
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
68
dari Tionghoa dan Jepang,
golongan Arab mendatangkan
dari Tunisia dan Aljazair.
Mereka berkokoh tak
mengajarkan Belanda, tapi
inggris, lulusannya kelak
meneruskan di sekolah
singapura dan negeri-negeri
berbahasa inggris. Mereka akan
kembali ke Hindia seagai
terpelajar kelas satu. Kita akan
lebih ketinggalan lagi. Usaha
kita tak ada sampai sekarang.
Tak ada.” (Ananta Toer, 2007:
50)
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
69
LAMPIRAN III
unsur-unsur Intrinsik yang terdapat Novel „Jejak Langkah karya Pramoedya ananta toer
NO Penokohan Novel „Jejak Langkah‟ karya
Pramoedya Ananta Tor
Tokoh Penokohan Kutipan Novel Keterangan
1 Minke Pemberani
(1) “kubebaskan kedua
belah tanganku dan
mulai menyerang”
[Jejak Langkah: 17]
Dia seorang pemuda
yang pemberani
terbukti dengan
sikapnya yang gagah
berani melawan
perlakuan teman-
teman asramanya
yang ingin
mempermainkannya
ketika masuk asrama
pertama kalinya.
Bahkan dia berani
berkelahi demi
membela harga
dirinya. Dia juga
anak yang cerdas,
memiliki nilai yang
baik dalam
ijazahnya. Di
samping itu, dia
juga sangat berbakat
dalam menulis yang
membuatnya sangat
dicintai gubernur
Belanda yaitu
Jenderal Van Heutz.
Dengan bakat
menulisnya, dia pun
diundang ke istana
dalam pertemuan
penting gubernur
tersebut. Dia juga
anak yang patuh
pada ibunya. Dia
selalu meminta maaf
atas kesalahanya
yang mungkin
menyakiti perasaan
Cerdas (5) “hanya karena nilai baik
dalam ijazah tuan saja
keterlambatan masih
dimaafkan” [12]
(6) “aku bangga pada siswa
yang bisa menulis”
[25]
Patuh pada Ibunya (7)“ampun, bunda,
ampun, ampun” [75]
(8) “aku berjanji akan minta
ijin tidur di luar asrama
malam ini” [77]
Kurang disiplin (2) “betul, Tuan direktur.
Biar begitu aturan
untuk memuliakan
seseorang ibu tidak
menjadi batal karena
adanya sekolah dokter
ini” [JL: 78]
(3) “semestinya tuan
masuk tahun lalu
bukan? sekarang pun
tuan terlambat”
(4) “kan Tuan sendiri yang
sudah menyetujui
perjanjian dengan
sekolah untuk patuh
pada tata tertib?” [78]
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
70
ibunya. Dia selalu
meminta restu
ibunya dan sangat
menghormatinya.
Tetapi, dia kurang
disiplin dan kurang
taat dengan
peraturan
sekolahnya. Dia
sering melanggar
peraturan sekolah
dengan keluar
asrama dan tidur di
luar asrama untuk
kegiatan menulisnya
dan menemui
ibunya. Bahkan
sejak pertama masuk
sekolah S.T.O.V.I.A
dia juga terlambat
beberapa bulan dan
berani melawan
direktur sekolah
demi menemui
ibunya di luar
asrama.
2 Partotenejo Baik (1) “Partotenejo alias
Patrokleooo dengan giat
tanpa pamrih membantu
aku mengejar
ketinggalanku”[61]
Dia orang yang baik
yang selalu giat
membantu temannya
belajar untuk
mengejar
ketertinggalannya
dalam pelajaran
tanpa pamrih. Dia
juga suka
meminjamkan buku
catatanya pada
temannya. Akan
tetapi, dia penakut.
Dia tidak berani
melawan teman-
teman asramanya
yang
memperlakukannya
secara semena-
mena. Dia hanya
Penakut (2) “dia adalah orang yang
tidak berani melawan
kalau orang-orang itu
mengganggunya”
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
71
diam ketika teman-
temannya mulai usil
padanya.
3 Mei Setia pada suami (1) “aku lari memburu.
Mereka berjalan sejajar
dan tidak terlalu dekat.
