Post on 01-Apr-2019
INTELLECTUAL CAPITAL DAN STRUKTUR MODAL
TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN BPRS
DI PROVINSI ACEH PERIODE 2012-2016
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
FARAH NAZILLANIM : 1113085000019
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017
ii
ANALISIS INTELLECTUAL CAPITAL DAN STRUKTUR MODAL
BERDASARKAN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN
BPRS DI PROVINSI ACEH PERIODE 2012-2016
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Farah NazillaNIM. 1113085000019
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI (TTD)
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Farah Nazilla
NIM : 1113085000019
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Juni 2017
Farah NazillaNIM. 1113085000019
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Pribadi
1
2
3
4
5
6
7
8
Nama
Tempat, Tanggal Lahir
Agama
Alamat
Telepon/HP
Media Sosial
Motto
:
:
:
:
:
:
:
:
Farah Nazilla
Lhokseumawe, 5 Maret 1997
Islam
Dusun Meunasah, Gampong Raya
Dagang Kec. Peusangan Kab. Bireuen,
Aceh, Kode Pos 24261
0823-1100-8608
farah.nazilla@gmail.com
f : Farah Nazilla
ig : farahnazilla_alfaraby
Berusaha mensyukuri assama’a wal
bashara wal af idah (pendengaran,
penglihatan dan hati)
B. Pendidikan
1 SD Negeri 3 Percontohan Tahun 2002 – 2008
2 SMP Negeri 1 Peusangan Tahun 2008 – 2011
3 SMA Negeri 1 Bireuen Tahun 2011 – 2013
4 S1 Jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Tahun 2013 – 2017
C. Seminar, Workshop and Training
1. International Panel Discussion Peace & Friendship in Islam: IslamAs Global Peace Maker 2016
2. Training Be Inspiring Motivator Batch-2 as participator be amotivator 2015
3. Pelatihan Sekolah Pasar Modal level 1 dari PT. Bursa Efek Indonesia2014
vii
4. Bendahara Umum Training Kepemimpinan Organisasi Aceh diJabodetabek 2015-2016
5. Peserta seminar : Audit pada Bank Syariah” di FEB UIN Jakarta,6. Participator of Company Visit to Indonesia Stock Exchange 20137. Ketua Pelaksana Acara Miss ASPI Pesantren Mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013-20148. Training Be Inspiring Motivator Batch-2 tahun 2016 as
participation be a motivator9. International Panel Discussion Peace & Friendship in Islam:
Islam As Global Peace Maker in 201610. Peserta seminar :Audit pada Bank Syariah” di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Jakarta tahun 201411. Peserta pelatihan Sekolah Pasar Modal level 1 dari PT. Bursa
Efek Indonesia tahun 201512. Seminar Nasional Ketahanan Pangan oleh mantan Presiden Hj.
Megawati Soekarnoputri di Auditorium Harun Nasution UINJakarta 2013
13. Peserta Seminar Nasional Kebencanaan Bulan Sabit MerahIndonesia di gedung FMIPA UI tahun 2013
D. Kemampuan
Mampu bekerja secara tim maupun individu
Mampu Mengoperasikan program aplikasi Ms. Word, Ms. Excel, Ms.
Power Point, Internet, Adobe Photoshop and Corel Draw dan
bersertifikat
Aktif Berbahasa Inggris
E. Latar Belakang Keluarga
Ayah : Nasrul Riza, SE., Apt
Tempat, Tanggal Lahir : Gampong Raya Dagang, 17 Maret 1970
Pendidikan Terakhir : Apoteker
Ibu : Zakiah, SKM
Tempat, Tanggal Lahir : Blang Panjoe, 27 Maret 1974
Pendidikan Terakhir : Sarjana (S1)
viii
ABSTRACT
The research find out the effect of intellectual capital and capital structureon improving the financial performance of BPRS in Aceh Province Period 2012until 2016. Endogen Variables in this research are Sharia financial performanceproxied by GR (Growth in Revenue), NPF (Non Performing Finance), ROA(Return on Assets), ROE (Return on Equity). Eksogen variables in this study areIntellectual Capital which is proxied by VACA, VAHU, STVA and CapitalStructure proxied by KPMM (Capital Adequacy Ratio), ATO (Assets Turnover)and FDR (Financial to Deposit Ratio).
The sample in this study is BPRS which is the Islamic Rural CommercialBanks registered in Otoritas Jasa Keuangan. The sample was selected usingpurposive sampling method. Study sample consisted of annual report from 7BPRS in Aceh. This study uses the financial statements for 5 years period Juneand December 2012 until 2016 so the sample obtained 70 data. The analyticalmethod used in this research is the analysis of PLS (Partial Least Square) withSmartPLS program version 3.0.
The results of analysis during the observation period showed thatIntellectual Capital and Capital Structure have a positive and significant impacton the financial performance of BPRS in Aceh Province Period 2012-2016.
Keywords: Intellectual capital, Capital Structure, Financial Performance
ix
ABSTRAK
Penelitian ini membuktikan pengaruh intellectual capital dan strukturmodal terhadap peningkatan kinerja keuangan BPRS di Provinsi Aceh Periode2012-2016. Variabel Endogen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangansyariah yang diproksikan dengan GR (Growth in Revenue), NPF (Non PerformingFinance), ROA (Return on Assets), ROE (Return on Equity). Variabel Eksogendalam penelitian ini adalah Intellectual Capital yang diproksikan dengan VACA,VAHU, STVA dan Struktur Modal yang diproksikan dengan KPMM(Kemampuan Penyediaan Modal Minimum), ATO (Assets Turnover) dan FDR(Financial to Deposit Ratio).
Sampel dalam penelitian ini adalah BPRS yang terdaftar di (OJK) OtoritasJasa Keuangan. Pemilihan sampel diperoleh menggunakan metode purposivesampling. Sampel yang diperoleh sebanyak 7 BPRS. Penelitian ini menggunakanlaporan keuangan selama 5 tahun periode Juni dan Desember 2012 hingga 2016sehingga diperoleh data sejumlah 70 data. Metode analisis yang digunakan dalampenelitian ini adalah analisis PLS (Partial Least Square) dengan programSmartPLS versi 3.0.
Hasil analisis selama periode pengamatan menunjukkan bahwaIntellectual Capital dan Struktur Modal berpengaruh positif dan signifikanterhadap kinerja keuangan BPRS di Provinsi Aceh Periode 2012-2016.
Kata Kunci: Intellectual Capital, Struktur Modal, Kinerja Keuangan
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Dengan menyebut asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur hanya kepada Allah swt. atas segala hidayah-Nya yang tiada terkira
bagi hambanya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Intellectual Capital dan Struktur Modal Terhadap Peningkatan Kinerja
Keuangan BPRS di Provinsi Aceh Periode 2012-2016”Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah kehadirat junjungan alam
Nabi Besar Muhammad SAW. Skripsi ini disusun guna untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari
bantuan, petunjuk serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun
merasa perlu untuk menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah mencurahkan nikmat dan karunia-Nya untuk saya
sehingga saya bisa menyelesaikan perkuliahan sampai penyusunan skripsi
ini.
2. Untuk kedua orang tua tercinta, Ayahanda Nasrul Riza, SE., Apt yang
selalu berkerja keras, membimbing saya, menjadi teman sharing untuk
saya. Dan Ibunda Zakiah, SKM yang selalu memberikan support dan doa
agar saya bisa mewujudkan semua cita-cita yang saya impikan. Untuk
Adik Madinatul Islami, Dara Fathia, Kamila Zahra yang selalu menjadi
penyemangat saya untuk menyelesaikan skripsi dan menemui mereka
secepatnya.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA., selaku Ketua Jurusan dan Ibu
Fitri Damayanti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat kepada saya.
xi
5. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, M. Ag. selaku Pembibing Akademik yang
telah memberikan banyak motivasi dan ilmu untuk saya.
6. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM. Selaku dosen pembimbing pertama
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan,
semagat dan motivasi penuh kepada saya sehingga saya bisa
menyelesaikan skripsi dengan baik. Terima kasih atas seluruh dukungan
yang diberikan untuk saya pak prof.
7. Bapak Drs. Ade Ananto Terminanto, MM. yang telah banyak membantu
dan mengajarkan saya selama proses perkuliahan hingga saat ini. Terima
kasih sudah menjadi pembimbing yang siap menerima semua keluh kesah
saya selama mengerjakan skripsi.
8. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang bermanfaat untuk saya.
9. Untuk organisasi primordial IMAPA khususnya angkatan Rencong
Kuneng, Laskar Nanggroe dan Labang Donya yang selalu mengobarkan
semangat untuk terus berkarya dan menjadi tempat berbagi yang esensial.
10. Sahabat-sahabat saya Mulya, Yuyun, Syarifa, Jamilah, Yesi, Adel, Manik,
Maza, Dian, Hamid, dan Yadi. Kepada rekan penerima beasiswa Mes
Foundation serta kepada KKN 248 SINAU yang selalu membantu saya
selama proses perkuliahan sampai saat ini. Terima kasih atas semua waktu
dan tenaga kalian.
11. Untuk Lalu, Silvia, Desy, dkk (para barisan bimbingan prof) yang selalu
support saya ketika bimbingan dan mengerjakan skripsi.
12. Untuk semua senior Perbankan Syariah 2012 yang telah membantu dan
mengajarkan saya banyak hal tentang akademis maupun non akademis.
13. Serta teman seperjuangan jurusan Perbankan Syariah angkatan 2013
khususnya psyfeba13 terima kasih atas waktunya selama ini. Semoga kita
makin solid kedepannya..
xii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan
banyak kelemahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Ciputat, 02 Juni 2017
Farah Nazilla
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ....................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................ v
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ xix
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 12
A. Landasan Teori........................................................................................... 12
1. Perbankan Syariah ..................................................................................... 12
2. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) ............................................ 23
3. Teori Resources Based .............................................................................. 29
4. Teori Intellectual Capital ......................................................................... 30
5. Pengukuran Intellectual Capital .............................................................. 38
6. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC) ......................................... 40
7. Islamic Banking-Value Added Intellectual Coefficient (IB-VAIC)...... 41
8. Teori Struktur Modal................................................................................. 47
9. Kinerja Keuangan Perbankan Syariah .................................................... 53
xiv
B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 65
C. Kerangka Pemikiran................................................................................... 71
D. Hubungan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis .......................... 73
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 79
A. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................... 79
B. Metode Pengambilan Sampel..................................................................... 81
D. Operasional Variabel Penelitian................................................................. 83
1. Variabel Eksogen (X)................................................................................ 83
2. Variabel Endogen (Y) ............................................................................... 88
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN........................................................ 97
A. Deskripsi Objek Penelitian......................................................................... 97
B. Analisis Data Penelitian ............................................................................. 98
1. Gambaran Perkembangan IB-VAIC BPRS Tahun 2012-2016............ 98
2. Gambaran Perkembangan Struktur Modal BPRS Tahun
2012-2016 ................................................................................................. 101
3. Gambaran Kinerja Keuangan (ROA) BPRS Tahun 2012-2016 ........ 105
4. Gambaran Kinerja Keuangan (ROE) BPRS Tahun 2012-2016 ........ 107
5. Gambaran Kinerja Keuangan (GR) BPRS Tahun 2012-2016 ........... 108
6. Gambaran Kinerja Keuangan (NPF) BPRS Tahun 2012-2016 ......... 110
C. Hasil Analisis Data dan Pembahasan....................................................... 111
1. Deskripsi Statistik .................................................................................... 111
2. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model ) ....................................... 116
3. Evaluasi Model Struktural (Inner Model) ............................................ 126
D. Pembahasan.............................................................................................. 130
1. Pengaruh Intellectual Capital (IB-VAIC) Terhadap Kinerja
Keuangan BPRS Provinsi Aceh............................................................. 130
2. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan BPRS
Provinsi Aceh ........................................................................................... 135
3. Pengaruh Intellectual Capital dan Struktur Modal Terhadap
Kinerja Keuangan BPRS Provinsi Aceh............................................... 138
xv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 141
A. Kesimpulan .............................................................................................. 141
B. Saran......................................................................................................... 143
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 100
LAMPIRAN ....................................................................................................... 154
xvi
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Bank Syariah dan Bank Konvensional ............. 23
Tabel 2.2 Perbandingan Bunga dan Bagi Hasil ...................................... 24
Tabel 2.3 Perbandingan Konsep IC Menurut Beberapa Peneliti ............ 33
Tabel 2.4 Klasifikasi Intellectual Capital menurut IFAC ...................... 35
Tabel 2.5 Ringkasan Penelitian Terdahulu ............................................. 68
Tabel 2.6 Metode Pengukuran dan Penilian Intellectual Capital (IC) ... 72
Tabel 3.1 Kategori VAIC ........................................................................ 87
Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria .......................... 98
Tabel 4.2 Daftar Nama Objek Bank Pembiayaan Rakyat Syariah ......... 98
Tabel 4.3 Perkembangan IB-VAIC 2012-2016 ...................................... 99
Tabel 4.4 Perkembangan Struktur Modal 2012-2016 ............................. 102
Tabel 4.5 Perkembangan Kinerja (ROA) BPRS 2012-2016 ................... 106
Tabel 4.6 Perkembangan Kinerja (ROE) BPRS 2012-2016 ................... 107
Tabel 4.7 Perkembangan Kinerja (GR) BPRS 2012-2016 ...................... 108
Tabel 4.8 Perkembangan Kinerja (NPF) BPRS 2012-2016 .................... 110
Tabel 4.9 Statistika Deskriptif ................................................................ 111
Tabel 4.10 Nilai Discriminant Validity H1 (Cross Loading) .................... 118
Tabel 4.11 Composite Reliability H1 ........................................................ 119
Tabel 4.12 Nilai Discriminant Validity H2 (Cross Loading) .................... 121
Tabel 4.13 Composite Reliability H2 ........................................................ 122
Tabel 4.14 Nilai Discriminant Validity H3 (Cross Loading) .................... 124
Tabel 4.15 Composite Reliability H3 ........................................................ 125
Tabel 4.16 Nilai R-Square ......................................................................... 126
Tabel 4.17 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values) ......................... 127
Tabel 4.18 Rangkuman Hasil PLS untuk H1 ............................................ 129
Tabel 4.19 Rangkuman Hasil PLS untuk H2............................................. 134
Tabel 4.20 Rangkuman Hasil PLS untuk H3 ............................................ 137
Tabel 4.21 BPRS Top Performance Rank ................................................ 138
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Aset BPR dan BPRS Provinsi Aceh
Tahun 2011 s.d 2015 (Miliar) .................................................... 4
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran .................................................... 74
Gambar 3.1 Model Pengujian dengan PLS untuk H1 ................................... 95
Gambar 3.2 Model Pengujian dengan PLS untuk H2 ................................... 96
Gambar 3.3 Model Pengujian dengan PLS untuk H3 ................................... 96
Gambar 4.1 Model Struktural dengan PLS untuk H1 .................................. 116
Gambar 4.2 Model Struktural dengan PLS untuk H1 (Recalculate) ........... 116
Gambar 4.3 Model Struktural dengan PLS untuk H2 .................................. 119
Gambar 4.4 Model Struktural dengan PLS untuk H2 (Recalculate) ........... 120
Gambar 4.5 Model Struktural dengan PLS untuk H3 .................................. 123
Gambar 4.6 Model Struktural dengan PLS untuk H3 (Recalculate) ........... 123
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Provinsi Aceh ........................................................................ 154
Lampiran 2 Data Kinerja Keuangan ........................................................ 155
Lampiran 3 Data Perhitungan IB-VAIC .................................................. 156
Lampiran 4 Data Indikator Struktur Modal ............................................. 157
Lampiran 5 Rangkuman Hasil Output untuk Hipotesis 1 ........................ 158
Lampiran 6 Rangkuman Hasil Output untuk Hipotesis 2 ........................ 159
Lampiran 7 Rangkuman Hasil Output untuk Hipotesis 3 ........................ 160
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya untuk mengimplementasikan sistem keuangan islami dalam
empat dekade terakhir berjalan begitu gencar. Perbankan merupakan sektor
yang paling memberikan pengaruh yang besar dalam aktivitas perekonomian
masyarakat. Bank berbasis prinsip syariah tengah berkembang pesat di
Indonesia. Dengan progres perkembangannya yang impresif, mencapai rata-
rata pertumbuhan aset lebih dari 65 persen pertahun dalam lima tahun
terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam
mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan. (Statistika
Perbankan Syariah OJK, 2016)
Berdasarkan Statistika Perbankan Syariah OJK, sampai Desember
2015, industri perbankan syariah telah mempunyai jaringan sebanyak 12
Bank Umum Syariah (BUS), 22 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 163 Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), dengan total jaringan kantor BUS dan
UUS mencapai 2747 kantor yang tersebar dihampir seluruh penjuru
Nusantara. Namun, fokus pembiayaan yang dirangkul oleh Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah adalah pembiayaan segmen menengah dan
skala besar. Untuk dapat melayani seluruh lapisan masyarakat terutama
pengusaha kecil, mikro dan menengah secara optimal, maka dalam
2
perekonomian nasional perlu adanya BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah). (Statistika Perbankan Syariah OJK, 2016)
Menurut PBI No. 11/23/PBI/2009, keberadaan BPR Syariah
dimaksudkan untuk dapat memberikan layanan perbankan secara cepat,
mudah dan sederhana kepada masyarakat khususnya pengusaha menengah,
kecil dan mikro baik di pedesaan maupun perkotaan yang selama ini belum
terjangkau oleh layanan bank umum. BPR Syariah sebagai salah satu lembaga
kepercayaan masyarakat yang kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah,
dituntut agar selalu dapat mengemban amanah dari para pemilik dana dengan
cara menyalurkannya untuk usaha produktif dalam rangka meningkatkan taraf
hidup masyarakat. Hal ini demi memenuhi ekpektasi dan meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap jasa-jasa perbankan syariah yang memiliki
kekhususan dibandingkan perbankan konvensional. (Sudrajat, 2015)
Hadirnya payung hukum positif tertinggi lembaga keuangan dan
perbankan syariah yakni UU No. 21 tahun 2008 telah memberikan dampak
positif dengan tidak hanya menambah kuantitas pendirian Bank Umum
Syariah di daerah ibu kota saja namun, juga penambahan jumlah jaringan
kantor bank syariah di berbagai tempat di Indonesia termasuk Provinsi Aceh.
Potensi perkembangan perbankan syariah di Aceh sangat besar khususnya
yang merupakan daerah dengan penerapan syariah Islam yang dijuluki kota
Seuramoe Mekkah sangat cocok dengan produk syariah yang ditawarkan oleh
perbankan syariah. (Yulianti, 2015)
3
Perkembangan aset bank syariah di Aceh terus meningkat, termasuk
Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Meski hanya tumbuh 1,9 persen pada
akhir tahun 2015, Bank Indonesia mencatat aset bank syariah di Aceh sebesar
Rp 5,6 triliun. Sementara pembiayaan yang disalurkan mencapai 2,94 triliun.
(AJJN, 2016)
Dalam laporan kajian ekonomi regional Aceh yang dipublikasi
Otoritas Jasa Keuangan pada Februari 2017 menjelaskan, kinerja BPR
Syariah di Provinsi Aceh cukup menggembirakan. Hal ini ditunjukkan dengan
pencapaian total aset yang dimiliki oleh BPRS di Provinsi Aceh mencapai Rp
188,783 miliar. BPR Syariah di Aceh pun tampak agresif dan masif dalam
menyalurkan pembiayaan kepada masyarakat yang mencapai Rp 135,320
miliar. Selain itu, BPR Syariah di Aceh sangat gencar dalam mengumpulkan
DPK (Dana Pihak Ketiga) dari masyarakat sehingga berhasil tumbuh sebesar
Rp 115,752 miliar dibanding triwulan IV-2016 yakni 112,867 miliar.
Sementara itu, Finance to Deposit Ratio (FDR) BPR Syariah di Provinsi
Aceh berada di atas batas maksimum sebesar 116,90 persen. (Statistika
Perbankan Syariah, 2017)
Direktur Perbankan Syariah BI, Edi Setiadi mengatakan bahwa angka
FDR di atas 100 persen untuk bank syariah itu tak perlu dikhawatirkan
bahkan jauh lebih baik dari pada harus menekan laju pembiayaan sebab,
pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah langsung disalurkan ke sektor
riil. (Rusydiana, 2016)
4
Berikut gambar perkembangan aset BPRS Syariah di Aceh.
Sumber: Statistika Perbankan Syariah OJK (data diolah)
Kinerja BPR Syariah di Aceh yang baik tersebut didukung oleh
keberadaan 10 BPR Syariah yang memberikan kontribusi maksimal bagi
pengembangan ekonomi lokal, sehingga dalam jangka panjang dapat
mendorong pemerataan ekonomi nasional. Pencapaian juga didukung BUMD
UUS Bank Aceh pada 2016 telah mengkonversikan diri menjadi Bank Umum
Syariah dan BPR Mustaqim yang melakukan spin off menjadi BPRS
Mustaqim yang mulai beroperasi pada 2017. (Karim, 2016)
Sebelumnya pada Desember 2016 Bank Aceh berhasil meraih award
The Best Sharia Banking in Quality Service Excellent of The Year 2016 untuk
kategori “Most Reliable Bank” demikian yang dikatakan oleh Busra Abdullah
selaku Direktur Utama. Hal ini berdampak positif pada peningkatan market
share perbankan syariah Indonesia yang pada tahun 2015 sebesar 4,8 persen
pada Juli 2016 kini menjadi 5,13 persen dan menaikan aset perbankan syariah
5
menjadi Rp 305,5 triliun demikian dipetik dalam konferensi yang diadakan
OJK pada September 2016 lalu. (Karim, 2016)
Melihat lebih luas, dari sisi lain pertumbuhan perbankan syariah di
tanah air belum maksimal karena, laju pertumbuhan kalah cepat dari
perbankan konvensional seperti yang dikatakan oleh Sri Rahayu Widodo,
Deputi Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen.
(Republika, 12 April 2015)
Berdasarkan survei pada 7 (tujuh) bank syariah di Indonesia, Malaysia
dan Dubai, dikatakan bahwa kesadaran masyarakat yang masih rendah
terhadap eksistensi perbankan syariah merupakan salah satu kendal utama
perkembangan bank syariah. Menghadapi hal ini, Wali Kota Banda Aceh
Illiza Sa’aduddin Djamal meminta OJK (Otoritas Jasa Keuangan) di Aceh
dapat mengoptimalkan pertumbuhan perbankan syariah di provinsi itu.
Pertumbuhan perbankan syariah di Aceh di atas 10 persen bahkan di atas rank
nasional bahkan harus lebih tinggi lagi mengingat Aceh menerapkan syariat
Islam. Diharapkan nantinya di Aceh dapat menjadi role model bagi provinsi
lain di Indonesia. (Yulianti, 2015)
Semakin sengitnya persaingan di industri jasa keuangan akan
berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan syariah karena, masih
terkendala beberapa masalah seperti keterbatasan modal, sumber dana, SDM
dan TI yang belum mumpuni. Perbankan syariah diharapkan turut
berkonstribusi dalam mendukung transformasi perekonomian pada aktivitas
ekonomi produktif, bernilai tambah tinggi dan inklusif, terutama dengan
6
memanfaatkan bonus demografi dan prospek pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, sehingga peran perbankan syariah dapat terasa signifikan bagi
masyarakat. (Yoga, 2016; Nisaputra, 2016)
Semakin pesatnya pertumbuhan dan persaingan antar perusahaan
akibat adanya pasar bebas dan globalisasi, menuntut perusahaan mengubah
cara berbisnis. Menurut Steward dan Hong, agar tetap bertahan perusahaan
harus mengevaluasi dan memperbaharui strateginya dari bisnis yang
didasarkan pada tenaga kerja (labour-based bussiness) menuju knowledge
based business (bisnis berdasarkan pengetahuan), sehingga karakteristik
utama perusahaannya menjadi perusahaan berbasis ilmu pengetahuan. (Aji,
2015)
Pengembangan sumber daya manusia perbankan syariah merupakan
pilar utama dalam meningkatkan fungsi jasa di bank syariah. Penyediaan
SDM yang kompeten dengan jumlah yang cukup menjadi tuntutan mutlak
bagi bank syariah terutama dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi
Asean). SDM di bidang perbankan terutama bank syariah membutuhkan
kombinasi antara keahlian teknis dan etika. Selain memiliki kemampuan
teknis perbankan juga dituntut memahami ketentuan dan prinsip syariah
dengan baik serta memiliki akhlak dan moral islami merupakan syarat yang
harus dipenuhi oleh pengelola bank syariah. (Yoga, 2016)
Persaingan dalam industri perbankan syariah semakin ketat, sehingga
kompetensi sumber daya manusia perbankan syariah harus meningkat. Hal ini
perlu dilakukan sebagai performance enforcement mengingat tidak kurang
7
sumber daya yang telah belajar dan mendapatkan pendidikan serta pelatihan
yang baik (bahkan sampai ke luar negeri), tetapi ketika kembali karena
lingkungannya tidak mendukung maka hasil pendidikan dan pelatihan
menjadi sia-sia. Karena itu, manajemen perbankan syariah harus
memprioritaskan pembentukan SDM yang berkompeten dan berkualitas salah
satunya dengan terus melakukan training dan workshop. (Yoga, 2016; TIM
IBI, 2012)
Sektor perbankan syariah merupakan sektor bisnis yang bersifat
“intellectually intensive” dan tergolong sektor jasa, dimana pelayanan
terhadap pelanggan sangat bergantung pada modal intelek/akal/kecerdasan
manusia. Untuk mendukung pengembangan modal intelektual tersebut
bahkan mungkin diperlukan suatu lembaga yang khusus bertanggung jawab
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia perbankan syariah.
Seperti institusi “BIMB Institute of Researh and Training Sdn. Bhd” yang ada
di Malaysia. (Tanjung, 2007; Maisaroh, 2015)
Perkembangan ekonomi terkini dikendalikan oleh informasi dan
pengetahuan. Hal ini membawa sebuah peningkatan perhatian pada manfaat
dari modal intelektual sebagai alat untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Istilah Modal Intelektual atau Intellectual Capital (IC) memiliki arti lebih dari
sekedar kecerdasan (intellect) yang dimiliki oleh perusahaan saja, tetapi
merupakan sebuah proses ideologis untuk mencapai tujuan perusahaan.
Indikator perusahaan telah mencapai tujuan, visi dan misi, biasanya dapat
dilihat dari kinerja produktivitas dan nilai pasar perusahaan. Berbagai cara
8
tentu akan dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kinerja, produktivitas
dan nilai perusahaan dengan baik. Salah satunya dengan meningkatkan
kualitas karyawan dengan mengoptimalkan pengetahuan, teknologi dan
hubungan pelanggan, yang merupakan elemen dari intellectual capital.
(Wijaya, 2012)
Dalam perkembangannya intellectual capital didefinisikan sebagai
sumber daya nonfisik atau sumber daya tidak berwujud yang dimanfaatkan
perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan. Intellectual
capital terdiri dari tiga elemen organisasi yaitu human capital, structural
capital dan customer capital. Ketiga, elemen ini berkaitan dengan
pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai lebih bagi
perusahaan berupa keunggulan bersaingan dari suatu perusahaan. (Bontis,
2010)
Sejauh ini para peneliti terkait Intellectual capital masih menggunakan
model pengukuran VAICTM (value added Intellectual capital) yang
diperkenalkan oleh Pulic pada tahun 1998 dan Ihyaul Ulum 2008. Dimana
komponen utama dari VAICTM dapat dilihat dari sumber daya perusahaan,
yaitu physical capital (VACA), Human Capital (VAHU), dan Structural
Capital (STVA). VAICTM menunjukkan bagaimana sumber daya physical
capital dan intellectual capital secara efektif dimanfaatkan oleh perusahaan
untuk meningkatkan kinerja keuangan. (Maisaroh, 2015)
Keberhasilan perbankan syariah dalam mencapai tujuannya,
diperlukan suatu pengukuran dari hasil kerja yang disebut kinerja. Kinerja
9
menjadi satu hal yang penting bagi manajemen karena dapat memonitor hasil
kerja yang mampu dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi sesuai wewenang, tanggung jawabnya masing-masing dalam
rangka mencapai tujuan organisasi dengan tidak melanggar nilai-nilai moral
dan legalitas yang berlaku umum. Kinerja mencerminkan kemampuan
organisasi menggunakan sumber daya dalam berbagai cara untuk keunggulan
kompetitif. (Wijaya, 2012)
Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan bank umum syariah,
upaya-upaya penetrasi bank syariah secara inklusif juga makin digenjot.
