Post on 01-Mar-2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Selama 279 hari kehamilan rata-rata, fisiologi ibu hamil mengalami
perubahan nyata untuk menunjang perkembangan janin dan untuk
mempersiapkan ibu menjalani persalinan dan laktasi. Perubahan dimulai
pada fase luteal siklus haid, sebelum pembuahan dan implantasi, seiring
dengan dimulainya sekresi progesteron dari korpus luteum. Apabila
pembuahan berhasil, kadar progesteron dan estrogen meningkat secara
progesif. Bersama-sama mereka mengendalikan banyak perubahan pada
fisiologi ibu selama kehamilan. (Coad & Dunstal, 2006)
Perubahan anatomi dan fisiologi pada perempuan hamil sebagian
besar sudah terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama
kehamilan. Kebanyakan perubahan ini merupakan repons terhadap janin.
Satu hal yang menakjubkan adalah bahwa hampir semua perubahan ini akan
kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan
menyusui selesai. (Prawirohardjo, 2008)
Pemahaman tentang perubahan anatomi dan fisiologi selama
kehamilan merupakan salah satu hal yang penting untuk diketahui oleh
Bidan. Hampir tidak mungkin dapat mengerti proses penyakit yang terjadi
selama kehamilan tanpa disertai pemahaman mengenai perubahan anatomi
dan fisiologi ini. (Prawirohardjo, 2008)
1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana sistem pernafasan pada manusia?2. Bagaimana perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis sistem
pernafasan pada ibu hamil trimester I, II, dan III?
1
1.3 Tujuan1. Mahasiswa mampu mengetahui system pernafasan pada manusia2. Mahasiswa mampu mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi
fisiologis sistem pernafasan pada ibu hamil trimester I, II, dan I
2
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Sistem Pernafasan Pada Manusia2.1.1 Pengertian Sistem Pernafasan
Fungsi sistem pernafasan adalah mengambil oksigen (O2) dariatmosfer ke dalam sel-sel tubuh danuntuk mentranspor karbondioksida (CO2) yang dihasilkan oleh sel-sel tubuh kembali keatmosfer. Organ-organ respiratorik berfungsi dalam:1. Produksi bicara, membantu proses dalam berbicara2. Keseimbangan asam basa dalam darah dan jaringan tubuh
manusia3. Pertahanan tubuh melawan benda asing, organisme asing yang
masuk melalui proses pernafasan ke dalam tubuh4. Mengatur hormonal tekanan darah dan keseimbangan hormon
dalam darah2.1.2 Fisiologi Sistem Pernafasan
Mekanisme Pernafasan
Paru-paru dan dinding dada dalam keadaan normal memilikistruktur yang elastic dan terdapat lapisan cairan tipis yang memisahparu-paru dan dinding dada. Posisi paru-paru dapat dengan mudahbergeser pada dinding dada.
2.1.3 Jenis Respirasi1. Pernafasan Eksterna
Proses pertukaran udara yang terjadi antara udara dalamalveolus dengan darah dalam kapiler dan merupakan pertukaranO2 dan CO2 antara darah dan udara.
2. Pernafasan InternaProses pertukaran udara yang terjadi antara darah sirkulasi
dan sel jaringan. Berlangsung di seluruh sistem tubuh.
3
2.1.4 Cara Pernafasan1. Pernafasan Dada (Costal Breathing).
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Fase InspirasiFase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk
sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalamrongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luarsehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
b. Fase EkspirasiFase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya
otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti olehturunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil.Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadilebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalamrongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
2. Pernafasan Perut (Diaphragmatic Breathing)
Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Fase InspirasiFase ini berupa berkontraksinya otot diafragma
sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalamrongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luarsehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
b. Fase EkspirasiFase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya
otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnyatulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagaiakibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebihbesar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam ronggadada yang kaya karbon dioksida keluar.
4
2.1.5 Volume Paru1. Spirometri: suatu proses merekam volume pergerakan udara
yang masuk dan keluar dari paru2. Spirometer: alat untuk mengukur udara yang masuk dan keluar
dari paru3. Spirogram: grafik yang memperlihatkan perubahan dalam
volume pru-paru pada berbagai keadaan bernafas Macam volume paru bila dijumlah sama dengan volume
maksimum pengembangan paru:1. Volume Tidal (Tidal Volume = TV)
adalah volume udara pada waktu inspirasi atau ekspirasinormal, dan volumenya kira-kira 500 ml
2. Volume Cadangan Inspirasi (Inspiratory Reserve Volume =IRV)
adalah volume udara tambahan terhadap volume volumetidal, dan biasanya volume udara itu kira-kira 3000 ml.
3. Volume Cadangan Ekspirasi (Expiratory Reseve Volume =ERV)
adalah jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan denganberekspirasi sekuat-kuatnya (maksimum) pada saat akhirekspirasi normal, volume ini kira-kira 1100 ml.
