Post on 30-Dec-2015
SMK TAMBANG NUSANTARA
TUGAS
IPA
OLEH :
KELOMPOK 5
1. FEBRIANTO JEREMY ALLAK2. EVARIANI DESIANA T.3. PUTRA HARI4. ASMUDIN
KENDARI
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Yang
Maha Pengasih dengansegala kasih sayang-Nya, yang terlepas dari segala sifat lemah
semua makhluk-Nya.Berkat Rahmat dan Bimbingan-Nya penyusun dapat
menyelesaikan Makalah ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati izinkanlah penulis untuk
menyampaikan terima kasih telah berjasa memberikan motivasi dalam rangka
menyelesaikan Makalah ini.
Semoga dengan selesainya Makalah ini, dapat Bermanfaat bagi siswa – siswi
dan para pembaca lainnya.
DAFTAR ISI
Daftar Isi……………………………………………………………………………………
BAB I Pendahuluan………………………………………………………………………….
1. Latar Belakang………………………………………………………………….
2. Rumusan Masalah………………………………………………………………
3. Tujuan…………………………………………………………………………..
BAB II Pembahasan………………………………………………………………………….
1. Definisi Polusi Udara ……………………………………………………
2. Pembahasan Mengenai Jenis Gangguan kesehatan ……………………………
3. Pembahasan Tentang Polutan Udara …………………………………………..
4. Frekuensi timbulnya gangguan Kesehatan …………………………………….
5. Pengobatan Yang dapat dilakukan …………………………………………….
BAB III Penutup……………………………………………………………………………..
1. Simpulan………………………………………………………………………….
2. Saran……………………………………………………………………………...
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Makalah ini kami susun berdasarkan Materi yang di berikan Oleh Guru
Pembimbing, untuk menunikan Tugas yang Diberikan Oleh Guru Pembimbing.
Makalah ini juga sebagai bahan pembelajaran yang akan kami gunakan, serta sebagai
bahan Presentasi.
2. Rumusan Masalah
Dalam Makalah ini akan dibahas beberapa masalah sebagai berikut :
a) Apa Yang dimaksud Polusi Udara ?
b) Apa Jenis Gangguan kesehatan akibat Polusi Udara ?
c) Apa itu Polutan Udara ?
3. Tujuan
Tujuan dari penyusunan Makalah ini adalah :
a) Mendeskripsikan Definisi Polusi Udara
b) Mendeskripsikan Mengenai Jenis Gangguan kesehatan akibat Polusi Udara
c) Mendeskripsikan Tentang Polutan Udara
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Polusi Udara
Menurut UU No. 32 tahun 2009, pencemaran lingkungan hidup adalah masuk
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam
lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan
hidup yang telah ditetapkan.
Polusi udara (pencemaran udara) merupakan pencemaran yang terjadi di
udara.Polusi udara biasanya terjadi karena polutan yang berbentuk gas ataupun zat
partikel. Contoh zat yang dapat menimbulkan polusi udara adalah: Gas Karbon
Dioksida (CO2), karbon dioksida (CO), HzS, NO2 dan SOZ.
1) Jenis Gangguan Kesehatan Akibat Polusi Udara
Gangguan kesehatan yang diakibatkan adanya pencemaran udara
dikelompokkan menjadi 4 yaitu:
Korosif: bahan pencemar bersifat merangsang terjadinya proses peradangan
pernapasan pada bagian atas.
Asfiksia: ini terjadi menyusul berkurangnya kemampuan tubuh dalam
mengikat oksigen atau berkurangnya kadar oksigen didalam tubuh.
Anesthesia: adalah dampak pencemaran udara yang bersifat menekan
susunan saraf pusat sehingga mengakibatkan kehilangan kesadaran.
Toksis: dampak yang ditimbulkan adalah timbulnya gangguan pada sistem
pembuatan darah dan menyebabkan keracunan pada susunan saraf.
SILIKOSIS
A. Definisi
Silikosis (Silicosis) adalah suatu penyakit saluran pernafasan akibat
menghirup debu silica, yang menyebabkan peradangan dan pembentukan
jaringan parut pada paru-paru.
Penyakit silicosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa
SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap.Debu
silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran
beton, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll).Selain dari
itu, debu silika juka banyak terdapat di tempat di tempat penampang bijih besi,
timah putih dan tambang batubara.Pemakaian batubara sebagai bahan bakar juga
banyak menghasilkan debu silika bebas SiO2. Pada saat dibakar, debu silika akan
keluar dan terdispersi ke udara bersama – sama dengan partikel lainnya, seperti
debu alumina, oksida besi dan karbon dalam bentuk abu.