Kajian mengenai perkembangan aspek-aspek dalam perbankan syariah terkait
Intellectual Capital di Bank Umum telah banyak diteliti. Oleh karena itu,
penulis memilih sektor perbankan yang bergerak di segmen mikro untuk
menambah lingkup kajian. Oleh sebab itu, BPRS (Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah) dirasa mewakili harapan penulis. Dengan data bahwa BPRS di
Provinsi Aceh yang semakin meningkat jumlah aset, jumlah kuantitas bank,
nasabah maupun pelayanannya menggerakkan penulis untuk meneliti
keterkaitan modal intelektual dan struktur modal terhadap kinerja BPRS
tersebut.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “INTELLECTUAL CAPITAL
DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP PENINGKATAN KINERJA
KEUANGAN BPRS DI PROVINSI ACEH PERIODE 2012-2016”
10
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan
yang diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah pengaruh IC (Intellectual Capital) terhadap Kinerja
Keuangan BPRS?
2. Bagaimanakah pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan
BPRS?
3. Bagaimanakah pengaruh IC (Intellectual Capital) dan Struktur Modal
terhadap Kinerja Keuangan BPRS?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Untuk menganalisis pengaruh antar komponen IC (Intellectual capital)
terhadap Kinerja Keuangan BPRS.
2. Untuk menganalisis pengaruh Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan
BPRS.
3. Untuk menganalisis pengaruh IC (Intellectual Capital) dan Struktur Modal
terhadap Kinerja Keuangan BPRS.
D. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini berguna bagi :
1. Aspek Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menambah
wawasan dan pengetahuan tentang kinerja Intellectual Capital dan
11
pengaruhnya pada kinerja BPRS di Indonesia. Serta sebagai kajian untuk
pengembangan lebih lanjut mengenai aspek SDM Perbankan Syariah.
2. Aspek Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi lembaga
keuangan syariah agar dapat lebih memperhatikan dan menghargai
indikator Intellectual Capital, sehingga dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan
khususnya perbankan syariah. Diharapkan pula dari hasil penelitian ini
dapat menjadi bahan masukan dan referensi bagi pihak-pihak terkait,
khususnya para pengambil kebijakan tentang perbankan syariah agar dapat
bermanfaat bagi pengembangan sektor perbankan syariah di Indonesia,
terutama dalam hal peningkatan mutu SDM di bidang ekonomi syariah.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perbankan Syariah
Perkembangan awal ekonomi syariah dimulai dengan
pengembangan pada sektor perbankan. Hal ini dimotori dengan
berdirinya Bank Muamalat Indonesia tahun 1992 yang merupakan
realisasi rekomendasi dari Lokakarya Ulama tentang Bunga Bank dua
tahun sebelumnya. (Amin, 2007)
Hadirnya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, sebagai pembaharuan atas UU
No. 7 Tahun 1992 membuat pengembangan industri perbankan syariah
nasional semakin memiliki landasan yang memadai dan akan mendorong
pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres
perkembangannya yang impresif, mencapai rata-rata pertumbuhan aset
lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan
peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian
nasional akan semakin signifikan. (Statistika Perbankan Syariah OJK,
2016)
Menurut ketentuan yang tercantum di dalam Peraturan Bank
Indonesia No. 2/8/PBI/2000 Pasal I, Bank Syariah adalah bank umum
sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun
13
1992 tentang perbankan dan telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariat Islam, termasuk unit usaha syariah dan kantor cabang bank
asing yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariat Islam.
Berdasarkan pasal 1 ayat 1 UU No. 21 Tahun 2008, Perbankan Syariah
adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit
Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. (Hasan, 2009)
Istilah ‘Bank Syariah’ yang selama ini kita kenal di Indonesia
merupakan istilah khas yang hanya ada di Indonesia. Di negara lain,
istilah untuk bank syariah lebih dikenal dengan ‘Islamic Bank’. Hal ini
dikarenakan konsep Bank Islam di Indonesia telah mengalami
kontekstualisasi. Nama itu timbul dengan tradisi menegakkan syariat
yang sudah muncul sejak berdirinya republik ini, khususnya di sekitar
naskah Piagam Jakarta. (Karim, 2004)
Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak
mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan bank
tanpa bunga adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan
produknya dikembangkan berlandaskan pada al-Qur’an dan Hadist Nabi
saw. Dengan kata lain, bank syariah adalah lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam
lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya
disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. (Muhammad, 2005: 17)
14
Sebagai suatu lembaga intermediasi yang mengalirkan investasi
publik secara optimal (dengan kewajiban zakat dan pelarangan riba) yang
bersifat produktif dan berbasis Islam, maka ia harus terbebas dari bunga.
Pengertian ini memberikan arah kepada perbankan syariah dalam
operasional serta pemilihan instrumen perbankan yang harus menghindari
bunga (interest). (Mufraini, 2008:17)
Sebuah riset yang dilakukan Karim Bussiness Consulting pada
tahun 2016, memproyeksikan bahwa total aset bank syariah di Indonesia
akan tumbuh sebesar Rp 292,197,650 juta. Tumbuh kembangnya aset
bank syariah dikarenakan adanya kepastian di sisi regulasi serta
berkembangnya pemikiran masyarakat tentang keberadaan bank syariah.
(Karim, 2016)
Landasan Bank Islam atau Bank Syariah pada Firman Allah
dalam surah Al-Baqarah (2) ayat 275 dan 278 – 279 :
كلون الر ال يـقومون إال كما يـقوم ال ذي يـتخبطه الشيطان من الذين الر البـيع وحرم وأحل ا ا البـيع مثل الر نـهم قالوا إمن المس ذلك ومن ع اد فمن ج اءه موعظة من ربه فانتـهى فـله ما سل ف وأمره إىل ا
فأولـئك أصحاب النار هم ف يها خالدون Artinya :
”Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
15
sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya
larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka
baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan);
dan urusannya terserah kepada Allah. Orang kembali mengambil riba,
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya”. (QS.Al-Baqarah: 275)
Menurut ayat di atas, riba terbagi dua macam: nasi’ah dan fadhl.
Riba nasi’ah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang
meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang
sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan
mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi
dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini riba
nasi’ah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat arab
zaman jahiliyah. (Karim, 2004)
Dalam Surat Al-Baqarah ayat 278-279 sebagai berikut:
كنمت ان وذروا ما بقي من الر وا اتقوا ا م ن ا ا هي مت ن ت و ا ورسو ذنوا حبرب من ا ني (278) فان لم ت فعلوا ف مؤم
موالمك ال تظلمون وال تظلمون (279) فلمك رءوس Artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan riba), maka
ketahuilah, bahwa Allah dan Rasulnya akan memerangimu. Dan jika
kamu bertaubat (dari mengambil riba), maka bagimu pokok hartamu
16
kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya”. (QS. Al-Baqarah :
278- 279)
Sebagaimana dimaksud dengan ayat di atas, pelarangan bunga
dalam Islam dimaksudkan untuk menciptakan sebuah sistem ekonomi
dimana segala bentuk eksploitasi (penganiayaan) ditiadakan. Islam
menghendaki keadilan antara pihak pemodal dan pengusaha. Pemodal
tidak boleh dijanjikan akan menerima imbalan hasil tanpa melakukan
aktivitas apa-apa atau tidak menanggung risiko bersama. Tujuan sosial
ekonomi Islam tersebut menyelaraskan konteks dimana pelarangan Islam
terhadap riba dapat dipahami dengan baik. (Rivai, 2011:66-67)
a. Tujuan Bank Syariah
Sasaran utama pendirian bank syariah adalah untuk
menyebarkan kemakmuran ekonomi dalam struktur Islam dengan
mempromosikan dan mengembangkan prinsip syariah Islam dalam
area bisnis, bank syariah mempunyai beberapa tujuan diantaranya
sebagai berikut (Rivai, 2010: 33-34):
1. Menawarkan jasa keuangan: aturan dan hukum dari bank Islam
dengan tepat menerapkan prinsip syariah Islam untuk transaksi
keuangan, dimana riba (bunga) dan gharar
(spekulasi/ketidakpastian/tipuan) diidentifikasi sebagai sesuatu
yang haram dan tidak Islami. Pendorong utamanya adalah
kearah keuangan yang berbagi keuntungan dan risiko dan fokus
pada kegiatan-kegiatan yang halal. Fokusnya adalah
17
menawarkan transaksi perbankan yang melekat pada prinsip
syariah dan menolak transaksi yang berdasarkan bunga.
2. Menjaga stabilitas nilai uang: Islam mengakui uang sebagai alat
tukar dan bukan sebagai komoditas, dimana harga dapat
digunakan. Jadi, sistem tanpa bunga membawa stabilitas nilai
uang sehingga bisa menjadi alat tukar yang reliabel untuk
transaksi.
3. Pengembangan ekonomi: bank syariah mengembangkan
ekonomi melalui fasilitas seperti musyarakah, mudharabah, dll,
dengan prinsip pembagian keuntungan dan kerugian yang
khusus. Hal ini membangun relasi yang langsung dan dekat
antara hasil investasi bank dan keberhasilan operasi dari bisnis
oleh pengusaha, dimana akan berdampak pada perkembangan
ekonomi suatu negara.
4. Alokasi sumber daya yang optimum: bank syariah optimis
dalam mengalokasikan sumber dana melalui investasi dari
sumber keuangan ke proyek-proyek yang diyakini sangat
menguntungkan, diizinkan agama dan memberikan keuntungan
secara ekonomi.
5. Pendekatan yang optimis: prinsip pembagian keuntungan
mendorong bank untuk memilih proyek-proyek dengan
keuntungan yang jangka panjang dari pada keuntungan jangka
pendek. Hal ini memimpin bank untuk mempelajari terlebih
18
dahulu sebelum masuk ke dalam suatu proyek yang aman baik
bagi bank dan investor. Hasil yang tinggi diperoleh kemudian
didistribusikan ke shareholder yang memberikan keuntungan
sosial dan membawa kemakmuran secara ekonomi.
6. Untuk menyelamatkan ketergantungan umat Islam terhadap
bank non-syariah.
b. Prinsip-Prinsip Perbankan Syariah
Pada pelaksanaannya bank syariah wajib menjalankan aturan
syariah dalam pelaksanaan transaksi bisnisnya. Adapun prinsip-
prinsip bank syariah adalah sebagai berikut :
1. Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadi’ah)
Al-Wadi’ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari
satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum,
yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip
menghendaki. (Syafi’I Antonio, 2001)
Secara umum terdapat dua jenis al-wadi’ah, yaitu:
a. Wadi’ah Yad Al-Amanah (Trustee Depository)
b. Wadi’ah Yad adh-Dhamanah (Guarantee Depository)
2. Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing)
Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tata cara
pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola
dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah:
19
a. Al-Mudharabah
Bentuk kerjasama antara dua pihak atau lebih dimana
pihak pemberi modal (shahibul maal) mempercayakan
sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan
perjanjian pembagian keuntungan. Dalam transaksi
perbankan yang berperan sebagai shahibul maal adalah
nasabah dan mudharib adalah bank.
b. Al-Musyarakah
Musyarakah berasal dari kata syirkah yang berarti
kerjasama. Perbedaan antar Mudharabah dengan
Musyarakah adalah terletak pada besarnya kontribusi atas
manajemen dan keuangan atau salah satu di antara itu.
Dalam mudharabah, modal hanya berasal dari satu pihak
sedangkan dalam musyarakah modal dapat berasal dari
beberapa pihak. Selain itu bentuk kerjasama dalam
Musyarakah tidak hanya bersifat material tapi juga non
material misalnya goodwill.
3. Prinsip Jual Beli (At-Tijarah)
Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata
cara jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang
yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank
melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank
20
menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah
harga beli ditambah keuntungan (margin).
4. Prinsip Sewa (Al-Ijarah)
Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang
atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan hak kepemilikan atas barang itu sendiri. Al-Ijarah
terbagi kepada dua jenis: (1) Ijarah, sewa murni. (2) Ijarah al
muntahiya bit tamlik yang merupakan penggabungan sewa dan
beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang
pada akhir masa sewa.
5. Prinsip Jasa (Fee-Based Service)
Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan
yang diberikan bank misalnya Sharf (penukaran mata uang).
c. Perbandingan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Terdapat beberapa perbedaan yang mendasar antara Bank
Syariah dengan Bank Konvensional, antara lain:
1. Segi akad dan aspek legalitas. Akad yang dipraktikan dalam
bank syariah memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi, karena
akad yang dilakukan berdasarkan hukum atau syariat Islam. Jika
terjadi perselisihan antara nasabah dan bank, maka bank syariah
dapat merujuk kepada Badan Abritase Syariah Nasional
(BASYARNAS) yang penyelesaiannya dilakukan berdasarkan
hukum Islam.
21
2. Segi struktur organisasi. Bank syariah memiliki struktur yang
sama dengan bank konvensional, namun unsur yang
membedakannya adalah bahwa bank syariah harus memiliki
Dewan Pengawas Syariah (DSN) yang bertugas mengawasi
operasional dan produk-produk bank agar sesuai dengan
ketentuan-ketentuan syariah Islam. Eksistensi Dewan Syariah di
dalam struktur organisasi bank syariah adalah wajib, bahkan
bagi setiap bank syariah berskala kecil sekalipun, seperti Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) atau Baitul Mal Wat Tamwil
(BMT) harus mempunyai Dewan Pengawas Syariah.
3. Dari segi bisnis dan usaha yang dibiayai, haruslah bisnis dan
usaha yang diperkenankan atau dihalalkan oleh syariat Islam.
Kehalalan bisnis dan usaha merupakan syarat mutlak agar suatu
bidang usaha itu halal untuk dibiayai oleh perbankan Islam.
4. Segi lingkungan kerja dan budaya perusahaan perbankan.
Perbankan syariah memiliki budaya organisasi umat yakni
FAST yang berarti Fathonah (kompeten dan profesional),
Amanah (dapat dipercaya), Shiddiq (benar dan jujur), serta
Tabligh (memiliki social concern) yang melandasi perilaku para
pelaku ekonomi syariah demi mengembangkan lingkungan
yang baik.
Dengan demikian, perbankan syariah adalah perbankan yang
beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam. Prinsip ini
22
menjadi landasan dan acuan dalam mengatur hubungan antara
perbankan dan pihak-pihak lain serta di dalam usaha menghimpun
dan menyalurkan dana dan aktivitas perbankan syariah lainnya.
(Rivai, 2010: 30-31)
Tabel 2.1 berikut meringkas perbedaan bank syariah dengan
bank konvensional.
Tabel 2.1Perbandingan Bank Syariah dan Bank KonvensionalBank Syariah Bank Konvensional
1. Melakukan investasi yang halal
saja1. Investasi apa saja
2. Berdasarkan prinsip bagi hasil,
jual beli dan sewa
2. Memakai perangkat bunga
(interest)
3. Profit dan falah oriented3. Profit oriented. sosial hanya
dengan CSR
4. Hubungan kemitraan 4. Hubungan debitor-kreditor
5. Operasional: Dana masyarakat
(DPK) berupa titipan (wadiah)
dan investasi (mudharabah),
hasil didapat jika diusahakan
terlebih dahulu.
6. financing pada usaha yang halal
dan menguntungkan.
5. Dana masyarakat (DPK) berupa
titipan simpanan yang harus
dibayar bunganya pada setiap saat
jatuh tempo,
6. Penyaluran dana pada sektor yang
menguntungkan dengan segala
cara.
7. Harus memiliki Dewan
Pengawas Syariah (DPS)
7. Tidak memiliki DPS
8. Penghimpunan dan penyaluran
dana harus sesuai dengan fatwa
Dewan Syariah Nasional
8.
9. Tidak terdapat dewan sejenis
Sumber : Antonio, 2001; IBI, 2002
23
Selengkapnya berikut tabel perbedaan bunga dan bagi hasil.
Tabel 2.2Perbandingan Bunga dan Bagi Hasil
BUNGA BAGI HASIL
1. Penentuan bunga dibuat padawaktu akad dengan asumsi harusselalu untung
1. Penentuan besarnya nisbahbagi hasil dibuat pada waktuakad dengan berpedoman padakemungkinan untung dan rugi.
2. Besarnya presentase berdasarkanpada jumlah uang (modal) yangdipinjamkan
2. Besarnya rasio bagi hasilberdasarkan pada jumlahkeuntungan yang diperoleh
3. Pembayaran bunga tetap sepertiyang dijanjikan tanpapertimbangan apakah proyekyang dijalankan oleh pihaknasabah untung atau rugi
3. Bagi hasil tergantung padakeuntungan proyek yangdijalankan. Bila usaha merugi,kerugian akan ditanggungbersama oleh kedua belah pihak
4. Jumlah pembayaran bunga tidakmeningkat sekalipun jumlahkeuntungan berlipat atau keadaanekonomi sedang ‘booming”
4. Jumlah pembagian labameningkat sesuai denganpeningkatan jumlah pendapatan
5. Eksistensi bunga diragukan(bahkan dikecam) oleh semuaagama.
5. Tidak ada yang meragukankeabsahan bagi hasil
Sumber: Antonio, 2001
2. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dikenal pertama kali oleh Bank
Rakyat Indonesia (BRI) pada akhir tahun 1977. BPR adalah bank yang
melaksanakan kegiatannya secara konvensional atau berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya tidak boleh memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. BPRS berdiri berdasarkan UU No. 7 tahun 1992
tentang perbankan dan peraturan pemerintah (PP) No. 72 tahun 1992
tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil. Pada pasal 1 (butir 4) UU
24
No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang
perbankan, disebutkan bahwa BPRS adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Sebagaimana diktum 3 paket deregulasi di bidang keuangan dan
perbankan (pakto 27) yakni berusaha meningkatkan efisiensi lembaga-
lembaga keuangan dan perbankan. UU No. 10 tahun 1998 yang merubah
UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan nampak lebih jelas dan tegas
mengenai status perbankan syariah, sebagaimana disebutkan dalam pasal
13, usaha Bank Perkreditan Rakyat pasal 13 huruf c berbunyi sebagai
berikut, menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan
prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia. Keberadaan BPRS secara khusus dijabarkan dalam bentuk
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/34/Kep/Dir, tanggal 12
Mei 1999 tentang Bank Umum berdasarkan prinsip syariah dan surat
keputusan Direksi Bank Indonesia No. 32/36/Kep/Dir, tanggal 12 Mei
1999 dan surat Edaran Bank Indonesia No. 32/4/KPPB tanggal 12 Mei
1999 tentang Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan prinsip syariah. Sejak
dikeluarkannya UU No. 7 tahun 1992 tentang pokok perbankan,
keberadaan lembaga-lembaga keuangan tersebut hukumnya diperjelas
melalui izin dari Menteri Keuangan. (Rodoni, 2008: 38-40).
BPR yang berprinsip pada hukum Islam tersebut diberi nama
Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). BPRS yang pertama kali
25
memperoleh izin usaha sebelum dikeluarkan UU No. 7 tahun 1992
tentang perbankan adalah BPRS Berkah Amal Sejahtera dan BPRS Dana
Mardhatillah pada tanggal 19 Agustus 1991, BPRS Amanah Rabbaniah
pada Tanggal 24 Oktober 1991, ketiganya beroperasi di Bandung dan
BPRS Hareukat pada Tanggal 10 November 1991 yang beroperasi di
Aceh. Selain itu, latar belakang didirikannya BPRS adalah sebagai
langkah aktif dalam rangka restrukturisasi perekonomian Indonesia yang
dituangkan dalam berbagai paket kebijakan keuangan, moneter, dan
perbankan secara umum. Namun, sejak dikeluarkan Ikhtisar Undang-
Undang No. 21 Tahun 2008 perubahan nama Bank Perkreditan Rakyat
Syariah diubah menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS),
perubahan tersebut menegaskan adanya perbedaan antara kredit dan
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
Pendirian bank-bank perkreditan rakyat dengan basis sistem Islam
dipelopori di beberapa daerah atas izin berdasarkan Pakto 1988 (tentang
liberalisasi perbankan). Yang pertama kali mendapatkan izin usaha
adalah BPRS Berkah Amal Sejahtera dan BPRS Dana Mardhatillah pada
tanggal 19 Agustus 1991, serta BPRS Amanah Rabaniah pada tanggal 24
Oktober 1991, ketiganya beroperasi di Bandung, dan BPRS Hareukat
yang beroperasi di Aceh juga dibentuk pada tahun yang sama yakni 10
November 1991. (Huda, 2013)
Bank Syariah di Indonesia terbagi dalam 3 bentuk, yaitu Bank
Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan
26
Rakyat Syariah (BPRS). Dalam UU No. 21 tahun 2008, yang dimaksud
dengan Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Unit Usaha
Syariah adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional
yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, atau unit kerja
di kantor cabang dari suatu bank yang berkedudukan di luar negeri yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi
sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit
syariah. Sedangkan yang dimaksud dengan BPRS adalah Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah yaitu Bank Syariah yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
a. Tujuan Pendirian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
Terciptanya industri perbankan dengan kinerja yang sehat dan
efisien merupakan cita-cita semua pihak. Untuk mewujudkannya
diperlukan kualitas manajemen dan operasional perbankan yang
memadai. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari
masyarakat yang digunakan untuk membiayai kegiatan investasi
serta memberikan fasilitas pelayanan dalam lalu-lintas pembayaran.
Selain itu bank juga berfungsi sebagai media untuk mentransmisikan
kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral. Bank Indonesia
sebagai otoritas pengawas perbankan nasional telah merumuskan
cetak biru, yang dikenal dengan Arsitek Perbankan Indonesia (API),
27
untuk membangun sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien
guna menciptakan stabilitas moneter dalam rangka mendorong
pertumbuhan ekonomi. (Murniati, 2010 dan Aprilina, 2013)
Dalam pelaksanaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) sama dengan lembaga keuangan lain yang berdasarkan
prinsip-prinsip syariah. Keberadaan BPRS ini merupakan usaha
memenuhi keinginan khususnya umat Islam yang menginginkan jasa
layanan Bank Syariah untuk mengelola dan menghimpun dananya.
Terdapat beberapa tujuan yang dikehendaki dari berdirinya Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Di bawah ini disampaikan
tujuan-tujuan tersebut beberapa sumber hanya menyebutkan butir-
butirnya saja. (Sumitro, 1997: 111; Sutrisno, 2014)
1. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam terutama
kelompok masyarakat ekonomi mikro, kecil, dan menengah,
yang pada umumnya berada di daerah pedesaan
2. Kehadiran BPRS bisa menjadi sumber permodalan bagi
pengembangan usaha-usaha masyarakat golongan ekonomi
mikro, kecil, dan menengah.
3. Membina ukhuwah Islamiyah dengan menyuburkan nilai
ta’awun (saling membantu) antara pemilik modal dengan
pemilik pekerjaan.
Untuk mencapai tujuan operasionalnya Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS) tersebut memerlukan strategi operasional.
28
Pertama, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) tidak bersifat
menunggu terhadap datangnya permintaan fasilitas, melainkan
bersifat aktif dengan melakukan sosialisasi/penelitian kepada usaha-
usaha yang berskala kecil yang perlu dibantu tambahan modal,
sehingga memiliki prospek bisnis yang baik. Kedua, Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) memiliki jenis usaha yang
waktu perputaran uangnya jangka pendek dengan mengutamakan
usaha skala menengah dan kecil. Terakhir, Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS) mengkaji pangsa pasar, tingkat kejenuhan serta
tingkat kompetitifnya produk yang akan diberi pembiayaan.
Sebagai lembaga keuangan syariah pada dasarnya Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dapat memberikan jasa-jasa
keuangan yang serupa dengan Bank Umum Syariah. Namun
demikian, sesuai UU Perbankan No. 10 tahun 1998, BPR Syariah
hanya dapat melaksanakan usaha-usaha sebagai berikut:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
2. Menyalurkan pembiayaan
3. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan
prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia.
29
4. Menempatkan dananya dalam bentuk deposito berjangka,
sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.
3. Teori Resources Based
Intellectual capital adalah sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan, perusahaan haruslah menyadari intellectual capital adalah
modal yang berharga. Modal yang ketika digunakan oleh perusahaan
secara maksimal akan memberikan sebuah value added yang berupa
karakteristik yang mempunyai ciri khusus yang dimiliki oleh perusahaan
demi menciptakan keunggulan kompetitif, sehingga mampu untuk dapat
bersaing dengan kompetitor yang lain.
Dalam kaitannya dengan intelectual capital maka tidak terlepas
pada: Resources-Based Theory (RBT) yang dipelopori oleh Penrose
(1959) dalam Astuti (2005), mengemukakan bahwa sumber daya
perusahaan bersifat heterogen dan tidak homogen yang dapat berupa jasa
produktif yang berasal dari sumber daya perusahaan yang memberikan
karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan. Dalam RBT, sumber daya dapat
secara umum didefinisikan untuk memasukkan aset, proses organisasi,
atribut perusahaan, informasi, atau pengetahuan yang mampu
dikendalikan oleh perusahaan dan dapat digunakan untuk memahami
serta menerapkan strategi mereka. (Daft, 1983; Barney, 1991; Mata et al.,
1995).
Intellectual capital dibagi kedalam tiga bagian, yaitu human
capital, structural capital, dan customer capital. Human capital adalah
30
pengetahuan dan pengalaman semua orang yang berada di lingkungan
perusahaan. Structural Capital merupakan sarana yang mengubah human
capital menjadi kesejahteraan perusahaan, yang meliputi standar,
prosedur, perangkat lunak, dan perangkat keras. Customer Capital
merupakan faktor yang penting di dalam perusahaan. Selain itu, sumber
daya harus memenuhi kriteria tersebut di bawah ini agar dapat
memberikan keunggulan kompetitif dan kinerja yang berkelanjutan.
(Ellanyndra, 2011)
Adapun kriterianya yaitu:
1. Sumber daya yang unik secara fisik
2. Sumber daya yang memerlukan waktu lama dan biaya yang besar
untuk memperolehnya.
3. Sumber daya unik yang sulit dimiliki dan dimanfaatkan oleh pesaing.
4. Sumber daya yang memerlukan investasi modal yang besar untuk
mendapatkan serta membangun kapasitas produksi dalam skala
ekonomis.
4. Teori Intellectual Capital
Intellectual Capital merupakan jumlah keseluruhan dari segala
sesuatu yang ada di dalam sebuah perusahaan dan memberikan
keunggulan bersaing. (Ulum, 2008) Semakin semaraknya penelitian
tentang Intellectual Capital semakin banyak pula yang mendefinisikan
Intellectual Capital dari berbagai sudut pandang dan dari berbagai cara
penelitiannya. (Steward, 1997 dan Moeheriono, 2012)
31
Kajian mengenai intellectual capital berawal ketika Tom Steward
pada Juni 1991, menulis artikel dengan judul Brain Power–How
Intellectual Capital Is Becoming America’s Most Valuable Asset, yang
mengatur intellectual capital kepada agenda manajemen. Steward
mendefinisikan intellectual capital sebagai berikut, “Intellectual capital
adalah materi intelektual (pengetahuan, informasi properti intelektual,
pengalaman) yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan. Ini
adalah suatu kekuatan akal kolektif atau seperangkat pengetahuan yang
berdaya guna”. (Stewart, T A. 1997; Ulum, 2009; hlm 18)
Para peneliti mengidentifikasi tiga konstruk utama dari IC, yaitu:
Human Capital (HC), Structural Capital (SC), dan Customer Capital
(CC). Berdasarkan jurnal (Bontis el at, 2000) secara sederhana Human
Capital (HC) merepresentasikan individual knowledge stock suatu
organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya. HC merupakan
kombinasi dari genetic inheritance: education, experience, and attitude
tentang kehidupan dan bisnis. (Bontis, 2010)
Lebih lanjut Bontis menyebutkan bahwa Structural Capital (SC)
meliputi seluruh non-human store houses of knowledge dalam organisasi.
Termasuk dalam hal ini adalah database, organisational charts, process
manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat nilai
perusahaan lebih besar dari pada nilai materialnya. Sedangkan tema
utama dari customer capital adalah pengetahuan yang melekat dalam
32
marketing channels dan customer relationship dimana suatu organisasi
mengembangkannya melalui jalannya bisnis. (Bontis dan A.S, 2010)
Intellectual capital adalah pengetahuan (knowledge) dan
kemampuan (ability) yang dimiliki oleh suatu kolektivitas sosial seperti
sebuah organisasi komunitas intelektual, atau pabrik profesional serta
intellectual capital juga mewakili sumber daya yang bernilai tinggi dan
berkemampuan untuk bertindak yang didasarkan pada
pengetahuan.(Moeheriono, 2012)
Terkait komponen intellectual capital, banyak praktisi
menyatakan bahwa intellectual capital terdiri dari tiga komponen utama
(steward, 1998; Sveiby, 1997; Saint-Onge, 1996; Bontis dkk dan lain-
lain). Berikut disajikan tabel 2.3 perbandingan konsep Intellectual
Capital (IC) menurut beberapa peneliti.