4. Volume Residu (Residual Volume = RV) adalah volume udara yang masih tinggal di dalam paru-
paru setelah melakukan respirasi maksimum. Volume residu inirata-rata 1200 ml.
2.1.6 Kapasitas ParuDalam peristiwa siklus paru-paru diperlukan menyatukan dua
volume atau lebih kombinasi seperti ini disebut kapasitas paru-paru.1. Kapasitas Inspirasi (Inspiratory Capacity/IC)
IC = volume tidal (TV) + volume cadangan inspirasi(IRV). Ini adalah sejumlah udara seseorang bernafas mulaidengan tingkat ekspirasi normal dan memperbesar paru-parunyahingga maksimum.
2. Kapasitas Residu Fungsional (Functional ResidualCapacity/FRC)
5
FRC= volume cadangan ekspirasi (ERV) + volume residu(RV). Ini adalah sejumlah udara yang tinggal dalam paru-parupada akhir ekspirasi normal (kira-kira 2300 ml).
3. Kapasitas Vital (Vital Capacity/VC) VC= volume cadangan inspirasi (IRV) + volume tidal
(TV) + volume cadangan ekspirasi (ERV). Ini adalah jumlahudara maksimum yang dapat dikeluarkan dari paru-paru setelahekspirasi dan dilanjutkan dengan ekspirasi maksimum.
4. Kapasitas Total Paru-Paru (Total Lung Capacity/TLC) adalah volume maksimum paru-paru yang masih dapat
diperbesar dengan inspirasi sekuat mungkin (kira-kira 5800 ml).TLC = IRV + TV + ERV + RV.
2.1.7 Kecepatan dan Pengendalian Pernafasan
Mekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan oleh 2 faktor
utama:
1. KimiawiMerupakan faktor utama dalam pengendalian dan
pengaturan frekuaensi, kecepatan dan dalamnya gerakanpernafasan, karbon dioksida merangsang pusat pernafasan.
2. Pengendalian Oleh SarafImpuls yang dikeluarkan oleh pusat pernafasan
menimbulkan kontraksi ritmik pada otot diafragma daninterkostal yang kecepatan kira-kira 15x/menit.
2.2 Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologis Sistem Pernafasan PadaIbu Hamil
Kehamilan mempengaruhi perubahan sistem pernafasan pada volumeparu-paru dan ventilasi. Perubahan anatomi dan fisiologi sistem pernafasanselama kehamilan diperlukan untuk memenuhi peningkatan metabolismedan kebutuhan oksigen bagi tubuh ibu dan janin. Perubahan tersebut terjadikarena pengaruh hormonal dan biokimia.
6
Relaksasi otot dan kartilago toraks menjadikan bentuk dada berubah.Diafragma menjadi lebih naik sampai 4 cm dan diameter melintang dadamenjadi 2 cm. Perubahan ini menyebabkan perubahan sistem pernafasanyang tadinya pernafasan perut menjadi pernafasan dada oleh karena itudiperlukan perubahan letak diafragma selama kehamilan.
Kapasitas inspirasi meningkat progresif selama kehamilan selain ituvolume tidal meningkat sampai 40%. Peningkatan volume tidal inimenyebabkan peningkatan ventilasi pernafasan permenit yaitu jumlah udarayang masuk dalam satu menit. Karena pertukaran udara selama kehamilanmeningkat oleh karena itu, ibu hamil dianjurkan untuk nafas dalam daripadanafas cepat. Pada akhir kehamilan, ventilasi pernafasan permenit meningkat40%. Perubahan ini mengakibatkan resiko hiperventilasi pada ibu.Walaupun hiperventilasi secara normal menyebabkan alkalosis, hal ini tidakdiakibatkan adanya peningkatan kompensasi ekskresi bikarbonat di ginjal.Namun hiperventilasi ini disebabkan oleh efek progesteron secara langsungdi pusat pernafasan. Ibu hamil mungkin merasa cemas akan terjadinyadyspnoe.
Adaptasi ventilasi dan struktural selama masa hamil bertujuanmenyediakan kebutuhan ibu dan janin. Kebutuhan oksigen ibu meningkatsebagai respons terhadap percepatan laju metabolik dan peningkatankebutuhan oksigen jaringan uterus dan payudara. Janin membutuhkanoksigen dan suatu cara untuk membuang karbon dioksida.