Terdapat 3 jenis silikosis:
1. Silikosis kronis simplek, terjadi akibat pemaparan sejumlah kecil debu
silika dalam jangka panjang (lebih dari 20 tahun).
Nodul-nodul peradangan kronis dan jaringan parut akibat silika terbentuk
di paru-paru dan kelenjar getah bening dada.
2. Silikosis akselerata, terjadi setelah terpapar oleh sejumlah silika yang
lebih banyak selama waktu yang lebih pendek (4-8 tahun).
Peradangan, pembentukan jaringan parut dan gejala-gejalanya terjadi
lebih cepat.
3. Silikosis akut, terjadi akibat pemaparan silikosis dalam jumlah yang
sangat besar, dalam waktu yang lebih pendek.Paru-paru sangat meradang
dan terisi oleh cairan, sehingga timbul sesak nafas yang hebat dan kadar
oksigen darah yang rendah.
Pada silikosis simplek dan akselerata bisa terjadi fibrosif masif
progresif.Fibrosis ini terjadi akibat pembentukan jaringan parut dan
menyebabkan kerusakan pada struktur paru yang normal.
B. Gejala Gangguannya
Penderita silikosis tidak memiliki masalah pernafasan, tetapi mereka bisa
menderita batuk berdahak karena saluran pernafasannya mengalami iritasi
(bronkitis).
Silikosis bisa menyebabkan batuk berdahak dan sesak nafas.Mula-mula sesak
nafas hanya terjadi pada saat melakukan aktivitas, tapi akhirnya sesak timbul
bahkan pada saat beristirahat.
Keluhan pernafasan bisa memburuk dalam waktu 2-5 tahun setelah penderita
berhenti bekerja.Kerusakan di paru-paru bisa mengenai jantung dan
menyebabkan gagal jantung yang bisa berakibat fatal.Jika terpapar oleh
organisme penyebab tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis, penderita
silikosis mempunyai resiko 3 kali lebih besar untuk menderita tuberkulosis.
Gejala tambahan yang mungkin ditemukan, terutama pada silikosis akut:
• Demam.
• Batuk.
• Penurunan berat badan.
• Gangguan pernafasan yang berat.
C. Organ Yang Terserang
Pada saat orang bernafas, udara yang mengandung partikel akan terhirup ke
dalam paru-paru. Ukuran partikel (debu) yang masuk ke dalam paru-paru akan
menentukan letak penempelan atau pengendapan partikel tersebut.
- Partikel yang berukuran kurang dari 5 mikron akan tertahan di saluran nafas
bagian atas,
- Partikel berukuran 3 sampai 5 mikron akan tertahan pada saluran pernapasan
bagian tengah.
- Partikel yang berukuran lebih kecil yaitu 1 sampai 3 mikron, akan masuk ke
dalam kantung udara paru-paru kemudian menempel pada alveoli.
- Partikel yang lebih kecil lagi yaitu kurang dari 1 mikron, akan ikut keluar
saat nafas dihembuskan.
D. Dampak lebih lanjut dari penyakit silikosis
Penyakit silikosis dapat mengakibatkan komplikasi, diantaranya :
1. Bronkitis.
2. Emphysenic(kembang paru-paru).
3. Kegagalan fungsi jantung.
2) Polutan Udara Yang Menyebabkan Silikosis
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa Penyakit silicosis disebabkan oleh
pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-
paru dan kemudian mengendap.Jadi senyawa umum yang menyebabkan penyakit
silicosis ini adalah debu silica berupa SiO2.
A. Jenis Senyawa Penyakit Silika
Silikon dioksida (silika, SiO2) merupakan senyawa yang umum ditemui dalam
kehidupan sehari-hari dan banyak digunakan sebagai bahan baku industri elektronik.
Silikon dioksida kristalin dapat ditemukan dalam berbagai bentuk yaitu sebagai
quarsa, kristobalit dan tridimit.Pasir di pantai juga banyak mengandung silika.
Silikon dioksida terbentuk melalui ikatan kovalen yang kuat, serta memiliki struktur
lokal yang jelas: empat atom oksigen terikat pada posisi sudut tetrahedral di sekitar
atom pusat yaitu atom silikon.
B. Keberadaan Senyawa Di Lingkungan
Debu silika bebas ini keberadaannya banyak terdapat di pabrik besi dan baja,
keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir, menggerinda,
dll).Selain dari itu, debu silika juga banyak terdapat di tempat di tempat penampang
bijih besi, timah putih dan tambang batubara.Pemakaian batubara sebagai bahan
bakar juga banyak menghasilkan debu silika bebas SiO2. Pada saat dibakar, debu
silika akan keluar dan terdispersi ke udara bersama–sama dengan partikel lainnya,
seperti debu alumina, oksida besi dan karbon dalam bentuk abu.