Pada tabel 2.4 menunjukkan hasil klarifikasi intellectual capital
berdasarkan The International Federation of Accountant (IFAC) 1998.
(Bontis et al,1998; 2000 dan Anggraini, 2007)
Tabel 2.3Perbandingan Konsep IC Menurut Beberapa Peneliti
Brooking (UK) Roos (UK) Stewart (USA)Bontis
(Kanada)Human-centeredSkills, abilitiesand expertise,problem solva-
Human capitalCompetence,attitude, andinItellectualagility in
Human capitalEmployees areanorganization’smost important
Human capitalThe individuallevel knowledgethat each
33
Tabel 2.3(Lanjutan)
Brooking (UK) Roos (UK) Stewart (USA)Bontis
(Kanada)bilitiesand leadershipstyles
Itellectualagility
asset employeepossesses
InfrastructureassetsAll thetechnologies,process andmethodologiesthat enablecompany tofunction
OrganisationalcapitalAllorganizational,innovation,processes,intellectualproperty, andcultural assets
StructuralcapitalKnowledgeembedded ininformationtechnology
StructuralcapitalNon-humanassets ororganizationalcapabilitiesused to meetmarketrequirements
IntellectualpropertyKnow-how,trademarks andpatents
Renewal anddevelopmentcapitalNew patentsand trainingefforts
StructuralcapitalAll patents,plans andtrademarks
IntellectualpropertyUnlike, IC, IP isa protectedasset and has alegal definition
Market assetsBrands,customers,customerloyalty anddistributionchannels
RelationalcapitalRelationshipwhich includeinternal andexternalstakeholders
CustomercapitalMarketinformationused to captureand retaincustomers
RelationalcapitalCustomercapital is onlyone feature ofthe knowledgeembedded inorganizationalrelationships
Sumber : Bontis et al. (2000)
Berikut juga disajikan tabel 2.4 perbedaan klasifikasi Intellectual
Capital yang digolongkan oleh The International Federation of
Accountant (IFAC).
34
Tabel 2.4Klasifikasi Intellectual Capital menurut IFAC
OrganizationalCapital
Relational Capital Human Capital
IntellectualProperty:
• Patents• Copyrights• Design rights• Trade secret• Trademarks• Service marks
InfrastructureAssets:
• Managementphilosophy
• Corporate culture• Management
processes• Information systems• Networking systems• Financial relations
• Brands• Customers• Customer loyalty• Backlog orders• Company names• Distribution channels• Business
collaborations• Licensing agreements• Favourable contracts• Franchising
agreements
• Know-how• Education• Vocational
qualification• Work-related
knowledge• Work-related
competencies• Entrepreneurial spirit,
innovativeness,proactive and reactiveabilities,changeability
• Psychometricvaluation
Sumber: IFAC (1998); Ulum (2013)
a. Human Capital (HC)
Human Capital merupakan titik awal semua sumber daya
manusia yang dimulai dari: sumber inovasi, dan sumber gagasan atau
ide semua karyawan. Human Capital merupakan lifeblood dalam
modal intelektual. Human Capital adalah aktiva tak berwujud yang
dimiliki perusahaan dalam bentuk kemampuan intelektual dan
inovasi-inovasi yang dimiliki karyawannya. Dari human capital
inilah perusahaan dapat menghasilkan value added.
35
Human Capital adalah sumber daya manusia yang dimiliki
suatu organisasi atau perusahaan. Human Capital sebagai
kemampuan sumber daya manusia yang diperoleh melalui investasi
pada sumber daya manusia. Human Capital itu terdiri dari empat hal:
(1) kemampuan, (2) perilaku, (3) usaha, (4) waktu, dan semuanya ini
dimiliki dan dikendalikan sepenuhnya oleh karyawan. (Moeheriono,
2012)
Pada konsep human capital organisasi memperlakukan orang
bukan sebagai faktor biaya, melainkan suatu aset. Artinya
pengeluaran untuk program pelatihan (training) yang bertujuan
untuk menambah nilai pengetahuan (value knowledge) karyawan di
masa depan harus dianggap sebagai investasi dari organisasi, karena
biaya-biaya tersebut akan memberikan hasil pada organisasi.
Ada dua hal yang mendukung kontribusi human capital ke
sebuah perusahaan. Pertama, karyawan dengan human capital tinggi
memungkinkan menawarkan layanan yang konsisten dan berkualitas
sehingga, perusahaan dapat mempertahankan pelanggan atau
menarik pelanggan baru. Kedua, Pelanggan potensial dapat
menggunakan kualitas human capital sebagai fasilitas, tingkat
pendidikan dan pengalaman perusahaan menjadi indikator
kemampuan dan kompetensi perusahaan tersebut. (Moeheriono,
2012)
36
Oleh karena itu, modal manusialah yang berinteraksi dengan
para pelanggan, yang mengetahui apa pengetahuan, keterampilan dan
nilai yang diharapkan oleh pelanggan. Human Capital terdiri dari
pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan kemampuan
(ability) yang digunakan untuk menghasilkan layanan profesional
dan economics rent. (Sangkala, 2006)
Human Capital memegang peranan penting yang kritikal,
karena aset inilah yang menentukan kesuksesan atau kegagalan
perusahaan dalam persaingan global. Secanggih apapun teknologi
yang dihasilkan namun tetap merupakan aset pasif dan tidak akan
menambah nilai sebelum dioperasikan sesuai ahlinya. (Moeheriono,
2012)
b. Structural Capital (SC)
Structural Capital merupakan sesuatu yang menjadikan
perusahaan tetap kokoh akibat nilai yang telah dicapai oleh
perusahaan untuk kemajuan perusahaan. (Margareth dan Rakhman,
2006)
Steward, Sveiby, Saint-Onge, dan Bontis dalam buku
“Pengakuan Kinerja” setuju bahwa Intellectual Capital mempunyai
tiga elemen, Structural Capital (SC) merupakan kemampuan
organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas
perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk
menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis
37
secara keseluruhannya, misalnya: sistem operasional perusahaan dan
semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan.
(Moeheriono, 2012)
Structural capital meliputi seluruh non-human storehouses of
knowledge dalam organisasi. Termasuk dalam hal ini adalah
database, organizational charts, process manuals, stategies, routines
dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada
nilai materialnya. (Bontis, 1998)
c. Customer Capital (CC)
Customer Capital adalah pengetahuan dari rangkaian pasar,
supplier, hubungan baik antara pemerintah dengan industri atau
hubungan baik dengan pihak luar. Lebih lanjut Bontis menyatakan
Bahwa CC adalah pengetahuan yang melekat dalam marketing
channels dan customer relationship dimana suatu organisasi
mengembangkannya melalui jalannya bisnis. (Bontis et al., 2000;
Ulum, 2009).
Perusahaan harus mampu menciptakan barang dan jasa yang
berbeda dan memiliki nilai lebih di mata konsumen. Dengan konsep
bahwa customer capital merupakan kemampuan perusahaan untuk
mengidentifikasi pasar yang ingin dibidik dan mempromosikan
perusahaan dalam pasar. Hal ini dapat tercipta melalui pengetahuan
karyawan yang diproses dengan modal struktural yang akhirnya
menghasilkan hubungan yang baik dengan pihak luar.
38
5. Pengukuran Intellectual Capital
Metode pengukuran intellectual capital dapat dikelompokkan ke
dalam dua kategori (Tan et al., 2007) yaitu :
1. Kategori yang tidak menggunakan pengukuran moneter
2. Kategori yang menggunakan ukuran moneter
Berikut daftar ukuran intellectual capital yang berbasis non
moneter (Ichmawan, 2014):
a. The Balance Scorecard, dikembangkan oleh Kaplan dan Norton
(1992)
b. Brooking’s Technology Broker methode (1996)
c. The Skandia IC Report methode oleh Edvinssion dan Malone
(1997);
d. The IC-index dikembangkan oleh Roos et. al. (1997);
e. Intangible Assets Monitor Approach oleh Sveiby (1997);
f. The Heuristic Frame dikembangkan oleh Joia (2000);
g. Vital Sign Scorecard dikembangkan oleh Vanderkaay (2000); dan
h. The Ernst & Young Model (Barsky dan Marchant, 2000).
Menurut (Tan et.al. 2007) model penilaian intellectual capital
yang berbasis moneter memiliki 6 model penilaian sebagai berikut
(Ichmawan, 2014) :
a. The EVA and MVA model (Bontis et al., 1999);
Merupakan salah satu dari ukuran kinerja yang menggunakan
variabel penganggaran modal, perencanaan keuangan, tujuan
39
pengaturan, pengukuran kinerja, komunikasi pemegang saham, dan
kompensasi insentif untuk benar memperhitungkan semua cara di
mana nilai perusahaan dapat ditambahkan atau hilang. (Bontis,
Jacobsen, Dragonetti, dan Roos, 1999)
b. The Market-to-Book Value model (beberapa penulis)
The market to book value merupakan kondisi dari naik
turunnya nilai pasar perusahaan dipengaruhi oleh nilai buku
perusahaan, tingkat laba, gambaran ekonomi, serta spekulasi dan
kepercayaan diri pada kemampuan perusahaan dalam menciptakan
nilai bagi perusahaan, sedangkan Market to Book Value (MtBV)
bertujuan untuk mengukur seberapa jauh selisih antara nilai pasar
perusahaan dengan nilai bukunya.
c. Tobin’s Q method (Luthy, 1998);
Dalam beberapa literatur dijelaskan bahwa teori ini
menjelaskan bahwa tingkat ekonomi seperti barang modal investasi
terkait dengan rasio (q) dari nilai pasar aset dengan biaya
penggantian aset. Perubahan tingkat pengembalian yang dibawa oleh
nilai pasar yang terus berubah dalam kaitannya untuk biaya
penggantian, Tobin berpendapat, mengatur tingkat investasi dalam
barang-barang tahan lama. Sebaliknya, bahwa peningkatan efisiensi
marjinal modal (rate of return) menarik valuasi yang berkaitan
dengan biaya perusahaan.
40
d. Pulic’s VAICTM Model (1998, 2000);
Value added intellectual coefficient (VAIC) dikembangkan
oleh Pulic (1998) didesain sebagai metode untuk menyajikan
informasi tentang value creation efficiency dari asset berwujud
(tangible asset) dan asset tidak berwujud (intangible asset) yang
dimiliki perusahaan.
e. Calculated Intangible Value (Dzinkowski, 2000).
The CIV dikembangkan oleh NCI hasil dari penelitian ini
untuk menghitung nilai pasar wajar dari aset tidak berwujud dari
suatu perusahaan. Hal Ini menggunakan periode tiga tahun untuk
rata-rata laba sebelum pajak dan aset nyata perusahaan, dalam hal ini
laba atas aset dibandingkan dengan rata-rata industri. (Abdol
Mohammadi, Greenlay, & Poole, 2001; Stewart, 1997, hal 226-229;
Dzinkowski, 2000).
f. The Knowledge Capital Earnings Model (Lev dan Feng, 2001).
The knowledge capital earning merupakan sebuah metode
pengukuran intellectual capital yang berdasarkan pada pendapatan
yang diterima saat ini dengan tambahan pendapatan yang
diperkirakan sebelum perusahaan melakukan kegiatannya yang
kemudian dinyatakan dalam nilai buku yang diperoleh sekarang.
6. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC)
Value added intellectual coefficient (VAIC) dikembangkan oleh
Pulic (1998) didesain sebagai metode untuk menyajikan informasi
41
tentang value creation efficiency dari aset berwujud (tangible asset) dan
aset tidak berwujud (intangible asset) yang dimiliki perusahaan. VAIC
merupakan instrumen untuk mengukur kinerja intellectual capital
perusahaan, dan metode ini memiliki keunggulan karena data yang
dibutuhkan relatif mudah diperoleh dari berbagai sumber dan jenis
perusahaan. Data yang dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio
tersebut adalah angka-angka keuangan yang standar yang umumnya
tersedia dari laporan keuangan perusahaan. (Ulum, 2007).
7. Islamic Banking-Value Added Intellectual Coefficient (IB-VAIC)
VAIC (Value Added Intellectual Capital) merupakan instrumen
untuk mengukur kinerja intellectual capital perusahaan. Pendekatan ini
relatif mudah dan sangat mungkin unuk dilakukan, karena
dikonstruksikan dari akun-akun dalam laporan keuangan.. (Ulum, 2013)
Dalam penelitiannya (Ulum, 2013) menformulasikan model
penilaian kinerja intellectual capital untuk perbankan syariah yang
dinamakan IB-VAIC (Islamic Banking-Value Added Intellectual
Coefficient) yang merupakan modifikasi dari model yang telah ada yaitu
VAIC. VAIC didesain untuk mengukur kinerja intellectual capital
perusahaan-perusahaan dengan jenis transaksi yang umum. Sementara
perbankan syariah yang memiliki jenis transaksi yang relatif berbeda dari
bank perbankan umum atau konvensional. Penambahan IB dalam
pengukuran intellectual capital hanya untuk membedakan akun-akun
yang digunakan untuk mengembangkan rumus value added (VA). VA
42
dalam model Pulic dikonstrusikan dari total pendapatan. Sementara
dalam penggunaan IB dalam setiap pengukuran intellectual capital, VA
hanya dikonstruksikan dari pendapatan yang berasal dari aktivitas-
aktivitas syariah. (Ulum, 2013)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ulum (2013)
perhitungan menggunakan data laporan keuangan, standar pelaporan, dan
regulasi terkait tentang perbankan syariah, kami mengidentikasi akun-
akun dalam laporan keuangan bank syariah untuk menyusun model IB-
VAIC. Berdasarkan hasil focus grup discussion (FGD) yang telah
dilakukan, maka rumus yang digunakan untuk menghitung IB-VAIC
adalah sebagai berikut:
Tahap pertama dengan menghitung IB-Value Added (IB-VA). IB-
VA dihitung dengan menggunakan cara yaitu sebagai berikut (Ulum,
2013) :
IB-VA = OUT - IN
OUT (Output) : Total pendapatan, diperoleh dari:
1. Pendapatan Operasional
Pendapatan bersih kegiatan syariah (pendapatan operasional) =
pendapatan operasi utama kegiatan syariah + pendapatan operasi lainnya
- hak pihak ketiga atas bagi hasil dan syirkah temporer.
Pendapatan operasi utama kegiatan syariah terdiri:
a. Pendapatan penyaluran dana
1. Dari pihak ketiga bukan bank
a. Pendapatan dari jual beli (pendapatan marjin murabahah)
43
b. Pendapatan bersih salam parallel
c. Pendapatan bersih istishna’ parallel
d. Pendapatan sewa ijarah
e. Pendapatan pendapatan bagi hasil musyarakah
f. Pendapatan bagi hasil mudharabah
g. Pendapatan dari penyertaan, lainnya
2. Dari Bank Indonesia
a. Bonus SBIS
b. Lainnya
3. Dari bank-bank lain di Indonesia
a. Bonus dari bank syariah lain
b. Pendapatan bagi hasil mudharabah
c. Tabungan mudharabah
d. Deposito mudharabah
e. Sertifikat investasi mudharabah antar bank, dan lainnya
b. Pendapatan operasi lainnya
1. Jasa investasi terikat (mudharabah muqayyadah)
2. Jasa layanan
3. Pendapatan dari transaksi valuta asing
4. Koreksi PPAP
5. Koreksi penyisihan penghapusan transaksi rek. Administrasi dan
lainnya.
44
c. Hak pihak ketiga atas bagi hasil syirkah temporer
1. Pihak ketiga bukan bank
a. Tabungan mudharabah
b. Deposito mudharabah dan lainnya
2. Bank Indonesia
a. FPJP syariah dan lainnya
3. Bank-bank lain di Indonesia dan di luar Indonesia
a. Tabungan mudharabah
b. Deposito mudharabah
1. Sertifikat investasi mudharabah antar bank, dan lainnya.
2. Pendapatan non-operasional
IN (input) adalah beban usaha/operasional dan beban non operasional
kecuali beban kepegawaian/karyawan.
Beban usaha/operasional kecuali beban kepegawaian:
a. Beban penyisihan kerugian aset produktif-bersih
b. Beban estimasi kerugian komitmen dan kontijensi
c. Beban operasi lainnya
d. Beban bonus titipan wadiah
e. Beban administrasi dan umum
f. Beban penurunan nilai surat berharga
g. Beban transaksi valuta asing
h. Beban promosi, lainnya
45
a. Menghitung IB-Value Added (IB-VA)
Value added (IB-VA) juga dapat dihitung dari akun-akun
perusahaan sebagai berikut (Ulum, 2013):
IB-VA= OP + EC + D + A
Keterangan :
OP : operating profit (laba operasi/laba usaha)
EC : employee costs (beban karyawan)
D : depreciation (depresiasi)
A : amortization (amortisasi)
b. Menghitung IB-Value Added Capital Employeed (IB-VACA)
Tahap kedua dengan menghitung Value Added Capital
Employed (IB-VACA). IB-VACA adalah indikator untuk IB-VA
yang diciptakan oleh satu unit dari human capital. Rasio ini
menunjukkan kontibusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE
terhadap value added perusahaan. (Ulum, 2013)
Keterangan:
IB-VACA : Value Added Capital Employed atau VA/CE
IB-VA : value added
CE : Capital Employed : dana yang tersedia (total ekuitas)
c. Menghitung IB-Value Added Human Capital (IB-VAHU)
IB-VAHU menunjukkan berapa banyak IB-VA dapat
dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio
46
ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang
diinvestasikan dalam HC terhadap value added organisasi. (Ulum,
2013)
Keterangan :
IB-VAHU : Value added Human Capital atau VA/HC
IB-VA : Value added
HC : Human capital atau beban karyawan
d. Menghitung Structural Capital Value Added (IB-STVA)
Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk
menghasilkan satu rupiah dari IB-VA dan merupakan indikasi
bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. (Ulum, 2013)
Keterangan :
STVA : Structural Capital Value Added atau SC/IB-VA
SC : Structural capital : IB-VA – HC
IB-VA : Value Added
e. Menghitung Islamic Banking-Value Added Intellectual
Coefficient (IB-VAIC™)
IB-VAIC™ mengindikasikan kemampuan intelektual
organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business
Performance Indicator). IB-VAIC™ merupakan penjumlahan dari
47
tiga komponen sebelumnya, yaitu IB-VACA, IB-VAHU, dan IB-
STVA. (Ulum, 2013)
IB-VAIC™ = IB-VACA + IB-VAHU + IB-STVA
IB-VAIC yang dirumuskan dalam penelitian ini dapat
digunakan untuk mengukur kinerja IC perbankan syariah di
Indonesia. Perhitungan yang berbasis pada akun-akun dalam
laporan keuangan lebih mudah dilakukan dan dapat memberikan
gambaran tentang kinerja IC yang dimiliki oleh perbankan syariah.
Untuk dapat dilakukan pemeringkatan terhadap sejumlah
perbankan, hasil perhitungan IB-VAIC (untuk selanjutnya dapat
disebut BPI) dapat diranking berdasarkan skor yang dimiliki.
Sejauh ini, belum ada standar tentang skor kinerja IC tersebut,
namun penelitian Ulum (2008) telah merumuskan untuk
memberikan kategori dari hasil perhitungan VAIC, yaitu:
1. Top performers – skor VAICTM di atas 3,00
2. Good performers – skor VAICTM antara 2,0 sampai 2,99
3. Common performers – skor VAICTM antara 1,5 sampai 1,99
4. Bad performers – skor VAICTM di bawah 1,5
8. Teori Struktur Modal
a. KPMM (Kemampuan Penyediaan Modal Minimum)
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008
pasal 2 ayat 1 tercantum bank wajib menyediakan modal minimum
sebesar 8% dari aset tertimbang menurut risiko (ATMR). CAR
48
adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh
aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri di
samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber lain di luar
bank.
Struktur modal dipresentasikan dengan CAR (Capital
Adequacy Ratio) atau KPMM (Kemampuan Penyediaan Modal
Minimum) yaitu rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah
aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri di
samping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank. Untuk
saat ini minimal CAR sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut
Risiko (ATMR), atau ditambah dengan Risiko Pasar dan Risiko
Operasional, ini tergantung pada kondisi bank yang bersangkutan.
CAR yang ditetapkan Bank Indonesia ini, mangacu pada standar
internasional yang dikeluarkan oleh BIS (Banking For International
Settlement). Rasio CAR atau KPMM dapat diketahui melalui
laporan keuangan bank. Dalam laporan BPRS terdapat pada laporan
Kualitas Aktiva Produktif & Informasi Lainnya. Dapat juga
diketahui melalui operasi dengan rumus.(Dendawijaya, 2005)
Rumus CAR atau KPMM adalah sebagai berikut:
49
Keterangan :
1. Modal Bank
Modal bank dibagi ke dalam modal inti dan modal pelengkap :
a. Modal Inti, terdiri dari :
1) Modal Setor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh
pemilik.
2) Agio Saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan
nilai nominal saham.
3) Modal Sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali
dari sumbangan saham, termasuk selisih nilai yang
tercatat dengan harga (apabila saham tersebut dijual).
4) Cadangan Umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari
penyisihan laba yang ditahan dengan persetujuan RUPS.
5) Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang
disisihkan untuk tujuan tertentu atas persetujuan RUPS.
6) Laba Ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang
oleh RUPS diputuskan untuk tidak dibagikan.
7) Laba tahun lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah
pajak, yang belum ditetapkan penggunaannya oleh RUPS
(50%).
8) Laba tahun berjalan, yaitu laba sebelum pajak yang
diperoleh dalam tahun berjalan (50%).
50
9) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan
keuangannya dikonsolidasikan, yaitu modal inti anak
perusahaan setelah dikompensasikan dengan penyertaan
bank pada anak perusahaan tersebut.
b. Modal Pelengkap, terdiri dari :
1) Cadangan revaluasi aktiva tetap
2) Cadangan penghapusan aktiva yang di klasifikasikan
(1.25% ATMR)
3) Modal pinjaman
4) Pinjaman subordinasi (maks. 50% dari modal inti)
Khusus menyangkut modal pinjaman dan pinjaman
subordinasi, bank syariah tidak dapat
mengkategorikannya sebagai modal, karena pinjaman
menurut bank syari’ah harus tunduk pada prinsip qard
dan qard tidak boleh diberikan syarat–syarat.
2. Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
Yang dimaksud dengan aktiva dalam perhitungan ini
adalah mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca
maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana
tercermin dalam kewajiban yang masih bersifat kontingen dan
atau komitmen yang disediakan bagi pihak ketiga. Terhadap
masing–masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot risiko
yang besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung
51
dalam aktiva itu sendiri atau yang didasarkan atas penggolongan
nasabah, penjamin atau sifat barang jaminan.
Berdasarkan prinsip tersebut, maka rincian bobot risiko
dan ATMR untuk semua aktiva adalah sebagai berikut:
a. Aktiva Neraca:
1) Kas (0%)
2) Emas dan mata uang emas (0%)
3) Giro pada Bank Indonesia
4) Tagihan pada bank lain (20%)
5) Surat berharga yang dimiliki (0%)
6) Kredit yang diberikan
7) Penyertaan (100%)
8) Aktiva tetap dan inventaris (nilai buku) (100%)
9) Antar kantor aktiva (netto) (100%)
10) Rupa – rupa aktiva (100%)
b. Rekening Administratif :
1) Fasilitas kredit yang belum dipergunakan yang
disediakan sampai dengan tahun takwim berjalan yang
disediakan bagi atau dijamin oleh / dengan, atau dijamin
surat berharga (0%)
2) Jaminan bank (0%)
3) Kewajiban membeli kembali aktiva bank dengan syarat
repurchase agreement (100%)
52
4) Posisi netto kontrak berjangka valuta asing dan swap
bunga (4%).
b. Asset Turnover (ATO)
ATO (Asset Turnover) atau TATO (Total Asset Turnover)
merupakan rasio aktivitas yang menunjukkan efektivitas manajemen
dalam mengelola bisnisnya (sumber-sumber yang ada). Asset
Turnover ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari
volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan
manajemen dalam mengelola semua investasi (aktiva) guna
menciptakan penjualan/pendapatan.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi rasio
ini, semakin baik. Karena, merupakan pertanda bahwa manajemen
dapat memanfaatkan setiap rupiah aktiva untuk menghasilkan
pendapatan.
Rumus ATO (Asset Turnover), (Firer and William, 2003) :
c. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang
menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan
pembiayaan dengan menggunakan total aset yang dimiliki bank.
FDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar
53
kembali penarikan dana pembiayaan yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya.
Dengan kata lain seberapa jauh pemberian pembiayaan
kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera
memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya
yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan pembiayaan.
Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi bahwa semakin
rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini
disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai
pembiayaan menjadi semakin besar. Menurut ketentuan Bank
Indonesia nilai FDR yang diperkenankan kisaran 80% hingga 110%.
(Mutaher, 2013)
Rumus untuk mengukur FDR adalah:
9. Kinerja Keuangan Perbankan Syariah
a. Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah kegiatan menganalisisis untuk
melihat sejauh mana perusahaan telah menggunakan aturan
pelaksanakan keuangan dengan baik dan benar. Pelaksanaan keuangan
yang dimaksud yaitu kegiatan membuat laporan keuangan yang telah
memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku. Aturan pelaksanaan
keuangan yang benar terdapat dalam SAK (Standar Akuntansi
54
Keuangan), GAAP (General Accepted Accounting Principle), atau
aturan yang lainnya. (Irham, 2012: 2)
Pengukuran kinerja keuangan merupakan indikator untuk
memperbaiki operasional perusahaan sehingga keuangan perusahaan
dapat tumbuh dan berkembang sesuai yang direncanakan dan
kompetitif dalam persaingan. (Hery, 2014)
Pengertian Kinerja Keuangan menurut KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia) adalah suatu kata benda yang diartikan: 1. Sesuatu
yang dicapai, 2. Prestasi yang diperlihatkan, 3. Kemampuan kerja
(peralatan). Sedangkan, menurut (Moeheriono, 2012) Kinerja
merupakan gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan
misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu
organisasi. Definisi Kinerja Keuangan lainnya adalah penentuan
ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu
perusahaan dalam menghasilkan laba. (Suroso, 2010)
Dari beberapa definisi yang telah diuraikan di atas maka, dapat
disimpulkan bahwa kinerja keuangan merupakan suatu analisis yang
dilakukan untuk mengetahui gambaran kondisi keuangan perusahaan
yang dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan pada periode
tertentu, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sesuai dengan
kewenangan dan tugas tanggung jawab masing-masing.
55
b. Analisis Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan dapat diukur berdasarkan kinerja keuangan
dan non-keuangan. Pengukuran kinerja keuangan yang lazim
digunakan adalah likuiditas, laverage, aktivitas dan profitabilitas.
Sedangkan, ukuran kinerja non-keuangan yang lazim digunakan
adalah efisiensi, kualitas, dan waktu. Analisis kinerja keuangan dapat
dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan bertujuan untuk
mengidentifikasi setiap kelemahan dari keadaan keuangan yang dapat
menimbulkan masalah dimasa depan, dengan menentukan setiap
kekuatan yang dapat digunakan. (Tampubolon, 2013; Purwanti, 2013)
Menganalisis laporan keuangan dapat dilihat dari rasio
keuangan yang ada. Terdapat bermacam rasio standar yang umum
dipergunakan. Pertama, rasio yang sama dari suatu laporan keuangan
dari tahun-tahun yang lampau. Yang kedua yaitu, rasio dari korporasi
lain yang mempunyai karakteristik yang sama dengan korporasi
perusahaan yang dianalisis atau sering disebut rasio rata-rata industri.
(Tampubolon, 2013)
Dalam buku Analisa Laporan Keuangan Ed.4 (Munawir,
2009), adapun tujuan dari analisa laporan keuangan perusahaan
adalah:
a. Mengetahui Tingkat Likuiditas
Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera
56
diselesaikan pada saat ditagih.
b. Mengetahui Tingkat Solvabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik
jangka pendek maupun jangka panjang.
c. Mengetahui Tingkat Rentabilitas
Rentabilitas atau yang sering disebut profitabilitas
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu.
d. Mengetahui Tingkat Stabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan
usahanya dengan stabil, diukur dengan mempertimbangkan
kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya serta
membayar beban bunga atas hutang tepat waktunya.
c. Tahap Analisis Kinerja Keuangan
Analisis kinerja keuangan pada setiap perusahaan dilakukan
sesuai dengan ruang lingkup perusahaan. Menurut Irham Fahmi
(2012:3) secara umum terdapat lima tahap dalam menganalisis kinerja
keuangan suatu perusahaan. Lima tahapan tersebut yaitu:
1) Review Data Laporan Keuangan.