2.2.1 Sistem Pernafasan Ibu Hamil Pada Trimester 1Wanita hamil sering mengeluh sesak dan napas pendek. Hal ini
disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibatpembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat sedikit selamahamil. Seorang wanita hamil selalu menggunakan napas dada(thoracic breathing). (Rustam mochtar (1998) dalam Dewi &Sunarsih, 2011)
Pada awal kehamilan, disebabkan oleh tekanan uterusdiafragma terdorong keatas sebesar 4 cm. Gerakan respirasidiafragma meningkat dan terjadi pelebaran (pemekaran) iga bagianbawah (peningkatan sudut substrenal dari 68 pada awal kehamilan
7
menjadi 103 pada akhir kehamilan). Diafragma melakukan sebagianbesar kerja respirasi, bernafas lebih bersifat torakalis daripadaabdominalis. Pengaruh hormon menyebabkan otot dan tulang rawandi region toraks melemas sehingga toraks melebar. (Coad & Dunstal,2006)
Kesadaran yang meningkat untuk mengambil nafas seringterjadi pada awal kehamilan (Milne dkk,1987) dan mungkindiinterpretasikan sebagai dispnea, yang pada gilirannya,mengesankan kelainan paru atau jantung meskipun sebenarnyasering tidak ada apa-apa. Volume tidal yang bertambah besarnormalnya sedikit menurunkan PCO2 yang menyebabkan alkalosisrespiratorik ringan, yang dikompensasi sebagian oleh penurunankonsentrasi bikarbonat. (Cunningham, 1995)
8
2.2.2 Sistem Pernafasan Pada Trimester IIBeban pada tubuh selama kehamilan meningkatkan kebutuhan
sel terhadap oksigen hingga mencapai 20% (Murray, 2003). Terdapatpeningkatan terkait kadar karbondioksida untuk dibuang. Kebutuhantersebut dipenuhi melalui peningkatan volume tidal (yaitu jumlahudara yang bergerak ke dalam atau keluar paru selama satuventilasi). Frekuensi ventilasi biasanya tidak meningkat, (Weylie,2010).
Frekuensi pernafasan tidak berubah selama kehamilan, tetapivolume tidal, volume ventilator permenit (volume tidal x frekuensipernafasan), dan ambilan oksigen permenit meningkat seiringdengan berkembangnya kehamilan. Volume tidal meningkat 25%-40% dengan penurunan volume gabungan cadangan ekspirasi,volume residu, dan kapasitas residu fungsional. Kapasitas maksimalpernafasan (kapasitas vital) tidak berubah. Peningkatan diafragmadan perubahan pada tulang-tulang toraks merupakan penyebab utamaperubahan volume pernafasan tersebut. Tahanan paru-paru totalberkurang hingga 50% mungkin disebabkan oleh efek progesteron.Progesteron diperkirakan mempunyai peran yang besar dalammeningkatkan relaksasi otot polos bronkhial, yang kemudianmenurunkan tahanan. (Walsh, 2007)
Peningkatan volume tidal, bersamaan dengan efek hormonprogesteron, akan menyebabkan penurunan kadar CO2 darah. Data-data mendukung adanya peningkatan sensivitas terhadap CO2,sepanjang diikuti dengan penurunan batas ambang CO2 pada pusatotak, menyebabkan perasaan sulit bernapas atau ibu merasa perlumelakukan napas panjang (desahan kehamilan). Peneliti juga telahmenyatakan bahwa progesteron secara langsung menstimulasi efeklokal paru-paru, menyebabkan retensi air, dan timbul penurunankapasitas difusi. Hiperventilasi kemudian memengaruhi keadaanyang optimal untuk mempertahankan kadar PO2 normal. (Walsh,2007)
2.2.3 Sistem Pernafasan Pada Trimester IIIUsaha pernafasan ibu harus meningkat pada kehamilan untuk
memenuhi peningkatan kebutuhan metabolik jaringan ibu dan bayi.