Tiba-tiba aku lihat
temannya menarik
tangan Mei, dan istriku
menyingkirkan tangan
itu” [217]
Dia istri kedua yang
sangat setia pada
suaminya. Ternukti
dengan kesetiannya
menjaga cintanya
pada suaminya
ketika teman
organisasinya mulai
menarik tanganya
tetapi dia
menyingkirkan
tangan itu. Dia juga
setia menemani
suaminya dalam
menulis dan juga
berdiskusi tentang
pembentukan
organisasi. Selain
itu, dia juga
memiliki sifat yang
terbuka. Hal ini
terlihat sejak dia
berkenalan dengan
suaminya. Dia
menceritakan segala
masalah pribadinya.
Dia juga baik dan
penurut pada
suaminya. Dia
menuruti perkataan
suaminya yang
menyuruh dia untuk
mengurus diri dan
menjaga
kesehatanyya. Akan
tetapi, pada akhirnya
dia sering keluar
malam untuk
mengurusi
Terbuka (2) “mengherankan
keterbukaan gadis ini”
[96]
Penurut/Baik (3) “dulu dia memang baik,
penurut, selalu tinggal di
rumah pada waktunya.
Sekarang jarang
kelihatan dan
nampaknya lebih suka di
jalanan.” [218]
Aktif/suka keluar
malam
(4) “suka keluar malam
dengan kegiatan yang
tidak jelas
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
72
organisasi
bangsanya
Tionghoa. Dia mulai
aktif dengan segala
kegiatannya yang
akhirnya membuat
kesehatannya
memburuk dan
akhirnya meninggal
dunia.
4 Ter Haar Membela Minke (1) “dengan menulis,
dengan pengalaman
sebanyak itu, lahir dan
batin. Nampaknya ia
akan jadi siswa yang
cukup maju, Tuan. [25]
Dia sahabat yang
baik. Dia sangat
mendukung aktivitas
sahabatnya bahkan
usahanya dalam
mendirikan
organisasi. Dia
bahkan sering
membela sahabatnya
itu di depan kepala
sekolahnya dan juga
gubernur. Dialah
sahabat yang telah
memperkenalkan
Minke pada
gubernur Belanda
dan juga
memperkenalkan
bakat menulisnya.
Dia juga sosok yang
arif dan bijak.
Bahkan di saat
perang, dia selalu
setia menulis surat
untuk sahabatnya itu
untuk memberitahu
perkembangan
perang yang ada di
Bali.
Memotivasi Minke (2) “beruntung datang lagi
surat dari Ter Haar itu,
yang menaikkan kembali
semangatku” [277]
Arif (3) “temanku itu
nampaknya arif juga
akan ketidaktahuanku”
[31]
5 Jenderal
Van Heutsz
Ramah/Baik pada
Minke
“Van Heutsz Nampak mulai
tersinggung. Tawanya
hilang, keramahannya
lenyap. Kumisnya berayun-
ayun” [51]
Dia seorang
gubernur Belanda
yang menjabat pada
masa itu dan sangat
ramah pada Minke.
Dia bahkan
mempermudah
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
73
segala urusan Minke
dan sangat member
ruang padanya untuk
megembangkan
bakat menulisnya.
Selama
kepimpinannya,
Minke banyak
mendapat
keringanan dalam
mengurus segala
urusan Koran dan
organisasinya.
6 Ibu Badrun Baik/Penyayang (1) “denmas, ibu tidak
mengerti. Mengapa
denmas pilih tempat ini.
Kan disini tidak ada
gadis cemekel. Apa
perlu ibu carikan untuk
teman minum?” [73]
Dia ibu angkat yang
dipilih Minke
sekaligus rumahnya
menjadi tempat
tinggalnya di luar
asrama. Dari awal
pertemuan mereka,
Minke sudah
diperlakukan baik
olehnya. Dia sosok
ibu yang baik dan
penyayang terbukti
dengan mengangkat
anak yaitu menjadi
anaknya sendiri.
Dia juga
menyayangi Minke
dan istrinya deperti
anaknya sendiri. Dia
juga peduli dengan
permasalahan Minke
dan istrinya dan
memberikan solusi.