Review data laporan keuangan dilakukan untuk
mengetahui apakah laporan keuangan telah dibuat sesuai dengan
kaidah yang berlaku. Laporan keuangan harus sesuai dengan
57
kaidah umum, seperti SAK, GAAP, ataupun IFRS. Hal ini
dilakukan agar data dalam laporan keuangan tersebut dapat
dipertanggung jawabkan.
2) Melakukan Perhitungan.
Perhitungan dilakukan sebagai bahan untuk melakukan
analisis terhadap kinerja keuangan. Metode perhitungan yang
digunakan, dipilih sesuai dengan permasalahan dan kondisi
perusahaan, sehingga dari perhitungan tersebut dapat digunakan
sebagai dasar pengambilan suatu kesimpulan sesuai dengan
analisis yang dilakukan.
3) Membandingkan Hasil Perhitungan.
Setelah diperoleh hasil perhitungan, langkah selanjutnya
yang dilakukan adalah melakukan perbandingan terhadap hasil
perhitungan yang telah diperoleh. Dalam melakukan
perbandingan dapat digunakan metode time series analysis
(metode yang membandingkan data perhitungan antar periode)
atau menggunakan metode cross sectional approach
(membandingkan data perhitungan perusahaan satu dengan
perusahaan lain yang sejenis).
4) Menafsirkan Permasalahan yang Ditemukan.
Dari hasil perbandingan pada langkah sebelumnya telah
diperoleh data-data perhitungan dan dari analisis perhitungan
tersebut kemudian dapat ditemukan permasalahan yang ada dalam
58
perusahaan. Selain itu, dari perbandingan tersebut juga dapat
diketahui penyebab dari permasalahan tersebut.
5) Memberi Solusi pada Permasalahan yang Ditemukan.
Tahap terakhir yang perlu untuk dilakukan dalam
menganalisis kinerja keuangan yaitu memberikan solusi terhadap
masalah yang ditemukan pada tahap sebelumnya. Solusi
dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai hambatan dalam
perusahaan.
d. Rasio Keuangan
Dalam praktiknya terdapat bermacam jenis rasio keuangan
yang dapat digunakan untuk menilai keuangan suatu perusahaan.
Masing-masing jenis rasio yang digunakan akan memberikan arti
tertentu tentang posisi yang diinginkan. (Kasmir, 2009;110-116)
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan utnuk memenuhi kewajiban (utang)
jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan
mampu untuk memenuhi utang (membayar) terutama utang yang
sudah jatuh tempo.
Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan terdiri dari:
a. Rasio Lancar
b. Rasio Sangat Lancar
c. Rasio Kas
59
d. Rasio Perputaran Kas
e. Inventory to Net Working Capital
2. Rasio Solvabilitas (Leverage)
Rasio solvabilitas atau leverage ratio, merupakan rasio
yang digunakan utnuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai dengan utang. Artinya, berapa besar beban utang yang
ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktiva lainnya.
Dalam artian bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh
kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang
apabila perusahaan dilikuidasi.
Adapun jenis-jenis rasio solvabilitas antara lain:
a. Debt to Assets Ratio
b. Debt to Equity Ratio
c. Long Term Debt to Equity Ratio
d. Times Interest Earned
e. Fixed Change Coverage
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas (activity ratio) yang digunakan untuk
mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva
yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan
untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya
perusahaan. Efisiensi yang dilakukan misalnya di bidang
60
penjualan, sediaan, penagihan, piutang, dan lainnya. Rasio
aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Jenis-jenis rasio aktivitas yang dirangkum dari beberapa
ahli keuangan, yaitu:
a. Receivable Turnover
b. Days of Receivable
c. Inventory Turnover
d. Days of Inventory
e. Working Capital Turnover
f. Fixed Assets Turnover
g. Assets Turnover
4. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini
juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu
perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari
penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa penggunaan
rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.
Jenis-jenis rasio profitabilitas sebagai beriku:
a. Profit Margin on Sales
b. Return on Investment
c. Return on Assets
61
d. Return on Equity
e. Laba per Lembar Saham
5. Rasio Pertumbuhan
Rasio pertumbuhan (growth ratio), merupakan rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan
posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan
sektor usahanya. Dalam rasio ini yang dianalisis adalah
pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan
pendapatan per saham, dan pertumbuhan deviden per saham.
6. Rasio Penilaian
Rasio penilaian (valuation ratio) yaitu rasio yang
memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai
pasar usahanya di atas biaya investasi.
Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh intellectual
capital terhadap kinerja keuangan telah menggunakan beberapa
rasio-rasio keuangan seperti penelitian Hong Pew Tan, dkk yang
menggunakan Return On Equity (ROE), Earning per Share (EPS)
dan Annual Stock Return (ASR).
Firer and William; Sarayuth Saengchan menggunakan return
on Asset ( ROA) dan biaya untuk asset/ Cost to Asset
(CTA); Ihyaul Ulum dan Imam Ghozali & Anis Chairiri
62
menggunakan rasio ROA, Asset Turn Over (ATO) dan Growth in
Revenue (GR) dan masih banyak penelitian yang lainya.
Penelitian mengenai Struktur Modal terhadap kinerja
keuangan perusahaan sebelumnya telah menggunakan rasio
keuangan seperti penelitian I Ketut Budiasa dkk menggunakan NPL,
DER dan ROA; penelitian oleh (Prayudipta, 2015) menggunakan
indikator DAR, dan DER.
Dalam penelitian ini, untuk mengukur kinerja keuangan
batasan penelitian yang digunakan yaitu Return on Asset (ROA),
Return on Equity (ROE), Non Performing Finance (NPF) dan
Growth in Revenue (GR).
a. Return on Asset (ROA)
Rasio ini memberikan informasi seberapa efisien suatu
bank dalam melakukan kegiatan usahanya, karena rasio ini
mengindikasikan seberapa keuntungan yang dapat diperoleh
rata-rata terhadap setiap aset rupiahnya. Dengan nilai rasio ROA
tinggi, berarti semakin efisien suatu bank dalam mengelola
asetnya untuk memperoleh keuntungan. (Kusumaningtyas,
2012)
Rumus menghitung ROA. (Chen et al., 2005):
63
b. Return on Equity (ROE)
Pemilik bank dalam hal ini para pemegang saham
(shareholder) lebih tertarik pada seberapa besar kemampuan
bank memperoleh keuntungan terhadap modal yang ia
tanamkan. Rasio return on equity (ROE) mengukur kemampuan
bank memperoleh keuntungan dilihat dari kepentingan pemilik
(shareholder) atau dengan kata lain ROE dapat digunakan untuk
memperkirakan keuntungan bersih yang akan diterima
shareholder apabila menginvestasikan dana yang mereka punya
kepada bank. (Kusumaningtyas, 2012)
Rumus menghitung ROE. (Wijaya, 2012):
c. Non Performing Financing (NPF)
Non Performing Financing (NPF) adalah pembiayaan
bermasalah yang dalam pelaksanaannya belum mencapai atau
memenuhi target yang diinginkan pihak bank seperti:
pengembalian pokok atau bagi hasil yang bermasalah;
pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya resiko
dikemudian hari bagi bank; pembiayaan yang termasuk
golongan perhatian khusus, diragukan dan macet serta golongan
lancar yang berpotensi terjadi penunggakan dalam
pengembalian.
64
Semakin baik suatu bank syariah adalah yang mampu
mengelola pembiayaan dan menekan NPF sekecil mungkin.
Pengelolaan NPF perlu dilakukan karena hubungannya dengan
risiko likuiditas. Semakin tinggi NPF semakin tinggi resiko yang
dihadapi bank karena, akan mempengaruhi permodalan bank
tersebut. NPF yang tinggi akan membuat bank mempunyai
kewajiban untuk memenuhi Penyisihan Penghapusan Aktiva
Produktif (PPAP) yang terbentuk. Bila hal ini terus terjadi maka
mungkin saja modal bank tersebut akan tersedot untuk
membayar PPAP, karena itulah bank menginginkan NPF yang
rendah, nilai NPF yang rendah akan meningkatkan nilai
profitabilitas bank syariah. (Kurnaliyah 2011:32)
Hasbi (2011) menuliskan rasio NPF yang dirumuskan
sebagai berikut:
Besarnya NPF yang diperbolehkan Bank Indonesia
adalah maksimal 5%, jika melebihi 5% akan mempengaruhi
penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan yaitu akan
mengurangi nilai skor yang diperoleh. Variabel ini mempunyai
bobot nilai 20%, skor nilai NPF ditentukan sebagai berikut :
a. Lebih dari 8%, skor nilai = 0
b. Antara 5% - 8%, skor nilai = 80
c. Antara 3% - 5%, skor nilai = 90
65
d. Kurang dari 3%, skor nilai = 100
d. Growth in Revenue (GR)
Growth in Revenue (GR) atau Pertumbuhan perusahaan
merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size
(Marfuah dan Maricha U, 2014). Pengelolaan dan
pengembangan sumber daya perusahaan yang baik merupakan
bagian dari keberhasilan pertumbuhan dan keberlangsungan
perusahaan. Pertumbuhan pendapatan perusahaan yang
konsisten merupakan indikator penting dalam mempromosikan
produk dan menjalankan usaha sebuah perusahaan.
GR digunakan untuk mengukur perubahan pendapatan
perusahaan. Peningkatan pendapatan biasanya merupakan sinyal
bagi perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembangan (Chen
et al., 2000).
B. Penelitian Terdahulu
Chen et al. (2005) menggunakan model Pulic (VAIC) untuk
membuktikan intellectual capital berbanding lurus terhadap peningkatan nilai
pasar dan kinerja perusahaan dengan menguji perusahaan go public di Taiwan
stock exchange. Selain itu, Chen et al juga membuktikan bahwa Intellectual
capital dapat menjadi salah satu indikator untuk memprediksi kinerja
perusahaan di masa mendatang.
66
Firer dan Williams (2003) melakukan penelitian dengan objek 75
perusahaan sektor publik yang go public di Afrika Selatan pada tahun 2001.
Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa intellectual capital hanya
berpengaruh terhadap market to book value dan produktivitas, sedangkan
profitabilitas tidak. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa physical capital (modal fisik) merupakan faktor yang paling signifikan
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan di Afrika Selatan.
Ulum et al. (2008) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh IC
terhadap kinerja perusahaan terhadap 130 bank yang beroperasi di Indonesia
pada tahun 2004-2006 dan secara rutin melaporkan posisi keuangannya
kepada Bank Indonesia (BI). Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya
pengaruh intellectual capital (VAIC) yang signifikan terhadap kinerja
perusahaan selama tiga tahun pengamatan, yaitu tahun 2004-2006. Selain itu,
output PLS mengindikasikan bahwa secara statistik terdapat pengaruh
intellectual capital (VAIC) terhadap kinerja keuangan perusahaan masa
depan, baik untuk periode 2004-2005, maupun 2005-2006. Hasil penelitian
tersebut juga menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh Rate Of Growth Of
Intellectual Capital (ROGIC) terhadap kinerja keuangan perusahaan masa
depan.
(Wasim ul Rehman, 2011) melakukan penelitian mengenai hubungan
Intellectual Capital dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan. Penelitian
ini melibatkan 12 perusahaan yang menggunakan akad Mudharabah di
Pakistan. Dari ketiga komponen VAICTM yang pelajari, Human Capital
67
Efficiency (HCE) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan
kinerja keuangan perusahaan (ROE dan EPS) dibandingkan dua faktor
VAICTM lainnya.
(Wahyuni, 2015) mengenai pengukuran kinerja Intellectual Capital
pada Perbankan Syariah di Indonesia. Wahyuni melakukan penelitian
mengenai pengukuran kinerja Intellectual Capital menggunakan model IB-
VAIC untuk memprediksi profitabilitas islamic banking saat ini dan masa
akan datang. Penelitian ini dilakukan pada Bank Umum Syariah periode
2010-2014. Hasil analisis regresi linier berganda yang digunakan sebagai alat
uji dalam penelitian ini menunjukkan. IB-VAIC dapat memprediksi
profitabilitas bank syariah baik saat ini maupun masa yang akan datang.
Faktor value added capital employed (VACA) berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas perbankan syariah.
(Wijaya, 2012) melakukan penelitian dengan objek dua puluh enam
bank di Indonesia yang telah listing di BEI pada periode 2008-2011. Dari
penelitian tersebut menunjukkan bahwa Capital Employed Efficiency
berpengaruh terhadap profitability, produktivity dan nilai pasar perusahaan.
Human Capital Efficiency (HCE), Structural Capital Efficiency (SCE) tidak
berpengaruh terhadap profitability dan productivity, tetapi berpengaruh
terhadap nilai pasar perusahaan. Secara sistematis berikut disajikan Tabel 2.5
Ringkasan Penelitian Terdahulu.
68
Tabel 2.5Ringkasan Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Variabel Metode Hasil1 Chen et
al.(2005)
Variabeldependen:M/B, kinerjakeuangan(ROE,ROA,GR, EP)Variabelindependen:VAIC, VACA,VAHU,STVA, RD,ADROE, IndustryTipe (BANK,ELEC,IT,SER)
VAIC,korelasi,regresi
VAIC, VACA &VAHUberhubungan positifterhadap M/B, ROE,ROA, GR & EP
STVA tidakberhubungan signifikanterhadap M/B
STVA berhubungansignifikan positifterhadap ROE
RD berhubungansignifikan positifTerhadap kinerjaperusahaan di AfrikaSelatan.
2 Firer danWilliams(2003)
Variabeldependen:ROA, ATO,MB Variabelindependen:CEE,HCE,SCEVariabelkontrol :LCAP, Lev,
VAICAnalisisRegresiberganda
Pengaruh antaraVAICTM dengan ROAhubungan positifantara VAIC terhadapATO dan M/B (marketbook)
Physical capitalmerupakan faktor yangpaling signifikanberpengaruh terhadap
3 Ulum etal.(2005)
Variabeldependen:ROA, ATO,GR
Variabelindependen:VAIC, VACA,VAHU,STVA,ROGIC
VAIC,PLS
IC berpengaruhsignifikan positifterhadap kinerjaperusahaanIC berpengaruh positifterhadap kinerjaperusahaan masadepan
ROGIC tidakberpengaruh terhadapkinerja perusahaanmasa depan
Sedangkan, CEEmemiliki pengaruhsecara substantifterhadap ROE danROI,
69
Tabel 2.5 (Lanjutan)No. Peneliti Variabel Metode Hasil4 Wasim ul
Rehman,dkk(2011)
VariabelDependen:KinerjaKeuangan(ROE, EPS,ROI)
VariabelIndependen:VA, VAIC,HCE, SCE,CEE
VAICTM VAIC merupakanmetodologi yangcocok untukmengukur kinerja ICpada pembiayaanMudharabah(ecp.Pakistan).
HCE berpengaruhsignifikan terhadapkinerja keuangan(ROE dan EPS)
SCE berpengaruhterhadap kinerjakeuangan (ROE danEPS
5 NoviaWijaya(2012)
Variabeldependen:Kinerjakeuangan(ROE & ATO)dan nilai pasarperusahaan(MBR)Variabelindependen:VACA,VAHU, STVA
VAIC,REGRESI
CEE tidakberpengaruh terhadapprofitability dan nilaipasar. Berpengaruhterhadap productivity
HCE dan SCE tidakberpengaruh padaprofitability danproductivity. Namun,berpengaruh terhadapnilai pasarperusahaan.
6 SriWahyunidanPujiharto(2015)
VariabelDependen:ROEVariabelIndependen:Indikator IC(VACA,VAHU,STVA)
VAIC,RegresiLinierBerganda
IB-VAIC dapatmemprediksiprofitabilitas banksyariah baik saat inimaupun masa yangakan datang;IB-VACAberpengaruh positifterhadapprofitabilitas;
IB-VAHU & IBSTVA berpengaruhnegatif signifikanterhadap profitabilitasbank syariah;
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
70
Selain itu terdapat beberapa penelitian yang mengungkapkan metode
pengukuran dan penilaian Intellectual Capital. Mengungkapkan 25 metode
pengukuran dan penilaian hal yang intengible. (Andriessen, 2004)
Pada tabel 2.6 berikut merangkum nama metode pengukuran dan
penilaian IC berdasarkan penelitian Andriessen (Ulum, 2013) dan penelitian
lainnya.
Tabel 2.6Metode Pengukuran dan Penilaian IC
No Name Of Methode Inventor Year
1 Balanced ScorecardRoberts S. Kaplan and DavidP. Norton
1992
2Calculated IntangibleValue
Thomas A. Steward;David H. Luthy
19971998
3 Holistic Value ApproachGoran Roos; J. Roos; NicolaC. Dragonetti; Leif Edvinsson
1997
4 Citation-Weighted PatentBronwyn H. Hall; Adam B.Jaffe; Manuel Trajtenberg
2001
5 Intellectual Capital-Index Goran Ros 1997
6Inclusive ValueMethodology
Philip K. M’Pherson andStephan Pike
2001
7 Intangible Asset Monitor Karl Erick Sveiby 19978 Intangible Scoreboard Baruch Lev 1999
9Intellectual CapitalBenchmarking System
Jose Maria Viedma1999,2001
10Intellectual CapitalDynamic Value
Ahmed Bounfour 2002
11Intellectual capitalStatement
Jan Mouritsen 2001
12 iValuing Factor Ken Standfield 200113 Market-To-Book-Ratio Thomas A. Steward 1997
14 Skandia NavigatorLeif Edvinsson and MichealS. Malone
1997
15 Sullivans’s Work Patrick H. Sullivan1998,2000
16Value Added intellectualCoefficient (VAIC)
Ante Pulic 1997
71
Tabel 2.6Metode Pengukuran dan Penilaian IC
17Value Chain Scoreboard/Value Chain Blueprint
Baruch Lev2001,2003
18 Extended VAICJamal A. Nazari and Irene;M. Herremans
2007
19 IB-VAIC Ihyaul Ulum 2013Sumber : Macrothink Institute dalam Ulum (2014)
C. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan peneliti terdahulu, kajian teoritis, studi pustaka,
dan permasalahan yang telah dikembangkan, penelitian ini menggunakan
Intellectual Capital yang diukur dengan metode IB-VAIC sebagai variabel
independen. Komponen utama dari IB-VAIC dilihat dari sumber daya
perusahaan, yaitu physical capital (IB-VACA), human capital (IB-VAHU),
dan structural capital (IB-STVA). (Ulum, 2008)
Metode IB-VAIC (islamic Banking-Value Added Intellectual
Coefficient) didesign untuk menyajikan informasi pengukuran kinerja IC
untuk perbankan syariah (IB-VAIC) karena dua alasan:
Pertama, industri perbankan syariah merupakan salah satu dari 4
industri yang merupakan IC intencive industry sector. Selain itu, dari aspek
intelektual, secara keseluruhan karyawan di sektor perbankan lebih homogen
dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya.
Kedua, hasil penelitian di berbagai negara termasuk di Indonesia,
menunjukkan bahwa IC memiliki peran dalam menggerakkan nilai
perusahaan (firm’s value). IC berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan yang merupakan ukuran jangka pendek dan yang paling mudah
dilihat, baik pada masa kini maupun masa yang akan datang. Artinya, IC
72
dapat pula digunakan dalam memprediksi kinerja keuangan perusahaan
seperti yang diungkapkan dalam Chen et al, 2005; Tan et al, 2007; Ulum,
2008).
Penelitian-penelitian terdahulu juga telah membuktikan adanya
pengaruh Struktur modal terhadap kinerja perusahaan, baik kinerja saat ini
maupun kinerja masa yang akan datang. Artinya, variabel Struktur modal
(CAR, ATO, FDR, DER, DAR) dapat digunakan sebagai alat untuk
memprediksi kinerja keuangan bank syariah pada periode ke depan. Selain
itu, (Nur Fadhilah, 2009; I Made Yogantara, 2010) juga telah membuktikan
bahwa struktur modal yang diwakili dengan ROA, ROE, BOPO, LDR
berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank.
Skema kerangka pemikiran dalam penelitian ini disajikan pada gambar
2.1 di bawah ini sebagai berikut:
Gambar 2.1Skema Kerangka Pemikiran
Analisis Intellectual Capital dan Struktur Modal TerhadapPeningkatan Kinerja Keuangan BPRS Provinsi Aceh
Periode 2012-2015
Annual Report dan Laporan Keuangan BPRS Provinsi Aceh
yang berasal dari website Bank Indonesia
73
Keterangan:
VACA : Value Added Capital Employed
VAHU : Value Added Human
Capital
STVA : Structural Capital Value Added
VAIC : Value Added Intellectual Capital
ATO : Asset Turn Over
GR : Growth in Revenue
ROA : Return On Asset
ROE : Return On Equity
FDR : Financial to Deposit Ratio
NPF : Non Performing Finance
KPMM : Kewajiban Penyediaan
Modal Minimum
D. Hubungan Antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, rumusan pengembangan
hipotesis berikut ini disusun berdasarkan hubungan antar variabel berikut:
Hasil
Interpretasi
74
1. Pengaruh Intellectual Capital (IC) Terhadap Kinerja Keuangan
Perbankan Syariah
Firer dan Williams (2003), Tan et al. (2007), Ulum (2008), dan
Ulum (2013), telah membuktikan bahwa IC (VAIC) mempunyai
pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Chen et al. (2005)
mengatakan jika IC merupakan sumber daya yang terukur untuk
peningkatan competitive advantages, maka IC akan memberikan
kontribusi terhadap kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu,
apabila perusahaan dapat mengelola dan mengembangkan intellectual
capital yang dimiliki dengan baik, maka akan terjadi peningkatan
terhadap kinerja. IC (VAIC) tidak hanya berpengaruh secara positif
terhadap kinerja perusahaan tahun berjalan, bahkan IC (VAIC) juga
dapat memprediksi kinerja keuangan masa depan (Ulum, 2007).
Di Indonesia, kajian yang sama juga mulai banyak dilakukan.
Ulum (2007, 2008) misalnya menganalisis hubungan antara IC
(diproksikan dengan VAIC™) dan kinerja perusahaan perbankan di
Indonesia, baik terdaftar maupun tidak terdaftar di BEI. Berdasarkan
hasil pengujian dengan PLS diketahui bahwa secara statistik (baik nilai
T-statistik seluruh jalur antara VAICTM dan PERF maupun nilai R-
square) terbukti terdapat pengaruh VAICTM terhadap kinerja keuangan
perusahaan, baik kinerja masa kini maupun masa yang akan datang.
Artinya, IC dapat digunakan untuk memprediksi kinerja perusahaan di
75
masa yang akan datang. Untuk menguji kembali proposisi tersebut,
maka hipotesis kedua penelitian ini adalah:
H1: Intellectual Capital (IB-VAIC) berpengaruh positif terhadap
kinerja keuangan bank pembiayaan rakyat syariah.
2. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan
Syariah
Berdasarkan penelitian Afriyanti (2011) yang berjudul “Analisis
Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt to Equity Ratio,
Sales dan Size Terhadap ROA” menunjukkan bahwa Total Asset
Turnover berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.
Menurut Athanasoglou (2005) bank yang memiliki kinerja yang
baik dan pendanaan internal yang kuat mencerminkan modal yang kuat.
CAR (Capital Adequacy Ratio) menunjukkan kemampuan bank dalam
menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta
menampung risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank.
Hal-hal yang mengenai risiko, terkait pada pemenuhan dana perusahaan
bank yang berasal dari luar seperti kredit, penyertaan, surat berharga,
tagihan pada bank lain, dan lain-lain.
Penelitian Fitria Astuti (2008) yang berjudul “Pengaruh Tingkat
Kecukupan Modal (CAR) dan Likuiditas (LDR) terhadap Profitabilitas
(ROA) pada Bank”. Variabel Rasio keuangan yang digunakan yaitu CAR
76
dan LDR terhadap ROA. Hasil dari penelitian menunjukkan CAR
berpengaruh positif signifikan terhadap Profitabilitas (ROA).
Penelitian Irvan Chris Sandy (2014) yang berjudul “Analisis
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan pada Perbankan
Di Indonesia” menggunakan metode Structure Equation Model (SEM)
menunjukkan bahwa Struktur Modal memiliki pengaruh yang signifikan
dengan nilai korelasi negatif yang berarti setiap kenaikan struktur modal
akan terjadi penurunan pada kinerja keuangan karena perbankan yang
komposisi struktur modalnya lebih banyak didanai oleh hutang, masih
harus menanggung beban operasional yang lebih tinggi daripada manfaat
yang diberikan atas penggunaan hutang tersebut.
Penelitian Vita Tristiningtyas (2013) menunjukkan bahwa rasio
FDR berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan (ROA) bank. Hal ini
didukung oleh hasil dalam empiris menurut Mahardian (2008), Arifuddin
(2012) dan Pratiwi (2012).
Penelitian Rizka Apriliani (2011) yang berjudul “Pengaruh
Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di
Indonesia” menunjukkan bahwa Peningkatan FDR dapat berarti
penyaluran dana ke pembiayaan semakin besar, sehingga laba akan
meningkat. Peningkatan laba tersebut mengakibatkan kinerja bank yang
diukur dengan ROA semakin tinggi.
Berdasarkan hal tersebut, diajukan hipotesis sebagai berikut:
77
H2: Struktur modal (KPMM, ATO dan FDR) berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan bank pembiayaan
rakyat syariah.
3. Pengaruh IC (Intellectual Capital) dan Struktur Modal Terhadap
Kinerja Keuangan Perbankan Syariah
Penelitian Serra Ekowati (2012) yang berjudul “Pengaruh Modal
Fisik, Modal Finansial, dan Modal Intelektual terhadap Kinerja
Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”
menunjukkan bahwa ketiga variabel yang diuji secara simultan memiliki
pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.
Penelitian Agustin Takarini (2014) yang berjudul “ Pengaruh
Intellectual Capital, Kualitas Penerapan Good Corporate Governance,
dan Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan perbankan syariah
Periode 2010-2012” menunjukkan bahwa Intelectual Capital
berpengaruh positif terhadap kinerja perbankan, sedangkan GCG dan
Struktur Modal berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan syariah.
Penelitian Uniariny (2012) yang berjudul “Pengaruh Struktur
Modal dan Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan Sektor
Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010”
diketahui bahwa struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Dan modal intelektual tidak menunjukkan pengaruh positif
78
terhadap nilai perusahaan. Untuk perluasan lingkungan penelitian ini
diajukan hipotesis ketiga berikut:
H3: Intellectual Capital dan Struktur Modal secara
bersamaan berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan bank pembiayaan rakyat syariah.
79
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
1. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Penelitian ini memfokuskan pada variabel dependen atau dalam
PLS disebut konstruk endogen yaitu Kinerja Keuangan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah di Provinsi Aceh. Variabel Independen atau dalam PLS
disebut konstruk eksogen yaitu Intellectual Capital dan Struktur Modal.
Penelitian ini merupakan analisis pengaruh karena bertujuan untuk
mengetahui pengaruh konstruk eksogen (Intellectual Capital dan Struktur
Modal) dengan konstruk endogen (Kinerja Keuangan) Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah di Provinsi Aceh.
Indikator atau variabel manifest Intellectual Capital yang
digunakan adalah IB-VACA, IB-VAHU, IB-STVA. Pemilihan model
VAIC™ sebagai proksi atas IC mengacu pada penelitian Chen et al.
(2005); Tan et al. (2007); dan Ulum (2013); Kolintama (2014).
Struktur Modal yang digunakan adalah rasio pendapatan terhadap
Total Aset (ATO), FDR (Financing to Deposit Ratio), dan Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM). Pemilihan indikator kinerja
tersebut mengacu pada penelitian Sandy (2013); Hamonangan (2014);
Ulum (2013); Aziz (2016); Afriyanti (2011)
80
Kinerja Keuangan yang digunakan adalah rasio GR (Growth in
Revenue), NPF (Non-performing Financing), ROA (Return on Assets),
ROE (Return on Equity). Pemilihan indikator kinerja tersebut mengacu
pada penelitian Wijaya (2012); Maisaroh (2015); Ulum (2013); dan
Mutaher (2013); Yusuf (2016); Marfuah (2014); Sadalia (2014); Pratiwi
(2012).
Jenis penelitian dalam penyusunan skripsi ini bersifat deskriptif
kuantitatif. Data yang digunakan adalah pooled data. Data Kuantitatif
adalah data yang berbentuk bilangan atau data kualitatif yang diangkakan
(Mudrajad Kuncoro, 2009). Sumber data yang digunakan adalah data
sekunder. Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh dari
sumber-sumber yang telah ada. (Tanjung, 2007).