9
Pada akhir kehamilan, konsumsi oksigen meningkat sebesar 16-20%.(Coad & Dunstal, 2006)
Hal ini berbeda dengan proporsi cadangan fisiologikardiovaskular yang dibutuhkan selama kehamilan yang jauh lebihbesar. Dampak klinis dari perbedaan ini adalah bahwa pasien denganpenyakit pernafasan lebih kecil kemungkinan mengalami perburukandibandingkan dengan mereka yang mengidap penyakit jantung.(Coad & Dunstal, 2006)
Diafragma terdorong ke atas kira-kira 4 cm pada akhirkehamilan, mungkin disebabkan oleh tekanan dari uterus yangmembesar. Melenturnya kartilago pada tulang-tulang toraks, jugapada otot-ototnya, memperbesar sudut subkostal dan peregangantulang iga bawah. Hasilnya adalah peningkatan diameter transversaltorak rata-rata 2 cm. Lingkar toraks meningkat kira-kira 6 cm.Perubahan pada tulang toraks tidak dapat dihubungkan denganpembesaran uterus, karena pelebaran terjadi sebelum peningkatantekanan uterus pada diafragma. (Walsh, 2007)
Progesteron juga dapat menyebabkan relaksasi bronkiolus,yang membatasi gerakan udara yang efesiensi ke dalam dan keluarparu, dan dapat menyebabkan dispnea ringan (Stables, 1999).Kondisi tersebut memburuk pada akhir kehamilan melaluipembesaran uterus yang menekan basal paru sehingga sedikit udarayang mencapai alveoli pada basal paru. (Weylie, 2010)
Berikut merupakan tabel adaptasi sistem pernafasan pada ibuhamil secara umum menurut Cunningham (1995):
Fungsi Tidak hamil Hamil Perubahan (%)
Kecepatan pernafasan 15 16 -
Volume tidal (mL) 487 678 +39a
Ventlilasi menit (mL) 7270 10340 +42a
Asupan O2 menit 201 266 +32a
Kapasitas vital (mL) 3260 3310 +1
Kapasitas pernafasan maksimum (%
ramalan)102 97 -5
10
Kapasitas inpirasi (mL) 2625 2745 +5
Volume residual (mL) 965 770 -20a
Sedangkan menurut Medforth (2006), adaptasi fisiologis padaibu hamil secara umum adalah:a. Konsumsi oksigen meningkat sebesar 15-20 % saat cukup bulanb. Volume tidal meningkat sebesar 40%c. Volume residual berkurang sebesar 20%d. Ventilasi alveolar meningkat sebesar 5-8 L/menit, empat kali
lebih besar dari konsumsi oksigen, yang menghasilkanpeningkatan pertukaran gas
e. Jumlah udara yang diinspirasi selama 1 menit meningkat sebesar26%, menghasilkan hiperventilasi kehamilan, menyebabkan CO2dikeluarkan dari paru dengan efisiensi yang lebih besar
f. Transfer oksigen ke, dan transfer CO2 dari, janin difasilitasi olehperubahan dalam pH darah maternal dan tekanan parsial CO2(PCO2)
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada awal kehamilan, disebabkan oleh tekanan uterus diafragma
terdorong keatas sebesar 4 cm. Gerakan respirasi diafragma meningkat dan
terjadi pelebaran (pemekaran) iga bagian bawah (peningkatan sudut
substrenal dari 68 pada awal kehamilan menjadi 103 pada akhir
kehamilan). Diafragma melakukan sebagian besar kerja respirasi, bernafas
lebih bersifat torakalis daripada abdominalis. Pengaruh hormon
menyebabkan otot dan tulang rawan di region toraks melemas sehingga
toraks melebar. (Coad & Dunstal, 2006)
Beban pada tubuh selama kehamilan meningkatkan kebutuhan sel
terhadap oksigen hingga mencapai 20% (Murray, 2003). Terdapat
peningkatan terkait kadar karbondioksida untuk dibuang. Kebutuhan
tersebut dipenuhi melalui peningkatan volume tidal (yaitu jumlah udara
yang bergerak ke dalam atau keluar paru selama satu ventilasi). Frekuensi
ventilasi biasanya tidak meningkat, (Weylie, 2010).
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi karena
pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita hamil bernafas
lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan kecepatan ventilasi,
sehingga memungkinkan pencampuran gas meningkat dan konsumsi
oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek ini disebabkan oleh
meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan tersebut dapat menyebabkan
pernafasan berlebih.
Berikut merupakan tabel adaptasi sistem pernafasan pada ibu hamil
secara umum menurut Cunningham (1995):
Fungsi Tidak hamil Hamil Perubahan (%)
Kecepatan pernafasan 15 16 -
Volume tidal (mL) 487 678 +39a
12
Ventlilasi menit (mL) 7270 10340 +42a
Asupan O2 menit 201 266 +32a
Kapasitas vital (mL) 3260 3310 +1
Kapasitas pernafasan
maksimum (% ramalan)102 97 -5
Kapasitas inpirasi (mL) 2625 2745 +5
Volume residual (mL) 965 770 -20a
3.2 Saran
Kita sebagai mahasiswa bidan dan calon bidan harus mengetahui
perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis sistem pernafasan pada ibu hamil
sehingga dapat memberikan asuhan kepada ibu hamil dan juga untuk
mengetahui yang mana perubahan yang masih fisiologis dan yang sudah
mengarah ke patologis.
13
DAFTAR PUSTAKA
Coad & Dunstal. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta: EGC
Cunningham, F. Gary, 1995. Obstetri Williams. Jakarta: EGC
Dewi, Vivian N. L dan Tri Sunarsih. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika
Medforth, Janet, dkk. 2006. Kebidanan Oxford. Jakarta: EGC
Prawirihardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Walsh, Linda V. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC
Weylie, Linda. 2010. Esensial Anatomi & Fisiologi dalam Asuhan Maternitas.
Jakarta: EGC
14