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
74
7 Bunda Lemah Lembut (1) “suaranya yang lemah
lembut menderu
menyambar-nyambar,
lebih perkasa dari
petirnya para dewa,
lebih ampuh dari
mantra semua dukun,
suara dari seorang ibu
yang mencinta” [75]
Dia sosok ibu yang
baik dan lemah
lembut. Dia selalu
sabar menghadapi
anaknya. Dia setia
mendengarkan keluh
kesah anaknya dan
mendukung segala
keputusannya
meskipun kadang
berseberangan
dengan keinginan
ayahnya. Selain itu,
dia juga ibu yang
sangat perhatian dan
penyayang. Terbukti
ketika dia beberapa
kali mengunjungi
anaknya di Batavia
dan datang jauh jauh
dari Bandung demi
melihat keadaan
anaknya. Dia juga
menyuruh anaknya
untuk menikah lagi
dan menerima gadis
Tionghoa untuk
diperistri oleh
anaknya. Dia selalu
menanyakan
kesulitan yang
dihadapi oleh
anaknya dan
mendoakan yang
terbaik buat cita-
citanya.
Perhatian/Penyayang (1) “seorang ibu selalu
mengampuni anaknya,
biarpun anak itu seperti
kau, yang baru pandai
membangun
kesengsaraan untuk
dirinya sendiri” [76]
(2) “aku datang terpanggil
oleh kesengsaraanmu,
nak. Surat-suratku tak
ada yang kau balas
selama ini” [76]
(3) “carilah istri, seorang
gasdis jawa sejati, biar
ada yang meringankan
penderitaanmu” [80]
(4) “kasihan, kau, nak,
tersiksa benar karena
pertanyaan bunda.
Lihat Bunda tak
menuntut apa-apa
darimu. Asal Bunda
dapat melihat kau
berbahagia, rasanya
lebih berbahagia lagi”
[83]
8 Sandiman Baik (1) “pada hari-hari
berikutnya ia
membuktikan diri
seorang pembantu
yang baik. Begitu
aku bangun tidur,
suratkabar telah
Dia seorang
pembantu yang
mengabdikan
dirinya untuk
membantu kegiatan
tuannya. Dia baik,
setia, dan penurut.
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
75
tersedia di dekat
kopi dan sarapan di
ruang depan” [272]
Terbukti ketika dia
selalu melakukan
apapun yang
diperintahkan
kepadanya. Dia juga
setia menemani dan
melindungi tuannya
dari serangan
musuh. Bahkan dia
rela berkorban demi
menjaga tuannya
dari serangan
musuh.
Setia (2) “Wardi dan
Sandiman, yang
mengetahui sesuatu,
mengirinkan di
belakangku.” [333]
(3) “atau Sandiman atau
Marko yang
mengawal. Kedua-
duanya tidak rela
melepas aku berjalan
sendiri.” [574]
(4) “bangun pagi itu
Sandiman dan Wardi
sudah berangkat
melakukan
tugasnya” [334]
9 Wardi Setia/Penurut (1) “Wardi dan
Sandiman, yang
mengetahui sesuatu,
mengirinkan di
belakangku.” [333]
(2) “bangun pagi itu
Sandiman dan Wardi
sudah berangkat
melakukan
tugasnya” [334]
Dia yang membantu
temannya
mendirikan Koran
„Medan‟. Dia
teman yang setia
dan penurut pada
temannya. Dia
menuruti perintah
Minke kepadanya
dan selalu
memberikan yang
terbaik atas tugas-
tugasnya. Dia
menjadi sahabat
yang berperan
penting dalam
membantu
10 Marko Pekerja Keras (1) “dalam beberapa
bulan Marko telah
menunjukkan
kemampuan
luarbiasa. Dari
seorang pembersih
kantor dan penjaga
keamanan, ia telah
Dia pria pekerja
keras. Dari awal dia
bekerja pada Minke,
dia telah
menunjukkan kerja
krasnya dan
melakukan yang
terbaik. Dia juga
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
76
dapat handset
sendiri.” [529]
bias mengerjakan
beberapa pekerjaan
di kantor dari mulai
menjadi penjaga
keamanan, dia juga
dapat handset sediri.
Dia juga seorang
yang setia pada
tuannya dengan
mengawalnya dalam
menjalankan
organisasi. Dia juga
penurut dan selalu
membantu
mengurus Koran
temannya dan
menyebar undangan
untuk pendirian
organisasi.