Data sekunder yang digunakan yaitu Laporan Keuangan Tahunan
berupa Laporan Neraca, Laporan Laba-Rugi dan Laporan Kualitas Aktiva
Produktif dan Informasi Lainnya dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS) dan Laporan Keuangan BPRS Juni dan Desember tahun 2012-
2016 dari BPRS yang menjadi objek penelitian. Laporan Keuangan
tersebut digunakan untuk menghitung kinerja Intellectual Capital dan
Struktur Modal pada BPRS bersangkutan serta mengetahui rasio keuangan
perbankan syariah.
81
B. Metode Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS) yang ada di Indonesia. Menurut data Statistika
Perbankan Syariah per Februari 2017, jumlah populasi Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia ada sebanyak 166 (seratus
enam puluh enam) BPRS, dimana angka tersebut sudah termasuk 10
(sepuluh) BPRS yang beroperasi di Provinsi Aceh .
2. Sampel
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit
populasi yang diharapkan dapat mewakili populasi penelitian.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive
sampling artinya metode pemilihan sampel dipilih berdasarkan
pertimbangan (judgement sampling) yang berarti pemilihan sampel
secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan pertimbangan
tertentu. Penentuan sampel penelitian ini diambil berdasarkan
pertimbangan berikut:
1. Merupakan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang terdaftar di
Bank Indonesia dalam periode Juni dan Desember 2012 – 2016.
2. Menyajikan Laporan Keuangan yang dipublikasikan dalam periode
Juni dan Desember 2012-2016 serta memiliki data yang lengkap
sesuai dengan yang dibutuhkan.
3. Beroperasi secara regional yakni di Provinsi Aceh.
82
4. Salah satu objek BPRS yang diteliti merupakan Bank Pembiayaan
Rakyat pertama yang ada di Indonesia. Oleh sebab itu, penulis
tertarik untuk melihat performa keuangannya.
Berdasarkan kriteria tersebut jumlah sampel data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 70 sampel data dari 7 (tujuh)
BPR Syariah di Provinsi Aceh. Berikut Tabel 3.1 proses pengambilan
Sampel.
Tabel 3.1Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
No Kriteria JumlahBPRS
1 Jumlah BPRS di Provinsi Aceh menurut data statistikPerbankan Syariah
10
2 Jumlah BPRS yang tidak menerbitkan Annual Reportselama periode Juni dan Desember 2012-2016 berturut-turut
(3)
3 Jumlah sampel yang memenuhi kriteria 7
Total sampel data selama lima tahun penelitian 70Sumber: Data sekunder yang diolah
C. Metode Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan Data dalam Penelitian ini menggunakan metode
dokumentasi. Metode ini mencakup penghimpunan informasi dan data,
melalui metode studi pustaka dan eksplorasi literatur-literatur. Laporan
keuangan publikasi diperoleh dari website BPRS yang telah menjadi objek
penelitian. Laporan Keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut
prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan
83
dari individu, asosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca dan
laporan laba-rugi. (Rivai, 2007)
Pengumpulan data diperoleh dari Buku Outlook Perbankan Syariah
yang diterbitkan tahun 2011-2016 dari website BI (Bank Indonesia)
(www.bi.go.id) dan OJK (Otoritas jasa Keuangan) (www.ojk.go.id) dan dari
situs resmi Bank Pembiayan Rakyat Syariah di Provinsi Aceh.
D. Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini menganalisa secara empiris pengaruh intellectual capital
terhadap kinerja keuangan bank syariah. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengujian atas hipotesis yang telah diajukan. Pengajuan hipotesis dilakukan
menurut metode penelitian dan analisis yang dirancang sesuai dengan
variabel-variabel yang diteliti agar mendapatkan hasil akurat. Berdasarkan
kerangka pemikiran definisi operasional atas variabel-variabel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Eksogen (X)
a. Pengungkapan Intellectual Capital (X1)
Variabel independen dalam penelitian ini adalah intellectual
capital yakni kinerja IC yang diukur berdasarkan value added yang
diciptakan oleh physical capital (VACA), human capital (VAHU),
dan structural capital (STVA). Kombinasi dari ketiga value added
tersebut disimbolkan dengan nama VAIC yang dikembangkan oleh
Pulic (1998). VAIC merupakan basis pengukuran pokok untuk
keempat variabel independen dalam penelitian ini, dan merupakan
84
gabungan dari ketiga indikator value added yang dapat dinyatakan
sebagai berikut :
1. VA (Value Added)
VA merupakan selisih antara nilai output dan input. (Pulic, 1998)
Dimana:
OUT = Output: total penjualan dan pendapatan lain.
IN = Input: beban penjualan dan biaya-biaya lain (selain
beban karyawan)
2. VACA (Value Added Capital Employed)
VACA merupakan perbandingan antara value added (VA) dengan
ekuitas perusahaan (CE), rasio ini menunjukkan kontribusi yang
dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi.
Pulic, 1998)
Dimana:
VACA = rasio dari VA terhadap CE
VA = Selisih antara output dan input
CE = Dana yang tersedia (ekuitas, laba bersih)
3. VAHU (Value Added Human Capital)
VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat menghasilkan
dengan dan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini
85
menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang
diinvestasi dalam HC terhadap value added organisasi. Pulic, 1998)
Dimana:
VAHU = Rasio dari VA terhadap HC
VA = Selisih antara output dan input
HC = Beban karyawan
4. STVA (Structural Capital Value Added)
Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk
menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana
keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. Pulic, 1998)
Dimana:
STVA = Rasio dari SC terhadap VA
VA = Selisih antara output dan input
5. IB-VAICTM (Value Added Intellectual Coefficient)
IB-VAICTM mengindikasi kemampuan intelektual organisasi yang
dapat dianggap juga sebagai BPI (Business Performance
Indicator). VAICTM merupakan penjumlahan dari 3 komponen
sebelumnya yaitu: VACA, VAHU dan STVA. (Pulic, 1998)
86
Untuk dapat dilakukan pemeringkatan terhadap sejumlah
perbankan, hasil perhitungan VAICTM (untuk selanjutnya dapat disebut
BPI) dapat dirangking berdasarkan skor yang dimiliki. (Ulum, 2009; 11).
Berikut disajikan Tabel 3.2 Kategori VAIC:
Tabel 3.2Kategori VAIC
Nilai VAIC Kategori
Diatas 3,00 Top Performance
2,0-2,99 Good Performance
1,5-1,99 Common Performance
Dibawah 1,5 Bad Performance
Sumber: Ihyaul Ulum, 2015
b. Struktur Modal (X2)
1. KPMM (Kemampuan Penyediaan Modal Minimum)
Struktur modal salah satunya dipresentasikan KPMM
(Kemampuan Penyediaan Modal Minimum) atau dalam bahasa
Inggris disebut CAR yaitu rasio yang memperlihatkan seberapa
besar jumlah aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,
penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai
dari modal sendiri di samping memperoleh dana-dana dari sumber
di luar bank. Untuk saat ini minimal CAR sebesar 8% dari Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), atau ditambah dengan
Risiko Pasar dan Risiko Operasional, ini tergantung pada kondisi
bank yang bersangkutan.
87
CAR yang ditetapkan Bank Indonesia ini, mengacu pada
ketentuan/standar internasional yang dikeluarkan oleh BIS
(Banking For International Settlement). Rasio CAR atau KPMM
dapat diketahui melalui laporan keuangan bank. Dalam laporan
BPRS terdapat pada laporan Kualitas Aktiva Produktif &
Informasi Lainnya. Atau dapat juga diketahui melalui operasi
dengan rumus.
Rumus CAR atau KPMM adalah sebagai berikut
(Dendawijaya, 2005)
2. ATO (Asset Turnover)
Rasio Asset Turnover (ATO) menunjukkan efisiensi
perusahaan dengan menggunakan aktiva untuk menghasilkan
pendapatan/penjualan. Pada umumnya semakin tinggi rasio asset
turnover suatu perusahaan maka, semakin efisien aktiva
perusahaan telah digunakan. (Gitman, 2012)
Rumus untuk pengukuran ATO adalah:
3. GR (Growth in Revenue)
Growth in revenue digunakan untuk menggambarkan
pertumbuhan pendapatan perusahaan. Peningkatan pendapatan
88
biasanya merupakan sinyal bagi perusahaan dapat tumbuh dan
berkembang. (Chen et al., 2000 dalam Ulum, 2008)
2. Variabel Endogen (Y)
Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian
utama peneliti. Variabel dependen untuk selanjutnya disebut endogen
adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi variabel
independen/eksogen. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja
Keuangan yang direpresentasikan dengan:
a. ROA (Return on Assets)
ROA merupakan perbandingan antara laba setelah pajak (net
income) dengan total aset dalam suatu periode, rumus yang
digunakan untuk mencari ROA adalah (Chen et al., 2005):
b. ROE (Return on Equity)
ROE merupakan perbandingan antara laba setelah pajak (net
income) dengan total ekuitas dalam suatu periode, rumus yang
digunakan untuk mencari ROE adalah (Ulum, 2013):
89
c. FDR (Financial to Deposit Ratio)
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan antara
pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga
yang berhasil dihimpun oleh bank. Rumus yang digunakan untuk
menghitung FDR adalah (Mutaher, 2013):
d. NPF (Non Performing Financing)
Non Performing Financing (NPF) merupakan istilah yang
digunakan untuk rasio pembiayaan bermasalah dalam perbankan
syariah. NPF lebih dikenal dengan nama Non Performing Loan
(NPL) di dalam bank konvensional.
Non Performing Financing menunjukkan kemampuan
manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang
diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan
semakin buruk kualitas pembiayaan bank yang menyebabkan jumlah
pembiayaan bermasalah semakin besar maka, kemungkinan suatu
bank dalam kondisi bermasalah semakin besar.
Rumus yang digunakan untuk mencari (Hasbi, 2011) adalah:
A. Metode Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan metode PLS (Partial Least Square).
Pemilihan metode PLS didasarkan pada pertimbangan bahwa dalam
90
penelitian ini terdapat tiga variabel laten yang dibentuk dengan indikator
reflektif. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software
Microsoft Excel 2013 dan SmartPLS 3.0. Pengolahan data yang dilakukan
dengan software Microsoft Excel 2013 tersebut adalah untuk menentukan
indikator intellectual capital. Software SmartPLS 3.0 digunakan untuk
menghitung pengaruh intellectual capital dan struktur modal terhadap kinerja
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. (Ghozali, 2006)
PLS menggunakan 3 tahap proses iterasi dan setiap tahap iterasi
menghasilkan estimasi. Tahap pertama, menghasilkan outer model, tahap
kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan tahap ketiga
menghasilkan hasil uji hipotesa. (Hussein, 2015). Adapun penjelasan
mengenai analisis data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran profil
data sampel. Penelitian ini menggunkan statistika deskriptif yang terdiri
dari minimum, maksimum dan mean. Statistika deskriptif dihitung
dengan program microsoft excel untuk memudahkan perhitungan.
2. Evaluasi Model Partial Least Square
Evaluasi model dalam PLS merupakan analisis jalur yang terdiri
dari 2 model, yaitu evaluasi terhadap outer model atau model pengukuran
dan evaluasi terhadap inner model atau model struktural dan evaluasi
a. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)
91
Outer model menentukan spesifikasi hubungan antara indikator
dengan konstruk latennya. (Yamin, 2009). Persamaan untuk outer
model yaitu:
Keterangan:
X = Matriks variabel manifest yang berhubungan
dengan konstruk laten eksogen
Y = Matriks variabel manifest yang berhubungan
dengan kontruk laten endogen
= Matriks koefisien (matriks loading)
= Matriks outer model residu
Analisa outer model dilakukan untuk memastikan bahwa
measurement yang digunakan layak untuk dijadikan pengukuran
(valid dan reliabel). Analisa outer model dapat dilihat dari beberapa
indikator:
1. Convergent Validity
Convergent validity merupakan tingkatan sejauh mana hasil
pengukuran suatu konsep menunjukkan korelasi positif dengan
hasil pengukuran konsep lain yang secara teoritis harus
berkorelasi positif. Pengukuran ini merupakan model reflektif
indikator yang dinilai berdasarkan korelasi antara variabel
konstruk dengan variabel laten yang dihitung dengan PLS.
92
Pengukuran (indikator) dengan konstruknya yang menghasilkan
nilai loading factor di atas 0,7 dapat dikatakan ideal, artinya
bahwa indikator dikatakan valid sebagai indikator yang mengukur
konstruk. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari
pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,50 sampai 0,60
dianggap cukup. (Ghozali, 2006).
2. Discriminant validity
Discriminant validity dari model pengukuran dengan
reflektif indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran
dengan konstruk. kemudian membandingkan nilai square root of
Average Variance Extracted (AVE) antar konstruk. Pengukuran
ini dapat digunakan untuk mengukur reabilitas component score
variabel laten dan hasilnya lebih konservatif dibandingkan dengan
composite reability. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih
besar 0,50. (Ghozali, 2006)
3. Composite Reliability
Composite Reliability dilakukan dengan melihat view latent
variabel coefficients. Dari output ini, maka kriteria dilihat dari
dua hal yaitu Composite Reliability dan Alpha Cronbach.
Keduanya harus bernilai di atas 0,70 sebagai syarat reliabilitas.
Pendapat lain dinyatakan oleh Chin bahwa cronbach’s alpha
dalam PLS dikatakan baik apabila ≥ 0,5 dan dikatakan cukup 0,3.
Apabila suatu konstruk telah memenuhi dua kriteria tersebut
93
maka dapat dikatan bahwa konstruk reliabel atau memiliki
konsisten dalam instrumen penelitian. (Sholihin, 2013)
4. Average Variance Extracted (AVE). Nilai AVE yang diharapkan
>0,5.
5. Cronbach Alpha. Uji reliabilitas diperkuat dengan Cronbach
Alpha. Nilai diharapkan >0,6 untuk semua konstruk.
Uji yang dilakukan diatas merupakan uji pada outer model untuk
indikator reflektif. Untuk indikator formatif dilakukan pengujian yang
berbeda. Uji untuk indikator formatif yaitu :
1. Significance of weights. Nilai weight indikator formatif dengan
konstruknya harus signifikan.
2. Multicolliniearity. Uji multicolliniearity dilakukan untuk
mengetahui hubungan antar indikator. Untuk mengetahui apakah
indikator formatif mengalami multicolliniearity dengan
mengetahui nilai VIF. Nilai VIF antara 5-10 dapat dikatakan
bahwa indikator tersebut terjadi multicolliniearity.
b. Evaluasi Model Struktural (Inner Model)
Inner Model menentukan spesifikasi hubungan antara konstruk
laten dengan konstrak laten lainnya. Persamaan dari inner model
adalah sebagai berikut (Yamin, 2009):
Keterangan:
η = Matriks konstrak laten endogen
94
ξ = Matriks kontrak laten endogen
β = Koefisien matriks variabel endogen
Γ = Koefisien matriks variabel eksogen
ς = Inner Model residual matriks
Sedangkan analisa inner model/analisa struktural model
dilakukan untuk memastikan bahwa model struktural yang dibangun
robust dan akurat. Evaluasi inner model dapat dilihat dari beberapa
indikator yang meliputi:
1. Koefisien Determinasi (R2)
2. Predictive Relevance (Q2)
3. Goodness of Fit Index (GoF)
3. Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan pendekatan eksplanatori. Menurut
Sugiono (2012) penelitian eksplanatori merupakan penelitian yang
bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta
hubungan antara satu variabel dengan yang lain.
Secara umum explanatory research adalah pendekatan metode
yang menggunakan PLS. Hal ini disebabkan metode ini terdapat
pengujian hipotesa. Menguji hipotesis dapat dilihat dari nilai T-statistik
dan nilai probabilitas. Untuk pengujian hipotesis menggunakan nilai
statistik maka untuk alpha 5% nilai T-statistik yang digunakan adalah
1,96. Sehingga kriteria penerimaan atau penolakan hipotesa adalah Ha
diterima dan H0 ditolak ketika T-statistik > 1,96. Untuk menolak atau
95
menerima hipotesis menggunakan probabilitas maka Ha diterima jika
nilai p < 0,05.
Gambar 3.1 adalah bentuk model pengujian Hipotesis 1 (H1)
dengan menggunakan PLS. Pada H1, variabel eksogen (IB-VAICTM)
dihubungkan dengan variabel endogen (kinerja keuangan).
Gambar 3.1Model Pengujian dengan PLS untuk H1
Model pengujian Hipotesis 2 (H2) dengan menggunakan PLS
ditunjukkan dengan gambar 3.2. Pada H2, variabel eksogen (struktur
modal) dihubungkan dengan variabel endogen (kinerja keuangan).
Gambar 3.2Model Pengujian dengan PLS untuk H2
Model pengujian Hipotesis 3 (H3) dengan menggunakan PLS
ditunjukkan dengan gambar 3.3. Pada H3, variabel eksogen (intellectual
96
capital dan struktur modal) dihubungkan dengan variabel endogen
(kinerja keuangan).
Gambar 3.3Model Pengujian dengan PLS untuk H3
H3
97
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intellectual
capital dan struktur modal terhadap kinerja keuangan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah di Provinsi Aceh periode 2012-2016. Penelitian
menggunakan data sekunder, yaitu menggunakan data berupa laporan
keuangan yang dipublikasikan oleh masing-masing BPRS yang terdaftar di
Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. Berdasarkan kriteria yang telah
diuraikan dalam BAB III skripsi ini, terdapat 7 BPRS yang digunakan
sebagai sampel penelitian dengan total sampel sebanyak 70 sampel.
Daftar BPRS yang telah memenuhi kriteria dan menjadi sampel
penelitian disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1Daftar Nama Objek Bank Pembiayaan Rakyat SyariahNo Nama BPRS Kode1 BPRS HAREUKAT HAR2 BPRS TEUNGKU CHIK DIPANTE TEU3 BPRS RAHMANIA DANA SEJAHTERA RAH4 BPRS HIKMAH WAKILAH HIK5 BPRS BAITURRAHMAN BAI6 BPRS KOTA JUANG KOT7 BPRS ADECO ADE
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
98
B. Analisis Data Penelitian
Pada bagian ini mendeskripsikan data masing-masing variabel yang
menampilkan karakteristik dari sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
Karakteristik dari sampel tersebut meliputi: nilai rata-rata sampel (mean),
nilai maksimum dan minimum untuk masing-masing variabel. Deskripsi
dalam penelitian ini meliputi 3 variabel, yaitu: Intellectual Capital, Struktur
Modal, dan Kinerja Keuangan.
Perhitungan data variabel pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Gambaran Perkembangan IB-VAIC BPRS Tahun 2012-2016
Pada tabel 4.3 berikut merupakan data dari variabel Intellectual
Capital dan komponen-komponen pembentuknya yaitu VACA, VAHU,
STVA dari tujuh BPRS pada periode 2012 sampai 2016.
Tabel 4.2Perkembangan IB-VAIC 2012-2016
BPRS PERIODE IB-VAIC KATEGORI
HAR
Juni 2012 1.652 common performance
2013 0.655 bad performance
2014 0.492 bad performance
2015 -0.080 bad performance
2016 -0.573 bad performance
DESEMBER 2012 2.139 good performance
2013 1.647 common performance
2014 1.701 common performance
2015 1.736 common performance
2016 1.563 common performance
TEU
Juni 2012 0.091 bad performance
2013 15.194 top performance
2014 5.438 top performance
2015 1.512 common performance
2016 1.690 common performance
99
Tabel 4.2 (Lanjutan)
BPRS PERIODE IB-VAIC KATEGORIDESEMBER 2012 0.013 bad performance
2013 -9.962 bad performance
2014 -2.857 bad performance
2015 -7.898 bad performance
2016 1.586 common performance
RAH
Juni 2012 3.370 top performance
2013 1.296 bad performance
2014 1.883 common performance
2015 1.457 bad performance
2016 1.642 common performance
DESEMBER 2012 0.014 bad performance
2013 0.322 bad performance
2014 1.908 common performance
2015 1.748 common performance
2016 1.685 common performance
HIK
Juni 2012 1.926 common performance
2013 1.990 common performance
2014 2.066 good performance
2015 2.020 good performance
2016 2.446 good performance
DESEMBER 2012 2.313 good performance
2013 2.195 good performance
2014 2.176 good performance
2015 2.399 good performance
2016 2.642 good performance
BAI
Juni 2012 0.718 bad performance
2013 2.074 good performance
2014 2.398 good performance
2015 2.017 good performance
2016 2.022 good performance
DESEMBER 2012 6.376 top performance
2013 2.058 good performance
2014 2.487 good performance
2015 2.346 good performance
2016 2.213 good performance
KOTJuni 2012 1.890 common performance
2013 2.143 good performance
100
Tabel 4.2 (Lanjutan)
BPRS PERIODE IB-VAIC KATEGORI2014 2.006 good performance
2015 1.560 common performance
2016 1.980 common performance
DESEMBER 2012 1.687 common performance
2013 1.741 common performance
2014 2.097 good performance
2015 2.328 good performance2016 2.215 good performance
ADE
Juni 2012 1.450 bad performance
2013 1.469 bad performance
2014 2.701 good performance
2015 2.345 good performance
2016 2.345 good performance
DESEMBER 2012 1.594 common performance
2013 0.889 bad performance
2014 2.819 good performance
2015 2.732 good performance2016 3.050 top performance
Rata-rata 1.700Maksimum 15.194Minimum -9.962
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.2 di atas terlihat bahwa rata-rata IB-VAIC
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Provinsi Aceh selama periode 2012
hingga 2016 ialah 1,7. IB-VAIC mengindikasikan kemampuan intelektual
organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance
Indicator). Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Nilai IB-VAIC tertinggi
ialah sebesar 15,194 dan nilai VAIC terendah sebesar -9,962. Berikut
tabulasi kategori Top Performance dan Bad Performance BPRS
berdasarkan tahun penelitian.
101
TAHUN KATEGORI BANK
2012Top Performance BPRS BAITURRAHMAN
Bad Performance BPRS TEUKU CHIK DIPANTE
2013-2014Top Performance
BPRS TEUKU CHIK DIPANTEBad Performance
2015Top Performance BPRS ADECO
Bad Performance BPRS TEUKU CHIK DIPANTE
2016Top Performance BPRS ADECO
Bad Performance BPRS HAREUKAT
2. Gambaran Struktur Modal BPRS Tahun 2012-2016
Pada tabel 4.3 berikut merupakan data dari variabel Struktur Modal
yang diproksikan oleh ATO, KPMM dan FDR dari tujuh BPRS pada
periode 2012 sampai 2016.
Tabel 4.3Perkembangan Struktur Modal 2012-2016
BPRS PERIODE ATO KPMM FDR
HAR
Juni 2012 0,006 19,00 78,62
2013 -0,011 9,00 74,8
2014 -0,014 16,00 89,91
2015 -0,022 11,00 86,57
2016 -0,020 19,00 73,85
DESEMBER 2012 0,014 20,00 63,62
2013 -0,005 14,00 74,79
2014 0,005 17,00 79,43
2015 0,018 17,00 69,37
2016 0,003 21,00 67,8
TEU
Juni 2012 -0,016 14,59 107,17
2013 -0,076 21,00 89,29
2014 -0,042 13,00 96,42
2015 0,006 23,00 98,6
2016 0,008 13,00 99,82
DESEMBER 2012 -0,048 13,00 106,14
2013 -0,114 18,00 96,46
102
Tabel 4.3 (Lanjutan)
BPRS PERIODE ATO KPMM FDR
2014 -0,095 22,00 93,28
2015 0,012 20,00 105,9
2016 0,004 13,00 109,7
RAH
Juni 2012 -0,024 44,00 19,19
2013 0,015 22,00 93
2014 0,013 21,00 113,6
2015 0,027 24,00 0,77
2016 0,007 19,00 89,35
DESEMBER 2012 -0,022 29,00 68,14
2013 -0,009 23,00 0,76
2014 0,012 21,00 72,28
2015 0,083 22,00 100,02
2016 0,011 18,00 70,07
HIK
2012 0,011 18,00 93,46
2013 0,015 29,00 81,83
2014 0,015 32,00 66,06
2015 0,014 30,00 94,34
2016 0,026 18,00 91,33
DESEMBER 2012 0,026 24,00 80,78
2013 0,030 36,00 68,27
2014 0,028 39,00 72,91
2015 0,022 29,00 85,49
2016 0,026 16,38 44,2
BAI
Juni 2012 -0,096 9,02 78,78
2013 0,006 9,75 76,53
2014 0,015 15,67 82,8
2015 0,009 14,00 70,96
2016 0,010 17,30 73,47
DESEMBER 2012 -0,082 9,52 60,66
2013 0,008 18,87 4,13
2014 0,019 14,00 71,8
2015 0,017 13,80 60,6
2016 0,015 17,12 64,29
KOT
Juni 2012 0,013 26,00 167,18
2013 0,028 28,83 89,21
2014 0,024 53,00 80,15
2015 0,010 45,00 82,77
2016 0,016 32,00 84,06
103
Tabel 4.3 (Lanjutan)
BPRS PERIODE ATO KPMM FDR
DESEMBER 2012 -0,001 30,64 76,82
2013 0,023 60,57 73,73
2014 0,037 48,00 72,62
2015 0,040 36,00 79,88
2016 0,027 32,00 72,85
ADE
Juni 2012 0,006 44,00 93,36
2013 0,006 51,00 106,22
2014 0,026 45,00 101,7
2015 0,021 41,00 100,92
2016 0,021 41,00 100,92
DESEMBER 2012 0,014 53,00 79,64
2013 -0,006 48,00 97,63
2014 0,049 43,00 91,15
2015 0,041 45,00 81,07
2016 0,053 33,68 92,31
Rata-rata 0,004 26,053 80,51
Maksimum 0,083 60,57 167,18
Minimum -0,114 9,00 0,76
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.3 di atas terlihat bahwa rata-rata nilai Struktur
Modal yang diproyeksikan oleh ATO (Assets Turnover) Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah di Provinsi Aceh selama periode 2012 hingga 2016 ialah
0,004 persen. ATO menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menciptakan penjualan untuk menghasilkan pendapatan. Nilai maksimum
ATO yang diperoleh selama periode penelitian sebesar 0,083 yakni oleh
BPRS Rahmania Dana Sejahtera pada tahun 2015. Nilai minimum ATO
yang diperoleh selama periode penelitian sebesar -0,114 yakni oleh BPRS
Teuku Chik Dipante pada tahun 2013. Semakin tinggi nilai ATO
104
merupakan pertanda bahwa manajemen dapat memanfaatkan setiap rupiah
aktiva untuk menghasilkan pendapatan.
Diketahui pada tabel bahwa rata-rata nilai Struktur Modal yang
diinterpretasikan oleh KPMM (Kemampuan Penyediaan Modal Minimum)
atau dalam Bahasa Inggris disebut dengan CAR (Capital Adequacy Ratio)
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Provinsi Aceh selama periode 2012
hingga 2016 ialah 26,053 persen. hal ini menunjukkan bahwa umumnya
BPRS di Provinsi Aceh berdasarkan periode penelitian telah memenuhi
persyaratan minimum KPMM yakni 8 persen. Nilai maksimum yang
diperoleh selama periode penelitian sebesar 60,57 persen yang diwakili
oleh BPRS Kota Juang pada tahun 2013. Nilai minimum KPMM yang
diperoleh selama periode penelitian sebesar 9 persen yang diwakili oleh
BPRS Hareukat pada tahun 2013. Semakin mendekati indeks kecukupan
CAR/KPMM pengelolaan perusahaan semakin baik.
Diketahui pada tabel bahwa rata-rata nilai Struktur Modal yang
diinterpretasikan oleh FDR (financial to deposits ratio) Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah di Provinsi Aceh selama periode 2012 hingga 2016 ialah
80,51 persen. Hal ini menunjukkan bahwa umumnya BPRS di Provinsi
Aceh masih berada dalam garis wajar tingkat FDR dan mampu
menyediakan dana penarikan deposan dengan baik yang secara langsung
dananya sudah disalurkan oleh bank kepada masyarakat dengan cara
kredit. Berdasarkan periode penelitian telah memenuhi batas syarat aman
yaitu 78%-110%. Nilai maksimum FDR yang diperoleh selama periode
105
penelitian sebesar 167,18 persen yang diwakili oleh BPRS Kota Juang
pada tahun 2012. Nilai minimum FDR yang diperoleh selama periode
penelitian sebesar 0,76 persen yang diwakili oleh BPRS Rahmania Dana
Sejahtera pada tahun 2013. Nilai FDR sebaiknya berada dalam batas syarat
karena, bila angka di atas batas menunjukkan bahwa penyaluran
pembiayaan/perputaran dana di bank tersebut rendah. Sedangkan bila
melewati batas bawah syarat FDR yang dianjurkan menunjukkan ketidak
mampuan bank tersebut menyediakan dana penarikan deposan.