C. Penyebab
Silikosis terjadi pada orang-orang yang telah menghirup debu silika selama
beberapa tahun. Silika adalah unsur utama dari pasir, sehingga pemaparan biasanya
terjadi pada:
Buruh tambang logam
Pekerja pemotong batu dan granit
Pekerja pengecoran logam
Pembuat tembikar.
Biasanya gejala timbul setelah pemaparan selama 20-30 tahun. Tetapi pada
peledakan pasir, pembuatan terowogan dan pembuatan alat pengampelas sabun,
dimana kadar silika yang dihasilkan sangat tinggi, gejala dapat timbul dalam waktu
kurang dari 10 tahun.
Bila terhirup, serbuk silika masuk ke paru-paru dan sel pembersih (misalnya
makrofag) akan mencernanya. Enzim yang dihasilkan oleh sel pembersih
menyebabkan terbentuknya jaringan parut pada paru-paru.
Pada awalnya, daerah parut ini hanya merupakan bungkahan bulat yang tipis
(silikosis noduler simplek). Akhirnya, mereka bergabung menjadi massa yang besar
(silikosis konglomerata).
Daerah parut ini tidak dapat mengalirkan oksigen ke dalam darah secara
normal.Paru-paru menjadi kurang lentur dan penderita mengalami gangguan
pernafasan.
3) Frekuensi Timbulnya Silikosi di Masyarakat dan Kelompok orang Yang Paling
Rentan Terkena Silikosi.
Sebelumnya telah di bahas bahwa debu silica bebas banyak terdapat di pabrik
besi dan baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir,
menggerinda, dll).Selain dari itu, debu silika juga banyak terdapat di tempat di
tempat penampang bijih besi, timah putih dan tambang batubara.Pemakaian batubara
sebagai bahan bakar juga banyak menghasilkan debu silika bebas SiO2.
Pada berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan silika penyakit ini dapat
terjadi, seperti pada pekerja berikut ini :
1. Pekerja tambang logam dan batubara.
2. Penggali terowongan untuk membuat jalan.
3. Pemotongan batu seperti untuk patung, nisan.
4. Pembuat keramik dan batubara.
5. Penuangan besi dan baja.
6. Industri yang memakai silika sebagai bahan misalnya pabrik amplas dan gelas.
7. Pembuat gigi enamel.
8. Pabrik semen.
4) Pengobatan Penyakit Silikosis
Tidak ada pengobatan khusus untuk silikosis.Untuk mencegah semakin
memburuknya penyakit, sangat penting untuk menghilangkan sumber
pemaparan.Terapi suportif terdiri dari obat penekan batuk, bronkodilator dan
oksigen.Jika terjadi infeksi, bisa diberikan antibiotik.Tindakan preventif lebih
penting dan berarti dibandingkan dengan tindakan pengobatannya. Penyakit silikosis
akan lebih buruk kalau penderita sebelumnya juga sudah menderita penyakit TBC
paru-paru, bronchitis, astma broonchiale dan penyakit saluran pernapasan lainnya.
Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pekerja akan sangat
membantu pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit akibat kerja. Data
kesehatan pekerja sebelum masuk kerja, selama bekerja dan sesudah bekerja perlu
dicatat untuk pemantauan riwayat penyakit pekerja kalau sewaktu – waktu
diperlukan.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah:
Membatasi pemaparan terhadap silica.
Berhenti merokok.
Menjalani tes kulit untuk TBC secara rutin.
Penderita silikosis memiliki resiko tinggi menderita tuberkulosis (TBC),
sehingga dianjurkan untuk menjalani tes kulit secara rutin setiap tahun.Silika diduga
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri penyebab TBC.Jika hasilnya
positif, diberikan obat anti TBC.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Silikosis (Silicosis) adalah suatu penyakit saluran pernafasan akibat menghirup
debu silika, yang menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut pada
paru-paru. Terdapat 3 jenis silikosis: Silikosis kronis simplek Silikosis akselerata,
dan Silikosis akut. Penyebab dari silikosis adalah masuknya serbuk atau debu silica
kedalam saluran pernafasan.
B. Saran
Makalah ini telah kami Susun berdasarkan materi yang di Berikan oleh Guru
Pembimbing.Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih kurang baik dan masih terdapat kesalahan, dan dalam pembahasan makalah
ini masih kurang memadai dan kurang merinci, maka dari itu kami sebagai penyusun
mengharapkan saran dan kritik dari para siswa dan siswi dan para pembaca
lainnya.Semoga dengan pembahasan makalah ini dapat bermanfaat bagi para siswa
dan pembaca lainnya.