Setia (2) “atau Sandiman atau
Marko yang
mengawal. Kedua-
duanya tidak rela
melepas aku berjalan
sendiri.” [574]
Penurut (3) “set semua ini,
Marko. Muat
sebagai cerita
bersambung. Jangan
ada halaman cecer
atau rusak. Tak
bakal ada gantinya.
Keselamatan naskah
ini adalah juga
keselamatan jiwamu
sendiri. Baik Tuan.
Akan kubela naskah
ini Tuan.” [623]
11 Mama Baik/Bijaksana (1) “bagaimana kau,
Nak? Nampaknya
sudah baik. Kata
mama. Pangestu
mama, pangestu.
Suaranya begitu
manis dan lemah
lembut.
Dia mertua dari istri
pertama Minke. Dia
sangat perhatian dan
baik bahkan sangat
berjasa dalam
kesuksesan Koran
„Medan‟. Dia
mertua yang
bijaksana dan
penolong. Dia
mengirimkan
seorang juris untuk
membantu Minke
dalam penulisan
beritanya dan
membantu
masyarakat pribumi
dalam membela
haknya. Bukan
hanya itu saja.
Mama sosok yang
sangat baik dalam
membantu Minke
secara materi untuk
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
77
pendirian Koran
„Medan‟.
11 Prinses (1) Pemberani (2) “apa yang tuan-tuan
hendak akhiri?
Ulang Prinses untuk
ketiga kalinya.
“janganinjak
rumahku tanpa
ijinku. Akhiri
kunjungan tuan-tuan
ini; atau kutembak
tanpa ampun. [593]
(3) “istriku cukup
mengabdi pada
suami, dan itu sudah
mencukupi bagi
seorang pria pribumi
dari kalangan apa
pun dan di mana
pun” [587]
Dia istri ketiga
Minke. Dia
perempuan
pemberani yang
berani melindungi
suaminya dengan
menembak musuh
yang ingin
menghancurkan
keluarganya.
Bahkan dia berani
membunuh musuh
suaminya dengan
diam-diam. Dia
anak yang telah
diajarkan ayahnya
menembak sejak
kecil.
12 Mir
Frischboten
Baik/Perhatian “Mir dan Sandiman
mengantarkan aku dengan
taksi ke Buitenzorg. Mir
duduk di belakang menjaga
aku dan Sandiman bersama
sopir.” [647]
Dia teman yang baik
dan sangat
membantu Minke di
saat kesusahan. Dia
juga perhatian pada
Minke dengan
menanyakan status
perkawinan
sahabatnya itu. Dia
menyarankan Minke
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
78
untuk segera
menikah.
13 Hendrick Jujur/Baik “Frischboten seorang juris
yang jujur, dia akan
membantumu sepenuh hati”
[363]
Dia seorang juris
yang membantu
mendirikan Koran
„Medan‟. Dia orang
yang jujur dan
membantu sepenuh
hati. Dia sangat baik
pada Minke dan
senatiasa membantu
permasalahan yang
terjadi pada Koran
„Medan‟. Dia
mengabdikan
hidupnya untuk
bekerja pada Koran
Minke.
14 Ayah Keras/memiliki adat
Jawa yang kental
“kini ia tidak mearasa
terhina duduk sama tinggi
dengan anak dan
menantunya. Untuk pertama
kali ayahanda tidak merasa
rugi tidak mendapat
sembah. Mungkin ia sudah
merasa: di masa cucunya
kelak sembah akan hilang
dari bumi dan manusia
Jawa, tinggal yang berhati
budak masih
melakukannya.” [171-172]
Dia seorang bupati
dan keras terhadap
anaknya. Dia
memiliki adat Jawa
yang sangat kental.
Hal ini sangat
bertentangan dengan
anaknya.
15 Robert
Shuurhorf
Jahat (1) “di belakangku
berdiri seorang
peranakan Eropa,
tinggi dan besar,
berkumis tebal.
Sebuah tongkat
rotan sedang
dilengkung-
lengkungkan dengan
dua belah tangan.
Petnya tenggelam
menutupi jidat.