3. Gambaran Kinerja Keuangan (ROA) BPRS Tahun 2012-2016
Pada tabel 4.4 berikut merupakan data dari variabel Kinerja
Keuangan dari komponen ROA (Return On Asset) dari tujuh BPRS pada
periode 2012 sampai 2016.
Tabel 4.4Perkembangan Kinerja (ROA) BPRS 2012-2016
BPRS PERIODEROA
2012 2013 2014 2015 2016
HARJuni 0.59 -1.06 -1.44 -2.22 -1.97Desember 1.44 -0.55 0.52 0.18 0.27
TEUJuni -7.41 -1.30 -4.23 0.60 0.80Desember -1.11 -1.14 -9.50 0.12 0.37
RAHJuni 0.24 -2.37 1.30 0.03 0.75Desember -2.15 -0.16 1.23 0.83 1.10
HIKJuni 1.06 3.16 3.07 2.79 3.69Desember 2.60 2.97 2.82 2.63 2.84
BAIJuni -9.60 0.56 1.51 0.89 1.04Desember -8.08 0.85 1.89 1.74 1.46
KOTJuni 1.57 2.82 2.48 1.04 2.26Desember -0.05 2.97 3.99 4.29 3.10
ADEJuni 0.61 0.57 2.60 2.07 2.07Desember 1.36 -0.64 4.86 4.11 5.29MEAN -1.35 1.50 0.79 1.36 2.80
Sumber: Data diolah
106
Tabel 4.4 di atas menunjukkan pertumbuhan nilai ROA yang
dihasilkan masing-masing BPRS selama periode 2012 hingga 2016. ROA
menunjukkan kemampuan manajemen perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan dari pengelolaan aset yang dimiliki. Tabel di atas
menginformasikan nilai ROA tertinggi dan terendah dirangkum sebagai
berikut:
TAHUN KATEGORI NILAI BANK2012 maksimum 2.60 HIK
minimum -9.60 BAI
2013 maksimum 3.16 HIK
minimum -1.30 TEU
2014 maksimum 4.86 ADE
minimum -9.50 TEU
2015 maksimum 4.29 KOT
minimum -2.22 HAR
2016 maksimum 5.29 ADE
minimum -1.97 HARSumber: data diolah
Dari hasil tersebut menunjukkan selama periode 2012-2016
kemampuan manajemen BPRS Adeco terbaik dalam memanfaatkan aset
yang dimiliki. Sedangkan BPRS Baiturrahman dilihat dari rata-rata ROA
tahun 2012 hingga 2016 menempati posisi terkecil menunjukkan bahwa
perusahaan kurang efektif dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan
keuntungan. Semakin tinggi prosentasi nilai ROA maka manajemen
perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aset untuk menghasilkan
keuntungan.
107
4. Gambaran Kinerja Keuangan (ROE) BPRS Tahun 2012-2016
Pada tabel 4.5 berikut merupakan data dari variabel Kinerja
Keuangan dari komponen ROE (Return On Equity) dari tujuh BPRS pada
periode 2012 sampai 2016.
Tabel 4.5Perkembangan Kinerja (ROE) BPRS 2012-2016
BPRS PERIODEROE
2012 2013 2014 2015 2016
HARJuni 4.65 -19.50 -12.71 -26.35 -13.81Desember 12.24 -6.52 4.74 1.61 1.77
TEUJuni -5.05 -4.75 -4.22 1.21 0.21Desember -7.05 -3.12 -2.09 0.26 0.92
RAHJuni 0.41 4.60 4.40 0.01 3.27Desember -5.55 -0.05 4.55 3.48 9.23
HIKJuni 9.99 16.97 1.89 17.21 28.93Desember 21.76 16.10 15.11 18.06 22.51
BAIJuni -63.77 13.38 15.73 10.67 7.83Desember -66.65 10.67 22.77 19.03 14.47
KOTJuni 7.43 13.73 6.61 3.16 6.12Desember 0.27 7.89 11.92 14.83 11.82
ADEJuni 1.80 1.25 2.80 2.81 2.81Desember 2.77 -1.57 5.88 7.45 27.41MEAN -6.20 3.51 5.53 5.25 8.82
Sumber : Data diolah
Tabel 4.5 di atas menunjukkan pertumbuhan nilai ROE yang
dihasilkan masing-masing BPRS selama periode 2012 hingga 2016, ROE
menunjukkan kemampuan manajemen perusahaan dalam menghasilkan
pendapatan dari pengelolaan modal yang diinvestasikan. Tabel di atas
menginformasikan nilai ROE tertinggi dan terendah dirangkum sebagai
berikut:
108
TAHUN KATEGORI NILAI BANK
2012 maksimum 21.76 HIK
minimum -66.65 BAI
2013 maksimum 16.97 HIK
minimum -19.50 HAR
2014 maksimum 22.77 BAI
minimum -12.71 HAR
2015 maksimum 19.03 BAI
minimum -26.35 HAR
2016 maksimum 28.93 HIK
minimum -13.81 HARSumber: data diolah
Dari hasil tersebut menunjukkan pada periode 2012-2016
kemampuan manajemen BPRS Hikmah Wakilah terbaik dalam
memanfaatkan modal yang diinvestasikan. Sedangkan BPRS
Baiturrahman dilihat dari rata-rata ROE tahun 2012 hingga 2016
menempati posisi terkecil menunjukkan bahwa perusahaan kurang efektif
dalam memanfaatkan modal untuk menghasilkan keuntungan. Semakin
tinggi prosentasi nilai ROE maka manajemen perusahaan semakin efektif
dalam memanfaatkan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan
keuntungan.
5. Gambaran Kinerja Keuangan (GR) BPRS Tahun 2012-2016
Pada tabel 4.6 berikut merupakan data dari variabel Kinerja
Keuangan dari komponen GR (Growth in Revenue) dari tujuh BPRS pada
periode 2012 sampai 2016.
109
Tabel 4.6Perkembangan Kinerja (GR) BPRS 2012-2016
BPRS PERIODE GR2012 2013 2014 2015 2016
HAR Juni 1.11 -3.19 0.20 0.67 0.06Desember 0.11 -1.41 -2.00 2.87 -0.84
TEUJuni -0.05 2.66 -0.57 -1.18 0.73Desember 2.70 0.81 -0.15 -1.15 -0.65
RAHJuni -0.59 -2.35 -0.19 1.45 -0.65Desember -0.75 -0.47 -2.56 7.99 -0.83
HIKJuni -0.03 0.74 0.34 0.17 1.79Desember 0.40 0.31 0.24 0.20 0.76
BAIJuni 0.07 -1.08 2.27 -0.17 0.35Desember -12.47 -1.12 1.76 0.16 -0.04
KOTJuni -1.38 0.80 0.43 -0.47 1.26Desember -0.99 -62.80 1.14 0.40 -0.11
ADEJuni -1.51 0.18 4.83 0.01 -1.00Desember -3.08 -1.57 -10.85 0.27 0.69MEAN -1.18 -4.89 -0.36 0.80 0.11
Sumber: Data diolah
Tabel 4.6 di atas menunjukkan fluktuasi nilai GR (Growth in
Revenue) yang ditunjukkan masing-masing BPRS selama periode 2012
hingga 2016. GR menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
meningkatkan size atau konsistensi perusahaan dalam meningkatkan
pertumbuhan pendapatan. Tabel di atas menginformasikan nilai ROA
tertinggi dan terendah dirangkum sebagai berikut:
TAHUN KATEGORI NILAI BANK2012 maksimum 2.70 TEU
minimum -12.47 BAI2013 maksimum 2.66 TEU
minimum -62.80 KOT2014 maksimum 4.83 ADE
minimum -10.85 ADE2015 maksimum 7.99 RAH
minimum -1.18 TEU2016 maksimum 1.79 HIK
minimum -1.00 ADE
110
6. Gambaran Kinerja Keuangan (NPF) BPRS Tahun 2012-2016
Pada tabel 4.7 berikut merupakan data dari variabel Kinerja
Keuangan dari komponen NPF (Non Performance Financing) dari tujuh
BPRS pada periode 2012 sampai 2016.
Tabel 4.7Perkembangan Kinerja (NPF) BPRS 2012-2016
BPRS PERIODENPF
2012 2013 2014 2015 2016
HARJuni 13.00 18.65 17.94 18.00 6.25Desember 9.95 16.80 12.45 10.24 10.16
TEUJuni 8.68 37.36 60.00 41.62 21.59Desember 16.79 57.22 55.42 30.25 21.33
RAHJuni 19.19 6.71 7.75 8.65 6.57Desember 4.89 6.76 6.74 6.38 5.03
HIKJuni 7.29 7.38 5.85 4.87 3.52Desember 7.34 5.87 4.70 3.87 3.55
BAIJuni 13.57 15.93 18.09 14.33 13.89Desember 15.39 20.29 16.68 14.07 11.92
KOTJuni 6.45 7.36 7.51 18.33 13.80Desember 8.47 3.97 4.66 4.72 8.46
ADEJuni 15.62 6.80 6.15 4.83 4.83Desember 10.35 6.77 4.99 4.42 3.96MEAN 11.21 15.56 16.35 13.18 9.63
Sumber: Data diolah
Tabel 4.7 di atas menunjukkan pertumbuhan nilai NPF yang
dihasilkan masing-masing BPRS selama periode 2012 hingga 2016. NPF
menunjukkan tingkat pembiayaan bermasalah dan berpotensi untuk tidak
mampu dikembalikan oleh nasabah berdasarkan syarat-syarat yang telah
disetujui. Tabel di atas menginformasikan nilai ROA tertinggi dan
terendah dirangkum sebagai berikut:
TAHUN KATEGORI NILAI BANK2012 maksimum 19.19 RAH
minimum 4.89 RAH
111
TAHUN KATEGORI NILAI BANK2013 maksimum 57.22 TEU
minimum 3.97 KOT
2014 maksimum 60.00 TEU
minimum 4.66 HIK
2015 maksimum 41.62 TEU
minimum 3.87 HIK
2016 maksimum 21.59 TEU
minimum 3.52 HIKSumber: Data diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari rata-rata nilai NPF tahun
2012 hingga 2016 yang tertinggi adalah BPRS Teuku Chik Dipante yakni
senilai 60,00%. jumlah ini telah melebihi batas yang diperkenankan Bank
Indonesia yakni 5% yang menunjukkan bahwa BPRS tersebut tidak
mampu mengelola kredit macet dengan efektif. Nilai terendah dari rata-
rata nilai NPF adalah BPRS Hikmah Wakilah yakni sebesar 3,52%.
Jumlah tersebut kurang dari batas kewajaran NPF yang menunjukkan
bahwa pengelolaan kredit macet bank hampir efektif dan efisien.
C. Hasil Analisis Data dan Pembahasan
1. Deskripsi Statistik
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan tehnik PLS.
Langkah pertama adalah melakukan penentuan sampel dengan metode
purposive sampling atau penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
pada BPRS Provinsi Aceh periode 2012-2016 berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan dalam penelitian ini. Tahap pemilihan sampel
dilanjutkan dengan membuat statistika deskriptif.
112
Tabel deskriptif menjelaskan variabel-variabel daam penelitian,
meliputi variabel endogen yaitu kinerja keuangan dan variabel eksogen
yaitu intellectual capital dan struktur modal. Data yang akan diolah
adalah data laporan semesteran periode Juni dan Desember 2012-2016.
Berdasarkan hasil uji statistika deskriptif, diperoleh sebanyak 70
data observasi untuk BPRS yang berasal dari perkalian 2 periode (Juni
dan Desember) dengan 5 tahun dari tahun 2012-2016 dan dengan sampel
7 BPRS. Hasil olahan data mengenai statistika deskriptif dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel 4.8Statistik Deskriptif
Variabel Indikator N Min Max MeanStd.
Deviasi
IntellectualCapital
IB-VACA 70 -0,773 0,844 0,295 0,312IB-VAHU 70 -0,784 2,137 1,133 0,527IB-STVA 70 -9,964 15,161 0,272 2,718
StrukturModal
ATO 70 -0,114 0,080 0,005 0,034KPMM 70 9,000 60,570 26,053 12,742FDR 70 0,760 167,180 80,509 24,913
KinerjaKeuangan
NPF 70 3,520 60,000 13,189 11,967GR 70 -6,280 7,990 0,017 1,809ROA 70 -9,600 17,100 0,866 3,481ROE 70 -66,650 28,930 3,381 15,405
Sumber: Data diolah (output SmartPLS.3.0)
Hasil analisis deskriptif tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Intellectual Capital
Variabel intellectual capital terdiri dari 3 buah indikator yang
terdiri dari IB-VACA, IB-VAHU dan IB-STVA. Indikator IB-VACA
memiliki nilai minimun sebesar -0,773. Nilai ini merupakan hasil
perhitungan VACA pada BPRS Baiturrahman pada tahun 2012 dan
113
nilai maksimum IB-VACA sebesar 0,844. Nilai ini merupakan hasil
perhitungan IB-VACA pada BPRS Hareukat pada tahun 2012.
Sehingga rata-rata IB-VACA sebesar 0,295 dengan standar deviasi
sebesar 0,312.
Indikator IB-VAHU memiliki nilai minimum sebesar -0,784,
nilai ini merupakan hasil perhitungan IB-VAHU pada BPRS
Baiturrahman pada tahun 2012 dan nilai maksimum dari IB-VAHU
sebesar 2,137, nilai ini merupakan hasil perhitungan IB-VAHU BPRS
Adeco pada tahun 2016. Sehingga rata-rata IB-VAHU 1,133 dengan
standar deviasi sebesar 0,527.
Indikator IB-STVA memiliki nilai minimum sebesar -9,964
nilai ini merupakan hasil perhitungan IB-VAHU pada BPRS Teuku
Chik Dipante pada Desember tahun 2013 dan nilai maksimum dari IB-
STVA sebesar 15,161. Nilai ini merupakan hasil perhitungan IB-
STVA BPRS Teuku Chik Dipante pada Juni tahun 2013. Sehingga
rata-rata IB-STVA 0,272 dengan standar deviasi sebesar 2,718.
2. Struktur Modal
Struktur modal dalam penelitian ini dihitung menggunakan
ATO, KPMM dan FDR. Berdasarkan perhitungan statistik deskriptif
di atas, ATO memiliki nilai minimum sebesar -0,114. Nilai ini
merupakan hasil perhitungan ATO pada BPRS Teuku Chik Dipante
pada tahun 2013. Nilai maksimum dari ATO sebesar 0,083. Nilai ini
merupakan hasil perhitungan ATO pada BPRS Rahmania Dana
114
Sejahtera pada tahun 2015. Sehingga rata-rata ATO sebesar 0,005
dengan standar deviasi 0,034.
Indikator KPMM memiliki nilai minimum sebesar 9,00. Nilai
ini merupakan hasil perhitungan KPMM pada BPRS Hareukat pada
Juni 2013. Nilai maksimum dari KPMM sebesar 60,570. Nilai ini
merupakan hasil perhitungan KPMM pada BPRS Kota Juang pada
Desember 2013. Rata-rata KPMM selama periode itu adalah sebesar
26,053 dengan standar deviasi yang diperoleh sebesar 12,742.
Indikator berikutnya FDR memiliki nilai minimum sebesar
0,760, nilai ini merupakan hasil perhitungan FDR pada BPRS
Rahmania Dana Sejahtera pada Desember 2013. Nilai maksimum dari
FDR sebesar 167,180. Nilai ini merupakan hasil perhitungan FDR
pada BPRS Kota Juang pada Juni 2012. Rata-rata FDR selama periode
itu adalah sebesar 80,509 dengan standar deviasi yang diperoleh
sebesar 24,913.
3. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan dalam penelitian ini dihitung menggunakan
NPF, GR, ROA dan ROE. Berdasarkan perhitungan statistik deskriptif
di atas, NPF memiliki nilai minimum sebesar 3,520. Nilai ini
merupakan hasil perhitungan NPF pada BPRS Hikmah Wakilah pada
Juni 2016. Nilai maksimum dari NPF sebesar 60,00. Nilai ini
merupakan hasil perhitungan NPF pada BPRS Teuku Chik Dipante
115
pada Juni 2014. Sehingga rata-rata NPF sebesar 13,189 dengan
standar deviasi 11,967.
Indikator berikutnya GR memiliki nilai minimum sebesar
-6,280. Nilai ini merupakan hasil perhitungan GR pada BPRS Kota
Juang pada Desember 2013. Nilai maksimum dari GR sebesar 7,990.
Nilai ini merupakan hasil perhitungan GR pada BPRS Rahmania Dana
Sejahtera pada Desember 2015. Rata-rata GR selama periode itu
adalah sebesar 0,017 dengan standar deviasi yang diperoleh sebesar
1,809.
Berikutnya ROA memiliki nilai minimum sebesar -9,600. Nilai
ini merupakan hasil perhitungan ROA pada BPRS Baiturrahman pada
Juni 2012. Nilai maksimum dari ROA sebesar 17,1 nilai ini
merupakan hasil perhitungan ROA pada BPRS Baiturrahman pada
Juni 2016. Rata-rata ROA selama periode itu adalah sebesar 0,866
dengan standar deviasi yang diperoleh sebesar 3,481.
Indikator ROE memiliki nilai minimum sebesar -66,65. Nilai
ini merupakan hasil perhitungan ROE pada BPRS Baiturrahman pada
Desember 2012. Nilai maksimum dari ROE sebesar 28,93 nilai ini
merupakan hasil perhitungan ROE pada BPRS Hikmah Wakilah pada
Juni 2016. Rata-rata ROE selama periode itu adalah sebesar 3,381
dengan standar deviasi yang diperoleh sebesar 15,405.
116
2. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model )
Langkah selanjutnya yaitu evaluasi outer model dilakukan melalui
3 kriteria yaitu convergent validity, discriminant validity dan composite
reliability. Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif
indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score
yang diestimasi dengan Software PLS. Ukuran refleksif individual
dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang
diukur. Namun, untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala
pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap cukup memadai.
Dalam penelitian ini akan digunakan batas loading factor sebesar 0,50.
(Ghozali, 2006)
a. Uji Outer Model Hipotesis 1
Gambar 4.1 berikut ini merupakan hasil estimasi perhitungan
dengan menggunakan PLS untuk data hubungan Intellectual Capital
terhadap Kinerja Keuangan.
Gambar 4.1Model Pengukuran dengan PLS untuk H1
Sumber: Pengolahan data dengan PLS, 2017
117
Dari gambar di atas terlihat nilai loading factor setiap indikator
kedua variabel yaitu Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan.
Terdapat indikator yang memiliki nilai loading factor rendah dan tidak
signifikan yaitu indikator IB-STVA, GR dan NPF. Maka, perlu
dilakukan pengujian ulang dengan mengeliminasi indikator-indikator
yang tidak signifikan dan hanya melibatkan indikator-indikator yang
signifikan.
Gambar 4.2 di bawah menunjukan hasil pengujian ulang
setelah indikator IB-STVA, GR dan NPF dihilangkan
Gambar 4.2Model Pengukuran dengan PLS untuk H1 (Recalculate)
Sumber: Pengolahan data dengan PLS, 2017
Setelah menghilangkan indikator-indikator yang tidak
signifikan dan hanya melibatkan indikator yang signifikan, maka
dapat diketahui bahwa indikator yang memiliki loading factor diatas
0.5 adalah indikator Value Added Capital Employed (VACA) dan
Value Added Human Capital (VAHU) dalam variabel Intellectual
Capital. Sedangkan dalam variabel Kinerja Keuangan hanya indikator
118
Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) memiliki nilai
loading factor di atas 0.50.
Dari gambar di atas terlihat bahwa dua indikator variabel
Intellectual Capital yaitu Value Added Capital Employed (VACA)
dan Value Added Human Capital (VAHU) memiliki loading factor di
atas 0.50 yang menandakan kedua indikator tersebut dapat mewakili
konstruk variabel Intellectual Capital dalam hal pengaruh terhadap
variabel laten (Kinerja Keuangan). Namun, dapat dilihat bahwa
indikator Value Added Human Capital (VAHU) yang memiliki
loading factor yang paling tinggi.
Sedangkan dari 4 indikator variabel Kinerja Keuangan, hanya
indikator Return on Assets (ROA) dan Return on Equit (ROE) yang
memiliki loading factor diatas 0.5 dan dapat mewakili konstruk
variabel Kinerja Keuangan dimana variabel ini menjadi variabel laten
dari variabel intellectual capital.
Untuk memastikan bahwa setiap konsep dari masing variabel
laten berbeda dengan variabel lainnya dapat dinilai dengan
Discriminant validity. Model mempunyai discriminant validity yang
baik jika setiap nilai loading dari setiap indikator sebuah variabel laten
memiliki nilai loading yang paling besar dibandingkan dengan nilai
loading lain terhadap variabel laten lainnya. Dari tabel 4.11 di bawah
dapat dilihat bahwa semua nilai loading factor untuk setiap indikator
dari masing-masing variabel laten memiliki nilai yang lebih besar jika
119
dibandingkan dengan variabel laten lainnya. Hasil pengujian
discriminant validity diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.9Nilai Discriminant Validity H1 (Cross Loading)
Sumber : Pengolahan Data dengan PLS, 2017
Dari tabel di atas terlihat bahwa setiap korelasi variabel dengan
indikatornya lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi variabel
dengan indikartor yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
laten yaitu Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan memprediksi
indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dari indikator
blok lainnya. Misalnya pada blok variabel Intellectual Capital, nilai
indikator pada blok ini lebih tinggi dibandingkan dengan variabel
yang lain.
Disamping uji validitas konstruk, dilakukan juga uji reliabilitas
konstruk yang diukur dengan composite reliability dari blok indikator
yang mengukur konstruk. Konstruk dinyatakan reliable jika nilai
composite reliability di atas 0.70. Pada tabel 4.10 di bawah akan
disajikan nilai Composite Reliability untuk variabel H1.
120
Tabel 4.10Composite Reliability H1
Sumber : Pengolahan Data dengan PLS, 2017
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat disimpulkan bahwa
konstruk memiliki reliabilitas yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai composite reliability di atas 0,70 sebagaimana kriteria yang
direkomendasikan.
b. Uji Outer Model Hipotesis 2
Gambar 4.3Model Pengukuran dengan PLS untuk H2
Sumber : Pengolahan Data dengan PLS, 2017
Gambar 4.3 merupakan hasil estimasi perhitungan dengan PLS
untuk H2. Hipotesis ini untuk menguji pengaruh Struktur Modal
terhadap kinerja keuangan. Dalam hal ini diduga bahwa Struktur
Modal dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja
keuangan perusahaan.
Terlihat dari gambar di atas terdapat indikator yang memiliki
nilai loading factor rendah dan tidak signifikan yaitu indikator
121
Financial to Deposit Ratio (FDR), indikator Growth in Revenue (GR)
dan Non-Performing Financing (NPF) maka, perlu dilakukan
pengujian ulang dengan mengeliminasi indikator-indikator yang tidak
signifikan dan hanya melibatkan indikator-indikator yang signifikan
Gambar 4.4Model Pengukuran dengan PLS untuk H2 (Recalculate)
Sumber : Pengolahan Data dengan PLS, 2017
Hasil pengujian setelah menghilangkan indikator-indikator
yang tidak signifikan dan hanya melibatkan indikator yang signifikan,
maka dapat diketahui bahwa Asset Turnover (ATO), Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM), Return On Assets (ROA), dan
Return On Equity (ROE) signifikan dan memiliki loading factor di
atas 0.5.
Dari hasil pengujian di atas membuktikan bahwa dua indikator
dalam variabel Struktur Modal dan dua indikator dalam variabel
Intellectual Capital dapat mewakili konstruk. Sedangkan dalam
variabel Kinerja Keuangan hanya indikator Return On Asset (ROA)
dan Return On Equity (ROE) yang dapat mewakili konstruk variabel
kinerja keuangan.
122
Untuk memastikan bahwa setiap konsep dari masing variabel
laten berbeda dengan variabel lainnya dapat dinilai dengan
Discriminant validity. Model mempunyai discriminant validity yang
baik jika setiap nilai loading dari setiap indikator dari sebuah variabel
laten memiliki nilai loading yang paling besar dibandingkan dengan
nilai loading lain terhadap variabel laten lainnya. Hasil pengujian
discriminant validity diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.11Nilai Discriminant Validity H2 (Cross Loading)
Sumber : Pengolahan Data dengan PLS, 2017
Dari tabel 4.11 di atas terlihat bahwa setiap korelasi variabel
dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi
variabel dengan indikator yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel laten yaitu Struktur Modal dan Kinerja Keuangan
memprediksi indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan
dengan indikator blok lainnya.
Disamping uji validitas konstruk, dilakukan juga uji reliabilitas
konstruk yang diukur dengan composite reliability dari blok indikator
yang mengukur konstruk. Konstruk dinyatakan reliabel jika nilai
123
H3
composite reliability diatas 0,70. Pada tabel 4.12 di bawah akan
disajikan nilai Composite Reliability untuk variabel H2.
Tabel 4.12Composite Reliability H2
Sumber : Pengolahan Data dengan PLS, 2017
Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat disimpulkan bahwa
konstruk memiliki reliabilitas yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai composite reliability di atas 0,70 sebagaimana kriteria yang
direkomendasikan.
c. Uji Outer Model Hipotesis 3
Gambar 4.5 merupakan hasil estimasi perhitungan dengan PLS
untuk H3. Hipotesis ini untuk menguji pengaruh Intellectual Capital
dan Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan.
Gambar 4.5Model Pengukuran dengan PLS
Sumber : Pengolahan Data dengan PLS, 2017
124
Dari gambar di atas terdapat indikator yang memiliki nilai
loading factor rendah di bawah 0,5 dan tidak signifikan yaitu
indikator: IB-STVA, FDR, GR dan NPF maka, perlu dilakukan
pengujian ulang dengan mengeliminasi indikator-indikator yang tidak
signifikan dan hanya melibatkan indikator-indikator yang signifikan.
Gambar 4.6Model Pengukuran dengan PLS (Recalculate)
Sumber : Pengolahan Data dengan PLS, 2017
Untuk memastikan bahwa setiap konsep dari masing variabel
laten berbeda dengan variabel lainnya dapat dinilai dengan
discriminant validity. Model mempunyai discriminant validity yang
baik jika setiap nilai loading dari setiap indikator dari sebuah variabel
laten memiliki nilai loading yang paling besar dibandingkan dengan
nilai loading lain terhadap variabel laten lainnya. Dari tabel 4.13 di
bawah dapat dilihat bahwa semua nilai loading factor untuk setiap
indikator dari masing-masing variabel laten memiliki nilai yang lebih
125
besar jika dibandingkan dengan variabel laten lainnya. Hasil
pengujian discriminant validity diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.13
Nilai Discriminant Validity (Cross Loading)
Sumber : Pengolahan Data dengan PLS, 2017
Dari tabel di atas terlihat bahwa setiap korelasi variabel dengan
indikatornya lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi variabel
dengan indikator yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa
komponen variabel laten yaitu IB-VAIC (intellectual capital), STM
(Struktur Modal), dan Kinerja Keuangan memprediksi indikator pada
blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator blok lainnya.
Di samping uji validitas konstruk, dilakukan juga uji
reliabilitas konstruk yang diukur dengan composite reliability dari
blok indikator yang mengukur konstruk. Konstruk dinyatakan reliabel
jika nilai composite reliability diatas 0,70. Pada tabel 4.14 di bawah
akan disajikan nilai Composite Reliability untuk variabel H3.
126
Tabel 4.14Composite Reliability
S
umber : Pengolahan Data dengan PLS, 2017
Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat disimpulkan bahwa
konstruk memiliki reliabilitas yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai composite reliability di atas 0,70 sebagaimana kriteria yang
direkomendasikan.
3. Evaluasi Model Struktural (Inner Model)
Pengujian inner model atau model struktural dilakukan untuk
melihat hubungan antara konstruk, nilai signifikansi dan R-square dari
model penelitian. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan
R-square untuk konstruk dependen uji T serta signifikansi dari koefisien
parameter jalur struktural.