Matanya melotot
dan giginya
Dia mata-mata
Belanda yang
digunakan untuk
menghancurkan
organisasi dan
Koran „Medan‟. Dia
bahkan tega
melakukan
kekerasan untuk
menghentikan
Minke. Dia selalu
menghalangi
kegiatan Minke
dalam membela hak
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
79
meringis” [333]
(2) “ditemukannya
penulis surat palsu
membuktikan
adanya seorang yang
samar-samar
mendalangi
perbuatan ini. Orang
itu adalah : Robert
Shuurhof” [377]
masyarakat pribumi.
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
80
LAMPIRAN IV
unsur-unsur Intrinsik dalam Novel „Jejak Langkah‟ karya Pramoedya Ananta Toer
NO Alur Novel „Jejak Langkah‟ karya Pramoedya Ananta Tor
Alur Kutipan Novel Keterangan
1 Maju :
pengungkapan
cerita berjalan maju
sesuai urutan waktu
(1) “Memasuki alam Betawi, memasuki
abad duapuluh, juga kau,
sembilanbelas! Selamat tinggal!”
[1]
(2) “Yang penting dalam 1904 bukan
hanya itu. Naiknya Gubernur
Jenderal Van Heutsz telah
menggelisahkan negeri-negeri
merdeka dalam kantong-kantong
Hindia Belanda” [174]
(3) “Tahun 1907 rasa-rasanya akan
lewat dengan cepat sekiranya tak
terjadi peristiwa yang cukup
meninggalkan kesan” [302]
(4) “Pada tahun 1908 sekarang Belanda
telah berhasil mempengaruhi Raja
Gianyar, yang melakukan serangan
terhadap benteng Toh Pati,
mengepung dan kemudian
menjatuhkannya” [324]
(5) “Tahun 1911 menjanjikan
pergolakan yang lebih meriah. [598]
Cerita novel berawal
dari abad duapuluh
pada tahun 1901.
Kemudian cerita
bergerak maju ke tahun
1904. Kutipan novel
tersebut mnunjukkan
alur maju.
Terdapat alur maju.
Karena cerita
menceritakan tahun
1907 yang bergerak
maju dari tahun
sebelumnya.
Terlihat bahwa cerita
pada novel tersebut
menggunakan alaur
maju dimana
menceritakan cerita
secara beruntun dari
tahun ke tahun.
Pada kutipan tersebut
alur yang digunakan
juga adalah alur maju.
Terlihat dari tahun yang
digunakan berjalan
maju dari tahun
sebelumnya.
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
81
LAMPIRAN V
unsur- unsur Intrinsik dalam Novel „Jejak Langkah‟ karya Pramoedya Ananta Toer
Latar Novel „Jejak Langkah‟ Karya Pramoedya Ananta Toer
Latar Kutipan Novel Keterangan
Waktu Tempat Sosial
Betawi (1) “Akhirnya bumi Betawi
terhampar di bawah kaki,
kuhirup udara darat dalam-
dalam.” [1]
terjadi pada
abad
duapuluh dan
umunya
cerita terjadi
di Bandung
dan di kantor
redaksi.
Lingkungan
social yang
ada yaitu
lingkungan
pemerintahan
Belanda dan
lingkungan
masyarakat
pribumi.
Abad
duapuluh
(2) “memasuki alam Betawi
memasuki abad duapuluh,
juga kau, sembilanbelas!
Selamat tinggal!” [1]
S.T.O.V.I.A (3) “Hanya satu alamat aku kenal;
S.T.O.V.I.A ini. Betapa
menyakitkan”[12]
Kamarbola
De Harmonie
Lingkungan
pejabat
Belanda
(4) “Kamarbola De Harmonie itu
mempesonakan. Besar, megah
mewah” [12]
Rumah Ibu
Badrun
Lingkungan
masyarakat
sederhana
(5) “Rumah Ibu Badrun ternyata
cocok juga untuk mengucilkan
diri. Kemari juga surat-suratku
dialamatkan. Dan kemari juga
Bunda datang menegok. Itu
terjadi setelah tujuh bulan
belajar. Sehabis jam pelajaran
siang” [73-74]
Kamar (6) “Tergolek di dalam kamar,
sedang di lantai, di atas tikar,
anak-anak pungut Ibu Badrun
telah nyenyak tidurnya dalam
kukuban asap obat nyamuk.”
[87]
Sore hari Perpustakaan (7) “Di perpustakaan sore itu,
hanya karena iseng, kubuka-
buka bundle Lembaran Negara”
[91]
Kramat
Kantor surat
kabar
(8) “Keesokannya, sebelum
menjeguk Mei, aku pergi ke
Kramat, masuk ke sebuah
kantor surat kabar lelang dan
memperkenalkan diri” [134]
Bandung (9) “Kubawa Mei berlibur ke B”
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
82
[137]
Losmen (10) “Ia kutempatkan di sebuah
losmen milik orang Tionghoa,
baru kemudian aku tinggalkan
dia untuk pulang pada orang
tua” [138]
Jepara (11) “Perjalanan kami
selanjutnya adalah ke Jepara”
[144]
Betawi (12) “Kembali ke Betawi Mei
mulai tumbuh sehat” [160]
Malam hari Istana
Rijswijk
Lingkungan
sosial
pegawai
negeri
(13) “Pada malam yang telah
ditentukan bersama istri aku
ikut hadir di istana Rijswijk.”
[165]
Menjelang
matari
tenggelam
Di kursi
taman
Gubernur
Jenderal Van
Heutz
(14) “Beberapa menit kemudian,
menjelang matari tenggelam,
aku telah duduk di kursi taman
di hadapan Gubernur Jenderal
Van Heutsz” [204]
Keesokan
harinya
Kantor
Koran lelang
(15) “Keesokan harinya dengan
setumpuk jawaban para siswa
aku bekerja di kantor Koran
lelang” [214]
Jam 2
malam
Kwitang (16) “Jam dua malam aku baru
selesai dan langsung menuju
Kwitang” [214]
Hari
berikutnya
Serang (17) “Hari berikutnya rumah aku
serahkan pada Sandiman. Ke
Serang” [273]
Di Pendopo
Patih
Meester
Cornelis
Lingkungan
organisator
(18) “Suatu hari yang indah
dalam hidupku, Tuhan telah
membimbing aku memimpin
rapat di Pendopo Patih Meester
Cornelis.” [290]
malam Di
percetakan
(19) “Sampai di percetakan
malam itu juga perasaan malu
masih juga lekat” [332]
Bandung (20) “Utusan Raden Tomo telah
datang ke Bandung untuk
menagih janji” [382]
Kantor
Redaksi
(21) “Seorang utusan B.O.
berkunjung ke kantor redaksi,
menyampaikan undangan
untuk menghadiri kongres II
Budi Oetomo tahun itu juga di
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
83
Yogyakarta” [400]
Beberapa
hari
kemudian
(Desember
1908)
Yogyakarta (22) “Beberapa hari kemudian
berangkatlah aku ke
Yogyakarta. Desember 1908”
[402]
Kroyan (23) “Sampai di Kroya semua
penumpang turun untuk
berganti kereta yang telah
kecapean” [402]
Losmen
Bogowonto
(24) “Losmen Bogowonto penuh
penginap, kamarku sempit
dijejal bersama tiga orang
pengunjung Kongres.” [425]
Warung (25) “Waktu Hans alias Hadji
Moeloek datang bersama Mas
Sadikoen, terpaksa mereka
kubawa ke warung sebelah”.
[425]
Sala (26) “Dari Yogja aku perlukan
berkunjung ke Sala untuk
mendengar-dengar tentang
nasib orang-orang Legium
Mangkunegaran.” [443]
Jam
setengah
lima sore
Pemondokan
Prinses Van
Kasituta
(27) “Jam setengan lima sore.