Tabel berikut menunjukkan bahwa nilai R-square dalam hipotesis
1 terhadap Kinerja Keuangan adalah 0,692 artinya variabel IC mampu
menjelaskan pengaruh terhadap variabel kinerja keuangan adalah
sebesar 62,2%. Nilai R-square dalam hipotesis 2 adalah 0.514 artinya
variabel Struktur Modal mampu menjelaskan pengaruh terhadap variabel
kinerja keuangan sebesar 51,4%. Nilai R-square dalam hipotesis 3 adalah
0.682 artinya variabel IC dan Struktur Modal mampu menjelaskan
127
variabel kinerja keuangan sebesar 70%. Nilai Semakin besar angka
R-square menunjukkan semakin besar variabel eksogen tersebut dapat
menjelaskan variabel endogen, sehingga semakin baik persamaan
struktural.
Tabel 4.15Nilai R-Square
VariabelR Square
Hipotesis 1 Hipotesis 2 Hipotesis 3
IB-VAIC - --
Struktur Modal - --
Kinerja Keuangan 0,692 0,514 0,700Sumber : Pengolahan Data dengan PLS, 2017
Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi
yang sangat berguna mengenai hubungan antara variabel-variabel
penelitian. Dasar yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai
yang terdapat pada output path coefficient. Signifikansi pengaruh antar
variabel didapat dengan melihat nilai koefisien parameter dan nilai
signifikansi T statistik.
Dalam PLS pengujian secara statistik setiap hubungan yang
dihipotesiskan dilakukan dengan menggunakan simulasi. Dalam hal ini
dilakukan metode bootstrapping terhadap sampel. Pengujian dengan
bootstrap juga dimaksudkan untuk meminimalkan masalah ketidak
normalan data penelitian.
Dari hasil uji path coefficient pada tabel di atas didapat hasil
untuk pengujian hipotesis.
128
Tabel 4.16 di bawah memberikan output estimasi untuk pengujian
model struktural.
Tabel 4.16Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)
OriginalSampel
SampelMean
STD T-Statistik
P-Value
ICKinerja Keuangan 0,832 0,837 0,044 18,928 0,000Struktur ModalKinerja Keuangan 0,717 0,734 0,071 10,044 0,000Simultan:IC KinerjaKeuanganStruktur ModalKinerja Keuangan
0,708
0,155
0,712
0,159
0,085
0,124
8,346
1,253
0,000
0,217
Sumber : Pengolahan Data dengan PLS, 2017
Berdasarkan hasil bootstrapping yang ditunjukkan tabel di atas
pengaruh variabel Intellectual Capital terhadap Kinerja Keuangan
memiliki pengaruh positif sebesar 0,832. Artinya semakin tinggi nilai IC
semakin baik peningkatan kinerja keuangan bank syariah. Begitu juga
dengan variabel struktur modal memiliki pengaruh positif terhadap
kinerja keuangan sebesar 0,717. Artinya semakin tinggi nilai struktur
modal semakin baik peningkatan kinerja keuangan bank syariah. Hal
yang sama juga dapat dilihat pada hubungan simultan IC dan Struktur
modal memiliki pengaruh yang berbeda. Hubungan jalur IC terhadap
Kinerja Keuangan positif sebesar 0,708. Namun, Hubungan Struktur
Modal menunjukkan hasil yang tidak signifikan sebesar 0,155. Artinya
semakin tinggi IC maka semakin baik peningkatan kinerja keuangan
BPRS. Tingginya Struktur Modal memberikan pengaruh negatif terhadap
kinerja keuangan.
129
Untuk dapat melihat signifikansi variabel eksogen terhadap
variabel endogen dapat dilakukan dengan uji T dengan melihat
perbandingan T-Statistik dengan T-tabel. Diketahui dalam tabel bahwa
intellectual capital memiliki T-Statistik sebesar 18,928 dengan tingkat
P-value 0,000 (p<0,05) hal ini menunjukkan pengaruh variabel
intellectual capital adalah signifikan (T-statistik > T-tabel || 18,928 >
1,96). Berikutnya hasil uji T pada variabel struktur modal menghasilkan
nilai sebesar 10,044 dengan tingkat P-value 0,000 (p<0,05). Hal ini
menunjukkan pengaruh variabel struktur modal terhadap kinerja
keuangan adalah positif signifikan (T statistik > T-tabel || 10,044 > 1,96).
Hasil uji T pengaruh variabel IC dan Struktur Modal secara bersamaan
terhadap Kinerja Keuangan menghasilkan nilai yang berbeda. Pengaruh
IC terhadap Kinerja Keuangan menghasilkan T statistik senilai 8,346
dengan tingkat P-value 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan pengaruh
variabel tersebut secara simultan terhadap kinerja keuangan adalah
positif dan signifikan (T-statistik>T-tabel || 17,152 > 1,96). Sedangkan
Struktur Modal terhadap Kinerja Keuangan menghasilkan T statistik
senilai 1,253 dengan tingkat P-value 0,217 (p>0,05). Hal ini
menunjukkan pengaruh variabel tersebut secara simultan terhadap kinerja
keuangan adalah tidak signifikan (T-statistik<T-tabel || 1,253 < 1,96).
Dengan didasarkan pada besarnya koefisien parameter yang
seluruhnya bernilai positif, dan nilai T-statistik signifikan (T-tabel
signifikansi 5% = 1,96). Sehingga dapat diketahui bahwa H1, H2 dan
130
H3, secara keseluruhan diterima Artinya, IC dan Struktur Modal
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja keuangan BPRS.
D. Pembahasan
Sebagai salah satu lembaga keuangan, BPRS perlu menjaga
kinerjanya agar dapat beroperasi secara optimal. Persaingan yang semakin
ketat menuntut setiap bank untuk bekerja keras disertai dengan manajemen
yang baik untuk untuk bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu faktor
yang harus diperhatikan oleh BPRS untuk bisa bertahan hidup adalah kinerja
keuangan bank. Keberhasilan suatu bank akan membawa dampak yang luas
terhadap industri perbankan, kondisi perekonomian dan terhadap tingkat
kesejahteraan masyarakat. Melalui analisis intellectual capital, diperoleh
informasi sejauh mana tingkat keterlibatan dalam memanfaatkan modal
intelek suatu oleh BPRS dan pemanfatan struktur modal bank demi
kelangsungan dan pertumbuhan BPRS tersebut.
1. Pengaruh Intellectual Capital (IB-VAIC) Terhadap Kinerja Keuangan
BPRS Provinsi Aceh
Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah
bahwa Intellectual Capital berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan.
Dalam penelitian ini pengujian positif atau negatif suatu hipotesis dilihat
dari nilai loading factornya dan pengujian signifikan atau tidaknya suatu
hipotesis dilihat dari nilai T-statistiknya. Setelah melakukan pengujian
131
Outer Model dan Inner Model konstruk Hipotesis 1, maka dapat dilihat
rangkuman hasil pengujiannya pada tabel 4.17 di bawah.
Tabel 4.17 di bawah menyajikan hasil output PLS untuk menguji
H1 yang menyatakan bahwa Intellectual Capital berpengaruh terhadap
kinerja keuangan BPRS. Hasil output PLS menunjukkan bahwa semua
factor loading dari tiap-tiap komponen Intellectual Capital yang
berpengaruh terhadap pengujian signifikan di atas 0,50.
Tabel 4.17Rangkuman Hasil PLS untuk H1
Original sampel T-StatistikIB-VACA 0,820 10,342IB-VAHU 0,916 73,947ROA 0.902 20,305ROE 0,921 36,695IC Kinerja Keuangan 0,832 18,928R Square 0.692Sumber : Pengolahan Data dengan PLS, 2017
Dalam penelitian ini, indikator pada IC yang paling memiliki
pengaruh yaitu pada indikator VAHU. Hal ini menunjukkan bahwa pada
perusahaan sampel, value added human capital memiliki nilai lebih
tinggi dibandingkan value added lainnya karena, pada perusahaan
knowledge based dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki
tingkat keahlian tertentu dalam melakukan pekerjaan yang berbasis
pengetahuan dan teknologi. Selanjutnya, komponen lainnya yang juga
memiliki pengaruh terhadap IC yaitu capital employeed. Hal ini
menunjukkan bahwa modal fisik masih menjadi salah satu sumber daya
132
perusahaan untuk menciptakan value added dalam menghasilkan kinerja
perusahaan yang baik.
Dalam pandangan stakeholder, perusahaan memiliki stakeholder
bukan hanya sekedar shareholder, dimana “stake” tersebut meliputi
pemegang saham, karyawan, pelanggan, pemasok, kreditur, pemerintah,
dan masyarakat. Dalam konteks ini, karyawan telah berhasil ditempatkan
dan menempatkan diri dalam posisi sebagai stakeholders perusahaan,
sehingga mereka memaksimalkan intellectual ability-nya untuk
menciptakan nilai bagi perusahaan dalam hal ini bank (BPRS).
(Belkaoui, 2013)
Nilai STVA atau komponen structure capital yang tidak
signifikan di dalam penelitian ini menandakan bahwa sistem operasional
perusahaan, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk
intellectual property yang dimiliki perusahaan dirasa belum efisien dan
efektif dalam menciptakan nilai tambah bagi perusahaan. Sebagaimana
penelitian yang dilakukan oleh Putri (2016); Ulum (2008); Wasim ul
Rehman dkk (2011); Novia Wijaya (2012); Mutaher (2013); Yusuf
(2016); Marfuah (2014); Sadalia (2014).
Sedangkan dari keempat komponen kinerja keuangan BPRS yaitu
GR, NPF, ROA, dan ROE dalam penelitian ini hanya komponen ROA
dan ROE yang signifikan. Sebagaimana temuan Firer dan Williams
(2003) membuktikan bahwa tidak semua ukuran kinerja keuangan yang
digunakan berkorelasi dengan komponen-komponen VAICTM. Penelitian
133
ini selaras dengan Ulum (2008); Wasim ul Rehman dkk (2011); Novia
Wijaya (2012); Mutaher (2013); Yusuf (2016)
Dalam penelitian ini juga membuktikan bahwa IC berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Semakin baik IC yang
dimiliki perusahaan maka akan semakin baik pula kinerja perusahaan.
Hasil ini semakin mendukung bahwa IC dapat dianggap sebagai bagian
dari aset perusahaan. IC dapat dianggap sebagai bagian dari aset
perusahaan karena: (1) pengeluaran yang dilakukan sehubungan dengan
pengembangan komponen utama modal intelektual, akan memberikan
manfaat di masa yang akan datang, yang selanjutnya akan menunjang
going concern dan demi tercapainya tujuan (goal achievement)
perusahaan; (2) modal intelektual tidak dimiliki oleh perusahaan
sepenuhnya karena, apa yang dimiliki oleh perusahaan adalah potensi
yang ada di dalam ketiga komponen utama model intelektual;
(3) komponen-komponen IC merupakan hasil dari transaksi masa lalu
yang dilakukan oleh perusahaan. mendukung adanya perlakuan IC
sebagai aset inti yang menjadi salah satu faktor ekonomi dari sebuah
produksi disamping faktor tradisional seperti tanah, modal keuangan, dan
modal fisik lainnya. Namun, IC hanya dapat dianggap sebagai aset dan
belum dapat diperlakukan sebagai aset seperti aset-aset lainnya yang
dapat diukur dan dilaporkan dalam laporan keuangan perusahan karena
sulitnya pengukuran terhadap aset ini. (Suwarjono dan Kadir, 2003)
134
Selain itu dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan
IC terhadap kinerja keuangan memiliki nilai R-Square sebesar 74,1%
berarti pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen cukup kuat.
Path coefficient juga bernilai positif yang menunjukkan bahwa
Intellectual Capital berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Hasil
pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa hubungan variabel
Intellectual Capital dengan Kinerja Keuangan menunjukkan nilai
koefisien jalur sebesar 0,575 dengan nilai T-statistik sebesar 31,946.
Nilai tersebut lebih besar dari T-tabel 1,960 pada tingkat probabiliti 5%.
Hasil ini berarti bahwa Intellectual Capital memiliki hubungan yang
positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan yang berarti sesuai
dengan hipotesis pertama dimana Intellectual Capital berpengaruh
terhadap Kinerja Keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Hipotesis pertama diterima bahwa semakin tinggi intellectual
capital yang dimiliki perusahaan maka perusahaan akan dapat
menciptakan value added untuk kemudian mendorong kinerja keuangan
perusahaan.
Dalam konteks path Coefficient antara Intellectual Capital dan
temuan ini konsisten dan mendukung temuan Tan et al. (2007), Chen et
al. (2005) dan serta secara parsial mendukung temuan Firer dan Williams
(2003). Tan et al. (2007) dan Chen et al. (2005) menyatakan bahwa tiga
komponen Value Added Capital Employed (VACA) , Value Added
Human Capital (VAHU), Structural Capital Value Added (STVA) secara
135
statistik signifikan untuk menjelaskan konstruk VAIC dan juga signifikan
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Dari hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa Intellectual
Capital sangatlah penting untuk diperhatikan. Karena, berpengaruh
terhadap kinerja keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Oleh sebab
itu, BPRS haruslah memperhatikan nilai Intellectual Capital agar
kinerjanya baik dan dapat bersaing dengan bank lain.
2. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan BPRS
Provinsi Aceh
Struktur Modal diproksikan dari tiga indikator yaitu ATO, KPMM
dan FDR. Dalam proses pengolahan data dilakukan penghapusan satu
indikator yaitu FDR, karena tidak memenuhi standar kriteria uji outer dan
inner. Teori FDR menyatakan seberapa jauh pemberian pembiayaan kepada
nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi
permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah
digunakan oleh bank untuk memberikan pembiayaan. Dalam penelitian ini,
FDR memiliki nilai yang negatif (minus) hal ini dikarenakan secara umum
rasio FDR BPRS selama periode penelitian mengalami kenaikan yang
mengakibatkan penurunan kemampuan kinerja likuiditas BPRS tersebut.
Kondisi ini menggambarkan bahwa kinerja perbankan di BPRS Provinsi
Aceh pada umumnya tidak efisien atau dengan kata lain kinerja bank
menurun, akibatnya tidak dapat memaksimalkan nilai pendapatan dari dana
yang dipinjamkan kepada masyarakat.
136
Ketidakefisienan ini bisa disebabkan karena banyak pembiayaan
yang mengalami kegagalan, sehingga menambah beban bagi bank.
Seharusnya FDR lebih memperhatikan kualitas pembiayaan yang disalurkan
supaya tidak menjadi pembiayaan yang bermasalah sehingga dapat
memperoleh keuntungan dari pembiayaan yang disalurkan bagi BPRS agar
dapat meningkatkan kinerja keuangannya.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa variabel struktur
modal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan yang
diproksikan dengan ATO dan KPMM dalam kurun waktu 2012-2016. Hal
ini dapat dilihat dari nilai path coefficient dan T-statistik yang positif
menunjukkan bahwa semakin baik Struktur Modal maka semakin baik pula
kinerja keuangan BPRS.
Tabel 4.18Rangkuman Hasil PLS untuk H2
Original sampel T-StatistikATO 0,944 48,078KPMM 0,650 6,741ROA 0.917 20,429ROE 0,906 28,744Struktur ModalKinerja Keuangan 0,717 9,927R Square 0.514
Sumber : Pengolahan Data dengan PLS, 2017
Tabel 4.18 di atas ini menyajikan hasil output PLS untuk menguji
H2 yang membuktikan bahwa rata-rata pertumbuhan Struktur Modal
berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan.
Nilai R-Square variabel sebesar 0,514 yang berati bahwa variabel
struktur modal mempengaruhi variabel kinerja keuangan BPRS sebesar
137
51,4%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel struktur modal dapat
mempengaruhi peningkatan kinerja keuangan BPRS selama periode 2012-
2016. Dengan kata lain, semakin tinggi nilai struktur modal yang dimiliki
BPRS, maka kinerja bank semakin meningkat. Artinya BPRS yang mampu
mengelola struktur modalnya secara optimal akan mampu unggul dan
kompetitif sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan BPRS.
Pemanfaatan Struktur Modal secara efektif dan efisien akan memberikan
kontribusi signifikan terhadap pencapaian keunggulan kompetitif dan
selanjutnya tercermin dalam kinerja keuangan bank yang baik.
Hasil Penelitian ini tidak selaras dengan penelitian Apriliani (2011);
Mahardian (2008), Arifuddin (2012) dan Pratiwi (2012) yang
menunjukkan bahwa FDR berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.
Namun, konsisten dengan temuan Vita Tristiningtyas (2013); Ulum (2013);
Athanasoglou (2005); Fitria Astuti (2008), Hamonangan (2014);
Afriyanti (2011); Nur Fadhilah, (2009); I Made Yogantara, (2010).
Dalam penelitian ini indikator FDR menunjukkan hubungan yang negatif
terhadap kinerja keuangan. Pengaruh negatif tersebut menunjukkan bahwa
FDR yang tinggi mengakibatkan kinerja keuangan rendah yang berarti
semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan
sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan
semakin besar, sehingga kinerja keuangan semakin menurun.
(Tristiningtyas, 2013)
Hal ini menunjukkan bahwa BPRS yang merupakan perusahaan
yang memiliki berbagai risiko yang dihadapi harus memperhatikan
138
pengelolaan aset secara maksimal namun, juga memperhatikan tingkat
likuiditas yang cukup. Sebab, BPRS merupakan bank syariah yang
berfungsi sebagai intermediator adalah lembaga yang menawarkan
kepercayaan kepada masyarakat dan juga menggandeng nilai-nilai
keagamaan.
3. Pengaruh Intellectual Capital dan Struktur Modal Terhadap Kinerja
Keuangan BPRS Provinsi Aceh
Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa
Intellectual Capital dan Struktur Modal berpengaruh terhadap Kinerja
Keuangan. Dalam penelitian ini pengujian signifikan atau tidaknya suatu
hipotesis dilihat dari nilai T-statistiknya. Setelah melakukan pengujian
Outer Model dan Inner Model konstruk Hipotesis 3, maka dapat dilihat
rangkuman hasil pengujiannya pada tabel 4.19 di bawah.
Tabel 4.19Rangkuman Hasil PLS untuk H3
Original sampel T-StatistikATO 0,944 50,912KPMM 0,649 6,591IB-VACA 0,820 10,954IB-VAHU 0,916 75,226ROA 0,905 21,394ROE 0,918 37,558ICKinerjaKeuangan 0,708 7,898Struktur ModalKinerja Keuangan 0,155 1,236R Square 0,700
Sumber : Pengolahan Data dengan PLS, 2017
139
Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variabel IC
memiliki loading factor 0,708 dan struktur modal 0,155. Artinya
intellectual capital menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan.
Sedangkan struktur modal menunjukkan tidak signifikan. R-Square yang
dihasilkan senilai 0,700 artinya variabel IC dan Struktur Modal mampu
menjelaskan variabel kinerja keuangan sebesar 70%. Semakin besar nilai
R-square menunjukkan semakin besar variabel independen tersebut dapat
menjelaskan variabel dependen. Serta pada hasil uji T pada pengaruh
variabel IC dan Struktur Modal secara bersamaan menghasilkan nilai
yang berbeda. IC terhadap kinerja keuangan menghasilkan nilai 7,898.
Hal ini menunjukkan pengaruh variabel tersebut secara simultan terhadap
kinerja keuangan adalah positif dan signifikan (T-Statistik > T-tabel ||
16,445 > 1,96) pada tingkat alpha 5%.Struktur Modal terhadap kinerja
keuangan menghasilkan nilai 1,236. Hal ini menunjukkan pengaruh
variabel struktur modal positif namun tidak signifikan.
Hasil dari analisis ini sesuai dengan hipotesis ketiga yang
didasarkan pada jurnal yang ditulis oleh Serra Ekowati (2012). Namun,
tidak selaras dengan penelitian Uniarny (2012) dan Agustin Takarini
(2014).
Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian tersebut dapat ditarik
rangkuman sehingga dibuat perankingan untuk BPRS tersebut
berdasarkan frekuensi Top Performance semua variabel (intellectual
capital, struktur modal dan kinerja keuangan) sesuai dengan teorinya.
140
Tabel 4.19 berikut merupakan Ranking Top Performance BPRS.
Tabel 4.20BPRS Top Performance Rank
NO BPRS
1 ADECO
2 HIKMAH WAKILAH
3 KOTA JUANG
4 RAHMANIA DANA SEJAHTERA
5 TEUKU CHIK DIPANTE
6 BAITURRAHMAN
7 HAREUKAT
141
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tujuan utama penelitian ini adalah menganalisis pengaruh Intellectual
Capital dan Struktur Modal terhadap kinerja keuangan BPRS. Intellectual
Capital diukur dengan IB-VAIC (IB-Value Added Intellectual Capital)
dengan 3 indikator yaitu IB-VACA, IB-VAHU DAN IB-STVA. Sedangkan
Struktur Modal diukur dengan ATO (Assets Turnover), KPMM (Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum) dan FDR (Financing to Deposit Ratio). Sampel
yang digunakan adalah 7 BPRS selama periode 2012-2016. Tehnik analisis
data menggunakan metode PLS (Partial Least Square).
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan sebagaimana telah
disajikan pada bab sebelumnya, maka ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Intellectual Capital memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA dan ROE
dalam kurun waktu 2012-2016 dengan convergent validity diatas 0,50.
T-statistik 18,928 (T statistik > T-tabel 1,960) dan R-Square 0,692 yang
berarti Intellectual Capital menjelaskan variabel kinerja keuangan
BPRS sebesar 69,2%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik
Intellectual Capital yang diproksikan oleh VACA dan VAHU semakin
baik pula kinerja keuangan BPRS. Namun, berbeda dengan STVA yang
berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan.
142
2. Struktur Modal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
keuangan BPRS dalam kurun waktu 2012-2016 dengan loading factor
di atas 0,50, T- statistik 10,044 (T statistik > T-tabel 1,960) dan
R-Square 0,514 yang berarti Struktur Modal menjelaskan variabel
kinerja keuangan BPRS sebesar 51,4%. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin baik nilai Struktur Modal yang diproksikan oleh ATO dan
KPMM semakin baik pula kinerja keuangan BPRS. Namun, berbeda
dengan FDR yang memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan
bank.
3. Pengujian secara simultan menunjukkan variabel Intellectual Capital
memiliki loading factor 0,708 dan struktur modal 0,155. Artinya
intellectual capital menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan BPRS dalam kurun waktu 2012-2016. T-
statistik 17,152 (T statistik > T- tabel 1,960). Sedangkan struktur modal
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja keuangan
BPRS. T-statistik 1,236 (T statistik < T-tabel 1,960) dan R-Square yang
dihasilkan senilai 0,700 artinya variabel IC dan Struktur Modal mampu
menjelaskan variabel kinerja keuangan sebesar 70%. Semakin besar
nilai R-square menunjukkan semakin besar variabel eksogen tersebut
dapat menjelaskan variabel endogen.
143
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian penulis
memberikan saran diantaranya:
1. Bagi Manajemen bank syariah diharapkan memperhatikan pentingnya
modal intelektual, baik dari human capital, structure capital maupun
customer capital dan tata kelola perusahaan untuk meningkatkan kinerja
BPRS.
2. Meningkatkan pengembangan human capital sebagai upaya investasi untuk
meningkatkan produktivitas karyawan dan meningkatkan structure capital
seperti penggunaan teknologi fintech dengan optimal. Serta meningkatkan
tata kelola perusahaan dan service excellent dengan menerapkan prinsip-
prinsip ghirah islamiyah sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan
BPRS.
3. Meningkatkan pengelolaan aset BPRS karena, memiliki pengaruh yang baik
terhadap peningkatan kinerja keuangan bank. Sekaligus menjaga tingkat
likuiditas optimum sehingga dapat mempertahankan risiko likuiditas dan
menjaga kepercayaan bank terhadap nasabah. Sehingga menjadikan BPRS
sebagai badan usaha yang dapat dipercaya.
4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas penelitian lainnya
terutama di sektor mikro seperti BPRS di berbagai regional, Koperasi
Syariah dan Baitulmaal wattamwil (BMT). Memperpanjang periode
penelitian diharapkan akan menambah jumlah sampel dan memberikan
kesimpulan yang lebih baik.
144
5. Menggunakan indikator kinerja keuangan perusahaan selain yang terdapat
dalam penelitian ini, karena semakin banyak indikator kinerja yang
digunakan akan semakin baik dalam menggambarkan pengaruh Intellectual
Capital dan Struktur Modal terhadap kinerja keuangan bank.
145
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:Al Quranul Karim
Afriyanti, Meilinda. (2011). Analisis Pengaruh Current Ratio, Total AssetTurnover, Debt to Equity Ratio, Sales dan Size Terhadap RoA (ReturnOn Asset). Skripsi FE Universitas Diponegoro, Semarang.
Aji, Rizqon Halal Syah dan Kurniasih. 2015. Intellectual Capital Effect OnFinancial Performances at Islamic Insurance. Jurnal Al-Iqtishad Vol.VII No. 2, Juli 2015.
Andriessen, Daniel. 2004. IC Valuation and Measurement: Classifying The Stateof The Art. Journal of Intellectual Capital. Vol.5 Issue : 2, pp.230-242.Doi: 10.1108/14691930410533669. Emerald Group Publishing.
Antanasoglou. 2005. Determinants of Bank Profitanility In The South EasternEuropean Region.pdf. Athena : Bank of Greece.
Antonio, M. Syafi’i dan M Akhyar, dkk. 2006. Bank Syariah (Analisis Kekuatan,Kelemahan, Peluang, dan Ancaman). Jilid 2. Yogyakarta: EKONISIA.
Amin, K.H Ma’ruf. (2007). Prospek Cerah Perbankan Islam. Jakarta: Lekas.
Astuti, Fitria. (2008). Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal (CAR) dan Likuiditas(LDR) Terhadap Profitabilitas (ROA) pada bank (study survey padabank pemerintah dan bank swasta yang listing di BEJ), skripsi FEUniversitas Widyatama, Bandung.
Aziz, Habibul. 2016. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), NonPerforming Financing (NPF), Net Interest Margin (NIM), Financing toDeposit Ratio (FDR), Biaya Operasional Terhadap PendapatanOperasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas Pada Bank Syariah diIndonesia. Artikel Publikasi Ilmiah. Universitas MuhammadiyahSurakarta
Bank Aceh. 2016. Jelang Tutup Buku Bank Aceh Raih Best Banking Brand Award2016. diterbitkan pada 19 Desember 2016. Diakses dari websitewww.bankaceh.com pada 24/12/2016 pukul 9.50.
Bank Indonesia. (2016). Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi AcehTriwulan I-2016. Jakarta: Unit Asesmen Ekonomi dan Keuangan-Tim
146
Ekonomi Moneter-Provinsi Aceh. Diambil kembali darihttp://www.bi.go.id/web/id/DIBI1/Regional/Publikasi/.
Berger, Allen N dan Emilia B. Di Patti. 2002. Capital Structure and FirmPerformance: New Approach to Testing Agency Theory and anApplication to the Bank. Journal of Banking and Finance, 30:1065-1102.
Bontis, Nick. 1998. Intellectual Capital An Exploratory Study that DevelopsMeasures and Models. Journal of Management Decision.
__________., Keow, W.C.C. & Richardson, S. 2000. Intellectual Capital andBusiness Performance in Malaysian Industries. Journal of IntellectualCapital, 1, 85-100.
__________., Wiliam Chua Chong Keow, dan Stanley Richardson. 2000.Intellectual Capital and Business Performance in Malaysian Industries.Journal of Intellectual Capital. Vol 1. No. 1. pp. 85-100.
__________., Abdel-Aziz Ahmad Sharabati and Shawqi Naji Jawad. 2010.Intellectual capital and business performance in the pharmaceuticalsector of Jordan. Journal of Management Decision Vol. 48 No. 1.Emerald Group Publishing Limited.
Bornemann, M, dan K.H. Leitner. 2002. Measuring and Reporting IntellectualCapital: The Case of a Research Technology Organization. SingaporeManagement Review. Vol. 24. No. 3. pp. 7-19.
Dendawijaya, Lukman.2005. Manajemen Perbankan. Bogor : Ghalia Indonesia.
Ekowati, Serra., Rusmana, O., Mahfudi. Pengaruh Modal Fisik, Modal Finansial,dan Modal Intelek terhadap Kinerja Perusahaan pada PerusahaanManufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Universitas JendralSoedirman.
Falikhatun dan Yasmin Umar Assegaf. 2012. Bank Syariah di Indonesia:Ketaatan Pada Prinsip-Prinsip Syariah dan Kesehatan Financial.Proceding of Conference In Bussiness, Accounting and Management(CBAM). Vol. 1 No. 1 December 2012. UNISSULA.
Firer, S., dan S.M. Williams. 2003. Intellectual Capital and Traditional Measuresof Corporate Performance. Journal of Intellectual Capital. Vol. 4 No. 3.pp. 348-360.
Ghozali, Imam dan Ihyaul Ulum. 2014 .Intellectual Capital Performance ofIndonesian Banking Sector: A Modified VAIC (M-VAIC) Perspective.Asian Journal Of Finance & Accounting. ISSN 1946-052X. Vol. 5, No.