Pemondokan Prinses Van
Kasiruta adalah rumah seorang
keluarga Belanda bernama
Doornenbos” [472]
Sore hari Lapangan (28) “Sore keesokan harinya aku
diterima oleh Van Heutsz di
bawah pricel di tengah-tengah
kehijauan lapangan rumput
luas.” [487]
Lima belas
hari
kemudian
Sukabumi (29) “Lima belas hari kemudian
atas permintaan Tuan Raja dan
keluarganya aku datang ke
Sukabumi, dan diminta
menginap.” [508]
Kramat Lingkungan
elit
(30) “Sebuah gedung bertingkat
dari kayu jati telah kubeli,
terletak di jalan Kramat” [566]
Jawa Lingkungan
organisasi di
pulau Jawa
(31) “Beberapa kali telah
kujalani turne keliling Jawa
untuk melihat perkembangan
organisasi dari dekat.” [574]
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
84
Rumah Dewi
Sartika
(32) “Untuk menghibur hatinya,
aku bawa ia ke rumah Dewi
Sartika” [585]
Rumah sakit (33) “Pada suatu hari, sebelum
memasuki kantor redaksi,
kuperlukan datang
memeriksakan diri pada
seorang dokter Jerman.” [588]
Blora Lingkungan
sosial
keluarga
(34) “Dengan Prinses dan dengan
pengawalan Sandiman dan
beberapa orang kami berlibur
di Blora untuk menegok sanak-
sanak di sana.” [607]
Stasiun Cepu (35) “Di stasiun Cepu hari
berikutnya ternyata bukan
hanya seorang yang datang.”
[616]
Buitenzorg (36) “Bersama dengan ayah
mertua aku pulang ke
Buitenzorg.” [623]
Naripan-I (37) “Kami berangkat ke
Naripan-I” [658]
Bank (38) “Begitu aku memasuki Bank
beberapa orang berhenti
bekerja, khusus untuk melihat
aku.” [664]
Kantor
Sekretariat
Keresidenan
(39) “Perjalanan aku teruskan ke
kantor sekretariat keresidenan.”
[681]
Lembang (40) “Begitu muncul, Sandiman
terus aku bawa ke Lembang
dengan taksi.” [682]
Siang (41) “Selamat siang! Kami sudah
lama menunggu-nunggu Tuan.”
[12
Jam lima
kurang
seperempat
(42) “Jam lima kurang
seperempat sore teman itu
sudah datang menjemput” [29]
Pagi
sepulang
sekolah
(43) “Pagi-pagi balik ke sekolah.
Langsung dipanggil Tuan
Direktur” [78]
Hari
minggu
berikutnya
(44) “Hari minggu berikutnya
aku sengaja mencarinya. Pagi-
pagi berangkat bersepeda” [92]
Tahun
1904
(45) “1904, tahun sangat penting
dalam kehidupan kami.
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
85
Bagaimana bisa dinamai
penting? Seperti petir di langit
cerah datang sepucuk surat
untukku dengan alamat
sekolah” [165]
Tahun
1907
(46) “Tahun 1907 rasa-rasanya
akan lewat dengan cepat
sekiranya tak terjadi peristiwa
yang cukup meninggalkan
kesan” [302]
Tahun
1908
(47) “Pada tahun 1908 sekarang
Belanda telah berhasil
mempengaruhi Raja Gianyar,
yang melakukan serangan
terhadap benteng Toh Pati,
mengepung dan kemudian
menjatuhkannya” [324]
Tahun
1911
(48) “Tahun 1911 menjanjikan
pergolakan yang lebih meriah.
Thamrin Mohammad Thabrie
mendapat instruksi untuk
melepaskan keanggotaanya.”
[598]
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
86
LAMPIRAN VI
Unsur-unsur Intrinsik dalam Novel „Jejak Langkah‟ karya Pramoedya Ananta Toer
NO Sudut Pandang Novel „Jejak Langkah‟ karya Pramoedya Ananta Tor
Sudut Pandang Kutipan Novel Keterangan
1 Sudut pandang orang
pertama.
Pengarang
menggunakan sudut
pandang sebagai orang
pertama yang terlibat
langsung dalam cerita
serta menceritakan
cerita berdasarkan
sudut pandangya
sendiri.
(1) “Akhirnya bumi Betawi
terhampar di bawah kaki, kuhirup
udara darat dalam-dalam” [1]
(2) “Aku datang untuk jaya, besar
dan sukses.” [1]
(3) “Aku tidak menggeragap.
Alhamdulilah. Aku satu-satunya
pribumi dan satu-satunya bocah.
Kehormatan dari seorang
Jenderal penakluk Aceh, kata
orang, adalah kehormatan juga.