147
2, Desember 2014. Downloaded from www.macrothink.org/ajfa. Pada27/12/16.
Gitman. 2006. Principle of Managerial Finance. 11ed. Dalam format PDF.Boston: Pearson International Edition.
______,Lawrence. J dan Chad J. Zutter. 2012. Principle of Managerial Finance.England: Publisher Pearson.
Hameed, S., Ade, W., Bakhtiar, A., Nazli, dan Sigit, P. 2004. AlternativeDisclosure dan Performance for Islamic Bank’s. Saudi Arabia: Dahran.
Hamonangan, Heru. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi StrukturModal Pada Perusahaan Jasa Sektor Keuangan. Institut PertanianBogor.
Hasan, Zubairi. 2009. Undang-Undang Perbankan Syariah : Titik Temu HukumIslam dan Hukum Nasional, ed.1. Jakarta: Rajawali Pers.
Herli, Ali Suyanto. 2013. Buku Pintar BPR dan Lembaga Keuangan PembiayaanMikro. Ed.1 Yogyakarta: ANDI.
Hery. 2014. Analisis Kinerja Manajemen (Menilai Kinerja ManajemenBerdasarkan Rasio Keuangan). Jakarta: Grasindo.
Huda, Nurul dan Mohammad Heykal. 2013. Lembaga Keuangan Islam (TinjauanTeoritis dan Praktis). Jilid 2. Jakarta: KENCANA.
Hussein, Ananda Sabil. 2015. Penelitian Bisnis dan Manajemen MenggunakanPartial Least Square (PLS) dengan SmartPLS 3.0. Modul Ajar.Universitas Brawijaya.
http://www.ojk.go.id/ bank-syariah diakses pada 10 Oktober 2016 pukul 23.00
Ibrahim et al. 2013. Alternative Disclosure and Performance Measures forIslamic Bank. www.iium.edu.my. Diakses pada 30 Oktober 2016.
Irham, Fahmi. (2012). ANALISIS KINERJA KEUANGAN Panduan BagiAkademisi, Manajer, dan Investor untuk Menilai dan MenganalisisBisnis dari Aspek Keuangan. Bandung: CV Alfabeta.
Ifham, Ahmad. 2013. Ini Lho Bank Syariah. 19 Agustus 2013.wordpress.com:/2013/08/19/fdr-di-bank-syariah-Indonesia-bank-syariah-tak-perlu-rem-pembiayaan/.Jakarta: Kontan. Diakses pada23/12/2016 pukul 11.03 wib.
148
Iska. S. 2012. Sistem Perbankan Syariah di Indonesia dalam Perspektif FikihEkonomi. Fajar Media Press. Yogyakarta.
Karim, A. 2004. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Karim, A. 2016. Analisis Proyeksi Bank Syariah 2017. Format PPT. Diakses pada20/12/2016. Karimconsulting.com.
Kusdiat, D. 2012. Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja PerusahaanStudi Empiris pada Perusahaan Jasa yang Terdaftar di BEI. Vol. 01No.02.
Kusumaningtyas, Anita. 2012. Analisis Pengaruh Struktur Modal ManajemenAset, Efisiensi Operasional, Ukuran Bank dan Pertumbuhan TerhadapKinerja Bank Umum Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia tahun2006-2010. Universitas Indonesia.
Konadi, Arman. 2016. Aset Perbankan Syariah di Aceh Capai Rp 5,5 Triliun.Jurnal Ekonomi. Banda Aceh: AJJN (Aceh Journal National Network)
Kolintama, Mersi Raha Kusumawardani. 2014. Pengaruh Komponen IntellectualCapital Terhadap Return on Equity Pada Bank Umum Syariah DiIndonesia periode 2010-2013. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi danBisnis. Universitas Negeri Gorontalo.
Mahardian, Pandu. 2008. Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM danLDR terhadap ROA (Studi kasus Perusahaan Perbankan yang Tercatatdi BEJ Periode Juni 2002 – Juni 2007). Tesis. Universitas DiponegoroSemarang.
Maisaroh, Siti. 2015. Pengaruh Intellectual Capital dan Islamicity PerformanceIndex terhadap Profitability Perbankan Syariah Indonesia. JurnalFakultas Ekonomi UIN Maliki. Malang.
Marfuah dan Maricha Ulfa. 2014. Pengaruh Intellectual capital TerhadapProfitabilitas, Produktivitas dan Pertumbuhan Perusahaan Perbankan.Jurnal EKBISI, Vol. IX, No. 1, Desember 2014, hal. 1-14 ISSN: 1907-9109.
Margareth, Farah dan Arief Rakhman. 2006. Analisis Pengaruh IntellectualCapital Terhadap Market Value dan Financial Performance Perusahaandengan Metode Value Added Intellectual Coefficient. Jurnal Bisnis danAkuntansi, Agustus, Vol. 8, No. 2, hlm 199-217.
149
Ming, Chin Chen. 2005. An Empirical Investigation of The Relationship betweenIntellectual Capital and Firms’ Market Value and FinancialPerformance. Journal of Intellectual Capital Vol.6 No.2. Emerald GroupPublishing Limited.
Mufraini, Arief. 2008. Modul Perbankan Syariah Landasan Teori dan Praktik.Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Jakarta. Jakarta: UIN SyarifHidayatullah.
Muhammad. 2005. Manajemen Bank Syariah. Edisi Revisi, AMP YKPN,Yogyakarta, 2005.
Murniati, Sri. 2010. Pengaruh Corporate Governance Terhadap KinerjaKeuangan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Skripsi.PDF. Surakarta.
Mutaher, Osmad dan Vita Tristyningtyas. 2013. Analisis Faktor-Faktor yangMempengaruhi Kinerja Keuangan pada Bank Umum Syariah diIndonesia. Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2013.
Nisaputra, Rezkiana. January 4 2016. Tantangan Perbankan Syariah di 2016.(P.Yoga, Ed.) Retrieved oktober 17, 2016, from infobanknews.com:http://infobanknews.com/tantangan-perbankan-syariah-di-2016/
Otoritas Jasa Keuangan. 2015. Statistika Perbankan Syariah Desember 2015.Dalam format PDF. Perbankan Syariah-OJK. Jakarta: Desember 20115.Diakses pada 23/12/2016 pukul 16.03 wib.
OJK. 2016. Revitilizing Islamic Finance In The New Normal Era. KonferensiKeuangan Syariah Internasional pada 29/9/2016. Suara.com. Jakarta.
Perwataatmadja, Karnaen A. dan Hendri Tanjung. 2007. Bank Syariah, Teori,Praktik, dan Peranannya. Jakarta: Celestial Publishing.
Prasetya, Dimas Nurdi. 2011. Analisis Pengaruh Intellectual Capital TerhadapIslamicity Financial Performance Index Bank Syariah Di Indonesia.Skripsi Universitas Diponegoro. Malang.
Pratiwi, Dhian Dayinta. 2012. Pengaruh CAR, BOPO, NPF dan FDR terhadapROA Bank Umum Syariah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah diIndonesia Tahun 2005 –2010). Skripsi, Fakultas Ekonomi UniversitasDiponegoro. Semarang.
150
Pratomo, Wahyu Ario and Abdul Ghafar Ismail. 2006. Islamic Bank Performanceand Capital Structure. MPRA Paper No. 6012, posted 29, November2007 13-38 UTC. Munich Personal RePEc.Archive. format PDF diaksespada 26/12/2016 pukul 00.28.
Pujiharto, dan Sri Wahyuni .2015. Mengukur Kinerja "Intellectual Capital"dengan Model IB-VAIC : Implementasi Resources Based Theory padaPerbankan Syariah di Indonesia. Syariah paper Accounting FEB UMS(Menakar Peran Profesi sebagai Engine of Reform). Dipublikasikan padaSeminar Nasional dan The 3rd Call for Syariah Paper.
Pulic, A. 1998. Measuring the performance of intellectual potential in knowledgeeconomy. Paper presented at the 2nd McMaster Word Congress onMeasuring and Managing Intellectual Capital by the Austrian Team forIntellectual Potential.
Purwanti, Ari dan Darsono Prawironegoro. 2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta:Mitra Wacana Media.
Putri, Sofie Nurlaily Eka. 2016. Pengaruh Intellectual capital PerformanceTerhadap Kinerja Bank . Jurnal Universitas Brawijaya.
Rachmawati, D. A. 2012. Pengaruh Intellectual Capital terhadap ROAPerbankan. Jurnal Nominal Vol I Nomor I. Jakarta: Erlangga.
Rehman, Wasim ul, P. D. 2011. Intellectual Capital Performance and Its ImpactOn Corporate Performance: An Empirical Evidence From ModarabaSector Of Pakistan. Australian Journal of Business and ManagementResearch, August 08-16, No1.
Restiyana. 2011. Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, LDR dan NIM TerhadapProfitabilitas Perbankan Pada Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2010. Jurnal, Universitas Diponegoro.
Republika,12 April 2015. Diakses melalui www.google tanggal 27 juli 2015.
Redaksi. 9 Maret 2016. Aset Bank Syariah di Aceh Meningkat. Diakses kembalidari teropongaceh.com/aset- bank -syariah- di-aceh- meningkat/. Pada23/12/2016 pukul 12.25 wib.
Riahi-Belkaoui, A. 2003. Intellectual Capital dan firm performance of USmultinational firms; a study of the resource-based and stakeholderviews”. Journal of Intellectual Capital. Vol. 4 No. 2.
Rivai, H Veithzal, M.d. 2007. Bank and Financial Institution ManagementConventional & Syar'i System. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
151
_______ dan Ariviyan Arifin. 210. Islamic Banking Sebuah Teori, Konsep, danAplikasi. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Riyadi, Slamet. 2006. Banking Assets And Liability Manajement, Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Rusydiana, Aam. 19 Agustus 2016. Ekonomi Islam Substantif. Url:www.aamslametrusydiana.com/2016/08/rasio-fdr-bank-syariah-berdasarkan html? m=1 . Diakses pada 23 Desember 2016 pukul 12.37wib.
Sadalia, Isfenti dan Nisrul Irawati. 2014. Intellectual Capital dan PertumbuhanLaba Sektor Perbankan Di Indonesia. Jurnal Ekonomi, Vol. 17, No. 1Januari 2014. Universitas Sumatera Utara.
Sandy, Irvan Chris. 2013. Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap KinerjaKeuangan Pada Perbankan Di Indonesia. Skripsi Institut PertanianBogor.
Sangkala. 2006. Intellectual Capital Management Strategi Baru MembangunDaya Saing Perusahaan. Jakarta: Yapensi.
Sholihin, Mahfud dan Dwi Ratmono. 2013. Analisis SEM-PLS dengan denganWarpPLS 3.0 untuk Hubungan Nonlinier dalam Penelitian Social danBisnis. Yogyakarta: Andi.
Statistika Perbankan Syariah OJK. 2016. Booklet Industri Jasa KeuanganSyariah; Seri Literasi Keuangan PT. Dalam format pdf, Hlm 51. Jakarta:OJK.
Sudrajat, Anton dan Suhadi. 2015. Determinan Total Aset Bank PembiayaanRakyat Syariah (BPRS) di Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Syariah, Vol. 3No. 1 Juni 2015, 86-90. Jawa Tengah: Equilibrium.
Stewart, T A. 1997. Intellectual Capital: The New Wealth of Organizations. NewYork: Doubleday.
Sutrisno. 2014. Peran BPRS Salamah Abadi Purwodadi dalam MeningkatkanPerekonomian di Sektor Mikro. Dalam bentuk skripsi format (.) pdf.Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo.
Sawarjuwono, T. Dan Kadir, AP. 2003. Intellectual Capital: PerlakuanPengukuran, dan Pelaporan (Sebuah Library Research). JurnalAkuntansi dan Keuangan. Vol. 5 No.1.
152
Takarini, Agustin. 2014. Pengaruh Intellectual Capital, Kualitas Penerapan GoodCorparate Governance, dan Struktur Modal Terhadap Kinerja KeuanganPerbankan Syariah Periode 2010-2012. Universitas Syarif HidayatullahJakarta.
Tampubolon, P.D. 2013. Bank Syariah, Teori, Praktik, dan Perananya. Jakarta:Celestial Publishing. Hlm. 207.
Tanjung, K. A. 2007. Bank Syariah, Teori, Praktik, dan Peranannya. Hlm 207.Jakarta: Celestial Publishing.
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia. 2012. KonsepProduk dan Implementasi Operasional. Jakarta: DJAMBATAN.
Ulum, Ihyaul. 2008. Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan:Suatu Analisis Dengan Pendekatan Partial Least Square. JurnalAkuntansi dan Keuangan, vol.1, no. 2, November 2008.
__________. 2008. Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan diIndonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, vol.1 No.2, November 2008.
__________. 2008. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja KeuanganPerusahaan Perbankan di Indonesia. Call for paper Simposium NasionalAkuntansi XI. Ikatan Akuntan Indonesia. Pontianak.
_______. 2009a. “Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan diIndonesia”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan (terakreditasi dikti). Vol 10/2.Februari 2009. ISSN: 1411-0288.
_______. 2009b. Intellectual Capital; Konsep dan Kajian Empiris. PT. GrahaIlmu, Yogyakarta.
_______. 2009c. Investigasi Hubungan antara Intellectual Capital dan NilaiPasar Perusahaan serta Kinerja Keuangan. Program Penelitian UnggulanFE UMM, Malang.
_______. 2008a. “Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan; SebuahAnalisis dengan Pendekatan Partial Least Squares”. Call for paperSimposium Nasional Akuntansi XI. Ikatan Akuntan Indonesia. Pontianak.
_______. 2008b. Intellectual Capital and Financial Return of Listed IndonesianBanking Sector. Proceeding international research seminar and exhibition.Lemlit UMM. Malang.
153
_______. 2012. “Investigasi Hubungan antara Modal Intelektual dan PraktikPengungkapannya (IC Disclosure) dalam Laporan Tahunan Perusahaan”.Jurnal Ekonomi Bisnis. Tahun 17 No. 1, pp 36-45.
_________. 2013. Model Pengukuran Kinerja Intellectual Capital dengan iB-VAIC di Perbankan Syariah. INFERENSI, Jurnal Penelitian Sosial KeagamaanVol. 7, No. 1, Juni 2013.
Uniariny. 2012. Pengaruh Struktur Modal dan Modal Intelektual Terhadap NilaiPerusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek IndonesiaPeriode 2012-2016. Universitas Indonesia.
Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers.
Wijaya, Novia. 2012. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja Keuangandan Nilai Pasar Perusahaan Perbankan dengan Metode Value AddedIntellectual Capital. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 14 No. 3Desember 2012. JAKARTA: STIE TRISAKTI.
Wahyuni, Sri dan Pujiharto. 2015. Mengukur Kinerja “Intellectual Capital”dengan Model IB-VAIC: Implementasi Resources Based Theory padaPerbankan Syariah di Indonesia. Jurnal Syariah Paper Accounting FEBUMS, hlm. 1. Seminar Nasional dan The 3rd Call for Syariah PaperISSN: 2460-0784. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2009. Structural Equation Modeling.Jakarta: Salemba Infotek.
Yulianti, R. 2015. Pengaruh Minat Masyarakat Aceh terhadap KeputusanMemilih Produk Perbankan Syariah di Kota Banda Aceh. JurnalDinamika Akuntansi Dan Bisnis, vol. 2 No.1, 14-28, Maret 2015. BandaAceh: Universitas Serambi Mekkah.
Yusuf, Yasir Muhammad dan Wan Sri Mahriana. 2016. Faktor-Faktor yangMempengaruhi Tingkat Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah(BPRS) di Aceh. Jurnal Iqtishad Vol. 9, No.2, 2016, 246-275.
Yoga, P. 2016. January 4. Retrieved october 17, 2016, from infobanknews.com:http://infobanknews.com/tantangan-perbankan-syariah-di-2016/
154
LAMPIRAN
Lampiran 1: Daftar Nama Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Provinsi Aceh
No Nama BPRS Kode
1 BPRS HAREUKAT HAR
2 BPRS TEUNGKU CHIK DIPANTE TEU
3 BPRS RAHMANIA DANA SEJAHTERA RAH
4 BPRS HIKMAH WAKILAH HIK
5 BPRS BAITURRAHMAN BAI
6 BPRS KOTA JUANG KOT
7 BPRS ADECO ADE
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
Lampiran 2 : Data Kinerja Keuangan
BPRS PERIODEROA MEAN
2012 2013 2014 2015 2016
HARJuni 0.59 -1.06 -1.44 -2.22 -1.97 -1.22Desember 1.44 -0.55 0.52 0.18 0.27 0.37
TEUJuni -7.41 -1.30 -4.23 0.60 0.80 -2.31Desember -1.11 -1.14 -9.50 0.12 0.37 -2.25
RAHJuni 0.24 12.00 1.30 0.03 0.75 2.86Desember -2.15 -0.16 1.23 0.83 1.10 0.17
HIKJuni 1.06 3.16 3.07 2.79 3.69 2.75Desember 2.60 2.97 2.82 2.63 2.84 2.77
BAIJuni -9.60 0.56 1.51 0.89 17.10 2.09Desember -8.08 0.85 1.89 1.74 1.46 -0.43
KOTJuni 1.57 2.82 2.48 1.04 2.26 2.03Desember -0.05 2.97 3.99 4.29 3.10 2.86
ADEJuni 0.61 0.57 2.60 2.07 2.07 1.58Desember 1.36 -0.64 4.86 4.11 5.29 3.00
155
BPRS PERIODEROE MEAN
2012 2013 2014 2015 2016
HARJuni 4.65 -19.50 -12.71 -26.35 -13.81 -13.54Desember 12.24 -6.52 4.74 1.61 1.77 2.77
TEUJuni -5.05 -4.75 -4.22 1.21 0.21 -2.52Desember -7.05 -3.12 -2.09 0.26 0.92 -2.21
RAHJuni 0.41 4.60 4.40 0.01 3.27 2.54Desember -5.55 -0.05 4.55 3.48 9.23 2.33
HIKJuni 9.99 16.97 1.89 17.21 28.93 15.00Desember 21.76 16.10 15.11 18.06 22.51 18.71
BAIJuni -63.77 13.38 15.73 10.67 7.83 -3.23Desember -66.65 10.67 22.77 19.03 14.47 0.06
KOTJuni 7.43 13.73 6.61 3.16 6.12 7.41Desember 0.27 7.89 11.92 14.83 11.82 9.35
ADEJuni 1.80 1.25 2.80 2.81 2.81 2.29Desember 2.77 -1.57 5.88 7.45 27.41 8.39
BPRS PERIODEGR MEAN
2012 2013 2014 2015 2016
HARJuni 1.11 -3.19 0.20 0.67 0.06 -0.23Desember 0.11 -1.41 -2.00 2.87 -0.84 -0.25
TEUJuni -0.05 2.66 -0.57 -1.18 0.73 0.32Desember 2.70 0.81 -0.15 -1.15 -0.65 0.31
RAHJuni -0.59 -2.35 -0.19 1.45 -0.65 -0.47Desember -0.75 -0.47 -2.56 7.99 -0.83 0.68
HIKJuni -0.03 0.74 0.34 0.17 1.79 0.60Desember 0.40 0.31 0.24 0.20 0.76 0.38
BAIJuni 0.07 -1.08 2.27 -0.17 0.35 0.29Desember -12.47 -1.12 1.76 0.16 -0.04 -2.34
KOTJuni -1.38 0.80 0.43 -0.47 1.26 0.13Desember -0.99 -62.80 1.14 0.40 -0.11 -12.47
ADEJuni -1.51 0.18 4.83 0.01 -1.00 0.50Desember -3.08 -1.57 -10.85 0.27 0.69 -2.91mean -1.18 -4.89 -0.36 0.80 0.11
156
BPRS PERIODENPF MEAN
2012 2013 2014 2015 2016
HARJuni 13.00 18.65 17.94 18.00 6.25 14.77Desember 9.95 16.80 12.45 10.24 10.16 11.92
TEUJuni 8.68 37.36 60.00 41.62 21.59 33.85Desember 16.79 57.22 55.42 30.25 21.33 36.20
RAHJuni 19.19 6.71 7.75 8.65 6.57 9.77Desember 4.89 6.76 6.74 6.38 5.03 5.96
HIKJuni 7.29 7.38 5.85 4.87 3.52 5.78Desember 7.34 5.87 4.70 3.87 3.55 5.07
BAIJuni 13.57 15.93 18.09 14.33 13.89 15.16Desember 15.39 20.29 16.68 14.07 11.92 15.67
KOTJuni 6.45 7.36 7.51 18.33 13.80 10.69Desember 8.47 3.97 4.66 4.72 8.46 6.06
ADEJuni 15.62 6.80 6.15 4.83 4.83 7.65Desember 10.35 6.77 4.99 4.42 3.96 6.10
Lampiran 3: Data Perhitungan IB-VAIC
BPRS PERIODE IB-VACA IB-VAHU IB-STVA IB-VAIC
HAR
Juni 2012 0.398 1.135 0.119 1.6522013 0.387 0.699 -0.431 0.6552014 0.246 0.692 -0.446 0.4922015 0.227 0.541 -0.848 -0.0802016 0.120 0.464 -1.157 -0.573
DESEMBER 2012 0.844 1.158 0.137 2.1392013 0.782 0.935 -0.070 1.6472014 0.698 1.062 -0.059 1.7012015 0.690 1.023 0.023 1.7362016 0.490 1.037 0.036 1.563
TEU
Juni 2012 0.189 0.592 -0.689 0.0912013 -0.038 0.071 15.161 15.1942014 -0.074 -0.212 5.723 5.4382015 0.209 1.162 0.140 1.5122016 0.253 1.242 0.195 1.690
DESEMBER 2012 -0.656 0.848 -0.179 0.0132013 -0.089 0.091 -9.964 -9.9622014 -0.151 0.253 -2.959 -2.8572015 0.363 0.878 -9.139 -7.8982016 0.494 1.047 0.045 1.586
157
RAH
Juni 2012 -0.079 0.518 2.931 3.3702013 0.183 1.058 0.055 1.2962014 0.345 1.304 0.233 1.8832015 0.340 1.060 0.057 1.4572016 0.320 1.174 0.148 1.642
DESEMBER 2012 -0.233 0.692 -0.445 0.0142013 -0.421 0.880 -0.137 0.3222014 0.626 1.151 0.131 1.9082015 0.540 1.109 0.099 1.7482016 0.433 1.134 0.118 1.685
HIK
Juni 2012 0.391 1.302 0.232 1.9262013 0.244 1.440 0.306 1.9902014 0.269 1.475 0.322 2.0662015 0.254 1.454 0.312 2.0202016 0.334 1.700 0.412 2.446
DESEMBER 2012 0.621 1.404 0.288 2.3132013 0.458 1.434 0.303 2.1952014 0.429 1.441 0.306 2.1762015 0.524 1.529 0.346 2.3992016 0.572 1.669 0.401 2.642
BAI
Juni 2012 -0.773 -0.784 2.275 0.7182013 0.705 1.201 0.167 2.0742014 0.418 1.604 0.376 2.3982015 0.418 1.343 0.256 2.0172016 0.388 1.366 0.268 2.022
DESEMBER 2012 -0.303 -0.171 6.851 6.3762013 0.750 1.166 0.142 2.0582014 0.760 1.428 0.300 2.4872015 0.771 1.328 0.247 2.3462016 0.567 1.374 0.272 2.213
KOT
Juni 2012 0.364 1.297 0.229 1.8902013 0.414 1.429 0.300 2.1432014 0.196 1.484 0.326 2.0062015 0.181 1.207 0.172 1.5602016 0.193 1.468 0.319 1.980
DESEMBER 2012 0.695 0.996 -0.004 1.6872013 0.304 1.242 0.195 1.7412014 0.380 1.421 0.296 2.0972015 0.465 1.520 0.342 2.328
158
2016 0.379 1.502 0.334 2.215
ADE
Juni 2012 0.118 1.180 0.152 1.4502013 0.081 1.212 0.175 1.4692014 0.134 2.054 0.513 2.7012015 0.139 1.771 0.435 2.3452016 0.139 1.771 0.435 2.345
DESEMBER 2012 0.168 1.235 0.190 1.5942013 0.140 0.882 -0.133 0.8892014 0.268 2.041 0.510 2.8192015 0.305 1.943 0.485 2.7322016 0.382 2.137 0.532 3.050
Rata-rata 0.295 1.133 0.272 1.700Maksimum 0.844 2.137 15.161 15.194Minimum -0.773 -0.784 -9.964 -9.962
Lampiran 4: Data Indikator Struktur Modal
BPRS PERIODE ATO FDR KPMM
HAR
Juni 2012 0.006 78.62 19.00
2013 -0.011 74.80 9.00
2014 -0.014 89.91 16.00
2015 -0.022 86.57 11.00
2016 -0.020 73.85 19.00
DESEMBER 2012 0.014 63.62 20.00
2013 -0.005 74.79 14.00
2014 0.005 79.43 17.00
2015 0.018 69.37 17.00
2016 0.003 67.80 21.00
TEU
Juni 2012 -0.016 107.17 14.59
2013 -0.076 89.29 21.00
2014 -0.042 96.42 13.00
2015 0.006 98.60 23.00
2016 0.008 99.82 13.00
159
DESEMBER 2012 -0.048 106.14 13.00
2013 -0.114 96.46 18.00
2014 -0.095 93.28 22.00
2015 0.012 105.90 20.00
2016 0.004 109.70 13.00
RAH
Juni 2012 -0.024 19.19 44.00
2013 0.015 93.00 22.00
2014 0.013 113.60 21.00
2015 0.027 0.77 24.00
2016 0.007 89.35 19.00
DESEMBER 2012 -0.022 68.14 29.00
2013 -0.009 0.76 23.00
2014 0.012 72.28 21.00
2015 0.083 100.02 22.00
2016 0.011 70.07 18.00
HIK
Juni 2012 0.011 93.46 18.00
2013 0.015 81.83 29.00
2014 0.015 66.06 32.00
2015 0.014 94.34 30.00
2016 0.026 91.33 18.00
DESEMBER 2012 0.026 80.78 24.00
2013 0.030 68.27 36.00
2014 0.028 72.91 39.00
2015 0.022 85.49 29.00
2016 0.026 44.20 16.38
BAI
Juni 2012 -0.096 78.78 9.02
2013 0.006 76.53 9.75
2014 0.015 82.80 15.67
2015 0.009 70.96 14.00
160
2016 0.010 73.47 17.30
DESEMBER 2012 -0.082 60.66 9.52
2013 0.008 4.13 18.87
2014 0.019 71.80 14.00
2015 0.017 60.60 13.80
2016 0.015 64.29 17.12
KOT
Juni 2012 0.013 167.18 26.00
2013 0.028 89.21 28.83
2014 0.024 80.15 53.00
2015 0.010 82.77 45.00
2016 0.016 84.06 32.00
DESEMBER 2012 -0.001 76.82 30.64
2013 0.023 73.73 60.57
2014 0.037 72.62 48.00
2015 0.040 79.88 36.00
2016 0.027 72.85 32.00
ADE
Juni 2012 0.006 93.36 44.00
2013 0.006 106.22 51.00
2014 0.026 101.70 45.00
2015 0.021 100.92 41.00
2016 0.021 100.92 41.00
DESEMBER 2012 0.014 79.64 53.00
2013 -0.006 97.63 48.00
2014 0.049 91.15 43.00
2015 0.041 81.07 45.00
2016 0.053 92.31 33.68
Rata-rata 0.004 80.509 26.053
Maksimum 0.083 167.180 60.570
Minimum -0.114 0.760 9.0
161
Lampiran 5: Rangkuman Hasil Output untuk Hipotesis 1
Original sampel T-StatistikIB-VACA 0,820 9,800IB-VAHU 0,916 10,411ROA 0.719 14,829ROE 0,794 8.968IC-->KinerjaKeuangan 0,575 15,636R Square 0.741
Lampiran 6: Rangkuman Hasil Output untuk Hipotesis 2
Original sampel T-StatistikATO 0,944 14,500KPMM 0,650 5,181ROA 0.682 11,631ROE 0,669 7,931Struktur ModalKinerja Keuangan 0,717 3,394R Square 0.514
Lampiran 7: Rangkuman Hasil Output untuk Hipotesis 3
Original sampel T-StatistikATO 0,944 50,912KPMM 0,649 6,591IB-VACA 0,820 10,954IB-VAHU 0,916 75,226ROA 0,905 21,394ROE 0,918 37,558ICKinerjaKeuangan 0,708 7,898Struktur ModalKinerja Keuangan 0,155 1,236R Square 0,700