Kurasai Ter Haar menyinggung
kakiku dengan sepatunya” [52]
(4) “aku periksa kembali salinan-
salinan itu, aku beri beralamat.
Jurutulis itu memasukkan ke
dalam sampul, memberinya
perangko.” [270]
(5) “aku kayuh sepedaku pelan-
pelan dalam malam sejuk itu. Di
atasku langit bertaburan bintang.
Di sekelilingku ketenangan kota
Betawi di waktu malam.” [330]
(6) “beberapa kali telah kujalani
turne keliling Jawa untuk melihat
perkembangan organisasi dari
dekat: atau Sandiman atau Marko
yang mengawal. [574]
Kata ganti aku atau
ku yang digunakan
dalam novel tersebut
menunjukkan posisi
pengarang sebagai
pelaku utama dan
memakai sudut
pandang orang
pertama.
Pengarang
menceritakan cerita
secara langsung
dengan melibatkan
dirinya sebagai
pelaku utama serta
memakai sudut
pandang sebagai
orang pertama yang
mengalami peristiwa
dalam cerita
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
87
LAMPIRAN VII
Unsur-unsur Intrinsik dalam Novel „Jejak Langkah‟ Karya Pramoedya Ananta Toer
NO Gaya Bahasa Novel „Jejak Langkah‟ karya pramoedya Ananta Toer
Gaya bahasa Kutipan Novel Keterangan
1 Majas Repetisi 1.“ Selamat tinggal, kau, laut.
Selamat tinggal semua yang telah
terlewati. Kau pun tak terkecuali,
selamat tinggal.” [1]
2.” Aku malu pada bumi di bawah
kakiku, pada langit di atasku, pada
semua manusia di lingkunganku.”
3. Di balik hidup adalah maut. Di balik
persatuan adalah kehancuran.”[575]
Kata „ selamat
tinggal‟ kata „pada‟,
dalam penggalan
novel tersebut dipakai
berulang-ulang.
Penggalan novel
tersebut menggunakan
majas repetisi
2 Majas Metafora (1) “ sekarang bahkan menukik jatuh
bersama panji-panjinya sekali: jadi
pesakitan hanya karena hendak
membangun kejayaan dalam satu
malam, Seperti Bandung Bondowoso
membangun prambanan.‟‟[1] (2) “ dalam keadaan seperti burung
kehujanan aku tandatangani surat
perjanjian sebagai eleve.” [14]
[3] “ hatinyaseperti padang pasir
sahara, kering kerontang. Laut pun
akan hilang terhisap bila dituangkan”
[59]
Penggalan novel
tersebut menggunakan
majas metafora
dengan
membandingkan satu
benda dengan benda
lain secara langsung
dengan menggunakan
kata seperti, laksana,
bagaikan, ibarat
3 Hiperbola (1) “ Laut pun akan hilang terhisap
bila dituangkan” [59]
(2) “ Ai, hatiku mekar sebesar
gunung” [368]
(3) “ Tinggal aku seorang kini
menggapai-gapai, bergerayangan
maju dalam kegelapan “[ 400 ]
Dalam penggalan
novel tersebut,
pengarang
menggunakan majas
hiperbola yang
melukiskan keadaan
secara berlebihan.
4 Personifikasi (1)” gelas-gelas itu berdiri sejajar
seperti dua kekasih kesepian” [ 108]
(2)” Guruh mendehem-dehem dan
petir mengerjap-erjap pusing sendiri.
Hujan tumpah tanpa bercadang”
Majas personifikasi
juga digunakan
pengarang dengan
melukiskan benda
mati berperilaku
seperti manusia. Kata
guruh mendehem-
dehem menunjukkan
seolah-olah guruh
berperilaku seperti
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335
88
manusia.
5 Sarkasme (1) “ mereka tak tahu apa-apa kecuali
mencari rejeki dan membiakkan diri.
Oh, makhluk-makhluk dalam
peternakan!” [266]
(2) “ Binatang buas itu telah
mengundang dekat ke kandangnya.
Agar mudah keluar masuk sarangnya”
[345]
Majas sarkasme juga
digunakan dala
penggalan novel
tersebut. Majas ini
digunakan untuk
Sindiran yang paling
kasar.
Dicetak pada tanggal 2019-02-04Id Doc: 589c891e81944d4610494335